12
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 1/12 September 24, 2011 by Medicinesia Medicinesia Penatalaksanaan Obesitas Penatalaksanaan Obesitas This post has already been read 24274 times! Like 17 people like this. Be the f irst of your f riends. Oleh Arini Purwono: Obesitas dan overweight sangatlah berbeda. Overweight adalah kelebihan berat badan, sedangkan obesitas berarti terlalu gemuk. Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan. Cara menentukan apakah seseorang termasuk obesitas ataupun tidak dapat dilakukan dengan cara menghitung BMI org tersebut, yaitu dengan rumus BB(kg)/tinggi (m) 2 atau dengan mengukur lingkar pinggang seseorang. 1 Obesitas dapat disebabkan oleh, antara lain: genetik, faktor metabolik/hormonal (cushing’s syndrome, hipotiroidisme), faktor lingkungan (asupan makanan berlebih, makanan tinggi lemak, sosial), obat (misalnya steroid), psikologi (ada orang yang terus menerus makan di saat stress ), dan tingkah laku (memiliki kebiasan mengemil). Saat ini, sebuah model pencegahan penyakit kronik yang meliputi intervensi gaya hidup dan tim terapi interdisiplin dari peneliti, ahli gizi, spesialis olahraga, dan terapis tingkah laku merupakan kesempatan penanganan terbaik. Program penurunan berat dengan kemungkinan sukses tertinggi adalah yang mengintegrasikan pemilihan makanan sehat, latihan, dan modifikasi gaya hidup. Penanganan farmakologi juga tepat pada keadaan-keadaan tertentu tapi bukan merupakan substitusi dari perubahan pada pola makan dan pola aktivitas fisik. 2 Tujuan penanganan obesitas harus difokuskan dari penurunan berat badan sendiri ke pemeliharaan berat badan, yang berarti mencapai berat badan yang paling baik menurut konteks kesehatan keseluruhan. Posting di Medicinesia, yuk..! Login Username: Password: Remember me Login » Register Lost your password? Alamat email Update Daftar Isi Select Category Iklan Layanan Masyarakat Med-site Tags Comments Halaman Rekomendasi RSCM Kencana Pasang Iklan Anda Search here .. Medicinesia Like 6,319 people like Medicinesia. Home Hubungi Kami Tentang Kami Home Kedokteran Dasar Kedokteran Klinis Mail Anatomy Histology Pathology Physiology Pharmacology Parasitology American Cancer Society Heart Journal World Stroke Organization Breast Cancer Organization

Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vgv

Citation preview

Page 1: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 1/12

September 24, 2011 by MedicinesiaMedicinesia

Penatalaksanaan ObesitasPenatalaksanaan Obesitas

This post has already been read 24274 times!

Like 17 people like this. Be the f irst of your friends.

Oleh Arini Purwono:

Obesitas dan overweight sangatlah berbeda. Overweight adalah

kelebihan berat badan, sedangkan obesitas berarti terlalu gemuk.

Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu

makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa

faktor biologik spesifik. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan

sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal

atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu

kesehatan. Cara menentukan apakah seseorang termasuk obesitas

ataupun tidak dapat dilakukan dengan cara menghitung BMI org

tersebut, yaitu dengan rumus BB(kg)/tinggi (m)2 atau dengan

mengukur lingkar pinggang seseorang.1

Obesitas dapat disebabkan oleh, antara lain: genetik, faktor

metabolik/hormonal (cushing’s syndrome, hipotiroidisme), faktor

lingkungan (asupan makanan berlebih, makanan tinggi lemak,

sosial), obat (misalnya steroid), psikologi (ada orang yang terus

menerus makan di saat stress), dan tingkah laku (memiliki kebiasan

mengemil).

Saat ini, sebuah model pencegahan penyakit kronik yang meliputi

intervensi gaya hidup dan tim terapi interdisiplin dari peneliti, ahli

gizi, spesialis olahraga, dan terapis tingkah laku merupakan

kesempatan penanganan terbaik. Program penurunan berat dengan

kemungkinan sukses tertinggi adalah yang mengintegrasikan

pemilihan makanan sehat, latihan, dan modifikasi gaya hidup.

Penanganan farmakologi juga tepat pada keadaan-keadaan tertentu

tapi bukan merupakan substitusi dari perubahan pada pola makan

dan pola aktivitas fisik.2

Tujuan penanganan obesitas harus difokuskan dari penurunan berat

badan sendiri ke pemeliharaan berat badan, yang berarti mencapai

berat badan yang paling baik menurut konteks kesehatan

keseluruhan.

Posting di Medicinesia, yuk..!

Login

Username:

Password:

Remember me

Login »

Register

Lost your password?

Alamat email

Update

Daftar Isi

Select Category

Iklan Layanan Masyarakat

Med-site Tags

Comments

Halaman Rekomendasi

RSCM Kencana

Pasang Iklan Anda

Search here ....

Medicinesia

Like

6,319 people like Medicinesia.

Home Hubungi Kami Tentang Kami

Home Kedokteran Dasar Kedokteran Klinis Mail

Anatomy

Histology

Pathology

Physiology

Pharmacology

Parasitology

American Cancer Society

Heart Journal

World Stroke Organization

Breast Cancer Organization

Page 2: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 2/12

Modifikasi Pola Makan2

Program penurunan berat dengan derajat kesuksesan apapun

mengintegrasikan perubahan pilihan makanan dengan latihan, dan

seringkali dengan modifikasi kebiasaan, edukasi nutrisi, dan

dukungan psikologis. Ketika penanganan ini gagal memberikan hasil

yang diinginkan, medikasi dapat ditambahkan ke dalam program

dan, pada kasus obesitas yang ekstrem (BMI lebih dari sama dengan

40), intervensi pembedahan dapat diperlukan.

Rekomendasi

Program penurunan berat badan harus dikombinasikan dengan

rejimen diet gizi seimbang dengan modifikasi latihan dan gaya

hidup. Memilih strategi penanganan yang sesuai tergantung pada

tujuan dan risiko kesehatan dari pasien. Pilihan penanganan

termasuk antara lain:

Diet rendah kalori, peningkatan aktivitas fisik, dan modifikasi

gaya hidup

Farmakoterapi

Terapi bedah

Pencegahan dari penambahan berat badan melalui

penyeimbangan energi.

Diet Pembatasan Energi

Diet pembatasan energi yang seimbang merupakan metode

penurunan berat badan yang paling sering diresepkan. Diet tersebut

harus cukup secara nutrisi kecuali untuk energi, yang dikurangi

hingga poin di mana penyimpanan lemak harus dapat dimobilisasi

untuk mencapai kebutuhan energi harian. Defisit kalori dari 500

hingga 1000 kkal setiap harinya biasanya dapat mencapai tujuan

tersebut. Tingkat energi bervariasi pada setiap individu menurut

ukuran dan aktivitasnya, umumnya berkisar dari 1200 hingga 1800

kkal setiap harinya. Tanpa memerhatikan tingkat restriksi kalori,

pola makan sehat harus diajarkan, dan rekomendasi untuk

peningkatan aktivitas fisik harus diikutsertakan.

Diet rendah kalori harus diindividualisasikan untuk karbohidrat (50%

hingga 55% dari total kilokalori), menggunakan sumber-sumber

seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-

bijian. Diet juga harus meliputi protein, sekitar 15% hingga 23%

kilokalori, untuk mencegah konversi protein menjadi energi. Konten

lemak harus tidak melebihi 30% dari total kalori. Tambahan dari

serat juga direkomendasikan untuk menurunkan densitas kalori,

untuk memberi rasa kenyang dengan memperlambat waktu

pengosongan lambung, dan untuk sedikit menurunkan efisiensi

absorpsi usus.

Penghitungan lemak sebagai persentase kalori terbukti efektif dalam

mendukung asupan rendah energi. Aturan dasar adalah untuk

membagi kadar kalori ideal menjadi 4 setiap asupan 25% lemak

(misal, asupan 1800 kkal harus mencakup 450 kkal dari lemak, atau

sekitar 50 g lemak). Hal tersebut memberikan hasil yaitu asupan

rendah energi tanpa kelaparan. Total kalori juga harus diperhatikan.

Jumlah asupan alkohol dan makanan dengan kadar gula tinggi

haruslah dikurangi sebagai sumber energi yang tidak sibutuhkan.

Alkohol bersifat seoerti lemak dalam tubuh, karena ia memisahkan

lemak sehingga tidak teroksidasi. Pada peminum alkohol berat,

Medicinesia in Twitter

Medicinesia

Medicinesia

Join the conversation

Statistik Pengunjung

billiga hotell i k�penhamn

Add Your Blog Blog Site

Blogs Blog Tools Allie Marie

Medicinesia Pasien tetanusdpt ditandai dgn kejangumum yg mudah distimulusrangsang seperti suara.#tetanus55 day s ago · reply · retweet ·fav orite

Medicinesia Selama kejang,pasien tetanus masihmemiliki reseptor nyeri ygintak dan merasakan nyeriyg berat. #tetanus55 day s ago · reply · retweet ·fav orite

Medicinesia Hati hati resikofraktur dan ruptur tendonpd penderita tetanus ygsedang kejang. #tetanus55 day s ago · reply · retweet ·fav orite

Page 3: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 3/12

justru akan menyebabkan nafsu makan berturun pesat hingga bisa

terjadi malnutrisi, namun pada peminum sedang, akan menaikkan

berat badan karena alkohol dianggap sebagai justru menambah

jumlah kalori yang masuk. Pemanis buatan atau pengganti lemak

tidak terbukti memiliki makna besar dalam menurunkan berat

badan.

Suplemen vitamin dan mineral yang disesuaikan usia sangat

dianjurkan untuk dikonsumsi dalam program penurunan berat badan.

Pada wanita dibutuhkan kurang dari 1200 kcal dan 1800 kcal pada

pria.

Diet Formula atau Makanan Pengganti

Makanan pengganti ini merupakan makanan atau minuman siap saji

yang digunakan sebagai pengganti makanan lainnya yang berkalori

tinggi. Umumnya, terkandung di dalamnya 5 g serat, 10-14 g

protein, dan sejumlah karbohidrat, 10 g lemak dan 25% – 30% RDfu

vitamin dan mineral.

Dengan mengganti makanan utaman atau ringan 2 kali sehati dapat

membantu mengurangi berat badan atau menjaga berat badan

secara signifikan.

Pembatasan Energi Secara Berlebih dan Puasa

Yang dimaksud dengan pembatasan energi masukan secara berlebih

apabila jumlahnya kurang dari 800 kcal per hari atau puasa dibawah

200kcal per hari. Puasa memang bisa menjadi salah satu pilihan

terapi namun terkadang dapat menyebabkan gangguan neurologis,

hormonal, dan efek samping lainnya. Lebih dari 50% jumlah berat

badan yang akan berkurang adalah cairan tubuh yang dapat

menyebabkan hipotensi. Dapat pula terjadi akumulasi asam urat

atau memunculkan batu empedu. Selain itu puasa ekstrim ini dapat

berujung pada anoreksia.

Diet Kalori Sangat Rendah

Yang dimaksut diet kalori sangat rendah adalah apabila masukan

kalori hariannya berkisar antara 200-800 kcal. Umumnya diet ini

rendah kalori namun tinggi protein (0.8-1.5 g/kg IBW per hari). Diet

ini termasuk konsumsi vitamin, mineral, elektrolit, asam lemak.

Lama yang dianjurkan untuk diit ini adalah 12-16 minggu. Karena

efek samping yang mungkin ditimbulkan maka diet ini dianjurkan

untuk pasien dengan BMI diatas 30. Efek sampingnya antara lain,

tidak tahan dingin, pusing, gugup, euforia, konstipasi atau diare,

kulit kering, rambut menipis dan kemerahan, anemia, menstruasi

yang reguler.

Modifikasi Gaya Hidup2

Modifikasi tingkah laku telah menjadi hal yang penting dalam

intervensi obesitas. Hal ini terfokus pada membentuk ulang

lingkungan pasien untuk mengurangi tingkah laku atau kebiasaan

yang berkontribusi terhadap obesitas. Sebagai tambahan pada

nutrisi dan aktivitas fisik, komponen kunci dari program modifikasi

tingkah laku meliputi self-monitoring, penetapan tujuan, kontrol

stimulus, penyelesaian masalah, restrukturisasi kognitif, dan

Page 4: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 4/12

pencegahan kekambuhan.

Self-monitoring dengan rekaman data dan waktu setiap harinya

mengenai asupan makanan, disertai pula dengan pemikiran dan

perasaan, membantu mengidentifikasikan aturan fisik dan emosi

yang terjadi saat makan. Aktivitas fisik biasanya dicatat dalam

menit atau kalori yang dihabiskan. Hal ini juga menyediakan

feedback dalam kemajuan dan menempatkan tanggung jawab untuk

berubah pada pasien.

Kebanyakan program tingkah laku mencoba untuk mencapai 0,5 – 1

kg penurunan berat per minggu dengan target kalori, gram lemak,

dan aktivitas fisik, yang dibahas saat fase penetapan tujuan. Kontrol

stimulus mencakup modifikasi dari (1) rantai kejadian yang

mendahului makan, (2) jenis makanan yang dikonsumsi saat makan,

dan (3) konsekuensi dari makan. Pasien diajari untuk memperlambat

laju makan dan menjadi lebih sadar akan rasa kenyang dan

mengurangi asupan makanan. Strategi seperti menaruh alat makan

di antara kunyahan merupakan salah satu cara untuk memperlambat

proses makan. Penyelesaian masalah adalah proses untuk

mendefinisikan masalah makan atau masalah berat, menciptakan

solusi yang mungkin, mengevaluasi solusi, memilih yang terbaik,

melakukan tingkah laku yang baru, mengevaluasi hasilnya, dan

mereevaluasi solusi alternatif jika solusi sebelumnya tidak berhasil.

Restrukturisasi kognitif mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi,

menantang, dan menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang sering

menurunkan usaha mereka dalam pemeliharaan berat badan.

Program yang komprehensif dari modifikasi gaya hidup menghasilkan

penurunan berat badan kira-kira 10% dari berat badan awal dalam

16-26 minggu.

Pola Latihan2

Kegemukan adalah hasil dari ketidakseimbangan antara asupan

energi dan pengeluaran energi. DEngan meningkatkan proporsi LBM

dalam lemak, olahraga membantu menyeimbangkan kehilangan LBM

dan pengurangan RMR yang pasti akan terjadi walaupun pada

program penurunan berat badan yang baik. Efek positif yang lain dari

olahraga antara lain memperkuat sistem kardiovaskular,

meningkatkan sensitifitas pada insulin, dan mengeluarkan energi

tambahan, yaitu kalori.

Aktivitas fisik adalah komponen yang paling beragam dari

pengeluaran energi atau energi expenditur. Peningkatan pengeluaran

energi melalui olahraga atau aktivitas fisik lain merupakan

komponen penting untuk meningkatkan penurunan berat badan dan

pencegahan berat kembali naik. Tingkatan latihan atau olahraga

yang adekuat untuk menimbulkan efek adalah 60-90 menit perhari

(rekomendasi USDA).

Orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih / overweight dan

obese harus diberikan konseling agar secara bertahap meningkatkan

aktivitas fisik dan olahraga orang tersebut. Apabila seorang

overweight atau obese tidak dapat mencapai tingkatan tertentu pada

aktivitas fisik tersebut maka minimal perhari setidaknya selama

30menit melakukan aktivitas yang bersifat moderate activity. Oleh

karena itu diperlukan intervensi yang menargetkan tingkatan

aktivitas fisik tersebut untuk meningkatkan kesehatan dan

mengkontrol berat badan secara jangka panjang.

Kombinasi dari latihan aerobik dan ketahanan lebih dianjurkan.

Latihan ketahanan dapat meningkatkan LBM, kemampuan untuk

meningkatkan asupan energi dan meningkatkan kepadatan tulang,

Page 5: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 5/12

yang terutama penting bagi wanita. Latihan aerobik penting untuk

kesehatan sistem kardiovaskular, serta untuk pengeluaran energi

sehingga cadangan lemak di tubuh akan digunakan. Selain manfaat

fisiologis dari latihan tersebut adalah menghilangkan kebosanan,

meningkatkan kemampuan kontrol, dan meningkatkan rasa

kesejahteraan.

RMR ini ditingkatkan dengan latihan aerobik. RMR akan kembali ke

tingkat istirahat dalam waktu satu jam atau lebih setelah olahraga,

kecuali pada latihan memiliki intensitas tinggi. Pengeluaran energi

selama periode ini menggambarkan penggunaan glikogen otot, yang

merupakan efek dari perubahan hormonal dan peningkatan

metabolisme cadangan energi dalam tubuh.

Berlawanan dengan kepercayaan masa kini, spot reduction

(mengurangi lemak pada suatu daerah tubuh tertentu) tidak mungkin

dengan olahraga. Hal tersebut dikarenakan lemak terbakar pada

konsentrasi yang besar pada jaringan adiposa. Kesalahpahaman lain

adalah bahwa olahraga disebut counterproductive karena

meningkatkan keinginan untuk makan. Padahal sebenarnya

konsistensi adalah kunci untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan

keuntungan dari olahraga untuk mangatur berat badan. Dahulu,

olahraga yang direkomendasikan harus dilakukan selama 20 sampai

60 menit latihan ketahanan dengan intensitas sedang sampai tinggi

yang dilakukan tiga atau lebih kali seminggu. Namun sekarang,

tampak bahwa sebagian besar manfaat kesehatan dapat diperoleh

dengan aktivitas fisik yang moderat intensitas (cukup untuk

mengeluarkan 200 kkal setiap hari). Cara terbaik adalah untuk

memelihara kesehatan kardiovaskular secara maksimum, terlepas

dari berat badan, dapat dilakukan latihan intensitas tinggi selama 20

sampai 30 menit 4 sampai 7 hari per minggu.

Terapi Farmakologi Obesitas

Obat anti obesitas umumnya anoreksan atau penekan nafsu makan

golongan simpatomimetik dan pemberiannya sementara. Obat ini

dapat menimbulkan toleransi dan lama-lama efek obat ini akan

berkurang. Umumnya obat-obat ini merangsang SSP sehingga akan

menyebabkan adiksi. Obat ini sering bekerja dengan meningkatkan

neurotransmitter anoreksigenik seperti NE, serotonin, dan dopamin.

Obat Antiobesitas3

Obat antiobesitas dapat dibagi menjadi golongan-golongan berikut:

Golongan nonadrenergik: amfetamin (tidak diizinkan),

fentermin (meningkatkan pelepasan NE saja), dietilpropion, dan

mazindol.

Golongan serotonergik: fenfluramin (meningkatkan pelepasan

serotonin dan menginhibisi reuptake-nya) dan fluoksetin.

Campuran noradrenergik dan serotonergik: sibutramin

(menginhibisi reuptake serotonin dan NE).

Gastrointestinal lipase inhibitor: orlistat (menginhibisi lipase

lambung dan pankreas).

Obat-obat antiobesitas yang dapat digunakan dan disetujui oleh FDA

hanyalah yang memenuhi DEA schedule III dan IV. DEA schedule ialah

penggolongan obat berdasarkan potensinya untuk menimbulkan

ketergantungan. Semakin rendah nilainya maka semakin bahaya

Page 6: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 6/12

untuk disalahgunakan.

Orlistat adalah yang paling aman digunakan karena tidak bekerja

pada SSP, sedangkan sibutramin, dietilpropion, dan fentermin

termasuk golongan IV yang berarti kemungkinan penyalahgunaannya

lebih rendah. Sibutramin dapat digunakan untuk jangka panjang

(lebih dari 6 bulan) karena kecenderungan penyalahgunaannya lebih

kecil dan efek kerjanya akan hilang setelah 1 tahun.

Berikut ini merupakan obat-obat antiobesitas yang dapat digunakan

dan disetujui oleh FDA:

Nama Generik Nama

Dagang

DEA

Schedule

Lama

Penggunaan

Disetujui

Orlistat Xenical Tidak ada Jangka

panjang

1999

Sibutramin Meridia IV Jangka

panjang

1997

Dietilpropion Tenuate IV Jangka

pendek

1973

Fentermin Adipex,

Ionamin

IV Jangka

pendek

1973

Fendimetrazin Bontril,

Prelu-2

III Jangka

pendek

1961

Benzfetamin DIldrex III Jangka

pendek

1960

Sedangkan di bawah ini adalah merk dagang dari masing-masing

obat antiobesitas yang beredar di Indonesia, antara lain:

Sibutramin: ReductilR, RedufastR

Orlistat: XenicalR

Dietilpropion: ApisateR

Fenfluramin: PonderalR

Mazindol: TeronacR

Fentermin: MiraprontR

Fenilpropanolamin yang digunakan oleh wanita obesitas dalam dosis

besar (lebih dari 75 mg sehari), ternyata menyebabkan peningkatan

kejadian stroke. Karena itu, indikasi obat ini untuk obesitas telah

ditarik, dan hanya boleh digunakan dalam dosis maksimal 75 mg

sehari sebagai dekongestan.

Fenfluramin sebagai obat antiobesitas telah ditarik dari peredaran

karena diperkirakan menyebabkan hipertensi pulmonal dan

kerusakan katup jantung.

Obat antiobesitas yang diizinkan untuk digunakan di Indonesia ialah

campuran golongan noradrenergik dan golongan serotonergik, yaitu

sibutramin; dan golongan gastrointestinal lipase inhibitor, yaitu

orlistat.

Sibutramin4

Pada tahun 1997, FDA mengizinkan dipasarkannya merk obat Meridia

Page 7: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 7/12

yang mengandung sibutramin di dalamnya. Obat yang memiliki

rumus molekul C17H29Cl2NO ini bekerja dengan cara menghambat

reuptake norepinefrin, serotonin, dan dopamin di sistem saraf

pusat; dengan inhibisi yang terjadi pada reuptake norepinefrin dan

serotonin 3 kali lebih besar dibandingkan pada dopamin. Dua molekul

metabolit aktif sibutramin (M1 dan M2) juga merupakan inhibitor

reuptake norepinefrin dan serotonin.

Sibutramin menghambat norepinefrin yang akan menimbulkan rasa

kenyang dan menekan nafsu makan dan mengurangi asupan kalori

oleh karena efek anoreksan yang dikandung oleh obat ini. Selain itu,

sibutramin juga meningkatkan pengeluaran energi dan mengurangi

kecepatan metabolisme yang turun terkait penurunan berat badan.

Sibutramin cocok jika diberikan kepada pasien yang memiliki nafsu

makan yang sulit dikendalikan, suka mengemil, sering makan di

malam hari, memerlukan penurunan berat badan dalam waktu

singkat untuk alasan medis, memiliki kadar HDL rendah, atau tidak

memiliki kontraindikasi terhadap penggunaan sibutramin (terutama

kelainan jantung atau tekanan darah tinggi).

Farmakokinetik

Obat ini diabsorpsi secara cepat dengan pemakaian secara oral.

Waktu yang diperlukan sibutramin untuk mencapai kadar puncaknya

ialah 1 hingga 2 jam. Metabolisme lintas pertama terjadi di hati,

terutama oleh CYP3A4. Obat ini diekskresi terutama melalui urin.

Makanan dapat mengurangi kadar puncak M1 (27%) dan M2 (32%)

dalam darah, dan waktu untuk mencapai kadar puncak memanjang

menjadi 3 jam.

Indikasi

Obat yang digunakan pasien obesitas untuk mengurangi berat badan

ini dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan terkait obesitas,

dengan catatan hipertensi harus terkontrol. Sibutramin dianjurkan

untuk penderita obesitas dengan IMT lebih dari sama dengan 30

kg/m2, atau dengan IMT 27 dan disertai faktor risiko lain seperti

diabetes, hipertensi, arthritis, sleep apneu, dan dislipidemia.

Puncak penurunan berat badan terjadi setelah sekitar 6 bulan

pemakaian dan berat badan dapat dipertahankan untuk sekurangnya

1 tahun. Sibutramin dikenal efektif untuk mempertahankan

penurunan berat badan. Karena efek sibutramin berakhir minimal 1

tahun, maka sibutramin dianjurkan untuk pengobatan obesitas

jangka panjang.

Dosis

Dosis awal sebesar 10 mg diberikan 1 kali/ hari dengan atau tanpa

makan. Bila penurunan berat badan tidak signifikan, maka dosis

dapat ditingkatkan setelah 4 minggu pemakaian menjadi total 15 mg

1 kali/hari. Tekanan darah dan frekuensi jantung pasien perlu

dipertimbangkan saat titrasi dosis. Tidak dianjurkan pemakaian

dengan dosis di atas 15 mg. Pada kebanyakan uji klinis, pemberian

obat dilakukan pada pagi hari.

Page 8: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 8/12

Efek samping

Efek samping dari sibutramin antara lain: mulut kering, anoreksia,

sakit kepala, konstipasi, insomnia, peningkatan tekanan darah dan

detak jantung, dan aritmia (memerlukan pengawasan lebih lanjut).

Penderita dengan sejarah drug abuse perlu lebih diperhatikan untuk

tanda-tanda gangguan tertentu.

Kontraindikasi

Kontraindikasi dari sibutramin antara lain: hipertensi tidak

terkontrol; penderita dengan sejarah infark miokard, angina, gagal

jantung, aritmia jantung, stroke atau serangan iskemik selintas

(Transient Ischaemic Attack), atau penyakit arteri perifer.

Interaksi Obat

Sibutramin akan berinteraksi jika diberikan bersama dengan obat

simpatomimetik, contohnya dekongestan nasal. Jika diberikan

bersama dengan obat serotonergik, contohnya antidepresi golongan

Selective Serotonin Reuptake inhibitors (SSRI), misalnya fluoksetin

atau sertalin, dapat mengakibatkan serotonin syndrome yang

mungkin fatal, sehingga hal tersebut juga merupakan kontraindikasi.

Orlistat1

Orlistat merupakan suatu derivat sintetik lipstatin (suatu inhibitor

lipase) yang dihasilkan oleh Streptomyces toxytricini. Lipase

gastrointestinal (pankreas dan lambung) penting untuk absorpsi

trigliserida rantai panjang dan memfasilitasi pengosongan lambung.

Orlistat bekerja selektif dalam menghambat lipase gastrointestinal

dengan cara menghambat pembentukan asam lemak bebas dari

trigliserida makanan, sehingga absorpsi lemak makanan menurun

dan berat badan dapat berkurang. Obat ini sangat sedikit diabsorpsi

dan digunakan dengan makanan yang mengandung lemak agar

menunjukkan hasil yang diinginkan.

Penurunan berat badan yang terjadi pada pasien yang mengonsumsi

orlistat mungkin disebabkan karena individu tersebut mengurangi

asupan lemak mereka untuk menghindari efek gastrointestinal parah

seperti steatorrhea. Suplemen vitamin (terutama vitamin D) dapat

diberikan jika terjadi kekurangan vitamin larut lemak. Orlistat tidak

dapat diberikan lebih lama dari 2 tahun karena kurangnya

pengalaman dalam kurun waktu tersebut.

Orlistat cocok jika diberikan pada pasien yang telah mengalami

penurunan berat badan setidak 2,5 kg akibat penggunaan obat,

memerlukan terapi jangka panjang, yang pada terapi dietnya

memerlukan asupan lemak tinggi, memiliki kadar LDL yang tinggi,

memiliki gangguan toleransi glukosa, telah berulang kali kehilangan

berat badan belakangan ini dan dengan cepat mengembalikannya,

atau memiliki kemampuan untuk menjalani diet rendah lemak dalam

waktu yang lama.

Page 9: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 9/12

Dosis

Pemberian orlistat dengan dosis 120 mg yang diberikan segera

sebelum, saat, dan hingga 1 jam setelah setiap makan besar

(maksimal 360 mg/hari). Pemberian dosis tersebut memberikan

hasil yaitu lemak dapat berkurang sampai 30%. Maksimal terapi

pengobatan 2 tahun. Tidak direkomendasikan bagi anak-anak.

Efek samping

Efek samping dari orlistat antara lain: feses lunak, nyeri abdomen,

flatus, fecal urgency atau incontinence yang paling sering terjadi

selama 1-2 bulan pertama dengan derajat ringan sampai sedang dan

cenderung membaik seiring berlanjutnya penggunaan.

Kontraindikasi

Kontraindikasi dari pemberian orlistat antara lain: sindrom

malabsoprsi kronik, kolestasis, kehamilan dan menyusui.

Pengawasan Jangka Panjang4

Pasien yang menjalani terapi obat antiobesitas akan diawasi pula

berat badannya (setiap bulan atau tidak kurang dari sekali dalam 2

bulan), diperhatikan nadi dan tekanan darahnya, risiko terkait

obesitas dan penyakit lainnya (misal: dislipidemia, diabetes tipe 2),

serta kemajuan dari penurunan berat badan dan penyesuaiannya

terhadap dosis obat yang dikonsumsi.

Penyalahgunaan Obat1

Penyalahgunaan obat yang dimaksudkan adalah pemakaian obat

untuk menurunkan berat badan namun sebenarnya obat tersebut

bukan merupakan agen penurut badan. Golongan obat tersebut

antara lain:

Metilselulosa: mengembang dalam perut sehingga membuat

kenyang (tidak boleh digunakan).

Pencahar: dikonsumsi agar makanan yang dimakan tidak

diserap tubuh dan langsung dibuang.

Diuretik: menyebabkan orang yang mengonsumsi menjadi

sering buang air kecil sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.

Penatalaksanaan Obesitas Anak

Menetapkan target penurunan berat badan

Yaitu berdasarkan umur anak: usia 2 – 7 tahun dan diatas 7 tahun,

derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi.

Pada anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 7 tahun,

dianjurkan cukup dengan mempertahankan berat badan, sedang

pada obesitas dengan komplikasi pada anak usia dibawah 7 tahun

dan obesitas pada usia diatas 7 tahun dianjurkan untuk menurunkan

Page 10: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 10/12

berat badan. Target penurunan berat badan sebesar 2,5 – 5 kg atau

dengan kecepatan 0,5 – 2 kg per bulan.5

Pengaturan diet

Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang

sesuai dengan RDA, hal ini karena anak masih mengalami

pertumbuhan dan perkembangan. Pada obesitas sedang dan tanpa

penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan

pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat

(IMT lebih dari 97 persentile) dan yang disertai penyakit penyerta,

diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie diet).6

Hal yang perlu diperhatikan: 5

Tetap mempertahankan pertumbuhan normal.

Diet dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30%

dengan lemak jenuh kurang dari 10% dan protein 15-20% energi

total serta kolesterol kurang dari 300 mg per hari.

Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia lebih dari 2 tahun

dengan penghitungan dosis menggunakan rumus: (umur dalam

tahun + 5) gram per hari. 5

Pengaturan aktivitas fisik

Peningkatan aktivitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju

metabolisme. Latihan fisik disesuaikan dengan tingkat

perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktivitas

fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan

ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam.

Dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama 20-30 menit per

hari. 5

Mengubah pola hidup/perilaku

Pada anak, diperlukan bantu peran serta orang tua sebagai

komponen intervensi, yaitu:

Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan

dan aktivitas fisik serta mencatat perkembangannya.

Mengontrol rangsangan untuk makan.

Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis

makanan yang dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.

Memberikan penghargaan dan hukuman.

Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori

tinggi yang pada umumnya lezat dan memilih makanan berkalori

rendah. 5

Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.

Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan

sesuai petunjuk ahli gizi. Anggota keluarga, guru dan teman ikut

berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku makan dan

aktivitas yang mendukung program diet. 6

Terapi intensif 5,6

Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang

disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi

konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low

calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.

Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat

badan lebih dari 140% BB Ideal atau IMT lebih dari 97 persentile,

dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per hari dan protein

hewani 1,5 – 2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi

vitamin dan mineral serta minum lebih dari 1,5 L per hari.

Terapi ini hanya diberikan selama 12 hari dengan pengawasan

dokter.

Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: mempengaruhi

asupan energi dengan menekan nafsu makan, contohnya

sibutramin; mempengaruhi penyimpanan energi dengan

Page 11: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 11/12

menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin,

octreotide dan metformin; meningkatkan penggunaan energi.

Farmakoterapi belum direkomendasikan untuk terapi obesitas

pada anak, karena efek jangka panjang yang masih belum

jelas.

Terapi bedah di indikasikan bila berat badan lebih dari 200% BB

Ideal. Prinsip terapi ini adalah untuk mengurangi asupan

makanan atau memperlambat pengosongan lambung dengan

cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan dengan

cara membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus

halus. Sampai saat ini belum banyak penelitian tentang manfaat

dan bahaya terapi ini pada anak.

Daftar Pustaka

1. Royal College of Physicians of London. Anti-obesity

drugs: guidance on appropriate prescribing and

management. Royal College of Physicians of London,

2003:1-28.

2. Gee M., Mahan K., Escott-Stump S. Weight

Management. Dalam Krause’s Food and Nutrition

Therapy, Editor: Kathleen M., Sylvia E.S. Missouri:

Elsevier, 2008;542-550.

3. National Task Force on the Prevention and Treatment

of Obesity. Long-term pharmacotherapy in the

management of obesity. JAMA 1996;276:1907-15.

4. NHS Centre for Reviews and Dissemination. University

of York. Prevention and treatment of obesity. Eff

Health Care 1997;3:1–12.

5. Syarif, D.R. Childhood Obesity: Evaluation and

Management, Dalam Naskah Lengkap National Obesity

Symposium II, Editor: Adi S., dkk. Surabaya,

2003;123-139.

6. Kiess W., et al. Multidisciplinary Management of

Obesity in Children and Adolescents-Why and How

Should It Be Achieved?. Dalam Obesity in Childhood

and Adolescence, Editor: Kiess W., Marcus C.,

Wabitsch M. Basel: Karger AG, 2004;194-206.

Artikel Terkait:

Obesitas (Kegemukan) Obesitas menurut WHO adalah kondisi

penumpukan lemak di jaringan adiposa ...

Gizi Ibu Hamil dan Menyusui disusun oleh Rahmanu Reztaputra

Pada ibu yang hamil terdapat perubahan fungsi ...

Diabetes Mellitus Diabetes mellitus atau yang juga sering

disebut sebagai penyakit gula ...

Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Keseimbangan

Energi Energi dibutuhkan oleh setiap sel dalam tubuh untuk

mempertahankan ...

Keadaan Puasa Satu jam setelah makan, kadar glukosa dalam

darah akan mulai ...

Share this nice post:

Like 17 people like this. Be the f irst of your friends.

: Gastrointestinal, Metabolik Endokrin, Obat

: diet, gaya hidup, Obat, obesitas

Page 12: Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia

www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 12/12

Medicinesia Bombax Theme designed by itx

RSS feed for this post (comments) · TrackBack URI

Setuju

M Subscribe by email S RSS

Urutan tampil popularitas1 komentar

URL Lacakbalik http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/trackback/

Previous Post

« Aspek Anatomi dan Histologi Kelenjar Endokrin

Next Post

Aspek Fisiologi Kelenjar Tiroid »

2 people liked this.

LoginTambahkan Komentar Baru

Tulis komentar Anda di sini.

Update informasi:

Sibutramin sudah tidak lagi digunakan sebagai obat untuk

mengatasi obesitas pada tahun 2010 karena efek samping

yang ditimbulkan dianggap terlalu berbahaya. *Sibutramin

bekerja pada sistem saraf pusat.

Medicinesia

Setuju Jawab1 tahun yang lalu