27
 PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH MAKALAH untuk memenuhi tugas matakuliah Filsafat Ilmu yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Subandi, M. Si dan Bapak Dr. Aman Santoso, M.Si Oleh  Nurul Fathonah 130331811090 UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA November 2013

Penelitian Dan Penulisan Ilmiah (Bab Xi)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

A

Citation preview

PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH

MAKALAHuntuk memenuhi tugas matakuliah Filsafat Ilmuyang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Subandi, M. Sidan Bapak Dr. Aman Santoso, M.Si

OlehNurul Fathonah130331811090

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIANovember 2013

BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangPenelitian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan untuk memperoleh penegetahuan yang benar tentang suatu masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mengubah sejarah peradaban manusia menjadi lebih modern. Para ilmuan berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan karena mereka bekerja secara sistematis, jujur dan disiplin. Mereka mengembangkan semua keterampilan yang mereka miliki. Keterampilan itu dinamakan keterampilan proses. Seseorang yang ingin mempelajari sains diharapkan dapat menggunakan dan melatih keterampilan proses yang dimilikinya sehingga akan terbentuk suatu sikap ilmiah dalam menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan di alam.Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan dalam rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan. Metode ilmiah diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Mengapa kita harus melakukan penelitian ? Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu manusia terhadap suatu kejadian atau gejala alam tertentu. Ilmu pengetahuan terus berkembang karena para ilmuan tak berhenti mencari tahu dan meneliti mengenai gejala-gejala alam yang terjadi. Sebenarnya banyak sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat kita temui dalam berbagai pedoman penulisan. Bentuk luarnya biasa berbeda namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Dengan demikian maka yang lebih penting adalah bukan saja mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Berdasarkan uraian dalam pembahasan ini kita tidak akan menekankan kepada aspek-aspek teknik penelitian seperti teknik analisis statistik, pengambilan contoh dan pengumpulan data melainkan kepada rambu-rambu pikiran yang merupakan tema pokok sebuah proses penelitian yaitu mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah, teknik penulisan ilmiah, teknik notasi ilmiah.

B. Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :1. Bagaimana struktur penelitian dan penulisan ilmiah ?2. Bagaimana teknik penulisan ilmiah ?3. Bagaimana teknik notasi ilmiah ?

C. TujuanTujuan dari makalah ini adalah :1. Memberikan penjelasan mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah2. Memberikan penjelasan mengenai teknik penulisan ilmiah3. Memberikan penjelasan mengenai teknik notasi ilmiah

BAB IIPEMBAHASANA. Definisi PenelitianPenelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar mengenai suatu masalah. Pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dapat berupa fakta, konsep, generalisasi, dan teori Pengetahuan itu memungkinkan manusia untuk meningkatkan kemampuanya dalam mendeskripsikan, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan fenomena di alam sekitarnya. Menurut Sukardi (2003) penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sikap formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, memecahkan problem melalui hubungan sebab akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.Penelitian menurut Kerlinger dalam Sukardi (2003) ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh Kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan professional lainnya. Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi dengan karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara insentif dan dikontrol dalam pelaksanaannya.Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan. Baik itu discovery maupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada. Sedangkan invention diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta.Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan dipeerkuat dengan gejala yang ada

B. Tujuan PenelitianPenelitian-penelitian yang telah dilakukan selama ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keberhasilan mereka dalam mendeskripsikan, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan fenomena-fenomena dan peristiwa-peristiwa yang menjadi pusat perhatian. Tidak semua kegiatan penelitian itu memerlukan biaya, tenaga, dan waktu. Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang sulit dan melelahkan, tetapi penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Beberapa tujuan penelitian diantaranya adalah :1. Memperoleh informasi baru.Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek sipeneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Apabila fakta tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan baru. Contoh data yang sering ditemui dalam kondisi tersebut misalnya adalah fakta sejarah yang diperoleh di sebuah situs desa Wonoboyo, Klaten. Dari situs tersebut ditemukan diantaranya peninggalan peradaban masyarakat kuno yang berupa guci, mata uang, batu permata, dan bagian bawah suatu bangunan yang merupakan bangunan kuno. Hasil-hasil temuan tersebut menurut para ahli arkeologi adalah peninggalan pada zaman Mataram kuno.2. Mengembangkan dan menjelaskanDengan melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut hipotesis.3. Menerangkan, Memprediksi, dan Mengontrol Suatu UbahanTujuan penelitian ini penting dalam aspek akademika karena dengan memiliki kemampuan yang mencakup menerangkan. Memprediksi dan mengontrol sesuatu, dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut adalah ahli yang memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan orang awam.C. Fungsi PenelitianPenelitian menghasilkan pengetahuan yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan,menjelaskan hubungan kausal antara fenomena, meramalkan fenomena yang akan terjadi secara ilmiah dan akurat, dan mengendalikan fenomena dan kekuatan alam berbagai keperluan. Kegunaan lain yang bersifat nyata dan praktis adalah untuk perencanaan dan kebijaksanaan dalam pembangunan, untuk evaluasi dari perbaikan berbagai program pembangunan, dan untuk memecahkan berbagai masalah praktis yang dihadapi manusia dalam segala segi hidupnya. Dengan demikian penelitian mengemban fungsi-fungsi penting sebagai berikut.1. Sebagai cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Pengetahuan sebagai hasil penelitian dapat berupa temuan-temuan baru.2. Sebagai cara untuk mengembangkan teknologi3. Sebagai penyumbang informasi penting bagi pembuatan kebijakan dan perencanaan program-program pembangunan.4. Sebagai alat pemecah masalah praktis di lapangan.

D. Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah.Bagi seorang maestro penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan. Demikian juga penulisan ilmiah pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Untuk itu mutlak diperlukan penguasaan yang baik mengenai hakikat.keilmuan agar dapat melakukan penelitian dan sekaligus mengkomunikasikannya secara tertulis. Demikian juga bagi seorang penulis ilmiah yang baik, tidak jadi masalah apakah hipotesis ditulis langsung setelah perumusan masalah, ditempat mana akan dinyatakan postulat, asumsi atau prinsip, sebab dia tahu benar hakikat dan fungsi unsur-unsur tersebut dalam keseluruhan struktur penulisan ilmiah (Suriasumantri : 1993).Berikut ini akan dibahas struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah. Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat teknis.

1. Pengajuan MasalahLangkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Satu hal yang harus disadari bahwa pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan terisolasi dari faktor-faktor lain.Hal inilah yang disebut dengan latar belakang masalah. Selalu terdapat konstelasi yang merupakan latar belakang dari suatu masalah tertentu. Secara operasional suatu gejala baru dapat disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam suatu situasi tertentu. Sebuah mobil yang dengan tenang diparkir di sebuah garasi mungkin tidak merupakan masalah, tetapi sekiranya kita melihat mobil tersebut mogok di tengah jalan protocol yang macet dan mengganggu lalu lintas, maka jelas hal ini merupakan masalah.Dalam konstelasi yang bersifat situsional inilah maka kita dapat mengidfentifikasikan objek yang menjadi masalah. Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.Identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan yang banyak sekali. Dalam kegiatan ilmiah berlaku semacam asas bahwa bukan kuantitas jawaban yang menentukan mutu keilmuan suatu penelitian melainkan kualitas jawabannya. Lebih baik sebuah penelitian yang menghasilkan dua atau tiga hipotesis yang teruji dan terandalkan dari pada sebuah penemuan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. Ilmu merupakan pengetahuan ilmiah yang dikembangkan secara kumulatif di mana setiap permasalahan dipecahkan tahap demi tahap dan sedikit demi sedikit. Sering kita temukan sebuah penelitian yang merengkuh terlalu banyak permasalahan namun tidak menghasilkan satu jawabanpun yang bisa dipertanggung jawabkan. Untuk itulah permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya. Pembatasan masalah merupakan upaya untuk untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak. Misalnya kita akan membandingkan antara pendidikan formal dan nonformal, maka ruang lingkup permasalahanya itu harus dibatasi dengan mengemukakan serangkaian pertanyaan, seperti dari segi mana studi perbandingan tersebut didekati; apakah dari segi efisiensi, efektivitas, ekonomi, sosiologi, cultural atau proses belajar mengajar.Jika yang kita lihat dari segi efektivitasnya maka hal tersebut juga harus dibatasi kembali misalnya apakah untuk semua mata pelajaran ,apakah sebagaian, apakah di SD, SMP, SMA?. Disini pun masalah penelitian harus dibatasi lebih lanjut dengan menetapkan di mana dan kapan penelitian itu akan dilakukan. Dengan pembatasan-pembatasan ini maka focus masalah akan menjadi bertambah jelas yang memungkinkan kita untuk merumuskan masalah dengan baik. Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya. Perumusan masalah dijabarkan dari identifikasi dan pembatasan masalah, atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Masalah yang dirumuskan dengan baik, berarti sudah setengah dijawab. Suatu masalah yang sudah dapat di identifikasikan dan dibatasi, yang tercermin dalam pertanyaan yang bersifat jelas dan spesifik, dimana untuk menemukan jawabannya kita dapat mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoritis. serta memungkinkan kita untuk melakukan pengujian secara empiris terhadap kesimpulan analisis teoritis, maka konseptual masalah tersebut sudah berhasil dirumuskan. Tanpa masalah yang spesifik maka tidak mungkin bagi kita untuk mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang relevan dalam membangun suatu kerangka pemikiran.Setelah masalah dirumuskan dengan baik maka seorang peneliti menyatakan tujuan penelitiannya. Tujuan penelitian adalah pertanyaan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Selanjutnya maka dibahas kemungkinan Kegunaan Penelitian yang merupakan manfaat yang dapat dipetik dari pemecahan masalah yang didapat dari penelitian. Keseluruhan langkah dalam kegiatan keilmuan terpadu secara utuh dalam logika ilmiah. Oleh sebab itu maka yang harus benar-benar dipahami bukanlah sekedar mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan melainkan mengetahui dasar pikiran yang melatarbelakangi langkah-langkah tersebut.

2. Penyusunan Kerangka Teoritis dan perumusan hipotesisSetelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Cara ilmiah dalam memecahkan persoalan pada hakikatnya adalah mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat diandalkan. Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan maka kita mempergunakan teori-teori ilmiah sebagai alat yang membantu kita dalam menemukan pemecahan.Agar sebuah kerangka teoritis dapat meyakinkan maka argumuntasi yang disusun tersebut harus dapat memenuhi beberapa syarat. Pertama, teori-teori yang dipergunakan dalam membangun kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari sejumlah teori yang dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan-perkembangan terbaru.Pengetahuan filsafati tentang suatu teori adalah pengetahuan tentang pikiran-pikiran dasar yang melandasi teori tersebut dalam bentuk postulat, asumsi atau prinsip yang sering kurang mendapatkan perhatian dalam proses belajar mengajar. Kedua, Analisis filsafatidari teori-teori keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut dengan pembahasan eksplisit mengenai postulat, asumsi, dan prinsip yang mendasarinya. Ketiga, mampu mengidentifikasikan masalah yang timbul sekitar disiplin keilmuan tersebut.Pada hakikatnya kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis didasarkan pada argumentasi berpikir deduktif dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah, sebagai premis-premis dasarnya. Mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis dasar dalam kerangka argumentasi akan menjamin dua hal. Pertama, karena kebenaran pernyataan ilmiah telah teruji lewat proses keilmuan maka kita merasa yakin bahwa kesimpulan yang ditarik merupakan jawaban yang terandalkan. Kedua, dengan mempergunakan pernyataan yang secara sah diakui sebagai pengetahuan ilmiah maka pengetahuan baru yang ditarik secara deduktif akan bersifat konsisten dengan tubuh pengetahuan yang telah disusun.Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sekaran, 1992 dalam Sugiyono, 2009:60). Kerangka berfikir harus menjelaskan pertautan secara teoritis antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis harus dijelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dan jika ada variabel moderator dan intervening dalam penelitian, juga perlu dijelaskan kedudukannya. Kerangka berfikir perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran dapat meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.Menurut Sekaran dalam Sugiyono (2009:63), kerangka berfikir yang baik adalah:1. Variabel-variabel yang diteliti harus jelas .2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus menjelaskan hubungan/pertautan antar variabel yang diteliti dan teori yang mendasari.3. Diskusi harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal, atau interaktif (timbal balik).4. Kerangka berfikir tersebut dinyatakan dalam diagram (paradigma penelitian), sehingga mudah dipahami.Kerangka berfikir merupakan intisari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis. Kerangka teoritis suatu penelitian dimulai dengan mengidentifikasi dan nengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Bahwa produk akhir dari proses pengkajian kerangka teoritis ini adalah perumusan hipotesis harus merupakan pangkal dan tujuan dari seluruh analisis.

Proses Penyusunan Kerangka Berfikir Untuk Merumuskan Hipotesis:

Variabel XMembaca Buku & Hasil PenelitianMembaca Buku & Hasil PenelitianDeskripsi Teori dan Hasil PenelitianDeskripsi Teori dan Hasil PenelitianAnalisis Kritis terhadap Teori dan Hasil PenelitianAnalisis Kritis terhadap Teori dan Hasil PenelitianAnalisis Komparatif terhadap teori-teori dan Hasil Penelitian yang diambilAnalisis Komparatif terhadap teori-teori dan Hasil Penelitian yang diambilSintesa/Kesimpulan teori dan Hasil PenelitianVariabel YMembaca Buku & Hasil PenelitianMembaca Buku & Hasil PenelitianDeskripsi Teori dan Hasil PenelitianDeskripsi Teori dan Hasil PenelitianAnalisis Kritis terhadap Teori dan Hasil PenelitianAnalisis Kritis terhadap Teori dan Hasil PenelitianAnalisis Komparatif terhadap teori-teori dan Hasil Penelitian yang diambilAnalisis Komparatif terhadap teori-teori dan Hasil Penelitian yang diambilSintesa/Kesimpulan teori dan Hasil PenelitianKerangka BerfikirPerumusan Hipotesis

3. Metodologi PenelitianSetelah kita berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis tersebut secara empiris. Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang dikandung oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan yang bersifat faktual. Masalah yang dihadapi dalam proses verifikasi ini adalah bagaimana prosedur dan cara dalam pengumpulan dan analisis data agar kesimpulan yang ditarik memenuhi persyaratan berpikir induktif. Penetapan prosedur dan cara ini disebut metodologi penelitian yang pada hakikatnya merupakan persiapan sebelum verifikasi dilakukan.Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian. Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.Pada hakikatnya proses verifikasi adalah mengumpulkan dan menganalisis data dimana kesimpulan yang ditarik kemudian dibandingkan dengan hipotesis untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan tersebut ditolak atau diterima. Dengan demikian maka teknik-teknik yang tergabung dalam metode penelitian harus dipilih yang bersifat cocok dengan perumusan hipotesis.Penyusunan metodologi penelitian mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :a. Tujuan penelitian secara lengkap dan operasional dalam bentuk pernyataan yang mencakup bukan saja variable-variabel yang akan diteliti dan karakteritik hubunganya yang akan diuji melainkan sekligus juga tingkat keumuman dari kesimpulan yang akan ditarik seperti tempat,waktu,kelembagaan dan sebagainya. mb. Tempat dan waktu penelitian di mana akan dilakukan generalisasi mengenai variable-variabel yang ditelitic. Metode penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat generalisasi yang diharapkand. Teknik pengambilan contoh yang relevan dengan tujuan penelitian, tingkat keumuman dan metode penelitian.Penelelitian dilakukan untuk mengungkapkan dan memberikan penjelasan( eksplanasi) terhadap suatu objek yang tercakup dalam istilah populasi dan sampel itu. Pada populasi dan sampel itu pula masalah berlaku. Karena itu kejelasan populasi dan sampel bagi seorang peneliti merupakan harga mutlak . Akurasi populasi dan sampel akan menentukan akurasi data penelitian, yang pada giliranya akan menentukan akurasi hasil penelitian.e. Teknik pengumpulan data yang mencakup identifikasi variable yang akan dikumpulkan, sumber data, teknik pengukuran, instrument dan teknik mendapatkan data. Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan dalam proses penelitian yang mempunyai peranan penting terhadap kualitas hasil penelitian. Teknik pengumpulan data yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Hal yang perlu disiapkan sebelum dilaksanakannya pengumpulan data meliputi hal-hal yang bersifat konseptual , teknis dan administratif. Persiapan yang bersifat konseptual berkenaan dengan kejelasan tujuan pengumpulan data, varibel yang diukur, instrument yang digunakan, serta sumber dan jenis data yang dikumpulkan. Persiapan yang bersifat teknik adalah penyiapan petugas pengumpul data , pemeriksaan istrumen penelitian, serta penyiapan logistic dan pelengkapan lainnya. Sedangkan persiapan administrative adalah mengurus dan mendapatkan surat ijin penelitian.f. Teknik analisis data yang mencakup langkah-langkah dan teknik analisis yang dipergunakan yang ditetapkan berdasarkan pengajuan hipotesis. Analisis data hasil penelitian dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif disebut juga analisis statistic, dipilahkan menjadi dua ; analisis statistic deskriptif dan analisis statistic inferensial. Dalam analisis terdapat berbagai jenis teknik analisis yang tergolong dalam teknik analisis statistic parametric dan non-parametrik. Kecocokan jenis dan teknik analisis data ditentukan oleh jumlah dan sifat data yang diperoleh serta tujuan penelitian yang hendak dicapai.

4. Hasil PenelitianDalam membahas hasil penelitian tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik dan terarah maka data yang telah di kumpulkan diolah, deskripsikan, bandingkan dan evaluasi yang semuanya diarahkan pada sebuah penarikan kesimpulan apakah data tersebut data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Pada hakikatnya sebuah hasil penelitian yang baik tidak berhenti pada kesimpulan apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak melainkan dilengkapi dengan evaluasi mengenai kesimpulan tersebut. Sebuah pernyataan ilmiah yang baik selalu mengandung tingkat kepercayaan ini bukan hanya pernyataan statistis yang mencakup evaluasi keseluruhan mengenai prosedur dan pelaksanaan penelitian.Suatu hipotesis tidak diterima disebabkan kerangaka teoritis dalam pengajuan hipotesisnya adalah tidak benar. Bagi penelitian yang kerangka teoritis dalam pengajuan hipotesis ini dilakukan secara asal-asalan maka tidak sukar untuk kemudian berbalik arahdan mengubah kerangka teoritisnya dan pengajuan hipotesisnya disesuaikan dengan a posteriori dengan kesimpulan data. Hal ini tidak bole dilakukan oleh seorang ilmuawan sebab secara epistimologis adalah tidak sah dan kemungkinan besar menghasilkan kesimpulan yang salah, namun tidaklah berarti bahwa seseorang tidak diperkenankan mengubah cara berfikir dan secara kaku berpegang teguh pada hipotesis yang telah diajukan. Bisa saja berdasarkan pelaksanaan penelitian secara keseluruhan, jadi bukan berdasarkan kesimpulan yang didasarkan oleh analisis data maka cakrawala berpikir mendapatkan persepsi baru yang fundamental mengubah kerangka teoritis dan perumusan hipotesis secara menyeluruh.Hasil penelitian dapat dilaporkan dalam kegiatan sebagai berikut :a. Menyatakan variabel-variabel yang ditelitib. Menyatakan teknik analisis datac. Mendeskripsikan hasil analisis dataPendeskripsian ini ditulis dengan esei dengan kalimat-kalimat yang verbal yang mencakup semua pernyataan yang sepatutnya dikemukakan baik pertanyaan yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Sekiranya diperlukan, maka deskripsi dalam bentuk esai ini dapat dilengkapi dengan berbagai sarana pembantu seperti table, grafik, atau bagan yang berfungsi untuk lebih menjelaskan pernyataan-pernyataan verbal dan bukan sebaliknya. d. Memberikan penafsiran terhadap kesimpulan analisis data.Pada hakikatnya dalam langkah ini harus menfasirkan hubungan yang bersifat statistis seperti regresi atau korelasi dalam hubungan yang bersifat ilmiah seperti hubungan kausalita. Demikian juga kita harus menfasirkan tingkat keumuman dari kesimpulan yang ditarik berdasarkan contoh kepada kesimpulan yang mencakup populasi.e. Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah ditolak atau diterimaPada hakikatnya sekiranya tanpa keraguan sedikit pun, baik dalam rangka teoritis maupun prosedur dan cara penelitian, sebuah hipotesis alternative dapat diterima sebagai kesimpulan penelitian mencerminkan kebenaran. Namun sekiranya terdapat keraguan, maka sebaiknnya kesimpulan ini dianggap sebagai kebenaran sementara, untuk kemudian diuji kembali dalam penelitian berikutnya agar dapat lebih dipastikan kebenarannya. Dalam keadaan seperti ini biasanya kita menahan diri untuk mengkaji berbagai implikasinya dan sangat berhati-hati dalam pengajuan saran. Dalam keadaan hipotesis yang ditolak biasanya kita memberikan penjelasan yang berupa dugaan mengapa hal itu terjadi demikian. Dugaan ini kemudian disarankan menjadi hipotesis untuk di uji dalam penelitian yang lainya.

5. Ringkasan dan KesimpulanKesimpulan penelitian merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi penelitian dan penemuan penelitian. Sintesis ini membuahkan kesimpulan yang ditopong oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang menyeluruh. Kesimpulan dapat diperinci ke dalam langkah-langkah sebagai berikut :a. Deskripsi singkat mengenai masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi dan penemuan penelitianb. Kesimpulan penelitian yang merupakan sistesis berdasarkan keseluruhan aspek untuk itu maka diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari aspek-aspek tersebut diatas dengan meletakkanya dalam kerangka yang mengarah kepada kesimpulan.c. Pembahasan kesimpulan penelitian dengan melakukan perbandingan terhadap penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yang relevand. Mengkaji implikasi penelitian.Berdasarkan analisis tersebut di atas maka seorang peneliti dapat melihat berbagai implikasi yang ditimbulkan oleh kesimpulan penelitian. Implikasinya ini umpamanya bisa berupa pengembangan ilmu, kegunaan terapan yang bersifat praktis dan penyusunan kebijaksanaan e. Mengajukan saran

6. AbstrakAbstrak merupakan ringkasan seluruh kegiatan penelitian yang paling banyak terdiri dari tiga halaman. Keseluruhan abstrak merupakan sebuah eseiyang utuh dan tidak dibatasi oleh sub judul. Hanya terdapat satu judul dalam abstrak yakni judul penelitian. Sesuai dengan langkah-langkah dalam kegiatan penelitian maka abstrak mencakup kesuluruhan pokok pernyataan penilitian mengenaimasalah,hipotesis, metodelogi, dan kesimpulan penelitian. Dari sebuah abstrak dapat disimpulkan apakah kita berminat untuk membaca keseluruhan laporan atau tidak. Abstrak dapat di ibaratkan sebuah iklan yang diletakkkan di halaman terdepan dalam suatu publikasi ilmiah dengan tujuan agar iklan tersebut mampu mengkomunikasikan apa yang akan disajikan.7. Daftar PustakaPada hakikatnya daftar pustaka merupakan inventarisasi dari seluruh publikasi ilmiah maupun nonilmiah yang digunakan sebagai dasar bagi pengkajian yang dilakukan.8. Riwayat HidupSebuah tulisan ilmiah kadang-kadang disertai riwayat hidup penulisnya. Riwayat hidup ini biasanya merupakan deskripsi dari latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan penulisan ilmiah yang disampaikan.9. Usulan PenelitianUsulan penelitian hanya mencakup langkah pengajukan masalah, penyusunan kerangka teoritis dan pengajuan hipotesis serta metodologi penelitian. Usulan penelitian biasanya dilengkapi dengan jadwal kegiatan, personalia peneliti serta aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan penelitian umpamanya pembiayaan.

E. Teknik Penulisan IlmiahTeknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.Bahasa yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta hubungan yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. Dalam menulis karangan ilmiah penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin disampaikan.Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktif, artinya bahwa sipenerima pesan mendapatkan kopi yang benar-benar sama dengan prototipe yang disampaikan sipemberi pesan, seperti fotokopi. Dalam komunikasi ilmiah tidak boleh terdapat penafsiran yang lain selain isi yang dikandung oleh pesan tersebut, sedangkan dalam komunikasio estetik sering terdapat penafsiran yang berbeda terhadap objek komunikasi yang sama, yang disebabkan oleh penjiwaan yang memang tidak ditujukan kepada penjiwaan melainkan kepada penalaran dan oleh sebab itu harus dihindarkan bentuk pernyataan yang tidak jelas atau bermakna jamak. Proposisi ilmiah, umpamanya, harus merupakan pernyataan yang mengandung penilaian apakah materi yang dikandung pernyataan itu benar atau salah, namun tidak bisa kedua-duanya. Demikian juga harus dihindarkan bentuk komunikasi yang mempunyai konotasi emosionalKomunikasi ilmiah harus bersifat impersonal di mana berbeda dengan tokoh dalam sebuah novel yang bisa berupa aku, dia, merupakan figure yang muncul secara dominan dalam seluruh pernyataan. Kata ganti perorangan hilang dan ditempati oleh kata ganti universal yakni ilmuwan. Kita tidak menyatakan proses pengumpulan data dengan kalimat seperti saya bermaksud mengumpulkan data dengan mempergunakan kuesioner. Melainkan dengan kalimat yang impersonal yakni data dengan kalimat seperti saya bermaksud mengumpulkan data dengan mempergunakan kuesioner melainkan dengan kalimat yang impersonal yakni data akan dikumpulkan dengan mempergunakan kuesioner.

F. Teknik Notasi IlmiahPernyataan ilmiah yang kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup beberapahal. Pertama, harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat penyataan tersebut. Kedua, harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan itu disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya. Ketiga, harus dapat kita identifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Cara mencantumkan hal tersebut dalam tulisan ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama meskipun dalam format dan symbol yang berbeda-beda. Sebelum kita melakukan pilihan terhadap salah satu dari teknik notasi ilmiah ada baiknya kita mengetahuii dasar-dasar pemikiran yang melandasi teknik tersebut. Hal ini penting kita ketahui agar dengan demikian kita dapat memilih teknik notasi ilmiah biasanya di mungkin kan pengetahuan yang mendalam mengenai dasar-dasar pemikiran dari teknik tersebut akan mendorong kita memilih variasi yang tepat. Pada hakikatnya seseorang ilmuwan harus mampu menyatakan pendapat orang lain dalam bahasa ilmuwan itu sendiri yang mencirikan kepribadiannya. Oleh sebab itu karya ilmiah yang dipenuhi oleh kutipan langsung yang terlalu banyak kelihatanya tidak mencerminkan kepribadian si penulisnya melainkan sekedar koleksi pendapat orang lain. Kutipan langsung kadang-kadang diperlukan untuk mempertahankan keaslian pernyataan itu.Dibawah ini akan dipelajari teknik notasi ilmiah tentang cara perujukan dan pengutipan

1. Teknik MerujukPerujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun diantara tanda kurung. Jika ada dua penulis. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama pertama dari penulis tersebut diikuti dkk. Jika nama penulis tidak disebutkan , yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama Koran. Untuk karya terjemahan perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya.

2. Teknik PengutipanTeori yang ditulis orang lain atau temuan penelitian orang lain yang dikutip harus disebut sumbernya untuk menghindari tuduhan sebagai pencurian karya orang lain. Etika ilmiah tidak membenarkan seseorang melakukan pencurian karya orang lain. Menurut PPKI (2010:104) cara mengutip karya atau sumber tertulis itu sebagai berikut:a. Kutipan Langsung1) Kutipan Kurang dari 40 KataKutipan langsung yang terdiri atas tidak lebih dari 3 baris atau tidak lebih dari 40 kata ditempatkan didalam paragraf sebagaimana baris yang lain, tetapi diapit oleh tanda petik dua () yang dimulai atau ditutup dengan identitas rujukan. Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal.Contoh : Soebroto (1990:123) menyimpulkan ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar (Soebroto, 1990:123). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terdapat kecenderungan semakin banyak campur tangan pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat pertisipasi karyawan di daerah perkotaan (Soewignyo, 1991:101)

2) Kutipan 40 Kata atau LebihKutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, diketik dengan spasi tunggal dan nomor halaman juga harus ditulis. Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri garis teks kutipan.Contoh: Tolla (1996:89) menegaskan sebagai berikut.Perihal perbedaan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus diwarnai oleh aktivitas berbahasa secara dinamis dan kreatif. Keaktifan secara intelektual tanpa disertai dengan keaktifan verbal tidak dapat dikatakan CBSA dalam pengajaran bahasa karena hakikat bahasa adalah tuturan lisan yang kemudian dikembangkan menjadi aturan lisan dan tulisan. Oleh karena itu, CBSA dalam pengajaran bahasa harus dimuati dengan kreativitas berbahasa sehingga nama yang paling tepat adalah CBSA Komunikatif.

3) Kutipan yang Sebagian DihilangkanApabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.Contoh:Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru (Manan, 1995:278).Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik.Contoh:Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antar mata, tangan, atau bagian tubuh lain .... Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola dan menggambar (Asim, 1995:315).

b. Kutipan Tidak LangsungKutipan tidak langsung umumnya tampil bervariasi; bergantung kepada gaya bahasa penulis, ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks.Contoh: Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat. Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin, 1990:13).

3. Teknik Menulis Daftar RujukanDaftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel atau bahan lainya yang dikutip dengan baik secara langsung ataupun tidak langsung.Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan sebuah bahan yang dikutip secara langsung ataupun tak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam Daftar rujukan.Pada dasarnya,unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputia. Nama penulis ditulis dengan urutan : nama akhir , nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akedemikb. Tahun penerbitanc. Judul, termasuk anak judul (subjudul)d. Kota tempat penerbitane. Nama penerbitNama penulis yang terdiri dua bagian ditulis dengan urutan; nama akhir dikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim,semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.a. Rujukan dari bukuTahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata,kecuali kata hubung. Kota tempat penerbit dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:) Contoh :Yamin,H.M.2007.Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambing a,b,c dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologisnya atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.Contoh:Marzuki,M.S.2009a.Pendidikan Nonformal Bukan Residu. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Univesitas Negeri Malang.Marzuki,M.S.2009b.Pendidikan Nonformal Bukan Residu. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Univesitas Negeri Malang.

b. Rujukan dari Buku yang berisi kumpulan artikel yang ada editornyaCara penulisannya seperti menulis rujukan dari buku. Ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di antara nama penulis dan tahun penerbitan.Contoh:Soelaiman, D.A.(Ed.).2003.Warisan Budaya Melayu Aceh. Banda Aceh: Pusat Studi Melayu Aceh (PUSMA)c. Rujukan berupa buku lebih dari satu jilidCara penulisan sama dengan rujukan dari buku, ditambah keterangan jilid atau volume yang ditulis diantara tanda kurung setelah judul bukuContoh:Cahyono, C.H. 2006. Ensiklopedia Politik (Volume 3). Surabaya: Usaha Nasionald. Rujukan dari buku berasal dari perpustakaan elektronikSetelah nama penulis, tahun, judul buku, kota dan nama penerbit, nama perpustakaan dicantumkan setelah penerbit buku. Alamat web perpustakaan tersebut harus dicantumkan, disertai tanggal aksesnya.Contoh:Dealey, C. 1999. The Care of Wounds: A Guided for Nurses. Oxford: Blackwell Science. Dari NetLibrary. (online), (http://www.netlibrary.com), diakses24 Agustus 2007.

e. Rujukan dari buku yang tidak diketahui nama pengarangnyaJudul buku ditulis dengan disertai tahun penerbitan ,kota,dan nama penerbit.Judul buku dicetak miring, dan diakhiri dengan tanda titik.Contoh:Longman Dictionary of the English Language.1984. Harlow,Essex: Longman.f. Rujukan dari artikel dalam jurnal tercetakNama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun dan judul artikel yang ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung. Dibagian akhir berturut-turut dicantumkan tahun/jilid/volum, norma terbitan (dalam kurung), dan nomor halaman dari artiel tersebut.Contoh:Wiyono,M.2009. Profesionalisme Dosen dalam Program Penjaminan Mutu. Jurnal Ilmu Pendidikan, 16 (1): 51-58g. Rujukan dari artikel dalam internet berbasis Jurnal tercetakCara Penulisan seperti rujukan dari artikel jurnal tercetak , tetapi diikuti dengan keterangan (Online), alamat situs, dan tanggal akses, volume, nomor terbitan dan nomor halaman dicantumkan setelah kan (online).Contoh:Mappiare-AT, A, Ibrahim, A.S.& Sudjiono.2009. Budaya Konsumsi Remaja-Pelajar di Tiga Kota Metropolitan Pantai Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan,(online), 16 (1):12-21, (http://www.um.ac.id), diakses 25 Desember 2009.h. Rujukan dari artikel dalam jurnal elektronik saja Volume dan nomor jurnal ditulis setelah nama jurnal. Nomor halaman tidak dicantumkan. Alamat situs jurnal ditulis dengan tanda kurung dan disertai tanggal akses.Contoh: DeMarie,D. 2001. A Trip to the Zoo: Childrens Words and Photograps. Early Childhood Reaserch and Practice,3 (1).(Online), (http://ercp.ucid.edu.html),diakses 30 Agustus 2001.i. Rujukan dari artikel dalam majalah atau Koran Nama penulis ditulis paling depan, dikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.Contoh:Catur, S.14 Juli 2010. HKTI dalama Sandra Parpol. Jawa Pos, hlm 4.j. Rujukan Dari dokumen resmi Pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit ( tanpa penulis, tanpa lembaga)Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, Kota penerbit dan nama penerbit.Contoh:Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang system pendidikan Nasional ,1990,Jakarta: PT Armas Dahlan.k. Rujukan berupa karya terjemahanNama penulis asli ditulis paling depan , dikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan ,nama penerjemah, tahun terjemah, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan , ditulis dengan kata tanpa tahun.Contoh:Cochran, W.G.Tanpa Tahun. Teknik Penarikan Sampel. Terjemahan Rudiansyah. 2005. Jakarta: Universitas Indonesia Pressl. Rujukan berupa skripsi, tesis dan disertasi Nama penulis ditulis paling depan , diikuti tahun yang tercantum pada sampul ,judul skripsi,tesis,atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti dengan pernyataan skripsi tesis atau disertasi tidak diterbitakan,nama kota tempat perguruan tinggi .Contoh:Meter, G.I. 2003. Hubungan antara Perilaku Kepemimpinan Iklim Sekolah dan Professionalisme Guru dengan Motivasi Kerja Guru pada SMU Negeri di Provinsi Bali, Disertasi Tidak diterbitkan. Malang: PPs UM.

m. Rujukan diinternet berupa karya individualNama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak , diikuti secara berturut-turut oleh tahun, Judul karya tersebut dicetak miring dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut di antara tanda kurung, disertai dengan keterangan kapan diakses.Contoh :Noor, I.M.H. 2006. Model Pelatihan Guru dalam Menerapkan Kurikulum Bahasa Inggris,(online),(http://www.depdiknas.go.id/jurnal/html), diakses 14 mei 2006n. Rujukan karya Audio/Visual/AudiovisualNama pengarang ditulis sebelmum tahun album tersebut dibuat.judul album di cetak miring, dan diberi keterangan tentang bentuk produk ( misalnya, kaset rekaman),Kota tempat kaset itu diproduksi ditulis sebelum nama perusahaan rekaman.Contoh:Dewa.2004. Laskar Cinta,(kaset rekaman). Jakarta: Ahmad Dhani Productions-PT Aquariuas Musikindoreg,

BAB IIIPENUTUP Kesimpulan Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah. Struktur penulisan dan penelitian ilmiah yaitu : Pengajuan masalah Penyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis Metodologi penelitian Hasil penelitian Ringkasan dan Kesimpulan Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah (komunikasi ilmiah) serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal. Teknik notasi ilmiah yang digunakan antara lain teknik merujuk, teknik pengutipan, dan cara menulis daftar rujukan

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2010. Pedoman Penulis Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri MalangIbnu, S., Moehnilabib, M., Mukhadis, A., Suparno., Rofiudin, A. & Sukarnyana, I. W. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: UM Press.Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: AlfabetaSuriasumantri, Jujun. 1993. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.