39
Laporan Kasus Otitis Media Akut dan Otitis Media Supuratif Kronik

Otitis Media Akut

  • Upload
    tia

  • View
    129

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

otitits media akut dan otitis media supuratif kronik

Citation preview

  • Laporan KasusOtitis Media Akut dan Otitis Media Supuratif Kronik

  • ANATOMI TELINGA

  • ANATOMI TELINGA LUAR Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawang elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S. Panjangnya kira-kira 2 1/2-3 cm. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut.

  • ANATOMI TELINGA TENGAH Berbentuk bundar dan cekung berwarna putih /kelabu P9mm, tebal 0,1 mmBagian atas : pars flaksida (membran shrapnell) Bagian bawah : pars tensa (membran propria)Terdiri dari 3 lapis : epitel skuamous, jar.fibrosa dan mukosaTerbagi atas 4 kuadran : atas-depan, atas-belakang, bawah-depan dan bawah-belakang

    MEMBRAN TIMPANIMembrane timpani dan reflex cahaya kiriMembrane timpani dan reflex cahaya kanan

  • Telinga TengahTelinga tengah berbentuk kubusLuar : membran timpaniDepan: tuba eustachiusBawah: vena jugularis (bulbus jugularis)Belakang: auditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalisAtas: tegmen timpani (meningen/ otak)Dalam : berturut-turut dari atas ke bawah, kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window), & promontorium.

  • ANATOMI TELINGA DALAM

  • Skala vestibule dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Ion dan garam yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. Hal ini penting untuk proses pendengaran. Dasar skala vestibule disebut sebagai membrane vestibuli, sedangkan dasar skala media adalah membrane basalis. Pada membrane ini terletak Organ Corti.

  • Fisiologi Pendengaran

  • Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulakan perpindahan cairan atau endolimfa dilabirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk. Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membrane sel berubah, sehingga ion kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses depolarisasi dan akan merangsang penglepasan neurotransmitter eksitator yang selanjutnya akan melanjutkan impuls sensoris melalui saraf afern ke pusat keseimbangan di otak.

  • 10. B. Fisiologi Keseimbangan

  • Labirin Statislabirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang merupakan pelebaran labirin membrane yang terdapat didalam vestibilum labirib tulang.

  • STATISBerhubungan dengan orientasi letak kepala (badan) terhadap gravitasi bumi

  • Labirin KinetikLabirin kinetic terdiri dari tiga kanalis semisirkularis dimana pada tiap kanalis terdapat pelebaran yang berhubungan dengan utrikulus, disebut ampula. Didalamnya terdapat Krista ampularis yang terdiri dari sel-sel reseptor keseimbangan dan seluruhnya tertutup oleh suatu substansi gelatin yang disebut kupula.

  • KINETIKUpaya pertahanan keseimbangan tubuh terhadap gerakan-gerakan berbagai arah (berputar, jatuh, percepatan, dsb.)Ke 3 canalis semisircularis letaknya saling tegak lurus gerakan kepala kesegala arah dapat terkontrol oleh alat keseimbangan

  • OTITIS MEDIA AKUTOTITIS MEDIA AKUT Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik:

    Streptococcus hemoliticus Haemophilus InfluenzaeStaphylococcus aureusStreptococcus PneumoniaePneumococcus.

    Peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustchius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.

  • Patogenesis Otitis MediaSembuh/normalGangguan tubaTekanan negatiftelinga tengahEtiologi:Perubahan tekanan tiba-tibaAlergiInfeksiSumbatan: Sekret,tampon,tumor OMEEfusiOMASembuhOMEOMSK/OMPF.tuba terganggu, infeksi(-)F.tuba terganggu, infeksi(+)

  • Stadium otitis media akutStadium Oklusi Tuba EustachiusStadium HiperemisStadium SupuratifStadium PerforasiStadium Resolusi

  • Stadium Oklusi Tuba EustachiusTerdapat gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan virus atau alergi.

  • Stadium HiperemisTampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.

  • Stadium SupuratifAkibat terjadinya edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.

  • Stadium PerforasiTerjadi ruptur membran timpani terjadi karena beberapa sebab, antara lain karena terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi. Setelah terjadi ruptur, nanah akan keluar dan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah akan menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak.

  • Stadium ResolusiBila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan menjadi kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.

  • Gejala Klinik OMAPada anak yang sudah bisa bicara:rasa nyeri di dalam telinga, suhu tubuh yang tinggi, riwayat batuk pilek sebelumnya. Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa: rasa nyeri rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengarPada bayi dan anak kecil gejala khas OMA ialah :suhu tinggi hingga mencapai 39,50 C, anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit.

  • TerapiStadium OklusiDapat diberikan obat tetes hidungberupa HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik (anak 12 tahun dan pada orang dewasa.Stadium PresupurasiPemberian antibiotik dianjurkan minimal selam 7 hari. Bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin.

  • Stadium SupurasiDiberikan antibiotika Amoksisilin 3 x 500 mg perhari atau Eritromisin 3 x 500 mg perhari atau Kotrimoksasol 2 x 480 mg perhari dan lebih baik disertai miringotomi, bila membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejala-gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.

    Stadium PerforasiPengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 3 % selama 3-5 hari serta antibiotika yang adekuat.

    Stadium ResulosiBila terdapat sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi di membran timpani. antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu.

  • OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIKDefinisi : Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi MT dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul

    Faktor penyebab OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberika, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk.

  • Letak perforsi

  • Jenis OMSK

    Tipe amanTipe bahaya Peradangan pada mukosa Perforasi sentral Jarang timbulkan komplikasi berbahaya Tidak terdapat kolesteatoma Perforasi marginal / atik Bisa timbul komplikasi berbahaya Disertai kolesteatoma

  • Berdasarkan sekret yang keluar

    OMSK aktifOMSK tenang Sekret keluar dari kavum timpani secara aktif Keadaan kavum timpani terlihat basah atau kering

  • Gejala Klinis OMSK tipe Malignaperforasi pada marginal atau pada atik.sedangkan pada kasus yang sudah lanjut dapat terlihat; abses atau fistel retro aurikuler (belakang telinga), polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar, terlihat kolesteatom pada telinga tengah (sering terlihat di epitimpanium), sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom) atau terlihat bayangan kolesteatom pada foto rontgen mastoid.

  • Terapi OMSK

    Tipe amanObat pencuci telinga (larutan H2O2 3-5 hari)Obat tetes telinga berisi antibiotik,kortikosteroidAntibiotik oral golongan ampisilin, eritromisinSetelah observasi 2 bulan sekret kering tapi perforasi + : miringoplasti/timpanoplastiTipe bahayaMastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti.Terapi konservatif dengan medikamentosa hanya terapi sementara sebelum pembedahan.

  • Jenis pembedahan pada OMSKOMSK dengan mastoiditis kronis tipe aman atau bahaya

    1) Mastoidektomi sederhana OMSK tipe aman dengan pengobatan konservatif tidak sembuhDilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik supaya infeksi tenang, telinga tidak berair. fungsi pendengaran tidak diperbaiki

  • 2) Mastoidektomi radikal Ind: OMSK bahaya dengan infeksi atau kolesteatoma meluas.Tujuan: buang semua jaringan patologik, cegah komplikasi intrakranial.Kerugian: tidak boleh berenang seumur hidup, datang teratur utk kontrol, pendengaran berkurang.3) Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi Bondy) Ind: OMSK + kolesteatoma daerah atik tapi belum merusak kavum timpani.Tujuan: buang semua jaringan patologik dari rongga mastoid, pertahankan pendengaran.

  • 4) Miringoplasti jenis timpanoplasti paling ringan Ind: OMSK tipe aman (tenang) + tuli ringan disebabkan perforasi MTRekonstruksi hanya pada MTTujuan: cegah berulangnya infeksi telinga tengah pd OMSK tipe aman + perforasi menetap5) Timpanoplasti Ind: OMSK tipe aman + kerusakan lebih berat/ OMSK tipe aman yg tidak bisa ditenangkan dgn medikamentosa. Tujuan: menyembuhkan + perbaiki pendengaran

  • 6) Timpanoplasti dengan pendekatan ganda Ind: OMSK tipe bahaya / OMSK tipe aman dengan jaringan granulasi yg luasTujuan: menyembuhkan + perbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal

  • A. Komplikasi ditelinga tengah :1. Perforasi persisten membrane timpani2. Erosi tulang pendengaran3. Paralisis nervus fasialB. Komplikasi telinga dalam1. Fistel labirin2. Labirinitis supuratif3. Tuli saraf (sensorineural)

  • C. Komplikasi ekstradural1. Abses ekstradural2. Trombosis sinus lateralis3. PetrositisD. Komplikasi ke susunan saraf pusat1. Meningitis2. Abses otak3. Hindrosefalus otitis

  • Daftar PustakaBuku Ajar Ilmu Kesehatan. Telinga Hidung Tenggorok, Kepala dan Leher. Cetakan ke 6 2011. FK UI. Boies, Lawrence dkk. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta : EGC