18
Obat Anestesia Obat-obat Anestesia Intravena Obat anestesia intravena dapat digolongkan dalam 2 golongan: 1. Obat yang terut ama di gunakan untuk induks i an estes ia. 2. Oba t yan g digunak an baik sendir i maupun kombi nas i untuk mendapat keada an seper ti  pada neuroleptanalgesia (misalnya droperidol), anestesia dissosiasi (misalnya ketamin), sedativa (misalnya diazepam). Pada umumnya sebagian besar obat anestesia intravena dapat digunakan untuk: 1. Oba t induks i untuk ane ste sia umum. 2. Obat tunggal untuk a neste sia pada pembedahan-p embeda han yang singkat. . !a mba han unt uk obat i nhal asi y ang kur ang kuat. ". Oba t tambaha n untu k anes tes ia re gional . #. $enghi langkan keadaan p atolog is aki bat ra nsangan s ara% pu sat (sedasi). &da 'ara pemberian anestesia intravena : 1. ebagai ob at tungga lsun tikan int ravena tu nggal (se kali su ntik) unt uk induks i aneste sia atau pada operasi-operasi singkat hanya obat ini sa*a yang dipakai. 2. unti k berulang , untuk pros edur yang t idak meme rlukan ane stes ia inhal asi denga n dosis ulangan lebih ke'il dari dosis permulaan sesuai kebutuhan. . +eat in%us, untuk menambah daya anestesia inhala si. ari berma'am-ma'am obat anestesia intravena, hanya beberapa sa*a yang sering digunakan yaitu golongan barbiturat, ketamine dan diazepam. A. Tiopen tone S odium (Tiope ntal, P entotal Intrave na) emua golongan barbitura te untuk keperluan klinik berada dalam bentuk garam sodium (bubuk kuning). ilarutkan dalam air men*adi larutan 2,# atau # dengan p/ 10,. alam  bentuk larutan Pentotal tidak stabil tapi d apat disimpan 2"-" *am tanpa membahayakan, asalkan masih tetap *ernih. ian*urkan untuk segera memakai larutan yang telah dipersiapkan. ntuk menghilangkan e%ek negative dari !iopentalm dian*urkan memakai larutan 2,#. 1

Obat Anestesi IV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Anestesia

Citation preview

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 1/18

Obat Anestesia

Obat-obat Anestesia Intravena

Obat anestesia intravena dapat digolongkan dalam 2 golongan:

1. Obat yang terutama digunakan untuk induksi anestesia.

2. Obat yang digunakan baik sendiri maupun kombinasi untuk mendapat keadaan seperti

 pada neuroleptanalgesia (misalnya droperidol), anestesia dissosiasi (misalnya ketamin),

sedativa (misalnya diazepam).

Pada umumnya sebagian besar obat anestesia intravena dapat digunakan untuk:

1. Obat induksi untuk anestesia umum.2. Obat tunggal untuk anestesia pada pembedahan-pembedahan yang singkat.

. !ambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat.

". Obat tambahan untuk anestesia regional.#. $enghilangkan keadaan patologis akibat ransangan sara% pusat (sedasi).

&da 'ara pemberian anestesia intravena :

1. ebagai obat tunggalsuntikan intravena tunggal (sekali suntik) untuk induksi anestesia

atau pada operasi-operasi singkat hanya obat ini sa*a yang dipakai.

2. untik berulang, untuk prosedur yang tidak memerlukan anestesia inhalasi dengan dosis

ulangan lebih ke'il dari dosis permulaan sesuai kebutuhan.. +eat in%us, untuk menambah daya anestesia inhalasi.

ari berma'am-ma'am obat anestesia intravena, hanya beberapa sa*a yang sering digunakan

yaitu golongan barbiturat, ketamine dan diazepam.

A. Tiopentone Sodium (Tiopental, Pentotal Intravena)

emua golongan barbiturate untuk keperluan klinik berada dalam bentuk garam sodium

(bubuk kuning). ilarutkan dalam air men*adi larutan 2,# atau # dengan p/ 10,. alam

 bentuk larutan Pentotal tidak stabil tapi dapat disimpan 2"-" *am tanpa membahayakan, asalkan

masih tetap *ernih. ian*urkan untuk segera memakai larutan yang telah dipersiapkan. ntuk 

menghilangkan e%ek negative dari !iopentalm dian*urkan memakai larutan 2,#.

1

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 2/18

1. $etabolisme

$etabolisme !iopental terutama ter*adi di hepar, hanya sebagian ke'il keluar leat urine

tanpa mengalami perubahan. !iopental 10-1# dari dalam tubuh akan dimetabolisir tiap *am.

Pulih sadar yang 'epat setelah !iopental disebabkan oleh peme'ahan dalam hepar yang

'epat. iilusi dalam darah dan di distribusi ke *aringan tubuh yang lain. Oleh karena itu

!iopental termasuk obat dengan daya ker*a sangat singkat (ultra short acting  barbiturate).

!iopental dalam *umlah ke'il masih dapat ditemukan dalam darah 2" *am setelah pemberian.

Oleh karena itu dapat membahayakan bagi pasien tanpa raat inap yang masih harus

mengendarai kendaraan bermotor setelah sadar dari e%ek !iopental.

2. 3armakologi

a. usunan sara% pusateperti golongan barbiturat lain, !iopental menimbulkan sedasi, hipnosis (tertidur) dam

depresi pernapasan, tergantung dosis dan ketepatan pemberian. 4%ek analgesia sedikit dan

terhadap P terlihat adanya depresi dan penurunan kesadaran se'ara progresi%. 5ontak 

dengan lingkungan, dengan gerakan-gerakan dan kemampuan men*aab pertanyaan

 pelan-pelan menghilang. b. istem 6espirasi

4%ek utama adalah depresi pusat pernapasan, tergantung besar dosis dan ke'epatan

in*eksi. 4%ek ini akan bertambah *elas bila sebelumnya diberikan opioide atau obat

depresan yang lain.

'. istem 5ardiovaskular!iopental mendepresi pusat vasomotor dan kontraktilitas miokard yang mengakibatkan

vasodilatasi, sehingga dapat menurunkan 'urah *antung dan tekanan darah. 4%ek ini

tergantung dosis dan lebih nyata pada pasien dengan penyakit kardiovaskular.

. 5omplikasi anestesia dengan !iopental

+okal :a. 7n*eksi perivena: obat masuk *aringan perivena akan menimbulkan rasa nyeri, bengkak,

kemerahan, dapatr ter*adi nekrosis. ntuk menghindari e%ek ini sebaiknya memakai

larutan 2,#. ntuk mengurangi rasa sakit disuntik Pro'ain 1 kurang lebih 10 ''

ditempat tersebut.

 b. 7n*eksi intra arteri: akan memberi rasa terbakar, ter*adi spasme arteri dan kemungkinan

trombosis.

mum :

2

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 3/18

a. epresi pernapasan, disebabkan karena pemberian terlalu banyak (overdosis) atau terlalu

'epat. b. /ipotensi (syok) karena overdosis relati%, ter*adi vasodilatasi dan depresi miokard.

'. Pas'a operasi: vertigo, disorientasi

d. 6eaksi ana%ilaksis.

". osis

ntuk hipnosis sangat sulit ditemukan, bersi%at individual, tetapi pada umumnya untuk orang

deasa sehat, dosis hipnosis berkisar antara -# mgkg88. 8iasanya untuk menghindarkan

e%ek negati% dari !iopental diberikan dosis ke'il terlebih dahulu #0-9# mg sambil menunggu

reaksi dari pasien.

#. 5euntungan !iopental

a. 7nduksi mudah dan 'epat

 b. elirium tidak ada'. epat pulih dan sadar

d. 7ritasi mukosa *alan napas tidak ada.

;. 5ekurangan !iopental

a. epresi pernapasan b. epresi kardiovaskular, terutama pada pasien dengan risiko

'. enderung ter*adi spasme laring

d. 6elaksasi otot perut kurang

e. 8ukan analgetika.

9. 7ndikasi pemakaian !iopental

a. 7nduksi pada anestesia umum b. Operasitindakan yang singkat (reposisi %raktur, insisi, *ahit luka, dilatasi dan kuretase)

'. edasi pada analgesia regional

d. $engatasi ke*ang pada eklampsia, epilepi, tetanus, dll.

. 5ontra indikasi pemakaian !iopental

5ontra indikasi &bsolut:

a. tatus asmatikus b. Por%iria : suatu penyakit yang digolongkan dalam gangguan metabolism dimana

thiopental dapat mengakibatkan kelumpuhan otot-otot pernapasan yang dapat berakibat

%atal.

5ontra indikasi relati% (harus hati-hati pada pemakaiannya):

3

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 4/18

a. yok, karena si%at-si%at !iopental yaitu vasodilatasi peri%er, depresi P, maka

 pemakaiannya pada syok harus hati-hati (dosis dikurangi) karena mengganggu

mekanisme kompensasi tubuh.

 b. Pada anemia, uremia, dis%ungsi hepar, dosis harus dikurangi.

'. Pada dispnea berat baik karena penyakit paru-paru atau *antung.d. &sma bronkial

e. $iastenia gravis

%. <ena yang sulit ditemukan.g. 6iayat alergi terhadap !iopental.

B. Ketamine (Ketalar)

5etamine adalah suatu =rapid acting non barbiturate general anesthetic> termasuk 

golongan Phenyl y'lohe?ylamine dengan rumus kimia : 2-(0-hlorophenil)-

2(methylamiamino)y'lohe?anone hydro'hloride. 5etamin adalah obat yang menghasilkan

anestesi disosiasi, yang kemudian ditandai dengan disosiasi pada 44@ diantara talamokortikal

dan sistem limbik. &nestesi disosiasi menyerupai kondisi kataleptik dimana mata masih tetap

terbuka dan ada nistagmus yang lambat. Pasien tidak dapat berkomunikasi, meskipun dia tampak 

sadar. 6e%leks-re%leks masih dipertahankan seperti re%leks kornea, re%leks batuk dan re%leks

menelan, namun semua re%leks ini tidak boleh dianggap sebagai suatu proteksi terhadap *alan

na%as. <ariasi tingkat hipertonus dan gerakan otot rangka tertentu sering kali ter*adi dan tidak 

tergantung dari stimulasi bedah. 5etamin mempunyai e%ek sedati% dan analgetik yang kuat.

osis induksi 1-2 mgkg88 intravena, -# mgkg88 intramuskular. Pada dosis subanestesi

ketamin menghasilkan e%ek analgetik yang memuaskan.

1. $ekanisme &ksi

5etamin berikatan se'ara non kompetiti% terhadap tempat terikatnya phen'y'lidine pada

reseptor A-methyl--aspartate (A$&), suatu subtipe dari reseptor glutamat, yang berlokasi di

saluran ion. 5etamin menghambat aliran ion transmembran. 6eseptor A$& adalah suatu

reseptor saluran kalsium. &gonis endogen dari reseptor ini adalah neurotransmiter eksitatori

seperti asam glutamat, asam aspartat, dan glisin. Pengakti%an dari reseptor mengakibatkan

terbukanya saluran ion dan depolarisasi neuron. 6eseptor A$& ini terlibat dalam input

sensoris pada level spinal, talamik, limbik dan kortikal. 5etamin menghambat atau

menginter%erensi input sensoris ke sentral yang lebih tinggi dari sistem sara% pusat, dimana

terdapat respon emosional terhadap stimulus dan pada tempat untuk proses bela*ar dan memori.

4

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 5/18

5etamin menghambat pengakti%an dari reseptor A$& oleh glutamat, mengurangi pelepasan

glutamat di presinaps dan meningkatkan e%ek dari neurotransmiter inhibisi @&8&.5etamin *uga berinteraksi dengan reseptor mu, delta dan kappa opioid. 4%ek analgesi

ketamin mungkin disebabkan oleh pengakti%an reseptor ini di sentral dan spinal.

8eberapa e%ek ketamin dapat disebabkan karena ker*anya pada sistem katekolamin,dengan meningkatkan aktivitas dopamin. 4%ek dopaminergik ini mungkin berhubungan dengan

e%ek eu%oria, adiksi dan psikotomimetik dari ketamin. 5er*a dari ketamin ini *uga disebabkan

oleh e%ek agonis pada reseptor adrenergik B dan C, e%ek antagonis pada reseptor muskarinik di

sistem sara% pusat, dan e%ek agonis pada reseptor D.

2. 3armakokinetik

5etamin dapat diberikan melalui oral, rektal, intranasal, intra-muskular ataupunintravena. ntuk operasi dan mana*emen nyeri paska bedah ketamin dapat diberikan se'ara

intratekal dan epidural. 3armakokinetik ketamin menyerupai tiopental yaitu onset yang 'epat,

durasi yang relati% singkat, dan kelarutan dalam lemak yang tinggi. /al ini disebabkan karena

ketamin mempunyai berat molekul yang ke'il dan p5a yang mendekati p/ %isiologi, sehinga

dengan 'epat meleati saar darah otak dan mempunyai onset 0 detik setelah pemberian

intravena. 5onsentrasi plasma pun'ak dari ketamin ter*adi dalam 1 menit setelah pemberian

intravena dan bertahan selama #-10 menit, dan # menit setelah in*eksi intramuskular, bertahan

12-2# menit. osis yang berikan 1-" mgkg dengan dosis rata-rata 2 mgkg dengan lama ker*a

kira-kira 1#-20 menit, dosis tambahan 0,# mgkg sesuai kebutuhan. ntuk intra muskular dosis

yang berikan ;-1 mgkg, dosis rata-rata 10 mgkg dengan lama ker*a kurang lebih 10-2# menit.

!erutama untuk anak dengan ulungan setengah dosis aal.

5etamin tidak terikat se'ara signi%ikan pada plasma dan didistribusikan dengan 'epat

 pada *aringan. Pada aalnya ketamin didistribusikan pada *aringan yang per%usinya tinggi seperti

otak, dimana konsentrasi pun'ak mungkin " sampai # kali dari darah. 5elarutan yang tinggi

dalam lemak menyebabkan 'epat menembus saar darah otak. elan*utnya, ketamin

menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak sehingga mempermudah per*alanan obat dan

kemudian menambah 'epat konsentrasi obat dalam otak. 5emudian didistribusikan kembali dari

otak dan *aringan yang per%usinya tinggi ke *aringan yang per%usinya rendah.

&ngka klirens dari ketamin relati% tinggi yaitu 1 litermenit, mendekati aliran darah hepar 

yang berarti perubahan pada aliran darah hepar mempengaruhi klirens dari ketamin. istribusi

5

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 6/18

volume yang besar yaitu litermenit, menghasilkan eliminasi aktu paruh yang 'epat yaitu 2-

 *am.

. 3armakodinamik 

a. usunan ara% Pusat (P)

5etamin menghasilkan stadium anestesi yang disebut anestesi disosiasi. Pada

susunan sara% pusat, ketamin beker*a di sistem proyeksi talamoneokortikal. e'ara

selekti% menekan %ungsi sara% di korteks (khususnya area asosiasi) dan talamus ketika

se'ara terus menerus merangsang bagian dari sistem limbik, termasuk hipokampus.

Proses ini menyebabkan disorganisasi %ungsional pada *alur non-spesi%ik di otak tengah

dan area talamus. &da *uga pendapat baha ketamin menekan transmisi impuls di

%ormasi retikular medula medial, yang berperan pada transmisi komponen emosi

nosisepti% dari spinal 'ord ke pusat otak yang lebih tinggi. 5etamin *uga dianggapmenduduki reseptor opioid di otak dan spinal 'ord, yang menyebabkan ketamin memiliki

si%at analgetik. 7nteraksi pada reseptor A$& *uga menyebabkan e%ek anestesi umum

sebaik e%ek analgesia dari ketamin. 5etamin meningkatkan metabolisme otak, aliran

darah otak dan tekanan intra kranial. engan peningkatan aliran darah otak yang se*alan

dengan peningkatan respon sistem sara% simpatis, maka tekanan intrakranial *uga

meningkat setelah pemberian ketamin. /al ini dapat dikurangi dengan pemberian

diazepam ataupun tiopental.

5etamin menyebabkan reaksi psikis yang tidak disukai yang ter*adi pada saat

 bangun yang disebut emergen'e rea'tion. $ani%estasi dari reaksi ini yang bervariasi

tingkat keparahannya adalah berupa mimpi buruk, perasaan melayang, ataupun ilusi yang

tampak dalam bentuk histeria, bingung, euphoria dan rasa takut. /al ini biasanya ter*adi

dalam satu *am pertama pemulihan dan akan berkurang satu *am sampai beberapa *am

kemudian. b. istem 5ardiovaskular 

!ekanan darah akan naik baik sistolik maupun diastoli'. 5enainak rata-rata antara 20-

2# dari tekanan darah semula men'apai maksimum beberapa menit setelah suntikan

dan akan turun kembali dalam 2# menit kemudian, denyut *anting akan meningkat. 4%ek 

ini disebabkan adanya aktivitas sara% simpatis yang meningkat dan depresi baroreseptor.

4%ek ini dapat di'egah dengan pemberian premedikasi opioid, hiostine. &ritmia *arang

ter*adi.'. istem 6espirasi

6

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 7/18

epresi pernapasan ke'il sekali dan hanya sementara, ke'uali dosis terlalu besar dan

adanya obat-obat depresan sebagai premedikasi. 5etamine menyebabkan dilatasi bronkus

dan bersi%at antagonis terhadap e%ek konstriksi bronkus oleh histamine. 8aik untuk 

 penderita asma dan untuk mengurangi spasme bronkus pada anestesia umum yang masih

ringan.

". 7nteraksi

Obat pelumpuh otot nondepolarisasi dipotensiasi oleh ketamin. 5ombinasi teo%ilin

dengan ketamin dapat mempredisposisi pasien terhadap ke*ang. iazepam mengurangi e%ek 

stimulasi terhadap kardiovaskular dan memperpan*ang aktu paruh eliminasinya, sehingga

aktu pulih sadar ketamin men*adi tertunda. 5etamin menyebabkan depresi otot *antung ketika

diberikan bersamaan dengan halotan. /alotan memperlambat distribusi dan menghambatmetabolisme hepatik ketamin, sehingga memperpan*ang e%ek ketamin terhadap susunan sara% 

 pusat. A2O mengurangi dosis ketamin dan memperpendek aktu pulih sadar ketamin.

Pemberian berulang ketamin dapat menyebabkan toleransi. 4%ek ini dapat ter*adi se'ara

akut yang disebabkan oleh perubahan pada tempat ketamin beker*a daripada karena peningkatan

dalam ke'epatan metabolisme, yang tampak dari ter*adinya toleransi ini setelah suntikan

 pertama, tanpa perubahan dalam konsentrasi plasma.

#. 4%ek samping

5etamin mempunyai e%ek samping berupa mual, muntah, e%ek psikomimetik seperti

halusinasi, diplopia, mimpi buruk, ansietas, euphoria.

;. 7ndikasi pemberian 5etaminea. ntuk prosedur dimana pengendalian *alan napas sulit, misal pada koreksi *aringan

sikatrik daerah leher, disini untuk melakukanintubasi kadang sulit.

 b. ntuk prosedur diagnosti' pada bedah sara%radiologi (arteriogra%i).'. !indakan ortopedi (reposisi, biopsy)

d. Pada pasien dengan risiko tinggi, ketamine tidak mendepresi %ungsi vital. apat dipakai

untuk induksi pada syok.e. ntuk tindakan operasi ke'il.

%. itempat dimana alat-alat anestesi tidak ada.

g. Pasien asma.

9. 5ontra indikasi

a. Pasien hipertensi dengan sistolik 1;0 mm/g istirahat dan diastolik 100 mm/g

 b. Pasien dengan riayat <

7

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 8/18

'. ekompensasio 'ordis

/arus hati-hati pada riayat kelainan *ia, operasi-operasi daerah %aring karena re%leks

masih baik.

C. Diaepam (!alium)

!ermasuk golongan benzodiazepine yang ber%ungsi sebagai suatu tranEuillizer (obat

 penenang). Pada dosis rendah timbul sedasi, sedang dosis besar akan bersi%at hipnotik (obat

tidur)

1. 3armakologi4%ek terhadap P bervariasi dari orang ke orang lain. Pada satu pasien mungkin akan

kehilangan kesadaran setelah dosis ke'il. Pada pasien lain, dengan dosis 1 mgkg baru

tertidur.$empunyai e%ek sebagai pelemas otot (ringan) beker*a ditingkat supra spinal mungkin di

%ormasioretikularis di batang otak. $enimbulkan amnesia anterograd.

2. istem 5ardiovaskular

Pengaruhnya minimal sekali, baik terhadap kontraksi maupun denyut *antung, ke'uali pada

dosis terlalu besar. /ipotensi kadang ter*adi disebabkan oleh re%leks relakasasi pembulih

darah peri%er, bukan karena depresi terhadap miokard.

. istem 6espirasi

$enimbulkan depresi ringan terhadap pernapasan yang biasanya tidak serius. 5ombinasi

diazepam dan opioid akan menimbulkan depresi pernapasan yang lebih besar daripada bila

diberiksan sendiri-sendiri. /al ini mungkin karena kedua obat tersebut saling berkompetisi

dalam mendapatkan enzim untuk detoksikasinya.

". Penggunaan klinis diazepam

a. Premedikasi valium 7.$ (10 mg) atau oral (#-10 mg) b. ntuk induksi 0,2-0,; mgkg88 terutama untuk = poor risk >

'. edasi pada anestesia 7<d. edasi basal pada anestesia regional

e. $enghilangkan halusinasi karena ketamine.

ntuk induksi pada anestesia umum dosisnya 0,2 F 1 mgkg88. Pemberian dosis 0,1; F 02

mgkg88 akan menimbulkan perubahan tekanan darah yang minimal dan depresi pernapasan

ringan dan hanya sebentar. 7nduksi sampai tertidur biasanya perlu dosis besar.

8

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 9/18

Penggunaan lain:

- ntuk sedasi pada analgesia regional (# -10 mg)

- ntuk kardioversi (# -20 mg)

- 4ndoskopi

- edasi pas'a bedah- ntuk mengendalikan ke*ang pada epilepsi, eklampsia. iazepam *angan di'ampur 

dengan obat lain dan harus disuntikkan pada vena besar untuk men'egah trombo%lebitis.

D. "eurolepti#a

roperidol (dehidribenzperidol, droleptan)

!urunan butirophenon (8utyrophenone)

1. Penggunaan

- Premedikasi 0,# F 2 ml, mempunyai e%ek anti muntah yang baik.- Pada bedah sara% dimana dibutuhkan kesadaran pasien misalnya operasi stereotatik.

- iagnostik: bronkoskopi, eso%agoskopi, gastroskopi

- ebagai suplemen pada pemberian pentotal, pelemas otot dan anestesia A2O dan O2.

osis # F 20 mg, tergantung dari situasi dapat diberikan dosis tambahan diikuti dengan

 pemberian %entanyl dan selan*utnya dilakukan intubasi endotrakeal dan pernapasan di

kontrol.

- ebagai sedasi pada regional anestesia.

- i 7 untuk membantu prosedur intubasi dan pemberian pernapasan tekanan positi%.

/arus hati-hati karena mempunyai e%ek samping antara lain diskinesi ekstra pyramidal,

hipotensi, dan dapat memperberat asma.

$. $tomidate (%&pnomidate)

$erupakan ethyl-1-(&l%aomethylbenzyl)midazole, sebagai 5ristal putih, dapat larut di dalam

air, etanol dan propylene gly'ol.

osis diberikan 0, mgkg88, kemasan 10 ml berisi 2 mgml yang terlarut dalam air dan

# propylene gly'ol.

igunakan pada keadaan kardiovaskular stabil dan pulih sadar 'epat, dapat digunakan untuk 

induksi pada pasien yang sakit dan syok. Pada dosis ini *arang menimbulkan ge*ala

ana%ilaktik.

'. Propool

Propo%ol (2,;-diisopropylophenol) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1G99,

dilarutkan dalam kremo%or karena si%atnya yang tidak larut dalam air. 5emudian propo%ol ini

ditarik dari peredaran karena pernah dilaporkan ter*adinya insiden reaksi ana%ilaktik pada saat

9

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 10/18

 penyuntikan. Pelarut yang adekuat untuk propo%ol ditemukan berdasarkan penelitian klinis pada

tahun 1G dan dipakai di seluruh dunia sampai saat ini.Propo%ol men*adi obat pilihan induksi anestesia, khususnya ketika bangun yang 'epat dan

sempurna diperlukan. 5e'epatan onset sama dengan barbiturat intravena, masa pemulihan lebih

'epat dan pasien dapat pulang berobat *alan lebih 'epat setelah pemberian propo%ol. 5elebihan

lainnya pasien merasa lebih nyaman pada periode paska bedah dibanding anestesi intravena

lainnya. $ual dan muntah paska bedah lebih *arang karena propo%ol mempunyai e%ek anti

muntah. $ungkin dapat ter*adi depresi pernapasan sedikit, dan *uga ada penurunan tekanan

darah. apat menimbulkan nyeri pada suntikan 7< karena itu sebaiknya menyuntik pada vena

 besar. 7n%us propo%ol dapat digunakan untuk sedasi.

1. $ekanisme ker*a

Propo%ol adalah modulator selekti% dari reseptor gamma amino butiric acid  (@&8&&) dantidak terlihat memodulasi saluran ion ligand lainnya pada konsentrasi yang relevan se'ara klinis.

Propo%ol memberikan e%ek sedati% hipnotik melalui interaksi reseptor @&8&&. @&8& adalah

neurotransmiter penghambat utama dalam susunan sara% pusat. 5etika reseptor @&8&&

diakti%kan, maka konduksi klorida transmembran akan meningkat, mengakibatkan

hiperpolarisasi membran sel postsinap dan hambatan %ungsional dari neuron postsinap. 7nteraksi

 propo%ol dengan komponen spesi%ik reseptor @&8&&  terlihat mampu meningkatkan la*u

disosiasi dari penghambat neurotransmiter, dan *uga mampu meningkatkan lama aktu dari

 pembukaan klorida yang diakti%kan oleh @&8& dengan menghasilkan hiperpolarisasi dari

membran sel.

2. 3armakokinetikPemberian propo%ol 1.# F 2.# mgkg 7< (setara dengan tiopental "-# mgkg 7< atau

metoheksital 1.# mgkg 7<) sebagai in*eksi 7< (H1# detik), mengakibatkan ketidaksadaran dalam

0 detik. i%at kelarutannya yang tinggi di dalam lemak menyebabkan mulai masa ker*anya sama

'epatnya dengan tiopental ( satu siklus sirkulasi dari lengan ke otak) konsentrasi pun'ak di otak 

diperoleh dalam 0 detik dan e%ek maksimum diperoleh dalam 1 menit. Pulih sadar dari dosis

tunggal *uga 'epat disebabkan aktu paruh distribusinya (2-) menit. +ebih 'epat bangun atau

sadar penuh setelah induksi anestesia dibanding semua obat lain yang digunakan untuk induksi

anestesi 7< yang 'epat. Pengembalian kesadaran yang lebih 'epat dengan residu minimal dari

sistem sara% pusat (A) adalah salah satu keuntungan yang penting dari propo%ol dibandingkan

10

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 11/18

dengan obat alternati% lain yang diberikan untuk tu*uan yang sama 6asa sakit karena in*eksi

ter*adi pada sebagian besar pasien ketika propo%ol diin*eksikan ke dalam vena tangan yang ke'il.

5etidaknyamanan ini dapat dikurangi dengan memilih vena yang lebih besar atau dengan

 pemberian 1 lidokain (menggunakan lokasi in*eksi yang sama seperti propo%ol) atau opioid

ker*a *angka pendek.

5lirens propo%ol dari plasma melebihi aliran darah hepatik, menegaskan baha ambilan

 *aringan (mungkin ke dalam paru), sama baiknya dengan metabolisme oksidati% hepatik oleh

sitokrom P-"#0, dan ini penting dalam mengeluarkan obat ini dari plasma. alam hal ini,

metabolisme propo%ol pada manusia dianggap bersi%at hepatik dan ekstrahepatik. $etabolisme

hepatik 'epat dan luas, menghasilkan sul%at yang tidak akti% dan larut dalam air serta metabolit

asam glukuronik yang diekskresikan oleh gin*al. Propo%ol *uga men*alani hidroksilasi 'in'in oleh

sitokrom P-"#0 membentuk "-hidroksipropo%ol yang kemudian di glukuronidasi atau sul%at.$eskipun glukuronida dan kon*ugasi sul%at dari propo%ol terlihat tidak akti% se'ara %armakologi,

"-hidroksipropo%ol memiliki sepertiga aktivitas hipnotik dari propo%ol. 5urang dari 0. dari

dosis yang diekskresikan tidak berubah dalam urine.

. 7nduksi &nestesia

osis induksi dari propo%ol pada orang yang sehat adalah 1.# hingga 2.# mgkg88 7<,

dengan kadar darah 2-; Igml yang menghasilkan ketidaksadaran tergantung pada pengobatan

dan pada usia pasien. Onset hipnosis propo%ol sangat 'epat (one arm-brain 'ir'ulation) dengan

durasi hipnosis #-10 menit. eperti halnya dengan barbiturat, anak membutuhkan dosis induksi

dari propo%ol yang lebih tinggi per kilogram badan, kemungkinan berhubungan dengan volume

distribusi sentral lebih besar dan *uga angka bersihan yang tinggi. Pasien lansia membutuhkan

dosis induksi yang rendah (2# hingga #0 ter*adi penurunan) akibat penurunan volume

distribusi sentral dan *uga penurunan la*u bersihan. Pasien sadar biasanya ter*adi pada

konsentrasi propo%ol plasma 1,0 hingga 1,# Igml.

". 6umatan anestesia

osis khusus dari propo%ol untuk pemeliharan anestesia adalah 100-00 Igkg88menit

7<, seringkali dikombinasikan dengan opioid ker*a *angka pendek. &nestesia umum

menggunakan propo%ol mempunyai e%ek mual dan muntah paska operasi yang minimal dan

kesadaran yang lebih 'epat dengan e%ek residual yang minimal.

#. 3armakodinamik

11

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 12/18

a. usunan sara% pusat (P)

Propo%ol mengurangi la*u metabolik otak untuk oksigen ($6O2), aliran darah ke

otak (83), dan tekanan intrakranial (7P). Pemberian propo%ol untuk menghasilkan sedasi

 pada pasien dengan O+ (spa'e o''upying lesion) intrakranial tidak meningkatkan 7P.

osis yang besar dari propo%ol ini dapat mengurangi tekanan darah sistemik dan *uga

mengurangi tekanan per%usi otak (PP). &utoregulasi serebrovaskular sebagai respon

terhadap perubahan tekanan darah sistemik dan reaktivitas aliran darah ke otak untuk 

merubah PaO2 tidak dipengaruhi oleh propo%ol. alam hal ini ke'epatan aliran darah ke

otak akan berubah seiring dengan perubahan pada PaO2 dengan adanya propo%ol dan

midazolam. Propo%ol menimbulkan perubahan elektroense%alogra%i (44@) sama dengan

tiopental, termasuk kemampuan untuk menghasilkan supresi% penuh dengan dosis tinggi.

8angkitan potensial somatosensori kortikal yang diman%aatkan untuk monitoring %ungsimedula spinalis tidak begitu bermakna pada penggunaan propo%ol tunggal tetapi penambahan

nitro oksida atau anastesi inhalasi menghasilkan penurunan amplitudo. Pada level sedasi

yang sama, propo%ol menghasilkan gangguan memori pada dera*at yang sama seperti

midazolam. Peningkatan toleransi terhadap obat dalam menekan sistem sara% pusat sering

ter*adi pada pasien yang sering menggunaan opioid, obat hipnotik sedati%, ketamin dan

nitrous oksida./ipotensi merupakan komplikasi akibat pemberian propo%ol khususnya pada orang

tua, bahkan dapat menyebabkan hipotensi preintubasi paska induksi yang sedang sampai

 berat. /ipotensi ini dapat menurunkan 83 dan menimbulkan episode sekunder iskemi

serebral yang dapat menyebabkan ge*ala sisa neurologi.

 b. istem 5ardiovaskular Propo%ol menghasilkan penurunan tekanan darah sistemik yang lebih besar 

dibandingkan dosis tiopental pada saat induksi. Pada keadaan dimana tidak ada gangguan

kardiovaskuler, dosis induksi 2 - 2,# mgkg88 menyebabkan penurunan tekanan darah

sistolik sebesar 2#-"0. Perubahan yang sama terlihat *uga terhadap tekanan arteri rerata

($&P) dan tekanan darah diastolik. Penurunan tekanan darah ini mengikuti penurunan 'urah

 *antung sebesar 1# dan penurunan resistensi vaskular sistemik sebesar 1#-2# . 6elaksasi

otot polos vaskular dihasilkan oleh propo%ol adalah terutama berkaitan dengan hambatan

aktivitas sara% simpatik.

4%ek inotropik negati% dari propo%ol dapat dihasilkan dari penurunan kalsium

intraselular akibat hambatan in%luks kalsium trans sarkolema. 4%ek tekanan darah akibat

12

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 13/18

 propo%ol dapat diperburuk pada pasien hipovolemi, pasien lan*ut usia dan pasien dengan

gangguan %ungsi ventrikel kiri yang berkaitan dengan penyakit arteri koroner.isamping penurunan tekanan darah sistemik, peningkatan denyut *antung seringkali

tidak berubah se'ara nyata. 8radikardi dan asistol *uga telah diamati setelah induksi anestesia

dengan propo%ol, yang menghasilkan rekomendasi dimana obat antikolinergik diberikan

ketika stimulasi vagal ter*adi berkaitan dengan pemberian propo%ol. Propo%ol dapat

mengurangi aktivitas sistem sara% simpatik pada 'akupan yang lebih besar dibandingkan

dengan aktivitas sistem sara% parasimpatik, dengan menghasilkan dominasi aktivitas

 parasimpatik. 6e%leks baroreseptor yang mengontrol denyut *antung *uga didepresi oleh

 propo%ol sehingga mengurangi re%leks takikardia yang selalu mengikuti hipotensi. /al ini

yang menyebabkan la*u *antung tidak berubah se'ara bermakna setelah penyuntikan

 propo%ol.

'. istem 6espirasiPropo%ol menghasilkan depresi ventilasi tergantung pada dosis, ke'epatan pemberian

dan premedikasi, dengan apnu yang berlangsung pada 2# hingga # pasien setelah

induksi dengan propo%ol. Pemberian opioid pada pengobatan preoperati% dapat meningkatkan

e%ek depresi ventilasi. Pemakaian in%us rumatan propo%ol akan mengurangi volume tidal dan

%rekensi perna%asan. Propo%ol mengurangi respon ventilasi pada karbon dioksida dan *uga

hipoksemia. Propo%ol dapat mengakibatkan bronkodilatasi dan menurunkan insidensi sesak 

 pada pasien asma. 5onsentrasi sedasi dari propo%ol akan menekan respon ventilasi terhadap

hiperkapnia disebabkan e%ek dari kemoreseptor sentral. 8erbeda dengan anestesi inhalasi

dosis rendah, respon kemore%leks peri%er pada karbon dioksida masih tetap ada ketika

dirangsang oleh karbon dioksida dengan adanya propo%ol.

d. 7nteraksi obat5onsentrasi %entanil dan al%entanil meningkat dengan pemberian yang bersamaan

dengan propo%ol. 5ombinasi midazolam dan propo%ol memberikan e%ek sinergistik dalam hal

onset yang lebih 'epat dan total dosis yang lebih rendah.G 7nteraksi ketamin dengan propo%ol

adalah aditi%.

Obat Pelumpu% Otot

Jalaupun obat pelumpuh otot bukan merupakan obat anestetik, tetapi obat ini sangat

membantu pelaksanaan anesthesia umum, antara lain memudahkan dan mengurangi 'idera

13

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 14/18

tindakan laringoskopi dan intubasi trakea serta memberi relaksasi otot yang dibutuhkan dalam

 pembedahan dan ventilasi kendali.

A. Obat-obat Pelumpu% Otot "on Depolarisasi

$an%aat obat ini di bidang anestesiologi antara lain untuk:1. $emudahkan dan mengurangi 'idera tindakan laringoskopi dan intubasi trakea.

2. $embuat relaksasi otot selama pembedahan.

. $enghilangkan spasme laring dan re%leks *alan napas atas selama anesthesia.". $emudahkan pernapasan kendali selama anesthesia.

#. $en'egah ter*adinya %asikulasi otot karena obat pelumpuh otot depolarisasi.

Pemakaian obat pelumpuh otot ini harus hati-hati bila di*umpai kelainan atau de%ek 

hubungan sara% otot seperti pada penyakit Miastenia gravis.

1.  !urbokurarin 5lorida (5urarin)$erupakan alkaloid kuartener, suatu derivate isoEuinolin yang berasal dari tanaman tropis

hondrodendron tomentosum.

3armakologi :$erupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang klasik. Obat sangat 'epat di timbun di

reseptor membrane otot. Pada dosis terapeutik menyebabkan kelumpuhan otot mulai dengan

 ptosis, diplopia, otot muka, rahang, leher dan ekstremitas. Paralisis otot dinding abdomen dan

dia%ragma ter*adi paling akhir. +ama paralisis bervariasi antara 1# sampai #0 menit.

8erpengaruh kuat terhadap ganglion simpatik dam parasimpatik, dapat menyebabkan

hipotensi dan bradikardia. /ipotensi *uga dapat ter*adi karena pelepasan histamine otokoid.

Pada dosis sangat besar bersi%at inotropik negati%. 8erikatan kuat dengan globulin plasma.

4kskresi terutama memalui gin*al dan sebagian melalui hepar.

osis : Paralisis otot abdominal K 10 F 1# mg

7ntubasi trakea K 10 F 20 mg.ara pemberian : terutama melalui 7.<, kadang 7.$

2.  @alamin (3la?edil)$erupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi sintetik. 5emasan dibuat dalam ampul berisi

2 ml atau ml larutan ". +arutan dapat ber'ampur dengan !iopental.

3armakologi :

+ama ker*a obat berkisar 1# -20 menit. $ula ker*a sangat berhubungan dengan aliran darah

otot. $empunyai e%ek yang lemah pada ganglion sara% dan tidak menyebabkan pelepasan

histamine. $emiliki si%at seperti atropine yaitu menyebabkan takikardia alaupun pada dosis

ke'il (20 mg). 5arena itu @alamin 'ukup baik dipakai bersama anestetik /alotan. 5enaikan

tekanan darah dapat ter*adi, tetapi ringan. @alamin dapat menembus saar utero-plasenta

14

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 15/18

tetapi tidak sampai mempengaruhi kontraksi uterus. 4ksresi terutama melalui gin*al dan

sebagian ke'il empedu.Penggunaan klinik:

a. $emudahkan intubasi trakea. osis : 0 F 100 mg 7.<, ditunggu selama 2 F menit.

 b. 6elaksasi pembedahan. osis : 2 mgkg88 7.<. Pada dosis sebesar "0 mg *arang sampai

menimbulkan paralisis dia%ragma dan pasien dapat tetap bernapas spontan alaupun

sebagian otot rangka mengalami kelumpuhan. !eknik seperti ini sering dipakai untuk 

 prosedur ginekologi.

'. ebagai pro%ilaksis bradikardia selama anesthesia umum, misalnya pada pembedahan

 bola mata.

Pemakasian @alamin sebaiknya dihindari pada:

a. Pasien dengan takikardia b. 3ungsi gin*al yang buruk atau an'aman gagal gin*al.

.  &lkuronium 5lorida (&llo%erine)

$erupakan sintetik !oksi%erin, suatu alkaloid dari tanaman try'hnos toksi%era. 5emasan

dibuat dalam apul berisi larutan 2 ml yang mengandung 10 mg &lkuronium 5lorida. +arutan

tidak dapat di 'ampur bersama !iopental.

3armakologi:$ula ker*a ter*adi pada menit ke selama 1# F 20 menit. !idak bersi%at melepas histamine

 *aringan, tetapi dapat menghambat ganglion simpatik sehingga dapat menimbulkan hipotensi

terutama pada pasien dengan penyakit *antung. &lkuronium dapat berpotensiasi ringan

dengan A2O-tiopental-narkotik. 4ksresi terutama melalui gin*al (90) dalam bentuk utuh

dan sebagian ke'il melalui empedu.osis relaksasi pembedahan : 0,1# mgkg88 7.< (deasa)

  0,12# F 0,2 mgkg88 7.< (anak-anak)

osis intubasi trakea : 0, mgkg88 7.<

".  Pankuronium 8romida (Pavulon)

$erupakan steroid sintesis, obat pelumpuh otot non depolarisasi yang paling banyak dipakai

di 7ndonesia. 5emasan dalam bentuk ampul berisi 2 ml larutaan yang mengandung

Pankuronium bromide " mg.

3armakologi :

$ula ker*a ter*adi pada menit ke 2 F untuk selama 0 F "0 menit. 8erikatan kuat dengan

globulin plasma dan berikatan sedang dengan albumin. $empunyai e%ek akumulasi pada

15

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 16/18

 pemberian berulang, karena itu dosis pemeliharaanrumatan harus dikurangi dan aktu

 pemberian harus diperpan*ang. Pankuronium menyebabkan seidikit pelepasan histamine dan

hipertensi karena memiliki e%ek inotropik positi% serta takikardia karena e%ek vagolitik.

ebanyak 1# F "0 Pankuronium dalam tubuh mengalami metabolism deasetilasi. 4ksresi

terutama melalui gin*al (;0-0) dan sebagian lagi melalui empedu (20-"0)

osis aal untuk relaksasi otot : 0,0 mgkg88 7.< (deasa)

osis rumatan : separuh dosis aalosis intubasi trakea : 0,1# mgkg88 7.<

#.  &trakurium 8esilat (!ra'rium)

$erupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang relati% baru yang mempunyai struktur 

8enzilisoEuinolin yang berasal dari tanaman +eonti'e +eontopeltalum. 8eberapa keunggulan

&trakurium dibandingkan obat terdahulu antara lain:

a. $etabolism ter*adi di dalam darah (plasma) terutama melalui suatu reaksi kimia unik yang disebut eleminasi /o%%man. 6eaksi ini tidak bergantung pada %ungsi hati atau gin*al.

 b. !idak mempunyai e%ek kumulasi pada pemberian berulang.'. !idak menyebabkan perubahan %ungsi kardiovaskular yang bermakna.

5emasan dibuat dalam ampul berisi # ml yang mengandung #0 mg &trakurium 8esilat.

tabilitas larutan sangat bergantung penyimpanan pada suhu dingin dan perlindungan

terhadap penyinaran.

osis intubasi : 0,# F 0,; mgkg88 7.<

osis relaksasi otot : 0,# F 0,; mgkg88 7.<

osis rumatan : 0,1 F 0,2 mgkg88 7.<

$ula dan lama ker*a &trakurium bergantung pada dosis yang dipakai. Pada umumnya mula

ker*a &trakurium pada dosis intubasi adalah 2 F menit, sedangkan lama ker*a &trakurium

dengan dosis relaksasi 1# F # menit.

Pemulihan %ungsi sara% otot dapat ter*adi se'ara spontan (sesudah lama ker*a obat berakhir)

atau dibantu dengan pemberian antikolinesterase. apat di*adikan obat pelumpuh otot non

depolarisasi pilihan untuk pasien geriatrik atau dengan kelainan *antung, hati dan gin*al yang

 berat.

;.  <ekuronium (Aor'uron)

16

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 17/18

$erupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang baru dan merupakan homolog

Pankuronium bromida yang berkekuatan lebih besar dengan lama ker*a yang singkat. !idak 

memiliki e%ek akumulasi pada pemberian berulang atau kontinyu per in%us. !idak 

menyebabkan perubahan %ungsi kardiovaskular yang bermakna. 5emasan dibuat dalam

 bentuk ampul berisi bubuk <ekuronium " mg. pelarut yang dapat dipakai antara lain akuades,

garam %isiologis, ringer laktat atau dekstrosa # sebanyak 2 ml.

osis : 0,1 mgkg88 7.<, mula ker*ad ter*adi pada menit ke 2 F dengan lama kira-kira 0

menit.

Antaonis pelumpu% otot non depolarisasi

 Aeostigmin metilsul%at (prostigmine)

3armakologi : merupakan antikolinesterase yang dapat men'egah hidrolisis dan menimbulkan

akumulasi asetilkolin. Obat ini mengalami metabolism terutama oleh kolinesterase serum dan

 bentuk utuh obat sebagian besar dieksresi melalui gin*al. $empunyai e%ek nikotinik, muskarinik,

dan merupakan stimulant otot langsung. 4%ek muskarinik antara lain menyebabkan bradikardia,

hiperperistaltik dan spasme saluran 'erna, pembentukan se'ret *alan napas dan kelen*ar liur,

 bronkospasme, berkeringat, miosis, dan kontraksi vesi'a urinaria. ebagian e%ek ini dapat

dihambat oleh atropine sul%at.

osis : 0,# mg bertahap hingga # mg, biasanya diberi bersama-sama dengan &tropin (1 F 1,#

mg).

B. Obat Pelumpu% Otot Depolarisasi

uksametonium (u''inyl'holine)5emasan : %lakon berisi bubuk putih 100 mg atau #00 mg. pengen'eran dapat memakai

  garam %isiologis atau akuades steril # atau 2# ml sehingga membentuk 

larutan #.

7ndikasi : sebagai pelumpuh otot *angka pendek.5egunaan : terutama untuk mempermudah%asilitas intubasi trakea karena mula ker*a yang

  'epat dan lama ker*a yang singkat. Luga dapat dipakai untuk memelihara

  relaksasi otot dengan 'ara pemberian kontinyu per in%us atau

suntikan intermiten.

17

7/17/2019 Obat Anestesi IV

http://slidepdf.com/reader/full/obat-anestesi-iv-568c266e15335 18/18

osis : untuk intubasi 1 F 2 mgkg88 7.<, mula ker*a 1 F 2 menit dengan lama F #

  menit.ntuk mengurangi %asikulasi dan nyeri otot sering diberi dulu dengan obat pelumpuh otot

non depolarisasi M dosis relaksasi otot misalnya Pankuronium 1 mg. ntuk pemakaian

kontinyu per in%us, buat larutan dengan konsentrasi 1 mgml (2#0 mg dalam 2#0 ml larutan).

osis pemeliharaan relaksasi otot adalah 1 F 2 mlmenit.

5omplikasi dan e%ek samping:a. 8radikardia, bradiaritmia dan asistol terutama pada pemberian berulang atau telalu 'epat

serta pada anak-anak.

 b. !akikardia atau takiaritmia.'. +ama ker*a yang meman*ang terutama bila kadar enzim kolinesterase plasma berkurang.

d. Peninggian tekanan intra o'ular (hati-hati pada galukoma).

e. +ama ker*a yang meman*ang terutama pada penyakit hati parenkimal, anemia

(hipoproteinemia).%. /iperkalemia, karena itu harus berhati-hati pada luka bakar atau gagal gin*al.

g. Ayeri otot pas'a %asikulasi.

ara pemberian: 7.<, 7.$, intra lingual, intra bukal.

18