56

PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …
Page 2: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

ii

PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI

DI DESA DADAPAYU, KECAMATAN SEMANU,

KABUPATEN GUNUNGKIDUL, D.I. YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Kesarjanaan Jenjang

Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Sosiatri / Pembangunan Sosial

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD SULAIMAN

NIM: 15510003

PROGRAM STUDI ILMU SOSIATRI / PEMBANGUNAN SOSIAL

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA"APMD"

YOGYAKARTA

2019

Page 3: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …
Page 4: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

iv

MOTTO

Teruslah mencoba, tanpa mencoba kita tidak akan mendapatkan apa yang kita

inginkan

(Muhammad Sulaiman)

Jika kau ingin mengatur orang lain, aturlah dirimu sendiri dulu

(Abu Bakar)

Jangan pergi mengikuti ke mana jalan akan berujung. Buat jalanmu sendiri

dan tinggalkanlah jejak

(Ralph Waldo Emerson)

Jika kamu tak bisa memiliki apa yang kamu cintai, belajarlah untuk mencintai

apa yang kamu miliki

(Mario Teguh)

Page 5: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Tuhan semesta alam Allah SWT

berkat rahmat dan hidayah yang diberikan kepada hambanya, tak lupa karunianya

serta petunjuknya dalam menyelsaikan skripsi ini. Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Kedua Orangtua saya, Bapak Abdul Azis dan Ibu Fathur Rahmah walau tidak

seberapa dengan semua perjuanganmu yang telah membesarkanku dengan penuh

kasih dan sayang yang Bapak dan Ibu berikan, hanya doa yang kupanjatkan

setiap aku berada dimanapun dan dalam kondisi apapun, Bapak dan Ibu ini karya

kecil dariku untukmu yang selalu ada didalam hati dan jiwaku.

2. Saudara-saudara saya, Muhammad Zainal Ilmi, Nurul Azizah, dan Adhi Qodri

Azizi, terimakasih, telah memberikan semangat maupun materiil dan support

selama saya berrkuliah di Yogyakarta. Dan saudara yang lainnya yang tinggal di

Yogyakarta Kak Lina dan suaminya Mas Gama terimakasih telah mensupport

saya selama saya berkuliah di Yogyakarta.

3. Kakek dan Nenek saya yaitu Kakek Alm. H. Latief dan Nenek Alm. Hj. Hapsah,

dan Kakek Alm. H. Bahraini dan Nenek Hj. Nurhayati terimakasih selalu

memberikan support selama ini.

4. Saudara Bapak dan Ibu saya yaitu Paman Chalie dan istrinya Tante Tatik, Wa

Musliha, Tante Tini, Wa Zizah dan suaminya Wa Hamid, Paman Asnan dan

istrinya Tante Ira, Paman Rudi dan istrinya Tante Dede, Ma Liah, Acil Ina dan

suaminya Om Sunamin, Paman Azis, Acil Atun dan suaminya om Rajidin, Acil

Page 6: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

vi

Amah dan suaminya, Paman Gafur dan istrinya Acil Richa, Paman Saleh dan

istrinya terima kasih selalu memberikan motivasi dan terkadang memberikan

tambahan materi.

5. Sepupu- sepupu dari Bapak dan Ibu saya yaitu Kak Lina, Kak Ati, Kak Iin, Kak

Abay, Kak Jahman, Kak Marwan, Kak Rahmah, Kak Arief, Emen, Aden, Irfan,

Faisal, Iril, Andra, Aldi, Atta, Adi, Nabil, Keisha, Aqila, Adiba, Mas hendro, Kak

Helmi, Fiqi, Fina, Fikri, Ainun, Wardah, Rizka, Ilham, Royan, Andri, Ayu,

Wawan, Lutfi terimakasih sudah memberikan support kepada saya.

Page 7: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas berkah dan inayah-Nya dalam memberikan kesehatan, kekuatan dan ketabahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan merampungkan skripsi ini. Dengan

berbagai rasa yang menjadi satu yaitu lelah, kesal, dan sedih bahkan rasa sedikit

putus asa yang muncul dibeberapa waktu, namun semuanya berakhir dengan

kelegaan dan keharuan sehingga timbul semangat luar biasa. Tidak lupa salam serta

shalawat dihaturkan atas baginda besar Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga

para sahabat dan para umatnya yang senantiasa istiqomah dijalannya.

Berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan

skripsi yang berjudul: “Pandangan Masyarakat Tentang Pernikahan Dini Di

Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul,

D.I.Yogyakarta”. Penulis menyadari bahwasannya manusia tidaklah mungkin hidup

tanpa bantuan orang lain dan tidaklah mungkin terwujud semua usaha tanpa bantuan

orang lain. Kelancaran proses penyusunan skripsi ini berkat bimbingan, arahan, dan

petunjuk serta kerja sama dari berbagai pihak, baik pada tahap persiapan,

penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto M.Si. selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”Yogyakarta.

2. Dra.Oktarina Albizzia, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Sosiatri/Pembangunan

sosial.

3. Dra. Anastasia Adiwirahayu, M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penyusun dalam

penulisan skripsi.

4. Aulia Widya Sakina, S.Sos, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik

selama saya kuliah di STPMD “APMD” Yogyakarta.

Page 8: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

viii

5. Drs. AY. Oelin Marliyantoro, M.Si, selaku Dosen Penguji samping I skripsi,

yang telah memberikan masukkan yang sangat berguna untuk memperbaiki

penyusunan skripsi ini.

6. Ratna Sesotya Wedajati, S.Psi., M.Si.Psi selaku Dosen Penguji samping II

skripsi yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat

untuk memperbaiki cara penulisan skripsi yang baik dan benar.

7. Para Dosen Prodi Ilmu Sosiatri STPMD”APMD” Yogyakarta yang telah

sabar membimbing dan mengajar penulis selama masa perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD” Yogyakarta yang selama ini tidak mengenal pamrih dalam

membimbing dan menuangkan ilmu pengetahuan kepada penyusun selama

duduk di bangku perkuliahan.

9. Seluruh Staf Pegawai Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD” Yogyakarta, atas segala pelayanan yang telah diberikan selama ini

guna menunjang kegiatan perkuliahan yang kami butuhkan selama ini.

10. Seluruh masyarakat Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta tempat penulis melakukan

penelitian serta mendapatkan data dan informasi serta wawancara.

11. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Biro Administrasi

Pembangunan DIY.

12. Pemerintah Desa Dadapayu dan lembaga masyarakat yang ada di Desa

Dadapayu yang terlibat dalam proses pembuatan skripsi ini.

13. Seluruh rekan-rekan perjuanganku Ilmu Sosiatri 2015 STPMD “APMD”

Yogyakarta.

14. Teman-teman saya sobat ambyar, Yusfa, Paldi typo, Alfan Lurah, Ryan, Eza,

dan Onel yang mensupport kegiatan saya selama ini.

Page 9: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

ix

15. Bapak dan ibu kos, teman- teman kos Bakpao Djoeyen saya Bowo, Bang

Beltah, Mas Kholis, Mas Edwin, Topan, Ijul, Ryan, Dayat, Irpan, Dedi dan

Pakde Bakpao yang menemani saya selama ini.

16. Teman – teman terdekat saya, Lia, Luvi, Shella, Opal, Bojes, Hamas, Rifqi,

Bagus, Ipan, Tejo, Oyon, Bang Rey, Roko, Dika, Bang Ryan, Gebi, Rizky,

Ichad, Irva, Ade, Sule, Nata yang selama ini sudah menemani kehidupan

saya di Yogyakarta.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam

penyelesaian skripsi ini, saya mengucapkan terimakasih banyak atas bantuan

semuanya baik yang berupa doa maupun materill yang tidak dapat penulis balas

dengan baik, semoga Allah SWT yang akan membalas kebaikan kalian semua. Amin

Yogyakarta, Oktober 2019

Penulis

Muhammad Sulaiman

Page 10: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku pada semua

makhluk Tuhan, khususnya manusia. Dalam prosesnya manusia membutuhkan

pasangan hidup untuk melanjutkan keturunannya. Pernikahan adalah jalan untuk bisa

mewujudkan suatu keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

menyatakan bahwa pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah

tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada Pasal 2

menyatakan bahwa pernikahan dinyatakan sah apabila dilakukan menurut hukum

masing-masing agama dan kepercayaannya, serta tiap-tiap pernikahan dicatat

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di antara banyaknya bentuk

pernikahan yang terjadi, terdapat fenomena pernikahan dini pada kalangan remaja.

Pada hakekatnya pernikahan dini adalah sebuah bentuk ikatan atau pernikahan yang

salah satu atau kedua pasangan berusia dibawah 18 tahun atau sedang menempuh

pendidikan sekolah dan masih termasuk dalam kategori usia remaja.

Pernikahan dini sering kali berpotensi pada kasus perceraian, hal ini

disebabkan kurangnya kesiapan mental dan emosional pasangan yang terpaksa

menikah karena kehamilan di luar nikah. Para pasangan tersebut awalnya tidak

menyebutkan bahwa pernikahannya dilatar belakangi adanya kehamilan di luar

nikah, namun seiring berjalannya waktu, fakta-fakta tersebut akhirnya terungkap. Hal

Page 11: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

2

ini disebabkan atas ketidakasiapan fisik dan mental para pasangan yang terpaksa

menikah karena desakan tersebut. Akibatnya, selama berumah tangga, kedua

pasangan tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya masing-masing, lantas memicu

berbagai pertengkaran bahkan tindakan kekerasan dalam rumah tangga baik

kekerasan kepada pasangan maupun kepada anak, dan dalam perkembangannya,

pernikahan dini akan membawa masalah psikologis yang besar dikemudian hari

karena pernikahan tersebut.

Indonesia termasuk masyarakat yang majemuk, terdiri dari ratusan suku-

suku. Oleh karena itu lahirlah banyak pengertian nikah dalam suku-suku tersebut.

Dan karena dalam Islam dijelaskan tatacara dan hukum menikah, maka dalam

masyarakat Indonesia yang terbagi menjadi ratusan suku ada pula tatacaranya, inilah

yang sering disebut dengan adat istiadat, karena lahir dari kebiasaan. Kebiasaan

inilah yang akhirnya menjadi hukum sendiri dikalangan mereka.

Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia yang terlalu

muda. Di era modern seperti sekarang ini pernikahan dini masih banyak terjadi di

berbagai daerah. Pengadilan Agama Wonosari Gunungkidul mencatat, dalam tiga

bulan awal tahun 2018 ini jumlah pasangan yang mengajukan dispensasi menikah

sudah mencapai angka 35. Jumlah tersebut tergolong cukup tinggi rata-rata

pengajuan dispensasi menikah di Kabupaten ini mencapai 100-110 pasangan setiap

tahunnya. (Sumber: https://m.kumparan.com)

Dari data 2014 lalu, jumlah pemohon dispensasi nikah dini sebanyak 151,

jumlah tersebut menurun pada 2015 menjadi 109, penurunan terus terjadi pada 2016

sebanyak 85 pemohon dan 2017 lalu sebanyak 67 pemohon. Fenomena yang terjadi

Page 12: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

3

di Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul. Dimana di Desa

tersebut banyak terjadi pernikahan di bawah umur. (Sumber:

https://www.tribunnews.com)

Meskipun pada kenyataannya pasangan tersebut belum siap untuk menikah

dan menjalani kehidupan rumah tangga pada umuryang dibilang masih terlalu muda,

pernikahan tetap dilangsungkan. Terjadinya pernikahan dini di Desa Dadapayu ini

mempunyai dampak yang tidak baik bagi mereka yang telah melangsungkan

pernikahan dini. Dampak dari pernikahan dini ini akan menimbulkan persoalan

dalam rumah tangga, seperti peretengkaran, percekcokkan, dan bentrokan antara

suami dan istri. Emosi yang belum stabil memungkinkan banyaknya pertengkaran

dalam berumah tangga, meskipun di dalam rumah tangga pertengkaran atau

bentrokan itu hal biasa, namun apabila berkelanjutan bisa mengakibatkan perceraian.

Masalah perceraian umumnya disebabkan masing-masing sudah tidak lagi

memegang amanah sebagai suami atau istri, suami yang tidak melaksanakan

kewajibannya sebagai kepala rumah tangga atau istri sudah tidak menghargai suami

sebagai kepala rumah tangga. Apabila mereka memepertahankan ego masing-masing

akibatnya adalah perceraian. Namun tidak mungkin dipungkiri bahwa tidak sedikit

dari mereka yang telah melangsungkan pernikahan di usia muda dapat

mempertahankan dan memelihara keututhan keluarga sesuai dengan tujuan dari

pernikahan itu sendiri.

Kematangan emosi merupakan aspek yang sangat penting untuk menjaga

kelangsungan pernikahan. Kebehasilan rumah tangga sangat banyak ditentukan oleh

kematangan emosi, baik suami maupun istri. Dengan dilangsungkan pernikahan

Page 13: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

4

maka status sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat diakui sebagai pasangan

suami istri dan sah secara hukum. Batas usia dalam melangsungkan pernikahan

adalah sangat penting. Hal ini karena pernikahan menghendaki kematangan

psikologis. Usia pernikahan yang terlalu muda dapat mengakibatkan meningkatnya

kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam

kehidupan berumah tangga.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kedewasaan ibu baik secara

fisik maupun mental sangat penting, karena hal itu akan berpengaruh terhadap

perkembangan anak kelak dikemudian hari. Oleh sebab itulah maka sangat penting

untuk memperhatikan umur pada anak yang akan menikah. Meskipun batas umur

pernikahan yang telah ditetapkan dalam pasal 7 ayat (1) UU No. 1 tahun 1974, yaitu

pernikahan hanya di izinkan jika pihak pria sudah berumur 19 tahun dan pihak

wanita sudah mencapai umur 16 tahun, namun dalam praktiknya masih banyak di

jumpai pernikahan pada usia muda atau dibawah umur. Padahal pernikahan yang

sukses membutuhkan kedewasaan tanggung jawab secara fisik maupun mental,

untuk bisa mewujudkan harapan yang ideal dalam kehidupan berumah tangga.

Dari latar belakang tersebut penulis berkeinginan meneliti tentang pernikahan

dini di Desa Dadapayu, yang penulis beri judul ” PANDANGAN MASYARAKAT

TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DESA DADAPAYU, KECAMATAN

SEMANU, KABUPATEN GUNUNGKIDUL”.

Page 14: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

5

B. Rumusan Masalah

Pada dasarnya batas umur pernikahan telah ditetapkan dalam pasal 7 ayat (1)

UU No 1tahun 1974, Yaitu pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita

mencapai umur 16 tahun. Namun dalam praktiknya masih banyak di jumpai

pernikahan usia dini atau dibawah umur.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dirumuskan permasalahan terhadap

objek penelitian ini, permasalahan tersebut adalah:

1. Apa faktor yang mendorong terjadinya pernikahan dini di Desa Dadapayu

Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul?

2. Bagaimana pandangan masyarakat tentang pernikahan dini di Desa Dadapayu

Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian :

Berdasarkan pemasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui hal-hal yang mendorong terjadinya pernikahan dini di Desa

Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul.

b. Untuk mendeskripsikan pandangan masyarakat terhadap pernikahan dini di Desa

Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul.

Page 15: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

6

2. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian adalah deskripsi tentang pentingnya penelitian terutama

bagi pengembangan ilmu atau pembangunan dalam arti luas, dengan arti lain, uraian

dalam sub-bab kegunaan penelitian berisi tentang kelayakan atas masalah yang

diteliti. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara Teoritis :

1. Menjadi bahan teoritis guna kepentingan penulisan karya ilmiah yang

berbentuk skripsi.

2. Dapat dijadikan bahan atau pertimbangan bagi peneliti dan penyusunan karya

ilmiah selanjutnya yang ada hubungannya dengan masalah pernikahan dini.

b. Secara Praktis

Bagi masyarakat umum, untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat

tentang UU perkawinan, sehingga perkawinan yang akan dilangsungkan sesuai

dengan tujuan dari UU No. 1 Tahun 1974 yaitu untuk membentuk keluarga yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

D. Kerangka Teori

1. Pandangan Masyarakat

Pengertian dalam kamus ilmiah adalah pengamatan, penyusunan dorongan-

dorongan dalam kesatuan-kesatuan, hal mengetahui, melalui (indera) dan daya

memahami. Oleh karena itu, kemampuan manusia untuk membedakan

Page 16: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

7

mengelompokkan dan memfokuskan yang ada dilingkungan mereka disebut sebagai

kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau persepsi. Persepsi

merupakan suatu proses yang didahului oleh suatu penginderaan yaitu merupakan

proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.

Untuk lebih memahami persepsi berikut adalah beberapa definisi persepsi menurut

pakar psikologi antara lain sebagai berikut:

Menurut pendapat Kartini Kartono (1984:77), persepsi adalah pengamatan

secara global, belum disertai kesadaran, sedang subyek dan obyeknya belum

terbedakan satu dari lainnya (baru ada proses yang memeliki tanggapan). Sedangkan

menurut Bimo Walgito (1994:53), persepsi adalah pengorganisasian,

penginterpretasian, terhadap stimulus yang diterima oleh organism atau individu

sehingga merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri.

Persepsi adalah sekumpulan tindakan mental yang mengatur impuls-impuls

sensorik menjadi suatu pola yang bermakna. (Carol Wade dan Carol Travis,

2002:193). Kemampuan persepsi adalah sesuatu yang sifatnya bawaan dan

berkembang pada masa yang sangat dini. Meskipun kebanyakan kemampuan

persepsi bersifat bawaan, pengalaman juga memainkan peranan penting.

Kemampuan bawaan tidak akan bertahan lama karena sel-sel dalam syaraf

menagalami kemunduran, berubah, atau gagal membentuk jalur syaraf yang layak.

Secara keseluruhan, kemampuan persepsi kita ditanamkan dan tergantung pada

pengalaman.(Carol Wade dan Carol Travis, 2002:226-228).

Page 17: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

8

Proses terjadinya persepsi melalui tiga proses yaitu proses fisik, proses fisiologis

dan proses psikologis. Proses fisik berupa obyek menimbulkan stimulus, lalu

stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses fisiologi berupa stimulus yang

diterima oleh indera yang diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Sedangkan proses

psikologis berupa proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang

diterima. (Sunaryo, 2004:94)

a. Faktor yang mempengaruhi persepsi: (P. Siagian Sondang, 1995:101-105).

1) Diri yang bersangkutan. Apabila seseorang melihat dan berusaha memberikan

interpretasi tentang apa yang dilihat. Karakteristik individu yang turut

berpengaruh anatara lain : sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan harapan.

2) Sasaran persepsi yang mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sasaran ini

berpengaruh antara persepsi.

3) Faktor situasi. Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang artinya bahwa

dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu mendapatkan perhatian. Situasi

merupakan faktor yang turut berperan dalam menumbuhkan persepsi.

Dengan demikian dari beberapa konsep persepsi diatas dapat disimpulkan

bahwa persepsi adalah proses pengorganisasian dan proses penafsiran seorang

terhadap stimulasi yang dipengaruhi oleh berbagai pengetahuan, keinginan dan

pengalaman yang relevan terhadap stimulasi yang dipengaruhi oleh perilaku manusia

dalam menentukan pilihan hidupnya.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, masyarakat merupakan sekelompok

manusia yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu dengan batas-batas

Page 18: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

9

yang jelas dan menjadi faktor utamanya ialah adanya hubungan yang kuat diantara

anggota kelompok dibandingkan hubungan dengan orang-orang diluar kelompoknya.

Sedangkan menurut Hasan Sadhily (1984:47), masyarakat adalah golongan

besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya

bertalian secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan

pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya menjadi unsur yang ada bagi

masyarakat. Masyarakat bukannya ada hanya dengan hanya menjumlahkan adanya

orang-orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain.

Masyarakat merupakan satu kesatuan yang selalu berubah karena proses

masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat mengenal kehidupan yang

teratur dan aman, disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari

anggota-anggotanya, baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini

dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang-wenang untuk mengutamakan

kepentingan dan keamanan bersama. Dengan paksa berarti tunduk kepada hukum-

hukum yang telah ditetapkan (negara, perkumpulan dan sebagainya) dengan sukarela

berarti menurut adat dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan

bersama itu (desa berdasarkan adat dan sebagainya).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat

adalah suatu proses dimana sekelompok manusia yang hidup dan tinggal bersama

dalam wilayah tertentu dan memberikan pemahaman atau tanggapan terhadap hal-hal

atau peristiwa yang terjadi dilingkungannya.

Page 19: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

10

Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat yaitu : (Stephen P.

Robbins, 2001:89)

1. Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba

menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu.

2. Target atau objek, karakteristik-karakteristik dan target yang diamati dapat

mempengaruhinya apa yang dipersepsikan. Target tidak dipandang dalam

keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya

mempengaruhi persepsi seperti kecendrungan kita untuk mengelompokkan

benda-benda yang berdekatan atau yang mirip.

3. Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiwa sebab

uunsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita.

2. Pernikahan Dini

Pernikahan adalah kerja sama antara 2 orang yang telah sepakat untuk hidup

bersama sampai selamanya. Kehidupan rumah tangga itu dapat langgeng diperlukan

ikatan yang kuat berupa rasa cinta dan saling memahami. Menurut Subekti

(1984:231), pernikahan adalah pertalian yang sah antara seorang laki-laki dan

seorang perempuan untuk waktu yang lama. Pernikahan adalah salah satu perintah

peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat kita, sebab pernikahan

itu tidak hanya menyangkut pria dan wanita calon mempelai saja, tetapi juga orang

tua kedua belah pihak, saudara-saudaranya, bahkan keluarga-keluarga mereka

masing-masing. Undang-Undang Perkawinan, dalam pasal 1 merumuskan pengertian

Page 20: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

11

perkawinan sebagai berikut: “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumahtangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Pernikahan usia dini adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki

dan seorang perempuan yang masing-masing pihak masih remaja atau belia. Seperti

yang kita ketahui remaja adalah merupakan masa dimana masih mencari identitas

diri, labil dan masih gejolak, belum matang jiwa dan raganya serta belum

mempunyai kecakapan yang sempurna. Melakukan pernikahan diusia dini sangat

tipis kemungkinan untuk membentuk suatu rumah tangga yang bahagia sejahtera

(Soentoro, 2000: 20-22). Jadi dapat dipahami bahwa penikahan dini adalah

pernikahan yang dilakukan oleh pasangan calon pengantin yang masih dibawah

umur. Dimana usia keduanya masih dibawah batas minimal yang ditentukan oleh

undang-undang ataupun batas ideal sehingga kedua calon tersebut belum siap secara

lahir dan batin, serta kedua calon tersebut belum mempunyai mental yang matang

dan juga ada kemungkinan belum siap dalam hal materi.

Berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Perkawinan No. 1

Tahun 1974 pernikahan dianggap sah apabila dilaksanakan menurut hukum

agamanya dan kepercayaannya masing-masing. Bahwa yang dimaksud dengan

hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu termasuk ketentuan

perundang-undangan yang berlaku bagi golongan agamanya dan kepercayaannya itu

asal tidak bertentangan atau tidak ditentukan lain dalam Undang-Undang.

Page 21: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

12

Menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 ada beberapa syarat

pernikahan, yaitu :

a. Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai.

b. Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 ( dua

puluh satu ) tahun harus mendapat izin kedua orang tua.

c. Batas umur pernikahan.

d. Tidak terdapat larangan pernikahan.

e. Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam

keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin dimaksud ayat (2)

pasal ini cukup di peroleh dari orang tua yang masih hidup atau dari orang tua

yang mampu menyatakan kehendaknya.

f. Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak

mampu untuk menyatakan kehendaknya maka izin di peroleh dari wali, orang

yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis

keturunan, lurus ke atas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat

menyatakan kehendaknya.

g. Dalam hal perbedaan pendapat antara orang-orang yang disebut dalam ayat (2),

(3) dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau lebih diantara mereka tidak

menyatakan pendapatnya, maka pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggal

orang yang akan melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut

dapat memberikan izin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang tersebut

dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini.

Page 22: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

13

Syarat materiil yang mutlak (umum) yaitu syarat yang berlaku untuk semua

pernikahan. Apabila syarat ini tidak dipenuhi maka merupakan suatu halangan untuk

melangsungkan suatu pernikahan. Adapun syarat materiil yang mutlak (umum)

terdiri dari: ( Simanjuntak, 2007: 44-45 )

a. Kata sepakat, ini diatur dalam Pasal 28 KUHPerdata. Kata sepakat merupakan

unsur terpenting dalam suatu perkawinan. Calon suami dan calon isteri dengan

menyatakan kata sepakatnya berarti mereka telah menyadari apa akibatnya dari

perkawinan yang mereka langsungkan. Kata sepakat harus dikemukakan secara

bebas tanpa adanya tekanan atau paksaan dari siapapun juga.

b. Batas usia, ini diatur dalam Pasal 29 KUHPerdata yang menentukan batas umur

buat seseorang yang akan melangsungkan suatu perkawinan yaitu 18 tahun untuk

laki-laki dan 15 tahun untuk calon isteri kecuali bila diberikan dispensasi oleh

pemerintah berdasarkan alasan-alasan yang sangat penting dan mendesak.

c. Masing-masing pihak belum kawin, ini diatur dalam Pasal 27 KUHPerdata yang

menentukan bahwa dalam jangka waktu yang sama seorang laki-laki hanya boleh

mempunyai seorang wanita sebagai isteri dan seorang wanita hanya boleh

mempunyai seorang laki-laki sebagai suami.

d. Tenggang waktu, ini diatur dalam Pasal 34 KUHPerdata yang menjelaskan

perempuan tidak diperbolehkan kawin lagi, melainkan setelah lewat 300 hari

semenjak perkawinan terakhir dibubarkan. Hal ini untuk menghindari terjadinya

pencampuran benih atau confusius sanguinis (keragu-raguan keturunan).

Menurut Hilman Hadikusuma (1990:23), tujuan pernikahan menurut hukum

adat bagi masyarakat yang bersifat kekerabatan adalah “untuk mempertahankan dan

Page 23: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

14

meneruskan keturunan menurut garis kebapakan atau keibuan, untuk kebahagiaan

rumah tangga, untuk memperoleh nilai-nilai adat budaya dan kedamaian dan untuk

mempertahankan warisan”. Karena sistem keturunan dan kekerabatan di Indonesia

antara suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain berbeda termasuk lingkungan

hidupnya serta agama yang dianut berbeda-beda maka tujuan pernikahan adat antara

suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain berbeda-beda.

Dalam Undang-Undang No.1 tahun 1974 bahwa tujuan dari perkawinan

adalah untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari beberapa uraian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan pernikahan adalah untuk membentuk suatu keluarga

(rumahtangga) yang bahagia dan kekal, sakinah, mawaddah dan warrahmah

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa serta menghalalkan hubungan kelamin

antara seorang laki-laki dan seorang wanita.

Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya pernikahan dini, yang sering

kita jumpai dilingkungan masyarakat, yaitu:

a. Faktor Ekonomi

Beban ekonomi pada keluarga sering kali mendorong orang tua untuk cepat-

cepat menikahkan anaknya dengan harapan beban ekonomi keluarga akan

berkurang, karena anak perempuan yang sudah nikah menjadi tanggung jawab

suami (BKKBN, 1993:9). Hal ini banyak kita jumpai dipedesaan, tanpa peduli

umur anaknya masih muda, apalagi kalau yang melamar dari pihak kaya, dengan

harapan dapat meningkatkan derajatnya.

Page 24: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

15

b. Faktor Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak dan

masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan untuk menikahkan anaknya

yang masih dibawah umur dan tidak dibarengi dengan pemikiran yang panjang

tentang akibat dan dampak permasalahan yang dihadapi.

c. Faktor Orang tua

Kebiasaan orang tua bahkan keluarga menyuruh anaknya menikah

secepatnya padahal usia mereka belum matang untuk melangsungkan

pernikahan, karena orang tua/ keluarga khawatir anaknya melakukan hal-hal

yang berlawanan dengan norma sosial sehingga segera menikahkan anaknya.

Hal ini merupakan hal yang sudah biasa atau turun-menurun.

d. Faktor Kemauan sendiri

Hal ini disebabkan karena keduanya merasa saling mencintai dan adanya

pengetahuan anak yang diperoleh dari film atau media-media lain, yang

diperoleh dari film atau media-media lainnya sehingga bagi mereka yang telah

mempunyai pasangan atau kekasih terpengaruh untuk melakukan pernikahan

usia dini.

Setiap keputusan pasti mempunyai akibat baik itu positif maupun

negatif, adapun dampak dari pernikahan dini adalah :

Page 25: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

16

a. Dampak positif

Pernikahan dini tidak selalu dipandang jelek, pernikahan dini juga

mempunyai sisi positifnya. Adapun dampak positif dari pernikahan dini adalah

sebagai berikut :

1) Mengurangi beban ekonomi orang tua, karena dengan menikahkan

anaknya maka semua kebutuhan anak akan dipenuhi oleh suaminya,

bahkan orang tua berharap beban ekonominya juga akan dibantu.

2) Mencegah terjadinya perzinaan di kalangan remaja, karena dengan

menikahkan anak maka perbuatan yang tidak baik seperti melakukan

hubungan suami isteri sebelum menikah dapat di cegah, secara tidak

langsung juga mencegah terjadinya hamil diluar nikah dikalangan remaja.

b. Dampak negatif

Adapun dampak negatif dari pernikahan dini adalah sebagai berikut :

1) Dampak terhadap pasangan suami isteri

Adakalanya pasangan suami isteri yang melangsungkan pernikahan di

usia dini tidak bisa memenuhi atau tidak tahu hak dan kewajibannya

sebagai suami isteri. Kenyataan ini akan menimbulkan dampak atau akibat

yang tidak baik bagi pasangan suami isteri itu sendiri. Ketidaktahuan hak

dan kewajibannya disebabkan karena pasangan usia dini secara fisik

maupun mental belum matang, dimana masing-masing pihak ingin

menang sendiri dan akibatnya pertengkaran tidak dapat dihindari.

Page 26: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

17

2) Dampak terhadap masing-masing keluarganya

Adat atau kebiasaan-kebiasaan yang berbeda antara daerah yang satu

dengan daerah yang lain inilah yang biasanya akan menimbulkan

perbedaan-perbedaan pendapat, sehingga hal ini akan mengakibatkan

pertengkaran.

E. Metode Penelitan

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode

deskriptif ini adalah gambaran suatu kelompok masyarakat, suatu objek, suatu

kondisi, suatu pemikiran ataupun peristiwa dari masa sekarang. Penelitian

deskriptif pada hakikatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan

realistis apa yang telah terjadi pada suatu saat di tengah masyarakat. Dengan

mengadakan penelitian mengenai bebrapa masalah aktual yang kini tengah

berkecamuk dan mengekspresikan diri dalam bentuk gejala atau proses sosial.

(Lexy J. Moleong, 1989:44)

2. Ruang Lingkup Penelitian

a. Objek penelitian adalah topik permasalahan yang dikaji dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian ini adalah Persepsi

Masyarakat terhadap Pernikahan Dini di Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu,

Kabupaten Gunungkidul, D.I Yogyakarta.

Page 27: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

18

b. Definisi konseptual

1) Pandangan masyarakat

Pandangan masyarakat adalah tanggapan (penerima) langsung dari suatu

serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca

inderanya.

2) Pernikahan dini

Pernikahan dini adalah pernikahan dibawah usia 21 tahun yang seharusnya

belum siap untuk melaksanakan pernikahan.

c. Definisi operasional

Pandangan masyarakat terhadap pernikahan dini adalah penilaian dan

tanggapan masyarakat yang masih tinggal di Desa Dadapayu Kecamatan

Semanu Kabupaten Gunungkidul terhadap pernikahan dini.

Pandangan masyarakat terhadap pernikahan dini:

a. Pemahaman masyarakat tentang pernikahan dini.

b. Tanggapan masyarakat terhadap pernikahan dini.

c. Harapan masyarakat terkait dengan pernikahan dini.

3. Lokasi penelitian

Peneliti memilih lokasi di Desa Dadapayu Kabupaten Gunungkidul,

karena di Desa Dadapayu itu sendiri banyak terjadi pernikahan dini, yang mana

lokasi yang peneliti teliti adalah tempat di mana peneliti pernah Kuliah Kerja

Page 28: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

19

Nyata di sana. Jadi lebih memudahkan peneliti untuk mencari informasi. Maka

dari itu peneliti memilih lokasi tersebut dengan harapan bisa bermanfaat bagi

mahasiswa dan masyarakat setempat. Sehingga lebih memiliki kesadaran hukum

yang berlaku.

4. Subyek penelitian

Subyek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang memberikan suatu

informasi yang diperlukan dalam penelitian, baik berupa data, kata-kata, tindakan

yang diperoleh dari informan dan memiliki pandangan tertentu tentang

permasalahan tersebut.

Menurut Sugiyono (2009:215) penelitian kualitatif tidak menggunakan

istilah populasi, seperti yang dijelaskan bahwa: dalam penelitian kualitatif tidak

menggunakan istilah populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus

tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajian tidak akan

diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial

yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajarinya.

Dalam penelitian ini peneliti memerlukan subjek untuk bisa melengkapi

data dalam penelitian. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah :

a. Orangtua anak yang menikah pada usia dini berjumlah 3 orang

b. Anak yang melakukan pernikahan usia dini berjumlah 8 orang

c. Masyarakat umum berjumlah 3 orang

Page 29: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

20

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, meliputi:

a. Observasi

Observasi sering diartikan dengan pengamatan, pengamatan adalah alat

pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Metode observasi dilakukan dalam

suasana alamiah yang wajar. Pada tahap awal, peneliti lebih bersifat tersamar.

Ketersamaan dalam pengamatan ini dikurangi sedikit demi sedikit seirama

dengan semakin akrabnya hubungan antara peneliti dan informan. Ketika

suasana akrab dan terbuka sudah tercipta, peneliti bisa menginformasikan hasil

pengamatan melalui wawancara dengan informan.

b. Wawancara

Dalam pelaksanaan penelitian, wawancara bukan berupa alat yang

terpisah atau khusus, melainkan merupakan suplemen bagi metode dan teknik

lainnya. Wawancara adalah percakapan dengan cara bertatap muka yang

tujuannya memperoleh innformasi faktual, untuk menaksir dan menilai

kepribadian individu, atau untuk tujuan-tujuan konseling, penyuluhan,

terapeutis. Dari pengertian wawancara di atas, wawancara merupakan cara yang

digunakan seseorang untuk tujuan satu tugas tertentu, mencoba mendapatkan

keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-

cakap berhadapan muka dengan orang itu untuk meminta suatu keterangan.

Page 30: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

21

c. Dokumentasi

Dalam sebuah penelitian dokumen adalah salah satu metode yang sudah

lama digunakan sebagai salah satu sumber data yang dimanfaatkan untuk

menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan data. Metode dokumentasi ini

dipilih, sebab tanpa metode dokumentasi maka analisis penelitian tidak akan

berjalan meskipun dokumentasi bukanlah hal yang pokok dalam berjalannya

penelitian. Akan tetapi dokumentasi merupakan penunjang yang penting dalam

berjalnnya penelitian.

6. Teknik analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

model interaktif yang memiliki tiga komponen, yaitu pemilihan data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan. (Yulius Slamet, 2002:140-143). Untuk lebih

jelasnya masing-masing tahap (termasuk proses pengumpulan data) dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Pengumpulan data

Data yang muncul berwujud kata-kata yang dikumpulkan dalam aneka

cara yaitu observasi, wawancara serta data dokumentasi, kemudian data yang

diperoleh melalui pencatatan di lapangan dianalisa melalui tiga jalur kegiatan

yaitu pemilihan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Page 31: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

22

b. Pemilihan data

Diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstraksakan dan transformasi data kasar yang muncul

catatan-catatan tertulis di lapangan. Pemilihan data dimulai sejak peneliti

mengambil keputusan dan menyatakan bahwa tentang kerangka kerja

konseptual, tentang pemilihan kasus, pertanyaan yang diajukan dan tentang

cara pengumpulan data yang dipakai pada saat pengumpulan data berlangsung.

c. Penyajian data

Penyajian data meliputi berbagai jenis gambar atau skema, jaringan

kerja, keberkaitan kegiatan dan tabel yang dapat membantu satu rakitan

informasi yang memungkinkan kesimpulan dapat dilakukan. Hal ini

merupakan kegiatan yang dirancang untuk merakit secara teratur agar mudah

dilihat dan dimengerti sebagai informasi yang lengkap dan saling mendukung.

d. Penarikan kesimpulan

Merupakan proses konklusi yang terjadi selama pengumpulan data dari

awal sampai proses pengumpulan data berakhir.

Page 32: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

23

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH DESA DADAPAYU

A. DESKRIPSI DESA

1. Sejarah Desa

Desa Dadapayu terbagi menjadi dua desa yaitu Desa Ngenep dan Desa Dayakan.

Desa Ngenep terdiri dari sebelas padukuhan, yaitu Padukuhan Pokdadap, Padukuhan

Ploso, Padukuhan Pomahan, Padukuhan Karangtengah, Padukuhan Sendang,

Padukuhan Nogosari, Padukuhan Sembuku, Padukuhan Kauman, Padukuhan Mojo,

Padukuhan Nongkosingit, dan Padukuhan Ngalangombo. Kepala Desa dari Desa

Ngenep itu sendiri bernama Pak Senen. Desa Dayakan terdiri dari sembilan

padukuhan, yaitu Padukuhan Dayakan Kulon, Padukuhan Dayakan Tengah,

Padukuhan Kepuh, Padukuhan Kerdon, Padukuhan Pelem, Padukuhan Sempon

wetan, Padukuhan Sempon Kulon, Padukuhan Dedel Wetan, dan Padukuhan Dedel

Kulon. Kepala Desa dari Desa Dayakan itu sendiri bernama bapak Sapto Supardio.

Pada awal proses penyatuan dua desa ini ada ketidaksetujuan dari salah seorang

warga yang bernama Suntoloyo. Padahal semua warga masyarakat menyetujui

adanya pernyataan dua desa tersebut. Walaupun pada akhirnya Desa Ngenep dan

Desa Dayakan dijadikan satu karena Lurah dari Desa Dayakan diberhentikan, karena

kepala desa mempunyai masalah yaitu diduga pernah menjadi pengikut PKI pada

tahun 1946- 1948. Pada saat itu jabatan kepala Desa Ngenep kosong dan Desa

Dayakan kepala desanya diberhentikan. Maka untuk mengisi kekosongan jabatan

sebagai kepala desa, maka warga menyelenggarakan Pilkades untuk memilih kepala

Page 33: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

24

desa yang akan memimpin Desa Ngenep dan Desa Dayakan. Balai desa itu sendiri

terletak di Padukuhan Pokdadap, dengan seiring berjalannya waktu nama Kelurahan

Dadapayu itu muncul setelah terpilihnya kepala desa. Kelurahan Dadapayu ini

menggantikan gabungan dari dua desa yaitu Desa Ngenep dan Desa Dayakan.

2. Kondisi Geografis

Desa Dadapayu merupakan salah satu dari 5 desa di wilayah Kecamatan

Semanu, yang terletak ± 10 Km ke ibukota kecamatan atau ± 17 Km ke ibukota

kabupaten, dan 60 km ke Ibukota Provinsi. Desa Dadapayu juga berbatasan dengan

desa atau kecamatan lain. Batas desa sebelah selatan berbatasan dengan Desa Giri

Panggung Kecamatan Tepus, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Candirejo

Kecamatan Semanu, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Ngeposari Kecamatan

Semanu dan Desa Gombang Kecamatan Ponjong, dan di sebelah timur berbatasan

dengan Desa Pucanganom dan Petir Kecamatan Rongkop.

3. Visi dan Misi

a. Visi Desa Dadapayu adalah “Seko ndeso neng Malioboro, bali neng ndeso

nyejahterakke uripe wargo mulyo lan sentoso, adil makmur berdasar

Pancasila”.

Page 34: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

25

b. Misi Desa Dadapayu adalah melanjutkan program yang telah dilaksanakan

oleh Pemerintah Desa Dadapayu, yang terdiri dari:

1) Pemberdayaan Sumber Daya Alam

2) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

3) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Page 35: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

26

Maksud dari peta ini adalah untuk memuat informasi-informasi daerah Desa

Dadapayu seperti sarana dan prasarana, jalan, dusun, dan lain-lain.

Gambar. II.1

Peta Desa Dadapayu

Sumber data: Monografi Desa Dadapayu Tahun 2018

Page 36: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

27

Maksud dari peta ini adalah untuk memuat informasi Desa-desa yang ada

di Kecamatan Semanu.

Gambar II.2

Peta Kecamatan Semanu

Sumber data : Monografi Desa Dadapayu Tahun 2018

Page 37: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

28

Maksud dari peta ini adalah untuk memuat informasi Desa-desa dan

Kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul

Gambar II.3

Peta Kabupaten Gunungkidul

Sumber data : Monografi Desa Dadapayu Tahun 2018

Page 38: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

29

b. Luas Wilayah Desa Dadapayu

Desa Dadapayu mempunyai total luas wilayah seluas 2224.4404 hektar.

Berikut adalah luas wilayah Desa Dadapayu menurut per padukuhan dan menurut

penggunaan lahan.

Tabel. II.1

Luas Wilayah Per Padukuhan

No Padukuhan Luas (Ha) Persentasi(%)

1. Dayakan Kulon 121.6632 5,46

2. Dayakan Tengah 122.0668 5,48

3. Kepuh 94.6760 4,25

4. Kerdon 92.8000 4,17

5. Pelem 102.6378 4,61

6. Sempon Wetan 109.4953 4,92

7. Sempon Kulon 104.6100 4,70

8 Dedel Wetan 100.3867 4,51

9. Dedel Kulon 91.6730 4,12

10. Pokdadap 112.8425 5,07

11 Ploso 107.7057 4,84

12. Pomahan 84.6320 3,80

13. Karangtengah 125.0285 5,62

14. Sendang 170.0141 7,64

15. Nogosari 117.8935 5,29

16. Sembuku 110.3160 4,95

17. Kauman 124.5597 5,59

18. Mojo 176.3255 7,92

19. Nongkosingit 78.2980 3,51

20. Ngalangombo 76.8161 3,45

Hasil 2224.4404 100%

Sumber data : Monografi Desa Dadapayu Tahun 2018

Page 39: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

30

Berdasarkan tabel II.1 mengenai luas wilayah berdasarkan per padukuhan,

maka dapat dikatakan bahwa padukuhan yang memiliki wilayah paling luas adalah

Padukuhan Mojo, yakni seluas 176.3255 Ha atau dengan presentase sebesar 7,92%.

Padukuhan dengan luas terkecil adalah Padukuhan Ngalangombo dengan luas

wilayah 76.8161 Ha atau dengan presentase hanya 3,45% dari total luas wilayah.

Tabel. II.2

Luas Wilayah Menurut Penggunaan

No Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentasi (%)

1. Lahan Persawahan 0.600 0,02

2. Pemukiman Penduduk 340.000 15,28

3. Tegal / Lahan Kering 1831.865 82,31

4. Taman Hutan 1.600 0,07

5. Pemakaman (TPU) 26.900 1,20

6. Perkantoran 3.700 0,16

7. Sekolahan 6.845 0,30

8. Pasar 1.250 0,05

9. Lain-lain 5.590 0,25

Hasil 2224.440 100%

Sumber data: RPJMDes Tahun 2016-2021

Dari Tabel II.2 dapat disimpulkan bahwa wilayah Desa Dadapayu sebagian

besar digunakan untuk tegal atau ladang, yakni seluas 1831.0865 Ha atau dengan

Page 40: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

31

presentase sebesar 82,31 %, sedangkan pasar merupakan penggunaan lahan paling

kecil yakni hanya 1,250 Ha atau dengan presentase 0,05%.

a. Iklim

Iklim Desa Dadapayu, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia

mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh

langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Dadapayu Kecamatan Semanu.

4. Demografi

a. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data mengenai kependudukan di Desa Dadapayu mempunyai

jumlah penduduk 8.035 jiwa terdiri dari 2.534 KK, yang tersebar dalam dua puluh

padukuhan, dua puluh RW, delapan puluh enam RT dengan rincian seperti pada

tabel:

Page 41: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

32

Tabel. II.3

Jumlah Penduduk

No Padukuhan Kepala

Keluarga

Jiwa Jumlah Persentasi(

%) P L

1. Ngalangombo 109 117 151 268 3,33

2. Nongkosingit 91 134 159 293 3,64

3. Mojo 174 193 327 614 7,65

4. Sembuku 105 203 198 401 4,99

5. Karang

Tengah

128 181 183 364 4,53

6. Nogosari 123 184 174 358 4,45

7. Pomahan 75 245 117 362 4,50

8. Kauman 182 250 297 547 6,8

9. Sendang 228 439 379 818 10,18

10. Pokdadap 178 247 240 487 6,06

11. Dedel Wetan 131 163 185 348 4,33

12. Dedel Kulon 107 168 159 327 4,06

13 Ploso 166 178 257 435 5,41

14. Sempon Wetan 120 181 215 396 4,92

15. Sempon Kulon 100 162 147 309 3,84

16. Dayakan

Tengah

110 168 192 360 4,48

17. Dayakan

Kulon

147 285 249 534 6,64

18. Kepuh 75 144 128 272 3,38

19. Kerdon 94 133 123 256 3,18

20. Pelem 91 169 117 286 3,55

Hasil 2.534 4091 3944 8035 100%

Sumber: data monografi Desa Dadapayu Tahun 2018

Page 42: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

33

Berdasarkan pada tabel II.3 mengenai rincian jumlah penduduk Desa

Dadapayu tiap padukuhan, maka dapat dikatakan bahwa penduduk Desa Dadapayu

terbanyak berada di Padukuhan Sendang dengan jumlah KK sebanyak 228 dengan

jumlah penduduk sebesar 818 atau memiliki presentase sebesar 10,18 %. Padukuhan

yang memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu Padukuhan Kerdon dengan jumlah

256 penduduk atau dengan presentase hanya 3,18 % saja.

b. Jumlah Penduduk Menurut tingkat Pendidikan

Penduduk Desa Dadapayu juga digolongkan menurut tingkat Pendidikannya

mulai dari yang tidak sekolah sampai yang lulus perguruan tinggi. Berikut

merupakan rincian jumlah penduduk Desa Dadapayu menurut tingkat Pendidikan.

Tabel. II.4

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi (%)

1. Taman Kanak-Kanak 628 7,92

2. SD/sederajat 2.333 29,53

3. SMP/sederajat 3409 43.03

4. SMA/sederajat 887 11,19

5. Akademi/D1-D3 113 1,42

6. Sarjana 58 0,73

7. S2 3 0,03

8. Pondok Pesantren 42 0,52

9. Pendidikan Keagamaan 25 0,31

10. Tidak Lulus 270 3,40

11. Tidak bersekolah 154 1,94

Hasil 8035 100%

Sumber data: monografi Desa Dadapayu Tahun 2018

Page 43: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

34

Dilihat dari tabel II.4 di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penduduk

Desa Dadapayu mayoritas hanya menyelesaikan 9 tahun wajib belajar atau hanya

pada tingkat SMP/sederajat dengan jumlah sebanyak 3.409 orang atau dengan

presentase mencapai 43,03 %. Minimnya penduduk Desa Dadapayu yang

melanjutkan pendidikannya sampai S2, menyebabkan tingkat pendidikan S2 ini

berada di paling bawah yaitu hanya sebanyak 3 orang saja dan dengan presentase

yang sangat rendah yakni sebesar 0,03%.

c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Desa Dadapayu juga digolongkan berdasarkan mata

pencaharian atau beberapa jenis pekerjaan, masing-masing seperti yang dirincikan di

dalam tabel berikut ini:

Page 44: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

35

Tabel. II.5

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah Persentasi (%)

1. Pegawai Negeri Sipil 30 0,37

2. Swasta 388 4,82

3. Wiraswasta/pedagang 200 2,48

4. Petani 6070 75,54

5. Tukang 499 6,21

6. Buruh Tani 53 0,65

7. Pensiunan 14 0,17

8. Peternak 8 0,09

9. Jasa 52 0,64

10. Pengrajin 46 0,57

11. Lainnya 65 0,80

12. Tidak Bekerja 7 0,08

13. Pelajar 603 7,50

Hasil 8035 100%

Sumber data: monografi Desa Dadapayu Tahun 2018

Berdasarkan tabel II.5 di atas, dapat dikatakan bahwa penduduk Desa

Dadapayu memiliki mata pencaharian atau pekerjaan yang bermacam-macam dan

menyebar ke seluruh wilayah Desa Dadapayu. Mayoritas Penduduk Desa Dadapayu

bermata pencaharian sebagai petani, yakni sebanyak 6070 orang atau memiliki

presentase mencapai 75,54% mengingat wilayah Desa Dadapayu sebagian besar

adalah lahan tegal.

Page 45: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

36

d. Jumlah Penduduk Menurut Usia

Jumlah penduduk Desa Dadapayu juga digolongkan berdasarkan usia, masing-

masing seperti yang dirincikan di dalam tabel berikut ini:

Tabel II.6

Jumlah Penduduk Menurut Usia

No Kelompok usia (Tahun) Jumlah (Orang)

1 0-10 772

2 11-20 890

3 21-30 1.535

4 31-40 1.693

5 41-50 1.415

6 51-60 882

7 61-70 477

8 71-78 371

Hasil 8.035

Sumber data: monografi Desa Dadapayu Tahun 2018

Berdasarkan tabel II.6 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk

berdasarkan usia terbanyak adalah berada pada usia 31- 40 tahun dengan jumlah

1.693 orang dengan penggabungan antara laki-laki dan perempuan.

5. Sarana dan Prasarana Desa

Guna memenuhi dan menunjang kebutuhan penduduk Desa Dadapayu yang

mencapai 8035 jiwa, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang dapat digunakan

baik untuk penduduk Desa Dadapayu itu sendiri maupun masyarakat umum. Secara

garis besar sarana dan prasarana Desa Dadapayu adalah sebagai berikut:

Page 46: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

37

Tabel. II.7

Prasarana Desa

No Prasarana Volume Keterangan

Kondisi

1. Jalan Kabupaten 13 Km

2. Jalan Kecamatan 17 Km

3. Jalan Desa 28 Km

4. Jalan Dusun 60 Km

5. Balaidesa 1 Gedung

6. Sekolahan 21 Gedung

7. Pasar Desa 1 Gedung

8. Masjid 14 Gedung

9. Mushola 10 Gedung

10. SMP 1 Gedung

11. SD 6 Gedung

12. Taman Kanak-Kanak 5 Gedung

13. PAUD 6 Gedung

Sumber data: RPJMDes Tahun 2016-2021

Berdasarkan tabel II.7 diatas, bahwa dapat di simpulkan bahwa prasarana

perhubungan yang ada di Desa Dadapayu memiliki akses jalan yang cukup besar, di

Desa Dadapayu ini juga tersedianya gedung atau bangunan sarana pendidikan, selain

itu Desa Dadapayu juga memiliki tempat peribadatan Masjid dan Mushola, dan Desa

Dadapayu memiliki satu Balai Desa.

Page 47: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

38

Berdasarkan data kependudukan di Desa Dadapayu, yang mempunyai jumlah

penduduk 8.035 jiwa terdiri dari 2.534 KK, masyarakat Desa Dadapayu

membutuhkan pasangan hidup untuk melanjutkan keturunannya. Pernikahan adalah

jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga atau rumah tangga. Berikut merupakan

tabel jumlah pernikahan penduduk Desa Dadapayu:

Tabel II.8

Data Pernikahan

No. Tahun Jumlah pernikahan Jumlah pernikahan usia dini

1. 2016 97 31

2. 2017 95 26

3. 2018 102 23

4. 2019 59 12

Sumber data : Buku daftar pernikahan 2016-2019

Berdasarkan tabel II.8 diatas, bahwa dapat di simpulkan bahwa jumlah

pernikahan tertinggi adalah pada tahun 2018 dengan jumlah 102 pelaku pernikahan

dan jumlah pernikahan usia dini tertinggi adalah pada tahun 2016 dengan jumlah 31

pelaku pernikahan usia dini.

Page 48: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

39

6. Kondisi Pemerintahan Desa

Desa Dadapayu terdiri dari 20 dusun/ padukuhan, 20 RW (rukun warga) dan RT

86 (rukun tangga).

Adapun struktur organisasi Pemerintah Desa Dadapayu adalah sebagai berikut:

Adapun keterangan untuk nama dari setiap kepala dusun antara lain sebagai berikut:

1. Kadus Pomahan : Sunasir Primantoro

2. Kadus Ngalangombo : Wita Yulianto

3. Kadus Nagkosingit : Mochamad Akbar Miyano

4. Kadus Mojo : Suharini

5. Kadus Sembuku : Astuti

6. Kadus Karang Tengah : Sarwanto

Page 49: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

40

7. Kadus Nogosari : Roni Irawan

8. Kadus Kauman : Tolu Riyanto

9. Kadus Sendang : Sunasir Prihantoro

10. Kadus Pokdadap : Tukirin

11. Kadus Dedel Wetan : Ngatemin

12. Kadus Dedel Kulon : Yatna

13. Kadus Ploso : Karsino

14. Kadus Sampen Wetan : Sugito

15. Kadus Sampen Kulon : Tri Hastono

16. Kadus Dayakan Tengah : Taryono

17. Kadus Dayakan Kulon : Sumadi

18. Kadus Kepuh : Barno

19. Kadus Kerdon : Yulianto

20. Kadus Pelem : Tri Yuono

A. Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Desa

Susunan Organisasi dan Struktur Pemerintah Desa Dadapayu terdiri dari

pimpinan pemerintah desa, yaitu kepala desa, sekretaris desa, pelaksana bagian-

bagian yang terdiri dari kepala urusan keuangan, kepala urusan umum dan tata usaha

dan kepala urusan perencanaan. Di dalam struktur organisasi juga ada beberapa

kepala seksi yang terdiri dari kepala seksi pemerintahan, kepala seksi kesejahteraan

dan kepala seksi pelayanan yang masing-masing bagian dan seksi di kepalai oleh

seorang pamong desa. Untuk membantu tugas-tugas dari pamong desa di Dadapayu

Page 50: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

41

ada 10 orang staf pamong desa yang melaksanakan tugas pelayanan kepada

masyarakat. Selain itu ada kepala pedukuhan yang sering disebut dengan bapak

dukuh yang bertugas ditingkat pedukuhan dan bisa melakukan koordinasi langsung

dengan kepala desa.

Di bawah ini adalah penjelasan mengenai tugas pokok masing-masing jabatan:

1. Kepala Desa

Kepala Desa berkedudukan sebagai kepala pemerintah di desa, yang berada

langsung di bawah Bupati dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Camat.

Kepala Desa mempunyai fungsi memimpin penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan. Kepala Desa mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta

tugas-tugas lain yang dilimpahkan kepada desa.

Wewenang Kepala Desa adalah Pertama memimpin penyelenggaraan

pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD. Kedua,

mengajukan rancangan peraturan desa. Ketiga, menetapkan peraturan desa yang telah

mendapat persetujuan bersama BPD. Keempat, menyusun dan mengajukan

rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan

bersama BPD. Kelima, membina kehidupan masyarakat desa. Keenam, membina

perekonomian desa. Ketujuh, mengkoordinasikan pembangunan desa secara

partisipatif. Kedelapan, mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat

menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-

Page 51: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

42

undangan. Kesembilan, melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Kewajiban Kepala Desa yaitu Pertama, memegang teguh dan

mengamalkan Pancasila. Kedua, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia 1945. Ketiga, mempertahankan dan memelihara keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat, meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Kelima, memelihara ketentraman dan keterlibatan masyarakat. Keenam,

melaksanakan kehidupan demokrasi. Ketujuh, melaksanakan prinsip tata

pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Kedelapan, menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa.

Kesembilan, menaati dan menegakan seluruh peraturan perundang-undangan.

Kesepuluh, menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik. Kesebelas,

melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa. Kedua

belas, melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa. Ketiga belas,

mendamaikan perselisihan masyarakat di desa. Keempat belas, mengembangkan

pendapatan masyarakat dan desa. Kelima belas, membina, mengayomi dan

melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat. Keenam belas,

memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa. Ketujuh belas,

mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

Kewajiban lain yang harus dilakukan oleh Kepala Desa adalah Pertama, memberikan

laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati. Kedua, memberikan

laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD. Ketiga, menginformasikan

laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat.

Page 52: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

43

Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat yaitu Pertama,

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa disampaikan kepada Bupati melalui

camat (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Kedua, laporan keterangan

pertanggungjawaban kepada BPD disampaikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

dalam musyawarah BPD. Ketiga, laporan akhir masa jabatan kepala desa

disampaikan kepada Bupati melalui camat dan kepada BPD.

2. Sekretaris Desa

Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur staf pembantu Kepala Desa dan

memimpin Sekretariat Desa. Sekretaris Desa mempunyai tugas mengkoordinir dan

menjalankan administrasi pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan dan

keuangan desa serta memberikan pelayanan administrasi bagi pemerintah desa dan

masyarakat. Sekretaris Desa mempunyai fungsi, Pertama, pelaksana urusan surat-

menyurat, kearsipan dan laporan. Kedua, pelaksana urusan administrasi keuangan.

Ketiga, pelaksana administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

Keempat, pelaksana tugas dan fungsi kepala desa apabila kepala desa berhalangan.

3. Kepala Urusan Umum dan Tata Usaha

Kepala Urusan Umum berkedudukan sebagai unsur sekretariat yang

bertanggungjawab kepada kepala desa melalui sekretaris desa. Tugas kepala urusan

umum adalah Pertama, membantu kepala desa di bidang teknis dan administratif

pembinaan kehidupan masyarakat desa. Kedua, melaksanakan urusan surat menyurat

serta pelayanan umum. Ketiga, memelihara dan melestarikan asset-aset pemerintah.

Page 53: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

44

Keempat, melaksanakan urusan keuangan dan pelaporan. Kelima, membina dan

melayani administrasi kependudukan. Keenam, membina dan melayani perizinan.

Fungsi kepala urusan umum adalah Pertama, sebagai pelaksana kegiatan bidang

pembinaan kehidupan masyarakat desa. Kedua, pelaksana inventarisasi, pembinaan

dan pelestarian kebudayaan yang berlaku di desa dan yang ketiga, adalah pelaksana

kegiatan perencanaan bidang kemasyarakatan dan sosial budaya desa.

4. Kepala Urusan Keuangan

Melakukan pembukuan terhadap seluruh arus keluar masuk uang yang

bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja desa.

5. Kepala Urusan Perencanaan

Menyusun rancangan perdes dan RAPBDES. Setelah berkoordinasi dengan

kepala desa, sekretaris desa, BPD dan pihak-pihak yang berkepentingan.

6. Kepala Seksi Pemerintahan

Tugas kepala seksi pemerintahan adalah Pertama, Melakukan pengawasan dan

monitoring terhadap situasi keamanan dan ketertiban di desa bekerja sama dengan

babinsa dan bhabimkamtibmas. Kedua, melakukan mediasi apabila ada perselisihan

antar warga. Ketiga, membuat laporan secara berkala tentang keadaan keamanan di

desa. Keempat, melakukan hal-hal lain yang ditugaskan oleh kepala desa

Page 54: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

45

7. Kepala Seksi Kesejahteraan

Tugas kepala seksi kesejahteraan adalah Pertama, Melakukan pengawasan dan

monitoring terhadap program kerja pemerintah desa khususnya dibidang

kesejahteraan. Kedua, melakukan koordinasi dengan kaur perencanaan dan sekretaris

desa sehubungan dengan tugas pokok dan fungsinya.

8. Kepala Seksi Pelayanan

Tugas kepala seksi pelayanan adalah Pertama, Menyusun standar operasional

prosedur pelayanan di desa dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelayanan.

Kedua, melakukan sosialisasi standar operasional prosedur kepada warga desa dan

tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

9. Kepala Dusun

Kepala teknis kewilayahan pedukuhan atau yang lebih dikenal dengan pak

dukuh memiliki tugas Pertama, memimpin musyawarah dusun setiap tahun. Kedua,

menjadi mediator saat ada perselisihan warga. Ketiga, menggerakkan masyarakat

untuk melaksanakan program kegiatan yang telah direncanakan oleh pemerintah

desa. Keempat, tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemerintah desa.

Page 55: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

65

Daftar Pustaka

Hadikusuma, Hilman. 1990. Hukum Perkawinan Di Indonesia. Mandar Maju. Bandung.

Kartono, Kartini. 1984. Psikologi Umum. Bandung.

Moleong, Lexy J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

P., Robbins Stephen. 2001. Perilaku Organisasi. PT. Prehalindo. Jakarta.

Romulya, Moh. Idris. 1996. Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari Undang-

Undang no.1 tahun 1974 dan KHI. Bumi Aksara. Jakarta.

Shadily, Hassan. 1984. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Bina Aksara. Jakarta.

Siagian, P. Sondang. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Simanjuntak, P.N.H. 2007. Pokok-pokok Hukum Perdata. Djambatan. Jakarta.

Slamet, Yulius. 2002. Metode Penelitian Sosial. UNS Press. Surakarta.

Soentoro, Isye. 2000. Majalah Perkawinan. PT. Dian Digital Media. Jakarta.

Subekti. 1984. Pokok-Pokok Hukum Perdata. PT. Intermasa. Jakarta.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Wade, Carol dan Carol Travis. 2002. Psikologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Walgito, Bimo. 1994. Pengantar Psikologi Umum. Andy Offsed. Yogyakarta.

Page 56: PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG PERNIKAHAN DINI DI …

66

Referensi Tambahan:

BKKBN. 1983. Pendewasaan Usia Perkawinan. Jakarta.

https://m.kumparan.com/tugujogja/pernikahan-dini-di-gunungkidul-masih-tinggidi

akses pada kamis,19 april 2018 10:10

https://www.google.com/amp/jogja.tribunnews.com/amp/2018/04/16/gunungkidul-

berupa-menekan -angka-pernikahan-usia-dini di akses pada senin,16 April 2018 20:21

Partanto, Pitus A dan M. Dahlan Al Barry. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Arkola.

Surabaya.