Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

  • Upload
    yaya

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    1/32

    Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    dr Widodo Judarwanto SpA. Children Grow Up Clinic, Jakarta Indonesia

    Impetigo merupakan pioderma superfisialis yang terbatas pada epidermis. Impetigoterbagi atas 2 bentuk yaitu impetigo krustosa dan impetigo bulosa. Impetigo krustosamerupakan bentuk pioderma yang paling sederhana, menyerang epidermis dengangambaran yang dominan ialah krusta. Organism penyebab dari penyakit ini adalahstaphylococcus aureus koagulase positif dan streptococcus betahemolyticus. Tanda khasdari impetigo krustosa ini adalah lesi awal yang berbentuk macula eritem pada wajah,telinga maupun tangan yang berubah dengan cepat menjadi vesikel berisi cairan beningatau pustule dan umumnya terjadi pada anak-anak. Impetigo merupakan penyakitmenular, yang ditularkan melalui cairan yang berasal dari lepuhannya. Diagnosis dapatditegakkan berdasarkan gambaran klini dari lesi. Penatalaksanaan dapat dilakukandengan melakukan perawatan diri, pengobatan sistemik dan topikal.

    Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisinanah (pustula). Impetigo paling sering menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan

    badannya kurang dan bisa muncul di bagian tubuh manapun, tetapi paling sering ditemukan diwajah, lengan dan tungkai. Pada dewasa, impetigo bisa terjadi setelah penyakit kulit lainnya.Impetigo bisa juga terjadi setelah suatu infeksi saluran pernapasan atas misalnya flu atau infeksivirus lainnya.

    Istilah impetigo berasal dari bahasa Latin yang berarti serangan, dan telah digunakan untuk menjelaskan gambaran seperti letusan berkeropeng yang biasa nampak pada daerah permukaankulit. Ada dua tipe impetigo, yaitu impetigo bullosa dan impetigo non-bullosa. Impetigo non-

    bullosa disebut juga impetigo krustosa atau impetigo kontagiosa. Sumber infeksi yang seringditemukan pada anak-anak adalah berasal dari hewan peliharaan, kuku yang kotor, dan penularandari teman sekolahnya. Sedangkan pada orang dewasa, penularan penyakit dapat diperoleh daritempat cukur, salon kecantikan, kolam renang dan tertular dari anak.Impetigo krustosa merupakan bentuk pioderma yang paling sederhana.dan terbatas pada daerahepidermis atau superfisialis kulit. Dasar infeksi adalah kurangnya hygiene dan terganggunyafungsi kulit.

    Masa inkubasi atau waktu terkena penyakit ini sampai tampak gejalanya memakan waktu 1sampai 3 hari. Itupun tergantung pada kondisi tubuh pasien

    Insiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh dunia dan pada umumnya menyebar melaluikontak langsung. Paling sering menyerang anak-anak usia 2-5 tahun, namun tidak menutupkemungkinan untuk semua umur dimana frekuensi laki-laki dan wanita sama. Sebuah penelitiandi Inggris menyebutkan bahwa insiden tahunan dari impetigo adalah 2.8 % terjadi pada anak-anak usia di bawah 4 tahun dan 1.6 persen pada anak-anak usia 5 sampai 15 tahun. Impetigononbullous atau impetigo krustosa meliputi kira-kira 70 persen dari semua kasus impetigo.Kebanyakan kasus ditemukan di daerah tropis atau beriklim panas serta pada negara-negara yang

    berkembang dengan tingkat ekonomi masyarakatnya masih tergolong lemah atau miskin.

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    2/32

    Organisme penyebab dari impetigo krustosa adalah Staphylococcus aureus selain itu, dapat puladitemukan Streptococcus beta-hemolyticus grup A (Group A betahemolytic streptococci(GABHS) yang juga diketahui dengan nama Streptococcus pyogenes). Sebuah penelitian diJepang menyatakan peningkatan insiden impetigo yang disebabkan oleh kuman Streptococcusgrup A sebesar 71% dari kasus, dan 72% dari kasus tersebut ditemukan pula Staphylococcus

    aureus pada saat isolasi kuman.Staphylococcus dominan ditemukan pada awal lesi. Jika kedua kuman ditemukan bersamaan,maka infeksi streptococcus merupakan infeksi penyerta. Kuman S. pyogenes menular keindividu yang sehat melalui kulit, lalu kemudian menyebar ke mukosa saluran napas. Berbedadengan S. aureus, yang berawal dengan kolonisasi kuman pada mukosa nasal dan baru dapatditemukan pada isolasi kuman di kulit pada sekitar 11 hari kemudian.

    Pada impetigo krustosa non bullous, infeksi ditemukan pada bagian minor dari trauma(misalnya : gigitan serangga, abrasi, cacar ayam, pembakaran). Trauma membuka protein-proteindi kulit sehingga bakteri mudah melekat, menyerang dan membentuk infeksi di kulit. Padaepidermis muncul neutrophilic vesicopustules. Pada bagian atas kulit terdapat sebuah infiltrate

    yang hebat yakni netrofil dan limfosit. Bakteri gram-positif juga ada dalam lesi ini.Eksotoksin Streptococcus pyrogenic diyakini menyebabkan ruam pada daerah berbintik merah,dan diduga berperan pada saat kritis dari Streptococcal toxic shock syndrome. Kira-kira 30% dari

    populasi bakteri ini berkoloni di daerah nares anterior. Bakteri dapat menyebar dari hidung kekulit yang normal di dalam 7-14 hari, dengan lesi impetigo yang muncul 7-14 hari kemudian.

    Gejala

    Bintik-bintik merah yang kecil menjadi lepuh yang berisi nanah dan berkeropeng; biasanya pada muka, tangan atau kepala. Impetigo berawal sebagai luka terbuka yangmenimbulkan gatal, kemudian melepuh, mengeluarkan isi lepuhannya lalu mengering

    dan akhirnya membentuk keropeng. Besarnya lepuhan bervariasi, mulai dari seukuran kacang polong sampai seukuran cincinyang besar. Lepuhan ini berisi carian kekuningan disertai rasa gatal.

    Penyakit ini biasanya asimetris yang ditandai dengan lesi awal berbentuk makula eritem pada wajah, telinga maupun tangan yang berubah dengan cepat menjadi vesikel berisicairan bening atau pustul dengan cepat dan dikelilingi oleh suatu areola inflamasi, bilamengering akan mengeras menyerupai batu kerikil yang melekat di kulit. Jika diangkatmaka daerah tempat melekatnya tadi nampak basah dan berwarna kemerahan.

    Tahap ini jarang terlihat karena kulit vesikel sangat tipis dan mudah rupture. Pada dasar vesikel terdapat eksudasi, jika mengering akan menjadi krusta warna kuning. Lesiawalnya kecil (ukuran kira-kira 3-10 mm), tapi kemudian dapat membesar. Bila lesisembuh tidak akan meninggalkan bekas. Lesi bias annular, circinata atau bundar menyerupai Tinea circinata. Lesi satelit dapat terbentuk di sekitar lesi utama yangdisebabkan oleh adanya autoinoculation.

    Tanda khas dari impetigo krustosa ini adalah warna kemerahan seperti madu atau kuningkeemasan honey-colored. Pada daerah tropis umumnya terjadi pada anak-anak yangkurang gizi, erupsinya bias luas dan bereaksi lambat terhadap terapi. Umumnya terjadi

    pada daerah-daerah tubuh yang terbuka seperti wajah, mulut, telapak tangan atau leher.

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    3/32

    Tidak disertai gejala umum. Tempat predileksi di muka, yakni di sekitar lubang hidungdan mulut karena dianggap sumber infeksi dari daerah tersebut. Kelainan kulit berupaeritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga jika penderita datang berobat, yangterlihat ialah krusta tebal berwarna kuning seperti madu. Jika dilepaskan tampak erosi di

    bawahnya. Sering krusta menyebar ke perifer dan sembuh di bagian tengah.

    Streptokkus yang menginfeksi anak-anak dan yang lebih tua tidak berbeda dengan yangterkena/menyebar pada populasi yang lain, walaupun perlu dipertimbangkan bahwatingkat infeksi yang lebih serius bias berbeda dari kedua kelompok umur tersebut.Keluhan utama adalah rasa gatal. Lesi awal berupa macula eritematosa berukuran 1 2mm, segera berubah menjadi vesikel atau bula. Karena dinding vesikel tipis, mudah

    pecah dan mengeluarkan secret seropurulen kuning kecoklatan. Selanjutnya mengeringmembentuk krusta yang berlapis-lapis. Krusta mudah dilepaskan, di bawah krustaterdapat daerah erosif yang mengeluarkan secret sehingga krusta kembali menebal.

    Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar daerah yang terinfeksi.

    Diagnosis

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis dari lesi. Kultur dilakukan bila terdapat kegagalan pengobatan dengan terapi standar, biopsy jarangdilakukan. Biasanya diagnose dari impetigo dapat dilakukan tanpa adanya teslaboratorium. Namun demikian, apabila diagnosis tersebut masih dipertanyakan, tesmikrobiologi pasti akan sangat menolong.

    Laboratorium rutin Pada pemeriksaan darah rutin, lekositosis ringan hanya ditemukan pada 50% kasus pasien dengan impetigo. Pemeriksaan urinalisis perlu dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi glomerulonefritis akut pasca streptococcus (GNAPS),yang ditandai dengan hematuria dan proteinuria.

    Pemeriksaan imunologis Pada impetigo yang disebabkan oleh streptococcus dapat

    ditemukan peningkatan kadar anti deoksiribonuklease (anti DNAse) B antibody. Pemeriksaan mikrobiologis Eksudat yang diambil di bagian bawah krusta dan cairanyang berasal dari bulla dapat dikultur dan dilakukan tes sensititas. Hasil kultur bisamemperlihatkan S. pyogenes, S. aureus atau keduanya. Tes sensitivitas antibioticdilakukan untuk mengisolasi metisilin resistar. S. aureus (MRSA) serta membantu dalam

    pemberian antibiotic yang sesuai. Pewarnaan gram pada eksudat memberikan hasil gram positif. Pada blood agar koloni kuman mengalami hemolisis dan memperlihatkan daerahyang hemolisis di sekitarnya meskipun dengan blood agar telah cukup untuk isolasikuman, manitol salt agar atau medium Baierd-Parker egg Yolk-telluritedirekomendasikan jika lesi juga terkontaminasi oleh organism lain. Kemampuan untuk mengkoagulasi plasma adalah tes paling penting dalam mengidentifikasi S. aureus. Padasheep blood agar, S. pyogenes membentuk koloni kecil dengan daerah hemolisisdisekelilingnya. Streptococcus dapat dibedakan dari Staphylokokkus dengan tes katalase.Streptococcus memberikan hasil yang negative.

    Penanganan

    Perawatan Umum : m emperbaiki higien dengan membiasakan membersihkan tubuhdengan sabun, memotong kuku dan senantiasa mengganti pakaian. Perawatan luka dan

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    4/32

    tidak saling tukar menukar dalam menggunakan peralatan pribadi (handuk, pakaian, danalat cukur)

    Sistemik Pengobatan sistemik di indikasikan jika terdapat factor yang memperberatimpetigo seperti eczema. Untuk mencegah infeksi sampai ke ginjal maka di anjurkanuntuk melakukan pemeriksaan urine. Bakteri pun di uji untuk mengetahui ada tidaknya

    resistensi antibiotic. Pada impetigo superficial yang disebabkan streptococcus kelompok A, penisilin adalah drug of choice. Penisilin oral yang digunakan adalah potassiumPhemmoxymethylpenicilin. Bila resisten bias digunakan oxacilin dengan dosis 2,5 gr/hari dan dosis untuk anak-anak disesuaikan dengan umur. Dapat juga digunakaneritromisin dosis 1,5 2,0 g yang diberikan 4 kali sehari.Penisilin V oral (250mg per oral) efektif untuk streptokokkus atau staphylokokkus aureusnon-penisilin. Penisilin semi sentetis, methicin, atau oxacilin (500mg setiap 4-6 jam)diberikan untuk staphylokokkus yang resisten terhadap penisilin eritromisin (250mg 4kali sehari) lebih efektif dan aman, di gunakan pada pasien yang sensitive terhadap

    penisilin. Antibiotik oral Antibiotik oral diberikan bila : Erupsi memberat dan semakin meluas.

    Anak lain yang terpapar infeksi atau bila bentuk nephritogenik telah berlebihan, Terapioral diberikan bila pengobatan topical meragukan atau pada kasus yang disertaifolliculitis

    Topikal Pengobatan topikal dilakukan apabila krusta dan sisa impetigo telah dibersihkandengan cara mencucinya menggunakan sabun antiseptic dan air bersih. Untuk krusta yanglebih luas dan berpotensi menjadi lesi sebaiknya menggunakan larutan antiseptic atau pun

    bubuk kanji. Dapat menggunakan asam salisil 3-6% untuk menghilankan krusta. Bilakrusta hilang maka penyebaranya akan terhenti. Pustule dan bula didrainase. Bila dasar lesi sudah terlihat, sebaiknya diberikan preparat antibiotic pada lesi tersebut dengan hati-hati sebanyak 4 kali sehari. Preparat antibiotik juga dapat digunakan untuk daerah yangerosive. Misalnya menggunakan krim neomycin yang mengandung clioquinol 0,5%-1%atau asam salisil 3%-5%

    Komplikasi

    Infeksi dari penyakit ini dapt tersebar keseluruh tubuh utamanya pada anak-anak. Jika tidak di obati secara teratur, maka penyakit ini dapat berlanjut menjadi

    glomerulonefritis (2-5%) akut yang biasanya terjadi 10 hari setelah lesi impetigo pertamamuncul, namun bias juga terjadi setelah 1-5 minggu kemudian.

    Prognosis

    Secara umum prognosis dari penyakit ini adalah baik jika dilakukan pengobatan yangteratur, meskipun dapat pula komplikasi sistemik seperti glomerulonefritis dan lain-lain.

    Lesi mengalami perbaikan setelah 7-10 hari pengobatan.

    Pencegahan

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    5/32

    Mencuci tangan dengan teliti. Infeksi bisa dicegah dengan memelihara kebersihan dankesehatan badan. Goresan ringan atau luka lecet sebaiknya dicuci bersih dengan sabundan air, bila perlu olesi dengan zat anti-bakteri.

    Hindari kontak dengan cairan yang berasal dari lepuhan di kulit Hindari pemakaian bersama handuk, pisau cukur atau pakaian dengan penderita

    Selalu mencuci tangan setelah menangani lesi kulit.

    I. DEFINISI

    Impetigo adalah salah satu contoh pioderma, yang menyerang

    lapisan epidermis kulit (Djuanda, 56:2005). Impetigo biasanya juga

    mengikuti trauma superficial dengan robekan kulit dan paling sering

    merupakan penyakit penyerta (secondary infection) dari Pediculosis,

    Skabies, Infeksi jamur, dan pada insect bites (Beheshti, 2:2007).

    II.SINONIM

    Impetigo krustosa juga dikenal sebagai impetigo kontangiosa,

    impetigo vulgaris, atau impetigo Tillbury Fox. Impetigo bulosa juga dikenal

    sebagai impetigo vesikulo-bulosa atau cacar monyet (Djuanda, 56-

    57:2005).

    III. ETIOLOGI

    Impetigo disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Group A Beta

    Hemolitik Streptococcus (Streptococcus pyogenes). Staphylococcus

    merupakan pathogen primer pada impetigo bulosa dan ecthyma (Beheshti,

    2:2007).

    Staphylococcus merupakan bakteri sel gram positif dengan ukuran 1

    m, berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam bentuk kluster yang tidak

    teratur, kokus tunggal, berpasangan, tetrad, dan berbentuk rantai jugabisa didapatkan. Staphylococcus dapat menyebabkan penyakit berkat

    kemampuannya mengadakan pembelahan dan menyebar luas ke dalam

    jaringan dan melalui produksi beberapa bahan ekstraseluler. Beberapa dari

    bahan tersebut adalah enzim dan yang lain berupa toksin meskipun

    fungsinya adalah sebagai enzim. Staphylococcus dapat menghasilkan

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    6/32

    katalase, koagulase, hyaluronidase, eksotoksin, lekosidin, toksin eksfoliatif,

    toksik sindrom syok toksik, dan enterotoksin. (Brooks, 317:2005).

    Streptococcus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat, yang

    mempunyai karakteristik dapat berbentuk pasangan atau rantai selamapertumbuhannya. Lebih dari 20 produk ekstraseluler yang antigenic

    termasuk dalam grup A, (Streptococcus pyogenes) diantaranya adalah

    Streptokinase, streptodornase, hyaluronidase, eksotoksin pirogenik,

    disphosphopyridine nucleotidase, dan hemolisin (Brooks, 332:2005).

    IV. EPIDEMIOLOGI

    Impetigo terjadi di seluruh Negara di dunia dan angka kejadiannya

    selalu meningkat dari tahun ke tahun. Di Amerika Serikat Impetigo

    merupakan 10% dari masalah kulit yang dijumpai pada klinik anak dan

    terbanyak pada daerah yang jauh lebih hangat, yaitu pada daerah

    tenggara Amerika (Provider synergies, 2:2007). Di Inggris kejadian

    impetigo pada anak sampai usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan

    1,6% pada anak usia 5-15 tahun. Sekitar 70% merupakan impetigo

    krustosa (Cole, 1:2007).

    Pasien dapat lebih jauh menginfeksi dirinya sendiri atau orang lain

    setelah menggaruk lesi. Infeksi seringkali menyebar dengan cepat pada

    sekolah atau tempat penitipan anak atau juga pada tempat dengan

    hygiene buruk atau tempat tinggal yang padat penduduk (Cole, 1:2007).

    V. FAKTOR PREDISPOSISI

    o Kontak langsung dengan pasien impetigo

    o Kontak tidak langsung melalui handuk, selimut, atau pakaianpasien impetigo

    o Cuaca panas maupun kondisi lingkungan yang lembab

    o Kegiatan/olahraga dengan kontak langsung antar kulit seperti

    gulat

    o Pasien dengan dermatitis, terutama dermatitis atopik

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    7/32

    (Sumber Beheshta, 2:2007).

    VI. MANIFESTASI KLINIK

    1).Impetigo Krustosa

    Tempat predileksi tersering pada impetigo krustosa adalah di

    wajah, terutama sekitar lubang hidung dan mulut, karena dianggap

    sumber infeksi dari daerah tersebut. Tempat lain yang mungkin terkena,

    yaitu anggota gerak (kecuali telapak tangan dan kaki), dan badan, tetapi

    umumnya terbatas, walaupun penyebaran luas dapat terjadi (Boediardja,

    2005; Djuanda, 2005).

    Biasanya mengenai anak yang belum sekolah. Gatal dan rasa tidaknyaman dapat terjadi, tetapi tidak disertai gejala konstitusi. Pembesaran

    kelenjar limfe regional lebih sering disebabkan oleh Streptococcus .

    Kelainan kulit didahului oleh makula eritematus kecil, sekitar 1-2

    mm. Kemudian segera terbentuk vesikel atau pustule yang mudah pecah

    dan meninggalkan erosi. Cairan serosa dan purulen akan membentuk

    krusta tebal berwarna kekuningan yang memberi gambaran karakteristik

    seperti madu (honey colour). Lesi akan melebar sampai 1-2 cm, disertailesi satelit disekitarnya. Lesi tersebut akan bergabung membentuk

    daerah krustasi yang lebar. Eksudat dengan mudah menyebar secara

    autoinokulasi (Boediardja, 2005).

    2). Impetigo Bulosa

    Tempat predileksi tersering pada impetigo bulosa adalah di ketiak,

    dada, punggung. Sering bersama-sama dengan miliaria. Terdapat pada

    anak dan dewasa. Kelainan kulit berupa vesikel (gelembung berisi cairan

    dengan diameter 0,5cm) kurang dari 1 cm pada kulit yang utuh, dengan

    kulit sekitar normal atau kemerahan. Pada awalnya vesikel berisi cairan

    yang jernih yang berubah menjadi berwarna keruh. Atap dari bulla pecah

    dan meninggalkan gambaran collarette pada pinggirnya. Krusta

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    8/32

    varnishlike terbentuk pada bagian tengah yang jika disingkirkan

    memperlihatkan dasar yang merah dan basah. Bulla yang utuh jarang

    ditemukan karena sangat rapuh (Yayasan Orang Tua Peduli, 1:2008).

    Bila impetigo menyertai kelainan kulit lainnya maka, kelainan itudapat menyertai dermatitis atopi, varisela, gigitan binatang dan lain-lain.

    Lesi dapat lokal atau tersebar, seringkali di wajah atau tempat lain,

    seperti tempat yang lembab, lipatan kulit, ketiak atau lipatan leher. Tidak

    ada pembengkakan kelenjar getah bening di dekat lesi. (Yayasan Orang

    Tua Peduli, 1:2008).

    Pada bayi, lesi yang luas dapat disertai dengan gejala demam,

    lemah, diare. Jarang sekali disetai dengan radang paru, infeksi sendi atau

    tulang. (Yayasan Orang Tua Peduli, 1:2008).

    VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Bila diperlukan dapat memeriksa isi vesikel dengan pengecatan

    gram untuk menyingkirkan diagnosis banding dengan gangguan infeksi

    gram negative. Bisa dilanjutkan dengan tes katalase dan koagulase untuk

    membedakan antara Staphylococcus dan Streptococcus (Brooks,

    332:2005).

    VII. DIAGNOSIS BANDING

    1. Dermatitis atopi: keluhan gatal yang berulang atau berlangsung

    lama (kronik) dan kulit kering; penebalan pada lipatan kulit terutama

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    9/32

    pada dewasa (likenifikasi); pada anak seringkali melibatkan daerah

    wajah atau tangan bagian dalam.

    2. Candidiasis (infeksi jamur candida): papul merah, basah;

    umumnya di daerah selaput lender atau daerah lipatan.

    3. Dermatitis kontak: gatal pada daerah sensitive yang kontakdengan zat-zat yang mengiritasi.

    4. Diskoid lupus eritematus: lesi datar(plak), batas tegas yang

    mengenai sampai folikel rambut.

    5. Ektima: lesi berkrusta yang menutupi daerah ulkus (luka dengan

    dasar dan dinding) dapat menetap selama beberapa minggu dan

    sembuh dengan jaringan parut bila infeksi sampai jaringan kulit dalam

    (dermis).

    6. Herpes simpleks: vesikel berkelompok dengan dasar kemerahan

    yang pecah menjadi lecet tertutupi oleh krusta, biasanya pada bibir

    dan kulit.

    7. Gigitan serangga: Terdapat papul pada daerah gigitan, dapat

    nyeri.

    8. Skabies: Papula yang kecil dan menyebar, terdapat terowongan

    pada sela-sela jari, gatal pada malam hari.

    9. Varisela: Vesikel pada dasar kemerahan bermula di badan dan

    menyebar ke tangan, kaki, dan wajah; vesikel pecah dan membentuk

    krusta; lesi terdapat pada beberapa tahap (vesikel, krusta) pada saat

    yang sama (Cole, 3:2007).

    IX. KOMPLIKASI

    Impetigo biasanya sembuh tanpa penyulit dalam 2 minggu

    walaupun tidak diobati. Komplikasi berupa radang ginjal pasca infeksi

    Streptococcus terjadi pada 1-5% pasien terutama usia 2-6 tahun dan halini tidak dipengaruhi oleh pengobatan antibiotic. Gejala berupa bengkak

    dan kenaikan tekanan darah, pada sepertiga terdapat urine seperti warna

    the. Keadaan ini umumnya sembuh secara spontan walaupun gejala-

    gejala tadi muncul (Yayasan Orang Tua Peduli, 4:2008).

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    10/32

    Komplikasi lainnya yang jarang terjadi adalah infeksi tulang

    (osteomielitis), radang paru-paru (pneumonia), selulitis, psoriasis,

    Staphylococcal scalded skin syndrome, radang pembuluh limfe atau

    kelenjar getah bening (Yayasan Orang Tua Peduli, 4:2008).

    X.PENATALAKSANAAN

    1.Terapi nonmedikamentosa

    Menghilangkan krusta dengan cara mandikan anak selama 20-30 menit,

    disertai mengelupaskan krusta dengan handuk basah

    Mencegah anak untuk menggaruk daerah lecet. Dapat dengan menutup daerah

    yang lecet dengan perban tahan air dan memotong kuku anak

    Lanjutkan pengobatan sampai semua luka lecet sembuh

    Lakukan drainase pada bula dan pustule secara aseptic dengan jarum suntik

    untuk mencegah penyebaran local

    Dapat dilakukan kompres dengan menggunakan larutan NaCl 0,9% pada

    impetigo krustosa.

    Lakukan pencegahan seperti yang disebutkan pada point XI di bawah

    2.Terapi medikamentosa

    a. Terapi topikal

    Pengobatan topikal sebelum memberikan salep antibiotik sebaiknya

    krusta sedikit dilepaskan baru kemudian diberi salep antibiotik. Pada

    pengobatan topikal impetigo bulosa bisa dilakukan dengan pemberian

    antiseptik atau salap antibiotik (Djuanda, 57:2005).

    1). Antiseptik

    Antiseptik yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pengobatan

    impetigo terutama yang telah dilakukan penelitian di Indonesia

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    11/32

    khususnya Jember dengan menggunakan Methicillin Resistant

    Staphylococcus aureus (MRSA) adalah triklosan 2%. Pada hasil

    penelitian didapatkan jumlah koloni yang dapat tumbuh setelah kontak

    dengan triklosan 2% selama 30, 60, 90, dan 120 adalah sebanyak

    0 koloni (Suswati, 6:2003).

    Sehingga dapat dikatakan bahwa triklosan 2%mampu untuk

    mengendalikan penyebaran penyakit akibat infeksi Staphylococcus

    aureus (Suswati, 6:2003).

    2). Antibiotik Topikal

    Mupirocin

    Mupirocin topikal merupakan salah satu antibiotik yang sudah mulai

    digunakan sejak tahun 1980an. Mupirocin ini bekerja dengan

    menghambat sintesis RNA dan protein dari bakteri. Pada salah satu

    penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan mupirocin

    topikal yang dibandingkan dengan pemberian eritromisin oral pada

    pasien impetigo yang dilakukan di Ohio didapatkan hasil sebagai

    berikut:

    Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan mupirocin topikal

    jauh lebih unggul dalam mempercepat penyembuhan pasien

    impetigo, meskipun pada awal kunjungan diketahui lebih baik

    penggunaan eritromisin oral, namun pada akhir terapi dan pada

    evaluasi diketahui jauh lebih baik mupirocin topikal dibandingkan

    dengan eritromisin oral dan penggunaan mupirocin topikal memiliki

    sedikit failure (Goldfarb, 1-3).

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    12/32

    Untuk penggunaan mupirocin topikal dapat dilihat pada tabel berikut:

    Fusidic Acid

    Tahun 2002 telah dilakukan penelitian terhadap fusidic acid yangdibandingkan dengan plasebo pada praktek dokter umum yang

    diberikan pada pasien impetigo dan didapatkan hasil sebagai berikut:

    Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan plasebo jauh lebih

    baik dibandingkan dengan menggunakan fassidic acid.

    Ratapamulin

    Pada tanggal 17 April 2007 ratapamulin telah disetujui oleh Food and

    Drug Administration (FDA) untuk digunakan sebagai pengobatan

    impetigo. Namun bukan untuk yang disebabkan oleh metisilin

    resisten ataupun vankomisin resisten. Ratapamulin berikatan dengan

    subunit 50S ribosom pada protein L3 dekat dengan peptidil

    transferase yang pada akhirnya akan menghambat protein sintesis

    dari bakteri (Buck, 1:2007).

    Pada salah satu penelitian yang telah dilakukan pada 210 pasienimpetigo yang berusia diantara 9 sampai 73 tahun dengan luas lesi

    tidak lebih dari 100 cm2 atau >2% luas dari total luas badan. Kultur

    yang telah dilakukan pada pasien tersebut didapatkan 82% dengan

    infeksi Staphylococcus aureus. Pada pasien-pasien tersebut diberi

    ratapamulin sebanyak 2 kali sehari selama 5 hari terapi. Evaluasi

    dilakukan mulai hari ke dua setelah hari terakhir terapi, dan

    didapatkan luas lesi berkurang, lesi telah mengering, dan lesi benar-

    benar telah membaik tanpa penggunaan terapi tambahan. Pada85,6% pasien dengan menggunakan ratapamulin didapatkan

    perbaikan klinis dan hanya hanya 52,1% pasien mengalami perbaikan

    klinis yang menggunakan plasebo (Buck, 1:2007).

    Dicloxacillin

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    13/32

    Penggunaan dicloxacillin merupaka First line untuk pengobatan

    impetigo, namun akhir-akhir ini penggunaan dicloxacillin mulai

    tergeser oleh penggunaan ratapamulin topikal karena diketahui

    ratapamulin memiliki lebih sedikit efek samping bila dibandingkan

    dengan dicloxacillin. Penggunaan dicloxacillin sebagai terapi topicalpada impetigo sebagai berikut:

    (Sumber: Primary Clinical Care Manual 2007)

    b.Terapi sistemik

    1). Penisilin dan semisintetiknya (pilih salah satu)

    a.Penicillin G procaine injeksi

    Dosis: 0,6-1,2 juta IU im 1-2 x sehari

    Anak: 25.000-50.000 IU im 1-2 x sehari

    b.Ampicillin

    Dosis: 250-500 mg per dosis 4 x sehari

    Anak: 7,5-25 mg/Kg/dosis4x sehari ac

    c.Amoksicillin

    Dosis: 250-500 mg / dosis 3 x sehari

    Anak: 7,5-25 mg/Kg/dosis 3 x sehari ac

    d.Cloxacillin (untuk Staphylococcus yang kebal penicillin)

    Dosis: 250-500 mg/ dosis, 4 x sehari ac

    Anak: 10-25 mg/Kg/dosis 4 x sehari ac

    e.Phenoxymethyl penicillin (penicillin V)

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    14/32

    Dosis: 250-500 mg/dosis, 4 x sehari ac

    Anak: 7,5-12,5 mg/Kg/dosis, 4 x sehari ac

    2). Eritromisin (bila alergi penisilin)

    Dosis: 250-500 mg/dosis, 4 x sehari pc

    Anak: 12,5-50 mg/Kg/dosis, 4 x sehari pc

    3). Clindamisin (alergi penisilin dan menderita saluran cerna)

    Dosis: 150-300 mg/dosis, 3-4 x sehari

    Anak > 1 bulan 8-20 mg/Kg/hari, 3-4 x sehari

    4). Penggunaan terapi antibiotik sistemik lainnya

    Pada penggunaan sistemik antibiotik lainnya yang dapat

    dipertimbangkan adalah, sebagai berikut:

    XI.PENCEGAHAN

    Tindakan yang bisa dilakukan guna pencegahan impetigo diantaranya :

    1. Cuci tangan segera dengan menggunakan air mengalir bila

    habis kontak dengan pasien, terutama apabila terkena luka.

    2. Jangan menggunakan pakaian yang sama dengan penderita

    3. Bersihkan dan lakukan desinfektan pada mainan yang mungkin

    bisa menularkan pada orang lain, setelah digunakan pasien

    4. Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat

    digunakan, namun dapat mengiritasi pada sebagian kulit orang yangkulit sensitif)

    5. Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku

    jari tetap pendek dan bersih

    6. Jauhkan diri dari orang dengan impetigo

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    15/32

    7. Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo

    terpisah dari yang lainnya. Cuci dengan air panas dan keringkan di

    bawah sinar matahari atau pengering yang panas. Mainan yang

    dipakai dapat dicuci dengan disinfektan.

    8. Gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal ditempat yang terinfeksi dan cuci tangan setelah itu.

    9. (Sumber: Northern Kentucky Health Department, 1:2005).

    XII.PROGNOSIS

    Pada umumnya baik.

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    16/32

    LAPORAN KASUS

    SMF PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

    I.IDENTITAS PENDERITA

    Nama : -

    Jenis Kelamin : -

    Umur : -

    Suku : -

    Agama : -

    Pekerjaan : -

    Alamat : -

    II. Keluhan Utama

    Luka garukan di regio lumbal posterior dekstra

    1. Riwayat Penyakit Sekarang

    Menurut Mbah pasien mulai 10 hari yang lalu pasien mengeluhkan gatal pada

    regio lumbal posterior dekstra, tanpa adanya keluhan gatal di daerah lain.

    Awalnya muncul vesikel, karena gatal, lalu digaruk oleh pasien kemudianvesikel pecah dan menimbulkan kerak. Vesikel-vesikel semakin lama semakin

    bertambah banyak dan menyebar. Pasien sudah dibawa berobat ke dokter,

    diberi salep dan tablet namun keluhan tidak berkurang. Akhirnya pasien

    berobat ke RSUD dr. SOEBANDI Jember.

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    17/32

    1. Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

    1. Riwayat Penyakit Keluarga

    Keluarga yang tinggal bersama pasien saat ini tidak ada yang menderitapenyakit seperti ini.

    1. Riwayat Pengobatan

    Pernah berobat ke dokter umum, lalu diberi salep dan tablet, namun keluhantidak berkurang.

    1. Riwayat Alergi

    Pasien tidak punya riwayat alergi obat maupun makanan, dan pasien tidakpernah melakukan pemeriksaan alergi sebelumnya.

    III.PEMERIKSAAN FISIK

    1. Status Generalis

    Kesadaran: komposmentis

    Keadaan Umum: baik

    Kepala/Leher: dalam batas normal

    Thorak

    Cor: S1S2 tunggal, lain-lain dalam batas normal

    Pulmo: Vesikuler, Rh-/-, Wh -/-, lain-lain dalam batas normal

    Abdomen: Soepel, bising usus (+), lain-lain dalam batas normal

    Ekstremitas: dalam batas normal

    Genitalia: dalam batas normal

    1. Status Lokalis

    Lokasi : regio lumbal dekstra bagian posterior

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    18/32

    Efloresensi : Pada pemeriksaan didapatkan lesi kulit berupa papula berisi

    cairan keruh, tidak dikelilingi daerah eritematus, selain itu juga ditemukan

    bekas bula yang pecah berupa kulit yang eritematus dengan krusta tipis

    kecoklatan pada bagian tepi.

    IV.RESUME

    Seorang anak laki-laki 16 bulan, dating dengan keluhan utama adanya luka

    garukan di regio lumbal dekstra bagian posterior.

    Awalnya muncul vesikel, karena gatal, lalu digaruk oleh pasien kemudian

    vesikel pecah dan menimbulkan kerak. Vesikel-vesikel semakin lama semakin

    bertambah banyak dan menyebar. Pasien sudah dibawa berobat ke dokter,

    diberi salep dan tablet namun keluhan tidak berkurang. Akhirnya pasienberobat ke RSUD dr. SOEBANDI Jember.

    Pada pemeriksaan fisik status lokalis di region lumbal dekstra bagian

    posterior, didapatkan lesi kulit berupa papula berisi cairan keruh, tidak

    dikelilingi daerah eritematus, selain itu juga ditemukan bekas bula yang

    pecah berupa kulit yang eritematus dengan krusta tipis kecoklatan pada

    bagian tepi.

    V.DIAGNOSIS BANDING

    1. Dermatitis kontak

    2. Varicella

    3. Karbunkel

    4. Furunkel

    VI.DIAGNOSIS KERJA

    Impetigo Bulosa

    VII.USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    19/32

    Bila diperlukan dapat melakukan pemeriksaan isi vesikel dengan pengecatangram, lalu bias dilakukan uji katalase.

    VIII.PENATALAKSANAAN

    1. Nonmedikamentosa

    Menjaga kebersihan, yaitu dengan :

    -. Mandi teratur dengan sabun mandi

    -. Pakaian, handuk, sprei, sering diganti dan dicuci air panas

    -. Pakaian, handuk, sebaiknya hanya digunakan oleh satu orang (tidak untukdigunakan beramai-ramai)

    -. Kontrol setelah 5-7 hari

    2. Medikamentosa

    Sistemik : Eritromisin sirup 250 mg, 3 DD I ct

    Topikal : Asam Fusidat

    IX.PROGNOSIS

    Pada umumnya baik, pada pasien ini 5-7 hari kemudian tidak kontrolmungkin saja sudah tejadi perbaikan sehingga menurut keluarga pasien tidakperlu kontrol.

    DAFTAR PUSTAKA

    Beheshti, 2007, Impetigo, a brief review , Fasa-Iran: Fasa Medical School.

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    20/32

    Buck, 2007, Ratapamulin: A New Option of Impetigo , Virginia USA: University

    of Virginia Childrens Hospital.

    Cole, 2007, Diagnosis and Treatment of Impetigo , Virginia:University of

    Virginia School of Medicine.

    Djuanda, 2005, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin , Jakarta: Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia.

    Goldfarb, Randomized Clinical Trial of Topical Mupirocin Versus Oral

    Eyitromycin for Impetigo , Ohio: University School of Medicine.

    NN, 2007, Primary Clinical Care Manual 2007 ,

    Northern Kentucky Health Department, 2005, Impetigo , Kentucky:

    Epidemiology Services, Northern Kentucky Health Department.

    Provider synergies, 2007, Impetigo Agents, Topical Review , Ohio: Intellectual

    Property Department Provider Synergies LLC.

    Suswati. E, 2003, Efek Hambatan Triklosan 2% Terhadap Pertumbuhan

    Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) , Jember: Fakultas

    Kedokteran Universitas Jember.

    Yayasan Peduli Orang Tua, 2007, Impetigo , Jakarta Selatan: Yayasan Peduli

    Orang Tua.

    mpetigo merupakan infeksi kulit yang umum dijumpai pada anak. Penyebab yang utama untuk penyakit ini adalah Staphylococcus Aureus atau Streptococcus ataupun paduan dari keduanya.Ada dua tipe impetigo, yaitu impetigo bullosa dan impetigo non-bullosa. Impetigo non-bullosadisebut juga impetigo krustosa atau impetigo kontagiosa.

    Insiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh dunia dan pada umumnya menyebar melaluikontak langsung. Paling sering menyerang anak-anak usia 2-5 tahun, namun tidak menutupkemungkinan untuk semua umur dimana frekuensi laki-laki dan wanita sama. Sebuah penelitiandi Inggris menyebutkan bahwa insiden tahunan dari impetigo adalah 2.8 % terjadi pada anak-anak usia di bawah 4 tahun dan 1.6 persen pada anak-anak usia 5 sampai 15 tahun. Impetigononbullous atau impetigo krustosa meliputi kira kira 70 persen dari semua kasus impetigo.

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    21/32

    Organisme penyebab dari impetigo krustosa adalah Streptococcus beta hemolyticus grup A(Group A betahemolytic streptococci (GABHS) yang juga diketahui dengan nama Streptococcus

    pyogenes).Pada impetigo krustosa, diketahui adanya keterlibatan sistem imun terhadap perlawanan terhadapinfeksi berbeda halnya dengan infeksi pada impetigo bulosa dimana gejala klinis yang muncul

    adalah karena toksin yang dihasilkan oleh bakteri penyebab.Penyakit ini biasanya ditandai dengan lesi awal berbentuk makula eritem yang berubah dengancepat menjadi vesikel berisi cairan bening atau pustul yang cepat memecah, bila mengering akanmengeras membentuk krusta yang melekat di kulit dengan warna menyerupai kuning madu.Biasanay gatal dan jika krusta diangkat diangkat maka tampak erosi dibawahnya.Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis dari lesi. Kultur dilakukan bilaterdapat kegagalan pengobatan dengan terapi standar, biopsy jarang dilakukan. Biasanyadiagnose dari impetigo dapat dilakukan tanpa adanya tes laboratorium. Namun demikian, apabiladiagnosis tersebut masih dipertanyakan, tes mikrobiologi pasti akan sangat menolong. Laboratorium rutinPada pemeriksaan darah rutin, lekositosis ringan hanya ditemukan pada 50% kasus pasien

    dengan impetigo. Pemeriksaan urinalisis perlu dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadiglomerulonefritis akut pasca streptococcus (GNAPS), yang ditandai dengan hematuria dan proteinuria. Pemeriksaan imunologisPada impetigo yang disebabkan oleh streptococcus dapat ditemukan peningkatan kadar antideoksiribonuklease (anti DNAse) B antibody. Pemeriksaan mikrobiologisEksudat yang diambil di bagian bawah krusta dan cairan yang berasal dari bulla dapat dikultur dan dilakukan tes sensititas. Hasil kultur bisa memperlihatkan S. pyogenes, S. aureus ataukeduanya. Tes sensitivitas antibiotic dilakukan untuk mengisolasi metisilin resisten S. aureus(MRSA) serta membantu dalam pemberian antibiotik yang sesuai. Pewarnaan gram pada eksudatmemberikan hasil gram positif.Diagnosis banding dari jenis impetigo ini adalah : Dermatitis atopiLesi gatal yang bersifat kronik dan berulang, kering; pada orang dewasa dapat ditemukanlikenifikasi pada daerah fleksor ekstremitas. Sedangkan pada anak sering berlokasi pada daerahwajah dan ekstremitas ekstensor. DermatofitosisLesi kemerahan dan bersisik dengan bagian tepi yang aktif agak meninggi; dapat berbentuk vesikel, terutama berlokasi di kaki. EktimaLesi berkrusta yang menutupi ulkus, jarang berupa erosi; lesi menetap berminggu-minggu dandapat sembuh dengan meyisakan jaringan perut jika infeksi meluas hingga ke dermis. SkabiesLesi terdiri dari terowongan dan vesikel yang kecil; gatal pada daerah lesi saat malam harimerupakan gejala yang khas. VariselaVesikel berdinding tipis, ukuran kecil, pada daerah dasar yang eritem yang awalnya berlokasi di

    badan dan menyebar ke wajah dan ekstremitas; vesikel pecah dan membentuk krusta; lesi dengantingkatan berbeda dapat muncul pada saat yang sama.

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    22/32

    Penatalaksanaan impetigo terdiri atas penatalaksanaan umum yaitu1. Memperbaiki higien dengan membiasakan membersihkan tubuh dengan sabun, memotongkuku dan senantiasa mengganti pakaian, 2. Perawatan luka3. Tidak saling tukar menukar dalam menggunakan peralatan pribadi (handuk, pakaian, dan alatcukur) dan penatalaksanaan khusus berupa pemberian antibiotik topikal maupun sistemik.

    Secara umum prognosis dari penyakit ini adalah baik jika dilakukan pengobatan yang teratur,meskipun dapat pula komplikasi sistemik seperti glomerulonefritis dan lain-lain. Lesi mengalami perbaikan setelah 7-10 hari pengobatan.

    Laporan KasusSeorang laki-laki bangsa Indonesia, suku Jawa, umur 5 tahun, datang ke Instalasi Rawat JalanRSUP. H. Adam Malik Medan pada tanggal 7 juni 2011 dengan keluhan adanya koreng-korengdan lecet disertai rasa gatal pada daerah ketiak kiri, lengan kiri atas bagian dalam, dan sebagiandada kiri sejak 1 minggu yang lalu. 6 hari yang lalu sebelum datang ke rumah sakit, pasienmengeluh adanya gelembung kecil berisi cairan di daerah ketiaknya. 1 hari kemudian (5 harisebelum datang ke rumah sakit), pasien mengatakan gelembung kecil berisi cairan sudah pecah

    dan tampak menjadi koreng-koreng yang gatal, tetapi tidak terlalu mengganggu. Pasien tidak tahu kapan gelembung kecil tersebut pecah. Oleh ayahnya, koreng tersebut diberi minyak kelapa,tetapi tidak membaik, malahan menjadi semakin banyak. Karena hal tersebut, ibu pasienmemutuskan untuk membawa pasien berobat ke RSUP. H. Adam Malik.Pada pemeriksaan fisik didapati keadaan umum tampak baik, kesadaran compos mentis, tekanandarah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, dan suhu tubuh dalam batas normal. Gizi baik,konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, tidak terdapat hepatosplenomegali dan pembesarankelenjar getah bening.Pada pemeriksaan status dermatologis, didapati krusta dan erosi di regio aksilaris sinistra danregio brachii posterior sinistra. Pada regio deltopectoral sinistra dan dextra didapati adanyavesikel (Gambar 1)

    Pasien kemudian didiagnosa banding dengan impetigo krustosa, ektima dan skabies.Pasien selanjutnya diberikan terapi asam fusidat 2 % selama 7 hari sebagai antibitik topikal daninterhistin sirup 3 x 150 mg untuk mengurangi rasa gatal yang dialami.Prognosis pada pasien ini adalah quo ad vitam dubia ad bonam, quo ad functionam dubia ad

    bonam, quo ad sanactionam dubia ad bonam.

    http://2.bp.blogspot.com/-9XOj9n9Vrqs/Th2OihXiE-I/AAAAAAAAAEE/M4Nvw4SovNI/s1600/2005-03-08+10.47.54.jpg
  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    23/32

    DiskusiImpetigo merupakan pioderma superfisialis yang terbatas pada epidermis. Impetigo terbagi atas 2

    bentuk yaitu impetigo krustosa dan impetigo bulosa. Impetigo krustosa merupakan bentuk pioderma yang paling sederhana, menyerang epidermis dengan gambaran yang dominan ialah

    krusta. Organisme penyebab dari penyakit ini adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta hemolyticus. Tanda khas dari impetigo krustosa ini adalah lesi awal yang berbentuk maculaeritem pada wajah, telinga maupun tangan yang berubah dengan cepat menjadi vesikel berisicairan bening atau pustule yang cepat memecah dan membentuk krusta berwarna kuning madudan umumnya terjadi pada anak-anak. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinidari lesi. Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan melakukan perawatan diri, pengobatansistemik dan topikal.1,2,3,4,5Pengenalan klinis dari impetigo krustosa tidaklah sulit karena biasanya memberikan gambaranyang khas dan umumnya terjadi pada anak. Pemeriksaan penunjang tidak perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa, akan tetapi dapat dilakukan pada pasien yang tidak respon setelahmendapat pengobatan, sehingga dapat dilakukan kultur dan tes sensitivitas. Pada pasien ini kami

    menjumpai adanya vesikel di daerah dada kiri dan kanan, pada daerah aksila juga dijumpaiadanya krusta-krusta tebal yang berwarna agak kecoklatan serta erosi. Warna krusta pada pasienini agak kecoklatan kemungkinan akibat pemberian minyak kelapa. Tempat predileksi dariimpetigo umumnya dijumpai pada daeah mulut dan sekitar lubang hidung, akan tetapi pada

    pasien ini kita dapati daerah yang terkena terutama adalah daerah aksila. Berdasarkan beberapaliteratur disebutkan bawha tempat predileksi dari impetigo krustosa adalah di daerah sekitar mulut dan lubang hidung, tetapi tidak menutup kemungkinan dijumpai ditempat lain, karena

    pada dasarnya penyakit ini bisa ditularkan ke seluruh daerah tubuh yang sering mengalamitrauma sehingga fungsi perlindungan kulit terganggu.Diagnosa ektima pada pasien ini disingkirkan karena pada ektima, krustanya menutupi ulkus dan

    biasanya dijumpai di tungkai bawah, sedangkan pada pasien ini tidak dijumpai adanya ulkus.Diagnosa scabies disingkirkan karena pada skabies biasanya lesinya berupa burrow, papul,vesikel, pustul, krusta, ataupun urtika. Biasanya lesinya tidak khas, selain itu lesinya gatal,terutama pada malam hari, sewaktu berkeringat ataupun pada udara panas. Pada anamnesa jugadijumpai adanya riwayat tinggal di asrama, atau tinggal di tempat yang padat dengan hygiene

    buruk dan sering memakai peralatan sehari-hari secara bersama-sama (seperti handuk, pakaian,tempat tidur, dan lainnya).Pengobatan utama pada impetigo krustosa adalah pemberian antibiotik topikal. Pemberianantibiotik sistemik umumnya tidak dianjurkan kecuali lesi sangat luas. Dari beberapa literatur dikatakan antibiotik topikal yang paling baik diberikan pada impetigo krustosa adalah mupirocin2% dan asam fusidat 2% selama tiga sampai lima hari. Pemberian basitrasin dan neomisinkurang efektif pada impetigo krustosa. Antibiotik sistemik yang dapat diberikan adalahamoksisilin/clavulanate (augmentin) 3 x 250-500 mg sehari selama 10 hari.

    PENDAHULUANKulit adalah organ tubuh yang paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia.Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% dari berat badan. Kulit merupakanorgan yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit jugasangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    24/32

    bergantung pada lokasi tubuh. (1)Bakteri, bersama-sama dengan jamur dan virus, dapat menyebabkan banyak penyakit kulit.Infeksi bakteri pada kulit yang paling sering adalah pioderma. Pioderma merupakan penyakityang sering dijumpai, isidensnya menduduki tempat ketiga, dan berhubungan erat dengankeadaan sosial ekonomi. (1) Manifestasi morfologik penyakit-penyakit infeksi bakteri pada kulit

    sangat bervariasi. Infeksi pada kulit oleh bakteri piogenik biasanya berasal dari luar tubuh.Bakteri yang menyerang epidermis dapat menyebabkan impetigo. (2)Impetigo adalah infeksi purulen akut menular yang paling sering ditemukan pada anak-anak usia

    prasekolah dan remaja. Dinamakan menurut bahsa Perancis dan Latin yang berarti erupsikeropeng yang menyerang. (2) Impetigo kontagiosa adalah infeksi superfisial, intradermal,unilokular, dan vesikopustular. Merupakan penyakit infeksi kulit yang paling sering terjadi padaanak-anak. (3)DEFINISIImpetigo adalah suatu infeksi/peradangan kulit yang terutama disebabkan oleh bakteriStreptococcus pyogenes, yang dikenal dengan Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS).Kadang-kadang disebabkan oleh bakteri lain seperti Staphylococcus aureus pada isolasi lesi

    impetigo. (4)

    ETIOLOGIPenyebab impetigo adalah bakteri pyogenes yaitu Streptococcus beta hemolyticus grup A(GABHS), atau terkadang dapat juga disebabkan oleh Streptococcus aureus. (1,3,4,5,6)

    EPIDEMIOLOGIDi Amerika Serikat, kurang lebih 9 10 % dari anak-anak yang datang ke klinik kulit menderitaimpetigo. Perbandingan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah sama. Impetigolebih sering menyerang anak-anak, jenis yang terbanyak (kira-kira 90%) adalah impetigo bullosayang terjadi pada anak yang berusia kurang dari 2 tahun. (3)

    KLASIFIKASIImpetigo diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu:1. Impetigo krustosa2. Impetigo bulosa (1)SINONIMImpetigo krustosa disebut juga impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris, dan impetigo TillburyFox, sedangkan impetigo bulosa disebut juga impetigo vesiko-bulosa, dan cacar monyet. (1)

    PATOFISIOLOGIImpetigo adalah infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS)atau Streptococcus aureus. Organisme tersebut masuk melalui kulit yang terluka melaluitransmisi kontak langsung. Setelah infeksi, lesi yang baru mungkin terlihat pada pasien tanpaadanya kerusakan pada kulit. Seringnya lesi ini menunjukkan beberapa kerusakan fisik yangtidak terlihat pada saat dilakukan pemeriksaan. Impetigo memiliki lebih dari satu bentuk.Beberapa penulis menerangkan perbedaan bentuk impetigo dari strain Staphylococcus yangmenyerang dan aktivitas eksotoksin yang dihasilkan. (3)Streptococcus masuk melalui kulit yang terluka dan melalui transmisi kontak langsung, setelahinfeksi, lesi yang baru mungkin terlihat pada pasien tanpa adanya kerusakan pada kulit. Bentuk

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    25/32

    lesi mulai dari makula eritema yang berukuran 2 4 mm. Secara cepat berubah menjadi vesikelatau pustula. Vesikel dapat pecah spontan dalam beberapa jam atau jika digaruk maka akanmeninggalkan krusta yang tebal, karena proses dibawahnya terus berlangsung sehingga akanmenimbulkan kesan seperti bertumpuk-tumpuk, warnanya kekuning-kuningan. Karena secaraklinik lebih sering dilihat krusta maka disebut impetigo krustosa. Krusta sukar diangkat, tetapi

    bila berhasil akan tampak kulit yang erosif. (3,7)Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuh-lepuh berisicairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion. (2)Mula-mula berupa vesikel, lama kelamaan akan membesar menjadi bula yang sifatnya tidak mudah pecah, karena dindingnya relatif tebal dari impetigo krustosa. Isinya berupa cairan yanglama kelamaan akan berubah menjadi keruh karena invasi leukosit dan akan mengendap. Bila

    pengendapan terjadi pada bula disebut hipopion yaitu ruangan yang berisi pus yang mengendap, bila letaknya di punggung, maka akan tampak seperti menggantung. (2)

    GEJALA KLINISGejala klinis impetigo dimulai dari munculnya kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang

    cepat menyebar dan memecah dalam waktu 24 jam. Lesi yang pecah akan mengeluarkansekret/cairan berwarna kuning encer. Lesi ini paling sering ditemukan di daerah kaki, tangan,wajah dan leher. Pada umumnya tidak dijumpai demam. (4,5,6)Pada awalnya, kemungkinan akan dijumpai; ruam merah yang lembut, kulit mengeras/krusta(Honey-colored crusts), gatal, luka yang sulit menyembuh. Pada impetigo bullosa, mungkin akandijumpai gejala; demam, diare, dan kelemahan umum. (3)

    1. Impetigo KontagiosaKeluhan utama adalah rasa gatal. Lesi awal berupa makula eritematosa berukuran 1 2 mm,segera berubah menjadi vesikel dan bula. Karena dinding vesikel tipis, mudah pecah danmengeluarkan sekret seropurulen kuning kecoklatan, selanjutnya mengering membentuk krusta

    yang berlapis-lapis. Krusta mudah dilepaskan, dibawah krusta terdapat daerah erosif yangmengeluarkan sekret, sehingga krusta kembali menebal. (7)Pemeriksaan Kulit: Lokalisasi: daerah yang terpapar, terutama wajah (sekitar hidung dan mulut), tangan, leher dan ekstremitas. Efloresensi: makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular, sirsinar, vesikel dan

    bula lentikular difus, pustula miliar sampai lentikular; krusta kuning kecoklatan, berlapis-lapis,mudah diangkat. (7)

    2. Impetigo BulosaLepuh tiba-tiba muncul pada kulit sehat, bervariasi mulai dari miliar hingga lentikular, biasanya

    dapat bertahan 2 3 hari. Berdinding tebal dan terdapat hipopion. Bila pecah menimbulkankrusta yang berwarna coklat datar dan tipis. (1)Pemeriksaan kulit: Lokalisasi: ketiak, dada, punggung, dan ekstremitas atas atau bawah. Efloresensi: tampak bula dengan dinding tepal dan tipis, miliar hingga lentikular, kulitsekitarnya tidak menunjukkan peradangan, terkadang-kadang tampak hipopion. (7)

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    26/32

    PEMERIKSAAN FISIK Tipe dan lokasi lesi: Sering terjadi pada wajah (sekitar mulut dan hidung) atau dekat rentan trauma. Makula merah atau papul sebagai lesi awal. Lesi dengan bula yang ruptur dan tepi dengan krusta. Lesi dengan krusta berwarna seperti madu. Vesikel atau bula. Pustula. Basah, dangkal, dan ulserasi eritematous. Lesi satelit. Limphadenopaty regional. (umumnya pada impetigo kontagiosa dan jarang pada impetigo

    bulosa). (3)

    PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan Laboratorium.Pada keadaan khusus, dimana diagnosis impetigo masih diragukan, atau pada suatu daerahdimana impetigo sedang mewabah, atau pada kasus yang kurang berespons terhadap pengobatan,maka diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut: Pewarnaan gram. Pada pemeriksaan ini akan mengungkapkan adanya neutropil dengankuman coccus gram positif berbentuk rantai atau kelompok. Kultur cairan. Pada pemeriksaan ini umumnya akan mengungkapkan adanya Streptococcusaureus, atau kombinasi antara Streptococcus pyogenes dengan Streptococcus beta hemolyticusgrup A (GABHS), atau kadang-kadang dapat berdiri sendiri. Biopsi dapat juga dilakukan jika ada indikasi. (3)

    2. Pemeriksaan Lain:

    Titer anti-streptolysin-O ( ASO), mungkin akan menunjukkan hasil positif lemah untuk streptococcus, tetapi pemeriksaan ini jarang dilakukan. Streptozyme. Adalah positif untuk streptococcus, tetapi pemeriksaan ini jarang dilakukan. (3)

    DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis banding impetigo antara lain: (1) Luka bakar, (2) Kandidiasis, (3) Sellulitis, (4)Dermatitis atopik, (5) Dermatitis kontak, (6) Eritema multiforme, (7) Herpes simpleks, (8)Pedikulosis, (9) Scabies, (10) Staphylococcal Scalded Skin Syndrome, (11) Steven JohnsonSyndrome, (12) Tinea. (3)Keadaan lain yang menyerupai impetigo antara lain: folikulitis, erisepelas, insect bite, dermatitiseksematosa, tinea korporis, pemfigus vulgaris, dan pemfigus bullosa. (3)

    PENATALAKSANAANPrinsip-prinsip penatalaksanaan antara lain:1. Membersihkan luka yang lecet atau mengalami pengausan secara perlahan-lahan. Tidak bolehmelakukan gosokan-gosokan pada luka terlalau dalam.2. Pemberian mupirocin secara topical merupakan perawatan yang cukup adekuat untuk lesiyang tunggal atau daerah-daerah kecil.3. Pemberian antibiotik sistemik diindikasikan untuk lesi yang luas atau untuk impetigo bulosa.

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    27/32

    4. Pencucian dengan air panas seperti pada Staphylococcal Scalded Skin Syndrome diindikasikanapabila lesi menunjukkan keterlibatan daerah yang luas.5. Diagnosis dan penatalaksanaan yang dini dapat mencegah timbulnya sikatrik dan mencegah

    penyebaran lesi.6. Kebutuhan akan konsultasi ditentukan dari luasnya daerah yang terserang/terlibat dan usia

    pasien. Neonatus dengan impetigo bulosa memerlukan konsultasi dengan ahli neonatologi. (4)Medikamentosa:Pemberian antibiotik merupakan terapi yang paling penting. Obat yang dipilih harus bersifatmelindungi dan melawan koagulasi-positif Streptococcus aureus dan Streptococcus betahemolyticus grup A (GABHS). (4)Kategori obat: antibiotik-antibiotik jenis topikal kurang potensial dibandingkan dengan antibiotik sistemik, tetapi pemakaiannya sebagai cadangan untuk kasus-kasus yang melibatkan lesi yangkecil atau yang berjumlah sedikit.Kategori obat topikal:

    Nama Obat Mupirocin salep (Bactroban)-DOC untuk lesi kecil dengan jumlah yang sedikit tanpaadanya lymphadenopaty

    Dosis Dewasa Dioleskan 5 kali sehari pada lesi, sebelumnya lesi harus dibersihkan.Dosis Pediatri Sama seperti dosis dewasa.Kontraindikasi Hipersensitivitas.Interaksi Tidak ada laporan.Kehamilan Biasanya aman tetapi harus lebih dipertimbangkan antara manfaat dengan risikonya.Peringatan Penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan resistensi.Kategori obat sistemik: terapi harus dapat mencakup semua jenis kuman patogen sesuai dengangejala klinisnya.

    Nama Obat Cephalexin (Keflex) Sefalosporin generasi pertama yang berkerja menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis dinding sel bakteri, pembunuh bakteridan efektif melawan pesatnya pertumbuhan organisme yang membentuk dinding sel. Paling aktif melawan flora kulit; khususnya digunakan untuk melindungi struktur kulit dan sebagai

    pencegahan pada penatalaksanaan minor.DOC untuk kasus-kasus yang melibatkan lesi dalam jumlah besar, keterlibatan daerah-daerahyang luas atau regio lymphadenopathy.Dosis Dewasa 250 500 mg peroral terbagi dalam 7 dosis.Dosis Pediatri 25 50 mg/KgBB.Kontraindikasi Hipersensitif.Interaksi Aminoglikosida meningkatkan potensi nefrotoksik.Kehamilan Biasanya aman, tetapi harus dipertimbangkan antara manfaat dengan risiko.Peringatan Dapat merusak ginjal.

    Nama Obat Erythromycin (EES, Erythrocin, Ery-Tab) DOC diberikan untuk pasien yang alergiterhadap penicillin atau sefalosporin. Mekanisme kerjanya menghambat sintesis protein dengancara menstimulasi pemisahan peptidyl t-RNA dari ribosom, yang menghambat pertumbuhan

    bakteri.Dosis Dewasa 250 500 mg per oral terbagi dalam 7 dosis.Dosis Pediatri 30 50 mg/KgBB per oral terbagi dalam 7 dosis.Kontraindikasi Hipersensitif, kelainan hati.Interaksi Dapat meningkatkan toksisitas dari teopylin, digoksin, karbamazepin dan siklosforin

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    28/32

    dapat mempotensi efek anti koagulan dari warfarin, simfastatin meningkatkan resikorhabdomyolisis.Kehamilan Biasanya aman, tetapi harus dipertimbangkan antara manfaat dan risiko.Peringatan Resistensi dapat timbul (kira-kira 30 % kasus). Hati-hati pada penyakit hati, estolatedapat menyebabkan cholestatik jaundice, efek yang kurang baik untuk traktus gastrointestinal

    termasuk mual, muntah yang biasa terjadi (bila diminum sesudah makan). Hentikan penggunaan jika terjadi mual, muntah, malaise, kolik abdomen dan demam.

    Nama Obat Dicloxacillin (Dycill, Dynapen) merupakan antibiotik pembunuh bakteri yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel. Digunakan untuk infeksi yang disebabkanoleh Staphylococcus yang memproduksi penicillinase, dapat digunakan untuk terapi pada saatdiduga adanya infeksi. Sangat efektif, tetapi toleransi tubuh kurang baik jika dibandingkandengan cephalexin.Dosis Dewasa 250 mg terbagi dalam 7 dosis.Dosis Pediatri 20 50 mg/KgBB terbagi dalam 7 dosis.Kontraindikasi Hipersensitif.

    Interaksi Menurunkan efektifitas kontrasepsi oral, meningkatkan efek anti koagulan; Probeneciddan Disulfiram dapat meningkatkan efek obat ini.Kehamilan Biasanya aman, tetapi harus dipertimbangkan antara manfaat dan risiko.Peringatan Monitor pada pasien yang menggunakan obat-obat anti-koagulan, toksisitas dapatmeningkatkan kerusakan ginjal.

    KOMPLIKSI1. Post Streptococcus Glomerulonefritis (pada semua umur)2. Meningitis atau sepsis (pada bayi)3. Ektima4. Erysipelas

    5. Sellulitis6. Bakteriemia7. Osteomyelitis8. Arthritis septik 9. Pneumonia10. Limfadenitis (3)

    PENCEGAHANKebersihan sederhana dan perhatian terhadap kecil dapat mencegah timbulnya impetigo.Seseorang yang sudah terkena impetigo atau gejala-gejala infeksi/peradangan Streptococcus betahemolyticus grup A (GABHS) perlu mencari perawatan medik dan jika perlu dimulai dengan

    pemberian antibiotik secepat mungkin untuk mencegah menyebarnya infeksi ini ke orang lain.Penderita impetigo harus diisolasi, dan dicegah agar tidak terjadi kontak dengan orang lainminimal dalam 24 jam setelah pemberian antibiotik. Pemakaian barang-barang atau alat pribadiseperti handuk, pakaian, sarung bantal dan seprai harus dipisahkan dengan orang-orang sehat.Pada umumnya akhir periode penularan adalah setelah dua hari permulaan pengobatan, jikaimpetigo tidak menyembuh dalam satu minggu, maka harus dievaluasi. (3,4,5,6)

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    29/32

    PROGNOSIS Umumnya baik (2) Di luar periode neonatal, pasien yang mendapatkan terapi lebih dini dan baik, akan memilikikesempatan untuyk sembuh tanpa bekas luka atau komplikasi Insidens infeksi umum dan meningitis lebih tinggi pada neonatus Dengan terapi yang tepat, lesi dapat sembuh sempurna dalam 7 10 hari Terapi antibiotik tidak dapat mencegah atau menghentikan glomerulonefritis Pada lesi yang tidak sembuh dalam 7 10 hari setelah diterapi, perlu

    PIODERMA

    A. DefinisiPioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus , atau oleh

    kedua-duanya. Kadang juga disebabkan oleh bakteri gram negative seperi pseudomonas namunitu jarang terjadi dan efeknya biasanya lebih parah.

    B. EtiologiPenyebab yang utama dari pioderma adalah Staphylococcus B hemolyticus, Streptococcus

    aureus.Tentang Staphylococcus dan Streptococcus

    C. Faktor Predisposisi1. Higiene yang kurang2. Menurunnya daya tahan tubuh, biasanya karena kelelahan, anemia, atau penyakit-penyakit

    tertentu seperti penyakit kronis, neoplasma, dan diabetes melitus3. Telah ada penyakit lain di kulit, hal ini dapat merangsang terjadinya pioderma yang hampir bisa

    dipastikan akan memperparah penyakit kulit sebelumnya tersebut, hal itu juga terjadi karenafungsi kulit sebagai pelindung yang terganggu oleh penyakit.

    D. KlasifikasiPioderma terbagi menjadi dua, yaitu :

    1. Pioderma Primer Pioderma yang terjadi pada kulit yang normal.

    2. Pioderma Sekunder Pioderma yang terjadi pada kulit yang sebelumnya telah ada penyakit kulit. Gambaran klinisnyamenjadi tidak khas dan kadang ditemukan lebih dari satu organism pada pemeriksaan. Jika

    penyakit kulit disertai pioderma sekunder maka disebut impetigenisata. Tanda impetigenisataadalah munculnya pustule, pus, bula purulen, krusta berwarna kuning kehijauan, pembesaranKGB regional, leukositosis, dan dapat pula disertai demam.

    E. Pengobatan Umum1. Sistemik

    Contoh obat untuk pengobatan piodermaa. Penisilin G prokain dan semi-sintetiknya

    http://micymicy.blogspot.com/2011/06/staphylococcus-dan-streptococcus.htmlhttp://micymicy.blogspot.com/2011/06/staphylococcus-dan-streptococcus.html
  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    30/32

    - Penisilin G prokain, dosisnya 1,2 juta/hari i.m, obat ini sudah tidak dipakai lagi karena dianggaptidak praktis dan pemakaiannya sering menimbulkan syok anafilaktik

    - Ampisillin, dosis 4x500 mg, ante cunam- Amoksisilin, dosisnya sama dengan ampisilin, dipakai post-cunam dan absorbsinya lebih cepat

    sehingga kadar dalam plasma lebih tinggi.

    - Golongan obat penisilin resisten-penisillinase, contohnya adalah oksasillin, kloksasillin,dikloksasillin, flukloksasillin. Dosis 3x250 mg/hari ante-cunam. Kelebihan obat ini adalah juga berkashiat pada Staphylococcus yang telah membentuk penisilinase.

    b. Linkomisin dan KlindamisinDosis linkomisin, 3x500 mg/hari. Klindamisin diabsorbsi lebih banyak karenanya dosisnya lebihkecil yaitu 4x150 mg/hari/os, pada infeksi berat dosisnya 4x300-450 mg/hari. Linkomisin agar tidak dipakai lagi dan digantikan oleh Klindamisin karena potensial antibakterinya lebih besar dan efek sampingnya lebih sedikit dan tidak terlalu terhambat oleh adanya makanan dalamlambung.

    c. Eritromisi

    d.

    nDosis 4x500 mg/hari/os. Efektivitasnya kurang dibandingkan Linkomisin/klindamisin dan obatgolongan penisilin resisten-penisillinase. Cepat menyebabkan resistensi dan kadang terjadi tak enak di lambung.

    e. SefalosporinBila terjadi pioderma berat yang dengat obat diatas tidak menunjukan hasil maka dipakailahSefalosporin. Ada empat generasi yang berkhasiat untuk kuman gram positif yaitu generasi I

    juga generasi IV. Contohnya adalah sefadoksil dari generasi I dengan dosis dewasa, 2x500 mgatau 2x1000 mg/hari

    2. TopikalBermacam obat topical dapat digunakan untuk pioderma, contohnya basitrasin, neomisin,mupirosin. Neomisin berkhasiat juga untuk bakteri gram negative, Neomisin dituliskan seringmengalami sensitisasi, sedangkan teramisin dan kloramfenikol sebenarnya tidak terlalu efektif namun sering dipakai karenanya harganya murah. Obat-obatan ini biasanya berbentuk salep ataukrim.Selain itu juga baik agar diberikan kompres terbuka contohnya, larutan permanganas kalikus1/5000, larutan rivanol 1 o/oo dan yodium povidon 7,5 % yang dilarutkan 10kali.

    F. PemeriksaanTerdapat leukositosis pada pemeriksaan lab. Pada kasus yang sulit sembuh dilakukan kultur dantes resistensi. Ada kemungkinan penyebabnya buka kedua bakteri penyebab pioderma yangsering terjadi melainkan kuman gram negative.

    G. Bentuk Pioderma

    1. IMPETIGOImpetigo ialah pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis)Terdapat tiga jenis dari impetigo, yaitu

  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    31/32

    a. Impetigo krustosa (impetigo kantagiosa, impetigo vulgaris,impetigo Tillbury Fox), disebabkan biasanya oleh Streptococcus B hemolyticus . Gejala umumtidak menyertai. Predileksi di MUKA, yakni sekitar lubang hidung dan mulut karena dianggapsember infeksi dari daerah tersebut. UKK berupa eritem dan vesikel yang cepat memecahsehingga akan terlihat krusta tebal berwarna kuning seperti madu. Jika krusta dilepaskan akantampak erosi dibawahnya, sering menyebar ke perifer dan sembuh di bagian tengah. Komplikasi,

    glomerulonefritis (2-5%), yang disebabkan oleh sero tipe tertentu. Diagnosis bandingnya adalahEktima. Pengobatan yang dipakai jika krusta sedikit, lepaskan krusta dan diberi antibiotic. Jika banyak berikan antibiotic sistemik.

    b. Impetigo bulosa (Impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet), penyebab biasanya adalah Staphylococcus aureus , keadaan umum tidak dipengaruhi, dengan predileksi didaerah KETIAK, DADA, PUNGGUNG. Sering bersama miliaria. Kelainan kulit berupa eritema,

    bula dan bula hipopion. Kadang saat datang berobat bula sudah pecah dan yang tampak hanyalahkoleret dan dasarnya masih eritematosa. Diagnosis banding dari impetigo ini adalahdermatofitosis (jika sudah pecah dan tampak koleret). Pengobatannya pecahkan bula, lalu

    berikan antibiotic salep atau cairan antiseptic. Jika bula/vesikel banyak maka berikan pulaantibiotic sistemik.

    c. Impetigo neonatorum, varian impetigo bulosa yang terjadi pada neonatus. Kelainan samadengan impetigo bulosa hanya saja bisa terjadi pada seluruh tubuh dan disertai demam.Diagnosis bandingnya adalah sifilis congenital. Pengobatannya adalah antibiotic sistemik, untuk topical dapat diberikan bedak salisil 2%

    2. FOLIKULITIS

    http://3.bp.blogspot.com/-DJa4DljECOc/TfxyzSVjf9I/AAAAAAAAAk0/7vThOYPRv2w/s1600/impetigo+bulosa.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-H7BkjWCeiHg/Tfxyw886mZI/AAAAAAAAAkw/ntnj8jbFtJQ/s1600/impetigo+krustosa.jpg
  • 7/29/2019 Penatalaksanaan Terkini Impetigo Pada Anak

    32/32

    Radang pada folikel rambut, biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus . Terbagi menjadidua jenis :

    a. Folikulitis Superfisial (terbatas didalam epidermis) Nama lainnya adalah impetigo Bockhart, tempat predileksi adalah TUNGKAI BAWAH. UKK berupa papul atau pustule yang eritematosa, di tengahnya terdapat rambut. Biasanya multiple.

    b. Folikulitis profunda (sampai ke subkutan)Gambaran klinis sama, selain itu juga teraba infiltrate di subkutan. Contohnya sikosis barbae,

    bersifat bilateral. Diagnosis banding penyakit ini adalah tinea barbae. Pengobatan dipakaiantibiotic sistemik/topical dan cari faktor predisposisinya.

    3. FURUNKEL/KARBUNKEL

    Furunkel ialah radang folikel rambut dan sekitarnya. Jika lebih dari sebuahdisebut furunkulosis, Karbunkel ialah kumpulan furunkel. Biasanya disebabkan olehStaphylococcus aureus . Keluhan yang muncul adalah nyeri, dengan UKK berupa nodus eritem

    berbentuk kerucut dengan pustule ditengahnya. Kemudian melunak menjadi abses berisi pus dan jaringan nekrotik lalu memecah membentuk fistel. Predileksi adalah tempat yang banyak friksi,misalnya aksila dan bokong. Pengobatan jika hanya sedikit furunkel, cukup dengan antibiotictopical, jika banyak perlu gabungan dengan antibiotic sistemik. Jika terjadi furunkulosis ataukarbunkel berulang-ulang cari faktor predisposisi, misalnya diabetes mellitu

    http://4.bp.blogspot.com/-Fzr1uFXcAXY/TfxzrsMYWtI/AAAAAAAAAk8/rzznkgfHuOo/s1600/furunkel+or+karbunkel.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-QQiF2Y6cRMc/TfxzSzh-A0I/AAAAAAAAAk4/T1k07BiASGI/s1600/folikulitis.jpg