52

Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

Page 1: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi
Page 2: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Macam anestesi

Inhalasi

Parenteral

Topical

Infiltrasi

Nerve block, ganglion block

Extremitas atas

Extremitas bawah / abdomen

Intravena

Intramuskuler

Per rektal

Branchial plexus block

IVR = bier block

SAB

Epidural

Caudal

general

regional

Page 3: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Cara pemberian anestesi umum, dimana obat anestesi yang diberikan untuk mencapai sistem sirkulasi melewati proses pernapasan

ANESTESI INHALASI

Page 4: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

SISTEM ANESTESI INHALASI

Open system Semi open system Semi closed system Closed system

Page 5: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

SISTEM ANESTESI INHALASI

Sistem CO2

absorberRebreathing

Terbuka (open) Tidak ada Tidak ada

Setengah terbuka sebagian

(semi open)

Tidak ada Ada

Tertutup (closed) Ada Total

Setengah tertutup (semi close)

Ada Sebagian

Konsep fungsi

Page 6: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

SISTEM TERBUKA

1. Anestesi tetes terbuka tanpa plastik

Sungkup tanpa plastik menyebabkan terjadinya pertukaran udara secara bebas sehingga tidak

ada rebreathing

Page 7: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi
Page 8: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

SISTEM TERBUKA

2. Ayre’s T-Piece

• Sistem terbuka, aliran O2 yang

dibutuhkan 2 kali volume semenit

• T conector dipasang pipa plastik

sesuai dengan perkiraan volume

tidal

• Dihubungkan dengan gas anestesi

yang dialirkan O2

Page 9: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

SISTEM TERBUKA

3. Alat Jackson Rees

Untuk menjadi sistem terbuka aliran O2 yang dibutuhkan 2 kali volume semenit

Mempunyai katup inhalasi

Page 10: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Jackson Rees Circuit

Page 11: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

SISTEM SETENGAH TERBUKA

1. Anestesi tetes terbuka dengan sungkup ditutup plastik sebagian

Udara ekspirasi tidak bebas keluar sehingga sebagian dari udara

ekspirasi akan kembali pada waktu inspirasi

Page 12: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

ANESTESI TETES TERBUKA DENGAN SUNGKUP DITUTUP PLASTIK SEBAGIAN

Page 13: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

SISTEM SETENGAH TERBUKA

2. Alat Ether-air (Emo atau Loosco)

Udara ekspirasi keluar melewati katup ekshalasi

Udara yang keluar melalui katup ekshalasi hanya sebagian sehingga pada waktu inspirasi akan terhisap kembali

Page 14: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

SISTEM TERTUTUP

Circle circuit

Katup ekshalasi tertutup * Katup ekshalasi tertutup sehingga udara ekspirasi

dihisap lagi

* Udara ekshalasi yang mengandung CO2 diikat oleh CO2 absorber

* Hemat O2 dan obat anestesi

* Berbahaya bila CO2 absorber tidak berfungsi baik

Page 15: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi
Page 16: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

SISTEM SETENGAH TERTUTUP

Circle CircuitKatup ekshalasi terbuka

Katup ekshalasi terbuka sehingga sebagian dari udara ekspirasi terhisap kembali

CO2 udara ekspirasi diikat oleh CO2 absorber

Selalu ada O2 yang baru Berbahaya bila CO2 absorber tidak

berfungsi baik

Page 17: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Macam obat anestesi Inhalasi :

N2O• Berbentuk gas• Tak berwarna, tak berbau, tak berasa• Paling aman digunakan

Eter• Berbentuk cair dan mudah menguap• Mudah terbakar dan meledak• Kurang aman digunakan

Halotan• Berbentuk cair dan mudah menguap• Tak berwarna dan berbau enak• Kurang aman digunakan

Page 18: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Anestesi Intravena

Kegunaan : Obat induksi anestesi umum Obat tunggal untuk anestesi pembedahan

singkat Tambahan untuk obat inhalasi yang paling

kuat Obat tambahan anestesi regional Mrnghilangkan keadaan patologis akibat

rangsangan SSP (sedasi)

Page 19: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Cara pemberian Anestesi Intravena

Sebagai obat tunggal Induksi Anestesi Operasi singkat (cabut gigi)

Suntikan berulang Curetase

Diteteskan lewat infus Menambah kekuatan Anestesi

Page 20: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Contoh obat Anestesi Intravena

Tiopenton Sodium (pentotal, tiopental) Ketamine (ketalar) Diazepam (valium)

Page 21: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Tiopenton Sodium

Serbuk larut air Metabolisme cepat dihepar dan ekskresi

diginjal pulih sadar cepat SSP sedasi, hipnosis, depresi nafas CVS depresi pusat vasomotor dan

kontraktilitas miokard, vasodilatasi Komplikasi

Umum : depresi nafas, hipotensi, vertigo Lokal : nyeri, nekrosis, trombosis

Page 22: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Tiopenton Sodium

Keuntungan : Induksi mudah dan cepat Delirium tak ada Pulih sadar cepat Tak iritasi mukosa nafas

Kerugian : Depresi pernafasan dan kardiovaskular Cenderung spasme laring Relaksasi otot perut kurang Bukan analgetika

Page 23: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Tiopenton Sodium

Indikasi : Induksi anestesi umum Operasi singkat Sedasi pada analgesi regional Mengatasi kejang

Kontra indikasi : Absolut Status asmatikus Relatif Syok, Anemia, disfungsi hepar,

Asma, Alergi

Page 24: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Ketamine (ketalar)

SSP analgesi kuat, hipnotik kurang, disorientasi

Pulih sadar sulit ditentukan, mimpi buruk, halusinasi, gelisah

CVS aktifitas meingkat, TD meningkat

Pernafasan depresi kecil, dilatasi bronkus baik untuk asma

Page 25: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Ketamine (ketalar)

Indikasi Prosedur yang sulit Prosedur diagnostik Tindakan othopaedi Pasien resiko tinggi Operasi kecil Alat anestesi (-) Asma bronkhial

Page 26: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Ketamine (ketalar)

Kontra indikasi Ht 160/100 mmHg Riwayat CVD Hati-hati pada :

- Riwayat kelainan jiwa

- Operasi daerah faring (reflek masih baik)

Page 27: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

DIAZEPAM (VALIUM)

Transquilizer (penenang) Dosis rendah sedasi Dosis tinggi hipnotik SSP kesadaran (-),amnesia retrograde Otot pelemas ringan CVS minimal hipotensi Pernapasan depresi ringan

Page 28: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

DIAZEPAM (VALIUM)

Indikasi Premedikasi Induksi anestesi Sedasi pada anestesi i.v Sedasi anestesi regional Menhilangkan halusinasi karena ketamin Menghilangkan kejang

Page 29: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

ANESTESI REGIONAL

TEKNIK ANESTESI Untuk anggota / daerah tubuh tertentu

KEUNTUNGAN

1. Pasien tetap sadar

2. Komunikasi dengan pasien tetap berlangsung

3. Menghasilkan relaksasi yang sempurna

4. Mengurangi polusi obat anestesi inhalasi

5. Teknik tertentu dapat dipakai untuk mengatasi nyeri pasca bedah

Page 30: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

KERUGIAN

1. Bagi pasien stresnya lebih besar (pada pasien yang takut

2. Tidak selalu berhasil

3. Tidak dapat dilakukan untuk semua macam pembedahan

Page 31: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

OBAT ANESTESI LOKAL

Cara kerjanya

Memblok proses konduksi syaraf perifer dan bersifat sementara

Page 32: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

1. Bekerja reversible dan sempurna2. Tidak iritasi lokal3. Potensinya tinggi4. Toksisitasnya minimal5. Mudah dimetabolisme6. Secara topikal efeknya sebaik regional7. Stabil dalam penyimpanan dan sterilisasi

OBAT LOKAL ANESTESI IDEAL

Page 33: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

GOLONGAN ESTER1. Cocain2. Procain3. Chloroprocain4. Tetracain

GOLONGAN AMIDE1. Dibucaine2. Lidocaine3. Mepivacaine4. Prilocaine5. Bupivacaine6. Etidocaine

MACAM OBAT ANESTESI LOKAL

Page 34: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

INTOKSIKASI

Penyebab

1. Dosis terlalu besar

2. Masuk intravaskuler

Page 35: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

TINDAKAN

1. Airway

2. Breathing

3. Circulation

4. Vasopressor

5. Hentikan gejala stimulasi SSP

Intoksikasi Intoksikasi

Page 36: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

PENCEGAHAN

1. Hindari kelebihan dosis

2. Hindari masuk intravaskular

3. Pilih obat yang paling tidak toksik

4. Penyuntikan dilakukan perlahan

5. Observasi kesadaran

Intoksikasi Intoksikasi

Page 37: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

MACAM REGIONAL ANESTESIA

♥ Topikal / surface♥ Infiltrasi / field block♥ Nerve block, ganglion block

♥ Extremitas atas♥ Etremitas / abdomen bawah

Page 38: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

EXTREMITAS ATAS

Brachial plexus block Inter / para – scalenus Supra / infra – clavicular Axillary

Intravenous regional (IVR)

Page 39: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

BLOK PLEKSUS BRACHIALIS

Cara melakukan blok1. Interscalenus 2. Supra/infra clavicula 3. Axillaris

Tujuan : blok pleksus brakialis : untuk memasuki selubung (conus fasia)

dengan jarum dan mengisinya dengan anestesi lokal sehingga menutupi pleksus dan percabangannya.

Page 40: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

INTRAVENOUS REGIONAL (IVR) ANESTESIA

1. Hanya untuk lengan bawah

2. Tidak memakai adrenalin

3. Lidokain 0,5 % dosis 1,5 – 3,0 mg/kg BB

PERSIAPAN Siap alat / obat resusitasi Pasang infus Monitor : tensi, nadi, EKG, SPO2 2 manset & tensimeter Butterfly vein needle

Page 41: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

EXTREMITAS / ABDOMEN BAWAH

Subarachnoid block (SAB)

Epidural

Caudal

Single / continous / kombinasi

Page 42: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

BLOK SUB ARACHNOID (SAB)

SAB dilakukan pada rongga L3-L4 atau L4-L5 sebab chorda spinalis ada sampai L1-L2.

Indikasi Pembedahan1. Daerah perut bagian bawah2. Tungkai bawah3. Perineum

Page 43: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

BLOK SUB ARACHNOID (SAB)

PersiapanPenderita : penerangan dan premedikasiAlat-alat : - alat resusitasi

- alat SAB (jarum suntik, jarum spinal, desinfeksi, kain penutup, kassa

steril).Obat yang dipakai1. Obat resusitasi2. Obat lokal anestesi

• Lidocaine 5 % dengan adrenalin• Bupivacaine 0,5 %

Page 44: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

Blok sub Arachnoid

Teknik anestesi :Pertama penderita dibebani 500-1.000 ml koloid, lalu dilakukan teknik sterilisasi yang ketat. Kemudian pengaturan kedudukan dengan tulang belakang dilengkungkan guna memperlebar celah diantara tulang belakang setinggi L2-L3 disuntikan larutan anestesi lokal, lalu dilakukan pungsi lumbal

Page 45: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

KONTRA INDIKASIKONTRA INDIKASIAbsolut : Absolut :

Relatif :Relatif :

Block Sub ArachnoidBlock Sub Arachnoid

1. Hipovolemi, hipoksi dan pasien syok

2. Anemia berat

3. Dehidrasi

4. Gangguan neurologis

5. Infeksi tempat suntikan

1. Operasi besar di atas umbilicus

2. Gangguan columna spinalis

3. Nyeri kepala kronik

4. CSF tetap berdarah setelah 5 - 10 ml

5. Tak ada free flow CSF

6. Gangguan pembekuan darah minor

Page 46: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

EPIDURAL ANESTESI

Obat : * Lidokain

* Bupivakain

* Rovivakain

Page 47: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

EPIDURAL ANESTESIA

Teknik blok epidural lumbalis :Jarum diteruskan masuk ke dalam ligamentum spinosum sampai jarum terpegang oleh ligamentum, sampai ujung jarum keluar dari bagian ligamentum spinosum yang lebih rapat (ligamentum flavum), masuk ke dalam ruang epidura. Lebar ruang epidura hanya 0,5 cm sehingga harus hati-hati, guna menghindarkan tertembusnya dura.

Teknik blok epidura thoracal :Merupakan teknik yang lebih sulit, karena kemiringan tulang belakang, ditambah potensi bahaya akibat tertembusnya dura.

Teknik blok kaudal :Ruang epidura kaudal sangat lebar dan sakus duralis berakhir pada S2, sehingga dura tidak mudah tertembus. Uji aspirasi harus dilakukan secara hati-hati, karena pleksus besar vena terdapat di ruang kaudal

Page 48: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

THORACAL EPIDURAL

Page 49: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

KOMPLIKASI

♥ Misplacement Jarum /Kateter

♥ Dural Tap

♥ Intravenous

♥ Hipotensi

♥ Acut Toxicity

♥ Total Spinal

♥ Neurologis

♥ Headache

Page 50: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

CAUDAL ANESTESIA

Page 51: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

TEKNIK TEKNIK

Page 52: Tekhnik Anestesi Dan Obat Anestesi

XI XIE NI