17
 1 Sistem Informasi Geografis Penentuan Lokasi Pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar Berbasi Web dengan Metode Brown Gibson (Study Kasus Kota Malang). Yudharma Wibawa 1) , Anjik Sukmaaji, S.Kom.,M.Eng 2) , Vicky M Taufik, SE.Ak.,S.Kom 3)  1)  Mahasiswa S1 Sistem Informasi STIKOM Sur abaya, 2)  Dosen Jurusan Sistem Informasi STIKOM Surabaya, 3)  Dosen Jurusan Sistem Informasi STIKOM S urabaya e-mail: 1)  [email protected], 2)  [email protected], 3)  vicky [email protected] Abstract  In building a tutoring agency needed a surveyor to survey the location that meets the criteria.  By sending a surveyor, will cost between 100,000 rupiah’s to surveys per day to 150,000 rupiah’s depending on the policy of each agency administrator guidance. And in doing a survey a surveyor may take a week because a manager requires a minimum of 4 locations that meet the selection criteria of these managers. This makes the process of finding the location of the Institute of tutoring is becoming less effective and efficient. One solution to solve these constraints is using Geographic Information System application Siting Agency Web-based Tutoring Method with Brown Gibson. Through the application, a manager can reduce the cost and time of the survey due to a Geographic Information System manager will get the information anywhere existing alternative location in the city of Malang..  Keywords:  Determination of the location of tutoring agency, LBB, Infomrasi Geographical Systems, Brown Gibson. Pendahuluan Seiring dengan  berkembangnya dunia pendidikan, standarisasi pendidikan terus ditingkatkan oleh pemerintah, hal ini dilakukan agar pendidikan di Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dengan negara negara lainnya. Dewasa ini dengan semakin meningkatnya standarisasi  pendidikan terutama di kota Malang, maka semakin banyak pula lembaga-lembaga yang  berkonsentrasi untuk membantu meningkatkan mutu SDM (siswa- siswi) dengan cara membangun Lembaga bimbingan belajar di kota Malang. Akan tetapi pengelola Lembaga merasa kesulitan untuk mencari lokasi pembangunan Lembaga bimbingan belajar karena tidak adanya informasi yang menyediakan lokasi-lokasi baru di

Penentuan Lokasi Pembanguang Lembaga Bimbingan MAKALAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penentuan menggunakan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process

Citation preview

  • 1

    Sistem Informasi Geografis Penentuan Lokasi Pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar Berbasi Web dengan Metode Brown Gibson (Study Kasus Kota Malang).

    Yudharma Wibawa 1), Anjik Sukmaaji, S.Kom.,M.Eng 2),

    Vicky M Taufik, SE.Ak.,S.Kom 3) 1) Mahasiswa S1 Sistem Informasi STIKOM Surabaya, 2) Dosen Jurusan Sistem Informasi STIKOM

    Surabaya, 3) Dosen Jurusan Sistem Informasi STIKOM Surabaya e-mail: 1) [email protected], 2) [email protected], 3) [email protected]

    Abstract

    In building a tutoring agency needed a surveyor to survey the location that meets the criteria. By sending a surveyor, will cost between 100,000 rupiahs to surveys per day to 150,000 rupiahs depending on the policy of each agency administrator guidance. And in doing a survey a surveyor may take a week because a manager requires a minimum of 4 locations that meet the selection criteria of these managers. This makes the process of finding the location of the Institute of tutoring is becoming less effective and efficient. One solution to solve these constraints is using Geographic Information System application Siting Agency Web-based Tutoring Method with Brown Gibson. Through the application, a manager can reduce the cost and time of the survey due to a Geographic Information System manager will get the information anywhere existing alternative location in the city of Malang.. Keywords: Determination of the location of tutoring agency, LBB, Infomrasi Geographical

    Systems, Brown Gibson.

    Pendahuluan

    Seiring dengan

    berkembangnya dunia pendidikan,

    standarisasi pendidikan terus

    ditingkatkan oleh pemerintah, hal

    ini dilakukan agar pendidikan di

    Indonesia dapat mengejar

    ketertinggalan dengan negara

    negara lainnya. Dewasa ini dengan

    semakin meningkatnya standarisasi

    pendidikan terutama di kota

    Malang, maka semakin banyak pula

    lembaga-lembaga yang

    berkonsentrasi untuk membantu

    meningkatkan mutu SDM (siswa-

    siswi) dengan cara membangun

    Lembaga bimbingan belajar di kota

    Malang. Akan tetapi pengelola

    Lembaga merasa kesulitan untuk

    mencari lokasi pembangunan

    Lembaga bimbingan belajar karena

    tidak adanya informasi yang

    menyediakan lokasi-lokasi baru di

  • 2

    kota Malang, yaitu informasi

    tentang lokasi yang tepat untuk

    pembangunan Lembaga bimbingan

    belajar, sehingga pengelola

    Lembaga tersebut menugaskan

    seorang surveyor untuk survey

    langsung ke lapangan mencari

    lokasi kosong yang sesuai dengan

    harapan pengelola. Sedangkan biaya

    yang dibutuhkan untuk survey lokasi

    pembangunan Lembaga bimbingan

    belajar ini terinci satu harinya

    mencapai 135.000 rupiah

    (Primagama), 150.000 rupiah (SSC),

    100.000 rupiah (Ganesha) dan untuk

    survey lokasi tersebut dibutuhkan

    minimal satu minggu karena

    seorang pengelola membutuhkan

    minimal 4 pilihan lokasi yang

    memenuhi kriteria agar lokasi ajuan

    tersebut di ACC.

    Untuk memilih sebuah lokasi

    pembangunan Lembaga bimbingan

    belajar, dibutuhkan faktor-faktor

    dan kriteria pada lokasi yang akan

    dibangun tersebut. Penentuan faktor

    dan kriteria dalam pemilihan

    pembangunan Lembaga bimbingan

    belajar ini sudah dilakukan

    wawancara dengan beberapa

    pengelola Lembaga bimbingan

    belajar di beberapa daerah di

    Malang dan Surabaya. Dengan

    dilakukan wawancara tersebut maka

    didapatkanlah faktor pertimbangan

    untuk membangun sebuah Lembaga

    bimbingan belajar adalah letak dan

    jarak yang dekat dengan sekolahan

    khususnya Sekolah Negeri, jumlah

    angkot yang lewat, letak kompetitor,

    lokasi yang dekat dengan

    perumahan penduduk. Data yang

    didapatkan berupa peta kota

    Malang, data lokasi Lembaga

    Bimbingan Belajar di kota Malang,

    data sekolah negeri SD-SMA negeri

    di kota Malang, data jumlah

    angkutan umum yang lewat per

  • 3

    jamnya, dan data perumahan yang

    ada di kota Malang.

    Pemilihan faktor dan kriteria

    untuk membangun sebuah Lembaga

    bimbingan belajar ini dapat diterapkan

    dalam metode Brown Gibson. Dengan

    metode Brown Gibson ini pengelola

    lembaga dapat dibantu untuk mencari

    lokasi pembangunan yang berpotensi

    dengan adanya Decision Support System

    yaitu penentuan faktor, kriteria serta

    ranking prioritas. Faktor-faktor yang

    telah disebutkan diataslah yang nantinya

    akan dimasukkan kedalam sistem ini

    menjadi faktor pemilihan dalam

    pembangunan Lembaga Bimbingan

    Belajar. Penentuan faktor, kriteria serta

    ranking prioritas ini dapat

    mempengaruhi hasil rekomendasi lokasi

    yang baru untuk user nantinya. Selain

    itu aplikasi ini juga disajikan dalam

    bentuk web sehingga lembaga dapat

    mengakses halaman ini kapan dan

    dimana saja dengan mudah untuk

    mendapatkan informasi mengenai

    tempat yang berpotensi untuk

    pembangunan lokasi baru dengan

    mudah. Untuk mengatasi permasalahan

    tersebut maka dibuatlah tugas akhir ini

    yang berjudul SISTEM INFORMASI

    GEOGRAFIS PENENTUAN LOKASI

    PEMBANGUNAN LEMBAGA

    BIMBINGAN BELAJAR BERBASIS

    WEB DENGAN METODE BROWN

    GIBSON.

    METODE

    Sistem Informasi Geografis

    Sistem Informasi Geografis (SIG)

    adalah sistem komputer yang

    mempunyai kemampuan pemasukan,

    pengambilan, analisis data dan tampilan

    data geografis yang sangat berguna bagi

    pengambilan keputusan. Sistem

    Informasi Geografis dirancang untuk

    secara efisien memasukkan,

    menyimpan, memperbaharui,

    memanipulasi, menganalisa dan

    menyajikan semua jenis informasi yang

    berorientasi geografis (ESRI, 1990).

    Brown Gibson

    Metode Brown Gibson

    dikembangkan oleh P. Brown dan D.

    Gibson pada tahun 1972. Metode ini

    digunakan untuk menganalisa alternatif

    lokasi yang dikembangkan berdasarkan

    konsep Preference Of Measurement

    yang mengkombinasikan faktor

    subjektif dan objektif. Metode Brown

    Gibson biasa digunakan untuk

    pengambilan keputusan yang memiliki

    multi atribut (Ammarapala dan Luxhoj,

    2000).

  • 4

    PHP

    PHP merupakan bahasa berbentuk

    script yang disertakan dalam dokumen

    HTML, bekerja di sisi server sehingga

    script-nya tak tampak di sisi client. PHP

    dirancang untuk dapat bekerja sama

    dengan database server dan dibuat

    sedemikian rupa sehingga pembuatan

    dokumen HTML yang dapat mengakses

    database menjadi begitu mudah atau

    secara umum dokumen yang dihasilkan

    adalah dokumen WEB Dinamis.

    PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Sistem

    Gambar 1. Gambaran Umum Sistem Informasi Geografis Penentuan Lokasi

    Pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar Berbasi Web dengan Metode Brown

    Gibson

    Seorang pengelola nantinya harus

    mengakses web penentuan lokasi LBB

    dengan metode Brown Gibson ini untuk

    mendapatkan saran lokasi dari Sistem,

    tentunya dengan perhitungan Metode

    Brown Gibson. Setelah Pengelola

    tersebut menginputkan kebutuhan

    prioritas kriteria pada sistem yang

    penulis bangun ini, nantinya sistem

    akan menampilkan saran lokasi

    Alternatif mulai dari yang sangat

    disarankan dan tidak disarankan.

    Setelah sistem menampilkan saran

    lokasi Alternatif yang sesuai dengan

  • 5

    inputan kriteria pengelola, maka

    pengelola tersebut hanya perlu langsung

    menugaskan seorang surveyor untuk

    melakukan survey ke lokasi yang

    menjadi saran utama dari sistem agar

    biaya dan waktu survey dapat

    diminimalkan.

    Setelah seorang surveyor ini

    melakukan survey dan capture lokasi

    maka selanjutnya adalah kebijakan dari

    pengelola itu sendiri untuk menerima

    atau tidaknya saran lokasi dari sistem

    yang penulis bangun ini. Jika saran

    lokasi pertama tidak disetujui oleh

    pengelola, maka pengelola tersebut

    masih bisa dapat memilih saran lokasi

    kedua, ketiga dan seterusnya sesuai

    dengan saran dari sistem.

    System Flow Penentuan Lokasi LBB

    dengan metode Brown Gibson

    Document Flow Penentuan Lokasi LBB baru

    SurveyorManager

    Mulai

    Akses Web Penentuan lokasi

    LBB dengan Metode Brown Gibson

    Web Penentuan lokasi LBB dengan

    metode Brown gibson

    Lokasi alternatif

    Printing Map

    Print Map

    Print Map

    Survey lokasi

    Capture Lokasi

    Selesai

    Foto lokasi

    Foto lokasi

    Setuju?

    ya

    tdk

    Input Prioritas kriteria (faktor objektif dan

    subjektif)

    Temp

    Gambar 3. System Flow Penentuan Lokasi LBB dengan metode Brown Gibson

  • 6

    Penjelasan Gambar 3 : Gambar 3 menjelaskan

    bagaimana alur proses dari sistem yang

    penulis rancang. Pada sistem yang

    penulis rancang ini terdapat 2 entitas

    yang sama dengan sistem lama yaitu

    manajer dan surveyor. Proses yang

    pertama dilakukan adalah seorang

    manajer mengakses web penentuan

    lokasi LBB dengan metode Brown

    Gibson yang penulis bangun, yang

    kemudian manajer tersebut melakukan

    input prioritas kriteria pilihannya agar

    sistem ini dapat melakukan perhitungan

    dari prioritas kriteria yang diinputkan

    manajer. Sistem akan menampilkan data

    lokasi yang disarankan dari yang terbaik

    nomor satu sampai lokasi yang berada

    diurutan paling bawah untuk

    pembangunan LBB nantinya. Data

    lokasi alternatif yang ditampilkan

    diambil sistem dari database alternatif

    dan temp. Setelah lokasi ditampilkan

    manajer hanya tinggal melakukan

    printing map dari lokasi yang

    disarankan oleh sistem yang nantinya

    akan diberikan pada surveyor. Hasil dari

    print map tadi akan diserahkan pada

    seorang surveyor yang nantinya

    melakukan survey ke lokasi yang

    manajer inginkan tersebut. Setelah

    sampai pada lokasi yang sesuai dengan

    print map dari manajer seorang

    surveyor tinggal melakukan foto lokasi

    dan menyerahkan foto tersebut pada

    manajer lagi untuk disetujui atau

    tidaknya. Jika manajer tersebut tidak

    setuju dengan lokasi yang sistem

    sarankan maka proses kembali pada

    display lokasi alternatif lain yang

    disarankan sistem dan menuju proses

    surveyor melakukan survey lagi. Tetapi

    jika manajer setuju pada lokasi pertama

    yang sistem sarankan maka proses

    selesai.

  • 7

    Data Flow Diagram (Context

    Diagram)

    Data lokasi alternatif

    Data Kriteria

    Informasi data lokasi pembangunan

    Informasi Kriteria permintaan

    Informasi kriteria pembangunanInformasi kriteria permintaan User

    Data update

    Data input

    1

    Sistem Informasi Geografis Penentuan Lokasi LBB

    +

    Admin

    User

    Gambar 4. Data Flow Diagram (Context Diagram)

    Penjelasan Gambar 4 :

    Gambar 4 menunjukkan sistem

    ini memiliki 2 entitas yaitu User dan

    Admin. Peran admin disini adalah

    memberikan data input dan update yang

    dibutuhkan sistem ini seperti halnya

    data lokasi LBB yang sudah ada di kota

    Malang, data lokasi alternatif yang

    disarankan untuk pembangunan beserta

    jumlah investasinya, data lokasi SD,

    SMP dan SMA Negeri yang ada dikota

    Malang, data trayek dan data

    perumahan. Tugas Admin yang kedua

    adalah input kriteria yang dibutuhkan

    sistem menentukan lokasi pembangunan

    LBB.

    Sedangkan User disini hanya

    dapat melakukan input data lokasi

    alternatif saja tanpa bisa melakukan

    update data. User akan mendapatkan

    informasi kriteria agar user dapat

    menginputkan kriteria apa saja yang

    dibutuhkan untuk membangun LBB.

    User akan memberikan umpan balik

  • 8

    pada sistem berupa inputan kriteria

    yang diinginkan kemudian sistem akan

    memberikan umpan balik lokasi

    alternatif yang memenuhi kriteria

    inputan User. Proses terakhir admin

    mendapat umpan balik dari sistem

    berupa informasi kriteria permintaan

    User.

    Data Flow Diagram (Level 1)

    Data lokasi alternatif

    Flow_75

    Flow_74Flow_73

    Flow_72

    Data Kriteria

    Data Kriteria

    Flow_41Flow_39

    Flow_23

    Informasi Kriteria permintaan

    Informasi data lokasi pembangunan

    Informasi kriteria pembangunan

    Informasi kriteria permintaan User

    Data Peta

    Data update

    Data input

    AdminAdminAdminAdmin

    User

    UserUser

    1

    Input dan update Data

    2

    Proses Penentuan Lokasi

    1 Lokasi Alternatif

    4 Lokasi LBB

    5 Login

    6 SD

    7 SMP

    8 SMA

    User

    Gambar 5. Data Flow Diagram (Level 1)

  • 9

    Penjelasan Gambar 5 :

    Gambar 5 menunjukkan Data

    Flow Diagram (Level 1) Sistem

    penentuan lokasi LBB. Pada Data Flow

    Diagram (Level 1) ini terdapat 2 proses

    yaitu proses input dan update data serta

    Proses Penentuan lokasi. Yang berhak

    melakukan proses input dan update data

    disini hanya Admin saja sedangkan user

    hanya dapat melakukan input data

    lokasi alternatif saja. Proses input data

    disini tersedia 6 database yaitu database

    User, SD, SMP, SMA, LBB dan

    database alternatif. Sedangkan untuk

    proses update hanya bisa dilakukan

    pada database LBB, database alternatif

    dan database User. Proses yang kedua

    adalah proses penentuan lokasi yang

    hanya terhubung dengan database

    Alternatif karena dalam proses

    penentuan lokasi disini user hanya

    membutuhkan informasi dari lokasi

    alternatif yang diberikan sistem saja.

    Flowchart admin (input dan update

    data)

    Mulai

    Input/update? Update

    Data Peta

    Selesai

    Input

    Logout

    Menu web

    admin

    Input Update data

    Gambar 6. Flowchart untuk seorang

    admin (input update data)

    Penjelasan Gambar 6 :

    Gambar 6 menjelaskan proses

    yang terjadi ketika seorang admin akan

    melakukan proses input atau update

    data. Proses yang pertama kali seorang

    admin lakukan adalah masuk dalam

    menu web dan melakukan decision

    input atau update data. Jika admin

    melakukan input maka sistem akan

    mengeluarkan output data peta yang

    telah di input sedangkan jika admin

    melakukan proses update maka sistem

    juga akan memberikan output berupa

    data peta yang telah diupdate.

  • 10

    Setelah proses input atau proses update

    selesai maka admin akan melakukan

    logout untuk keluar dari sistem. Setelah

    proses logout maka jalannya proses

    input dan update ini berakhir.

    Flowchart Sistem Penentuan lokasi

    LBB dengan Metode Brown Gibson

    Mulai

    Prioritas kriteria = range 1- 6Faktor uang (objektif) = range 1- 10

    Faktor kriteria (subjektif) = 10 - faktor uang

    Read data input

    Hitung OFi = [Ci . (1/Ci)]

    Ci = jumlah investasij = ranking prioritas

    Wj = forced choice pairwise comparison

    Rij = pairwise comparisonSFi = 0

    LPMi = 0K = faktor uang/10

    Hitung j = sum ranking/jumlah ranking

    Wj = bandingkan ranking

    Rij = Bandingkan faktor kriteria Sfi = (Wj.Rij) LPMi = k (OFi) + 1 (1-k)(SFi)

    Read LPMi DESC

    Selesai

    Gambar 7. Flowchart Sistem Penentuan lokasi LBB dengan Metode Brown Gibson

    Penjelasan Gambar 7 :

    Gambar 7 diatas menjelaskan

    bagaimana jalannya sistem penentuan

    lokasi LBB dengan Metode Brown

    Gibson yang ditampilkan dalam bentuk

  • 11

    Flowchart. Berikut ini adalah

    penjelasan daripada Flowchart system :

    1. Pertama adalah input kriteria-kriteria

    apa saja yang dibutuhkan untuk

    menentukan suatu lokasi LBB.

    2. Setelah inputan kriteria selesai maka

    sistem akan mengambil nilai C1

    yaitu nilai perhitungan biaya tiap-tiap

    lokasi untuk dibangun sebuah LBB.

    3. Setelah C1 tiap lokasi didapat maka

    dilakukan perhitungan OFI

    (performance measurement). OFI

    disini adalah nilai faktor objektif

    yang nantinya akan digunakan untuk

    pembanding faktor subjektif.

    Langkah selanjutnya ada

    melakukan matrik perbandingan atau

    dalam metode Brown Gibson ini

    disebutkan dengan forced choice

    pairwise comparison. forced choice

    pairwise comparison prinsipnya

    adalah membandingkan dan menilai

    suatu faktor subjektif terhadap faktor

    subjektif secara berpasangan (pairwise)

    yang penilaiannya didasarkan pada :

    - Lebih baik diberi point = 1

    - Sama baik diberi point masing-

    masing = 1

    - Sama jelek diberi point masing-

    masing = 0

    - Lebih jelek diberi point = 0

    4. Proses selanjutnya adalah

    menentukan Rij yaitu ranking faktor

    subjektif. Jika Rij sudah didapat

    maka tinggal menentukan nilai dari

    SFI yaitu Estimasi dari ukuran faktor

    performance faktor subjektif.

    Setelah SFi terhitung maka

    sistem akan meminta pembobotan

    antara faktor subjektif dan objektif agar

    nantinya inputan pembototan dari user

    diteruskan dengan perhitungan LPMi.

    LPMi ini adalah nilai akhir yang

    nilainya akan diurutkan jika nilainya

    paling besar maka lokasi yang

    mempunyai nilai LPMi terbesar inilah

    yang menjadi prioritas pertama untuk

    pembangunan LBB. Berikut selanjutnya

    LPMi terbesar kedua dan sampai lokasi

    yang mempunyai nilai LPMi paling

    kecil.

  • 12

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Halaman utama web Penentuan

    lokasi LBB dengan metode Brown

    Gibson

    Gambar 8. Halaman utama web (admin)

    \

    Gambar 9. Halaman utama web (user)

    Penjelasan Gambar 8 :

    Gambar 8 diatas menunjukkan

    tampilan web penentuan lokasi LBB

    dengan metode Brown Gibson untuk

    admin yang penulis bangun. Menu-

    menu dan fungsi-fungsi yang

    digunanakan untuk mengakses aplikasi

    ini antara lain adalah :

  • 13

    1. Input lokasi alternatif , gunanya

    untuk masuk ke halaman web input

    data lokasi alternatif baru.

    2. Input lokasi LBB, gunanya untuk

    masuk ke halaman web input data

    lokasi LBB baru.

    3. Penentuan lokasi, gunanya untuk

    masuk kehalaman web perhitungan

    Brown gibson.

    4. Update lokasi alternatif, gunanya

    untuk masuk ke halaman web

    manipulasi data lokasi alternatif

    yang sudah ada(edit dan delete).

    5. Update user, gunanya untuk masuk

    ke halaman web manipulasi data

    user yang sudah ada (edit dan

    delete).

    6. Logout, untuk masuk ke halaman

    web utama sebelum login.

    Penjelasan Gambar 9 :

    Gambar 9 diatas menunjukkan

    tampilan web penentuan lokasi LBB

    dengan metode Brown Gibson untuk

    user yang penulis bangun. Menu-menu

    dan fungsi-fungsi yang digunanakan

    untuk mengakses aplikasi ini antara lain

    adalah :

    1. Input lokasi alternatif , gunanya

    untuk masuk ke halaman web input

    data lokasi alternatif baru.

    2. Input lokasi LBB, gunanya untuk

    masuk ke halaman web Input data

    lokasi LBB.

    3. Penentuan lokasi, gunanya untuk

    masuk kehalaman web perhitungan

    Brown gibson.

    4. Logout, untuk masuk ke halaman

    web utama sebelum login.

    5. Contact admin, gunanya untuk

    masuk ke halaman contact admin

    untuk mengirimkan email berita atau

    saran terhadap sistem.

  • 14

    Halaman web perhitungan dengan

    metode Brown gibson

    Gambar 10. Halaman web perhitungan dengan metode Brown Gibson

    Penjelasan Gambar 10 :

    Gambar 10 diatas menunjukkan

    tampilan web perhitungan dengan

    metode Brown Gibson yang penulis

    bangun. Menu-menu dan fungsi-fungsi

    yang digunanakan untuk mengakses

    aplikasi ini antara lain adalah :

    1. Jumlah SD, SMP, SMA, Perumahan,

    Trayek dan Kompetitor adalah

    inputan prioritas dari masing-masing

    kriteria tersebut bernilai range angka

    1 - 6.

    2. Faktor uang dan faktor kriteria

    adalah input pembanding antara

    faktor subjektif dan objektif bernilai

    range angka 1 - 10.

    3. Button hitung, fungsinya untuk

    memulai perhitungan inputan dari

    user dengan menggunakan metode

    Brown gibson.

  • 15

    4. Link Back to map, fungsinya untuk

    merujuk kembali pada halaman web

    utama.

    5. Button show adalah spoiler untuk

    menyembunyikan dan memunculkan

    perhitungan LPMi dengan metode

    Brown Gibson dari inputan user

    untuk mendapatkan lokasi alternatif

    yang sesuai dengan kriteria.

    6. Button show adalah spoiler untuk

    menyembunyikan dan memunculkan

    grafik nilai LPMi dari perhitungan

    dengan menggunakan metode Brown

    gibson.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan implementasi dan

    evaluasi yang telah dilakukan, dapat

    disimpulkan bahwa:

    1. Aplikasi Sistem Informasi

    Geografis berbasis web yang

    dibangun ini dapat menentukan

    lokasi untuk pembangunan

    Lembaga bimbingan belajar sesuai

    dengan kriteria kebutuhan

    pengelola.

    2. Dengan digunakannya metode

    Brown Gibson pada aplikasi ini,

    maka sistem dapat menentukan

    lokasi Lembaga bimbingan belajar

    sesuai dengan faktor dan kriteria

    dari inputan pengelola.

    3. Peta Kota Malang dapat dipetakan

    dan ditampilkan pada Web-SIG

    yang dibangun ini dengan koordinat

    yang akurat sesuai dengan

    koordinat sebenarnya.

    SARAN

    Adapun saran yang dapat diberikan

    kepada peneliti berikutnya apabila ingin

    mengembangkan sistem yang telah

    dibuat ini agar menjadi lebih baik

    adalah:

    1. Sistem Informasi Geografis

    penentuan lokasi Lembaga

    bimbingan belajar yang dibangun

    ini dapat diperluas cakupannya atau

    dikembangkan untuk kota-kota lain

    selain Kota Malang yang sudah

  • 16

    menjadi study kasus penulis saat

    ini.

    2. Tampilan Peta pada aplikasi yang

    dibangun ini dapat disempurnakan

    sehingga dapat terlihat lebih jelas

    tiap-tiap bagian dari legendnya.

    3. Kriteria lain yang belum tercantum

    pada aplikasi ini dan dirasa

    dibutuhkan oleh pengelola

    Lembaga bimbingan belajar untuk

    menentukan lokasi pembangunan

    Lembaga bimbingan belajar harap

    ditambahkan, sehingga nantinya

    hasil yang didapatkan kedepannya

    diharapkan bisa menjadi suatu

    keputusan yang terbaik.

    RUJUKAN

    Ammarapala, Veeris and James T. Luxhoj. 2000. A Review Of The Brown Gibson Model For Multi Attribute Decision Making. London : Duke of York Inn.

    Depdikbud, 1991. Kamus Besar Bahasa

    Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai

    Pustaka

    Edy Winarno, Ali Zaki. 2010. Easy

    Web Programming With PHP plus

    HTML 5. Jakarta : PT Elex Media

    Komputindo.

    Eko Maryono. 2008. Sistem Pendukung

    Keputusan Pemilihan Lokasi Pendirian

    Perumahan dengan Menggunakan

    Metode Brown Gibson. Surabaya :

    STIKOM Surabaya.

    Endy Muhardin. 2003. PHP

    Programming Fundamental dan MySQL

    Fundamental. Surabaya : ArtiVisi

    Intermedia.

    Feridun M, Korhan O, and Ozacka A.

    2005. Multi-Attribute Decision Making:

    An Application Of the Brown Gibson

    Model Of Weighted Evaluation.

    London : Sage.

    Herlambang, Soendoro, dan Haryanto

    Tanuwijaya. 2005. Sistem Informasi:

    konsep, teknologi, dan manajemen.

    Yogyakarta : Graha Ilmu.

    Jogiyanto. 2005. Analisis Dan Disain. Yogyakarta : Andi Offset. Kadir, Abdul, 2008. Dasar

    Pemrograman Web Dinamis Dengan

    PHP Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

  • 17

    Rizky. Soetam. 2006. Interaksi Manusia

    dan Komputer. Surabaya : STIKOM.

    Romeo. 2003. Testing dan

    Implementasi Sistem. Surabaya :

    STIKOM.

    Vidya, Yohana. 2009. Aplikasi Sistem

    Informasi Geografis pada Perusahaan

    Federal Express sebagai Decision

    Support System. Lampung : Universitas

    Lampung