Upload
suluh-bayu-waskito
View
61
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
obat-obatan anestesi
Citation preview
OBAT-OBATAN ANESTESI
Pengertian anestesi
• Anestesiologi diperkenalkan pertama kali oleh oliver wendell holmes yang menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara, karena pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan.
• Dikenal “trias anestesi” yaitu– Hipnotik– Analgesia– Relaksan
• Maka pembagian klasifikasi obat-obatan anestesi dapat dijelaskan menggunaka trias anestesi tersebut.
Hipnotik
• Propofol– Penggunaan : sebagai obat induksi sedasi sadar,
pemeliharaan dari anestesia, pengobatan dari mual dan muntah akibat kemoterapi/pasca bedah.
– Dosis : sedasi sadar bolus IV, 25-50 mg (0,5-1 mg/kg titrasi lambat hingga efek yang diinginkan).
– Dosis : induksi IV, 2-2,5 mg/kg (berikan secara lambat dalam 30 detik dalam 2-3 dosis bagi)
– Dosis pemeliharaan • Bolus IV : 25-50 mg• Infus : 100-200 μg/kg/menit• Antiemetik IV : 10 mg
– Eliminasi : hati, ekstrahepatik (paru)– Kemasan : suntikan 10 mg/ml– Farmakokinetik• Awitan aksi : Dalam 40 detik• Efek puncak : 1 Menit• Lama aksi : 5-10 Menit
– Reaksi samping utama• Kardiovaskular : Hipotensi, aritmia, takikardia,
bradikardia, hipertensi• Pulmoner : Depresi napas, apnea, cegukan,
bronkospasme, laringospasme• SSP : Sakit kepala, pusing, euforia, kebingungan,
gerakan klonik/mioklonik, opistotonus, kejang• GI : Mual ,Muntah, Kram Abdomen• Lokal : Terbakar, Tersengat, Nyeri pada tempat suntikan• Alergik : Eritema, urtikaria, Pruritus• Lain : Demam, Disinhibisi, ilusi seksual
• Enflurane– Penggunaan : Anestesi inhalasi– Dosis : Titrasi hingga mencapai efek untuk induksi
dan anestesia pemeliharaan– Eliminasi : Paru-paru, hati, ginjal– Kemasan : Cairan volatil, 125 ml, 250 ml– Penyimpanan : suhu kamar (15-30 C) ̊�
• Farmakoinetik– Awitan aksi : Kahilangan refleks kelopak mata 92,4
MAC) enfluran plus 60% N2O : 2,9 menit– Efek puncak : Anestesia bedah, 25 Hingga 4,5%
menimbulkan anestesia dalam 7-10 menit– Lama aksi : Waktu bangkitan (respons terhadap
perintah setelah tiopental untuk induksi dan 60% oksida nitrosa plus 0,9 MAC enfluran 15,1 menit
• Reaksi samping utama– Kardiovaskular : Hipotensi, aritmia– Pulmoner : Deprsi pernapasan, apnea– SSP : Kejang, Pusing, Euforia, Peningkatan aliran darah
otak dan tekanan intrakranial.– GI : Mual, Muntah, gangguan Fungsi hati– GU : Gangguan fungsi ginjal, Gagal ginjal– Muskuloskeletal : Aktivitas motorik dari dan berbagai
kelompok otot.– Metabolik : Hipertermia maligna, peningkatan glukosa.
• Isofluran– Penggunaan : Anestesi Inhalasi– Dosis : lakukan titrasi untuk mempengaruhi
induksi atau pemeliharaan anestesia– Eliminasi : Paru, Hati, Ginjal– Kemasan Cairan Volatil, 100 ml– Penyimpanan : suhu kamar (15-30 C) ̊�
• Farmakokinetik– Awitan aksi : Beberapa menit (tergantung dosis)– Efek puncak : Anestesia bedah 1,5% hingga 3,0 %
menimbulkan anestesia dalam 7-10 menit.– Lama aksi : Waktu bangkitan (respons terhadap
perintah) setelah tiopental untuk induksi dan 60% oksida nitrosa di tambah 0,65 MAC isofluran, 15,6 menit.
• Reaksi samping utama– Kardiovaskular : Hipotensi , takikardia, aritmia, steal
arteri koroner– Pulmoner : Depresi pernapasan, apnea– SSP : pusing, euforia, peningkatan aliran darah otak
dan tekanan intrakranial.– GI/Hati : mual, muntah, ileus, gangguan fungsi hati.– Metabolik : hipertermia maligna, peningktan
glukosa.
• Sevoflurane– Penggunaan : Anestesia Inhalasi– Dosis : Titrasi hingga mencapai efek untuk anestesi
induksi atau pemeliharaan – Eliminasi : Paru, hati, ginjal– Kemasan : Cairan volatil
• Farmakokinetik– Awitan aksi : Kehilangan refleks kelopak mata (1,8
MAC sevoflurane plus 66% N20 1,6 menit)– Efek puncak : Tergantung dosis– Lama aksi : Waktu bangkitan (respons terhadap
perintah) setelah tiopenthal untuk induksi dan oksida nitrosa 66% plus 9 MAC sevofluran 14,3 menit.
Analgesia
• Fentanil– Penggunaan : Analgesia, Anestesia– Dosis • Analgesia
– IV/IM, 25-100 μg(0,7-2 μg/kg)
• Induksi– Bolus IV, 5-40 μg/kg atau– Infus, 0,25-0,2 μg/kg/menit selama ≤20 menit.
• Suplemen anestesia– IV,2-20 μg/kg– Infus 0,025-0,25 μg/kg/menit
• Analgetik tunggal– IV,50-150 V/kg (dosis total) atau – Infus, 0,25-0,5 μg/kg/menit
• Epidural– Bolus, 50-100 μg (1-2 μg/kg), encerkan dalam 10 ml NS
(bebas pengawet) atau anestetik lokal– Infus,25-60 μg/jam (0,5-0,7μg/kg/jam)
• Spinal– Bolus, 5-20 μg( 0,1-0,4 μg/kg)
• Blok regional IV :tambahkan 50 μg (1μg/kg) fentanil pada anestetik lokal
• Blok pleksus brakhialis : tambahkan 50-100μg (1-2 μg/kg) fentanil pada 40 ml (0,5-0,75μg/kg)anestetik lokal
• Epidural– Bolus. 4-8 μg(0,08-0,16 μg/kg)– Infus, 6 μg/jam (0,12 μg/kg)– Interval halangan 10 menit
– Eliminasi : Hati– Kemasan : suntikan 50 μg/ml– Pengenceran untuk infus
• IV, 500 μg dalam 100 ml NS (5μg/ml)• Bolus epidural, 50-100 μg dalam 15-20 ml anestetik lokal atau NS
(bebas Pengawet)• Infus epidural, 100-500 μg dalam 100 ml anestetik lokal atau NS
(bebas pengawet) (1-5 μg/ml)
• Farmakokinetik– Awitan aksi • IV, dalam 30 detik, IM, < 8 menit• Epidural/spinal, 4-10 menit• Transdermal, 12-18 jam• Oral transmukosa, 5-15 menit
– Efek puncak• IV, 5-15 menit ; IM, <15 menit ; Epidural/spinal ; < 30
menit• Transmukosa, 20-30 menit
– Lama aksi• IV, 30-60 menit ; IM,<15 menit ; epidural/spinal, <30 menit ;
oral transmukosa, 20-30 menit
• Reaksi samping utama– Kardiovaskuler :hipotensi, bradikardia– Pulmoner : depresi pernapasan, apnea– SSP : Pusing, Penglihatan kabur, kejang– GI : Mual, muntah, pengosongan lambung tertunda,
spasme traktus biliaris– Mata : miosis– Muskuloskelet : Kekakuan otot
• Sufentanil– Penggunaan : Anelgesia, anestesi– Dosis • Analgesia
– IV/IM, 10-30 μg(0,2-0,6 μg/kg)– Intranasal, 1,5-3 μg/kg
• Induksi– Bolus IV, 2-10 μg/kg– Infus, 0,1-0,5 μg/kg/menit ≤ 20 menit
• Suplemen anestesia– Bolus IV, 0,6-4 μg/kg– Infus, 0,005-0,05 μg/kg/menit
• Anestetik tunggal– IV, 10-30 μg/kg– Infus, 0,05-0,1 μg/kg/menit
• Epidural– Bolus,10-50 μg (0,2-0,7 μg/kg)– Infus, 5-30 μg/jam (0,1-0,6 μg/kg/jam)
• Spinal, 0,02-0,08 μg/kg
– Eliminasi : Hati– Kemasan : suntikan, 50 μg/ml– Pengenceran untuk infus• IV, 500 μg dalam 100 ml NS (5 μg/ml)• Epidural
– Bolus, 10-30 μg dalam 15-20 ml anestetik lokal atau NS– Infus, 100 μg dalam 100ml anestetik lokal atau NS(1 μg/ml)
– Farmakokinetik• Awitan aksi : IV, 1-3 menit ; Intranasal, < 5 menit ;
epidural/spinal, 4-10 menit
• Efek puncak : IV, 3-5 menit ; intranasal, 10 menit ; epidural/spinal, 30 menit
• Lama aksi : 20-45 menit ; IM, 2-4 jam ; epidural/spinal, 2-4 jam
– Reaksi samping utama• Kardiovaskular : Hipotensi, bradikardia• Pulmoner : Depresi pernapasan, apne• SP : Pusing, Sedasi, euforia, disforia, ansietas• GI : Mual,Muntah, penundaan pengosongan lambung,
spasme traktus bilier• Mata : Miosis• Muskuloskelet : kekakuan otot
Muscle relax
• Suksinilkolin klorida– Penggunaan : Relaksasi otot skelet– Dosis : • IV, 0,7-1 mg/kg (1,5 mg/kg dengan prapengobatan
nondepolarisasi) neonatus dan bayi, 2-3 mg/kg, anak-anak, 1-2 mg/kg• IM dalam 2,5-4 mg/kg, dosis maksimum, 150 mg• Infus, 0,15-10 mg/menit (10-200 μg/kg/menit)titrasi
hingga respon yang diinginkan
– Eliminasi : Pseudokolinesterasi plasma– Kemasan• Suntikan,20 mg/ml, 50 mg/ml, 100 mg/ml• Bubuk untuk suntikan, 100mg,500 mg, 1 g per vial
dengan larutan pengencer
– Larutan untuk infus• 250 mg dalam 250 ml D5W atau NS 91mg/ml)
• Farmakokinetik– Awitan aksi : IV, 30-60 detik ; IM, 2-3 menit– Efek puncak IV, 60 detik– Lama aksi; IV, 4-6 menit ; IM, 10-30 menit
• Reaksi samping utama– Kardiovaskuler : Hipotensi, bradikardia, aritmia, takikardia, hipertensi– Pulmoner : hipoventilasi, apne, bronkospasme– GI : Salivasi yang berlebihan, peningkatan tonus sfingter intragastrik
dan esofagus bagian bawah– Alergik : Reaksi anafilaktik, ruam– Muskuloskelet : Blok yang diperpanjang, blok yang tidak diperkuat,
nyeri otot, peningkatan tonus masseter
• Atrakurium besilat– Pengguanaan : Relaksan otot nondepolarisasi– Dosis• Intubasi : IV, 0,3-0,5 mg/kg• Pemeliharaan : IV, 0,1-0,2 mg/kg (10% -50% dari dosis
tubasi)• Infus : 2-15 μg/kg/menit• Prapengobatan/priming : IV, 10% dari dosis intubasi
diberikan 3-5 menit sebelum dosis relaksan depolarisasi/nondepolarisasi
– Eliminasi : plasma (eliminasi hoffman, hidrolisis ester), hati, ginjal
– Kemasan : suntikan, 10 mg/ml– Pengenceran untuk infus : 20 mg dalam 100 ml
larutan D5W atau NS (0,2mg/ml), 50 mg dalam 100 ml larutan D5W atau NS (0,5 mg/ml)
• Farmakokinetik– Awitan aksi : <3 menit– Efek puncak : 3-5 menit– Lama aksi 20-35 menit
• Reaksi samping utama– Kardiovaskuler : Hipotensi, vasodilatasi, takikardia sinus,
bradikardia sinus.– Pulmoner : hipoventilasi, apne, bronkospasme,
laringospasme, dispne– Muskuloskelet : Blok yang tidak adekuat, blok yang lama– Dermatologik : Ruam, urtikaria
• Rekuronium bromida– Penggunaan : Relaksasi otot skelet– Dosis
• Intubasi : IV, 0,6-1,2 mg/kg• Pemeliharaan : IV, 0,06-0,6 mg/kg • Infus : 5-15 μg/kg/menit• Prapengobatan/priming ; IV, 10% dari dosis intubasi diberikan 3-
5 menit sebelum dosis relaksan depolarisasi/nondepolarisasi• Pada pasien obesitas, dosis harus diberikan pada berat badan
sesungguhnya dan bukan pada berat badan ideal seperti halnya pada sebagian besar obat.
– Eliminasi : Ginjal, hati
– Kemasan : Suntikan, 10 mg/ml– Pengenceran untuk infus : 200 mg dalam 100 ml
D5W, NS, LR (2 mg/ml)
• Farmakokinetik– Awitan aksi : 45-90 detik– Efek puncak : 1-3 menit– Lama aksi : 15-150 menit
• Reaksi samping utama– Kardiovaskular : Takikardia, aritmia– Pulmoner : Hipoventilasi, apne, bronkospasme,
hipertensi pulmoner– Muskuloskelet : blok yang tidak adekuat, blok yang
diperpanjang– Dermatologik : Ruam, edema tempat suntikan,
pruritus.
• Pankuronium– Penggunaan : Relaksasi otot rangka– Dosis• Intubasi : IV 0,04-0,1 mg/kg• Pemeliharaan : Iv,0,01-0,05 mg/kg• Infus : 1-5 μg/kg/menit
– Eliminasi : Ginjal, hati
• Farmakokinetik– Awitan aksi :1-3 menit– Efek puncak : 3-5 menit– Lama aksi : 40-65 menit
• Reaksi samping utama– Kardiovaskuler : takikardia, hipertensi– Pulmoner : hipoventilasi, apne, bronkospasme– GI : salivasi– Alergik : Kemerahan, reaksi anafilaktoid– Muskuloskelet : Blok yang tidak adekuat, blok yang tidak di
perpanjang.
TERIMA KASIH