Upload
wendy-desrullah-prada
View
138
Download
3
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vgv
Citation preview
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 1/12
September 24, 2011 by MedicinesiaMedicinesia
Penatalaksanaan ObesitasPenatalaksanaan Obesitas
This post has already been read 24274 times!
Like 17 people like this. Be the f irst of your friends.
Oleh Arini Purwono:
Obesitas dan overweight sangatlah berbeda. Overweight adalah
kelebihan berat badan, sedangkan obesitas berarti terlalu gemuk.
Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu
makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa
faktor biologik spesifik. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan
sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal
atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu
kesehatan. Cara menentukan apakah seseorang termasuk obesitas
ataupun tidak dapat dilakukan dengan cara menghitung BMI org
tersebut, yaitu dengan rumus BB(kg)/tinggi (m)2 atau dengan
mengukur lingkar pinggang seseorang.1
Obesitas dapat disebabkan oleh, antara lain: genetik, faktor
metabolik/hormonal (cushing’s syndrome, hipotiroidisme), faktor
lingkungan (asupan makanan berlebih, makanan tinggi lemak,
sosial), obat (misalnya steroid), psikologi (ada orang yang terus
menerus makan di saat stress), dan tingkah laku (memiliki kebiasan
mengemil).
Saat ini, sebuah model pencegahan penyakit kronik yang meliputi
intervensi gaya hidup dan tim terapi interdisiplin dari peneliti, ahli
gizi, spesialis olahraga, dan terapis tingkah laku merupakan
kesempatan penanganan terbaik. Program penurunan berat dengan
kemungkinan sukses tertinggi adalah yang mengintegrasikan
pemilihan makanan sehat, latihan, dan modifikasi gaya hidup.
Penanganan farmakologi juga tepat pada keadaan-keadaan tertentu
tapi bukan merupakan substitusi dari perubahan pada pola makan
dan pola aktivitas fisik.2
Tujuan penanganan obesitas harus difokuskan dari penurunan berat
badan sendiri ke pemeliharaan berat badan, yang berarti mencapai
berat badan yang paling baik menurut konteks kesehatan
keseluruhan.
Posting di Medicinesia, yuk..!
Login
Username:
Password:
Remember me
Login »
Register
Lost your password?
Alamat email
Update
Daftar Isi
Select Category
Iklan Layanan Masyarakat
Med-site Tags
Comments
Halaman Rekomendasi
RSCM Kencana
Pasang Iklan Anda
Search here ....
Medicinesia
Like
6,319 people like Medicinesia.
Home Hubungi Kami Tentang Kami
Home Kedokteran Dasar Kedokteran Klinis Mail
Anatomy
Histology
Pathology
Physiology
Pharmacology
Parasitology
American Cancer Society
Heart Journal
World Stroke Organization
Breast Cancer Organization
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 2/12
Modifikasi Pola Makan2
Program penurunan berat dengan derajat kesuksesan apapun
mengintegrasikan perubahan pilihan makanan dengan latihan, dan
seringkali dengan modifikasi kebiasaan, edukasi nutrisi, dan
dukungan psikologis. Ketika penanganan ini gagal memberikan hasil
yang diinginkan, medikasi dapat ditambahkan ke dalam program
dan, pada kasus obesitas yang ekstrem (BMI lebih dari sama dengan
40), intervensi pembedahan dapat diperlukan.
Rekomendasi
Program penurunan berat badan harus dikombinasikan dengan
rejimen diet gizi seimbang dengan modifikasi latihan dan gaya
hidup. Memilih strategi penanganan yang sesuai tergantung pada
tujuan dan risiko kesehatan dari pasien. Pilihan penanganan
termasuk antara lain:
Diet rendah kalori, peningkatan aktivitas fisik, dan modifikasi
gaya hidup
Farmakoterapi
Terapi bedah
Pencegahan dari penambahan berat badan melalui
penyeimbangan energi.
Diet Pembatasan Energi
Diet pembatasan energi yang seimbang merupakan metode
penurunan berat badan yang paling sering diresepkan. Diet tersebut
harus cukup secara nutrisi kecuali untuk energi, yang dikurangi
hingga poin di mana penyimpanan lemak harus dapat dimobilisasi
untuk mencapai kebutuhan energi harian. Defisit kalori dari 500
hingga 1000 kkal setiap harinya biasanya dapat mencapai tujuan
tersebut. Tingkat energi bervariasi pada setiap individu menurut
ukuran dan aktivitasnya, umumnya berkisar dari 1200 hingga 1800
kkal setiap harinya. Tanpa memerhatikan tingkat restriksi kalori,
pola makan sehat harus diajarkan, dan rekomendasi untuk
peningkatan aktivitas fisik harus diikutsertakan.
Diet rendah kalori harus diindividualisasikan untuk karbohidrat (50%
hingga 55% dari total kilokalori), menggunakan sumber-sumber
seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-
bijian. Diet juga harus meliputi protein, sekitar 15% hingga 23%
kilokalori, untuk mencegah konversi protein menjadi energi. Konten
lemak harus tidak melebihi 30% dari total kalori. Tambahan dari
serat juga direkomendasikan untuk menurunkan densitas kalori,
untuk memberi rasa kenyang dengan memperlambat waktu
pengosongan lambung, dan untuk sedikit menurunkan efisiensi
absorpsi usus.
Penghitungan lemak sebagai persentase kalori terbukti efektif dalam
mendukung asupan rendah energi. Aturan dasar adalah untuk
membagi kadar kalori ideal menjadi 4 setiap asupan 25% lemak
(misal, asupan 1800 kkal harus mencakup 450 kkal dari lemak, atau
sekitar 50 g lemak). Hal tersebut memberikan hasil yaitu asupan
rendah energi tanpa kelaparan. Total kalori juga harus diperhatikan.
Jumlah asupan alkohol dan makanan dengan kadar gula tinggi
haruslah dikurangi sebagai sumber energi yang tidak sibutuhkan.
Alkohol bersifat seoerti lemak dalam tubuh, karena ia memisahkan
lemak sehingga tidak teroksidasi. Pada peminum alkohol berat,
Medicinesia in Twitter
Medicinesia
Medicinesia
Join the conversation
Statistik Pengunjung
billiga hotell i k�penhamn
Add Your Blog Blog Site
Blogs Blog Tools Allie Marie
Medicinesia Pasien tetanusdpt ditandai dgn kejangumum yg mudah distimulusrangsang seperti suara.#tetanus55 day s ago · reply · retweet ·fav orite
Medicinesia Selama kejang,pasien tetanus masihmemiliki reseptor nyeri ygintak dan merasakan nyeriyg berat. #tetanus55 day s ago · reply · retweet ·fav orite
Medicinesia Hati hati resikofraktur dan ruptur tendonpd penderita tetanus ygsedang kejang. #tetanus55 day s ago · reply · retweet ·fav orite
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 3/12
justru akan menyebabkan nafsu makan berturun pesat hingga bisa
terjadi malnutrisi, namun pada peminum sedang, akan menaikkan
berat badan karena alkohol dianggap sebagai justru menambah
jumlah kalori yang masuk. Pemanis buatan atau pengganti lemak
tidak terbukti memiliki makna besar dalam menurunkan berat
badan.
Suplemen vitamin dan mineral yang disesuaikan usia sangat
dianjurkan untuk dikonsumsi dalam program penurunan berat badan.
Pada wanita dibutuhkan kurang dari 1200 kcal dan 1800 kcal pada
pria.
Diet Formula atau Makanan Pengganti
Makanan pengganti ini merupakan makanan atau minuman siap saji
yang digunakan sebagai pengganti makanan lainnya yang berkalori
tinggi. Umumnya, terkandung di dalamnya 5 g serat, 10-14 g
protein, dan sejumlah karbohidrat, 10 g lemak dan 25% – 30% RDfu
vitamin dan mineral.
Dengan mengganti makanan utaman atau ringan 2 kali sehati dapat
membantu mengurangi berat badan atau menjaga berat badan
secara signifikan.
Pembatasan Energi Secara Berlebih dan Puasa
Yang dimaksud dengan pembatasan energi masukan secara berlebih
apabila jumlahnya kurang dari 800 kcal per hari atau puasa dibawah
200kcal per hari. Puasa memang bisa menjadi salah satu pilihan
terapi namun terkadang dapat menyebabkan gangguan neurologis,
hormonal, dan efek samping lainnya. Lebih dari 50% jumlah berat
badan yang akan berkurang adalah cairan tubuh yang dapat
menyebabkan hipotensi. Dapat pula terjadi akumulasi asam urat
atau memunculkan batu empedu. Selain itu puasa ekstrim ini dapat
berujung pada anoreksia.
Diet Kalori Sangat Rendah
Yang dimaksut diet kalori sangat rendah adalah apabila masukan
kalori hariannya berkisar antara 200-800 kcal. Umumnya diet ini
rendah kalori namun tinggi protein (0.8-1.5 g/kg IBW per hari). Diet
ini termasuk konsumsi vitamin, mineral, elektrolit, asam lemak.
Lama yang dianjurkan untuk diit ini adalah 12-16 minggu. Karena
efek samping yang mungkin ditimbulkan maka diet ini dianjurkan
untuk pasien dengan BMI diatas 30. Efek sampingnya antara lain,
tidak tahan dingin, pusing, gugup, euforia, konstipasi atau diare,
kulit kering, rambut menipis dan kemerahan, anemia, menstruasi
yang reguler.
Modifikasi Gaya Hidup2
Modifikasi tingkah laku telah menjadi hal yang penting dalam
intervensi obesitas. Hal ini terfokus pada membentuk ulang
lingkungan pasien untuk mengurangi tingkah laku atau kebiasaan
yang berkontribusi terhadap obesitas. Sebagai tambahan pada
nutrisi dan aktivitas fisik, komponen kunci dari program modifikasi
tingkah laku meliputi self-monitoring, penetapan tujuan, kontrol
stimulus, penyelesaian masalah, restrukturisasi kognitif, dan
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 4/12
pencegahan kekambuhan.
Self-monitoring dengan rekaman data dan waktu setiap harinya
mengenai asupan makanan, disertai pula dengan pemikiran dan
perasaan, membantu mengidentifikasikan aturan fisik dan emosi
yang terjadi saat makan. Aktivitas fisik biasanya dicatat dalam
menit atau kalori yang dihabiskan. Hal ini juga menyediakan
feedback dalam kemajuan dan menempatkan tanggung jawab untuk
berubah pada pasien.
Kebanyakan program tingkah laku mencoba untuk mencapai 0,5 – 1
kg penurunan berat per minggu dengan target kalori, gram lemak,
dan aktivitas fisik, yang dibahas saat fase penetapan tujuan. Kontrol
stimulus mencakup modifikasi dari (1) rantai kejadian yang
mendahului makan, (2) jenis makanan yang dikonsumsi saat makan,
dan (3) konsekuensi dari makan. Pasien diajari untuk memperlambat
laju makan dan menjadi lebih sadar akan rasa kenyang dan
mengurangi asupan makanan. Strategi seperti menaruh alat makan
di antara kunyahan merupakan salah satu cara untuk memperlambat
proses makan. Penyelesaian masalah adalah proses untuk
mendefinisikan masalah makan atau masalah berat, menciptakan
solusi yang mungkin, mengevaluasi solusi, memilih yang terbaik,
melakukan tingkah laku yang baru, mengevaluasi hasilnya, dan
mereevaluasi solusi alternatif jika solusi sebelumnya tidak berhasil.
Restrukturisasi kognitif mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi,
menantang, dan menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang sering
menurunkan usaha mereka dalam pemeliharaan berat badan.
Program yang komprehensif dari modifikasi gaya hidup menghasilkan
penurunan berat badan kira-kira 10% dari berat badan awal dalam
16-26 minggu.
Pola Latihan2
Kegemukan adalah hasil dari ketidakseimbangan antara asupan
energi dan pengeluaran energi. DEngan meningkatkan proporsi LBM
dalam lemak, olahraga membantu menyeimbangkan kehilangan LBM
dan pengurangan RMR yang pasti akan terjadi walaupun pada
program penurunan berat badan yang baik. Efek positif yang lain dari
olahraga antara lain memperkuat sistem kardiovaskular,
meningkatkan sensitifitas pada insulin, dan mengeluarkan energi
tambahan, yaitu kalori.
Aktivitas fisik adalah komponen yang paling beragam dari
pengeluaran energi atau energi expenditur. Peningkatan pengeluaran
energi melalui olahraga atau aktivitas fisik lain merupakan
komponen penting untuk meningkatkan penurunan berat badan dan
pencegahan berat kembali naik. Tingkatan latihan atau olahraga
yang adekuat untuk menimbulkan efek adalah 60-90 menit perhari
(rekomendasi USDA).
Orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih / overweight dan
obese harus diberikan konseling agar secara bertahap meningkatkan
aktivitas fisik dan olahraga orang tersebut. Apabila seorang
overweight atau obese tidak dapat mencapai tingkatan tertentu pada
aktivitas fisik tersebut maka minimal perhari setidaknya selama
30menit melakukan aktivitas yang bersifat moderate activity. Oleh
karena itu diperlukan intervensi yang menargetkan tingkatan
aktivitas fisik tersebut untuk meningkatkan kesehatan dan
mengkontrol berat badan secara jangka panjang.
Kombinasi dari latihan aerobik dan ketahanan lebih dianjurkan.
Latihan ketahanan dapat meningkatkan LBM, kemampuan untuk
meningkatkan asupan energi dan meningkatkan kepadatan tulang,
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 5/12
yang terutama penting bagi wanita. Latihan aerobik penting untuk
kesehatan sistem kardiovaskular, serta untuk pengeluaran energi
sehingga cadangan lemak di tubuh akan digunakan. Selain manfaat
fisiologis dari latihan tersebut adalah menghilangkan kebosanan,
meningkatkan kemampuan kontrol, dan meningkatkan rasa
kesejahteraan.
RMR ini ditingkatkan dengan latihan aerobik. RMR akan kembali ke
tingkat istirahat dalam waktu satu jam atau lebih setelah olahraga,
kecuali pada latihan memiliki intensitas tinggi. Pengeluaran energi
selama periode ini menggambarkan penggunaan glikogen otot, yang
merupakan efek dari perubahan hormonal dan peningkatan
metabolisme cadangan energi dalam tubuh.
Berlawanan dengan kepercayaan masa kini, spot reduction
(mengurangi lemak pada suatu daerah tubuh tertentu) tidak mungkin
dengan olahraga. Hal tersebut dikarenakan lemak terbakar pada
konsentrasi yang besar pada jaringan adiposa. Kesalahpahaman lain
adalah bahwa olahraga disebut counterproductive karena
meningkatkan keinginan untuk makan. Padahal sebenarnya
konsistensi adalah kunci untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan
keuntungan dari olahraga untuk mangatur berat badan. Dahulu,
olahraga yang direkomendasikan harus dilakukan selama 20 sampai
60 menit latihan ketahanan dengan intensitas sedang sampai tinggi
yang dilakukan tiga atau lebih kali seminggu. Namun sekarang,
tampak bahwa sebagian besar manfaat kesehatan dapat diperoleh
dengan aktivitas fisik yang moderat intensitas (cukup untuk
mengeluarkan 200 kkal setiap hari). Cara terbaik adalah untuk
memelihara kesehatan kardiovaskular secara maksimum, terlepas
dari berat badan, dapat dilakukan latihan intensitas tinggi selama 20
sampai 30 menit 4 sampai 7 hari per minggu.
Terapi Farmakologi Obesitas
Obat anti obesitas umumnya anoreksan atau penekan nafsu makan
golongan simpatomimetik dan pemberiannya sementara. Obat ini
dapat menimbulkan toleransi dan lama-lama efek obat ini akan
berkurang. Umumnya obat-obat ini merangsang SSP sehingga akan
menyebabkan adiksi. Obat ini sering bekerja dengan meningkatkan
neurotransmitter anoreksigenik seperti NE, serotonin, dan dopamin.
Obat Antiobesitas3
Obat antiobesitas dapat dibagi menjadi golongan-golongan berikut:
Golongan nonadrenergik: amfetamin (tidak diizinkan),
fentermin (meningkatkan pelepasan NE saja), dietilpropion, dan
mazindol.
Golongan serotonergik: fenfluramin (meningkatkan pelepasan
serotonin dan menginhibisi reuptake-nya) dan fluoksetin.
Campuran noradrenergik dan serotonergik: sibutramin
(menginhibisi reuptake serotonin dan NE).
Gastrointestinal lipase inhibitor: orlistat (menginhibisi lipase
lambung dan pankreas).
Obat-obat antiobesitas yang dapat digunakan dan disetujui oleh FDA
hanyalah yang memenuhi DEA schedule III dan IV. DEA schedule ialah
penggolongan obat berdasarkan potensinya untuk menimbulkan
ketergantungan. Semakin rendah nilainya maka semakin bahaya
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 6/12
untuk disalahgunakan.
Orlistat adalah yang paling aman digunakan karena tidak bekerja
pada SSP, sedangkan sibutramin, dietilpropion, dan fentermin
termasuk golongan IV yang berarti kemungkinan penyalahgunaannya
lebih rendah. Sibutramin dapat digunakan untuk jangka panjang
(lebih dari 6 bulan) karena kecenderungan penyalahgunaannya lebih
kecil dan efek kerjanya akan hilang setelah 1 tahun.
Berikut ini merupakan obat-obat antiobesitas yang dapat digunakan
dan disetujui oleh FDA:
Nama Generik Nama
Dagang
DEA
Schedule
Lama
Penggunaan
Disetujui
Orlistat Xenical Tidak ada Jangka
panjang
1999
Sibutramin Meridia IV Jangka
panjang
1997
Dietilpropion Tenuate IV Jangka
pendek
1973
Fentermin Adipex,
Ionamin
IV Jangka
pendek
1973
Fendimetrazin Bontril,
Prelu-2
III Jangka
pendek
1961
Benzfetamin DIldrex III Jangka
pendek
1960
Sedangkan di bawah ini adalah merk dagang dari masing-masing
obat antiobesitas yang beredar di Indonesia, antara lain:
Sibutramin: ReductilR, RedufastR
Orlistat: XenicalR
Dietilpropion: ApisateR
Fenfluramin: PonderalR
Mazindol: TeronacR
Fentermin: MiraprontR
Fenilpropanolamin yang digunakan oleh wanita obesitas dalam dosis
besar (lebih dari 75 mg sehari), ternyata menyebabkan peningkatan
kejadian stroke. Karena itu, indikasi obat ini untuk obesitas telah
ditarik, dan hanya boleh digunakan dalam dosis maksimal 75 mg
sehari sebagai dekongestan.
Fenfluramin sebagai obat antiobesitas telah ditarik dari peredaran
karena diperkirakan menyebabkan hipertensi pulmonal dan
kerusakan katup jantung.
Obat antiobesitas yang diizinkan untuk digunakan di Indonesia ialah
campuran golongan noradrenergik dan golongan serotonergik, yaitu
sibutramin; dan golongan gastrointestinal lipase inhibitor, yaitu
orlistat.
Sibutramin4
Pada tahun 1997, FDA mengizinkan dipasarkannya merk obat Meridia
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 7/12
yang mengandung sibutramin di dalamnya. Obat yang memiliki
rumus molekul C17H29Cl2NO ini bekerja dengan cara menghambat
reuptake norepinefrin, serotonin, dan dopamin di sistem saraf
pusat; dengan inhibisi yang terjadi pada reuptake norepinefrin dan
serotonin 3 kali lebih besar dibandingkan pada dopamin. Dua molekul
metabolit aktif sibutramin (M1 dan M2) juga merupakan inhibitor
reuptake norepinefrin dan serotonin.
Sibutramin menghambat norepinefrin yang akan menimbulkan rasa
kenyang dan menekan nafsu makan dan mengurangi asupan kalori
oleh karena efek anoreksan yang dikandung oleh obat ini. Selain itu,
sibutramin juga meningkatkan pengeluaran energi dan mengurangi
kecepatan metabolisme yang turun terkait penurunan berat badan.
Sibutramin cocok jika diberikan kepada pasien yang memiliki nafsu
makan yang sulit dikendalikan, suka mengemil, sering makan di
malam hari, memerlukan penurunan berat badan dalam waktu
singkat untuk alasan medis, memiliki kadar HDL rendah, atau tidak
memiliki kontraindikasi terhadap penggunaan sibutramin (terutama
kelainan jantung atau tekanan darah tinggi).
Farmakokinetik
Obat ini diabsorpsi secara cepat dengan pemakaian secara oral.
Waktu yang diperlukan sibutramin untuk mencapai kadar puncaknya
ialah 1 hingga 2 jam. Metabolisme lintas pertama terjadi di hati,
terutama oleh CYP3A4. Obat ini diekskresi terutama melalui urin.
Makanan dapat mengurangi kadar puncak M1 (27%) dan M2 (32%)
dalam darah, dan waktu untuk mencapai kadar puncak memanjang
menjadi 3 jam.
Indikasi
Obat yang digunakan pasien obesitas untuk mengurangi berat badan
ini dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan terkait obesitas,
dengan catatan hipertensi harus terkontrol. Sibutramin dianjurkan
untuk penderita obesitas dengan IMT lebih dari sama dengan 30
kg/m2, atau dengan IMT 27 dan disertai faktor risiko lain seperti
diabetes, hipertensi, arthritis, sleep apneu, dan dislipidemia.
Puncak penurunan berat badan terjadi setelah sekitar 6 bulan
pemakaian dan berat badan dapat dipertahankan untuk sekurangnya
1 tahun. Sibutramin dikenal efektif untuk mempertahankan
penurunan berat badan. Karena efek sibutramin berakhir minimal 1
tahun, maka sibutramin dianjurkan untuk pengobatan obesitas
jangka panjang.
Dosis
Dosis awal sebesar 10 mg diberikan 1 kali/ hari dengan atau tanpa
makan. Bila penurunan berat badan tidak signifikan, maka dosis
dapat ditingkatkan setelah 4 minggu pemakaian menjadi total 15 mg
1 kali/hari. Tekanan darah dan frekuensi jantung pasien perlu
dipertimbangkan saat titrasi dosis. Tidak dianjurkan pemakaian
dengan dosis di atas 15 mg. Pada kebanyakan uji klinis, pemberian
obat dilakukan pada pagi hari.
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 8/12
Efek samping
Efek samping dari sibutramin antara lain: mulut kering, anoreksia,
sakit kepala, konstipasi, insomnia, peningkatan tekanan darah dan
detak jantung, dan aritmia (memerlukan pengawasan lebih lanjut).
Penderita dengan sejarah drug abuse perlu lebih diperhatikan untuk
tanda-tanda gangguan tertentu.
Kontraindikasi
Kontraindikasi dari sibutramin antara lain: hipertensi tidak
terkontrol; penderita dengan sejarah infark miokard, angina, gagal
jantung, aritmia jantung, stroke atau serangan iskemik selintas
(Transient Ischaemic Attack), atau penyakit arteri perifer.
Interaksi Obat
Sibutramin akan berinteraksi jika diberikan bersama dengan obat
simpatomimetik, contohnya dekongestan nasal. Jika diberikan
bersama dengan obat serotonergik, contohnya antidepresi golongan
Selective Serotonin Reuptake inhibitors (SSRI), misalnya fluoksetin
atau sertalin, dapat mengakibatkan serotonin syndrome yang
mungkin fatal, sehingga hal tersebut juga merupakan kontraindikasi.
Orlistat1
Orlistat merupakan suatu derivat sintetik lipstatin (suatu inhibitor
lipase) yang dihasilkan oleh Streptomyces toxytricini. Lipase
gastrointestinal (pankreas dan lambung) penting untuk absorpsi
trigliserida rantai panjang dan memfasilitasi pengosongan lambung.
Orlistat bekerja selektif dalam menghambat lipase gastrointestinal
dengan cara menghambat pembentukan asam lemak bebas dari
trigliserida makanan, sehingga absorpsi lemak makanan menurun
dan berat badan dapat berkurang. Obat ini sangat sedikit diabsorpsi
dan digunakan dengan makanan yang mengandung lemak agar
menunjukkan hasil yang diinginkan.
Penurunan berat badan yang terjadi pada pasien yang mengonsumsi
orlistat mungkin disebabkan karena individu tersebut mengurangi
asupan lemak mereka untuk menghindari efek gastrointestinal parah
seperti steatorrhea. Suplemen vitamin (terutama vitamin D) dapat
diberikan jika terjadi kekurangan vitamin larut lemak. Orlistat tidak
dapat diberikan lebih lama dari 2 tahun karena kurangnya
pengalaman dalam kurun waktu tersebut.
Orlistat cocok jika diberikan pada pasien yang telah mengalami
penurunan berat badan setidak 2,5 kg akibat penggunaan obat,
memerlukan terapi jangka panjang, yang pada terapi dietnya
memerlukan asupan lemak tinggi, memiliki kadar LDL yang tinggi,
memiliki gangguan toleransi glukosa, telah berulang kali kehilangan
berat badan belakangan ini dan dengan cepat mengembalikannya,
atau memiliki kemampuan untuk menjalani diet rendah lemak dalam
waktu yang lama.
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 9/12
Dosis
Pemberian orlistat dengan dosis 120 mg yang diberikan segera
sebelum, saat, dan hingga 1 jam setelah setiap makan besar
(maksimal 360 mg/hari). Pemberian dosis tersebut memberikan
hasil yaitu lemak dapat berkurang sampai 30%. Maksimal terapi
pengobatan 2 tahun. Tidak direkomendasikan bagi anak-anak.
Efek samping
Efek samping dari orlistat antara lain: feses lunak, nyeri abdomen,
flatus, fecal urgency atau incontinence yang paling sering terjadi
selama 1-2 bulan pertama dengan derajat ringan sampai sedang dan
cenderung membaik seiring berlanjutnya penggunaan.
Kontraindikasi
Kontraindikasi dari pemberian orlistat antara lain: sindrom
malabsoprsi kronik, kolestasis, kehamilan dan menyusui.
Pengawasan Jangka Panjang4
Pasien yang menjalani terapi obat antiobesitas akan diawasi pula
berat badannya (setiap bulan atau tidak kurang dari sekali dalam 2
bulan), diperhatikan nadi dan tekanan darahnya, risiko terkait
obesitas dan penyakit lainnya (misal: dislipidemia, diabetes tipe 2),
serta kemajuan dari penurunan berat badan dan penyesuaiannya
terhadap dosis obat yang dikonsumsi.
Penyalahgunaan Obat1
Penyalahgunaan obat yang dimaksudkan adalah pemakaian obat
untuk menurunkan berat badan namun sebenarnya obat tersebut
bukan merupakan agen penurut badan. Golongan obat tersebut
antara lain:
Metilselulosa: mengembang dalam perut sehingga membuat
kenyang (tidak boleh digunakan).
Pencahar: dikonsumsi agar makanan yang dimakan tidak
diserap tubuh dan langsung dibuang.
Diuretik: menyebabkan orang yang mengonsumsi menjadi
sering buang air kecil sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.
Penatalaksanaan Obesitas Anak
Menetapkan target penurunan berat badan
Yaitu berdasarkan umur anak: usia 2 – 7 tahun dan diatas 7 tahun,
derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi.
Pada anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 7 tahun,
dianjurkan cukup dengan mempertahankan berat badan, sedang
pada obesitas dengan komplikasi pada anak usia dibawah 7 tahun
dan obesitas pada usia diatas 7 tahun dianjurkan untuk menurunkan
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 10/12
berat badan. Target penurunan berat badan sebesar 2,5 – 5 kg atau
dengan kecepatan 0,5 – 2 kg per bulan.5
Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang
sesuai dengan RDA, hal ini karena anak masih mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Pada obesitas sedang dan tanpa
penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan
pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat
(IMT lebih dari 97 persentile) dan yang disertai penyakit penyerta,
diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie diet).6
Hal yang perlu diperhatikan: 5
Tetap mempertahankan pertumbuhan normal.
Diet dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30%
dengan lemak jenuh kurang dari 10% dan protein 15-20% energi
total serta kolesterol kurang dari 300 mg per hari.
Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia lebih dari 2 tahun
dengan penghitungan dosis menggunakan rumus: (umur dalam
tahun + 5) gram per hari. 5
Pengaturan aktivitas fisik
Peningkatan aktivitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju
metabolisme. Latihan fisik disesuaikan dengan tingkat
perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktivitas
fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan
ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam.
Dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama 20-30 menit per
hari. 5
Mengubah pola hidup/perilaku
Pada anak, diperlukan bantu peran serta orang tua sebagai
komponen intervensi, yaitu:
Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan
dan aktivitas fisik serta mencatat perkembangannya.
Mengontrol rangsangan untuk makan.
Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis
makanan yang dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.
Memberikan penghargaan dan hukuman.
Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori
tinggi yang pada umumnya lezat dan memilih makanan berkalori
rendah. 5
Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.
Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan
sesuai petunjuk ahli gizi. Anggota keluarga, guru dan teman ikut
berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku makan dan
aktivitas yang mendukung program diet. 6
Terapi intensif 5,6
Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang
disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi
konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low
calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.
Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat
badan lebih dari 140% BB Ideal atau IMT lebih dari 97 persentile,
dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per hari dan protein
hewani 1,5 – 2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi
vitamin dan mineral serta minum lebih dari 1,5 L per hari.
Terapi ini hanya diberikan selama 12 hari dengan pengawasan
dokter.
Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: mempengaruhi
asupan energi dengan menekan nafsu makan, contohnya
sibutramin; mempengaruhi penyimpanan energi dengan
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 11/12
menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin,
octreotide dan metformin; meningkatkan penggunaan energi.
Farmakoterapi belum direkomendasikan untuk terapi obesitas
pada anak, karena efek jangka panjang yang masih belum
jelas.
Terapi bedah di indikasikan bila berat badan lebih dari 200% BB
Ideal. Prinsip terapi ini adalah untuk mengurangi asupan
makanan atau memperlambat pengosongan lambung dengan
cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan dengan
cara membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus
halus. Sampai saat ini belum banyak penelitian tentang manfaat
dan bahaya terapi ini pada anak.
Daftar Pustaka
1. Royal College of Physicians of London. Anti-obesity
drugs: guidance on appropriate prescribing and
management. Royal College of Physicians of London,
2003:1-28.
2. Gee M., Mahan K., Escott-Stump S. Weight
Management. Dalam Krause’s Food and Nutrition
Therapy, Editor: Kathleen M., Sylvia E.S. Missouri:
Elsevier, 2008;542-550.
3. National Task Force on the Prevention and Treatment
of Obesity. Long-term pharmacotherapy in the
management of obesity. JAMA 1996;276:1907-15.
4. NHS Centre for Reviews and Dissemination. University
of York. Prevention and treatment of obesity. Eff
Health Care 1997;3:1–12.
5. Syarif, D.R. Childhood Obesity: Evaluation and
Management, Dalam Naskah Lengkap National Obesity
Symposium II, Editor: Adi S., dkk. Surabaya,
2003;123-139.
6. Kiess W., et al. Multidisciplinary Management of
Obesity in Children and Adolescents-Why and How
Should It Be Achieved?. Dalam Obesity in Childhood
and Adolescence, Editor: Kiess W., Marcus C.,
Wabitsch M. Basel: Karger AG, 2004;194-206.
Artikel Terkait:
Obesitas (Kegemukan) Obesitas menurut WHO adalah kondisi
penumpukan lemak di jaringan adiposa ...
Gizi Ibu Hamil dan Menyusui disusun oleh Rahmanu Reztaputra
Pada ibu yang hamil terdapat perubahan fungsi ...
Diabetes Mellitus Diabetes mellitus atau yang juga sering
disebut sebagai penyakit gula ...
Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu Keseimbangan
Energi Energi dibutuhkan oleh setiap sel dalam tubuh untuk
mempertahankan ...
Keadaan Puasa Satu jam setelah makan, kadar glukosa dalam
darah akan mulai ...
Share this nice post:
Like 17 people like this. Be the f irst of your friends.
: Gastrointestinal, Metabolik Endokrin, Obat
: diet, gaya hidup, Obat, obesitas
2/25/13 Penatalaksanaan Obesitas « Medicinesia
www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/ 12/12
Medicinesia Bombax Theme designed by itx
RSS feed for this post (comments) · TrackBack URI
Setuju
M Subscribe by email S RSS
Urutan tampil popularitas1 komentar
URL Lacakbalik http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/trackback/
Previous Post
« Aspek Anatomi dan Histologi Kelenjar Endokrin
Next Post
Aspek Fisiologi Kelenjar Tiroid »
2 people liked this.
LoginTambahkan Komentar Baru
Tulis komentar Anda di sini.
Update informasi:
Sibutramin sudah tidak lagi digunakan sebagai obat untuk
mengatasi obesitas pada tahun 2010 karena efek samping
yang ditimbulkan dianggap terlalu berbahaya. *Sibutramin
bekerja pada sistem saraf pusat.
Medicinesia
Setuju Jawab1 tahun yang lalu