Pemeriksaan Diagnostik.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Pemeriksaan Diagnostik / penunjangAgar lebih memperkuat diagnostik maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang:Adapun pemeriksaan yang dilakukan yaitu:1. Pemeriksaan Radiologia. Dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya obstruksi intestinal. Pemeriksaan radiologis, ditemukan: Udara dalam usus terhenti tiba-tiba yang menandakan terdapat obstruksi di daerah tersebut. Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bayi baru lahir. Dari gambaran ini harus dipikirkan kemungkinan atresia rekti atau anus imperforatus. Pada bayi dengan anus imperforatus, gambaran udara terhenti tiba-tiba di daerah sigmoid, kolon, atau rektum. Dibuat foto anteroposterior (AP) dan lateral, bayi diangkat dengan kepala di bawah dan kaki diatas (Wangensteen dan Rice). Pada anus diletakkan benda yang radioopak sehingga pada foto daerah antara benda radioopak dengan bayangan udara yang tertinggi dapat di ukur.3. Sinar X terhadap abdomen.Dilakukan untuk kejelasan keselurahan bowel dan untuk mengetahui jarak pemanjangan kantung rectum dari sfincternya4. Ultrasound abdomenDigunakan untuk melihat fungsi organ intertenal terutama dalam sistem pencernaan dan mencari adanya reversible seperti obstruksi oleh karena adanya massa tumor. Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak kantong rectal 5. CT-ScanDigunakan untuk memnetukan lesi.6. Pyelografi intra vena7. Pemeriksaan endoskopi dan digital: mengidentifikasi konstriksi atau sembunyinya kantong perut dari atresia rectal. Stenosis mungkin muncul tak jelas sampai usia 1 tahun atau lebih pada anak yang mempunyai riwayat defekasi sulit, distensi abdominal, dan ribbon likestool (feses berbentuk pita).8. Rontegenogram abdomen dan pelvisa. Mengkonfirmasi adanya fistula yang berhubungan dengan tractus urinarius.9. Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel epitel mekonium 10. Pemeriksaan sinar-X lateral inverse (teknik Wangensteen-Rice) dapat menunjukkan adanya kumpulan udara dalam ujung rectum yang buntu pada atau di dekat perineum; dapat menyesatkan jika rectum penuh dengan mekonium yang mencegah udara sampai keujung kantong rectal 11. Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan cara menusukkan jarum tersebut sambil melakukan aspirasi; jika mekonium tidak keluar pada saat jarum sudah masuk 1,5 cm, defek tersebut dianggap sebagai defek tingkat tinggi

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik: Anus tampak merah, Usus melebar, kadang-kadang tampak ileus obstruksi. Termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh jaringan. Pada auskultasi terdengan hiperperistaltik. Ketiadaan secara komplit ciri-ciri anal, perineum yang rata dan ketiadaan spingter eksternal ketika stimulasi generalmengindikasikan intermediate atau lesi tinggi.

Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti. Pada anamnesis dapat ditemukan :a. Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir.b. Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga ditemukan adanya fistulac. Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum (+) dan kemungkinan kelainan adalah letak rendahPemeriksaan yang dilakukan antara lain sebagai berikut1. Bayi laki-laki dilakukan pemeriksaan perineum dan urin bila :a. Fistel perianal (+), bucket handle, anal stenosis atau anal membran berarti atresia letak rendah maka dilakukan minimal Postero Sagital Anorektoplasti (PSARP) tanpa kolostomib. Bila mekoneum (+) maka atresia letak tinggi dan dilakukan kolostomi terlebih dahulu, setelah 8 minggi kemudian dilakukan tindakan definitif. Apabila pemeriksaan diatas meragukan dilakukan invertrogram. Bila akhiran rektum < 1 cm dari kulit maka disebut letak rendah. Akhiran rektum > 1 cm disebut letak tinggi. Pada laki-laki fistel dapat berupa rektovesikalis, rektouretralis dan rektoperinealis.

2. Pada bayi perempuan 90 % atresia ani disertai dengan fistel.Bila ditemukan fistel perineal (+) maka dilakukan minimal PSARP tanpa kolostomi. Bila fistel rektovaginal atau rektovestibuler dilakukan kolostomi terlebih dahulu. Bila fistel (-) maka dilakukan invertrogram: apabila akhiran < 1 cm dari kulit dilakukan postero sagital anorektoplasti, apabila akhiran > 1 cm dari kulit dilakukan kolostomi terlebih dahulu.Leape (1987) menyatakan bila mekonium didadapatkan pada perineum, vestibulum atau fistel perianal maka kelainan adalah letak rendah . Bila Pada pemeriksaan fistel (-) makakelainan adalah letak tinggi atau rendah. Pemeriksaan foto abdomen setelah 18-24 jam setelah lahir agar usus terisis\ udara, dengan cara Wangenstein Reis (kedua kaki dipegang posisi badan vertikal dengan kepala dibawah) atau knee chest position (sujud) dengan bertujuan agar udara berkumpul didaerah paling distal. Bila terdapat fistula lakukan fistulografi.Pada pemeriksan klinis, pasien malformasi anorektal tidak selalu menunjukkan gejala obstruksi saluran cerna. Untuk itu, diagnosis harus ditegakkan pada pemeriksaan klinis segerasetelah lahir dengan inspeksi daerah perianal dan dengan memasukkan termometer melalui anus.Mekonium biasanya tidak terlihat pada perineum pada bayi dengan fistula rektoperinealhingga 16-24 jam. Distensi abdomen tidak ditemukan selama beberapa jam pertama setelah lahir dan mekonium harus dipaksa keluar melalui fistula rektoperineal atau fistula urinarius. Hal ini dikarenakan bagian distal rektum pada bayi tersebut dikelilingi struktur otot-otot volunter yang menjaga rektum tetap kolaps dan kosong. Tekanan intrabdominal harus cukup tinggi untuk menandingi tonus otot yang mengelilingi rektum. Oleh karena itu, harus ditunggu selama 16-24 jam untuk menentukan jenis malformasi anorektal pada bayi untuk menentukan apakah akan dilakukan colostomy atau anoplasty.Inspeksi perianal sangat penting. Flat "bottom" atau flat perineum, ditandai dengan tidak adanya garis anus dan anal dimple mengindikasikan bahwa pasien memiliki otot-otot perineum yang sangat sedikit. Tanda ini berhubungan dengan malformasi anorektal letak tinggi dan harus dilakukan colostomy.Tanda pada perineum yang ditemukan pada pasien dengan malformasi anorektal letakrendah meliputi adanya mekonium pada perineum, "bucket-handle" (skin tag yang terdapat pada anal dimple), dan adanya membran pada anus (tempat keluarnya mekonium).

DAFTAR PUSTAKA

http://dokteryudabedah.com/atresia-ani-bayi-lahir-tanpa-anus/ diakses 27-04-2012 pukul 14:35.http://dc235.4shared.com/doc/NzcsE8Fb/preview.html diakses 27-04-2012 pukul 14.30artikel:Faradilla,Nova, S. Ked, R. Damanik Ronald, S. Ked, Rita Mardhiya,Wan, S. Ked.Anestesi Pada Tindakana Posterosagital Anorektoplasti Pada Malformasi Anorektal.Universitas Riau Pekanbaru