5
1. Pemeriksaan gigi impaksi Pemeriksaan gigi impaksi ini merupakan salah satu pemeriksaan obyektif.. Impaksi sendiri dibagi menjadi impaksi sebagian dan impaksi total. Untuk impaksi sebagian, mahkota masih dapat dilihat secara visual. Sedangkan impaksi total, hanya dapat diketahui dari pemeriksaan rontgen foto. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengidentifikasi angulasi, kedalaman serta relasi gigi M3 yang impaksi terhadap ramus M2 pada pasien dengan keluhan gigi impaksi sebagian maupun impaksi total. Pemahaman terhadap posisi molar ketiga impaksi sangat diperlukan karena posisi gigi molar ketiga impaksi dapat berkaitan erat dengan kesulitan tindakan odontektominya. Pada gambaran rontgen foto didapatkan bahwa gigi 48 pasien impaksi total dengan arah horizontal. Lokasinya yaitu tertutup tulang di bawah servikal gigi 47. Posisi ini sulit jika dilakukan odontektomi. 1. Klasifikasi Menurut Pell Dan Gregory 1.1 Berdasarkan hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan cara membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian distal molar kedua ke ramus mandibula.

Pemeriksaan Gigi Impaksi Dan Pemeriksaan Jar. Lunak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

apa yaa

Citation preview

1. Pemeriksaan gigi impaksiPemeriksaan gigi impaksi ini merupakan salah satu pemeriksaan obyektif.. Impaksi sendiri dibagi menjadi impaksi sebagian dan impaksi total. Untuk impaksi sebagian, mahkota masih dapat dilihat secara visual. Sedangkan impaksi total, hanya dapat diketahui dari pemeriksaan rontgen foto. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengidentifikasi angulasi, kedalaman serta relasi gigi M3 yang impaksi terhadap ramus M2 pada pasien dengan keluhan gigi impaksi sebagian maupun impaksi total. Pemahaman terhadap posisi molar ketiga impaksi sangat diperlukan karena posisi gigi molar ketiga impaksi dapat berkaitan erat dengan kesulitan tindakan odontektominya. Pada gambaran rontgen foto didapatkan bahwa gigi 48 pasien impaksi total dengan arah horizontal. Lokasinya yaitu tertutup tulang di bawah servikal gigi 47. Posisi ini sulit jika dilakukan odontektomi.1. Klasifikasi Menurut Pell Dan Gregory 1.1 Berdasarkan hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan cara membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian distal molar kedua ke ramus mandibula.

Kelas I: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

Kelas II: Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

Kelas III: Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus mandibula.

1.2 Berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahang Posisi A: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal. Posisi B: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah garis oklusal tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal molar kedua. Posisi C: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada di bawah garis servikal molar.

2. Klasifikasi Menurut George Winter Klasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana. Gigi impaksi digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar kedua. Posisi-posisi meliputi: 1) Vertical2) Horizontal 3) Inverted 4) Mesioangular (miring ke mesial) 5) Distoangular (miring ke distal) 6) Bukoangular (miring ke buko) 7) Linguoangular (miring ke lingual) 8) Posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual position

3. Klasifikasi Menurut Archer Archer memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di rahang atas.3.1 Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi Pell dan Gregory. Bedanya, klasifikasi ini berlaku untuk gigi atas. Kelas A: Bagian terendah gigi molar ketiga setinggi bidang oklusal molar kedua. Kelas B: Bagian terendah gigi molar ketiga berada di atas garis oklusal molar kedua tapi masih di bawah garis servikal molar kedua. Kelas C: Bagian terendah gigi molar ketiga lebih tinggi dari garis servikal molar kedua. 3.2 Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi George Winter. Berdasarkan hubungan molar ketiga dengan sinus maksilaris. Sinus Approximation (SA): Bila tidak dibatasi tulang, atau ada lapisan tulang yang tipis di antara gigi impaksi dengan sinus maksilaris. Non Sinus Approximation (NSA): Bila terdapat ketebalan tulang yang lebih dari 2 mm antara gigi molar ketiga dengan sinus maksilaris.

2. Pemeriksaan jaringan lunak/rahangPemeriksaan jaringan lunak ini merupakan pemeriksaan untuk memeriksa adanya kemungkina penyebaran infeksi perkontinuatum yang berasal dari gigi maupun jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini juga untuk memeriksa adanya kemungkinan kista dan tumor rongga mulut. Kemungkinan manifestasi klinis dari kelainan sistemik ataupun efek samping obat. Pada pemeriksaan jaringan lunak tidak didapatkan adanya kelainan pada jaringan lunaknya.