Penaksiran Volume

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teknik Perminyakan & Teknik Reservoir

Citation preview

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    1/86

    PENAKSIRAN VOLUME RESERVOIR MINYAK BUMI DENGAN

    SIMPLE KRIGINGPADA LAPANGAN MINYAK JATIBARANG

    IIF YUSUF WIBISONO

    0 3 0 2 0 1 0 2 1 Y

    UNIVERSITAS INDONESIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    DEPARTEMEN MATEMATIKA

    DEPOK

    2006

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    2/86

    PENAKSIRAN VOLUME RESERVOIR MINYAK BUMI DENGAN

    SIMPLE KRIGINGPADA LAPANGAN MINYAK JATIBARANG

    Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

    Oleh:

    IIF YUSUF WIBISONO

    030201021Y

    DEPOK

    2006

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    3/86

    Tanggal lulus Ujian Sidang Sarjana:

    Penguji I : Dr. Kiki Ariyanti S

    Penguji II : Dr. Dian Lestari

    Penguji III : Dra. Siti Nurrohmah, M.Si

    SKRIPSI : PENAKSIRAN VOLUME RESERVOIR MINYAK BUMI

    DENGAN SIMPLE KRIGINGPADA LAPANGAN MINYAK

    JATIBARANG

    NAMA : IIF YUSUF WIBISONO

    NPM : 030201021Y

    SKRIPSI INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI

    DEPOK, 22 DESEMBER 2006

    Dr. Dian Lestari Dra. Siti Nurrohmah, M.SiPembimbing I Pembimbing II

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    4/86

    i

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan tak hingga

    dan tak terhitung banyaknya nikmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini.Semoga Sholawat dan salam senantiasa tercurah bagi junjungan kita

    Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang

    senantiasa berada dalam kebaikan dan kebenaran sampai akhir zaman.

    Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan

    penghargaan kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penulisan tugas

    akhir ini maupun selama penulis kuliah. Ucapan terimakasih terhatur kepada:

    1. Ibu dan Bapak. atas segala kasih sayang, doa, dukungan, kesabaran dan

    nasehatnya. Mungkin penghargaan ini masih terlalu kecil dengan kasih

    sayang yang telah diberikan kepada penulis.

    2. Pembimbing I Skripsi (juga pembimbing akademis), Ibu Dian Lestari.

    Pembimbing II Skripsi, Ibu Siti Nurrohmah. Mohon maaf bu jika penulis

    sangat merepotkan.

    3. Para Dosen Departemen Matematika, yang telah memberikan banyak

    pembelajaran selama penulis kuliah.

    4. para karyawan departemen matematika yang selalu membantu segala

    kegiatan yang ada di departemen.

    5. Penghuni rumah kacajendela I no 1. Mbak Ammy, Aan,(terimakasih

    dukungannya), Mas Budi (terimakasih tausiyah-tausiyahnya, semoga

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    5/86

    ii

    penulis tetap istiqomah), mang odos. Serta seluruh keluarga mbah kulon

    dan mbah etan.

    6. Nia Budi K (penulis nggak tahu gimana cara membalas segala

    bantuannya, kalau tau segera beritahu. Terimakasih banyak), Seno, Dani

    A (terimakasih sudah mengajari penulis), Anugrah S ITB (terimakasih

    nganterin muter-muter ITB), TriHarjuni (terimakasih atas peminjaman

    sepatu SIG1), Farah Lestari (atas editannya), Spina sekeluarga

    (terimakasih pengetahuan reservoirnya), AlAlkbar Lubis Trisakti

    (terimakasih brogeologi minyak buminya). Opit Helmi, Pak Budiyana

    Pertamina, Hendy Waskito (terimakasih bos atas MATLABnya), Feni, tuty,

    Nyimas (atas pengetahuan residual, dan kestasioneran).

    7. Dua anak manusia yang selalu menemani penulis selama kuliah, penemu

    CSC, Fuad dan Zilham. Kapan kita gulingkan bola salju CSC?

    8. Rekan-rekan angkatan 2002 yang aneh tapi lucu. Ahmad, ani, anugrah,

    arif (met berjuang), arisha,desanti, diane, dini,endah, elis (ko jadi

    keduluan?), Feni (sambil nunggu tambah aja PAInya), fuad, helmiyati,

    hendri lukita, hendi, Ifan A, Mamad, Marlina, melina, nala, naro, nuts,

    Nyimas (terimakasih yaa... sms dan pengingatannya, key word :

    semangat!!), ojix, opie, tuty, rika(tiga provokator kelas dunia =p), qfandy,

    randolf, riri, santoso, sofyan (terimakasih terutama perawatan sepedanya),

    syariat (tetap usaha dan doa bro), thamrin (MU bangkrut?), vidya,

    wina,winny, yeyen, zilham.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    6/86

    iii

    9. Rekan-rekan mathers, trio dinu (ruri, nia), danu,sigit, donny, sholeh, panji,

    adri, rahmat, ihsan, rendie, hadi,doddy, guntoro, tb, irwanto, valdo,

    handika, edi, ajat dan seluruh mahasiswa matematika yang sulit untuk

    disebut satu-persatu.

    10. Rekan-rekan asisten lab berbagai zaman, adi, TA, onggo, luwice,lenny,

    zilham,utie, hendi, gilang, saepul, sofyan, theja, lhuqita.

    11. Rekan-rekan hmd 2004, terutama CT, arif, wina, rika, ani, feni, guntoro,

    andra.

    12. Rekan rekan bpm 2005,fuad, imron, lela, roby, elda, resuli, gatot, sarif,

    yuni, eko, bani, sofa, zaki. Kapan kita kedufan?

    13. Rekan-rekan humas Bem UI 2005/2006. adri, kevin, akbar, alfi, andra,

    awan, ayu, dikha, dwi, farah, icha, iranie (pake E), nitta/mo..., nunu, sapta,

    umar, vira, syami, dll. Atas segala dorongan, doa, tausiyah, persaudaraan,

    kerjasama, kegilaan, keanehan, kejujuran, dan hal lain yang susa untuk

    digambarkan. What a great team?

    14. Rekan rekan karang taruna yang telah mengajarkan bagaimana kondisi

    masyarakat jakarta.

    15. Rekan-rekan lebah creative design, mariska, yusi, diah, dwitya, didit.

    Juga sahabat smu, yuni, agus, ade, nasrul, farah. Fredo, tito, leo, ilyas,

    umam, suwar dan lainnya.

    16. para guru, kak dede, bang jarsan, bang dimas, mas nanang, mas budi.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    7/86

    iv

    Dan seluruh manusia yang dikenal penulis, baik dalam keadaan senang

    maupun susah. Karena dari sanalah penulis mendapatkan banyak

    pembelajaran. Maha Suci Allah, tiada kejadian tanpa hikmah.

    Semoga tugas akhir ini dapat menjadi suatu yang bermanfaat bagi

    siapapun. Mohon maaf atas segala kekurangan. Terimakasih

    Penulis

    2006

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    8/86

    v

    ABSTRAK.

    Iif yusuf wibisono (030201021Y)

    Minyak adalah salah satu bahan galian bumi yang memiliki peranan penting

    dalam kehidupan manusia. Pada kasus eksplorasi sering kali ditemukan

    permasalahan seberapa banyak cadangan bahan tambang pada suatu lokasi.

    Untuk itu dilakukan penaksiran volume reservoir dari beberapa lokasi dengan

    menggunakan informasi yang diketahui dari titik lainnya. Penghitungan volume

    reservoir dilakukan dengan terlebih dahulu menaksir ketebalan dari reservoir.

    Ketebalan reservoir adalah jarak dari batuan reservoir sampai dengan lapisan

    penutup reservoir. Dalam menaksir ketebalan reservoir digunakan metode

    simple kriging. Metode simple krigingadalah metode kriging dengan asumsi

    bahwa mean dari populasi sudah diketahui dan nilainya konstan. Penaksiran

    bobot kriging pada tugas akhir ini menggunakan kovariogram isotropi.

    Penaksiran ketebalan reservoir dengan metode simple kriging menggunakan

    model kovariogram spherical. Informasi volume reservoir diharapkan dapat

    menbantu kegiatan eksplorasi minyak terutama dalam kebijakan pembuatan

    sumur minyak.

    Kata kunci: reservoir; minyak bumi; kovariogram;isotropi,simple kriging;

    x + 70 hlm

    Bibliografi : 10 (1993-2002)

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    9/86

    vi

    DAFTAR ISI

    HalamanKATA PENGANTAR ............................................................................... i

    ABSTRAK .............................................................................................. v

    DAFTAR ISI ........................................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix

    DAFTAR TABEL .................................................................................... x

    BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang Masalah ............................................. 1

    1.2 Permasalahan ............................................................. 2

    1.3 Tujuan Penulisan ..................... .................................. 2

    1.4 Pembatasan Masalah ................................................ 3

    1.5 Metode Penelitian ...................................................... 3

    1.6 Sistematika Penulisan ................................................. 3

    BAB II. KONSEP DAN DEFINISI ....................................................... 4

    2.1 Definisi ......................................................................... 4

    2.2 Gambaran umum lapangan jatibarang......................... 6

    BAB III. METODOLOGI ...................................................................... 8

    3.1 Data ............................................................................. 8

    3.2 Pengambilan Sampel................................................... 8

    3.3 Metode Penaksiran Volume Reservoir ........................ 8

    3.4 Metode Kriging............................................................. 9

    3.5 Data Spasial................................................................. 11

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    10/86

    vii

    3.6 Asumsi Stasioner Orde dua dan stasione intrinsik....... 12

    3.7 Kovariogram................................................................. 14

    3.7.1 Kovariogram eksperimental ......................................... 14

    3.7.2 Kovariogram teoritis ..................................................... 15

    3.8 Semivariogram............................................................. 18

    3.8.1 Semivariogram Eksperimental ..................................... 19

    3.8.2 Semivariogram Teoritis ................................................ 19

    3.9 Hubungan Semivariogram dengan Kovariogram ......... 23

    3.10 Validasi Silang.............................................................. 23

    3.11 Metode Simple Kriging................................................ 29

    3.11.1 Sifat Unbiaseddan variansi minimum.......................... 30

    3.11.2 Variansi taksiran simple kriging.................................... 33

    3.11.3 Taksiran blok................................................................ 35

    3.12 Penghitungan volume reservoir ................................... 36

    BAB IV. ANALISIS DATA..................................................................... 37

    4.1 Data ........................................................................... 37

    4.2 Permasalahan ............................................................. 38

    4.3 Pengolahan Data ......................................................... 38

    4.4 Penghitungan volume reservoir .................................. 51

    BAB V. KESIMPULAN dan SARAN ................................................... 53

    5.1 Kesimpulan ................................................................. 5

    5.2 Saran .......................................................................... 5

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 5

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    11/86

    viii

    LAMPIRAN ............................................................................................ 54

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    12/86

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1 Gambar reservoir minyak bumi 5

    3.1 Alur penaksiran metode simple kriging 9

    3.2 Plot kovariogram 15

    3.3 Plot kovariogram model nugget 15

    3.4 Plot kovariogram model spherical 16

    3.5 Plot kovariogram model exponensial 17

    3.6 Plot semivariogram model nugget effect 20

    3.7 Plot semivariogram modelspherical 20

    3.8 Plot semivariogram model exponesial 21

    4.1 Plot histogram data ketebalan reservoir minyak bumi 32

    4.2 Plot lokasi data 34

    4.3 Plot Kovariogram Eksperimental 35

    4.4 Plot tiga dimensi data ketebalan reservoir 36

    4.5 Plot ketebalan dengan sumbu y 36

    4.6 Plot ketebalan dengan sumbu x 37

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    13/86

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    4.1 TabelData koordinat lokasi titik sampel 31

    4.2 Tabel stastitika deskriptif data ketebalan reservoir 32

    4.3 Tabel pengujian kenormalan data ketebalan reservoir 33

    4.4 Tabel Hasil perhitungan kovariogram eksperimental 35

    4.5 Tabel hasil perhitungan dengan model nugget effect 42

    4.6 Tabel pengujian kenormalan residual model nugget 43

    4.7 Tabel hasil perhitungan model spherical 44

    4.8 Tabel pengujian kenormalan residual model spherical 45

    4.9 Tabel hasil perhitungan dengan model exponensial 47

    4.10 Tabel pengujian kenormalan residual model exponensial 48

    4.11 Tabel hasil perhitungan taksiran di 15 titik 49

    4.12 Tabel hasil perhitungan volume reservoir 50

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    14/86

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Minyak adalah salah satu hasil tambang yang memiliki peranan

    penting dalam kehidupan manusia. Eksplorasi minyak bumi terus dilakukan

    walaupun bahan tambang ini tidak dapat tergantikan. Berbagai usaha

    pencarian pun dilakukan, termasuk perluasan ekplorasi dari suatu daerah.

    Salah satu permasalahan yang sering kali ditemukan pada saat

    pengeksplorasian minyak bumi adalah seberapa banyak cadangan bahan

    tambang yang tersedia di suatu lokasi. Karenanya, perhitungan volume

    cadangan (reservoir) yang akurat diperlukan untuk menentukan kebijakan

    perusahaan.

    Untuk mengetahui seberapa besar cadangan minyak bumi yang

    tersedia di suatu titik, diperlukan suatu pengeboran dan penelitian di titik

    tersebut. Jika pada titik tersebut volume cadangan minyak bumi yang

    tersedia sedikit, perlu dilakukan pengeboran di titik lain sampai diperoleh

    suatu lokasi dengan cadangan minyak yang cukup memadai. Hal ini tentunya

    memakan biaya yang tidak sedikit. Padahal cadangan minyak yang ingin

    diketahui bukan hanya di satu titik, melainkan di banyak titik sehingga biaya

    yang harus dikeluarkan semakin besar. Untuk mengatasi hal ini dilakukan

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    15/86

    2

    penaksiran volume reservoir dari beberapa lokasi dengan menggunakan

    informasi yang diketahui dari titik lainnya. Penaksiran ini merupakan aplikasi

    geostatistik dalam pertambangan.

    Geostatistik adalah ilmu yang merupakan gabungan antara geologi,

    teknik, matematika, dan statistika (Cressie, 1993). Geostatistik biasa

    digunakan untuk memodelkan data spasial dan akan menghasilkan estimasi

    yang cukup akurat. Pada geostatistik, data yang digunakan adalah data

    spasial, yaitu data yang mengandung informasi mengenai koordinat lokasi.

    Metode Geostatisik yang akan digunakan dalam tugas akhir ini adalah

    metode Simple Kriging. Metode Simple Krigingadalah metode Kriging

    dengan asumsi bahwa mean dari populasi sudah diketahui dan nilainya

    konstan.

    1.2 PERMASALAHAN

    Permasalahan yang ingin dikemukakan di dalam tugas akhir ini adalah

    bagaimana mengetahui volume reservoir minyak bumi dengan biaya, waktu

    dan tenaga yang tidak terlalu besar.

    1.3 TUJUAN PENULISAN

    Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah mengestimasi volume

    reservoir dari beberapa lokasi lapangan minyak di Jatibarang.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    16/86

    3

    1.4 PEMBATASAN MASALAH

    Pada tugas akhir ini, metode Simple Kriging digunakan untuk

    melakukan taksiran titik dengan kovariogramnya adalah kovariogram isotropik.

    1.5 METODE PENELITIAN

    Data yang digunakan pada tugas akhir adalah data spasial. Terdiri dari

    data koordinat bawah permukaan (Northing, Easting), dan data ketebalan

    reservoir minyak pada titik yang dijadikan sampel. Sampel yang digunakan

    dalam tugas akhir ini diambil dengan cara acak. Sampel diambil sebanyak 25

    data lokasi dari sebanyak 83 lokasi lainnya. Karena batuan reservoir minyak

    bumi terdiri dari rongga-rongga yang menyambung antar lokasi maka metode

    penaksiran yang digunakan pada tugas akhir ini adalah metode Simple

    Kriging. Analisa data menggunakan software microsoft excel, fortran90,

    wingslib90, surfer, dan matlab7.

    1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

    Penulisan pada tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab

    Bab I Berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan,

    pembatasan masalah, metode penelitian dan sistematika

    penulisan.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    17/86

    4

    Bab II Membahas mengenai konsep dan definisi dari reservoir minyak

    bumi, dan gambaran umum lapangan minyak Jatibarang.

    Bab III Membahas data dan metodologi penelititan yang digunakan

    dalam tugas akhir ini. Penjelasan terdiri dari pembahasan data,

    struktur spasial, metode penaksiran reservoir dengan simpel

    kriging, dan penghitungan volume reservoir dalam blok.

    Bab IV Membahas analisa data

    Bab V Berisikan kesimpulan dan saran untuk tugas akhir ini

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    18/86

    5

    BAB II

    KONSEP DAN DEFINISI

    Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dan definisi dari reservoir

    minyak bumi, dan gambaran umum lapangan minyak Jatibarang.

    2.1 DEFINISI

    Dalam tugas akhir ini terdapat beberapa istilah yang perlu mendapat

    penjelasan sebagai berikut:

    Definisi 2.1

    Minyak bumi (petroleoum: petro=batu, leoum=minyak), merupakan campuran

    molekul karbon dan hidrogen yang terbentuk dari sedimen sisa-sisa hewan

    dan tumbuh-tumbuhan yang terperangkap selama jutaan tahun. Akibat

    kombinasi efek temperatur dan tekanan di dalam kerak bumi maka

    terbentuklah reservoir-reservoir minyak dan gas yang berada jauh di bawah

    permukaan tanah.

    Definisi 2.2

    Reservoir adalah bagian kerak bumi yang mengandung minyak bumi dan

    terletak di bawah permukaan tanah.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    19/86

    6

    Unsur-unsur reservoir:

    - Batuan reservoir

    Adalah wadah yang terisi dan dijenuhi minyak bumi. Berbentuk

    lapisan batuan yang berongga (porous).

    - Lapisan penutup

    Adalah lapisan yang tidak tembus minyak (permeable) yang

    terdapat diatas reservoir dan menghalang-halangi minyak bumi

    keluar dari reservoir.

    Ruang penyimpanan minyak dalam reservoir berupa rongga-rongga

    atau pori-pori yang terdapat pada butiran mineral. Pada hakekatnya setiap

    batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir asalkan bebatuan tersebut

    memiliki kemampuan untuk dapat menyimpan serta melepaskan minyak.

    Ketebalan reservoir adalah jarak dari batuan reservoir sampai dengan lapisan

    penutup reservoir. Pada tugas akhir ini reservoir diasumsikan berbentuk

    balok-balok yang memiliki permukaan rata tetapi memiliki ketebalan yang

    berbeda.

    Gambar 2.1gambar reservoir

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    20/86

    7

    Definisi 2.3

    Lapangan adalah suatu daerah yang mengandung akumulasi

    hidrokarbon dan telah dikembangkan dengan pengeboran-pengeboran yang

    menghasilkan minyak atau gas bumi. Lapangan dapat disebut pula sebagai

    suatu area yang terdiri dari satu atau lebih reservoir.

    Definisi 2.4

    Cekungan adalah bagian dari kerak bumi yang berbentuk cekung dan

    lebih rendah dari sekitarnya dimana batuan sedimen dapat terakumulasi.

    Definisi 2.5

    Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil erosi air,

    angin, es dan diendapkan kembali pada tempat yang lebih rendah

    (cekungan). Batuan sedimen terdiri dari fragmen batuan, mineral, sisa-sisa

    binatang atau tumbuhan, hasil evaporitisasi garam dan lain-lain.

    2.2 GAMBARAN UMUM LAPANGAN MINYAK JATIBARANG

    Berdasarkan karakteristiknya, minyak bumi dari lapangan migas Jawa

    Barat digolongkan menjadi 2 jenis. Yaitu jenis minyak Jatibarang yaitu minyak

    yang dihasilkan dari lapangan onshore. Kemudian jenis yang lain adalah jenis

    minyak Arjuna untuk minyak yang dihasilkan dari lapangan offshore.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    21/86

    8

    Unsur petroleum cekungan Jawa Barat laut terdiri dari

    - Batuan induk: lempung endapan danau formasi Jatibarang,

    lempung formasi Talangakar,dan batu gamping formasi Baturaja

    - Reservoir: material vulkanik formasi Jatibarang, batu pasir formasi

    Talangakar, batugamping formasi Baturaja, dan batugamping

    formasi Parigi.

    Cekungan Jawa Barat laut merupakan bagian utara dari mandala paparan

    yang tersusun dari beberapa formasi. Formasi-formasi tersebut diurutkan dari

    usia yang lebih tua ke usia yang lebih muda sebagai berikut; Jatibarang,

    Cibulakan (Talangakar dan Baturaja), Parigi dan Cisubuh.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    22/86

    9

    BAB III

    METODOLOGI

    Bab ini akan membahas data serta metodologi penelitian yang

    digunakan dalam tugas akhir ini. Penjelasan terdiri dari pembahasan data,

    pengambilan sampel, data spasial, metode penaksiran ketebalan reservoir

    dengan Simple Kriging, validasi silang dan penghitungan volume reservoir

    dalam blok.

    3.1 DATA

    Data merupakan data reservoir lapangan minyak Jatibarang. Data

    terdiri dari data koordinat bawah permukaan (Northing, Easting), dan data

    ketebalan reservoir minyak pada titik yang dijadikan sampel.

    3.2 PENGAMBILAN SAMPEL

    Sampel yang digunakan dalam tugas akhir ini diambil dengan cara

    acak. Sampel diambil sebanyak 25 data lokasi dari sebanyak 83 lokasi

    lainnya.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    23/86

    10

    3.3 METODE PENAKSIRAN VOLUME RESERVOIR

    Penaksiran volume reservoir dilakukan dengan beberapa tahap.

    Tahap pertama adalah menentukan ukuran blok, dalam hal ini blok berbentuk

    persegi panjang. Pembuatan blok diusahakan agar setiap blok hanya

    terdapat satu titik sampel. Tahap kedua adalah menentukan ketebalan

    reservoir dalam blok. Pada tugas akhir ini penaksiran ketebalan reservoir

    dilakukan dengan metode penaksiran Simple Kriging.Kemudian dengan

    menggunakan metode penghitungan cadangan, volume reservoir dihitung

    dengan rumus V = A x l, dimana Aadalah luas blok dan ladalah tebal

    reservoir, dengan asumsi bahwa reservoir berbentuk balok-balok dengan

    permukaan yang rata. Berikut ini adalah pembahasan metode penaksiran

    Kriging.

    3.4 METODE KRIGING

    Metode Kriging adalah metode penaksiran yang sering digunakan

    dalam bidang pertambangan. Metode ini digunakan untuk menginterpolasi

    suatu nilai kandungan mineral berdasarkan nilai-nilai yang diketahui.

    Misalkan akan diestimasi karakeristik Zpada suatu lokasi yang tidak terukur

    berdasarkan informasi dari titik-titik yang terukur karakteristiknya. Hal ini

    dapat dilakukan dengan membentuk kombinasi linear dari titik-titik yang telah

    diketahui informasinya Z1,Z2,..., Zn. Yaitu dengan membentuk i ii

    Z Z= .

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    24/86

    11

    Pada tugas akhir ini metode kriging yang digunakan adalah metode simple

    kriging.Secara ringkas alur metode simple kriging adalah sebagai berikut.

    Peubah teregional Z

    dengan nilai pada

    lokasi siadalah z(s

    i)

    , i= 1,2,3,,n

    start

    Asumsi data s tasioner

    orde dua

    Asumsi mean diket ahui

    Tidak dapat

    menggunakan simple

    kriging

    Penaksiran simple kriging dengankovariogram

    membentuk kombinasi linear dari z(s1), z (s2), . ..z (sn) untuk m enaksir nilai

    Z pada titik yang tidak tersampel s0

    0 1 1 2 2( ) ( ) ( ) ... ( )n nZ s z s z s z s = + + +

    Membentuk persamaan simple kriging dengan menggunakansemivariogram yang valid

    Didapatkan nilai

    1 2, ,..., n

    Menghitung0

    ( )Z s

    Menghitung variansi dari taksiran

    stop

    Tidak terpenuhi

    terpenuhi

    terpenuhi

    Menggunakan

    ordinary kriging

    Tidak

    terpenuhi

    Gambar 3.1alur penaksiran metode simple kriging

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    25/86

    12

    Kriging adalah metode estimasi yang diupayakan menghasilkan

    taksiran yang bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Masalah yang

    dapat diselesaikan dengan kriging adalah mencari estimasi linear terbaik dari

    titik atau blok yang tidak diketahui berdasarkan data-data spasial yang

    diketahui. Data spasial adalah suatu hasil pengukuran yang memuat

    informasi mengenai lokasi dari pengukuran.

    3.5 DATA SPASIAL

    Data spasial adalah suatu pengukuran yang memuat informasi

    mengenai lokasi atau koordinat dari pengukuran. Variabel teregional Z(s)

    adalah variabel yang terdistribusi di dalam ruang dan menujukkan adanya

    korelasi spasial. Nilai data di lokasi s yaitu z(s) disebut realisasi dari variabel

    random Z(s). Kumpulan variabel teregional Z(s) disebut fungsi random. Agar

    dapat melakukan penaksiran variabel teregional dengan metode simple

    kriging, data spasial harus memenuhi asumsi stasioner orde dua atau

    stasioner intrinsik. Subbab berikut akan menjelaskan asumsi stasioner orde

    dua dan stasioner intrinsik

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    26/86

    13

    3.6 ASUMSI STASIONER ORDE DUA DAN STASIONER INTRINSIC

    Misalkan Ds R adalh lokasi data spasial pada ruang dimensi D dan

    z(s) adalah nilai pengukuran pada lokasi s. Kumpulan dari variabel teregional

    Z(s), { }( ) : DZ s s R disebut proses spasial.

    Pada pengamatan lapangan terhadap proses spasial seringkali

    ditemukan variabilitas nilai yang besar. Hipothesis stasioner diperlukan untuk

    mengamati fenomena tersebut. Proses spasial { }( ) : DZ s s R disebut

    memenuhi asumsi stasioner orde dua apabila distribusi dari Z(s) invarian

    terhadap translasi. Artinya untuk setiap penambahan jarak sebesar h,

    distribusi dari Z(s1), Z(s2),..., Z(sn) sama dengan distribusi Z(s1+h), Z(s2+h),...,

    Z(sn+h) . Apabila hanya dua momen pertama dari Z(s) yaitu mean dan

    variansi yang memenuhi sifat ini, maka kondisi ini dinamakan stasioner orde

    dua. Sebuah fungsi random disebut stasioner orde dua jika memenuhi:

    1. Mean Konstan

    E[Z(s)] = (1)

    Artinya mean dari Z(s) konstan untuk setiap titik s.

    2. Kovariansi adalah fungsi dari jarak antara titik s dan s+h.

    Cov[Z(s), Z(s+h)] = E[ (Z(s)-E[Z(s)]) (Z(s+h)-E[Z(s+h)]) ] = C(h) (2)

    Dengan kata lain fungsi kovariansi antara dua titik hanya bergantung pada

    vektor h. Lebih sederhananya stasioner orde dua mengimplikasikan bahwa

    nilai ekspektasi dan kovariansi invariant terhadap translasi

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    27/86

    14

    Berdasarkan (1) maka kovariansi (2) dapat dituliskan

    Cov[Z(s),Z(s+h)] = E[Z(s)Z(s+h)]-Z(s)E[Z(s+h)]- E[Z(s)]Z(s+h) + E[Z(s)]2

    = E[Z(s)Z(s+h)] - E[Z(s)]

    2

    = E[Z(s)Z(s+h)] - 2 (3)

    Jika h = 0 diperoleh definisi variansi dari Z(s), yaitu

    C(0)=var[Z(s)]= 2Zuntuk setiap s.

    Kovariansi untuk dua data yang berjarak 0, atau h=0 nilainya sama dengan

    variansi dari populasi

    Hipothesis stasioner orde dua untuk variabel teregional tidak selalu

    dipenuhi. Kondisi ini dapat diperlemah dengan adanya asumsi stasioner

    intrinsik , yaitu dengan mengasumsikan selisih jarak antara dua variabel

    random adalah variabel teregional stasioner orde dua.

    E[Z(s+h)-Z(s)] = 0

    Var[Z(s+h)-Z(s) = 2 ( )h ]

    Dimana ( )h adalah semivariogram. Setiap variabel teregional yang

    memenuhi asumsi stasioner orde dua maka memenuhi asumsi stasioner

    intrinsik, tetapi tidak berlaku sebaliknya. Apabila variabel teregional

    memenuhi asumsi stasioner orde dua, penaksiran simple krigingdilakukan

    dengan menggunakan kovariogram. Subbab berikut akan membahas fungsi

    yang dapat menggambarkan korelasi spasial, yaitu kovariogram dan

    semivariogram.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    28/86

    15

    3.7 KOVARIOGRAM

    Salah satu fungsi yang dapat mengamati korelasi spasial antar data sampel

    adalah fungsi kovaraiansi atau kovariogram, C(h). Berdasarkan asumsi

    stasioner orde dua kovariogram didefinisikan sebagai:

    ( ) {[ ( ) ].[ ( ) ]}C h E Z s h Z s = +

    Agar dapat berguna dalam menyelesaikan persamaan simple kriging maka

    kovariogram haruslah definit positif. Penjelasan mengenai kovariogram harus

    definit positif terdapat pada lampiran 1.

    3.7.1 KOVARIOGRAM EKSPERIMENTAL

    Tahapan awal untuk memodelkan kovariogram adalah menghitung

    kovariogram berdasarkan data yang dijadikan sampel. Kovariogram seperti

    ini disebut kovariogram eksperimental dan dapat dinyatakan sebagai berikut :

    2

    1

    )(

    1

    ])(1

    [)]().([)(

    1)(

    ==

    +=n

    i

    i

    hN

    i

    ii szn

    szhszhN

    hC

    Dimana

    is : lokasi titik sampel

    )( isz : Nilai pengamatan pada lokasi is

    h : Jarak antara dua data

    ( is , is + h ) : Pasangan data yang berjarak h

    ( )N h : Banyaknya pasangan berbeda yang memiliki jarak h

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    29/86

    16

    n : Banyaknya sampel

    Kovariogram dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

    1. Jika C ( h ) hanya bergantung pada jarak h , maka kovariogram

    tersebut disebut kovariogram isotropik.

    2. Jika C ( h ) bergantung pada jarak h dan arah , maka kovariogram

    tersebut disebut kovariogram anisotropik.

    Pada tugas akhir ini hanya akan dibahas mengenai kovariogram isotropik.

    3.7.2 KOVARIOGRAM TEORITIS

    Hasil penghitungan kovariogram eksperimental juga tidak langsung

    dapat digunakan dalam melakukan penaksiran melainkan harus dimodelkan

    terlebih dahulu menjadi sebuah fungsi. Fungsi yang dapat digunakan sebagai

    model dari hasil penghitungan kovariogram eksperimental adalah fungsi yang

    memenuhi kondisi definit positif(positive definit) pembahasan lebih lanjut

    terdapat di lampiran 2

    Parameter-parameter yang digunakan untuk mendeskripsikan

    semivariogram adalah :

    Nugget(C0)

    Nugget merupakan pendekatan nilai kovariogram atau semivariogram

    pada jarak disekitar nol.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    30/86

    17

    Range(a)

    Range merupakan jarak (lag distance) maksimum dimana masih terdapat

    korelasi spasial antar variabel teregional.

    Sill (C)

    Nilai dari sill pada umumnya mendekati nilai variansi dari populasi (sill

    )]([ sZVar ).

    Parameter tersebut dapat digambarkan dengan gambar berikut

    Gambar 3.2 Plot kovariogram

    Berikut ini adalah beberapa fungsi yang dapat digunakan sebagai

    model semivariogram, diantaranya adalah:

    1. Model Nugget effect

    C(h) = C 0=h

    = 0 0|| >h

    C(h

    2

    a

    h

    sill

    range

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    31/86

    18

    Plot dari kovariogram model nugget adalah sebagai berikut

    Gambar 3.3 Plot kovariogram model nugget

    2. Model Spherical

    C(h) = C3

    3

    31

    2 2

    h h

    a a

    +

    ah

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    32/86

    19

    3. Model Eksponensial

    C(h) = exph

    Ca

    ah

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    33/86

    20

    Berdasarkan hipothesis intrinsik, semivariogram didefinisikan

    ( )h =1

    var[ ( ) ( )]2

    Z s h Z s+

    })]()({[)2

    1()( 2sZhsZEh +=

    3.8.1 SEMIVARIOGRAM EKSPERIMENTAL

    Sebelum membentuk model semivariogram, maka harus dihitung

    terlebih dahulu semivariogram eksperimental. Semivariogram eksperimental

    adalah semivariogram yang dihitung dari data yang diketahui, dinyatakan

    dalam

    =

    = + ( )

    2

    1

    1( ) [ ( ) ( )]

    2 ( )

    N h

    i i

    i

    h z s h z sN h

    si menyatakan lokasi ke i. z(si) menyatakan pengamatan pada lokasi ke i.

    N(h) menyatakan banyaknya pasangan berbeda yang memiliki jarak h.

    Semivariogram yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah semivariogram

    isotropic, yaitu ( )h hanya bergantung pada jarak |h|.

    3.8.2 SEMIVARIOGRAM TEORITIS

    Hasil penghitungan semivariogram eksperimental, tidak selalu dapat

    digunakan dalam perhitungan lebih lanjut. Model semivariogram yang

    digunakan dalam kriging harus memenuhi beberapa ketentuan sehingga

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    34/86

    21

    persamaan kriging dapat diselesaikan, yaitu semivariogram harus memenuhi

    kondisi definit negatif bersyarat, agar sistem persamaan kriging terjamin

    memiliki solusi. pembahasan semivariogram harus memenuhi kondisi definit

    negatif bersyarat terdapat pada lampiran 3.

    Parameter-parameter yang digunakan untuk mendeskripsikan

    semivariogram adalah :

    Nugget(C0)

    Nugget merupakan pendekatan nilai semivariogram pada jarak disekitar

    nol.

    Range(a)

    Range merupakan jarak (lag distance) maksimum dimana masih terdapat

    korelasi spasial antar variabel teregional.

    Sill (C0+C)

    Sill merupakan sebuah nilai tertentu yang konstan yang dimiliki oleh

    semivariogram untuk jarak (lag distance) tertentu sampai dengan lag

    distanceyang tidak terhingga. Nilai dari sill pada umumnya mendekati

    nilai variansi dari populasi (sill )]([ sZVar ).

    Berikut ini terdapat beberapa fungsi yang dapat digunakan sebagai

    model semivariogram, diantaranya adalah:

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    35/86

    22

    1. Model nugget effect

    )(h = 0 0=h

    = C0 0|| >h

    Model ini berhubungan dengan data yang tidak berkorelasi satu sama

    lain meskipun jaraknya sangat dekat. Kurva model nugget effect dapat

    dilihat pada gambar dibawah ini.

    Gambar 3.6Semivariogram model nugget effect

    2. Model spherical

    )(h = C

    3

    3

    2

    ||

    2

    ||3

    a

    h

    a

    h ah

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    36/86

    23

    Gambar 3.7Semivariogram modelspherical

    3. Model eksponensial

    Seperti pada model spherical, model eksponensial akan menghasilkan

    garis lurus untuk harga-harga disekitar titik asal. Perbedaannya

    terletak pada panjang garis singgung terhadap range. Untuk model

    eksponensial, garis singgung akan mencapai sill pada 3 kali range.

    Persamaan model eksponensial adalah sebagai berikut :

    )(h =

    a

    hC

    ||exp1 0|| h

    Kurva untuk model eksponensial dapat dilihat pada gambar dibawah.

    Gambar 3.8Semivariogram modelspherical

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    37/86

    24

    3.9 HUBUNGAN KOVARIOGRAM DAN SEMIVARIOGRAM

    Hubungan antara fungsi kovariansi (kovariogram) dengan semivariogram

    adalah

    ( h ) = C(0) C( h )

    Bukti :

    ( h ) = ( ) })]()({[2

    1 2sZhsZE +

    = ( ) ]})(][)([2])([])({[2

    1 2 +++ sZhsZsZhsZE

    = ( ) +++++ )]([)].([2)](),([{2

    1 2 sZEhsZEhsZhsZE

    ]})(][)([2 + sZhsZ

    ( ) ]})(][)([2.2)](),([{2

    1 22 +++++= sZhsZhsZhsZE

    ( ) ]})(][)([2)](),([{2

    1 2 +++= sZhsZhsZhsZE

    ( h ) = C(0) C( h )

    Sebelum digunakan untuk mencari bobot dari simple kriging, semivariogram

    atau kovariogram haruslah valid atau cocok untuk digunakan. Untuk menguji

    hal tersebut digunakan metode validasi silang

    3.10 VALIDASI SILANG

    Sebelum model semivariogram atau model kovariogram digunakan

    dalam melakukan penaksiran dengan metode simple kriging, perlu diuji

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    38/86

    25

    apakah model semivariogram tersebut sesuai dengan keadaan data spasial

    yang ada. Didasari oleh tujuan tersebut, diperlukan suatu pengujian untuk

    menguji kecocokan model semivariogram atau model kovariogram.

    Jika model semivariogram menggambarkan korelasi spasial dalam

    data dengan baik, maka nilai prediksi )( 0^

    sZ akan mendekati nilai sebenarnya

    )( 0sZ . Atau dapat dinyatakan sebagai berikut :

    Data (Respon) = Prediksi + Residual

    )( 0sZ = )( 0^

    sZ + e

    Dalam pemodelan statistik, estimasi parameter dan validitas model

    bergantung pada pemeriksaan residual.

    Dalam tugas akhir ini pengujian yang akan digunakan untuk menguji

    validitas model adalah validasi silang. Dalam pengujian validasi silang, model

    semivariogram atau model kovariogram diuji dengan menggunakan nilai dari

    sampel. Setelah model dipilih, nilai sampel yang sudah ada dianggap belum

    diketahui, kemudian dilakukan penaksiran dengan metode simple kriging

    terhadap sampel tersebut. Setelah itu, bandingkan nilai sampel yang

    sebenarnya dengan hasil yang diperoleh melalui metode penaksiran. Selisih

    antara kedua nilai tersebut disebut residual. Residual diasumsikan

    berdistribusi normal.

    Ide dasar dari validasi silang adalah menggunakan nilai-nilai residual

    terbaku untuk menentukan apakah model semivariogram atau model

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    39/86

    26

    kovariogram yang dipilih sudah valid. Residual terbaku adalah residual yang

    sudah distandarisasi. Jika model sudah valid, model semivariogram atau

    model kovariogram tersebut dapat digunakan untuk menaksir nilai dari

    peubah teregional di lokasi yang tidak tersampel. Statistik uji yang digunakan

    adalah statistik uji 1Q dan 2Q .

    3.10.1 STATISTIK UJI 1Q

    1Q menyatakan rata-rata dari residual terbaku, atau dapat dinyatakan

    sebagai berikut :

    =

    =n

    k

    kn

    Q2

    11

    1

    Karena k adalah residual terbaku dinyatakank

    k

    k

    e

    = , maka )1,0(~ Nk .

    Sehingga ekspektasi dan variansi dari 1Q adalah :

    a. 0][1

    1

    1

    1][

    22

    1 ==

    = ==

    n

    k

    k

    n

    k

    k Enn

    EQE

    ][ 21QE =

    =

    = ==

    n

    k

    n

    l

    lk

    n

    k

    kn

    En

    E2 2

    22

    2 1

    1

    1

    1

    =1

    1)1(1

    1)(1

    1

    2

    2 2

    2

    =

    =

    = = n

    nn

    En

    n

    k

    n

    l

    lk

    ][ 1QVar = ][2

    1QE - ][ 12 QE

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    40/86

    27

    =1

    10

    1

    1

    =

    nn

    Jadi dapat dapat disimpulkan bahwa )1

    1,0(~

    1 nNQ

    Selain statistik uji 1Q , dapat digunakan statistik uji 2Q untuk menguji apakah

    model semivariogram yang dipilih valid. Pada pembahasan berikut ini akan

    dibahas mengenai statistik uji 2Q .

    3.10.2 STATISTIK UJI2Q

    2Q menyatakan rata-rata dari kuadrat residual terbaku, atau dapat

    dinyatakan sebagai berikut :

    =

    =n

    k

    kn

    Q2

    2

    21

    1

    Karena k adalah residual terbaku dinyatakank

    k

    k

    e= , maka )1,0(~ Nk .

    Sehingga ekspektasi dan variansi dari 2Q adalah :

    1][1

    1

    1

    1][

    2

    21

    2

    2

    2 ==

    = =

    =

    n

    k

    k

    n

    k

    k Enn

    EQE

    ][ 2QVar =1

    2

    n

    Jadi dapat dapat disimpulkan bahwa 22 ( 1)~ nQ

    Berdasarkan pembahasan diatas, model kovariogram atau semivariogram

    merupakan model yang baik jika nilai Q2mendekati nilai satu.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    41/86

    28

    Pada pembahasan selanjutnya akan dijelaskan mengenai langkah-

    langkah yang dilakukan dalam validasi silang.

    3.10.3 LANGKAH-LANGKAH VALIDASI SILANG

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian validasi silang

    adalah sebagai berikut :

    1. Misalkan )( isz adalah nilai dari peubah teregional Z di lokasi is

    dimana ni ,...,3,2,1= . Hitung taksiran )( 2sz dengan metode Simple

    kriging hanya dengan menggunakan nilai )( 1sz .

    )()( 112 szsz =

    Dengan menggunakan sistem persamaan Simple kriging

    didapat )()( 12 szsz =

    2. Bandingkan hasil taksiran )( 2sz dengan nilai )( 2sz dari data sampel.

    Kemudian hitung residual dari taksiran,

    )()( 222 szsze =

    3. Selanjutnya gunakan nilai )( 1sz dan nilai )( 2sz untuk menaksir nilai

    )( 3sz . Kemudian hitung residualnya.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    42/86

    29

    4. Setelah seluruh residual telah dihitung, kemudian lakukan standarisasi

    residual. Residual yang telah distandarisasi tersebut disebut residual

    terbaku. Residual terbaku dinyatakan dengan k .yaituk

    k

    k

    e

    =

    5. Lanjutkan prosedur yang sama untuk mengkonstruksi residual terbaku

    yang lainnya sampai diperoleh )( nsz dengan menggunakan

    )(),...,(),( 121 nszszsz . Secara umum, residual dan residual terbaku

    dapat dinyatakan sebagai berikut :

    )()( kkk szsze = , untuk nk ,...,2=

    k

    k

    k

    e

    = untuk nk ,...,2=

    6. Hitung rata-rata dari keseluruhan residual terbaku ( 1Q ) dan rata-rata

    kuadrat residual terbaku ( 2Q ), yaitu :

    =

    =n

    k

    kn

    Q2

    11

    1

    7. Menghitung rata-rata dari keseluruhan residual terbaku kuadrat, yang

    dinyatakan denganQ2, yaitu :

    22

    2

    1

    1

    n

    k

    Qn

    =

    =

    8. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis

    H0 : Model semivariogram cocok (valid)

    H1 : Model semivariogram tidak cocok (tidak valid)

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    43/86

    30

    Statistik uji : =

    =n

    k

    kn

    Q2

    11

    1

    Aturan keputusan dengan kepercayaan 95% :

    H0ditolak jika1

    2|| 1

    >

    nQ

    Atau dengan perkataan lain, model semivariogram yang dipilih tidak

    cocok (valid) jika1

    2|| 1

    >

    nQ .

    9. Setelah didapatkan model kovariogram yang valid, selanjutnya akan

    dipilih model kovariogram yang lebih baik dari beberapa model

    kovariogram yang sudah valid. Pemilihan model yang lebih baik

    dilakukan dengan memilih model kovariogram yang memiliki nilai Q2

    yang lebih mendekati nilai 1.

    3.10.4 PENGUJIAN KENORMALAN RESIDUAL

    Asumsi kenormalan diperlukan dalam penentuan model kovariogram.

    Pada tugas akhir ini akan digunakan pengujian Shapiro Wilks.Berikut ini

    adalah pengujian hipothesis kenormalan residual dengan uji Shapiro Wilks.

    Hipothesis uji Shapiro Wilks.

    H0 : residual dari model kovariogram berdistribusi normal

    H1 : residual dari model kovariogram tidak berdistribusi normal

    dipilih nilai =0.05

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    44/86

    31

    statistik uji

    =

    = 21

    ( )n

    i

    i

    D dimana adalah residual dari model kovariogram

    Aturan keputusannya adalah sebagai berikut

    H0ditolak jika <

    Jika H0ditolak maka residual tidak berdistribusi normal. Jika H0tidak ditolak

    maka residual berdistribusi normal

    3.11 PENGUJIAN KENORMALAN

    Pengujian kenormalan diperlukan dalam mengamati data ketebalan

    reservoir. Selain itu Asumsi kenormalan diperlukan dalam penentuan model

    kovariogram. Pada tugas akhir ini akan digunakan pengujian Shapiro Wilks.

    Berikut ini adalah pengujian hipothesis kenormalan variabel dengan uji

    Shapiro Wilks.

    Hipothesis uji Shapiro Wilks.

    H0 : data berdistribusi normal

    H1 : data tidak berdistribusi normal

    dipilih nilai =0.05

    statistik uji

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    45/86

    32

    =

    = 21

    ( )n

    i

    i

    D X X dimana X adalah variabel yang akan diuji kenormalannya.

    Pada tugas akhir ini variabel yang diuji kenormalannya adalah ketebalan

    reservoir dan residual dari model kovariogram.

    Aturan keputusannya adalah sebagai berikut

    H0ditolak jika <

    Jika H0ditolak maka data tidak berdistribusi normal. Jika H0tidak ditolak

    maka data berdistribusi normal

    3.12 SIMPLE KRIGING

    Simple kriging adalah salah satu bentuk kriging dengan asumsi mean

    diketahui. Misalkan Y adalah peubah regional stasioner orde 2 yang

    merepresentasikan variasi disekitar mean dari )(sZ . Dimana )(sZ adalah

    peubah regional stasioner dan mean dari )(sZ diasumsikan diketahui = m.

    )(sZ dapat dinyatakan dengan :

    Z(s) = +Y(s), maka penaksir dari Y(s) adalah sebagai berikut

    0

    1

    ( ) ( )N

    i i

    i

    Y s Y s=

    =

    Penaksir ini tidak bias dan memiliki variansi minimum. Dengan nilai variansi

    20 0

    1

    ( ) (0) ( )n

    i iSK

    j

    s C C s s =

    =

    Dimana C adalah matrik kovariansi. Dengan mengembalikan ke persamaan

    awal Z=Y+m maka diperoleh penaksir simple kriging

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    46/86

    33

    Z=Y+m

    = [ ]1

    ( )N

    i i

    i

    Z s m m=

    +

    =1

    ( ) 1N

    i i i

    i

    Z s m =

    +

    =1

    ( )N

    i i

    i

    Z s m =

    +

    Dimana adalah bobot mean.

    Dalam melakukan metode simple krigingdiperlukan kovariogram untuk

    membentuk sistem persamaan kriging. Pada tugas akhir ini fungsi yang

    digunakan untuk mengamatik korelasi spasial adalah kovariogram. Hal ini

    karena kovariogram dapat digunakan dalampenaksiran simple krigingsatu

    titik dengan menggunakan satu titik sampel, sedangakan semivariogram tidak

    dapat digunakan. Penaksiran simple krigingsatu titik dengan satu titik sampel

    dengan semivariogram tidak dapat dilakukan karena adanya pembagian

    dengan nol pada saat penghitungan bobot simple kriging.Penaksiran

    menggunakan satu titik sangat diperlukan untuk validasi silang. Oleh karena

    itulah semivariogram tidak digunakan. Berikut ini akan dibahas taksiran dari

    metode simple kriging yang diupayakan dapat memenuhi sifat BLUE (Best

    Linier Unbiased Estimator).

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    47/86

    34

    3.12.1 SIFAT UNBIASED DAN VARIANSI MINIMUM

    Berikut akan dicari taksiran yang bersifat BLUE untuk persamaan

    simple kriging. Karena asumsi kestasioneran dan mean diketahui, maka

    E[Z(s)] = m dan C(h) diketahui. Didefinisikan variabel Y(s) dengan mean nol.

    Y(s) = Z(s) m (4)

    E[Y(s)] = 0

    Pada pengukuran di lokasi nsss ......,2,1 misalkan diketahui nilai observarsi Y1,

    Y2, Y3,, Yn. dengan Yi= Y(si). akan dicari estimator linear Y(s0) dari Y(s0)

    dititik s0menggunakan nilai-nilai yang diobservasi, yaitu

    0

    1

    ( )n

    i i

    i

    Y s Y=

    = (5)

    Untuk mencari bobot i dan berdasarkan sifat penaksir kriging, maka

    Y(s0) haruslah penaksir tak bias dan variansinya minimum.

    0 0 0( ) ( ) ( )s Y s Y s = (6)

    E[ 0( )s ] = E[ 0 0( ) ( )Y s Y s ]

    = E[ 01

    ( )n

    i i

    i

    Y s Y=

    ]

    Karena diketahui E[Y(s)]=0 maka

    E[ 0( )s ] = 0 (7)

    Sehingga dapat disimpulkan Y(s0) tidak bias.

    Variansi dari error adalah

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    48/86

    35

    Var[ 0( )s ] = E[( 0 0( ) ( )Y s Y s )2] (8)

    = 201

    [( ) ]n

    i i

    i

    E Y Y =

    = 20 01 1 1

    [( )( )] 2 [ ] [ ]n n n

    i i i i i i

    i i i

    E Y Y E YY E Y = = =

    +

    = 20 01 1 1

    [ ] 2 [ ] [ ]n n n

    i j i j i i

    i j i

    E YY E Y Y E Y = = =

    +

    karena m = E[Y(s)] = 0 maka

    E[YiYj] = C(si-sj) + m2= C(si-sj)

    Dan E[Y02] = C(0) = var[Y]

    Maka

    E[( 0 0( ) ( )Y s Y s )2] = 01 1 1

    ( ) 2 ( )n n n

    i j i j i i

    i j i

    C s s C s s = = =

    + E[Y02] (9)

    Untuk meminimunkan persamaan 9, hal yang akan dilakukan adalah

    menghitung turunan parsial pertama terhadap n ,....1 dan membuat setiap

    turunan tersebut sama dengan nol. Dibawah ini akan dicontohkan untuk 1 .

    Untuk yang lainnya dapat dilakukan dengan cara yang sama.

    turunan parsial pertama = 0.

    2

    0 0( [ ( ) * ( )) ])i

    E Y s Y s = 01

    2 ( ) 2 ( ) 0n

    i i j i

    j

    C s s C s s=

    = (10)

    j=1,,n

    sehingga dihasilkan persamaan simple kriging

    0

    1

    ( ) ( )n

    i i j i

    j

    C s s C s s=

    = (11)

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    49/86

    36

    Dapat juga dituliskan dalam persamaan linear

    = b (12)

    Dimana matriks C diberikan sebagai berikut.

    =

    1 2 1

    2 1 2

    1 2

    (0) ( ) ( )

    ( ) (0) ( )

    ( ) ( ) (0)

    n

    n

    n n

    C C s s C s s

    C s s C C s s

    C s s C s s C

    Kemudian vektor b di bagian kanan adalah

    1 0

    0

    ( )

    ( )n

    C s s

    b

    C s s

    =

    Dapat juga dituliskan sebagai

    1 2 1 1 1 0

    2 1 2 2 2 0

    1 2 0

    (0) ( ) ( ) ( )

    ( ) (0) ( ) ( )

    ( ) ( ) (0) ( )

    n

    n

    n n n n

    C C s s C s s C s s

    C s s C C s s C s s

    C s s C s s C C s s

    =

    (13)

    Sistem persamaan (11) adalah sistem persamaan simple kriging. Matriks

    adalah matrik kovariansi spasial (kovariogram) dan tidak bergantung

    pada x0,

    3.12.2 VARIANSI TAKSIRAN SIMPLE KRIGING

    Misalkan )(xZ adalah peubah teregional stasioner dengan kovariansi

    C( h ).

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    50/86

    37

    Akan dicari estimasi variansi dari taksiran kriging. Estimasi dari variansi

    didefinisikan sebagai variansi dari error.

    0 0Y Y=

    Sehingga

    Var[Y0- Y0] = E[(Y0- Y0)2] - E[(Y0- Y0)]

    2

    Tetapi

    E[Y0- Y0] = E[Y0] - E[Y0]

    = [ ]i ii

    E Y

    - E[Y0] = 0

    Dari (11) didapatkan

    0

    1

    ( ) ( )n

    i i j i

    j

    C s s C s s=

    =

    Sehingga kita dapatkan

    Var[Y0- Y0] = E[(Y0- Y0)2] - E[(Y0- Y0)]

    2

    = E[(Y0- Y0)2]

    = 0( ) 2 ( ) (0)i j i j i i i j i

    C s s C s s C +

    = 01

    (0) ( )n

    i i

    j

    C C s s=

    2

    0 01

    ( ) (0) ( )

    n

    i iSKjs C C s s == (14)

    Variansi ini dinamakan variansi prediksi simpel kriging yang independen dari

    nilai data.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    51/86

    38

    Variabel awal adalah Z = Y+m, maka estimator simpel kriging adalah:

    Z(s0) = m + ( ( ) )i ii

    Z s m

    Var[ Z(s0)- Z(s0)] = var[Z(s0)]- 01

    ( )n

    i i

    j

    C s s=

    3.12.3 TAKSIRAN BLOK

    Permasalahan yang dapat diselesaikan dengan metode penaksiran

    kriging adalah mencari estimasi linear terbaik untuk titik atau blok yang tidak

    tersampel. Pada tugas akhir ini taksiran yang akan dicari adalah penaksir

    blok. Dalam hal ini blok D direpresentasikan oleh titik pusat blok (uk).

    Sehingga sistem simpel kriging menjadi

    1 1 1, 2 1, 1 1,

    2, 1 2 2 2, 2 2,

    , 1 , 2 ,

    ( , ) ( ) ( ) ( )

    ( ) ( , ) ( ) ( )

    ( ) ( ) ( , ) ( )

    n

    n

    n n n n n n

    C s s C s s C s s C s D

    C s s C s s C s s C s D

    C s s C s s C s s C s D

    =

    Karena blok direpresentasikan oleh titik pusak blok (uk) maka sistem di atas

    menjadi

    1 1 1, 2 1, 1 1,

    2, 1 2 2 2, 2 2,

    , 1 , 2 ,

    ( , ) ( ) ( ) ( )

    ( ) ( , ) ( ) ( )

    ( ) ( ) ( , ) ( )

    n k

    n k

    n n n n n n k

    C s s C s s C s s C s u

    C s s C s s C s s C s u

    C s s C s s C s s C s u

    =

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    52/86

    39

    3.13 PENGHITUNGAN VOLUME RESERVOIR.

    Penghitungan volume reservoir dilakukan dengan metode penghitungan

    volume balok. Pada hal ini permukaan reservoir diasumsikan berbentuk

    persegi panjang (blok) dan ketebalan reservoir merupakan ketebalan hasil

    penaksiran dengan simple kriging.

    Volume reservoir = taksiran ketebalan reservoir x luas persegi panjang (blok)

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    53/86

    40

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    4.1 DATA

    Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data lapangan

    minyak bumi Jatibarang sebanyak 25 sumur. Data tersebut terdiri dari lokasi

    titik sampel dalam koordinat bawah tanah (x,y) dan ketebalan reservoir pada

    lokasi tersebut. Data dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 4.1 Data Koordinat Lokasi Titik Sampel (meter) dan Ketebalan

    Reservoir Minyak (meter) di Lapangan Minyak Jatibarang Jawa

    Barat

    NoEasting

    (X)Northing

    (Y)Ketebalanreservoir No

    Easting(X)

    Northing(Y)

    Ketebalanreservoir

    1 3125 5750 278 14 4625 3250 291

    2 3125 6250 301 15 4625 5750 279

    3 2875 5250 268 16 4825 5750 302

    4 2875 4250 303 17 5125 5750 338

    5 2625 5250 268 18 5125 3250 302

    6 2375 5250 276 19 5375 3250 302

    7 2125 5750 205 20 2152 3750 306

    8 1875 5750 285 21 4375 5250 378

    9 1875 5250 266 22 3125 4250 291

    10 1625 5250 241 23 3375 4250 317

    11 2125 3750 266 24 3375 5250 278

    12 3375 3750 265 25 2875 4250 283

    13 4375 3250 291

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    54/86

    41

    4.2 PERMASALAHAN

    Mencari taksiran ketebalan reservoir di lokasi yang tidak tersampel dengan

    menggunakan metode Simple Kriging, kemudian mencari volume dari

    reservoir tersebut.

    4.3 PENGOLAHAN DATA

    Langkah 1. Statistika Deskriptif.

    Statistik deskriptif disusun untuk mengetahui gambaran umum dari data

    ketebalan reservoir minyak bumi di lapangan minyak Jatibarang. Statistika

    deskriptif yang akan disusun terdiri dari nilai mean, variansi, standar deviasi,

    kuantil bawah, median, kuantil atas, nilai minimum, nilai maksimum, koefisien

    variansi, dan range.

    Tabel. 4.2 Tabel Stastitika Deskriptif Data Ketebalan Reservoir

    Statistika deskriptif

    Mean 278.6

    Median 285

    Standar deviasi 31.835

    Variansi 1013.5

    Minimum 205

    Maksimum 378

    Mean dari sampel ketebalan reservoir adalah 287.6 meter dengan median

    285 meter. Standar deviasi dari sampel ketebalan adalah 31.835, variansinya

    sebesar 1013.5. Tebal reservoir paling kecil adalah 205 meter, dan reservoir

    paling tebal adalah 378 meter.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    55/86

    42

    Langkah 2. Pengujian kenormalan dari data ketebalan reservoir

    Pengujian kenormalan data ketebalan reservoir dilakukan dengan

    menggunakan uji Shapiro Wilks. Berikut ini adalah plot histogram dari data

    kebetabalan reservoir dengan garis kurva normal.

    400.00350.00300.00250.00200.00

    ketebalan reservoir

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    0

    Frequency

    Mean = 287.60

    Std. Dev. =

    31.83551

    N = 25

    Histogram

    Gambar 4.1Plot histogram data ketebalan reservoir minyak bumi.

    Table 4.3 Tabel Pengujian Kenormalan Data Ketebalan Reservoir

    Tests of Normality

    .134 25 .200* .968 25 .594ketebalan reservoir

    Statistic df Sig. Statistic df Sig.

    Kolmogorov-Smirnova

    Shapiro-Wilk

    This is a lower bound of the true significance.*.

    Lilliefors Significance Correctiona.

    Pengujian kenormalan data ketebalan reservoir

    H0 : data ketebalan reservoir berdistribusi normal

    H1 : data ketebalan reservoir tidak berdistribusi normal

    Tingkat signifikansi = 0.05

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    56/86

    43

    Aturan keputusan H0ditolak jika sig(2-tailed) < dari .

    Berdasarkan output diatas didapatkan sig(2-tailed) = 0.594

    keputusannya H0ditolak.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa data ketebalan reservoir berdistribusi

    normal. Hal ini juga dapat dilihat pada gambar 4.1

    Langkah 3. Membuat plot lokasi data sampel

    Membuat plot lokasi data sampel dalam diagram koordinat. Pembuatan plot

    lokasi dilakukan sebagai pertimbangan dalam menentukan ukuran grid blok

    agar didapatkan kovariogram eksperimental yang representatif. Tahap

    selanjutnya membuat grid sebesar 250 x 500 dan titik-titik sample diplotkan

    dalam koordinat lokasi. Setelah itu akan didapatkan 96 blok

    5500.005000.004500.004000.003500.003000.002500.002000.001500.00

    x

    6000.00

    5000.00

    4000.00

    3000.00

    y

    Gambar 4.2 Plot lokasi data

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    57/86

    44

    Langkah 4. Menghitung kovariogram eksperimental.

    Hal yang harus dilakukan sebelum membentuk kovariogram eksperimental

    adalah menghitung jarak antar titik sample. Jarak yang digunakan adalah

    jarak euclidean, yaitu

    2 2( ) ( )ij i j i j i j d s s x x y y = = +

    Kovariogram eksperimental didefinisikan sebagai berikut :

    2

    1

    )(

    1

    ])(1

    [)]().([)(

    1)(

    ==

    +=n

    i

    i

    hN

    i

    ii szn

    szhszhN

    hC

    Dimana :

    is : lokasi titik sampel

    )( isz : nilai pengamatan pada lokasi is

    h : jarak antara dua sampel dan biasa disebut lag.

    ( )N h : banyaknya pasangan berbeda yang memiliki jarak h .

    Hasil dari perhitungan kovariogram eksperimental dapat dilihat pada tabel 4.4.

    Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kovariogram Eksperimental

    Kelaslag Lag

    KovariogramEksperimental Pasangan Data

    1 0 1013.5 25

    2 380.952 558.45 42

    3 626.343 419.9912 114

    4 982.725 153.4362 188

    5 1971.517 99 230

    6 2426.458 3.647 210

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    58/86

    45

    Plot kovariogram eksperimental dapat dilihat pada gambar 4.3

    kovariogram eksperimental

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    0

    380

    .952

    626

    .343

    982

    .725

    197

    1.52

    2426.

    46

    kovariogram

    eksperimental

    Gambar 4.3 Plot Kovariogram Eksperimental

    Langkah 5

    Menguji asumsi stastioner orde dua dan stasioner intrinsik. Pengujian dengan

    mengamati plot dari data. Berikut ini adalah plot tiga dimensi

    Gambar 4.4Plot tiga dimensi data ketebalan reservoir.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    59/86

    46

    Plot di atas menunjukkan tidak adanya pola dari data, selanjutnya dilihat plot

    ketebalan reservoir terhadap masing-masing sumbu koordinat

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    3250325037503750 4250 42505250525052505750575057506250

    Series1

    Gambar 4.5plot ketebalan dengan sumbu y

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    1625

    1875

    2125

    2625

    2875

    3125

    3125

    3375

    4375

    4625

    Series1

    Gambar 4.6Plot ketebalan dengan sumbu x.

    Dengan mengamati ketiga plot di atas dapat disimpulkan bahwa data tidak

    memiliki trendatau pola, sehingga data diasumsikan memenuhi stasioner

    orde dua.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    60/86

    47

    Langkah 6. Menentukan parameter kovariogram

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya tidak semua fungsi kovariogram

    dapat digunakan untuk mencari bobot dari sistem persamaan kriging. Untuk

    itu akan dicari kovariogram teoritis yang cocok.

    Akan dipilih 3 model berbeda, yaitu :

    1. Model Nugget effect

    C(h) = C 0=h

    = 0 0|| >h

    2. Model Spherical

    C(h) = C3

    3

    31

    2 2

    h h

    a a

    +

    ah

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    61/86

    48

    1. Model nugget effect

    Untuk model nugget effect dipilih nuggetsama dengan 241 , sehingga

    modelnya menjadi:

    C(h) = 241 0=h

    = 0 0|| >h

    2. Model Spherical

    Untuk model Spherical dipilih range sama dengan 2300 dan sill sama

    dengan 1010 sehingga modelnya menjadi :

    C(h) = 10103

    3

    31

    2(2300) 2(2300)

    h h +

    |h|

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    62/86

    49

    Berdasarkan prosedur pada bab III, dilakukan perhitungan dengan program

    Matlab (syntax terdapat pada lampiran 5 program). Hasil perhitungan residual

    terbaku untuk masing-masing model dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah

    ini :

    1. Penggunaan model Nugget effect

    Model nugget effect

    Untuk model nugget effectdipilih sill sama dengan 241, sehingga

    modelnya menjadi:

    C(h) = 0 0=h

    = 241 0|| >h

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    63/86

    50

    Tabel 4.5 Tabel Hasil Perhitungan dengan Model Nugget Effect

    Ketebalan

    SampleKetebalanreservoir

    Taksiranketebalan

    denganSK variansi Residual Epsilon epsilon^2

    }){|( 12 ssz 301 278.500 1013.500 -22.5 -0.022 0.001

    }),{|( 213 sssz 278 300.400 482.000 22.4 0.046 0.002

    }),,{|( 3214 ssssz 303 289.200 361.500 -13.8 -0.034 0.001

    }),,,{|( 43215 sssssz 268 293.800 321.333 25.8 0.080 0.006

    6 1 2 5( |{ , ,..., })z s s s s 276 287.350 301.250 11.35 0.037 0.001

    7 1 2 6( |{ , ,..., })z s s s s 205 285.080 289.200 80.08 0.276 0.076

    8 1 2 7( |{ , ,..., })z s s s s 285 271.733 281.166 -13.2667 -0.047 0.001

    9 1 2 8( |{ , ,..., })z s s s s 266 272.675 271.125 6.675 0.024 0.001

    10 1 2 9( |{ , ,..., })z s s s s 241 272.675 271.125 31.675 0.116 0.013

    11 1 2 10( |{ , ,..., })z s s s s 266 269.155 267.777 3.1556 0.011 0.001

    12 1 2 11( |{ , ,..., })z s s s s 265 268.840 265.100 3.84 0.014 0.001

    13 1 2 12( |{ , ,..., })z s s s s 291 268.490 262.909 -22.5091 -0.085 0.007

    14 1 2 13( |{ , ,..., })z s s s s 291 270.366 261.083 -20.6333 -0.079 0.006

    15 1 2 14( |{ , ,..., })z s s s s 279 271.953 259.538 -7.0462 -0.027 0.001

    16 1 2 15( |{ , ,..., })z s s s s 302 272.457 258.214 -29.5429 -0.114 0.013

    17 1 2 16( |{ , ,..., })z s s s s 338 274.426 257.066 -63.5733 -0.247 0.061

    18 1 2 17( |{ , ,..., })z s s s s 302 278.400 256.062 -23.6 -0.092 0.008

    19 1 2 18( |{ , ,..., })z s s s s 302 279.788 255.176 -22.2118 -0.087 0.007

    20 1 2 19( |{ , ,..., })z s s s s 306 281.022 254.388 -24.9778 -0.098 0.009

    21 1 2 20( |{ , ,..., })z s s s s 378 297.000 253.684 -81 -0.319 0.101

    22 1 2 21( |{ , ,..., })z s s s s 291 287.120 253.050 -3.88 -0.015 0.001

    23 1 2 22( |{ , ,..., })z s s s s 317 286.876 252.476 -30.1238 -0.119 0.014

    24 1 2 23( |{ , ,..., })z s s s s 278 288.245 251.954 10.2455 0.040 0.002

    25 1 2 24( |{ , ,..., })z s s s s 283 278.000 5.01E-14 -5 -9.97E+13 9.95E+27

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    64/86

    51

    Akan dilakukan pengujian asumsi residual berdistribusi normal

    Pengujian kenormalan akan dilakukan dengan uji Shapiro Wilks

    H0 : residual dari model nugget effectberdistribusi normal

    H1 : residual dari model nugget effecttidak berdistribusi normal

    Dipilih nilai =0.05

    Aturan keputusan

    H0ditolak jika <

    Dengan menggunakan software SPSS didapatkan output sebagai

    berikut

    Tabel 4.6Tabel Pengujian Kenormalan Residual Model Nugget effect

    Tests of Normality

    .159 24 .120 .943 24 .191residual model nugget

    Statistic df Sig. Statistic df Sig.

    Kolmogorov-Smirnova

    Shapiro-Wilk

    Lilliefors Significance Correctiona.

    Berdasarkan output di atas didapatkan nilai =0.191.

    Karena nilai >0.05 maka H0ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

    bahwa residual dari model nugget effect berdistribusi normal.

    Selanjutnya akan dilakukan validasi silang untuk menguji apakah

    model nugget effect dapat digunakan dalam menentukan bobot dari

    sistem simple kriging.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    65/86

    52

    Validasi silang

    H0 : model kovariogram dapat digunakan (valid)

    H1 : model kovariogram tidak dapat digunakan ( tidak valid)

    Aturan keputusan dengan kepercayaan 95% :

    H0ditolak jika1

    2|| 1

    >

    nQ

    Dari hasil perhitungan Didapatkan nilai |Q1| = 4.15677E+12

    dengan nilai

    2

    1n= 0.408 Sehingga |Q1|>

    2

    1n

    Kesimpulan model nugget effectdengan nugget = 241 tidak dapat

    digunakan untuk menaksir nilai ketebalan reservoir

    Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai Q2yaitu sebesar 4.14E+26

    2. Penggunaan model Spherical

    Untuk model Spherical dipilih range sama dengan 2300 dan sill

    sama dengan 1010 sehingga modelnya menjadi :

    C(h) = 23003

    3

    3 | | | |

    2 * 2300 2 * (2300 )

    h h

    2300h <

    = 1010 2300h

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    66/86

    53

    Tabel 4.7Hasil Perhitungan Model Spherical

    ketebalan

    sample

    Ketebalan

    reservoir

    Taksiranketebalan

    dengan SK variansi Residual Epsilon epsilon^2

    }){|( 12 ssz 301 278.830 343.400 -22.17 -0.064 0.004

    }),{|( 213 sssz 278 287.658 653.998 9.658 0.014 0.001

    }),,{|( 3214 ssssz 303 268.030 569.448 -34.969 -0.061 0.003

    5 1 2 4( |{ , ,..., })z s s s s 268 278.499 302.676 10.499 0.034 0.001

    6 1 2 5( |{ , ,..., })z s s s s 276 272.770 302.292 -3.229 -0.010 0.001

    7 1 2 6( |{ , ,..., })z s s s s 205 296.148 691.225 91.148 0.131 0.017

    8 1 2 7( |{ , ,..., })z s s s s 285 225.980 85.563 -59.019 -0.689 0.475

    9 1 2 8( |{ , ,..., })z s s s s

    266 305.172 839.979 39.172 0.046 0.00210 1 2 9( |{ , ,..., })z s s s s 241 357.388 1.07E+03 116.388 0.108 0.011

    11 1 2 10( |{ , ,..., })z s s s s 266 309.094 1.45E+03 43.094 0.029 0.001

    12 1 2 11( |{ , ,..., })z s s s s 265 247.649 701.601 -17.351 -0.024 0.001

    13 1 2 12( |{ , ,..., })z s s s s 291 252.094 225.847 -38.905 -0.172 0.029

    14 1 2 13( |{ , ,..., })z s s s s 291 467.004 5.16E+03 176.004 0.034 0.001

    15 1 2 14( |{ , ,..., })z s s s s 279 293.679 972.696 14.679 0.015 0.001

    16 1 2 15( |{ , ,..., })z s s s s 302 277.990 242.121 -24.009 -0.099 0.009

    17 1 2 16( |{ , ,..., })z s s s s 338 298.727 349.498 -39.272 -0.112 0.012

    18 1 2 17( |{ , ,..., })z s s s s 302 294.656 531.405 -7.343 -0.013 0.001

    19 1 2 18( |{ , ,..., })z s s s s 302 300.966 296.805 -1.033 -0.003 1.21E-05

    20 1 2 19( |{ , ,..., })z s s s s 306 297.491 504.940 -8.508 -0.016 0.001

    21 1 2 20( |{ , ,..., })z s s s s 378 277.439 683.637 -100.560 -0.147 0.021

    22 1 2 21( |{ , ,..., })z s s s s 291 296.7249 234.849 5.7249 0.024 0.001

    23 1 2 22( |{ , ,..., })z s s s s 317 293.2858 244.3541 -23.7142 -0.097 0.009

    24 1 2 23( |{ , ,..., })z s s s s 278 288.4427 417.58 10.4427 0.025 0.001

    25 1 2 24( |{ , ,..., })z s s s s 283 278.8 3.5 -4.2 -1.428 2.040

    Akan dilakukan pengujian asumsi residual berdistribusi normal

    Pengujian kenormalan akan dilakukan dengan uji Shapiro Wilks

    H0 : residual dari model spherical berdistribusi normal

    H1 : residual dari model spherical tidak berdistribusi normal

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    67/86

    54

    Dipilih nilai =0.05

    Aturan keputusan

    H0ditolak jika

    <

    Dengan menggunakan software SPSS didapatkan output sebagai berikut:

    Tabel 4.8 Tabel Pengujian Kenormalan Residual Model Spherical

    Tests of Normality

    .191 24 .241 .936 24 .133residual model spherical

    Statistic df Sig. Statistic df Sig.

    Kolmogorov-Smirnova

    Shapiro-Wilk

    Lilliefors Significance Correctiona.

    Berdasarkan output diatas didapatkan nilai =0.191.

    Karena nilai >0.05 maka H0ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

    bahwa residual dari model spherical berdistribusi normal. Selanjutnya

    akan dilakukan validasi silang untuk menguji apakah model spherical

    dapat digunakan dalam menentukan bobot dari sistem simple kriging.

    Validasi silang

    H0 : model kovariogram dapat digunakan (valid)

    H1 : model kovariogram tidak dapat digunakan ( tidak valid)

    Aturan keputusan dengan kepercayaan 95% :

    H0ditolak jika1

    2|| 1

    >

    nQ

    Dari hasil perhitungan didapatkan nilai |Q1| = 0.010

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    68/86

    55

    dengan nilai

    2

    1n= 0.408 sehingga |Q1|0.05 maka H0ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

    bahwa residual dari model exponensial berdistribusi normal.

    Selanjutnya akan dilakukan validasi silang untuk menguji apakah

    model spherical dapat digunakan dalam menentukan bobot dari sistem

    simple kriging.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    71/86

    58

    Validasi silang

    H0 : model kovariogram dapat digunakan (valid)

    H1 : model kovariogram tidak dapat digunakan ( tidak valid)

    Aturan keputusan dengan kepercayaan 95% :

    H0ditolak jika1

    2|| 1

    >

    nQ

    Dari hasil perhitungan Didapatkan nilai |Q1| = 0.0.04759

    dengan nilai

    2

    1n

    = 0.408 Sehingga |Q1|=

    =

    =

    =

    n

    ji

    ji

    n

    ji

    jiji

    hCZVar

    xxCZVar

    Karena variansi nilainya selalu positif, maka fungsi C( h ) atau kovariogram

    juga akan selalu positif. Atau dengan kata lain agar memiliki solusi,

    kovariogram harus merupakan fungsi definit positif.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    77/86

    Lampiran 2. sifat-sifat kovariogram

    SIFAT-SIFAT KOVARIOGRAM

    1. Besarnya kovariogram dari dua data yang berjarak nol sama dengan

    variansi dari populasi.

    2)0( =C

    Bukti :

    Berdasarkan definisi, kovariogram dapat dinyatakan dengan:

    ]})(].[)({[)( += sZhsZEhC

    Substitusikan 0=h

    ]})(].[)({[)0( = sZsZEC

    }])({[)0( 2= sZEC

    2)0( =C

    2. Kovariogram adalah fungsi genap

    )()( hChC =

    Bukti :

    Berdasarkan definisi, kovariogram dapat dinyatakan dengan:

    ]})(].[)({[)( += sZhsZEhC

    ]})(].[)({[)( = sZhsZEhC

    Misalkan hst = , sehingga :

    ]})(].[)({[)( += htZtZEhC

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    78/86

    )()( hChC =

    3. Kovariogram nilainya terbatas.

    )0(|)(| ChC

    Bukti :

    Untuk membuktikan sifat ini, maka akan dibuktikan dua

    pertidaksamaan dibawah ini :

    )0()( ChC dan )0()( ChC

    Pertama, akan dimulai dengan hubungan dibawah ini :

    0})]()({[ 2 + sZhsZE

    0]})(][)([2])([])({[ 22 +++ sZhsZsZhsZE

    0)(.2)0(.2 hCC

    )0()( ChC

    Cara yang sama dapat dilakukan untuk membuktikan pertidaksamaan

    yang lainnya :

    0})]()({[ 2

    ++ sZhsZE

    0]})(][)([2])([])({[ 22 ++++ sZhsZsZhsZE

    0)(.2)0(.2 + hCC

    )0()( ChC

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    79/86

    Lampiran 3. pembuktian Matriks semivariogram adalah semidefinit negatif

    MATRIKS SEMIVARIOGRAM ADALAH MATRIKS SEMI DEFINIT NEGATIF

    Misalkan Z(s) adalah variabel teregional dengan semivariogram ( )h . Jika

    Z(s) diasumsikan hanya memenuhi hipotesis intrinsik, kita tidak dapat

    menghitung kombinasi linier dari semua variabel teregional. Yang dapat

    dihitung hanyalah kombinasi linier dari selisih dua data [ )()( ji xZxZ ] .

    kombinasi linier dari selisih dua peubah teregional adalah :

    == =

    n

    iii

    n

    iii xZxZxZ

    10

    1))()(()(

    Jika bobot pada persamaan diatas dijumlahkan maka diperoleh hasilnya

    adalah nol. Oleh karena itu, untuk peubah )(xZ yang memenuhi hipotesis

    intrinsik berlaku syarat :

    01

    ==

    n

    i

    i

    Jika kombinasi linier dari peubah )(xZ dinyatakan dengan persamaan

    =

    n

    i

    ii xZ1

    )( , maka kombinasi linier dari selisih dua data adalah :

    ==

    =n

    i

    ii

    n

    i

    ii ZxZxZ11

    ))0()(()(

    Dan variansinya adalah

    ==

    )]0()(),0()([])([1

    ZxZZxZCovxZVar jiji

    n

    i

    ii ...(1)

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    80/86

    Untuk mencari kovariansi dari selisihnya, akan digunakan sifat variansi

    ),(2)()()( YXCovYVarXVarYXVar +=

    Sehingga

    )]0()(),0()([2)]0()([)]0()([)]()([ ZyZZxZCovZyZVarZxZVaryZxZVar +=

    Atau

    )]0()(),0()([2)(2)(2][2 ZyZZxZCovyxyx +=

    ][)()()]0()(),0()([ yxyxZyZZxZCov +=

    Substitusikan persamaan diatas pada persamaan ()

    ======

    ==

    +=

    +=

    n

    ji

    jiji

    n

    j

    jj

    n

    i

    i

    n

    i

    ii

    n

    j

    j

    n

    i

    ii

    jiji

    n

    ji

    ji

    n

    i

    ii

    xxxxxZVar

    xxxxxZVar

    1,11111

    1,1

    )(])(][[])(][[])([

    )()()([])([

    Karena berlaku

    01

    ==

    n

    i

    i

    Maka variansinya menjadi

    0)(

    0)(])([

    )(])([

    1,

    1,1

    1,1

    =

    =

    =

    ==

    ==

    n

    ji

    jiji

    n

    ji

    jiji

    n

    i

    ii

    n

    ji

    jiji

    n

    i

    ii

    xx

    xxxZVar

    xxxZVar

    Jadi ada dua syarat yang harus dipenuhi sebuah fungsi agar dapat dijadikan

    model semivariogram.Yaitu :

    Untuk setiap kombinasi linier dari titik nxxx ,...,, 21 dan dengan bobot

    n ,...,, 21 berlaku :

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    81/86

    1. 01

    ==

    n

    i

    i

    2. 0)(1, > =

    n

    jijiji xx

    Oleh karena itu, fungsi yang dapat menjadi model semivariogram, )(h ,

    harus merupakan fungsi definit negatif bersyarat.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    82/86

    Lampiran 4.definisi kovariansi

    KOVARIANSI

    Misalkan X, Y adalah variabel random. Misalkan X, Y memiliki p.d.f gabungan

    f(x,y). 1 adalah mean dari X dan 2 adalah mean dari Y Maka ekspektasi

    matematika

    1 2 2 1 1 2[( )( )] ( )E X Y E XY X Y = +

    2 1 1 2

    1 2

    ( ) ( ) ( )

    ( )

    E XY E X E Y

    E XY

    = +

    =

    Disebut kovariansi dari X dan Y biasa disebut cov(X,Y)

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    83/86

    Lampiran 5. definisi taksiran BLUE

    TAKSIRAN TAK BIAS

    Definisi

    Sembarang statistik yang ekspektasi matematikanya sama dengan parameter

    disebut estimator tak bias dari . Dengan kata lain ( )E =

    TAKSIRAN LINEAR

    Taksiran yang diinginkan merupakan kombinasi linier dari data-data yang

    sudah diketahui sebelumnya. Jika data-data yang diketahui dimisalkan

    )(),......( 1 nxZxZ , maka taksirannya, )( xZ , dapat dinyatakan sebagai berikut :

    =

    =

    +++=

    n

    i

    ii

    nn

    xZxZ

    xZxZxZxZ

    1

    2211

    )()(

    )(...)()()(

    TAKSIRAN TERBAIK

    Taksiran memiliki variansi residual yang minimum.

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    84/86

    Lampiran 6 lampiran programSyntaxprogram Matlab dalam menyelesaikan model kovariogram yangdigunakan untuk validasi silang

    Model spherical

    n=24

    zdata=[ 266;

    265;

    291;

    205;

    306;

    302;

    285;

    303;

    291;

    302;

    278;

    268;

    317;

    302;

    241;

    291;

    276;

    301;

    266;

    378;

    278;

    338;

    278;

    279;

    ]; % input data ketebalan (nilai z)xdata=[2125.00 3750.00; % input data koordinat

    3375.00 3750.00;

    4375.00 3250.00;

    2125.00 5750.00;

    5125.00 3750.00;

    4825.00 5750.00;

    1875.00 5750.00;

    2875.00 4250.00;

    4625.00 3250.00;

    5375.00 3250.00;

    2875.00 4750.00;

    2625.00 5250.00;

    3375.00 4250.00;

    5125.00 3250.00;

    1625.00 5250.00;

    3125.00 4250.00;

    2375.00 5250.00;

    3125.00 6250.00;

    1875.00 5250.00;

    4375.00 4250.00;

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    85/86

    3375.00 5250.00;

    5125.00 5750.00;

    3125.00 5750.00;

    4625 5750;

    ];

    x0=[2875.00 4750.00;] % lokasi titik yang tidak diketahui

    A=zeros(n,n); % matriks kovariogram

    b=zeros(n,1);

    for i=2:n % untuk mengisi nilai matiks kovariogram dengan model

    for j=1:i

    if (norm(xdata(i,:)-xdata(j,:))>=2300)

    A(i,j)=0;

    else

    A(i,j)=1010*(1-(((3*norm(xdata(i,:)-xdata(j,:)))/(2*2300))-

    ((norm(xdata(i,:)-xdata(j,:))^3)/(2*(2300^3)))))

    end % input fungsi kovariogram

    A(j,i)=A(i,j);

    end

    end

    for i=1:nif (norm(xdata(i,:)-(x0))>=2300)

    b(i)=0;

    else

    b(i)=1010*(1-(((3*norm(xdata(i,:)-x0))/(2*2300))-

    ((norm(xdata(i,:)-x0)^3)/(2*(2300^3)))))

    end

    end

    A,b

    lambda=A\b %matriks bobot

    z0=287.5+(lambda(1:n)'*(zdata-287.5)) % nilai taksiran

    vartak=1013.5- b'*lambda %variansi taksiran

    Model exponensialn=2 % banyak sampel yang digunakan untuk menaksir

    zdata=[ % data sampel nilai ketebalan

    301;

    278;

    ];

    xdata=[ %koordinat nilai yang diketahui

    3125.00 6250.00;

    3125.00 5750.00;

    ];

    x0=[2875.00 5250.00;] % lokasi titik yang tidak diketahui

    A=zeros(n,n); % matriks kovariogram

    Penaksiran volume..., Iif Yusuf Wibisono, FMIPA UI, 2007

  • 5/20/2018 Penaksiran Volume

    86/86

    b=zeros(n,1);

    for i=2:n

    for j=1:i

    if (norm(xdata(i,:)-xdata(j,:))>2300)

    A(i,j)=1010;

    else

    A(i,j)=1010*( exp(- (norm(xdata(i,:)-xdata(j,:))/(2300) ) ))

    End %fungsi kovariogram

    A(j,i)=A(i,j);

    end

    end

    for i=1:n

    if (norm(xdata(i,:)-(x0))>=2300)

    b(i)=1010;

    else

    b(i)=1010*(exp(-(norm(xdata(i,:)-x0)/2300)))

    end

    end

    A,b

    lambda=A\b % matriks bobotz0=278.5+(lambda(1:n)'*(zdata-278.5)) % nilai taksiran

    vartak=1010- b'*lambda % variansi taksiran

    syntax yang lain sama dengan diatas hanya berbeda jumlah nilai sampel danfungsi yang digunakan