Penaksiran Kadar Titik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sadsdsds

Citation preview

PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN(MINERAL DAN BATUBARA)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

INDRAWIJAYANIM : 1209055001

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA2015PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN(MINERAL DAN BATUBARA)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

INDRAWIJAYANIM : 1209055001

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA2015

PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN(MINERAL DAN BATUBARA)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai tugas mata kuliah pemodelan dan evaluasi tambangPada Program Studi Strata 1 Teknik Pertambangan,Fakultas Teknik,Universitas Mulawarman

Oleh:

INDRAWIJAYANIM : 1209055001

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA2015KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunianya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah mengenai PENAKSIRAN KADAR TITIK PADA BAHAN GALIAN (MINERAL DAN BATUBARA).Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat di dalam menyelesaikan jenjang pendidikan S1 Program Studi Teknik Pertambangan,Fakultas Teknik,Universitas Mulawarman.

Adapun di dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mencoba menganalisis dan menggabungkan berbagai data baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, yang didapatkan melalui studi literatur baik melalui media cetak seperti buku pelajaran , skripsi, maupun dari media online seperti ebook,Jurnal dan artikel ilmiah lainnya yang terkait,

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu , yang turut memberikan bantuan ,dan arahan sehingga karya tulis ilmiah tentang penaksiran kadar titik pada bahan galian (mineral dan batubara) ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini,dan akhir kata semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak termasuk penulis.

Samarinda 17 September 2015 Penulis

DAFTAR ISI

Halaman SampuliHalaman Judul..........iiKata Pengantar...................................................................................iiiDaftar Isi..................................................................................................ivDaftar Gambar..vBAB.I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang.......................................................................11.2. Rumusan Masalah..................................................................21.3. Tujuan ...................................................................31.4. Batasan MAsalah..31.5. Sistematika Penulisan.3BAB II .METODE PENELITIAN1. 2. 2.1. Bahan Galian..................................................52.2. Eksplorasi...................................................82.3. Sumberdaya dan cadangan mineral..122.4. Sumberdaya dan cadangan batubara.13BAB III.PEMBAHASAN3.1. Filosofi Penaksiran kadar titik bahan galian......................163.2. Metode-Metode Penaksiran..163.2.1 IDW.163.2.2 Krigging..183.2.3 NNP.223.3. Espektasi hasil dari penaksiran kadar titik23BAB IV.PEMBAHASAN4.1. Kesimpulan.....................................................244.2. Saran....................................24

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBARHalaman

Gambar 3.1Persamaan Penaksiran IDW17Gambar 3.2Sampel Lokasi Untuk Contoh Poin Krigging...19Gambar 3.3Persamaan Indicator Variogram Eksperimental21Gambar 3.4Ploting Grafik Variogram Eksperimental..21Gambar 3.5Gravik Variogram Eksperimental.22Gambar 3.6Penaksiran Data Dengan Metode NNP..23

25

BAB IPENDAHULUAN1.1 latar belakang

Mineral dan batubara atau yang secara umum dikenal sebagai bahan galian merupakan kekayaan alam tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki peranan penting didalam memenuhi hajat hidup orang banyak dan oleh karenanya pengelolaannya harus dikuasai oleh Negara untuk memberi nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan. kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara yang merupakan kegiatan usaha pertambangan di luar panas bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah serta mempunyai peranan penting dalam memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara berkelanjutan

Secara teoritis mineral didefinisikan sebagai Senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu sedangan batubara didefinisikan sebagai Endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.Pada dasarnya mineral dan batubara memiliki persamaan yang paling umum yaitu sama-sama memiliki maanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, dan oleh karenanya, pengambilan dan penggunaannya, harus berdasar pada konsepsi sains dan teknologi serta berdasarkan asumsi-asumsi ilmiah sehingga, di dalam prosesnya nanti segala kemungkinan kesalahan dan kerugian yang dapat timbul kedepannya bisa dihindari ataupun dikurangi, berdasarkan pencegahan-pencegaan yang bersifat ilmiah.Salah satu tahapan yang sangat penting di dalam proses atau kegiatan pertambangan adalah ekplorasi.proses ekplorasi sesungguhnya memiliki hubungan yang erat dengan keadaan dan prilaku suatu endapan bahan galian,yaitu proses untuk mengetahui bagaimana suatu endapan terbentuk (terakumulasi),bagaimana penyebaran dan bentuk (geometri) endapan tersebut di alam, berapa banyak endapan tersebut yang dapat diambil,serta bagaimana tingkat (nilai) keekonomian endapan tersebut. Di dalam kegiatan ekplorasi ada tiga fokus penting yang akan menjadi objek kajian secara detail yaitu penaksiran kadar titik, perhitungan kadar blok ,dan perhitungan kadar total, sehingga nantinya data tersebut akan dijadikan salah satu dasar di dalam melakukan pemodelan bahan galian.

Oleh karena itu atas dasar pertimbangan sebelumnya , maka dianggap sangat penting untuk dilakukannya kajian yang bersifat ilmiah walaupun hanya bersifat study literature , untuk memberikan pemahaman dasar atas konsep dasar penaksiran kadar titik pada suatu bahan galian, sehingga ambiguitas antara penaksiran kadar titik dengan perhitungan kadar blok serta perhitungan kadar total suatu bahan galian dapat dibedakan secara benar dan lebih jelas. Sehingga nantinya data-data yang dihasilkan di dalam penaksiran kadar titik bersifat valid dan siap untuk diteruskan pada tahap berikutnya, sampai pada tahap pemodelan dan evaluasinya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan karya tulis ilmiah yang telah diuraikan sebelumnya,maka rumusan masalah yang diangkat adalah;1. apa yang dimaksud dengan penaksiran kadar titik pada bahan galian ?2. apa saja metode yang dapat digunakan di dalam melakukan penaksiran kadar titik bahan galian ?3. bagaimana pengaruh penaksiran kadar titik suatu bahan galian di dalam proses kegiatan selanjutnya di dalam tahapan eksplorasi.

1.3 Tujuan Penelitian

adapun tujuan dari dilakukannya penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan memahami secara lebih rinci atau detail terkait dengan penaksiran kadar titik sebagai bagian dari tahapan awal di dalam kegiatan eksplorasi suatu bahan galian.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah di dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :1. study penerapan konsep penaksiran kadar titik pada bahan galian 2. objek study hanya dalam ruang lingkup mineral dan batubara (bahan galian ) diluar panas bumi,minyak ,gas bumi dan air tanah

1.5 Sistematika Penulisan

penulisan karya ilmiah ini menggunakan sistematika penulisan yang dapat penulis uraikan sebagai berikut:a. Bab I pendahuluanPada bab ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu tentang latar belakang masalah,perumusan masalah,tujuan,batasan masalah,serta sistematika penulisan

b. Bab II :Landasan TeoriPada bab ini terdapat terdapat konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah di dalam penulisan karya ilmiah ini, dan untuk merumuskan hipotesis apabila memang diperlukan.Berbentuk uraian kualitati,model matematis, dan atau persamaan yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas pada karya ilmiah ini.

c. Bab III pembahasan.Pada bab ini berisikan tentang segala bentuk uraian atau penaksiran maupun penafsiran baik secara kualitatif dan kuantitatif, untuk memecahkan masalah yang dibahas di dalam karya ilmiah ini.

d. BAB IV penutupPada bab ini berisikan tentang pernyataan singkat yang menyatakan kesimpulan umum dari pembahsan masalah, disertai dengan saran-saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Bahan Galian

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, bahan galian adalah unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih, dan segala macam batuan yang merupakan endapan-endapan alam.Di dalam Pasal 1 angka 2 Rancangan Undang-Undang Pertambangan Umum disebutkanpengertian bahan galian. Menurut RUU ini, bahan galian adalah aneka ragam unsur kimia, mineral, kumpulan mineral, batuan, bijih, termasuk batu bara, gambut, bitumen padat, panas bumi, dan mineral radio aktif yang terjad secara alami dan mempunyai nilai ekonomis.Unsur-unsur kimia adalah benda-benda yang tidak dapat dibagi melalui proses kimia. Mineral-mineral adalah benda padat homogen yang bersifat takorganis yang berbentuk secara alami dan mempunyai komposisi tertentu serta jumlahnya sangat banyak. Bijih-bijih, yaitu batuan-batuan yang yang mengandung mineral yang cukup berguna untuk diolah menjadi barang ekonomis. Batu-batu mulia merupakan logam yang sangat tinggi harganya. Endapan-endapan alam adalah bahan-bahan bumi seperti pasir, kerikil, dan lain-lain.Sukandarrumidi juga mengemukakan pengertian bahan galian. Ia berpendapat, bahwabahan galianadalah bahan yang dijumpai di dalam, baik berupa unsur kimia, mineral, bijih, ataupun segala macam batuan.Dalam pengertian ini,bahan galian diklasifikasikanmenjadi tiga macam, yaitu bahan galian yang berbentuk padat, bahan galian yang berbentuk cair, dan bahan galian yang berbentuk gas.Yang termasuk bahan galian berbentuk padat adalah emas, perak, batu gamping, lempung, dan lain-lain. Bahan galian yang berbentuk cair adalah minyak bumi, yodium, dan lain-lain. Bahan galian yang berbentuk gas adalah gas alam.

2.1.1 Penggolongan Bahan Galian

Secara umum penggolongan bahan galian dapat didasarkan atas dua penggolongan utama yaitu:A. Berdasarkan uu no 11 tahun 1967Penggolongan bahan galian menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:a. Bahan galian golongan A, yaitu bahan galian golongan strategis. Yang dimaksud strategis adalah strategis bagi pertahanan/keamanan negara atau bagi perekonomian negara;b. Bahan galian golongan B, yaitu bahan galian vital, adalah bahan galian yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak;c. Bahan galian C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan B.Bahan galian apa saja yang termasuk ke dalam masing-masing golongan tersebut diatur berdasarkan ketentuan pengelompokan lebih rinci, dalam Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980, yaitu:a. Bahan galian golongan A atau bahan galian strategis, terdiri dari: Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, dan gas alam; Bitumen padat, aspal; Antrasit, batu bara, batu bara muda; Uranium, radium, thorium, dan bahan-bahan radio aktif lainnya; Nikel, kobalt; Timah.

b. Bahan galian golongan B atau bahan galian vital, terdiri dari: Besi, mangan, molibdenum, khrom, walfran, vanadium, titanium; Bauksit, tembaga, timbal, seng; Emas, platina, perak, air raksa, intan; Arsen, antimon, bismut; Yttrium, rhutenium, crium, dan logam-logam langka lainnya; Berrillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa; Kriolit, flouspar, barit; Yodium, brom, khlor, belerang.c. Bahan galian golongan C atau bahan galian industri, terdiri dari: Nitrat, phosphate, garam batu; Asbes, talk, mike, grafit, magnesit; Yarosit, leusit, tawas (alam), oker; Batu permata, batu setengah permata; Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonite; Batu apung, teras, obsidian, perlit, tanah diatome; Marmer, batu tulis; Batu kapor, dolomit, kalsit; Granit, andesit, basal, trakkit, tanah liat, dan pasir.

B. Berdasarkan UU No.4 Tahun 2009UU No, 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, sesungguhnya tidak secara tegas mengatur secara khusus tentang pembagian golongan bahan galian sebagaimana dalam UU No. 11 Tahun 1967. Penggolongan bahan galian diatur bedasarkan pada kelompok usaha pertambangan, sesuai Pasal 4, yaitu:

a. Usaha pertambangan dikelompokkan atas :i. Pertambangan mineralii. Pertambangan batubarab. Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf (a) digolongkan atas :i. Pertambangan mineral radioaktifii. Pertambangan mineral logamiii. Pertambangan mineral bukan logamiv. Pertambangan batuan

2.2Eksplorasi

Filosofi eksplorasi mempunyai hubungan ynag erat dengan keadaan dan perilaku suatu endapan bahan galian ,yaitu proses untuk mengetahui bagaimana suatu endapan terbentuk atau terakumulasi,bagaimana penyebarannya dan bentuk geometrinya , berapa banyak endapan tersebut yang dapat diambil ,serta bagaimana nilai keekonomian endapan tersebut.

Sukandarrumidi (1995) berargumen bahwa batubara adalah batuan sedimen klastik yang penyebarannya tidak merata.Penyebaran dan pengendapan batubara yang mempunyai nilai ekonomis sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi daerah yang bersangkutan.Besarnya sumberdaya dan keadaan geologi dari daerah tersebut akan sangat mempengaruhi besarnya produksi yang akan dicapai serta berapa besar investasi yang diperlukan . maka dari itu di dalam penerapannya maka kegiatan ekplorasi sangat diperlukan sebagai bagian dari tahapan awal di dalam rangkaian kegiatan pertambangan.keberhasilan ekplorasi sangat menentukan di dalam proses ekploitaisi

Haldar (2012) ekplorasi merupakan urutan lengkap kegiatan yang mana kegiatan tersebut berkisar antara pencarian terhadap prospek baru (renonnaissance) dan evaluasi hak milik untuk ekonomi penambangan . ini juga termasuk dari penambahan dari cadangan mineral tambahan di dambang dan seluruh area penambangan .ada berbagai teknik eksplorasi yang menjadi acuan selama berabad-abad.ekplorasi terdiri dari satu atau kombinasi banyak teknik,hal ini semua bergantung atas ketersediaan infrastruktur ,dana,ukuran,kompleksitas cadangan, harga mineral dan pajak.

Di dalam rangkaian kegiatan ekplorasi khususnya batubara dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:1. Tahapan penyelidikana. Penyelidikan umumPenyeldikan umum diawali dengan studi pustaka atau disebut juga dengan desk studi.studi ini mengenai keadaan geologi regional,tektonik dan yang berkaitan dengan paleogeographic setting suatu daerah penyelidikan.Maksud dari penyelidikan umum adalah untuk memperoleh informasi dan menentukan batasan luas daerah.setelah itu selesai dilakukan penelitian lapangan dengan tujuan pengecekan lapangan hasil studi pustaka.dalam penelitian lapangan diusahakan pula mencari kemungkinan adanya singkapan batubara,mengambil contoh batuan dan contoh batubaranya.b. Penyelidikan pendahuluanPelksanaan ekplorasi pendahuluan dilakukan dengan memetakan daerah penyelidikan ,baik dengan pemetaan topografi maupun dengan foto udara dengan tujuan mendapatkan peta yang benar dan baik sebagai dasar penyelidikan selanjutnya.Tahap berikutnya melakukan pemetaan geologi dengan menggunakan peta permukaan dan foto udara dimaksudkan untuk melakukan interpretasi keadaan singkpan,struktur,kedudukan stratigrafi dari batubara. Untuk mengetahui kedudukan stratigrafi lapisan batubara dilakukan pemboran dangkal ataupun pemboran dalam di beberapa tempat.tjuannya untuk mendapatkan data tentang ketebalan dan kedudukan formasi lapisan batubara.dengan melakukan korelasi terlebih dahulu dari titik pemboran dapat diketahui arah dan bentuk penyebaran lapisan batubara.disamping itu diperoleh pula data pendahuluan tentang kualitas batubara.Pada akhir program ini apabila sekiranya daerah tersebut memiliki nilai ekonomi yang potensial maka akan diperoleh data sebagai berikut1. Hasil perhitungan cadangan sampai tingkat indikatif2. Perkiraaan tentang kaualitas 3. Interpretasi tentang geometrid an struktur endapan4. Laporan tentang sumber cadangan secara lengkap untuk studi pemasaran dan finansialDisamping itu sudah dapat ditentukan pula:1. Keadaan geologi endapan batuabara dan perkiraan struktur bawah permukaan2. Alternative cara penambangan baik secara tambang terbuka atau tambang dalam.c. Penyelidikan detailPada tingkat ini kegitan ekplorasi lebih terpusat pada kegiatan pemboran yang bertujuan untuk lebih mengetahui bentuk geometri endapan batubara,kualitas dari lapisan batubara dan kemungkinan adanya anomaly geologi yang mungkin akan menimbulkan kesulitan dalam proses penambangan yang akan dilaksanakan.apabila diperlukan dapat pula dilakukan penyelidikan geofsika dengan tujuan untuk mengetahui secara rinci keadaaan geologi bawah permukaan yang meliputi keadaan stratigrafi dan struktur geologi yang tidak terekam dari kegiatan pemboran.pengumpulan dan pendokumentasian semua data yang telah diperoleh berikut peta yang telah dibuat serta rencana penmabangan akan dipergunakan sebagai dasar dan rencana kerja aktifitas penambangan yang akan dating.pada akhir kegiatan program ini akan dihasilkan hal-hal sebagai berikut : Perhitungan cadangan sampai tingkat yang dapat diambil recoverable reserve,sedang ketepatan perkiraan perhitungan batubara yang dapat perhitungan sudah mendekati 20% Data lengkap mengenai kualitas baik secara statistic dan varasi yang terdapat secara regional data yang menyangkut batuan ikutan Data tentang penggunaan batubara dan laporan tentang hasil tes pembakaran baik dalam skala lab maupun dalam skala komersial di sector industry Data yang menyangkut tentang pencucian batubara (washability test).

Bilamana data yang telah dikumpulkan tersebut dan pada kenyataan sudah komprehensif maka berarti pengembangan sumber cadangan batubara tersebut telah memperoleh prioritas yang tinggi untuk dapat diajukan ke tinggkat yang lebih lanjut.tingkat selanjunya akan dilakukan pengumpulan data mengenai penambangan dan masalah yang menyangkut bidang yang bersifat engineering seperti masalah geoteknik,hidrologi dan perencanaan proses pencucian, hal yang menyangkut pengangkutan dan penimbunan batubara

Semua data tersebut dikomplikasi dan dijadikan bahan untuk membuat studi kelayakan pengembangan endapan batubara tersebut kea rah pembukaan tambang

Pekerjaan ekplorasi akan tetap dilakukan terus selama masa umur tambang tersebut berjalan.pekerjaan ekplorasi ini dikenal sebagi komersial ekploration program,menyangkut pula pekerjaan pemboran produksi yang bertujuan untuk lebih meningkatkan ketelitian cadangan yang dapat diambil sampai pada tingkat 5%.

2.3Sumberdaya Mineral Dan Cadangan (Mineral Resources And Reserves)

Pengklasifikasian bahan galian mineral dapat dijabarkan sesuai dengan SNI13-4726-1998 tentang sumberdaya mineral dan cadangan

1) Sumberdaya mineral dibedakan atas:a) Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survai Tinjau.b) Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Prospeksic) Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum.d) Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Rinci.2) Cadangana) Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomikb) Cadangan Terbukti (Proved Recerve) adalah sumber daya mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.3) Dasar klasifikasia) Tingkat keyakinan geologii) Survey tinjauii) Prospeksiiii) Ekplorasi umumiv) Ekplorasi rincib) Pengkajian layak tambangi) Pengkajian layak tambang meliputi faktor-faktor ekonomi, penambangan, pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum/ perundang-undangan. Untuk endapan mineral bijih, metalurgi juga merupakan faktor pengkajian layak tambang.ii) Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah sumber daya mineral akan berubah menjadi cadangan atau tidakiii) Berdasarkan pengkajian ini, bagian sumber daya mineral yang layak tambang berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang belum layak tambang tetap menjadi sumber daya mineral.

2.4Sumberdaya Dan Cadangan Batubara

Pengklasifikasian batubara dapat dijabarkan sesuai dengan SNI 5015 2011 ,dan seperti halnya mineral pengklasifikasian sumberdaya dan cadangan batubara berdasar atas tingkat keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi.A. Defenisi sumberdaya batubaraBagian dari endapan batubara dalam bentuk dan kualitas tertentu serta mempunyai prospek beralasan yang memungkinkan untuk ditambanga secara ekonomis.lokasi,kualitas,kuantitas karakteristik geologi dan kemenerusan dari lapisan batubara yang telah diketahui diperkirakan atau di interpretasikan dari bukti geologi tertentu.sumberdaya batubara dibagi sesuai dengan tingkat kepercayaan geologi ke dalam kategori tereka terunjuk dan terukur Sumberdaya batubara terekabagian dari total estimasi sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya hanya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Titik Informasi yang mungkin didukung oleh data pendukung tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya. Estimasi dari kategori kepercayaan ini dapat berubah secara berarti dengan eksplorasi lanjut. Sumberdaya batubara terunjukbagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang masuk akal, didasarkan pada informasi yang didapatkan dari titik-titik pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung. Titik Informasi yang ada cukup untuk menginterpretasikan kemenerusan lapisan batubara, tetapi tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya Sumberdaya batubara terukurbagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan tinggi, didasarkan pada informasi yang didapat dari titik-titik pengamatan yang diperkuat dengan data-data pendukung. Titik-titik pengamatan jaraknya cukup berdekatan untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya Sumberdaya batubara terkirabagian dari sumberdaya batubara tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis setelah faktorfaktor penyesuai terkait diterapkan, dapat juga sebagai bagian dari sumberdaya batubara terukur yang dapat ditambang secara ekonomis, tetapi ada ketidakpastian pada salah satu atau semua faktor penyesuai yang terkait diterapkan.B. Defenisi cadangan batubara Cadangan batubara terkirabagian dari sumberdaya batubara tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis setelah faktorfaktor penyesuai terkait diterapkan, dapat juga sebagai bagian dari sumberdaya batubara terukur yang dapat ditambang secara ekonomis, tetapi ada ketidakpastian pada salah satu atau semua faktor penyesuai yang terkait diterapkan. Cadangan batubara terbuktibagian yang dapat ditambang secara ekonomis dari sumberdaya batubara terukur setelah faktor-faktor penyesuai yang terkait diterapkan.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Filosofi Penaksiran Kadar Titik

Pada dasarnya sebagai tindak lanjut dari suatu penaksiran kadar titik bahan galian, maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan cadangan atau sumberdaya suatu bahan galian .Hal ini sangat berkaitan dengan proses menghitung untuk memperoleh kuantitas (termasuk tonase atau volume bijih) dengan menggunakan data dimensi (kuantitas) dan data kualitas baik yang primer atau sekunder.

Aspek yang paling penting di dalam perhitungan cadangan adalah metode penaksiran.setelah data-data hasil uji kualitas dari contoh dimasukkan kedalam basis data,kemudian dilakukan penaksiran data kualitas pada titik-titik grid yang belum mempunyai data kualitas, nilai data hasil taksidran tersebut merupakan nilai rata-rata tertimbang (weighting average)dari data contoh yang telah ada.

Penaksiran data kadar dilakukan dengan teknik-teknik pembobotan yang didasarkan pada:1. Letak grid yang akan ditaksir terhadap letak data contoh2. Kecenderungan penyebaran data kualitas3. Orientasi setiap contoh yang menunjukkan setiap hubungan letak ruang antar contoh

3.2 Metode Penaksiran

3.2.1.Metode Invers Distance Weighting (IDW)

Suatu cara penaksiran yang telah memperhitungkan adanya hubungan letak ruang (jarak) yang merupakan kombinasi linier atau harga rata-rata tcrtimbang (weighting average) dan titik-titik data yang ada di sekitarnya. Data di dekat blok memperoleh bobot lebih besar, sedangkan data yang jauh dari blok bobotnya lebih kecil. Dengan demikian, bobot yang diberikan oleh sebuah titik data berbanding terbalik dengan jarak data dan blok yang ditaksir. Titik data yang berpengaruh terhadap blok yang ditaksir dibatasi pada radius tertcntu seperti dtunjukkan pada Gambar 9.51. Efek penghalusan (pemerataan) data diberikan oleh faktor pangkat. Pilihan dan pangkat yang digunakan (ID1, 1D2,1D3, ...) berpengaruh terhadap hasil taksiran. Semakin tinggi pangkat yang digunakan, hasilnya akan semakin mendekati metode poligon contoh terdekat.Jika d adalah jarak titik yang ditaksir dengan titik data z,maka faktor pembobotan w seperti disajikan pada gambar 3.1

Gambar 3.1.persamaan penaksiran IDW

Kekurangan dari metoda seperjarak (IDW) adalah belum memperhatikan efek pengelompokan data, sehingga data dengan jarak yang sama namun mempunyaj pola sebaran yang berbeda masih akan memberikan hasil yang sama. Atau dengan kata lain metode ini belum memberikan korelasi ruang antara titik data dengan titik data yang lain.

3.2.2.KriggingKriging adalah penaksir geostatistik yang dirancang untuk penaksiran kadar blok sebagai kombinasi linier dan contoh-contoh yang ada di dalam/sekitar blok, sedemikian rupa sehingga taksiran tidak bisa dan memiliki varians minimum. Secara sederhana, kniging menghasilkan seperangkat bobot yang meminimumkan varians penaksiran (estimation variance) sesuai dengan geometri dan sifat mineralisasi yang dinyatakan dalam fungsi variogram yang mengkuantifikasikan korelasi spatial (ruang) antar contoh. Metode Kriging paling baik dalam hal ketepatan penaksirannya (interpolasi) karena metode ini sudah memasukkan aspek spasial (posisi) dan titik referensi yang akan digunakan untuk menaksir suatu titik tertentu. Salah satu keunggulan dalam memperhatikan posisi dalam metode Kriging adalah adanya proses screening, yaitu titik referensi yang terletak tepat di belakang suatu titik yang lebih dekat akan diabaikan. Kelebihan ini tidak mungkin ditemui pada metode kiasik yang selama ini digunakan.Kriging adalah metode yang paling umum dipakai dalam penaksiran kualitas/kadar blok dalam suatu model sumber daya mineral karena pembobotan tidak semata-mata berdasarkan jarak, melainkan menggunakan korelasi statistik antar-conto yang juga merupakan fungsi jarak, sehingga cara ini lebih canggih dan perilaku anisotropik dapat dengan mudah diperhitungkan.Dengan teknik rata-rata tertimbang (weighted average), kriging akan memberikan bobot yang tinggi untuk contoh di dalam/dekat blok, dan sebaliknya bobot yang rendah untuk contoh yang jauh letaknya. Selain faktor jarak, bobot ini ditentukan pula oleh posisi contoh relatif terhadap blok dan terhadap satu sama lain. Metode kriging yang digunakan adalah teknik linier (ordinary kriging). Ordinary kriging cenderung menghasilkan taksiran blok yang lebih merata atau kurang bervariasi dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (smoothing effect). Bobot yang diperoleh dan persamaan kriging tidak ada hubungannya secara langsung dengan kadaar contoh yang digunakan dalam penaksiran. Bobot ini hanya tergantung pada konfigurasi contoh disekitar blok dan satu sama lain, serta pada variogram (yang walaupun merupakan fungsi kadar namun didefinisikan secara global)Kriging adaiah suatu teknik pethitungan untuk mengestimas suatu variabel regional yang menggunakan pendekatan bahwa data yang dianaIisis dianggap sebagai suatu realisasi dan suatu variabel acak, dan keseluruhan variable acak yang dianalisis akan membentuk suatu fungsi dengan menggunakan model structural variognram (Yulhendra& Anaperta 2011 ),Menurut schuenemeyer & drew (2011),krigging adalah istilah umum untuk Sekumpulan Prosedur yang digunakan dalam mengestimasi suatu titik atau blok yanga ada dalam hubungan spesial (special association) ketika tidak ada sebuah korelasi yang jelas dalam hubungan spasial data teknik esttimasi dan permodelan statistika seharusnya digunakan

Hatrullid &kuchta (1995) memberikan gambaran tentang kemudahan penggunaaan estimasi krigging.sampel lokasi untuk contoh poin krigging digambarkan pada gambar 2.3 sebagai berikut

Gambar 3.2. Sampel lokasi untuk contoh point krigging (Hustrulid & Kuchta,1998)Metode krigging rnerupakan metode yang mudah digunakan untuk mengestimasi permodelan batubara. Karena metode-metode estimasi lain biasanya menggunakan persamaaan yang begitu banyak harus diselesaikan

istilah krigging diambil dari nama seorang ahli yaitu d.g.krige yang pertama kali menggunakan korelasi spasial dan estimator yang tidak biasa ,istilah krigging diperkenalkan oleh g matheronuntuk menonjolkan metode khusus dalam weighted moving average yang meminimalkan varian dari hasil estimasi , jadi metode krigging sebagai metode interpolasi membutuhkan proses inversimatriks korelasi antar sampel .Secara empiriss, observasi yang berada jauh dan titik interpolasi cenderung memiliki bobot nol atau negative (screen effect). Metode Krigging menghasilkan estimator tidak bias terbaik (the best unbiased estimator) dan variable yang ingin diketahui nilainya. Sampel data dari geosains biasanya diambil di tempat yang tidak beraturan. Komputer dalam hal ini software desain tambang akan bekerja dengan data digital yang teratur, sebagal contohnya melakukan contouring. Untuk itu perlu dibuat jejala (grid) yangteratur, diamana sampel data harus ditempatkan untuk diproses oleh computer(Yulhendra & Anaperta 2011)

Pada umumnya perhitungan sumberdaya batubara menggunakan metode polygon dan metode isoline dimana kedua metode tersebut tidak menyatakan elemen geometri endapan batubara dalam metode yang sistematik, sehingga menyulitkan prosesperhitungan sumberdaya batubara. Dengan metode Geostatistik (Krigging) perhitungan sumberdaya dapat dilakukan secara akurat yaitu dengan mengekspresikan dan merangkum data-data eksplorasi menjadi sebuah model konseptual dan ekspresi yang komperhensi.Variogram merupakan suatu metode analisis secara geostatistik yang berfungsi untuk mengkuantifikasi tingkat kemiripan atau variabilitas antara dua conto yang terpisah pada jarak tertentu Data yang dekat dengan titik yang ditaksir memiliki kecenderungan nilai yang Iebih mirip dibanding data yang Iebih jauh.

Darjanto (1999) berargumen bahwa variogram dihitung dengan suatu rumus yang sederhana yaitu perbedaan rata-rata antara dua titik contoh dengan jarak tertentu. Oleh karena perbedaan tersebut kemungkinan kurang dan O atau lebih dan O, agar perbedaan rata-rata tersebut selalu lebih dan O maka perlu diaplikasikari perhitungan statistik yang berdasarkan pada perbedaan kuadrat. Indikator variogram eksperimental dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.3 persamaan indicator variogram eksperimental

indikator variogram pada persamaan diatas selanjutnya dapat diplotkan dalam grafik model variogram ekperimental untuk mendapatkan nilai sill,nugget,dan range sepeerti yang digambarkan pada gambar 3.4 dan 3.5

Gambar 3.4: Ploting grafik variogram eksperimental (darijanto 1999)

Gambar 3.5 Gravik variogram eksperimental (Moon at al,2006)

3.2.3.Metode neighborhood nearest point (NNP)menurut suyono (2010) penaksiran cadangan menggunakan metode NNP didasarkan pada kerangka model blok.Pada saat sekarang metode ini sering digunakan .secara umum cara perhitungan menggunakan NNP memberikan hasil yang sama dengan cara perhitungan pada metode penampang manual,tetapi hasil penaksiran tersebut dapat dimanfaatkan secara langsung dalam perencanaan tambang menggunakan computer ,umumnya metode penaksiran ini digunakan untuk tipe parameter yang mempunyai kemenerusan tinggi seperti ketebalan dan kandungan abu batubara,endapan placer pantai dll.

Dalam kerangka model blok, dikenal jenis penaksran poligon dengan jarak titik terdekat (rule of nearest point), yaitu nilai hasil penaksiran hanya dipengaruhi oleh nilai contoh yang terdekat (Gambar 9.50), atau dengan kata lain titik (blok) terdekat memberikan nilai pembobotan satu untuk titik yang ditaksir, sedangkan titik (blok) yang lebih jauh memberikan nilai pembobotan nol (tidak mempunyai pengaruh). Gambar 3.6.Penaksiran data dengan metode NNP (Balfas,2015)

3.3 Ekspektasi Hasil Dari Kegiatan Penaksiran Kadar Titik Suatu Bahan GalianSegala hal yang dilakukan pada dasarnya memiliki tujuan , dan begitu juga dengan kegiatan di dalam menaksir kadar pada suatu titik pada bahan galian. Hasil yang hendak dicapai tidak lepas dari harapan untuk mendapatkan kumpulan data-data yang bersifat valid dan dapat dipertanggung jawabkan, baik bersifat kualitatif dan kuantitatif, primer maupun sekunder.Dengan harapan bahwa data yang dihasilkan pada tahap penaksiran awal ini adalah ata data yang sesuai dengan kondisigeologi di lapangan, sehingga tap selanjutnya akan berjalan secara continue dan tersingkronisasi satu dengan yang lainnya. Data yang valid diperlukan agar, menambah tingkat keyakinan geologis kita didalam mempelajari karakteristik endapan bahan galian yang sedang dan akan dieksplorasi, sehingga kita dapat mengetahui dan dapat mencegah terjadinya kerugian baik yang bersifat finansial maupun yang bersifat teknis.BAB IV PENUTUP

4.1 kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan antara lain:1. Secara garis besar penaksiran kadar titik memiliki hubungan yang sangat erat terhadap studi perhitungan bahan galian. Dimanan Aspek yang paling penting di dalam perhitungan cadangan adalah metode penaksiran.setelah data-data hasil uji kualitas dari contoh dimasukkan kedalam basis data,kemudian dilakukan penaksiran data kualitas pada titik-titik grid yang belum mempunyai data kualitas, nilai data hasil taksidran tersebut merupakan nilai rata-rata tertimbang (weighting average)dari data contoh yang telah ada2. Adapun metode-metode penaksiran yang sering digunakan adalah sebagai berikut:i. Metode neighborhood nearest pointii. Kriggingiii. Invers distance weighting (IDW)3. Untuk ekspektasi hasil dari suatu kegiatan penaksiran , maka diharapkan akan didapatkan data-data yang bersivat valid dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga data dapat digunakan untuk proses kegiatan selanjutnya.

4.2 saran

Adapun beberapa saran yang penulis ingin sampaikan adalah sebagai berikut :1. Sistem pembelajaran yang seperti ini seharusnya juga diterapkan pada mata kuliah lain selain pemodelan dan evaluasi tambang2. Mahasiswa sebaiknya memperbanyak melakukan kajian-kajian ilmiah yang menunjang terhadap konsentrasi jurusan yang diambilnya

Daftar Pustaka

-Balfas,Muhammad Dahlan.2015.Geologi Untuk Pertambangan Umum.Yogyakarta:Graha Ilmu.

- Basuki,Lulut.2014. Penaksiran Sumberdaya Batubara Sim A dengan metode circular USGS Berdasarkan Estimasi Krigging di PT Paser Tambang Harmonis,Desa Bantuas Kecamatan Palaran, Samarinda Kalimantan Timur.

-Ismawan,Andry.2015.Penaksiran Sumberdaya Batubara Sema 500 Berdasarkan Circular Usgs Denganmetode Estimasi Idw Pada Blok X Pt Bukit Baiduri Energi Tenggarong Seberang Kalimantan Timur".Program Sarjana Starata Satu.Universitas Mulawarman

-Notosiswoyo,Sudarto,Syafrizal Dan Heriawan,Nur.2000.Buku Ajar Teknik Ekplorasi.Bandung: Teknik Pertambangan FITM ITB.

-Prasetio,Heru.2015.Pemodelan Batubara Dan Perhitungan Cadangan Tertambang Pada Pit Bukit Senyum PT.Vanguard ResourcesKutai Kartanegara Kalimantan Timur. Program Sarjana Starata Satu.Universitas Mulawarman

-Sukandarrumidi.1995.Batubara dan Gambut.Yogyakarta:Gadja Mada University Press

-Sukandarrumidi.1998.Bahan Galian Industri. Yogyakarta:Gadja Mada University Press

-Zulfikar,M Ria .2014Perancangan Tambang Pit Eagle 02 PT.International Prima Coal Site Bentuas Kecamatan Palaran Kota Samarinda Kalimantan Timur