Upload
adhietdhamara
View
260
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
l
Citation preview
1
KEGEMUKAN SEBAGAI SALAH SATU PENGHAMBAT AKTIVITASJASMANI BAGI ANAK
Oleh: Fathan NurcahyoDosen Jurusan Pendidikan Olahraga (POR) Fakultas llmu Keolahragaan (FIK),Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Abstrak
Kegemukan (obesitas) adalah suatu keadaan di mana beratbadan seseorang berada di atas 120 % dari berat badan relatif(BBR) atau berada di atas 27 dari indeks masa tubuh (IMT).
Anak yang mengalami kegemukan cenderung malasbergerak dan beraktivitas jasmani (manja) sehingga akan berakibatpada pengalaman dan keterampilan motoriknya serta kebugaranjasmaninya menjadi terbatas, kurang baik dan kurang berkembang.Menurut pendapat dari Mutohir dan Gusril (2004: 26-28), gerakdasar utama merupakan pola gerak yang inherent yang membentukdasar untuk gerak-gerak terampil yang kompleks dan khas. Gerakdasar inherent tersebut mencakup tiga hal yaitu: 1) Keterampilangerak dasar lokomotor yaitu perilaku gerak yang mengubah atauberpindah dari satu tempat ke tempat lain, contohnya seperti:merayap, merangkak, meluncur, berjalan, berlari, melompat,meloncat, berguling, dan memanjat. 2) Keterampilan gerak dasarnonlokomotor yaitu perilaku gerak yang melibatkan anggota badanatau bagian togok di dalam gerak yang mengitari sendi atau porostetapi posisi badan tetap berada satu tempat dan melakukan polagerak yang dinamis, contohnya seperti: menarik, mendorong,mengayun, menghentikan, mengulur, menekuk, meliuk, danmemutar. 3) Keterampilan gerak dasar manipulatif yaitu perilakugerak yang digambarkan dan mengkombinasikan gerak-gerak daritangan, mata (visual), dan kaki, serta kadang-kadang denganmodalitas sentuhan (tactile modality) yang dilakukan secaraterkoordinir, contohnya seperti: menendang, menangkap,mengeblok, memukul, dan menggenggam.
Apabila seorang anak mengalami kegemukan maka anakakan cenderung malas bergerak sehingga berakibat pada tingkatpenguasaan keterampilan gerak dasarnya akan menjadi terhambatdan juga tingkat kebugaran jasmaninya akan relatif kurang baik.Untuk mencegah terjadinya kegemukan maka sangat disarankanuntuk melakukan olahraga secara teratur, mengatur menu danporsi makan, minum dan makan yang berserat untuk melancarkanpencernaan, apabila sudah terjadi kelebihan berat badan ataumungkin kegemukan maka disarankan untuk melakukan diet(mengurangi porsi makan).
Kata Kunci: kegemukan, aktivitas jasmani Anak
2
Di dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan pada
pemenuhan kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok tersebut yang paling
utama adalah makanan dan minuman. Pemilihan menu dan pola makan
kadang kurang di perhatikan, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga
akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tubuh seseorang.
Pada era globalisasi ini, tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi banyak sekali berpengaruh
terhadap diri dan lingkungan di sekitar. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi diberbagai bidang memberikan dampak yang positif dan negatif
bagi seseorang. Salah satu contoh dampak negatif dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah banyaknya aktivitas manusia yang
digantikan peranannya oleh sebuah mesin atau robot yang berakibat pada
menurunnya mobilitas gerak manusia dan tingkat kebugaran jasmani
seseorang. Selain itu juga banyaknya makanan atau minuman cepat saji
yang dilengkapi dengan bahan pengawet atau pemanis buatan juga
berakibat kurang baik bagi kesehatan tubuh manusia.
Kompleksnya tingkat kepentingan dan kebutuhan manusia yang
tidak terbatas saat ini memaksa bagi setiap orang untuk selalu bekerja
tanpa henti, sehingga kurang memperhatikan waktu istirahat, aktifitas
jasmani dan rekreasi serta menu dan pola makan yang sehat dan higienis,
terlebih kebanyakan orang tua atau keluarga karier. Banyak keluarga
karier kurang memperhatikan kesehatan dan kebugaran anak-anaknya,
3
karena kebanyakan dari orangtua atau keluarga tersebut hanya berpikir
bagaimana cara mencari, menimbun harta kekayaan dan memenuhi
segala kebutuhannya. Orangtua atau keluarga karier kebanyakan hanya
berpikir bahwa apabila anak-anaknya banyak atau lahap makan dan
terpenuhi gizinya sehingga terlihat gemuk yang berarti bahwa tubuhnya
sehat dan kuat. Orangtua atau keluarga karier kebanyakan tidak berpikir
bahwa selain adanya faktor keturunan (genetika), penumpukan gizi dan
energi di dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama juga dapat
menyebabkan terjadinya kegemukan atau obesitas apabila tidak diimbangi
dengan aktivitas jasmani atau rekreasi. Sesungguhnya tubuh yang gemuk
kurang baik bagi kesehatan, baik bagi orang dewasa maupun bagi anak-
anak, karena pada tubuh yang gemuk biasanya mudah terserang penyakit
(mudah sakit dan tidak bugar).
Anak-anak yang memiliki berat tubuh yang berlebihan atau
mengalami kegemukan (obesitas) biasanya sering diejek atau dicemooh
oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menjadi anak yang pemalu,
cenderung manja dan malas-malasan. Anak yang mengalami obesitas
biasanya memiliki kebiasaan ngemil yang tinggi (makan-makanan ringan),
banyak menyendiri, banyak berdiam diri di kamar/di rumah, mudah dan
lebih banyak tidur, sehingga kurang atau bahkan tidak suka beraktivitas
jasmani dan berolahraga (fisik). Anak yang mengalami obesitas biasanya
di rumah lebih menyukai permainan game fantasi (play station). Dengan
jarang bergerak atau beraktifitas jasmani maka anak akan kurang bugar,
4
pengalaman dan tingkat ketrampilan geraknya juga kurang, baik gerak
lokomotor, nonlokomotor, maupun manipulatif. Anak yang mengalami
obesitas selain ketrampilan geraknya akan cenderung kaku, tidak lincah,
dan juga mudah terserang penyakit karena daya tahan fisiknya juga
kurang baik, tetapi biasanya juga memiliki kelebihan pada keseimbangan
tubuh yang relatif baik. Sebagai akibat lebih lanjut dari keadaan tersebut
dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan motorik anak
menjadi tidak stabil atau terganggu.
Berat badan merupakan ekspresi atau deskripsi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau merupakan indikator
dari baik buruknya penyediaan atau pemenuhan dari zat gizi yang diserap
oleh tubuh. Pola dan menu makan yang tidak teratur tanpa memikirkan
seberapa besar kalori dan zat gizi yang diperlukan leh tubuh akan dapat
berdampak pada anak yaitu kekurangan gizi sehingga tubuhnya akan
kurus, lebah, daya tahan atau kebugaran jasmaninya berangsur-angsur
akan turun (rendah). Demikian juga sebaliknya apabila anak mengalami
kelebihan gizi maka berat tubuhnya akan meningkat yang kemudian
menjadi gemuk (obesitas) sehingga akan mengurangi atau membatasi
kemampuan dan ketrampilan gerak anggota tubuhnya.
Berat badan sering digunakan sebagai cara untuk mengevaluasi
keseimbangan antara asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh
dengan energi yang digunakan atau dikeluarkan untuk beraktivitas. Porsi
makan yang banyak dan peningkatan gizi secara global dan semakin
5
jarang beraktivitas dapat menyebabkan tubuh manusia akan menjadi
semakin cepat gemuk (obesitas).
KEGEMUKAN (OBESITAS)Obesitas adalah suatu keadaan yang melebihi dari berat badan
relatif (ideal) seseorang, sebagai akibat penumpukan zat gizi terutama
karbohidrat, protein dan lemak. Kondisi tersebut disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan kebutuhan energi, yaitu
konsumsi makanan (yang terlalu banyak) dibandingkan dengan kebutuhan
atau pemakaian energi (yang lebih sedikit), (Budiyanto, 2002: 7). Menurut
pendapat Budiyanto (2002: 10), Untuk menentukan obesitas diperlukan
kriteria yang berdasarkan pengukuran antropometri dan atau pemeriksaan
laboratorik, pada umumnya digunakan:
1. Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar
dan disebut obesitas bilamana BB > 120 % BB standar.
2. Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB).
Dikatakan obesitas bila BB/TB > persentile ke 95 atau > 120 %
atau Z-score = + 2 SD.
3. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness
(tebal lipatan kulit/TLK).
4. Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil ke 85.
5. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri,
hidrometri dsb. yang tidak digunakan pada anak karena sulit dan
6
tidak praktis. DXA adalah metode yang paling akurat, tetapi tidak
praktis untuk di lapangan.
6. Indeks Massa Tubuh (IMT) > 27,0/kg/m2.
Lebih lanjut menurut pendapat yang dikemukakan oleh Akhmadi
(2010: 1-2), berat badan (BB) yang ideal bagi seseorang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Berat Badan Relatif (BBR)
Berat Badan (kg) X 100 % = %Tinggi Badan (cm) – 100
Nilai Standar:a. < 90 % = Underweightb. 90 – 100 % = Berat Normalc. > 110 % = Overweightd. > 120 % = Obesitas/Gemuk
2. Indeks Masa Tubuh (IMT)
Berat Badan (kg) =Tinggi Badan X Berat Badan (m2)
Nilai Standar:a. < 18,5 = maka dapat dikatakan IMT Kurangb. 18,5 – 25 = maka dapat dikatakan IMT Normalc. 25 – 27 = maka dapat dikatakan IMT Lebihd. > 27 = maka dapat dikatakan sebagai Obesitas atau
Kegemukan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa,
kegemukan (obesitas) adalah suatu keadaan di mana berat badan
seseorang berada di atas 120 % dari berat badan relatif (BBR) atau
berada di atas 27 dari indeks masa tubuh (IMT).
7
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEGEMUKAN (OBESITAS)
Penyebab terjadinya obesitas belum diketahui secara pasti.
Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial yang diduga bahwa
sebagian besar obesitas disebabkan karena interaksi antara faktor genetik
dan faktor lingkungan. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain meliputi:
aktivitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional, yaitu perilaku makan
dan pemberian makanan padat yang terlalu dini diberikan pada bayi.
1. Faktor Genetik
Apabila kedua orang tua obesitas, 80 % anaknya akan menjadi
obesitas. Apabila salah satu orang tuanya obesitas, kejadian obesitas
menjadi 40 % dan bila kedua orang tua tidak obesitas, maka
prevalensinya menjadi 14 %. Kegemukan dapat diturunkan dari
generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya di dalam sebuah
keluarga. Itulah sebabnya seringkali dijumpai orangtua yang gemuk
cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula. Dalam hal ini
nampaknya faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah
unsur sel lemak dalam tubuh seseorang. Hal ini dimungkinkan karena
pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang
berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan
diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Tidaklah
mengherankan apabila bayi yang dilahirkannya pun memiliki unsur
lemak tubuh yang relatif sama besar.
8
Selain itu pengaruh keturunan (genetik) juga dapat berdampak
pada komposisi/bentuk tubuh. Menurut pendapat Erminawati (2009: 8),
manusia memiliki tiga bentuk tipe tubuh yaitu:
a. Mesomorp (atletis), yaitu tipe tubuh yang memiliki ciri-ciri:tubuh tinggi, bahu yang lebar, pinggang yang relative kecil,bentuk kepala yang persegi, dan perkembangan otot yanglebih besar.
b. Ektomorp (tubuh kurus dan tinggi), yaitu tipe tubuh yangmemiliki ciri-ciri: tubuhnya tinggi, badan kurus, cepat merasakedinginan, permukaan kulit yang relatif luas dibandingkandengan volume tubuhnya.
c. Endomorph (tubuh bulat dan pendek), yaitu tipe tubuh yangmemiliki ciri-ciri: bentuk tubuhnya bulat dan gemuk, volumebatang tubuhnya relative lebih besar, mempunyai ususkurang lebih 60 cm, dua kali lebih panjang daripadaumumnya.
2. Faktor Lingkungan
a. Aktivitas Fisik
Penelitian di negara maju menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara aktivitas fisik yang rendah dengan kejadian
obesitas. Individu dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai
risiko peningkatan berat badan lebih besar dari pada orag yang
aktif berolahraga secara teratur. Kurangnya aktivitas fisik
kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah-tengah
masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif
memerlukan lebih sedikit energi. Seseorang yang cenderung
mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan
aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
9
b. Faktor Nutrisional dan Gizi
Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan di
mana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi
oleh berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan lemak anak
dipengaruhi oleh: waktu pertama kali mendapat makanan padat,
asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak serta kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang mengandung energi tinggi.
Mengkonsumsi minuman ringan (soft drink) terbukti
memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan
cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang
nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-anak sangat
menggemari minuman ini. Selain itu mengkomsumsi makanan
cepat saji, daging dan makanan berlemak akan meningkatkan
risiko terjadinya obesitas menjadi lebih besar. Keadaan ini
disebabkan karena makanan berlemak mempunyai energy
density lebih besar dan lebih tidak mengenyangkan serta
mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan
makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat.
Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat sehingga
akan meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi
konsumsi yang berlebihan. Apabila cadangan lemak tubuh
rendah dan asupan karbohidrat berlebihan, maka kelebihan
energi dari karbohidrat sekitar 60-80 % disimpan dalam bentuk
10
lemak tubuh. Lemak mempunyai kapasitas penyimpanan yang
tidak terbatas.
3. Faktor Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup,
pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi
pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam
beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa telah terlihat adanya
perubahan gaya hidup yang menjurus pada penurunan aktivitas
fisik, seperti: berangkat kerja atau ke sekolah dengan naik
kendaraan dan kurangnya aktifitas bermain/berolahraga dan
berekreasi dengan teman serta lingkungan rumah atau yang tidak
memungkinkan anak-anak bermain di luar rumah, menyebabkan
anak lebih senang bermain komputer/games, play station, nonton
TV atau video dibanding melakukan aktifitas fisik atau olahraga.
Selain itu juga meningkatnya jumlah pendapatan dan perubahan
status sosial ekonomi serta gaya hidup modern serta ketersediaan
dan harga dari makanan junk food (makanan cepat saji) yang
mudah di dapat dan terjangkau harganya akan berisiko
menimbulkan terjadinya obesitas menjadi lebih tinggi.
DAMPAK TERJADINYA KEGEMUKAN (OBESITAS)
Menurut Budiyanto (2002: 22), kegemukan (obesitas) dapat
menimbulkan terjadinya berbagai macam jenis penyakit yang serius,
antara lain:
11
1. Diabetes Militus (DM),
2. Hipertensi (Darah tinggi) dan Stroke
3. Ganguan Ortopedik
4. Jantung
5. Coronary Artery Disease
6. Ginjal
7. Gallbladder Disorders dan bahkan risiko kematian.
GERAK DASAR DAN AKTIFITAS JASMANI
Bergerak dan bermain bagi anak-anak terutama yang masih
berusia dini merupakan sebuah pekerjaan dan menjadi kebutuhan paling
utama dalam kehidupannya. Pertumbuhan dan perkembangan gerak
dasar sangat identik dengan domain ranah psikomotorik dari aspek
jasmaniah yang memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap
perkembangan ranah kognitif (kecerdasan intelektual/IQ) dan ranah afektif
(sikap). Konsep gerak dasar sangat erat hubungannya dengan
ketrampilan yang harus dimiliki atau dikuasai oleh anak-anak sebagai
dasar untuk melakukan aktivitas yang lebih rumit dan kompleks.
Menurut pendapat dari Mutohir dan Gusril (2004: 26-28), gerak
dasar utama merupakan pola gerak yang inherent yang membentuk dasar
untuk gerak-gerak terampil yang kompleks dan khas. Gerak dasar
inherent tersebut mencakup tiga hal yaitu:
1. Keterampilan gerak dasar lokomotor, yaitu perilaku gerak yangmengubah atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Contohgerak dasar lokomotor tersebut meliputi: merayap, merangkak,meluncur, berjalan, berlari, melompat, meloncat, berguling, danmemanjat.
2. Ketrampilan gerak dasar nonlokomotor, yaitu perilaku gerak yangmelibatkan anggota badan atau bagian togok di dalam gerak yang
12
mengitari sendi atau poros tetapi posisi badan tetap berada satutempat dan melakukan pola gerak yang dinamis. Contoh gerakdasar nonlokomotor tersebut meliputi: menarik, mendorong,mengayun, menghentikan, mengulur, menekuk, meliuk, danmemutar.
3. Ketrampilan gerak dasar manipulatif, yaitu perilaku gerak yangdigambarkan dan mengkombinasikan gerak-gerak dari tangan,mata (visual), dan kaki, serta kadang-kadang dengan modalitassentuhan (tactile modality) yang dilakukan secara terkoordinir.Contoh gerak dasar manipulatif tersebut meliputi: menendang,menangkap, mengeblok, memukul, dan menggenggam.
Aktivitas jasmani adalah segala bentuk gerak yang dilakukan oleh
manusia yang menggunakan atau melibatkan sekelompok otot tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu, J. Matakupan, (1995: 32). Melalui aktivitas
jasmani yang dilakukan oleh seorang anak, anak akan mendapatkan
banyak pengalaman gerak, kebugaran jasmani, mengenal jati diri dan
lingkungannya. Selain itu melalui gerak atau aktivitas jasmani yang
dilakukan oleh anak juga dapat memberikan manfaat lain, yaitu untuk
mencegah terjadinya kegemukan (obesitas). Anak yang malas bergerak
atau beraktivitas jasmani akan cenderung lebih cepat mengalami
kegemukan. Bermain atau beraktivitas jasmani selain untuk rekreasi dan
menyalurkan hobi, beraktivitas jasmani juga dapat digunakan sebagai
sarana untuk menyalurkan kelebihan energi, meningkatkan pengalaman
gerak dan memperhalus keterampilan atau teknik selain itu juga dapat
membakar timbunan lemak dalam tubuh.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling krusial dalam proses
tumbuh kembangnya, baik secara fisik, psikis maupun sosial. Anak harus
dilatih dan berikan banyak pengalaman dan penguasaan gerak dasar
13
yang bermanfaat bagi dirinya di masa yang akan datang. Pengalaman dan
penguasaan gerak yang dikuasai oleh anak sejak masa kanak-kanak akan
dibawanya ketahap selanjutnya untuk berkompetisi dan mempertahankan
hidup. Pengalaman atau penguasaan gerak dapat diperoleh anak melalui
orangtua, guru, pelatih, teman atau lingkungan (secara otodidak).
Orangtua atau keluarga merupakan pelaku awal yang terbaik yang
memberikan, mengajarkan dan melatihkan banyak pengalaman dan
penguasaan gerak sebagai pondasi atau dasar gerak selanjutnya.
Seorang anak yang malas bergerak atau beraktivitas jasmani akan
beresiko/rentan terhadap kegemukan begitu juga sebaliknya anak yang
mengalami kegemukan juga cenderung malas bergerak/beraktivitas
jasmani. Anak yang mengalami kegemukan akan cenderung malas
beraktivitas jasmani/bergerak (manja) sehingga dapat berakibat pada
kurangnya pengalaman gerak, tingkat penguasaan keterampilan gerak
dasarnya menjadi terhambat dan juga tingkat kebugaran jasmaninya akan
relatif kurang baik.
Gerak atau aktivitas jasmani yang disarankan untuk menjaga
kebugaran jasmani bagi anak adalah minimal tiga kali dalam satu Minggu
dengan durasi waktu 60-90 menit dengan intensitas sedang. Melalui
aktivitas jasmani yang terukur ini diharapkan dapat membantu menjaga
kebugaran jasmani dan membantu penyaluran tenaga serta pembakaran
lemak sehingga dapat mencegah terjadinya kegemukan, (Djoko Pekik
Irianto: 2000: 22).
14
ANAK USIA DINI
Di Negara Indonesia khususnya di kepulauan Jawa juga telah
memiliki atau mengelompokkan periodisasi pertumbuhan dan
perkembangan manusia secara tersendiri yang menggunakan perhitungan
kalender Jawa baik bulan maupun hari pasarannya yang disebut dengan
“windu“ yang berarti 8 tahun. Menurut pendapat Siti Partini S. (1995: 100)
bahwa periodisasi pertumbuhan dan perkembangan manusia berdasarkan
perhitungan kalender Jawa ini dibagi menjadi 4 yaitu meliputi: (1) Masa
kanak-kanak atau windu pertama yaitu manusia yang berumur 0,0–8,0
tahun, (2) Masa remaja atau windu kedua yaitu manusia yang berumur
8,0–16,0 tahun, (3) Masa pemuda atau windu ketiga yaitu manusia yang
berumur 16,0–24,0 tahun, dan (4) Masa kanak-kanak atau windu keempat
yaitu manusia yang berumur 24,0 tahun ke atas.
Menurut pendapat Hurlock (1990) seperti yang dikutip oleh M.
Furqon. H. (2002: 8) menjelaskan bahwa masa kanak-kanak disebut juga
masa kreatif (suatu masa dalam rentang kehidupan di mana akan
menentukan anak menjadi konfomis atau pencipta karya yang original),
masa usia bermain (suatu masa di mana lebih banyak waktu untuk
bermain dibandingkan dengan periode yang lain) yang meliputi: meniru,
eksplorasi, menguji dan membangun, masa usia berkelompok (suatu
masa di mana anak berminat dalam kegiatan yang berkelompok, bersama
teman-teman, dan menyesuaikan diri dengan pola perilaku, nilai dan
minat).
15
KIAT MENCEGAH DAN MENANGGULANGI KEGEMUKAN
Apabila seorang anak sudah mengalami kegemukan (obesitas)
maka tingkat penguasaan ketrampilan gerak dasarnya secara otomatis
akan menjadi terhambat dan juga tingkat kebugaran jasmaninya akan
relatif menurun atau kurang baik. Untuk mencegah terjadinya kegemukan
(obesitas) maka sangat disarankan untuk:
1. Melakukan Olahraga dan Rekreasi secara Teratur
Olahraga merupakan salah satu bagian program penurunan
berat badan. Olahraga yang dilakukan dengan tepat, teratur, dan
terukur dapat memberikan peningkatan pengeluaran energi yang
cukup besar untuk menjaga atau menurunkan berat badan secara
berkala. Selain itu olahraga yang teratur dapat menjaga dan
meningkatkan daya tahan tubuh atau kebugaran jasmani dan
menghindarkan atau meminimalisir dari berbagai serangan penyakit.
2. Mengatur Menu, Pola dan Porsi Makan
mengurangi mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food,
makanan ringan dalam kemasan, minuman ringan, cemilan manis atau
makanan dengan kandungan lemak tinggi. Sebaliknya, sajikan daging
dan sayuran segar. Perbanyak konsumsi buah, susu dan makan yang
berserat untuk melancarkan pencernaan dan yang baik pula untuk
pertumbuhan anak. Berikan porsi yang sesuai dan jangan terlalu
berlebihan. Sarapan merupakan awal yang baik untuk anak saat
memulai harinya. Ini diperlukan agar anak dapat kuat saat beraktivitas
16
di sekolah dan mencegah makan berlebihan setelahnya. Dengan
membawa makanan dari rumah, orang-tua dapat mengontrol gizi anak
dan menghindari agar anak tidak perlu jajan di luar. Jangan terlalu
banyak menggoreng makanan agar tidak terlalu banyak lemak yang
dikonsumsi. sebaiknya mencoba untuk mengukus, merebus atau
memanggang makanan agar makanan lebih sehat. Biasakan agar
anak makan di meja makan bukan di depan televisi atau komputer.
Banyak anak tidak menyadari berapa banyak makanan yang sudah
disantapnya bila dia makan sambil menikmati tayangan televisi atau di
depan komputer.
3. Diet
Apabila sudah terjadi kelebihan berat badan atau mungkin
kegemukan maka disarankan untuk melakukan diet (mengurangi porsi
makan). Menurut pendapat Budiyanto (2002: 22), diet adalah
mengurangi kandungan energinya di bawah kebutuhan normal, cukup
vitamin dan mineral serta banyak mengandung serat yang bermanfaat
dalam proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi makanan
padat energi, seperti kue-kue yang banyak mengandung karbohidrat
sederhana dan lemak, serta goreng-gorengan. Menurut pendapat
Budiyanto (2002: 25), tujuan diet energi rendah adalah untuk:
a. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai denganumur, gender, dan kebutuhan fisik.
b. Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/m2
c. Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan beratbadan sebanyak 0,5-1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang
17
berkurang adalah lemak dengan mengukur tebal lemak lipatankulit dan lingkar pinggang.
Tabel 1. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
BahanMakanan
Dianjurkan Tidak Dianjurkan
SumberKarbohidrat
Karbohidrat kompleksseperti: nasi, jagung, ubi,singkong, talas, kentang,sereal.
Karbohidrat sederhanaseperti: gula pasir, gulamerah, sirup, kue yangmanis, dan gurih.
Sumberproteinhewani
Daging tidak berlemak,ayam tanpa kulit, ikan,telur, daging asap, susudan keju rendah lemak.
Daging berlemak, dagingkambing, daging yang diolahdengan santan kentan,digoreng, jeroan, susu fullcream, susu kental manis.
Sumberproteinnabati
Tempe, tahu, susu kedelai,kacang-kacangan yangdiolah tanpa digoreng ataudengan santan kental.
Kacang-kacangan yangdiolah dengan caramenggoreng atau dengansantan kental.
Sayuran Sayuran yang banyakmengandung serat dandiolah tanpa santan kentalberupa sayuran rebus,tumis, dengan santanencer atau lalapan.
Sayuran yang sedikitmengandung serat dan yangdimasak dengan santankental.
Buah-buahan
Semua macam buah-buahan terutama yangbanyak mengandungserat.
Durian, avokad, manisan,buah-buahan, buah yangdiolah dengan gula dan susukental manis.
Lemak Minyak tak jenuh tunggalatau ganda, seperti minyakkelapa sawit, minyakkedelai dan minyak jagungyang tidak digunakanuntuk menggoreng.
Minyak kelapa, kelapa, dansantan.
Sumber: Budiyanto (2002: 25)4. Terapi dan Obat-Obatan
Terapi obesitas adalah terapi yang bertujuan untuk mengurangi
asupan makanan yang mengganggu metabolisme tubuh dengan cara
mempengaruhi proses pra atau pasca absorbsi. Terapi ini berusaha
untuk menambah dan meningkatkan pengeluaran sistem energi
18
(termogenesis) yang dimanfaatkan oleh tubuh untuk beraktivitas
jasmani, (www.depkes.go.id/index.php):
a. Efedrin: meningkatkan pengeluaran energi, akan meningkatkankonsumsi oksigen sekitar 10 % selama beberapa jam. Pada ujiklinis efedrin dan kafein menghasilkan penurunan berat badanlebih besar dibanding kelompok plasebo. Diperkirakan 25-40 %penurunan berat badan oleh karena termogenesis dan 60-75 %karena pengurangan asupan makanan. Efek samping utamaadalah peningkatan nadi dan perasaan yang berdebar-debar.
b. Sibutramin: menurunkan energy intake dan mempertahankanpenurunan pengeluaran energi setelah penurunan berat badan.Pada penelitian ternyata terbukti sibutramin menurunkanasupan makanan dengan cara mempercepat timbulnya rasakenyang dan mempertahankan penurunan pengeluaran energisetelah penurunan berat badan,
c. Obat yang mengurangi nafsu makan terdiri atas noradrenergicagent (benzphetamine, phendimetrazine, phentermine,phentermineresin, diethylpropion), serotonin agent, dankombinasi keduanya (sibutramine). Obat ini bekerja denganmenekan neurotransmitter seperti norepinephrine, serotonin,dopamine, dll di susunan saraf pusat yang berperan dalammeningkatkan nafsu makan. Obat ini hanya dapat dikonsumsiselama 12 minggu hingga 6 bulan. Efek samping yang mungkintimbul adalah insomnia, mulut kering, konstipasi, sakit kepala,euforia, palpitasi dan hipertensi.
d. Obat yang mengurangi absorbsi makanan di usus yaitu orlistat.Obat ini bekerja dengan mengikat lipase yang merupakan enzimyang berperan dalam mempermudah absorbsi lemak di usus,sehingga akhirnya lemak tidak bisa diserap. Obat ini dapatdigunakan dalam jangka panjang dan efek samping yang dapattimbul adalah buang gas disertai kotoran, sulit menahan BAB,steatorrhea, bercak minyak di celana dalam, frekuensi BABmeningkat, dan kekurangan vitamin yang larut dalam lemak(A,D, E, K) tetapi bisa diatasi dengan suplemen dari luar.
5. Pembedahan
Pembedahan atau sering disebut dengan istilah sedot lemak
merupakan pilihan alternatif terakhir untuk menurunkan berat badan
apabila dari berbagai usaha-usaha di atas gagal atau minim hasilnya.
Pembedahan dan sedot lemak sebaiknya dilakukan oleh seorang
19
dokter atau orang yang benar-benar ahli agar tidak terjadi kesalahan
atau mal praktik yang dapat berujung pada kematian pasien.
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kegemukan
(obesitas) adalah suatu keadaan di mana berat badan seseorang berada
di atas 120 % dari berat badan relatif (BBR) atau berada di atas 27 dari
indeks masa tubuh (IMT). Sesungguhnya tubuh yang gemuk kurang baik
bagi kesehatan, baik bagi orang dewasa maupun bagi anak-anak, karena
pada tubuh yang gemuk biasanya mudah terserang penyakit (mudah sakit
dan tidak bugar). Anak-anak yang memiliki berat tubuh yang berlebihan
atau mengalami kegemukan (obesitas) cenderung manja dan malas-
malasan dalam beraktifitas jasmani dan berolahraga (fisik). Akibat dari
keadaan tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
motorik anak menjadi tidak stabil atau terganggu.
Berat badan merupakan ekspresi atau deskripsi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau merupakan indikator
dari baik buruknya penyediaan atau pemenuhan dari zat gizi yang diserap
oleh tubuh. Pola dan menu makan yang tidak teratur tanpa memikirkan
seberapa besar kalori dan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh akan dapat
berdampak pada anak yaitu kekurangan gizi sehingga tubuhnya akan
kurus, lebah, daya tahan atau kebugaran jasmaninya berangsur-angsur
akan turun (rendah). Demikian juga sebaliknya apabila anak mengalami
kelebihan gizi maka berat tubuhnya akan meningkat yang kemudian
20
menjadi gemuk (obesitas) sehingga akan mengurangi atau membatasi
kemampuan dan ketrampilan gerak anggota tubuhnya. Berat badan sering
digunakan sebagai cara untuk mengevaluasi keseimbangan antara
asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan energi yang
digunakan atau dikeluarkan untuk beraktivitas. Dengan porsi makan yang
banyak dan semakin jarang beraktivitas, maka tubuh manusia akan
menjadi semakin cepat gemuk (obesitas). Melalui aktivitas jasmani yang
dilakukan, anak akan mendapatkan banyak pengalaman gerak,
kebugaran jasmani, mengenal jati diri dan lingkungannya. Selain itu
melalui gerak atau aktivitas jasmani juga dapat memberikan manfaat lain,
yaitu untuk mencegah terjadinya kegemukan (obesitas). Anak yang malas
bergerak atau beraktivitas jasmani akan cenderung lebih cepat mengalami
kegemukan. Bermain atau beraktivitas jasmani selain untuk rekreasi dan
menyalurkan hobi, beraktivitas jasmani juga dapat digunakan sebagai
sarana untuk menyalurkan kelebihan energi dan membakar timbunan
lemak dalam tubuh.
Kiat atau kunci dalam menjaga dan menurunkan berat badan
secara sehat tetaplah niat yang kuat dan disiplin untuk beraktivitas
jasmani/berolahraga secara teratur dan terukur, mengatur menu/pola dan
porsi makan, diet yang sehat, terapi dan rutin berkonsultasi atau
mengkonsumsi obat-obatan yang membantu proses pencernaan,
meningkatkan metabolisme tubuh di bawah pengawasan dokter atau ahli
kesehatan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT RinekaCipta.
Budiyanto. (2002). Obesitas dan Perkembangan Anak. Jakarta: GrafindoPersada.
Djoko Pekik Irianto. (2000). Panduan Latihan Kebugaran yang Efektif danAman. Yogyakarta: Lukman Offset.
Erminawati. (2009). Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: Ricardo.
J. Matakupan. (1995). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud, UniversitasTerbuka.
Mutohir dan Gusril (2004). Olahraga Kesehatan: Jakarta: Depdiknas.
M. Furqon. H. (2002). Pembinaan olahraga usia dini. Surakarta: PusatPenelitian dan Pengembangan Keolahragaan (Puslitbang-OR)Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Siti Partini S. (1995). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: FIP-IKIPYogyakarta.
http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3328.
http://wapedia.mobi/id/Obesitas.
http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=378.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/07_ObesitasPadaAnak.pdf/07_ObesitasPadaAnak.html.
http://www.analisadaily.com/index.php?option.