Upload
dinhliem
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP
PROFESIONALISME GURU DAN KINERJA GURU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Maria Tri Isnawati
NIM: 111324031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku persembahkan hasil karyaku ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, aku percaya Engkau selalu menuntun
setiap langkahku dimanapun aku berada. Thank’s God.
Bapak dan ibu terkasih Yohanes Pujo Waryanto dan Christina Wartini.
Terimakasih atas bimbingan, dukungan dan doanya selama ini.
Kakakku Yustinus Krisdiyanto dan Antonius Krisna Widhiyanto.
Terima kasih atas dukungannya dan telah mewarnai hidupku.
Suami ku tercinta Albertus David Arief Ryanto dan anakku tersayang Elisabhet
Chelsi. Terimakasih atas semangatnya memotivasiku, mendoakan,
mendengarkan keluh kesahku.
Sahabat dan saudara-saudara ku Mas Dedi, April, Anggi, Sisil, Pak dhe mbokdhe
adi, lek Jinik, Tanti , Narsih, cipluk,hesti dan teman-teman angkatan 2011.
Terimakasih atas semangat, dukungan dan doanya.
Terimakasih pula untuk dosen pembimbing yang telah sabar membimbing saya
selama menyelesaikan tugas akhir ini.
Terimakasih pula untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Seberat apapun tatangan hidupmu lakukanlah dengan iklhas hati dan
kesabaran”
Kata Yesus kepadanya: “ Akulah Jalan dan Kebenaran Hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”
(Yohanes 14:6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA
SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PROFESIONALISME
GURU DAN KINERJA GURU
Maria Tri Isnawati
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji dan menganalisis: (1) pengaruh kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap profesionalisme guru; (2) pengaruh motivasi kerja terhadap
profesionalisme guru; (3) pengaruh kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap kinerja guru; (4) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru;
(5) pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru; dan (6) pengaruh
mediasi profesionalisme guru hubungan kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016. Populasi penelitian sebanyak
145 orang yaitu guru-guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten. Sampel
penelitian sebanyak 106 orang. Sampel diambil dengan teknik sampelaksidental.
Teknik pengumpulan data mengunakan kuesioner. Data dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis regresi ganda dan analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kepemimpian transformasional
kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme guru;
(2) motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme guru;
(3) kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh signifikan
terhadap kinerja guru; (4) motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
guru; (5) profesionalisme guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru; dan
(6) profesionalisme guru tidak memediasi hubungan kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Uji F
menunjukkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja dan
profesionalisme guru mampu menjadi prediktor kinerja guru.
Kata kunci: kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja,
profesionalisme guru, kinerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE EFFECTS OF HEADMASTER’S TRANSFORMATIONAL
LEADERSHIP TEACHER’S WORK MOTIVATION AND
PROFESSIONALISM TOWARD TEACHER’S PERFORMANCE
Maria Tri Isnawati
Universitas Sanata Dharma
2016
This research wasessentially correlational. It was intended to examine and
analyze: (1) the effects of headmaster’s transformational leadership toward
teacher professionalism, (2) the effectsof teachers’ work motivation toward their
professionalisms; (3) the effects of headmaster’s transformational leadership
toward teacher performance; (4) the effectsof teachers’ work motivation toward
their performance; (5) the effects of teacher profesionalism toward their
performance; and (6) the effects of teacher profesionalism as a mediating variable
toward the relationship between the transformational leadership of headmaster
and teachers’ work motivation and their perfomance.
This research was conducted in May 2016. The population were 145
teachers of Public Senior High School in Klaten District. The samples were 106
High School teachers of Klaten District who were selected by accidental
samplingtechnique. The data gathering technique was that of questionnaire and
the data analysis was done by using multiple regression and path analysis.
The results showed that: (1) the headmaster’s transformational leadership
had significant effects toward teacher professionalism; (2) the motivation work
had significant effect toward teacher professionalism; (3) the headmaster’s
transformational leadership had significant effects toward teacher performance;
(4) the teachers’ work motivation had significant effects toward their
performance; (5) the teacher professionalism had significant effects toward their
perfomance; and (6) there was no effect of teacher profesionalism as a mediating
variable toward the relationship between the transformational leadership of
headmaster and teachers’ work motivation and their performance. The F test
showed that transformational leadership of headmaster, the teachers’ work
motivation and their professionalism can bepredictorsof their perfomance.
Keyword: transformational leadership of headmaster, work motivation, teacher
profesionalism, teacher perfomance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ku haturkan kepada Tuhas Yesus atas berkat dan rahmat-
Nya yang telah membantu penulis dalam menyelasikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja
Terhadap Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru. Skipsi ini disusun untuk
memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Univeritas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan, saran,
dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. sebgai Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Rohandi, Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti M.Si., M.Ed selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti M.Si., M.Ed selaku Dosen Pembimbing I
yang telah sabar membimbing dan meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.
5. Seluruh Bapak Ibu Dosen program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah
membagi ilmunya selama proses perkuliahan.
6. Seluruh bapak ibu guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten yang telah
meluangkan waktu untuk partisipasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Bapak Yohanes Pujo Wayanto dan Ibu Christina Wartini yang telah sabar
membimbing, memberikan dorongan dan selalu mendoakan,dan selalu
mendukung apa yang saya lakukan sampai saya berhasil menyelesaikan
skripsi.
8. Kakakku Yustinus Krisdianto dan Antonius Krisna Widhiyanto yang telah
membantu, mendukung dan memberikan masukan-masukan untuk saya.
9. Albertus David Arif Ryanto dan Elisabhet Chelsi yang selalu sabar dan
menyemangati saya dalam memngerjakan skripsi.
10. Sahabat dan saudara-saudara Pakdhe Mbokdhe Adi, Lek Jinik, Mbak Kutik,
Mbak Narsih, Mas Dedi, Anggi, Sisil, April, Cipluk, Hesti dan semuanya.
11. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2011. Terimakasih atas dukungan dan
semangat dalam menyelesaikan skripsi.
12. Bapak Ibu guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten. Terimaksih atas
partisipasinya dalam mengisi kuesioner.
Penulis, Agustus 2016
Maria Tri Isnawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ..i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi
LEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ....................................................................................... 8
C. Rumusan Masalah ................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 9
F. Definisi Operasional .............................................................................. .....10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan ......................................................................................... 12
1. Pengertian Kepemimpinan ................................................................... 12
2. Fungsi Kepemimpinan ........................................................................ 14
3. Bentuk/Gaya Kepemimpinan ............................................................... 14
B. Kepemimpinan Transformasional ............................................................. 18
1. Pengertian Kepemimpinan Transformasional ....................................... 18
2. Dimensi Kepemimpinan Transformasional .......................................... 19
3. Prinsip Kepemimpinan Transformasional ............................................. 20
4. Dampak Kepemimpinan Transformasional .......................................... 24
C. Motivasi Kerja ........................................................................................... 25
1. Pengertian Motivasi Kerja ..................................................................... 25
2. Faktor Motivasi ..................................................................................... 27
3. Jenis Motivasi ........................................................................................ 28
4. Dimensi Kepemimpinan Transformasional ........................................... 29
D. Profesionalisme Guru ................................................................................. 30
1. Pengertian Profesionalisme Guru ........................................................... 31
2. Ciri Profesionalisme Guru ...................................................................... 31
3. Karakteristik Profesionalisme Guru ....................................................... 34
4. Dampak Profesionalisme Guru ............................................................. 35
E. Kinerja Guru ............................................................................................ 36
1. Pengertian Kinerja Guru ........................................................................ 36
2. Faktor Kinerja Guru .............................................................................. 37
3. Penilaian Kinerja Guru .......................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4. Arti Penting Kinerja .............................................................................. 42
F. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 42
G. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ............................................................... 44
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 54
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 54
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................... 54
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ..................................... 55
E. Operasionalisasi Variabel .......................................................................... 56
F. Data yang Diperlukan ............................................................................... 62
1. Data Primer ........................................................................................... 62
2. Data Sekunder ....................................................................................... 63
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 63
H. Pengujian Instrumen Penelitian ............................................................... 63
1. Validitas ............................................................................................... 63
2. Reliabilitas .............................................................................................. 69
I. Teknik Analisis Data .................................................................................. 70
1. Analisis Deskriptif .................................................................................. 70
2. Teknik Pengujian Hipotesis ................................................................... 75
a. Uji Prasyarat ........................................................................................... 75
b. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 77
3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 78
a. Hipotesis pertama dan kedua .................................................................. 78
b. Hipotesis ketiga dan keempat ................................................................. 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
c. Hipotesis kelima ..................................................................................... 81
d. Uji Path Analysis .................................................................................. 82
e. Uji F ...................................................................................................... 85
BAB IV. GAMBARAN UMUM
A. SMA N 1 KLATEN ................................................................................. 87
B. SMA N 2 KLATEN .................................................................................. 91
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 95
1. Demografi Responden .......................................................................... 95
a. Tingkat Pendidikan ............................................................................... 96
b. Status Pekerjaan ................................................................................... 96
c. Masa Kerja ............................................................................................ 97
d. Hasil deskripsi per variabel .................................................................. 98
2. Analisis Data ........................................................................................ 99
a. Uji Prasyarat .......................................................................................... 99
b. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 101
c. UjiHipotesis ......................................................................................... 103
3. Uji F .................................................................................................... 111
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 112
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 118
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 119
C. Saran ...................................................................................................... 119
Daftar Pustaka ................................................................................................... 121
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
III.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kepemimpinan Transformasional ............. 58
III.2 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Kerja ............................................ 59
III.3 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Profesionalisme Guru ................................. 61
III.4 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kinerja Guru............................................... 62
III.5 Uji Validitas Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ............ 64
III.6 Uji Validitas Motivasi Kerja .................................................................... 66
III.7 Uji Validitas Profesionalisme Guru ........................................................... 77
III.8 Uji Validitas Kinerja Guru ......................................................................... 68
III.9 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................. 70
III.10 Kategori Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ................... 72
III.11 Kategori Motivasi Kerja ........................................................................... 73
III.12 Kategori Profesionalisme Guru ................................................................ 74
III.13 Kategori Kinerja Guru ............................................................................. 75
V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................... 92
V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan .......................... 93
V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .................................. 93
V.4 Hasil Kategori Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ........ 94
V.5 Hasil Kategori Motivasi Kerja ................................................................. 94
V.6 Hasil Kategori Profesionalisme Guru ...................................................... 94
V.7 Hasil Kategori Kinerja Guru .................................................................... 95
V.8 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
V.9 Hasil Uji Linearitas ................................................................................ 96
V.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 97
V.11 Uji Multikolinearitas .................................................................................. 98
V.12 Uji Regresi Linear Berganda ...................................................................... 99
V.13 Uji Regresi Linear Berganda ...................................................................... 99
V.14 Uji Regresi Linear Sederhana .................................................................. 100
V.15 Uji Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................................ 102
V.16 Uji F ........................................................................................................ 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SKEMA
Skema Halaman
II.14 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Dan Motivasi Kerja Terhadap Profesionalisme Guru dan
Kinerja Guru .......................................................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner .......................................................................................... 120
Lampiran 2 Data Mentah ..................................................................................... 130
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 139
Lampiran 4 Uji Normalitas dan Linearitas .......................................................... 144
Lampiran 5 Uji Heterokedasitas dan Uji Multikolenieritas ................................. 148
Lampiran 6 Uji Hipotesis Pertama dan Kedua ..................................................... 152
Lampiran 6 Uji Hipotesis Ketiga, Keempat dan Kelima ..................................... 153
Lampiran 6 Uji F .................................................................................................154
Lampiran 7 Daftar Guru ....................................................................................... 155
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini masalah pendidikan telah menjadi topik pembicaraan yang
cukup mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun masyarakat. Data yang
dirilis oleh UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di
peringkat 64 dari 120 negara berdasarkan penilaian Education Devolopment Index
(EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. Data lain yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2013 melaporkan bahwa rata-rata nasional
angka putus sekolah usia 7–12 tahun 182.773 anak (0,67%); usia 13–15 tahun
sebanyak 209.976 anak ( 2,21%); dan usia 16–18 tahun semakin tinggi hingga
223.676 anak (3,4%). Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
mutu pendidikan di Indonesia masih cukup rendah.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya
kualitas sumber dayamanusia yang pada akhirnya menghambat pembangunan dan
perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya daya manusia perlu
diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan
yang berkualitas, baik pada jalur pendidikan formal, informal maupun non formal,
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa 2004:4).
Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa, bahwa pengembangan sistem pendidikan
yang berkualita perlu lebih ditentukan karena berbagai indikator menunjukan
bahawa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
merupakan sumber daya yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan di
sekolah karena guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya
dengan siswa. Guru merupakan unsur penting di sekolah karena kinerja guru
menentukan keberhasilan belajar siswa dan pada akhirnya menentukan kualitas
sekolah.
Akhir-akhir ini masalah kinerja guru sangat dirasakan oleh siswa dan orang
tua siswa. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk kinerja guru.
Saat ini kinerja guru menjadi perhatian semua pihak, karena anggaran pendidikan
sudah lebih dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 20%.
Kinerja guru di sekolah merujuk kepada perilaku guru dalam melaksanakan
pekerjaan keguruan yaitu mengajar. Kinerja guru berkaitan erat dengan apa yang
guru lakukan di dalam kelas dan bagaimana hal itu berpengaruh terhadap kegiatan
belajar siswa. Kinerja guru merupakan seluruh usaha guru untuk mengantarkan
proses pembelajaran mencapai tujuan pendidikan. Adapun kinerja guru meliputi
seluruh kegiatan yang menyangkut tugas profesionalnya sebagai guru dan tugas
pengembangan pribadi guru.
Tugas profesional guru mencakup kegiatan berantai dimulai dari
merencanakan pembelajaran, melaksanakan, mengevaluasi sampai dengan tindak
lanjut evaluasi. Seorang guru yang memiliki profesionalitas yang tinggi akan
tercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan
peningkatan kualitas profesional melalui berbagai cara dan strategi. Guru akan
selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman
sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UU RI No 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen). Guru profesional adalah
guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-
hari. Glickman (Darmansiah, 2008) menegaskan bahwa seseorang akan bekerja
secara professional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability) dan
kinerja. Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara professional bila
memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan
dengan sebaik-baiknya. Seorang guru dapat dikatakan profesional bila memiliki
kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of
commitment)(Sumarno, 2009: 2).
Kemampuan profesional guru adalah kemampuan dalam melaksanakan
tugas, yang dibekali dengan kompetensi (kemampuan dasar). Menurut Direktorat
Tenaga Kependidikan Depdiknas (2003) kompetensi dasar yang harus dimiliki
seorang guru ialah kemampuan penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan
interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan
tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik, pengembangan profesi,
pemahaman wawasan pendidikan, dan penguasaan bahan kajian akademik.
Kemampuan profesi adalah salah satu unsur penunjang bagi guru dalam
mewujudkan prestasi kerja (kinerja).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tanggung jawab guru dalam proses belajar mengajar di sekolah ditandai
dengan upaya tidak segera puas atas hasil yang dicapainya, selalu mencoba
mencari cara-cara baru guna mengatasi setiap hambatan yang ada dan
mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan cara melaksanakan tugas sehingga
menjadi lebih baik, dan merasa malu apabila ternyata kegiatan-kegiatan yang
dilakukan itu gagal tidak dapat dilakukan. Kondisi ini menunjukkan bahwa guru
tersebut mempunyai tingkat profesionalitas yang tinggi dalam proses belajar
mengajar tersebut. Profesionalitas yang tinggi ini akan menyebabkan ia
mempunyai kinerja yang tinggi pula dalam proses belajar mengajar tersebut.
Faktor lain yang mepengaruhi kinerja seorang guru adalah motivasi kerja
seorang guru. Seorang guru dapat bekerja secara professional jika pada dirinya
terdapat motivasi yang tinggi. Guru yang memiliki motivasi yang tinggi biasanya
akan melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan energikkarena ada
motif-motif atau tujuan tertentu yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Motif
itulah sebagai faktor pendorong yang memberi kekuatan kepada guru, sehingga ia
mau dan rela bekerja keras.
Pemberian motivasi yang tepat akan mendorong guru merubah perilakunya
untuk tumbuh dan berkembang mencapai keberhasilannya dalam bekerja. Untuk
mengoptimalkan pencapaian prestasi yang dimiliki pegawai perlu dukungan
pemimpin dalam pelaksanaannya, salah satunya dengan pemberian motivasi
kepada guru, agar guru dapat meningkatkan kemampuan sesuai dengan yang
dikehendaki pemimpin, sehingga kinerjanya pun akan meningkat, sesuai dengan
tujuan dari organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berbicara mengenai motivasi kerja, penelitian yang dilakukan oleh
Zunaidah, dkk (2014) menyimpulkan bahwa motivasi kerja seperti memberi
semangat kerja, inisiatif, kreatifitas dan rasa tanggungjawab berpengaruh positif
terhadap kinerja guru. Dengan motivasi yang tepat guru akan terdorong untuk
berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena menyakini
bahwa dengan keberhasilan organisasi sekolah mencapai tujuan dan berbagai
sasarannya, kepentingan-kepentingannya pribadi para guru tersebut akan
terpelihara juga. Meskipun pada dasarnya motivasi kerja sudah dimiliki oleh
setiap pegawai, bukan berarti pemimpin “bebas tugas”. Artinya, pemimpin juga
berperan secara profesional dalam merangsang motivasi kerja mereka agar
grafiknya tidak menurun. Upaya pemimpin ini menjadi penting, terutama bagi
guru dengan motivasikerja rendah. Dengan demikian motivasi kerja adalah
dorongan atau penggerak agar bawahannya agar dapat bekerja keras untuk
mencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan pendidikan di sekolah
di pengaruhi oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga pendidik
yang ada disekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
berhubungan dalam meningkatkan profesionalitas guru dan kinerja guru. Kepala
sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan
serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa, 2004). Peran kepala sekolah
ini menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kepala sekolah, yang menghendaki dukungan motivasi kerja dan kinerja yang
semakin efektif dan efisien.
Kartono (Anwar, 2003: 67) bahwa fungsi kepemimpinan kepala sekolah
adalah memandu, menuntun, membimbing, memberi atau membangun motivasi-
motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang
lebih baik sehingga akan mampu membawa para pengikutnya kepada tujuan yang
telah direncanakan. Oleh karena itu, keberhasilan kepala sekolah dalam
menjalankan tugasnya dapat dilihat melalui kemampuannya dalam menciptakan
iklim belajar mengajar, mempengaruhi dan mengajak serta mendorong guru,
pegawai, dan peserta didik untuk menjalankan tugas masing-masing dengan
sebaik-baiknya.
Jadi seorang kepala sekolah harus memberi dorongan kepada guru-guru,
supaya mereka senantiasa berusaha untuk mengembangkan dirinya secara terus
menerus. Namun perkembangan ke arah yang lebih baik, diharapkan tidak hanya
pada para guru saja tetapi juga kepala sekolah itu sendiri. Kepemimpinan seorang
kepala sekolah sedikit banyak dapat mempengaruhi pendidikan di lingkungan
sekolah. Sekolah juga membutuhkan figur seorang pemimpin yang siap bekerja
keras untuk dapat memajukan sekolah dan untuk meningkatkan mutu pendidikan
di lingkungan sekolah yang dipimpinnya.
Salah satu bentuk kepemimpinan yang diyakini dapat mengimbangi pola
pikir dan refleksi pandangan baru dalam arus globalisasi dirumuskan sebagai
kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional yang
digambarkan sebagai kepemimpinan yang membangkitkan atau memotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
bawahannya untuk dapat berkembang dan mencapai kinerja atau tingkat yang
lebih tinggi lagi sehingga mampu mencapai lebih dari yang mereka perkirakan
sebelumnya (beyond expectation).
Kepemimpinan penting karena secara teoritis kepemimpinan diposisikan
sebagai faktor sentral yang mendinamisasi, menggerakkan, mengarahkan, dan
mengkoordinasikan berbagai faktor lain dalam organisasi (Gana, 2004).
Pemimpin transformasional juga berarti seseorang (pemimpin) yang sadar akan
prinsip perkembangan organisasi dan kinerja manusia sehingga ia berupaya
mengembangkan segi kepemimpinannya secara utuh melalui pemotivasian
terhadap pegawai dan membuat mereka melihat bahwa tujuan yang akan dicapai
lebih dari sekedar kepentingan pribadinya.
Di Indonesia tipe kepemimpinan transformasional mulai mengemuka seiring
dengan perubahan arah kebijakan dari sentralisasi ke desentralisasi, di mana
sekolah memiliki peranan yang signifikan dalam menentukan kebijakannya
sendiri berbasis sekolah adalah agar kepala sekolah dapat mengimplementesikan
Pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah model
manajemen upaya-upaya pembaharuan dalam kependidikan. Tanpa disertai
kepemimpinan kepala sekolah yang aspiratif terhadap perubahan, upaya
pembaharuan pendidikan seideal apa pun yang dirancang nampaknya tidak akan
membawa hasil optimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bermaksud mengungkap
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Terhadap Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru di SMA N 1 Klaten dan SMA
N 2 Klaten.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini memofokuskan pada
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Motivasi Guru terhadap
Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten.
Dimana penulis membatasi tempat untuk melakukan penelitian karena diharapkan
penelitian ini dapat lebih fokus dan memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan
penulis dan menjadi sebuah karya ilmiah yang baik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap
profesionalisme guru?
2. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru?
3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap
kinerja guru?
4. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru?
5. Bagaimana pengaruh profesionalisme guru berpengaruh terhadap kinerja guru?
6. Bagaimana pengaruh mediasi profesionalisme guru hubungan kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengujidan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional
kepala sekolah terhadap profesionalisme guru.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruhmotivasi kerja terhadap
profesionalisme guru.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja guru.
4. Untuk menguji dan menganalisis motivasi kerja terhadap kinerja guru.
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profesionalisme guru terhadap
kinerja guru.
6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh mediasi profesionalisme guru
hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru?
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori, khususnya
dalam bidang manajemen pendidikan yang berkaitan dengan kepemimpinan
transformasional kepala sekolah motivasi kerja terhadap profesionalisme guru
dan kinerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi sekolah akan
pentingnya kepemimpian transformasional kepala sekolah yang sesuai
dengan keinginan para guru sehingga dapat mengkaitkan motivasi kerja,
tingkat profesionalisme guru serta dapat meningkatkan kinerja guru.
2. Bagi Kepala sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi kepala sekolah untuk
lebih meningkatkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah karena
motivasi kerja guru dan profesionalisme guru sangat berpengaruh terhadap
kinerja guru sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapan.
3. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan guru lebih semangat dan mempunyai
motivasi tiggi dalam menjalanan tugasnya sebagai guru yang profesional
sehingga guru dapat meningkatkan kinerjanya.
F. Definisi Operasional
1. Kepemimpinan transformasional kepaala sekolah dalah kepemimpinan yang
memperhatian bawahan, dapat mengubah bawahan akan visi dan tujuan
organisasi (menekankan pentingnya rasa memiliki misi bersama) dan
memberikan inspirasi untuk bawahan untuk melampaui kepentingan pribadi
dan kepentingan kelompok serta mampu membawa dampak mendalam dan
luar biasa pada para pengikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Motivasi kerja adalah dorongan, upaya, dan keinginan yang di dalam dirri
untuk meningkatkan prestasi, mencintai pekerjaanya, yang didukung tempat
kerja dan suasana kerja yang nyaman, dan gaji yang besar sehingga bawahan
menjadi aktif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam lingkup
pekerjaan.
3. Profesionalisme guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang
pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata
pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan (guru).
4. Kinerja guru adalah persepsi guru atas tanggungjawab, kepercayaan diri,
kompetensi, kemampuan berkomunikasi dan kondisi sekolah yang
memungkinkan prestasi seorang guru melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kewenangan dan kemamuan yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat diperlukan dalam sebuah organisasi, seperti
halnya organisasi sekolah. Sekolah disebut sebagai suatu organisasi karena
didalam sekolah terdapat unsur kelompok manusia yang saling bekerja sama
untuk mencapai tujuan yakni tujuan pendidikan. Unsur kelompok manusia
yang bekerja sama dalam organisasi sekolah itu meliputi kepala sekolah,
kelompok guru, kelompok karyawan, dan kelompok siswa.
Wahjosumidjo (2001: 134) mengatakan seorang atau mereka yang
bertanggungjawab atau diberi tugas untuk memimpin, dalam hal ini adalah
kepala sekolah. Dengan demikian kepemimpinan disekolah terjadi karena
adanya hubungan, yakni “antara kepala sekolah sebagai orang yang
bertanggungjawab untuk memimpin dengan kelompok-kelompok guru,
tenaga administratif, orang tua siswa dan para siswa, kelompok yang
dipimpin” (Wahjosumidjo, 2001: 135). Untuk memperjelas makna
kepemimpinan kepala sekolah, akan diuraikan mengenai pengertian, teori,
proses, dan tipe kepemimpinan.
Menurut Stogdill (Wahjosumidjo, 2001: 17) menyimpulkan bahwa
“kepemimpinan diterjemahkan kedalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi,
pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
peran, dari suatu jabatan administratif, proses, dan persepsi dari lainnya
tentang legitimasi pengaruh”. Kepemimpinan adalah “suatu usaha yang
menggunakan gaya kepemimpinan untuk mempengaruhi dan tidak memaksa
dalam memotivasi individu untuk mencapai tujuan” Gibson, 1996
(Syahroni, 2007).
Dari pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengertian kepemimpinan adalah: 1) seni dalam mempengaruhi orang lain
sehingga mau bekerja secara sukarela dan penuh antusias kearah mencapai
tujuan kelompok, dan oleh karenanya itu dibutuhkan adanya kualitas
pemimpin yang ditandai oleh sifat-sifat kepribadian yang kuat, memiliki
kewibawaan, dan mampu menggunakan perilaku dan gaya kepemimpinan
dengan tepat dalam mempengaruhi orang lain; 2) kepemimpinan
merupakan hubungan interaksi antara dua orang atau lebih yang melibatkan
adanya seorang pemimpin dengan orang-orang yang dipimpin, oleh karena
itu seorang pemimpin hendaknya mempunyai jiwa dan kemampuan
kepemimpinan sehingga mampu menjelaskan fungsi dan tugasnya untuk
menggerakan, meyakinkan, dan memotivasi bawahan dalam mencapai
tujuan; dan 3) kepemimpinan merupakan proses pengorganisasian dalam
arti keseluruhan untuk mencapai tujuan, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa “proses kepemimpinan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pemimpin,
pengikut, dan faktor situasi” Indriyo. Dalam penelitian ini pengertian
kepemimpinan ditekankan pada fungsi dan tugas sorang pemimpin (dalam
hal ini kepala sekolah) berdasarkan kemampuan kepemimpinannya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mempengaruhi dan menggerakan orang-orang yang dipimpin (guru) dalam
mencapai tujuan sekolah.
b. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Rivai (2001) fungsi kepemimpinan yang cocok dengan visi
kepemimpinan dengan berbagai rasa yaitu menciptakan visi dan rasa
komunitas, membantu mengembangkan komitmen daripada sekedar
memenuhinya, menginspirasi kepercayaan, mengintregasikan pandangan
yang berlainan, mendukung pembicaraan yang cakap melalui dialog,
membantu menggunakan pengaruh mereka, kepemimpinan melalui berbagai
rasa, memfasilitasi, memberi semangat pada yang lain, menopang tim, dan
bertindak sebagai model.
c. Bentuk/Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan memiliki banyak gaya kepemimpinan dan jenisnya
semua tergantung dari seorang pemimpin itu sendiri, menurut beberapa
ahligaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:
a) Kepemimpinan Otokratis
Dalam gaya otokratis, pengambilan keputusan adalah hak prerogatif dari
pemimpin. Semuanya langsung dilakukan dan ditentukan oleh pemimpin
itu sendiri, tanpa masukan dari siapapun.
b) Kepemimpinan Birokrasi
Ini adalah gaya kepemimpinan dalam organisasi yang dilakukan
perusahaan, tepatnya mengikuti kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan sebelumnya. Ini adalah tugas pemimpin untuk memastikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bahwa semua aturan dipatuhi oleh karyawan. Gaya kepemimpinan dalam
organisasi ini efektif jika karyawan melakukan tugas-tugas rutin sehari-
hari. Namun, tidak ada ruang untuk kreatifitas atau pemecahan masalah
yang inovatif dalam gaya kepemimpinan birokrasi.
c) Kepemimpinan Partisipasif
Gaya partisipatif mengarah kepengembangan kepercayaan dan loyalitas
para bawahan kepada pemimpin, karena pemimpin membawa mereka ke
dalam pertimbangan penuh, menggunakan ketrampilan dan pengetahuan
mereka dan mengambil masukan mereka, sebelum tiba pada suatu
keputusan. Gaya partisipastif bekerja dengan sangat baik dimana
pemimpin baru saja bergabung dalm organisasi.
d) Kepemimpinan Laissez-faire
Dalam hal ini, para bawahan diberikan kebebasan mutlak oleh pemimpin
untuk menentukan tujuan mereka sendiri dan cara-cara untuk
mencapainya. Gaya ini sedikit didasarkan pada prinsip interferensi. Hal
ini dapat menjadi sukses besar jika bawahannya berpengalaman dan
terampil, namun bisa menjadi bumerang jika mereka tidak dapat
dipercaya.
e) Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan ini bekerja pada prinsip bahwa mereka mendatangani
kontrak untuk berpartisipasi dalam proyek tertentu, mereka mengikuti
semua kepetusan pemimpin mereka sebagai otoritas tertinggi. Jika
kinerja bawahan baik, mereka akan dihargai dan jika kinerja mereka di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bawah standar yang diharapkan, mereka akan terkena sanksi sesuai
kontrak tertulis.
f) Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin menjual visinya kepada bawahannya, dengan cara yang paling
menarik dalam kepemimpinan dalam organisasi yang bersifat
transformasional memotivasi bawahannyan dalam bekerja untuk tugas
yang diberikan dengan antusiasme yang besar. Pemimpin benar-benar
peduli untuk kesejahteraan anak buahnya dan ingin mereka untuk
mempelajari hal-hal yang baru dan sesuai visinya.
g) Kepemimpinan Melayani
Pemimpin bertindak sebagai seseorang yang membantu orang lain untuk
tumbuh. Dengan bertindak sebagai pemimpin yang melayani, pemimpin
memberikan bawahannya kebebasan untuk tumbuh, memelihara
semangat mereka dan juga komitmen secara keseluruhan.
h) Kepemimpinan Karismatik
Seorang pemimpin karismatik, dengan menggunakan pesona dan
kemampuannya untuk membuat orang lain merasa penting,
menggunakan kata-kata cerdas untuk mengatasi masalah, dan mampu
mengumpulkan banyak pengagum. Orang-orang tertarik kearahnya dan
dengan demikian ingin bekerja untuknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
i) Kepemimpinan Situasional
Hal ini diadopsi oleh seorang pemimpin sesuai dengan situasi yang
berlaku. Beberapa faktor penentu seperti jenis kerjasama yang ada antara
anggota tim dan bebagai sumber daya yang tersedia dan lain-lain.
j) Kepemimpinan Tenang
Ini adalah kebalikan dari gaya kepemimpinan kharismatik. Dalam hal ini,
pemimpin memotivasi timnya melalui tindakannya, bukan kata-kata.
Dari berbagai bentuk atau gaya kepemimpinan dalam organisasi,
maka dalam penelitian yang digunakan peneliti adalah kepemimpinan
transformasional. Kepemimpian transformasional menurut Avolio (1990)
mengatakan temuan-temuan penelitian mendukung sejumlah generalisasi
yang berkaitan dengan faktor-faktor yang membentuk kepemimpinan
transformasional. Dalam penelitian Kusumah (2014) menyimpulkan bahwa
pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh
positif terhadap komitmen organisasi. Kepemimpinan transformasional
berarti kepemimpinan yang menumbuhkan ekspektasi akan performa yang
tinggi, bukan semata-mata hanya mengahabiskan waktu dalam beraktivitas
namun menggerakkan pengikutnya. Demikian pula, Bass (1998)
menyimpulkan bahwa bukti penelitian lebih jelas memperlihatkan bahwa
kepemimpinan transformasional bisa menggerakkkan para pengikutnya agar
melampui performa yang diharapkan. Kepemimpinan transformasional
memunculkan upaya, komitmen, dan kepuasan bawahannya yang lebih
besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Kepemimpinan Transformasional
a. Pengertian Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional menurut para ahli didefinisikan
sebagai gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan
yang mendorong semua unsur atau elemen sekolah (guru, siswa,
pegawai/staf, orangtua siswa, masyarakat sekitar dan lainnya) untuk bekerja
atas dasar sistem nilai (values system) yang luhur, sehingga semua unsur
yang ada di sekolah tersebut bersedia untuk berpartisipatif secara optimal
dalam mencapai visi sekolah (Firman:2008).
Kepemimpinan transformasional merupakan upaya memotivasi
pegawai untuk bekerja demi tercapai sasaran organisasi dan memuaskan
kebutuhan mereka pada tingkat yanglebih tinggi. Adalah suatu hal yang
manusiawi, jika seseorang yang telah bekerja pada bidang dan periode
waktu kerja tertentu mendapatkan keuntungan dan/ atau pendapatan yang
layak. Menurut Danim (2005:56) dengan melalui model kepemimpinan
transformasional, segala potensi organisasi pembelajaran dapat
ditransformasikan menjadi aktual dalam rangka mencapai tujuan lembaga.
Di sisi lain hal ini akan menjadi berbahaya, jika ia bekerja semata-mata
karena keinginan untuk memperoleh keuntungan atau setiappekerjaan yang
akan maupun yang sedang dilakukan dilihat dari aspek untung ruginya saja.
Pemimpin transformasional cenderung memanusiakan manusia melalui
berbagai cara seperti memotivasi dan memberdayakan fungsi dan peran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
karyawan untuk mengembangkan organisasi dan pengembangan diri menuju
aktualisasi diri yang nyata (Wutun,2001: 351).
Jadi dari berbagai pengertian kepemimipinan transformasional di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimipinan transformasional adalah
membangun kesadaran bawahannya akan pentingnya nilai kerja,
memperluas dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta
mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bermasa termasuk
kepentingan pribadi. Pemimipin transformasional berupaya melakukan
transforming of visionary menjadi isi bersama sehingga mereka (bawahan
dan pemimpin) bekerja agar isi menjadi kenyataan. Kepemimpinan
transformasional dapat digunakan bila pemimpin perlu meningkatkan
kinerja seseorang secara drastis. Kepemimpinan transformasional dapat
menjadi gaya kepemimpinan yang melelahkan. Pemimpin bertanggung
jawab untuk visi dan cara-cara mencapai visi tersebut. Pemimpin
transformasional hingga tingkat tertentu bagaikan seorang penjudi yang
mempertaruhkan visinya sebagai visi yang benar.
b. Dimensi-Dimensi Kepemimpinan Transformasional
Bass (Murnianita, 2012) mengatakan ada 4 dimensi kepemimpinan
transformasional sebagai berikut:
1) Pengaruh Idealis (Iidealized influence) atau dikenal dengan
kepemimpinan Kharismatik, seorang pemimpin transformasional
berperilaku sebagai seorang panutan, dihormati, dikagumi dan dipercaya.
Pemimpin tersebut mau mengambil resiko, dapat di andalkan, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bermoral dan beretika baik. Pengaruh idealis juga dapat diartikan
pemimpinan yang dapat memberikan visi dan misi, menanamkan
kebanggaan, saling menghormati dan saling percaya (Robbin & Judge,
2007). Pada dimensi ini terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Idealized influence attributed (Antonakis, et al., 2003 dalam McCann,
2008), merupakan karisma sosial seorang pemimpin yang
dipersepsikan sebagai seorang pemimpin yang berkuasa dan percaya
diri, serta fokus pada tujuan. Pemimpin ini seperti menunjukan
kebanggaan, rasa hormat dan kepercayaan bagi bawahannya
(Mehmoood &Arif, 2011).
b) Idealized influence behavior (Antonakis, et al., 2003 dalam McCann,
2008) merupakan tindakan karismatik dari seorang pemimpin yang
mengacu pada misi, nilai-nilai dan keyakinan. Pemimpin memiliki
prinsip-prinsip etika dan moral, mendorong dan menuntut
keterikatakan yang tinggi, serta mengkomunikasikan nilai dan tujuan
organisasi secara menyakinkan (Mehmoood &Arif, 2011).
2) Inspirasi motivasi (inspirational motivation), pemimpin seperti ini
menunjukkan antusiasme dan optimisme, serta menciptakan suasana
kerja yang berkomitmen mencapai tujuan dan visi organisasi. Selain itu
pemimpin yang memiliki karakteristik inspirasi motivasi adalah
pemimpin yang mampu mengkomunikasikan harapan-harapan tinggi,
fokus terhadap usaha/upaya dan mengekspresikan tujuan penting dengan
cara yang sederhana (Robbin & Judge, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3) Stimulasi intelektual (intellectual stimulation), pemimpin
transformasional mendorong kreativitas pengikutnya dan mendorong
adanya terobosan terbaru dalam penyelesaian masalah.
4) Pertimbangan individual (individualized consideration) maksudnya
adalah pemimpin transformasional berperan sebagai pelatih sekaligus
mentor, serta menghargai kebutuhan dan keinginan individu. Pemimpin
seperti ini adalah pendengar dan memiliki interaksi yang baik dengan
individu lain. Umumnya para pengikutnya berkembang menjadi invidu
berpotensi tinggi.
b. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Transformasional
Ress (2001) menyatakan paradigma baru kepemimpinan
transformasional mengangkat tujuh pronsip untuk menciptakan
kepemimpinan transformasional yang sinergis yang terdiri dari simplifikasi,
motivasi, fasilitasi, inovasi, mobilitas, siap siaga dan tekad.
Penjelasan tujuh prinsip untuk menciptakan kepemimpinan
transformasional yang sinergis adalah sebagai berikut:
1) Simplifikasi
Keberhasilan dari kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang akan
menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta ketrampilan
dalam mengungkapkan visi secara jelas dan praktis dan tentu saja
transformasional yang dapat menjawab, “Ke mana kita akan
melangkah?” menjadi hal pertama yang penting untuk implementasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2) Motivasi
Kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang
terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu
kita lakukan. Pada saat pemimpin transformasional dapat menciptakan
suatu sinergisitas di dalam organisasi, berarti seharusnya dia dapat
mengoptimalkan, memotivasi, dan memberi energi kepada setiap
pengikutnya. Praktisnya, dapat saja berupa tugas atau pekerjaan yang
betul-betul menatang serta memberikan peluang bagi mereka pula untuk
terlibat dalam suatu proses kreatif, baik dalam hal yang memberikan
usulan ataupun mengambil keputusan dalam pemecahan masalah
sehingga hal ini pula akan memberikan nilai tambah bagi mereka.
3) Fasilitasi
Dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif memfasilitasi
pembelajaran yang terjadi di dalam organisasi secara kelembagaan,
kelompok, ataupun individual. Hal ini akan berdampak pada semakin
bertambahnya modal intelektual dari setiap orang yang terlibat di dalam.
4) Inovasi
Kemampuan untuk secara berani dan bertanggungjawab melakukan suatu
perubahan bilamana diperlakukan dan menjadi suatu tuntutan dengan
perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif dan efisien,
setiap orang yang terlibat perlu mengantasipasi perubahan dan
seharusnya pula mereka tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam
kasus tertentu, pemimpin transformasional harus siap untuk merespon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
perubahan tanpa mengorbankan rasa percaya dan tim kerja yang sudah
dibangun.
5) Mobilitas
Pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi dan
memperkuat setiap orang yang terlibat di dalamnya dalam mencapai visi
dan tujaun. Pemimpin transformasional akan selalu mengupayakan
pengikut yang penuh dengan tanggungjawab.
6) Siap siaga
Kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan
menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.
7) Tekad
Tekad yang bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad bulat untuk
menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk itu tentu perlu pula
didukung oleh pengembangan displin spiritualitas, emosi dan fisik serta
komitmen.
Pemimpin dalam mendorong bawahannya untuk dapat melakukan
perubahan memerlukan berbagai model yang sesuai dengan perkembangan
dunia pendidikan. Implementasi model kepemimpinan transformasional
dalam instansi pendidikan perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
a) Mengacu pada nilai-nilai agama yang terkandung dalam sistem
organisasi atau instansi sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b) Disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem organisasi
atau instansi sekolah
c) Menggali budaya yang ada dalam organisasi
d) Karena sistem pendidikan merupakan suatu sistem maka harus
memperhatikan sistem yang lebih besar yang ada di atasnya seperti
sistem negara.
c. Dampak dari Kepemimpinan Transformasional
Menurut Martani (2011) gaya kepemimpinan transformasional dapat
berdampak pada OCB (Organizational citizenship behavior). Martani secara
khusus membahas Hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dengan Organizational Citizenship
Behavior (OCB). Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan
perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang bersifat spontan, sukarela, dan
berada diluar deskripsi peran dan tugasnya serta tidak mendapat kompensasi
secara formal dalam sistem reward yang memiliki kontribusi dalam
efektivitas organisasi. Peneliti menemukan bahwa terdapat pengaruh positif
signifikan persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap OCB,
dalam hal ini semakin baik persepsi terhadap kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, maka karyawan (guru) itu akan
mempunyai tingkat OCB yang tinggi, sehingga akan memberikan manfaat
bagi para guru untuk lebih dapat mengembangkan kemampuan yang
dimiliki. Penelitian yang dilakukan oleh Nguni, Sleegers, dan Denessen
(Given, 2008) mendapatkan hasil bahwa pemimpinan transformasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
memberikan dampak pada organisasi seperti Organizational Citizenship
Behavior, komitmen kerja, kepuasan kerja dan kinerja.
Yukl (1999) menambahkan bahwa kepemimpinn transformasional
dapat menghasilkan efek atau dampak yang negatif bagi pengikut dan
organisasi. Jika anggota organisasi dipengaruhi oleh pemimpin-pemimpin
dengan visi yang berbeda, hasilnya akan meningkatkan ambiguitas peran
dan konflik peran. Selain itu adanya persaingan diantara subunit dapat
mengakibatkan penurunan efektivitas organisasi.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan transformasional dapat memberikan dampak positif pada
perilaku seseorang, organisasi, kepuasan kerja, kepercayaan pimpinan, dan
motivasi kerja. Selain berdampak positif, gaya kepemimpinan juga
membawa dampak negatif pada bawahannya dan organisasi yaitu guru dapat
mengalami stres dan efektivitas organisasi menurun.
3. Motivasi Kerja
a. Pengertian Motivasi
Ada banyak ahli yang merumuskan mengenai motivasi. Menurut
Mitchell (Winardi 2001: 1), motivasi mewakili proses-proses psikologika,
yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadi pesistensi kegiatan-
kegiatan suka rela (volunte) yang diarahkan ketujuan tertentu.
Sudarmo dan Sudito (Gusti, 2012) mengatakan bahwa motivasi adalah
faktor-faktor yang ada pada diri sesorang yang menggerakan perilakunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
untuk memenuhi berbagai tujuan tertentu. Mc Donald (Gusti, 2012)
menyatakan bahwa motivasi adalalah suatu perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseoang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan.
Motivasi merupakan unsur psikologis bagi seorang guru dalam rangka
mencapai keberhasilan dalam mengajar. Guru tidak punya motivasi
mengajar maka ia tidak akan berhasil dalam mengajar. Guru mempunyai
motivasi karena kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi oleh akibat timbulnya
hubungan dengan organisasi. Senada dengan pendapat Buchari Zainun
menjelaskan bahwa beraneka ragam kebutuhan timbul akibat adanya
beberapa macam hubungan dengan organisasi. Dari beberapa pengertian
motivasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan
atau penggerak agar karyawan dapat bekerja keras untuk mencapai tujuan
dari organisasi pendidikan.
Guru yang mempunyai motivasi mengajar yang baik dan
bertanggungjawab yang tinggi untuk bekerja dengan antusias dan sebaiknya
mengerahkan segenap kemampuan dan ketrampilan guna untuk mencapai
prestasi yang optimal. Kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya
berbagai macam kebutuhan seperti keinginan terpenuhi, tingkah laku baik,
tujuan dan umpan balik.
Selain itu dengan adanya motivasi juga mempunyai fungsi penting
bagi kepemimpinan, organisasi dan para individu anggota organisasi. Fungsi
tersebut antara lain adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1) Mendorong para anggota organisasi untuk bekerja dan bertindak.
2) Meningkatkan level efisiensi para anggota dan organisasi.
3) Stabilitas tenaga kerja.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi
Motivasi merupakan proses psikologi dalam diri seseorang dan sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum, faktor ini dapat muncul
dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). Menurut
Wahjosumidjo (2001: 42), faktor yang mempengaruhi motivasi meliputi
faktor internal yang bersumber dari dalam individu dan faktor eksternal
yang bersumber dari luar individu. Faktor internal seperti sikap terhadap
pekerjaan, bakat, minat, kepuasan, pengalaman, dan lain-lain serta faktor
dari luar individu yang bersangkutan seperti pengawasan, gaji, lingkungan
kerja, kepemimpinan.Sedangkan menurut Siagian (2006: 294) motivasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Yang termasuk faktor internal yang mempengaruhi motivasi
anatara lain persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri , harapan
pribadi, kebutuhan, keinginan kepuasan kerja prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan fakor eksternal yang mempengaruhi motivasi seseorang antara
lain jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung ,
organisasi tempat orang bekerja, situasi lingkungan kerja, gaji.
c. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Hasibuan (2006: 150) jenis-jenis motivasi dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a) Motivasi positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan
motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena
manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
b) Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjannya kurang baik
(prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini semangat kerja
bawahan dalam waktu pendek akan meningkat, karena takut dihukum.
Pengunaan kedua motivasi tersebut haruslah diterapkan kepada siapa
dan kapan agar dapat berjalan efektif merangsang gairah bawahan dalam
bekerja.
d. Tujuan Pemberian Motivasi
Menurut Hasibuan (2001: 221) tujuan dilakukan pemberian motivasi
adalah sebagai berikut mendorong gairah dan semangat kerja karyawan,
meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan, meningkatkan
produktivitas kerja karyawan, mempertahankan loyalitas dan kestabilan
karyawan perusahaan, meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat
absensi karyawan, mengefektifkan pengadaan karyawan, menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan kreativitas dan
partisipasi karyawan, meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan,
mempertinggi rasa tanggungjawab karyawan terhadap tugas-tugasnya,
meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
e. Dampak Motivasi Kerja
Salah satu tanda keberhasilan suatu organisasi adalah meningkatnya
produktivitas. Produktivitas kerja yang tinggi merupakan salah satu
keunggulan kompetitif suatu organisasi. Produktivitas sangat tergantung
pada motivasi dan akan tercapai bila terdapat motivasi yang tinggi dan
moral yang baik dari sumber daya manusianya. Motivasi ini akan tercemin
dalam etos kerja yang akan mempengaruhi produktivitas suatu organisasi
secara keseluruhan.
Hamali (2013) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif motivasi
kerja terhadap produktivitas kerja. Dalam penelitian tersebut menunjukan
bahwa motivasi karyawan digolongkan menjadi dua motivasi yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik, secara keseluruhan motivasi kerja
karyawan sudah baik namun pada dimensi motivasi ekstrinsik masih
dibawah rata-rata variabel motivasi sehingga produktivitas kerja karyawan
rendah. Rendahnya motivasi disebabkan karena pimpinan kurang
memotivasi bawahan sehingga tugas-tugas kurang sesuai dengan harapan.
Sedangkan produktivitas kerja karyawan rendah disebabkan oleh sikap
mental yang rendah dan kurangnya pengalaman karyawan. Sedangkan
Merlianti (2006) menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh positif
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja. Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa motivasi kerja karyawan sudah baik karena pimpinan yang
memberikan dorongan atau motivasi yang kuat terhadap bawahannya dan
besarnya gaji karyawan yang sudah baik sehingga karyawan tidak ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pindah ke pekerjaan yang lain. Selain itu kepuasan kerja yang sudah baik
yang mana karyawan mmpu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan
mempunyai pengalaman kerja yang baik.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja dapat memberikan dampak yang positif terhadap produktivitas kerja
karyawan dan kepuasan kerja dalam suatu organisasi. Selain berdampak
positif, motivasi juga akan memberikan dampak negatif bagi bawahannya
yaitu semangat kerja dan hasil kerja yang menurun.
4. Profesionalisme Guru
a. Pengertian Profesionalisme guru
Profesionalisme guru terdiri dari dua suku kata yang masing-masing
mempunyai pengertian tersendiri, yaitu profesionalisme dan guru. Profesi
juga diartikan sebagai jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan
akademis yang insentif. Pengertian profesionalisme adalah pandangan
bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang
mana keahlian itu hanya diperoleh melalui keahlian khusus. Jadi
profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas
suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran
yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.
Menurut Sudjana (1989: 13) pekerjaan yang profesional adalah
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dipersiapkan untuk itu, bukan untuk pekerjaan lain. Profesionalisme
menunjukan kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan,
sesuai dengan profesinya. Guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran.
Guru profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, atau dengan kata lain
guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya bidangnya (Samana,1994: 32). Atau
dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih
dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru adalah
orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru
dengan kemampuan yang maksimal.
b. Ciri Guru Profesional
Untuk menjadi seorang guru atau tenaga pendidik yang profesional
seorang guru perlu ada proses ke arah kesadaran profesi. Tanpa adanya
kesadaran terhadap profesi sebagai seorang guru atau tenaga pendidik hanya
akan menjadi mesin pendidikan dan hanya sebagai tenaga pengajar bidang
studi, tanpa memiliki intregritas kepribadian yang dapat mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
terhadap pembangunan proses pembelajaran. Untuk membina kesadaran
profesi terhdap guru atau pendidik perlu diketahui ciri-ciri guru seperti apa
yang dapat disebut professional. Menurut Jurnal Manajemen Pendidikan
Educational Leadership Edisi Maret 1993 (Supriadi 1998) untuk menjadi
guru yang profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal perlu
diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1) Guru memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti
bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa.
2) Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang
diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagai guru, hal
ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
3) Guru bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
teknik evaluasi, mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes
hasil belajar.
4) Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannnya, dan
belajar dari pengalamanya. Artinya ia harus belajar menyediakan waktu
untuk mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah
dilakukannya.
5) Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan organisasi profesinya.
Selain lima kemampuan yang harus dimiliki seorang guru, guru juga
mempunyai tugas dan tanggungjawab yang besar dalam perkembangan
dunia pendidikan. Tugas dan tanggungjawab guru menurut Peters seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang dikutip oleh Sudjana (1989: 15) yaitu: a) guru sebagai pengajar, yaitu
dimana guru dituntut memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknik
mengajar, b) guru sebagai pendamping, yaitu guru memberikan bantuan
kepada siswa dalam memecahkan masalah, c) guru sebagai administrasi
kelas, tugas guru sebagai administrator kelas pada hakekatnya merupakan
jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan
umum.
Berdasarkan ciri-ciri yang telah diuraikan di atas dapat dikaitan
dengan kompetensi profesional, menurut Samana (1994) seorang guru atau
dosen dalam meniti dan mengembangkan kariernya hendaknya memiliki
sepuluh kompetensi atau kemampuan dasar guru yang meliputi menguasai
bahan ajar, mampu mengelola program belajar mengajar, mampu mengelola
kelas, mampu menggunakan media dan sumber pengajaran, menguasai
landasan kependidikan, mampu mengelola interaksi belajar mengajar,
mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran,
mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan,
mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah,
memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan
hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran.
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan profesionalisme
guru dalam penelitian ini adalah sikap seorang guru profesional yang
meliputi:(1) menguasai kurikulum; (2) mengusai materi setiap mata
plajaran;(3) menguasai metode dan evaluasi belajar; (4) setia terhadap tugas;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dan (5) displin dalam arti luas, kompetensi kepribadian, kompetensi social
serta kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
c. Karakteristik Profesionalisme Guru
Guru adalah salah satu pekerjaan profesional. Pekerjaan profesional
pada dasarnya merupakan panggilan jiwa, tanggungjawab moral,
tanggungjawab sosial dan tanggungjawab keilmuan. Oleh karena itu,
terkadang guru lebih mengutamakan panggilan dan tanggungjawab dari
pada gaji/upah yang diterima. Maka dari itu, guru berhak mendapat
penghargaan yang layak sesuai dengan keprofesionalan yang ditujukkan
dalam bekerja mendermakan pengabdiannya terhadap lingkungan atau
pengguna pendidikan. Mukthar (Darmansiah, 2008) memperinci lima
karakteristik profesi, yaitu: a) mempunyai basis sistematik teori, b) terwujud
dan dapat menjadi jaminan untuk praktik dan bekerja dilapangan, di mana
dilengkapi dengan fakta-fakta lapangan yang dapat dilihat dan ditujukan
kepada publik sebagai suatu jaminan pengaturan serta dapat digambarkan
sebagai profesi; c) karakteristik diidentifikasikan sebagai adanya suatu
sanksi komunitas dan institusi atas pelanggaran profesi yang dilakukan;
d) kode etik; dan e) budaya dari berbagai profesi.
Menurut Mukthar (Darmansiah, 2008) ada beberapa karakteristik guru
yang profesional, yaitu: a) komitmen yang kuat terhadap profesi/karier;
b) bertanggungjawab; c) terbuka menerima ide-ide baru; d) komitmen
terbaru pekerjaan; e) konsisten terhadap setiap orang; f) berperilaku
pamong; g) reward; dan i) memilki kode etik. Disamping itu mereka adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pribadi yang memiliki sejumlah kemampuan dan kreativitas untuk:
a) mengembangkan norma kolaborasi; b) mampu bekerja sama dalam
masyarakat; c) mampu berdiskusi tentang strategi baru; d) mampu
menyelesaikan masalah; e) mampu mengajar; f) mampu mengumpulkan
masalah; g) mampu mencari dan melihat masalah sekaligus meningkatkan
kemampuan pribadi untuk menanganinya; h) mampu menghadapi setiap
manusia yang berbedda; i) mampu meningkatkan strategi pengendalian
resiko diantara seprofesi; j) mampu melihat problem; k) mampu saling
mendorong dan sekaligus memberikan bantuan pada setiap penyelesaian
masalah; l) memiliki tanggungjawab moral; m) memiliki tanggungjawab
keilmuan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
karakteristik/dimensi keprofesionalan guru meliputi: komitmen/konsistensi,
tanggungjawab, keterbukaan, orientasi, reward/pushiment, dan
kemampuan/kreativitas.
d. Dampak Profesionalisme Guru
Seorang guru yang dikatakan sebagai guru professional adalah guru
yang mampu menumbuh mentalsiswa dalam belajar. Menurut ahli
psikologi bahwa kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar
disebut sebagai motivasi belajar, sehingga guru harus mampu menunjukkan
kebutuhan dasar (tujuan) dari belajar yang pada akhirnya dapat
menumbuhkan dan mendorong siswa dalam mencapai keinginan dan cita-
cita, yakni meningkatkan kualitas pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2012)
menemukan bahwa ada pengaruh secara positif antara profesionalisme guru
dalam hal strata akademik dan kompetensi profesionalisme terhadap prestasi
belajar matematik peserta didik dan variabel yang paling dominan yang
mempengaruhi prestasi belajar matematika adalah strata akademik.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yanuari (2011) menemukan
bahwa guru-guru ini sudah cukup professional terutama dalam neningkatkan
motivasi belajar siswa, baik motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
profesionalisme guru dampat memberikan dampak yang positif terhadap
mental siswa dalam arti prestasi belajar siswa dan motivasi belajar siswa.
Selain berdampak positif, profesionalisme juga akan berdampak negatif
yaitu siswa menjadi beban siswa karena didorong untuk memahami materi
yang kurang dikuasai sehingga prestasi belajar dan semangat belajar
menjadi menurun.
5. Kinerja guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru. Kinerja seseorang perlu dinilai
secara berkesinambungan. Dalam penilaian kinerja tidak hanya semata-mata
menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang
menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan, kerajinan, disiplin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai bidang tugasnya semuanya layak
untuk dinilai.
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat
dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud
perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran.
Berkenaan dengan standar kinerja guru Sahertian (Kusmianto,1997: 49)
dalam buku panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan
bahwa: “Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam
menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual,
(2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media
pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan
(5) kepemimpinan yang aktif dari guru”.
Menurut Mulyasa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja dalam
hal ini prestasi guru adalah merupakan perilaku guru yang mempunyai: (1)
kecakapan dan menguasai segala seluk beluk bidang tugasmu dan bidang
lain yang berhubungan dengan tugasnya,(2) ketrampilan yang sangat baik
dalam melaksanakan tugasnya,(3) Pengalaman yang luas dibidang tugasnya
dan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya, (4) selalu bersungguh-
sungguh dan tidak mengenal waktu dalam melaksanakan tugasnya,
(5) kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani yang baik, (6) selalu
melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasil guna. (7) hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kerjanya jauh melebihi hasil kerja rata-rata yang ditentukan, baik dalam arti
mutu maupun dalam arti jumlah.
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
yang membahas tentang kinerja guru dapat ditunjukan dari seberapa besar
kompetensi-kompetensi yang dipasyaratkan dipenuhi. Kompetensi-
kompetensi tersebut adalah: ”kompetensi pendagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional”.
Kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar
mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program
semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan
penilaian terhadap kinerja guru.Georgia Departemen of Education telah
mengembangkan teacher performance assessmen instrument yang
kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan
Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana
pembelajaran (teaching plans andmaterials) atau disebut dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) prosedur pembelajaran
(classroom procedure); dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill).
Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
seorang guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
sampai pada tahap akhir pembembelajaran yaitu pelaksaan evaluasi dan
perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada saat dilakukan evaluasi.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja guru
merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang
meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan
siswa.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja
Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan, kepribadian dan minat kerja. Kemampuan merupakan
kecakapan seseorang, seperti kecerdasan dan ketrampilan. Kemampuan
pekerja dapat mempengaruhi kinerja dalam berbagai cara. Misalnya
dalam cara pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, cara
menginterprestasikan tugas dan cara penyelesaian tugas. Kepribadian
adalah serangkaian ciri yang relatif mantap yang dipengaruhi oleh
keturunan dan faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Sedangkan
minat merupakan suatu valensi atau sikap.
2) Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peran seseorang pekerja, yang
merupakantaraf pengertian dan penerimaan seseorang individu atas tugas
yang dibebankan kepadanya. Makin jelas pengertianpekerja mengenai
persyaratan dan sasaran pekerjaannya, maka makin banyak energi yang
dapat dikerahkan untuk kegiatan kearah tujuan.
3) Tingkat motivasi pekerja, motivasi adalah daya energi yang mendorong,
mengarahkan dan mempertahankan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Penjelasan lain mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
dijelaskan oleh Mulyasa. Menurut Mulyasa (2007:227) sedikitnya terdapat
sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, bukan faktor internal
atau eksternal. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut dorongan untuk
bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, perhargaan
terhadap tugas, peluang untuk berkembang, perhatian kepala sekolah,
hubungan interpersonal dengan semua guru, MGMP dan KKG, kelompok
diskusi bimbangan, kayananan perpustakaan.
Berdasarkan penjelasan yang dikemukan di atas, faktor-faktor yang
menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan yaitu: (1) tingkat
penghargaan (reward system), (2) lingkungan kerja, (3) jabatan guru,
(4) motivasi atau semangat kerja, (5) hubungan interpersonal dengan semua
guru, (6) keterampila, (7) karakter pribadi, (8) struktur kepemimpinanan
c. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru sebagaimana diatur dalam Permendiknas No.
35 tahun 2010 tentan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.Pengukuran terhadap kinerja penting dilakukan untuk
mengukur tingkat produktivitas dan prestasi kerjanya sesuai dengan tugas
sebagai guru. Menurut Silberman (2001), kinerja atau performance
merupakankegiatan seseorang dalam melaksanakan tugas pokoknya yang
dibagi menjadi empat bagian utama yaitu commitment, confidence,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
competence dan contingencies. Pendapat ini dikenal dengan teori The Four
“C”s To Achieving Peak Performance.
Berkaitan dengan pengukuran kinerja Silberman, (2001) menyatakan
bahwa add up the score you gave yourself for the items partaining to each
of the four performance factors: commitment, confidence, competence dan
contingencies. Contingencies are subdivied into Working Conditions and
Communication.Sejalan dengan teori The Four “C”s To Achieving Peak
Performance, unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam penilaian
kinerja guru menurut Silberman (2001), meliputi: 1) commitment atau
tanggungjawab guru dalam mencapai tujuan bersama, 2) confidence yaitu
rasa percaya diri yang menyangkut tumbuh dan berkembangnya motivasi
internal dalam melaksanakan pekerjaan, 3) competence, yaitu kompetensi
dalam melaksanakan tugasnya, 4) contingencies yang menyangkut situasi
dan kondisi sekolah yang memungkinkan guru dapat meningkatkan prestasi
kerja, dan 5) comunication, yaitu adanya hubungan yang harmonis antara
sesama warga sekolah.
d. Arti Penting Kinerja
Arti penting dari kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika (Sedarmayanti 2007: 260).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Unit sumber daya manusia dalam suatu organisasi seharusnya
berperan untuk menganalisis dan membantu memperbaiki masalah-masalah
dalam pencapaian kinerja.Sumber daya manusia menjadi peranan dalam
suatu organisasi ini seharusnya tergantung pada apa yang diharapkan
manajemen tingkat atas,seperti fungsi manajemen manapun, kegiatan
manajemen sumber daya manusia harus dievaluasi dan direkayasa
sedemikian sehingga mereka dapat memberikan kontribusi untuk kinerja
yang kompetitif dari organisasi dan individu pada pekerjaan (Robbins 2003:
82).
Hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan juga haruslah dapat
memberikan kontribusi yang penting bagi perusahaan yang dilihat dari segi
kualitas yang dirasakan oleh perusahaan dan sangat besar manfaatnya
dimasa yang akandatang.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian terdahulu mengenai kontribusi kepemimpinan transformasional
kepala sekolah, budaya organisasi, dan ketrampilan guru terhadap kinerja guru SD
di UPT Dinas Pendidikan Kecammatan Sukorejo yang dilakukan oleh Widhiastuti
(2013) menemukan bahwa besarnya kontribusi kepemimpinan transformasional
kepala sekolah memiliki kontribusi terhadap kinerja guru sebesar 96.5%. Ada
kontribusi secara simultan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah,
budaya organisasi, dan keterampilan guru terhadap kinerja guru di UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Sukorejo. Adapun besarnya kontribusi ketiga variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
independen terhadap kinerja guru sebesar 98.9%.Adapun implikasinya adalah:
(a) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah yang tidak membangun
komunikasi harmonis menyebabkan rendahnya dukungan guru pada visi dan misi
menujunu ke arah perubahan yang lebih baik pada layanan pendidikan di sekolah,
(b) Guru yang tidak kreatif dan inovatif serta tidak mandiri sulit mengikuti
perkembangan kemajuan bidang pendidikan sehingga kualitas kinerja rendah,
(c) Guru yang kurang terampil dalam melaksanakan tugas utamanya pada proses
pembelajaran dapat mengakibatkan pencapaian tujuan kurang efektif dan efisien,
dan (d) Guru yang malas membangun kesadaran dan kemauan untuk selalu
melakukan peningkatan kompetensi dan profesionalisme, sehingga akan memberi
dampak negatif pada peningkatan proses dan hasil pendidikan.
Selain itu, penelitian Uswanti (2010) menemukan bahwa selain itu,
kompetensi profesional guru dapat dipengaruhi berbagai faktor, yang meliputi
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kompetensi
profesional guru SMK YPE Kroya baik secara simultan maupun parsial. Variabel
yang diteliti yaitu kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1), motivasi
kerja guru (X2),dan kompetensi profesional guru (Y). Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah angket. Data yang telah terkumpul dianalisis
menggunakan analisis regresi ganda. Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada
pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
terhadap kompetensi profesional guru SMK YPE Kroya baik secara simultan
maupun parsial.
Hasil penelitian terdahulu yang selanjutnya dari Beta Kumalasari (2009)
menemukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan kuat
terhadap motivasi kerja guru dengan kategori kepemimpinan transformasional
baik dan motivasi kerja yang tinggi. Kepemimpinan transformasional kepala
sekolah mempunyai hubungan yang positif signifikan dan kuat terhadap motivasi
kerja dengan kontribusi sebesar 41,8%, sedangkan sisanya 58,23% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian. Prensentase untuk setiap
indicator kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut: 1) idealized
influencesebesar 72,00%, 2) inspiration motivation sebesar 70,69%, 3) intellectual
stimulation sebesar 69,07%, 4) individualized consideration sebesar 80,33%.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis Penelitian
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh kepemimipinan
transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, terhadap profesionalisme guru
dan kinerja guru di SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten.
1. Pengaruh Kepemimipinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap
Profesionalisme Guru
Kepemimpinan transformasional kepala sekolah merupakan kemampuan
kepala sekolah dalam mempengaruhi bawahan guna tercapainya tujuan
sekolah. Sedangkan profesionalisme guru adalah suatu sifat yang harus ada
pada seorang guru dalam menjalankan pekerjaanya sehingga guru dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menjalankan pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab serta mampu untuk
mengembangkan keahliannya tanpa menggangu tugas pokok guru.
Kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam
memberdayakan komponen-komponen yang ada disekolah. Guru merupakan
salah satu komponen sekolah yang memegang peranan penting dalam
menentukan mutu pendidikan di sekolah. Oleh karena itu guru dituntut secara
profesional sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Kepala sekolah
sebagai seorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, bertanggungjawab
atas tercapainya tujuandan menjamin mutu pendidikan di sekolah. Dengan
demikian tujuan sekolah dapat tercapai, apabila kepala sekolah memiliki
kapasitas yang memadai sebagai seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas
serta fungsinya dengan baik. Dalam hal ini kepemimpinan transformasional
mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kinerja dan profesionalisme
guru. Kepemimpinan transformasional yang baik, mampu mempengaruhi,
menggerakkan dan membawa perubahan pada bawahan guna meningkatkan
profesionalismenya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformaional
kepala sekolah terhadap profesionalisme guru
Ha: Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap profesionalisme guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru
Seorang guru yang memiliki motivasi kerja yang diduga memiliki
pengaruh terhadap pembelajaran. Apabila seorang guru telah menunjukkan
motivasi dalam dirinya baik maka guru akan mempunyai arah yang positif pula
dalam hal ini artinya guru mempunyai motivasi yang kuat dalam dirinya. Guru
yang mempunyai motivasi yang kuat maka akanmenjadi guru profesional dan
akan menghasilkan pendidikan yang baik, baik dalam menyelesaikan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai seorang pendidik. Sedangkan guru yang
mempunyai motivasi yang rendah maka guru akan sulit dalam mengendalikan
keadaan di kelas sehingga peserta didik kurang semangat dalam mengikuti
proses pembelajaran dan tingkat keberhasilan siswa akan menurun.
Dengan demikian semakin tinggi motivasi kerja seorang guru maka akan
semakin baik pula proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran di
dalam kelas akan tercapai sesuai tujuan. Dengan demikian tujuan sekolah dapat
mencapai tujuan khususnya pembelajaran di sekolah. Dalam proses belajar
mengajar seseorang dipengaruhi oleh motivasi kerja guru dan profesional
guru. Seorang guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi cenderung
berusaha mengembangkan dan menyalurkan kemampuan tugasnya lebih
bersemangat dan menekuni pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab.
Demikian juga profesional guru yang baik akan membuat proses pembelajaran
berjalan dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap
profesionalisme guru
Ha: Ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap profesionalisme
guru
3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru
Kepemimpinan menurut Siagian (Wahyuddin dan Djumino, 2006)
menyatakan keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun
kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu
kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan.
Dikatakan pula bahwa mutu kepemimpinan dalam suatu organisasi
memainkan peranan yang dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut
terutama dalam kinerja.
Menurut Mulyasa (2004: 227) sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang
dapat meningkatkan kinerja guru, baik internal maupun eksternal. Salah satu
diantara kesepuluh faktor tersebut adalah perhatian dari kepala sekolah
(pemimpin). Kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebagai salah
satu gaya kepemimpinan yang mempunyai paradigma baru dalam
kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional
diharapkan dapat mengubah dan mempengaruhi bawahan untuk dapat
meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, kepemimpin transformasional kepala
sekolah akan mampu meningkatkan kinerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja guru
Ha: Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja guru
4. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
Motivasi merupakan dorongan yang timbul dari dalam diriseseorang,
baik secara sadar atau tidak untuk melakukan sesuatu tindakandengan suatu
tujuan tertentu. Jadi seseorang dapat terdorong untuk melakukan kerja
secara lebih baik, karena ada dorongan dari dalam dirinya (intrinsik)
maupun karena dorongan dari luar (ekstrinsik). Dorongan inilah yang
menjadi sinergi sehingga seseorang mau bekerja keras untuk melakukan
tugas yang diberikan kepadanya.
Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi olehberbagai faktor, baik
faktor yang datang dari dalam maupun yang datang dari lingkungan. Dari
berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu faktor yang cukup
dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain kearah efektifitas kerja.
Guru yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan senantiasa
bekerja keras untuk mengatasi segala jenis permasalahan yang dihadapi
dengan harapan mencapai hasil yang lebih baik lagi. Pencapaian suatu
tujuan tidak terlepas dari motivasi guru dalam bekerja, karena motivasi
merupakan pendorong semangat dan kemauan untuk bekerja dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mencapai keberhasilan kerja guru. Dengan adanya motivasi kerja yang
dimiliki guru diduga akan meningkatkan kinerjanya.
Kinerja guru akan baik jika guru tersebut mempunyai motivasi dalam
kerjanya. Tinggi rendahnya motivasi seorang guru akan mempengaruhi
keberhasilan dalam proses pendidikan dan akan berpengaruh pada kinerja
guru tersebut. Motivasi yang tinggi tentunya akan menciptakan prestasi
kerjadan kinerja guru yang tinggi. Prestasi kerja adalah hasil-hasil kerja
yang dilakukan seseorang dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggungjawab seperti meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja, sikap dan
inisiatif. Dalam meningkatkan prestasi kerja dan kineja guru dapat
dilakukan dengan melakukan inovasi pembelajaran, strategi-strategi
pembelajaran yang baru dan isu-isu pembelajaran yang baru sehingga dapat
meningkatkan prestasi kerja guru dalam pembelajaran. Sebaliknya jika
motivasi rendah maka akan menciptakan prestasi kerja atau kinerja guru
yang rendah sehingga kualitas dan kuantitas kerja seseorang akan rendah
dan kinerja orang menjadi lebih buruk sehingga akan menghasil pendidikan
yang rendah.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap kinerja
guru
Ha: Ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
5. Hubungan profesionalisme guru terhadap kinerja guru
Guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehngga mampu melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal baik
sebagai pengajar, pembimbing maupun administrator yang dilaksanakan
secara bertanggungjawab dan layak.
Kinerja yaitu suatu kegiatan atau aktivitas yang berhubungan erat
dengan tiga aspek yaitu perilaku, hasil dan efektivitas organisasi. Perilaku
menunjukkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan, efektivitas merupakan
langkah-langkah dalam pertimbangan hasil kerja, organisasional
menekankan pada aspek proses kerja.
Agarkinerja dan profesionalisme guru dalam pembelajaran semakin
efektif dan efesien serta tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara
optimal juga maka hal ini tidak dapat lepas dari peran kepala sekolah
sebagai pemimpin. Kualitas pendidikan akan terwujud bila guru dapat
melaksanakan tugas secara profesional, cara kerja yang profesional dapat
menghasilkan prestasi kerja yang optimal. Dari pendapat di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin profesional seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya, maka akan semakin baik kinerjanya, sedangkan
seorang guru tidak memiliki sikap profesional maka kinerja guru tidak akan
bisa tercapai dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Ho : Tidak Ada pengaruh positif signifikan profesionalisme guru terhadap
kinerja guru
Ha : Ada pengaruh positif signifikan profesionalisme guru terhadap kinerja
guru
6. Pengaruh mediasi profesionalisme guru terhadap hubungan kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
Dari uraian di atas telah dipaparkan baik secara terpisah dapat diduga
bahwa profesionalisme guru memediasi hubungan kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap
kinerja guru.
Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi bawahan agar
dapat mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan
maka pemimpin perlu dukungan dan kepercayaan dari bawahannya. Sebagai
seorang pemimpin mampu mengubah bawahannya untuk berubah menjadi
lebih baik. Kepemimpinan adalah suatu usaha yang menggunakan gaya
kepemimpinan untuk mempengaruhi dan tidak memaksa dalam memotivasi
individu untuk mencapai tujuan (Gibson,1986:5).
Pemimpin yang mempunyai kinerja yang baik adalah pemimpin yang
memiliki motivasi kerja yang tinggi. Motivasi merupakan dorongan emosi
seseorang untuk bertindak dan berperilaku tertentu untuk mencapai sesuatu
yang diharapkan. Motivasi merupakan suatu cara yang dapat mendorong
gairah kerja guru, agar mau bekerja keras dengan memberikan semua
kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku
yang diarahkan pada tujuan mencapai suatu tujuan. Dengan demikian,
motivasi dipandang sebagai motor yang menimbulkan energi dalam diri
seseorang dan dengan energi tersebut seseorang dapat berbuat sesuatu. Jika
seorang pemimpin memiliki motivasi kerja yang tinggi maka guru akan
mengikuti cara kerja pemimpinnya sehingga guru yang bekerja dengan baik
akan menjadi guru yang profesional.
Seorang guru yang dikatakan profesional yaitu guru yang mempunyai
keahlian khusus atau ketrampilan dalam menjalankan tugasnya secara
maksimal. Oleh karena itu profesionalisme guru merupakan seorang yang
memiliki keahlian khusus dan kemampuan dalam suatu bidang
pembelajaran yang sudah memiliki pengalaman kerja serta memiliki
kompetensi guru. Guru yang profesional dipengaruhi oleh pimpinan yang
akan memberikan dorongan untuk bawahan agar dapat melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan. Oleh karena itu pemimpin harus dapat
mengubah guru agar menjadi guru yang profesional. Apabila seorang guru
menjadi guru yang profesional maka kualitas pendidikan akan meningkat
dan akan meningkatkan kinerja guru yang lebih baik. Guru yang
professional akan memiliki kinerja guru yang baik dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran
sehingga mengahasilkan pendidik yang lebih tinggi dan berkualitas. Namun,
jika guru yang kurang profesionalitas maka kinerjanya akan menjadi lebih
buruk dan kualitas pendidikan menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Ha: Tidak ada pengaruh mediasi positif signifikan profesionalisme guru
hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi
kerja terhadap kinerja guru.
Ha: Ada pengaruh mediasi positif signifikan profesionalisme guru hubungan
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru.
Dari penjabaran di atas, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat
diilustrasikan seperti yang tertera pada gambar di bawah ini:
Kinerja
Guru
Kepemimpinan
Transformasional
Kepala sekolah
Motivasi
Kerja
Profesionalisme
Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional, yaitu suatu penelitian untuk
mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa
ada upaya untuk mempengarhi variabel tersebut tidak terdapat manipuasi variabel
(Faenkel dan wallen, 2008). Ketepatan penentuan metode didasarkan pada
pendapat Surachmad (1982: 139) bahwa aplikasi metode ini dimaksudkan untuk
penyelidikan yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada sekarang. Hasil
pengujian tersebut melalui jalur analisis. Analisis ini akan digunakan dalam
menguji besarnya pengaruh yang ditujukan pada koefisien antara variabel
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap
profesionalisme guru dan kinerja guru.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian dilakukan SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah orang yang akan menjadi responden dan
memberikan informasi bagi penulis. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
adalah guru-guru SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah data yang diperoleh dari responden, yaitu data
kepemimipinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap
profesionalisme guru dan kinerja guru.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2007: 297) populasi sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Populasi
dalam penelitian ini adalah guru-guru yang berada di dua sekolah yaitu SMA N
1 Klaten dan SMA N 2 Klatenyang berjumalah 145 guru.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel
dalampenelitian ini adalah 106 guru dari kedua sekolah yaitu SMA Negeri 1
Klaten dan SMA Negeri 2 Klaten.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel
aksidental. Sampel aksidental merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sampel, bila dipandang orang kebetulan ditemui cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2001). Sedangkan teknik pengambilan sampel
menggunakan rumus Slovin:
n =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
keterangan:
n = Jumlah Populasi
N = Jumlah Populasi
d2= Presisi ( dietapka 0,05)
Dari data di atas jumlah populasi diketahui sejumlah 145 orang, dan
presisi yang ditetapkan sebesar 5%. Berdasarkan rumus Slovin di atas, maka
diperoleh jumlah sampel (n) sebagai berikut:
n =
n =
n = 106
E. Operasional Variabel
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah variabel kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru dan kinerja
guru. Guna memperoleh data dan agar variabel dapat diukur, maka variabel
tersebut perlu diturunkan ke dalam beberapa indikator empirik. Pengukuran
dimaksudkan agar variabel dapat ditelaah. Untuk memudahkan dalam penyusunan
indikator empirik maka variabel diberikan definisi konsep. Dalam penelitian ini
terdapat empat konsep yaitu kepemimpinan transformasional, motivasi kerja,
profesionalisme guru dan kinerja guru.
Kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja,
profesionalisme guru dan kinerja guru merupakan konsep yang berada pada
pengukuran abstrak. Konsep ini diukur berdasarkan jawaban atas pernyataan
indikator empirik dengan menggunakan metode skala Likert dengan pilihan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
skor yang terdiri : (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu,
(4) setuju, (5) sangat setuju.
Definisi operasional dan indikator dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah
Kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah kepemimpinan
yang memperhatian bawahan, dapat mengubah bawahan akan visi dan tujuan
organisasi (menekankan pentingnya rasa memiliki misi bersama) dan
memberikan inspirasi untuk bawahan untuk melampaui kepentingan pribadi
dan kepentingan kelompok serta mampu membawa dampak mendalam dan
luar biasa pada para pengikutnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan 4
dimensi kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang dikembangkan
oleh Bass (Murnianita, 2012) yang meliputi: (1) Pengaruh yang diidealkan
(idealized influence) yaitu sejauh mana pemimpin dipersepsikan sebagai role
model yang menginspirasi oleh bawahan.(2) motivasi inspirasional
(inspirational motivation) yaitu sejauh mana pemimpin menjelaskan visinya
yang menarik dan memotivasi para bawahannya. (3) stimulasi intelektual
(intellectual stimulation) yaitu sejauh mana pemimpin menstimulasi para
bawahannya untuk menjadi inovatif dan kreatif; dan (4) pertimbangan
individual (individual consideration) yaitu sejauh mana pemimpin memberikan
dukungan, peneguhan dan bimbingan kepada bawahan dengan memperhatikan
kebutuhan individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Variabel ini diukur dengan 32 item skala Likert lima pilihan, dengan
rentang dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju,
(5) sangat setuju. Rician mengenai variabel penelitian, indikator dan butir
pertanyaan disampaikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kepemimpinan Transformasional
Indikator Deskriptor No Item
(+) (-)
a. Pengaruh Idealis
(idealized influence)
Pemimpin dipersepsikan sebagai
rok model yang menginspirasi
oleh bawahan
1, 2,
3, 5,
7,8,10
4, 6, 9
b. Inspirasi motivasi
(inspirational
motivation)
Pemimpin menjelaskan visinya
yang menarik dan memotivasi
para bawahannya
12,13
14,15
16,18
11, 17
c. Stimulasi intelektual
(intellectual
stimulation)
Pemimpin menstimulasi para
bawahannya untuk menjadi
inovatif dan kreatif
19, 20
24, 25
21, 22
23
d. Pertimbangan
individual
(individualized
consideration
d. Pemimpin memberikan
dukungan, peneguhan dan
bimbingan kepada bawahan
dengan memperhatikan
kebutuhan individu.
26, 27
28, 29
30
31,32
Dikutip dari: Bass (Murnianita, 2012)
2. Motivasi Kerja
Motivasi Kerja adalah dorongan, upaya, dan keinginan yang di dalam diri
untuk meningkatkan prestasi, mencintai pekerjaanya, yang didukung tempat
kerja dan suasana kerja yang nyaman, dan gaji yang besar sehingga bawahan
menjadi aktif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam lingkup
pekerjaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 indikator motivasi kerja
yang dikembangkan oleh Siagian (Making, 2014) yang meliputi: (1) keinginan
untuk berprestasi yaitu keinginan untuk meningkatkan prestasi, (2) pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
itu sendiri yaitu mempunyai perasaan mencintai pekerjaan itu sendiri,
(3) tempat kerja yaitu fasilitas yang mendukung dalam melakukan pekerjaan,
(4) suasana kerja yaitu adanya hubungan harmonis dan nyaman antara sesama
rekan kerja, dan (5) gaji yaitu upah yang diberikan untuk bawahan atas
pekerjaannya.
Variabel ini diukur dengan 22 item skala Likert lima pilihan, dengan
rentang dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju,
(5) sangat setuju. Rincian mengenai variabel penelitian, indikator dan butir
pertanyaan disampaikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Kerja
Indikator Deskriptor No Item
(+) (-)
a. Keinginan untuk
berprestasi
Keinginan untuk meningkatkan
prestasi
1,2,4 3
b. Pekerjaan itu
sendiri
Mempunyai perasaan mencintai
pekerjaan itu sendiri
5,6,10 7, 8, 9
c. Tempat kerja Fasilitas yang mendukung dalam
melakukan pekerjaan
11,12 13
d. Suasana kerja Adanya hubungan harmonis dan
nyaman antara sesama rekan kerja
14,151
7,18,19
16
e. Gaji Upah yang diberikan untuk
bawahan atas pekerjaannya
20,21
22
Dikutip dari:Siagian (Making,2014)
3. Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang
pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata
pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan (guru).
Variabel ini diukur dengan menggunakan 6 indikator profesionalisme guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang dikembangkan oleh Samana (1994) yang meliputi: (1) Penguasaan bahan
ajar yaitu guru hendaknya menguasai bahan ajar wajib (pokok), pengayaan,
dan bahan ajar penunjang untuk keperluan mengajarnya, (2) Pengelolaan kelas
dan interaksi belajar mengajar yaitu guru berusaha menciptakan situasi sosial
kelas yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin, (3) Pengelolaan program
belajar mengajar yaitu guru mampu menguasai fungsional tentang pendekatan
system pengajaran, asas pengajaran, prosedur, metode strategi, (4) Pelayanan
bimbingan dan konseling yaitu guru mampu memecahkan masalah dan
membantu siswa yang bermasalah, (5) Penggunaan media dan sumber
pelajaran yaitu Guru mampu menguasai media pembelajaran dan sumber
pelajaran yang sesuai dengan ketentuan (kurikulum), dan (6) Penilaian prestasi
belajar siswa yaitu guru memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki siswanya.
Variabel ini diukur dengan 30 item skala Likert lima pilihan, dengan
rentang dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju,
(5) sangat setuju. Rician mengenai variabel penelitian, indikator dan butir
pertanyaan disampaikan dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Profesionalisme Guru
Indikator Deskriptor No. item
(+) (-)
a. Penguasaan bahan
ajar
Guru mampu menguasai bahan ajar
wajib, bahan ajar pengayaan, dan
bahan ajar penunjang dengan baik.
1,2,5 3,4
b. Pengelolaan kelas
dan interaksi
belajar mengajar
Guru berusaha menciptakan situasi
sosial kelas yang kondusif untuk
belajar sebaik mungkin
6,7,9 8,10
c. Pengelolaan
program belajar
mengajar
Guru mampu menguasai fungsional
tentang pendekatan sistem
pengajaran, asas pengajaran,
prosedur, metode strategi dalam
belajar
11, 12
14,15
13
d. Pelayaan
bimbingan dan
konseling
Guru mampu memecahkan masalah
dan membantu siswa yang
bermasalah
16,
18, 19
17,20
e. Penggunaan media
dan sumber
pelajaran
Guru mampu menguasai media
pembelajaran dan sumber pelajaran
yang sesuai dengan ketentuan
(kurikulum)
21, 23
25
22,24
f. Penilaian prestasi
belajar siswa
Guru memberikan penilaian sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
siswanya
27, 28
29,30
26
Dikutip dari: Samana, 1994
4. Kinerja guru
Kinerja guru adalah persepsi guru atas tanggungjawab, kepercayaan diri,
kompetensi, kemampuan berkomunikasi dan kondisi sekolah yang
memungkinkan prestasi seorang guru melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kewenangan dan kemamuan yang dimiliki. Variabel ini diukur
dengan menggunakan 6 indikator kinerja guru yang dikembangkan oleh
Silberman, 2001 yang meliputi: (1) Tanggungjawab guru yaitu tanggungjawab
guru dalam mencapai tujuan bersama, (2) Percaya diri yaitu tumbuh dan
berkembangnya motivasi internal dalam melaksanakan pekerjaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(3) Kompetensi yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya,
(4) Kondisi yaitu situasi sekolah yang memungkinkan prestasi kerjanya, dan
(5) Komunikasi yaitu adanya hubungan harmonis antar sesama warga sekolah.
Variabel ini diukur dengan 30 item skala Likert lima pilihan, dengan
rentang dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju,
(5) sangat setuju. Rician mengenai variabel penelitian, indikator dan butir
pertanyaan disampaikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kinerja Guru
Indikator Deskriptor No. item
(+) (-)
a. Tanggungjawab
guru
Tanggung jawab guru dalam mencapai
tujuan bersama
1,4,6
7
2,3
b. Percaya diri
Tumbuh dan berkembangnya motivasi
internal dalam melaksanakan
pekerjaan
9,10
11,13
8,12
c. Kompetensi
Kemampuan guru dalam
melaksanakan tugasnya
14,15
16,18
19
17
d. Kondisi
Situasi sekolah yang memungkinkan
prestasi kerjanya
21,23
24, 25
20,22
e. Komunikasi Adanya hubungan harmonis antar
sesama warga sekolah
26,27
,28
29,30
Dikutip: Silberman, 2001
F. Data yang diperlukan
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek responden.
Dalam penelitian iniyang menjadi responden adalah guru SMA N 1 Klaten dan
SMA N 2 Klaten. Data tersebut diperoleh dengan membagikan kuesioner yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mencangkup pertanyaan mengenai kepemimpinan transformasional kepala
sekolah, profesionalisme guru, motivasi kerja dan kinerja guru.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung dari subjek
penelitian tetapi diperoleh dari instansi sekolah. Data tersebut diperoleh dari
SMA N 1 Klaten dan SMA N 2 Klaten yaitu sejarah, visi misi, tujuan, nama-
nama guru.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
dalam penelitian ini untuk mengukur variabel kepemimpinan transformasional
kepala sekolah, motivasi kerja,profesionalisme guru dan kinerja guru.
H. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen yang dilakukan adalah uji validitas dan realibilitas
untuk instrumen yang mengukur kepemimpinan transformasional kepala sekolah,
motivasi kerja, profesionalisme guru, dan kinerja guru.
1. Uji Validitas Instrumen
Pengujian validitas instrumen penelitian, dalam hal ini daftar pernyataan
menggunakan kriteria internal, yaitu mengkorelasikan skor masing-masing
item dengan skor total atau teknik korelasi Product Moment. Menurut Winarso
Surahkmad, perhitungannya menggunakan rumus:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
keterangan:
n : total responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
y : skor total dari butir pernyataan
x : skor dari masing-masing butir
rxy: koefisien korelasi dari masing-masing butir pernyataan
Setelah koefisien korelasi (rxy) ditemukan,perlu diuji dengan
membandingkan dengan r tabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat
kebebasan (n-2). Jika r xy > r tabel berarti instrumen tersebut valid, tapi jika hasil
r xy < r tabel berarti berarti instrumen tersebut tidak valid. Butir pertanyaan yang
tidak valid tidak digunakan dalam pengumpulan data.
Pelaksanaan perhitungan uji validitas pada penelitian ini penulis
menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for
Windows versi 21. Karena jumlah sampel 106, dengan df= N-2 (df= 106-
2=104) dengan taraf signifikansi atau derajat keyakinan (α)=5% atau 0,05,
maka nilai r tabel sebesar 0,191 oleh karena itu, suatu item . Dikatakan valid
apabila rhitung ≥ 0,191.
Hasil uji validitas instrumen yang mengukur keempat variabel adalah
sebagai berikut:
a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah.
Hasil uji validitas terhadap 32 item pertanyaan yang mengukur
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Uji Validitas Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Butir No Tabel r hitung Tabel r tabel Keterangan
KTKS_1 0,354 0,191 Valid
KTKS_2 0,415 0,191 Valid
KTKS_3 0,419 0,191 Valid
KTKS_4 0,226 0,191 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
KTKS_5 0,226 0,191 Valid
KTKS_6 0,404 0,191 Valid
KTKS_7 0,391 0,191 Valid
KTKS_8 0,477 0,191 Valid
KTKS_9 0,445 0,191 Valid
KTKS_10 0,370 0,191 Valid
KTKS_11 0,348 0,191 Valid
KTKS_12 0,441 0,191 Valid
KTKS_13 0,346 0,191 Valid
KTKS_14 0,531 0,191 Valid
KTKS_15 0,457 0,191 Valid
KTKS_16 0,382 0,191 Valid
KTKS_17 0,350 0,191 Valid
KTKS_18 0,478 0,191 Valid
KTKS_19 0,370 0,191 Valid
KTKS_20 0,355 0,191 Valid
KTKS_21 0,378 0,191 Valid
KTKS_22 0,438 0,191 Valid
KTKS_23 0,405 0,191 Valid
KTKS_24 0,342 0,191 Valid
KTKS_25 0,351 0,191 Valid
KTKS_26 0,361 0,191 Valid
KTKS_27 0,341 0,191 Valid
KTKS_28 0,369 0,191 Valid
KTKS_29 0,295 0,191 Valid
KTKS_30 0,317 0,191 Valid
KTKS_31 0,209 0,191 Valid
KTKS_32 0,225 0,191 Valid
Sumber: data primer, diolah 2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item kepemimpinan
transformasional kepala sekolah (32 item) adalah valid. Pengambilan
kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel.
Semua nilai r hitung > r tabel sebesar 0,191 (Sugiyono, 2007) dengan tingkat
signifikan 0,05.
b. Motivasi Kerja
Hasil uji validitas terhadap 22 item pertanyaan yang mengukur
Motivasi Kerja adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 3.6
Uji Validitas Motivasi Kerja
Butir No Tabel r hitung Tabel t tabel Keterangan
MK_1 0,220 0,191 Valid
MK_2 0,193 0,191 Valid
MK_3 0,500 0,191 Valid
MK_4 0,343 0,191 Valid
MK_5 0,400 0,191 Valid
MK_6 0,219 0,191 Valid
MK_7 0,432 0,191 Valid
MK_8 0,511 0,191 Valid
MK_9 0,494 0,191 Valid
MK_10 0,477 0,191 Valid
MK_11 0,528 0,191 Valid
MK_12 0,457 0,191 Valid
MK_13 0,637 0,191 Valid
MK_14 0,440 0,191 Valid
MK_15 0,498 0,191 Valid
MK_16 0,550 0,191 Valid
MK_17 0,511 0,191 Valid
MK_18 0,546 0,191 Valid
MK_19 0,563 0,191 Valid
MK_20 0,595 0,191 Valid
MK_21 0,633 0,191 Valid
MK_22 0,549 0,191 Valid
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item motivasi kerja (22 item)
adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Semua nilai r hitung > r tabel sebesar
0,191 (Sugiyono, 2007) dengan tingkat signifikan 0,05.
c. Profesionalisme Guru
Hasil uji validitas terhadap 30 item pertanyaan yang mengukur
Profesionalisme Guru adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 3.7
Uji Validitas Profesionalisme Guru
Butir No Tabel r hitung Tabel r tabel Keterangan
PG_1 0,508 0,191 Valid
PG_2 0,207 0,191 Valid
PG_3 0,242 0,191 Valid
PG_4 0,332 0,191 Valid
PG_5 0,255 0,191 Valid
PG_6 0,204 0,191 Valid
PG_7 0,246 0,191 Valid
PG_8 0,407 0,191 Valid
PG_9 0,383 0,191 Valid
PG_10 0,259 0,191 Valid
PG_11 0,209 0,191 Valid
PG_12 0,400 0,191 Valid
PG_13 0,513 0,191 Valid
PG_14 0,392 0,191 Valid
PG_15 0,332 0,191 Valid
PG_16 0,332 0,191 Valid
PG_17 0,427 0,191 Valid
PG_18 0,263 0,191 Valid
PG_19 0,305 0,191 Valid
PG_20 0,204 0,191 Valid
PG_21 0,199 0,191 Valid
PG_22 0,408 0,191 Valid
PG_23 0,440 0,191 Valid
PG_24 0,250 0,191 Valid
PG_25 0,281 0,191 Valid
PG_26 0,390 0,191 Valid
PG_27 0,361 0,191 Valid
PG_28 0,226 0,191 Valid
PG_29 0,208 0,191 Valid
PG_30 0,197 0,191 Valid
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item motivasi kerja (30 item)
adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Semua nilai r hitung > r tabel sebesar
0,191 (Sugiyono, 2007) dengan tingkat signifikan 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
d. Hasil Uji Validitas Kinerja Guru
Hasil uji validitas terhadap 30 item pertanyaan yang mengukur
Kinerja Guru adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Uji Validitas Kinerja Guru
Butir No Tabel r hitung Tabel r tabel Keterangan
KG_1 0,293**
0,191 Valid
KG_2 0,413**
0,191 Valid
KG_3 0,411**
0,191 Valid
KG_4 0,276**
0,191 Valid
KG_5 0,310**
0,191 Valid
KG_6 0,382**
0,191 Valid
KG_7 0,387**
0,191 Valid
KG_8 0,423**
0,191 Valid
KG_9 0,394**
0,191 Valid
KG_10 0,507**
0,191 Valid
KG_11 0,518**
0,191 Valid
KG_12 0,556**
0,191 Valid
KG_13 0,472**
0,191 Valid
KG_14 0,483**
0,191 Valid
KG_15 0,453**
0,191 Valid
KG_16 0,338**
0,191 Valid
KG_17 0,378**
0,191 Valid
KG_18 0,365**
0,191 Valid
KG_19 0,393**
0,191 Valid
KG_20 0,513**
0,191 Valid
KG_21 0,554**
0,191 Valid
KG_22 0,491**
0,191 Valid
KG_23 0,590**
0,191 Valid
KG_24 0,633**
0,191 Valid
KG_25 0,464**
0,191 Valid
KG_26 0,377**
0,191 Valid
KG_27 0,475**
0,191 Valid
KG_28 0,502**
0,191 Valid
KG_29 0,361**
0,191 Valid
KG_30 0,522**
0,191 Valid
Sumber: Data Primer, diolah 2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item kinerja guru (30 item)
adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Semua nilai r hitung > r tabel sebesar
0,191 (Sugiyono, 2007) dengan tingkat signifikan 0,05.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui taraf kepercayaan dari
suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan reliabel bila instrumen
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2004: 267). Untuk mengukur
koefisien dalam penelitian ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach
dengan taraf signifikan 5 % (Arikunto, 1990: 236).
Rumus :
rn = [
] [
]
keterangan:
rn = reabilitas instrumen
k = Jumlah butir pertanyaan
Σαb2
= jumalah varian butir
αb2 = varian total
Jika koefisien alpha lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikan 5%
maka kuesioner tersebut dinyatakan handal atau reliabel. Pengujian
reliabilitas dikerjakan dengan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution) for Windows versi 21. Hasil pengujian reliabilitas
diperoleh hasil sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 3.9
Hasil Uji Reabilitas
Dimensi Nilai Alpha Cronbach Keterangan
KTKS 0,800 Reliabel
MK 0,829 Reliabel
PG 0,655 Reliabel
KG 0,859 Reliabel
Sumber:Data primer, diolah 2016
Pengujian reliabilitas instrumen kepemimpinan transformasional
kepala sekolah diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,800, untuk
motivasi kerja diperoleh nilaiAlpha Cronbach sebesar 0,829, untuk
profesionalisme guru diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,665
sedangkan kinerja guru diperoleh Alpha Cronbach sebesar 0,859. Nilai
Alpha Cronbach untuk instrumen kepemimpinan transformasional kepala
sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru dan kinerja guru
menunjukkan > 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa keempatvariabel
dinyatakan reliabel.
I. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2015). Termasuk dalam statistic
deskriptif antara lain penyajian data melalui table, grafik, diagram lingkaran,
psktogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi
dan perhitungan persentase (Sugiyono, 2015).
Untuk pengkategorian variabel pada penelitian ini menggunakan rumus:
Range =
Data hasil penelitian kemudian diaktegorikan ke dalam lima kelompok.
Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dinilai sangat transformatif,
transformastif, cukup transformatif, tidak transformatif, dan sangat tidak
transformatif. Untuk motivasi kerja dinilai dengan sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah. Untuk profesionalisme guru dinilai dengan sangat
profesional, professional, cukup professional, tidak professional, dan sangat
tidak professional. Sedangkan kinerja guru dinilai dengan sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil kategorisasi adalah sebagai berikut.
1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Hasil deskriptif dari variabel kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dengan mencari nilai tertinggi dan nilai terendah.
a) Mencari nilai tertinggi dan terendah
Karena terdapat 32 item pertanyaan denganskala Likert 5 pilihan maka
diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut:
Nilai tertinggi = 32 item x 5 = 160
Nilai terendah = 32 x 1= 32
b) Mencari nilai interval kelas
Range =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Range =
Range =
Range = 25,6 = dibulatkan menjadi 26
Maka diperoleh nilai interval kelas dengan variabel kepemimpinan
transformasional kepala sekolah adalah 26.
Tabel 3.10
Kategori Kepemimimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Kategori Interval kelas
Sangat Transformatif 139 – 160
Transformatif 113 – 138
Cukup Transformatif 86 – 112
Tidak Transformatif 59 – 85
Sangat tidak transformatif 32 – 58
2. Motivasi Kerja
Hasil deskriptif dari variablemotivasi kerja dengan mencari nilai tertinggi
dan nilai terendah.
a) Mencari nilai tertinggi dan terendah
Karena terdapat 22 item pertanyaan dengan skala Likert 5 pilihan maka
diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut:
Nilai tertinggi = 22 item x 5 = 110
Nilai terendah = 22 x 1= 22
b) Mencari nilai interval kelas
Range =
Range =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Range =
Range = 17,6 = dibulatkan menjadi 18
Maka diperoleh nilai interval kelas dengan variabel motivasi kerjaadalah 18.
Tabel 3.11
Kategori Motivasi Kerja
Kategori Interval kelas
Sangat Tinggi 95 – 110
Tinggi 77 – 94
Sedang 59 – 76
Rendah 41 – 58
Sangat Rendah 22 – 40
3. Profesionalisme Guru
Hasil deskriptif dari variabel profesionalisme guru dengan mencari nilai
tertinggi dan nilai terendah.
a) Mencari nilai tertinggi dan terendah
Karena terdapat 30 item pertanyaan dengan skala Likert 5 pilihan maka
diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut:
Nilai tertinggi = 30 item x 5 = 150
Nilai terendah = 30 x 1= 30
b) Mencari nilai interval kelas
Range =
Range =
Range =
Range = 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Maka diperoleh nilai interval kelas dengan variabel profesionalisme guru
adalah 26.
Tabel 3.12
Kategori Profesionalisme Guru
Kategori Interval kelas
Sangat Profesional 135 – 150
Profesional 109 – 134
Cukup Profesional 83 – 108
Tidak Profesional 57 – 82
Sangat tidak Profesional 30 – 56
4. Kinerja Guru
Hasil deskriptif dari variabel kinerja guru dengan mencari nilai tertinggi
dan nilai terendah.
a) Mencari nilai tertinggi dan terendah
Karena terdapat 30 item pertanyaan dengan skala Likert 5 pilihan maka
diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut:
Nilai tertinggi = 30 item x 5 = 150
Nilai terendah = 30 x 1= 30
b) Mencari nilai interval kelas
Range =
Range =
Range =
Range = 24
Maka diperoleh nilai interval kelas dengan variable kinerja guru adalah
24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 3.13
Kategori Kinerja Guru
Kategori Interval kelas
Sangat Tinggi 128 – 150
Tinggi 104 – 127
Sedang 80 – 104
Rendah 55 – 79
Sangat Rendah 30-54
J. Teknik Pengujian Hipotesis
1. Uji Prasyarat
Dalam menganalisis data peneliti menggunakan persamaan regresi. Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan regresi antara lain:
a. Uji Normalitas
Menurut Singarimbun dan Efendy (2005:18), uji normalitas data
sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model
penelitian. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data
dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan
layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi
normal. Dalam penelitian ini, normalitas data dilihat dengan kolmogorov-
smirnov test dengan menetapkan derajat keyakinan (α) sebesar 5%. Uji ini
dilakukan pada setiap variabel dengan ketentuan bahwa jika secara
individual masing-masing variabel memenuhi asumsi normalitas, maka
secara simultan variabel-variabel tersebut juga bisa dinyatakan memenuhi
asumsi normalitas. Kriteria pengujian dengan melihat besaran kolmogorov-
smirnov test adalah sebagai berikut :
(1) Jika signifikansi >0.05 maka data tersebut berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
(2)Jika signifikansi <0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
b) Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yangdigunakan sudah benar atau tidak. Model dibentuk berdasarkan
tinjauan teoritis bahwa hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependennya adalahlinear. Apakah fungsi yang digunakan dalam
suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat, atau kubik
(Ghozali, 2006). Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah
model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996: 310):
F reg =
Keterangan:
F reg : nilai bilangan F untuk garis regresi
RK reg : rerata kuadrat garis regresi
RK res: rerata kuadrat garis residu
Kriteria pengujian linearitas yaitu jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel
pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k)
maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear.
Sebaiknya jika nilai F hitung lebih besar dar F tabel pada taraf signifikan 5%
dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan variabel
bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Uji asumsi Klasik
Mengingat pengujian hipotesis dilakukan dengan Analisis Regresi
Berganda maka sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi Uji
Multikolineritas dan Uji Heteroskedastisitas.
a) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk
menguji multikolinearitas menggunakan rumus VIF hitung (Variance
Inflation Factor). Adapun rumus yang digunakan (Santosa, 2000: 281).
VIF = 1/Tolerence
Kriteria pengujian multikolinearitas yaitu jika VIF hitung lebih besar
dari 5% maka ada multikolinearitas, sedangkan VIF hitung lebih kecil
dari 5% tidak ada multikolinearitas.
b) Uji Heteroskedasititas
Menurut Imam Ghozali (2005:105),Uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya
adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang
diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.
Jika ada pola tertent seper titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur (berge lombang,melebar,kemudian menyempit) maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang
jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat
diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali 2005:108).
3. Uji Hipotesis
a. Hipotesis pertama :
Ho: Tidak ada pengaruh positif kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru
Ha: Ada pengaruh positif kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru
b. Hipotesis Kedua :
Ho: Tidak ada pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru
Ha: Ada pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru
Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan rumus Analisis
Regresi Berganda sebagai berikut (Sugiyono, 2004):
Y’ = a+ bX1+X2
Keterangan:
Y’ : Profesionalisme guru
X1 : Kepemimpinan transformasional
X2: Motivasi Kerja
Untuk mencari nilai a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut:
ΣY = an + b1ΣX1 + b2ΣX2
ΣX1Y = aΣX1 + b1ΣX1 + b2ΣX1X2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
ΣX2Y = aΣX2 + b1ΣX2 + b2ΣX22
Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua diterima atau ditolak, maka
dilakukan uji signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan dk = (n-2). Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996)
t = r√
√
Keterangan:
t : nilai yang dicari
n : jumlah sampel
r : koefisien korelasi Profesionalisme Guru dengan Kepemimpinan
Transformasional dan Motivasi Kerja
Untuk menguji hipotesis pertama didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung
untuk variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah lebih besar
dari t tabel, maka hipotesis pertama diterima, artinya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap profesionalisme guru.
Sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis pertama ditolak,
berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja
tidak berpengaruh terhadap profesionalisme guru.
Untuk menguji hipotesis kedua didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung
untuk variabel motivasi kerja lebih besar dari t tabel, maka hipotesis kedua
diterima, berarti motivasi kerja berpengaruh terhadap profesionalisme guru.
Sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis kedua ditolak,
berarti motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap profesionalisme guru.
3. Hipotesis ketiga
Ho: Tidak ada pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah
terhadap kinerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Ha: Ada pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap
kinerja guru
4. Hipotesi Keempat:
Ho: Tidak ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru
Ha: Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru
5. Hipotesis kelima
Ho: Tidak ada pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru
Ha: Ada pengaruh profesionalisme terhadap kinerja guru
Untuk menguji hipotesis ketiga dan keempat digunakan rumus Analisis
Regresi Linear Berganda sebagai berikut (Sugiyono, 2004):
Y’ = a+ bX1+X2
Keterangan:
Y’ : Kinerja Guru
X1 : Kepemimpinan Transformasional
X2 : Motivasi Kerja
Untuk mencari nilai a dan b1, b2 dapat menggunakan persamaan berikut:
ΣY = an + b1ΣX1 + b2ΣX2
ΣX1Y = aΣX1 + b1ΣX1 + b2ΣX1X2
ΣX2Y = aΣX2 + b1ΣX2 + b2ΣX22
Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak, maka dilakukan uji
signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan dk= (n-2). Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996)
t = r √
√
Keterangan:
t : nilai yang dicari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
n : jumlah sampel
r : koefisien korelasi Kinerja Guru dengan Kepemimpinan
Transformasional dan motivasi kerja
Untuk menguji hipotesis ketiga didasarkan pada uji t. Jika nilai t hitung
untuk variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah lebih besar
dari t tabel, maka hipotesis ketiga diterima, berarti kepemimpinan
transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru.
Sebaliknya, jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis ketiga ditolak,
berarti kepemimpinan transformasional kepala sekolah tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja guru.
Untuk menguji hipotesis keempat didasarkan pada uji t. Jika nilai t
hitunguntuk variabel motivasi kerja lebih besar dari t tabel, maka hipotesis
keempat diterima, berarti motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru.
Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis keempat ditolak, berarti
motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.
Untuk menguji hipotesis kelima didasarkan pada uji t. Jika nilai t
hitunguntuk variabel profesionalisme guru lebih besar dari t tabel, maka hipotesis
kelima diterima, berarti profesionalisme guru berpengaruh terhadap kinerja
guru. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis kelima ditolak, berarti
profesionalisme guru tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.
6. Uji Path Analysis (Analisis Jalur)
Analisis jalur ini digunakan unuk menguji pengaruh langsung dan tidak
langsung variabel eksogen (variabel bebas) terhadap variabel endogenus
(variabel terikat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Bagan Analisis Jalur
P41 R1 R2
P31
P32
P42
Dalam gambar di atas pengubah X1 adalah eksogenus, pengubah-pengubah
ini ditulis dalam angka baku Z. Untuk pengubah eksogenus ini adalah Z1,
dinyatakan oleh suku residual e1, yakni Z1= e1. Pengubah X2 yang tergantung
pada pengubah pada pengubah X1, juga tergantung pada residual e2 dengan
koefisien jalur P21. Persamaannya adalah Z2 = P21 Z1+e2, dan seterusnya.
Maka diperoleh persamaan sebagai berikut Sudjana, 1983.
Z1= e1
Z2 = P21Z1+e2
Z3 = P31Z1+ P32Z2+e3
Z4 = P41Z1 + P42Z2+ P43Z3+e3
Dalam persamaan diatas, tiap residu tidaklah berkolerasi dengan
pengubah-pengubah yang terdapat dalam persamaan dan juga antara residual
sendiri tidak terdapat korelasi. Oleh karena itu harga-harga pengubah
Kinerja
Guru
Kepemimpinan
Transmasional
Kepala Sekolah
Motivasi
Kerja
Profesionalisme
Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
dinyatakan dalam angka bangku, maka untuk n buah pengamatan akan
berlaku rumus:
rij =
keterangan :
rij : koefisiensi korelasi
n : jumlah pengamatan
Z1: angka baku pengubah endogenus (variabel terikat)
Z2 : angka baku pengubah eksogenus (variabel bebas)
Koefisien-koefisien jalur dapat dicari dengan mensubsitusikan z ij kedalam
rumus r ij maka dihasilkan sistem persamaan sebagai berikut:
r1 3 = P31 + P32 r 1 2
r 2 3 = P31 r 1 2 + P32
r 1 3 = P41 + P42 r 1 2 + P43 r 1 3
r 2 4 = P41 r 1 2 + P42 = P43 r 2 3
r 3 4 = P43 r 1 3 + P42 r 2 3 + P43
Keterangan:
P31 : koefisien jalur X1 ke X3 r1 3 : Koefisien jalur X1 3
P32 : Koefisien jalur X2 ke X3 r2 3 : Koefisien jalur X2 3
P41 : Koefisien jalur X1 ke X4 r1 4 : Koefisien jalur X1 4
P42 : Koefisien jalur X2 ke X4 r2 4 : Koefisien jalur X2 4
P43 : Koefisien jalur X3 ke X 4 r3 4 : Koefisien jalur X3 4
Untuk menguji hipotesis ke enam ditempuh langkah-langkah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
a) Menguji korelasi antara variabel yang diuji pada hipotesis 1 sampai 5.
Hipotesis keenam dapat dilakukan apabila 1 sampai 5 menunjukkan
pengaruh yang signifikan.
b) Untuk menguji hipotesis keenam diterima atau ditolak dilakukan dengan
cara:
1) Membandingkan antara koefisien korelasi antara kepemimpinan
trasformasional kepala sekolah dengan kinerja guru (hubungan
langsung) dengan hasil perkalian antara koefisien korelasi antara
kepemimpian transformasional kepala sekolah dengan koefisien
korelasi profesionalisme guru dengan kinerja guru.
2) Membandingkan antara koefisien korelasi antara motivasi kerja
dengan kinerja guru (hubungan langsung) dengan hasil perkalian
antara koefisien motivasi kerja dengan profesionalisme guru dengan
kinerja.
Bila koefisien korelasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dengan kinerja guru lebih besar dari hasil perkalian antara koefisien korelasi
motivasi kerja dengan profesionalisme guru dengan kinerja guru dapat
disimpulkan bahwa profesionalisme guru tidak memediasi hubungan antara
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja dengan
kinerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
5. Uji F
Uji statistik F digunakan untuk menguji apabila variabel bebas secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan
dengan variabel terikat, langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Membuat formula hipotesis
1. Ho : βi = 0 (hipotesis nihil) berarti tidak ada pengaruh antara variabel
bebas secara simultan dengan variabel terikat.
2. Ho : βi ≠ 0 (hipotesis alternatif) berarti ada pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat.
b. Menentukan nilai Ftabel yang menggunakan level of significant sebesar 5%.
Uji signifikansi secara simultan menggunakan uji F dapat dirumuskan
dengan :
F=
Keterangan:
R2= koefisien determintasi
K = jumlah variabel
N = banyaknya data
a) Pengambilan keputusan
1. Jika p -value < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini bearti variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh
signifikan dengan variabel terikat.
2. Jika p-value > α 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan dengan variabel bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Lokasi Penelitian 1
1. Sejarah Singkat
Pada tanggal 5 November 1957 pada pahlawan yang sudah meninggal
dan relawan pendidikan berkumpul untuk membentuk sebuah panitia yang
diketuai oleh Bapak Mochtar yang menjabat sebagai Bupati Klaten pada waktu
itu. Mereka sepakat untuk mendirikan sebuah Sekolah Menengah Atas dengan
nama SMA Persiapan. Pada waktu berdiri jumlah siswa 235 orang. Selanjutnya
dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 5620/B/57 nama
SMA Persiapan diubah menjadi SMA Negeri 1 Klaten.
Dalam perjalanannya menapaki tangga-tangga untuk meraih kesuksesan,
SMA Negeri 1 Klaten terus berusaha berbenah diri terutama di bidang
akademis sesuai dengan petunjuk Depdikbud.
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Terwujudnya lulusan unggul, berdaya saing global dan beretika lingkungan
berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa.
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sesuai
karakteristik keilmuan tiap mata pelajaran yang berorientasi pada
ketuntasan pencapaian hasil pembelajaran melalui pengembangan
kognitif, afektif dan psikomotorik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
2) Mendorong dan membantu siswa dalam memahami dan mengenali
potensinya agar dapat dikembangkan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan secara optimal.
3) Menumbuhkan semangat keunggulan, kebersamaan dalam keberagaman,
kepekaan sodial dan mengembangkan budaya mutu secara intensif
kepada warga sekolah.
4) Mendorong dalam membantu terbentuknya manusia berbudi luhur,
kepribadian kuat dan beretika lingkungan serta berdaya saing global yang
didasari oleh penghayatan terhadap agama yang dianut secara benar.
5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan pihak sekolah
(stakeholder).
6) Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan pemanfaatan literasi
berbahasa Inggris yang berguna dalam komunikasi internasional.
7) Meningkatkan kualitas layanan terhadap publik pengguna informasi
pendidikkan melalui peningkatkan dan pengembangan kemampuan
manajemen informatika.
8) Membudayakan perilaku hidup sehat, bersih, indah dan ramah
lingkungan menuju terbentuknya kualitas lingkungan sekolah yang clean,
green dan blue.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
B. Lokasi Penelitian 2
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Klaten
Awalya SMA Negeri 2 Klaten hanyalah pecahan dari SMA Negeri 1 Klaten.
Namun sejak tanggal 17 Juli 1965 dengan izin pendirian sekolah dari Kanwil
Depdiknas No.95/SKB/III/1965 dan mempunyai Nomor Statistik Sekolah 30 1
03 32.01.002 dengan NIS 300020, sekolah ini secara resmi berdiri sendiri
dengan nama SMA Negeri 2 Klaten dengan Jurusan Budaya, Sosial, Pasti dan
Alam (Paspal). Adapun Lokasi di Jl. Angsana, Desa Trunuh, Kecamatan
Klaten Selatan.
2. Visi, Misi, Tujuan SMA Negeri 2 Klaten
a) Visi
Mengantarkan tamatan/alaumi SMA Negeri 2 Klaten yang menguasai dasar-
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pada iman dan taqwa yang
tinggi.
b) Misi
1) Melaksanakan atau menyempurnakan kurikulum sekolah.
2) Meningkatkan sumber daya manusia yang ada.
3) Menambah dan megoptimalkan sarana dan prasarana.
4) Meningkatkan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan insentif.
c) Tujuan
1) Rata-rata NEM menduduki peringkat dua Kabupaten Klaten dan tiga
puluh lima Tingkat Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2) Jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi mencapai lima puluh
persen.
3) Memiliki guru/karyawan teladan tingkat provinsi.
4) Memilki siswa teladan tingkat provinsi.
5) Memiliki tim olah raga yang menjuarai tingkat karisidenan.
6) Memiliki KIR yang menjuarai tingkat provinsi.
7) Menghasilkan lulusan yang memiliki ketrampilan hidup tingkat terampil.
8) Memiliki kelompok seni yang mampu tampil tingkat tinggi.
9) Memiliki kelompok ekstrakurikuler yang mampu berprestasi tingkat
provinsi.
10) Jumlah pelanggaran siswa terhadap tata tertib maksimal lima persen tiap
bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam Penelitin ini dipenelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner
sebanyak 106 responden(respon rate 100%) yang tersebar di dua sekolah SMA N
1 Klaten dan SMA N 2 Klaten. Data dari penelitian ini merupakan data primer
karena diperoleh langsung dari nara sumber. Data dalam penelitian ini dibedakan
menjadi 4, yaitu kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja,
profesionalisme guru dan kinerja guru. berikut ini akan disajikan mengenai
identitas dan deskripsi responden berdasarkan data penelitiannya.
Deskripsi data terdiri dari karakteristik responden dan deskripsi empat
variabel yang meliputi kepemimpinan transformasiona kepala sekolah, motivasi
kerja, profesionalisme guru, dan kinerja guru.
1. Demografi Responden
Demografi responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik responden
dan analisis statistik deskriptif empat variabel yang meliputi kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru dan
kinerja guru. Adapun pembahasan mengenai masing-masing analisis deskriptif
adalah sebagai berikut:
a. Demografi responden mencangkup tingkat pendidikan, status pekerjaan dan
masa kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
a) Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan dalam penelitian ini dibedakan menjadi
lima kelompok tingkat pendidikan terakhir yaitu S2 dan S1. Hasil analisis
data berdasarkan tingkat pendidikan dapat ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 5.1
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
S1 93 87,7 87,7 87,7
S2 13 12,3 12,3 100,0
Total 106 100,0 100,0
Sumber : Data Primer, diolah 2015
Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa sebagian besar responden (%)
mempunyai tingkat pendidikan S1 sebanyak 93guru (87,7%) dan S2
sebanyak 13 guru (12,3%).
b) Status Pekerjaan
Dalam penelitian ini, status pekerjaan responden dikelompokan menjadi
tiga kelompok: PNS, honorer dan tidak diketahui. Hasil analisis data
berdasarkan status pekerjaan dapat ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 5.2
Status Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
PNS 68 63,0 64,2 64,2
Honorer 25 23,1 23,6 87,7
Tidak diketahui 13 12,0 12,3 100,0
Total 106 98,1 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa sebagian besar responden
yaitu sebanyak 68 guru (64,9) berstatus pekerjaan PNS, honorer sebanyak
25 guru (23,1) dan tidak diketahui sebanyak 13 guru (12%)
c) Masa Kerja
Dalam penelitian ini masa kerja responden dikelompokan menjadi empat
kelompok masa kerja, seperti tercantum pada tabel berikut :
Tabel 5.3
Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 - 10 Tahun 17 16,0 16,0 16,0
11 - 20 Tahun 36 34,0 34,0 50,0
21 - 30 Tahun 47 44,3 44,3 94,3
31 - 40 Tahun 6 5,7 5,7 100,0
Total 106 100,0 100,0
Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa sebagian besar masa kerja
responden (%) di atas lebih dari 21 tahun sebanyak 53 guru. Hal ini
dikarenakan guru-guru di sekolah tersebut lebih berpengalaman. Jadi dapat
disimpulkan bahwa dari kedua sekolah yang di teliti kebanyakan guru-guru
memiliki masa kerja di sekolah lebih dari 21 tahun sebanyak 53 guru (50%).
2. Deskripsi Variabel
Deskripsi variabel bertujuan untuk menggambarkan karakteristik responden
dalam hal masing-masing variabel, yaitu kepemimpinan transformasional
kepala sekolah, motivasi kerja, profesionalisme guru, dan kinerja guru. Berikut
hasil deskripsi variabel:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Tabel 5.4
Kategori Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Kategori Nilai Interval Frekuensi Persentase
(%)
Sangat Transformatif 137 - 160 0 0
Transformatif 111 -136 26 24,5
Cukup Transformatif 85 - 110 80 75,5
Tidak Transformatif 58 - 84 7 0
Sangat tidak Transformatif 32 - 57 1 0
Sumber: Data Primer, diolah 2016
b. Motivasi Kerja
Tabel 5.5
Kategori Motivasi Kerja
Kategori Nilai Interval Frekuensi Persentase
(%)
Sangat Tinggi 94 - 110 0 0
Tinggi 76 – 93 72 67,9
Sedang 58 – 75 34 32,1
Rendah 40 – 57 0 0
Sangat Rendah 22 - 39 0 0
Sumber: Data Primer, diolah 2016
c. Profesionalisme Guru
Tabel 5.6
Kategori Profesionalisme Guru
Kategori Nilai Interval Frekuensi Persentase
(%)
Sangat Profesional 126 – 150 0 0
Profesional 102 - 125 69 65,1
Cukup Profesional 78 - 101 37 34,9
Tidak Profesional 54 - 77 0 0
Sangat Tidak Profesional 30 - 53 0 0
Sumber: Data Primer, diolah 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
d. Kinerja Guru
Tabel 5.7
Kategori Kinerja Guru
Kategori Nilai Interval Frekuensi Persentase
(%)
Sangat Tinggi 126 – 150 0 0
Tinggi 102 - 125 37 34,9
Sedang 78 - 101 69 65,1
Rendah 54 - 77 0 0
Sangat Rendah 30 - 53 0 0
Sumber: Data Primer, diolah 2016
3. Analisis Data
a. Uji Prasyarat
Uji prasyarat dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji lineritas.
1) Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pengamatan berdistribusi
secara normal atau tidak, uji ini mengunakan Kolmogorov Smirnov. Hasil
uji Normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.8
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KTKS MK PG KG
N 106 106 106 106
Normal Parametersa,b
Mean 108,96 78,95 102.,97 99,65 Std. Deviation
6,597 6,342 5,202 6,463
Most Extreme Differences
Absolute 0,121 0,076 0,110 0,073 Positive 0,066 0,076 0,110 0,073 Negative -0,121 -0,057 -0,086 -0,069
Kolmogorov-Smirnov Z 1,249 0,782 1,136 0,750 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,088 0,574 0,151 0,628
Sumber :data primer, di olah 2016
Berdasarkan hasil output dapat dilihat nilai probabilitas variabel
kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar 0,088 motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
kerja sebesar 0,574, profesionalisme guru sebesar 0,151 dan kinerja guru
sebesar 0,628. Apabila dibandingkan dengan asymp.sig > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2) Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja, dan
profesionalisme guru memiliki hubungan yang linear atau tidak dengan
kinerja guru.
Tabel 5.9
Uji Linearitas
Antar Variabel Nilai Sig Batas Keterangan
X1 * Y 0,577 0,05 Linearitas
X2 * Y 0,154 0,05 Linearitas
X3 * Y 0,082 0,05 Linearitas
Sumber : data primer, di olah 2016.
Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji linearitas menunjukan bahwa
antara variabel KTKS dan variabel KG adalah 0,577. Karena nilai 0,557
> 0,05 maka dapat hubungan kedua variable tersebut dikatakan linear.
Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji linearitas menunjukan bahwa
antara variable MK dan variable KG adalah 0,154. Karena nilai 0,154 >
0,05 maka dapat hubungan kedua variable tersebut dikatakan linear. Nilai
signifikansi yang diperoleh dari uji linearitas menunjukan bahwa antara
variable PG dan variable KG adalah 0,082. Karena nilai 0,082 > 0,05
maka dapat hubungan kedua variable tersebut dikatakan linear.
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Heterokedasitas dan Uji Multikolinearitas.
1) Uji Heteroskedasitas
Suatu asumsi penting dari model regresi linier klasik adalah bahwa
gangguan (disturbance) yang muncul dalam regresi adalah
homoskedastisitas, yaitu semua gangguan tadi mempunyai varian yang
sama. Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.10
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -4,952 7,757 -0,638 0,525
Kepemimpinan Transformasional
0,061 0,051 0,123 1,207 0,230
Motivasi Kerja 0,028 0,053 0,055 0,537 0,592
Profesionalisme Guru 0,004 0,065 0,006 0,059 0,953
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Data Primer ,diolah 2016
Berdasarkan hasil output dapat dilihat nilai signifikansi variabel
kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar 0,230. Untuk
variabel motivasi kerja nilai signifikansinya sebesar 0,592. Sedangkan
variabel profesionalisme guru nilai signifikansi sebesar 0,953. Karena
nilai signifikansi dari ketiga variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat
sisimpulkan bahwa tidak terjadi hetoroskedasitas.
2) Uji Multikolinearitas
Hasil Uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 5.11
Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Kepemimpinan Transformasional 0,925 1,081
Motivasi Kerja 0,923 1,084
Profesionalisme Guru 0,909 1,100
Sumber : Data Primer,diolah 2016
Berdasarkan hasil output maka dapat dinilai tolerance pada variabel
kepemimpinan transformasional memiliki nilai sebesar 0,925, untuk
variabel motivasi kerja memiliki nilai sebesar 0,923 dan untuk
profesionalisme guru memiliki nilai sebesar 0,909. Karena nilai ketiga
variabel tersebut memiliki nilai lebih dari 0,1. Sedangkan nilai VIF variabel
kepemimpinan tranformasional memiliki nilai sebesar 1,081, untuk motivasi
kerja memiliki nilai sebesar 1,084, dan untuk profesionalisme guru memiliki
niali sebesar 1,110. Oleh karena VIF < 10 maka disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolonieritas.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian penelitian ini analisis regresi sederhana berganda dan Analysis
Path.
Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua penulis menggunakan analisis
Regresi Linier Berganda.
1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap
Profesionalisme Guru
Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformaional
kepala sekolah terhadap profesionalisme guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Ha: Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional
kepala sekolah terhadap profesionalisme guru
2. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Profesionalisme Guru
Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap
profesionalisme guru
Ha: Ada pengaruh positif signifikan motivasi kerja terhadap
profesionalisme guru
Hasil output dari SPSS dengan Regresi Linear Berganda sebagai berikut :
Tabel 5.12
Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 87,699 6,191
14,166 0,000
Motivasi Kerja 0,193 ,078 0,236 2,475 0,015
2
(Constant) 73,672 9,290
7,931 0,000
Kepemiminan
Transformasional
0,151 0,076 0,192 2,003 0,048
Moivasi 0,162 0,079 ,198 2,064 0,042
a. Dependent Variable: Profesionalisme Guru
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 5.12 diatas dapat diketahui bahwa kepemimpinan
transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap profesionalisme guru
(B = 0,192; signifikansi 0,048 < 0,05) dengan F hitung 5,157. Dengan demikian
ha diterima, yang berarti bahwa “Ada pengaruh yang positif signifikan
variabel kepemimpinan tranformasional terhadap Profesionalisme Guru”.
Berdasarkan tabel 5.12 di atas dapat diketahui bahwa motivasi kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
berpengaruh terhadap profesionalisme guru (B = 0,198; signifikansi 0,042 <
0,05) dengan F hitung 5,157. Dengan demikian hiopotesis diterima, yang
berarti bahwa “Ada pengaruh yang positif signifikan variabel Motivasi Kerja
terhadap Profesionalisme Guru “.
Untuk menguji hipotesis ketiga, keempat dan kelima penulis menggunakan
analisis Regresi Linier Sederhana.
3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru
Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja guru
Ha: Ada pengaruh positif signifikan kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja guru
4. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
Ho: Tidak ada pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja guru
Ha: Ada pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja guru
5. Pengaruh Profesionalisme Guru terhadap Kinerja Guru
Ho: Tidak ada pengaruh positif signifikan Profesionalisme Guru terhadap
Kinerja Guru
Ha: Ada pengaruh positif signifikan Profesionalisme Guru terhadap Kinerja
Guru
Hasil output dari SPSS dengan Regresi Linear Berganda sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 5.13
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 50,467 11,597
4,352 ,000
Profesionalisme Guru ,478 ,112 ,384 4,247 ,000
2
(Constant) 26,469 12,949
2,044 ,043
Profesionalisme Guru ,388 ,110 ,313 3,538 ,001
Kepemimpinan
Transformasional
,305 ,087 ,311 3,520 ,001
3
(Constant) 17,922 13,059
1,372 ,173
Profesionalisme Guru ,333 ,109 ,268 3,052 ,003
Kepemimpinan
Transformasional
,272 ,085 ,277 3,184 ,002
Motivasi Kerja ,226 ,089 ,222 2,541 ,013
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 5.13 di atas dapat diketahui bahwa kepemimpinan
transformasional kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru (B =
0,277; sig 0,002 < 0,05) dengan F hitung17,900. Dengan demikian hiopotesis
diterima, yang berarti bahwa “Ada pengaruh yang positif signifikan variabel
kepemimpinan tranformasional terhadap kinerja guru”.
Berdasarkan tabel 5.13 di atas dapat diketahui bahwa motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja guru (B = 0,222; sig 0,013 < 0,05) dengan F
hitung 17,900. Dengan demikian hiopotesis diterima, yang berarti bahwa “Ada
pengaruh yang positif signifikan variabel Motivasi Kerja terhadap
Profesionalisme Guru “.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Berdasarkan tabel 5.13 di atas dapat diketahui bahwa profesionalisme guru
berpengaruh terhadap kinerja guru (B = 0,268; sig 0,003 < 0,05) dengan F
hitung 17,900. Dengan demikian hiopotesis diterima, yang berarti bahwa “Ada
pengaruh yang positif signifikan variabel Profesionalisme Guru terhadap
Kinerja Guru “.
6. Hipotesis keenam
Pengaruh mediasi profesionalisme guru terhadap hubungan kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.
Ha: Tidak ada pengaruh mediasi positif signifikan profesionalisme guru
hubungan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi
kerja terhadap kinerja guru.
Ha: Ada pengaruh mediasi positif signifikan profesionalisme guru hubungan
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 73,672 9,290 7,931 0,000
Kepemimpinan transformasional
0,151 0,076 0,192 2,003 0,048
Motivasi kerja 0,162 0,079 0,198 2,064 0,042
a. Dependent Variable: Profesionalisme Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 17,922 13,059 1,372 0,173
Kepemimpinan Transformasional
0,272 0,085 0,277 3,184 0,002
Motivasi Kerja 0,226 0,089 0,222 2,541 0,013
Profesionalisme Guru 0,333 0,109 0,268 3,052 0,003
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Hasil output pada persamaan (1) memberikan nilai Standardized Beta
kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar 0,192 dan signifikan
pada 0,048 sedangkan untuk variabel motivasi kerja sebesar 0,189 dan
signifikan 0,042 yang berarti keduanya berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profesionalisme guru. Nilai koefisien standardized Beta 0,198
merupakan jalur p31. Nilai koefisien standardized Beta 0,192 merupakan
jalur p32.
Hasil output persamaan (2) nilai Standardized untuk kepemimpinan
transformasional kepala sekolah sebesar 0,277 dan signifikansi pada 0,002,
motivasi kerja sebesar 0,222 dan signifikan pada 0,013 dan profesionalisme
guru sebesar 0,268 dan signifikan pada 0,003. Ketiganya berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja guru. Nilai koefisiensi Standardized Beta
0,277 merupakan niali jalur p41, nilai koefisiensi Standardized Beta 0,222
merupakan nilai jalur p42 dan koefisiensi Standardized Beta 0,268
merupakan nilai jalur p43.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
0,277 R1 R2
0,192
0,268
0,198
0,222
Dari data diatas maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Maka untuk menguji hipotesis ke enam ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Untuk menguji pengaruh mediasi Profesionalisme Guru terhadap
hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolahdengan
Kinerja Guru dilakukan dengan membandingkan koefisien korelasi antara
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru
(hubungan langsung) dengan hasil kali antara koefisien korelasi
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Profesionalisme
Guru dan Kinerja Guru. Pengaruh mediasi dapat ditemukan apabila hasil
kali koefisien korelasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
dan Profesionalisme Guru dengan Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru
lebih kecil dibandingkan dengan koefisien hubungan langsung
Kinerja
Guru
Kepemimpinan
Transformasional
Kepala Sekolah
Motivasi Kerja
Profesionalisme
Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Guru. Hasil
analisis menemukan bahwa:
(1) β KTKS – PG = 0,192
(2) β PG – KG = 0,268
(3) β KTKS – KG = 0,277
Berdasarkan temuan di atas dapat dihitung β KTKS – PG x β PG – KG yaitu
0,192 x 0,268 = 0,051.
Apabila koefisien tersebut dibandingkan dengan koefisen β
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru
maka dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme Guru tidak memediasi
hubungan antara Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah dengan
Kinerja Guru karena hasil perkalian antara β kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dengan kinerja guru dikali
Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru lebih kecil dari koefisien β
Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah dan Kinerja Guru
sebesar 0,051 < 0,277.
b. Untuk menguji pengaruh mediasi Profesionalisme Guru terhadap
hubungan Motivasi Kerjadengan Kinerja Guru dilakukan dengan
membandingkan koefisien korelasi antara Motivasi Kerja dengan Kinerja
Guru dengan hasil kali antara koefisien korelasi Motivasi Kerja dengan
Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru. Pengaruh mediasi dapat
ditemukan apabila hasil kali koefisien korelasi Motivasi Kerja dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Profesionalisme Guru dengan Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru
lebih kecil dibandingkan dengan koefisien hubungan langsung Motivasi
Kerja dan Kinerja Guru. Hasil analisis menemukan bahwa:
(1) β MK – PG = 0,198
(2) β PG – KG= 0,268
(3) β MK – KG = 0,222
Berdasarkan temuan di atas dapat dihitung β MK – PG x β PG – KG yaitu 0,198
x 0,268 = 0,053. Maka dapat dilihat bahwa 0,053 < 0,222.
Apabila koefisien tersebut dibandingkan dengan koefisen β Motivasi Kerja
dengan Kinerja Guru maka dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme
Guru tidak memediasi hubungan antara Motivasi Kerja dan Kinerja Guru
karena hasil perkalian antara β motivasi kerja dan kinerja guru dikali
profesionalisme guru lebih kecil dari koefisien β motivasi kerja dan
Kinerja Guru sebesar 0,053 < 0,222.
3. Uji F
Uji statistik F digunakan untuk menguji apabila variabel bebas secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan
dengan variabel terikat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 5.16
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1248,265 3 416,088 13,526 ,000
b
Residual 3137,820 102 30,763
Total 4386,085 105
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
b. Predictors: (Constant), Profesionalisme Guru, Kepemimpinan
Transformasional , Motivasi Kerja
Dari hasil output di atas maka dapat diambil keputusan sebagai berikut:
1. Jika p -value < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini berarti variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan
dengan variabel terikat.
2. Jika p-value > α 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan dengan variabel bebas.
Maka di lihat dari tabel di atas maka nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara stimultan memiliki
pengaruh signifikan dengan variabel terikat.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap
Profesionalisme Guru
Hasil pengujian seperti yang tercantum pada tabel 5.12 bahwa
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap
Profesioanlisme Guru (B = 0,192; sig 0,048< 0,05) yang berarti kepemimpinan
ransformasional kepala sekolah diikiuti oleh naiknya kopetensi profesional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
guru yang makin tinggi kepemimpinan transformasiona kepala sekolah, akin
tinggi juga tingkat kepemimpinan transformasional kepala sekolah, makin
tinggi juga tingkat profesionalisme guru. ha ini mnguatkan argumentasi bahwa
profesionalisme guru ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah
kepemimpinan transformasinal kepala sekolah.
Hal ini karena kepala sekolah ikut mewarnai sikap mental atau cara diri
kepala sekolah sebagai role model bai bawahannya, memiliki visi yang
menarik dan memotivasi, menstimulasi bawahan untuk inovatif dan kreatif,
memberikan dukungan, peneguhan dan bimbingan bagi bawahan. Oleh karena
itu, seorang kepala sekolah mampu membawa perubahan bagi bawahan daam
kemampuan mengajar guru sebagai penghargaan terhadap kerja dan upaya
peingkatan produktivitas. Hal ini terwujud suatu sikap mental guru yang positif
terhadap visi yang dimiiki oleh kepala sekolah sehingga guru akan
melaksanakan tugas secara profesional sehingga dapat mencapai tujuan
sekolah.
2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Profesionalisme Guru
Hasil pengujian seperti yang tercantum pada tabel 5.12 bahwa motivasi
kerja berpengaruh positif terhadap Profesioanlisme Guru (B = 0,198; sig
0,042< 0,05) yang berarti “Ada pengaruh yang positif signifikan variabel
motivasi kerja terhadap profesionalsme guru” berarti motivasi kerja yang tinggi
dimiliki oleh guru maka guru akan semakin profesional. Hal ini menguatkan
argumentasi bahwa profesionaisme guru ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya adalah motivasi kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Pada dasarnya seorang guru sudah mempunyai motivasi kerja dalam diri
mereka. Seorang guru mempunyai motivasi yang tinggi dalam menjalankan
proses pembelajaran maka proses pembelajaran itu akan berhasil. Oleh karena
itu, guru yang berhasil dalam membawa proses pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang diinginkan maka guu mempunyai kemampuan profesional dalam
menjaankan tugasnya. Hal ini dikarenakan motivasi kerja yang tinggi seorang
guru dapat dilihat dari kemampuan keprofesionalan guru yang diihat dari
keinginan guru untuk berprestasi, mencintai pekerjaan itu sendiri, tempat kerja
yang nyaman, suasana kerja yang mendukung dan gaji yang besar. Maka dari
itu, guru yang memiliki motivasi kerja dilihat dari berbagai aspek maka guru
lebih profesional dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala SekolahTerhadap
Kinerja Guru
Hasil pengujian seperti yang tercantum pada tabel 5.13 bahwa
kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap
kinerja guru (B = 0,277; sig 0,002 < 0,05) yang berarti bahwa “Ada pegaruh
yang positif signifikan variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah
terhadap kinerja guru yang berarti kepemimpinan transformasional kepala
sekolah diikuti naiknya kinerja guru. Hal ini menguatkan argumentasi bahwa
kinerja guru ditentukan oleh banyak faktor diantaranya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan segala aspek yang telah
direncanakannya perlu didukung oleh kepemimpinan transformasional kepala
sekolah yang hakekatnya terletak pada efisiensi dan efektivtas penampilan
kepala sekolah. Hal ini didukung dengan pemipin yang dapat menginspirasi,
pemimpin yang memotivasi, pemimpin yang menstimulasi bawahan untuk
menjadi inovatif dan kretif, pemimpin yang memberikan dukungan dan
memperhatikan bawahannya. Dengan demikian, kepemimpinan
transformasional kepala sekolah memberikan pengaruh terhadap kinerja guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab, percaya diri, memiliki
kompetensi, kondisi sekolah yang mendukung, serta, komunikasi antar
pemimpin dan bawahan. Oleh karena tu, jika penerapan kepemimpinan
transformasional kepala sekolah ditingkatkan maka akan berimplikasi terhadap
meningkatnya kinerja guru.
4. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian seperti yang tercantum pada tabel 5.13 bahwa
kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap
kinerja guru (B = 0,222; sig 0,013 < 0,05). Dengan demikian ada pengaruh
yang positif signifikan variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru yang
berarti motivasi kerja yang tinggi maka makin tinggi pula hasil kerja yang
tinggi.
Apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, maka guru akan
memberikan yang terbaik demi kemajuan organisasinya. Motivasi dalam hal
ini berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi, pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
itu sendiri, tempat kerja yang nyaman, suasana kerja yang mendukung dan
gaji yang besar. Guru yang merasa mampu menerapkan pembelajaran yang
disenangi siswa serta memiliki hubungan yang harmonis baik dengan siswa
maupun orang tua siswa, akan berdampak pada kinerja guru yang optimal.
Dengan demikian, aspek motivasi kerja sesorang akan berpengaruh terhadap
kinerjanya.
5. Pengaruh Profesionalisme Guru Berpengaruh Terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian seperti yang tercantum pada tabel 5.13 bahwa
profesionalisme guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru (B = 0,268;
sig 0,003< 0,05) dengan demikian hipotesis diterima yang berarti ada
pengaruh yang positif signifikan variabel profesionalisme guru terhadap
kinerja guru yang berarti profesionalisme guru diikuti oleh naiknya kinerja
guru, makin tinggi kinerja guru makin tinggi juga tingkat profesionalisme
guru.
Guru yang profesional ditandai dengan adanya penguasaan guru yang
mampu menguasi bahan ajar, mengelola kelas dan interaksi belajar,
pengelolaan program belajar mengaajar, pelayanan bimbingan dan konseling,
penggunaan media dan sumber pembelajaran dan penilaian prestasi siswa.
Seorang guru dapat menguasai materi serta konsep-konsep mata pelajaran
dengan efektif. Oleh karena itu, guru harus senantiasa berusaha meningkatkan
kinerjanya. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin profesional guru dalam
melakukan pekerjaannya maka kinerjanya akan semakin meningkat pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
6. Pengaruh mediasi Profesionalisme Guru Hubungan Antara
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
dengan Kinerja Guru
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh mediasi
hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi
kerja dengan kinerja guru. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perkalian nilai
koefisien kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan profesionalisme
guru dengan kinerja guru sebesar 0,051 lebih kecil dibandingkan dengan
hubungan langsung kepemimpinaan transformasional kepala sekolah dengan
kinerja guru sebesar 0,277. Selanjutnya ditunjukkan dengan hasil perkalian
nilai koefisien motivasi kerja dan profesionalisme guru dengan kinerja guru
sebesar 0,053 lebih kecil dari motivasi kerja dengan kinerja guru sebesar
0,222.
Kinerja guru yang ingin dicapai tidak di pengaruhi oleh faktor-faktor
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, motivasi kerja dan
profesionalisme guru. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang
mampu mendorong dan merubah pemahaman guru maka akan meningkat
juga motvasi kerja guru ssehingga akan mencapai kierja yang tinggi pula.
Selain itu guru yang kurang profesional dalam mengelola pembelajaran maka
tidak akan mencapai kinerja yang baik pula. Faktor dalam diri yang dapat
mendorong seorang untuk mencapai kinerja misalnya semangat kerja yang
tinggi dan dorongan dari atasan yang tinggi maka kinerja guru akan semakin
tinggi dan bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dibahas dalam BAB V dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Ada pengaruh positif Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
berpengaruh positif terhadap Profesioanlisme Guru (B = 0,192; sig < 0,05).
2. Ada pengaruh positif Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap
Profesionalisme Guru (B = 0,198; sig < 0,05)
3. Ada pengaruh positif Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
berpengaruh terhadap Kinerja Guru (B = 0,277; sig < 0,05).
4. Ada pengaruh positif Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
berpengaruh terhadap Kinerja Guru (B = 0,222; sig< 0,05)
5. Ada pengaruh positif dan signifikan Profesionalisme Guru berpengaruh
terhadap kinerja guru (B = 0,268; sig< 0,05)
6. Tidak ada pengaruh mediasi Profesionalime Guru terhadap hubungan
Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah, Motivasi Kerja, dan
Kinerja Guru. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perkalian nilai koefisen
Kepemimpinan Transformaional Kepala Sekolah dan Kinerja Guru dengan
Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru sebesar 0,073 lebih kecil dari
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Guru sebesar
0,329. Selanjutnya ditunjukkan hasil perkalian nilai koefisien Motivasi Kerja
dan Profesionalisme Guru dengan Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
sebanyak 0,077 lebih kecil dari Motivasi Kerja dan Kinerja Guru sebesar
0,275.
B. Keterbatasan penelitian
Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan kesulitan yang
dialami, antara lain:
1. Dalam penelitian ini terdapat responden yang mengisi atau mengerjakan
kuesioner secara bersama-sama sehingga jawaban responden satu dengan yang
lain sama.
2. Dalam penelitian ini ada kemungkinan responden dalam menjawab butir
pertanyaan kuesioner yang baik-baik, hal ini bisa dikarenakan karena
responden merasa segan atau tidak enak terhadap kepala sekolah maupun
sesama rekan guru.
3. Dalam penelitian ini pengukuraan variabel yaitu motivasi kerja,
profesionalisme guru, dan kinerja guru diambil dari sumber yang berbeda
sehingga terkesan tumpang tindih misalnya indikator kompetensi dalam kinerja
guru tumpang tindih dengan indikator profesionalisme guru, indiktor tempat
kerja dan suasana kerja pada variabel motivasi kerja dengan kondisi dan
kompetensi pada variabel kinerja guru.
C. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, ada beberapa saran yang
dikemukakan penulis bagi kepala sekolah, guru dan juga bagi peneliti selanjutnya.
Saran yang dikemukakan penulis adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
1. Bagi kepala sekolah
Bagi Kepala Sekolah karena dilihat dari penelitian di atas profesionalisme guru
dan motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja guru maka alangkah
baiknya Kepala Sekolah lebih meningkatkan kepemimpinan transformasional
sehingga para guru dapat lebih meningkat kinerjanya. Kepala sekolah
diharapkan juga dapat menciptakan lingkungan sekolah dan budaya sekolah
yang mendorong motivasi kerja para guru.
2. Bagi Guru
Para Guru diharapkan lebih meningkatkan semangat dan motivasi dalam
menjalankan tugas sebagai guru yang profesional maka alangkah baiknya guru
lebih meningkatkan kinerjanya dan menjalin hubungan yang harmonis dengan
kepala sekolah dan rekan kerjanya.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Bagi peneliti selanjutnya alangkah baiknya melakukan observasi terlebih
dahulu sebelum melakukan penelitian dan pada saat penelitian peneliti dapat
mengunakan teknik wawancara dan membagikan kuesioner secara tertutup.
b. Penulis menyarankan untuk penelitian berikutnya perlu pengembangan
instrumen yang tegas membedakan antar 3 variabel mengingat dalam
penelitian ini terkesan ada tumpang tindih antar variabel misalnya
profesionalisme guru dan kinerja guru, misalnya indikator kompetensi
dalam kinerja guru dengan indikator-indikator dalam profesi dan untuk
penelitian selanjutnya bisa menggunakan uji SEM (Structural Equation
Modeling)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1990). Manajemen Penelitian. Reneka Cipta: Jakarta
Damin, S. (2005). Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Darmasiah. (2008). Kontribusi Profesionalisme Guru dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Guru. Tesis: Universitas Negeri Semarang.
Erik, R. (2001). Leadership Articles.
Gana,F. (2004). Kepemimpinan dan Struktur Organisasi sebagai Determinan
Inovasi Organisasi. Usahawan No. 05.
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Universitas
Diponegoro: Semarang.
Given, R.(2008). Transformasional Leadership: The Impact on Organisasi ans
Personal Outcomes. Energeging Leadership Journeys, Vol. 1, Iss. I,4-24
Gusti, M.M. (2012). Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja dan Persepsi Guru
Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. Jurnal.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. (2006). “Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah”,
Edisi Revisi, Bumi Aksara: Jakarta.
Hamali, A.Y. (2013). Pengaruh Motivasi terhadap Produktivitas Kerja.
Politeknik PIKSI. Ganesha: Bandung.
Kartini Kartono. (2003). “Pemimpin dan Kepemimpinan”. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Kurniawan, A. (2014). Kontribusi Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru. Skripsi.
Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma
Kusmianto.(1997). “Panduan Penilaian Kinerja Guru oleh Pengawas”. Jakarta.
Kusumah, Fitria. (2014). “Pengaruh kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah terhadap Komitmen Organisasi”.Skripsi. Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung.
Mangkuprawira, Tb.S. (2001). “Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik”.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Martani,Galuh R. (2011). “Hubungan antara Perspsi terhadap Gaya
Kepemimpinan Transformasional dengan Organizational Citizenship
Behavior (OCB) Guru”. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Snanata Dharma.
Masidjo, Ig. (1995). Penilaian pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.
Kanisius: Yogyakarta.
Mulyasa,(2004).“Menjadi Kepala Sekolah Profesion dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK (cet.4)”. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Merlianti.(2006). Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.
Skripsi. Universitas Widyatama.
Murnianita.(2012). Pengaruh Kepemimpinan terhadap Employee Engagement
Pada PT PLN (Persero) Pusdiklat. Tesis.Universitas Indonesia: Jakarta.
Othiel, Dian P. (2015). “Kepemimpinan Transformasional Pada Pemimpin
Organisasi Kemahasiswaan Universitas Sanata Dharma: Skripsi.
Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Purnamasari, D. (2012). Pengaruh Strata Akademik Guru dan Kompetensi
Profesionalisme terhadap Prestasi Belajar Matematika. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Rivai, V. (2004). Kiat Memimpin dalam Abad 21. Jakarta: Murai Kencana.
Samana.(1994). “Profesionalisme Keguruan”. Yogyakarta: Kanisius.
Santosa, S. (2000). Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Gramedia:
Yogyakarta.
Siagan, Sondang P.(2006).”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Edisi I, Cetakan
Ketiga Belas. Jakarta : Bumi Aksara.
Silberman. (2001).The 2001 Training and Perfomance Sourcebook. New York:
McGraw-Hill,Inc.
Sudjana.(1996). Metode Statistika. Tarsito: Bandung
Sudjana. (1983). Teknik Analisi Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Tarsito:
Bandung
Sudjana, N.(1989). “Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar”.Sinar Baru: Bandung
Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung
Sugiyono.(2015). Metode Penelitian dan Pengembangan. Alfabeta: Bandung
Sumarno. (2009). “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Profesionalisme
Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Paguyangan Kabupaten Brebes”. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang.
Supriadi, D. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru.Yogyakarta : Adicita
Karya Nusa.
Syahroni. (2007).” Pengaruh Kinerja Kepemimpinan dan Manajemen Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Guru”.Universitas Negeri Semarang.
Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Uswanti.E. (2010). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kompetensi Profesionali Guru SMK
YPE Kroya.Skripsi. Universitas Negeri Semarang
Wahjosumidjo.(2001). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Winardi, J. (2001). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Widhiastuti, R. (2013). Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah, Budaya Organisasi dan Ketrampilan Guru terhadap Kinerja Guru.
Skripsi.Universitas Muhamadyah Surakarta.
Wutun, R.P.(2001). “Persepsi Karyawan tentang Perilaku Kepemimpinan Atasan.
Suatu Kajian Teori Transformasional-Transaksional”, dalam Sjabadhyni,
B., Graito, B.K, & Wutun, R.P. Pengembangan Kualitas SDM dari
Prespektif PIO. Jakarta: Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.
Yanuari, I.P. (2011). Profesionalitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan.
Yulk, G. (1999). An Evalution of Conceptional Weaknesesses in
Transformasional and Charismatik Leadership Theories. Leadearship
Quartely, Vol. 10, No. 2, 285-304.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN I
( KUESIONER )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
KUISIONER PENELITIAN
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Motivasi
Kerja Terhadap Profesionalisme Guru Dan Kinerja Guru
Nama :
Usia : tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA/D.I/D.II/D.III/S1/S2*
Status Pekerjaan :
Masa Kerja :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
INSTRUMEN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Petunjuk: Berilah tanda ceklist (√) yang paling sesuai dengan reaksi anda terhadap
pernyataan yang ada,pada kolom jawaban yang tersedia dengan ketentuan sebagai
berikut:
1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat
setuju.
No PERTANYAAN
JAWABAN
STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Kepala sekolah menyampaikan kepada
guru-guru nilai-nilai luhur yang menjadi
pegangan hidup
2 Kepala sekolah menekankan pentingnya
memiliki komitmen terhadap apa yang
kami yakini
3 Kepala sekolah mengikutsertakan guru-
gurunya dalam perencanaan suatu kegiatan
4 Kepala sekolah tidak membangkitkan rasa
saling menghargai pendapat sesuai kolega
5 Kepala sekolah memberlakukan guru-guru
dan orang lain dengan hormat
6 Kepala sekolah tidak membuat guru-
gurusiap mengorbankan kepentingan
pribadi untuk kepentingan kelompok
7 Kepala sekolah mempertimbangkan
konsekuensi etika dan moral dari setiap
tindakannya
8 Kepala sekolah menekankan pentingnya
rasa memiliki misi bersama
9 Kepala sekolah tidak mampu menangani
isu-isu yang sulit
10 Kepala sekolah secara konsisten bertindak
sesuai dengan niali-nilai yang ia anut
11 Kepala sekolah tidak memberikan
dorongan yang terus menerus
12 Kepala sekolah mengarahkan perhatian
guru-guru terfokus pada apa yang perlu
dilakukan untuk berhasil
13 Kepala sekolah membuat guru-guru
bekerja dengan penuh semangat dan
optimistik
14 Kepala sekolah mengungkapkan
keyakinannya pada guru-gurunya akan
meraih atau mencapai tujuan organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
15 Kepala sekolah berbicara dengan penuh
optimis untuk masa depan
16 Kepala sekolah tidak menunjukkan tekad
untuk menyelesaikan apa yang ia mau
lakukan
17 Kepala sekolah memberikan dorongan apa
yangharus dilakukan
18 Kepala sekolah mendorong guru-guru
untuk mengungkapkan gagasan dan
pendapat mereka
19 Kepala sekolah membantu menyelasaikan
persoalan dengan dukungan bukti dan
alasan yang kuat dari pada menggunakan
pendapat yang tidak mendasar
20 Kepala sekolah tidak memecahkan
persoalan-pesoalan lama dengan cara-cara
yang baru
21 Kepala sekolah tidak mendorong guru-
guru untuk mencoba cara-cara baru dalam
berbagai kegiatan
22 Kepala sekolah tidak menyarankan cara-
cara baru dalam bagaimana mengerjakan
pekerjaan kami
23 Kepala sekolah membuat guru-guru
melihat setiap persoalan dari sudut
pandang yang berbeda
24 Kepala sekolah mendorong guru-gurunya
menggunakan pemikiran yang rasional dan
modern dalam menangani masalah-
masalah yang mentradisi
25 kepala sekolah cukup mengenal guru-
gurunya secara individual dalam rangka
mengetahui ketrampilan,minat dan
memahami persoalan yang dihadapi
26 Kepala sekolah memberikan perhatian
yang besar atas pengembangan
kekuatan/potensi
27 Kepala selokah memberlakukan gurunya
secara pribadi, sebagai individu dari pada
sebagai anggota kelompok
28 Kepala sekolah memberlakukan setiap
guru-guru sebagai sebagai individu dengan
kebutuhan,kemampuan dan keinginan
guru-gurunya yang berbeda-beda
29 Kepala sekolah meningkatkan upaya
pengembangan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
30 Kepala sekolah tidak mendengarkan penuh
perhatian segala perhatian segala
keprihatian guru-gurunya
31 Kepala sekolah tidak memberikan nasehat-
nasehat berharga bagi perkembangan guru-
gurunya
32 Kepala sekolah menyisihkan waktu untuk
mengajar, melatih dan membimbing guru-
guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
INSTRUMEN MOTIVASI KERJA
Berilah tanda ceklist (√) yang paling sesuai dengan reaksi anda terhadap
pernyataan yang ada,pada kolom jawaban yang tersedia dengan ketentuan sebagai
berikut:
1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat
setuju.
No PERTANYAAN
JAWABAN
STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Saya selalu mencari waktu luang untuk
meningkatkan kinerja diri saya
2 Saya berusaha untuk mengembangkan
metode pengajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan
3 Saya menghindari mengikuti pelatihan-
pelatihan yang dapat meningkatkan
kompetensi saya
4 Saya ingin menguasai ketrampilan
mengajar lebih berbasis teknologi
informatika yang berguna untuk tugas-
tugas saya
5 Dorongan untuk berkompetensi dengan
teman-teman seprofesi sangat kuat dalam
diri saya
6 Saya mencintai pekerjaan saya sehingga
saya selalu bersemangat dalam bekerja
7 Saya tidak terampil dalam menyelesaikan
pekerjaan saya karena saya belum bisa
menguasai IPTEK
8 Saya melaksanakan tugas apabila ada
perintah dari kepala sekolah
9 Saya bekerja dengan baik untuk
mendapatkan pengakuan dari kepala
sekolah
10 Saya melakukan pekerjaan bukan hanya
untuk kepentingan diri sendiri saya tetapi
juga untuk kepentingan sekolah
11 Saya bekerja sesuai dengan prosedur yang
sudah ditetapkan
12 Fasilitas kerja yang disediakan oleh
sekolah sangat mendorong semagat kerja
saya
13 Saya tidak semangat dalam bekerja karena
kurangnya fasilitas yang disediakan oleh
sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
14 Saya dapat menggunakan berbagai metode
pembelajaran yang bervariasi karena
dukungan fasilitas yang memadai
15 Saya selalu berusaha sebaik mungkin untuk
menjalin hubungan baik dengan sesama
guru
16 Hubungan yang tidak harmonis antara para
guru dan kepala sekolah membuat suasana
kerja yang nyaman
17 Saya mau membantu guru yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugas
18 Saya selalu menerima kritikan dari kepala
sekolah maupun sesama guru yang bersifat
membangun
19 Hubungan kerja yang baik antara seluruh
warga sekolah akan menciptakan suasana
kerja yang baik dan nyaman
20 Pemberian pengahargaan akan mendorong
semagat kerja guru
21 Pemberian tunjangan akan menurunkan
semangat kerja guru
22 Saya selalu bersemangat dalam
melaksanakan tugas saya ketika akan
diberikan gaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
INSTRUMEN PROFESIONALISME GURU
Berilah tanda ceklist (√) yang paling sesuai dengan reaksi anda terhadap
pernyataan yang ada,pada kolom jawaban yang tersedia dengan ketentuan sebagai
berikut:
1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat
setuju.
No PERTANYAAN
JAWABAN
STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Saya menerangkan materi pembelajaran
secara jelas dan terperinci
2 Dalam menjelaskan materi
pembelajaran,saya memberikan contoh
yang konkrit
3 Saya kesulitan menjawab pertanyaan dari
siswa
4 Saya tidak memberikan ringkasan materi
5 Saya selalu menjawab pertanyaan dari
siswa derngan baik
6 Saya membuat peraturan bersama dengan
siswa pada awal pelajaran
7 Saya memberikan sanksi bagi siswa yang
melanggar peraturan bersama ketika
mengikuti pelajaran
8 Saya sering terlambat untuk memulai
pelajaran
9 Saya memberikan semangat kepada siswa
yang kurang bersamangat dalam mengikuti
pelajaran
10 Saya hanya akrab pada siswa tertentu saja
11 Sebelum memulai materi baru, saya selalu
menjelaskan tujuan yang akan dicapai dari
materi tersebut
12 Saya menjelaskan buku wajib dan buku
pendukung yang akan digunakan dalam
proses belajar mengajar
13 Pada saat mata pelajaran saya hanya
menggunakan satu metode mengajar
14 Saya selalu memberikan tugas untuk
dikerjaan di rumah oleh siswa
15 Saya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila menemui
kesulitan
16 Saya membantu siswa memecahkan
masalah yang sedang dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
17 Saya tidak peduli dengan kesulitan yang
dialami para siswanya
18 Saya menyediakan waktu khusus untuk
bimbingan siswa
19 Saya memanggil dan menengur para siswa
yang mendapatkan nilai jelek
20 Saya tidak memecahkan setiap
permasalahan yang dihadapi para siswanya
21 Saya menggunakan media pembelajaran
yang tersedia dengan tepat
22 Saya tidak sudah menggunakan sumber
pelajaran yang terbaru dan bermutu (sesuai
dengan kurikulum)
23 Untuk memperdalam pemahaman materi
ajar yang ada dikurikulum sekolah saya
melakukan kajian materi
24
Saya mewajibkan setiap siswanya untuk
memilih buku pelajaran
25
Saya dapat menggunakan media
pembelajaran yang ada dengan baik
26
Dalam memberikan nilai, saya selalu pilih
kasih (siswa tertentu mendapatkan nilai
baik)
27 Dalam pemberian nilai saya tidak hanya
dari ulangan harian/ulangan umum, tetapi
juga penilaian keseharian di dalam kelas
(tanya jawab, keaktifan dikelas)
28 Dalam menilai prestasi belajar siswa sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya
29 Dalam penilaian saya sangat adil, tanpa
melihat siapa yang diberi nilai
30 Dalam pemberian nilai saya sudah sesuai
dengan kesepakatan bersama atau sesuai
dengan peraturan sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
INSTRUMEN KINERJA GURU
Petunjuk: Berilah tanda ceklist (√) yang paling sesuai dengan reaksi anda terhadap
pernyataan yang ada,pada kolom jawaban yang tersedia dengan ketentuan sebagai
berikut:
1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat
setuju.
No PERTANYAAN
JAWABAN
STS TS R S SS
1 2 3 4 5
1 Saya memberikan usaha terbaik
2 Saya tidak setuju dengan cara mencapai
tujuan organisasi
3 Saya tidak sependapat dengan rekan kerja
tentang prioritas kerja
4 Saya membayangkan pekerjaan dengan tipe
pekerjaan yang lain
5 Banyak pekerjaan saya yang berhasil
6 Saya bekerja sesuai uraian tugas
7 Saya menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat
8 Saya merasa diintimidasi oleh orang lain
9 Saya merasa prestasi saya memuaskan
10 Saya mencapai kemajuan dalam bekerja
11 Saya merasa prestasi bekerja saya
memuaskan
12 Saya berfikir bahwa saya tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan
13 Saya berjuang terus untuk mewujudkan
perubahan
14 Ketrampilan atau kecakapan saya
dibutuhkan
15 Saya memerlukan banyak waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan
16 Beberapa tugas saya cukup sulit
diselesaikan
17 Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
jika ada gangguan
18 Prestasi puncak saya berkenan bagi atasan
19 Saya melaksanakan tugas sampai menit
terakhir
20 Orang-orang disekitar saya tidak dapat
dipercaya
21 Pemimpin banyak mengubah kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
menjadi lebih baik
22 Saya merasa ruangan kerja kurang dalam
ventilasi dan penerangan
23 Saya merasa memerlukan otoritas dalam
bekerja
24 Pemimpinan menuntut tinggi hasil kerja
25 Saya merasa sarana prasarana sudah baik
26 Saya merasa tidak memiliki masalah
dengan rekan kerja
27 Saya merasa memperoleh supervisi yang
sesuai
28 Saya merasa keluhan rekan kerja tidak
mengganggu
29 Kerjasama diantara teman dirasa kurang
30 Saya menaruh curiga terhadap rekan kerja
yang bekerja dengan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
LAMPIRAN II
( DATA INDUK )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
LAMPIRAN III
( Uji Validitas dan Uji Reliabilitas )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
UJI RELIABILITAS
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,800 32
Motivasi Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,829 22
Profesionalisme Guru
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,655 30
Kinerja Guru
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,859 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LAMPIRAN IV
( UJI NORMALITAS dan UJI LINEARITAS )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kepemimpinan
Transformasional Motivasi Kerja
Profesionalisme
Guru Kinerja Guru
N 106 106 106 106
Normal Parametersa,b
Mean 108,96 78,95 102,97 99,65
Std.
Deviation
6,597 6,342 5,202 6,463
Most Extreme Differences
Absolute ,121 ,076 ,110 ,073
Positive ,066 ,076 ,110 ,073
Negative -,121 -,057 -,086 -,069
Kolmogorov-Smirnov Z 1,249 ,782 1,136 ,750
Asymp. Sig. (2-tailed) ,088 ,574 ,151 ,628
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
UJI LINEARITAS
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja Guru * Motivasi Kerja
Between Groups
(Combined) 1631,767 25 65,271 1,896 ,017
Linearity 506,348 1 506,348 14,707 ,000
Deviation from
Linearity
1125,419 24 46,892 1,362 ,154
Within Groups 2754,317 80 34,429
Total 4386,085 105
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja Guru * Kepemimpinan
Transformasional
Between Groups
(Combined) 1452,830 25 58,113 1,585 ,064
Linearity 644,069 1 644,069 17,566 ,000
Deviation from
Linearity
808,762 24 33,698 ,919 ,577
Within Groups 2933,255 80 36,666
Total 4386,085 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kinerja Guru * Profesionalisme
Guru
Between Groups
(Combin
ed)
1702,979 22 77,408 2,395 ,002
Linearity 648,144 1 648,144 20,050 ,000
Deviation
from
Linearity
1054,836 21 50,230 1,554 ,082
Within Groups 2683,106 83 32,327
Total 4386,085 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
LAMPIRAN V
UJI HETEROSKESDASTISITAS
dan
UJI MULTIKOLINIERITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -4,952 7,757
-,638 ,525
Kepemimpinan
Transformasional
,061 ,051 ,123 1,207 ,230
Motivasi Kerja ,028 ,053 ,055 ,537 ,592
Profesionalisme Guru ,004 ,065 ,006 ,059 ,953
a. Dependent Variable: ABS_RES
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 17,922 13,059
1,372 ,173
Kepemimpinan
Transformasional
,272 ,085 ,277 3,184 ,002 ,925 1,081
Motivasi Kerja ,226 ,089 ,222 2,541 ,013 ,923 1,084
Profesionalisme Guru ,333 ,109 ,268 3,052 ,003 ,909 1,100
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
LAMPIRAN VI
( PENGUJIAN HIPOTESIS )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
UJI HIPOTESIS PERTAMA dan KEDUA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 87,699 6,191
14,166 ,000
Motivasi Kerja ,193 ,078 ,236 2,475 ,015
2
(Constant) 73,672 9,290
7,931 ,000
Kepemimpinan Transformasional ,151 0,76 ,192 2,003 ,048
Motivasi Kerja ,162 0,79 ,198 2,064 ,042
a. Dependent Variable: Profesionalisme Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
UJI HIPOTESIS KETIGA, KEEMPAT, dan KELIMA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 50,467 11,597
4,352 ,000
Profesionalisme Guru ,478 ,112 ,384 4,247 ,000
2
(Constant) 26,469 12,949
2,044 ,043
Profesionalisme Guru ,388 ,110 ,313 3,538 ,001
Kepemimpinan
Transformasional
,305 ,087 ,311 3,520 ,001
3
(Constant) 17,922 13,059
1,372 ,173
Profesionalisme Guru ,333 ,109 ,268 3,052 ,003
Kepemimpinan
Transformasional
,272 ,085 ,277 3,184 ,002
Motivasi Kerja ,226 ,089 ,222 2,541 ,013
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1248,265 3 416,088 13,526 ,000b
Residual 3137,820 102 30,763
Total 4386,085 105
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
b. Predictors: (Constant), Profesionalisme Guru, Kepemimpinan Transformasional ,
Motivasi Kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
LAMPIRAN VII
( DAFTAR GURU )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Daftar Nama Guru
Tahun Pelajaran 2015/2016
SMA Negeri 1 Klaten
No Nama Lengkap Mengajar Mapel
1 Drs. Kawit Sugiyono, M. Pd Biologi
2 Drs. Sumanto Agama Islam
3 Dra. Widi Astuti, M.Pd. Kimia
4 Drs. Samina Paulus Bahasa Indonesia
5 Drs. Retno Adiyanti Matematika
6 Drs. H. Ridwan Agama Islam
7 Drs. Hari Subagya, M.Pd. Fisika
8 Drs. Sutarno Matematika
9 Drs. Joko Tristiyanto Fisika
10 Drs. Hj. Sri Pinilih BK
11 Drs. Widjaya Santosa Ekonomi
12 Dra. Widi Astuti Bahasa Inggris
13 Drs. Kusmarjono PPKn
14 Dra. Turweni Kusuma tanti Biologi
15 Dra. Hj. Tri Ratna Ainum BK
16 Drs. Surantiyana Sejarah
17 Drs. Maryatun PPKn
18 Drs. Agus Mulyono Kimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
19 Drs. Endang Dwi Handayani Geografi
20 Drs. Miyadi Biologi
21 Dra. Dyah Eko Yuliani, M.Pd. PPKn
22 Dra. Warsiti BK
23 Drs. Joko Siswanto Matematika
24 Drs. Suprapti Bahasa Indonesia
25 Drs. Sukardi Biologi
26 Drs. Sri Neni Widyastuti Bahasa Indonesia
27 Dra. Indarwati Kimia
28 Darmini,S.Pd. Sosiologi
29 Drs. Triyono Bahasa Inggris
30 Drs. Agus Cahyana Budi S. Bahasa Inggris
31 Drs. Kanti Santosa Penjasorkes
32 Drs. Setyo Dwi Raharjo Penjasorkes
33 Dra. Ekasari Yulianingsih Bahasa Inggris
34 Lasmini, S.Pd. Bahasa Inggris
35 Drs. Sukirno Matematika
36 Dra. Ety Suryandarwati Bahasa Inggris
37 Drs. Mochamad Subhan, M.Pd. Fisika
38 Drs. Nicolaus Subiakto Sosiologi
39 Drs. Agus Widodo HS, M.Pd. Kimia
40 Waluyo, S.Pd., M.Hum., Sn. Seni dan Budaya
41 Sri Ningrum, S.Ag. Agama Katholik
42 Aris Sutaka, S.Pd. Kimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
43 Tantri Ambarsari, S.Pd., M.St. Kimia
44 Daru Prapti, S.Pd., M.Pd. Fisika
45 Mulyani, S.Pd. Bahasa Indonesia
46 Umi Rubikah, S.Psi. BK
47 Winoyo, S.Pd Matematika
48 Drs. Sugiharto BK
49 Drs. Addien Prabudi W. Bahasa Inggris
50 Drs. Kunta Ismana, M.Pd. Seni dan Budaya
51 Sri Jaka, S.pd., M.Pd. Seni dan Budaya
52 Dra. Sumarni Sejarah
53 Tri Suwarni W, S.Pd., M.Pd. Matematika
54 Drs. Kartono, M.Pd. Fisika
55 Drs. Sudarni Fisika
56 Drs. Umbar Kusnadi Penjasorkes
57 M. Sri Lestariningsih, S.Ag. Agama Katolik
58 Resmiyati, S.Pd. Kimia
59 Resmiyati, S.Pd., M.Pd. Bahasa Indonesia
60 Dra. Sri Listyorini, M.Pd. Biologi
61 Dwi Arini, S.Pd. Matematika
62 Dra. Sri Rahayu PPKn
63 Suripto, S.Pd. Biologi
64 Dina Faizah, S.Pd. Ekonomi
65 Kafiyah Amri, S.Pd. Bahasa Jawa
66 Dian Triningsih, S.T. Prakarya/TIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Daftar Nama Guru
Tahun Pelajaran 2015/2016
SMA N 2 Klaten
No Nama Lengkap Mengajar Mapel
1 Drs. Kawit Sugiyono, M. Pd Biologi
2 Drs. Tukimin, M.A Agama Islam
3 Slamet, S. Ag., M.A. Agama Islam
4 Sri Suryani Agama Katholik
5 Isworo S, S.Th. Agama Kristen
6 Gunadi Agama Hindu
7 Drs. Sugino Agama Islam
8 Drs. M. Sulaiman, M.Mis. PKn
9 Drs. Kristyano PKn
10 Drs. Winarni PKn
11 Kustinah, S.Pd. Bahasa Indonesia
12 Dra. Indaryani Bahasa Indonesia
13 Endang Kristanti, S.Pd Bahasa Indonesia
14 Sri Murniati, S.Pd Bahasa Indonesia
15 Drs. Topo Trikoyo Darmanto Sejarah
16 Dra. C. Ambar Krismoyo Sejarah
17 Dra. Triasrini W.D. Bahasa Inggris
18 Drs. Sugeng Wahyudi Bahasa Inggris
19 Hermin Pitoyowati, S.Pd. Bahasa Inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
20 Sudirman, S.Pd. Bahasa Inggris
21 Arief Damayanti Bahasa Inggris
22 Agus Suranto Penjaskes
23 Drs. Nur Cahyo B.J. Penjaskes
24 Sugimo, S.Pd. Penjaskes
25 Drs. Wahdjo Matematika
26 Dra. Pudyastuti Matematika
27 Drs. Didit Handoyo T.H. Matematika
28 Dra. Tatik Sugiarti Matematika
29 Drs. Riyanto Matematika
30 Agus Purnama, S.Pd. Matematika
31 Drs. Rohmadi Fisika
32 Drs. Agus Suwarno Endro Fisika
33 Supoyo, S.Pd Fisika
34 Netty Sukatmi, S.Pd Fisika
35 Dra. Ratna Darmayanti Biologi
36 Sudartati, S.Pd Biologi
37 Harjanti, S.Pd Biologi
38 Dianita Hastiningrum Biologi Lingkungan
39 Dra. Tri Suwarni Kimia
40 Dra. Sri Wuryani Kimia
41 Sukarno, S.Pd Kimia
42 Parmono, S.Pd Kimia
43 Drs. Basuki Djoko S. Ekonomi/Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
44 Rahayu, S.Pd Ekonomi
45 R. Nunuk Indrastuti Ekonomi
46 Dra. Yarti S. Ekonomi/Akuntasi
47 Nurul Faizah, S.Pd Ekonomi
48 Sri Atut Mawarni, S.Pd. Geografi
49 Sri Wahyuni, S.Pd Geografi/Sosiologi
50 Dra. Rini Sulistyawati Sosiologi
51 Drs. Jaka Hadi S. Geografi/Sosiologi
52 Dra. Wahyuni Seni Tari
53 Drs. Suwardhi Seni Lukis
54 Drs. Sumardi Bahasa Jerman
55 Dra. Siti Sundari Bahasa Perancis
56 Drs. Sutar Bahasa Jawa/BK
57 Niken Rudatin S.T., S.Pd. Bahasa Jawa
58 Rabin TIK
59 Hapsari Widya Kirana, S.Pd. TIK
60 Drs. Sihono BK
61 Drs. Djurnal BK
62 Dra. Sadar I. BK
63 Supardi, S.Pd. BK
64 Sri Supadmiyanti, S.Pd. BK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
LAMPIRAN VII
( SURAT IJIN PENELITIAN )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI