113
METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK MATARAM SKRIPSI Oleh LINA SURAYYA NIM : 153.134.058 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM 2017

METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK

BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN

KHUSUS ANAK MATARAM

SKRIPSI

Oleh

LINA SURAYYA

NIM : 153.134.058

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2017

Page 2: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK

BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN

KHUSUS ANAK MATARAM

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

LINA SURAYYA

NIM : 153.134.058

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2017

Page 3: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Lina Surayya, NIM. 153.134.058, yang berjudul “ Metode Bimbingan

Konseling Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum di LPKA Mataram”,

telah memenuhi syarat dan di setujui untuk dimunaqasyahkan. Disetuju ipada tanggal

Juni 2017

Di BawahBimbingan:

Pembimbing I Dr. H. L Ahmad Zaenuri, Lc.MA NIP:197608172006041002

Pembimbing II Muhammad Awwad, M. Pd. I NIP:

Page 4: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

ii

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal: Munaqasyah

Mataram, Agustus 2017

Kepada

Yth. Rektor UIN Mataram

di-

Mataram

Assalamu’alaikumwr.wb.

Setelah di periksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing

dan pedoman skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Lina Surayya

NIM.153.134.058, yang berjudul “Metode Bimbingan Konseling Terhadap

Anak yang Berhadapan Dengan Hukum di LPKA Mataram”, telah memenuhi

syarat untuk diajukan dalam siding munaqasyah skripsi Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Mataram.

Demikian, atas Perhatian Bapak Rektor disampaikan terimakasih.

Pembimbing I Dr. H. L Ahmad Zaenuri, Lc.MA NIP:197608172006041002

Pembimbing II Muhammad Awwad, M. Pd. I NIP:

Page 5: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

iii

Page 6: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan dibawahini:

Nama : Lina Surayya

Nim : 153. 134. 058.

Jurusan : BimbinganKonseling Islam (BKI)

Fakultas : DakwahdanKomunikasi (FDK)

Institusi : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi “Metode Bimbingan Konseling

Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali padabagian-bagian yang dirujuks

umbernya.

Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap

dianulir gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN

Mataram.

Mataram, Juni2017

Saya Yang Menyatakan

Lina Surayya NIM: 153.134. 058

Page 7: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

v

PERSEMBAHAN

Dengan penuh kerendahan hati, saya persembahkan karya sederhana ini

kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Sahwan dan ibunda Nurul

ihsan yang tiada henti-hentinya berdo’a dan memberikan kasih

sayang yang tulus serta dorongan moral dan materi kepada saya dan

yang telah menjadikan saya sebagai pelita hidup.

2. Orang yang ku cintai dan mencintai aku. Saudara-saudaraku yang

baik hati, Helmi Jauhari, Ahror Sahirsan dan Mu’azzamsyah AL-

hamidi, terimakasih atas do’a, restu, support, motivasi serta materi

yang tiada henti dan tidak pernah minta balasan apapun.

3. Nenek, paman dan bibik yang tiada pamrihnya memberi bantuan

berupa tenaga dan motivasinya untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Dan buat almamater tercinta saya bangga memilikimu.

5. Buat nenek, paman dan bibik yang tiada pamrihnya memberi

bantuan berupa tenaga dan motivasinya untuk menyelesaikan skripsi

ini.

Page 8: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

vi

6. Buat teman-temanku yang sangat kusayangi khususnya kelas (BKI

B) angkatan 2013. Yang membuatku merasa lebih berarti dalam

menjalankan kehidupan karena banyak memberikan motivasi kepada

saya.

7. Dan buat almamaterku tercinta saya bangga memilikimu.

Page 9: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

vii

MOTTO

Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati

supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

(QS:Al Ashr (103) 1-3)1

1Departemen Agama Republik Indonesia (QS:Al Ashr (103) 1-3)

Page 10: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur khadirat Allah

SWT. Berkat limpahan rahmat, nikmat, dan taufik dan inayahnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Metode Bimbingan Konseling Terhadap Anak Berhadapan dengan

Hukum (ABH) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram.

Salawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini maka penulis

menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah banyak membantu dengan ikhlas baik materi maupun

moril serta memberikan bimbingan, saran-saran dan informasi yang

sangat berharga.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Lalu Ahmad Zaenuri, Lc. MA selaku Dosen

Pembimbing 1 dan Rendra Khaldun, M.Ag selaku Dosen

Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

membimbing dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Page 11: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

ix

2. Bapak Dr. Suprapto, M. Ag dan Bapak Habib Alwi, M.Si. sebagai

Penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi

penyempurnaan skripsi ini

3. Bapak Rendra Khaldun, M.Ag selaku Ketua Jurusan dan Bapak

H.Masruri, Lc, MA selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Konseling Islam. Terimakasih atas kerja keras dan perjuangan

berserta ilmu-ilmu yang sudah di ajarkan.

4. Ibu Dr. Faizah, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi.

5. Bapak Dr. H. Mutawalli, M.Ags elaku Rektor Universitas Islam

Negeri Mataram.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Mataram yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-temanku yang sangat ku sayangi khususnya kelas (BKI

B) angkatan 2013. Yang membuatku merasa lebih berarti dalam

menjalankan kehidupan karena banyak memberikan motivasi

kepada saya.

8. Dan teman-temanku (Dara Kerinci 28) terimakasih atas

kebersamaannya, baik dalam canda tawa maupun suka duka dan

motivasinya yang selama ini.

Page 12: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

x

Penulis tidak dapat berbuat sesuatu untuk membalas budi,

selain memajatnkan do’a semoga kita tergolong hambaNya,

yang beriman serta tetap dalam lindunganNya. Akhir kata,

semoga tugas akhir yang penulis susun dapat bermanfaat bagi

penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Amin.

Mataram, Juli 2017

Penulis

Page 13: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... i

NOTA DINAS ......................................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... iii

PERSEMBAHAN ................................................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

A. KonteksPenelitian ......................................................................................... 1

B. FokusPenelitian ............................................................................................. 6

C. TujuandanManfaat ........................................................................................ 6

D. RuangLingkupdan Setting Penelitian ............................................................ 7

E. TelaahPustaka ............................................................................................... 7

F. KerangkaTeori............................................................................................... 9

1. PengertianMetode ................................................................................... 9

2. PengertianBimbingandanKonseling ....................................................... 10

3. TujuanBimbingandanKonseling ............................................................ 14

4. FungsiBimbingandanKonseling ............................................................. 14

5. BidangLayananBimbingandanKonseling .............................................. 15

6. JenisLayananBimbingandanKonseling .................................................. 17

7. PengertianRemaja .................................................................................. 19

8. KenakalanRemaja .................................................................................. 21

9. Sebab-sebabKenakalanRemaja .............................................................. 22

10. UpayaMenanggulangiKenakalanRemaja ............................................... 22

G. MetodologiPenelitian ................................................................................... 24

Page 14: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

xii

1. PendekatanPenelitian ............................................................................. 24

2. KehadiranPeneliti ................................................................................... 24

3. LokasiPenelitian ..................................................................................... 25

4. Jenis Data Penelitian .............................................................................. 25

5. Sumber Data Penelitian .......................................................................... 26

6. TehnikPengumpulan Data ...................................................................... 26

7. TehnikAnalisis Data ............................................................................... 30

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ..........................................................

A. GambaranUmumLokasiPenelitian ................................................................. 32

1. SejarahSingkat LPKA Mataram ................................................................... 32

2. IdentitasLembaga ......................................................................................... 33

3. LetakGeografis ............................................................................................. 34

4. SaranadanPrasarana...................................................................................... 34

5. TugasPokokPembinaan LPKA Mataram ..................................................... 35

6. GambaranAnakdidik LPKA Mataram ......................................................... 36

7. KeadaanPengurus LPKA Mataram .............................................................. 41

8. VisidanMisi .................................................................................................. 43

9. StrukturOrganisasi ....................................................................................... 44

B. Paparan Data danTemuan .............................................................................. 45

1. MetodeBimbinganKonselingTerhadapAnakBerhadapanDenganHukum di

LPKA Mataram ....................................................................................... 45

a. Bimbingankonselingindividu ........................................................... 45

b. Bimbingankonselingkelompok ........................................................ 47

c. Bimbingan Agama ........................................................................... 48

d. BimbinganBelajar ............................................................................ 50

e. Bimbingankesenian/keterampilan .................................................... 51

f. BimbinganSosial .............................................................................. 52

Page 15: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

xiii

2. Hambatan-

HambatanDalamMenjalankanBimbinganKonselingUpayaMengatasi ABH

di LPKA Mataram ................................................................................... 52

a. KurangnyaMotivasi ........................................................................... 53

b. Kurangnyaketerbukaan ABH ............................................................ 54

c. KurangdukungandanPerhatiandari orang tuaterhadap ABH ............. 54

d. KurangnyasaranadanPrasarana .......................................................... 55

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................

A. AnalisisMetodeBimbinganKonselingTerhadapAnakYang

BerhadapandenganHukum ........................................................................... 56

B. AnalisisHambatan-hambatanUpayamengatasi ABH ................................... 68

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................

A. Kesimpulan .................................................................................................. 73

B. Saran ............................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

LAMPIRAN ..............................................................................................................

Page 16: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

xiv

ABSTRAK

METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK

BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN

KHUSUS ANAK MATARAM

Oleh

Lina Surayya

153.134.058

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui metode bimbingan konseling terhadap anak berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram. dan hambatan-hambatan bimbingan konseling terhadap anak berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data melalui proses observasi, wawancara dan dokumentasi. Data penelitian ini menggunakan analisis interaktif Miles and Huberman. Selain itu, data yang diperoleh bersifat keterangan-keterangan, informasi, dokumentasi, dan tidak berupa angka.

Berdasarkan hasil penelitian, di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1). Metode bimbingan konseling terhadap anak berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak, diantaranya metode bimbingan konseling individu dan bimbingan konseling kelompok melalui: bimbingan agama, bimbingan belajar, bimbingan sosial dan bimbingan kesenian atau keterampilan. 2). Adapun hambatan-hambatan bimbingan konseling terhadap anak berhadapan dengan hukum yaitu: kurang keterbukaan klien (Anak Berhadapan dengan Hukum), kurangnya motivasi untuk berubah, kurangnya dukungan dan perhatian dari orang tua anak serta kurangnya fasilitas sarana dan prasarana dalam proses bimbingan konseling di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).

Kata kunci : Bimbingan, Konseling, Anak Berhadapan dengan Hukum.

Page 17: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Diera globalisasi ini, generasi muda Indonesia telah mengalami krisis

kebangsaan. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya generasi muda yang telah

berperilaku tidak sesuai dengan norma-norma dalam bermasyarakat yang sesuai

dengan pancasila. Kenakalan remaja umumnya dilakukan oleh remaja-remaja yang

menjalani proses perkembangan jiwanya. Terkadang kenakalan tersebut juga

dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya faktor keluarga atau orang tua dan

lingkungan.

Faktor keluarga atau orang tua sangat berpengaruh dalam proses

perkembangan seorang anak, karena anak terlebih dahulu belajar dari keluarga

sendiri yang kemudian diterapkan dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Selain

itu faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja

saat ini, karena faktor lingkungan sekitar, teman sebaya dan pergaulan sangat

mempengaruhi dan dapat membentuk kepribadian anak dalam hubungan sosialnya.

Dimana dalam hal ini remaja melakukan interaksi sosial dengan lingkungan

sekitarnya.

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence yang berarti

“tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah

adolescence sesungguhnya memiliki arti yang cukup luas, mencakup kematangan

Page 18: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

2

mental, emosional, sosial dan fisik. Sedangkan pengertian secara psikologis,

remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi integrasi ke dalam masyarakat

dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah

tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, paling tidak sejajar.1

Remaja juga merupakan usia dimana seorang anak mengalami

perkembangan secara pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari

cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu

mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan

karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan. Dalam usia

ini remaja berusaha menemukan jati dirinya dan bertindak sesuai dengan hal-hal

yang mereka inginkan dan dianggap benar. Selain itu,remaja juga berusaha

menunjukkan diri dan kemampuan yang dimilikinya dengan bertindak,berperilaku

sesuai yang diinginkan tanpa memikirkan perilaku yang dilakukan benar maupun

salah sehingga terjadinya kenakalan dalam remaja.

Menurut Psikolog, ahli pedagogik mendefinisikan kenakalan remaja

(Juvenile delinquency) merupakan tingkah laku atau perbuatan yang berlawanan

dengan hukum yang berlaku, yang di lakukan oleh anak-anak antara umur 10

tahun sampai umur 18 tahun, dengan sendirinya tidak dikatagorikan dalam apa

yang disebut kenakalan (delinquency) tersebut.2

1Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja( Jakarta:PT.Bumi Aksara,2011), h.9. 2Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam, ( Jakarta: Amzah, 2015), h.368.

Page 19: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

3

Kenakalan remaja juga meliputi semua perilaku yang di anggap menyimpang

atau melanggar dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.

Pada saat ini kenakalan remaja, sudah digolongkan cukup menghawatirkan.

Kondisi ini terlihat dari banyaknya kejadian anak yang digolongkan berhadapan

dengan hukum (ABH). Seperti di lingkungan sekitar kita ini sudah banyak anak-

anak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang

berlaku saat ini seperti terjadinya perkelahian, maraknya anak-anak minum-

minuman keras, pencurian, perampokan, pembunuhan dan pemerkosaan. Seperti

yang terjadi di LPKA Mataram saat ini, banyak anak-anak yang menyandang

status berhadapan dengan hukum hampir 36 anak yang dibina di LPKA Mataram.

Dengan kasus yang berbeda-beda. Akan tetapi kasus yang paling banyak untuk

saat ini yaitu kasus pencurian. Dari itu semua peneliti tertarik melaksanakan

observasi awal untuk mengetahui berbagai hal terkait dengan permasalahan yang

dihadapi oleh anak yang dibina oleh LPKA Mataram. Setelah melakukan

croscheck mendalam terhadap beberapa anak yang ada di LPKA, peneliti

menemukan fakta yang cukup mencengangkan, banyak ditemukan kasus yang

disebabkan oleh perilaku menyimpang karena tidak adanya bimbingan secara

penuh yang diberikan oleh kedua orang tuanya serta kurangnya pengawasan oleh

guru yang ada di sekolah. 3

Sedangkan masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang sangat

memerlukan dukungan serta bimbingan dari orang-orang sekitarnya. Entah itu

3Observasi, Pengurus LPKA Mataram, tanggal 10 Desember 2015.

Page 20: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

4

keluarga, teman sebaya bahkan memerlukan seorang motivator yang ahli yang

tidak lain biasanya disebut dengan konselor, karena konselor merupakan seseorang

yang memberikan bantuan atau bimbingan terhadap individu untuk menyelesaikan

permasalan-permasalahan yang dihadapinya. Bantuan tersebut seringkali

diistilahkan sebagai bimbingan.

Menurut Miller sebagaimana dikutip oleh Anas salahudin dalam bukunya

mengatakan bahwa bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk

mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang di butuhkan untuk melakukan

penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah,keluarga serta masyarakat4.

Sedangkan menurut Division of Conseling psychology konseling merupakan

suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan

perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan

pribadi yang di milikinya,proses tersebut dapat terjadi setiap waktu.5

Dari hasil observasi pada tanggal 13 Desember 2015 tepatnya pada hari

Kamis, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang terjadi dalam usia

remaja seperti : Pembunuhan, Pencurian, Pelecehan Seksual dan Asusila.yang

tidak sesuai dengan usianya.6

Seharusnya masa remaja memiliki tugas dan perkembangan yang baik,

difokuskan pada upaya meninggalkan masa kekanak-kanakan serta berusaha untuk

4Prayitno dan Erman Amti, Dasar –Dasar Bimbingan dan Konseling(Jakarta: PT.Rineka

Cipta, 2009), h. 93- 94. 5Ibid.,h.100. 6Observasi, Pembina Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram, 13 Desember 2015.

Page 21: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

5

mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Seperti yang di

ungkapkan oleh Hurlock, sebagaimana dikutip oleh Ali dan Mohammad Asrori

dalam bukunya mengatakan bahwa anak itu harus menjalankan tugas

perkembangannya saat ini seperti mampu menerima keadaan fisiknya, mampu

menerima keadaan dan memahami peran seks usia dewasa, berusaha mencapai

kemandirian emosional, berusaha mencapai kemandirian ekonomi, dan

mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan

untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.7

Salah seorang penghuni LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak)

mengatakan melakukan tindakan kriminal disebabkan oleh orang tuannya

yangbroken home (keluarga yang berantakan atau bercerai), ini salah satu

penyebab terjadinya kenakalan remaja. Mereka kurang mendapatkan kasih sayang

dari orang tuanya dan tidak ada pengawasan secara penuh dari orang-orang

terdekatnya (keluarga). Melakukan tindakan seperti itu sebagai bentuk protes dan

pelampiasan terhadap perilaku orang tuanya, sehingga permasalahan-permasalahan

tersebut menyebabkan anak mudah terpengaruh dan terjerumus oleh pergaulan

bebas. 8

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang. Metode Bimbingan Konseling Terhadap Anak Berhadapan

dengan Hukum (ABH) di LPKA Mataram.

7Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja,,. h.10. 8Peserta didik, Wawancara, pada tanggal 19 Desember 2015.

Page 22: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

6

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus penelitian

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana metode bimbingan konseling terhadap anak berhadapan dengan

hukum(ABH) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram?

2. Apa saja hambatan-hambatan bimbingan konseling anak berhadapan dengan

hukum (ABH) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui metode bimbingan konseling terhadap anak

berhadapan dengan hukum (ABH) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

Mataram.

b. Untuk mengetahui hambatan bimbingan konseling anak berhadapan

dengan hukum (ABH) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram.

2. Manfaaat

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

positif pada kajian pelayanan sosial dalam membina anak yang berhadapan

dengan hukum.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan perubahan sikap dan

perilaku terhadap anak yang berhadapan dengan hukum dan menjadikan

Page 23: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

7

mereka merasakan hidup yang lebih baik.Dan dapat memberikan gambaran

dan informasi khususnya bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya

tentang metode bimbingan konseling terhadap anak yang berhadapan

dengan hukum.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh peneliti, di sesuaikan dengan

fokus penelitian, yang telah dipaparkan sebelumnya. Dimana peneliti akan

mengkaji tentang Metode Bimbingan Konseling terhadap Anak Berhadapan

dengan Hukum di LPKA Mataram.

Berdasarkan fokus penelitian yang dipaparkan oleh peneliti, peneliti

melakukan penelitian di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram. Jln.

Tojong-OjongDesa Selebung, Kec. Batukliang Loteng NTB.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah upaya untuk memadukan penelitian yang telah

dilakukan dengan penelitian terdahulu yang terkait untuk menghindari

duplikasi,plagiasi,repetisi, serta menjamin keaslian dan keabsahan penelitian yang

dilaksanakan peneliti untuk mendapatkan atau menemukan beberapa

pendapat.Hasil yang relevan dengan tema penelitian yang dilakukan oleh peneliti

adalah :

1. Skripsi yang disusun oleh Imran Samsuri dengan judul “Pola Bimbingan

konseling Islam dalam pembinaan anak yang berhadapan dengan hukum (

ABH) yang dibina pada lembaga PSMP Para Mita Mataram.”Dalam skripsi ini

Page 24: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

8

peneliti melakukan penelitian di Paramita Mataram.Dalam penelitian ini

peneliti ingin mengetahui bagaimana pola bimbingan konseling Islam dalam

pembinaan anak yang berhadapan dengan hukum. Dalam penelitian ini peneliti

memaparkan tentang anak-anak yang berhadapan dengan hukum yang masih di

bawah umur. Dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun hasil dari

penelitiannya adalah memberikan bimbingan secara Islami kepada anak-anak

yang berhadapan dengan hukum dengan cara pembinaan.9

2. Peneliti yang ditulis oleh Mukhlis berjudul ”Strategi Tokoh Agama dalam

Pembinaan Kenakalan Remaja di Dusun Tibu Baru Desa Batu Putih’’. Dalam

penelitian ini memaparkan pembaharuan dari penelitian sebelumnya tentang

strategi tokoh agama dalam pembinaan kenakalan remaja di Dusun Tibu Baru

Desa Batu Putih. Adapun hasil penelitian tentang strategi tokoh agama dalam

melakukan pembinaan terhadap kenakalan remaja adalah melalui ceramah

umum, ormas Islam, jalinan kerjasama dan memberikan pelatihan-pelatihan.

Metode pendekatan yang di lakukan peneliti adalah menggunakan pendekatan

kualitatif. 10

3. Skripsi Harianto dengan judul “Pola Pembinaan Terhadap Anak Yang

Berhadapan Dengan Hukum Studi Pada Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP)

Paramita Mataram.Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apa saja

9 Imran samsuri,Pola Bimbingan Konseling Islam Dalam Pembinaan Anak Yang Berhadapan

Dengan Hukum Yang Di Bina Pada Lembaga Paramita Mataram (IAIN Fakultas Dakwah : 2015), h, 10.

10Mukhlis, Strategi Tokoh Agama Dalam Pembinaan Kenakalan Remaja Di Dusun Tibu Baru Desa Batu Putih.(IAIN Fakultas Dakwah: 2015), h.10.

Page 25: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

9

kendala yang dihadapi PSMP Paramita Mataram dalam membina anak yang

berhadapan dengan hukum. Dalam penelitian ini peneliti memaparkan tentang

anak-anak yang berhadapan dengan hukum. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode kualitatif. 11

Berdasarkan hasil penelitian di atas, terdapat kesamaan yang sangat

erat dengan fokus yang akan ditulis oleh peneliti,yaitu sama-sama mengkaji

tentang bimbingan dan pembinaan terhadap anak. Adapun perbedaannya

adalah terletak pada metode bimbingan konseling terhadap anak yang

berhadapan dengan hukum yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi

aktivitas kenakalan remaja.

F. Kerangka Teoritik

Kerangka teoritik merupakan persfektif teoritik yang secara paragmatik

dipakai untuk menegaskan dan menguraikan relevansi teoritik dan teori-teori

terpilih dengan fokus yang sedang diteliti.12

1. Pengertian Metode

Metode secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yang terdiri dari

penggalan kata “meta” yang berarti melalui dan “hodos’’ berarti jalan bila

digabungkan metode bias diartikan “ jalan yang harus dilalui’’. Dalam

11 Harianto, Pola Pembinaan Terhadap Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Studi Pada

Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Paramita Mataram.( IAIN Fakultas Dakwah:2015), h.5. 12Tim Penyusun,Pedoman Penulisan Skripsi ( Mataram: Institut Agama Islam Negri IAIN)

Mataram,2014), h.19.

Page 26: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

10

pengertian yang lebih luas, metode bias diartikan sebagai segala sesuatu atau

cara digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.13

Agus M. Hardjana mengemukakan metode adalah cara yang telah

dipikirkan secara matang yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah

tertentu demi tercapainya sebuah tujuan. Sedangkan menurut almadk

menjelaskan bahwa metode adalah suatu cara dengan menerapkan berbagai

prinsip yang logis terhadap suatu penemuan dan penjelasan kebenaran.Dari

penjelasan di atas bahwa metode adalah cara dalam melakukan sesuatu dan

sebuah rencana dalam pelaksanaan suatu tujuan.14

2. Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan

Berdasarkan pasal 27 peraturan pemerintah No. 29/1990, bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya

penemuan pribadi,mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan

Menurut Prayitno dan Erman Amti, merumuskan arti bimbingan adalah

proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada

seseorang atau beberapa orang individu,baik anak-anak,remaja maupun

dewasa,agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri dan mandiri,dengan memanfaatkan kekuatan individu dan

13 M. Luthfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) islam, ( Jakarta : Lembaga

Penelitian UIN syarif hidayatullah, 2008).H. 120. 14www. Seputarpengetahuan.comPengertian Metode. html.diakses 14 Maret 2017.

Page 27: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

11

sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang

berlaku.15

Menurut Frank Parson, sebagaimana dikutip oleh Prayitno dan

Erman Amti dalam bukunya mengatakan bahwa bimbingan adalah

bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan

diri,dan mengaku suatu jabatan, serta mendapat kemajuan dalam jabatan

yang dipilihnya.16

Adapun hakikat bimbingan dilihat dari pandangan Islam yaitu upaya

untuk membantu individu belajar mengembangkan fitrah atau kembali

kepada fitrah, dengan cara memberdayakan iman,akal dan kemauan yang

dikaruniakan Allah SWT. Kepadanya untuk mempelajari tuntutan Allah

dan Rasulnya, agar fitrah yang ada pada individu itu berkembang dengan

benar dan kukuh sesuai tuntutan Allah SWT. 17

Dengan membandingkan pengertian tentang bimbingan yang telah

dipaparkan di atas,makabimbingan merupakan proses pemberian bantuan

kepada seseorang atau kelompok orang secara terus menerus atau

sistematis oleh guru pembimbing agar individu dan kelompok individu

menjadi pribadi yang mandiri.

15Prayitno,Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta:Rineka

Cipta,2004),h.99. 16Ibid.,h.93. 17 Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam(Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2013), h.22.

Page 28: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

12

Bimbingan itu dapat diberikan kepada seseorang individu atau

sekumpulan individu. Ini berarti bahwa bimbingan dapat diberikan secara

individual dan kelompok. Bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja

yang membutuhkan tanpa memandang umur (of any age). Sehingga anak

atau orang dewasa dapat menjadi objek bimbingan. Dengan demikian,

bidang gerak bimbingan tidak hanya terbatas pada anak-anak atau remaja

tetapi juga mencangkup orang dewasa. Bimbingan dapat diberikan baik

untuk menghindari kesulitan-kesulitan maupun untuk mengatasi

persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individual di dalam

kehidupannya. Ini berarti bimbingan dapat di berikan bukan hanya

mencegah agar kesulitan itu tidak atau jangan timbul. Tetapi juga dapat

diberikan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang telah menimpa

individu belum lebih bersifat pencegahan dari pada penyembuhan.

b. Pengertian Konseling

Konseling merupakan hubungan pribadi yang dilakukan secara

tatap muka antara dua orang atau lebih dalam mana konselor melalui

hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang

dimilikinya,menyediakan situasi belajar,dalam hal ini konseli dibantu

untuk memahami diri sendiri,keadaannya sekarang dan kemungkinan

keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan

potensi yang dimilikinya.

Page 29: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

13

Menurut Prayitno dan Erman Amti, sebagaimana dikutip oleh Anas

Salahudin dalam bukunya mengatakan bahwa konseling merupakan

proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling

oleh seseorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami

suatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang

dihadapi klien.18

Menurut Cavanagh, dalam bukunya Gantina dan Eka Wahyuni

mengatakan bahwa konseling merupakan hubungan antara orang yang

memberikan bantuan yang telah mendapatkan pelatihan dengan orang

yang mencari bantuan atau orang yang mendapat bantuan yang didasari

oleh keterampilan yang diciptakan untuk membantu belajar membantu

membagun relasi dengan dirinya dengan orang lain.19

Menurut Rogers, sebagaimana dikutip oleh Nomara Lumanggo

Lubis dalam bukunya mengatakan bahwa konseling merupakan hubungan

saling membantu dimana salah satu pihak (konselor) bertujuan

meningkatkan kemampuan dan fungsi mental pihak lain (klien),agar dapat

menghadapi persoalan atau konflik yang dihadapi dengan lebih baik.20

Jadi, bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang integral

yang tidak dapat dipisahkan. Perkataan Guidance (bimbingan) selalu

18Anas Salahudin,Bimbingan dan Konseling(Bandung:Pustaka Setia,2010),h.15. 19 Gantina dan Eka wahyuni, Teori dan Tehnik Konseling (Jakarta : PT indeks, 2011), h. 8. 20 Namora Lumanggo Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik

(Jakarta : Kencana 2011), h.2.

Page 30: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

14

dirangkaikan dengan konseling sebagai kata majemuk, konseling yang

merupakan salah satu teknik bimbingan sering dikatakan sebagai inti dari

keseluruhan pelayanan dan bimbingan.

c. Tujuan konseling

Secara umum dan luas, program konseling dilaksanakan

dengan tujuan sebagai berikut :

1) Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup

pribadi..

2) Membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan

produktif dalam masyarakat.

3) Membantu individu dalam mencapai hidup bersama individu-

individu lain.

4) Membantu individu dalam mencapai harmoni antara cita-cita

dan kemampuan yng dimilikinya.21

Selain itu, tujuan yang hendak dicapai dalam bimbingan dan

konseling kepada anak bimbing juga memiliki beberapa tujuan yaitu:

1. Membantu anak bimbing agar membuat pilihan pendidikan dan

jabatan secara bijaksana.

2. Membantu anak bimbing agar dapat melalui tahap-tahap transisi

dilingkungannya ke dalam dunia kerja dengan baik.

21Ibid., h.38.

Page 31: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

15

3. Membantu anak bimbing agar memperoleh penyesuian

kepribadian yang baik.

4. Membantu anak bimbing agar memperoleh penyesuaian diri

penyesuaian baik dalam menghadapi perubahan-perubahan yang

terjadi dalam masyarakat.

Di samping tujuan sebagaimana disebutkan di atas, bimbingan dan

konseling dalam Islam juga memiliki tujuan yang secara rinci disebutkan

sebagai berikut22

a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, kesehatan, dan kebersihan

jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai

(muthmainnah), bersikap lapang dada (radhiyah), dan

mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya

(mardhiyah).

b. Menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah

laku yang dapat memberikan manfaat, baik pada diri sendiri,

lingkungan keluarga, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial

dan lingkungan alam sekitarnya.

c. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu

sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan,

tolong menolong, dan rasa kasih sayang.

22Ibid., h.43.

Page 32: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

16

d. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu

sehingga muncul dan berkembng rsa keinginan untuk berbuat taat

kepda Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta

ketabahan menerim ujian-Nya.

e. Untuk menghasilkan potensi Illahi, sehingga dengan potensi itu

individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik

dan benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan

hidup, dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamtan bagi

lingkungnnya pada berbagai aspek kehidupan.

d. Metode konseling

Terdapat dua jenis metode konseling yang di antaranya23

1) Konseling Individu

Konseling individu dilakukan bertujuan untuk penggalian masalah

dan membantu klien berdamai dengan masa lalalunya dan

melanjutkan hidupnya dan menerima kenyataan.

2) Konseling kelompok

Konseling kelompok dilakukan berdasarkan hasil asessment dan

observasi terkait masalah yang dihadapi oleh para ABH , konseling

kelompok ini bertujuan untuk membantu ABH dalam menyelesaikan

masalah dalam lingkungan.

23 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta:Amzah, 2010), h.75.

Page 33: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

17

e. Teknik Konseling secara individu

Terdapat beberapa metode dalam layanan konseling, antara lain:

1) Perilaku Attending

Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang

mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.

Perilaku attending yang baik dapat :

a) Meningkatkan harga diri klien.

b) Menciptakan suasana yang aman

c) Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.

2) Empati

Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang

dirasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk

atau tentang klien. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku

attending, tanpa perilaku attending mustahil terbentuk empati.

3) Refleksi

Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien

tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan

terhadap perilaku verbal dan non verbalnya.

4) Eksplorasi

Page 34: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

18

Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan

pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien

menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu

mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan klien

untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam.

5) Menangkap Pesan (Paraphrasing)

Menangkap Pesan (Paraphrasing) adalah teknik untuk menyatakan

kembali esensi atau initi ungkapan klien dengan teliti mendengarkan

pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan

sederhana, biasanya ditandai dengan kalimat awal : adakah atau

nampaknya, dan mengamati respons klien terhadap konselor.

6) Pertanyaan Terbuka (OpenedQuestion)

Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing konseli agar mau

berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya

yang diajukan sebaiknya menggunakann kata tanya apakah,

bagaimana, adakah, dan dapatkah.

7) Pertanyaan Tertutup (Closed Question)

Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan

terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan

tertutup, yang harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan

kata-kata singkat.

Page 35: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

19

Tujuan pertanyaan tertutup untuk Mengumpulkan informasi,

menjernihkan atau memperjelas sesuatu, dan menghentikan

pembicaraan klien yang melantur atau menyimpang jauh.

8) Interpretasi

Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman

klien dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subyektif

konselor, dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar

klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan

baru tersebut.

9) Mengarahkan (Directing)

Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan

sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan

konselor atau menghayalkan sesuatu.

10) Menyimpulkan Sementara (Summarizing)

Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga

arah pembicaraan semakin jelas. Tujuan menyimpulkan sementara

adalah untuk: Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil

kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan, menyimpulkan

kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap, meningkatkan kualitas

diskusi, dan mempertajam fokus pada wawancara konseling.24

24 Sofyan S, Konseling Individu Teori dan Praktek (Bandung: Alfabeta 2014), h.160-167.

Page 36: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

20

f. Tehnik konseling secara kelompok

Adapun beberapa tehnik konseling secara kelompok antara lain :

1). Program Home Room

Program ini dilakukan dengan menciptakan suatu kondisi sekolah atau

kelas seperti di rumah, sehingga tercipta suatu kondisi yang bebas dan

menyenangkan.Tujuan utama program ini adalah agar konselor dapat

mengenal klien secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara

efisien.

2). Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana klien dapat

memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-

sama. Karena setiap klien memperoleh kesempatan untuk mengemukakan

pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.

3). Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu tehnik yang baik dalam

bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu

untuk berpartisifasi secara baik. Melalui bimbingan ini individu dapat

mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu.

4). Sosiodrama.

Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan

kelompok. bimbingan ini merupakan salah satu cara memecahkan masalah

individu dengan cara drama. Metode ini melalui kegiatan bermain peran.

Page 37: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

21

5). Pengajaran Remedial

Remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran

yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang klien untuk

membantu kesulitan belajar yang dihadapinya.25

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling

a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu

sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. Seperti

pemahaman tentang peserta didik sendiri, termasuk di dalam lingkungan

keluarga, sekolah serta masyarakat.26

b. Fungsi Preventif, yaitu usaha bimbingan yang ditunjukkan kepada

individu atau sekelompok individu yang belum bermasalah agar siswa

tersebut dapat terhindar dari kesulitan-kesulitan dalam hidupnya. Layanan

bimbingan ini di maksudkan untuk mencegah timbulnya masalah.27

c. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan

lingkungannya.28

25Ibid.,h. 237-277. 26 Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam (Jakarta: Amzah, 2015), h. 45. 27 Elfi Mu’awanah, Bimbingan Konseling Islam( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.71. 28Ibid.,h.94.

Page 38: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

22

d. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu

konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir,

berperasaan dan bertindak (berkehendak).29

4. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling.

a. Bimbingan pribadi, merupakan suatu bantuan dari konselor kepada

konseli (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan

pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan

menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik. Bidang bimbingan

ini bertujuan untuk membantu individu agar bisa memecahkan masalah-

masalah yang bersifat pribadi. Seperti yang diutarakan oleh Depdikbud

mengatakan bahwa tujuan bimbingan pribadi ini untuk (a) mencapai

tujuan dan tugas perkembangan pribadi, (b) mewujudkan pribadi yang

mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara

baik.

b. Bimbingan sosial, yaitu suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi

dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian

masalah konflik, penyesuaian diri dan sebagainya. Menurut Djumhur dan

Surya bimbingan sosial (social guidance)merupakan bimbingan yang

bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi

kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu mampu

menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya.

29 Tohirin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah(Jakarta: PT: Raja Grafindo 2009), h. 50.

Page 39: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

23

Tujuan utama pelayanan bimbingan sosial ini adalah agar individu yang

dibimbing mampu melakukan intraksi sosial secara baik dengan

lingkungannnya.

c. Bidang bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah suatu bantuan

dari pembimbing (konselor) kepada individu (klien) dalam hal

menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang

sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan

dengan tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendidikan. Relevan dengan

makna di atas, Surya menyatakan bahwa bimbingan belajar merupakan

jenis bimbingan yang membantu individu dalam menghadapi dan

memecahkan masalah-masalah pendidikan. Bidang bimbingan ini

bertujuan untuk membantu individu agar mencapai perkembangan yang

optimal, sehingga tidak menghambat perkembangan belajar individu

(klien).

d. Bimbingan karier merupakan bantuan dalam mempersiapkan diri

menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan atau jabatan

(profesi) tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatan

tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari

lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. Adapun tujuan dari bimbingan

Page 40: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

24

karir yaitu agar individu memperoleh informasi tentang karier atau jabatan

atau profesi tertentu. 30

5. Anak Berhadapan dengan Hukum

Sudah jamak diketahui permasalahan perlindungan anak di Indonesia

sangat berat dan kompleks. Salah satu persoalan yang serius dan mendesak

untuk memperoleh perhatian adalah penanganan anak yang berhadapan

dengan hukum (ABH).

Dimensi berhadapan dengan hukum berarti adanya tindakan-tindakan

anak yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku

dan sah di Indonesia, sehingga dalam konteks ini dapat didefinisikan bahwa

anak-anak yang bermasalah dengan hukum anak-anak yang belum dewasa

menurut hukum dan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan

hukum yang berlaku dan sah.

Umumnya anak-anak yang berhadapan dengan hukum didefinisikan

sebagai anak yang disangka, didakwa atau dinyatakan bersalah melanggar

ketentuan hukum atau seorang anak yang diduga telah melakukan atau telah

ditemukan melakukan suatu pelanggaran hukum. Dalam kepustakaan hukum,

ABH disebutkan bahwa anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak

yang telah mencapai usia 12 (dua belas) tahun tetapi belum mencapai usia 18

(delapan belas) tahun dan belum menikah. Sedangkan menurut Lembaga

30 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta :Raja Grafindo

Persada 2013),h.122-129.

Page 41: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

25

Perlindungan Anak, memaknai bahwa anak yang berhadapan dengan hukum

adalah anak yang telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan

hukum yang berlaku (peraturan perundang-undang).31

Dalam peraturan perundang-undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Menegaskan bahwa pertanggung

jawaban orang tua, Masyarakat, Pemerintah dan Negara merupakan

rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus demi

terlindungnya hak-hak anak. Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan

sedini mungkin, yakni sejak dari janin dalam kandungan sampai anak

berumur 18 tahun.32Menurut pasal 15 Perlindungan Anak dalam ketentuan

ini meliputi kegiatan yang bersifat langsung dan tidak langsung, dari

tindakan yang membahayakan anak secara fisik dan psikis33

Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997

Tentang Pengadilan Anak. Menegaskan bahwa anak adalah bagian dari

generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan

potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan

strategis dan mempunyai cirri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan

perlindungan.

31 Bang opic, “Perlindungan Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, dalam

http//bangopic.wordpres.com/2008/12/17,diambil tanggal 13 juli 2017, pukul 10.00 WITA. 32 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Perlindungan Anak (Jakarta: Permata Press, 1999),

h.317. 33Ibid., h.114.

Page 42: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

26

Menurt pasal 4 menegaskan bahwa : 1). Batas umur anak nakal yang

dapat diajukan kesidang anak adalah sekurang-kurangnya 8 tahun tetapi

belum mencapai umur 18 tahun dan belum pernah kawin. 2). Dalam hal anak

melakukan tindak pidana pada batas umur sebagaimana dimaksud dalam ayat

1 dan diajukan kedalam siding pengadilan setelah anak yang bersangkutan

melampaui batas tersebut, tetapi belum mencapai umur 21 tahun, tetap

diajukan ke Sidang Anak.34

a. Jenis-jenis ABH

Adapun jeni-jenis Anak yang Berhadapan dengan Hukum.

1) Anak yang diduga, disangka, didakwa, atau dijatuhi pidana karena

melakukan tindak pidana.

2) Yang menjadi tindak pidana atau yang melihat dan/atau mendengar

sendiri terjadinya suatu tindak pidana.

b. Kategori ABH.

Ada dua kategori perilaku anak yang membuat ia berhadapan dengan

hukum:

1) Perilaku kenkalan anak yang apabila dilakukan orang dewasa tidak

dianggap kejahatan. Seperti: membolos sekolah, kabur dari rumah dan

lain-lain.

34Undang-undang HAM, Pengadilan Anak (Jakarta: Asa Mandiri, 2006), h. 210-212.

Page 43: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

27

2) Perilaku kenakalan anak yang apabila dilakukan orang dewasa dianggap

kejahatan atau atau criminal seperti : perampokan, pemerkosaan,

pelecehan seksual dan lain-lain.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak

a) Faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri diantaranya.

a) Lemahnya pertahanan diri.

b) Kurangnya kemampuan penyesuaian diri.

c) Kurangnya dasar-dasar keimanan yang ada dalam diri remaja.

b) Faktor yang berasal dari lingkungan keluarga diantaranya:

a) Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tua.

b) Lemahnya keadaan ekonomi di desa-desa, sehingga kebutuhan anak

tidak terpenuhi.

c) Kehidupan keluarga yang tidak harmonis.

c) Faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat diantaranya:

a) Kurangnya pelaksanaan ajaran agama secara konsekwen.

b) Masyarakat yang kurang memperoleh pendidikan.

c) Adanya pengaruh norma-norma baru dari luar.

d) Faktor yang bersumber dari sekolah diantaranya:

a) Faktor guru.

b) Faktor pasilitas pendidikan.

c) Kekurangan guru.35

35Willis, Remaja dan Masalahnya (Bandung : Alfabeta, 2008),h.128-142.

Page 44: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

28

G. MetodePenelitian

Metode penelitian pada dasarya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan

kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.36

Metode deskriptif yaitu salah satu metode yang tujuannya untuk menyajikan

gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi

dan klarifikasimengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan

mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit

yang diteliti antara penomena yang diuji.

1. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan kulitatif. Dalam

penelitian ini peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

dengan studi lapangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan

memaparkan data mengenai metode bimbingan konseling terhadap anak

berhadapan dengan hukum di LPKA mataram.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini,dikarenakan pendekatan

kualitatif berangkat dari ilmu-ilmu perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Esensinya

adalah sebagai sebuah metode pemahaman terhadap dinamika sosial dari

36Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2012), h.3.

Page 45: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

29

kehadiran manusia dan interaksinya dengan lingkungan. Selain itu, kajian ini

juga dimaksudkan untuk memahami situsi sosial secara mendalam37.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam sebuah penelitian terutama dalam penelitian kualitatif kehadiran

peneliti merupakan sebuah keharusan,karena dalam mengumpulkan data-data

yang dibutuhkan terkait masalah penelitian. Dalam proses pengumpulan data

tersebut maka kehadiran peneliti di lokasi penelitian adalah mutlak adanya.

Karena secara langsung peneliti akan mengetahui jenis data yang

dikumpulkan. Apabila kehadiran peneliti tidak bisa dilaksanakan dengan

baik,atau hanya mengandalkan orang lain, maka data-data yang dikumpulkan

bisa jadi tidak sesuai dengan topik pembahasan dan fokus penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram

(LPKA) terkait dengan metode bimbingan konseling terhadap anak

berhadapan dengan hukum di LPKA Mataram.

Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah peneliti tertarik ketika

melaksanakan observasi awal dimana, banyak kasus anak-anak yang

menyandang status berhadapan dengan hukum yang masih belia, yang tidak

sesuai dengan usianya. Sehingga peneliti sangat tertarik untuk melakukan

penelitian di LPKA Mataram ini.

37Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

(Bandung:Alfabeta,2007),h.399.

Page 46: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

30

4. Jenis dan Sumber Data

a. Sumber Data

Menurut Lofand sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain.38

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subyek penelitian

atau informan, atau subjek dari mana data itu diperoleh, dalam penelitian

ini tentu peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam

pengumpulan data dan sumber datanya disebut responden, yaitu orang

yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, sedangkan

apabila penelitian menggunakan teknik observasi sumber datanya bisa

berupa benda,gerak atau proses sesuatu.39

Adapun subjek yang dimaksud oleh peneliti disini untuk

mendapatkan data adalah dengan menggunakan tehnik wawancara dengan

para pihak yang terkait, yaitu dengan para pihak yang berwenang di

LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak ) Mataram. Adapun data-data

tambahan didapatkan melalui observasi diambil dari hasil berupa catatan-

catatan, yang berisi tentang segala proses yang terkait dengan penelitian.

38Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya ,

2014), h. 157. 39Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi (Mataram: Institut Agama Islam Negeri IAIN)

Mataram, 2014.

Page 47: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

31

b. Jenis Data

Adapun jenis data pada penelitian ini berupa data primer yaitu data

pokok, dan data sekunder (data penunjang). Dan yang menjadi bagian data

pokok adalah data yang diperoleh dari responden yang disampaikan

melalui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti

sendiri.

5. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam penelitian,

bahkan merupakan keharusan bagi seorang peneliti dalam penelitian. Adapun

dalam memperoleh data yang di perlukan dalam penelitian ini di antaranya :40

a. Observasi

Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian

yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu. Observasi juga

merupakan suatu pengamatan yang khusus dan yang ditujukan pada satu

atau beberapa fase masalah di dalam rangka penelitian, dengan maksud

untuk pemecahan persoalan yang dihadapi.41

Secara umum observasi dapat dilakukan dengan dua cara :

1). Observasi langsung (partisipan)

40Emzir, Metodelogi Penelitian Kualitatif Analisa Data (Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada,

2012), h.37-39. 41Safari Imam Asy’ari, Metodelogi Penelitian Sosial ( Surabaya : Usaha Nasional, 1983), h. 82.

Page 48: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

32

Observasi Langsung adalah sebuah proses pengamatanyang di lakukan

oleh observer (peneliti) yang secara langsung ikut mengambil bagian

dalam kehidupan orang-orang yang akan di observasi.

2). Observasi tidak langsung (non partisipan)

Observasi tidak langsung merupakan suatu proses pengamatan

observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang akan diobservasi

yang secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat.

Adapun metode observasi yang akan digunakan oleh peneliti

adalah observasi non partisipan yaitu peneliti hadir di lokasi untuk

melakukan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam

kehidupan orang yang akan diobservasi yang secara terpisah

berkedudukan sebagai pengamat.

b. Wawancara

Wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara

dua orang dalam situasi saling berhadapan antara salah seorang, yaitu

yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan

kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan

keyakinannya.

Tujuan peneliti menggunakan metode wawancara dalam

penelitian ini adalah untuk mendapatkan data/informasi yang benar-

benar akurat langsung pada responden, di samping itu juga untuk

menjamin hubungan yang erat antara peneliti dengan responden,

Page 49: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

33

sehingga responden tidak kaku dalam memberikan data atau

informasi yang di butuhkan oleh peneliti.42

Dalam menggunakan tehnik wawancara ini berguna sebagai

tehnik pengumpulan data, data yang diperoleh peneliti dengan cara

wawancara secara lisan dan bertatap muka langsung antara peneliti

dan beberapa orang yang di wawancarai.

Macam-macam wawancara :

1) Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang

pewawancaraanya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan

di susun dengan rapi dan ketat. Jenis ini dilakukan pada situasi

jika sejumlah sempel yang representatif ditanyai dengan

pertanyaan yang sama dan hal ini pentiang sekali. Pokok - pokok

yang dijadikan dasar pertanyaan di atur secara sangat terstruktur.

Keuntungan wawancara terstruktur ialah jarang mengadakan

pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan wawancara

agar sampai tidak berbohong.

42Ibid.,h. 120.

Page 50: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

34

2) Wawancara tak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas

di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.43

Wawancara semacam ini di gunakan untuk menemukan

informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Hasil

wawancara ini menekankan perkecualian, penyimpangan.

Penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru,

pandangan ahli, atau perspektif tunggal. Dalam hal ini waktu

bertanya dan cara memberikan respon, yaitu jenis ini jauh lebih

bebas iramanya. Pertanyaan tidak di susun terlebih dahulu,

masalah disesuaikan dengan keadaan dengan ciri yang unik dari

responden, pertanyaan tanya jawab biasanya mengalir seperti

dalam percakapan sehari-hari.44

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara

tidak terstruktur, karena akan lebih memudahkan bagi peneliti

dalam melakukan penelitian dan dalam mendapatkan data-data

yang di perlukan serta dengan menggunakan wawancara

43 Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif(Bandung:PT. Alfabeta,2015), h. 140. 44Lexy J. Melong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1999), h. 190-191.

Page 51: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

35

tidakterstruktur sangat cocok untuk permasalahan yang sedang di

angkat oleh peneliti.

c. Dokumentasi

Data ini di kumpulkan dari sumber data yang tertulis baik yang

berhubungan dengan masalah kondisi objektif juga silsilah dan pendukung

lainnya. 45.

6. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat di temukan tema

dan dapat di rumuskan hipotesis kerja seperti yang di sarankan oleh data. Dari

data-data seperti caatatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar, foto,

dokumentasi berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan

analisis dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,

memberikan kode, dan mengkatagorisasikannya. Pengorganisasian dan

pengelolahan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja

yang akhirnya di angkat menjadi teori substansif.46

Berkaitan dengan hal tersebut peneliti menggunakan teknik analisis

interaktif Miles dan Huberman, yang menawarkan satu teknik analisis yang

lazim disebut dengan interactive model. Tehnik analisis ini pada dasarnya

45 Djam’an dan Aan komariah,Metodeologi Penelitian Kualitatif(Bandung:Alfabeta,2009), 236-

238. 46Ibid.,h.190. 28Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R & D (Bandung:Alfabeta,2014),h.244.

Page 52: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

36

terdiri dari tiga komponen: reduksi data (data reduction), penyajian data (data

display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying

conclusion).47

Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap Pertama,

melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data.

Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan (memo)

mengenai berbagai hal. Termasuk berkenaan dengan aktivita serta proses-

proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok,

dan pola-pola data.

Komponen kedua analisis interaktif dari Miles dan Huberman, yakni

penyajian data (data display) melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan

data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan yang lain sehingga

seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatan karena

dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa

bertumpuk maka penyajian data (data display) pada umumnya dapat

membantu proses analisis.

Pada komponen terakhir, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan (drawing

and verifying conlclusion), peneliti pada dasarnya mengimplementasikan

prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan ada

kecendrungan dari display data yang telah dibuat. Adakalanya kesimpulan

47 Pawito, penelitian Komunikai Kualitatif (Yogyakarta : PT LKIS Pelangi Aksara Yogyakarta), h.104.

Page 53: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

37

telah tergambar sejak awal, namun kesimpulan final tidak pernah dirumuskan

secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan analisis seluruh data yang ada.

Peneliti dalam kaitan ini masih harus mengkonfirmasi, mempertajam, atau

mungkin merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai

pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau

realisasi yang diteliti.48

48Ibid., h.104-106.

Page 54: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

38

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat LPKA Mataram

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Mataram terletak di

Dusun Tojong-ojong Desa Selebung Kecamatan Batukliang Kabupaten

Lombok Tengah sebelah Selatan bersebelahan dengan Repuk Puyung,

sebelah Timur bersebelahan dengan Aik Bukak, sebelah Utara bersebelahan

dengan Teratak dan sebelah Barat bersebelahan dengan Aik Darek.Lembaga

Pembinaan Khusus Anak Mataram merupakan hasil alih fungsi bangunan

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Mataram yang terletak di Jln. Tojong-

Ojong Desa Selebung kecamatan Batukliang kabupaten Lombok Tengah.

Pembentukan Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Mataram.

Berdasarkan keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : M.HH-

10.0T.01.01 Tahun 2011 tentang pembentukan Lembaga Pemasyarakatan

Kelas III Gunumg Sugih, Warung Kiara, Tanjung Lembata, Lapas Wanita

Kupang, Lapas Narkotika Samarinda serta Lembaga Pemasyarakatan Anak

Kelas III Mataram. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Anak Mataram yang

diresmikan pada tanggal 16 Juli 2012 oleh Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM Nusa Tenggara Barat. Lembaga

Page 55: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

39

Pemasyarakatan Anak kelas III Mataram memiliki kapasitas 72 ( tujuh

puluh dua) orang dengan luas tanah perkantoran 10.361 M.49

Lembaga Pembinaan Khusus Anak mataram merupakan

Lembaga Negara di bawah naungan Kementrian Hukum dan Hak Asasi

Manusia yang berfungsi sebagai lembaga yang secara khusus membina anak

yang berhadapan dengan hukum di wilayah Nusa Tenggara Barat.

2. Tugas Pokok Pembinaan LPKA Mataram

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram ( LPKA) yang memiliki

tugas pokok dan fungsi utama untuk membina, membimbing, dan

mengayomi anak didik pemasyarakatan di dalam Lembaga pembinaan

Khusus Anak ini, dengan berdasarkan pada pembinaan Keperibadian dan

kemandirian sehingga mereka di harapkan dapat berubah, bertaubat, dan

memiliki bekal yang cukup baik ketika mereka telah bebas nanti pada

bidang masing-masing.

3. Gambaran Anak Didik di LPKA Mataram

Jumlah anak didik di LPKA Mataram sebanyak 36 orang yang terdiri

dari anak nakal seperti Pembunuhan, Perlindungan anak, pencurian, terhadap

ketertiban dan perampokan. Data anak didik dapat dilihat pada table

berikut.50

49Profil, LPKA Mataram Pada tanggal 27 Maret 2017 50 Dokumentasi diambil tanggal 27 Maret 2017.

Page 56: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

40

Tabel II Nama dan Profil Peserta Didik di LPKA Mataram

No Nama Alamat Jenis Kejahatan Lama

Pidana

Pasal

Utama

1. Wahidin Amrin Kota Bima Pembunuhan 7 Tahun

338

2. Lukman Ramli Kota Bima Perlindungan Anak 7 Tahun

82

3. Muhammad Supardi

Lombok Barat Perlindungan Anak 3 Tahun 81 ayat 1

4. Lalu Wida Sandya

Lombok Tengah Perlindungan Anak 3 tahun

81

5. Sahrul Munadi Lombok Barat Perlindungan Anak 2 tahun

81

6. Muhammad Candra

Lombok Tengah Perlindungan Anak 2 tahun

81

7. Muhammad Ali Lombok Tengah Perlindungan Anak 2 tahun

82

8. Haeril Watoni Lombok Timur Perlindungan Anak 1 tahun

82

9. L.Muhammad Taufik

Lombok Tengah Perlindungan Anak 2 tahun

81

10. Indra Alam Kota Bima Perlindungan Anak 3 tahun

81

11. Firdaus Rifa’i Kota Dompu Perlindungan Alam 3 tahun

81

12. Nisfu Sakban Lombok Barat Perlindungan Anak 2 tahun

81

13. M. Nandi Rahman

Sumbawa Perlindungan Anak 1 tahun

81

14. Darwanto Lombok tengah Perampokan 3 tahun 365 KUHP

15. Rian Mahendra Lombok Tengah Perampokan 1 tahun 365 KUHP

16. Irfan Jamuranu Lombok Tengah Perampokan 10 bulan 365 KUHP

17. Obo Harja Lombok Tengah Perampokan 7 bulan 365 KUHP

18. Yudistira Lombok Timur Perampokan 7 bulan 365 KUHP

19 Imam Mustakim Lombok Timur Perampokan 365

Page 57: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

41

KUHP 20. Imam Mustakim Lombok Timur Perampokan 7 bulan 365

KUHP 21. L. Hamzan Wadi Lombok Timur Pencurian 1 tahun 363

KUHP 22. Ilham Maulana Sumbawa Pencurian 7 bulan 363

KUHP 23. Candra Kirana Sumbawa Pencurian 8 bulan 363

KUHP 24. Dodi Hartono Sumbawa Pencurian 8 bulan 365

KUHP 25. Juandani Sumbawa Pencurian 10 bulan 363

KUHP 26. Safrino Sumbawa Pencurian 10 bulan 3653

KUHP 27. Agus Pratama Lombok Tengah Pencurian 10 bulan 363

KUHP 28. Sadgor Kumia

Tegar Lombok Tengah Pencurian 7 bulan 363

KUHP 29. Artayuda

Herlambang Sumbawa Pencurian 6 bulan 363

KUHP 30. Jumadi Ahmad Lombok Tengah Pencurian 7 bulan 363

KUHP

31. Idrayanto Mataram Pencurian 3 bulan 363 KUHP

32. Mail Lombok Tengah Pencurian 2 bulan 363 KUHP

33. Andiy Safutra Sumbawa Pencurian 5 bulan 363 KUHP

34. Fajri Ramadani Sumbawa Pencurian 11 bulan 363 KUHP

35. Khaerurrozikin Sumbawa Pencurian 7 bulan 363 KUHP

34. Burhanudin Lombok Barat Kesusilaan 1 tahun

285

36. Herman Sumbawa Ketertiban 3 tahun

170

Berdasarkan tabel nama anak anak atau peserta didik di atas, dapat

dilihat jumlah anak yang berhadapan dengan hukum sangatlah tinggi dan

Page 58: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

42

jenis pelanggaran yang mereka lakukan berbeda-beda. Oleh karena itu perlu

adanya lembaga yang bisa membimbing anak agar bisa mengurangi untuk

melakukan tindak pelanggaran hukum tersebut.

Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada para

responden di lapangan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yaitu

tentang bagaimana metode bimbingan konseling terhadap anak berhadapan

dengan hukum di LPKA Mataram maka hasil wawancara tersebut adalah :

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan maka peneliti mendapatkan

data yang berkaitan dengan permasalahan diatas. Berikut kegiatan bimbingan

di LPKA Mataram. 51

Tabel III Jadwal kegiatan Pembinaan dan jadwal harian anak didik LPKA Mataram

NO HARI WAKTU KEGIATAN 1 Senin 09.00-10.15

10.15-11.30

13.45-15.15

IMTAQ

KOMPUTER

KEPUSTAKAAN 2 Selasa 09.00-10.15

10.15-11.30

13.45-15.15

IMTAQ

KOMPUTER

KEPUSTAKAAN

3 Rabu 09.00-10.15

10.15-11.30

13.45-15.15

IMTAQ

BHS. INGGRIS

REKREASI

4 Kamis 09.00-10.15

10.15-11.30

IMTAQ

BHS.INGGRIS

51Observasi, LPKA 5 April 2017

Page 59: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

43

13.45-15.15 KOMPUTER

5 Jum’at 09.00-10.15

10.15-11.30

13.45-15.15

OLAHRAGA

PRAMUKA/YASINAN

KESENIAN/KETERAMIPLAN

Tabel : IV Jadwal harian anak didik LPKA Mataram.

No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

1. 05.00-05.30 Bangun tidur dan sholat

subuh

Kamtib

2. 05.30-08.00 Bersihkan kamar dan

lingkungan sekitar

Kamtib

3. 08.00-09.00 Sarapan pagi, apel pagi,

dan persiapan belajar

Kamtib

4. 09.00-10.15 Agenda pembinaan Staf pembinaan

5. 10.15-11.30 Agenda pembinaan Staf pembinaan

6. 11.30-12.00 Istirahat dan persiapan

sholat zuhur

Staf pembinaan

7. 12.00-13.00 Sholat zuhur berjamaah Staf pembinaan

8. 13.00-13.15 Apel siang Kamtib

9. 13.15-13.45 Makan siang Kamtib

10. 13.45-15.15 Agenda pembinaan Staf pembinaan

Page 60: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

44

11. 15.15-15.45 Sholat asar berjamaah Staf pembinaan

12. 15.45-16.00 Istirahat Kamtib

13. 16.00-17.30 Olahraga / pembinaan Kamtib/staf pembinaan

14. 17.30-17.45 Persiapan apel sore Kamtib

15. 17.45-18.00 Apel sore Kamtib

16. 18.00-18.15 Makan malam Kamtib

17. 18.15-18.45 Sholat magrib berjamaah Staf pembinaan

18. 18.45- 19.30 Membaca Al-Qur’an Staf pembinaan

19. 19.30-20.00 Sholat isya’ berjamaah Staf pembinaan

20. 20.00-05.00 Istirahat malam Kamtib

Dari tabel di atas dapat dilihat jenis kegiatan para ABH setiap hari

dan bentuk-bentuk bimbingan yang mereka dapat setiap hari di LPKA

Mataram untuk mengurangi aktifitas kenakalan pada remaja.

Page 61: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

45

4. Keadaan Pengurus LPKA Mataram

Untuk lebih memajukan kegiatan pembinaan rehabilitasi yang ada di

LPKA Mataram pengasuh atau Pembina merupakan komponen yang sangat

menentukan atau memegang peranan penting, karena pengasuh atau

Pembina merupakan narasumber dalam hal ini Pembina harus memiliki

kemampuan professional sebagai tenaga pembimbing sesuai yang

diinginkan masyarakat.

Adapun tenaga pengurus LPKA Mataram dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel : V Data pengurus LPKA Mataram 2017

No Nama Jabatan

1. Faozul Ansori, Amd.IP.S.sos Kepala LPKA

2. Edi Maryatno, SH Kasubag umum

3. Erna Ernawati, S.sos Kaur kepegawean dan tata

usaha

4. Wahyudi Adyanto, SE Kaur keuangan dan

perlengkapan

5. I. Gede Ardhana Putra, SH Kasi registrasi dan

klasifikasi

6. Heri Jufriyanto, SH Kasubsi Registrasi

Page 62: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

46

7. Yuliadin Subadi, SH Kasubsi Penilaian dan

pengklasifikasian

8. Riva Dilyanti, Amd.IP, S.sos Kasi pembinaan

9. Dedi Herdi Putra, SH Kasubsipendidikan dan

bimbingan kemasyarakatan

10. I. Made Kartayasa Kasubsi perawatan

11. Sofian Hadi Sasmita, Amd,IP, S.sos Kasi Pengawasan dan

penegakan disiplin

12. M. Saripudin Hazri, Amd.IP,S.sos Kasubsi Administrasi

pengawasan dan penegakan

disiplin

5. Visi dan Misi

a) Visi

Menjadikan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram. Sebagai rumah

tunas bangsa.

b) Misi

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram yang ’’ RAMAH ANAK’’

Religius :Aman

Akhlakul karimah Dalam Suasana :Nyaman

Mandiri :Akrab

Amanah :Kekeluargaan

Humanis

Page 63: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

47

6. Struktur Organisasi

Berikut adalah Struktur organisasi LPKA Mataram.

Kasubsi Registrasi Heri Jufrianto, SH

KEPALA LPKA Faozul Ansori. Amd,IP.S.sos

KASUBAG UMUM Edi Maryatno, SH

Kaur kepegawaian & tata usaha Erna Ernawati, S.sos

Kaur keuangan dan perlengkpan

Wahyu Adyanto SE

Kasi pembinaan Riva Dilyanti Amd,IP,S.sos

Kasi pengawas dan penegakan disiplin

Sofian Hadi Sasmita,Amd,IP

AAmd,IP.s

Kasubsi pembinaan & bimbingan

Dedi Hardi Putra, SH

Kasubsi Perawatan

I Made Kertayasa, SH

Kasubsi Administras M. saripuddin,Amd,

IP.s.sos

Kasi registrasi & klasifikasi I Gede Ardhana Putra, SH

Kasubsi penilaian & pengklasifikasian

Yuliadin Subadi, SH

REGU PENGAWASAN

Page 64: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

48

B. Metode Bimbingan Konseling Terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum

di LPKA Mataram.

Bimbingan merupakan suatu layanan yang diberikan kepada seseorang

maupun sekelompok orang baik yang memiliki masalah maupun yang tidak

memiliki masalah agar dia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,

mampu mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki serta mengamalkannya.

Setelah peneliti melaukan observasi dan wawancara kepada para

responden di lapangan yang berkaitan dengan permasalahan peneliti ini yaitu

tentang metode bimbingan konseling terhadap anak yang berhadapan dengan

hukum di LPKA Mataram. Dan menurut hasil wawancara dengan para responden

di lapangan ada beberapa bimbingan yang paling utama yang di lakukan dalam

membina anak yang berhadapan dengan hukum yaitu.

1. Bimbingan Konseling Individu

Konseling individu ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan

motivasi anak yang berhadapan dengan hukum, proses ini merupakan bentuk

pertolongan yang diberikan kepada konseli (ABH) agar mampu

menyeleseaikan masalah yang dihadapi dan mampu lebih terbuka dalam

menceritakan permasalahan yang dihadapinya. Seperti yang diungkapkan

oleh Riva Dilyanti selaku kasubsi pembinaan mengatakan bahwa :

Dengan diadakannya konseling secara individu ini diharapkan agar anak-anak yang dibina disini, agar bisa dan mampu lebih terbuka dalam menceritakan permasalahannya. Dengan tujuan untuk mengetahui sejumlah

Page 65: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

49

permasalahan yang dihapi oleh anak-anak ini dan agar kita mengetahui apasaja yang melatarbelakanginya melakukan perbuatannya.52

Adapun kasus-kasus yang dihadapi oleh Anak Berhadapan dengan

Hukum (ABH) setelah melakukan wawancara dengan beberapa anak binaan

yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram ini mengtakan

bahwa :

Pertama kasus Pencurian Wawancara dengan doni (Nama samara) mengatakan bahwa awal mula melakukan kasus pencurian ini karena sering diajak teman bergaulnya main judi, sehingga doni nekat mengambil Hp dan Laptop milik orang lain.53

Selain doni ada juga anak yang memiliki kasus yang sama dengan doni yaitu aldo (Nama samara) mengatakan bahwa hanya karena tidak ada uang untuk membeli rokok aldo nekat mencuri. Ketika peneliti peneliti melakukan penelusuran lebih dalam terhadap kasus yang dihadapi oleh aldo, ia menuturkan dengan jelas apa yang melatarbelakanginya nekat melakukan tindakan pencurian ini. Ia mengatakan bahwa saya mencuri disalah satu tempat wisata yang ada di Lombok, ini merupakan aksi yang kedua kali ditempat yang sama. Dimana aksi yang pertama berhasil mencuri barang-barang berharga milik wisatawan dikawasan pantai Kuta, sasaran yang sering menjadi korban adalah para wisatawan luar negeri. ‘’ Saya pikir para turis itu selalu membawa uang banyak dan barang-barang mahal, sehingga saya lebih tertarik merampok uang para turis asing yang sedang berlibur dikawasan wisata Lombok Tengah, selain itu saya pernah diajak teman saya pergi begal motor aksi yang kedua itu berhasil dan motor itu saya jual dengan harga 3 juta. Akan tetapi pencurian yang ketigakalinya saya berhasil ditangkap oleh aparat kepolisian resort Lombok Tengah sehingga saya harus menjalani proses hukuman di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ini. Dan sungguh-sungguh saya sangat menyesali perbuatan saya. Ini mungkin yang terakhirkalinya karena saya menyadari ini semua salah.54

Kedua Dalam kasus ini, pembunuhan yang dilakukan oleh dion (Nama

samara) seorang anak yang sudah tega membunuh temannya sendiri

52 Riva Dilyanti, Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 7 April 2017. 53 Doni (Nama samara), Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak 18 April 2017. 54 Aldo (Nama samara), Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak 22 April 2017.

Page 66: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

50

dikampungnya Desa Labuhan Kenaga, kec Tambora Kabupaten Bima. Dion

diduga membunuh temannya karena menaruh dendam kepada temannya

karena kerap mengganggu wanita yang merupakan pacarnya. Kronologis

kejadian dion sempat melihat pacarnya jalan dengan korban. dan saat itu

korban mengejek pelaku, tidak terima dengan pelakuan dari korban dion

kemudian mencari korban disebuah tempat dikampungnya sehingga korban

terkapang dan meregang nyawa.

‘’ saya menghabiskan nyawa ss (Nama samara) karena saya dendam dia sering mengganggu pacar saya dan menjelek-jelekkan saya di depan teman-teman saya’’ tuturnya.55

Ketiga, kasus Asusila yang dilakukan oleh salah satu Anak Berhadapan

dengan Hukum yaitu Ardi (nama samara) mengatakan bahwa saya melakukan kasus ini dikarenakan disuruh oleh temannya karena temannya ini yang mempunyai pacar sedangkan saya tidak tau apa-apa sehingga saya terjebak dalam kejadian ini. 56

Fenomena tersebut merupakan cerminan dari banyaknya kejadian anak

yang berhadapan dengan hukum ini memerlukan adanya pembinaan dan

bimbingan secara intensif melalu kegiatan bimbingan dan konseling. Adanya

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram ini diharapkan mampu menjadi

jalan keluar dari permasalahan yang terjadi.

Adapun tahap-tahap melakukan proses bimbingan konseling individu

yang diterapkan di LPKA ini adalah:

55 Dion (Nama samara), Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak , 25 April 2017. 56 Ardi (Nama samara), Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak 26 April 2017.

Page 67: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

51

a) Konseling secara langsung di dalam ruangan krisis center LPKA.

Di dalam proses konseling ini petugas sipil lapas sengaja

melakukan pemanggilan pada sejumlah anak didik (ABH) di LPKA.

Langkah ini dilakukan oleh petugas lapas untuk mengetahui sejumlah

persoalan yang tengah di hadapi oleh para penghuni LPKA. Dalam

kegiatan ini para pihak petugas LPKA ini memberikan pandangan

serta motivasi hidup yang harus dijalani oleh ABH karena mereka

harus tetap meneruskan kehidupannya karena perjalanan mereka

masih panjang. Agar kedepannya mereka menjadi pribadi yang lebih

baik lagi. Seperti yang di ungkapkan oleh staf pembinaan mengatakan

bahwa :

Proses bimbingan individu ini dilakukan secara perorangan karena setiap anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) ini, memiliki kasus yang berbeda-beda, sehingga kita melakukan konseling secara individu. Agar masalah yang dihadapi oleh anak-anak ini bisa terselesaikan dengan baik agar mereka tidak mengulangi perbuatan- perbuatannya.57

b) Berkolaborasi dengan wali binaan

Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila

didukung oleh semua pihak, dalam hal ini khususnya para walibinaan

berkolaborasi dengan petugas pembinaan dalam rangka memperoleh

informasi tentang anak binaan seperti ( prestasi belajar, kehadiran dan

pribadinya). Membantu memecahkan masalah dan mengidentifikasi

57 Staf Pembinaan, Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 7 April 2017.

Page 68: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

52

aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh petugas

pembinaan. Seperti yang diutarakanstaf pembinaan mengatakan

bahwa :

‘’Selain melakukan konseling secara individu disini juga kita berkolaborasi dengan walibinaan agar kita mengetahui prestasi, tingkah laku dan pribadi anak ini yang sebenarnya.58

c) Bekerjasama dengan orang tua

Dalam upaya meningkatkan kualitas program bimbingan, petugas

pembinaan perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua anak

didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap anak-

anak tidak hanya berlangsung di LPKA, tetapi juga orang tua

dirumah. Melalui kerja sama ini memungkinkan terjadinya saling

memberikan informasi, pengertian dan tukar pikiran antara petugas

pembinaan dan orang tua anak didik dalam upaya mengembangkan

potensi anak dan memecahkan masalah yang dihadapi anak didik ini.

Selain itu petugas LPKA ini melakukan kunjungan kerumah anak

didik, dengan tujuan untuk memperoleh data tambahan tentanga anak

didik yang berada di LPKA ini. Seperti yang diutarakan oleh staf

pembinaan mengatakan bahwa :

‘’ selain mengadakan konseling secara individu, kita juga bekerjasama dengan orang tua anak-anak binaan ini, dengan tujuan agar kita mengetahui informasi atau data tambahan tentang anak yang dibina disini atau anak yang berhadapan dengan hukum yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ini posisi ini anak binaan

58 Staf Pembinaan, Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak 7 April 2017.

Page 69: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

53

diberikan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan pendapatnya dalam bentuk tindakan yang positif. Selain itu, dalam konseling kelompok ini menggunakan metode bermain sambil belajar dimana dalam proses ini peserta didik mampu belajar untuk saling menerima pendapat dan bekerja dan saling menghargai sesama. Agar peserta didik mampu untuk memahami situasi dan kondisi sosial mereka, yang sama-sama merupakan ABH yang sama-sama menjalani proses rehabilitasi dan perlindungan. Seperti yang diutarakan oleh ibu Riva Mengatakan bahwa : ‘’Dengan diadakannya konseling secara kelompok yang diterapkan

di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ini bertujuan agar anak-anak yang menjalani proses hukuman atau anak binaan ini memiliki rasa saling menghargai satu sama lain dan mampu menerima diri dan diterima oleh lingkungannya karena dalam posisi ini anak-anak ini diberikan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan pendapatnya. Memang dalam konseling kelompok ini anak-anak belum bisa untuk terlalu terbuka tidak seperti konseling secara individu.59

2. Bimbingan Konseling Kelompok

Konseling kelompok merupakan suatu kelompok yang teratur dalam

dari dua individu atau lebih. Metode konseling kelompok ini diterapkan di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak ini bertujuan agar para Anak Berhadapan

dengan Hukum (ABH), memiliki rasa saling menghargai, saling menghormati

dan mampu menerima diri dan diterima oleh lingkungannya karena dalam

posisi ini Anak berhadapan dengan Hukum (ABH) diberikan kesempatan

untuk mengekspresikan pikiran dan pendatnya dalam bentuk tindakan yang

positif. Seperti yang diungkapkan oleh staf pembinaan mengatakan bahwa:

“Di dalam konseling kelompok ini disini kita menggunakan metode sambil bermain sambil belajar agar anak-anak ini tidak mudah jenuh dan bosan, karena anak-anak ini mungkin tidak terbiasa dibimbing seperti yang kita terapkan di Lembaga Pembinaan Khusus anak ini. Semoga dengan kita

59 Riva Dilyanti, Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak 11 April 2017.

Page 70: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

54

mengadakan metode ini anak-anak ini senang dan bisa menerima apa yang kita sampaikan60 Dengan diadakannya metode ini agar Anak-anak ini mampu

memahami situasi dan kondisi soaial mereka yang sama-sama merupakan

Anak Berhadapan dengan Hukum yang sama-sama menjalani proses

Rehabilitasi dan Perlindungan.

3. Bimbingan Agama

Proses bimbingan ini adalah bimbingan yang diberikan dengan cara

pemberian materi oleh Pembina anak didik. Kegiatan ini merupakan

bimbingan yang diberikan kepada para ABH guna untuk meningkatkan

pengetahuan yang mencangkup bimbingan agama, budi pekerti, psikologis,

dalam kehidupan sehari-hari agar peserta didik ini berbudi luhur, sopan

santun, bertingkah laku baik, dan jujur. Seperti yang diungkapkan oleh pak

hamid selaku pembimbing peserta didik di LPKA ini.

’’Menurut Pak Hamid untuk membimbing anak-anak ini sangat penting untuk diberikan bimbingan agama ini, karena anak-anak ini sebagian besar latar belakangnya adalah anak-anak nakal yang perlu di didik dan di bimbing supaya mereka mempunyai akhlak yang baik. Dan mengenal mana yang namanya benar dan salah, karena anak-anak ini sangat kurang mendapatkan bimbingan agama yang baik. Karena anak-anak ini ada juga yang tidak bisa mengaji, baca-bacaan solat. Maka dari itu perlulah anak-anak ini di bimbing agar mereka juga bisa berubah nantinya.61

Bimbingan ini juga merupakan upaya yang dilakukan untuk

bagaimana peserta didik ini agar lebih bisa mendekatkan diri mereka

60 Staf Pembinaan, Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 11 April 2017. 61 P. Hamid (Pembinaan), Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 10 April 2017.

Page 71: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

55

kepada Tuhan yang Maha Esa. Didalam bimbingan agama ini anak-anak

diajarkan berbagai macam materi seperti tuntunan sholat, akidah akhlak

dan bimbingan kerohanian, karena kebanyakan dari mereka banyak sekali

yang tidak bisa sholat dan mengaji. Sehingga anak-anak ini selalu di

tekankan untuk melaksanakannya seperti yang diungkapkan oleh P.irfan

sebagai berikut.

’’Dalam menjalankan pembinaan dan bimbingan kepada anak-anak ini kita seringkali tekankan kepada mereka agar rajin-rajin solat, sehingga kita memberikan waktu yang wajib buat mereka untuk melaksanakan solat sunnah. Agar mereka terbiasa nantinya.62

Hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu peserta didik bahwa :

‘’Sebelum disini saya tidak pernah mengenal yang namanya solat bahkan tidak tau tata cara melaksanakan wudu’, ayat-ayat pendekpun saya tidak menghafalnya. Tidak pernah mengaji dan selalu bolos sekolah, yang saya lakukan itu hanya bersenang-senang dengan teman-teman dan mencuri turis-turis pendatang itu, karena turis-turis ini punya banyak uang. Setelah disini sedikit tidak saya ada kesadaran.63

Di dalam bimbingan agama memiliki berbagai macam kegiatan

antara lain : 1. Shalat berjama’ah setiap waktu dan kalau tidak

melaksanakannya akan di hukum, ini dilakukan untuk melatih

kedisiplinan kepada anak didik. 2. Pengajian atau ceramah islami yang

selalu diberikan setiap selesai solat. Ini bertujuan untuk mendekatkan diri

62P.Irfan, Wawancara , Lembaga Pembinaan Khusus Anak 10 April 2017. 63Wawan (nama samaran).Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 12 April 2017.

Page 72: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

56

kepada Tuhan yang Maha Esa. Dan memberikan mereka penyadaran agar

tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.

4. Bimbingan belajar

Bimbingan belajar merupakan faktor paling utama dalam

pendidikan anak-anak agar anak menjadi individu yang cerdas dan

mempunyai potensi yang tinggi tanpa belajar anak-anak tidak tau bagaimana

cara menulis, membaca dan sebagainya. Seperti yang di sampaikan oleh

bapak kepala LPKA Mataram yang mengatakan bahwa :

Bimbingan belajar ini sangat kita terapkan yang bertujuan untuk mendidik, membimbing dan mengayomi anak-anak didik ini, agar mereka bisa mengembangkan kemampuannya sesuai bakat dan potensi yang dimilikinya.Maka dari itu kita menerapkan sistem pembelajaran layaknya di sekolah seperti : Pendidikan Komputer, Pendidikan Bhs inggris, Geografi, Biologi, Kewarganegaraan, Kesenian Musik, baca tulis hitung, Olah Raga dan Rekreasi. Bahkan kita bekerja sama dengan SMA Negri Terbuka Narmada, SMA Negri 1 Lingsar sekolah SMP 1 AtapBatukliang ini. Agar anak-anak yang di bina disini layaknya orang sekolah biasa dan agar mereka mendapatkan ijazah seperti biasanya.64

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu anak binaan mengatakan

bahwa : Semenjak saya disini saya merasa ada perubahan dalam diri saya.

Karena dulu saya tidak pernah belajar, memang saya disekolahkan oleh nenek saya akan tetapi saya tidak pernah masuk sekolah. Yang saya kejakan itu hanya pergi mencari uang dengan cara mencuri, buat kesenangan saya .tanpa sepengetahuan nenek saya, saya sangat menyesal mengerjakan hal-hal seperti itu, sedikit tidak saya berpikir bahwa yang saya kerjakan itu semua salah.65

Belajar memang hal yang paling mendasar dalam kehidupan seseorang

atau sekelompok orang sebab tanpa belajar manusia akan menjadi bodoh.

64 Faozul Ansori, Wawancara , Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 15 April 2017. 65Aa, (nama samara), Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 20 April 2017.

Page 73: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

57

Belajar merupakan unsur terpenting dalam penyelenggaraan setiap jenis

pendidikan, berhasil atau gagalnya pencapai tujuan itu amat bergantung pada

proses belajar yang dialami individu baik dalam lingkungan sekolah,

keluarga maupun masyarakat.

Seperti yang di ungkapkan oleh anak binaan (ABH ) yang mengatakan

bahwa :

’’ Saya merasa senang dengan kita dikasi bimbingan belajar yang di terapkan disini, walaupun kita narapidana disini tapi dengan kita menikmati sistem pembinaan yang kita di kasih disini, selayaknya kita bisa belajar mandiri setidaknya kita tidak ketinggalan pelajaran kita dulu.66

5. Bimbingan Keterampilan / Kesenian

Bimbingan keterampilan ini merupakan salah satu bentuk kerangka

yang berfungsi untuk membimbing dan mengarahkan seluruh peserta didik

sesuai potensi, minat, bakat yang mereka miliki dan mengarahkan perilaku

anak yang tidak sesuai dengan norma menjadi anak yang bermoral dan

beretika. Bimbingan ini merupakan serangkaian kegiatan yang direncanakan

untuk memberikan bekal keterampilan kerja bagi peserta didik untuk

menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan keterampilan kerja sesuai

bakat dan minatnya. Setelah peserta didik mengikuti bimbingan keterampilan

agar anak-anak diharapkan dapat memanfaatkan potensi dan sebagai modal

hidup serta dapat memanfaatkannya secara sosial maupun ekonomi, yang

bertujuan untuk menghilangkan stigma negative masyarakat terhadap anak

66Dimas (nama samara), Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 20 April 2017

Page 74: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

58

yang berhadapan dengan hukum ini. Adapun bentuk bimbingan keterampilan

yang di berikan kepada peserta didik seperti : Keterampilan membuat bunga,

boneka, bantal, mainan kunci dari kain planel, keterampilan Komputer,

Kesenian Musik, pembuatan kloset, dan bercocok tanam.

Seperti yang diutaran oleh kasi pembinaan oleh ’’Ibu Riva Dilyantibahwa setiap hari jum’at, kami harus melakukan latihan agar anak-anak terbiasa melakukan keterampilan-keterampilan yang telah diberikan.67

6. Bimbingan sosial

Bimbingan sosial dilakukan dengan tujuan sebagai upaya untuk

memulihkan dan mengembangkan tingkah laku positif, mengembangkan

kemauan dan kemampuan peserta didik dalam penyesuaian diri secara cepat

dan tepat di lingkungannya. Sehingga peserta didik mampu melaksanakan

fungsi sosial secara wajar dan mempunyai hubungan yang baik dalam

keluarga, teman dan masyarakat berapa metode bimbingan sosial seperti

:Bimbingan Individu dan Kelompok.

Seperti yang di utarakan oleh staf pembinaan yaitu bimbingan sosial yang di berikan oleh Lembaga yaitu untuk menanamkan sikap dan prilaku positif anak agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.68

C. Hambatan-hambatan Bimbingan Konseling Terhadap Anak Berhadapan

dengan Hukum di LPKA Mataram.

Hambatan atau kendala dalam menjalankan bimbingan dan konseling

terhadap anak berhadapan dengan hukum. Dari hasil wawancara dan observasi

67 Riva Dilyanti, Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 17 April 2017 68 Staf Pembinaan, Wawancara,Lembaga Pembinaan Khusus Anak 29 April 2017.

Page 75: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

59

yang peneliti lakukan ada beberapa hambatan yang di hadapi oleh Pembina

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram upaya untuk mengatasi anak

binaan atau anak berhadapan dengan hukum ini diantaranya.

Kurangnya keterbukaan dalam penggalian masalah yang di hadapi ABH.

Dalam melakukan konseling perlu adanya keterbukaan dan kesadaran agar

konseling berjalan dengan efektif dalam hal ini ibu Riva selaku ketua pembinaan

mengatakan bahwa :

”Dalam proses konseling kami menggunakan metode konseling individu dan kelompok, akan tetapi yang paling sering kita terapkan disini, kita menggunakan konseling kelompok agar ABH mampu menerima diri dan diterima oleh lingkungan tapi dalam konseling kelompok ini kurang efektif, karena kurangnya keterbukaan dari peserta didik ( ABH).69

Adapun hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan bimbingan dan

konseling terhadap anak berhadapan dengan hukum (ABH) diantaranya.

1. Kurangnya Motivasi

Untuk berubah dalam diri ABH ini merupakan salah satu kendala

yang di hadapi oleh LPKA dalam membina ABH, karena dalam hal ini perlu

adanya motivasi dari dalam diri peserta didik untuk berubah dari kebiasaan

buruk yang pernah dilakukan atau dialami supaya tidak melakukan hal-hal

yang menantang agama dan undang-undang. Dalam melakukan pembinaan

sangatlah penting kesadaran dan motivasi yang lebih dari dalam diri ABH

karena tanpa adanya kesadaran diri untuk berubah maka sangat sulit di bina

oleh orang lain.

69Riva Dilyanti Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 17 April 2017.

Page 76: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

60

Dalam hal ini P.irfan mengatakan bahwa:

“ Untuk membimbing para ABH sangatlah diperlukan motivasi dari para ABH sendiri untuk berubah dan disini para ABH masih kurang motivasi untuk merubah diri supaya mereka bisa berubah dari kesalahan yang diperbutnya70

Untuk membina seorang anak yang nakal sangatlah dibutuhkan

motivasi, untuk berubah, motivasi ini diperlukan karena seorang tidak dapat

dirubah oleh orang lain sebelum seseorang ini merubah dirinya sendiri.

2. Kurangnya Keterbukaan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).

Dalam proses bimbingan konseling terutama dalam bimbingan

konseling kelompok, anak binaan (ABH) kurang mampu untuk terbuka segara

langsung dalam menceritakan atau mengungkapkan permasalahan yang

dihadapinya seperti yang dijelaskan oleh Ibu riva mengatakan bahwa:

’’Dalam bimbingan kelompok kami juga merasa bahwa bimbingan kelompok ini kurang efektif karena peserta didik (ABH) masih menutupi diri dan kurang terbuka untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya.71

“Seperti yang diungkapkan oleh ABH juga mengatakan bahwa dalam menjalankan kegiatan ini saya sendiri belum terbiasa dan lebih seneng untuk bermain-main, mungkin faktor ketidak betahan juga yang menjadi hambatan kita untuk menjalankan pembinaan ini, sehingga saya kurang memperhatikan petugas yang memberikan bimbingan terhadap kita.72

70 P.irfan, Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, 17 April 2017.

71Riva Dilyanti Wawancara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak 17 April 2017. 72 Leo (Nama samara),Wawancara,Lembaga Pembinaan khusus Anak, 18 April 2017.

Page 77: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

61

3. Kurang dukungan dan Perhatian dari orang tua terhadap Anak Berhadapan

dengan Hukum (ABH).

Untuk meningkatkan motivasi anak agar mampu berbuat mandiri dan

mampu menjadi individu yang lebih positif juga, anak-anak sangat

membutuhkan dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekatnya seperti

keluarga terutama dari kedua orang tuanya. tetapi perhatian dan dukungan dari

orang tua anak binaan (ABH) sangat kurang dan menjadi kendala upaya untuk

mengatasi anak dalam proses konseling di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

( LPKA). Seperti yang di jelaskan oleh pak Zainul Irfan dan bimbingan

kemasyarakatan.

’’Untuk meningkatkan motivasi dan merubah prilaku maupun menjadikan anak menjadi pribadi yang positif anak sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang tua, karena bagaimanapun anak akan sangat mendengarkan kata orang tuanya dan juga untuk meningkatkan motivasi anak (ABH) ini kita sebagai orang tua harus memberikan perhatian, dukungan dan kepercayaan kepada anak agar anak mampu berkembang dan menumbuhkan motivasi dalam diri anak itu. 73

4. Kurangnya sarana dan prasarana yang belum memadai guna kegiatan belajar

mengajar Seperti yang diungkapkan staf pembinaan yaitu tidak tersedianya

Lab Komputer sehingga masih menggunaka laptop pegawai, kurangnya alat-

alat musik yang sudah rusak, minimnya sarana olah raga, dan fasilitas

penunjang pendidikan seperti buku pendidikan, kamus dan tutorial

pembelajaran Komputer. Dan ketidaksediaan konelsi internet juga menjadi

73Zainul Irfan, Wawancara , Lembaga Pembinaan Khusus Anak 17 April 2017.

Page 78: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

62

salah satu hambatan yang di hadapi oleh Lembaga Pembinaan Khusus Anak

ini, ini salah satu penghambat pencarian bahan mengajar kepada peserta didik,

penghambat uplod kegiatan pembinaan kedalam blog LPKA dan penghalang

anak didik dalam mempelajari internet dalam proses pembelajaran Komputer.

Page 79: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

63

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Metode Bimbingan Konseling Terhadap Anak Berhadapan Dengan

Hukum Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram.

Berdasarkan paparan data dan temuan yang peneliti peroleh setelah

mengadakan penelitian dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai

dengan fokus penelitian yang peneliti angkat, setelah mengadakan pengelolaan

data dengan menjadikan Lembaga Pembinaan khusus anak (LPKA) Mataram.

Sebagai tempat lokasi penelitian, maka data-data dan temuan penelitian tersebut

akan peneliti bahas di bab ini. Dari hasil analisis peneliti dapat menggambarkan

metode bimbingan konseling terhadap anak berhadapan dengan hukum sebagai

berikut :

Kehidupan remaja memang penuh dengan problematika. Hal ini

disebabkan karena periode ini merupakan periode transisi yang penuh dengan

perubahan. Pada periode ini terjadi perubahan fisik, psikis, sosial maupun

spiritualnya. Oleh karena itu, dengan perubahan-perubahan yang terjadi

menyebabkan anak mengalami konflik dalam dirinya dan dengan lingkungan.

Maka dari itu anak sangat memerlukan dukungan serta bimbingan terutama

bimbingan dari orang tua serta memenuhi kebutuhan hidup. Maka orang tua harus

memberikan suasana keluarga yang harmonis sehingga anak akan bertumbuh

kembang dengan baik.

Page 80: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

64

Anak yang berhadapan dengan hukum sebagai individu yang berada

dalam masa pemulihan (Rehabilitasi) dan perkembangan kearah kematangan atau

kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut anak yang berhadapan dengan

hukum memerlukan bimbingan karena mereka masih belum memahami dirinya

dan lingkungannya.

Seperti yang di utarakan Frank Parson, sebagaimana yang dikutip oleh

Prayitno dan Erman Amti dalam bukunya mengatakan bahwa bimbingan adalah

bantuan yang di berikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan

mengaku suatu jabatan, serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang

dipilihnya.74

Bimbingan merupakan suatu layanan yang diberikan kepada seseorang maupun sekelompok orang baik yang memiliki masalah maupun yang tidak memiliki masalah agar dia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki serta mengamalkannya. Adapun metode bimbingan yang di berikan untuk anak-anak atau ABH yaitu dengan melakukan bimbingan seperti bimbingan individu, bimbingan kelompok agama, bimbingan belajar, bimbingan keterampilan/kesenian, dan bimbingan sosial75

Bentuk-bentuk bimbingan konseling di Lembaga Pembinaan Khusus

Anak terhadap (ABH).

1. Layanan Konseling individu

Layanan konseling individu yaitubimbingan yang di tunjukkan kepada

individu (klien) secara face to facedengan cara wawancara. Layanan ini di

berikan kepada individu (klien) yang bermasalah dan umumnya diberikan

74 Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling…,h. 99. 75 Staf Pembinaan, Wawancara LPKA Mataram, 10 April 2017.

Page 81: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

65

secara individu.76 Relevan dengan Prayitno, sebagaimana yang dikutip oleh

Tohirin dalam bukunya mengatakan bahwa layanan konseling individu

berlangsung dalam suasana komunikasi atau tatap muka secara langsung

antara konselor dan klien yang membahas berbagai masalah yang dialami

klien.77

Layanan konseling individu merupakan layanan yang diselenggarakan

oleh petugas Pembina LPKA terhadap ABH (klien) dalam rangka

pengentasan masalah pribadi konseli. Dalam suasana tatap muka dilakukan

secara langsung antara konselor dan konseli, membahas berbagai hal tentang

masalah yang dialami oleh konseli . Langkah ini digunakan oleh petugas

LPKA untuk mengetahui sejumlah persoalan yang di hadapi oleh para

penghuni LPKA. Dalam kegiatan ini juga pihak LPKA memberikan

pandangan dan motivasi hidup yang harus dijalani oleh para penghuni LPKA

karena mereka harus tetap meneruskan kehidupan yang lebih baik, karena

mereka masih memiliki masa depan yang panjang sebagai generasi penerus

bangsa.

Layanan konseling ini diterapkan upaya untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan yang dihadapi oleh Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH),

karena tidak semua Anak yang Berhadapan dengan Hukum ini memiliki

masalah yang sama. Namun, Anak berhadapan dengan Hukum disini

76Elfi Mu’awanah, Bimbingan Konseling Islam…,h.67. 77Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah berbasis integrasi., h.158.

Page 82: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

66

memiliki kasus yang berbeda-beda seperti Pencurian, Perampokan, Asusila,

Perlindungan Anak dan Pembunuhan. Anak-anak ini bukan semata-mata atau

dengan sengaja melakukan tindakan-tindakan seperti ini melainkan mereka

mempunyai tujuan dan alasan tersendiri sehingga berani dan nekat

melakukannya. Sebut saja kasus anak yang melakukan pencurian ini mereka

melakukan ini demi mendapatkan uang dikarenakan:

a. Keluarganya yang broken home

Karena faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya

kenakalan remaja kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian

orang tua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan kedisiplinan yang

efektif, kurangnya kasih sayang orang tua dapat menjadi pemicu timbulnya

kenakan terhadap anak.

b. Anak yang di latar belakangi oleh sosial ekonomi rendah.

Faktor ekonomi paling berpengaruh terhadap terjadinya tindakan

kriminal, sehingga anak berani melakukanapa saja demi mendapatkan

suatu keinginannya seperti melakukan keinginannya demi mendapatkan

uang.

c. Lingkungan atau tempat tinggal.

Salah satu penyebab terjadinya sebuah karakter, jika seorang anak

hidup dalam lingkungan yang keras atau lingkungan tersebut kurang

peduli terhadap sesama maka yang terjadi adalah anak akan meniru

komunitas tersebut. Salah satunya adalah merokok hal ini bukan rokoknya

Page 83: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

67

yang disalahkan namun, alangkah perihatinnya jika kita melihat seorang

anak yang belum cukup umur sudah terbiasa merokok sehingga anak-anak

pada dasarnya sangat memerlukan bimbingan agar anak tidak mudah

terjerumus oleh pergaulan yang tidak baik. Dalam ha ini Lembaga

Pembinaan Khusus Anak memiliki tehnik dan pelaksanaan bimbingan

yaitu :

Adapun tehnik-tehnik pelaksanaan bimbingan dan konseling secara

individu yang dilakukan oleh pihak lembaga berdasarkan teori yaitu :

a) Perilaku Attending

Disebut juga perilaku menghampiri klien yang mencangkup

komponen kontak mata, bahasa badan, dan bahasa lisan. Perilaku

attending yang baik adalah meningkatkan harga diri klien, menciptakan

suasana yang aman dan mempermudah ekspresi perasaan klien dengan

baik.

Berdasarkan temuan data di lapangan adanya perilaku Attending yang

diperankan oleh pihak lembaga, dengan tujuan agar mempermudah staf

pembinaan (konselor) untuk membuat klien (Anak Berhadapan dengan

Hukum) terlibat pembicaraan dan mudah terbuka, sehingga pihak lembaga

menerapkan perilaku Attending ini. Dengan tujuan untuk meningkatkan

harga diri klien, menciptakan suasana yang aman dan mempermudah

ekspresi perasaan klien (Anak Berhadapan dengan Hukum) dalam

Page 84: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

68

menjalankan proses bimbingan dan konseling yang dibina di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Mataram.

b) Empati

Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang

dirasakan klien, merasa dan berpikir bersama dengan attending. Empati

ada dua macam yaitu: (a) empati primer yaitu suatu bentuk empati yang

hanya memahami perasaan, pikiran, keinginan dan pengalaman klien.

Tujuannya adalah agar klien terlibat pembicaraan dan terbuka. (b). empati

tingkat tinggi yaitu apabila kepahaman konselor terhadap perasaan,

pikiran, keinginan serta pengalaman klien lebih mendalam dan menyentuh

klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut.

Berdasarkan temuan di Lapangan teknik konseling empati yang

dilakukan oleh konselor untuk merasakan apa yang dirasakan oleh klien.

Tehnik ini dilakukan untuk memahami perasaan, pikiran, keinginan dan

pengalaman klien (Anak Berhadapan dengan Hukum) agar klien mudah

terbuka ketika menjalankan proses bimbingan dan konseling. Teknik ini

bertujuan untuk membuat klien tersentuh dan terbuka untuk

mengemukakan isi hati klien, sehingga konselor bisa merakan apa yang

dirasakan oleh klien (Anak Berhadapan dengan Hukum) yang dibina di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Mataram.

Page 85: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

69

c) Refleksi

Refleksi adalah keterampilan konselor untuk memantulkan kembali

kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman klien sebagai

hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbal. Ada 3 jenis

refleksi yaitu perasaan, pengalaman dan pikiran.

Berdasarka temuan data di lapangan teknik refleksi yang diterapkan

oleh pihak lembaga yaitu agar mempermudah konselor untuk

memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan

pengalaman klien. Sehingga mudah dipahami oleh anak yang dibina di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram.

d) Eksplorasi

Eksplorasi yaitu suatu keterampilan untuk menggali perasaan,

pengalaman dan pikiran. Tehnik ini memungkinkan klien untuk bebas

berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam.

Tehnik ini juga diterapkan oleh pihak lembaga yang dilakukan oleh

konselor untuk menggali perasaan, pikiran dan pengalaman klien. Agar

para Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) yang dibimbing tidak

merasa ketakutan atau grogi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling,

dengan tujuana agar klien lebih terbuka tanpa rasa takut, ragu, tertekan

dan terancam sehingga seorang konselor mudah memahami permasalahan

yang dihadapi oleh (ABH) yang dibina di Lembaga Pembinaan Khusus

Anak Mataram ini.

Page 86: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

70

e) Menagkap pesan utama (Paraphrasing)

Yaitu untuk memudahkan klien memahami ide, perasaan dan

pengalamannya seorang konselor perlu menangkap pesan utamannya, dan

menyatakan secara sederhana dan mudah dipahami dibahasakan oleh

bahasa konselor sendiri. Hal ini perlu karena sering klien mengemukakan

perasaan, pikiran dan pengalamannya berbelit, berputar atau panjang.

Berdasarkan temuan data di lapangan teknik ini diterapkan oleh pihak

lembaga yaitu yang diperankan oleh Pembina (konselor), untuk

mempermudah klien memahami perasaan dan pengalamannya, karena

seorang konselor perlu menangkap pesan utama yang diungkapkan oleh

klien dan menyampaikan secara sederhana agar mudah dipahami oleh

klien yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Mataram. Sehingga mempermudah proses bimbingan dan konseling.

f) Interprestasi

Interprestasi yaitu untuk mengulas pemikiran, perasaan, dan perlikaku

klien.

Tehnik ini juga diterapkan oleh pihak lembaga yaitu dengan tujuan

mempermudah konselor untuk menggali pikiran, perasaan serta tingkah

laku klien, agar proses konseling berjalan sesuai dengan tujuan yang

diinginkan. Agar sama-sama mempermudah antara konselor dan konseli

dalam proses bimbingan dan konseling.

Page 87: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

71

g) Mengarahkan (Directing)

Yaitu untuk mengajak klien berpartisipasi secara penuh di dalam

proses konseling.78.Tehnik ini juga diterapkan di LPKA Mataram dengan

tujuan mengajak klien berpartisipasi serta mengarahkan klien suatu

keterampilan yang menggugah hati klien agar tertarik dengan proses

konseling ini. Agar klien tidak merasa jenuh dan mudah bosan dalam

proses bimbingan dan konseling.

2. Bimbingan Konseling kelompok

Konseling kelompok merupakan suatu kelompok yang teratur dari dua

individu atau lebih. Sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Gadza konseling

kelompok merupakan hubungan antara beberapa konselor dan beberapa klien

yang berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari. Ia menyatakan

bahwa konseling kelompok ini bertujuan untuk memberikan dorongan dan

pemahaman pada klien untuk memecahkan masalahnya.79

Dengan diadakannya pelaksanaan bimbingan ini agar Anak-anak yang

dibina di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ini dipermudah untuk bergaul

dengan lingkungannya saat ini, karena lingkungannya saat ini berbeda dengan

yang dulu dikarenakan Lembaga Pembinaan Khusus Anak ini lebih kearah

pembinaan yang dilakukan secara rutin. Dan agar anak mudah memahami

keadaanya saat ini. Sehingga pihak Lembaga mengadakan suatu tehnik

78 Sofyan S. Konseling Individual Teori dan praktek ( Bandung : Alfabeta 2014), h. 160-167 79 Ibid, h. 198

Page 88: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

72

konseling terhada anak yang berhadap dengan hukum yang dibina di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak ini. Adapun metode konseling kelompok yang

diterapkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram yaitu.

a. Program Home Room

Program ini dilakukan dengan menciptakan suatu kondisi sekolah atau

kelas seperti di rumah, sehingga tercipta suatu kondisi yang bebas dan

menyenangkan.Tujuan utama program ini adalah agar konselor dapat

mengenal klien secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara

efisien.Tehnik konseling ini juga diterapkan oleh pihak Lembaga

Pembinaan Khusus Anak Mataram yaitu melakukan kunjungan rumah

anak binaan (klien). Dengan tujuan untuk memperoleh data tambahan

tentang anak yang dibina di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram.

b. Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana klien dapat

memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-

sama. Karena setiap klien memperoleh kesempatan untuk mengemukakan

pikirannya masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.

Berdasarkan temuan di lapangan teknik ini juga dilakukan di LPKA

Mataram yaitu dengan tujuan mempermudah klien mengemukakan

pikirannya masing-masing seperti saling tukar pendapat satu sama lain.

Agar proses bimbingan kelompok yang dilakukan berjalan dengan lancar.

Page 89: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

73

c. Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu tehnik yang baik dalam

bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu

untuk berpartisifasi secara baik. Melalui bimbingan ini individu dapat

mengembangkan bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan tertentu.

Kegiatan kelompok ini juga sering dilakukan di LPKA Mataram yaitu

dengan tujuan agar anak binaan (klien) dapat mengembangkan bakat dan

potensi yang dimilikinya seperti keterampilan dalam bidang kesenian

musik, keterampilan membuat kloset, bunga, bercocok tanam dan lain-lain

sehingga Anak Berhadapan dengan Hukum tidak merasa bosan dalam

melaksanakan kegiatan ini dan tidak merasa ada tekanan dalam diri anak.

d. Sosiodrama.

Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan

kelompok. bimbingan ini merupakan salah satu cara memecahkan masalah

individu dengan cara drama. Metode ini melalui kegiatan bermain peran.

Kegiatan ini juga dilakukan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

Mataram yaitu dengan cara belajar sambil bermain. Agar mempermudah

klien dalam memecahkan masalahnya.

Page 90: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

74

e. Pengajaran Remedial

Remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran

yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang klien untuk

membantu kesulitan belajar yang dihadapinya.80

Berdasarkan temuan data di lapangan metode ini juga dilakukan yaitu

dengan tujuan mempermudah klien mengingat materi yang telah diberikan

oleh Pembina LPKA Mataram. Agar Anak Berhadapan dengan Hukum

tidak mudah lupa sehingga sering diadakannya pengajaran remedial ini.

Karena anak yang dibina di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Mataram

ini dalam sistem pembelajaran yang diterapkan ini sama dengan anak-anak

yang sekolah di luar sana.

Metode konseling kelompok ini juga di terapkan di LPKA Mataram

yang bertujuan agar klien memiliki rasa saling menghargai, saling

menghormati, dan mampu menerima diri dan diterima oleh lingkungnnya

karena dalam posisi ini ABH diberikan kesempatan untuk

mengekspresikan pikiran dan pendapatnya dalam bentuk tindakan yang

positif. Selain itu, dalam konseling kelompok ini menggunakan metode

bermain sambil belajar dimana dalam proses ini ABH, mampu belajar

untuk saling menerima pendapat dan bekerja dan saling menghargai

sesama. Agar ABH mampu untuk memahami situasi dan kondisi sosial

mereka yang sama-sama merupakan ABH yang sama-sama menjalani

80Ibid, h. 237-277.

Page 91: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

75

proses rehabilitasi dan perlindungan. Adapun bentuk bimbingan kelompok

yang diterapkan di LPKA Mataram seperti bimbingan, agama, bimbingan

belajar, bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan.

a. Bimbingan agama

Bimbingan agama sebagai suatu kata yang menjadi pedoman

seseorang untuk berprilaku, terutama hubungannya dengan tuhan. Agama

disebut juga religi yang berasal dari bahasa latin, religio dan berakar pada

kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali. Artinya adalah

seseorang mengikat dirinya kepada tuhan. Menurut Zainal Abidin, agama

yaitu peraturan perikehidupan manusia yang sesuai dengan akal fikiran,

yang dibawa oleh utusan Allah yang terpilih yaitu Nabi Muhammad untuk

segenap manusia, memberi petunjuk supaya keluar dari kegelapan kearah

cahaya yang terang benderang.81

Seperti yang diterapkan di Lembaga Pembinaan khusus Anak ini, peserta

didik di bina dengan cara :

1) Shalat berjama’ah setiap waktu dan kalau tidak melaksanakannya akan

di hukum, ini dilakukan untuk melatih kedisiplinan kepada anak didik.

2) Pengajian atau ceramah islami yang selalu diberikan setiap selesai

solat. Ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha

Esa. Dan memberikan mereka penyadaran agar tidak melakukan hal-

hal yang dilarang oleh agama.

81 Zainal Abidin, Kunci Ibadah, (Semarang PT: Karya Toha Putra. 2001), h. 14

Page 92: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

76

3) Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an merupakan hal yang sangat baik guna

menumbuhkan ketentraman hati dan kesujukan pikiran seseorang.

b. Bimbingan belajar

Bimbingan belajar menurut Mu’awannah, adalah usaha bimbingan

kepada siswa untuk mengatasi kesulitan dalam bidang belajar. Bentuk

bimbingan belajar misalnya membentuk kelompok belajar, memberikan

informasi tentang cara belajar yang baik, memberi informasi cara

mengatur jadwal belajar, cara memusatkan perhatian dalam belajar,

memberikan informasi tentang pola belajar dan sebagainya.82

Bimbingan belajar merupakan proses pemberi bantuan seseorang

kepada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah

dalam hidupnya.

Bimbingan belajar merupakan faktor paling utama dalam pendidikan

anak-anak, agar anak menjadi individu yang cerdas dan mempunyai

potensi yang tinggi tanpa belajar anak-anak tidak tau bagaimana cara

menulis, membaca dan sebagainya. Seperti yang diutarakan oleh petugas

pembinaan yaitu. Bentuk-bentuk bimbingan belajar di LPKA Mataram

seperti : Pendidikan Komputer, Pendidikan Bhs inggris, Geografi, Biologi,

82Ibid,h.12

Page 93: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

77

Kewarganegaraan, Kesenian Musik, baca tulis hitung, Olah Raga dan

Rekreasi.83

Belajar memang hal yang paling mendasar dalam kehidupan

seseorang atau sekelompok orang sebab tanpa belajar manusia akan

menjadi bodoh. Belajar merupakan unsur terpenting dalam

penyelenggaraan setiap jenis pendidikan, berhasil atau gagalnya pencapai

tujuan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami individu baik

dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

c. Bimbingan sosial

Bimbingan sosial menurut Mu’awanah, adalah usaha bimbingan yang

bertujuan membantu siswa mengatasi kesulitannya dalam bidang sosial,

bentuk bimbingan ini misalnya informasi secara berorganisasi, cara

bergaul agar disenangi kelompok, cara-cara mendapatkan biaya sekolah

tanpa harus mengorbankan belajar dan sebagainya. Bimbingan sosial

merupakan bimbingan dalam mengatasi emosi diri, membina hubungan

kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan dengan anggota

keluarga dan masyarakat.

Menurut Staf pembinaan. Mengatakan bahwa bimbingan sosial yaitu

bimbingan sosial yang di berikan oleh Lembaga yaitu untuk menanamkan

83 Staf Pembinaan, Wawancara LPKA Mataram 29 April 2017.

Page 94: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

78

sikap dan prilaku positif anak agar sesuai dengan norma-norma yang

berlaku di masyarakat.84

84Staf Pembinaan, Wawancara ,LPKA Mataram , 29 April 2017

Page 95: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

79

3. Bimbingan keterampilan/kesenian

Bimbingan keterampilan ini merupakan salah satu bentuk kerangka

yang berfungsi untuk membimbing dan mengarahkan seluruh anak binaan

( ABH) sesuai potensi, minat, bakat yang mereka miliki dan mengarahkan

perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma menjadi anak yang

bermoral dan beretika. Bimbingan ini merupakan serangkaian kegiatan

yang direncanakan untuk memberikan bekal keterampilan kerja bagi

peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan

keterampilan kerja sesuai bakat dan minatnya. Setelah peserta didik

mengikuti bimbingan keterampilan agar anak-anak diharapkan dapat

memanfaatkan potensi dan sebagai modal hidup serta dapat

memanfaatkannya secara sosial maupun ekonomi, yang bertujuan untuk

menghilangkan stigma negative masyarakat terhadap anak yang

berhadapan dengan hukum ini. Adapun bentuk bimbingan keterampilan

yang di berikan kepada peserta didik seperti : Keterampilan membuat

bunga, boneka, bantal, mainan kunci dari kain planel, keterampilan

Komputer, Kesenian Musik, pembuatan kloset, dan bercocok tanam.

Dengan diadakannya bimbingan kelompok ini dapat bermanfaat

bagi anak yang dibina karena dengan bimbingan kelompok anak tersebut

akan memperoleh informasi sehingga dapat mempermudah mengambil

keputusan dalam bertingkah laku dalam masyarakat, dan dalam layanan

bimbingan kelompok bisa menimbulkan interaksi dengan anggota-anggota

Page 96: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

80

kelompok mereka memenuhi kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan

bertukar pikiran dan berbagai perasaan, kebutuhan menemukan nilai-nilai

kehidupan sebagai pegangan, dan kebutuhan untuk menjadi lebih mandiri

serta mampu menyesuaikan diri.

D. Hambatan-hambatan Bimbingan Konseling Terhadap Anak Berhadapan

dengan Hukum di LPKA Mataram

Tidak dapat dipungkiri bahwa bagaimanapun baiknya sebuah organisasi

atau lembaga pasti semuannya memiliki kekurangan atau kendala didalamnya

walaupun semuanya sudah direncanakan sebaik-baiknya. Lembaga Pembinaan

Khusus Anak ini memiliki beberapa hambatan atau kendala dalam melaksanakan

bimbingan konseling upaya mengatasi ABH.

1. Kurangnya Motivasi untuk berubah

Dalam menjalankan pembinaan kepada ABH perlu adanya motivasi

dari dalam diri anak binaan (ABH) untuk menjalankan pembinaan agar bisa

berubah dari kebiasaan buruk yang pernah mereka alami supaya tidak

melakukan hal-hal yang menentang agama dan undang-undang. Dalam

melakukan pembinaan sangatlah penting kesadaran dan motivasi yang lebih

dari dalam diri ABH sendiri, karena tanpa adanya kesadaran diri untuk

berubah maka sangat sulit untuk di bina oleh orang lain.

2. Kurang keterbukaan ABH

Dalam proses bimbingan konseling terutama dalam bimbingan

konseling kelompok, ABH masih belum mampu untuk terbuka secara

Page 97: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

81

langsung dalam menceritakan atau mengungkapkan permasalahan yang

dihadapinya. Dalam pelaksanaan layanan konseling Munro dkk

mengemukakan tiga dasar etika konseling yaitu :

a) kerahasiaan

b) keterbukaan

c) dan tanggung jawab pribadi klien

Karena konseling yang berhasil dan bersifat etis hanya apabila didasarkan

pada tiga hal itu. Tidaklah pelayanan konseling bersifat etis apabila

kerahasiaan klien terlanggar, demikian pula tidaklah etis suatu layanan

konseling yang diselenggarakan dalam suasana keterpaksaan klien, dan lagi

tidaklah etis suatu layanan konseling apabila tanggung jawab dan kewajiban

konselor sepenuhnya untuk mengusahakan terlaksananya ketiga dasar etika

konseling itu.85

Dalam proses bimbingan konseling kelompok ABH masih belum

mampu berfokus mengikuti kegiatan ini, karena ABH masih seneng bermain

dan masih sering saling bully dalam mengungkapkan kesalahan orang lain.

ABH juga seringkali saling mengjudge temannya, padahal dalam

proses konseling kelompok itu perlunya saling memberi pemahaman,

keterbukaan, saran, saling mensupport, memberikan masukan, dan berbagai

pengalaman terhadap permasalahan yang dialami temannya agar tujuan yang

di inginkan bisa tercapai atau terwujud. Karena tujuan dari bimbingan

85Ibid.,h.290.

Page 98: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

82

konseling itu untuk membantu anak didik memecahkan permasalahan,

memahami dirinya sendiri dan lain-lain.

3. Kurang dukungan dan Perhatian dari orang tua terhadap ABH

Untuk meningkatkan motivasi anak agar mampu berbuat mandiri dan

mampu menjadi individu yang lebih positif juga, anak-anak sangat

membutuhkan dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekatnya seperti

keluarga terutama dari kedua orang tuanya. Karena anak itu sangat

memerlukan dukungan serta bimbingan dari orang terdekatnya seperti kedua

orang tuanya. Karena anak terlebih dahulu di didik dan dibina oleh orang

tuanya.

4. Kurangnya sarana dan prasarana

Kurangnya sarana dan prasarana yang belum memadai guna kegiatan

belajar mengajar Seperti yang diungkapkan staf pembinaan yaitu tidak

tersedianya Lab Komputer sehingga masih menggunaka laptop pegawai,

kurangnya alat-alat musik yang sudah rusak, minimnya sarana olah raga, dan

fasilitas penunjang pendidikan seperti buku pendidikan, kamus dan tutorial

pembelajaran Komputer. Dan ketidaksediaan konelsi internet juga menjadi

salah satu hambatan yang di hadapi oleh Lembaga Pembinaan Khusus Anak

ini, ini salah satu penghambat pencarian bahan mengajar kepada peserta

didik, penghambat uplod kegiatan pembinaan kedalam blog LPKA dan

penghalang anak didik dalam mempelajari internet dalam proses

pembelajaran Komputer.

Page 99: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

83

Berdasarkan pemaparan di atas bahwa untuk melakukan pembinaan

dengan baik dan benar sangat perlu faktor penunjang seperti sarana dan

prasarana agar apa yang di inginkan terwujud

Upaya untuk melakukan perubahan kepada penyandang masalah sosial

di butuhkan usaha rehabilitatif, dimana fokus utama dalam usaha ini terletak

pada kondisi penyandang masalah sosial, terutama upaya untuk melakukan

perubahan atau perbaikan terhadap kondisi yang tidak diharapankan atau

yang di anggap bermasalah menjadi kondisi yang sesuai dengan harapan atau

standar sosial yang berlaku.

Page 100: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

84

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis yang dipaparkan peneliti

mengenai metode bimbingan konseling terhadap anak yang berhadapan

denan hukum dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode bimbingan konseling yang diterapkan di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak Mataram terhadap anak berhadapan dengan hukum yaitu

pemberian bimbingan individu dan bimbingan kelompok. Dimana

bimbingan individu diberikan guna untuk mengetahui sejumlah persoalan

yang tengah dihadapi oleh Anak Berhadapan dengan Hukum dengan cara:

a) Melakukan konseling secara langsung di ruangan LPKA

Mataram, dengan tujuan untuk memberikan pandangan serta

motivasi kepada ABH. b).Sedangkan bimbingan kelompok

diberikan guna untuk memahami situasi dan kondisi sosial

mereka, yang sama-sama mereka hadepi saat ini. Dengan

tujuan agar ABH mampu saling menghormati dan menghargai

pendapat atau perbedaan satu sama lain. Bimbingan kelompok

ini diberikan seperti Bimbingan agama, bimbingan sosial,

bimbingan belajar dan bimbingan keterampilan. Dengan tujuan

Page 101: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

85

agar anak-anak menjadi individu yang cerdas dan mempunyai

pemahaman yang lebih tinggi untuk meraih masa depannya.

2. Hambatan-hambatan bimbingan konseling terhadap anak berhadapan

dengan hukum yaitu. a). Kurangnya keterbukaan ABH yaitu dalam proses

bimbingan konseling terutama dalam bimbingan konseling kelompok,

ABH masih belum mampu untuk terbuka secara langsung dalam

menceritakan atau mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya. b).

kurangnya Motivasiyaitu dalam menjalankan pembinaan kepada ABH

perlu adanya motivasi dari dalam diri anak binaan (ABH) untuk

menjalankan pembinaan agar bisa berubah dari kebiasaan buruk yang

pernah mereka alami supaya tidak melakukan hal-hal yang menentang

agama dan undang-undang. c). kurangnya dukungan serta perhatian dari

orang tua ABH yaitu Untuk meningkatkan motivasi anak agar mampu

berbuat mandiri dan mampu menjadi individu yang lebih positif juga,

anak-anak sangat membutuhkan dukungan dan perhatian dari orang-orang

terdekatnya seperti keluarga terutama dari kedua orang tuanya.

B. Saran

Berdasarkan simpulan diatas peneliti dapat mengajukan beberapa saran :

1. Kepada Lembaga agar lebih meningkatkan dalam memberikan perhatian dan

motivasi kepada para ABH. Meskipun sudah terlihat maksimal, alangkah

lebih baik lagi untuk ditingkatkan atau dipertahankan agar tidak

menurun.Menambah kegiatan yang mengacu pada pembinaan yang lebih

Page 102: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

86

positif. Kepada pengurus pembinaan LPKA Mataram harus lebih rajin dan

tetap bersabar dalam menghadapi para ABH.

2. Kepada Anak Yang Berhadapan dengan Hukum

Kepada anak yang berhadapan dengan hukum agar lebih memanfaatkan

peluang untuk melatih keterampilan yang dimiliki, serta mengambil pelajaran

dari tindakannya bahwa dalam melakukan apapun harus lebih waspada dan

berhati-hati dalam mengambil suatukeputusan.

Page 103: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah

Proses belajar kelompok.

Wawancara dengan ABH

Page 104: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah
Page 105: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah
Page 106: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah
Page 107: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah
Page 108: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah
Page 109: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah
Page 110: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah
Page 111: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah
Page 112: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah
Page 113: METODE BIMBINGAN KONSELING TERHADAP ANAK …etheses.uinmataram.ac.id/39/1/Lina Surayya153134058.pdf · Terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum”, ini secara keseluruhan adalah