58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH VARIASI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH ( Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) SECARA GRANULASI BASAH TERHADAP SIFAT FISIK TABLET Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi Oleh : Octavina Kurniawati M3508059 DIPLOMA 3 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA November 2011 i

Octavina Kurniawati M3508059

Embed Size (px)

DESCRIPTION

inayah

Citation preview

Page 1: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH VARIASI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET KUNYAH

EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe)

SECARA GRANULASI BASAH TERHADAP SIFAT FISIK TABLET

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

Memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi

Oleh :

Octavina Kurniawati

M3508059

DIPLOMA 3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

November 2011

i

Page 2: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian

saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh

gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka

gelar yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.

Surakarta, November 2011

OCTAVINA KURNIAWATIM3508059

iii

Page 4: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

INTISARI

Rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) selama ini banyak digunakan masyarakat sebagai obat berbagai jenis kanker. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh variasi bahan pengikat yang digunakan pada pembuatan tablet kunyah ekstrak rimpang temu putih.

Pembuatan tablet menggunakan metode granulasi basah dengan perbedaan bahan pengikat. Granul yang dibuat diuji sifat fisik granul meliputi susut pengeringan, uji sifat alir, uji sudut diam, dan uji pengetapan. Tablet yang telah dicetak dilakukan uji sifat fisik tablet yaitu uji keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan uji tanggapan rasa. Hasil yang didapat dibandingkan dengan literatur untuk mengetahui hasil tablet yang dibuat memenuhi persyaratan sifat fisik tablet atau tidak dan dilanjutkan dengan uji statistik untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan secara bermakna terhadap sifat fisik tablet antara formulasi pertama yang menggunakan bahan pengikat gelatin, dan formulasi kedua dengan bahan pengikat amilum manihot.

Hasil Penelitian menunjukkan penggunaan kedua pengikat menghasilkan tablet yang memiliki sifat fisik tablet yang sesuai dengan parameter sifat fisik tablet pada Farmakope dan literatur lain. Perbedaan pengikat gelatin dan amilum manihot menunjukkan ada perbedaan secara bermakna pada statistik terhadap sifat fisik tablet yaitu uji kekerasan, dan menunjukkan tidak ada beda secara bermakna pada statistik terhadap sifat fisik tablet meliputi uji keseragaman bobot dan uji kerapuhan

Kata kunci : Temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe), variasi bahan pengikat, sifat fisik tablet

iv

Page 5: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe rhizome has been used as a traditional cancer medicine since a long time ago. This present research has been done to determine the influence of the variations of binder used on making tablet chewable extract rhizomes curcuma white.

Making a tablet using methods of granulation wet with the difference of a binder. The granule made tested physical quality granule covering lost of drying,fluiditas, angle of repose, and tapped. Tablet which has been printed on test the physical quality tablet that test uniformity of weights, hardness, friability, and responses taste . The results obtained as compared with the literature to know the results of the tablets are made to meet the requirements of the physical quality of the tablet or not and continued with statistical tests to find out there or whether the difference in meaning to the physical quality of the tablet formulation of the first uses of materials binder gelatin, and the second with the binder formulation of amilum manihot.

The result showed the use of both a binder produce tablet having the physica l quality of a tablet that which is in accordance with the parameters the physical quality of a tablet on farmakope and the literature of another. Differences a binder gelatin and amilum manihot shows there are meaningful differences in the statistics of physical quality of the tablet that is hardness, and shows the test there is no difference in meaning in the statistics of physical properties tablet include uniformity weight test and friability test.

Keywords : chewable tablets, Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe, binder material variations, physically quality of tablet

v

Page 6: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN MOTTO

apa pun yang terjadi patut disyukuri

Jangan pernah takut, jangan pernah menyesal

(penulis)

Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan ialah berbuat

sebaik-baiknya dan berbahagia pada hari ini ^_______^

(penulis)

DNA Dream N action

(penulis)

Nothing is imposible, imposible is nothing.)

(penulis)

Mulailah dengan yang kanan, Mulailah dengan otak kanan, Right,)

(Ippho Santoso)

vi

Page 7: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk

ayah, ibu, dan adik-adikku atas segala doa,

dukungan dan kasih sayangnya, semoga karya

ini bermanfaat aamiiiinnn

vii

Page 8: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir dengan judul “Pengaruh Variasi Bahan Pengikat Pada Formulasi

Tablet Kunyah Ekstrak Rimpang Temu Putih (Curcuma Zedoaria (Berg.) Roscoe)

Secara Granulasi Basah Terhadap Sifat Fisik Tablet” sesuai waktu yang

ditentukan.

Penyusunan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan

kelulusan Program Diploma III Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini tidak lepas

dari berbagai pihak yang telah banyak membantu. Dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.,(Hons).,Ph.D. selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt. Selaku pembimbing tugas akhir yang telah

memberikan petunjuk dan masukan selama pembuatan tugas akhir dan selaku

Ketua Program D3 Farmasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Estu Retnaningtyas N.,STP., M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah

banyak memberi masukan dan bimbingan akademik selama menjadi

mahasiswa D3 Farmasi.

viii

Page 9: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Mereka yang telah mendampingi saya, dengan rasa penuh kasih sayang, yakni

kakek saya, nenek saya, ayah saya, ibu saya dan adik-adik saya.

5. Saudara saudaraku beda ayah ibu (vivi, mb. tina, ayu okta, depinta, isnun,

desy, fathimah, agnes, henis, nika, okti, riski)

6. Penghuni kos Dinasty (mb.tina, nika, okti, fera, fery, evi, hanna, mb ephin, mb

winda, mb. fitri, mb rista, sheilla, henis, vivi) yang selalu meramaikan

kamarku setiap saat dan tak hentinya juga memberikan motivasi

7. Teman Seperjuangan, semua mahasiswa Diploma 3 Farmasi 2008

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

penulis dalam pembuatan tugas akhir.

Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak karena penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan tugas akhir ini

masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Akhir kata semoga tulisan ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, November

Penulis

ix

Page 10: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iii

INTISARI..................................................................................................... iv

ABSTRACT ................................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar belakang masalah ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 4

A. Tanaman Temu Putih ............................................................... 4

1. Klasifikasi Tanaman ............................................................ 4

2. Morfologi Tanaman ............................................................. 4

x

Page 11: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Kandungan Kimia ................................................................ 5

4. Kegunaan............................................................................. 5

B. Tinjauan Tentang Ekstrak ......................................................... 6

1. Ekstrak ................................................................................ 6

a. Maserasi .......................................................................... 6

b. Perkolasi ......................................................................... 7

c. Soxhletasi........................................................................ 7

d. Infundasi ......................................................................... 7

C. Tinjauan Tentang Tablet ........................................................... 8

1. Pengertian Tablet ................................................................. 8

2. Masalah-masalah dalam pembuatan tablet............................ 11

3. Tablet Kunyah ..................................................................... 12

4. Pemerian bahan yang digunakan .......................................... 16

D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 18

E. Hipotesis .................................................................................. 18

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 20

A. Alat Dan Bahan ........................................................................ 20

1. Alat...................................................................................... 20

2. Bahan .................................................................................. 20

B. Waktu Dan Tempat .................................................................. 20

1. Waktu .................................................................................. 20

2. Tempat ................................................................................ 20

C. Metode Penelitian Dan Cara Kerja............................................ 21

xi

Page 12: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Metode Penelitian ................................................................ 21

2. Cara Kerja ........................................................................... 21

a. Pengambilan Bahan ......................................................... 21

b. Determinas Tanaman....................................................... 21

c. Pembuatan Serbuk........................................................... 22

d. Pembuatan Ekstrak .......................................................... 22

e. Standarisasi Ekstrak ........................................................ 22

f. Pembuatan Ekstrak kering ............................................... 22

g. Rancangan Formulasi Tablet ........................................... 23

h. Pembuatan Granul dengan Metode Granulasi Basah ........ 23

i. Pemeriksaan granul ......................................................... 24

j. Pembuatan Tablet kuntah ................................................ 25

k. Pemeriksaan Tablet ......................................................... 26

1) Keseragaman bobot..................................................... 26

2) Kekerasan ................................................................... 26

3) Kerapuhan .................................................................. 27

4) Uji tanggapan rasa ...................................................... 27

D. Pengumpulan Dan Analisis Statistik Data ................................. 28

1. Pendekatan Teoritis.............................................................. 28

2. Analisis Statistik Data .......................................................... 28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 29

A. Hasil Determinasi ..................................................................... 29

B. Hasil Pengolahan Simplisia ..................................................... 29

xii

Page 13: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Hasil Pembuatan Ekstrak .......................................................... 29

D. Hasil Pemeriksaan Ekstrak ....................................................... 29

E. Pembuatan Granul Metode Granulasi Basah ............................. 30

F. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Granul........................................ 31

1. Susut Pengeringan Granul.................................................... 31

2. Waktu Alir Granul ............................................................... 33

3. Sudut Diam Granul .............................................................. 34

4. Uji Pengetapan..................................................................... 35

G. Hasil pemeriksaan Sifat Fisik Tablet......................................... 36

1. Keseragaman Bobot ............................................................. 36

2. Kekerasan Tablet ................................................................. 38

3. Kerapuhan Tablet................................................................. 39

4. Uji Tanggapan Rasa ............................................................. 40

BAB V. PENUTUP .................................................................................... 42

A. KESIMPULAN ........................................................................ 42

B. SARAN .................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 43

LAMPIRAN ................................................................................................. 45

Page 14: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Formula tiap tablet ekstrak rimpang temu putih ........................ 23

Tabel II Penyimpangan bobot rata-rata tablet ......................................... 26

Tabel III Hasil Pemeriksaan organoleptis ................................................ 30

Tabel IV Hasil Susut Pengeringan ........................................................... 32

Tabel V Hasil pemeriksaan waktu alir granul ......................................... 33

Tabel VI Hasil sudut diam granul ............................................................ 34

Tabel VII Hasil uji pengetapan ................................................................. 36

Tabel VIII Hasil pemeriksaan penyimpangan keseragaman bobot tablet .... 37

Tabel IX Hasil pengujian keseragaman bobot tablet ................................ 37

Tabel X Hasil Pengujian kekerasan tablet .............................................. 39

Tabel XI Hasil Pengujian kerapuhan tablet .............................................. 40

Tabel XII Uji tanggapan rasa tablet .......................................................... 41

Page 15: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) ......... 4

Page 16: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Determinasi tanaman.............................................................. 45

Lampiran 2 Diagram Alir Cara Kerja ........................................................ 46

Lampiran 3 Perhitungan bahan pengikat yang digunakan .......................... 47

Lampiran 4 Perhitungan Rendemen .......................................................... 48

Lampiran 5 Hasil perhitungan LOD .......................................................... 49

Lampiran 6 Hasil perhitungan sudut diam ................................................. 50

Lampiran 7 Hasil perhitungan nilai kerapuhan .......................................... 51

Lampiran 8 Foto tablet .............................................................................. 52

Lampiran 9 Alat Moisture Balance dan Neraca analitik............................ 53

Lampiran 10 Single Punch Tablet Press dan Hardness Manual-Tester....... 54

Lampiran 11 Friability Tester dan Uji Kelengketan ..................................... 55

Lampiran 12 Hasil perhitungan keseragaman bobot menurut FI III ............. 56

Lampiran 13 Uji statistik keseragaman bobot.............................................. 57

Lampiran 14 Uji statistik kekerasan tablet ................................................... 59

Lampiran 15 Uji statistik kerapuhan tablet .................................................. 61

Lampiran 16 Blanko angket ........................................................................ 63

Lampiran 17 Data hasil perhitungan tanggapan rasa .................................... 64

xvi

Page 17: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa, yaitu

sekitar 40.000 jenis tumbuhan, dari jumlah tersebut sekitar 1300 diantaranya

digunakan sebagai obat tradisional (Sapoetra, 1992). Salah satu jenis tumbuhan

yang banyak digunakan sebagai obat tradisional adalah temu putih (curcuma

zedoaria (berg.) roscoe) (Rukmana, 1994). Rimpang temu putih mengandung

minyak atsiri, saponin, flavonoid, polifenol, dan triterpenoid (Syukur, 2004).

Rimpang temu putih (curcuma zedoaria (berg.) roscoe) secara tradisional

telah diketahui sebagai obat anti kanker, beberapa penelitian dengan

menggunakan sediaan rimpang temu putih telah membuktikan bahwa ekstrak

etanol temu putih mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit

(Murwanti et al, 2004).

Penggunaan temu putih pada umumnya digunakan dengan cara

direbus atau diseduh bahkan dalam bentuk campuran serbuk kering atau simplisia.

Cara ini kurang efektif sehingga perlu pengembangan bentuk tradisional ke

bentuk modern agar lebih praktis, seperti dibuat sediaan tablet kunyah yang

mengandung ekstrak rimpang temu putih. Ekstrak yang diformulasi menjadi tablet

kunyah lebih mudah dilepaskan sebagai bahan aktif pada jaringan tubuh dan

diserap oleh tubuh. Tujuan tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu bentuk

pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang tua

1

Page 18: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang sukar menelan obat (Banker and Anderson, 1994), serta dapat menutupi rasa

tidak enak atau pahit dari obat (Voigt, 1994).

Tablet kunyah dibuat dengan menggunakan bahan pengisi, pengikat, pelicin

maupun pemanis. Metode yang digunakan adalah granulasi basah, metode ini

dipilih karena selain sudah menjadi tradisi atau metode yang sudah biasa

digunakan, metode granulasi basah juga mempunyai beberapa keuntungan

diantaranya adalah baik digunakan untuk bahan yang tahan terhadap suhu

pemanasan (Banker and Anderson, 1994).

Salah satu bahan tambahan yang penting dalam pembuatan tablet adalah

bahan pengikat. Peranan pengikat adalah untuk memberikan kohesivitas yang

diperlukan untuk mengikat partikel-partikel padat dibawah pengempaan untuk

membentuk suatu tablet yang kompak (Siregar dan Wikarsa, 2010). Dalam

penelitian ini menggunakan gelatin dan amilum manihot.

Musilago amili merupakan pengikat serbaguna untuk menghasilkan tablet

yang terintegrasi cepat, dan granulasi hanya dapat dibuat dengan menggunakan

pati sebagai pengikat internal dan digranulasi dengan air, mempunyai keuntungan

yaitu inert, kerja disintergran, kerja lubrikan kecil, dan sifat yang mengabsorbsi

minyak yang baik. Gelatin juga merupakan pengikat yang baik (Siregar dan

Wikarsa, 2010)

Berdasar uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh

variasi bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet ekstrak rimpang temu putih

(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe).

2

Page 19: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. PERUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah ekstrak

rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) dapat dibuat tablet

kunyah dengan bahan pengikat gelatin dan amilum manihot dan bagaimana

pengaruh variasi bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi bahan pengikat pada

pembuatan tablet ekstrak rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe)

terhadap sifat fisik tablet ekstrak rimpang temu putih.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Mengetahui formulasi tablet kunyah ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria

(Berg.) Roscoe) yang memenuhi persyaratan

2. Mengetahui pengaruh variasi bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet

kunyah ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe).

3

Page 20: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Temu Putih

Gambar 1. Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe)

1. Klasifikasi tanaman

divisi : Spermatophyta

subdivisi : Angiospermae

kelas : Monocotyledonae

ordo : Zingiberales

famili : Zingiberaceae

genus : Curcuma

spesies : Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe (Anonim, 2000a)

2. Morfologi Tanaman

Tumbuhan ini berupa tanaman tahunan, tinggi mencapai 2 m, tumbuh

tidak berkelompok. Daun berbentuk lanset memanjang berwarna merah

lembayung di sepanjang tulang tengahnya. Bunga keluar dari rimpang

samping, menjulang ke atas membentuk bongkol bunga yang besar. Mahkota

Page 21: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bunga berwarna putih, dengan tepi bergaris merah tipis atau kuning. Rimpang

berwarna putih atau kuning muda, rasa sangat pahit (Hutapea, 1993).

3. Kandungan Kimia

Rimpang temu putih mengandung 1,0-2,50% minyak atsiri yang terdiri

dari monoterpen yang berkhasiat sebagai antineoplastik (antikanker) dan telah

terbukti dapat menonaktifkan pertumbuhan sel kanker payudara dan

seskuiterpen sebagai komponen utamanya. Minyak atsiri tersebut mengandung

lebih dari 20 komponen, diantaranya kurzerenon (zedoarin) yang merupakan

komponen terbesar, kurkumin yang berkhasiat sebagai anti radang dan

antioksidan yang dapat mencegah kerusakan gen, epikurminol yang berkhasiat

sebagai antitumor, kurkuminol yang berkhasiat sebagai hepatoprotektor

(pelindung hati), dan zingiberen (Dalimartha, 2003). Selain minyak atsiri,

dalam temu putih juga terkandung zat pati, damar, mineral, lemak, saponin,

flavonoid, polifenol, dan triterpenoid (Syukur, 2004).

4. Kegunaan

Seluruh bagian tanaman temu putih mulai dari daun, bunga, rimpang

muda, dan rimpang tua dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti maag,

ambeien, radang tenggorokan, radang hati, amandel, nyeri haid, keputihan,

jerawat, b isul, obat stimulan, obat cacing, obat diare, antivirus, pelega perut,

batuk, nyeri dada, gangguan pencernaan, melancarkan peredaran darah, kanker

(serviks, ovarium, paru, hati, payudara, leukemia), serta gangguan paru-paru

diantaranya asma, TBC, dan bronchitis (Satya, 2007). Secara tradisional telah

diketahui sebagai obat anti kanker, beberapa penelitian dengan menggunakan

5

Page 22: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sediaan rimpang temu putih telah membuktikan bahwa ekstrak etanol temu

putih mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit (Murwanti et

al, 2004).

B. Tinjauan Tentang Ekstrak

1. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang diperoleh diperlukan sedemikian hingga memenuhi bahan baku

yang telah ditetapkan (Anonim,1995).

Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan antara lain maserasi,

perkolasi, Soxhletasi, dan infundasi. Metode ekstraksi dipilih berdasarkan

beberapa faktor seperti sifat dari bahan mentah obat dan penyesuaian dengan

tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang

sempurna (Ansel, 1989).

a. Maserasi

Maserasi merupakan proses paling tepat untuk simplisia yang sudah

halus dan memungkinkan direndam hingga meresap dan melunakkan

susunan sel, sehingga zat-zatnya akan larut. Proses ini dilakukan dalam

bejana bermulut lebar, serbuk ditempatkan lalu ditambah pelarut dan ditutup

rapat, isinya dikocok berulang-ulang kemudian disaring. Proses ini

dilakukan pada temperatur 15-200 C selama tiga hari (Ansel, 1989).

6

Page 23: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Perkolasi

Perkolasi merupakan proses penyarian serbuk simplisia dengan pelarut

yang cocok dengan melewatkan secara perlahan-lahan melewati suatu

kolom, serbuk simplisia dimasukkan ke dalam perkolator. Dengan cara

penyarian ini mengalirkan cairan melalui kolom dari atas ke bawah melalui

celah untuk keluar dan ditarik oleh gaya berat seberat cairan dalam kolom.

Dengan pembaharuan yang terus menerus bahan pelarut, memungkinkan

berlangsungnya maserasi bertingkat (Ansel, 1989).

c. Soxhletasi

Bahan yang akan disari berada di dalam kantung ekstraksi (kertas,

karton) di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang berada di antara labu

suling dan suatu pendingin. Labu tersebut berisi bahan pelarut yang

menguap dan jika diberi pemanasan akan menguap mencapai ke dalam

pendingin balik melalui pipa pipet, pelarut ini berkondensasi di dalamnya

dan menetes ke bahan yang disari. Larutan berkumpul di dalam wadah gelas

dan setelah mencapai tinggi maksimum secara otomatis ditarik ke dalam

labu tersebut (Voigt, 1994).

d. Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk

menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati.

Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah

tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh karena itu sari yang diperoleh

dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dai 24 jam (Anonim, 1986).

7

Page 24: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengekstraksi rimpang

temu putih adalah maserasi. Digunakan metode maserasi, karena maserasi

merupakan proses paling tepat untuk obat yang halus dan memungkinkan

direndam dalam pelarut sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga

zat-zat yang mudah terlarut akan terlarut (Ansel, 1989).

C. Tinjauan Tentang Tablet

1. Pengertian Tablet

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-

tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan ketebalan,

daya hancurnya, dan dalam aspek la innya tergantung dari cara pemakaian

tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989).

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk tablet berkualitas baik adalah

sebagai berikut:

a. Kekerasan yang cukup dan tidak rapuh, sehingga kondisinya tetap baik

selama fabrikasi / pengemasan dan pengangkutan hingga sampai pada

konsumen.

b. Dapat melepaskan bahan obatnya sampai pada ketersediaan hayatinya.

c. Memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet dan kandungan obatnya

d. Mempunyai penampilan yang menarik, baik pada bentuk, warna, maupun

rasanya.

8

Page 25: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk mendapatkan tablet yang baik tersebut, maka bahan yang akan

dikempa menjadi tablet harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:

a. Mudah mengalir, artinya jumlah bahan yang akan mengalir dalam corong

alir ke dalam ruang cetakan selalu sama setiap saat, dengan demikian bobot

tablet tidak akan memiliki variasi yang besar.

b. Kompaktibel, artinya bahan mudah kompak jika dikempa, sehingga

dihasilkan tablet yang keras.

c. Mudah lepas dari cetakan, hal ini dimaksudkan agar tablet yang dihasilkan

mudah lepas dan tak ada bagian yang melekat pada cetakan, sehingga

permukaan tablet halus dan licin (Sheth dkk, 1980).

Metode pembuatan tablet ada tiga cara yaitu: metode kempa langsung,

granulasi basah, dan granulasi kering.

a. Kempa langsung

Metode kempa langsung yaitu percetakan bahan obat dan bahan

tambahan yang berbentuk serbuk tanpa proses pengolahan awal atau

granulasi. Kempa langsung membangkitkan gaya ikatan di antara partikel

sehingga tablet memiliki kekompakan yang cukup (Voigt, 1994). Pada

proses ini diperlukan serbuk yang mempunyai fluiditas dan kompaktibilitas

yang baik (Sheth dkk, 1980).

b. Granulasi kering

Pada metode ini, granul dibentuk oleh penambahan bahan pengikat

kering ke dalam campuran serbuk obat dengan cara memadatkan massa

yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, memecahkannya dan

9

Page 26: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjadikan pecahan-pecahan menjadi granul, penambahan bahan pelicin

dan penghancur kemudian dicetak menjadi tablet (Ansel, 1989).

c. Granulasi Basah

Metode ini meupakan metode pembuatan yang paling banyak

digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang

diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai

berikut: menimbang dan mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi

basah, pengayakan granul basah, pengeringan, pengayakan granul kering,

pencampuran bahan pelicin dan bahan penghancur, pembuatan tablet

dengan kompresi (Ansel, 1989).

Untuk mengetahui sifat fisik granul, maka diperlukan uji sifat fisik granul

yang meliputi :

a. Waktu alir

Waktu alir adalah waktu yang diperlukan bila sejumlah granul

dituangkan dalam suatu alat kemudian dialirkan, mudah tidaknya aliran

granul dapat dipengaruhi oleh bentuk granul, bobot jenis, keadaan

permukaan dan kelembabannya. Kecepatan alir granul sangat penting

karena berpengaruh pada keseragaman pengisian ruang kompresi dan

keseragaman bobot tablet (Sheth dkk, 1980).

b. Sudut diam

Sudut diam adalah sudut yang terbentuk antara permukaan tumpukan

granul dengan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil atau sama

dengan 300 biasanya menunjukkan bahwa granul mempunyai sifat a lir yang

10

Page 27: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

baik atau disebut juga “free flowing” dan bila sudutnya lebih besar atau

sama dengan 400 biasanya sifat alirnya kurang baik (Banker and Anderson,

1994).

c. Pengetapan

Pengetapan menunjukkan penurunan volume sejumlah granul atau

serbuk akibat hentakan (tapped) dan getaran (vibrating). Makin kecil indek

pengetapan maka semakin kecil sifat alirnya. Granul dengan indek

pengetapan kurang dari 20% menunjukkan sifat alir yang baik (Fassihi dan

Kanfer, 1986).

2. Masalah masalah dalam pembuatan tablet

a. Binding

Binding adalah adalah suatu keadaan yang terjadi karena permukaan

dinding mesin yang kurang lic in, granul kurang kering, die yang kotor, atau

bisa juga karena celah antara punch bawah dan ruang die terlalu besar

(Banker and Anderson, 1994).

b. Picking dan Sticking

Picking dan Sticking terjadi karena penempelan massa pada permukaan

punch (Banker and Anderson, 1994).

c. Capping dan Laminating

Capping adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan sebagian

atau secara lengkap pemisahan bagian atas atau bawah mahkota tablet

(crown) dari bagian utamanya. Laminating adalah pemisahan tablet menjadi

dua atau lebih lapisan-lapisan berbeda. Terjadi karena banyaknya udara

11

Page 28: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam ruang die sebelum, selama dan sesudah kompaksasi tablet, tekanan

kompaksasi terlalu besar (Banker and Anderson, 1994).

d. Pengelupasan dan penempelan

Adalah istilah untuk menerangkan permukaan bahan dari suatu tablet

yang menempel pada punch dan dipisahkan dari permukaan tablet.

Penempelan berhubungan pula dengan melekatnya bahan tablet pada

dinding die, terjadi pada saat mengeluarkan bahan dari permukaan punch

(Banker and Anderson, 1994).

e. Mottling

Mottling adalah keadaan dimana distribusi warna tablet tidak merata,

dengan terdapatnya bagian-bagian terang dan gelap pada permukaan yang

seragam. Terjadi karena berbedanya warna obat dengan bahan tambahan

atau bila hasil urai obatnya berwarna dan migrasi zat warna ke permukaan

granul selama proses pengeringan (Banker and Anderson, 1994).

f. Variasi berat, ukuran granul dan ukuran distribusi sebelum pencetakan.

g. Aliran yang kurang baik.

h. Pencampuran yang kurang baik.

i. Variasi punch dan variasi kekerasan

3. Tablet Kunyah

Tablet kunyah dikatakan sebagai tablet spesial yang digigit hingga hancur

dan ditelan. Sediaan ini memiliki rasa aromatik yang menyenangkan, tidak

mengandung bahaan penghancur dan lebih disukai oleh pasien yang

mempunyai kesulitan dalam menelan obat (Voigt, 1994).

12

Page 29: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keuntungan tablet kunyah jika dibandingkan dengan bentuk sediaan padat

oral lainnya meliputi ketersediaan hayati yang lebih baik, melewati proses

disintegrasi dan dapat menghasilkan peningkatan disolusi, kenyamanan pasien

dengan meniadakan kebutuhan air minum untuk menelan, dapat digunakan

sebagai pengganti bentuk sediaan cair jika diperlukan permulaan kerja obat

yang cepat meningkatkan penerimaan pasien (terutama anak-anak) karena cita

rasa yang menyenangkan (Siregar dan Wikarsa, 2010)

Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu bentuk

pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang

tua yang mungkin sukar menelan obat utuh (Banker and Anderson, 1994).

Karakteristik tablet kunyah apabila dikunyah akan membentuk massa yang

halus, mempunyai rasa yang enak dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak

enak (Ansel, 1989).

Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan

mannitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi,

mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan

penampilan dan rasa (Ansel, 1989).

Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet kunyah

antara lain :

a. Bahan pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk

dan untuk memperbaiki daya kohesi yang dapat dikempa langsung atau

untuk memacu aliran. Selain itu bahan pengisi ditambahkan kedalam

formulasi supaya membentuk ukuran tablet yang diinginkan (Ansel, 1989).

13

Page 30: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain : sukrosa, laktosa, kalsium

karbonat, dekstrosa, manitol sorbitol dan bahan lain yang cocok (Banker

and Anderson, 1994).

b. Bahan pengikat adalah bahan yang mempunyai sifat adesif yang digunakan

untuk mengikat serbuk menjadi granul selanjutnya bila dikempa akan

menghasilkan tablet kompak. Zat pengikat yang ditambahkan dalam bentuk

larutan (Anonim,1995). Bahan pengikat diperlukan dalam pembuatan tablet

dengan maksud untuk meningkatkan kohesifitas antara partikel serbuk

sehingga memberikan kekompakan dan daya tahan tablet (Voigt, 1994).

Bahan pengikat yang biasa digunakan adalh muchilago amili 5 –

10%, solution gelatin 2 – 10%, polivinil p irolidon 5 – 20%, metal selulosa

(solution) 2 – 10%, etil selulosa (solutio) 5 – 10%, poliakrilamid 2 – 8% (

Sheth dkk, 1980 ).

c. Bahan pelicin (lubricant), Umumnya fungsi dari bahan pelicin adalah untuk

mengurangi gesekan diantara granul dan dinding ruang cetak selama

penabletan (Ansel, 1989). Beberapa bahan pelican yang biasa digunakan

antara lain talk, magnesium stearat, kalsium stearat, asam stearat, natrium

stearat (Banker and Anderson, 1994).

Untuk mengetahui sifat fisik tablet hisap yang dihasilkan perlu dilakukan

uji sifat fisik tablet hisap. Uji sifat fisik yang dilakukan adalah :

a. Keseragaman bobot

Ditimbang 20 tablet satu persatu, dihitung bobot rata-rata tiap tablet.

Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang

14

Page 31: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan

tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya

lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom B (Anonim, 1979).

b. Kekerasan

Kekerasan tablet merupakan parameter yang menggambarkan

ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti guncangan dan

terjadinya keretakan tablet selama pengemasan dan transportasi. Alat yang

biasa digunakan adalah hardness tester (Monsanto Stokes) dan hardness

tester (Strong Cobb) (Lachman et al, 1986)

c. Kerapuhan tablet

Kerapuhan tablet menunjukkan ketahanan tablet terhadap pengikisan

permukaan dan goncangan. Pengujian kerapuhan tablet dilakukan dengan

alat friability tester. Batas kerapuhan tablet yang masih bisa diterima adalah

kurang dari 1,0%. Kerapuhan diatas 1,0% menunjukkan tablet yang rapuh

dan dianggap kurang baik (Banker and Anderson, 1994).

d. Uji tanggapan rasa

Uji tanggapan rasa dilakukan dengan teknik sampling acak (random

sampling) dengan populasi heterogen sejumlah 10 responden dengan

mengisi angket yang disediakan. Setiap responden mendapatkan

kesempatan yang sama untuk merasakan sempel dari formula tablet kunyah

ekstrak rimpang temu putih. Tanggapan rasa dikelompokkan dari tingkat

manis agak pahit, pahit agak manis, agak pahit dan pahit. Kemudian data

disajikan dalam bentuk tabel.

15

Page 32: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Pemerian bahan yang digunakan

a. Manitol

Manitol adalah senyawa alkohol heksa hidrat yang berbentuk kristal

putih, memiliki sifat-sifat yang diinginkan sebagai bahan tambahan pada

formulasi tablet kunyah. Manisnya manitol kira-kira 70% dari manisnya

gula dengan rasa dingin dimulut, memiliki kelarutan cukup dalam air, dan

merupakan salah satu bagian pengisi yang biasa digunakan dalam tablet

kunyah, karena mempunyai higroskopistas yang rendah (Ansel, 1989).

b. Gelatin

Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa parsial kolagen dari

kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan. Gelatin yang digunakan dalam

pembuatan kapsul atau untuk penyalut tablet dapat diwarnai dengan

pewarna yang diijinkan (Anonim, 1995). Pemerian berupa lembaran,

kepingan, serbuk, atau butiran, tidak berwarna atau kekuningan pucat, bau

dan rasa lemah (Anonim, 1979). Penggunaan gelatin sebagai bahan pengikat

antara 2-10% larutan air (Siregar dan Wikarsa, 2010).

c. Aspartam

Aspartam (Nutrasweet) merupakan pemanis buatan yang paling banyak

digunakan dewasa ini. Sifat manis relatif aspartam kira-kira sebesar 200 dan

rasa manisnya dan bertahan lebih lama daripada pemanis alami. Aspartam

meningkatkan dan memperbesar efek penambah rasa sitrun. Kestabilan

aspartam kering dikatakan baik pada suhu kamar dan kelembapan relatif

50%, sedangkan dalam larutan paling stabil pada pH 4. Tingkat penggunaan

16

Page 33: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aspartam dalam tablet kunyah adalah 3 sampai 8 mg per tablet (Siregar dan

Wikarsa, 2010).

d. Talk

Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang

mengandung sedikit alumunium silikat. Pemerian serbuk sangat halus, putih

atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari

butiran. Tidak larut dalam hampir semua pelarut. Penyimpanan dalam

wadah tertutup baik. Digunakan sebagai zat.tambahan (Anonim, 1995).

e. Magnesium stearat

Magnesium stearat adalah serbuk halus, putih, dan voluminus, bau

lemah, khas, mudah melekat dikulit, bebas dari butiran. Tidak larut dalam

air, etanol daneter. Khasiat magnesium stearat sebagai bahan pelicin dalam

pembuatan tablet (Anonim, 1995). Konsentrasi Mg Stearat sebagai lubrikan

maksimal 2 %.

f. Amilum manihot

Amilum yang digunakan adalah amilum manihot atau disebut juga pati

singkong. Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot

Utilissima Pohl (Familia Euphorbiaceae). Pemeriannya serbuk sangat halus,

putih, praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol (Anonim, 1995). Dalam

bentuk musilago amili 5-10%.

17

Page 34: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Kerangka Pemikiran

Rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) adalah salah satu

jenis tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Mengandung

minyak atsiri, saponin, flavonoid, polifenol

Pembuatan tablet kunyah dari ekstrak bahan alam dimaksudkan agar dapat

dibuat sediaan yang lebih praktis dan efektif. Untuk mendapatkan tablet yang baik

dan memenuhi persyaratan, diperlukan bahan tambahan berupa bahan pengikat.

Bahan pengikat merupakan bahan yang memegang peranan penting dalam

pembuatan granul. Bahan ini yang akan menentukan sifat granul dan tablet yang

akan dibuat. Bahan pengikat yang sering digunakan dalam pembuatan tablet

adalah gelatin dan amilum manihot.

Bahan pengikat yang digunakan dalam tablet ini adalah gelatin dengan

konsentrasi 5% dan amilum manihot 8%, keduanya dibuat dalam bentuk

mucilago. Metode yang digunakan adalah metode granulasi basah. Metode ini

digunakan karena hampir semua bahan obat dapat dicetak dengan metode ini dan

memenuhi persyaratan tablet dengan baik.

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh antara dua jenis bahan

pengikat terhadap sifat fisik tablet.

E. Hipotesis

1. Penggunaan variasi bahan pengikat pada tablet kunyah ekstrak rimpang temu

putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) diduga dapat dibuat tablet kunyah.

18

Page 35: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Penggunaan variasi bahan pengikat diduga berpengaruh pada sifat fisik tablet

berupa keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan rasa tablet kunyah

ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) yang dihasilkan.

19

Page 36: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat Dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah Oven type

(IL-70.110/220 V), Toples kaca, Kain flanel, Penggiling, Mortir dan Stamper,

Neraca analitik, Single-punch tablet press (seri TDP I), Hardness Manual-

Tester (Aikho Engineering AE-20 kg), Friability Tester (Erweka TA),

Moisture balance (MB 23 ohauss), alat-alat gelas, Cawan penguap, Corong

kaca, Batang pengaduk, Jangka sorong, Ayakan no. 16 dan 18 mesh,

Stopwatch, motor penggerak dan alat pendukung lainnya.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain rimpang temu

putih, etanol 70%, Manitol, Aspartam, gelatin, amilum manihot, Talk, Mg

stearat, aerosol, aquadest.

B. Waktu Dan Tempat

1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011.

20

Page 37: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tempat

Tempat yang digunakan untuk penelitian ini diantaranya Laboratorium

Jurusan biologi untuk determinasi tanaman rimpang temu putih,Sub lab biologi

Laboratorium Pusat F MIPA UNS untuk pembuatan ekstrak kental rimpang

temu putih, dan Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas Setia Budi untuk

pembuatan tablet, uji sifat fisik granul dan pemeriksaan uji sifat fisik tablet.

C. Metode Penelitian Dan Cara Kerja

1. Metode Penelitian

Kategori penelitian yang digunakan adalah kategori penelitian eksperimental

murni

Variabel bebas : bahan pengikat amilum manihot dan gelatin

Variabel tergantung : mutu fisik tablet yaitu keseragaman bobot, kekerasan,

kerapuhan dan rasa tablet kunyah

Variabel terkendali : waktu pencampuran, nomor ayakan, volume

penambahan bahan pengikat, tekanan kompresi, kadar

bahan pengikat, berat tablet, suhu pengeringan granul,

metode pengujian granul, metode pengujian tablet.

2. Cara Kerja

a. Pengambilan Bahan

Rimpang temu putih diperoleh dari daerah Wonogiri.

21

Page 38: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Determinasi Tanaman

Rimpang temu putih dilakukan determinasi untuk membuktikan

kebenaran dari tanaman tersebut dan determinasi dilakukan di Lab. Jurusan

Biologi Universitas Sebelas Maret.

c. Pembuatan Serbuk

Rimpang temu putih yang sudah kering dihancurkan dengan cara

digiling.

d. Pembuatan Ekstrak

Serbuk rimpang temu putih dimaserasi dengan cairan penyari yaitu

etanol 70%. Maserasi dilakukan selama 2 hari sambil sesekali d iaduk.

Setelah itu disaring menggunakan kain flanel untuk memisahkan ampas dan

sari. Kemudian dilakukan remaserasi dengan tetap menggunakan cairan

penyari etanol 70% selama 2 hari dan selanjutnya disaring menggunakan

kain flanel. Sari yang didapat dicampur dengan sari yang pertama agar

homogen. Sari dipekatkan dengan evaporator. Ekstrak kental dimasukkan

ke dalam cawan petri dan disimpan dalam eksikator.

e. Pembuatan Ekstrak Kering

Pembuatan ekstrak rimpang temu putih yaitu dengan mencampur

aerosil (3%) dengan ekstrak kental. Pencampuran ekstrak kental dengan

aerosil d ilakukan di dalam mortir dan stamper yang sebelumnya

dipananskan di atas waterbath, dengan tujuan untuk mempercepat

penguapan pelarutnya dan mencegah terjadinya higroskopisitas.

22

Page 39: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Standarisasi Ekstrak

1) Pemeriksaan Organoleptis

Dilakukan pemeriksaan untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau

dan rasa ekstrak (Anonim, 2000b).

2) Uji Daya Lekat

Uji daya lekat dilakukan dengan cara menimbang 500 mg ekstrak

rimpang temu putih kemudian diletakkan diantara obyek, ditindih dengan

beban seberat 500 gram selama 5 menit. Gelas objek dijepit pada alat

yang diberi beban 70 gram, selanjutnya dihitung waktu yang diperlukan

untuk melepaskan gelas objek yang satu dengan yang lainnya (Anonim,

1979).

g. Rancangan Formulasi Tablet

Tablet kunyah rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe)

telah diuji cobakan dengan menggunakan dosis 504 mg sekali pemberian

Tabel I. Formula tiap tablet ekstrak rimpang temu putih

Formula 1 Formula 2Ekstrak kering temu putih 252 mg 252 mgManitol 708 mg 708 mgAspartam 30 mg 30 mgMg stearat:talk 1mg:9mg 1mg:9mgGelatin qs -Amilum manihot - qsTotal 1000 1000

h. Pembuatan Granul dengan Metode Granulasi Basah

Ekstrak kering rimpang temu putih, manitol, dan gelatin pada formula

1, amilum manihot pada formula 2 dicampur kemudian ditambahkan dengan

23

Page 40: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aspartam dihomogenkan sampai terbentuk massa granul yang baik yang siap

digranulasi. Granul diayak menggunakan ayakan no. 16 kemudian

dikeringkan dalam oven dengan suhu 40-50°C. Granul yang sudah kering

diayak lagi menggunakan ayakan no. 18.

i. Pemeriksaan Granul

1) Susut Pengeringan

Susut pengeringan adalah kadar bagian zat yang menguap, kecuali

dinyatakan lain penetapan dilakukan dengan menimbang 1 gram atau 2

gram zat uji dalam botol timbang dangkal tertutup yang sebelumnya telah

dipanaskan pada suhu penetapan selama 30 menit dan telah ditara.

Kemudian dimasukkan dalam almari pengering pada suhu 105oC hingga

bobot tetap (Anonim, 1979). Seiring berkembangnya teknologi, susut

pengeringan dilakukan dengan menggunakan alat moisture balance

Kelembapan didalam zat padat dinyatakan dengan LOD dan MC.

Susut saat pengeringan disebut juga LOD (Lost on Drying).LOD dihitung

berdasarkan banyaknya bahan yang menguap setelah dilakukan proses

pengeringan, yang dihitung dengan rumus :

LOD (%) = x 100 %.................................(1)

Susut pengeringan granul yang baik adlah 2-4% (Banker and

Anderson, 1994).

2) Waktu Alir

Pemeriksaan waktu alir bertujuan untuk mengetahui bahwa serbuk

yang digunakan mempunyai waktu alir yang baik. Waktu alir yang baik

24

Page 41: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan terutama

keseragaman bobotnya. Apabila 100 g serbuk dengan waktu alir lebih

dari 10 detik akan mengalami kesulitan pada waktu penabletan (Sheth

dkk, 1980).

3) Sudut Diam

Sudut diam yaitu sudut tepat yang terjadi antara timbunan partikel

bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil dari

300 biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila

sudutnya lebih besar atau sama dengan 400 biasanya mengalirnya kurang

baik (Voigt, 1994).

tg β = ........................................................................... ( 2 )

β = sudut diam

r = jari-jari kerucut

h = tinggi kerucut

4) Pengetapan

Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan yaitu dengan

melakukan penghentian (tapping) terhadap sejumlah serbuk dengan

menggunakan alat volumeter (mechanical tapping device). Pengetapan

dilakukan dengan mengamati perubahan volume sebelum pengetapan

(Vo) dan volume setelah pengetapan konstan (Vt).

Nilai indeks pengetapan dapat dihitung dengan rumus:

T%= x 100% .............................................................. (3)

25

Page 42: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Serbuk dapat dikatakan memiliki sifat air baik jika indeks

pemampatannya kurang dari 20% (Fashihi dan kanfer, 1986).

j. Pembuatan Tablet Kunyah

Granul yang telah diperiksa sifat fisiknya, ditambahkan bahan pelican

yaitu talk dan magnesium stearat. Kemudian dicampur sampai homogen dan

dicetak dengan mesin pencetak tablet single punch, dengan bobot

pertabletnya ± 1000 mg.

k. Pemeriksaan Tablet

1) Keseragaman Bobot

Menimbang 20 tablet, menghitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika

dihitung satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing

bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga

yang ditetapkan pada kolom A. Dan tidak satu tablet pun yang bobotnya

menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan

kolom B (Anonim, 1979).

Tabel 2. Penyimpangan Bobot Rata-Rata Tablet

Bobot rata-rataPenyimpangan bobot rata-rata dalam (%)

A B25 mg atau kurang 15 % 30 %

26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20 %151 mg sampai dengan 300 mg 7,5 % 15%

Lebih dari 300 mg 5 % 10 %

2) Kekerasan

Pemeriksaan kekerasan tablet menggunakan alat digital hardness

tester (Vanguard Pharmaceutical Machinery). Sebuah tablet diletakkan

pada alat dengan posisi horisontal, alat dikalibrasi hingga posisi 0,00.

26

Page 43: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Memutar alatnya hingga tablet patah. Membaca skala yang tertera pada

alat. Percobaan dilakukan 5 kali dan dihitung harga puratanya (Voigt,

1994). Kekerasan tersebut dinyatakan dalam kilogram.

3) Kerapuhan

20 tablet dibebasdebukan. Ditimbang dalam neraca analitik yang

dinyatakan sebagai M1. Kemudian dimasukkan ke dalam friabilator.

Alat dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 putaran permenit.

Setelah 4 menit, tablet dikeluarkan dari alat, dibebasdebukan lagi dan

ditimbang yang kemudian dinyatakan M2. Kerapuhan tablet dinyatakan

selisih berat tablet sebelum yang diuji tidak boleh berkurang lebih 1%

dari berat awal tablet awal uji (Mohrle, 1989).

Kerapuhan Tablet= x100% .................................. (4)

M1 = berat tablet mula-mula

M2 = berat tablet setelah perlakuan

4) Uji tanggapan rasa

Uji tanggap rasa dilakukan dengan teknik sampling acak ( random

sampling) kepada 10 subyek dengan cara sebagai berikut : subyek

ditemui dan dimintai untuk memberikan tanggapan tentang rasa tablet

ekstrak rimpang temu putih dengan mengisi angket yang disediakan.

Setiap responden mendapatkan kesempatan yang sama untuk merasakan

sampel dari formulasi tablet ekstrak rimpang temu putih. Tanggapan rasa

dikelompokkan dari tingkat manis, agak manis, agak pahit, pahit.

27

Page 44: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kemudian data disajikan dalam bentuk tabel menurut presentase

responden dengan tanggapan yang diberikan.

D. Pengumpulan Dan Analisis Statistik Data

1. Pendekatan Teoritis

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dibandingkan dengan

persyaratan tablet yang terdapat dalam Farmakope Indonesia dan kepustakaan

la in.

2. Analisis Statistik Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov

untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Data yang

terdistribusi normal dianalisis menggunakan uji t-test dengan taraf

kepercayaan 95%.

28

Page 45: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Determinasi Tanaman Temu Putih

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa, tanaman yang

sedang diteliti tersebut adalah benar-benar tanaman temu putih.

B. Hasil Pengolahan Simplisia Kering Rimpang Temu Putih

Simplisia kering dilakukan sortasi kering, kemudian memisahkannya dengan

pengotor lain yang terdapat dalam simplisia. Simplisia selanjutnya dikeringkan ke

dalam oven pada suhu 40oC sampai kering, setelah itu diserbuk dengan cara

digiling.

C. Hasil Pembuatan Ekstrak Kental Rimpang Temu Putih

Hasil dari pembuatan ekstrak kental rimpang temu putih dari 0,5 kg simplisia

kering dihasilkan ekstrak kental sebanyak 42,508 g ekstrak kental dengan

rendemen yang diperoleh adalah 8,50 %.

D. Hasil pemeriksaan Ekstrak Kental Rimpang Temu Putih

Pemeriksaan ekstrak kental dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kualitas ekstrak yang didapatkan, sehingga diharapkan dapat memenuhi kriteria

kualitas ekstrak kental yang sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki.

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan organoleptis dan uji daya lekat. Hasil

29

Page 46: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemeriksaan organoleptis ekstrak rimpang temu putih dapat dilihat pada tabel III

dibawah ini :

Tabel III. Hasil Pemeriksaan Organoleptis

Pemeriksaan Organoleptis HasilBentuk Ekstrak keringWarna KuningRasa PahitBau Khas seperti kunyit

Hasil pemeriksaan uji kelengketan ekstrak rimpang temu putih diperoleh rata-

rat 29’424” dengan 5 kali ulangan. Pemeriksaan uji kelengketan ini dilakukan

dengan cara menimbang 500 mg ekstrak rimpang temu putih kemudian diletakkan

diantara obyek dan ditindih dengan beban seberat 500 g se lama 5 menit. Gelas

objek dijepit pada alat yang diberi beban 70 gram. selanjutnya dihitung waktu

yang diperlukan untuk melepaskan gelas objek yang satu dengan yang la innya.

Semakin lama waktu yang dibutuhkan, semakin kental pula ekstrak yang

dihasilkan. Sehingga bahan pengering yang digunakan hanya sedikit.

E. Pembuatan Granul dengan Metode Granulasi Basah.

Pembuatan granul dilakukan dengan menggunakan metode granulasi basah,

karena metode ini mempunyai keuntungan dan mampu menghasilkan sediaan

tablet yang baik dan stabil serta tidak terlalu sulit untuk dilakukan

Pembuatan granul dimulai dengan mencampur zat aktif (ekstrak kental

rimpang temu putih) dengan aerosil 3%. Kemudian ditambah dengan bahan

pengisi(manitol), bahan pemanis (aspartam) dan bahan pengikat gelatin untuk

formulasi 1 dan amilum manihot untuk formulasi 2 . Cara pembuatan bahan

30

Page 47: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengikat pada formulasi 1 yaitu gelatin dengan cara gelatin dikembangkan dengan

menggunakan aquadest, sedangkan pada formulasi 2 yaitu amilum manihot dibuat

mucilago terlebih dahulu. Kemudian campuran tersebut diaduk sampai terbentuk

massa yang siap digranulasi. Massa granul diayak dengan menggunakan ayakan

16 hasilnya dikeringkan dalam oven pada suhu 40o C. Pengeringan disini

bertujuan untuk mengurangi konsentrasi kandungan air dalam serbuk. Granul

yang sudah dikeringkan diayak lagi dengan ayakan 18. Tujuan dari proses

granulasi disini adalah untuk memperbaiki sifat alir dan membantu pengikatan

antara granul dalam proses penabletan.

F. Hasil Pemeriksaan Sifat fisik granul

Sebelum granul dicetak menjadi tablet perlu diketahui sifat fisis granul, maka

dilakukan pemeriksaan kualitas fisik granul yaitu susut pengeringan, waktu alir,

sudut diam granul, dan pengetapan.

1. Susut Pengeringan Granul

Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap

termasuk air. Susut pengeringan granul dilakukan untuk metode granulasi

basah, dilakukan setelah granulasi siap untuk ditablet kemudian dimasukan ke

dalam alat moisture content balance sebanyak 2 gram dan pada suhu 105°C

kemudian ditunggu kurang lebih 4-6 menit sampai berat granul konstan. Susut

pengeringan granul yang baik adalah tidak lebih dari 2-5 % (Lachman dkk,

1986). Pengeringan granul yang baik akan menghasilkan tablet yang baik

karena mempunyai waktu alir yang baik sehingga granul akan kompak saat

31

Page 48: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pencetakan tablet. Hasil pemeriksaan susut pengeringan pada formulasi 1 dapat

dilihat pada tabel IV.

Tabel IV Hasil Susut Pengeringan

Formula Replikasi Berat awal(gram)

Berat akhir(gram)

LOD(%)

F1

1 2,02 1,96 3,02 2,01 1,98 1,53 2,02 1,98 2,0

Rata-rata 2,1

F2

1 2,00 1,95 2,5 2 2,01 1,96 0,5 3 2,01 1,98 1,5

Rata-rata 1,5

Keterangan : F1 : Formulasi 1 dengan pengikat gelatinF2 : Formulasi 2 dengan pengikat amilum manihot.

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa presentase rata rata LOD pada

formula 1 adalah 2,10 % dan presentase LOD pada formula 2 adalah 1,50%,

Sehingga dapat diketahui bahwa formula 2 memiliki susut pengeringan yang

kurang dari standart sehingga kadar airnya rendah dan terlalu kering, ini

dikarenakan dari karakteristik dari ekstrak itu sendiri dan juga karakteristik dari

masing-masing bahan.

Adanya kadar air dalam granul diperlukan untuk menjaga agar ikatan antar

partikel menjadi stabil, tetapi kadar air dalam granul tidak boleh terlalu tinggi

ataupun terlalu rendah. Kadar air yang terlalu tinggi akan menyebabkan granul

sukar mengalir pada waktu pengempaan karena menempel pada dinding

corong dan saluran antara corong dan die, sehingga mengganggu proses

penabletan. Sedangkan kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan ikatan

antar partikel menjadi rapuh dan tablet yang dihasilkan mudah melepaskan

partikel sehingga bobot tablet tidak bisa terjaga.

32

Page 49: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Waktu Alir granul

Waktu alir merupakan parameter sifat alir atau fluiditas granul yang

nantinya akan berpengaruh pada proses penabletan. Semakin kecil harga waktu

alir maka sifat alirnya akan semakin baik sehingga proses penabletan tidak

mengalami kesulitan. Hasil pemeriksaan waktu alir menunjukkan bahwa

penggunaan bahan pengikat gelatin terhadap mutu fisik granul yang

menunjukkan bahwa waktu alir granul kedua formula baik karena telah

memenuhi persyaratan yaitu tidak lebih dari 10 detik untuk 100 gram. Pada

pengujian ini didapatkan hasil yang berbeda dari masing-masing formula. Hasil

tersebut dapat diamati pada tabel V.

Tabel V. Hasil Pemeriksaan Waktu Alir Granul

Replikasi Waktu alir granul (detik)F1a F1b F2a F2b

1 8,40 8,02 8,42 7,802 8,30 8,04 8,40 8,203 8,30 8,03 8,08 6,00

x 8,33 8,03 8,30 7,33

SD 0,05 0,01 0,19 1,17

Keterangan:F1a : Formulasi 1 dengan pengikat gelatin tanpa pelicinF1b : Formulasi 1 dengan pengikat gelatin menggunakan bahan pelicinF2a : Formulasi 2 dengan pengikat amilum manihot tanpa pelicinF2b : Formulasi 2 dengan pengikat amilum manihot menggunakan bahan pelicin

Formula 2 mempunyai waktu alir lebih cepat dibandingkan dengan

formula 2. Selain itu terdapat perbedaan antara waktu alir sebelum dan setelah

diberi bahan pelicin, dimana waktu alir setelah diberi dengan bahan pelicin

menjadi lebih cepat dibandingkan dengan waktu alir yang tanpa penambahan

bahan pelicin. Hal ini dikarenakan bahan pelicin (Mg stearat) berfungsi untuk

memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi gesekan diantara

33

Page 50: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

partikel-partikel. Granul pada formula 2 dengan bahan pengikat amilum

manihot mampu membentuk suatu ikatan partikel sehingga secara bersamaan

menjadi granul yang bulat dan memiliki serbuk halus yang sedikit sehingga

memungkinkan granul mudah mengalir.

3. Sudut Diam Granul

Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel

bentuk kerucut dengan bidang horisontal bila sejumlah serbuk atau granul

dituang dalam alat pengukur. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh

bentuk, ukuran dan kelembaban granul atau serbuk.

Sudut diam granul dilakukan dengan cara 100 gram granul dimasukkan ke

dalam corong, massa yang jatuh akan membentuk kerucut, lalu tinggi (h) dan

jari-jari (r) kerucut diukur sehingga mendapat nilai α (α=arc tg h/r). Kriteria

sudut diam : α > 25o artinya sangat mudah mengalir, 25o < α < 40o artinya

mudah mengalir, dan α > 40o artinya sukar mengalir (Anonim, 1995).

Tabel VI. Hasil Sudut Diam Granul (º)

Replikasi Sudut Diam granul (detik)F1a F1b F2a F2b

1 31,038 30,419 28,767 27,8972 30,510 30,650 28,767 26,7873 30,510 30,650 27,847 27,897

x 30,686 30,573 28,460 27,527

SD 0,304 0,1333 0,531 0,565

Keterangan:F1a : Formulasi 1 dengan pengikat gelatin tanpa pelicinF1b : Formulasi 1 dengan pengikat gelatin menggunakan bahan pelicinF2a : Formulasi 2 dengan pengikat amilum manihot tanpa pelicinF2b : Formulasi 2 dengan pengikat amilum manihot menggunakan bahan pelicin

Hasil perhitungan formula 1 sebelum diberi bahan pelicin mempunyai

sudut diam rata-rata sebesar 30,686o dan setelah diberi bahan pelicin menjadi

34

Page 51: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30,573o. Sedangkan pada formula 2 sebelum diberi bahan pelicin mempunyai

sudut diam rata-rata 28,460o dan setelah diberi dengan bahan pelic in menjadi

27,527o.

Hasil yang diperoleh terdapat perbedaan antara sudut diam formula 1

dengan formula 2, Hal ini dikarenakan bentuk, ukuran dan kelembapan dari

granul pada masing-masing formula juga berbeda. Kelembapan pada formula 1

lebih tinggi daripada formula 2 sesuai dengan tabel susut pengeringan. Tetapi

pada kedua formula setelah diberi bahan pelicin mengalami penurunan sudut

diam yang menunjukkan bahwa kemampuan alir granul lebih baik dibanding

sebelum diberi bahan pelicin. Hasil sudut diam yang diperoleh sesuai dengan

kriteria 25o < α < 40o yang artinya mudah mengalir, sehingga granul tidak akan

mengalami kesulitan pada proses penabletan karena granul bersifat mudah

mengalir.

4. Uji Pengetapan

Uji pengetapan dilakukan untuk mengetahui sifat alir granul dengan

adanya ketukan. Pengujian dilakukan dengan mengamati pengurangan volume

yang dihasilkan akibat getaran dari granul dalam volumenometer. Dari data

tersebut maka dapat dihitung harga indeks pengetapan. Semakin kecil harga

indeks pengetapan semakin baik sifat fisik granul. Sifat fisik granul yang baik

adalah jika memiliki harga pengetapan lebih kecil 20 % (Lachman dkk, 1986).

Besar kecilnya indeks pengetapan dipengaruhi oleh bentuk granul, kerapatan

dan ukuran granul. Semakin besar indeks pengetapan mengakibatkan sifat alir

yang kurang baik sehingga berpotensi menurunkan kecepatan alir granul.

35

Page 52: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel VII. Hasil Uji Pengetapan

Uji Pengetapan F1 F2massa 39,114 38,438volume awal 100 100

volume akhir 94 92Berat jenis awal(m/v) 0,39 0,38Berat jenis akhir(m/v) 0,416 0,417% 6,25 8,87

Keterangan:F1 : Formulasi 1 dengan pengikat gelatin F2 : Formulasi 2 dengan pengikat amilum manihotDari data yang diperoleh indeks pengetapan yang dihasilkan tidak lebih

dari 20% yaitu formula 1 adalah 6,25 % dan formula 2 sebesar 8,87 %.

Densitas massa merupakan perbandingan antara bobot dan volume granul.

Semakin besar densitas massa granul maka semakin mudah granul mengalir.

Formula 1 dan Formula 2 memiliki densitas yang cukup besar yaitu 0,41 g/ml.

G. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet

Granul setelah diuji secara fisik dan telah memenuhi persyaratan, kemudian

dilakukan pencetakan dengan menggunakan mesin pencetak tablet. Tablet yang

telah dibuat, kemudian dilakukan pengujian terhadap kualitas tablet meliputi

keseragaman bobot, kekerasan dan kerapuhan.

1. Keseragaman Bobot

Hasil pemeriksaan keseragaman bobot tablet kunyah ekstrak temu putih

dengan bahan pengikat gelatin pada tabel IX tersebut menunjukkan hasil yang

baik yaitu CV (koefisien variasi) <5%. Hal ini disebabkan karena granul

memiliki sifat alir yang baik sehingga pada saat pembuatan tablet pengisian

ruang kompresi dapat konstan yang menghasilkan berat tablet yang konstan.

Granul yang sifat dan sudut diamnya baik (memenuhi syarat) mampu mengalir

36

Page 53: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ke dalam die secara periodik dan konstan sehingga menghasilkan bobot tablet

yang seragam karena waktu alirnya yang cepat sehingga die dapat selalu terisi

selama proses penabletan.

Tabel VIII. Hasil Pemeriksaan Penyimpangan Keseragaman Bobot Tablet

Formula Penyimpangan 5% Penyimpangan 10%F1 1006,65o 50,33 1006,65o100,66F2 1005,55o 50,28 1006,65o100,55

Keterangan : F1=Formulasi 1 dengan bahan pengikat gelatinF2=Formulasi dengan bahan pengikat amilum manihot

Tabel IX. Hasil pengujian Keseragaman Bobot Tablet (mg)

Tablet F1 F21 1009 10072 1007 10073 1007 10054 1001 10095 1007 10086 1008 10047 1013 10138 1004 10019 1010 1003

10 1003 100411 1004 100512 1006 100713 1009 100214 1007 100715 1002 100416 1004 100217 1009 100418 1005 100219 1009 100920 1009 1008

x 1006,65 1005,55

SD 3,01357 3,03445CV 0,29% 0,30%

Keterangan:F1 : Formulasi 1 dengan pengikat gelatin F2 : Formulasi 2 dengan pengikat amilum manihot

Pemeriksaan keseragaman bobot tablet menunjukkan bahwa kedua

formula memenuhi syarat keseragaman bobot tablet dalam farmakope

Indonesia III, karena tidak ada 2 tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5

37

Page 54: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

% dari bobot rata-rata tablet dan tidak satupun tablet yang bobotnya

menyimpang lebih besar dari 10 % dari bobot rata-rata tablet. Perhitungan

keseragam tablet menurut FI dapat dilihat pada lampiran 12.

Hasil ini menunjukkan bahwa waktu alir dari granul baik, dimana granul

yang memenuhi ruang cetakan seragam sehingga keseragaman bobot tablet

baik (Ansel, 1981). Hasil Uji statistik Kolmogorov-Smirnov keseragaman

bobot tablet kunyah ekstrak etanol 70% rimpang temu putih dengan bahan

pengikat gelatin dan amilum merupakan data terdistribusi normal sehingga

dapat diteruskan dengan uji t, dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran 13.

Data tersebut menunjukkan bahwa dari formula 1 dan 2 tidak ada beda

secara bermakna pada taraf kepercayaan 95% yang artinya bahwa variasi bahan

pengikat gelatin dan amilum manihot tersebut tidak mempengaruhi

keseragaman bobot tablet tersebut.

2. Kekerasan Tablet

Pada tablet kunyah tingkat kekerasan tablet lebih tinggi daripada sediaan

tablet biasa dikarenakan tablet kunyah harus melarut perlahan lahan didalam

mulut. Kekerasan tablet dalam tablet kunyah digunkan untuk membantu

ketahanan fisik tablet selama proses distribusi.

Hasil pada tabel X dapat dilihat bahwa formula 2 menghasilkan tablet

yang lebih keras daripada formula 1. Penggunaan bahan pengikat yang terlalu

banyak akan membuat massa granul terlalu basah dan granul yang terlalu keras

sehingga menjadikan tablet memiliki kekerasan yang tinggi. Untuk tekanan

kompresi yang digunakan adalah tekanan kompresi tinggi yang dikendalikan,

38

Page 55: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan kedalaman punchnya sebesar 7,3 semakin tinggi tekanan/punch atas turun

kebawah semakin tipis ketebalan dari tabletnya.

Tabel X. Hasil Pengujian Kekerasan Tablet (Kg)

Tablet F1 F2 1 15 17,92 15,3 173 15,8 17,84 14,8 17,95 15,2 18,16 15,2 18,27 15,2 17,88 15,8 18,29 15,7 17,8

10 15,8 18,1

x 15,38 17,88

SD 0,37 0,35

Keterangan:F1 : Formulasi 1 dengan pengikat gelatin F2 : Formulasi 2 dengan pengikat amilum manihot.

Hasil uji statistik kolmogorov-smirnov kekerasan tablet kunyah etanol

70% rimpang temu putih dengan bahan pengikat gelatin dan amilum manihot

merupakan data yang terdistribusi normal sehingga dapat diteruskan dengan uji

t, hasilnya dapat dilihat pada lampiran 14

Data hasil uji statistik kekerasan tablet dengan bahan pengikat Gelatin dan

amilum tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna pada

taraf kepercayaan 95% artinya variasi bahan pengikat (gelatin dan amilum)

mempengaruhi kekerasan masing-masing formula.

3. Kerapuhan tablet

Kerapuhan tablet merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan

dalam pembuatan tablet, maka diusahakan harus memenuhi persyaratan

mengenai kerapuhan tablet. Kerapuhan tablet menunjukkan ketahanan tablet

39

Page 56: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam melawan goncangan mekanik. Bahan pengikat berperan penting dalam

hal ini. Hasil pada tabel XI dapat dilihat bahwa kedua formula memiliki

kerapuhan kurang dari 0,8% sehingga dapat dikatakan bahwa tablet dari kedua

formula yang diuji memenuhi persyaratan tingkat kerapuhan yaitu kurang dari

0,8 % (Voigt, 1984).

Hasil u ji statistik kolmogorov-smirnov kerapuhan tablet kunyah ekstrak

etanol 70% rimpang temu putih dengan variasi bahan pengikat gelatin dan

amilum merupakan data terdistribusi normal sehingga dapat diteruskan dengan

uji t, hasilnya dapat dilihat pada lampiran 15.

Tabel XI. Hasil pengujian Kerapuhan Tablet (%)

Replikasi F1(%) F2(%)1 0,446 0,3932 0,471 0,2833 0,476 0,353

x 0,464 0,343

SD 0,016 0,055

Keterangan : F1 : Formulasi 1 dengan pengikat gelatinF2 : Formulasi 2 dengan pengikat amilum manihot.

Data hasil uji statistik kerapuhan tablet dengan variasi bahan pengikat

(gelatin dan amilum) tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara

bermakna pada taraf kepercayaan 95% yang artinya variasi bahan pengikat

gelatin dan amilum tidak mempengaruhi kerapuhan masing-masing formula.

4. Uji tanggapan rasa

Uji tanggapan rasa di atas memperlihatkan adanya perbedaan responden

tentang rasa tablet kunyah yang diuji. Tablet kunyah dalam formula

menggunakan bahan pemanis aspartam. Penelitian ini menggunakan mannitol

40

Page 57: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai bahan pengisi, semakin banyak bahan pengikat yang dipakai, maka

jumlah mannitol semakin kecil. Dengan pemakaian bahan pengikat gelatin

akan membuat formula serbuk berikatan dengan manitol sehingga dapat

menutupi rasa manisnya, sedangkan untuk bahan pengikat amilum manihot

mempunyai sifat tidak berbau dan tidak berasa sehingga tidak menutupi rasa

dari manitol itu sendiri dan rasa yang dihasilkan lebih manis daripada dengan

bahan pengikat gelatin. Pemanis yang digunakan dalam formula tablet kunyah

ini adalah aspartam 30 mg pertablet untuk pemakaian 3 kali sehari 2 tablet.

Tabel XII. Uji tanggapan rasa tablet kunyah.

Bahan Pengikat Pendapat responden tentang rasa tablet KesimpulanMAP PAM AP PGelatin 7 3 - - DiterimaAmilum manihot 9 1 - - Diterima

Keterangan : MAP = manis agak pahit, PAM=pahit agak manis, AP= agak pahit, P=pahit, Persyaratan tablet kunyah dapat diterima bila lebih dari 50% responden menyatakan dapat menerima rasa tablet kunyah tersebut.

Data tersebut menunjukkan bahwa formula 2 lebih baik daripada formula

1. Dengan parameter penerimaan rasa responden menerima rasa manis agak

pahit ini dikarenakan adanya kurkumin bahan aktif yang berada dalam temu

putih mempunyai sifat pahit.

41

Page 58: Octavina Kurniawati M3508059

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Ekstrak rimpang temu putih dapat dibuat tablet kunyah yang memenuhi

persyaratan sesuai dengan farmakope dan literatur lain dalam hal mutu sifat

fisik tablet, meliputi u ji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji kerapuhan dan

uji tanggapan rasa.

2. Variasi bahan pengikat gelatin dan amilum manihot tidak mempengaruhi

keseragaman bobot dan kerapuhan tablet sedangkan variasi bahan pengikat

gelatin dan amilum manihot mempengaruhi kekerasan tablet masing masing

formula.

.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan bahan pengikat lain untuk

tablet kunyah ektrak rimpang temu putih

2. Perlu dilalukan juga penelitian dengan menggunakan bahan pengikat dengan

konsentrasi yang bervariasi.

42