21
1 KEGEMUKAN SEBAGAI SALAH SATU PENGHAMBAT AKTIVITAS JASMANI BAGI ANAK Oleh: Fathan Nurcahyo Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga (POR) Fakultas llmu Keolahragaan (FIK), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Abstrak Kegemukan (obesitas) adalah suatu keadaan di mana berat badan seseorang berada di atas 120 % dari berat badan relatif (BBR) atau berada di atas 27 dari indeks masa tubuh (IMT). Anak yang mengalami kegemukan cenderung malas bergerak dan beraktivitas jasmani (manja) sehingga akan berakibat pada pengalaman dan keterampilan motoriknya serta kebugaran jasmaninya menjadi terbatas, kurang baik dan kurang berkembang. Menurut pendapat dari Mutohir dan Gusril (2004: 26-28), gerak dasar utama merupakan pola gerak yang inherent yang membentuk dasar untuk gerak-gerak terampil yang kompleks dan khas. Gerak dasar inherent tersebut mencakup tiga hal yaitu: 1) Keterampilan gerak dasar lokomotor yaitu perilaku gerak yang mengubah atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain, contohnya seperti: merayap, merangkak, meluncur, berjalan, berlari, melompat, meloncat, berguling, dan memanjat. 2) Keterampilan gerak dasar nonlokomotor yaitu perilaku gerak yang melibatkan anggota badan atau bagian togok di dalam gerak yang mengitari sendi atau poros tetapi posisi badan tetap berada satu tempat dan melakukan pola gerak yang dinamis, contohnya seperti: menarik, mendorong, mengayun, menghentikan, mengulur, menekuk, meliuk, dan memutar. 3) Keterampilan gerak dasar manipulatif yaitu perilaku gerak yang digambarkan dan mengkombinasikan gerak-gerak dari tangan, mata (visual), dan kaki, serta kadang-kadang dengan modalitas sentuhan (tactile modality) yang dilakukan secara terkoordinir, contohnya seperti: menendang, menangkap, mengeblok, memukul, dan menggenggam. Apabila seorang anak mengalami kegemukan maka anak akan cenderung malas bergerak sehingga berakibat pada tingkat penguasaan keterampilan gerak dasarnya akan menjadi terhambat dan juga tingkat kebugaran jasmaninya akan relatif kurang baik. Untuk mencegah terjadinya kegemukan maka sangat disarankan untuk melakukan olahraga secara teratur, mengatur menu dan porsi makan, minum dan makan yang berserat untuk melancarkan pencernaan, apabila sudah terjadi kelebihan berat badan atau mungkin kegemukan maka disarankan untuk melakukan diet (mengurangi porsi makan). Kata Kunci: kegemukan, aktivitas jasmani Anak

Obesitas 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

l

Citation preview

Page 1: Obesitas 4

1

KEGEMUKAN SEBAGAI SALAH SATU PENGHAMBAT AKTIVITASJASMANI BAGI ANAK

Oleh: Fathan NurcahyoDosen Jurusan Pendidikan Olahraga (POR) Fakultas llmu Keolahragaan (FIK),Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Abstrak

Kegemukan (obesitas) adalah suatu keadaan di mana beratbadan seseorang berada di atas 120 % dari berat badan relatif(BBR) atau berada di atas 27 dari indeks masa tubuh (IMT).

Anak yang mengalami kegemukan cenderung malasbergerak dan beraktivitas jasmani (manja) sehingga akan berakibatpada pengalaman dan keterampilan motoriknya serta kebugaranjasmaninya menjadi terbatas, kurang baik dan kurang berkembang.Menurut pendapat dari Mutohir dan Gusril (2004: 26-28), gerakdasar utama merupakan pola gerak yang inherent yang membentukdasar untuk gerak-gerak terampil yang kompleks dan khas. Gerakdasar inherent tersebut mencakup tiga hal yaitu: 1) Keterampilangerak dasar lokomotor yaitu perilaku gerak yang mengubah atauberpindah dari satu tempat ke tempat lain, contohnya seperti:merayap, merangkak, meluncur, berjalan, berlari, melompat,meloncat, berguling, dan memanjat. 2) Keterampilan gerak dasarnonlokomotor yaitu perilaku gerak yang melibatkan anggota badanatau bagian togok di dalam gerak yang mengitari sendi atau porostetapi posisi badan tetap berada satu tempat dan melakukan polagerak yang dinamis, contohnya seperti: menarik, mendorong,mengayun, menghentikan, mengulur, menekuk, meliuk, danmemutar. 3) Keterampilan gerak dasar manipulatif yaitu perilakugerak yang digambarkan dan mengkombinasikan gerak-gerak daritangan, mata (visual), dan kaki, serta kadang-kadang denganmodalitas sentuhan (tactile modality) yang dilakukan secaraterkoordinir, contohnya seperti: menendang, menangkap,mengeblok, memukul, dan menggenggam.

Apabila seorang anak mengalami kegemukan maka anakakan cenderung malas bergerak sehingga berakibat pada tingkatpenguasaan keterampilan gerak dasarnya akan menjadi terhambatdan juga tingkat kebugaran jasmaninya akan relatif kurang baik.Untuk mencegah terjadinya kegemukan maka sangat disarankanuntuk melakukan olahraga secara teratur, mengatur menu danporsi makan, minum dan makan yang berserat untuk melancarkanpencernaan, apabila sudah terjadi kelebihan berat badan ataumungkin kegemukan maka disarankan untuk melakukan diet(mengurangi porsi makan).

Kata Kunci: kegemukan, aktivitas jasmani Anak

Page 2: Obesitas 4

2

Di dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada

pemenuhan kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok tersebut yang paling

utama adalah makanan dan minuman. Pemilihan menu dan pola makan

kadang kurang di perhatikan, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga

akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tubuh seseorang.

Pada era globalisasi ini, tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan

dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi banyak sekali berpengaruh

terhadap diri dan lingkungan di sekitar. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi diberbagai bidang memberikan dampak yang positif dan negatif

bagi seseorang. Salah satu contoh dampak negatif dari kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi adalah banyaknya aktivitas manusia yang

digantikan peranannya oleh sebuah mesin atau robot yang berakibat pada

menurunnya mobilitas gerak manusia dan tingkat kebugaran jasmani

seseorang. Selain itu juga banyaknya makanan atau minuman cepat saji

yang dilengkapi dengan bahan pengawet atau pemanis buatan juga

berakibat kurang baik bagi kesehatan tubuh manusia.

Kompleksnya tingkat kepentingan dan kebutuhan manusia yang

tidak terbatas saat ini memaksa bagi setiap orang untuk selalu bekerja

tanpa henti, sehingga kurang memperhatikan waktu istirahat, aktifitas

jasmani dan rekreasi serta menu dan pola makan yang sehat dan higienis,

terlebih kebanyakan orang tua atau keluarga karier. Banyak keluarga

karier kurang memperhatikan kesehatan dan kebugaran anak-anaknya,

Page 3: Obesitas 4

3

karena kebanyakan dari orangtua atau keluarga tersebut hanya berpikir

bagaimana cara mencari, menimbun harta kekayaan dan memenuhi

segala kebutuhannya. Orangtua atau keluarga karier kebanyakan hanya

berpikir bahwa apabila anak-anaknya banyak atau lahap makan dan

terpenuhi gizinya sehingga terlihat gemuk yang berarti bahwa tubuhnya

sehat dan kuat. Orangtua atau keluarga karier kebanyakan tidak berpikir

bahwa selain adanya faktor keturunan (genetika), penumpukan gizi dan

energi di dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama juga dapat

menyebabkan terjadinya kegemukan atau obesitas apabila tidak diimbangi

dengan aktivitas jasmani atau rekreasi. Sesungguhnya tubuh yang gemuk

kurang baik bagi kesehatan, baik bagi orang dewasa maupun bagi anak-

anak, karena pada tubuh yang gemuk biasanya mudah terserang penyakit

(mudah sakit dan tidak bugar).

Anak-anak yang memiliki berat tubuh yang berlebihan atau

mengalami kegemukan (obesitas) biasanya sering diejek atau dicemooh

oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menjadi anak yang pemalu,

cenderung manja dan malas-malasan. Anak yang mengalami obesitas

biasanya memiliki kebiasaan ngemil yang tinggi (makan-makanan ringan),

banyak menyendiri, banyak berdiam diri di kamar/di rumah, mudah dan

lebih banyak tidur, sehingga kurang atau bahkan tidak suka beraktivitas

jasmani dan berolahraga (fisik). Anak yang mengalami obesitas biasanya

di rumah lebih menyukai permainan game fantasi (play station). Dengan

jarang bergerak atau beraktifitas jasmani maka anak akan kurang bugar,

Page 4: Obesitas 4

4

pengalaman dan tingkat ketrampilan geraknya juga kurang, baik gerak

lokomotor, nonlokomotor, maupun manipulatif. Anak yang mengalami

obesitas selain ketrampilan geraknya akan cenderung kaku, tidak lincah,

dan juga mudah terserang penyakit karena daya tahan fisiknya juga

kurang baik, tetapi biasanya juga memiliki kelebihan pada keseimbangan

tubuh yang relatif baik. Sebagai akibat lebih lanjut dari keadaan tersebut

dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan motorik anak

menjadi tidak stabil atau terganggu.

Berat badan merupakan ekspresi atau deskripsi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau merupakan indikator

dari baik buruknya penyediaan atau pemenuhan dari zat gizi yang diserap

oleh tubuh. Pola dan menu makan yang tidak teratur tanpa memikirkan

seberapa besar kalori dan zat gizi yang diperlukan leh tubuh akan dapat

berdampak pada anak yaitu kekurangan gizi sehingga tubuhnya akan

kurus, lebah, daya tahan atau kebugaran jasmaninya berangsur-angsur

akan turun (rendah). Demikian juga sebaliknya apabila anak mengalami

kelebihan gizi maka berat tubuhnya akan meningkat yang kemudian

menjadi gemuk (obesitas) sehingga akan mengurangi atau membatasi

kemampuan dan ketrampilan gerak anggota tubuhnya.

Berat badan sering digunakan sebagai cara untuk mengevaluasi

keseimbangan antara asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh

dengan energi yang digunakan atau dikeluarkan untuk beraktivitas. Porsi

makan yang banyak dan peningkatan gizi secara global dan semakin

Page 5: Obesitas 4

5

jarang beraktivitas dapat menyebabkan tubuh manusia akan menjadi

semakin cepat gemuk (obesitas).

KEGEMUKAN (OBESITAS)Obesitas adalah suatu keadaan yang melebihi dari berat badan

relatif (ideal) seseorang, sebagai akibat penumpukan zat gizi terutama

karbohidrat, protein dan lemak. Kondisi tersebut disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan kebutuhan energi, yaitu

konsumsi makanan (yang terlalu banyak) dibandingkan dengan kebutuhan

atau pemakaian energi (yang lebih sedikit), (Budiyanto, 2002: 7). Menurut

pendapat Budiyanto (2002: 10), Untuk menentukan obesitas diperlukan

kriteria yang berdasarkan pengukuran antropometri dan atau pemeriksaan

laboratorik, pada umumnya digunakan:

1. Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar

dan disebut obesitas bilamana BB > 120 % BB standar.

2. Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB).

Dikatakan obesitas bila BB/TB > persentile ke 95 atau > 120 %

atau Z-score = + 2 SD.

3. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness

(tebal lipatan kulit/TLK).

4. Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil ke 85.

5. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri,

hidrometri dsb. yang tidak digunakan pada anak karena sulit dan

Page 6: Obesitas 4

6

tidak praktis. DXA adalah metode yang paling akurat, tetapi tidak

praktis untuk di lapangan.

6. Indeks Massa Tubuh (IMT) > 27,0/kg/m2.

Lebih lanjut menurut pendapat yang dikemukakan oleh Akhmadi

(2010: 1-2), berat badan (BB) yang ideal bagi seseorang dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Berat Badan Relatif (BBR)

Berat Badan (kg) X 100 % = %Tinggi Badan (cm) – 100

Nilai Standar:a. < 90 % = Underweightb. 90 – 100 % = Berat Normalc. > 110 % = Overweightd. > 120 % = Obesitas/Gemuk

2. Indeks Masa Tubuh (IMT)

Berat Badan (kg) =Tinggi Badan X Berat Badan (m2)

Nilai Standar:a. < 18,5 = maka dapat dikatakan IMT Kurangb. 18,5 – 25 = maka dapat dikatakan IMT Normalc. 25 – 27 = maka dapat dikatakan IMT Lebihd. > 27 = maka dapat dikatakan sebagai Obesitas atau

Kegemukan

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa,

kegemukan (obesitas) adalah suatu keadaan di mana berat badan

seseorang berada di atas 120 % dari berat badan relatif (BBR) atau

berada di atas 27 dari indeks masa tubuh (IMT).

Page 7: Obesitas 4

7

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEGEMUKAN (OBESITAS)

Penyebab terjadinya obesitas belum diketahui secara pasti.

Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial yang diduga bahwa

sebagian besar obesitas disebabkan karena interaksi antara faktor genetik

dan faktor lingkungan. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain meliputi:

aktivitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional, yaitu perilaku makan

dan pemberian makanan padat yang terlalu dini diberikan pada bayi.

1. Faktor Genetik

Apabila kedua orang tua obesitas, 80 % anaknya akan menjadi

obesitas. Apabila salah satu orang tuanya obesitas, kejadian obesitas

menjadi 40 % dan bila kedua orang tua tidak obesitas, maka

prevalensinya menjadi 14 %. Kegemukan dapat diturunkan dari

generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya di dalam sebuah

keluarga. Itulah sebabnya seringkali dijumpai orangtua yang gemuk

cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula. Dalam hal ini

nampaknya faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah

unsur sel lemak dalam tubuh seseorang. Hal ini dimungkinkan karena

pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang

berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan

diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Tidaklah

mengherankan apabila bayi yang dilahirkannya pun memiliki unsur

lemak tubuh yang relatif sama besar.

Page 8: Obesitas 4

8

Selain itu pengaruh keturunan (genetik) juga dapat berdampak

pada komposisi/bentuk tubuh. Menurut pendapat Erminawati (2009: 8),

manusia memiliki tiga bentuk tipe tubuh yaitu:

a. Mesomorp (atletis), yaitu tipe tubuh yang memiliki ciri-ciri:tubuh tinggi, bahu yang lebar, pinggang yang relative kecil,bentuk kepala yang persegi, dan perkembangan otot yanglebih besar.

b. Ektomorp (tubuh kurus dan tinggi), yaitu tipe tubuh yangmemiliki ciri-ciri: tubuhnya tinggi, badan kurus, cepat merasakedinginan, permukaan kulit yang relatif luas dibandingkandengan volume tubuhnya.

c. Endomorph (tubuh bulat dan pendek), yaitu tipe tubuh yangmemiliki ciri-ciri: bentuk tubuhnya bulat dan gemuk, volumebatang tubuhnya relative lebih besar, mempunyai ususkurang lebih 60 cm, dua kali lebih panjang daripadaumumnya.

2. Faktor Lingkungan

a. Aktivitas Fisik

Penelitian di negara maju menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara aktivitas fisik yang rendah dengan kejadian

obesitas. Individu dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai

risiko peningkatan berat badan lebih besar dari pada orag yang

aktif berolahraga secara teratur. Kurangnya aktivitas fisik

kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari

meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah-tengah

masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif

memerlukan lebih sedikit energi. Seseorang yang cenderung

mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan

aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.

Page 9: Obesitas 4

9

b. Faktor Nutrisional dan Gizi

Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan di

mana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi

oleh berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan lemak anak

dipengaruhi oleh: waktu pertama kali mendapat makanan padat,

asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak serta kebiasaan

mengkonsumsi makanan yang mengandung energi tinggi.

Mengkonsumsi minuman ringan (soft drink) terbukti

memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan

cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang

nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-anak sangat

menggemari minuman ini. Selain itu mengkomsumsi makanan

cepat saji, daging dan makanan berlemak akan meningkatkan

risiko terjadinya obesitas menjadi lebih besar. Keadaan ini

disebabkan karena makanan berlemak mempunyai energy

density lebih besar dan lebih tidak mengenyangkan serta

mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan

makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat.

Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat sehingga

akan meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi

konsumsi yang berlebihan. Apabila cadangan lemak tubuh

rendah dan asupan karbohidrat berlebihan, maka kelebihan

energi dari karbohidrat sekitar 60-80 % disimpan dalam bentuk

Page 10: Obesitas 4

10

lemak tubuh. Lemak mempunyai kapasitas penyimpanan yang

tidak terbatas.

3. Faktor Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup,

pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi

pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam

beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa telah terlihat adanya

perubahan gaya hidup yang menjurus pada penurunan aktivitas

fisik, seperti: berangkat kerja atau ke sekolah dengan naik

kendaraan dan kurangnya aktifitas bermain/berolahraga dan

berekreasi dengan teman serta lingkungan rumah atau yang tidak

memungkinkan anak-anak bermain di luar rumah, menyebabkan

anak lebih senang bermain komputer/games, play station, nonton

TV atau video dibanding melakukan aktifitas fisik atau olahraga.

Selain itu juga meningkatnya jumlah pendapatan dan perubahan

status sosial ekonomi serta gaya hidup modern serta ketersediaan

dan harga dari makanan junk food (makanan cepat saji) yang

mudah di dapat dan terjangkau harganya akan berisiko

menimbulkan terjadinya obesitas menjadi lebih tinggi.

DAMPAK TERJADINYA KEGEMUKAN (OBESITAS)

Menurut Budiyanto (2002: 22), kegemukan (obesitas) dapat

menimbulkan terjadinya berbagai macam jenis penyakit yang serius,

antara lain:

Page 11: Obesitas 4

11

1. Diabetes Militus (DM),

2. Hipertensi (Darah tinggi) dan Stroke

3. Ganguan Ortopedik

4. Jantung

5. Coronary Artery Disease

6. Ginjal

7. Gallbladder Disorders dan bahkan risiko kematian.

GERAK DASAR DAN AKTIFITAS JASMANI

Bergerak dan bermain bagi anak-anak terutama yang masih

berusia dini merupakan sebuah pekerjaan dan menjadi kebutuhan paling

utama dalam kehidupannya. Pertumbuhan dan perkembangan gerak

dasar sangat identik dengan domain ranah psikomotorik dari aspek

jasmaniah yang memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap

perkembangan ranah kognitif (kecerdasan intelektual/IQ) dan ranah afektif

(sikap). Konsep gerak dasar sangat erat hubungannya dengan

ketrampilan yang harus dimiliki atau dikuasai oleh anak-anak sebagai

dasar untuk melakukan aktivitas yang lebih rumit dan kompleks.

Menurut pendapat dari Mutohir dan Gusril (2004: 26-28), gerak

dasar utama merupakan pola gerak yang inherent yang membentuk dasar

untuk gerak-gerak terampil yang kompleks dan khas. Gerak dasar

inherent tersebut mencakup tiga hal yaitu:

1. Keterampilan gerak dasar lokomotor, yaitu perilaku gerak yangmengubah atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Contohgerak dasar lokomotor tersebut meliputi: merayap, merangkak,meluncur, berjalan, berlari, melompat, meloncat, berguling, danmemanjat.

2. Ketrampilan gerak dasar nonlokomotor, yaitu perilaku gerak yangmelibatkan anggota badan atau bagian togok di dalam gerak yang

Page 12: Obesitas 4

12

mengitari sendi atau poros tetapi posisi badan tetap berada satutempat dan melakukan pola gerak yang dinamis. Contoh gerakdasar nonlokomotor tersebut meliputi: menarik, mendorong,mengayun, menghentikan, mengulur, menekuk, meliuk, danmemutar.

3. Ketrampilan gerak dasar manipulatif, yaitu perilaku gerak yangdigambarkan dan mengkombinasikan gerak-gerak dari tangan,mata (visual), dan kaki, serta kadang-kadang dengan modalitassentuhan (tactile modality) yang dilakukan secara terkoordinir.Contoh gerak dasar manipulatif tersebut meliputi: menendang,menangkap, mengeblok, memukul, dan menggenggam.

Aktivitas jasmani adalah segala bentuk gerak yang dilakukan oleh

manusia yang menggunakan atau melibatkan sekelompok otot tertentu

untuk mencapai tujuan tertentu, J. Matakupan, (1995: 32). Melalui aktivitas

jasmani yang dilakukan oleh seorang anak, anak akan mendapatkan

banyak pengalaman gerak, kebugaran jasmani, mengenal jati diri dan

lingkungannya. Selain itu melalui gerak atau aktivitas jasmani yang

dilakukan oleh anak juga dapat memberikan manfaat lain, yaitu untuk

mencegah terjadinya kegemukan (obesitas). Anak yang malas bergerak

atau beraktivitas jasmani akan cenderung lebih cepat mengalami

kegemukan. Bermain atau beraktivitas jasmani selain untuk rekreasi dan

menyalurkan hobi, beraktivitas jasmani juga dapat digunakan sebagai

sarana untuk menyalurkan kelebihan energi, meningkatkan pengalaman

gerak dan memperhalus keterampilan atau teknik selain itu juga dapat

membakar timbunan lemak dalam tubuh.

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling krusial dalam proses

tumbuh kembangnya, baik secara fisik, psikis maupun sosial. Anak harus

dilatih dan berikan banyak pengalaman dan penguasaan gerak dasar

Page 13: Obesitas 4

13

yang bermanfaat bagi dirinya di masa yang akan datang. Pengalaman dan

penguasaan gerak yang dikuasai oleh anak sejak masa kanak-kanak akan

dibawanya ketahap selanjutnya untuk berkompetisi dan mempertahankan

hidup. Pengalaman atau penguasaan gerak dapat diperoleh anak melalui

orangtua, guru, pelatih, teman atau lingkungan (secara otodidak).

Orangtua atau keluarga merupakan pelaku awal yang terbaik yang

memberikan, mengajarkan dan melatihkan banyak pengalaman dan

penguasaan gerak sebagai pondasi atau dasar gerak selanjutnya.

Seorang anak yang malas bergerak atau beraktivitas jasmani akan

beresiko/rentan terhadap kegemukan begitu juga sebaliknya anak yang

mengalami kegemukan juga cenderung malas bergerak/beraktivitas

jasmani. Anak yang mengalami kegemukan akan cenderung malas

beraktivitas jasmani/bergerak (manja) sehingga dapat berakibat pada

kurangnya pengalaman gerak, tingkat penguasaan keterampilan gerak

dasarnya menjadi terhambat dan juga tingkat kebugaran jasmaninya akan

relatif kurang baik.

Gerak atau aktivitas jasmani yang disarankan untuk menjaga

kebugaran jasmani bagi anak adalah minimal tiga kali dalam satu Minggu

dengan durasi waktu 60-90 menit dengan intensitas sedang. Melalui

aktivitas jasmani yang terukur ini diharapkan dapat membantu menjaga

kebugaran jasmani dan membantu penyaluran tenaga serta pembakaran

lemak sehingga dapat mencegah terjadinya kegemukan, (Djoko Pekik

Irianto: 2000: 22).

Page 14: Obesitas 4

14

ANAK USIA DINI

Di Negara Indonesia khususnya di kepulauan Jawa juga telah

memiliki atau mengelompokkan periodisasi pertumbuhan dan

perkembangan manusia secara tersendiri yang menggunakan perhitungan

kalender Jawa baik bulan maupun hari pasarannya yang disebut dengan

“windu“ yang berarti 8 tahun. Menurut pendapat Siti Partini S. (1995: 100)

bahwa periodisasi pertumbuhan dan perkembangan manusia berdasarkan

perhitungan kalender Jawa ini dibagi menjadi 4 yaitu meliputi: (1) Masa

kanak-kanak atau windu pertama yaitu manusia yang berumur 0,0–8,0

tahun, (2) Masa remaja atau windu kedua yaitu manusia yang berumur

8,0–16,0 tahun, (3) Masa pemuda atau windu ketiga yaitu manusia yang

berumur 16,0–24,0 tahun, dan (4) Masa kanak-kanak atau windu keempat

yaitu manusia yang berumur 24,0 tahun ke atas.

Menurut pendapat Hurlock (1990) seperti yang dikutip oleh M.

Furqon. H. (2002: 8) menjelaskan bahwa masa kanak-kanak disebut juga

masa kreatif (suatu masa dalam rentang kehidupan di mana akan

menentukan anak menjadi konfomis atau pencipta karya yang original),

masa usia bermain (suatu masa di mana lebih banyak waktu untuk

bermain dibandingkan dengan periode yang lain) yang meliputi: meniru,

eksplorasi, menguji dan membangun, masa usia berkelompok (suatu

masa di mana anak berminat dalam kegiatan yang berkelompok, bersama

teman-teman, dan menyesuaikan diri dengan pola perilaku, nilai dan

minat).

Page 15: Obesitas 4

15

KIAT MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KEGEMUKAN

Apabila seorang anak sudah mengalami kegemukan (obesitas)

maka tingkat penguasaan ketrampilan gerak dasarnya secara otomatis

akan menjadi terhambat dan juga tingkat kebugaran jasmaninya akan

relatif menurun atau kurang baik. Untuk mencegah terjadinya kegemukan

(obesitas) maka sangat disarankan untuk:

1. Melakukan Olahraga dan Rekreasi secara Teratur

Olahraga merupakan salah satu bagian program penurunan

berat badan. Olahraga yang dilakukan dengan tepat, teratur, dan

terukur dapat memberikan peningkatan pengeluaran energi yang

cukup besar untuk menjaga atau menurunkan berat badan secara

berkala. Selain itu olahraga yang teratur dapat menjaga dan

meningkatkan daya tahan tubuh atau kebugaran jasmani dan

menghindarkan atau meminimalisir dari berbagai serangan penyakit.

2. Mengatur Menu, Pola dan Porsi Makan

mengurangi mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food,

makanan ringan dalam kemasan, minuman ringan, cemilan manis atau

makanan dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging

dan sayuran segar. Perbanyak konsumsi buah, susu dan makan yang

berserat untuk melancarkan pencernaan dan yang baik pula untuk

pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai dan jangan terlalu

berlebihan. Sarapan merupakan awal yang baik untuk anak saat

memulai harinya. Ini diperlukan agar anak dapat kuat saat beraktivitas

Page 16: Obesitas 4

16

di sekolah dan mencegah makan berlebihan setelahnya. Dengan

membawa makanan dari rumah, orang-tua dapat mengontrol gizi anak

dan menghindari agar anak tidak perlu jajan di luar. Jangan terlalu

banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak lemak yang

dikonsumsi. sebaiknya mencoba untuk mengukus, merebus atau

memanggang makanan agar makanan lebih sehat. Biasakan agar

anak makan di meja makan bukan di depan televisi atau komputer.

Banyak anak tidak menyadari berapa banyak makanan yang sudah

disantapnya bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi atau di

depan komputer.

3. Diet

Apabila sudah terjadi kelebihan berat badan atau mungkin

kegemukan maka disarankan untuk melakukan diet (mengurangi porsi

makan). Menurut pendapat Budiyanto (2002: 22), diet adalah

mengurangi kandungan energinya di bawah kebutuhan normal, cukup

vitamin dan mineral serta banyak mengandung serat yang bermanfaat

dalam proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi makanan

padat energi, seperti kue-kue yang banyak mengandung karbohidrat

sederhana dan lemak, serta goreng-gorengan. Menurut pendapat

Budiyanto (2002: 25), tujuan diet energi rendah adalah untuk:

a. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai denganumur, gender, dan kebutuhan fisik.

b. Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2

c. Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan beratbadan sebanyak 0,5-1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang

Page 17: Obesitas 4

17

berkurang adalah lemak dengan mengukur tebal lemak lipatankulit dan lingkar pinggang.

Tabel 1. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

BahanMakanan

Dianjurkan Tidak Dianjurkan

SumberKarbohidrat

Karbohidrat kompleksseperti: nasi, jagung, ubi,singkong, talas, kentang,sereal.

Karbohidrat sederhanaseperti: gula pasir, gulamerah, sirup, kue yangmanis, dan gurih.

Sumberproteinhewani

Daging tidak berlemak,ayam tanpa kulit, ikan,telur, daging asap, susudan keju rendah lemak.

Daging berlemak, dagingkambing, daging yang diolahdengan santan kentan,digoreng, jeroan, susu fullcream, susu kental manis.

Sumberproteinnabati

Tempe, tahu, susu kedelai,kacang-kacangan yangdiolah tanpa digoreng ataudengan santan kental.

Kacang-kacangan yangdiolah dengan caramenggoreng atau dengansantan kental.

Sayuran Sayuran yang banyakmengandung serat dandiolah tanpa santan kentalberupa sayuran rebus,tumis, dengan santanencer atau lalapan.

Sayuran yang sedikitmengandung serat dan yangdimasak dengan santankental.

Buah-buahan

Semua macam buah-buahan terutama yangbanyak mengandungserat.

Durian, avokad, manisan,buah-buahan, buah yangdiolah dengan gula dan susukental manis.

Lemak Minyak tak jenuh tunggalatau ganda, seperti minyakkelapa sawit, minyakkedelai dan minyak jagungyang tidak digunakanuntuk menggoreng.

Minyak kelapa, kelapa, dansantan.

Sumber: Budiyanto (2002: 25)4. Terapi dan Obat-Obatan

Terapi obesitas adalah terapi yang bertujuan untuk mengurangi

asupan makanan yang mengganggu metabolisme tubuh dengan cara

mempengaruhi proses pra atau pasca absorbsi. Terapi ini berusaha

untuk menambah dan meningkatkan pengeluaran sistem energi

Page 18: Obesitas 4

18

(termogenesis) yang dimanfaatkan oleh tubuh untuk beraktivitas

jasmani, (www.depkes.go.id/index.php):

a. Efedrin: meningkatkan pengeluaran energi, akan meningkatkankonsumsi oksigen sekitar 10 % selama beberapa jam. Pada ujiklinis efedrin dan kafein menghasilkan penurunan berat badanlebih besar dibanding kelompok plasebo. Diperkirakan 25-40 %penurunan berat badan oleh karena termogenesis dan 60-75 %karena pengurangan asupan makanan. Efek samping utamaadalah peningkatan nadi dan perasaan yang berdebar-debar.

b. Sibutramin: menurunkan energy intake dan mempertahankanpenurunan pengeluaran energi setelah penurunan berat badan.Pada penelitian ternyata terbukti sibutramin menurunkanasupan makanan dengan cara mempercepat timbulnya rasakenyang dan mempertahankan penurunan pengeluaran energisetelah penurunan berat badan,

c. Obat yang mengurangi nafsu makan terdiri atas noradrenergicagent (benzphetamine, phendimetrazine, phentermine,phentermineresin, diethylpropion), serotonin agent, dankombinasi keduanya (sibutramine). Obat ini bekerja denganmenekan neurotransmitter seperti norepinephrine, serotonin,dopamine, dll di susunan saraf pusat yang berperan dalammeningkatkan nafsu makan. Obat ini hanya dapat dikonsumsiselama 12 minggu hingga 6 bulan. Efek samping yang mungkintimbul adalah insomnia, mulut kering, konstipasi, sakit kepala,euforia, palpitasi dan hipertensi.

d. Obat yang mengurangi absorbsi makanan di usus yaitu orlistat.Obat ini bekerja dengan mengikat lipase yang merupakan enzimyang berperan dalam mempermudah absorbsi lemak di usus,sehingga akhirnya lemak tidak bisa diserap. Obat ini dapatdigunakan dalam jangka panjang dan efek samping yang dapattimbul adalah buang gas disertai kotoran, sulit menahan BAB,steatorrhea, bercak minyak di celana dalam, frekuensi BABmeningkat, dan kekurangan vitamin yang larut dalam lemak(A,D, E, K) tetapi bisa diatasi dengan suplemen dari luar.

5. Pembedahan

Pembedahan atau sering disebut dengan istilah sedot lemak

merupakan pilihan alternatif terakhir untuk menurunkan berat badan

apabila dari berbagai usaha-usaha di atas gagal atau minim hasilnya.

Pembedahan dan sedot lemak sebaiknya dilakukan oleh seorang

Page 19: Obesitas 4

19

dokter atau orang yang benar-benar ahli agar tidak terjadi kesalahan

atau mal praktik yang dapat berujung pada kematian pasien.

PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kegemukan

(obesitas) adalah suatu keadaan di mana berat badan seseorang berada

di atas 120 % dari berat badan relatif (BBR) atau berada di atas 27 dari

indeks masa tubuh (IMT). Sesungguhnya tubuh yang gemuk kurang baik

bagi kesehatan, baik bagi orang dewasa maupun bagi anak-anak, karena

pada tubuh yang gemuk biasanya mudah terserang penyakit (mudah sakit

dan tidak bugar). Anak-anak yang memiliki berat tubuh yang berlebihan

atau mengalami kegemukan (obesitas) cenderung manja dan malas-

malasan dalam beraktifitas jasmani dan berolahraga (fisik). Akibat dari

keadaan tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan

motorik anak menjadi tidak stabil atau terganggu.

Berat badan merupakan ekspresi atau deskripsi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau merupakan indikator

dari baik buruknya penyediaan atau pemenuhan dari zat gizi yang diserap

oleh tubuh. Pola dan menu makan yang tidak teratur tanpa memikirkan

seberapa besar kalori dan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh akan dapat

berdampak pada anak yaitu kekurangan gizi sehingga tubuhnya akan

kurus, lebah, daya tahan atau kebugaran jasmaninya berangsur-angsur

akan turun (rendah). Demikian juga sebaliknya apabila anak mengalami

kelebihan gizi maka berat tubuhnya akan meningkat yang kemudian

Page 20: Obesitas 4

20

menjadi gemuk (obesitas) sehingga akan mengurangi atau membatasi

kemampuan dan ketrampilan gerak anggota tubuhnya. Berat badan sering

digunakan sebagai cara untuk mengevaluasi keseimbangan antara

asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan energi yang

digunakan atau dikeluarkan untuk beraktivitas. Dengan porsi makan yang

banyak dan semakin jarang beraktivitas, maka tubuh manusia akan

menjadi semakin cepat gemuk (obesitas). Melalui aktivitas jasmani yang

dilakukan, anak akan mendapatkan banyak pengalaman gerak,

kebugaran jasmani, mengenal jati diri dan lingkungannya. Selain itu

melalui gerak atau aktivitas jasmani juga dapat memberikan manfaat lain,

yaitu untuk mencegah terjadinya kegemukan (obesitas). Anak yang malas

bergerak atau beraktivitas jasmani akan cenderung lebih cepat mengalami

kegemukan. Bermain atau beraktivitas jasmani selain untuk rekreasi dan

menyalurkan hobi, beraktivitas jasmani juga dapat digunakan sebagai

sarana untuk menyalurkan kelebihan energi dan membakar timbunan

lemak dalam tubuh.

Kiat atau kunci dalam menjaga dan menurunkan berat badan

secara sehat tetaplah niat yang kuat dan disiplin untuk beraktivitas

jasmani/berolahraga secara teratur dan terukur, mengatur menu/pola dan

porsi makan, diet yang sehat, terapi dan rutin berkonsultasi atau

mengkonsumsi obat-obatan yang membantu proses pencernaan,

meningkatkan metabolisme tubuh di bawah pengawasan dokter atau ahli

kesehatan.

Page 21: Obesitas 4

21

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT RinekaCipta.

Budiyanto. (2002). Obesitas dan Perkembangan Anak. Jakarta: GrafindoPersada.

Djoko Pekik Irianto. (2000). Panduan Latihan Kebugaran yang Efektif danAman. Yogyakarta: Lukman Offset.

Erminawati. (2009). Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: Ricardo.

J. Matakupan. (1995). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud, UniversitasTerbuka.

Mutohir dan Gusril (2004). Olahraga Kesehatan: Jakarta: Depdiknas.

M. Furqon. H. (2002). Pembinaan olahraga usia dini. Surakarta: PusatPenelitian dan Pengembangan Keolahragaan (Puslitbang-OR)Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Siti Partini S. (1995). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: FIP-IKIPYogyakarta.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3328.

http://wapedia.mobi/id/Obesitas.

http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=378.

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/07_ObesitasPadaAnak.pdf/07_ObesitasPadaAnak.html.

http://www.analisadaily.com/index.php?option.