80
PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI KABUPATEN MAROS SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I) pada Jurusan Ahwal Syakhsiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar MUNAWWAR KHALIL NIM. 105260002111 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 1436 H / 2015 M

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I) pada Jurusan Ahwal Syakhsiyah Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

MUNAWWAR KHALIL NIM. 105260002111

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 1436 H / 2015 M

Page 2: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV (0411) 851914 Makassar

90223

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI Nama : Munawwar Khalil Nim : 105260002111 Fakultas/Jurusan : Agama Islam/Pendidikan Agaman Islam Judul Skripsi : PENGARUH PERNIKAHAN DINI

TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI KABUPATEN MAROS

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi penelitian ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan pada penelitian guna penyelesaian skripsi pada Jurusan PAI Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 30Agustus 2015 Disetujui:

Pembimbing I Pembimbing II Dr.M. Ilham Muchtar, Lc., M.A. Dr. Yusri M.Arsyad, Lc., M. A.

Mengetahui,

Wakil Dekan 1

Drs. Abd. Rahim Razaq, M. Pd.

Page 3: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV (0411) 851914 Makassar

90223

PENGESAHAN SKRIPSI Nama : Munawwar Khalil Nim : 105260002111 Fakultas/Jurusan : Agama Islam/Pendidikan Agaman Islam Judul Skripsi :PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT

PERCERAIAN DI KABUPATEN MAROS

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi penelitian ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan pada penelitian guna penyelesaian skripsi pada Jurusan PAI Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 30Agustus 2015 DEWAN PENGUJI :

1. Ketua : Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I

2. Sekretaris : Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd.

3. Tim Penguji :

1. Dr. Abbas Baco Miro, Lc., M.A

2. Dr.Yusri M.Arsyad,MA

3. Dr.Anwar Sadat, M.Ag

4. Lukman Abd.Samad, Lc.,

Disahkan Oleh :

Dekan Fakultas Agama Islam

Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I

NBM : 554 612

Page 4: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

MOTTO

“ ketika kehidupan memberi kita seribu tekanan untuk gagal kita harus

bangkit dan menunjukkan bahwa kita mempunyai seribu alasan untuk

tetap berhasil atau sukses”

Page 5: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

ABSTRAK Munawar Khalil (105260002111) pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di Kabupaten. Maros.

ABSTRAK. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di Kabupaten Maros. Untuk mengetahui fenomena tentang pernikahan dini di Kabupaten Maros tentu ada tindakan khusus untuk mengatasi hal tersebut. Untuk mengetahui faktor yang menghambat terjadinya pernikahan dini terhadap ketingkat perceraian di Kabupaten maros. Jenis penelitian tersebut merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriktif yang berlokasi di Kabupaten Maros. Populasi atau objek dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kabupaten Maros yang termasuk golongan pernikahan dini atau yang berumur 22 tahun. Objek atau sampel dalam penlitian ini adalah masyarakat yang menikah dibawah umur 22 tahun yang berjumlah 50 responden. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriktif yang diolah dengan program SPSS 22. Hasil dalam penelitian tersebut membuktkan bahwa ada pengaruh pernikahan dini terhadap yingkat perceraian di Kabupaten Maros, ini dibuktikan dengan hasil analisis SPSS bahwa korelasinya antara variable pernikahan dini terhadap tingkat perceraian menunjukkan 0,827 dan nilai probabilitasnya menunjukkan 0,000 artinya ada pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di Kabupaten Maros. Uji F yaitu pengujian secara serentak pengaruh dari Variabel pernikahan dini dengan tingkat perceraian terbukti. Uji F sebesar 35.923 nilai ini lebih besar dari pada F table (35,923, 2,29), ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan dari variable X dengan tingkat perceraian. Sedangkan untuk pengujian Variabel pernikahan dini dengan tingkat perceraian dilakukan dengan uji T. Nilai T sebesar 8411 nilai ini lebih besar dari R table (8411, 1,980). Dengan demikian pengujian menujukkan Ho diterima. Hasil ini membuktikan bahwa bukti langsung berpengaruh secara signifikan terhadap variable. Variable pernikahan dini dengan tingkat perceraian dilakukan dengan pendekatan normative sosiologis, yakni analisis data dengan menggunakan dalil-dalil yang menjadi pedoman perilaku manusia serta dengan melihat dan menjelaskan sikap dan tingkah laku suatu masyarakat. Dalam islam tidak pernah diatur, akan tetapi islam hanya mengatur tentang batas kedewasaan dalam pernikahan. Sementara itu dalam hukum perkawinan di indonesia telah diatur tentang usia pernikahan dini. Adapun faktor penyebabnya adalah faktor pendidikan, faktor pemahaman agama, faktor telah melakukan hubungan biologis, faktor hamil sebelum menikah, sedangkan dampak dari pernikahan dini diantaranya adalah kekerasan terhadap anak, tingginya tingkat perceraian, meningkatnya angka kemiskinan dan trafficking.

Page 6: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil

menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Adapun skripsi ini berjudul “dalam

penelitian” pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat pereraian di Kabupaten

Maros.

Skripsi ini membahas tentang problematika yang dihadapi beberapa

masalah di Kabupaten Maros sehingga tingkat perceraian tidak mesti terjadi.

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada khalayak ramai

yang berkecimpung pada bidang sosial atau keagamaan.

Kami menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

kami harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir.

Semoga Allah Swt. senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Penulis

mengucapkan banyak terima kasih pula sedalam-dalamnya kepada :

1. Kedua orang tua peneliti/penulis Bapak M. Khalil Ridwan dan Ibu Munashirah

(almarhum) serta istriku Musyfiqah Rahim dan anakku Muhammad Aufa Alfatih,

Muhammad Kamil Alfauzan yang selalu setia mendukung peneliti selama ini

Page 7: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

dalam kehidupan utamanya dimasa-masa studi, semoga Allah SWT senantiasa

memberinya kesehatan dan rahmat yang tak terhingga.

2. Syekh Muhammad Thoyyib Khoory,Keluarga sebagai donor AMCF dan segenap

pengurus AMCF

3. Bapak Dr. Irwan Akib, M.pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

4. Bapak Drs. Mawardi Pewangi, M.pd.i Selaku Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah tempat menimba ilmu selama ini

5. Dr. M. Ilham Mukhtar, Lc. M.A Selaku ketua jurusan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makasssar

6. Dr. M. Ilham Mukhtar, Lc.M.A, selaku pembimbing I dan juga kepada Dr. Yusri

M.Arsyad, M.A pembimbing II telah berkenan meluangkan waktunya kepada

peneliti dalam proses pembimbingan hingga perampungan skripsi.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan banyak ilmunya kepada peneliti dan

memberikan pelayanan yang maksimal kepada mahasiswa selama menimba ilmu.

Akhirnya kepada semua pihak, atas bentuannya semoga bernilai ibadah di sisi

Allah Swt.Amin

Makassar, 30 Agustus 2015

Penyusun,

Munawar Khalil

Page 8: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .............................................. iii

MOTTO ............................................................................................ iv

ABSTRAK ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................... vii

DAFTAR TABEl, DAFTAR GAMBAR ................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Pembahasan teori .............................................................................. 7

1. Pengertian Pernikahan Dini ........................................................ 7

2. Dali menunjukkan bolehnya pernikahan dini ............................. 8

3. Dalil dalil yang lain ..................................................................... 8

4. Dasar hukum nikah ..................................................................... 10

5. Tujuan pernikahan ....................................................................... 11

6. Hikmah pernikahan ..................................................................... 14

7. Pernikahan dini menurut negara.................................................. 16

8. Pernikahan dini terhadap islam ................................................... 17

9. Perceraian .................................................................................... 19

10. Dalil dasar hukum penceraian talak ........................................... 20

11. Shighat (ucapan) cerai talak ........................................................ 22

Page 9: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

12. Talak sharih ................................................................................. 22

13. Talak kinayah .................................................................. ………. 22

14. Rukun talak bagi suami ............................................................... 24

15. Cerai talak oleh suami ................................................................. 24

B. Kerangka Pikir ................................................................................. 26

C. Hipotesis penelitian ........................................................................... 26

D. Defenisi operasional .......................................................................... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian ............................................................................... 29

B. Waktu penelitian ............................................................................... 29

C. Jenis penelitian .................................................................................. 30

D. Jenis data ........................................................................................... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 31

F. Populasi dan sampel .......................................................................... 32

G. Teknik pengambilan sampel ............................................................. 33

H. Defenisi operasional variable ............................................................ 33

I. Metode penelitian .............................................................................. 34

J. Pengujian hipotesis ........................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum lokasi penelitian.................................................... 39

1. Pembagian administrative. .......................................................... 40

2. Kecamatan ................................................................................... 40

3. Kekeringan lereng ....................................................................... 40

4. Ketinggian muka laut .................................................................. 42

BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................. 43

A.Analisis validitas dan reliabilitas .............................................. 43

B. Pengujian data ................................................................................... 53

C. Analisis data dan interpretasi ............................................................ 55

Page 10: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 58

B. Saran .................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 59 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... 60 PERSURATAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan dini merupakan fenomena yang sudah sejak lama marak

terjadi di Indonesia khususnya pada remaja pedesaan. Analisis survei penduduk

antar sensus (SUPAS) dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) menunjukan bahwa angka pernikahan untuk kelompok umur 15-19

tahun di perkotaan lebih rendah dibanding di pedesaan, perbedaannya cukup

tinggi yakni 5,28% di perkotaan dan 11,88% di pedesaan. Fenomena ini

memberikan banyak dampak negatif khususnya bagi gadis remaja. Penelitian

Jannah (2012) menunjukkan bahwa pernikahan yang dilakukan gadis pada usia

dini berpotensi pada kerusakan alat reproduksi yang disebabkan oleh hubungan

seks yang terlalu dini1. Penting untuk diketahui bahwa kehamilan pada usia

kurang dari 17 tahun akan meningkatkan resiko komplikasi medis. Anatomi tubuh

gadis remaja yang belum siap untuk proses mengandung maupun melahirkan,

berpotensi pada terjadinya komplikasi berupa obstructed labour dan obstetric

fistula (Fadlyana dkk, 2009).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1994:122) menyatakan

bahwa “Pada masa yang lalu, usia perkawinan di daerah penelitian relatif rata-

rata usia muda terutama anak-anak wanita”. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI (1994:96) juga menyatakan “…masyarakat di daerah penelitian

1 Penelitian Jannah (2012) “pengaruh pernukahan dini terhadap tingkat perceraian”

Page 12: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

pada zaman dahulu, usia kawin para jejaka dan gadis rata-rata antara 16 sampai

17 tahun”. Bahkan di beberapa daerah tertentu seperti pada masyarakat Melayu

tradisional yang bermukim di Dompak Seberang, usia kawin bisa mencapai 13

tahun untuk perempuan dan 15 tahun untuk laki-laki (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI, 1995:37).

Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia perkawinan. Dalam

Undang-undang Perkawinan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan

hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan

pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas tahun) tahun.

Data United Nations Population Fundation Association (UNPFA) pada

tahun 2003, mempertegas bahwa 15-30% persalinan pada usia dini akan disertai

dengan komplikasi kronik, yaitu obstetric fistula. Selain resiko obstetric fistula,

penelitian Bayisenge (2010) menjelaskan bahwa kehamilan di usia yang sangat

muda juga ternyata berhubungan dengan angka kematian ibu, fertilitas yang

tinggi, kehamilan dengan jarak yang singkat, juga resiko tertular penyakit HIV.

Tingkat pernikahan di bawah umur di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Tingginya tingkat pernikahan di bawah umur tersebut merupakan hasil

identifikasi terhadap permasalahan perempuan dan anak, (Badan Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Sulsel pada 2011)2.

Penelitian Landung dkk (2009) 3menambahkan bahwa pernikahan dini

juga memberikan dampak negatif pada kemampuan gadis remaja dalam

2 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Sulsel pada 2011 3 Landung dkk Penelitian (2009)

Page 13: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

bernegosiasi dan mengambil keputusan dalam hidup. Hal tersebut mendorong

pada ketidakmampuan gadis remaja dalam menyampaikan pendapat dan

mengambil sikap ketika menghadapi permasalahan hidup, sehingga terjadi

dominasi pasangan (suami) yang lebih dewasa yang berujung pada banyaknya

terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Berdasarkan tugas perkembangan, Erikson dalam Santrock (2012)

menyebutkan bahwa remaja berada pada tahap identitas versus kebingungan

identitas (identity versus identity confusion). 4Pada masa tersebut remaja harus

memutuskan siapa dirinya (keberadaan diri), apa dan bagaimana dirinya mencapai

masa depannya. Oleh sebab itu, pembentukan identitas pada remaja merupakan

hal yang penting. Sebagai individu yang berada pada masa transisi, remaja akan

banyak dipengaruhi oleh lingkungan beserta proses sosial yang ada. Oleh karena

itu, akan terjadi krisis identitas yang timbul akibat dari konflik internal yang

berawal dari masa transisi tersebut. Adapun konflik internal yang dimaksud

adalah konflik antara keinginan untuk mengelola dirinya sendiri secara mandiri,

dengan kebutuhannya akan perhatian dan pertolongan dari orang tua dan orang

dewasa lainnya. Masalah ini menjadi perhatian dan perlu segera mendapat

penyelesaian yang baik dengan mengelola ulang (reorganization) atau

membentuk ulang (restucturing) identitas diri remaja. Sebab jika krisis identitas

tersebut tidak segera diselesaikan, maka akibatnya dikhawatirkan akan

menampilkan kepribadian remaja yang tidak jelas dan terombang-ambing.

4 Santrock, J.W. (2003). Adolescence. Terjemahan edisi keenam. Jakarta : Erlangga Hal. 112

Page 14: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Terlebih terkait keberadaannya sebagai bagian dari suatu masyarakat, seorang

individu remaja diharap memiliki kesamaan identitas dengan identitas yang

dimiliki masyarakat. Hal tersebut penting dimiliki oleh remaja untuk

mengukuhkan diri sebagai bagian dari kelompok masyarakat.

Remaja yang melakukan pernikahan dini atau sebelum usia biologis

maupun psikologis yang tepat, sangat rentan menghadapi dampak buruknya. Pada

saat itu pengantinnya belum siap untuk menghadapi tanggung jawab yang harus

diemban seperti orang dewasa. Padahal kalau menikah itu kedua belah pihak

harus sudah cukup dewasa dan siap untuk menghadapi permasalahan-

permasalahan baik itu ekonomi, pasangan, maupun anak. Sementara itu mereka

yang menikah dini umumnya belum cukup mampu menyelesaikan permasalahan

secara matang. Kondisi kematangan psikologis ibu menjadi hal utama karena

sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak di kemudian hari. Dalam mendidik

anak dibutuhkan pendewasaan diri karena jika tidak, sang ibu hanya akan merasa

terbebani sebab di satu sisi masih ingin menikmati masa muda dan di sisi lain dia

harus mengurusi keluarganya sehingga arti atau gambaran tentang kasih sayang

akan rusak, akibat belum pahamnya sebuah lembaga pernikahan tersebut.

Seiring dengan adanya kemajuan dalam segala bidang dewasa ini terutama

dalam bidang pendidikan, hal-hal tersebut sudah banyak berubah dari kebiasaan-

kebiasaan yang berlaku. Pada zaman dahulu, anak perempuan sedikit dibedakan

dengan anak laki-laki dalam menuntut ilmu pengetahuan namun dewasa ini, anak

laki-laki dan anak perempuan mempunyai hak yang sama dalam mengejar ilmu

pengetahuan di sekolah. Akibatnya, usia kawin baik anak laki-laki maupun anak

Page 15: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

perempuan menjadi makin panjang. Hal ini dikarenakan mereka sibuk menuntut

ilmu pengetahuan di bangku sekolahan. Dapat dikatakan bahwa dalam masa

perkembangan pendidikan dewasa ini, kesadaran masyarakat tentang arti

pendidikan nampak semakin jelas.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mencari jawaban dari dua pokok

permasalahan yang dirumuskan seperti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

terjadinya penikahan dini dan bagaimanakah pengaruh pernikahan dini tersebut

terhadap tingginya tingkat perceraian yang tercatat. Dari sini penyusun tertarik

untuk meneliti fenomena pernikahan dini yang ada di wilayah Kabupaten Maros.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang masalah tersebut, maka

dapat ditemukan pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut dalam

penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di

Kabupaten Maros?

2. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi sehingga terjadi pernikahan dini di

Kabupaten Maros?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi sehingga terjadi

pernikahan dini di Kabupaten Maros

2. Untuk mengetahui pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di

Kabupaten Maros.

Page 16: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

D. Manfaat penelitian

1. Penelitian ini berguna bagi pembaca, dan penulis sendiri khusus dalam

prihatinan terhadap pernikahan dini dan tingkat perceraian.

2. Sebagai bahan acuan pada peneliti selanjutnya yang kajianya berhubungan

dengan penelitian yang relevan.

Page 17: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembahasan Teori

1. Pengertian Pernikahan Dini

Pernikahan berasal dari kata nikah (نبح) yang menurut bahasa artinya

mengumpulkan, saling memasukkan, dan digunakan untuk arti bersetubuh.

Kata “nikah” sendiri sering dipergunakan untuk arti persetubuhan (coitus),

juga untuk arti akad nikah. Banyak definisi nikah yang dikemukakan oleh

para ulama, namun pada hakikatnya, semuanya mempunyai persamaan arti

dan tujuan, yaitu untuk menghalalkannya hubungan antara laki-laki dengan

perempuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari

kata “kawin” yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan

jenis; melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh.

Adapun definisi nikah menurut hukum Islam salah satunya diungkapkan

oleh Wahbah az-Zuhaily yaitu: “Perkawinan menurut syara‟ yaitu akad yang

ditetapkan syara‟ untuk membolehkan bersenang-senang antara laki-laki

dengan perempuan dan menghalalkan bersenang-senangnya perempuan

dengan laki-laki.”

Page 18: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Ibnu Syubromah mencoba melepaskan diri dari kungkungan teks.

Memahami masalah ini dari aspek historis, sosiologis, dan kultural yang ada.

Sehingga dalam menyikapi pernikahan Nabi Saw dengan Aisyah (yang saat

itu berusia usia 6 tahun), Ibnu Syubromah menganggap sebagai ketentuan khusus

bagi Nabi Muhammad SAW, yang tidak bisa ditiru umatnya.

2. Dalil-dalil menunjukkan bolehnya pernikahan pada usia dini/belia.

Hukumnya boleh (mubah) secara syar‟i dan sah seorang laki-laki dewasa

menikahi anak perempuan yang masih kecil (belum haid). Dalil kebolehannya

adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. Dalil Al-Qur`an adalah firman Allah SWT5

Al-Qur‟an yaitu QS At-Thalaq : 4 dan QS. An-Nisa : ayat 3 dan 127

اىلائ ئس ب ألاد الأد ذض اىلائ ى صلاصخ أشش ر فؼذ اسرجز إ سبئن ذض اى ه

سشا ش أ جؼو ى زق الل ي د ضؼ أ أجي

Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara

perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka

iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang

tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu idah mereka itu ialah

sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang siapa yang bertakwa

kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

ػبئشخ }ػ ذ سذ س ث جب رض سي ػي صي الل اىج ذ رسغ أ ث أدخيذ ػي ،

ذ رسؼب نضذ ػ {س زفق ػي

“Dari Aisyah ra (menceritakan) bahwasannya Nabi SAW menikahinya pada

saat beliau masih anak berumur 6 tahun dan Nabi SAW menggaulinya sebagai

istri pada umur 9 tahun dan beliau tinggal bersama pada umur 9 tahun pula”

(Muttafaq„alaihi).

5 QS At-Thalaq : 4 dan QS. An-Nisa : ayat 3 dan 127

Page 19: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

3. Dalil-dalil yang lain adalah

Pertama : Firman Allah subhanahu wa ta’ala :

اى ب طبة ىن نذا فب ألا رقسطا ف اىزب خفز إ ادذح ألا رؼذىا ف خفز سثبع فئ صلاس ض سبء

رىل أد ألا رؼىا بن ينذ أ ب أ

aynitrA

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)

perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-

wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu

takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-

budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak

berbuat aniaya.”

Berkata Imam al-Maziri : “Ayat di atas merupakan dalil mayoritas ulama

(bahwa menikah hukumnya sunnah), karena Allah subhanahu wa ta’ala

memberikan pilihan antara menikah atau mengambil budak secara sepakat.

Seandainya menikah itu wajib, maka Allah tidaklah memberikan pilhan antara

menikah atau mengambil budak.6 Karena menurut ulama ushul fiqh bahwa

memberikan pilihan antara yang wajib dan yang tidak wajib, akan menyebabkan

hilangnya hakikat wajib itu sendiri, dan akan menyebabkan orang yang

meninggalkan kewajiban tidak berdosa. Perintah yang terdapat dalam hadist

Abdullah bin Mas‟ud di atas bukan menunjukkan kewajiban, tetapi menunjukan

“al-istihbab “(sesuatu yang dianjurkan).

Kedua : Bahwa menikah maslahatnya kembali kepada orang yang

melakukannya terutama yang berhubungan dengan pelampiasan syahwat,

sehingga dikatakan bahwa perintah di atas sebagai bentuk pengarahan saja.

6 Imam al-Maziri vol.9 hlm.237 Darul Kutub Ilmiah.

Page 20: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

4. Dasar Hukum Nikah atau Perkawinan

Sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur‟an sebagai berikut:

ء مو خيقب ش ج ص ىؼين رزمش

Artinya: dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan

supaya kamu mengingat kebesaran Allah7

Perkawinan atau Pernikahan adalah sunatullah, hukum alam di dunia.

Perkawinan dilakukan oleh manusia, hewan,bahkan oleh tumbuh-tumbuhan.

Bahwa segala sesuatu di dunia ini terdiri dari dua pasangan. Misalnya, air

yang kita minum terdiri dari oksigen dan hydrogen, listrik ada positif dan

negative dan lain sebagainya.

Pada dasarnya pernikahan itu diperintahkan oleh syara‟. Sebagaimana

ditegaskan dalam firman Allah SWT.

إ ف رقسطا ألا خفز نذا اىزب ب فب طبة ىن ض اىسبء صلاس سثبع فئ

ادذح رؼذىا ألا خفز ف ب أ ينذ أ بن 8.رؼىا ألا أد رىل

Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap

(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka

kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.

kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah)

seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah

lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

Firman Allah:

نذا أ الأب ن بىذ اىص ػجبدم بئن إ فقشاء نا إ غ الل

فض ي الل اسغ ػي

7 ibid 8 ibid

Page 21: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Artinya:

dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan

orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki

dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan

memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-

Nya) lagi Maha mengetahui

ؤ اى بد ؤ اى ثؼض ىبء ثؼض أ ش ؼشف أ ثبى نش ػ اى

ق لاح اىص ؤر مبح اىض طؼ سسى الل أىئل سشد الل إ الل

ػضض دن

Artinya:

dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka

menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-

Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Rasulullah Saw bersabda:

ػ ػجذ الل ث سؼد سض الل ػ قبه: قبه ىب سسه الل صي الل ػي سي : ب ؼشش

ص ىيفشط ى سزطغ فؼي اىشجبة اسزطبع ن اىجبءح فيزضط فب اغض ىيجصش اد

ثب ىص فب ى جبء

Artinya

“ibnu mas’ud r.a berkata : Rasulullah Saw bersabda kepada kami:

Hai para pemuda, apabila diantara kamu mampu untuk kawin, hendaklah ia

kawin, sebab kawin itu lebih kuasa untuk menjaga mata dan kemaluan, dan

Page 22: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

barang siapa tidak mampumaka hendaklah ia berpuasa sebab puasa itu

menjadi penjaga baginya ”.(HR. Bukhari-muslim)9

5. Tujuan Pernikahan

Kompilasi hukum islam merumuskan bahwa tujuan pernikahan adalah

untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah

yaitu rumah tangga yang tentram, penuh kasih sayang serta bahagia lahir dan

batin. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Ar-ruum ayat 21

yang artinya:

آبر خيق أ ىن فسن اجب أ ب ىزسنا أص جؼو إى ن ح ث د خ سد إ

بد رىل ف ىق 10.زفنش

Artinya:

dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan

merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan

sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-

tanda bagi kaum yang berfikir.

Tujuan pernikahan tidak hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat

biologis yang menghalalkan hubungan seksual antara kedua belah pihak,

tetapi lebih luas meliputi segala aspek kehidupan rumah tangga, baik lahiriah

maupun batiniah. Sesungguhnya pernikahan itu ikatan yang mulia dan penuh

barakah. Allah SWT mensyari‟atkan untuk keselamatan hambanya dan

kemanfaatan bagi manusia agar tercapai maksud dan tujuan yang baik.

Zakiyah Darajat dkk (2008) mengemukakan lima tujuan dalam pernikahan

yaitu:

9 Kitab al lu’lu wal marjan(mutiara hadist sahih bukhari dan muslim)2012 10 QS. Ar-ruum ayat 21(al qur‟an dan terjemhan)LPAR

Page 23: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

a) Mendapatkan dan melangsungkan keturunan

b) Memenuhi hajat manusia menyalurkan syhwatnya dan menumpahkan

kasih sayangnya

c) Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan

kerusakan

d) Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab

e) Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tentram

atas dasar cinta dan kasih sayang.

Pernikahan juga bertujuan untuk menata keluarga sebagai subjek untuk

membiasakan pengalaman-pengalaman ajaran agama. Fungsi keluarga adalah

menjadi pelaksana pendidikan yang paling menentukan. Sebab keluarga

merupakan salah satu diantara lembaga pendidikan informal, ibu bapak yang

dikenal pertama oleh putra putrinya dengan segala perlakuan yang diterima

dan yang dirasakannya, dapat menjadi dasar pertumbuhan pribadi/kepribadian

putra putri itu sendiri. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw:

“Tiada bayi yang dilahirkan melainkan lahir diatas fitrah maka ayah

dan ibundanya yang menjadikan ia yahudi nasrani atau majusi”. Sebagai

ibadah dan mendekatkan diri pada Allah SWT.

a) Untuk „iffah (menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang)

b) Memperbanyak umat Nabi Muhammad Saw.

c) Menyempurnakan agama

d) Menikah termasuk sunnahnya para utusan Allah

Page 24: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

e) Melahirkan anak yang dapat memintakan pertolongan Allah untuk ayah

dan ibu mereka saat masuk surga

f) Menjaga masyarakat dari keburukan, runtuhnya moral, perzinaan dan lain

sebagainya

g) Legalitas untuk melakukan hubungan intim, menciptakan tanggung jawab

bagi suami dalam memimpin rumah tangga

h) Mempertemukan tali keluarga yang berbeda sehingga memperkokoh

lingkaran keluarga

i) Saling mengenal dan menyayangi

j) Menjadikan ketenangan kecintaan dalam jiwa suami dan istri

k) Sebagai pilar untuk membangun rumah tangga islam yang sesuai dengan

ajaran-Nya

l) Suatu tanda kebesaran Allah SWT

m) Memperbanyak keturunan umat islam dan menyemarakkan bumi melalui

proses pernikahan

n) Unuk mengikuti panggilan iffah dan menjaga pandangan kepada hal-hal

yang diharamkan.

6. Hikmah Pernikahan

Sejalan dengan tujuannya pernikahan memiliki sejumlah hikmah bagi

orang yang melakukannya. serta menurut Zakiyah Daradjat11, ulama fiqih

kontemporer dalam bukunya fiqhus-sunnah mengemukakan sebagai berikut:

a) Dapat menyalurkan naluri seksual dengan cara sah dan terpuji

11 (Zakiyah Daradjat 2008)

Page 25: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

b) Memelihara dan memperbanyak keturunan dengan terhormat sehingga dapat

menjaga kelestarian hidup umat manusia

c) Naluri keibuan dan kebapakan akan saling melengkapi dalam kehidupan

rumah tangga bersama anak-anak

d) Melahirkan organisasi dengan pembagian tugas/tanggung jawab tertentu,serta

melatih kemampuan bekerjasama

e) Terbentuknya tali kekeluargaan dan silaturrahmi antar keluarga.

Melakukan pernikahan tanpa kesiapan dan pertimbangan yang matang

dari satu sisi dapat mengindikasikan sikap tidak affresiatif terhadap makna nikah

dan bahkan lebih jauh bisa merupakan pelecehan terhadap kesakralan sebuah

pernikahan. Atas dasar itu, suatu pernikahan boleh dilakukan apabila keduanya

baik laki-laki maupun perempuan sudah dianggap mampu dan siap baik dari segi

fisik maupun psikis. Maka, ada batasan umur minimal dalam perkawinan.

Undang-undang Perkawinan memberikan batas minimal usia perkawinan.

Dalam bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika

pihak pria mencapai umur 19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur

16 tahun. Hal ini dimaksudkan agar kedua belah pihak benar-benar siap dan

matang dari sisi fisik, psikis dan mental.

Pernikahan yang ideal, untuk perempuan adalah 21-25 tahun sementara

laki-laki 25-28 tahun. Karena di usia itu organ reproduksi perempuan secara

psikologis sudah berkembang dengan baik dan kuat serta siap untuk melahirkan

keturunan secara fisik pun mulai matang. Sementara laki-laki pada usia itu

Page 26: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

kondisi psikis dan fisiknya sangat kuat, hingga mampu menopang kehidupan

keluarga untuk melindungi baik sera psikis emosional, ekonomi dan sosial.

Apabila pernikahan yang dilakukan pada saat dimana umur dari salah

satu atau kedua mempelai masih dibawah umur, maka yang demikian disebut

dengan Nikah dini. Adapun patokan umur seseorang dikatakan menikah dini

berbeda-beda. Ada yang mengatakan di bawah umur 21 tahun dan adapula yang

mengatakan di bawah 17 tahun namun untuk menyamakan persepsi pada

penelitian ini, maka nikah dini disini kami artikan sebagai pernikahan yang

dilakukan oleh seseorang ketika orang tersebut masih dalam usia pendidikan,

yaitu mereka yang sedang mengenyam pendidikan di bangku SMP-SMA atau

sekitar dibawah umur 16 tahun bagi perempuan dan dibawah umur 19 tahun bagi

laki-laki.

7. Pernikahan Dini menurut Negara

Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia perkawinan. Dalam

Undang-undang Perkawinan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan

hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan

pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas tahun) tahun.

Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas minimal usia pernikahan ini

tentunya melalui proses dan berbagai pertimbangan. Hal ini dimaksudkan agar

kedua belah pihak benar-benar siap dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental.

Dari sudut pandang kedokteran, pernikahan dini mempunyai dampak

negatif baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Menurut para sosiolog,

ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga.

Page 27: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara

pikir yang belum matang. Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya

memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya

mentolerir pernikahan diatas umur 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk

wanita.

8. Pernikahan Dini menurut Islam

Hukum Islam secara umum meliputi lima prinsip yaitu perlindungan

terhadap agama, jiwa, keturunan, harta, dan akal. Dari kelima nilai universal

Islam ini, satu diantaranya adalah agama menjaga jalur keturunan (hifdzu al

nasl). Oleh sebab itu Syekh Ibrahim 12: menuturkan bahwa agar jalur nasab

tetap terjaga, hubungan seks yang mendapatkan legalitas agama harus melalui

pernikahan. Seandainya agama tidak mensyari‟atkan pernikahan, niscaya

geneologi (jalur keturunan) akan semakin kabur.

Agama dan negara terjadi perselisihan dalam memaknai pernikahan dini.

Pernikahan yang dilakukan melewati batas minimnal Undang-undang

Perkawinan, secara hukum kenegaraan tidak sah. Istilah pernikahan dini menurut

negara dibatasi dengan umur. Sementara dalam kaca mata agama, pernikahan

dini ialah pernikahan yang dilakukan oleh orang yang belum baligh.

Terlepas dari semua itu, masalah pernikahan dini adalah isu-isu kuno

yang sempat tertutup oleh tumpukan lembaran sejarah. Dan kini, isu tersebut

kembali muncul ke permukaan. Hal ini tampak dari betapa dahsyatnya benturan

ide yang terjadi antara para sarjana Islam klasik dalam merespons kasus tersebut.

12 (Syekh Ibrahim 1990)

Page 28: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Pendapat yang dituturkan Ibnu Hajar al ‟Asqalani, Jalaluddin Suyuthi,

pernikahan dini (pernikahan sebelum usia baligh). Menurutnya, nilai esensial

pernikahan adalah memenuhi kebutuhan biologis, dan melanggengkan

keturunan. 13Sementara dua hal ini tidak terdapat pada anak yang belum baligh.

Ia lebih menekankan pada tujuan pokok pernikahan. Sebaliknya, mayoritas pakar

hukum Islam melegalkan pernikahan dini. Pemahaman ini merupakan hasil

interpretasi dari QS. al Thalaq: 4 yang berbunyi:

ٱ س ئ ـ ى ذض ى ٱ سب ئن رج س ٱ إ ز ر ٱ ش أش ضخ صي فؼذ

ـ ى ذض ى

ى أ ٱ ذ به د لأ ضؼ أ أجي د ي ٱ زق ؼوج لل ۥى ٤14 اش س شۦ أArtinya:

“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara

perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka

masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan – perempuan

yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu

ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang siapa yang

bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam

urusannya.”

Disamping itu, sejarah telah mencatat bahwa Aisyah dinikahi Baginda

Nabi dalam usia sangat muda. Begitu pula pernikahan dini merupakan hal yang

lumrah di kalangan sahabat. Bahkan sebagian ulama menyatakan pembolehan

nikah dibawah umur sudah menjadi konsensus pakar hukum Islam. Wacana yang

diluncurkan Ibnu Syubromah dinilai lemah dari sisi kualitas dan kuantitas,

sehingga gagasan ini tidak dianggap. Konstruksi hukum yang di bangun Ibnu

13 Jalaluddin Suyuthi, Jami‟ al Shaghir hlm.210 Darul Kutub Ilmiah, Beirut.

14 al Thalaq: 4

Page 29: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Hajar sangat rapuh dan mudah terpatahkan. Pada hakekatnya, penikahan dini

juga mempunyai sisi positif. Kita tahu, saat ini pacaran yang dilakukan oleh

pasangan muda-mudi acapkali tidak mengindahkan norma-norma agama.

Kebebasan yang sudah melampui batas, dimana akibat kebebasan itu kerap kita

jumpai tindakan-tindakan asusila di masyarakat. Fakta ini menunjukkan betapa

moral bangsa ini sudah sampai pada taraf yang memprihatinkan. Hemat penulis,

pernikahan dini merupakan upaya untuk meminimalisir tindakan-tindakan negatif

tersebut. Daripada terjerumus dalam pergaulan yang kian mengkhawatirkan, jika

sudah ada yang siap untuk bertanggungjawab dan hal itu legal dalam pandangan

syara‟ .

9. Perceraian

Perceraian atau talak yang dikenal juga dengan istilah gugat cerai adalah

pemutusan hubungan suami-istri dari hubungan pernikahan atau perkawinan

yang sah menurut syariah Islam dan/atau sah menurut syariah dan negara.

Perceraian adalah hal yang menyedihkan dan memiliki implikasi sosial yang

tidak kecil terutama bagi pasangan yang sudah memiliki keturunan. Oleh karena

itu, sebisa mungkin ia dihindari. Namun Islam memberi jalan keluar apabila ia

dapat menjadi jalan atau solusi terbaik bagi keduanya.

Dalam syariah cerai atau talak adalah melepaskan ikatan perkawinan atau

putusnya hubungan perkawinan antara suami dan istri dalam waktu tertentu atau

selamanya.

Page 30: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

10. Dalil Dasar Hukum Perceraian Talak

ق ىطي ٱ رب ش ؼ سبك فئ شف ث لا س ثئد شخ رس أ ذو ب خزا رأ أ ىن ءار ز

ب ألا خبفب أ إلا ا ش ٱ دذد ق لل خف فئ ب ألا ز ٱ دذد ق جبح فلا لل بػي ب زذد ف ٱ ف

ۦ ث ٱ دذد ل ري زذب رؼ فلا لل ٱ دذد زؼذ لل

ى ئل فأ ٱ ىظ 15 ٢٢٢ ي

Artinya:

Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal

bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada

mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan

hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak

dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya

tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah

hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang

melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim.

ب ٱ أ طيق إرا ىج ء ىسب ٱ ز فطيق ر أد ىؼذ ح ى ٱ صا ٱ رقا ٱ ؼذ لل رخ لا سثن شج

لا ثر أ أ إلا شج خ خ ذشخ ثف ر ج ري ٱ دذد ل لل ٱ دذد زؼذ فقذ لل ظي

ٱ ىؼو سرذ لا ۥ س ف ىل ر ذ ثؼ ذس ذ لل ثيغ فئرا ١ اش أ أجي فأ ؼ سن شف ث أ

ؼ فبسق أش شف ث ذا ه ػذ ر ن ا أق ذح ىش ٱ لل ر ػع ىن ۦث ؤ مب

ٱث ٱ لل ى خش لأ ٱ ٱ زق ؼوج لل خ ۥى ش ٢ بشج صق زست ذ لا ش د مو ز

ٱ ػي لل ۥ ج دس ف ٱ إ يغ ث لل ٱ جؼو قذ ۦ ش أ ىنو لل ٱ ٣ اس قذ ء ش ئس ـ ى ذض ى ٱ

سب ئن رج س ٱ إ ز ر ٱ ش أش ضخ صي فؼذ ـ ى أ ذض ى ى ٱ ذ به د لأ ضؼ أ أجي

د ي ٱ زق ؼوج لل ۥى ىل ر ٤ اش س شۦ أ ٱ ش أ ۥ أضى لل إى ن ٱ زق نفش لل

ػ س ؼ ۦار ن أس ٥ شاأج ۥ ى ظ سنز ش د ج لا ذم رضب س

ىزضقا ػي إ ى م ذ أ فأفقا و د ػي ضؼ دز د ي ضؼ أس فئ ىن

ف ار أ أجس شا ر ؼ نث إ شف ث رؼبسش أخ ۥ ى ضغ فسزش ر ر ىفق ٦ ش

15 QS Al-Baqarah 2:229

Page 31: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

سؼخ ۦ سؼز قذس ب فق في ۥق سص ػي ٱ ءارى ٱ نيف لا لل ب إلا سبف لل ب ءارى

ٱ ؼو سج 16 ٧ اش س ش ػس ذ ثؼ لل

Artinya:

“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah

kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya

(yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah

Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan

janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan

keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar

hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap

dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan

sesudah itu sesuatu hal yang baru.”(ayat 1)

“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah

mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah

dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu

tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan

itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa

kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”(ayat 2)

“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan

mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan

yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan

bagi tiap-tiap sesuatu.”(ayat 3)

“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di

antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa

iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula)

perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang

hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan

kandungannya. Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah

menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (ayat 4)

“Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan

barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus

kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (ayat 5)

“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal

menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk

16 QS At-Talaq 65:1-7

Page 32: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah

ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga

mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu

maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara

kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka

perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”(ayat 6)

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi

nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan

beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan

kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah

kesempitan.”(ayat 17)

11. Shighat (Ucapan) Cerai Talak

Ditinjau dari segi shighat, lafadz, ucapan cerai talak dari seorang suami

pada istri, talak ada dua macam yaitu talak sharih (langsung, jelas, eksplisit) dan

talak kinayah (tidak langsung, sindiran, implisit). Kedua shighat talak ini

memiliki hukum tersendiri dalam soal terjadinya talak atau tidak.

12. Talak Sharih (Langsung)

Talak sharih adalah ucapan talak secara jelas dan eksplist yang apabila

diucapan pada istri maka jatuhlah talak/perceraian walaupun suami tidak berniat

untuk cerai. Lafadz talak sharih ada 3 (tiga) yaitu:

a) Talak atau cerai. Seperti kata suami pada istri: "Aku menceraikanmu." atau

"Kamu dicerai", dsb.

b) Pisah (mufaraqah)

c) Sarah (pisah)

13. Talak Kinayah (Tidak Langsung, Implisit)

17 QS At-Talaq 65:1-7

Page 33: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Yaitu kata yang mengandung nuansa atau makna perceraian tapi tidak

secara langsung. Seperti kata suami pada istri "Pulanglah pada orang tuamu!"

Termasuk talak kinayah adalah talak sharih tapi dibuat secara tertulis atau

melalui SMS (short text message).

a. Hukum Cerai/Talak

Hukum talak/perceraian itu beragam: bisa wajib, sunnah, makruh, haram,

mubah.

b. Talak Itu Wajib Apabila:

1) Jika suami isteri tidak dapat didamaikan lagi.

2) Dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal membuat kata

sepakat untuk perdamaian rumah tangga mereka.

3) Apabila pihak pengadilan berpendapat bahawa talak adalah lebih baik.

Jika tidak diceraikan dalam keadaan demikian, maka berdosalah suami.

c. Perceraian Itu Haram apabila:

1) Menceraikan isteri ketika sedang haid atau nifas.

2) Ketika keadaan suci yang telah disetubuhi.

3) Ketika suami sedang sakit yang bertujuan menghalang isterinya dari pada

menuntut harta pusakanya.

4) Menceraikan isterinya dengan talak tiga sekaligus atau talak satu tetapi

disebut berulang kali sehingga cukup tiga kali atau lebih.

d. Perceraian Itu Hukumnya Sunnah Apabila:

1) Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya.

2) Isterinya tidak menjaga martabat dirinya.

Page 34: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

e. Cerai Hukumnya Makruh Apabila

Suami menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak mulia dan

mempunyai pengetahuan agama.

f. Cerai Hukumnya Mubah Apabila

Suami lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid atau telah

putus haidnya.

14. Rukun Talak bagi Suami

1) Berakal sehat

2) Baligh

3) Dengan kemauan sendiri

a. Rukun Talak bagi Isteri

1) Akad nikah sah

2) Belum diceraikan dengan talak tiga oleh suaminya

b. Lafadz/teks talak

1) Ucapan yang jelas menyatakan penceraiannya

2) Dengan sengaja dan bukan paksaaan

15. Cerai Talak Oleh Suami

Yaitu perceraian yang dilakukan oleh suami kepada istri. Ini adalah

perceraian/talak yang paling umum. Status perceraian tipe ini terjadi tanpa harus

menunggu keputusan pengadilan. Begitu suami mengatakan kata-kata talak pada

istrinya, maka talak itu sudah jatuh dan terjadi. Keputusan Pengadilan Agama

hanyalah formalitas.

Talak atau gugat cerai yang dilakukan oleh suami terdiri dari 4 (empat)

macam sebagai berikut.

Page 35: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

a) Talak raj‟i

Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan (melafazkan) talak satu

atau talak dua kepada isterinya. Suami boleh rujuk kembali ke isterinya ketika

masih dalam iddah. Jika waktu iddah telah habis, maka suami tidak dibenarkan

merujuk melainkan dengan akad nikah baru.

b) Talak bain

Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan talak tiga atau melafazkan

talak yang ketiga kepada isterinya. Isterinya tidak boleh dirujuk kembali. Si

suami hanya boleh merujuk setelah isterinya menikah dengan lelaki lain, suami

barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan suami barunya dan telah habis

iddah dengan suami barunya.

c) Talak sunni

Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan cerai talak kepada

isterinya yang masih suci dan belum disetubuhinya ketika dalam keadaan suci.

d) Talak bid‟i

Suami mengucapkan talak kepada isterinya ketika dalam keadaan haid atau

ketika suci tapi sudah disetubuhi (berhubungan intim).

e) Talak taklik

Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya secara bersyarat dengan

sesuatu sebab atau syarat. Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau berlaku,

maka terjadilah penceraian atau talak.

B. Kerangka Pikir

Bagan ini menjelaskan bahwa skema kerangka pikir dalam penelitian ini,

sebagai berikut:

Page 36: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

C. Hipotesis Penelitian

1. Diduga ada pengaruh faktor-faktor yang memengaruhi pernikahan dini

terhadap tingkat perceraian di Kabupaten Maros

2. Diduga ada pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di

Kabupaten Maros.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan oleh peneliti

dalam mengukur variabel-variabel yang di teliti. Adapun definisi operasional yng

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Remaja

Variabel Pengaruh Tingkat

Perceraian Pernikahan Dini

1. Karakteristik remaja

2. Pembentukan identitas remaja

Pengaruh pernikahan dini

terhadap tingkat perceraian

Faktor-faktor terjadinya

pernikahan dini:

1. Tingkat ekonomi keluarga

2. Pendidikan orangtua

3. Sosial-Budaya

4. Perintah Agama

Pernikahan dini

Page 37: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Variabel Operasional Indikator Jenis Data

Usia Lamanya responden hidup

di dunia hingga

memutuskan untuk

menikah dini yang diukur

dalam satuan tahun dan

dikategorikan berdasarkan

pembagian masa remaja.

- Tinggi : Usia 11-15 tahun

- Sedang : Usia 16-18 tahun

- Rendah : Usia 18-22 tahun

Ordinal

Tingkat

Pendidikan

Jenjang pendidikan formal

yang pernah ditempuh

oleh responden

Tinggi:

SMA/SMK/Sederajat

Sedang:

SMP/MTS/Sederajat

Rendah:

Tidak sekolah, SD/MI/ Sederajat

Ordinal

Tingkat

kemandirian

Kemampuan responden

untuk tidak tergantung

pada orangtua

- Tinggi

- Rendah

(Skor diukur dari total skor

peryataan terkait karakteristik

remaja. Penentuan tinggi rendah

ditentukan berdasarkan data

emik)

Interval

2. Faktor-faktor Pernikahan Dini

Variabel Operasional Indikator Jenis data

Tingkat

ekonomi

keluarga

Kemampuan keluarga

dalam memenuhi

kebutuhan keluarga

- Tinggi

- Rendah

(Skor diukur dari total skor

peryataan terkait karakteristik

remaja. Penentuan tinggi

rendah ditentukan berdasarkan

data emik)

Interval

Pendidikan

orangtua

Ajaran dan nilai-nilai

yang disampaikan

orangtua kepada

responden yang

mempengaruhi

responden menikah dini

- Tinggi

- Rendah

(Diukur dari jumlah skor total

pernyataan terkait karakteristik

remaja. Penentuan tinggi

rendah ditentukan berdasarkan

data emik)

Interval

Perintah Agama Aturan dan nilai-nilai di

dalam Agama

- Tinggi

- Rendah

(Diukur dari jumlah skor total

pernyataan terkait karakteristik

remaja. Penentuan tinggi

rendah ditentukan berdasarkan

Interval

Page 38: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

data emik)

Sosial Budaya Aturan dan nilai-nilai

yang berkembang di

dalam masyarakat.

- Tinggi

- Rendah

(Diukur dari jumlah skor total

pernyataan terkait karakteristik

remaja. Penentuan tinggi

rendah ditentukan berdasarkan

data emik)

Interval

3. Pembentukan Identitas Sosial

Variabel Operasional Indikator Jenis data

Atribusi personal

(konsep diri)

Tingkat afek responden

terhadap dirinya sendiri

- Tinggi

- Rendah

(Skor diukur dari total skor

peryataan terkait

karakteristik remaja.

Penentuan tinggi rendah

ditentukan berdasarkan data

emik)

Interval

Keanggotaan

kelompok

Tingkat afek responden

sebagai bagian dari

kategori sosial

masyarakat Kabupaten

Maros

Tinggi:

responden menganggap

dirinya sebagai bagian dari

kategori sosial masyarakat

Kabupaten Maros

Rendah:

responden menganggap

dirinya bukan dari kategori

sosial masyarakat di

Kabupaten Maros.

(Skor diukur dari total skor

peryataan terkait

karakteristik remaja.

Penentuan tinggi rendah

ditentukan berdasarkan data

emik)

Interval

Page 39: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada dasarnya tujuan penelitian adalah untuk memecahkan permasalahan

yang muncul, sehingga langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian harus

sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan. Metode penelitian dipakai sebagai

acuan tentang rencana dan prosedur bagaimana penelitian itu dilaksanakan.

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat sumber data yang dianggap sebagai suatu

populasi sehingga bisa diambil sampelnya sebagai subyek yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada Kabupaten Maros.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi atau Universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang

ciri-cirinya akan diduga (Arikunto, suharsimi. 1991). Dalam suatu survey tidak

perlu untuk meneliti semua individu di dalam suatu populasi karena akan

memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang besar.

2. sampel

Sampel adalah bagian kecil dari suatu populasi. Agar sampel yang diambil

representatif atau mewakili populasi maka pengambilan sampelnya harus

tepat18. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara acak (Simple

18 Arikunto, suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: rineka cipta

Page 40: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Random Sampling) terhadap masyarakat yang masuk pada kategori nikah dini

sebanyak 50 orang.

C. Waktu Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian

dilaksanakan dari 10 Juli sampai 10 Agustus 2015.

D. Jenis Penelitian

Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah maka penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif. penelitian deskriptif merupakan

penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu

populasi. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau

menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari obyek yang

diteliti.

penelitian deskriptif bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat atau

karakteristik dari suatu keadaan. Dalam hal waktu, penelitian deskriptif

menjangkau waktu sekarang atau setidaknya waktu yang masih terjangkau dalam

ingatan responden.

Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah pendekatan study kasus.

penelitian studi kasus adalah penelitian tentang kasus subyek penelitian yang

berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.

E. Jenis Data

Data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran

tentang suatu keadaan. Informasi yang diperoleh memberikan keterangan,

Page 41: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

gambaran, atau fakta mengenai suatu persoalan dalam bentuk kategori, huruf,

atau bilangan. Fakta membuktikan bahwa suatu penelitian akan memberikan

hasil yang sesuai dengan harapan bila ditunjang dengan data yang representatif.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data yang bersifat

kuantitatif (merupakan data yang berbentuk angka) dan kualitatif (yaitu data

yang sifatnya hanya menggolongkan saja) serta terdiri atas :

1. Data Primer

Merupakan data yang langsung dari responden dalam penelitian ini,

yang berasal dari kuesioner dan wawancara langsung masyarakat yang masuk

pada objek penelitian

2. Data Sekunder

Merupakan data yang telah dikumpulkan terlebih dahulu oleh pihak-

pihak selain peneliti. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk

memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap ataupun untuk

diproses lebih lanjut.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Library Research

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari kepustakaan.

Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh teori-teori dari ahli terdahulu yang

berkaitan dengan masalah yang ada.

Page 42: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

2. Field Research

Penelitian dilakukan dengan meninjau dan mengamati secara langsung

obyek penelitian, dengan menggunakan metode sebagai berikut :

a) Metode Observasi

Pengamatan langsung untuk memperoleh data tentang perilaku, proses

pelayanan kepada pelanggan, dan hal-hal lain dari obyek pada saat penelitian

berlangsung.

b) Metode Wawancara

Mengadakan tanya jawab langsung kepada responden dan obyek penelitian.

c) Metode Kuesioner

Memberi daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan kepada responden untuk

diisi oleh responden.

G. Teknik Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan “Sampel Acak

Sederhana” (Simple Random Sampling) yaitu sebuah sampel yang diambil

sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah convinience

sampling dimana peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja dari

responden yang mereka temui untuk diteliti. Sampel diambil secara acak

terhadap masyarakat maros yang rata-rata masuk golongan nikah dini

Page 43: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Cara untuk menentukan sampel menurut Slovin dalam (Husein Umar;78)

19adalah sebagai berikut :

N

n =

1 + N e 2

dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolelir atau diinginkan, misal 10 %

Jadi jika populasi jumlah seluruh masyarakat sejumlah 4700 orang, maka

jumlah sampel yang perlu diambil, agar penelitian dengan menggunakan

Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling) adalah :

( )

9166

orang

Jadi sampel untuk kuesioner digolongkan representatif mewakili

populasi 4700 menjadi 50 kuesioner, namun untuk menjaga kevalidan atas

jawaban kuesioner maka peneliti memberi toleransi sampai 50 responden.

19 (Husein Umar;78) cara menetukan sampel dengan cara slovin

Page 44: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

H. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai variasi nilai dengan

klasifikasi tertentu dan dapat pula diartikan sebagai segala sesuatu yang akan

dijadikan obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel

penelitian sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan

diteliti. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan dianalisis adalah

sebagai berikut :

1) Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pernikahan dini.

2) Variabel Terikat(Dependent Variable)

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah tingkat penceraian

I. Metode Analisis / Analisis Rata Rata

Singarimbun (1989 ) mengungkapkan bahwa Analisis Regresi Berganda

adalah analisis untuk mengetahui intensitas hubungan dua variabel yaitu X

(Independen) dan Y (Dependen),20 jadi bila dihubungkan dengan penelitian ini

maka analisis regresi berganda adalah untuk mengidentifikasi variabel-variabel

kualitas layanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Rumus Analisis

Regresi Berganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b 2 X2

Dimana : Y = pernikahan dini

X = tingkat perceraian

20 Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey, Cetakan Cetakan

pertama, Penerbit PT. PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta

Page 45: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Umar, Husein, 2001Pengukuran ini dapat dilakukan dengan Skala

Likert,21 dimana responden tinggal memilih derajat baik atau tidak baik atas

pertanyaan mengenai penyampaian kualitas jasa.dengan memberikan skor pada

jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada sebagai berikut :

Skor 1 Tidak Puas, Skor 2 Kurang Puas, Skor 3 Cukup Puas, Skor 4 Puas,

Skor 5 Sangat Puas.

Dengan demikian apabila ternyata pengaruh Variabel X lebih besar

daripada Y memuaskan. Bila ukuran pengaruh kualitas Y lebih kecil daripada X

harapan maka penilaiannya adalah negatif atau tidak berpengaruh, apabila

ukuran pengaruh X sama dengan Y maka penilaiannya adalah berkualitas atau

positif. Untuk menunjukkan validitas dan reliabilitas data maka digunakan uji

instrumen validitas dan reliabilitas.

J. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Jika dalam uji t pengaruh variabel independent diuji secara individual,

maka dalam uji F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel

secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Hipotesa dalam pengujian ini

adalah sebagai berikut :

H0 = b1 = b2

Artinya variabel-variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

21 Umar, Husein, 2001, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi baru, Cetakan

keempat, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Page 46: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Ha b1 b2 Artinya ada pengaruh terhadap variabel dependen,

paling tidak salah satu dari variabel independen tersebut.

Ketentuan dari penerimaan atau penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :

Bila Fstatistik. > Ftabel: H0ditolak

Artinya variabel-variabel independen mempunyai pengaruh terhadap

variabel dependen. Sebaliknya,

Bila Fstatistik. < Ftabel: H0tidak ditolak

Fhitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

knR

kRFstatistik

/1

1/2

2

dimana R2adalah koefisien determinasi, k adalah jumlah variabel independen

dan n adalah jumlah sampel.

Uji F ini untuk adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara

simultan/serentak terhadap hipotesis satu ( minor Ha1).

Ha1 = Terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variable terikat

dan bebas dalam kasus pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat

perceraian.

b. Uji t

Uji t dimaksudkan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen, dengan asumsi

variabel independen lainnya konstan (dalam regresi majemuk). Hipotesa

dalam pengujian ini adalah :

H0 : bi = b

Page 47: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Ha : bi b

Dimana, b1adalah koefisien variabel independen ke-i dan konstanta,

sedangkan b adalah nilai parameter hipotesis. Biasanya b dianggap sama

dengan nol atau tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap

variabel dependen. Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesa H0 adalah

sebagai berikut :

Jika : tstatistik > ttabel = H0 ditolak

tstatistik < ttabel = H0 tidak ditolak

Jika H0 ditolak berarti dengan tingkat kepercayaan tertentu (1%, 5%,10%),

variabel independen yang diuji secara nyata berpengaruh terhadap variabel

dependen. Sedangkan nilai t hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

i

i

statistik

Se

t

dimana

i adalah koefisien dari variabel independen ke-i, i adalah nilai

hipotesa dan Se

i adalah simpangan baku (standard error) dari variabel

ke-i.

Dalam penelitian ini Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara

parsial dari hipotesis minor masing-masing dari variabel bebas dengan

variabel terikat. Adapun Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 = Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel X dan Y

Page 48: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

c. Nilai R2 ( koefisien determinasi)

Untuk mengetahui berapa pengaruh variabel bebas (X) yang dimasukkan

dalam model mempengaruhi variabel terikat (Y), sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh variabel bebas (X) yang tidak dimasukkan kedalam model

dianggap baik bilakoefisien determinasi sama dengan atau mendekati satu 22

22 (Gujarati,1995).

Page 49: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Luas Wilayah kabupaten Maros 1619,11 KM2 yang terdiri dari 14 ( empat

belas) kecamatan yang membawahi 103 Desa/kelurahan. Kabupaten Maros

merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota propinsi Sulawesi

Selatan, dalam hal ini adalah Kota Makassar dengan jarak kedua kota tersebut

berkisar 30 km dan sekaligus terintegrasi dalam pengembangan Kawasan

Metropolitan Mamminasata. Dalam kedudukannya, Kabupaten Maros memegan

peranan penting terhadap pembangunan Kota Makassar karena sebagai daerah

perlintasan yang sekaligus sebagai pintu gerbang Kawasan Mamminasata bagian

utara yang dengan sendirinya memberikan peluang yang sangat besar terhadap

pembangunan di Kabupaten Maros dengan luas wilayah 1.619,12 km2 dan

terbagi dalam 14 wilayah kecamatan. Kabupaten Maros secara administrasi

wilayah berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Bone

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

Demikian pula sarana transportasi udara terbesar di kawasan timur Indonesia

berada di Kabupaten Maros sehingga Kabupaten ini menjadi tempat masuk dan

Page 50: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

keluar dari dan ke Sulawesi Selatan. Tentu saja kondisi ini sangat

menguntungkan perekonomian Maros secara keseluruhan.

1. Pembagian Administratif

Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah

Kabupaten atau Kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan

. Kabupaten Maros terdiri atas 14 Kecamatan , yang dibagi lagi atas sejumlah 80

desa dan 23 Kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Turikale.

2. Kecamatan :

1. Turikale

2. Maros Baros

3. Lau

4. Bontoa

5. Mandai

6. Marusu

7. Tanralili

8. Moncongloe

9. Tompobulu

10. Bantimurung

11. Simbang

12. Cenrana

13. Camba

14. Mallawa

3. Kemiringan Lereng

Lereng adalah derajat kemiringan permukaan tanah yang dihitung dengan

melihat perbandingan antara jarak vertikal dengan jarak horizontal dari dua buah

titik dipermukaan tanah di kali seratus persen. Lereng tanah merupakan pembatas

bagi sebagian besar usaha menempatkan suatu kegiatan dan keterbatasan dalam

Page 51: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

pemilihan teknologi pengilahan, selain itu lereng mempengaruhi besarnya erosi

tanah sehingga secara tidak langsung mempengaruhi kualitas tanah.

Di daerah Kabupaten Maros memiliki keadaan lereng permukaan tanah

diklasifikasikan sebagai berikut : (I) 0 – 2 %, (II) 2 – 15 %, (III) 15 – 40 %, (IV)

> 40 %. Pada Kabupaten Maros dengan kemiringan lereng 0 – 2 % merupakan

daerah yang dominan dengan luas wilayah 70.882 Km2 atau sebesar 44 %

sedangkan daerah yang memiliki luas daerah yang sempit berada pada

kemiringan 2 – 5 % dengan luas wilayah 9.165 Km2 atau sebesar 6 % dari luas

total wilayah perencanaan . Untuk pengembangan wilayah dengan tingkat

kelerengan 0 – 2 % dominan berada pada sebelah Barat, dan pengembangan

wilayah dengan tingkat kelerengan > 40 % berada pada sebelah Timur wilayah

perencanaan. Untuk lebih jelasnya sebagaimana pada tabel 3-1.

Tabel 3-1.

Klasifikasi Kemiringan Lereng di Kabupaten Maros

(dalam Ha)

No Klasifikasi

Lereng

Luas

(Ha)

Persentase

(%)

1 0 – 2 % 70.882 44

2 2 – 15 % 9.165 6

3 15 – 40 % 31.996 20

4 40 % 49.869 30

Jumlah 161.912 100

Page 52: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

4. Ketinggian Muka Laut

Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut terutama di daerah tropis dapat

menentukan banyaknya curah hujan dan suhu. Ketinggian juga berhubungan erat

dengan konfigurasi lapangan, unsur-unsur curah hujan, suhu dan konfigurasi

lapangan mempengaruhi peluang pembudidayaan komoditas. Ketinggian wilayah

di Kabupaten Maros berkisar antara 0 – 2000 meter dari permukaan laut. Di

bagian Barat wilayah Kabupaten Maros dengan ketinggian 0 – 25 meter dan di

bagian Timur dengan ketinggian 100 – 1000 meter lebih. Pada Kabupaten Maros

dengan ketinggian 0 – 25 m merupakan daerah yang dominan dengan luas

wilayah 63.083 ha atau sebesar 39 % sedangkan daerah yang memiliki luas

daerah yang sempit berada pada ketinggian > 1000 m dengan luas wilayah 7.193

ha atau sebesar 4 % dari luas total wilayah perencanaan. Untuk lebih jelasnya

sebagaimana pada tabel 3-2.

Tabel 3-2.

Klasifikasi Ketinggian Muka Laut di Kabupaten Maros

(dalam Ha)

No Interval

Ketinggian

Luas

(Ha)

Persentase

(%)

1 0 – 25 m 63.083 39

2 25 – 100 m 10.161 6

3 100 – 500 m 45.011 28

4 500 – 1000 m 36.464 23

5 > 1000 m 7.193 4

Jumlah 161.912 100

Page 53: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Kabupaten Maros terletak dibagian barat Sulawesi Selatan antara 40°45 ‟-

50°07‟ Lintang Selatan dan 109°205‟ – 129°12‟ Bujur Timur yang berbatasan

dengan Kabupaten Pangkep sebelah Utara, Kota Makassar dan Kabupaten Gowa

sebelah selatan, Kabupaten bone disebelah Barat. Luas Wlayah Kabupaten Maros

1.619,12 km2 yang secara administrasi pemerintahannya menjadi 14 kecamatan

dan 102 Desa / Kelurahan.

Berdasarkan pencatatan kelurahan Badan stasiun Meteorologi suhu udara di

Kabupaten Maros minimum berkisar pada suhu 22,80°C (terjadi pada bulan Juli

dan Agustus) dan suhu maksimum berkisar 33,70°C (terjadi pada bulan oktober).

Pusat pelayanan transportasi udara internasional, yakni Bandar Udara Sultan

Hasanuddin. Bandar udara ini terletak di Kecamatan Mandai yang merupakan

wilayah perbatasan dengan Kota Makassar. Pertumbuhan pelayanan bandar udara

Hasanuddin yang begitu pesatnya, sehingga dilakukan pengembangan bandar

udara baru dengan luas lahan pengembangan 554,6 Ha. Bandar udara

Hasanuddin merupakan wilayah pintu gerbang Sulawesi Selatan dan KTI yang

mengindikasikan bahwa Kabupaten Maros adalah gerbang utama pembangunan

regional dan nasional.

Page 54: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Gambar 1. Foto Terminal Bandar Udara Hasanuddin pada Malam Hari

Pusat Penelitian Pertanian, yakni dengan adanya pengembangan Balai

Penelitian Tanaman Sereal dan Tanaman Pangan yang berlokasi di Kecamatan

Turikale. Balai penelitian ini melakukan serangkaian penelitian untuk

menghasilkan inovasi teknologi pertanian sekaligus mendiseminasikan secara

terarah guna mendukung upaya peningkatan produksi pertanian sesuai dengan

potensi yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Selatan.

Pusat Penelitian Kelautan dan Perikanan, yakni dengan adanya

kawasan riset tentang potensi kelautan dan perikanan. Hal iniu sangat

mendasar karena wilayah Kabupaten Maros sebagai daerah pesisir dengan

kontribusi pada sektor perikanan di Sulawesi Selatan cukup besar, terutama

dalam memenuhi kebutuhan wilayah Kota Makassar sebagai ibukota provinsi

Sulawesi Selatan. Disamping itu, kegiatan perikanan yang diusahakan dan

Page 55: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

dikembangkan oleh masyarakat Kabupaten Maros adalah perikanan budidaya

air payau yang mencapai luas tambak 9.461,53 Ha.

Gambar 2. Foto Kawasan Badan Riset Kelautan dan Perikanan di Maros

Militer, yaitu wilayah Kabupaten Maros merupakan wilayah yang

dijadikan sebagai Pusat Pelatihan dan Pendidikan TNI-AD, yaitu dengan

adanya kawasan pelatihan dan pendidikan Kostrad TNI-AD. Lokasi kegiatan

ini berlokasi pada dua kecamatan, yakni Sambueja Kecamatan Bantimurung

dan Kariango Kecamatan Tanralili. Disamping itu, Kecamatan Mandai juga di

jadikan sebagai pangkalan udara TNI Angkatan Udara yang berlokasi di

Bandar Udara Sultan Hasanuddin.

Page 56: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Gambar 3. Foto Gerbang Pangkalan Angkatan Udara Sultan Hasanuddin di

Mandai

VISI

Pembangunan Kabupaten Maros telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Maros, yaitu : Peran Mewujudkan perikehidupan Mandiri dan

Mapan yang bernuansa Iman dan Taqwa, dengan Serta Masyarakat Maros

menjadi Maju di Era Pembangunan yang akan datang.

Visi Kabupaten Maros ini mengandung pengertian yang luas dan

menggambarkan aspirasidancita-citamasyarakatMaros.

* Bersama masyarakat mewujudkan Maros yang maju,mapan dan mandiri

dalam nuansa iman dan taqwa dengan arah pengembangan dan perubahan yang

berkelanjutan.

Page 57: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

* Maju dalam pengertian adalah terbuka dengan nilai-nilai baru yang

positif,konstruksi,selalu menginginkan peningkatan pertumbuhan dan

pengembangan, berorientasi ke masa depan, tidak muda terpuaskan dengan

kondisi yang ada, terdorong mencari hal-hal yang baru dan berpandangan

luas.

* Mandiri dan Mapan, Wacana Mandiri dengan pengertian tidak tergatung

sama sesuatu, ketergantungan pada sesuatu tidak sampai menjadi kendala dan

selalu berusaha menjadi mencari jalan keluar,mempunyai

kemampuan,prakarsadan motivasi, mempunyai rasa percaya diri, mampu

mengelolah dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

* Mapan adalah tidak terganggu atau stabil kedudukan akan kehidupannya

sehingga tercipta sesuatu kekuatan sinergis bain antar desa,kecamatan

local/wilayah.

* Mandiri dan mapan dalam konsepsi Visi Maros merupakan penjabaran dari

wacana kemandirian lokal dan Visi Sulawesi Selatan yang merupakan satu

kesatuan yang salingberhubungan.

MISI

Rumusan misi Maros dijabarkan dari misi Pembentukan Negara yang

tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Misi yang dimaksud

memiliki tiga dimensi,yakni :

Page 58: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

* Misi Kamtibmas,berupa melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darahIndonesia.

* Misi Kesejahteraan,berupa kemajuan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupanbangsa.

* Misi Pembentukan Lingkungan, berupa ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berlandaskan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Page 59: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

BAB V

Hasil penelitian

A. HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dibahas permasalahan yang telah dukemukakan pada bagian

terdahulu. Permasalahan yang dimaksud adalah ada tidaknya hubungan positif

yang signifikan pada pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di

Kab. Moros

1.Usia Responden

Pada tabel 4.1 ini ditunjukkan distribusi usia responden yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.1Komposisi Usia Responden

Usia Banyaknya Responden Prosentase (%)

14-16 th

17-19 th

19-20 th

21-22 th

> 23 th

10

11

10

15

4

38

26

9

17

10

Total 50 100

Sumber : data primer, diolah 2015

Dari tabel 4.1dapat diketahui bahwa usia 14-16 tahun merupakan

pernikan dini, Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden yang berusia 17-

19 th sebanyak 38 (38%), 26 responden (26%) berusia antara 19 – 20 th, 4

responden (4%) berusia antara 21 – 22 th, 15 responden (15%) dan umur 23th

sebanyak 4 orang.

Page 60: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

2. Jenis Kelamin

Distribusi responden dari penelitian menurut jenis kelamin dapat

digambarkan menurut tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2 Komposisi Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Banyaknya Responden Prosentase (%)

Laki-laki

Perempuan

23

27

46

54

Total 50 100

Sumber : data primer, diolah 2015

Komposisi responden yang masing-masing 23 dan 27 ini

menunjukkan bahwa setidaknya dalam penelitian ini telah terwakili secara

merata oleh kedua kelompok laki-laki dan perempuan. Pada tabel 4.2

menunjukkan bahwa 23 responden adalah laki-laki (46 %) , dan 27 responden

adalah perempuan (54 %)

3.Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3

Komposisi Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan Banyaknya Responden Prosentase(%)

SD

SMP

SMA

24

15

11

48

30

22

Total 50 100

Sumber : data primer, diolah 2015

Pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa tingkat yang berpendidikan SD,

24 resonden (48 %) berpendidikan SMP, 15 responden (30 %) berpendidikan

SMA, 11responden (22%)

Page 61: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

4. Pekerjaan

Tabel 4.4

Komposisi Tingkat Pekerjaan Responden

Pekerjaan Banyaknya Responden Prosentase (%)

Wiraswasta

Karyawan Swasta

Lain-lain

25

15

10

50

30

20

Total 50 100

Sumber : data primer, diolah 2015

Pada tabel 4.4 tersebut ditunjukkan bahwa sebanyak 25 responden

(50%) bekerja sebagai wiraswasta, 15 responden (30%) bekerja sebagai

karyawan swasta, dan sisanya sebanyak 10 responden (20 %) memiliki

pekerjaan lain-lain.

5. Tingkat Penghasilan (dlm satu bulan)

Tabel 4.5

Komposisi Penghasilan Responden

Penghasilan Banyaknya Responden Prosentase (%)

2 juta

1,4 juta

1 juta

21

20

9

42

40

18

50 100

Sumber : data primer, diolah 2015

Dari komposisi penghasilan yang terlihat pada tabel 4.5 bahwa sebagian

besar 21 responden (42%) berpenghasilan kurang dari Rp.2 juta, 20 responden

(40%) berpenghasilan antara Rp.1,4 juta, 9 responden (18 %) berpengasilan 1

juta.

Page 62: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Pengujian instrumen penelitian baik dari segi validitasnya maupun

reliabelitasnya terhadap 50 responden diperoleh bahwa hasil instrumen

penelitian yang dipergunakan adalah valid dimana nilai probabilitas untuk

korelasinya lebih kecil dari 0,5 dan koefisien keandalannya (Cronbach Alpha)

lebih besar dari 0,5. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai

berikut:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Bukti Langsung (X\ dan Y)

Tabel 4.6 Uji Validitas dan Reliabelitas (X dan Y)

Kelompok

Nomer

Item

Validitas Koefisien

Alpha Korelasi (r) Probabilitas (p)

X Y 0,792 0,000 0,8442

Sumber: Data primer (diolah), Nopember 2015

Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan semua item

pertanyaan untuk variabel Bukti Langsung mempunyai nilai probabilitas lebih

kecil dari 0,05 dan mempunyai koefisien alpha 0,8442. Dengan demikian

berarti bahwa item pertanyaan untuk variable Bukti Langsung (X) valid dan

reliable untuk pengujian selanjutnya.

2. Uji Validitas dan Reliabelitas Variabel Keandalan (Y)

Tabel 4.7 uji validitas dan reliabelitas variabel Keandalan (X2)

Kelompok

Nomer

Item

Validitas Koefisien

Alpha Korelasi (r) Probabilitas (p)

X Y 0,859 0,000 0,8155

Sumber: Data primer (diolah), Nopember 2015

Page 63: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan semua item

pertanyaan untuk variabel Keandalan mempunyai nilai probabilitas lebih kecil

dari 0,05 dan mempunyai koefisien alpha 0,8155. Dengan demikian berarti

bahwa item pertanyaan untuk variable Keandalan (X) valid dan reliable untuk

pengujian selanjutnya.

C. Pengujian Data

1 Pengujian Asumsi Klasik

Untuk memperoleh nilai pemerkira yang tidak biasa dan efisien dari suatu

persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary

Least Square), maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi asumsi

klasik . Dalam penelitian ini digunakan tiga buah alat uji yaitu :

Tabel 4.8

Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Variabel (X, dan Y, ) Terhadap

Log Residual Kuadrat (Y) Dengan Menggunakan Uji Park

Variabel X dan Y T hitung Sig Interprestasi

X 4360 000 Homoskedastisitas

Y 5,634 000 Homoskedastisitas

Sumber Data : Data Primer yang diolah

Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 50

- Nilai Ttabel : = 5% =

- Dependent Variabel Log Residual Kuadrat

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk (X ) Terhadap

Log Residual Kuadrat (Y) tidak terjadi heterosdastisitas dengan ditunjukkan

Thitung lebih kecil dari Ttabel.

Page 64: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

D. Analisis Data dan Interpretasi

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan

beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen, melalui hubungan X terhadap Y. Hasil regresi dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.9

Hasil Analisis Regresi

Variabel

Unstandardized

Coefficients (B)

T hitung

Sig.

Keterangan

(Constant) 1,753

X 0,375 4,360 000 Signifikan

Y 0,390 5,634 000 Tidak signifikan

R

R Square

Adjusted R Square

F hitung

F tabel

Sign. F

= 0,375

= 0,390

= 4360

= 5,630

= 2

= 0,000

= 0,05

Sumber data : Data primer yang diolah

Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 50

- Nilai Ttabel : = 5% = 5,634

- Dependent Variabel Y

Variabel tergantung pada regresi ini adalah Y sedangkan variabel bebasnya

adalah X . Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah :

Page 65: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Y = - 4,360+ 5,634 X + e

Tampak pada persamaan tersebut menunjukkan angka yang signifikan

pada variabel X, dan Y.

i. Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji ada sembilan dengan menggunakan multiple

regresion. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah Variabel (X dan Y)

terbukti ada korelasi?.

Berikut ini hasil perhitungan F, t dan R2.

Tabel 4.10

Perhitungan Pengujian Hipotesis

Hipotesis Nilai Status

1 Terdapat pengaruh yang signifikan

Antara Variabel X dengan Y.

R = 0,727

R2

= 0,529

F = 35,923

Sig F = 0,000

Ftabel = 4

Ho ditolak

2 Variabel bukti langsung berpengaruh

secara signifikan terhadap

pernakahan dini terhadap tingkat

penceraian.

thitung = 8441

Sig t = 000

ttabel = 1,980

Ho ditolak

Sumber data : Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel tersebut untuk Hipotesis yang pertama dilakukan

dengan Uji F yaitu pengujian secara serentak pengaruh dari Variabel X

dengan Y terbukti, sehingga Ho ditolak, yang ditunjukkan dengan besarnya

Fstatisitik sebesar 35.923 Nilai ini lebih besar dari F tabel (35,923 > 2,29), ini

Page 66: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan dari Variabel

X dengan Y.

Sedangkan untuk pengujian X sampai dengan Y dilakukan dengan uji

t. Untuk H2 nilai thitung sebesar 8441 Nilai ini lebih besar dari t tabel (8441 >

1,980). Dengan demikian pengujian menunjukkan H0 ditolak

Hasil ini memperlihatkan bahwa bukti langsung berpengaruh secara

signifikan terhadap variable X dengan Y

Kesimpulan yang dapat kita ambil berdasarkan hasil pengujian

hipotesis di atas adalah variabel X dengan Y ditunjukkan dengan nilai Thitung (

8441) paling besar dibandingkan dengan yang lain, sehingga hipotesis yang

kedua ditolak. Yang berarti bahwa variabel dengan X dengan Y berpengaruh

paling dominan terhadap pernikahan dini terhadap tingkat perceraian di Kab.

Maros

Hasil analisis korelasi yang diperoleh dari output regresi (lampiran )

mengkorelasi pengaruh variable X dengan Y yang diwakili diperoleh nilai R2

= 529. Angka ini menunjukkan bahwa ada pengaruh dipengaruhi. R sebesar

0,727 artinya ada korelasi antara variable X dengan Y.

Page 67: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

BAB VI

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis

pernikahan dini menunjukkan dengan nilai Thitung (8411) paling besar

dibandingkna yang lain, sehingga hipotesis yang kedua diterimah, yang

berarti bahwa ada pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat perceraian.

2. Hasil analisis korelasi yang diperoleh dalam analisis SPSS menunjukkan

bahwa ada korelasi terhadap pengaruh pernikahan dini terhadap tingkat

perceraian ini dibuktikan bahwa nilai R2 = 529. ini menununjukkan bahwa

adanya korelasinya.

B. Saran.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka beberapa saran dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Pemerintah sebaiknya terlibat dalam mensosialisasikan dampak pernikahan

dini terhadap tingginya tingkat perceraian yg didasari oleh berbagai faktor,

diantaranya faktor ekonomi, pendidikan, pemahaman agama, dll.

2. Pemerintah atau orang tua hendaknya meningkatkan kepedulian terhadap pola

pendidikan agar seimbang antara pendidikan formal dengan pendidikan moral

Page 68: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

agar terhidar dari rendahnya pemahaman dan pengetahuan tentang masa

depan yaitu kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat.

3. Untuk peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk

penelitian dengan kasus yang berbeda, misalnya diteruskan dengan meneliti

pengaruh faktor-faktor yang dipertimbangkan para remaja dalam

mepersepsikan dirinya untuk pernikahan dini.

Page 69: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

DAFTAR PUSTAKA

Arukunto, suharsimi. 1991.prosedur penelitiansuatupendekatan praktis. Jakarta.

Rineka cipta.

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Sulsel pada

2011brahim, al Bajuri hlm. 90 vol. 2 Toha Putra, Semarang.

Gujarati,1995.

Imam Syatibi, al Muwafaqot hlm. 220 Darul Kutub Ilmiah, Beirut.

Ibnu Hajar al ‟Asqalani, Fathul Bari vol.9 hlm.237 Darul Kutub Ilmiah, Beirut.

Izzudin Ibn Abd. Salam, Qowa‟id al Ahkam hlm.90 vol.II Darul Kutub Ilmiah, Beirut

Jannah. F. 2012. Pernikahan Dini Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Keluarga

Pada Masyarakat Madura (Perspektif Hukum Dan Gender). Egalita.

Vol.7 (No.1).

Kitab Al-Majmuk Syarah Muhadzab oleh Imam Nawawi khususnya Kitab al Khuluk

dan Kitab at Talaq.

Kitab Al-Umm oleh Imam Syafi'i

Kitab Mukhtashar al-Fiqh al-Islami fi Dhau al-Quran was Sunnah

Landung J, Thaha R, Abdullah AZ. 2009. Studi Kasus Kebiasaan pernikahan usia

dini pada masyarakat kecamatan Sanggalangi Kabupaten Tana

Toraja. Jurnal MKMI. Vol.5 (No.4). Hal: 89-94.

Landung dkk Penelitian (2009)

Nawawi, Hadri. 2001. Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah

Mada University.

Notoadmodjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta [ID]. PT. Rineka

Cipta.

Imam al-Maziri vol.9 hlm.237 Darul Kutub Ilmiah

Jalaluddin Suyuthi, Jami‟ al Shaghir hlm.210 Darul Kutub Ilmiah, Beirut.

Page 70: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

QS dan Al-Hadits

QS Al. Thalak 1-7

QS Al-Baqarah 2:229

QS At-Thalaq : 4

QS. An-Nisa : ayat 3 dan 127

Santrock, J.W. (2003). Adolescence. Terjemahan edisi keenam. Jakarta : Erlangga

Hal. 112

Syekh Ibrahim 1990

Zakiah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta, Bumi Aksara; 2008)., hlm. 1

Zakiyah Daradjat , Pendidikan Islam ,op,cit , hlm.35

(Zakiyah Daradjat 2008)

Page 71: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

*Diisi oleh peneliti

Nomor Responden :

Hari/tanggal wawancara :

LAMPIRAN 1

Lampiran 1. Kuisioner

KUESIONER 1

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP PENINGKATAN PENCERAIAN DI

KABUPATEN MAROS

Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data

dari responden dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh :

Nama/NIM :

Departemen/Fakultas :

Universitas : Universitas Muhammadiya

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Karakteristik Umum

1. Nama : ……………………………………………...……

2. Jenis Kelamin : L / P

3. Usia saat ini : …………tahun

4. Usia pada saat menikah : ...............tahun

5. Alamat : …………………………………………………...

6. No. HP/Telp. : …………………………………………………...

7. Pendidikan terakhir : 1. Tidak sekolah

2. SD/MI/Sederajat

3. SMP/MTS/Sederajat

4. SMA/SMK/Sederajat

8. Pendidikan terakhir orangtua : 1. Tidak sekolah

2. SD/MI/Sederajat

3. SMP/MTS/Sederajat

4. SMA/SMK/Sederaja

Page 72: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

A. pernikahan dini (x)

Berilah tanda (√) pada jawaban yang dianggap sesuai.

Kuesioner 2

No Pernyataan Tidak

sesuai

(1)

Kurang

sesuai

(2)

Sesuai

(3)

Sangat

setuju

(4)

Sangat

tidak

sesuai

(5)

1 Saudara/saudari tidak menyesal

menjadi orangtua/istri diusia muda

?

2 Saudara/saudari merasa hidup

lebih ringan setelah menikah ?

3 Saudara/saudari merasa bangga

menjadi remaja yang telah

menikah ?

4 Saudara/saudari mengetahui peran

diri sebagai istri ?

5 Saudara/saudari dapat

berkomunikasi baik dengan

mertua ?

6 Saudara/saudari dapat

menyesuaikan diri dengan

keluarga suami ?

7 Saudara/saudari tidak merasa

terbebani dengan tugas sebagai ibu

rumah tangga ?

8 Saudara/saudari merasa keluarga

selalu memberikan dukungan ?

9 Saudara/saudari merupakan

individu yang mengetahui peran

diri di dalam masyarakat ?

10 Dalam diri saudara/saudari sering

tidak pernah timbul pertanyaan

terkait siapa diri anda ?

Page 73: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

B. tingkat penceraian (Y)

Berilah tanda (√) pada jawaban yang dianggap sesuai

No Pernyataan

Tidak

pernah

(1)

Jarang

(2)

Sering

(3)

1 Saudara/saudari lebih

mendengarkan saran teman sebaya

ketika ada masalah ?

2 Apakah saudara/saudari akan

bercerai ketika tidak punya anak ?

3 Saudara/saudari tidak menyadari

bahwa diri saudara berbeda pada

pernikahn dini ?

4 Saudara/saudari akan langsung

gugat cerai ketika ada masalah ?

5 Menikah di usia dini tidak takut

dengan rawang peceraian ?

6 Menikah di usia dini apabilah

punya anak langsung cerai ?

7 Menikah di usia dini apakah

penceraian salah satu alternative

ketika ada masalah dengan mertua ?

8 Menikah di usia dini apaka

penceraian merupakan persetujuan

dari mertua masing-masing ?

9 Apaka anda bercerai ketika ada

usulan dari kerabat,saudara atau

metua ?

10 Apaka saudara/saudari sepakat jika

anak merupakan factor dari

penceraian ?

Page 74: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

LAMPIRAN 2

Table 1Rata-rata

Pernikahan dini (X)

Tingkat penceraian

(Y)

NO JML RATA2 JML RATA2

1 25 5.00 15 5.0

2 20 4.00 12 4.0

3 20 4.00 13 3.2

4 23 4.60 13 4.0

5 18 3.60 12 3.6

6 23 4.60 11 2.6

7 18 2.60 8 3.6

8 23 3.60 11 3.6

9 13 3.00 9 3.0

10 18 4.00 12 4.0

11 23 4.60 13 4.3

12 20 4.00 12 4.0

13 23 4.60 11 3.6

14 18 3.60 12 4.0

15 20 4.00 12 4.0

16 20 4.00 12 4.0

17 21 4.30 12 4.3

18 20 4.00 11 3.6

19 18 3.60 11 3.6

20 21 4.30 13 4.3

21 25 5.00 15 5.0

22 23 4.60 12 4.0

23 18 3.60 13 4.3

24 23 4.60 11 3.6

25 18 3.60 11 3.6

26 20 4.00 12 4.0

27 21 4.30 13 4.3

28 16 3.30 10 3.3

29 21 4.30 13 4.3

30 25 5.00 12 4.0

31 15 3.00 9 3.0

32 15 3.00 10 3.3

Page 75: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

33 21 4.30 13 4.3

34 15 3.00 10 3.3

35 23 4.60 14 4.6

36 21 4.30 13 4.3

37 16 3.30 10 3.3

38 15 3.00 10 3.3

39 21 4.30 13 4.3

40 15 3.00 10 3.3

41 19 3.60 10 3.6

42 21 4.30 13 4.3

43 15 3.00 10 3.3

44 15 3.00 10 3.3

45 20 4.00 12 4.0

46 20 4.0 4 4.0

47 15 3.0 10 3.3

48 20 4.00 10 3.6

49 15 3.00 11 3.2

50 21 4.3 10 3.6

Page 76: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

LAMPIRAN 3

Jawaban responden

Pernikahan dini (X)

Tingkat penceraian (Y)

NO 1 2 3 4 5 JML RATA2 1 2 3 JML RATA

1 5 5 5 5 5 25 5.00 5 5 5 15 5.0

2 5 5 4 4 2 20 4.00 4 4 4 12 4.0

3 5 4 5 3 3 20 4.00 5 4 5 13 3.2

4 4 5 4 5 5 23 4.60 5 4 5 13 4.0

5 4 4 2 4 4 18 3.60 4 4 4 12 3.6

6 4 5 5 5 4 23 4.60 4 4 3 11 2.6

7 4 3 3 2 1 18 2.60 3 3 2 8 3.6

8 4 3 3 4 4 23 3.60 5 3 3 11 3.6

9 4 3 2 2 4 13 3.00 3 3 3 9 3.0

10 4 3 3 4 4 18 4.00 5 4 3 12 4.0

11 4 3 5 5 5 23 4.60 5 4 5 13 4.3

12 4 5 4 3 4 20 4.00 4 4 4 12 4.0

13 4 5 5 5 4 23 4.60 4 3 4 11 3.6

14 4 3 3 4 4 18 3.60 4 4 4 12 4.0

15 4 4 4 4 4 20 4.00 4 4 4 12 4.0

16 4 3 2 4 3 20 4.00 4 4 4 12 4.0

17 5 4 4 4 4 21 4.30 2 5 5 12 4.3

18 5 5 3 3 4 20 4.00 5 5 1 11 3.6

19 4 3 2 5 4 18 3.60 3 4 4 11 3.6

20 4 5 4 4 4 21 4.30 5 4 5 13 4.3

21 2 1 5 5 5 25 5.00 5 5 5 15 5.0

22 4 5 5 5 4 23 4.60 5 5 2 12 4.0

23 5 3 3 3 4 18 3.60 5 5 3 13 4.3

24 4 5 4 5 5 23 4.60 3 4 4 11 3.6

25 4 5 3 3 3 18 3.60 4 3 4 11 3.6

26 4 4 4 4 4 20 4.00 5 5 2 12 4.0

27 4 4 4 4 5 21 4.30 4 4 5 13 4.3

28 4 3 3 3 3 16 3.30 4 4 2 10 3.3

29 5 4 4 4 4 21 4.30 5 5 3 13 4.3

30 5 5 5 5 5 25 5.00 4 4 4 12 4.0

31 3 3 3 4 2 15 3.00 3 3 3 9 3.0

32 3 3 3 3 3 15 3.00 5 4 1 10 3.3

Page 77: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

33 5 4 4 5 3 21 4.30 3 5 5 13 4.3

34 3 2 3 4 3 15 3.00 3 3 4 10 3.3

35 5 5 4 5 4 23 4.60 4 5 5 14 4.6

36 4 3 5 5 4 21 4.30 5 5 3 13 4.3

37 2 3 3 4 4 16 3.30 2 5 3 10 3.3

38 3 3 3 3 3 15 3.00 5 3 2 10 3.3

39 5 4 4 4 4 21 4.30 5 5 3 13 4.3

40 5 3 2 2 3 15 3.00 3 3 4 10 3.3

41 4 4 4 3 4 19 3.60 4 4 2 10 3.6

42 5 5 3 4 4 21 4.30 5 5 3 13 4.3

43 3 3 3 3 3 15 3.00 2 4 4 10 3.3

44 3 3 3 3 3 15 3.00 2 4 4 10 3.3

45 4 4 4 4 4 20 4.00 5 4 3 12 4.0

46 4 4 4 4 4 20 4.0 2 1 1 4 4.0

47 3 3 3 2 4 15 3.0 2 4 4 10 3.3

48 4 4 4 4 4 20 4.00 2 4 4 10 3.6

49 5 3 2 2 3 15 3.00 5 5 1 11 3.2

50 4 4 3 5 5 21 4.3 2 4 4 10 3.6

\

Page 78: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

LAMPIARAN 4

Analisis data SPSS

Tabel 4.6 Uji Validitas dan Reliabelitas (X dan Y)

Kelompok

Nomer Item Validitas Koefisien

Alpha Korelasi (r) Probabilitas (p)

X1 Y 0,792 0,000 0,8442

Sumber: Data primer (diolah), Nopember 2015

Tabel 4.7 uji validitas dan reliabelitas variabel Keandalan (X dan Y)

Kelompok

Nomer Item Validitas Koefisien

Alpha Korelasi (r) Probabilitas (p)

X2 Y 0,859 0,000 0,8155

Sumber: Data primer (diolah), Nopember 2015

Tabel 4.8

Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Variabel (X dan Y, ) Terhadap Log Residual Kuadrat

(Y) Dengan Menggunakan Uji Park

Variabel X dan Y T hitung Sig Interprestasi

X 4360 000 Homoskedastisitas

Y 5,634 000 Homoskedastisitas

Sumber Data : Data Primer yang diolah

Tabel 4.9

Hasil Analisis Regresi

Variabel

Unstandardized

Coefficients (B)

T hitung

Sig.

Keterangan

(Constant) 1,753

X 0,375 4,360 000 Signifikan

Y 0,390 5,634 000 Tidak signifikan

R

R Square

Adjusted R Square

F hitung

F tabel

Sign. F

= 0,375

= 0,390

= 4360

= 5,630

= 2

= 0,000

= 0,05

Sumber data : Data primer yang diolah

Page 79: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

Tabel 4.10

Perhitungan Pengujian Hipotesis

Hipotesis Nilai Status

1 Terdapat pengaruh yang signifikan

Antara Variabel X dengan Y.

R = 0,727

R2

= 0,529

F = 35,923

Sig F = 0,000

Ftabel = 4

Ho ditolak

2 Variabel bukti langsung berpengaruh secara

signifikan terhadap pernakahan dini terhadap

tingkat penceraian.

thitung = 8441

Sig t = 000

ttabel = 1,980

Ho ditolak

Sumber data : Data Primer yang diolah

Page 80: PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TINGKAT …

RIWAYAT HIDUP

Munawwar Khalil dilahirkan di Maros pada tanggal 11 Agustus 1991 dari

Ayah M.Khalil Ridwan dan Ibu (Almarhumah) Munashirah

Arif dan penulis adalah anak pertama dari 16 bersaudara.

Penulis menikah dengan Musyfiqah Abd. Rahim dan

dikarunia 3 putra yaitu Muhammad Aufa,Muhammad

Kamil dan Muhammad Zaidan. Adapun pendidikan yang

telah ditempuh oleh penulis adalah : SD Muhammadiyah Jakarta Pusat, lulus

pada tahun 2002. MTs Darul Istiqomah Maros, Sulawesi Selatan, lulus tahun

2005. MA Darul Istiqomah, Sulawesi Selatan, Lulus tahun 2008. Kemudian

melanjutkan pendidikan pada Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar / Prodi Ahwal Syakhsiyyah Dan Lulus pada Tahun

2015.

Penulis sekarang menjadi Pimpinan di Pondok Pesantren Madinah

Qur’an yang berlokasi di kab.Sidrap, Sulawesi Selatan