17
PPGD PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT (PPGD) Latar Belakang B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha- usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian. Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian. Prinsip Utama Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian) Langkah-langkah Dasar Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B- C-D ( Airway – Breathing – Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat Algortima Dasar PPGD 1. Ada pasien tidak sadar 2. Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong 3. Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong 4. Cek kesadaran pasien : a. Lakukan dengan metode AVPU b. A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V c. V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P

Nafas Buatan Weni

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nafas Buatan Weni

PPGD

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT (PPGD)

Latar BelakangB-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian.Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia.Melalui artikel ini, saya ingin sedikit memperkenalkan PPGD kepada pembaca sekalian.Prinsip UtamaPrinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja ( henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian)Langkah-langkah DasarLangkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway – Breathing – Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat daruratAlgortima Dasar PPGD1. Ada pasien tidak sadar2. Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong3. Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong4. Cek kesadaran pasien :a. Lakukan dengan metode AVPUb. A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin Vc. V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh pasien ), jika tidak merespon lanjut ke Pd. P –> Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalahmenekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat jugadengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata(supra orbital)e. U –> Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksimaka pasien berada dalam keadaan unresponsive5.Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans(118) dengan memberitahukan :a. Jumlah korbanb. Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)c. Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua)d. Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap)6.Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian atas agardada terlihat.7.Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar dengan bahu pasien8.Cek apakah ada tanda-tanda berikut :a.Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)

Page 2: Nafas Buatan Weni

b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor)c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher9.Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena disini terdapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung)a. Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin Lift.Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas korban.b. Jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust.Gerakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien.10. Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway (jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien.11. Metode pengecekan menggunakan metode Look, Listen, and FeelLook : Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan tersebut simetris ?Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :a. Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebutb. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).c.Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja. Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan :a.Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula di punggungb.Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu menarik tangan ke arah belakang atas.c.Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.

Feel : Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban ?12. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal adalah 12 -20 kali permenit)13. Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap melakukan Look Listen and Feel14. Jika frekuensi nafas 100 kali per menitb. Telapak tangan basah dingin dan pucat

Page 3: Nafas Buatan Weni

c. Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi)21. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang23. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)24. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.

Nafas BantuanNafas Bantuan adalah nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).Prosedurnya :1. Posisikan diri di samping pasien2. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan penyakit23. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk head tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat hidung).4. Mata memperhatikan dada pasien5. Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut penolong6. Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah dada pasien mengembang)7. Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan pasien menghembuskan nafas keluar (ekspirasi)8. Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali normal

Nafas BuatanCara melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas buatan diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif (dada mengembang )

Pijat JantungPijat jantung adalah usaha untuk “memaksa” jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti dijelaskan pada algortima di atas)Prosedur pijat jantung :1. Posisikan diri di samping pasien2. Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest ( tepat ditengah-tengah dada)3. Posisikan tangan tegak lurus korban4.Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi panggul (hip joint)5.Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm6. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal7. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :Satu Dua Tiga EmpatSATUSatu Dua Tiga Empat DUA

Page 4: Nafas Buatan Weni

Satu Dua Tiga Empat TIGASatu Dua Tiga Empat EMPATSatu Dua Tiga Empat LIMASatu Dua Tiga Empat ENAM8. Prinsip pijat jantung adalah :a. Push deepb. Push hardc. Push fastd. Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)e. Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)

Perlindungan Diri PenolongDalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan.Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong :1. Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan penolong dan pasien2. Minimasi kontak langsung dengan pasien, itulah mengapa dalam memberikan napas bantuan sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh korban3. Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.

Bayangkan ada seorang pendaki yang tidak hati-hati lalu terjatuh ke dalam jurang sedalam 10 meter. Sangat miris karena pendaki tersebut mengalami trauma tulang belakang yang cukup parah. Prognosa menyatakan dia bakal lumpuh seumur hidupnya dari batas pusar ke bawah (paraplegi). Menurut cerita teman-teman pendaki yang ikut mendaki bersama dia, pertolongan di tempat kejadian dilakukan oleh pendaki lain yang kemungkinan besar belum mengetahui teknik PPGD. Kita lalu akan membayangkan korban diangkat dari dasar jurang entah dengan apa dan bagaimana, namun dapat diyakinkan bahwa proses evakuasi, mobilisasi dan tranportasi korban sangatlah merugikan dan memperburuk cedera tulang belakangnya.Bayangkan juga ada seorang pendaki yang tiba-tiba mengalami serangan jantung yang menyebabkan jantungnya tiba-tiba berhenti berdenyut lalu mengalami kematian mendadak karena tidak mendapatkan pertolongan yang cepat, padahal kita berada tidak jauh dari lokasinya. Atau seorang pemanjat tebing yang mengalami kecelakaan dan menyebabkan fraktur terbuka yang mengeluarkan cukup banyak darah lalu membuatnya pingsan. Apakah yang harus kita lakukan ?Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban dari awal tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan di fasilitas kesehatan sampai pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkai pertolongan yang diberikan.Jadi prinsip dan tujuan dilakukannya PPGD adalah :1. Menyelamatkan kehidupan2. Mencegah keadaan menjadi lebih buruk3. Mempercepat kesembuhanUpaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu system

Page 5: Nafas Buatan Weni

yang terpadu dan tidak terpecah-pecah, mulai dari pre hospital stage, hospital stage, dan rehabilitation stage. Hal ini karena kualitas hidup penderita pasca cedera akan sangat bergantung pada apa yang telah dia dapatkan pada periode Pre Hospital Stage bukan hanya tergantung pada bantuan di fasilitas pelayanan kesehatan saja. Jika di tempat pertama kali kejadian penderita mendapatkan bantuan yang optimal sesuai kebutuhannya maka resiko kematian dan kecacatan dapat dihindari. Bisa diilustrasikan dengan penderita yang terus mengalami perdarahan dan tidak dihentikan selama periode Pre Hospital Stage, maka akan sampai ke rumah sakit dalam kondisi gagal ginjal.Penderita dengan kegagalan pernapasan dan jantung kurang dari 4-6 menit dapat diselamatkan dari kerusakan otak yang ireversibel. Syok karena kehilangan darah dapat dicegah jika sumber perdarahan diatasi, dan kelumpuhan dapat dihindari jika upaya evakuasi & tranportasi cedera spinal dilakukan dengan benar.Oleh karena itu orang awam yang menjadi first responder harus menguasai lima kemampuan dasar yaitu :• Menguasai cara meminta bantuan pertolongan• Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)• Menguasai teknik menghentikan perdarahan• Menguasai teknik memasang balut-bidai• Menguasai teknik evakuasi dan tranportasi

Penyebarluasan kemampuan sebagai penolong pertama dapat diberikan kepada masyarakat yang awam dalam bidang pertolongan medis baik secara formal maupun informal secara berkala dan berkelanjutan dengan menggunakan kurikulum yang sama, bentuk sertifikasi yang sama dan lencana tanda lulus yang sama. Sehingga penolong akan memiliki kemampuan yang sama dan memudahkan dalam memberikan bantuan dalam keadaan sehari-hari ataupun bencana masal.

I. MEMINTA PERTOLONGAN

Apakah yang anda lakukan jika menemukan seseorang pasien gawat darurat ?1. amankan penderita2. hubungi Ambulans dengan telepon nomor 1183. tertibkan masyarakat4. lakukan prosedur gawat daruratCara memanggil Mobil Ambulans :Putar nomor telepon 118, Telepon : (021) 687089 – 65303118 Fax : (021) 585652Lalu sebutkan :nama, nomor telepon, lokasi korban, jenis penyakit (sakit, kecelakaan lalin.kerja, kriminalitas), keadaan korban, dan jumlah korban

II. TEKNIK BANTUAN HIDUP DASAR (BLS-Basic Life Support)

Terdapat banyak keadaan yang akan menyebabkan kematian dalam waktu singkat, tetapi semuanya berakhir pada satu akhir yakni kegagalan oksigenasi sel, terutama otak dan jantung.Usaha yang dilakukan untu mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadan yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai “Bantuan Hidup” (Life Support). Bila usaha Bantuan Hidup ini tanpa memakai cairan intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan Hiudp Dasar (Basic Life Support). Apabila BHD dilakukan cukup cepat, kematian mungkin dapat dihindari seperti nampak dari tabel dibawah ini :

Page 6: Nafas Buatan Weni

Keterlambatan kemungkinan berhasil1 menit 98 dari 1004 menit 50 dari 10010 menit 1 dari 100Catatan : Bila ada tanda kematian pasti seperti kaku mayat atau lebam mayat, sudah sia-sia untuk melakukan BHD.

Yang harus dilakukan pada BHD adalah :

a. Airway (jalan nafas)b. Breathing (pernafasan)c. Circulation (jantung dan pembuluh darah)

AIRWAYMenilai jalan nafas dan pernafasan :Bila penderita sadar dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing baikBila penderita tidak sadar bisa menjadi lebih sulitLakukan penilaian Airway-Breathing dengan cara : Lihat-Dengar-RabaObstruksi jalan nafasMerupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan circulation.lagipula perbaikan breathing tidak mungkin dilakukan bila tidak ada Airway yang baik.a. Obstruksi totalPada obstruksi total mungkin penderita ditemukan masih saar atau dalam keadaan tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal larink, bila obstruksi total timbul perlahan (insidious) maka akan berawal dari obstruksi parsial menjadi total.- Bila penderita masih sadarPenderita akan memegang leher, dalam keadaan sangat gelisah. Kebiruan (sianosis) mungkin ditemukan, dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun tidak ada udara keluar-masuk/ventilasi). Dalam keadaan ini harus dilakukan perasat Heimlich (abdominal thrust). Kontra-indikasi Heimlich manouvre atau kehamilan tua dan bayi.b. Obstruksi parsialDisebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga timbul beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya saat menarik nafas, inspirasi)- Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti kumur-kumur.- Lidah yang jatuh kebelakang-mengorok- Penyempitan di larink atau trakhea-stridor

Pengelolaan Jalan nafasa. Penghisapan (suction) – bila ada cairanb. Menjaga jalan nafas secara manualBila penderita tidak sadar maka lidah dapat dihindarkan jatuh kebelakang dengan memakai := Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin manouvre), prosedur ini tidak boleh dipakai bila ada kemungkinan patah tulang leher.= Angkat rahang (jaw thrust)

III. BREATHING DAN PEMBERIAN OKSIGENBila Airway sudah baik, belum tentu pernafasan akan baik sehingga perlu selalu dilakukan pemeriksaan apakah ada pernafasan penderita sudah adekuat atau belum.

Page 7: Nafas Buatan Weni

1. Pemeriksaan Fisik penderita.a. Pernafasan Normal, kecepatan bernafas manusia adalah :Dewasa : 12-20 kali/menit (20)Anak-anak : 15-30 kali/menit (30)Pada orang dewasa abnormal bila pernfasan >30 atau <10 kali/menitb. Sesak Nafas (dyspnoe)Bila penderita sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing terganggu, penderita terlihat sesak. Sesak nafas dapat terlihat atau mungkin juga tidak. Bila terlihat maka akan ditemukan :- Penderita mengeluh sesak- Bernafas cepat (tachypnoe)- Pemakaian otot pernafasan tambahan- Penderita terlihat ada kebiruan2. Pemberian Oksigena. Kanul hidung (nasal canule)b. Masker oksigen (face mask)3. Pernafasan Buatan (artificial ventilation)Bila diperlukan, pernafasan buatan dapat diberikan dengan cara :a. Mouth to mouth ventilation ( mulut ke mulut )Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 18% (konsentrasi udara paru saat ekspirasi).Frekuensi Ventilasi BuatanDewasa 10-20 x/menitAnak 20 x/menitBayi 20 x/menitb. Mouth to mask ventilationc. Bantuan Pernafasan memakai kantung (Bag-Valve-Mask, “Bagging”)

IV. CIRCULATION1. Umuma. Frekuensi denyut jantungFrenkuensi denyut jantung pada orang dewasa adalah 60-80/menit.b. Penentuan denyut nadipada orang dewasa dan anak-anak denyut nadi diraba pada a.radialis (lengan bawah, dibelakang ibu jari) atau a.karotis, yakni sisi samping dari jakun.2. Henti jantungGejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat. Penderita mungkin masih akan berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah itu akan berhenti nafas. Pada perabaan nadi tidak ditemukan a.karotis yang berdenyut.Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase jantung luar yang merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP,CPR). RJP hanya menghasilkan 25-30% dari curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen tambahan mutlak diperlukan.

V. RESUSITASI JANTUNG-PARU (RJP)

1. langkah-langkah yang haurs diambil pada sebelum memulai RJP :( American Heart association)a. Tentukan tingkat kesadaran (respon penderita) :Dilakukan dengan menggoyang penderita, bila penderita menjawab, maka ABC dalam keadaan baik.

Page 8: Nafas Buatan Weni

b. panggil bantuanbila petugas sendiri, maka jangan mulai RJP sebelum memanggil bantuan,c. Posisi PenderitaPenderita harus dalam keadaan terlentang, bila dalam keadaan telungkup penderita di balikkan.d. Periksa pernafasanPeriksa dengan inspeksi, palpasi dan aiskultasi. Pemeriksan ini paling lama 3-5 detik.Bila penderita bernafas penderita tidak memerlukan RJPe. Berikan pernafasan buatan 2 kali.Bila pernafasan buatan pertama tidak berhasil, maka posisi kepala diperbaiki atau mulut lebih dibuka. Bila pernafasan buatan kedua tidak berhasil (karena resistensi/tahanan yang kuat), maka airway harus dibersihkan dari obstruksi ( heimlich manouvre, finger sweep)f. Periksa pulsasi a, karotis (5-10 detik)Bila ada pulsasi, dan penderita bernafas, dapat berhentiBila ada pulsasi dan penderita tidak bernafas diteruskan nafas buatanBila tidak ada pulsasi dilakukan RJP

2. Tehnik Resusitasi jantung paru (Cardiopulmonary Resusitation)RJP dapat dilakukan oleh 1 atau 2 orang.a. posisi penderitapenderita dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras (lantai, backboard,short spine board).b. posisi petugasposisi petugas berada setinggi bahu penderita bila akan melakukan RJP 1 orang, bila penderita dilantai, petugas berlutut seinggi bahu, disisi kanan penderita. Posisi paling ideal sebenernya adalah dengan ‘menunggangi’ penderita, namun sering dapat diterima oleh keluarga penderita.c. tempat kompresiTepatnya 2 inci diatas prosesus xifoideus pada tengah sternum.Jari-jari kedua tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung dada penderita.Pada bayi tekanan dilakukan dengan 2 atau 3 jari, pada garis yang menghubungkan kedua putting susud. KompresiDilakukan dengan meluruskan siku, beban pada bahu, bukan pada siku.Kompresi dilakukan sedalam 3-5 cm. cara lain untuk memeriksa pulsasi a, karotis yang seharusnya ada pada setiap kompresi.e. Perbandingan Kompresi-VentilasiPada dewasa (2 dan 1 petugas) 15 : 2 anak, maupun bayi, perbandingan kompresi-ventilasi adalah 5:1, ini akan menghasilkan kurang lebih 12 kali ventilasi setiap menitnya, pada dewasa dalam satu menit dilakukan 4 siklus.f. Memeriksa pulsasi dan pernafasanPada RJP 1 orang, pemeriksaan dilakukan setiap 4 siklus (setiap 1 menit).Pada RJP 2 orang, petugas yang melakukan ventilasi dapat sekaligus pemeriksaan pulsasi karotis, setiap beberapa menit dapat dihentikan RJP untuk memeriksa apakah denyut jantung sudah kembali.Tanda-tanda keberhasilan tehnik RJP :Nadi karotis mulai berdenyut, pernafasan mulai spontan, kulit yang tadinya berwarna keabu-abuan mulai menjadi merah. Bila denyut karotis sudah timbul teratur, maka kompresi dapat di hentikan tetapi pernafasan buatan tetap diteruskan sampai timbul nafas spontan.g. Menghentikan RJP

Page 9: Nafas Buatan Weni

Bila RJP dilakukan dengan efektif, kematian biologis akan tertunda.RJP harus dihentikan tergantung pada :- lamanya kematian klinis- prognosis penderita (ditinjau dari penyebab henti jantung)- penyebab henti jantung (pada henti jantung karena minimal listrik 1 jam)sebaiknya keputusan menghentikan RJP diserahkan kepada dokter.h. Komplikasi RJP- Patah tulang iga, sering terjadi terutama pada orang tua. RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada tulang yang patah. Patah tulang iga mungkin terjadi bila posisi tangan salah- Perdarahan pada perut, disebabkan karena robekan hati atau limpa.

MENGHENTIKAN PERDARAHAN

Cara :1. Menekan dengan jari tangan2. Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka3. Balut tekan4. Torniket- hanya dalam keadaan tertentu5. Menekan dengan jari tanganPembuluh darah yang terdekat dengan permukaan kulit ditekan dengan jari. Dengan menekan pembuluh darah anatara jari dan tulang, maka pembuluh darah akan berhenti.Pada satu sisi manusia terdapat 6 titik pembuluh darah yang dapat ditekan dengan jari : Arteri temporalis Superficialis, Arteri Subclavia, Arteri Femoralis, Arteri Femoralis, Arteri Fasialis,Arteri Carotis Kommunis, Arteri Brachialis6. Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada lukai. Sapu tangan yang sudah disterilkan dan belum dipakai lipatan bagian dalam dianggap bersihii. Letakkan bagian yang bersih tersebut langsung diatas luka dan tekanlahiii.Perdarahan dapat berhenti dan pencemaran oleh kuman-kuman dapat dihindarkan7. Balut tekan8. TorniketPemasangan toniket hanya pada keadaan tertentu, yaitu apabila anggota badan atas (lengan) atau anggota badan bawah (kaki) terputus :- tutup ujung tungkai yang putus dengan kain yang bersih- bagian yang putus dimasukkan kekantong plastik yang berisi es salanjutnya dibawa bersama- sama korban ke rumah sakit

SYOK / SHOCK

Tanda-tandanya :1. Kulit ; pucat, dingin, basah2. Gelisah3. Haus4. Hitungan denyut nadi lebih dari 100 kali permenit5. Nafas cepat6. Orang-orangan mata (pupil) melebar

Tindakan : Tidurkan korban terlentang dengan kaki lebih tinggi daripada kepala Kendorkan pakaian korban

Page 10: Nafas Buatan Weni

Badan ditutupi dengan selimut Jangan diberi minumLetakkan korban terlentang lurus bila ditemukan tanda-tanda kemungkinan patah tulangPenanganan shock seperti penanganan PPGD dengan tetap mempertimbangkan ABC. Penatalaksanann pasien syock di bahas dalam Advanced Life SupportV. BALUT-BIDAI

BALUTTujuan : Mencengah / menghindari terjadinya pencemaran kuman kedalam suatu lukaAlat : kain Segitiga, Perban, Balut Cepat, balut bertekanan/tensocrepBIDAIAlat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah.Tujuan : Mencegah pergerakan tulang yang patah.Sarat : Bidai harus dapat mempertahankan dua sendi tulang didepan tulang yang patahTidak boleh terlalu kencang dan ketat, karena akan merusak jaringan tubuh.Alat : Anggota badan sendiri Papan, bambu, dahan Karton, majalah, kain Bantal,guling, selimut “air splint” “vakum matras”

VI. TRANSPOTASI

Adalah proses memindahkan kasus gawat darurat dari satu tempat ketempat lain.Syarat : Keadaannya stabil, Jalan nafas dijamin terbuka/bebas, Monitor (pengawasanketat) dari Nadi dan Pernafasan.Alat :1. Tenaga Manusia : Satu orang, dua orang, tiga orang, empat orang2. Tandu kasur : Kasur, papan, dahan/bambu, matras3. Kendaraan : Darat, laut, udara

Satu orang ; terutama untuk anggota pemadam kebakaran kalau menolong korban yang tidak sadar didalam gedung yang terbakar atau yang melewati jalan / lorong sempit. Catatan: Cara seperti ini tidak boleh dilakukan pada penderita yang mengalami patah tulang punggung.Dua orang ; kedua tangan korban pada bahu penolong yang berdiri di kanan dan dikiri, posisi setengah duduk pada keempat tangan penolong dapat juga menggunakan kursi.Tiga orang ; tiga penolong saling berhadapan dan berpegangan tangan dibawah si korbanEmpat orang ; empat penolong saling berhadapan dan berpegangan tangan dibawah si korbanEnam orang ; cara mengangkat korban dengan menggunakan kain sprei, terutama kalau ada kecurigaan adanya patah tulang punggung.

Cth PPGD pada penderita stroke.Sebagaimana diketahui, orang yang mendapat serangan STROKE, seluruh darah di tubuh akan mengalir sangat kencang menuju pembuluh darah di otak.Apabila kegiatan pertolongan diberikan terlambat sedikit saja, maka pembuluh darah pada otak tidak akan kuat menahan aliran darah yang mengalir dengan deras dan akan segera pecah sedikit demi sedikit. Dalam menghadapi keadaan demikian jangan sampai panik tetapiharus tenang. Si penderita harus tetap berada ditempat semula dimana ia terjatuh

Page 11: Nafas Buatan Weni

(mis:dikamar mandi, kamar tidur, atau dimana saja). JANGAN DIPINDAHKAN !!!sebab dengan memindahkan si penderita dari tempat semula akan mempercepat perpecahan pembuluh darah halus di otak. Penderita harus dibantu mengambil posisi duduk yang baik agar tidak terjatuh lagi, dan pada saat itu pengeluaran darah dapat dilakukan. Untuk yang terbaik menggunakan JARUM SUNTIK, namun apabila tidak ada, maka JARUM JAHIT / JARUM PENTUL / PENITI dapat dipakai dengan terlebih dahulu disterilkan duludengan cara dibakar diatas api. Segera setelah jarum steril, lakukan PENUSUKAN pada 10 UJUNG JARI TANGAN.Titik penusukan kira-kira 1cm dari ujung kuku. Setiap jari cukup ditusuk 1 kali saja dengan harapan setiap jari mengeluarkan 1 tetes darah.Pengeluaran darah juga dapat dibantu dengan cara dipencet apabila darah ternyata tidak keluar dari ujung jari. Dalam jangka waktu kira-kira 10 menit, si penderita akan segera sadar kembali. Bila mulut sipenderita tampak mencong / tidak normal, maka KEDUA DAUN TELINGA si penderita HARUS DITARIK-TARIK sampai berwarna kemerahmerahan. Setelah itu lakukanlah 2 KALI PENUSUKAN pada masing-masing UJUNG BAWAH DAUN TELINGAsehingga darah keluar sebanyak 2 tetes dari setiap ujung daun telinga. Dengan demikian dalam beberapa menit bentuk mulut sipenderita akan kembali normal.Setelah keadaan si penderita pulih dan tidak ada kelainan yang berarti, maka bawalah si penderita dengan hati-hati ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

http://sumaryotomario.wordpress.com/2010/12/13/ppgd/

edisi lengkap : http://www.scribd.com/doc/39025231/Teknik-singkat-PPGD#fullscreen:on