13
03/14/13 Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 1 Pertemuan Ke-2 Pembangunan Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi Dosen: Dwi Aulia Puspitaningrum Budi Widayanto Nanik Dara Senjawati Soeharto

Pembangunan pertanian 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembangunan pertanian 2

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 1

Pertemuan Ke-2Pembangunan Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi

Dosen:Dwi Aulia PuspitaningrumBudi WidayantoNanik Dara SenjawatiSoeharto

Page 2: Pembangunan pertanian 2

Deskripsi

Materi memberikan penjelasan tentang pengalaman pembangunan, ruanglinglup ekonomi pembangunan, kontribusi sektor pembangunan pertanian terhadap pembangunan ekonomi

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 2

Page 3: Pembangunan pertanian 2

Pengalaman Pembangunan indikator tunggal GNP/ Pertumbuhan ekonomi

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 3

Page 4: Pembangunan pertanian 2

Pertanian dalam teori pembangunan ekonomi

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 4

Pemikiran tentang peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi dapat dikelompokkan dalam: Pendekatan Classical (Adam Smith, Therman A. Malthus,

dan David Ricardo) Pendekatan New Development Economics yang dapat

dibagi menjadi • Pendekatan Growth-Stape atau Leading Sector

(W.W. Rostow)• Pendekatan Dual Economy (W. Arthur Lewis, Dale W.

Jarfenson, dan John C.H. Fer & Gustow Raws)• The Structuralist dan Dependency Perspectives (Raul

Prebisch dan Paul Baron)

Page 5: Pembangunan pertanian 2

PENDEKATAN KLASIK

Pemikir-pemikir klasik mempunyai pendapat antara lain:a. Akumulasi modal (Capital) merupakan yang fundamental

dalam/bagi pertumbuhanb. Kemungkinan untuk menaikkan produktivitas pertanian dapat

berasal dari Division of Labor dan Invention yang amat berbeda dengan apa yang terjadi pada sektor industri (manufaktur); pada industri kemajuan teknologi baru (Invention) dapat mengatasi kecenderungan terjadinya Diminishing Return, tetapi dalam pertanian (atau pada sektor natural resource pada umunya). Pada umumnya kemajuan dari adanya Diminishing Return.

c. Pada tingkat upah Natural yang secara intitusional terbentuk Supply tenaga kerja jangka panjang bersifta Perfectly Elastic.

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 5

Page 6: Pembangunan pertanian 2

Model Pertumbuhan Klasik (Ricardian Model) dapat diilustrasikan melalui penelaahan dampak penemuan/teknologi baru terhadap kenaikan produksi sebagai berikut: Kenaikan produksi menghasilkan surplus diatas kebutuhan untuk

mencukupi Subsistance Wage Surplus (kelebihan) ini merupakan wage fund yang oleh para pemilik modal (Capitalist) dapat dipakai untuk menambah tenaga kerja yang dipakai.

Dengan meningkatnya jumlah wage fund akan terjadi persaingan antara para kapitalis terhadap “tenaga kerja” yang sifat supply-nya inelastic. Akibat dari persaingan tersebut, tingkat upah akan naik dan rate of return terhadap modal menurun.

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 6

Page 7: Pembangunan pertanian 2

Kenaikan terhadap upah menyebabkan naiknya laju pertumbuhan penduduk. Selanjutnya dengan meningkatnya terhadap upah dan laju pertumbuhan penduduk mengakibatkan naiknya demand terhadap bahan pangan.

Kenaikan demand terhadap bahan pangan menyebabkan dipakainya lahan-lahan yang titik kesuburannya lebih rendah untuk produksi (dalam keadaan ini marginal product dari pertambahan modal + tenaga kerja lebih rendah dari yang sebelumnya)

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 7

Page 8: Pembangunan pertanian 2

Harga bahan pangan terpaksa naik untuk menutup biaya produksi yang relatif semakin tinggi pada lahan yang marginal. Dampak dari kenaikan bahan pangan ini adalah “menurunnya” tingkat upah riil. Penurunan tingkat upah ini pada akhirnya mendekati Substitance Level dan ini mengakibatkan menurunnya laju pertumbuhan penduduk.

Surplus produksi (yang menyebabkan kenaikan profit) dan kenaikan tingkat upah (yang dikuasai oleh kapitalis dan pekerja) diserap oleh kombinasi antara naiknya sewa tanah dan tingkat upah substitance dari tenaga kerja yang semakin meningkat jumlahnya “kalau surplus tersebut habis terserap”, maka akan terjadi “keseimbangan stationer baru” dimana semua surplus diatas keperluan untuk membayar upah substitance akan terserap oleh pemilik lahan. Proses pertumbuhan yang baru tergantung pada penemuan teknologi yang baru lagi (profit=0).

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 8

Page 9: Pembangunan pertanian 2

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 9

M M*

wt

0

A

rent

C

BXA

corn output

average procuct of labor

marginal product of labor

profit

wages

Page 10: Pembangunan pertanian 2

Keterangan:

Dengan APL (average product of labor) tertentu sebanyak M unit tenaga kerja dipakai untuk memperoleh output jagung = OMBXA

Pemilik lahan menerima sewa sebesar perbedaan antara average dan marginal product (APL-MPL) X jumlah orang yang dipekerjakan (AXABC)

Kalau tanah marginal terpaksa ditanami maka sewa tanah mendekati nol sedangkan profit ditentukan oleh besarnya wage fund relatif terhadap jumlah tenaga kerja yang dipakai.

Kalau jumlah tenaga kerja yang dipakai naik dari M ke M*, maka profit sama dengan nol dan tingkat upah sama dengan tingkat upah subsistence (yang besarnya ditentukan secara institusional)

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 10

Page 11: Pembangunan pertanian 2

Dalam model klasik diminishing return dari pertambahan tenaga kerja dan modal terhadap supply lahan yang inelastis merupakan kendala utama bagi pertumbuhan ekonomi. Perkembangan ekonomi yang terjadi di dunia menunjukkan bahwa Ricardo terlalu pesimistis dalam memandang potensi kemajuan teknologi dalam pertanian Studi empiris dibeberapa negara maju menunjukkan bahwa total factor productivity dalam pertanian meningkat dengan berkembangnya perekonomian. Biaya produksi riil barang-barang pertanian cenderung menurun, meskipun menghadapi kendala terbatasnya lahan.

Berlawanan dengan yang diperkirakan oleh modelnya Ricardo, share (pangsa) dari sumbangan lahan terhadap pendapatan nasional “menurun” selama proses pembangunan pertanian. Kemajuan teknologi dalam pertanian telah mampu merubah kendala pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh supply resources yang inelastis.

03/14/13Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 11

Page 12: Pembangunan pertanian 2

14/03/13Prodi AgriBisnis - UPN[V]Yk 12

Page 13: Pembangunan pertanian 2

Penyedia lapangan kerja (41,8 juta atau 40%) dan meningkat 3,26% periode 2004-2005; Non pertanian hanya meningkat 0.04%)

Ketersediaan (3131 kalori per kapita perhari di atas norma kebutuhan 2200 (Widyakarya 2008)

Pemasok devisa (neraca perdagangan pertanian surplus Tahun 2005: Export $US 4,35 milyar vs Impor $US 2,61 milyar )

Pengentas kemiskinan (Walaupun kontribusi terhadap PDB 15%, tapi sangat nyata mengentaskan kemiskinan)

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN