220
PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK TERLANTAR DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA) PUTRA UTAMA 03 TEBET JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: PIPIT FEBRIANTI 1110054100013 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2014 M

PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIALTERHADAP ANAK TERLANTAR DI PANTI SOSIALASUHAN ANAK (PSAA) PUTRA UTAMA 03 TEBET

JAKARTA SELATAN

SkripsiDiajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

PIPIT FEBRIANTI1110054100013

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2014 M

Page 2: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …
Page 3: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …
Page 4: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 September 2014

PIPIT FEBRIANTI

1110054100013

Page 5: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

i

ABSTRAK

Pipit Febrianti

1110054100013

Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar di Panti Sosial AsuhanAnak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan

Fenomena merebaknya anak terlantar di Indonesia merupakan persoalansosial yang kompleks. Hidup menjadi anak terlantar memang bukan merupakanpilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidakmemungkinkan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Melihat permasalahantersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan ini. Pemerintah danmasyarakat telah melakukan upaya untuk mengentaskan permasalahan anakterlantar melalui Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 TebetPenelitian ini diperlukan untuk mengetahui “Bagaimana tahapan pelayanankesejahteraan sosial di PSAA PU 03 Tebet?” dan “Bagaimana bentuk-bentukpelayanan kesejahteraan sosial di PSAA PU 03 Tebet?” untuk menjawabperumusan masalah tersebut peneliti menggunakan teori tahapan pelayanankesejahteraan sosial yang dikemukakan oleh Pramuwito, prinsip-prinsip pekerjasosial, metode pekerja sosial dan teori sistem.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yangkemudian dituangkan dalam metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukandengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi dengan memilih informanyang dipilih secara sengaja, peneliti menentukan sendiri sampel yang diambilkarena ada pertimbangan tertentu (purposive sampling). Informan dalampenelitian ini berjumlah 6 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tahapan pelayanankesejahteraan sosial diantaranya dengan menggunakan Generalist InterventionModel (GIM) adalah sebagai berikut: tahapan pendekatan awal (engagement),assesment, tahapan planning, tahapan intervention (yang didalamnya terdapatpelayanan bimbingan sosial, bimbingan keterampilan, bimbingan fisik, bimbinganmental, bimbingan pendidikan), tahapan evaluasi, tahapan pengakhiran pelayananatau terminasi dan follow-up (tindak lanjut) meliputi tahapan resosialisasi, tahapanpenyaluran, dan tahapan bimbingan lanjut. Lalu dapat diketahui juga bentuk-bentuk dari pelayanan kesejahteraan sosial yaitu, pelayanan pengasramaan,pelayanan kebutuhan pangan, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan,pelayanan konseling, pelayanan keagamaan, pelayanan keterampilan, pelayanantransportasi, pelayanan rekreasi atau hiburan, dan pelayanan tabungan.

Kata kunci: Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Anak Terlantar

Page 6: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat ilahi Robbi yang telah

memberikan nikmat yang tiada terhingga, terutama nikmat sehat wal afiat

sehingga peneliti dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan nabi besar

Muhammad SAW, penghulu para nabi, suri tauladan bagi umatnya yang

membawa ajaran islam sebagai rahmatan lil alamin.

Peneliti menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi masih terdapat

banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi, maupun

pembahasan, dan tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan

peneliti yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu,

kritikan dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi

peneliti demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya

peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi serta Bapak Dr. Suparto, M.Ed Ps.D, MA selaku Pudek I,

Bapak Dr. Jumroni, M.Si, MA selaku Pudek II, dan Bapak Dr.H.Sunandar,

MA selaku Pudek III Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Ibu Siti Napsiyah, MSW, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan

Sosial dan Bapak Ahmad Zaky, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi

Kesejahteraan Sosial dan juga selaku Dosen Pembimbing Akademik

angkatan 2010 yang telah meluangkan dan mengorbankan waktunya untuk

memberi perhatian, bimbingan, arahan, kritik dan saran yang bermanfaat

Page 7: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

iii

serta motivasi yang sangat besar kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak M. Hudri, MA, selaku dosen pembimbing skripsi dengan

kesabarannya membimbing penulis dan rela meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan, masukan serta motivasi kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen Fakulas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan seluruh

Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan

dan membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan

Kementerian Sosial RI, terimakasih karena sudah membantu memberikan

referensi buku untuk skripsi penulis.

6. Ibu Hikmah, SE.MM, selaku kepala panti PSAA Putra Utama 03 yang

telah memberikan izin dan informasi kepada peneliti untuk mengadakan

penelitian di PSAA Putra Utama 03 Tebet.

7. Ibu Dra.Hj.Fatimah, selaku Kasubag Tata Usaha yang telah membantu

peneliti dalam perizinan dan informasi mengenai PSAA Putra Utama 03.

8. Ibu Dra.Hj.Nurlela, Ibu Zulfarini Thaib, S.Sos, Kak Loren Siska Ginting,

S.ST dan teman-teman di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama

03 Tebet yang telah membantu memberikan informasi dan data-data untuk

peneliti dalam mengerjakan skripsi.

Page 8: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

iv

9. Terimakasih kepada kedua orangtuaku tercinta, Ibu Siti Aminah dan

Bapak Waluyo, yang penuh kasih sayang serta perhatiannya telah

memberikan dorongan moril dan materil, serta doa yang senantiasa

dipanjatkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita peneliti.

10. Untuk adik-adikku, Dimas Dwiki Septiawan dan Adinda Novia Fajar

Ningrum, terimakasih karena selalu mendoakan dan memberikan

semangat kepada penulis.

11. Almarhumah Nenek tercinta Karmi binti Harto Sentono, terimakasih

Mbah sudah selalu mendoakan tanpa henti agar peneliti menjadi orang

yang sukses dan berhasil serta selalu dimudahkan dalam setiap menjalani

pekerjaan. Semoga Mbah ditempatkan ditempat yang terindah disana.

Amiiin

12. Nenek dan Kakek Tercinta, Mbah Harto dan Mbah Kasih, terimakasih

penulis ucapkan karena Mbah selalu memberikan semangat dan tiada

hentinya selalu mendoakan penulis agar dilancarkan dan dimudahkan

segala urusannya selama menulis skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat setia penulis, Ika Nurjayanti, Siti Jumartina, Fifi

Nurmaghfirah, Isnaniyah, Shabrina Dwi Pitarini Putri, Putera Mahesa

yang selalu ada untuk membantu, memotivasi, dan memberikan semangat

disaat penulis mengalami kesusahan dan kebingungan dalam mengerjakan

skripsi. Serta dengan adanya canda dan tawa dari mereka membuat hati

penulis terhibur sehingga mengurangi rasa penat penulis saat penyusunan

Page 9: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

v

skripsi ini. Semoga selalu selamanya bersahabat, serta tak lupa iringan doa

selalu untuk penulis dari mereka.

14. Prapty Anggorowati, Noviyani Muslikhah, dan Lusi Melani yang sudah

menjadi teman terbaik penulis dari awal kita masuk sampai lulus saat ini.

Bani Fauziyyah Jehan, teman berantem dan teman penghibur penulis

disaat kita sedang berkumpul baik di dalam kelas maupun di organisasi

intra kampus. Lufi Arna, teman diskusi yang selalu memberikan bantuan

dan masukan yang bermanfaat terhadap penulis selama belajar di jurusan

kesejahteraan sosial ini.

15. Teman-teman praktikum I PSPP Khusnul Khotimah, Putri Puspitasari,

Muhammad Fadly, dan Syamsul Bahri, serta teman-teman praktikum II

Lebak, Banten (Desa Wantisari), Pinasti Septian, Dinda Anggraeni, Hafiz

Zuldi, Risdiyanto, Ihsan Heryana, dan Reizky Riyadi

16. Serta teman-teman jurusan Kesejahteraan Sosial angkatan 2010 yang lain,

terimakasih atas dukungan, semangat dan juga kesempatan menjadi teman

dan keluarga selama kurang lebih empat tahun di UIN dan semoga

selamanya akan menjadi keluarga dan selalu tetap menjaga komunikasi

walaupun telah berpisah untuk berjuang di jalan kita masing-masing.

17. Nurfie Ramadhani Marjuki, teman dari SMA yang selalu setia

memberikan semangat dan dukungan yang luar biasa kepada penulis untuk

segera menyelesaikan skripsi ini.

18. Angga Ariyana, terimakasih karena selalu memberikan dukungan untuk

peneliti agar bisa cepat menyelesaikan skripsi ini, serta telah memberikan

Page 10: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

vi

kasih sayangnya beserta iringan doa untuk penulis, menemani, membantu,

dan memberikan kembali semangat yang telah hilang saat penulis mulai

rapuh dalam penyelesaian skripsi ini.

19. Untuk kakak-kakak alumni, adik-adik dan teman-teman di LSO ku

tercinta SKETSA (Komunitas edukasi seni tari saman) yang tiada hentinya

memberikan semangat terhadap penulis agar bisa cepat selesai dalam

penulisan skripsi ini.

20. Terakhir kepada semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan namanya,

namun telah ikut berpartisipasi membantu dan mendoakan penulis dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dengan tak mengurangi rasa

hormat, penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih.

Demikianlah skripsi ini peneliti buat dan peneliti persembahkan, peneliti

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan semua

pembaca pada umumnya terutama dalam memajukan Bidang Kesejahteraan

Sosial. Sekali lagi peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak

yang telah memberikan semua perhatiannya, motivasi dan bantuan selama ini,

semoga apa yang telah diberikan menjadi amal sholeh disisi Allah SWT.

Amiiiin…

Ciputat, September 2014

Pipit Febrianti1110054100013

Page 11: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………… x

BAB I PENDAHULUAN…………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………. 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………….. 10

1. Manfaat Akademis ……………………………... 10

2. Manfaat Praktis ………………………………… 10

D. Metodologi Penelitian………………………………. 11

1. Pendekatan Penelitian …………………………... 11

2. Jenis Penelitian………………………………….. 12

3. Tempat dan Waktu……………………………… 13

4. Teknik Pengumpulan Data……………………… 13

a. Observasi……………………………………. 13

b. Wawancara………………………………….. 14

c. Studi Dokumentasi………………………….. 14

5. Teknik Pemilihan Informan…………………….. 15

6. Macam Data…………………………………….. 17

7. Teknik Analisis Data……………………………. 18

8. Keabsahan Data…………………………………. 20

9. Teknik Pencatatan Data…………………………. 21

E. Tinjauan Pustaka…………………………………….. 22

F. Sistematika Penulisan………………………………... 24

BAB II KAJIAN TEORI……………………………………….. 25

A. Definisi Pelayanan Kesejahteraan Sosial

1. Pengertian Kesejahteraan Sosial………………... 25

a. Usaha Kesejahteraan Sosial…………………. 28

b. Memahami Konsep Organisasi Sosial………. 30

2. Definisi Pelayanan Kesejahteraan Sosial……... 31

Page 12: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

viii

a. Tujuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial…….. 34

b. Fungsi Pelayanan Kesejahteraan Sosial…...... 35

c. Pelayanan Kesejahteraan Sosial Dalam

Panti………………………………………… 37

d. Tahapan Pelayanan Kesejahteraan Sosial….. 39

e. Metode Pelayanan Kesejahteraan Sosial…… 46

f. Prinsip-Psinsip Pekerja Sosial……………… 49

B. Definisi Anak dan Anak Terlantar…………………. 53

1. Pengertian Anak………………………………... 53

a. Masa Perkembangan Anak………………… 56

b. Pemeliharaan Anak……………………….... 57

2. Pengertian Anak Terlantar……………………… 58

a. Ciri-ciri Anak Terlantar…………………….. 60

b. Keberfungsian Anak Terlantar……………… 61

C. Kerangka Berfikir…………………………………... 64

BAB III GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL

ASUHAN ANAK (PSAA) PUTRA UTAMA

03 TEBET……………………………………………… 67

A. Profil Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)………….. 67

1. Identitas dan Sejarah……………………………. 67

a. Pengertian PSAA…………………………… 67

b. Sejarah PSAA………………………………. 67

2. Tugas dan Fungsi PSAA……………………. 68

3. Visi dan Misi……………………………………. 69

B. Struktur Organisasi………………………………….. 71

C. Deskripsi Pekerjaan…………………………………. 71

D. Sasaran, Persyaratan dan Perekrutan Klien…………. 74

1. Sasaran Pelayanan PSAA………………………. 74

2. Persyaratan……………………………………… 75

3. Perekrutan……………………………………… 75

E. Pendanaan PSAA………………………………….. 75

F. Program pelayanan Klien…………………………... 76

Page 13: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

ix

G. Daftar Pegawai PSAA……………………………... 78

H. Fasilitas……………………………………………... 80

I. Profil Warga Binaan Sosial (WBS)……………….... 81

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA…………………. 84

1. Tahapan Pelayanan Kesejahteraan Sosial………….. 84

A. Tahapan Pendekatan Awal (Engagement)……... 84

B. Tahapan Pengungkapan dan

Pemahaman Masalah (Assesment)……………... 90

C. Tahapan Rencana Pemecahan Masalah

(Planning)............................................................ 110

D. Tahapan Pelaksanaan Pemecahan Masalah

(Implementation)……………………………….. 121

E. Tahapan Evaluasi………………………………. 129

F. Tahapan Terminasi……………………………... 130

G. Tahapan Tindak Lanjut (Follow-Up)................... 131

2. Bentuk-bentuk Pelayanan Kesejahteraan Sosial…… 132

1. Pelayanan Pengasramaan………………………. 132

2. Pelayanan Kebutuhan Pangan………………….. 135

3. Pelayanan Konseling…………………………… 137

4. Pelayanan Kesehatan…………………………… 139

5. Pelayanan Pendidikan………………………….. 141

6. Pelayanan Keterampilan……………………….. 142

7. Pelayanan Keagamaan………………………….. 144

8. Pelayanan Rekreasi dan Hiburan……………….. 146

9. Pelayanan Transportasi…………………………. 148

10. Pelayanan Tabungan……………………………. 149

11. Pelayanan Bimbingan Lanjut…………………… 151

BAB V PENUTUP...................................................................... 155

A. Kesimpulan…………………………………………. 155

B. Saran………………………………………………... 158

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 160LAMPIRAN

Page 14: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rancangan Informan…………………………………………. 17

Tabel 2 Data Pegawai di PSAA PU 03 Tebet…………………............ 78

Tabel 3 Fasilitas di PSAA PU 03 Tebet………………………………. 80

Tabel 4 Data WBS Berdasarkan Status Keluarga…………………….. 81

Tabel 5 Data WBS Berdasarkan Tingkat Pendidikan………………… 82

Tabel 6 Data WBS Berdasarkan Penyebaran Sekolah

Tingkat SMP…………………………………………………. 82

Tabel 7 Data WBS Berdasarkan Penyebaran Sekolah

Tingkat SMA…………………………………………………. 83

Tabel 8 Rencana Kegiatan…………………………………………….. 119

Page 15: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah investasi dan harapan masa depan bangsa serta sebagai

penerus generasi di masa mendatang. Dalam siklus kehidupan, masa anak-

anak merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang

menentukan masa depannya. Perlu adanya optimalisasi perkembangan anak,

karena selain krusial juga pada masa itu anak membutuhkan perhatian dan

kasih sayang dari orangtua atau keluarga sehingga secara mendasar hak dan

kebutuhan anak dapat terpenuhi secara baik. Anak seyogyanya harus dapat

tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani,

cerdas, bahagia, bermoral tinggi dan terpuji.

Anak juga mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena anak adalah tunas

yang akan tumbuh dan berkembang menjadi bagian generasi penerus

perjuangan dalam rangka pencapaian cita-cita bangsa. Sebagai generasi

penerus maka anak perlu dirawat, dibina, dan ditingkatkan kesejahteraannya

agar dapat tumbuh dan mengembangkan kepribadian dan kemampuan serta

keterampilan dalam melaksanakan peranan dan fungsi dalam kehidupan sesuai

dengan pertumbuhan usianya.

Namun kenyataan yang ada sering kali tidak seperti yang diharapkan.

Banyak sekali anak-anak yang menyandang masalah kesejahteraan sosial,

seperti maraknya masalah anak terlantar. Kuantitas dan kualitas masalah

Page 16: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

2

kesejahteraan sosial anak terlantar diprediksi akan mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun.

Menurut Pusat Data dan Informasi Direktorat Kesejahteraan Sosial

Anak, Kementerian Sosial RI mencatat jumlah anak terlantar pada tahun 2011

di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam jumlah mencapai 5.355, Sumatera

Utara 4.289 orang, Sumatera Barat 4.439 orang, Sumatera selatan 2.318 orang,

Bangka Belitung mencapai 926 orang, DKI Jakarta terdapat 4.017 orang,

Jawa Barat 41. 587 orang, Jawa Tengah 15,083 orang, DI Yogyakarta 2.554

orang, Jawa Timur 64.250 orang, Banten 5.355 orang, Bali 2.423 orang, Nusa

Tenggara Barat mencapai 17.026 orang, Nusa Tenggara Timur 2.103 orang,

Kalimantan Barat mencapai 5.738 orang, Kalimantan Tengah terdapat 2.327

orang, Kalimantan Selatan mencapai 420 orang, Sulawesi Utara terdapat

2.204 orang, Sulawesi Tengah mencapai 4.809 orang, Sulawesi Selatan 11,617

orang, Sulawesi Tenggara 3,197 orang, Sulawesi Barat mencapai 319 orang,

Maluku 1.337 orang, Maluku Utara 687 orang, dan Papua mencapai 3.312

orang anak terlantar. Dengan demikian, jumlah anak terlantar di Provinsi

Jawa Timur yang menduduki posisi yang paling tinggi.1

Pada dasarnya kompleksitas permasalahan anak terlantar disebabkan

oleh berbagai factor antara lain; 1) konflik keluarga; 2) anak terlantar yang

mengalami masalah dalam sistem pengasuhan seperti yang dialami anak yatim

piatu, anak yatim, anak piatu, anak dari orangtua tunggal, anak dengan ayah

atau ibu tiri, anak dari keluarga yang kawin muda dan anak yang tidak

1 Kementerian Sosial RI, Rekapan Data Anak Terlantar (Jakarta: Pusat Data danInformasi Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak, 2011)

Page 17: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

3

diketahui asal usulnya (anak yang dibuang orangtuanya); 3) anak yang

mengalami masalah dalam cara pengasuhan seperti anak yang mengalami

tindakan kekerasan baik secara fisik, sosial maupun psikologis, anak yang

mengalami eksploitasi ekonomi dan seksual serta anak yang diperdagangkan;

4) dan anak yang kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi seperti anak yang

kurang gizi dan anak yang tidak bersekolah atau putus sekolah (kemiskinan).2

KPAI juga berpandangan bahwa akar persoalan anak terlantar dan anak

jalanan adalah ketidakberdayaan orangtua dan kebijakan negara dan seluruh

sektor yang membuat mereka terpuruk menjadi kelompok tersingkir dan

termarjinalisasi. Dan yang terpenting tidak mengkriminalisasi anak karena

sesungguhnya mereka adalah korban dari tindakan orang dewasa.3

Jika hal ini dibiarkan begitu saja maka masalah ini dapat mengancam

masa depan bangsa ini. Anak-anak terlantar yang tidak mendapatkan

perawatan sebagaimana seharusnya tersebut akan rentan menjadi anak-anak

yang memiliki disfungsi sosial atau bahkan tidak memiliki masa depan jika

tidak segera ditangani dengan baik. Anak-anak tersebut harus mendapatkan

penanganan sehingga dapat tumbuh berkembang seperti layaknya anak normal

yang diasuh oleh orangtua mereka sendiri.

Anak terlantar sesungguhnya adalah anak-anak yang termasuk kategori

anak rawan atau anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus. Anak

terlantar adalah anak yang suatu sebab tidak dapat terpenuhi kebutuhan

2 Chatarina Rusmiyati,”Jurnal Kesejahteraan Sosial: Wujud Panti Asuhan Hidayatullahdalam penanganan masalah anak terlantar,” no. 3 (Juni 2008) h. 46-54.

3http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2010/03/22/90009/Gila.-Jumlah-Anak-Terlantar-17-juta, Artikel diakses pada tanggal 14 April 2014

Page 18: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

4

dasarnya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. Seorang

anak dikatakan terlantar, bukan sekedar karena ia sudah tidak lagi memiliki

salah satu orang tua atau kedua orangtuanya. Tetapi, terlantar disini juga

dalam pengertian ketika hak-hak anak untuk tumbuh kembang secara wajar,

untuk memperoleh pendidikan yang layak, dan untuk memperoleh pelayanan

kesehatan yang memadai, tidak terpenuhi karena kelalaian, ketidakmengertian

orang tua, ketidakmampuan atau kesengajaan. 4

Sering kita lihat anak-anak terlantar berada di jalanan. Mereka memilih

jalanan dan tempat–tempat umum lainnya sebagai alternatif pelarian untuk

mencari kerja, karena mereka menganggap dijalan banyak rezeki yang bisa

didapat sesuai dengan tingkat kompetisi yang ada. Banyak pekerjaan yang

bisa mereka lakukan seperti mengamen, meminta-minta, menjadi tukang semir

sepatu, penjual asongan,dll. Hidup dijalanan membuat mereka merasa nyaman

tanpa mereka memikirkan suatu hal negatif yang bisa saja hadir di dalam diri

mereka saat mereka hidup di jalanan. Padahal seusia mereka merupakan masa

yang paling rawan, mereka mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bagi mereka

dipandang menarik walaupun sebenarnya hal itu tidak baik buat mereka.5

Hal inilah yang kadang membuat anak terlantar sering hidup dan

berkembang di bawah tekanan dari stigma atau cap sebagai pengganggu

ketertiban. Sangat sedikit yang berpihak kepada anak-anak tersebut.

Sementara dengan memberikan belas kasihan juga bukan merupakan solusi

yang tepat, karena anak-anak tersebut bukan anak-anak yang perlu

4 Bagong suyanto, Masalah Sosial Anak (Jakarta: Kencana, 2010), h. 2125 Hanafi Dahlan, Dinamika Anak Terlantar (Yogyakarta: B2P3KS PRESS,2008), h.54

Page 19: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

5

dibelaskasihani. Tetapi yang diperlukan adalah sebagaimana kebutuhan anak-

anak pada umumnya, yaitu perlindungan, kasih sayang, dan pemenuhan

kebutuhan hidupnya. Dengan segala keterbatasan dan himpitan hidup, anak-

anak tersebut tetap maju. Mereka memiliki daya juang dan daya tahan yang

tinggi dalam mengatasi kesukaran. Dengan demikian, yang dibutuhkan dalam

hal ini bukan belas kasihan; tetapi lebih kepada pengakuan, penerimaan, dan

dukungan moral dalam menjalani kehidupan.

Namun saat ini banyak juga anak-anak terlantar yang hidup di jalanan

tidak melulu hanya memikirkan bagaimana dia bisa hidup selama tinggal di

jalanan. Tetapi mereka juga sud ah mulai membuktikan ke masyarakat luas

bahwa mereka juga mempunyai potensi, bakat, minat dan kemampuan yang

bisa dikembangkan dan ditunjukkan ke khalayak. Banyak anak terlantar yang

sudah mulai memikirkan bahwa pendidikan itu penting, mereka sudah

mempunyai keinginan untuk bisa melanjutkan sekolah mereka yang sempat

terhenti karena mereka sudah mulai memikirkan bahwa ternyata pendidikan

itu penting untuk mereka di masa depan nanti. Dengan begitu agar tumbuh

kembang anak-anak terlantar ini tidak terhambat dan dapat berkembang secara

wajar, maka orangtua, masyarakat, dan pemerintahan harus mampu

memberikan pelayanan sosial yang terbaik bagi anak-anak ini.

Pelayanan kesejahteraan sosial merupakan kegiatan yang dilaksanakan

secara langsung dan terorganisasi, terutama bertujuan untuk membantu

individu atau kelompok dan lingkungan sosial dalam upaya mencapai saling

penyesuaian. Perihal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pelayanan sosial

mengarah pada tercapainya kondisi sosial individu atau kelompok agar

Page 20: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

6

memiliki perasaan harga diri dan kepercayaan diri, sehingga mampu

menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya

pelayanan sosial merupakan program kegiatan yang memberikan jasa kepada

orang perorang untuk membantu dalam mewujudkan tujuan serta

menyelesaikan berbagai masalah mereka, dan bukan untuk kepentingan orang-

orang yang memberi pelayanan sosial tersebut. Pernyataan ini ditegaskan

dalam Undang-Undang No.11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan sosial yang

sebaik-baiknya dan berkewajiban untuk sebanyak mungkin ikut serta dalam

mewujudkan kesejahteraan sosial.6

Menurut UUD 1945, Dalam Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 juga

disebutkan bahwa “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

Negara”.7 Maka secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa semua orang

miskin dan semua anak terlantar pada prinsipnya dipelihara oleh Negara,

tetapi pada kenyataannya yang ada di lapangan bahwa tidak semua orang

miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.

Mengenai anak terlantar berbagai upaya untuk menangani masalah anak

terlantar telah dilakukan baik oleh pemerintah, organisasi sosial, lembaga

swasta, lembaga keagamaan bahkan personal. Lembaga sosial merupakan

suatu perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, yang berfungsi

sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan usaha

kesejahteraan sosial. Salah satu kegiatannya adalah pelayanan sosial terhadap

anak terlantar melalui model Panti Sosial Asuhan Anak. Pelayanan

6 Warto,dkk., Efektivitas Program Pelayanan Sosial DI Panti dan Non Panti(Yogyakarta: B2P3KS Press, 2009), h. 9

7 www.kemenkumham.go.id, Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1945, Bab XIVKesejahteraan Sosial diakses pada tanggal 14 April 2014

Page 21: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

7

kesejahteraan sosial anak terlantar melalui model Panti Sosial Asuhan Anak

mengacu pada Undang-undang Nomor 6 tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Kesejahteraan Sosial yang menyatakan bahwa usaha kesejahteraan sosial

merupakan tanggungjawab bersama yang diselenggarakan baik oleh

pemerintah, organisasi sosial, lembaga swasta, masyarakat maupun

perorangan.

Dalam konteks di atas, Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra

Utama 03 Tebet Jakarta Selatan di bawah naungan Dinas Sosial Republik

Indonesia mempunyai kepedulian terhadap pembinaan anak dan pelayanan

kesejahteraan sosial. Penanganan masalah anak merupakan masalah yang

harus dihadapi oleh semua pihak, bukan hanya orang tua atau keluarga saja,

tetapi juga setiap orang yang berada dekat anak tersebut harus dapat

membantu pertumbuhan anak dengan baik.

Upaya tersebut dilakukan agar anak terlantar dapat terpenuhi hak-

haknya, seperti memperoleh penghidupan layak, memperoleh pendidikan dan

kesehatan, memperoleh kasih sayang, dan mendapatkan perlindungan

sehingga anak-anak yang terlantar tersebut mendapatkan wadah yang

menampung mereka untuk mempersiapkan masa depannya. Sehingga mereka

dapat membekali dirinya terutama melalui pengetahuan dan keterampilan

sehingga kelak mereka dapat mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

Sesuai dengan pasal 2, ayat 3 dan ayat 4, Undang-undang Republik Indonesia

No. 4 Tahun 1979, tentang Kesejahteraan Anak berbunyi sebagai berikut:

“Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam

kandungan maupun sesudah dilahirkan. Anak berhak atas perlindungan-

Page 22: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

8

perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau

menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar”. 8

Sementara itu ayat suci Al- Qur’an dalam surat An-Nissa ayat 9

menegaskan bahwa orang-orang beriman tidak boleh membiarkan anak-anak

mereka dalam keadaan lemah, Allah berfirman sebagai berikut :

Artinya :

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranyamereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yangmereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya, Oleh sebab itu, hendaklahmereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengantutur kata yang benar”. (Q.S. An-Nissa: 9)

Dengan adanya Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03

Tebet ini diharapkan anak-anak tersebut dapat meningkatkan taraf hidup

kesejahteraan sosial mereka baik yang berasal dari keluarga kurang mampu,

anak yang ditelantarkan oleh orangtua, ataupun anak yang dititipkan oleh

orangtua mereka agar menjadi anak bangsa yang konstruktif dan bermartabat

sejalan dengan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan masa depan

bangsa yang lebih berkualitas. Berkaitan dengan hal diatas peneliti

menyajikan penelitian yang berjudul:

“Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan”

8 Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak (Jakarta: Akademika Pressindo, 1983), h.17

Page 23: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

9

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.

1. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan

yang penulis teliti, untuk itu perlu adanya pembatasan masalah yang

berkaitan dengan penelitian ini, karena peneliti menyadari adanya

keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti. Pembatasan

masalah dilakukan agar pengkajian dalam penelitian ini tidak terlampau

jauh sehingga menjadi lebih terfokus dan efektif terhadap apa yang akan

disimpulkan. Penulis membatasi penelitian ini hanya pada Pelayanan

kesejahteraan sosial terhadap anak terlantar yang dilakukan oleh Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet.

Pelayanan kesejahteraan sosial yang meliputi tahapan pelayanan

kesejahteraan sosial seperti tahapan engagement, assesment, planning,

intervensi, dan terminasi serta bentuk pelayanan yang meliputi

pelayanan pengasramaan, pelayanan kebutuhan pangan, pelayanan

konseling, pelayanan pendidikan, pelayanan keagamaan, pelayanan

keterampilan, pelayanan rekreasi dan hiburan, pelayanan transportasi,

pelayanan kesehatan, dan pelayanan tabungan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah serta eksplorasi permasalahan pada

latar belakang di atas, maka pertanyaan mendasar dalam Pelayanan

Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)

Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan yang ingin dijawab dan dituangkan

dalam skripsi ini adalah :

Page 24: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

10

1. Bagaimana tahapan pelayanan yang diberikan Panti Sosial Asuhan

Anak (PSAA) Putra Utama 03 terhadap anak terlantar ?

2. Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial

untuk anak terlantar di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama

03?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tahapan pelayanan yang diberikan oleh Panti Sosial

Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 terhadap anak terlantar.

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan pelayanan kesejahteraan

sosial yang didapatkan anak terlantar di Panti Sosial Asuhan Anak

(PSAA) Putra Utama 03.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai pelayanan

kesejahteraan sosial anak terlantar yang dilakukan oleh Panti Sosial

Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03.

b. Manfaat Praktis

1) Memberikan masukan saran untuk para praktisi di lembaga

pelayanan kesejahteraan anak dan remaja, khususnya anak-anak

terlantar dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

kesejahteraan anak terlantar.

Page 25: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

11

2) Merupakan masukan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut,

khususnya penelitian terapan yang berkaitan dengaan

permasalahan penanganan terhadap anak-anak terlantar.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi.9

Tujuan penelitian kualitatif adalah sebagai penelitian yang bersifat

naturalis karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah.

Peneliti dan yang diteliti bersifat interaktif, tidak bisa dipisahkan,

merupakan satu kesatuan yang terbentuk secara timbal balik, tidak

mungkin memisahkan sebab dengan akibat, dan melibatkan nilai-nilai.10

Dalam tradisi penelitian kualitatif proses penelitian dan ilmu

pengetahuan tidak sesederhana dengan apa yang terjadi pada penelitian

kuantitatif, karena penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan

berpikir kritis-ilmiah, yang mana seorang peneliti memulai berpikir secara

induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial,

melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisisnya dan

9 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,2010), h.110Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya,2007), Cet.ke-23, h.29

Page 26: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

12

kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang damati.11

Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan data yang pasti. Data yang pasti

adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang

sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik

yang terlihat dan terucap tersebut.12

Dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan, untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang

dapat diterima oleh akal sehat manusia dan mudah dipahami oleh diri

sendiri meupun orang lain.

Dengan demikian, pendekatan kualitatif ini diharapkan bisa

menggali lebih dalam fakta-fakta yang ada di lapangan, guna mendapatkan

gambaran yang lengkap tentang langkah-langkah pelayanan kesejahteraan

sosial bagi anak terlantar di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra

Utama 03 Tebet serta bentuk-bentuk kegiatan pelayanan kesejahteraan

sosial apa saja yang di dapat anak terlantar di panti tersebut.

2. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah Jenis

penelitian deskriptif. Penelitian dekriptif yaitu suatu metode untuk

memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seorang, lembaga,

11 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana,2010), h.612 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , h.2

Page 27: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

13

masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya.13

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

catatan atau memo dan dokumentasi resmi lainnya.14 Laporan penelitian

akan berisi kutipan-kutipan untuk memberi gambaran penyajian laporan

tersebut.

3. Tempat dan Waktu

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra

Utama 03 di Jl. Tebet Barat Raya No.100. Tebet, Jakarta Selatan.

b. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dari bulan Juli- September 2014.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan sebuah teknik

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan penginderaan terhadap apa yang dilakukan dan

dikatakan atau diperbincangkan para responden dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari. 15

13 Jalaludin Rakhmat, Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),h.2514 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2003), h. 3915 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, h.115

Page 28: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

14

Semua yang didengar dan dilihat oleh peneliti sebagai aktivitas

observasi ketika para informan melakukan kegiatan ini, diceritakan

kembali atau dicatat sehingga data atau informasi penelitian dapat

mendukung, melengkapi atau menambah informasi yang berasal dari

hasil wawancara.

Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah mendatangi

langsung ke lokasi penelitian, kemudian mengamati proses kegiatan

intern panti di sekitar lokasi penelitian, khususnya kegiatan yang

berkaitan dengan bagaimana pelayanan kesejahteraan sosial anak yang

didapatkan di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA).

b. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat memperoleh

keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Percakapan itu dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan

(interviewer) dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan yang dilakukannya sambil bertatap muka

dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif

lama.16

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan sebuah catatan peristiwa yang

sudah berlalu dalam bentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari

16Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h.186

Page 29: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

15

seseorang yang kemudian penulis pelajari dokumen-dokumen tersebut

untuk mengambil data dan sebagai penambahan informasi. Studi

dokumentasi merupakan perlengkapan dari penggunaan metode

observasi dan wawancara. Hasil penelitian akan lebih cepat dipercaya

jika didukung oleh dokumen. Sumber ini terdiri dari data-data yang

tertulis, baik berupa buku, jurnal ataupun yang lainnya dan juga

rekaman.17 Teknik ini dilakukan dengan cara mengkategorisasi

kemudian mempelajari bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan

masalah penelitian dan mengambil data atau informasi.

5. Teknik pemilihan informan atau wawancara

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan

informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive

sampling yaitu memilih informan yang dipilih secara sengaja yang

diambil karena ada pertimbangan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.18

Pertimbangan tertentu ini, saat penulis ingin mengambil informan WBS

(Warga Binaan Sosial) penulis berdiskusi dengan pekerja sosial mengenai

siapa saja anak-anak yang bisa dijadikan informan, karena anak-anak

disini sangat sulit untuk dijadikan informan. Hal ini disebabkan karena

panti tersebut sudah sering dijadikan tempat penelitian oleh beberapa

mahasiswa. Sehingga ada titik kejenuhan yang dimiliki oleh WBS disana

ketika akan dijadikan sumber penelitian. Oleh karena itu, pekerja sosial

merekomendasikan beberapa anak untuk peneliti melakukan pendekatan

17 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kuaitatif Teori dan Praktik (Jakarta: PT BumiAksara, 2013), h. 176

18 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h.52

Page 30: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

16

terlebih dahulu agar bisa menimbulkan suasana keakraban. Setelah peneliti

melakukan pendekatan kepada anak-anak tersebut, dapatlah 2 orang

informan yang menurut peneliti mereka ini bisa memberikan informasi

yang peneliti cari seputar pelayanan kesejahteraan sosial di panti ini, dan 2

informan tersebut merupakan anak-anak yang berlatar belakang dari

keluarga tidak mampu dan anak terlantar yang sudah hidup dari panti ke

panti karena tidak diketahui keberadaan orangtuanya.

Dalam konteks ini peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-

banyaknya sampai terjadi pengulangan informasi atau sudah tidak ada

informasi yang terjaring lagi. Dari teknik sampling inilah peneliti

kemudian bisa menentukan subjek dan objek penelitian.

Dalam penelitian kualitatif tidk menggunakan istilah populasi,

tetapu oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang

terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan

aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Pada situasi sosial

atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam

aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place)

tertentu.19

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah orang atau

sekelompok orang yang dapat memberikan informasi, mereka terdiri dari:.

1 orang Ka.Sie Identifikasi dan Assesment, 2 orang Ka. Sie Bimbingan

dan Penyaluran, 1 orang Pekerja Sosial, dan 2 orang WBS.

19 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 49

Page 31: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

17

Tabel 1

Rancangan Informan

No. Informasi Yang Dicari Informan Jumlah

1. Langkah-langkah pelayananyang diperoleh Warga BinaanSosial (WBS) dalam tahapanpendekatan awal(engagement), pengungkapanmasalah (assessment), rencanapemecahan masalah (planing)

Ka.SieIdentifikasi danAssesment

1 orang

2. Langkah-langkah pelayananyang diperoleh Warga BinaanSosial (WBS) dalam tahapanpemecahan masalah(intervensi), resosialisasi,penyaluran, dan bina lanjut.

Ka. SieBimbingan danPenyaluran

2 orang

3. Bentuk-bentuk kegiatanpelayanan yang diperolehWarga Binaan Sosial (WBS)dan Peran Pekerja Sosial dalammemberikan PelayananKesejahteraan Sosial.

1 Pekerja Sosial 1 orang

4. Kegiatan di PSAA 2 orang WBS 2 orang

6. Macam Data

a. Data Primer adalah data yang belum tersedia sehingga untuk menjawab

masalah penelitian, data harus diperoleh dari sumber aslinya. Data ini

merupakan data yang diperoleh dari informan dan situasi-situasi sosial

me lalui metode dan cara yang telah dijelaskan diatas. Data primer ini

diperoleh melalui pengamatan, dan wawancara informan.

b. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia atau sudah dikumpulkan

untuk suatu tujuan sebelumnya. Data ini merupakan data yang

Page 32: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

18

diperoleh dari catatan-catatan, perpustakaan, pustaka pengelolaan data,

pusat peneliti atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun

instansi yang terkait lainnya.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan mengkategorikannya

sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang

ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang

biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk

akhirnya bisa dipahami dengan mudah.20

Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti

mulai mengumpulkan data, dengan cara memilih mana data yang

sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu

pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian.

Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan

selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.21

a. Analisis sebelum di lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti

memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk

menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini

20 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kuaitatif Teori dan Praktik, h. 209.21 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h.88

Page 33: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

19

masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk

dan selama di lapangan.

b. Analisis selama di lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pegumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila

jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai

tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel. Dalam buku

Sugiyono, Miles and Huberman juga mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:

1) Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

2) Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Flowchart

Page 34: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

20

dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan

yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah bagan teks yang bersifat naratif.

3) Conclusion Drawing / Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

8. Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan, data penulisan dalam penelitian ini.

Peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Kriteria Kredibiliti (derajat kepercayaan), yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk

keperluan, pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut

(triangulasi). Hal ini dicapai dengan jalan (1) membandingkan dokumen

dari Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) dengan hasil wawancara dengan

Warga Binaan Sosial (WBS). (2) Membandingkan antara jawaban yang

diberikan pengurus panti dengan jawaban Warga Binaan Sosial (WBS)

Page 35: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

21

mengenai pelayanan kesejahteraan sosial anak di Panti Sosial Asuhan

Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan.

b. Kriteria kepastian, teknik ini dimaksud adalah uraian rici. Yaitu peneliti

melaporkan hasil penelitannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti

mungkin dan secermat mungkin. Dalam penelitian ini peneliti membuat

uraian rinci dalam bentuk sebuah laporan akhir yang disebut skripsi.22

9. Teknik Pencatatan Data

Penelitian yang biasa dilakukan adalah catatan lapangan. Penelitian

kualitatif mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan

data di lokasi penelitian. Pada waktu berada di lapangan peneliti menyusun

catatan lapangan. Catatan tersebut berupa coret-coret seperlunya yang

betul-betul sangat dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok

isi pembicaraan atau percakapan, hasil pengamatan berupa gambar, sketsa,

diagram, sosiogram, dan sebagainya. Catatan lapangan adalah catatan

tertulis tentang apa yang didengar, apa yang dilihat, apa yang dipikirkan

dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam

penelitian kualitatif. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan

pengamatan atau wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan tercampur

dengan informasi lain, dan ingatan seseorang atau sifatnya terbatas.

Catatan lapangan yang lengkap dapat terdiri dari peta, diagram, foto,

wawancara, rekaman tape-recorder, video-tape, memo, objek dari

lapangan, catatan yang dilakukan peneliti dengan cepat di lapangan.

Catatan lapangan dapat memudahkan peneliti untuk terus mengikuti arah

22 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif , h.259

Page 36: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

22

perkembangan kegiatan penelitiannya, untuk memperoleh gambaran

bagaimana rencana penelitian telah terpengaruh oleh data yang

dikumpulkan, dan untuk tetap sadar diri peneliti mengenai bagaimana

pengaruh data itu terhdapnya. Catatan lapangan peneliti kualitatif berisi

tentang apa-apa yang dilihat, dan didengar oleh peneliti, tanpa adanya

interpretasi. 23

E. Tinjauan Pustaka

Untuk perbandingan maka penulis memaparkan beberapa skripsi yang

berjudul: “Pelayanan Sosial”.

1. Dalam skripsi yang berjudul: Peran Yayasan Al-Fikr Dalam Pelayanan

Sosial Terhadap Yatim Piatu Di Desa Gembong Rt 02/04 Balaraja Barat

Tangerang.

Disusun Oleh : Nurul Hikmah

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam

Lulusan : 1431 H/ 2010 M

Skripsi ini jelas berbeda dengan skripsi saya, adapun letak perbedaannya

antara lain:

a. Subjek dan objeknya: subjek skripsi ini adalah peran yayasan Al-

Fikr dalam pelayanan sosial terhadap siswa yatim piatu dan

objeknya adalah Desa Gembong Rt 02/04 Balaraja Barat

Tangerang

23 M.Djunaedi Ghony dan Fauzan Almanshui, Metode Penelitian Kualitatif,(Jogjakarta:Ar-ruzz Media,2012), h. 213

Page 37: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

23

b. Adapun masalah yang dibahas dalam skripsinya adalah: pertama:

Kegiatan pelayanan sosial apa saja yang diberikan kepada anak-

anak yatim piatu di yayasan Al-Fikr gembong balaraja? Kedua:

Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada yayasan Al Fikr

dalam memberikan pelayanan sosial bagi anak-anak yatim piatu?

2. Dalam skripsi yang berjudul: Implementasi Program Pelayanan Bagi Anak

Autis Melalui Sekolah Khusus Di Rumah Autis Bekasi.

Disusun Oleh : Fachry Arfan

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan : Kesejahteraan Sosial

Lulusan : 1435 H/ 2014 M

Skripsi ini jelas berbeda dengan skripsi saya, adapun letak perbedaannya

antara lain:

a. Subjek dan objeknya: subjek skripsi ini adalah implementasi

program pelayanan bagi anak autis melalui sekolah khusus dan

objeknya adalah Rumah Autis Bekasi.

b. Adapun masalah yang dibahas dalam skripsinya adalah:

pertama: Bagaimana implementasi program pelayanan bagi

anak autis melalui sekolah khusus di Rumah Autis Bekasi ?,

Kedua: bagaimana evaluasi hasil yang dicapai dari

implementasi program pelayanan bagi anak autis melalui

sekolah khusus di Rumah Autis Bekasi ?

Dengan melihat skripsi terdahulu, maka skripsi saya walaupun hampir

sama dengan skripsi diatas namun berbeda materi yang dibahas, yaitu

Page 38: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

24

tentang: “Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar di Panti Sosial

Asuhan Anak Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan.

Adapun masalah yang penulis bahas adalah:

a) Bagaimana tahapan pelayanan yang diberikan Panti Sosial Asuhan

Anak (PSAA) Putra Utama Tebet terhadap anak terlantar ?

b) Bagaimana kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial untuk anak

terlantar di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03

Tebet ?

F. Sistematika Penulisan

Dalam hal sistematika penulisan ini peneliti menggunakan Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang diterbitkan

CeQDA (Center for Quality Development dan Assurance ) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pedoman penulisan skripsi

ini.

BAB I : Merupakan Pendahuluan yang menjelaskan Latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Kajian Teori, memuat: Pengertian Pelayanan

Kesejahteraan Sosial: tujuan pelayanan kesejahteraan sosial,

fungsi pelayanan kesejahteraan sosial, pelayanan sosial

dalam panti, tahapan pelayanan kesejahteraan sosial,

metode-metode tahapan pelayanan kesejahteraan sosial, dan

prinsip-prinsip pekerja sosial. Pengertian Anak dan Anak

Page 39: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

25

Terlantar, Ciri-ciri Anak Terlantar, keberfungsian sosial

anak terlantar.

BAB III : Gambaran Umum Lembaga Panti Sosial Asuhan Anak

Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan, yang meliputi :

Identitas dan Sejarah Panti Sosial, Visi dan Misi Panti,

Struktur Organisasi, Sasaran Pelayanan, Pendanaan, Daftar

nama pegawai PSAA, Fasilitas, dan Profil Warga Binaan

Sosial (WBS) Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan.

BAB IV : Temuan dan Analisis Data, memuat : Hasil wawancara

tentang pelayanan kesejahteraan sosial anak terlantar.

BAB V :Bab Penutup merupakan kesimpulan dari penelitian tentang

pelayanan kesejahteraan sosial anak terlantar dan manfaat

yang diperoleh anak terlantar setelah mendapatkan

pelayanan kesejahteraan sosial di panti tersebut serta saran-

saran untuk perbaikan kedepan bagi panti, peneliti, dan

Warga Binaan Sosial (WBS).

Page 40: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

26

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Pelayanan Kesejahteraan Sosial

1. Definisi Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial adalah mencakup berbagai tindakan yang

dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih

baik, sedangkan menurut rumusan Undang-Undang Republik Indonesia No.6

tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial, pasal 2

ayat 1 “Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan

sosial materiil maupun spirituiil yang diliputi oleh rasa keselamatan,

kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap

warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknyabagi diri, keluarga serta

masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia

sesuai dengan Pancasila”.1

Pengertian Kesejahteraan Sosial menurut Sumarnonugroho adalah

kesejahteraan sosial sebagai suatu fungsi terorganisasi adalah kumpulan

kegiatan-kegiatan yang bermaksud untuk memungkinkan individu-individu,

keluarga-keluarga, kelompok-kelompok dan komunitas-komunitas

1Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Jakarta: FISIP UIPress, 2005), h. 16

Page 41: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

27

menanggulangi masalah sosial yang diakibatkan oleh perubahan kondisi-

kondisi..2

Pengertian kesejahteraan sosial sedikitnya mengandung empat makna,

yaitu3:

1. Sebagai kondisi sejahtera. Pengertian ini biasanya menunjuk pada

istilah kesejahteraan sosial sebagai kondisi terpenuhinya

kebutuhan material dan non material. Kondisi sejahtera terjadi

manakala kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan

dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan

pendapatan dapat terpenuhi.

2. Sebagai pelayanan sosial. Di Inggris, Australia dan Selandia Baru,

pelayanan sosial umumnya mencakup lima bentuk, yakni jamninan

sosial, pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan pelayanan

sosial personal.

3. Sebagai tunjangan sosial, diberikan kepada orang yang tidak

mampu, karena sebagian besar penerima manfaat adalah orang-

orang miskin, cacat, penganggur. Keadaan ini dapat menimbulkan

konotasi negatif pada istilah kesejahteraan, seperti kemiskinan,

kemalasan, dan ketergantungan.

4. Sebagai proses atau usaha terencana. Yang dilakukan oleh

perorangan, lembaga-lembaga sosial, masyarakat maupun badan-

2 Muhammad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), h.93Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta,201), h.104

Page 42: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

28

badan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidpan dan

menyelenggarakan pelayanan sosial.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, terlihat bahwa

kesejahteraan sosial mencakup pengertian yang luas yaitu suatu keadaan

dimana individu, keluarga, dan masyarakat ,erasa baik, sehat dan sejahtera

karena kebutuhan hidupnya baik dalam kebutuhan fisik, mental, sosial,

spiritual dan ekonomi terpenuhi secara wajar untuk memperbaiki

keberfungsian sosial dan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.

a. Usaha Kesejahteraan Sosial

Salah satu bentuk usaha kesejahteraan sosial adalah terbentuknya

lembaga sosial atau organisasi sosial atau panti sosial yang merupakan

wadah pelaksanaan usaha-usaha kesejahteraan sosial dimana usaha

kesejahteraan sosial mengacu pada program, pelayanan dan berbagai

kegiatan secara kongkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun

masalah yang dihadapi anggota masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial

itu sendiri dapat diarahkan pada individu, keluarga, kelompok, ataupun

komunitas.

Usaha kesejahteraan sosial memberikan sumbangan untuk

mewujudkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial setiap warga dari

segala lapisan. Untuk mewujudkan tujuan dari kesejahteraan sosial

sebagaimana telah dikemukakan, perlu disusun suatu program-program

dan kegiatan yang bermuara pada tujuan kesejahteraan sosial. Program-

Page 43: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

29

program itulah yang biasa disebut usaha kesejahteraan sosial yang

meliputi semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukkan untuk

mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan

kesejahteraan sosial.4

Sebagai suatu upaya untuk meningkatkan taraf kesejahteraan

masyarakat, Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) menjadi sebuah rutinitas

sebagai upaya pengembangan sumber-sumber daya dalam

menumbuhkan, membina dan meningkatkan terwujudnya kesejahteraan

sosial serta menunjang usaha-usaha lain yang mempunyai tujuan sama.

Upaya tersebut didasarkan prinsip-psinsip dasar kesejahteraan sosial,

yakni, pertama setiap manusia berhak untuk mendapatkan taraf

kesejahteraan yang sebaik-baiknya. Kedua, usaha kesejahteraan sosial

merupakan tanggung jawab bersama antara Negara dan masyarakat.

Ketiga, dalam melaksanakan kesejahteraan sosial akan sangat diwarnai

oleh sitem nilai yang berlaku dalam masyarakat, seperti nilai-nilai

kemanusiaan, kekeluargaan, kegotong-royongan, kebersamaan dan

kesetiakawanan.5

Usaha kesejahteraan sosial seharusnya merupakan upaya yang

nyata baik ia bersifat langsung ataupun tidak langsung, sehingga apa

yang dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar-benar

4Fauzik Lendriyono, ed., Beberapa pemikiran tentang pembangunan kesejahteraan sosial(Malang: UMM Press, 2007), h. 120

5 Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian danPengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial,1997), h. 46

Page 44: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

30

ditujukan untuk menangani masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi

warga masyarakat, dan bukan sekedar program, pelayanan ataupun

kegiatan yang lebih dititik beratkan pada upaya menghidupi

organisasinya sendiri ataupun menjadikan sebagai “punggung” untuk

sekedar mengekspresikan penampilan diri sendiri dalam suatu lembaga.

Belakangan ini juga cukup populer bentuk usaha kesejahteraan

sosial dengan memberikan pelayanan semi-panti yang lebih terbuka dan

tidak kaku. Para pekerja sosal menentukan program kegiatan,

pendampingan, dan berbagai pelayanan sosial dalam rumah singgah.

Rumah terbuka untuk aktivitas, rumah belajar, rumah persinggahan,

rumah keluarga pengganti.6

b. Memahami Konsep Organisasi Sosial

Organisasi pelayanan ini muncul sebagai akibat dari semakin

kompleksnya tuntutan manusia akan rasa tenang, tentram, nyaman, dan

terbebas dari berbagai permasalahan baik yang menyangkut individu,

kelompok maupun permasalahan dalam masyarakat.7Oleh karena itu

badan-badan atau organisasi-organisasi sosial, baik yang bersifat formal

maupun nonformal, merupakan lembaga yang menjalankan fungsi sosial

dalam bidang kesejahteraan sosial.

6 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT RefikaAditama,2006), h.164

7Fauzik Lendriyono, ed., Beberapa pemikiran tentang pembangunan kesejahteraan sosial, h.126

Page 45: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

31

Organisasi sosial pada hakekatnya adalah kumpulan dari norma-

norma sosial yang diciptakan untuk dapat melaksanakan fungsi

masyarakat lebih jauh. Organisasi sosial adalah pola-pola yang telah

mempunyai kekuatan tetap atau pasti untuk mempertemukan beragam

kebutuhan manusia, yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan yang telah

mendapatkan persetujuan dari cara-cara yang sudah mapan untuk

memenuhi kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu instruktur.

Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan pengembangan

usaha bidang sosial dalam usaha kesejahteraan sosial sebagaimana yang

dikemukakan Sumarnonugroho antara lain adalah8:

1. Kemampuan mengenal masalah mereka sendiri.

2. Keinginan dan ikut serta mencari alternative pemecahan masalah.

3. Keterlibatan individu dalam pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial.

4. Penyebaran metode-metode swadaya berswadaya.

5. Bimbingan dan bantuan dari pemerintah.

2. Definisi Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Pelayanan kesejahteraan sosial adalah serangkaian kegiatan pelayanan

yang ditujukan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, organisasi,

dan masyarakat yang membutuhkan atau mengalami permasalahan sosial,

baik yang bersifat pencegahan, perlindungan, pemberdayaan, pelayanan dan

rehabilitasi sosial, maupun pengembangan guna mengatasi permasalahan yang

8Fauzik Lendriyono, ed., Beberapa pemikiran tentang pembangunan kesejahteraan sosial, h.127

Page 46: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

32

dihadapi dan atau memenuhi kebutuhan secara memadai, sehingga mereka

mampu melaksanakan fungsi sosial.

Pelayanan kesejahteraan sosial diartikan juga sebagai bentuk tindakan

nyata atau aktivitas yang dilaksanakan oleh individu, kelompok, masyarakat

dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau menanggulangi

permasalahan masyarakat sehingga terwujud kesejahteraan sosial yang

diharapkan.9

Dalam pengertian lebih luas, Romanyshyn menyatakan, bahwa

pelayanan kesejahteraan sosial bukan hanya sebagai usaha memulihkan,

memelihara, dan meningkatkan kemampuan keberfungsian sosial individu dan

keluarga, melainkan juga sebagai usaha untuk menjamin berfungsinya

kolektivitas seperti kelompok sosial, organisasi, serta masyarakat. 10

The Social Work Dictionary, menyebutkan bahwa pelayanan

kesejahteraan sosial merupakan aktivitas pekerja sosial dan profesi lain dalam

rangka membantu orang agar berkecukupan, mencegah ketergantungan,

memperkuat relasi keluarga, memperbaiki keberfngsian sosial, individu,

keluarga kelompok, dan masyarakat. Jenis pelayanan kesejahteraan sosial

yang spesifik adalah membantu orang memanfaatkan sumber-sumber

finansial untuk memenuhi kebutuhan, mengevaluasi kemampuan orang dalam

memelihara anak dan ketergantungan yang lain, konseling dan psikoterapi,

9Dwi Heru Sukoco, Modul Diklat Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Tingkat Ahli Madya(Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelathan Pegawai Departement Sosial) h. 88

10 Warto, dkk. Efektivitas Program Pelayanan Sosial di Panti dan Non Panti (Yogyakarta,B2P3KS Press, 2009).h.10

Page 47: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

33

penghubung dan rujukan, mediasi, advokasi kasus sosial, menginformasikan

organisasi yang menyediakan pelayanan kesehatan, dan mengkaitkan klien

dengan system sumber. 11

Menurut Alfred J. Khan, pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh

lembaga kesejahteraan sosial disebut dengan “pelayanan kesejahteraan

sosial”. Di Negara-negara berkembang tertentu, pelayanan kesejahteraan

sosial dimaksudkan sebagai pelayanan yang difokuskan pada bantuan untuk

perorangan atau keluarga yang mengalami masalah penyesuaian diri dan

pelaksanaan fungsi sosial, atau ketelantaran. Di Negara lainnya digunakan

istilah “pelayanan sosial” untuk mencakup apa yang terkandung dalam

pengertian pelayanan kesejahteraan sosial di atas ditambah dengan :

1. Bantuan sosial, yaitu dengan ditekankan pada pemberian bantuan

uang dan atau barang.

2. Program-program kesehatan yang tidak tercakup oleh program

yang dikembangkan oleh swasta.

3. Pendidikan

4. Perumahan rakyat

5. Program-program ketenagakerjaan

6. Fasilitas umum12

11Dwi Heru Sukoco, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategis (Jakarta:Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial), h. 102

12Nurdin Widodo, dkk, Studi Pelayanan Sosial Remaja Putus Sekolah Terlantar melalui PantiSosial Bina Remaja (Jakarta: P3KS Press, 2009), h. 24

Page 48: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

34

Secara ideologis, pelayanan kesejahteraan sosial didasari keyakinan

bahwa tindakan sosial dan pengorganisasian sosial merupakan suatu wujud

nyata dari kebijakan sosial sebagai representasi kehendak publik dalam

mempromosikan kesejahteraan warga Negara.13

Dari beberapa uraian mengenai pengertian pelayanan kesejahteraan

sosial diatas,maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesejahteraan sosial

adalah suatu kegiatan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dan

pemecahan masalah yang dialami oleh individu, keluarga, dan masyarakat

yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi sosial, dan lembaga swadaya

masyarakat agar mereka memiliki haga diri dan kepercayaan diri sehingga

mampu menjalankan fungsi sosial dengan baik dalam kehidupan

bermasyarakat.

a. Tujuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Tujuan pelayanan sosial menurut Anthony H. Pascal adalah14 :

1) Memberikan perlindungan kepada orang yang mengalami

kehilangan kemampuan. Pelayanan kesejahteraan sosial

dilaksanakan untuk melindungi orang yang tidak memiliki

kemampuan lagi disebabkan oleh kondisi tertentu.

2) Menyediakan pilihan-pilihan kepada penerima pelayanan.Karena

setiap orang memiliki potensi diri dan masalah yang berbeda-beda.

13Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan IntervensiKomunitas (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 14

14Alit Kurnisari, dkk, Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak Di Panti Sosial Marsudi Putra(PSMP) (Jakarta: P3KS Press, 2009), h. 15

Page 49: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

35

Maka setiap orang dapat memilih bentuk dan jenis pelayanan tertentu

sesuai dengan potensi dan masalah yang dihadapinya.

3) Mengembangkan keberfungsian sosial.Kondisi ini ditandai dengan

ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan sosial dasar . Pelayanan

sosial diberikan untuk membantu orang agar mereka dapat memenuhi

kebutuhan sosial dasar.

4) Meningkatkan keadilan untuk memperoleh kesempatan.Pelayanan

kesejahteraan sosial diarahkan pada upaya menciptakan keadilan bagi

setiap orang untuk memperoleh berbagai kesempatan sesuai dengan

kompetensi yang dimilikinya.

5) Memelihara terpenuhinya kebutuhan minimal. Kebutuhan minimal

ini diarahkan pada pengertian kebutuhan dasar yang meliputi makan,

pakaian, tempat tinggal dam kesehatan. Pelayanan kesejahteraan sosial

diarahkan pada terpenuhinya kebutuhan minimal ini, baik bersifat

fisik-organis, sosial, dan psikologis.

b. Fungsi Pelayanan Kesejahteraan Sosial

1. Pencegahan

Mencegah timbulnya permasalahan kesejahteraan sosial, mencegah

berkembangnya atau meluasnya permasalahan kesejahteraan sosial

dalam kehidupan masyarakat serta mencegah timbulnya kembali

Page 50: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

36

permasalahan kesejahteraan sosial yang pernah dialami oleh

perseorangan, keluarga dan masyarakat.15

2. Rehabilitasi

Sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk

meningkatkan penyandang masalah kesejahteraan sosial mampu

melaksanakan fungsi sosialnya dalam kehidupan masyarakat.16

3. Pengembangan

Fungsi yang mengandung tiga ciri pokok, meningkatnya taraf

kesejahteraan, menjalannya efek ganda dalam lingkungan sosial

keluarga dan masyarakat serta meningkatknya kesadaran dan tanggung

jawab sosial untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.17

4. Perlindungan

Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memberikan kebijakan

dan program kesejahteraan sosial yang dirancang untuk mengurangi

ketelantaran melalui program jaminan sosial dan asuransi sosial seperti

akses pada pendapatan, kehidupan, pekerjaan, kesehatan, pendidikan,

gizi dan tempat tinggal.18

15Departement Sosial RI, Penelitian Evaluative tentang Efektivitas Pelaksanaan PembinaanKesejahteraan Sosial di PSBR “Taruna Yudha” Sukoharjo, (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian danPengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1998). h. 5

16Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial h. 7517Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial , h. 8518 Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, h. 156

Page 51: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

37

5. Penunjang

Kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan

di bidang kesejahteraan sosial. Mengacu pada aplikasi keterampilan

yang bersifat praktis yang dapat mendukung terjadinya perubahan

positif pada klien.19

c. Pelayanan Kesejahteraan Sosial Dalam Panti

Panti sosial merupakan salah satu model atau system pelayanan

kesejahteraan sosial berbasis lembaga(instutional based) yang

dikembangkan di Indonesia. Model atau sistem lainnya yaitu pelayanan

berbasis keluarga (family based) dan pelayanan berbasis masyarakat

(community based). Berbagai model atau sistem pelayanan kesejahteraan

sosial tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah

dan masyarakat.20 Di dalam sistem panti sosial ini, pelayanan

kesejahteraan sosial diberikan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS) yang berada di dalam panti sosial dalam batas waktu

tertentu. Selama batas waktu tertentu tersebut panti sosial memenuhi

kebutuhan sosial dasar penerima manfaat dan memberikan bimbingan

mental spiritual dan sosial.

Departemen Sosial sebagai instansi pemerintah memberi batasan

tentang panti sosial sebagai lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang

19Edi Suharto, Membangun Rakyat Memberdayakan Rakyat, h.9720Alit Kurnisari, dkk, Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak Di Panti Sosial Marsudi Putra

(PSMP), h. 17

Page 52: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

38

memiliki tugas dan fungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dan memberdayakan penyandang masalah kesejahteraan sosial ke

arah kehidupan normatif secara fisik, mental dan sosial. Dalam hal ini

Departemen Sosial, memiliki kedudukan melakukan pembinaan dan

pemberdayaan terhadap panti-panti sosial.21Fungsi panti yang memadai

tentunya harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Yakni

bagaimana keberadaan panti dari aspek kelembagaan, pemenuhan

kebutuhan dasar penerima manfaat, pelayanan teknis, sumber daya

manusia, sarana dan prasarana, serta pendanaannya. Oleh karena fungsi

panti dalam pelayanan sosial perlu dilihat dari beberapa aspek, yakni22;

1) Aspek kelembagaan sebuah panti sosial perlu memiliki AD/ART, visi

dan misi, legalitas serta izin operasional.

2) Aspek pemenuhan kebutuhan dasar, sebuah panti didirikan memiliki

kewajiban untuk mampu memberikan pemenuhan kebutuhan dasar

bagi penerima manfaatnya, yang meliputi, pangan, sandang, tempat

tinggal, pendidikan dan kesehatan serta kebutuhan sehari-hari lainnya.

3) Aspek pelayanan teknis, tergantung dari masalah penerima manfaat

dan jenis pelayanan yang diberikan. Secara umum pelayanan teknis ini

meliputi kegiatan sejak pendekatan awal, assessment, perencanaan

21Alit Kurnisari, dkk, Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak Di Panti Sosial Marsudi Putra(PSMP),h. 18

22Alit Kurnisari, dkk, Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak Di Panti Sosial Marsudi Putra(PSMP),h. 19

Page 53: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

39

intervensi, intervensi, monitoring dan evaluasi hingga pembinaan

lanjut pasca pelayanan.

4) Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) mencakup aspel penyelenggara

panti dan aspek pengembangan SDM. Penyelenggara panti meliputi

unsur pimpinan, operasional pelayanan, dan unsur penunjang. Untuk

pengembangan SDM panti perlu memiliki program pengembangan

SDM bagi personil panti.

5) Aspek sarana dan prasarana meliputi sarana pelayanan teknis, sarana

perkantoran dan sarana umum.

6) Untuk aspek pembiayaan perlu memiliki anggaran yang berasal dari

sumber tetap dan tidak tetap.

d. Tahapan Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Pelayanan Kesejahteraan Sosial adalah program yang

komprehensif dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan baik fisik,

mental, maupunsosial. Dalam kegiatannya terdapat beberapa tahapan

sebagai standar dalam pelayanan kesejahteraan sosial dengan

menggunakan Generalis Intervention Models (GIM) sebagai berikut:23

1. Engagement (pendekatan awal)

Pendekatan awal adalah langkah awal di mana sebagai seorang

pekerja sosial menyesuaikan diri dengan masalah yang sedang ditangani

dan mulai menjalin komunikasi juga mengatasi masalah yang dialami

23Karen K. Kirst, dkk., Understanding Generalist Practice (USA:Nelson-Hall, Inc,1999), h.34

Page 54: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

40

orang lain. Terlepas dari apakah pekerja sosial mengejar perubahan

mikro, messa atau makro, pekerja sosial harus menjalin hubungan-

hubungan yang harmonis dengan klien dan sistem sasaran untuk

berkomunikasi dan menyelesaikan sesuatu. Pendekatan awal didasarkan

pada perolehan berbagai keterampilan mikro. Kedua kata-kata yang dapat

kamu katakan (komunikasi verbal) dan tindakan dan ekspresi langsung

kamu (komunikasi non-verbal), dapat bertindak untuk melibatkan orang

lain dalam hal membantu.

Menurut Barker komunikasi non verbal meliputi gerak tubuh,

ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, dan vocal suara selain kata-

kata. Banyak dimensi lain yang terlibat dalam pendekatan awal. Sikap

Anda secara keseluruhan, termasuk kemampuan Anda untuk

menyampaikan kehangatan, empati, dan kesungguhan, dapat

meningkatkan pendekatan awal. Juga, bagaimana Anda memperkenalkan

diri dan mengatur jadwal pertemuan itu mempengaruhi proses

pendekatan awal. Keterampilan pendekatan awal lainnya termasuk

mengurangi kecemasan klien dan memperkenalkan tujuan dan peran.

2.Assessment (pengungkapan dan pemahaman masalah)

Menurut Siporin, assesmen adalah yang berbeda, individual, dan

identifikasi yang akurat dan evaluasi masalah, orang, situasi dan

keterkaitan mereka. Melayani sebagai dasar yang kuat untuk membantu

mencampuri permasalahan yang bersangkutan. Meyer mendefinisikan

Page 55: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

41

assesmen hanya dengan mengetahui, memahami, mengevaluasi, atau

mencari tahuindividualis. Untuk tujuan kita, assessment adalah

investigasi dan penentuan variable yang mempengaruhi masalah

diidentifikasi atau masalah yang dilihat dari mikro, meso atau perspektif

makro. Di posisi pertama, assesmen mengacu untuk mengumpulkan

informasi yang relevan tentang masalah sehingga keputusan dapat dibuat

tentang apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Kedua,

assessment dapat melibatkan persiapan untuk intervensi pada setiap

tingkat praktek. Assessment meliputi empat sub-langkah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi klien Anda, Siapapun yang diidentifikasi sebagai

orang-orang yang telah disetujui (atau meminta) jasanya, diharapkan

menjadi penerima manfaat dari upaya perubahan. Dan telah

menandatangani perjanjian kerja atau kontrak dengan pekerja sosial

menjadi sistem klien.

b) Menilai situasi klien dari mikro, mezzo, makro dan keragaman

perspektif.

1. Aspek Mikro, pekerja sosial berbicara kepada klien secara

individu melalui bimbingan dan konseling. Tujuan utamanya

adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan

tugas-tugas kehidupannya.

2. Aspek Mezzo. Penilaian dilakukan terhadap sekelompok klien.

Dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi.

Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya

Page 56: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

42

digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran,

pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki

kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Aspek Makro. Sasaran perubahan diarahkan pada sistem

lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan

sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian

masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi

dalam pendekatan ini. Pendekatan ini memandang klien

sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami

situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta

menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

c) Mengutip informasi tentang masalah dan kebutuhan klien,

d) Mengidentifikasi kekuatan klien.

3. Planning (Perencenaan)

Langkah ketiga di GIM melibatkan perencanaan apa yang harus

dilakukan. perencanaan mengikuti penilaian dalam proses pemecahan

masalah. Penilaian untuk intervensi, dan perencanaan menentukan apa

yang harus dilakukan. seperti yang ditunjukkan pada gambar, perencanaan

melibatkan tujuh sub-langkah berikut:

a. Bekerja dengan klien, klien harus terlibat dalam definisi masalah dan

harus setuju sebagaimasalah yang mendapat perhatian. Selain itu,

proses perencanaan harus mengambil keuntungan dari kekuatan klien.

Page 57: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

43

b. Memprioritaskan masalah, seringkali apa yang pekerja sosial rasa itu

penting berbeda dengan apa yang menurut klien itu penting. Jadi klien

harus menjadi bagian dalam proses ini agar sama-sama tertuju pada

prioritas masalah yang dialami klien.

c. Menerjemahkan masalah menjadi kebutuhan, klien datang kepada

pekerja sosial karena mereka mengalami masalah. Cara pekerja sosial

agar dapat membantu mereka adalah membangun apa yang mereka

butuhkan untuk memecahkan masalah. Langkah yang relatif sederhana

dalam perencanaan membantu untuk merestrukturisasi bagaimana

pekerja sosial melihat situasi sehingga lebih mudah untuk memutuskan

solusi.

d. Mengevaluasi tingkat intervensi untuk setiap kebutuhan, berfokus

pada satu kebutuhan klien pada suatu waktu, dimulai dengan orang-

orang dari prioritas tertinggi. solusi alternatif yang mungkin harus

didiskusikan dengan klien. solusi alternatif mungkin dapat fokus pada

mikro, mezzo, atau tingkat makro perubahan.

e. Menetapkan tujuan utama, dengan memperhatikan apa yang ingin

dicapai, bagaimana kebutuhan utama klien, apa yang diperlukan dan

apa kesimpulannya.

f. Tentukan tujuan, siapa yang harus melakukan, apa yang akan

dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana harus melakukannya.

g. Meresmikan kontrak, untuk menentukan banyak cara di mana pekerja

dan klien akan bekerja sama menuju tujuan mereka. kontrak

Page 58: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

44

meresmikan kesepakatan antara klien dan pekerja. juga menjelaskan

harapan mereka.

4. Implementation (Pelaksanaan)

Tahap keempatdiGIMmelaksanakanperbuatanyang

sebenarnyasudah direncanakan. klien danpekerjamengikuti

rencanamerekauntuk mencapai tujuan mereka. kemajuanselama

pelaksanaanharus terusdipantaudan dinilai. kadang-kadang, isu-isu baru,

situasi, dan kondisimengharuskanrencanadiubah.

5. Evaluasi

Pekerja sosial harus bertanggung jawab. Yaitu, mereka harus

membuktikan intervensi mereka telah efektif. Setiap tujuan dievaluasi

untuk mengetahui sejauh mana tujuan itu dibuat. Apakah kasus tersebut

harus dihentikan atau dinilai ulang untuk menetapkan tujuan yang baru.

6. Terminasi

Langkah keenam dalam GIM adalah pemutusan perhatian.

Hubungan pekerja atau klien akhirnya harus berakhir. Setidaknya terdapat

lima alasan dasar untuk penghentian adalah sebagai berikut:

a) Penghentian dapat terjadi pada akhir sebuah rencana dan waktu

layanan terbatas.

b) Terminasi dapat terjadi dengan terus-menerus "Mulai-berakhir"

layanan "dengan kesepakatan bersama". Tujuan mungkin telah

dicapai, dan klien harus mengambil apa yang telah mereka pelajari dan

pergi dengan kemampuan yang mereka punya sendiri.

Page 59: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

45

c) Penghentian adalah kejadian tak terduga, yang meliputi "pekerja sosial

(atau mahasiswa pekerjaan sosial) meninggalkan agen, perubahan

jadwal klien, langkah klien untuk wilayah geografis lain, kebijakan

lembaga tentang durasi layanan, memastikan batas yang dikenakan ,

dan kendala lembaga seperti beban kasus yang berlebihan.

d) Terminasi adalah transfer ke praktisi lain. pekerja sosial dapat

meninggalkan pekerjaan lain atau klien mungkin memenuhi syarat

untuk menerima layanan atau dana lainnya.

e) Penghentian "putus". Klien mungkin merasa intervensi tidak bekerja,

atau mereka tidak lagi merasa nyaman pada awalnya sehingga

menyebabkan mereka untuk mencari bantuan. Klien tidak lagi

termotivasi untuk kembali.

7. Follow- up (Tindak Lanjut)

Tindak lanjut adalah langkah ketujuh dan terakhir di GIM. Tindak

lanjut adalah pemeriksaan ulang situasi klien di beberapa titik setelah

selesai intervensi. Tujuannya adalah untuk memantau efek yang sedang

berjalan. Sering kali, langkah ini adalah yang paling sulit untuk diikuti.

Beban kasus mungkin terlalu berat dan terlalu penuh dengan krisis.

Pekerja sosial dapat terganggu oleh isu-isu dan tuntutan lainnya. Informasi

tindak lanjut mungkin sulit untuk didapatkan.

Page 60: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

46

E. Metode-metode Pelayanan Kesejahteraan Sosial

1. Metode casework (individu dan keluarga)

Bertujuan untuk membantu individu secara tatap muka dan

individual untuk mengatasi permasalahan personal dan sosial. Casework

membantu klien untuk dapat beradaptasi dalam lingkungannya yang

penuh dengan permasalahan.Jadi pada dasarnya, metode ini

dikembangkan untuk menangani masalah keberfungsian sosial yang

dihadapi oleh individu dengan melibatkan keluarga ataupun orang-orang

yang dekat dengan individu tersebut.24 Metode pada fase permulaan case

work yang digunakan pekerja sosial adalah sebagai berikut:25

1. Mengadakan hubungan dengan klien sehingga mengurangi

kecemasannya dan meningkatkan perasaan kepercayaan dan

harapannya.

2. Membantu klien untuk menjelaskan dan memikirkan tentang

masalahnya.

3. Menolong klien untuk memfokuskan kebutuhan-kebutuhan yang

didapatkan dari pelayanan lembaga sosial dan tujuan yang klien

cari.

4. Menyerahkan partisipasi klien dalam usaha pemecahan masalah

yang akan dilaksanakan.

24Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial,h. 14525Marbun, Metode Sosial Case Work (Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial)

Page 61: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

47

2. Metode groupwork (kelompok)

Metode ini dimaksudkan untuk memfasilitasi pengembangan

individu baik intelektual, emosional, dan sosial melalui aktivitas

kelompok sehingga dapat membantu individu meningkatkan

kemampuan berfungsi sosial dan mencapai tujuan yang diinginkan

melalui pendekatan kelompok.Metode groupwork menggunakan

pendekatan yang bersifat kelompok-kelompok sebagai media

penyembuhan. Individu-individu yang mengalami masalah sejenis

disatukan dalam kelompok penyembuhan dan kemudian dilakukan

terapi dengan dibimbing atau didampingi oleh seorang atau tim

pekerja sosial.26Prinsip-prinsip dalam bimbingan sosial kelompok

tersebut adalah sebagai berikut:27

1. Pembentukan kelompok secara terencana.

Kelompok merupakan satu kesatuan dimana individu memperoleh

pelayanan untuk mengembangkan pribadinya. Kelompok yang telah

terbentuk, maka badan sosial yang menerima kelompok dimaksud

perlu memperhatikan faktor-faktor yang erat hubungannya dengan

situasi kelompok, terutama yang dapat memberikan kemungkinan

untuk perkembangan individu menuju ke arah positif dalam

pemenuhan kebutuhan yang diinginkan oleh kelompok.

26Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab SosialPerusahaan (Corporate Social Responsibility) (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 37

27Pedoman Pekerjaan Sosial, Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur, Metode Pekerjaan Sosial, diakses dalam situs http://pekerjasosialtuban.wordpress.com/tag/metode-pekerjaan-sosial/

Page 62: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

48

2. Memiliki tujuan yang akan dicapai bersama.

Di dalam bimbingan sosial kelompok tujuan, perkembangan

individu dan kelompok harus dirumuskan dengan cermat oleh

pembimbing kelompok agar terdapat keserasian antara harapan dan

kemampuan kelompok.

3. Penciptaan interaksi terpimpin.

Dalam bimbingan sosial kelompok harus dibina hubungan yang

bertujuan antara pekerja sosial dengan anggota-anggota kelompok

dan atas dasar keyakinan bahwa pekerja sosial akan menerima

anggota kelompok sebagaimana adanya.

4. Pengambilan keputusan.

Kelompok harus dibantu dalam mengambil keputusan-keputusan

sendiri dan menentukan kegiatan yang diinginkan sesuai dengan

kemampuannya.

5. Organisasi bersifat fleksibel.

Dalam arti organisasi dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Organisasi yang formal harus fleksibel dan harus didorong bila

sedang berusaha mencapai tujuan yang penting, yang dipahami oleh

para anggotanya dan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.

6. Penggalian sumber-sumber dan penyusunan program.

Sumber yang ada di masyarakat harus dapat digunakan untuk

memperkaya pengalaman kelompok, untuk dimanfaatkan para

anggota dan kelompok itu sendiri. Penilaian kegiatan secara terus-

Page 63: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

49

menerus terhadap proses dan hasil program atau pekerjaan

kelompok yang merupakan jaminan dan pertanggungjawaban

terhadap apa yang diselesaikan masing-masing pihak untuk

keseluruhan.

Terdapat beberapa alasan mengapa kelompok dipandang

sebagai media yang penting dalam proses pertolongan pekerjaan

sosial. Diantaranya adalah karena orang-orang yang terlibat dalam

kelompok terlibat relasi, interaksi, dan saling mempengaruhi satu sama

lain. Mereka saling berbagi pengalaman, berbagi tujuan, dan berbagi

cara mengatasi suatu masalah, yang tidak selalu mungkin dilakukan

secara sendiri-sendiri.

e. Prinsip-Prinsip Pekerja Sosial

Dasar teori Midgley untuk kesemua praktek pekerjaan sosial

tersusun dalam suatu prinsip-prinsip general yang menggambarkan

keyakinan filsafat dari profesi dan menjadi sebuah pedoman pekerja sosial

untuk berkerja dengan klien-klien mereka. Prinsip-prinsip tersebut sebagai

berikut:

a. Penerimaan (acceptance)

Prinsip ini secara mendasar melihat bahwa Pekerja Sosial harus berusaha

menerima klien mereka apa adanya, tanpa menghakimi klien tersebut.28

28Chazali H. Situmorang, Mutu Pekerja Sosial di Era Otonomi Daerah (Depok: PT KhalifahMediatama, 2013), h. 82

Page 64: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

50

b. Komunikasi (communication)

Prinsip komunikasi ini berkaitan erat dengan kemampuan pekerja

sosial untuk menangkap informasi ataupun pesan yang dikemukakan

oleh klien. Pesan yang disampaikan klien dapat berbentuk pesan

verbal, yang diungkapkan klien melalui ucapannya. Atau pesan

tersebut dapat pula berbentuk pesan non-verbal misalnya dari cara

duduk klien, cara klien menggerakan tangannya, cara klien meletakkan

tangannya, dan sebagainya.29

c. Partisipasi (participation)

Pada prinsip ini, pekerja sosial didorong untuk menjalankan peran

sebagai fasilitator. Dari peran ini, pekerja sosial diharapkan akan

mengajak kliennya untuk ikut serta berperan aktif dalam menghadapi

permasalahan yang dihadapinya30

d. Individualisasi (individualization)

Prinsip individualisasi, pada intinya menganggap setiap individu

berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehinga seorang pekerja

sosial haruslah berusaha memahami keunikan dari setiap klien.31

e. Kerahasiaan (confidentialy)

Dalam prinsip ini, pekerja sosial harus menjaga kerahasiannya dari

kasus yang sedang ditanganinya. Sehingga kasus tersebut itu tidak

29Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, h. 8330Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, h. 8331Chazali H. Situmorang, Mutu Pekerja Sosial di Era Otonomi Daerah, h. 79

Page 65: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

51

dibicarakan dengan sembarang orang yang tidak terkait dengan

penanganan kasus tersebut.32

f. Kesadaran diri Petugas (self-awareness)

Prinsip kesadaran diri ini menuntut pekerja sosial untuk bersikap

professional dalam menjalin relasi dengan kliennya. Dalam arti

pekerja sosial harus mampu mengendalikan dirinya sehingga tidak

terhanyut oleh perasaan ataupun permasalahan yang dihadapi oleh

kliennya. Dengan kata lain, pekerja sosial haruslah menerapkan sikap

empati dalam menjalin relasi dengan kliennya.33

Dalam pelaksanaan intervensi pelayanan kesejahteraan sosial,

pekerja sosial mengunakan salah satu dari teori pekerja sosial, yaitu

teori sistem. Teori sistem adalah salah satu cara untuk

mengkonseptualisasikan permasalahan dan membuat rencana kegiatan

atau treatment. Dengan cara ini pekerja sosial dapat berupaya untuk

memahami kepentingan relatif dari beragam kepentingan dalam

kehidupan klien. Sebagai suatu cara untuk pengembangan

permasalahan yang ada, pekerja sosial dapat mengkonseptualisasi

masalah-masalah dengan peristilahan sistem klien, agen perubahan,

kegiatan, dan sistem sasaran, dalam rangka menentukan tujuan melalui

upaya perubahan terancana.34

32Chazali H. Situmorang, Mutu Pekerja Sosial di Era Otonomi Daerah, h. 8533Chazali H. Situmorang, Mutu Pekerja Sosial di Era Otonomi Daerah , h. 8434http://kesos.unpad.ac.id/?p=578 artikel diakses pada tanggal 31 Agustus 2014

Page 66: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

52

Teori sistem merupakan teori yang menganggap bahwa

pekerja sosial merupakan bagian dari pelayanan kesejahteraan sosial

kepada individu dan masyarakat. Pekerja sosial berupaya untuk

memenuhi kebutuhan individual serta meningkatkan pelayanan-

pelayanan sosial tempatnya berada, sehingga dengan demikian pekerja

sosial dan pelayanan kesejahteraan sosial dapat bekerja dengan lebih

efektif.

Teori sistem merupakan teori yang membedakan antara praktik

pekerja sosial dengan profesi penolong lainnya. Hal ini karena pekerja

sosial sangat memberikan perhatian dan memperhatikan pengaruh

lingkungan sekitar klien ketika melakukan intervensi dan penyelesaian

masalah.35. Teori ini berupaya untuk mengubah masyarakat agar

bersifat lebih adil atau menciptakan pelayanan pemenuhan kebutuhan

sosial personal melalui pertumbuhan individu maupun masyarakat

dianggap sebagai gagasan utama dalam pandangan ini.

Secara teoritis Pincus dan Minahan menyatakan terdapat empat

sistem dasar dalam praktek pekerjaan sosial, yaitu36 :

1.Sistem pelaksana perubahan, pekerja sosial yang secara khusus

bekerja untuk menciptakan perubahan secara terencana.

35Siti Napsiyah dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial (Jakarta: LembagaPenelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 65

36Siti Napsiyah dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, h. 66

Page 67: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

53

2.Sistem Klien, adalah sekelompok orang yang sepakat meminta

pelayanan kepada pekerja sosial dan telah memberikan kewenangan

menjadi penerima pelayanan berdasarkan kesepakatan atau kontrak

dengan pekerja sosial.

3.Sistem sasaran, yaitu sekelompok orang, badan-badan, dan atau

organisasiyang dijadikan sasaran perubahan atau dijadikan media

yang dapat mempengaruhi proses pencapaian tujuan pertolongan dan

para penerima pelayanan utama memperoleh manfaat yang

diharapkan.

4.Sisem aksi atau kegiatan, istilah ini dipakai untuk menggambarkan

dengan siapa saja pekerja sosial bekerja dalam upayanya memenuhi

tugasnya dan mencapai tujuan perubahan yang diharapkan.

Teori sistem juga membantu untuk menciptakan fokus yang

menghadirkan komunikasi diantara penghuni dalam lembaga atau

panti, baik sebagai cara untuk menjelaskan permasalahan dalam situasi

tersebut atau sebagai cara untuk mengintervensi.37

B. Definisi Anak dan Anak Terlantar

1. Pengertian Anak

Anak merupakan buah hati kedua orangtuanya yang dapat

menyenangkan hati dan memberikan kebahagiaan serta sebagai perhatiasan

pada kehidupan rumah tangga karena sudahlah lengkap kebahagiaan dengan

37Siti Napsiyah dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, h.71

Page 68: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

54

hadirnya buah hati (anak) sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-

Kahfi ayat 46:

Artinya:

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehiduan dunia tetap amalan-amalanyang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebihbaik untuk menjadi harapan” (Q.S. Al- Kahfi: 46).

Dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

disebutkan bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa,

yang dalam dirinyamelekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya;

Anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan

bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang

menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan Negara pada masa depan. anak

adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih

dalam kandungan (Pasal 1 Ayat (1)). 38

Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan

berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam.

Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Anak adalah

38 Makmur Sunusi, Anak dan Negara Perspektif Indonesia Abad XXI (Jakarta: JasPro Press,2012), h. 8

Page 69: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

55

seorang yang berusia dibawah 21 tahun dan belum menikah.Disamping itu,

anak juga mengandung pengertian adalah seorang yang berada pada suatu

masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa.39

Dalam aspek sosiologis anak diartikan sebagai makhluk ciptaan Allah

SWT yang senan tiasa berinteraksi dalam lingkungan masyarakat bangsa dan

negara.Dalam hal ini anak diposisikan sebagai kelompok social yang

mempunyai setatus social yang lebih rendah dari masyarakat dilingkungan

tempat berinteraksi. Pengertian anak dalam aspek agama islam, anak adalah

titipan Allah SWT kepada kedua orang tua, masyarakat bangsa dan negara

yang kelak akan memakmurkan dunia sebagai rahmatan lila’lamin dan

sebagai pewaris ajaran islam pengertian ini mengandung arti bahwa setiap

anak yang dilahirkan harus diakui, diyakini, dan diamankan sebagai

implementasi amalan yang diterima oleh akan dari orang tua, masyarakat ,

bangsa dan negara.40

Dari pengertian anak di atas dapat disimpulkan bahwa anak adalah

seseorang yang masih muda di bawah 18 tahun termasuk yang berada dalam

kandungan, belum pernah menikah, yang merupakan generasi masa depan

sebuah bangsa. Anak merupakan makhluk yang diamantkan oleh Allah SWT

kepada manusia atau orangtua untuk wajib dijaga dan dapat dibimbing

39 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Renika Cipta,1990), Cetakan ke-3.h.166

40http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/15/definisi-anak-463129.html Artikel diakses padatanggal 1 Mei 2014

Page 70: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

56

menjadi manusia seutuhnya sebab jiwa dan jasmani anak belum penuh berdiri

dengan kokoh, karena ia masih dalam perkembangan pertumbuhan.

a. Masa perkembangan Anak

Masa perkembangan anak dibagi oleh banyak ahli dalam beberapa

periode dengan tujuan untuk mendapatkan wawasan yang jelas tentag definisi

dan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena pada saat-saat

perkembangan tertentu anak-anak secara umum memperlihatkan ciri-ciri dan

tingkah laku karakteristik yang hampir sama. Menurut Kartono (1995),

periode perkembangan anak terdiri dari masa bayi usia 0-1 tahun (periode

vital), masa kanak-kanak usia 1-5 tahun (periode estatis), masa anak-anak

sekolah dasar usia 6-12 tahun (periode intelektual) dan periode pueral usia 12-

14 tahun (pra-pubertas atau puber awal).

Perkembangan anak meliputi segi-segi jasmani, jiwa dan rohani juga.

Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang mengambil

peranan besar dalam membentuk watak anak.Oleh karena itu, anak berhak

untuk tumbuh kembang secara wajar serta memperoleh perawatan, pelayanan,

asuhan, dan perlindungan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahterannya.

Anak juga berhak atas peluang dan dukungan untuk mewujudkan dan

mengembangkan potensi diri dan kemampuannya. Namun tidak semua

keluarga dapat memenuhi seluruh hak dan kebutuhan anak.

Page 71: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

57

b. Pemeliharaan Anak

Islam meletakkan tanggung jawab membesarkan anak sepenuhnya

di atas bahu kedua orangtuanya, selain merawat secara fisik, juga meliputi

akulturasi ke dalam nilai-nilai islami dan sosialisasi ke dalam umat.

Syariat menegaskan bahwa orangtuanya harus mendidik anaknya tentang

ritual islam serta hukum dan etika islam dan tentang menjadi bagian dari

umat. Bila tidak sanggup atau gagal, maka masyarakatlah yang harus

bertanggung jawab. Orang tua membacakan syahadat ketika anaknya baru

lahir, menamainya dengan nama baik, menyunatkan apabila anaknya laki-

laki dan mengajarkan membaca al- quran secara benar. Orang tua

mendidik anaknya supaya berbakti kepada keluarga dan masyarakat,

membetulkan apabila ia melakukan kesalahan serta menasihati dan

memberinya contoh yang baik. Syariat menegaskan supaya anak

menghormati dan mematuhi orantua serta orang yang lebih tua darinya

dan membantu mereka. 41

Mengasuh dan merawat anak hukumnya wajib, sama seperti

wajibnya orang tua memberikan nafkah yang layak kepadanya. Semua ini

harus dilaksanakan demi kemaslahan dan keberlangsungan hidup anak.

Syariat Islam, dalam hubungannya dengan hak anak untuk mendapatkan

pengasuhan dan perawatan, menuntut agar setiap orang yang

berkewajiban memenuhi tugas ini agar melakukannya dengan ikhlas.

41Isma’il R. Al-Furuqi, Akar Budaya Islam, Menjelajah Kazanah Peradaban Gemilang(Bandung: Mizan,2003), h. 185

Page 72: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

58

2. Pengertian Anak Terlantar

Anak terlantar adalah anak yang karena alasan tertentu orangtuanya

melalaikan kewajibannya, sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan dengan

wajar baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosialnya.42

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak

tercantum dalam pasal 1 ayat (6) dijelaskan bahwa “Anak terlantar adalah

anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental,

spiritual, maupun sosial”.43

Anak terlantar sesungguhnya adalah anak-anak yang termasuk kategori

anak rawan atau anak-anak membutuhkan perlindungan khusus. Seorang anak

dikatakan terlantar, bukan sekedar karena ia sudah tidak lagi memiliki salah

satu orangtua atau kedua orangtuanya. Tetapi, terlantar di sini juga dalam

pengertian ketika hak-hak anak untuk tumbuh kembang secara wajar, untuk

memperoleh pendidikan yang layak, dan untuk memperoleh pelayanan

ksehatan yang memadai, tidak terpenuhi karena kelalaian, ketidakmengertian

orang tua, ketidakmampuan atau kesengajaan.

Seorang anak yang kelahirannya tidak dikehendaki, misalnya, mereka

umumnya sangat rawan untuk diterlantarkan bahkan diperlakukan salah (child

abuse). Pada tingkat yang ekstrem, perilaku penelantarkan anak bisa berupa

tindakan orangtua membuang anaknya, entah itu di hutan, di selokan, di

42 UU RI No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak43 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Page 73: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

59

tempat sampah, dan sebagainya baik ingin menutupi aib atau karena

ketidaksiapan orang tua untuk melahirkan dan memelihara anaknya secara

wajar.

Anak terlantar sebagaimana pada umumnya anak, mereka memerlukan

kebutuhan dasar sebagai haknya. Hal ini sangat berkaitan dengan tumbuh

kembang anak. Anak mampu tumbuh dan berkembang secara wajar apabila

terpenuhi kebutuhannya, baik secara jasmani, rohani, maupun sosial.

Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi seorang anak meliputi:44

a. Kebutuhan fisik, biologi, sebagai tuntutan yang harus dipenuhi yang

menghambat pertumbuhan fisiknya.

b. Kebutuhan mental psikis, yaitu untuk menjamin kesehatan jasmani dan

rohani anak yang berkaitan dengan eksistensinya sebagai makhluk mental

psikis.

c. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan eksistensi

manusia sebagai makhluk sosial karena manusia tidak dapat hidup tanpa

orang lain.

Kebutuhan dasar tersebut seyogyanya dapat terpenuhi supaya anak tidak

mengalami ketelantaran. Namun sebenarnya yang lebih penting yaitu akibat

dari ketelantaran akan menyebabkan hambatan terhadap perkembangan

kepribadian anak. Pada hakikatnya masa anak-anak merupakan masa yang

terpenting bagi pertumbuhan sebab pada masa yang tersebut akan mengalami

44 Andayani Listyawati, Penanganan Anak Terlantar Melalui Panti Asuhan Milik Perorangan(Yogyakarta: B2P3KS Press,2008), h.12

Page 74: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

60

sosialisasi dan proses perkembangan diri untuk menjadi dewasa akan

berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap hidup dimasa yang akan

datang.

Bagi anak-anak terlantar, mereka mempunyai hak-hak mereka untuk

mendapatkan suatu pelayanan kesejahteraan sosial melalui orangtua pengganti

yang akan dapat memberikan hak-haknya. Hal ini untuk memberi

perlindungan terhadap kesejahteraan anak. Pada dasarnya untuk melindungi

kesejahteraan anak ada dua hal yang hendaknya diperhatikan, yaitu: 45

a. Menjaga agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, baik lahir

maupun batin dan bebas dari segala bentuk gangguan, hambatan dan

ancaman.

b. Mengupayakan suatu kondisi dan penghidupan anak yang dapat menjamin

pertumbuhan baik jasmani, rohani, maupun sosial.

A. Ciri-ciri Anak Terlantar

Ciri-ciri yang menandai seorang anak dikategorikan terlantar adalah :

1.Mereka biasanya berusia 5-18 tahun, dan merupakan anak yatim, piatu,

atau anak yatim piatu.

2.Anak yang terlantar sering disebut anak yang lahir dari hubungan seks di

luar nikah dan kemudian mereka tidak ada yang mengurus karena orang

tuanya tidak siap secara psikologis maupun ekonomi untuk memelihara

anak yang dilahirkannya.

45 Andayani Listyawati, Penanganan Anak Terlantar Melalui Panti Asuhan MilikPerorangan. h. 14

Page 75: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

61

3.Anak yang kelahirannya tidak direncanakan atau tidak diinginkan oleh

kedua orangtuanya atau keluarga besarnya, sehingga cenderung rawan

diperlakukan salah.

4.Meski kemiskinan bukan satu-satunya penyebab anak diterlantarkan dan

tidak selalu pula keluarga miskin akan menelantarkan anaknya. Tetapi,

bagaimanapun harus diakui bahwa tekanan kemiskinan dan kerentanan

ekonomi keluarga akan menyebabkan kemampuan mereka memberikan

fasilitas dan memenuhi hak anaknya menjadi sangat terbatas.

5.Anak yang berasal dari keluarga yang broken home, korban perceraian

orang tuanya, anak yang hidup di tengah kondisi keluarga yang

bermasalah.46

B. Keberfungsian Sosial Anak Terlantar

Keberfungsian Sosial adalah kemampuan seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupan, memenuhi kebutuhan, dan

mengatasi masalah.47 Keberfungsian sosial mengacu pada cara yang

dilakukan individu-individu atau kelompok dalam melaksanakan tugas

kehidupan dan memenuhi kebutuhannya. Konsep ini pada intinya

menunjuk pada kapabilitas individu, keluarga atau masyarakat dalam

menjalankan peran-peran sosial di lingkungannya.

46 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010).Cet ke-1, h. 216

47Glosarium Kemensos RI, Keberfungsian Sosial . artikel diakses pada tanggal 3 September2014 dari https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=glosariumkesos

Page 76: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

62

Baker, Dubois dan Miley menyatakan bahwa keberfungsian sosial

berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan

dasar diri dan keluarganya, serta dalam memberikan kontribusi positif

bagi masyarakat. Konsepsi ini mengedepankan nilai bahwa manusia

adalah subjek dari segenap proses dan aktivitas kehidupannya. Bahwa

manusia memiliki kemampuan dan potensi yang dapat dikembangkan

dalam proses pertolongan. Bahwa manusia memiliki dan atau dapat

menjangkau, memanfaatkan, dan memobilisasi aset dan sumber-sumber

yang ada di sekitar dirinya.48

Menurut Achlis keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang

dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam

situasi sosial tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam

mewujudkan nilai dirinya mencapai kebutuhan hidupnya.49Indikator

peningkatan keberfungsian sosial dapat dilihat dari ciri-ciri seperti yang

diungkapkan Achlis sebagai berikut:

1. Individu mampu melaksanakan peran di masyarakat

2. Individu intens menekuni hobi serta minatnya

3. Individu memiliki sifat afeksi pada dirinya dan orang lain atau

lingkungannya.

48Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 14649Fanky Febryanto Banfatin, “ Identifikasi Peningkatan Keberfungsian Sosial dan

Penurunan Risiko Bunuh Diri Bagi Penderita Gangguan Kesehatan Mental Bipolar DisorderDi Kota Medan Melalui Terapi Pendampingan Psikososial,” jurna diakses pada tanggal 16November 2014 dari jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/article/download/.../262...

Page 77: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

63

4. Individu menghargai dan menjaga persahabatan.

5. Individu mempunyai daya kasih sayang yang besar serta mampu

mendidik.

6. Individu semakin bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban.

7. Individu memperjuangkan tujuan hidupnya.

8. Individu belajar untuk disiplin dan manajemen diri.

Page 78: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

64

C. Kerangka Berfikir

Dibina

Diberikanpelayanan

Hal yang diharapkan

Proses Pelayanan Kesejahteraan Sosial

1. Generalis Intervention Model (GIM)a. Engagementb. Assesment casework: bimbinganc. Planning konselingd. Implementatione. Evaluationf. Terminationgroupwork: supportg. Follow-upgroup, dinamika klmpk

2. Bentuk-Bentuk Pelayanan- Pengasramaan - Kebutuhan pangan- Konseling - Kesehatan- Pendidikan Formal - Keterampilan- Keagamaan - Rekreasi/Hiburan- Transportasi - Tabungan

Anak Terlantar

Panti Sosial AsuhanAnak (PSAA) Putra

Utama 03 Tebet

Keberfungsian Sosial

Indikator peningkatan keberfungsian sosial dapat dilihat dari ciri-ciri seperti yang diungkapkan Achlis sebagai berikut:

1. Individu dapatt melaksanakan peran di masyarakat

2. Individu intens menekuni hobi serta minatnya

3. Individu memiliki sifat afeksi pada dirinya dan orang lain

atau lingkungannya.

4. Individu menghargai dan menjaga persahabatan.

5. Individu mempunyai daya kasih sayang yang besar serta

mampu mendidik.

6. Individu semakin bertanggung jawab terhadap tugas dan

kewajiban.

7. Individu memperjuangkan tujuan hidupnya.

8. Individu belajar untuk disiplin dan manajemen diri.

Page 79: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

65

Anak terlantar adalah anak yang karena alasan tertentu orangtuanya

melalaikan kewajibannya, sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan dengan wajar baik

secara fisik, mental, spiritual maupun sosialnya. Dengan tidak terpenuhinya

kebutuhan tersebut, mereka jadi putus sekolah, tumbuh kembang anak menjadi

terhambat, tingkah laku mereka tidak terkontrol, dan mereka jadi tidak mempunyai

keterampilan yang mendukung mereka untuk lebih mandiri. Karena permasalahan ini

sebaiknya anak dirujuk oleh keluarga atau masyarakan untuk mendapatkan pelayanan

kesejahteraan sosial di panti PSAA PU 03 Tebet yaitu panti yang memberikan

pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar.

Anak dihadapkan dengan rangkaian proses pelayanan yang dilakukan secara

bertahap. Tahapan pelayanan kesejahteraan sosial yang dimaksud mulai dari langkah-

langkah pelayanan kesejahteraan sosial seperti pendekatan awal, assessment, sampai

merencana intervensi yang akan diberikan, intervensi, proses resosialisasi, evaluasi

dan terminasi. Kemudian bentuk-bentuk pelayanan kesejahteraan sosial dalam panti

mulai dari pelayanan pengasramaan, kebutuhan pangan, konseling, kesehatan,

pendidikan, keagamaan, keterampilan, transportasi, tabungan, dan rekreasi atau

hiburan.

Pelayanan tersebut diberikan agar anak kembali berfungsi sosial. Selama

proses pelayanan berlangsung, sebenarnya hak dan kebutuhan anak tetap terjamin.

Tujuan akhir dari pelayanan kesejahteraan sosial ini adalah Individu dapatt

melaksanakan peran di masyarakat, menekuni hobi serta minatnya, memiliki sifat

afeksi pada dirinya dan orang lain atau lingkungannya, menghargai dan menjaga

persahabatan, mempunyai daya kasih sayang yang besar serta mampu mendidik,

Page 80: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

66

semakin bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban, memperjuangkan tujuan

hidupnya, serta belajar untuk disiplin dan manajemen diri.

Pelaksanaan pelayanan kesejahteraan sosial tidak terbatas pada aspek-aspek

yang terkait dengan masalah kelembagaan dan pengelolaannya, namun juga penting

ditelusuri kondisi klien baik yang sedang maupun yang telah selesai menerima

pelayanan. Akhirnya dapat diketahui bagaimana proses pelayanan yang diberikan

pada anak, yang akan berdampak pada keberfungsian sosial di keluarga maupun

masyarakat.

Page 81: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

67

BAB III

GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA) PUTRAUTAMA 03 TEBET

A. Profil Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)

1. Identitas dan Sejarah PSAA

a. Pengertian PSAA

Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet adalah

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta yang

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak

terlantar.

b. Sejarah PSAA

Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet didirikan

pada tahun 1999 yang saat itu bernama Panti Sosial Taman Penitipan Anak

(PSTPA) Bina Insan Nusantara sebagai salah satu Unit Penitipan Teknis

(UPT) Kanwil Departemen Sosial Provinsi DKI Jakarta. Sejak tanggal 28

Maret 2000 PSTPA Bina Insan Nusantara menjadi UPT Dinas Sosial

Provinsi DKI Jakarta yang kemudian berubah nama menjadi Panti Sosial

Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.1

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2000 tentang Bentuk

Susunan Organisasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI

Jakarta dan Keputusanl Gubernur Provinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta

1 Leaflet Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet

Page 82: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

68

Nomor 41 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Bina

Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial.

Dengan terbitnya Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor

163 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Dinas Bina Mental dan

Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta, maka sejak tanggal 13

November 2002 nama PSAA Balita Tunas Bangsa berubah menjadi Panti

Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Tebet. Selanjutnya terbit Peraturan

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 61 tahun 2010

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Asuhan Anak

Putra Utama.2

c. Tugas dan Fungsi PSAA

1) Tugas Pokok Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 03 Tebet:

Tugas pokok PSAA Putra Utama 03 Tebet adalah

menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial anak

terlantar yang meliputi identifikasi dan asesmen, bimbingan dan

penyaluran serta bina lanjut.

2) Fungsi Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 03 Tebet yaitu:

a. Pelaksaan pendekatan awal meliputi registrasi, persyaratan

identifikasi, motivasi, dan seleksi.

2 Leaflet Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet

Page 83: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

69

b. Pelaksanaan penerimaan meliputi registrasi, persyaratan

administrasi dan penempatan dalam panti.

c. Pelaksanaan perawatan, pemeliharaan, dan perlindungan

sosial.

d. Pelaksanaan asesmen meliputi penelahaan, pengungkapan

dan pemahaman masalah dan potensi.

e. Pelaksanaan pemberian pembinaan fisik dan kesehatan,

bimbingan mental, sosial, kepribadian, pendidikan dan

latihan keterampilan.

f. Pelaksanaan sosialisasi meliputi kehidupan dalam keluarga,

masyarakat dan lingkungan, persiapan pendidikan serta

melaksanakan penyaluran dan bantuan kemandirian.

g. Pelaksanaan binaan lanjut meliputi monitoring, konsultasi,

asistensi, pemantapan dan terminasi. 3

2. Visi dan Misi

1) Visi

Panti Sosial Asuhan Anak Putra (PSAA) Utama 03 Tebet

mempunyai visi “Terentasnya anak terlantar, yaitu/piatu/yatim piatu

dan berasal dari keluarga tidak mampu di Provinsi DKI Jakarta dalam

kehidupan yang layak dan normatif”.

3 Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) PutraUtama 03 Tebet pada tanggal 23 Juli 2014.

Page 84: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

70

2) Misi

Adapun misi Panti Sosial Asuhan Anak Putra (PSAA) Utama

03 Tebet yaitu4:

a) Menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap

anak yatim/piatu/yatim piatu dan anak terlantar yang ada di

lingkungan masyarakat.

b) Membentuk anak yang mengalami ketelantaran agar dapat

tumbuh kembang secara wajar melalui pemenuhan baik

jasmani, rohani maupun sosial.

c) Mengentaskan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) yatim/piatu terlantar ke dalam kehidupan yang layak,

normatif dan manusiawi.

4 Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) PutraUtama 03 Tebet pada tanggal 23 Juli 2014.

Page 85: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

71

B. Struktur Organisasi

C. Deskripsi Pekerjaan

a) Kepala Panti mempunyai tugas:

1. Memimpin pelaksanaan dan fungsi Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)

Putra Utama 03 Tebet.

2. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan sub bagian, seksi

dan sub kelompok jabatan fungsional.

3. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Dinas.

b) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas:

Ka. Panti

Hikmah, SE.MM

Kasubag.TU

Dra. Hj. Fatimah

Sub. Pok. Jafung

Ka. Bimbingan dan Penyaluran

Zulfarini Thaib, S.sos

Ka. Identifikasi danAsessmen

Dra. Hj. Nurlela

Page 86: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

72

1. Melaksanakan urusan administrasi umum, keuangan, kepegawaian

perlengkapan dan melaksanakan sara serta prasarana panti.

2. Meneliti kesiapan seumber daya manusia sarana dan prasarana untuk

melaksanakan pekerjaan.

3. Membina kinerja dan disiplin pegawai.

4. Membina kinerja dan disiplin Tenaga Pelayanan Sosial.

5. Melaksanakan perencanaan dan pelaporan serta penyusunan Job desk

pegawai dan Tenaga Pelayanan Sosial.

6. Mewakili Kepala Panti bila berhalangan.

7. Mengkoordinir petugas piket dan melaksanakan piket.

8. Melaksanakan koordinaso dengan unit-unit terkait.

9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

10. Melaksanakan tugas-tugas pendampingan kepada WBS.

c) Seksi Identifikasi dan Assesmen mempunyai tugas:

1. Mendayagunakan sarana dan SDM untuk melaksanakan seluruh

kegiatan seksi identifikasi dan asessmen.

2. Melaksanakan pendekatan awal meliputi penjangkauan, observasi,

identifikasi, motivasi, dan seleksi.

3. Melaksanakan penerimaan meliputi; registrasi, persyaratan

administrasi dan penempatan dalam panti.

4. Melaksanakan perawatan, pemeliharaan, dan perlndungan sosia.

5. Melaksanakan asesmen meliputi penelaahan, pengungkapan dan

pemahaman masalah dan potensi.

Page 87: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

73

6. Memantau perkembangan WBS di dalam panti atau di luar panti.

7. Mewakili kepala panti bila berhalangan

8. Memonitor sarana dan prasarana perawatan WBS

9. Mengawasi pelaksanaan petugas asrama WBS, memonitor kesehatan

WBS.

10. Menyediakan obat-obatan dan rujukan rumah sakit, puskesmas dan

dokter.

11. Melaksanakan piket.

12. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan kepala panti.

13. Melaksanakan pendampingan WBS.

d) Seksi Bimbingan dan Penyaluran mempunyai tugas:

1. Mendayagunakan sarana dan SDM untuk melaksanakan seluruh

kegiatan seksi bimbingan dan penyaluran.

2. Melaksanakan bimbingan sosial perorangan, kelompok, dan

masyarakat.

3. Melaksanakan pembinaan fisik dan kesehatan, bimbingan mental,

sosial dan kepribadian.

4. Melaksanakan bimbingan pelatihan dan keterampilan dalam penerapan

kemandirian.

5. Melaksanakan sosialisasi dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan

pendidikan.

6. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan penyaluran kembali kepada

keluarga, masyarakat dan rujukan ke lembaga sosial lainnya.

Page 88: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

74

7. Melaksanakan bina lanjut meliputi monitoring, konsultasi, asistensi,

dan pemantapan.

8. Melaksanakan tugas kedinasaln lain yang diberikan kepala panti.

9. Mendayagunakan sarana dan SDM untuk melaksanakan seluruh

kegiatan bimbingan dan terhada WBS.

10. Mewakili kepala panti bila berhalangan.

11. Melaksanakan piket.

12. Memonitor WBS di sekolah-sekolah.

13. Menghubungi wali kelas, komite sekolah tempat WBS belajar.

14. Menyiapkan guru-guru pembimbing, instruktur dan pembinaan WBS

di dalam lingkungan panti.

15. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala panti.

D. Sasaran, Persyaratan dan Perekrutan Klien

a. Sasaran Pelayanan PSAA

Sasaran Pelayanan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 03 Tebet

adalah remaja perempuan anak terlantar usia 13 tahun sampai dengan 18 tahun

yang sedang menempuh pendidikan di tingkat SLTP dan SLTA yang karena

suatu sebab orangtuanya tidak dapat mencukupi kebutuhannya secara wajar

baik jasmani, rohani maupun sosial. 5

5 Leaflet Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet

Page 89: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

75

b. Persyaratan

Sedangkan persyaratan untuk menjadi Warga Binaan Sosial (WBS) di PSAA

Putra Utama 03 Tebet adalah6:

1) Anak usia 13 tahuan sampai dengan 18 tahun (khusus perempuan)

2) Surat keterangan tidak mampu dari Rt/Rw, Lurah setempat

3) Surat keterangan sehat dari dokter/Puskesmas.

4) Foto copy KTP orangtua/wali (Domosili DKI Jakarta)

5) Pas foto 4x6 = 2 lembar, 2x3=2lembar

6) Pemilik ijazah/raport terakhir.

7) Bersedia tinggal dan mengikuti tata tertib yang berlaku di PSAA Putra

Utama 03 Tebet.

8) Rujukan dari panti terkait.

c. Perekrutan

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 03 Tebet (PSAA PU 03 Tebet)

dalam merekrut klien yang masuk ke panti ini adalah berdasarkan hasil rujukan

dari panti ke panti, rujukan keluarga dan berasal dari organisasi sosial (Karang

taruna, SSK, dan PSM ) .7

E. Pendanaan PSAA

Dana operasional Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 03 Tebet,

berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta setiap tahunnya untuk pendanaan pendidikan, kesehatan,

6 Leaflet Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet,7 Leaflet Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet

Page 90: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

76

dan permakanan, karena PSAA Merupakan panti di bawah naungan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jika ada kerusakan dalam sarana dan

prasarana, maka APBD dapat digunakan. PSAA juga menerima sumbangan

dari masyarakat namun sifatnya tidak rutin.

F. Program pelayanan Klien

Program pelayanan pengasuhan yang dilakukan oleh Panti Sosial

Asuhan Anak Putra Utama 03 Tebet terhadap anak-anak asuhnya merupakan

bagian dari intervensi kesejahteraan sosial. Pelayanan-pelayanan

kesejahteraan sosial meliputi kegiatan-kegiatan atau intervensi kasus yang

dilaksanakan secara diindividualisasi, langsung dan terorganisasi, yang

bertujuan membantu individu, kelompok dan lingkungan sosial dalam upaya

mencapai saling penyesuaian.

Berdasarkan tujuan didirikannya, Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)

Putra Utama 03 Tebet memiliki program-program kegiatan yang kesemuanya

ditujukan untuk; 1). Mengembangkan sikap mental positif, 2). Membangun

akhlak karimah, 3). Menggali serta memberdayakan potensi yang dimiliki

anak asuh, 4) memberikan keterampilan kerja dan penempatan kerja.

Program-program yang dicanangkan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) lebih

difokuskan pada permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi anak

asuh. Adapan program-program kegatan tersebut adalah sebagai berikut8:

8 Wawancara dengan Kak Loren, 3 Juli 2014

Page 91: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

77

1. Bimbingan Fisik dan Kesehatan

Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)

Pencak Silat

Pemeriksaan Kesehatan

Kebersihan Lingkungan

2. Bimbingan Mental Keagamaan

Bimbingan ibadah (wudhu, sholat, puasa, dan lain-lain)

Mengaji,

Membaca Wakiah,

Ceramah

3. Bimbingan Sosial

Bimbingan Kelompok (Group Work)

Bimbingan Individu (Case Work)

Pola pendampingan

Rekreasi atau kegiatan Out Bond

4. Bimbingan Pendidikan

Pendidikan formal ( tingkat SMP – SMA/SMK)

Bimbingan belajar (Les)

5. Bimbingan Keterampilan

Menjahit mute-mute

Menyulam

Membuat kreativitas dari bahan-bahan daur ulang

Page 92: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

78

Komputer

Kesenian (Band, teater, membaca puisi, vocal group dan

menari tradisional )

6. Bimbingan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan

Pemeriksaan kesehatan

7. Kegiatan Koperasi

8. Program Tabungan

9. Penyaluran dan penempatan kerja.

G. Daftar Pegawai di PSAA

Jumlah seluruh pegawai PSAA Putra Utama 03 Tebet adalah 20 orang,

seperti terlihat dalam tabel dibawah ini9:

Tabel 2.

Data Pegawai di PSAA PU 03 Tebet

9 Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) PutraUtama 03 Tebet pada tanggal 11 Agustus 2014.

NO. NAMA NIP JABATAN /GOLONGAN

1. Hikmah, SE. MM 19610227 198101 2 002 Kepala PantiIV/b

2. Dra. Hj. Fatimah 19591022 198603 2 004 Ka. Sub.Bag. TUIV/a

3. Dra. Hj. Nurlaela 19671010 199303 2 012 Kasie Ident & AssesmenIII/d

4. Zulfarini Thaib, S.Sos 19581117 198203 2 005 Kasie Bimbingan &Penyaluran

III/d5. Yuanita Bakar, SH 19610428 198911 2 001 Staf Sie Iden & Assesmen

III/d

Page 93: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

79

6. Saodah 19681024 198903 2 004 Staf Sub Bag. TUIII/b

7. Aris Susilo Hadi 19650805 199003 1 009 Staf Sub Bag. TUIII/b

8. Sri Wahyuni 19650827 198707 2 001 Staf Sub Bag. TUIII/b

9. Sofiawati 19641019 198703 2 003 Staf Sie Iden & AssesmenIII/b

10. Yasinta RA, S.Psi 19841228 201101 2 012 Staf Sie Bim &PenyaluranIII/a

11. Nurdin Iskandar 19601118 198203 1 010 Staf Sie Iden & AssesmenII/d

12. Mohammad Dasir 19630715 200701 1 026 Staf Sie Iden & AssesmenII/b

13. Dainel Rusdi 19800803 200701 1 006 Staf Sub.Bag.TUII/b

14. Junta Sasmican 19750531 200701 1 009 Staf Sie Iden & AssesmenII/b

15. Siti Nurhayati 19801006 200801 2 023 Staf Sub.Bag.TUII/b

16. Gunawan Sukaton 19780430 200801 1 015 Staf Sub.Bag.TUII/b

17. Gusfarianty 19780807 200701 2 025 Staf Sub.Bag.TUII/b

18. Puji Lestari 19850320 200801 2 011 Staf Sie Bimbingan &Penyaluran

II/b19. Reni Kuat Tiah 19770702 200701 2 012 Staf Sie Bimbingan

&PenyaluranI/d

20. Budiarso 19711006 200701 1 018 Staf Sub.Bag.TUI/d

21. Theddy Armeinsyah 14001 Staf Seksi Identifikasi danAssesmen / TenagaPelayanan Sosial

22. Rianawaty, SE 14002 Staf Sub.Bag. TU23. Boy Haidir, S.Kom 14003 Staf Sub.Bag. TU /

Tenaga Pelayanan Sosial24. Nurhani 14004 Staf Identifikasi dan

Assesmen / PetugasPelayanan Sosial

25. Agus Jaka Haeludin 14005 Staf Sub Bag. TU /Tenaga Pelayanan Sosial

26. Loren Siska Ginting, 14006 Staf Bimbingan &

Page 94: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

80

Sumber : TU PSAA PU 03 Tebet

H. Fasilitas di PSAA

Adapun fasilitas di PSAA Putra Utama 03 Tebet ialah berupa10:

Table 3.

Fasilitas di PSAA PU 03 Tebet

No. Fasilitas Lokal/Unit Keterangan1 Luas tanah 5.100 m2 -2. Taman/ halaman 1.000 m2 -3. Ruang Kantor 1 lokal Ruang pimpinan, ruang staff, ruang

rapat.4. Peralatan Kantor 39 Unit 5 buah computer, 2 buah mesin tik, 1

buah fax, 12 buah meja, 12 buah kursi,dan 7 buah lemari berkas, 1 buahmesin foto copy.

5. Ruang Asama 8 lokal Kamar no. 1- 4 terletak dilantai 1,kamar no. 5-8 terletak di lantai 2.

6. Ruangketerampilan

2 lokal Ruang keterampilan menjahit danruang keterampilan computer.

7. Ruang makan dandapur

2 lokal -

8. Aula ruang 1 lokal -

10 Leaflet Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet

S.ST Penyaluran / TenagaPelayanan Sosial

27. Mashudi 14007 Staf Bimbingan &Penyaluran / Tenaga

Pelayanan Sosial28. Komsiah Petugas Dapur29. Nurmila Petugas Dapur30. Jamilah Petugas Dapur31. Atminah Petugas Dapur32. Diah Petugas Keamanan33. Maskana Petugas Keamanan34. Febri Hidayatullah Petugas Keamanan35. Muhammad Petugas Keamanan36. Agung Prasetya Petugas Keamanan37. Abdul Choir Petugas Keamanan

Page 95: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

81

pertemuan

9. Musholla 1 lokal -

10. Olahraga 1 lokal Bulu tangkis, tenis meja, basket dan

bola voli.

11. Peralatan

Komunikasi

2 unit 1 buah telepon dan 1 buah mesin fax

12. Peralatan

pendukung

6 Unit 1 lemari P3K, peralatan mandi,

peralatan makan, peralatan dapur,

sarana tidur dan 1 buah televisi.

13. Peralatan

operasional

3 Unit 2 buah mobil dan 1 buah motor

Sumber : TU PSAA PU 03 Tebet

I. Profil Warga Binaan Sosial (WBS) di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)

Putra Utama 03 Tebet

Tabel 4.

Data WBS Berdasarkan Status Keluarga

No. Status Keluarga Keterangan1. Orangtua Tidak Mampu 62 Orang2. Yatim 5Orang3. Piatu 5 Orang4. Yatim Piatu 3 Orang5. Keluarga Retak 6 Orang6. Anak Terlantar 5 Orang

Jumlah 86 OrangSumber : TU PSAA PU 03 Tebet

Daya tampung WBS PSAA PU 03 Tebet tahun 2014 ini terdapat 86

anak yang biasanya daya tampung mencapai 90 anak. Berdasarkan tabel

tersebut, terdapat enam puluh dua orang yang berstatus keluarga tidak

Page 96: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

82

mampu, lima orang yatim, lima orang piatu, tiga orang yatim piatu, enam

orang keluarga retak, dan lima orang anak terlantar.

Di bawah ini adalah profil WBS PSAA PU 03 Tebet berdasarkan

tingkat pendidikan, data WBS pada tingkat SMP terdapat dua puluh empat

orang dan SMA/SMK terdapat enam puluh dua orang. Dapat dilihat dengan

rinci pada table di bawah ini:

Tabel 5.

Data WBS Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan KelasI

KelasII

Kelas1II

KET

1. SMP 7 10 7 242. SMA/SMK 20 19 23 62

Jumlah 86Sumber : TU PSAA PU 03 Tebet

Kemudian berikut ini adalah data WBS berdasarkan penyebaran

sekolah tingkat SMP. Terdapat empat SMP rujukan yang disediakan oleh

PSAA PU 03 Tebet untuk para WBS, yaitu SMP PR 2, SMP PR I, SMP DCB

PALAD, dan SMPN 15. Jumlah WBS yang bersekolah di masing-masing

SMP adalah sebagai berikut:

Tabel 6.

Data WBS Berdasarkan Penyebaran Sekolah Tingkat SMP

No. Nama Sekolah KelasVII

KelasVIII

KelasIX

Ket

1. SMP PR I 6 1 -2. SMP PR 2 1 9 -

Page 97: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

83

3. SMP DCB PALAD - - 54. SMPN 15 - - 2

Jumlah 7 10 7 24Sumber : TU PSAA PU 03 Tebet

Dari Tingkat SMA/SMK, terdapat sekolah rujukan yang lebih

bayak yaitu terdapat Sembilan dari SMK dan satu dari SMA. Di bawah ini

adalah gambaran jumlah WBS yang bersekolah di tingkat SMA/SMK.

Tabel 7.

Data WBS Berdasarkan Penyebaran Sekolah Tingkat SMA/SMK

No. Nama Sekolah KelasX

KelasXI

KelasXII

Ket

1. SMAN 37 - - 12. SMKN 7 - - 23. SMKN 16 - - 34. SMKN 31 - - 25. SMKN 46 1 - 16. SMKN 50 - - 27. SMK 7 1 -8. SMK JAKTIM 4 - -9. SMK JAK-TIM I - 10 7

10. SMK PANCASILA 8 8 5JUMLAH 20 19 23 62Sumber : TU PSAA PU 03 Tebet

Page 98: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

84

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Tahapan pelayanan yang diberikan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)Putra Utama 03 terhadap anak terlantar

Dalam pelayanan kesejahteraan sosial ada yang berbasis panti dan ada yang

berbasis non panti. Pelayanan kesejahteraan sosial berbasis panti menggunakan

model atau sistem pelayanan berbasis lembaga (institutional based) seperti yang

sudah dijelaskan di bab II halaman 35. Pelayanan kesejahteraan sosial berbasis

panti mempunyai sifat pelayanan yang berbentuk pencegahan, rehabilitasi sosial,

pengembangan, perlindungan, dan penunjang guna mengatasi permasalahan yang

dihadapi atau memenuhi kebutuhan secara memadai, sehingga penyandang

masalah kesejahteraan sosial mampu melaksanakan fungsi sosial.

Dari hasil penelitian, penulis menemukan beberapa hal mengenai pelayanan

kesejahteraan sosial anak terlantar, baik dari segi subyeknya maupun dari

obyeknya sebagai upaya yang dilakukan oleh Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)

Putra Utama 03 Tebet. Berikut merupakan tahapan-tahapan pelayanan

kesejahteraan sosial yang telah di paparkan pada bab II halaman 39

menggunakan teori Generalist Intervention Model (GIM):

A. Tahapan Pendekatan Awal (Engagement)

Pendekatan awal merupakan suatu proses kegiatan yang mengawali

keseluruhan proses pelayanan sosial yang ada di PSAA PU 03 Tebet. Tahap

pendekatan awal diawali dengan sosialisasi, identifikasi, adaptasi, motivasi

dan seleksi. Kegiatan yang dilakukan oleh PSAA PU 03 Tebet adalah dengan

Page 99: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

85

penyampaian informasi program pelayanan kesejahteraan sosial kepada

masyarakat, instansi terkait, serta organisasi sosial/LSM guna memperoleh

dukungan dari berbagai pihak mengenai pelayanan kesejahteraan sosial anak

terlantar. Langkah-langkah pendekatan awal ini adalah:

a. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan langkah awal dari proses pelayanan sosial

yang ada di PSAA PU 03 Tebet. Pada tahap ini, panti melakukan

penyampaian informasi mengenai program pelayanan, metode yang

dipakai dalam sosialiasi seperti penyebaran pamphlet, penyebaran leaflet,

adanya website, bekerjasama dengan pilar-pilar partisipan usaha

kesejahteraan sosial yang terkait untuk mendapatkan pengesahan atau

pengakuan, dan peran sertanya dalam pelaksanaan program. Tujuannya

adalah untuk merekrut calon siswa, sekaligus melakukan sosialisasi

tentang kegiatan dan program di PSAA PU 03 Tebet. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra.Hj. Nurlela sebagai berikut:

“Jadi yang masuk itu biasanya mereka taunya dari alumni. Adajuga yang tahu dari masyarakat luar yang mereka cari-cariinformasi untuk bisa masuk sisni, jadi kebanyakan dari orang keorang, pernah kita membuka website tapi kan tidak semua orangtau website, apalagi orang ngga mampu yah. kita juga cariinformasi, dan memberikan informasi kepada teman-teman yangada wilayah namanya dengan SSK (Seksi Sosial Kecamatan).Ada namanya TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan).TKSK itu ada informasi dari masyarakat ada yang ngga mampu,udah ngga sekolah. Ada juga yang memang dari panti ke panti,jadi apabila itu anak Negara atau tidak mampu yang memangsudah tinggal di panti sejak kecil ketika dia akan melanjutkan keSMP dan SMA dia akan dipindahkan ke panti ini.”1

1 Wawancara pribadi dengan Dra.Hj. Nurlela, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 100: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

86

b. Identifikasi :

Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan informasi awal

calon penerima pelayanan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh

gambaran yang lebih jelas tentang data permasalahannya guna penetapan

calon penerima. Metode yang dilakukan yaitu dengan wawancara yang

menanyakan mengenai keluarga, kegiatan yang dilakukan sehari-hari,

kemauan anak untuk masuk dipanti ini dan mengumpulkan persyaratan-

persyaratan lain yang harus dipenuhi. Hal ini sebagaimana diungkapkan

oleh Ibu Dra. Hj. Nurlela ketika menjelaskan proses identifikasi sebagai

berikut:

“Jadi begitu dia kesini awal pertama dia ambil formulir, syarat-syarat saya terangin awal secara gambaran tentang panti ini.kembali 2 minggu kemudian mengisi syarat-syarat atau formuliryang udah ada dan harus dipenuhi. Setelah 2 minggu diakembali disini kita ngobrol-ngobrol. Sebelum home visit,orangtua di wawancara dengan Saya, Bu Nita dan Pak Restu.Kalau anak-anak dengan psikolog dan peksos Kak Loren. Habisitu di test lagi test agama dengan saya. Selanjutnya home visit,Habis melakukan home visit, beberapa minggu kemudian kitarapat lagi untuk membahas hasil home visit.

Proses identifikasi yang diterima klien “R” dan klien “V” sama

seperti yang sudah dijelaskan oleh Kasie. Identifikasi dan Assesment

diatas, terdapat perbedaan diantara mereka. klien “V” dan “R” tidak

harus melakukan tahapan-tahapan yang ada karena mereka merupakan

hasil rujukan dari panti yang sebelumnya jadi klien “V” dan “R” sudah

pasti diterima. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu Dra. Hj. Nurlela

sebagai berikut:

Page 101: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

87

“tapi kalau klien “V” dan “R” ini karena dia merupakan daripanti, itu otomatis kita terima yah. Udah kita terima, kitapelajari berkas-berkas dia waktu di klender, sebelumnya diacerita dulu, lalu dijelasin anaknya ini tipe seperti apa. Abis ituya sama isi formulir juga untuk data di panti ini. Jadi kalo klien“V” dan “R” kita hanya melihat data-data dia yang dibawa olehpengasuh dari panti sebelumnya.”2

Hal serupa juga diungkapkan oleh klien “R” dan “V” sebagai

berikut:

“Proses waktu saya masuk, karena saya kan dari panti yang diKlender. Saya memang sudah seharusnya berada disini, karenakan saya ingin masuk SMP dan SMA. Jadi saya ditempatkadisini, jadi saya ini rujukan dari panti sebelumnya. Pas datangsaya diantar pengasuh saya yang dari Klender. Terus sayaditemui oleh petugas panti yang disini. Abis itu saya mengisiformulir untuk kebutuhan panti sini, terus yaudah saya disuruhbawa barang-barang ke kamar yang udah disediain”3

“Waktu datang kesini karena kan memang panti saya sudahbekerjasama dengan panti ini, dan memang ketika saya harusmelanjutkan ke SMP dipindahkan kesini khusus untukperempuan yah kak. Waktu saya datang, ya saya ke kantordiantar pengasuh saya dari panti sana. Kemudian di cek data-data saya yang dibawa pengasuh. Terus saya disuruh isi formulirdiajak ngobrol-ngobrol, Terus udah disini berapa minggu anak-anak baru kaya saya dan yang lain juga ada test psikolog kak.Kira-kira seperti itu deh kak.”4

c. Motivasi

Motivasi ialah kegiatan program pengenalan kepada klien untuk

menumbuhkan keinginan dan dorongan yang tinggi melaksanakan

program pelayanan kesejahteraan sosial. Panti Sosial Asuhan Anak

(PSAA) Putra Utama 03 Tebet ini juga memberikan motivasi kepada

2 Wawancara pribadi dengan Dra. Hj. Nurlela, Jakarta, 3 Juli 2014.3 Wawancara pribadi dengan klien “R”, Jakarta, 18 Juli 2014.4 Wawancara pribadi dengan klien “V”, Jakarta, 7 Juli 2014.

Page 102: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

88

calon-calon Warga Binaan Sosial yang akan masuk ke panti ini. Motivasi

yang diberikan oleh panti ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Hj.

Nurlela :

“Kita motivasi memberitahukan kepada mereka, bahwa merekatidak dibuang oleh orang tuanya, tetapi untuk biar dia menjadianak yang lebih baik dan mandiri terutama masa depannya lebihbagus karena keterbatasan ekonomi. Karena disini kan nantidisekolahin, diberi keterampilan. Jadi panti bukan hal yangberarti kalian tinggal disini karena dibuang atau orangtua kaliantidak mau mengurusi. jadi memberikan hal-hal yang positifsupaya anak semangat dan merasa betah tinggal di pantinantinya.” 5

Tujuan dari kegiatan motivasi ini adalah untuk menumbuhkan

kemauan anak-anak asuh untuk mengikuti program pelayanan. Cara

pelaksanaanya dapat dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan secara lisan,

langsung, persuasive, dan meyakinkan.

d. Seleksi

Seleksi adalah kegiatan pengelompokan atau klasifikasi penyandang

masalah kesejahteraan sosial terutama yang sudah dimotivasi, untuk

menentukan siapa yang memenuhi persyaratan dan siapa yang tidak dapat

diterima menjadi calon penerima pelayanan.

Proses melakukan seleksi biasanya dilakukan dengan adanya home

visit untuk melihat langsung keadaan yang dialami calon klien apakah

sesuai dengan hasil wawanacara yang sudah dilakukan saat mereka

datang. Akan tetapi, untuk klien “V” dan “R” dia tidak perlu melakukan

tahap seleksi seperti klien yang lain , karena sudah pasti klien “V” dan

5 Wawancara pribadi dengan Dra. Hj. Nurlela, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 103: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

89

“R” diterima dipanti. Jadi ketika memang itu anak Negara yang sudah

dari kecil hidup dari panti ke panti dan keberadaan keluargannya tidak

diketahui itu sudah pasti diterima. Kemudian staf identifikasi dan

assessment hanya melihat dari data-data yang ada dari panti sebelumnya

saja kemudian dipelajari dengan melihat riwayat hidupnya. Hal ini seperti

diungkapkan oleh Ibu Dra. Nurlaela sebagai berikut :

“Kalau untuk klien “V” dan “R” kita memang tidakmenggunakan cara ini, Jadi ketika anak-anak Negara sepertiklien “V” yang memang sudah tinggal dari panti ke panti, yangtidak punya siapa-siapa, kita tanya hanya lihat dari data pantisebelumnya sama riwayat. Tapi ketika memang dia masihmempunyai sanak saudara kita tetap melakukan home visit samaseperti yang lain.”6

e. Adaptasi

Adaptasi merupakan proses penyesuaian diri anak dengan

lingkungan PSAA PU 03 Tebet, melihat kegiatan yang ada di panti,

mengetahui tata tertib dan mengenali para pegawai yang ada. Pada proses

ini, pihak panti berusaha menumbuhkan kemauan dan kemampuan anak

menjadi klien PSAA. Proses kegiatan ini berlangsung selama satu minggu

dengan dipimpin oleh anggota Organisasi Citra Intra Panti (OCIP)

semacam OSIS yang biasanya ada di sekolah. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Ibu Dra.Hj. Nurlela sebagai berikut:

“Pas adaptasi yaa. Ketika mereka sampai sini kita sudah kasihtau kamar buat mereka. Kasih tau juga ini lemari mereka tempattidur mereka. Terus kan disini ada OCIP (Organisasi Citra IntraPanti) yaa. Jadi anak-anak yang baru masuk itu di MOS terlebih

6 Wawancara pribadi dengan Dra. Hj. Nurlela, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 104: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

90

dahulu sama mereka. Dikasih tau latar belakang panti samaperaturan-peraturan yang ada di panti.ohh ngga berat koktujuannya menghibur saja sebagai pendekatan.” 7

Merujuk pada Bab II halaman 49 bahwa salah satu prinsip-prinsip

pekerja sosial adalah penerimaan, dalam hal ini pelayanan kesejahteraan

sosial yang diberikan oleh Pekerja sosial ketika menerima klien adalah

seorang pekerja sosial harus menerima klien apa adanya, tanpa

menghakimi klien tersebut dan tidak boleh membeda-bedakan

permasalahan yang dialami klien. Pelayanan kesejahteraan yang

diberikan oleh petugas disana dengan beranggapan bahwa klien-klien

diterima sebagai diri mereka sendiri tanpa memandang masalah yang

dimiliki oleh mereka.

B. Tahapan Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assesment)

Assessment adalah untuk mengumpulkan informasi yang relevan

tentang masalah sehingga keputusan dapat dibuat tentang apa yang harus

dilakukan untuk mengatasinya. Asessmen dapat melibatkan persiapan untuk

intervensi pada setiap tingkat praktek. Pada tahapan ini pekerja sosial

melakukan assesmen terhadap klien dengan mengidentifikasi klien tersebut

dahulu untuk menemukan masalah, kebutuhan, potensi dan menganalisis

masalah klien juga merumuskan masalah tersebut.

Sesudah di identifikasi permasalahan klien, pekerja sosial melihat

situasi klien dari mikro, mezzo dan makro yang ada dalam diri klien, agar

pekerja sosial mengetahui bagaimana individu dari klien tersebut, bagaimana

7 Wawancara pribadi dengan Dra. Hj. Nurlela, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 105: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

91

klien berada dalam suatu kelompok, dan bagaimana klien memahami sistem

lingkungan yang lebih luas. Setelah pekerja sosial melihat dari ketiga aspek

tersebut, pekerja sosial dapat mengutip informasi tentang masalah yang

dialami klien dan apa yang dibutuhkan klien, kemudian pekerja sosial

mengidentifikasi juga kekuatan-kekuatan yang dimiliki klien untuk

membantu pekerja sosial merencanakan pemecahan masalah yang tepat yang

akan diberikan terhadap klien. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Loren

Siska Ginting S.ST sebagai berikut:

“Dalam proses assesmen, ya saya wawancara klien tersebutmengenai permasalahannya yang dia alami. Di identifikasi lahintinya untuk menemukan masalah. Abis itu kita cari daripermasalahan tersebut apa yang dibutuhkan anak ini kita tanya jugakekuatan yang dimilikinya. Saya juga melakukan wawancara enggayang formal banget ya kaya ngobrol-ngobrol biasa aja sampaipermasalahannya itu ketahuan apa yang dialaminya.”8

1. Profil Klien

A) Klien A ( V )

Nama Inisial : V

Tempat Tanggal lahir :Jakarta, 28 Februari 1998

Jenis Kelamin :Perempuan

Alamat : PSAA Putra Utama 03 Tebet

Umur :18 th

Agama : Islam

Pendidikan : SMK

Rujukan dari : PSAA Putra Utama 01 Klender,Jakarta Timur.

8 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 106: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

92

B) Klien B ( R)

Nama Inisial : R

Tempat Tanggal lahir :Jakarta, 2 Desember 1998

Jenis Kelamin :Perempuan

Alamat : PSAA Putra Utama 03 Tebet

Umur :16 th

Agama : Islam

Pendidikan : SMK

Rujukan dari : PSAA Putra Utama 01 Klender, Jakarta Timur

2. Riwayat Masalah Klien

Kasus I:

Klien “V”, (P). 18 tahun, belum menikah, saat ini masih sekolah di

bangku SMK. Berperawakan agak gemuk, tidak terlalu pendek, dan

berkulit sawo matang. Klien “V” tidak mempunyai keluarga, sehingga

klien “V” merupakan salah satu anak Negara yang harus dilindungi.

Klien ini memang sudah tinggal di panti sejak bayi. Ketika bayi, klien

“V” tinggal di Panti Sosial Tunas Balita (PSTB) sampai umur 6 tahun,

kemudian dilanjutkan ke Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama

01 Klender, Jakarta Timur untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat

Sekolah Dasar (SD), dan saat ini mereka tinggal di PSAA PU 03 Tebet

untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Page 107: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

93

Di panti ketika awal mereka ditempatkan sampai pada saat mereka

pindah ke panti PSAA PU 01 Klender, tidak ada catatan kasus yang berat

yang dihadapi oleh klien “V”. Karena klien “V’ masih kecil dan masih

bisa menuruti apa yang dinasehati oleh pengasuhnya.

Saat diidentifikasi pekerja sosial, klien “V” mengungkapkan

perasaannya selama tinggal di panti dan tidak ada orang tua yang

memberikan kasih sayangnya, klien “V” sedih karena harus tinggal di

panti dan tidak mengatahui siapa orang tuanya, kadang perasaan iri

muncul melihat teman-teman mereka yang masih mempunyai orang tua.

Mereka diberikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan. Sedangkan

klien “V” tidak pernah merasakan hal tersebut. Sesekali sempat pernah

merasakan ingin bertemu orang tuanya, tetapi harus cari kemana juga

tidak tahu, dan wajah orangtuanya seperti apa juga mereka tidak tahu

karena belum pernah melihat.

Perasaan menyesal juga pasti kadang menghinggapi kehidupannya,

menyesal karena harus menerima takdir seperti ini tidak mempunyai

orang tua yang benar-benar bisa memberikan perhatiannya yang tulus.

Tetapi, mereka sadar bahwa ini semua memang takdir Allah yang harus

dijalani dengan keikhlasan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh klien

“V” sebagai berikut:

“Terus tinggal disini ya ada senangnya ada sedihnya. Sedihnyapengen ngerasain gimana sih punya rumah dalam satu keluargaterus berkumpul. Senangnya ya disini juga kan saya

Page 108: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

94

mendapatkan pengasuh yang berperan sebagai orangtua sayadisini. Jadi saya bisa tetap mendapatkan rasa sayang.9

Hal serupa juga diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST selaku

pekerja sosial sebagai berikut:

“Kalau saya menanyakan, perasaan mereka gimana berada dipanti, ya pasti jawabannya sedih karena mereka kan inginmerasakan sama apa yang di rasain teman-teman merekakumpul dan bercanda dengan keluarganya. Selain itu jugamereka tuh punya perasaan kaya menyesal gitu, kenapa gitumungkin dipikiran mereka. Kenapa harus mereka yang kayagini, tapi ya terus mereka mau apa juga kan ngga bisa maumenyalahkan siapa juga ngga tau. Jadi kita motivasi-motivasiaja.10

Pekerja sosial mulai mengidentifikasi klien selama tinggal di panti

PSAA PU 03 Tebet Jakarta Selatan untuk mendapatkan pendidikan ke

tingkat yang lebih tinggi. Selama disini awalnya klien ini merupakan

anak yang sangat patuh pada peraturan yang ada di panti, mereka

mengikuti semua kegiatan yang diberikan panti untuk membuat mereka

lebih aktif dan merasa terampil, tetapi setelah mereka sudah cukup lama

disini sifat rajinnya mereka itu lama-lama hilang karena berbagai alasan.

Klien “V” saat ini dia menjadi anggota OCIP (Organisasi Citra Intra

Panti), walaupun dia terkadang malas mengikuti kegiatan keterampilan

yang ada, tetapi juga dia terlihat aktif karena ingin menjadi bagian dari

OCIP. Klien “V” mempunyai teman yang banyak di panti, mereka selalu

mengobrol, bercanda, saling berbagi cerita dan bermain bersama.

Hubungan klien “V” dengan petugas yang ada di panti juga cukup baik,

9 Wawancara pribadi dengan klien “V”, Jakarta, 7 Juli 2014.10 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 109: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

95

mereka sangat menghormati sekali. Namun, pekerja sosial juga

menjelaskan bahwa terkadang mereka pasti ada tidak sukanya karena

terdapat petugas panti yang terlalu berlebihan membuat peraturan

menurut mereka sehingga mereka merasa menjadi terkekang.

Selama di panti, klien “V” juga pernah mengalami permasalahan

baik dengan teman-temannya di dalam panti dan dengan teman sekolah.

Klien “V” pernah mempunyai masalah karena meminjam uang temannya,

dan pernah berantem dengan temannya. Petugas panti mengetahui

permasalahan ini, mencoba menjadi mediator diantara mereka agar

permasalahan yang mereka alami tidak menjadi masalah yang panjang.

Klien “V” ini memiliki watak yang keras kepala, apabila dia melakukan

kesalahan lalu diberikan nasehat pasti dia akan tetap merasa bahwa

dirinya itu benar. Selain itu, klien “V” juga malas sekali melakukan

sholat.

Permasalahan di sekolah yang dialami klien “V” adalah anak ini

memang suka membolos sekolah. Hubungan klien “V” dengan teman-

temannya memang sangat baik, teman-teman di sekolahnya tidak

memandang sebelah mata dengan kondisi yang dialami klien “V” ini.

Mereka ingin berteman apa adanya. Hal ini seperti diungkapkan Loren

Siska Ginting, S.ST sebagai berikut:

“Selama dia tinggal di panti, memang ngga selalu dia bisaberperan sebagai anak yang baik. Kadang kan anak aja adatingkah lakunya. Waktu itu, klien “V” pernah ada masalah dipanti sama temen-temannya, dia pernah minjem uang temannya,terus pernah juga berantem sama ya paling kadang peraturan

Page 110: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

96

yang di panti ngga dikerjain sama dia. Di sekolah, dia memangngga pernah ada sama temen-temen di kelasnya tapi dia pernahmembolos sekolah.”11

Harapan yang dimiliki klien “V” dan klien “R” supaya bisa

mempunyai perilaku yang lebih baik lagi, sekolahnya juga semakin bagus

dan berprestasi, berusaha untuk tidak pernah membuat kesalahan lagi dan

setelah mendapatkan pelayanan yang diberikan di panti mulai dari

keterampilan, keagamaan, tabungan, dll kedua klien ini bisa hidup

mandiri dengan bekal kemampuan yang suda dia kantongi selama

diberikan pendidikan di panti ini. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh

klien V” sebagai berikut:

“Harapan saya ya saya sih berharap saya bisa jadi orang yanglebih baik aja. Patuhin peraturan yang ada di panti yang ada disekolah. jadi ngga punya masalah lagi. Jadi orang baik yangnantinya bisa bikin orang lain senang sama sikap saya. Terussupaya juga saya ngga bolos sekolah lagi. Temen-temen maumenerima kekurangan saya gitu aja Kak”12

Dengan mengetahui permasalahan yang dialami klien setelah

diidentifikasi, pekerja sosial dapat melihat situasi klien “V” dari segi

aspek mikro, mezzo dan makro. Dalam aspek mikro, ketika pekerja sosial

berbicara kepada klien secara individu melalui bimbingan dan konseling,

dapat terlihat hubungan relasi antara pekerja sosial dan klien yang

bermasalah ini semakin dekat. Sehingga memudahkan pekerja sosial

untuk menggali informasi yang ada dalam individu klien ini dan pekerja

sosial dengan mudah bisa melihat permasalahan yang muncul

11 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.12 Wawancara pribadi dengan Klien “V”, Jakarta, 7 Juli 2014

Page 111: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

97

berdasarkan dari tipe individunya sendiri. Klien “V” di dalam

individunya sendiri diketahui mempunyai permasalahan dengan sifatnya

yang dia miliki.

Seiring berjalannya waktu, klien “V” pun tumbuh menjadi anak

gadis remaja ia mulai membutuhkan aktualisasi dan ekspresikan dirinya

kepada teman sepergaulannya. Hal tersebut dibuktikan dengan

memperlihatkan sifat-sifat seperti keras kepala, anaknya terkadang malas

tidak pernah mengikuti bimbingan keterampilan, dan juga jarang

melakukan sholat lima waktu. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh

klien “V” sebagai berikut:

“Aku emang kadang suka malas kak kalo ikut keterampilan,ngga tau males aja gitu rasanya.kan saya ikut kegiatan musik itusetiap hari minggu, jadi tuh saya mikirnya karena udah sekolahdari senin –jumat terus di weekend itu maunya istirahat aja nggaada kegiatan. Kalo solat iya nih kak masih jarang-jarang, nggatau sifat malesnya ada aja.”13

Pada aspek mezzo, pekerja sosial melihat situasi klien ini dengan

memantau kegiatan yang biasa dilakukan mereka di dalam panti, apakah

mereka mematuhi peraturan yang ada, mendengarkan nasehat pengasuh

dan petugas yang lain demi kebaikan mereka, selain itu juga pekerja

sosial memantau kegiatan yang mereka lakukan di sekolah.

Menurut pekerja sosial, dalam aspek mezzo ini klien “V” sangat

berperan sekali di dalam panti, Anaknya terkadang patuh dengan

peraturan yang ada di panti terkadang juga tidak. Seperti misalnya, di

13 Wawancara pribadi dengan Klien “V”, Jakarta, 7 Juli 2014.

Page 112: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

98

penti terdapat kegiatan yang wajib untuk dilakukan seperti pencak silat,

namun klien “V” ini jarang mengikuti sehingga diberikan hukuman

dengan memotong uang jajannya. Selain itu, klien “V” juga pernah

memiliki permasalahan di dalam panti seperti meminjam uang temannya

dan pernah juga berantem dengan temannya.

Namun, dibalik permasalahannya tersebut klien “V” bisa berperan

dengan mengikuti kegiatan OCIP yang ada di panti dan bisa mengajarkan

tarian saman yang dipelajarinya di sekolah untuk di bawa ke panti. Klien

“V” mengajarkan adik-adiknya (junior) yang ada di dalam panti untuk

bisa menari tarian saman. Dan sekarang tarian saman itu banyak sekali

peminatnya dan sudah pernah mendapatkan undangan untuk tampil di

luar. Hal ini seperti diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai

berikut:

“Kalau klien “V” kan anaknya emang kadang gampang diatur,kadang juga susah banget. Selama disini dia itu punya masalahkaya misalnya suka minjem uang temen sama terus pernahberantem juga. Tapi dibalik sikapnya yang seperti itu, dia itusangat berperan sekali di sini. Dia mau aktif menjadi bagian dariOCIP dan sering juga memberikan masukan-masukan yang baikkalau mau buat acara. Terus juga dia karna di sekolah ikut narisaman ekskulnya, dia bawa tarian itu ke panti untuk diajarkan kejuniornya. Dari situ banyak yang ikut terus juga udah seringtampil di luar panti.”14

Akan tetapi, klien “V” juga mempunyai permasalahan di

sekolahnya menurut pekerja sosial klien “V” ini sering membolos sekolah

karena tugas sekolah belum selesai dan terkadang membolos karena

14 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 113: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

99

malas mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru mereka. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh klien “V” sebagai berikut:

“iyah kak aku emang pernah punya masalah waktu itu, aku tuhdulu sering banget kak bolos sekolah. kadang suka ikutin temen,kalo temen bolos yaudah aku ikutan aja. Bilang ke panti mahsekolah, tapi padahal ngga pergi ke sekolah. engga tau kakmales aja gitu kadang juga males gitu sama gurunya. Karenangajarnya gitu lagi bikin males sekolah, jadi yaudah bolos.”15

Sedangkan pada aspek makro, Aspek makro disini adalah

memberikan pelayanan yang tepat untuk membantu permasalahan yang

dialami oleh klien. Dalam aspek ini, klien “V” diberikan pelayanan-

pelayanan yang dapat membantu permasalahan mereka. Apa yang

diberikan dalam pelayanan tersebut untuk memberikan pertolongan ke

mereka. Pekerja sosial kemudian memberikan pelayanan konseling,

pelayanan keagamaan sebagai bimbingan mental klien, bimbingan fisik,

bimbingan sosial, pelayanan kesehatan, pelayanan keterampilan,

pelayanan pendidikan, dan pelayanan tabungan. Pelayanan-pelayanan

yang diberikan ini bukan hanya asal diberikan, tetapi terdapat alasan dari

pekerja sosial mengapa memberikan pelayanan-pelayanan ini sebagai

proses pertolongan mereka. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Loren

Siska Ginting, S.ST sebagai berikut:

“Pada tahapan ini saya memberikan beberapa pelayananpendukung yang akan membantu proses penyembuhan kliendari masalah yang dihadapi. Seperti misal pelayanan konseling,bimbingan mental, fisik, sosial, pendidikan dan keterampilan.Pelayanan-pelayanan ini yang dianggap sangat membantumemecahkan masalah yang dialami. Dari judulnya aja sudah

15 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST. Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 114: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

100

terlihat, seperti apa proses dari pelayanan yang direkomendasikan.”16

Setelah melihat situasi klien “V” dari aspek mikro, mezzo, dan

makro, pekerja sosial dapat melihat potensi yang dimiliki klien “V”

sebagai kekuatan yang dapat menolong klien “V” dalam proses

pertolongan agar bisa berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Klien

“V” memiliki kemampuan dalam bidang kesenian dia bisa bermain musik

dan mengajarkan menari saman ke teman-teman di panti serta dia

memiliki sikap percaya diri yang tinggi, selain itu prestasi di sekolah juga

lumayan bagus.

KASUS II:

Klien “R”, (P). 16 tahun, belum menikah, saat ini sedang menjalani

pendidikan SMK kelas 1. Berperawakan kecil, tidak terlalu tinggi, dan

berkulit hitam. Klien “R” tidak mengetahui keberadaan orangtuanya.

Sejak kecil, dia sudah tinggal di panti, sebelumnya klien ini berada di

jalan dilanjutkan ke PSAA PU 01 Klender untuk diberikan pendidikan

tingkat SD. Dan saat sudah ingin melanjutkan ke tingkat SMP dan

SMA/SMK, klien “R” dipindahkan ke PSAA PU 03 Tebet ini. Semasa

kecil, ketika masih tinggal di panti yang lama klien ini tidak memiliki

permasalahan kasus. Dia tumbuh menjadi anak yang sangat penurut dan

mematuhi nasehat yang diberikan oleh pengasuhnya.

16 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 115: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

101

Klien “R” juga mengungkapkan perasaannya karena harus tinggal

di panti sejak kecil tanpa mendapakan perhatian dan kasih sayang

langsung yang diberikan oleh orang tuanya. Klien “R” terkadang juga iri

melihat teman-teman lain yang masih mmpunyai orangtua, dan ketika

mendapat liburan dari panti mereka bisa kembali ke rumah orangtuanya.

Akan, tetapi hal tersebut tidak bisa dirasakan oleh klien “R” ketika

mendapat liburan dari panti. Dia mungkin hanya tetap di panti atau

mengikuti temannya pulang ke rumahnya atau terkadang juga dia

mengunjungi panti yang di Klender untuk bertmu dengan ibu asuhnya

yang mengasuhnya sejak umur 6 tahun. Hal ini sebagaimana diungkapkan

oleh klien “R” sebagai berikut:

“Perasaannya sedih kak tinggal di panti, ngga nyangka aja.Setiap orang kan pasti pengen tinggal di rumahnya sendiri samaorangtuanya. Cuma ya gimana yah kak saya juga ngga bisamilih, ini memang sudah jalannya gini. Kadang suka iri ajasama temen-temen yang masih ada orangtuanya, di kasihperhatian sama kasih sayang yang lebih. Terus kalo ada liburandari panti juga mereka enak bisa balik ke rumah mereka kumpulsama keluarga, kalau kaya saya gini kalo ngga kadang ikut jugasama mereka ya paling diem aja di panti atau ngga ke Klenderikut pengasuh yang lama.”17

Klien “R” selama di Panti PSAA PU 03 Tebet ini awalnya memang

anak yang rajin, mengikuti kegiatan yang diberikan oleh panti ini.

Namun, karena sudah semakin beranjak remaja dan sudah mulai

mengenal kehidupan luar klien ini semakin susah diatur dan sangat malas

17 Wawancara pribadi dengan klien “R”, Jakarta, 18 Juli 2014.

Page 116: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

102

sekali. Sehingga membuat klien ini tidak terlalu aktif di kegiatan-kegiatan

yang ada di panti. Tapi beberapa masih diikuti karena sifatnya wajib.

Klien “R” merupakan anak yang pendiam sekali, dia jarang sekali

mengobrol dan berkumpul dengan teman-temannya di panti. Tapi bukan

berarti dia tidak punya teman, dia mempunyai teman sama seperti anak-

anak yang lain. Namun memang sifat pendiamnya sudah dimiliki sejak

dia datang ke panti ini. Selama di panti, klien “R” tidak memiliki

masalah, dia juga tidak pernah macam-macam di panti.

Selain dengan teman-teman di panti dan petugas-petugas panti,

klien “R” juga mempunyai teman-teman di sekolah, saat ini dia sedang

mengalami permasalahan di sekolahnya. Dia beberapa hari yang lalu

membolos sekolah dan ingin pindah sekolah karena ada masalah dengan

temannya di kelas. Permasalahan tersebut, membuat klien “R” tidak

nyaman berada di kelas sehingga klien “R” menginginkan pindah sekolah

di tempat yang lebih nyaman dan banyak orang yang bisa menerima

keberadaannya. Hal ini diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST

sebagai berikut:

“Seperti baru-baru ini klien “R” mempunyai masalah disekolahnya, dia itu ngga mau sekolah disitu lagi dan mintapindah sekolah karena menurut dia ada beberapa temannya ituyang ngga suka melihat dia, sebenarnya permasalahan tersebutpernah dialami juga saat masih di SMP. Tapi kita nasehatin diamengerti gitu nurut supaya jangan pindah sekolah dia mauikutin. Tapi sekarang karena dia udah beranjak besar agaksedikit sulit untuk diberikan nasehat seperti itu lagi.”18

18 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST , Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 117: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

103

Kemudian setelah teridentifikasi permasalahan yang dialami klien

ini, pekerja sosial mulai menanyakan harapan yang ingin dicapai selama

dia berada di panti ini dan setelah keluar dari panti. Harapan yang

dirasakan bisa seputar bagaimana mereka bisa menghadapai

permasalahan yang ada pada dirinya dan bagaimana harapan mereka

setelah mereka keluar dari panti.

Harapan yang dimiliki klien “R” supaya kejadian di sekolah

tersebut tidak terjadi lagi, dan dia bisa merasa nyaman ketika berada di

sekolah. Lalu dia juga berharap dia bisa semakin percaya diri, selain itu

dia akan berusaha untuk bisa lebih baik lagi. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh klien “R” sebagai berikut:

“kalau harapan saya sih yah kak, gimana saya bisa jadi orangbaik aja deh kak disini, berkelakuan baik, disenengin banyakorang, terus prestasi saya bagus selain di pendidikan juga dikegiatan yang lain jadi bisa buat pegangan saya pas keluar daripanti.”19

Dengan melihati permasalahan setelah diidentifikasi, pekerja sosial

dapat melihat situasi klien “V” dari segi aspek mikro, mezzo dan makro.

Dalam aspek mikro, Klien “R” mengalami kondisi psikologis yang dapat

dikatakan anak yang pendiam sekali, tidak banyak berbicara, kalau

bercanda atau mengobrol sama teman di panti seperlunya saja, dan dia

juga kurang aktif di setiap keterampilan yang diberikan. Hal ini seperti

yang diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai berikut:

19 Wawancara pribadi dengan Informan “R”, Jakarta, 18 Juli 2014

Page 118: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

104

“Klien “R” memang awalnya rajin mengikuti kegiatan yang adadisini, cuma mungkin beranjak dewasa dan ada pengaruh dariluar jadi sifat malasnya muncul. Udah gitu karena anak ini jugapendiam, jadi beradaptasinya itu kurang dengan teman-temannya. Anak ini juga kurang percaya diri jadi sulit sekaliuntuk berbaur atau gimana.”20

Sifat yang seperti ini, kadang membuat klien “R” susah untuk

berinteraksi sama teman-temannya. Sehingga membuat klien “R” juga

jadi malas untuk melakukan kegiatan keterampilan yang diberikan panti

untuknya. Klien “R” termasuk anak yang baik, walaupun terlalu pendiam

dan jarang mengikuti kegiatan keterampilan. Namun, dia juga anak yang

rajin, dibuktikan dengan prestasi yang bagus.

Kemudian untuk aspek mezzo terhadap klien “R”, klien “R”

terkadang anak yang tidak penurut terkadang juga penurut, setiap

peraturan yang ada dia patuhi di panti. Klien “R” memang tidak terlalu

aktif di panti. Selama di dalam panti, dia tidak pernah ada masalah

dengan siapapun. Hal ini diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST

sebagai berikut:

“walaupun anak ini tipe anak yang pendiam sekali, tapihubungan dia sama teman-teman yang lain cukup baik nggapernah berbuat masalah di panti. Klien “R” ini memang tidakterlalu aktif di panti. Jadi biasanya ya kalau udah pulang sekolahlangsung ke kamarnya terus makan ya seperti itu.”21

Begitu juga ketika dia berada di sekolah, anaknya tetap pendiam.

Dia mematuhi apa yang ada di sekolah. Bahkan dia malah terlihat aktif di

20 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.21 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 119: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

105

sekolahnya, dengan menjadi anak yang selalu berprestasi dan masuk ke

10 besar. Akan tetapi, baru-baru ini klien “R” memiliki masalah di

sekolahnya. Klien “R” diketahui sudah beberapa hari membolos sekolah

dan ingin pindah sekolah, dikarenakan klien “R” tidak suka dengan

beberapa temannya di kelas, karena sering menjadi korban bullying. Hal

itu terjadi, karena klien “R” ini sering datang sekolah terlambat dan

teman-temannya mengejek klien “R” dengan melihat fisik klien “R” yang

memang kurang rapi dan berkulit hitam. Hal ini seperti yang diungkapkan

oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai berikut:

“Klien “R” ini, terkadang anak ini memang jarang melakukanketerampilan yang ada. Dia ngga mempunyai masalah kok samateman-temannya. Emang anaknya baik ngga pernah macem-macem.. Kalau di sekolah, juga sama kaya gitu, dia malahterlihat aktif dibuktikan dengan dia anak yang berprestas karenaselalu mendapatkan peringkat 10 besar di sekolah. tapi baru-baru ini ada masalah dia membolos sekolah sampai berapa harikarena di sekolah ada masalah, teman-teman kelasnya seringmembully klien “R” karena sering datang terlambat di sekolah,dan melihat keadaan fisik klien “R”. Makanya dia sampai mintauntuk pindah sekolah.”22

Dalam aspek makro, klien ini diberikan pelayanan yang tepat untuk

membantu permasalahan yang dialami oleh klien. Pekerja sosial

memberikan pelayanan konseling (case work), pelayanan keagamaan

sebagai bimbingan mental klien, bimbingan fisik, bimbingan sosial,

pelayanan kesehatan, pelayanan keterampilan, pelayanan pendidikan, dan

pelayanan tabungan. Pelayanan-pelayanan yang diberikan ini bukan

22 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST. Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 120: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

106

hanya asal diberikan, tetapi terdapat alasan dari pekerja sosial mengapa

memberikan pelayanan-pelayanan ini sebagai proses pertolongan mereka.

Menurut pekerja sosial pelayanan konseling dibutuhkan supaya

kedua klien ini bisa menceritakan mengenai permasalahan yang dia alami

secara leluasa. Pelayanan keagamaan diberikan agar membuat klien “R”

dan klien “V” untuk memahami diri sendiri, dan orang lain dengan

belajar tentang keagamaan, cara berfikir positif dan keinginan untuk

berprestasi. Bimbingan ini bertujuan untuk memulihkan kesadaran dan

tanggung jawab moral, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta

memberikan pengertian-pengertian dari sudut pandang agama.

Pekerja sosial mengetahui, bahwa kedua klien ini sangat kurang

sekali dalam pengetahuan agama yang mereka anut. Oleh karena itu,

bimbingan ini sangat dibutuhkan mereka. Bimbingan fisik diberikan

sebagai proses pertolongan karena memperkenalka praktek cara-cara

hidup sehat, secara teratur dan disiplin agar kondisi badan atau fisik

dalam keadaan selalu sehat. Selain itu bimbingan fisik juga membantu

kedisiplinan anak. Dengan begitu, membantu klien “R” dan “V” untuk

bisa mempunyai sikap yang disiplin terhadap apapun.

Klien “V” dan “R” juga membutuhkan pelayanan bimbingan sosial

dalam membantu permasalahan mereka, bimbingan sosial ini bertujuan

untuk memulihkan kemampuan berinteraksi sosial secara wajar, sehat,

dan positif sehingga klien mempunyai sebuah kesadaran diri mereka dan

tanggung jawab sosial, harga diri serta kepercayaan diri. Bentuk-bentuk

Page 121: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

107

bimbingan sosial seperti dinamika kelompok, support group,

pendampingan yang dilakukan petugas panti seperti memberi nasehat

atau kultum. Bimbingan sosial membantu individu meningkatkan

kemampuan berfungsi sosial dan mencapai tujuan yang diinginkan

melalui pendekatan kelompok sebagai media penyembuhan.

Terdapat juga pelayanan pendidikan untuk membantu segala usaha

mengembangkan nilai, menyampaikan nilai untuk dipakai oleh anak

sehingga menjadi pintar, baik, mampu hidup dan berguna bagi

masyarakat, yaitu baik usaha sendiri mengejar nilai itu ataupun meminta

bantuan orang lain. Dan yang terakhir terdapat pelayan keterampilan yang

akan membantu klien “V” dan “R” bisa mengembangkan kreativitas

mereka masing-masing.

Dengan melihat permasalahan tesebut, klien membutuhkan

pendampingan lebih yang dilakukan pengasuh agar diberikan motivasi,

dukungan, dan mengembalikan semangat lagi supaya mereka tidak

mengalami permasalahan ini lagi kedepannya dan mereka tumbuh

menjadi anak yang baik.

Setelah diidentifikasi dengan melihat riwayat permasalahan dari

masa lalu, masa sekarang dan harapan yang ingin dicapai, serta pekerja

sosial juga sudah menilai situasi klien dari aspek mikro, mezzo dan

makro dalam kedua klien ini, sehingga membuat pekerja sosial semakin

memahami akan permasalahan yang dialami oleh klien. Dengan begitu,

pekerja sosial dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan apa

Page 122: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

108

permasalahan klien dan rencana intervensi yang dibuat harus sesuai

dengan apa yang dibutuhkan klien di permasalahan yang dialaminya.

Pekerja sosial mencoba mencoba mengidentifikasi kekuatan yang

dimiliki klien sehingga kekuatan tersebut bisa membantu klien untuk

mengatasi permasalahannya. Pekerja sosial menanyakan mengenai apa

kemampuan yang dia miliki, tetapi ditanyakan melalui percakapan yang

santai dan tidak seperti mengintrogasi. Dari hasil identifikasi yang

dilakukan terhadap kedua klien tersebut, terlihat bahwa klien “R”

memiliki kemampuan dalam bidang pendidikan yaitu dia termasuk anak

yang berprestasi.

Dengan pekerja sosial mengidentifikasi kekuatan klien, hal itu dapat

membantu proses intervensi klien, karena kekuatan klien tersebut bisa

menjadi hal yang positif yang dimiliki klien. kemampuan tersebut bisa

digunakan klien sebagai alternatif-alternatif pemecahan masalah yang

akan diberikan pekerja sosial ke klien.

Namun, pekerja sosial juga mengalami kesulitan pada proses

assesmen, karena klien memiliki sifat tertutup dan keras kepala jadi agak

sulit untuk di identifikasi dalam pengungkapan permasalahan klien, selain

itu karena pekerja sosial disini juga sebagai pengasuh, terkadang anak

memberikan batasan untuk cerita, karena takut diceritakan ke pengasuh

lainnya.

Page 123: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

109

Merujuk pada bab II halaman 41 terdapat prinsip pekerja sosial

yaitu komunikasi, ketika pekerja sosial memberikan pelayanan

kesejahteraan sosial pada tahap assessment, pekerja sosial menjaga

komunikasi yang baik terhadap calon klien untuk bisa menangkap

informasi ataupun pesan yang dikemukakan oleh klien mengenai

permasalahan yang dialaminya. Pekerja sosial menangkap pesan yang

disampaikan klien melalui pesan verbal yang dilihat dari ucapannya, dan

pesan non-verbal seperti melihat dari cara duduk klien, cara

menggerakan tangannya, dan segala aktivitas yang membuat calon klien

merasa nyaman sehingga komunikasi antara pekerja sosial dengan klien

dapat terjaga.

Dalam tahapan ini juga terdapat prinsip pekerja sosial yaitu

menggunakan prinsip individualisasi, dengan meyakini bahwa setiap

individu berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehingga pekerja

sosial harus menaruh kepercayaan terhadap klien yang dicirikan

penjalinan relasi yang bermakna dengan mereka. Pekerja sosial harus

menjalin relasi yang baik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anak

tersebut.

Terdapat juga salah satu prinsip pekerja sosial yaitu, kesadaran diri

petugas (self-awareness) pada Bab II halaman 43. Dalam melakukan

assesment, disini pekerja sosial bersifat professional dalam menjalin

relasi dengan klien. Tidak boleh terhanyut oleh perasaan ataupun

Page 124: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

110

permasalahan yang dihadapi oleh klien. Pekerja sosial harus fokus bahwa

klien bisa menerima pelayanan kesejahteraan sosial di panti tersebut.

Selain menggunakan prinsip komunikasi, individualisasi, dan self-

awareness pekerja sosial juga menggunakan prisip kerahasiaan ketika

melakukan assessment terhadap klien. Dalam prinsip ini, pekerja sosial

harus menjaga kerahasiannya dari kasus yang sedang ditanganinya,

dengan menjaga kerahasiaan dari permasalahan yang dialami klien, klien

juga mempunyai rasa percaya diri untuk bercerita mengenai

permasalahannya ke pekerja sosial sehingga pekerja sosial menjadi

mudah untuk mengajak klien merencanakan sesuatu pemecahan masalah

yang lebih baik untuk dirinya nanti.

C. Tahapan Rencana Pemecahan Masalah (Planning)

Langkah ketiga di GIM adalah merencanakan perencanaan apa yang

harus dilakukan. Perencanaan mengikuti penilaian dalam proses pemecahan

masalah. Perencanaan tujuan untuk mengarahkan secara langsung suatu

kegiatan. Penentuan tujuan akan lebih efektif jika ada pembagian proses,

dimana klien mempunyai tanggungjawab utama untuk memutuskan

kebutuhan yang akan dan perlu dipenuhi serta bagaimana mewujudkannya.

Proses penentuan tujuan merupakan proses timbal balik dalam upaya

menemukan kebutuhan yang harus dipenuhi dan tindakan yang perlu diambil

guna mengatasi masalah. Pemberian kesempatan dan tanggungjawab kepada

klien akan dapat meningkatkan komitmennya dalam proses pemecahan

masalah. Klien akan merasa dan menyakini bahwa tujuan yang telah

Page 125: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

111

ditetapkan benar-benar sesuai dengan pilihan dan relevan dengan

keinginanya. Proses rencana pemecahan masalah (planning) yang dilakukan

pekerja sosial adalah pertama sesudah memahami permasalahan klien,

pekerja sosial kemudian bekerja dengan klien, dalam arti pekerja sosial harus

melibatkan klien secara aktif dalam mengenal masalahnya, dalam tahapan ini

klien harus lebih dominan daripada pekerja sosial. Peran pekerja sosial dalam

tahapan ini adalah sebagai fasilitator. Kedua, pekerja sosial bertugas untuk

menyelesaikan prioritas permasalahan klien dari beberapa permasalahan yang

dialami klien. pekerja sosial berusaha mengutamakan suatu masalah yang

lebih penting daripada yang lain untuk diatasi atau dipecahkan. Sehingga

permasalahan klien bisa diselesaikan secara kasus per kasus. Ketiga, pekerja

sosial menjadikan masalah itu sebagai kebutuhan untuk dibantu

penyelesaiannya untuk segera dicarikan solusi alternatif yang baik untuk

mereka. Kempat, pekerja sosial mengevaluasi tingkat intervensi dari aspek

mikro, mezzo dan makro agar proses perubahan yang akan di rencanakan

dapat dirasakan dari berbagai aspek sehingga sifatnya menyeluruh. Kelima,

pekerja sosial dan klien menetapkan tujuan utama yang ingin dicapai dalam

proses penyelesaian masalah klien. Keenam, pekerja sosial dan klien

melakukan penetapan tujuan mengenai siapa yang akan menjalankan proses

perubahan tersebut agar dapat membantu proses pertolongan, dan apa yang

akan dilakukan untuk melihat perubahan dari permasalahan klien. Ketujuh,

pekerja sosial akan membuat kontrak kesepakatan rencana perbaikan antara

Page 126: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

112

klien dan pekerja sosial. Penjelasan dari proses planning yang akan dilakukan

pekerja sosial seperti dibawah ini:

a. Bekerja dengan klien

Pekerja sosial harus bekerja dengan klien, dalam arti pekerja sosial

harus melibatkan klien mengenal masalah yang dialaminya. Pekerja

sosial dan klien harus sama-sama menciptakan pemecahan masalah yang

baik untuk klien. Klien yang terlibat dalam relasi dengan pekerja sosial,

juga harus merasakan adanya masalah yang sedang ia hadapi, akan tetapi

belum mampu mengatasi permasalahan tersebut. Pekerja sosial

melakukan perencanaan dengan melibatkan secara aktif klien “R” dan

klien “V” untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan

bagaimana cara mengatasinya, dengan begitu dapat memikirkan beberapa

alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan.

Pada bagian ini, pekerja sosial didorong untuk menjalankan peran

sebagai fasilitator. Dari peran ini, pekerja sosial diharapkan akan

mengajak kliennya untuk ikut serta berperan aktif dalam menghadapi

permasalahan yang dihadapinya. Karena tanpa peran aktif dari klien,

maka tujuan dari intervensi nantinya sulit untuk dicapai. Tanpa peran dan

usaha yang aktif dari kedua klien ini untuk mengatasi permasalahannya,

maka upaya yang dilakukan pekerja sosial tidak akan membawa hasil

yang diinginkan.

Dengan melibatkan klien secara aktif dalam menghadapi

permasalahannya, dapat terlihat bahwa klien mempunyai peran yang

Page 127: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

113

sangat besar atas kesembuhannya sendiri. Berbagai anjuran yang

disampaikan oleh pekerja sosial akan menjadi tidak bermakna bila tidak

ada keikutsertaan dari klien itu sendiri. Hal ini seperti diungkapkan oleh

Loren Siska Ginting, S.ST sebagai berikut:

“Iyaa.. setiap permasalahan yang dialami klien pasti sayamengajak klien untuk berperan aktif juga dalam mengatasipermasalahannya. Misalnya nih yaa mereka sadar, mereka adamasalah, terus kita harus bantu supaya anak ini ngga begitu lagi.Kita tanya, kamu mau kan merubah sikap kamu, kamu mau kanbisa menjadi yang lebih baik. Terus dia jawab iya maumerubahnya .Terus kita kerjasama untuk bisa menjalankan apayang sudah sama-sama kita rencanakan, dengan begitu klienmerasa mempunyai peran dalam kesembuhan dari permasalahanyang mereka alami.”23

Dalam hal ini klien dan pekerja sosial bekerja dengan sama-sama

untuk membantu permasalahan klien “V” dan klien “R” yang dialami

dalam aspek mikro, mezzo dan makro yang sudah dibahas pada tahapan

assesmen.

b. Memprioritaskan masalah

Dengan memprioritaskan masalah pada klien, maka pekerja sosial

berusaha mengutamakan suatu masalah yang lebih penting daripada yang

lain untuk diatasi atau dipecahkan. Dalam hal ini, pekerja sosial mulai

menyusun permasalahan-permasalahan yang dialami klien “V” dan klien

“R” baik dari aspek mikro, mezzo dan makro yang sudah dibahas.

Dengan melihat, berbagai permasalahan yang dialami klien, maka

pekerja sosial dan klien memperioritaskan terhadap masalah pendidikan

23 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 128: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

114

terlebih dahulu. Karena permasalahan ini apabila di diamkan saja akan

menjadi hal buruk dalam proses pendidikan yang sedang dijalani oleh

kedua klien ini. Sehingga pendekatan dalam melakukan terapi lebih

diutamakan dengan penanganan kasus per kasus dan bukan

pengeneralisasi cara penanganan masalah.

Permasalahan yang menjadi prioritas dalam hal ini adalah

permasalahan membolos sekolah yang dilakukan oleh kedua klien ini.

Karena permasalahan ini, yang membuat pendidikan klien menjadi jelek

karena dirusak dengan hasil absensi. Hal ini sebagaimana diungkapkan

oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagi berikut:

“Kan tadi kita udah tau permasalahannya itu apa. Nah daripermasalahan yang ada, saya sama kedua klien ini sepakatmenarik satu masalah yang akan kita jadikan sebagai prioritasmasalah. Masalah yang kita pilih ini adalah masalah kedua klienyang sering membolos sekolah. karena kan kalo bolos sekolahpasti banyak ruginya kan, kaya misalnya materi ketinggalan, teruspas ujian ngga ngerti sama materi itu karena pas dijelasin nggamasuk, absensi juga jadi jelek. Padahal misalnya prestasinyabagus, tapi karena absensinya jelek ya tetep aja jadinya jelek kan.Ya begitu kira-kira ”24

c. Masalah menjadi kebutuhan

Pekerja sosial menjadikan masalah yang dialami oleh klien “R” dan

klien “V” menjadi kebutuhan untuk segera dicarikan solusi alternatif

yang baik untuk mereka. Pekerja sosial membantu mereka dalam

membangun apa yang mereka butuhkan dengan melihat situasi yang

dimiliki klien, sehingga lebih mudah untuk memutuskan solusi.

24 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 129: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

115

Pada tahapan ini, pekerja sosial berasumsi bahwa klien tahu apa

yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka.

Pemeran utama dalam perubahan klien adalah klien itu sendiri. Tugas

pekerja sosial lebih bersifat menggali dan mengembangkan potensi klien.

Klien “R” dan klien “V” diberikan kesempatan untuk membuat analisis

dan mengambil keputusan yang berguna bagi mereka sendiri, serta

mereka diberi kesempatan penuh dalam penentuan cara-cara untuk

mencapai tujuan yang mereka inginkan. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai berikut:

“kan tadi kita udah ketemu masalah apa yang menjadi prioritas,nah sekarang masalah tersebut itu dijadikan kebutuhan untukdicarikan solusi alternatif yang tepat. Apa yang menjadipermasalahan klien, itu sudah menjadi kebutuhan yang harussegera diselesaikan, disini saya hanya berperan untuk membantumereka dalam membangun apa yang mereka butuhkan danmenggali serta mengembangkan potensi yang dialami klien. apayang dibutuhkan klien, hanya klien sendiri yang tahu.”25

Permasalahan yang menjadi kebutuhan klien “R” dan klien “V”

dapat disimpulkan bahwa kedua klien ini membutuhkan pendampingan

dan perhatian khusus dalam mengatasi sikap kedua klien yang sering

membolos sekolah. Kemudian klien dan pekerja sosial bekerja sama

merumuskan beberapa rencana intervensi nantinya yang akan mereka

lakukan, untuk mendukung proses perubahan tersebut.

25 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 130: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

116

d. Mengevaluasi tingkat intervensi untuk setiap kebutuhan

Dalam proses ini, pekerja sosial mulai membantu klien

menganalisis dan mengkaji pokok permasalahan yang akan ataupun

sedang mereka bahas bersama. Pekerja sosial dan klien mulai mencarikan

solusi alternatif yang tepat dalam memilih tindakan-tindakan yang akan

mereka lakukan di setiap kebutuhan mereka dalam proses penyelesaian

masalah ini. Solusi alternatif dapat berfokus pada perubahan di tingkat

mikro, mezzo, atau tingkat makro. Dengan demikian, solusi alternatif

untuk permasalahan pada tingkat mikro, mezzo dan makro yang sudah

dispekati antara pekerja sosial dan klien adalah sebagai berikut:

1) Tingkat mikro

Klien “V” berusaha untuk merubah perilakunya untuk tidak

membolos sekolah dengan tidak memperdulikan ajakan teman,

melaksanakan tugas sekolah, dan tetap masuk sekolah meskipun dia

malas dengan pelajaran atau gurunya. Sedangkan klien “R” tidak akan

membolos sekolah lagi dengan berusaha berpenampilan rapi serta

tidak lagi memiliki sikap pendiam dan kurang percaya diri.

2) Tingkat mezzo

Pihak lembaga memberikan pendampingan dan perhatian yang lebih

lagi agar kedua klien ini tidak membolos lagi dan lebih dewasa dalam

menyelesaikan permasalahan yang dialami di sekolahnya dan pihak

lembaga juga harus lebih memperhatikan kemampuan klien dalam

pendidikan seperti memberikan penghargaan (reward) kepada kedua

Page 131: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

117

klien ini, apabila kedua klien ini bisa menunjukkan prestasi belajar

yang baik dan tidak membolos sekolah lagi. Lalu memberi hukuman

(punishment) kepada klien untuk membuat efek jera apabila klien

melakukan kesalahan lagi.

3) Tingkat makro,

Pelayanan yang diberikan kepada kedua klien ini menjadi proses alat

pendukung agar klien bisa merubah perilakunya agar tidak membolos

lagi dan agar bisa lebih terlihat aktif lagi mengikuti kegiatan yang ada

di panti. Pekerja sosial memberikan pelayanan konseling, pelayanan

keagamaan sebagai bimbingan mental klien, bimbingan fisik,

bimbingan sosial, pelayanan kesehatan, pelayanan keterampilan,

pelayanan pendidikan, dan pelayanan tabungan.

Mengevaluasi tingkat intervensi dari aspek mikro, mezzo dan makro

ini penting untuk dilakukan, agar pekerja sosial mengetahui apa yang

akan klien lakukan dan harapkan dari ketiga aspek tersebut. Dengan

begitu harapan klien akan penyelesaian dari masalah yang dialami dapat

dibantu dari berbagai aspek. Pertama dari dirinya sendiri, kedua dari

perhatian yang diperhatikan lembaga, dan ketiga dari pelayanan yang

diberikan lembaga untuk mendukung proses perubahan klien agar

menjadi yang lebih baik.

e. Menetapkan tujuan utama

Setelah mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada dengan

seksama, pekerja sosial dan klien menentukan tujuan utama dari program

Page 132: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

118

ataupun kegiatan yang akan dilakukan. Dari beberapa alternatif tersebut

kemudian diputuskan alternatif mana yang paling logis dan paling

mungkin akan diterapkan serta program atau kegiatan apa saja yang akan

dilaksanakan. Mana yang benar-banar bisa dicapai dalam proses

pemecahan masalah klien. Hal ini seperti diungkapkan oleh Loren Siska

Ginting, S.ST sebagai berikut:

“ nah.. dengan sudah membuat rencana intervensi tadi denganmelihat dari individunya, bahwa dia ingin merubah supayatidak membolos sekolah lagi dan bisa berpikir dewasa dengandidukung oleh perhatian dan kasih sayang yang akan diberikanpihak lembaga berupa penghargaan atas keberhasilan disekandan juga didukung oleh pelayanan-pelayanan yang ada disiniuntuk membantu proses perubahan anak. Sehingga bisa kitatemua alternatif pemecahan solusi yang bisa dicapai dan dapatmemenuhi kebutuhan utama klien.”26

Dalam hal ini, pekerja sosial dan klien menentukan tujuan utamanya

adalah kedua klien ini tidak membolos sekolah lagi dan bisa berpikir

lebih dewasa terhadap masalah yang dihadapinya. Dengan menetapkan

tujuan utama ini, maka pekerja sosial berharap bahwa individu kedua

klien ini bisa lebih baik lagi dengan menerima masukan dan perhatian

serta kasih sayang yang diberikan oleh pengasuh kepada mereka.

f. Penetapan tujuan

Tujuan merupakan hal yang relatif, dan sangat tergantung dengan

sasaran dan tujuan umum dari pekerja sosial. Pada dasarnya, ada dua

macam tujuan. Pertama, tujuan yang menyeluruh dan berjangka panjang,

dan yang kedua adalah yang bersifat khusus dan berjangka pendek.

26 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 133: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

119

Tujuan jangka pendek terkait dengan melihat tujuan utamanya

adalah agar kedua klien ini tidak lagi membolos sekolah karena hal-hal

yang tidak begitu penting. Tujuan jangka panjang nya adalah agar mereka

terus menjadi orang yang lebih baik dalam segala hal dan selalu berpikir

dewasa dalam memtuskan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Berikut merupakan tabel kegiatan untuk mendukung proses

pemecahan masalah agar bisa tetap terpantau dan dilihat keberhasilannya.

Tabel 8Rencana Kegiatan

Siapa?

Akan melakukanapa ?

Kapan ? Bagaimana akanmengukur kesuksesannya

?Klien“V”dan“R”

Berusaha untuktidak memboloslagi dengan alasanyang tidak jelas.

Setiap hari(berangkatsekolah )

Dalam sebulan sekalimeminta laporan dari walikelas mengenai absenkedua klien ini.

Klien“V”

Mengerjakan tugassekolah tepatwaktu

Setiap harisekolah

Menanyakan ke klien tugassudah dikerjakan ataubelum dan mendampingiklien dalam mengerjakantugas sekolah setiap hari.

Klien“V”

Menghilangkansikap malas kesekolah dankepada guru yangmengajar.

Seminggu2 x

Bekerjasama dengan temanterdekatnya dalamseminggu sekali untuk ikutmembantu memantau klienhadir di sekolah atau tidak.

Klien“R”

Menghilangkansikap pendiamnyadan kurangpercaya dirinya.

Setiap hari Menanyakan ke temansekelasnya mengenaikeadaan klien “R” disekolah setiap sebulansekali apakah sudah mauberadaptasi danberinteraksi dengan teman-temannya di kelas.

Klien“R”

Merubah dirinyauntuk terlihat lebih

Setiap hari Mengingatkan mengenaimenjaga penampilan setiap

Page 134: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

120

rapi. di panti dan saat berangkatsekolah.

Dengan penetapan tujuan tersebut, proses perencanaan akan

menjadi terarah karena disini terlihat jelas klien akan melakukan proses

perubahan seperti apa, dan berapa lama di lakukan lalu dilihat juga

kesuksesan dari apa yang akan dilakukan klien itu seperti apa. Sehingga

dapat mendukung rencana jangka panjang dan jangka pendek yang sudah

dibuat antara pekerja sosial dank lien.

g. Menyusun kontrak

Disini klien dan pekerja sosial membuat kontrak yang berkaitan

dengan cara dan rentang waktu dan kebutuhan untuk fokus pada masalah

yang dirumuskan. Keduanya juga membahas hasil yang diantisipasi.

Namun di panti ini pekerja sosial dan klien tidak membuat kontrak

rencana perbaikan antara kesepakatan pekerja sosial dan klien. Karena

menurut pekerja sosial ketika membuat kontrak, klien menjadi takut

karena masalah yang dihadapi klien hanya masalah ringan. Begitu adanya

kontrak anak malah menjadi takut tidak ingin bercerita mengenai

permasalahannya. Pada saat diajak wawancara pun mengenai

permasalahan yang dialami dia takut dan sulit sekali. Jadi proses rencana

perbaikan disesuaikan dengan melihat perubahan anak itu sampai sejuah

mana. Hal ini seperti diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST

sebagai berikut:

“Kalau untuk kontrak sih ngga ada pembuatan kontraknya dipanti ini, jadi fleksibel aja. Justru disini kalau buat kontrak

Page 135: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

121

malah horror kesannya. Karena disini itu anak-anaknya nggabisa kaya gitu. Begitu ada kontrak, anaknya jadi takut. Orangwawancara kaya gini aja dia tuh jadi takut anaknya. Seakan-akan punya masah besar, padahal permasalahannya hanyaringan-ringan saja.”27

D. Tahapan Pelaksanaan Pemecahan Masalah (Implementation)

Tahap keempat di GIM melaksanakan perbuatan yang sebenarnya

sudah direncanakan. Klien dan pekerja mengikuti rencana mereka untuk

mencapai tujuan mereka. kemajuan selama pelaksanaan harus terus dipantau

dan dinilai. Tahap ini merupakan tahapan yang memfokuskan pada upaya

mentransfer perencanaan program menjadi pelaksanaan program dalam

bentuk kegiatan-kegiatan yang nyata. Pelaksanaan implementasi disesuaikan

dengan rencana pemecahan masalah yang sudah dibuat dari tingkat mikro,

mezzo dan makro sebagai berikut:

1) Tingkat mikro

Klien “V” berusaha untuk merubah perilakunya untuk tidak membolos

sekolah dengan tidak memperdulikan ajakan teman, melaksanakan tugas

sekolah, dan tetap masuk sekolah meskipun dia malas dengan pelajaran

atau gurunya. Sedangkan klien “R” tidak akan membolos sekolah lagi

dengan berusaha berpenampilan rapi serta tidak lagi memiliki sikap

pendiam dan kurang percaya diri.

2) Tingkat mezzo

Pihak lembaga memberikan pendampingan dan perhatian yang lebih lagi

agar kedua klien ini tidak membolos lagi dan lebih dewasa dalam

27 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 136: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

122

menyelesaikan permasalahan yang dialami di sekolahnya dan pihak

lembaga juga harus lebih memperhatikan kemampuan klien dalam

pendidikan seperti memberikan penghargaan (reward) kepada kedua

klien ini, apabila kedua klien ini bisa menunjukkan prestasi belajar yang

baik dan tidak membolos sekolah lagi. Lalu memberi hukuman

(punishment) kepada klien untuk membuat efek jera apabila klien

melakukan kesalahan lagi.

3) Tingkat makro

Pelayanan yang diberikan kepada kedua klien ini menjadi proses alat

pendukung agar klien bisa merubah perilakunya agar tidak membolos lagi

dan agar bisa lebih terlihat aktif lagi mengikuti kegiatan yang ada di

panti. Pekerja sosial memberikan pelayanan konseling, pelayanan

keagamaan sebagai bimbingan mental klien, bimbingan fisik, bimbingan

sosial (group work), pelayanan kesehatan, pelayanan keterampilan,

pelayanan pendidikan, dan pelayanan tabungan.

Dengan melihat ketiga aspek tersebut, menurut pekerja sosial semua

sudah dilakukan sesuai dengan rencana awal dan sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh klien. Seperti misalnya pada aspek mikro, pekerja sosial dan

klien saat itu membuat perencanaan Klien “V” berusaha untuk merubah

perilakunya untuk tidak membolos sekolah lagi dengan tidak memperdulikan

ajakan teman dan tetap masuk sekolah meskipun dia tidak paham dengan

mata pelajarannya. Sedangkan klien “R” tidak akan membolos sekolah lagi

dan tidak peduli teman-teman di sekolah akan berbicara seperti apa tentang

Page 137: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

123

dirinya serta menghilangkan sikap pendiamnya agar bisa bersosialisasi

dengan teman-teman di sekolah.

Rencana ini sudah dilakukan dengan baik oleh kedua klien ini, mereka

berusaha sekali supaya tidak membolos sekolah dengan alasan-alasan yang

tidak penting dan tidak memperdulikan apa yang dikatakan orang tentang dia.

Seperti klien “R”, walaupun dia mempunyai masalah di sekolahnya tetapi dia

sudah mulai kembali masuk sekolah meskipun akhirnya dia harus pindah

sekolah, saat ini dia sedang belajar dengan merubah penampilan agar terlihat

rapi dan datang ke sekolah tepat waktu supaya dia tidak menjadi korban

bullying seperti yang dia rasakan saat di sekolah yang lama serta berusaha

untuk merubah sikapnya agar tidak menjadi orang yang keras kepala, kurang

percaya diri dan pendiam.

Begitu juga dengan klien “V’, saat ini juga dia sudah berusaha

meninggalkan perilakunya yang suka membolos, dengan mengerjakan tugas

sekolah tepat waktu dan berusaha suka dengan mata pelajaran yang diajarkan

gurunya. Mereka sekarang lebih rajin. Mereka bisa seperti ini karena kembali

diberikan nasehat-nasehat dan motivasi oleh pengasuhnya, dan juga mereka

membuat perencanaan yang akan di lakukan sesuai dengan kemampuan

mereka. Sehingga saat ini rencana yang sudah dipikirkan dapat terlaksana

dengan baik. Maka semangat untuk kembali sekolah muncul lagi diantara

mereka. Hal ini diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai berikut:

“iya semenjak permasalahan itu pengasuh lebih intens lagimendampingi anak-anaknya. Mereka memberikan nasehat-nasehatdan motivasi supaya mereka tidak membolos sekolah lagi kalau

Page 138: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

124

alasannya tidak jelas. Pengasuh juga memberikan nasehat kalaubolos sekolah banyak yang dirugikan nanti. Jadi harus semangatlagi sekolahnya ngga boleh males. Terus klien “R” juga kita bantuuntuk mempercantik dirinya dengan kita ajak ke salon di pantisebelah (PSBR), supaya dia bisa belajar cara mempercantik dirinya.Dari situ perlahan mereka sadar, dan apa yang udah diberikanpengasuh mereka inget-inget dan mereka pegang supaya ngga bakalngelakuin itu lagi.”28

Selain itu pada aspek mezzo, Pihak lembaga memberikan

pendampingan dan perhatian dengan memberikan penghargaan kepada kedua

klien ini, apabila berperilaku baik dan bisa menonjolkan prestasinya serta

memberikan hukuman (punishment) sebagai peringatan dari kesalahan yang

sudah diperbuat agar tidak di ulangi lagi.

Perencanaan ini sudah dilakukan oleh pihak lembaga, penghargaan dan

hukuman sangat diterapkan sekali dilembaga ini karena untuk menghargai

apa yang sudah diberikan anak-anak ke pada panti seperti prestasi belajar dan

selalu berkelakuan baik. Hukuman diberikan kepada mereka agar membuat

mereka jera terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan dan agar

perbuatan tersebut tidak diulangi kembali.

Seperti misalnya, klien “R” walaupun dia mempunyai masalah tetapi

dia membuktikan bahwa prestasi belajar di sekolahnya baik maka dari itu

dia mendapatkan reward dari panti berupa hadiah yang bisa membangkitkan

lagi semangatnya bersekolah dan mempertahankan prestasinya. Apabila dia

melakukan membolos sekolah lagi maka dia akan diberikan hukuman,

karena dia sudah berjanji tidak akan mengulangi lagi. Begitu juga dengan

28 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 139: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

125

yang dialami klien “V”. Hal ini seperti diungkapkan oleh Loren Siska

Ginting, S.ST sebagai berikut:

“Iya disini saya jelaskan, mengapa memutuskan untuk mengambilpendampingan mengenai diberikannya reward dan punishment.Itu karena memang sudah diterapkan disini sangat diterapkansekali. Baik klien “R” atau klien “V” ketika dia mendapatkanprestasi yang baik di sekolahnya atau dilihat dari tingkah lakuanak ini yang tidak pernah membuat kesalahan lagi maka merekamendapatkan reward. Oleh karena itu pihak panti memberikanhadiah dan ditambah tingkah laku mereka juga sudah mulaiterlihat baik. Punishment diberikan apabila mereka melakukankesalahan lagi.”29

Pada aspek makro, pekerja sosial dan klien membuat pelaksanaan

bahwa klien “R” dan klien “V” harus diberikan pelayanan konseling (case

work), pelayanan keagamaan sebagai bimbingan mental klien, bimbingan

fisik supaya membantu klien berperilaku disiplin, pelayanan keterampilan,

pelayanan pendidikan dan pelayanan bimbingan sosial.

Proses pelaksanaan pelayanan konseling, dilakukan setiap seminggu

dua kali, untuk melakukan konsultasi terhadap perubahan yang sudah

dilakukan selama ini dan untuk mengetahui sampai mana dia sudah yang

mencapai apa yang sudah di rencanakan sebelumnya. Di pelayanan ini

pekerja sosial juga memberikan bimbingan supaya kedua klien ini bisa

merubah perilakunya. Lalu salam pelayanan bimbingan mental kedua klien

ini sudah menjalankan sesuai jadwal bimbingan keagamaan, dengan

mengikuti kegiatan ini secara serius, sudah terlihat perubahan yang dialami

oleh keduanya. Keduanya jadi rajin sholat dan melaksanakan kewajiban yang

29 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 140: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

126

harus dilakukan anak-anak yaitu membaca surat wakiah setiap malam selasa.

Kemudian saat ini mereka juga sedang kembali belajar membaca Al-quran

dengan dipimpin oleh ustadz dan ustadzah. Dengan mempelajari keagamaan,

mereka bisa semakin tahu mana perbuatan yang baik untuk di lakukan dan

mana yang tidak dalam kehidupan sehari-hari, dan dengan memahami

agamanya klien juga bisa memutuskan sesuatu hal lebih dewasa lagi.

Kemudian dalam pelayanan keterampilan, klien “R” dan “V” sudah

kembali aktif mengikuti keterampilan yang mereka sukai, dan klien “V”

mengikuti keterampilan kesenian dengan bermain musik gitar dan juga dia

aktif menari saman. Di pelayanan pendidikan, mereka mematuhi peraturan

yang ada di sekolah dengan tidak membolos lagi. Kemudian mereka

menunjukkan prestasi belajar mereka di sekolah. Sedangkan pada bimbingan

sosial disini diajarkan bagaimana cara klien mengatasi permasalahan dengan

kelompok.

Dengan begitu, yang tadinya klien “R” memiliki sifat pendiam bisa

lebih terlihat aktif dan berinteraksi antar kelompoknya dalam memecahkan

suatu masalah. Untuk klien “V” dengan adanya bimbingan sosial ini

membuat dia menjadi belajar bahwa segala sesuatu itu tidak boleh ditanggapi

dengan keras kepala dalam menyelesaikan suatu masalah, tetapi harus dengan

hati yang tenang dan memahami setiap proses penyelesaian. Namun, pekerja

sosial sulit menyatukan karakter mereka karena berasal dari latar belakang,

budaya, kebiasan dan pendapat yang berbeda sehingga menyebabkan sulitnya

Page 141: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

127

mencarikan solusi dalam memecahkan permasalahan mereka dalam

kelompok.

Dalam tahapan implementasi ini, pekerja sosial menggunakan teori

sistem ketika ingin memberikan pelayanan kesejahteraan sosial untuk anak-

anak asuh seperti yang peneliti tulis di Bab II halaman 43, dikatakan bahwa

teori sistem adalah salah satu cara untuk mengkonseptualisasikan

permasalahan dalam membuat rencana kegiatan atau treatment. Dan pekerja

sosial dalam melakukan pengembangan masalah yang ada

mengkonseptualisasi masalah-masalah klien dengan peristilahan, agen

perubahan, sistem klien, sistem sasaran dan sistem kegiatan. Ke empat istilah

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Sistem pelaksana perubahan

Sistem pelaksana perubahan adalah pekerja sosial yang secara

khusus bekerja untuk menciptakan perubahan secara terencana. Kegiatan

pelayanan kesejahteraan sosial dilaksanakan selama 2 bulan sesuai

dengan kontrak yang sudah disepakati antara pekerja sosial dan kedua

klien ini. Terdapat seorang yang menjadi agen peubah untuk memberikan

pelayanan kesejahteraan sosial, yaitu pekerja sosial lah yang berperan

sebagai agen perubah dimana dia bekerja yang akan memberi pertolongan

kepada sistem klien yang mempunyai permasalahan.

2. Sistem Klien

Sistem klien adalah sekelompok orang yang sepakat meminta

pelayanan kepada pekerja sosial dan telah memberikan kewenangan

Page 142: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

128

menjadi penerima pelayanan atau terkena perubahan baik secara langsung

maupun tidak langsung, dan yang bekerja berdasarkan kesepakatan atau

kontrak dengan pekerja sosial. Dalam hal pelayanan kesejahteraan sosial

yang menjadi sistem klien adalah klien “V” dan “R” yang memiliki

permasalahan membolos sekolah.

3. Sistem Sasaran

Sistem sasaran adalah sekelompok orang, badan-badan, dan atau

organisasi yang dijadikan sasaran perubahan atau dijadikan media yang

dapat mempengaruhi proses pencapaian tujuan pertolongan dan para

penerima pelayanan utama memperoleh manfaat yang diharapkan.

Adapun yang menjadi sistem sasaran dalam penerimaan pelayanan

kesejahteraan sosial adalah orang-orang terdekat klien, seperti teman-

teman dekat klien, pengasuh, guru dan teman-teman sekolah klien.

Orang-orang tersebut akan diidentifikasi oleh pekerja sosial untuk

mengetahui permasalahan sebenarnya yang terjadi itu seperti apa, kenapa

sistem klien (klien “R” dan “V”) tersebut bisa membolos sekolah. Dan

orang-orang ini dijadikan media agar proses pencapaian tujuan

pertolongan bisa terlaksana dengan baik dan memenuhi apa yang

dibutuhkan klien.

4. Sistem aksi atau kegiatan,

Sistem aksi atau kegiatan adalah untuk menggambarkan dengan

siapa saja pekerja sosial bekerja dalam upayanya memenuhi tugasnya dan

Page 143: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

129

mencapai tujuan perubahan yang diharapkan. Ketika pekerja sosial sudah

melakukan identifikasi dan penelaahan terhadap masalah (assessment)

pada sistem klien dan sistem sasaran, dan sudah diketahui apa sebenarnya

permasalahan yang dihadapi oleh mereka dan apa yang mereka butuhkan

ketika ke PSAA PU 03 Tebet ini, pekerja sosial kemudian mengintervensi

mereka dengan sistem aksi yaitu dengan memberikan Pelayanan

Kesejahteraan Sosial yang ada di panti PSAA PU 03 Tebet ini mulai dari

pelayanan pengasramaan, kebutuhan pangan, konseling, kesehatan,

pendidikan, keagamaan, keterampilan, rekreasi dan hiburan, program

tabungan dan transportasi.

E. Tahapan Evaluasi

Pekerja sosial harus bertanggung jawab. Yaitu, mereka harus

membuktikan intervensi mereka telah efektif. Setiap tujuan dievaluasi untuk

mengetahui sejauh mana tujuan itu dibuat. Apakah kasus tersebut harus

dihentikan atau dinilai ulang untuk menetapkan tujuan yang baru.

Tahapan evaluasi adalah untuk memastikan apakah proses pelayanan

kesejahteraan sosial anak terlantar berlangsung sesuai rencana yang telah

ditetapkan wajib dilakukan evaluasi dari setiap tahapan proses yang dilalui.

Evaluasi juga bisa dikatakan sebagai proses pengawasan dari klien dan

Pekerja Sosial terhadap program, yang sedang berjalan pada pelayanan

kesejahteraan sosial anak terlantar. Evaluasi dilakukan dengan melihat tujuan

awal apa yang ingin dilakukan untuk klien “R” dan klien “V”. Tujuan

utamanya pengasuh memberikan perhatian yang lebih kepada kedua klien ini

Page 144: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

130

seperti memberikan motivasi dan dukungan agar mereka bisa merubah

individunya tersebut menjadi lebih baik. Setelah diberikan proses

implementasi dalam jangka waktu yang lama, tingkat pencapaian dari

intervensi sudah terlihat dan dialami oleh kedua klien ini.

Pencapaian keberhasilan sudah sesuai dengan yang dipikirkan pekerja

sosial. Karena pada dasarnya anak-anak ini baik sekali, jadi mudah ketika

ingin melakukan intervensi. Mereka bisa seperti itu karena memang kurang

pengawasan dari pihak panti dan juga pengasuh serta ada faktor dari luar

yang mempengaruhi mereka. Pekerja sosial ini selalu melakukan evaluasi

setiap seminggu sekali untuk melihat perkembangannya seperti apa proses

dari pelayanan kesejahteraan sosial yang sudah diberikan. Dengan melihat

keberhasilan, dari proses ini dan sudah dijalankan selama dua bulan. Maka,

klien memutuskan untuk mengakhirinya dengan proses terminasi. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai berikut:

“berdasarkan apa yang sudah dilaksanakan dalam proses intervensi,pencapaian keberhasilan sudah mulai terlihat dari kedua klien ini.Mereka semakin hari semakin bisa merubah perilaku mereka yangtidak baik seperti membolos sekolah. pada dasarnya anak-anak inimemang baik dan permasalahannya juga tidak terlalu besar. Sayamelakukan evaluasi setiap sebulan sekali untuk melihat tingkah lakukedua klien ini.”30

F. Tahapan Terminasi ( Pengakhiran Pelayanan)

Langkah keenam dalam GIM adalah pemutusan perhatian. Hubungan

pekerja atau klien akhirnya harus berakhir. Pekerja sosial memutuskan untuk

mengakhiri proses penyelesaian masalah ini karena dianggap sudah tercapai

30 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST Jakarta, 11 Agustus 2014.

Page 145: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

131

dengan apa yang diinginkan klien berdasarkan hasil evaluasi yang sudah kita

bahas bersama dan juga batas kontrak dalam melaksanakan proses

penyelesaian yang dilakukan sudah selesai. Dengan berakhirnya, proses ini

maka pekerja sosial berharap klien bisa selamanya berperilaku seperti ini

bahkan lebih baik lagi sehingga klien tidak mengalami permasalahan lagi.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai

berikut:

“Habis di evaluasi kan kita sudah liat tuh bahwa apa yang kita udahrencanain dari awal itu terlaksana sesuai dengan harapan. Maka dariitu proses pertolongan ini harus berakhir karena sudah sesuaidengan tujuan yang kita inginkan dalam perubahan kan Makanyakita melakukan proses terminasi ini ke klien.”31

G. Follow- Up (Tindak Lanjut)

Tindak lanjut adalah langkah ketujuh dan terakhir di GIM. Tindak

lanjut adalah pemeriksaan ulang situasi klien di beberapa titik setelah selesai

intervensi. Tujuannya adalah untuk memantau efek yang sedang berjalan.

Tindakan lanjut yang dilaksanakan setelah klien “V” dan “R” sudah selesai

mendapatkan pertolongan untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka

alami.

Dalam hal ini, pekerja sosial tidak langsung lepas tangan, walaupun

pertolongan sudah selesai tetapi pekerja sosial harus tetap memantau sejauh

mana kedua klien ini benar-benar sudah baik. Karena bisa saja, situasi dan

kondisi di luar kembali merusak apa yang sudah benar di dalam diri klien.

Pekerja sosial tetap memberikan nasehat-nasehat agar mereka tetap

31 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST Jakarta, 11 Agustus 2014.

Page 146: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

132

mempertahankan perlaku baik yang sudah ada dalam diri mereka. Namun,

jika terlihat mereka membuat kesalahan lagi, maka pekerja sosial akan

mengassesmen ulang mereka dan memberikan intervensi yang berbeda. Hal

ini sebagaimana diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai

berikut:

“Setelah sudah selesai proses pertologan, dan sudah berhasildilakukan oleh kedua klien ini. Perubahannya juga terlihat. Sehabisterminasi, saya juga tetap masih bekerja untuk memantau kegiatanyang dilakukan kedua klien ini. Apakah benar-benar dia sudahberubah, karena kan factor dari luar tuh ada aja, takutnya merekaterhasut lagi atau bagaimana. Jadi merusak apa yang sudahdibangun kemaren. Untuk itu, saya tetap adakan tindak lanjut yaamemberi nasehat-nasehat dan pengawasan berlanjut denganpengasuhnya supaya mereka tetap mempertahankan sikap yangsudah baik yang kita sama-sama bantu prosesnya. Tetapi ketikaterlihat anak-anak ini melakukan kesalahan lagi maka akan di tindaklanjuti untuk di berikan pertolongan dari awal dengan intervensiyang berbeda.”32

B. Bentuk-bentuk kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial untuk anakterlantar di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet.

1. Pelayanan Pengasramaan

Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet dalam

mengasuh, membina dan mendidik anak asuh telah menyediakan seluruh

kegiatan yang diprogramkan oleh pengurus panti selama mereka

mendapatkan pelayanan sosial di panti ini. Pelayanan pegasramaan yang

diberikan oleh panti ini telah menyediakan bangunan permanen, tempat

beribadah, ruang kantor pengurus panti, tersedianya 8 kamar (1 kamar terdiri

dari 10 – 12 orang, yang difasilitasi dengan satu buah AC, tempat tidur,

32 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 147: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

133

bantal, sprei, lemari pakaian, meja gosokan, setrikaan, dan lemari sepatu di

depan pintu kamar mereka masing-masing), ruangan dapur, laboratorium

komputer, 1 ruangan aula dengan difasilitasi alat music, 22 kamar mandi, dan

koperasi.33

Bentuk dari program pelayanan pengasramaaan ini yaitu memberikan

anak-anak asuh tempat tinggal yang nyaman dan tentram. Tujuan program ini

untuk membantu anak asuh yang ada di panti dalam menjalankan kegiatan

sehari-hari mereka baik didalam panti maupun kegiatan diluar panti, supaya

mereka bisa betah dan nyaman tinggal di panti, karena panti adalah tempat

tinggal atau rumah ke dua untuk mereka.

Menurut hasil penelitian penulis bahwa pelayanan pengasramaan ini

sudah sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya oleh PSAA

PU 03 Tebet ini. Jumlah kapasitas kamar tidur sebanding dengan jumlah anak

yang ada di panti ini. Selain itu setiap bulan mereka juga mendapatkan

perlengkapan mandi dan mencuci pakaian seperti sabun, detergen, shampoo,

pasta gigi, pewangi pakaian, dan pelicin pakaian. Hal ini diungkapkan oleh

salah seorang klien “R” sebagai berikut:

“Waktu saya datang kesini, saya langsung Kak dikasih tau oleh staffkamar saya disini, ini tempat tidur saya, ini lemari saya gitu Kak,terus juga sebulan sekali nih Kak pasti deh dapet kaya keperluanmencuci misalnya detergen, atau juga pelicin pakaian buat nyetrikabaju, pokoknya lengkap Kak.” 34

33 Observasi Gedung PSAA PU 03 Tebet pada tanggal 3 Juli 201434 Wawancara pribadi dengan informan “R”, Jakarta, 18 Juli 2014.

Page 148: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

134

Namun beberapa fasilitas yang ada dikamar mereka seperti AC dan

bantal guling akan segera ditarik oleh panti. Menurut pengakuan WBS hal

tersebut dikarenakan menurut pihak panti fasilitas tersebut terlalu mewah

untuk anak panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh seorang WBS (LS)

sebagai berikut:

“iyah Kak disini sih lengkap kok fasilitasnya. Tapi nih yah Kak,katanya sih nanti kayak AC, bantal guling terus boneka-boneka itubakal ditarik sama panti. Jadi kita tidur ngga pakai AC lagi, teruskak kalo tidur cuma pakai bantal aja biasa. Terus tuh Kak pakaiankotor kita disediainnya pakai plastik aja. Kan jadi ngga rapi yahKak. Kalau aku denger sih yah Kak dari ibu pengasuh, kita ituterlalu mewah untuk ukuran anak panti. Jadi ngga perlu tidur pakaiAC.”35

Mengenai hal tersebut kemudian dijelaskan oleh pekerja sosial megapa

beberapa fasilitas yang ada di panti dan di kamar mereka harus ditarik.

Berikut penjelasan dari Loren Siska Ginting sebagai berikut:

“oh mengenai hal tersebut ya dikarenakan guling yang mereka pakaimemang sudah tidak layak menutut kami. Kami sedang melakukanpengajuan untuk membeli bantal guling yang baru. Kalau mengenaiAC, memang akan kita cabut karena untuk ukuran panti itu terlalumewah,mewah disini bukan hal yang gimana gimana ya. Tapimasalah AC memang untuk semua panti ngga boleh ada, efeknyangga baik buat mereka, jadi malas dan manja. Orang mereka tinggaldirumah aja ngga pakai AC kok takutnya mereka jadiketergantungan ketika sudah keluar dari panti dan jadi tidakmandiri.”36

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa ditariknya beberapa fasilitas yang

ada di panti dikarenakan agar tidak membuat anak-anak panti menjadi manja

dan ketergantungan terhadap fasilitas AC setelah mereka keluar dari panti.

35 Wawancara pribadi dengan informan “R”, Jakarta, 18 Juli 2014.36 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 10 Agustus 2014.

Page 149: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

135

Karena AC juga sebenarnya di semua panti ngga boleh ada di kamar anak-

anak terutamanya. Selain itu juga membuat anak tidak menjadi mandiri.

2. Pelayanan Kebutuhan Pangan

Pelayanan kebutuhan pangan adalah pelayanan pemberian makan

kepada anak asuh yang berada di panti. Dalam pemberian makan, ada ibu

dapur yang menyiapkan makanan untuk mereka. Mereka makan 3x sehari.

Sarapan dilakukan pada pukul 07.00 pagi, makan siang pukul 11.00, dan

makan malam pukul 19.00.

Tujuan dari pelayanan kebutuhan pangan ini untuk menjadikan anak-

anak asuh sehat, karena mereka mendapatkan makanan yang bergizi.

Makanan yang disediakan untuk anak-anak asuh yang ada di panti berupa

makanan 4 sehat 5 sempurna. Seperti: nasi, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-

buahan, dan susu. Biasanya makanan yang diberikan sudah terjadwal, menu

makanan tersebut biasanya didapat dari puskesmas. Hal ini diungkapkan oleh

Kak Loren Siska Ginting sebagai berikut:

“Kalau permakanan kan diatur sama ibu dapur. Kita punya tukangmasak sendiri. Disini ada 4 orang tukang masaknya. Disini merekamakan 3x sehari. Sarapan itu jam 07.00 terus makan siang jam11.00 soalnya kan mereka mau sekolah. Abis itu makan malamnyaabis sholat maghrib. Di depan itu ada kok makan pagi apa, siangapa, malam apa itu hari senin sampai hari minggu terus juga adakandungan gizinya misalnya kalori berapa gitu.”37

Kemudian hal serupa juga diungkapkan oleh klien “R” sebagai berikut :

“Enak disini makanannya, apa aja ada. Kita mau makan ayam ada.Mau buah-buahan setiap hari juga ada. Nih yah kak kalau sarapan

37 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 150: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

136

jam 07.00, kalau makan siang jam 11.00. kalau makan malam nantibareng-bareng abis sholat Maghrib Kak. Menu-menunya jugadisiapin Kak setiap hari ini apa apa aja.

Namun, beberapa kali Ibu Dapur juga memberikan kesempatan kepada

anak-anak untuk berhak menentukan apa yang mereka ingin makan, agar

anak-anak asuh tidak bosan juga terhadap menu yang sering disediakan. Ibu

dapur tidak sendiri dalam memasak, beliau juga dibantu oleh anak-anak asuh

yang memiliki jadwal piket untuk memasak. Ibu dapur hampir setiap hari

belanja, biasanya bahan belanjaan memang hanya untuk hari itu saja. Untuk

biaya belanja bahan makanan biasanya Ibu dapur langsung meminta ke TU

dan untuk belanja kebutuhan dalam sehari biasanya habis sekitar Rp.

1.200.000,-. Hal ini diungkapkan oleh salah satu Ibu Dapur yaitu Ibu Kokom.

“iya untuk makanan anak-anak setiap harinya memang sudah adajadwalnya, tetapi tidak menutup kemungkinan kadang kita sukaminta ke anak-anak apa yang ingin dimasak. Karena kan anak-anaksuka bosan dengan makanan yang sudah dijadwal. Ingin menu lain.Biasanya kalau belanja kita hampir setiap hari belanja, belanja ituuntuk bahan makanan dari pagi sampai malam. Kalau untuk biayabiasanya Saya langsung minta ke TU dan biasanya itu habis sekitarRp 1.200.000,- / hari.” 38

Pelayanan kebutuhan pangan merupakan pelayanan penting dan harus

ada dalam keidupan sehari-hari, karena tanpa pelayanan kebutuhan pangan

ini anak-anak asuh yang ada di panti tidak dapat hidup sehat. Pada

pelaksanaan pelayanan kebutuhan pangan ini tidak mempunyai hambatan

berat, karena kegiatan ini sering dilaksanakan setiap hari dan wajib ada di

panti ini.

38 Wawancara pribadi dengan Kokom, Jakarta, 15 Agustus 2014.

Page 151: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

137

3. Pelayanan Konseling

Pelayaan konseling pada umunya sangat diperlukan pada setiap

lembaga-lembaga sosial guna memberikan ruang kepada kliennya untuk

merasakan kenyamanan dimana mereka bisa berkonsultasi saat mereka

menghadapi segala permasalahan.

Pelayanan konseling yang dilakukan oleh pekerja sosial dan psikolog

kepada klien biasanya dalam bentuk konsultasi dari diri klien kepada pekerja

sosial atau psikolog yang bertugas sebagai pembimbingnya dan waktu yang

dilakukan dalam seminggu hanya sekali. Mereka mengajukan 3 sampai 4

orang dengan melihat permasalahan yang mereka alami. Misalnya ketika

psikolog dan pekerja sosial sudah melihat anak ini perilakunya berbeda dari

biasanya, sering murung, atau banyak diam. Mereka akan dianjurkan untuk

berkonsultasi dengan psikolog yang ada. Namun, jika ada klien yang ingin

konsultasi di lain hari atau lain kesempatan dari pihak pekerja sosial

mempersilahkannya. Jadi pelayanan konseling yang diberikan kepada klien

di PSAA ini adalah sesuai dengan kebutuhan dari klien tersebut. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai berikut:

“Kalo seminggu sekalinya itu kita ajuin 3 atau 4 orang. Misalnyanih kira-kira ada anak yang kok sekarang agak aneh ya, kok dia adaperubahan, dia suka bolos, suka termenung atau apa. Itu kita ajuin 3atau 4 orang per minggu. Begitu psikolog datang kita langsungkasih aja. Psikolog biasanya datang seminggu sekali, tapi kadang 2minggu, tergantung sih dia bisanya kapan gitu ya. Udah dijadwalinsama dianya.”39

39 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 152: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

138

Dengan adanya seorang psikolog yang hadir di panti diharapkan dapat

membantu pekerja sosial dalam menangani masalah yang dihadapi anak

asuh yang bermasalah maupun anak asuh yang ingin konsultasi tentang apa

yang menjadi permasalahannya dan mengganggu pikirannya selama ini.

Tujuan pelaksanaan dari pelayanan konseling ini yaitu untuk

memberikan semangat atau motivasi kepada anak-anak asuh mereka jika

mempunyai masalah pribadi maupun masalah sekolah, tidak boleh

menyerah atau putus asa dalam menyelesaikan masalah tersebut, semua

masalah pasti ada jalan keluarnya yang lebih baik.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, ditemukan bahwa

panti sosial ini sebenarnya dalam perencanaan dan proses pelaksanaan

konseling belum memiliki hasil yang optimal atau sempurna, dikarenakan

anak-anak asuh tidak memanfaatkan kesempatan ini banyak dari mereka

yang tidak melakukan konsultasi, mereka lebih nyaman untuk cerita sama

teman-teman mereka. Selain itu, psikolog juga jarang hadir ke panti

sehingga anak-anak asuh kurang dekat dengan psikolog. Kemudian belum

adanya ruangan khusus untuk pelayanan konseling. Pelayanan konseling

dilakukan setiap hari Jumat, akan tetapi terkadang juga disesuaikan dengan

jadwal psikolog kapan bisa datang ke panti. Hal ini diungkapkan oleh klien

“R” sebagai berikut:

“Psikolog yang datang kesini setiap hari jumat. Tapi tergantungdianya bisa apa ngga. Jarang datang juga soalnya Kak. Aku jugajarang sih Kak.. konseling gitu sama psikolog. Biasanya lebih sering

Page 153: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

139

cerita aja sama temen dibanding psikolog. Lebih enak aja Kak samatemen kaya curhat gitu jadinya.”40

4. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan perlu

diperhatikan. Kesehatan yang kurang baik akan menghambat aktivitas atau

kegiatan anak asuh mereka sehari-hari, maka tujuan dari pelayanan

kesehatan ini adalah untuk dapat mengetahui bagaimana kesehatan semua

anak-anak asuh yang ada di panti asuhan ini.

Pelayanan kesehatan yang disedakan di PSAA ini adalah dengan

adanya pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter seminggu sekali. Di panti

ini juga disediakan obat-obatan apabila mereka mengalami penyakit yang

ringan seperti pusing, batuk, pilek atau nyeri haid yang dirasakan wanita.

Biasanya apabila ada yang sakit ringan seperti itu, yang biasa melayani

adalah Organisasi Citra Intra Panti (OCIP). Mereka membantu teman-

temannya yang sedang sakit seperti mengambil obat dan memberi makanan.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh klien “R” sebagai berikut”

“Kesehatan sih.. yaaa.. karena kalau itu kan ada petugas kesehatan,disini ada OCIP . jadi melalui OCIP dulu Kak. Mereka membantukasih makanan terus mengambil obat untuk kita. Ya merawat kitagitu kak. Karena kan juga disediain obatan-obatan juga kak disinikalau memang penyakitnya tidak terlalu parah.”41

Jika terdapat anak asuh yang mengalami sakit yang cukup parah. Staff

Identifikasi dan Assesment yang akan mengurusinya. Pihak panti langsung

secepat mungkin mengambil tindakan dengan membawa ke puskesmas atau

40 Wawancara Pribadi dengan informan “R”, Jakarta, 18 Juli 201441 Wawancara pribadi dengan informan “R”, Jakarta, 18 Juli 2014.

Page 154: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

140

rumah sakit milik pemerintah. Semua anak asuh disini sudah memiliki kartu

BPJS. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Loren Siska Ginting sebagai

berikut:

“Jadi misalnya ada anak yang sakit ada anak yang apa, disini kananak-anaknya sudah memakai BPJS. Jadi kalau anak-anak yangsakit atau apa langsung dibawa ke puskesmas atau nggakerjasamanya dengan Rumah Sakit milik pemerintah. disini jugadisediakan obat-obatan tapi itu yang ringan-ringan aja. Kaya pusing,karena perempuan kan sering nyeri haidh, minyak tawon, vitamin-vitamin. Tapi kalau cek kesehatan, disini setahun sekali ada. Wajibsampai harus di rontgen.” 42.

Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dua orang Dokter yang

didatangkan dari Puskesmas Kecamatan Tebet. Biasanya Dokter datang ke

panti itu seminggu sekali dan lebih sering datang pada malam hari karena

saat malam hari anak-anak panti sudah berada di panti ketika sudah selesai

melaksanakan pendidikan sekolah. Ibu Dokter ini biasanya ketika ke panti

melakukan pemeriksaan kepada anak-anak yang sedang sakit dan

melakukan materi penyuluhan untuk anak-anak. Seperti yang diungkapkan

oleh salah satu Dokter yaitu Ibu fadhlina sebagai berikut:

“Biasanya sih seminggu sekali, setiap hari Jumat tetapi malam hari.Karena anak-anak kan sudah kumpul semua yang habis pulangsekolah. Oh iya, penyuluhan tentang materi-materi menjagakesehatan, penyakit-penyakit berbahaya, bagaimana menjagakondisi tubuh dengan baik. Seputar itu ya Mba yaaa.” 43

Dalam pelayanan pemeriksaan kesehatan tidak terhambat, walaupun

dilaksanakan setiap hari, karena anak-anak asuh yang ada di panti ini,

42 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 3 Juli 2014.43 Wawancara pribadi dengan Dr. Fadhlina, Jakarta, 15 Agustus 2014.

Page 155: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

141

Alhamdulillah, jarang ada yang sakit, mereka semua sehat wal’afiat, karena

pihak panti sangat teliti dalam menjaga kesehatan anak-anak asuh disini.

5. Pelayanan Pendidikan

Pendidikan adalah segala usaha mengembangkan nilai, menyampaikan

nilai untuk dipakai oleh anak sehingga menjadi pintar, baik, mampu hidup

dan berguna bagi masyarakat, yaitu baik usaha sendiri mengejar nilai itu

ataupun meminta bantuan orang lain.

Pendidikan merupakan suatu yang sangat penting, untuk pemenuhan

hak anak mengenai pendidikan formal bagi anak asuh. Panti Sosial Asuhan

Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet ini memberikan pelayanan pendidikan

dari tingkat SMP dan SMA/SMK. Anak-anak asuh disini diserakan kepada

sekolah-sekolah yang ada di luar panti dan jaraknya dekat. Perlu diketahui,

bahwa salah satu tujuan utama didirikannya PSAA PU 03 Tebet ini adalah

untuk memberikan kesempatan pendidikan yang seluas-luasnya kepada

mereka (anak terlantar) sehingga mereka mampu merasakan pendidikan

layaknya anak-anak yang lain yang setara dengan mereka.

Panti ini bekerja sama dengan beberapa sekolah yang lokasinya dekat

dari panti. Untuk memilih sekolah tersebut, anak asuh yang memiliki hasil

UAN (Ujian Akhir Negara) tinggi dan ingin mencoba masuk ke sekolah

negeri mereka diperkenankan untuk daftar sendiri di beberapa sekolah negeri

sesuai dengan keinginan mereka asal jarak sekolah dengan panti tidak boleh

terlalu jauh baik siswa SMP maupun siswa SMA/SMK. Apabila hasil UAN

Page 156: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

142

mereka tidak mencukupi, mereka ditempatkan di sekolah swasta yang akan

diurusi oleh pihak panti. Hal ini seperti diungkapkan oleh Kak Loren siska

ginting sebagai berikut:

“Masalah persekolahan, dia mau sekolah dimana. Kita anjurin diNegeri. Kalau misalnya dia ngga dapat di Negeri, kalau misalnya dinegeri dia bisa tentukan sendiri pokoknya jangan jauh dari panti.Tapi kalau sekolah swasta kita yang tetapin, kita sudah punyakerjasama dengan sekolah-sekolah yang dekat sini.” 44

Saat ini panti hanya memberikan fasilitas pendidikan dari tingkat SMP

sampai SMA saja, padahal anak-anak di dalam panti menginginkan adanya

fasilitas pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi. Anak-anak asuh

berharap adanya beasiswa bagi mereka yang berprestasi agar mereka bisa

melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

6. Pelayanan Keterampilan

Pelayanan keterampilan ini merupakan pelayanan yang sangat bagus

untuk anak-anak yang ada di panti ini supaya mereka bisa mengembangkan

kreativitas mereka masing-masing. Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra

Utama 03 Tebet selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak

asuhnya, diantaranya usaha-usaha yang dilakukan adalah memberikan

keterampilan kepada anak-anak asuh. Pelayanan ini disediakan untuk mengisi

waktu luang mereka dipanti selepas mereka pulang sekolah atau se belum

mereka berangkat sekolah bagi anak asuh yang sekolah masuk siang.

44 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 157: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

143

Di panti ini tidak banyak keterampilan yang diberikan kepada anak-

anak asuh. Adapun keterampilan yang dibelikan oleh panti ini seperti

menjahit (mute-mute), menyulam, menjahit bahan-bahan daur ulang,

komputer, seni musik (Band, paduan suara, dan teater). Pada saat

keterampilan mute-mute proses pelaksanaannya Instruktur keterampilan

membagi 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari empat orang.

Kemudian ketua kelompok dari masing-masing kelompok mengambil bahan-

bahan yang akan digunakan dalam membuat bunga, seperti benang, dan

manik-maniknya. Ketika bahan-bahan sudah disiapkan, instruktur

keterampilan memberikan contoh membuat bunga kepada para WBS yang

ada. Sambil instruktur memberikan contoh, anak-anak mengikuti dengan

serius dan dibantu ketua kelompok mereka. Setiap kelompok harus

menjadikan 7 bunga. 45

Begitu pula dengan keterampilan bahan daur ulang, Warga Binaan

Sosial (WBS) dipersilahkan untuk mengambil kursi dan duduk dengan rapi

lalu mereka dibagikan plastik bungkus kopi yang sudah tidak terpakai untuk

dilipat-lipat. Ketika lipatannya sudah jadi lumayan banyak, mereka mulai

menyusun lipatan tersebut dengan rapi. Setelah susunan lipatan itu sudah

banyak, tahap selanjutnya dibuat untuk menjadi tas atau tempat minum. 46

Tidak semua anak-anak mengikuti keterampilan yang terdapat di panti,

dikarenakan mereka sudah terlalu lelah dengan kegiatan yang sudah ada di

45 Observasi Keterampilan Mute-mute PSAA PU 03 Tebet pada tanggal 11 Agustus 2014.46 Observasi Keterampilan Memanfaatkan Bahan Daur Ulnag di PSAA PU 03 Tebet pada

tanggal 12 Agustus 2014.

Page 158: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

144

sekolah. Namun, setiap anak memiliki kewajiban untuk memilih satu

keterampilan yang harus diikuti.

Dalam belajar keterampilan menyulam dan menjahit bahan-bahan daur

ulang biasanya instruktur keterampilan membebaskan mereka untuk

melakukan apa yang mereka ingin buat. Hal ini diungkapkan oleh instruktur

keterampilan menjahit bahan-bahan daur ulang.

“Itu.. adakalanya buu.. kenapa ngga ngerenda… bahannyakebetulan bahan belum beli. Tapi ternyata tadi ada anak baru yangkepengen bikin taplak meja. Jadi berarti anak itu memang betul-betul ingin bisa, ingin tahu. Kalau yang lama-lama itu tinggal buattaplak meja, keset, bikin bunga dari sedotan. Iya jadi ngga harusbuat daur ulang. Bisa saja mereka membuat taplak meja, keset,merenda. Jadi saya mengikuti apa yang mereka inginkan.” 47

Kemudian untuk hasil yang mereka buat, ketika sudah jadi akan dijual.

Lalu hasil juaan tersebut akan diberikan kepada anak-anak asuh yang sudah

membuatnya. Barang-barang yang sudah jadi itu seperti taplak meja, keset,

tas-tas dari bahan daur ulang.

7. Pelayanan Keagamaan

Pelayanan keagamaan ini merupakan bentuk kebutuhan mental untuk

anak-anak asuh. Pelayanan ini disediakan untuk pemenuhan spiritual pada

anak-anak asuh dengan belajar tentang keagamaan, cara berfikir positif dan

mengubah sikap normatif mereka agar lebih baik. Pembinaan keagamaan

adalah usaha dan cara untuk memperbaiki dan meningkatkan ketakwaan

kepada Allah SWT, serta meningkatkan wawasan serta keimanan seseorang,

47 Wawancara Pribadi dengan Sunarto, Jakarta, 12 Agustus 2014.

Page 159: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

145

pengamalan amal ibadah seseorang, sehingga mereka dapat mengatasi

permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai program ini dapat dikatakan telah

berhasil dilaksanakan dengan baik. Dengan adanya program ini akhlak,

aqidah dan fiqh anak-anak asuh disini menjadi lebih bertambah. Kegiatan

bimbingan keagamaan ini merupakan kegiatan yang wajib bagi semua anak

yang ada di PSAA PU 03 Tebet. Untuk memperlancar kegiatan ini telah

disediakan seorang Ustadz dan seorang Ustadzah mereka kebetulan suami

istri. Pada saat bimbingan keagamaan diberikan tidak hanya memberikan

ceramah keagamaan saja, pelayanan kesejahteraan sosial di bidang

keagamaan yang dilakukan PSAA PU 03 Tebet terhadap para anak asuhnya

membaca IQRA dan Al-Quran yang dilakukan setiap hari Senin dan Kamis

setelah membaca surat Yasin, kemudian membaca surat wakiah, pelayanan

ini dilakukan setiap hari Senin ketika habis melaksanakan sholat Maghrib,

adanya tausiyah untuk menambah pengetahuan keagamaannya, bimbingan

cara berwudhu, praktek gerakan sholat, bacaan solat, dan lain-lain. Untuk

melakukan sholat 5 waktu mereka wajib melakukan sholat berjamaah untuk

sholat Subuh, Maghrib dan Isya. Untuk Zuhur dan Ashar mereka bisa

melakukan sendiri di kamar dan belajar rebana yang biasa dilakukan hari

Jumat, yang diajarkan oleh Ustadz mereka yaitu Bapak Ali.

Pelaksanaan bimbingan mental ini biasa dilakukan malam hari saat

anak-anak asuh sudah pulang dari kegiatan belajar mengajar di sekolah

Page 160: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

146

mereka. Dalam melihat perkembangan kegiatan pelayanan keagaman yang

diberikan untuk anak-anak asuh, petugas panti mempunyai catatan khusus

mengenai ibadah sholat 5 waktu mereka. Mereka mempunyai kewajiban

untuk melakukan 3 sholat fardhu (Subuh, Maghrib dan Isya) secara

berjamaah. Hal ini diungkapkan oleh Loren Siska Ginting sebagai berikut:

“Mereka wajib bangun setengah 5 untuk sholat subuh berjamaah.Disini yang paling wajib sholat itu 3, sholat subuh, maghrib danisya wajib berjamaah. Sampai kita buat bukunya, kita control dalammasalah persholatan ya..kalau dilihat tidak ada yang sholat di 3waktu wajib itu untuk berjamaah. Uang jajan mereka akandipotong”48

Akan tetapi, walaupun sudah ada buku catatan untuk mengkontrol

ibadah persolatan anak-anak asuh, ternyata masih terdapat diantara mereka

yang tidak menjalankan sholat 5 waktu dan saat bulan puasa datang terdapat

beberapa anak-anak asuh yang tidak berpuasa padahal saat itu mereka sedang

tidak berhalangan.

8. Pelayanan Rekreasi dan Hiburan

Pelayanan hiburan dan rekreasi merupakan hal yang sangat penting

bagi kehidupan masyarakat pada umumnya, guna menghilangkan rasa stress

dan jenuh setelah melaksanakan berbagai aktvitas setiap harinya. Hiburan

dan rekreasi tidak kalah pentingnya bagi anak-anak, dimana hiburan dan

rekreasi juga dapat memberikan hal yang positif dalam perkembangan anak-

anak yang masih dalam proses pertumbuhan.

48 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 161: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

147

Pelayanan hiburan atau rekreasi merupakan suatu program yang harus

dilaksanakan atau dijalankan setahun dua kali yaitu pada saat liburan anak-

anak sekolah. Adapun tujuan dari pelaksanaannya program ini adalah

berguna untuk menghilangkan stress dan jenuh setelah melakukan berbagai

aktivitas setiap harinya. Pada pelaksanaan program ini Panti Sosial Asuhan

Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet tidak mempunyai hambatan yang berarti

karena kegiatan tersebut sering dilaksanakan ketika akhir tahun atau liburan

anak-anak sekolah. Pada pelaksanaan program ini segenap pengurus dan

anak-anak asuh yang ada di panti ikut terlibat dalam menyukseskan

berkembangnya program pelayanan hiburan dan rekreasi. Kegiatan yang

biasa dilakukan yaitu seperti Outbond.

Kadang juga mereka melakukan outbond atau rekreasi itu gabungan

dengan PSAA lain atau sering juga hanya PSAA PU 03 Tebet sendiri yang

mengadakan. Selain itu, anak-anak asuh disini juga kadang suka melakukan

rekreasi atau hiburan seperti berenang, karena kan disini juga ada yang

mempunyai hobby berenang. Seperti yang diungkapkan oleh Kak Loren

Siska Ginting sebagai berikut:

“kaya liburan outbond..jadi disini dijatah 2 x setahun. Jalan-jalankeluar panti. Itu kita bilangnya bimbingan sosial luar panti. Terusselebihnya itu misalnya libur suka ada uang tabungan anak-anakmereka jalan-jalan kana da anak-anak yang tidak punya orang tuakalo temennya libur kan masih punya orangtua mereka pulang kerumahnya. Kalo yang tidak punya orang tua kadang mereka jalan-jalan sendiri asal ada izin dari panti.” 49

49 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 162: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

148

Kemudian hal serupa juga diungkapkan oleh klien “V” sebagai berikut:

“Ada kok kak, baru bulan kemaren kita jalan-jalan ke Ciater samaTangkuban Perahu. Kita outbond kerjasama dengan EO disana Kak.Biasanya mah kalau jalan-jalan setiap tahun pasti ada buatrefreshing hehehehe”50

9. Pelayanan Transportasi

Alat transportasi merupakan suatu sarana yang sangat penting yang

harus dimiliki oleh setiap lembaga-lembaga sosial. Oleh karena itu, setiap

lembaga-lembaga sosial harus mempunyai sarana transportasi seperti motor

atau mobil guna memberikan kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan

aktivitas kelembagaannya.

Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet sampai saat

ini sudah mempunyai alat transportasi berupa 1 buah mobil dan 2 buah

motor. Namun, transportasi ini hanya digunakan untuk keperluan penting saja

yang berurusan dengan kebutuhan panti. Seperti misalnya mengantar anak

asuh ke rumah sakit atau puskesmas.

Untuk transportasi anak-anak sendiri ketika ingin berangkat sekolah

mereka menggunakan angkutan umum dengan diberikan uang saku sebesar

Rp. 15. 000,- untuk siswa SMP dan Rp 20.000,- untuk siswa SMA. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai pekerja

sosial:

“Mereka juga dapat ongkos, kenapa harus deket itu karena merekasudah ada ongkosnya. Anak SMK Rp 20.000, anak SMP Rp 15.000itu dibagikan setiap hari. Memang anggarannya segitu. Kalau

50 Wawancara pribadi dengan klien “V”, Jakarta, 7 Juli 2014.

Page 163: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

149

kebutuhan di luar dari uang transpot itu tergantung yaa, adakebutuhan yang kita cover, ada juga kebutuhan yang tidak di cover.Misalnya yang kita cover, pendaftaran-pendaftaran atau registrasikebutuhan sekolah, pembelian LJK, buku itu semua kita cover. Tapikalau kaya remedial, ngerjain tugas-tugas biasa ngga kita coverbiayanya. Kalau biaya yang ngga kita cover mereka bisa melakukanpengajuan di program tabungan yang mereka punya setiapindividu.”51

Kemudian hal serupa juga diungkapkan oleh klien “V” sebagai berikut:

“ Dikasih Kak ongkos gitu kalau kita mau berangkat sekolah. Kalausaya Rp 20.000,- terus kan karena kita naik angkutan umum makanyadikasih segitu. Kalau anak SMP Rp. 15.000,- Kak. Terus uangnya itulangsung dipotong separuhnya untuk ditabung dan jadi tabungan kitamasing-masing. Untuk uang segitu yah cukup kok kak buat jajan”52

10. Pelayanan Tabungan

Pelayanan ini diberikan anak-anak asuh agar anak-anak asuh

mempunyai pegangan ketika mereka keluar dari panti ini sehingga membuat

anak-anak asuh semakin mandiri. Panti ini bekerja sama dengan Bank DKI,

panti ini mengadakan tabungan yang setiap anak wajib menabungkan

sebagian dari uang jajan mereka. Jadi, uang jajan yang mereka dapat tidak

sepenuhnya diambil, sebagian ditabungkan untuk kebutuhan masa depan

mereka. Untuk siswa SMP uang jajan yang seharusnya Rp 15.000 tadi

menjadi Rp 8.000 saja dan untuk siswa SMA uang jajan yang seharusnya Rp

20.000 hanya menjadi Rp 10.000 saja.

Pelayanan ini didapatkan dari awal mereka masuk, mereka sudah

dibukakan tabungan untuk mereka oleh panti. Mereka bisa menggunakan

uang itu jika memang ada keperluan mendesak di sekolah seperti foto kopi

51 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 3 Juli 2014.52 Wawancara pribadi dengan klien “V”, Jakarta, 7 Juli 2014.

Page 164: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

150

atau remedial ulangan. Untuk pengeluaran dan pemasukkan dari tabungan

mereka, pihak panti sangat transparan menginformasikannya ke mereka

karena mereka punya buku tabungan sendiri-sendiri. Saat ini kebanyakan

anak-anak asuh sudah memiliki tabungan hampir Rp 3.000.000 – Rp

4.000.000 bahkan lebih setiap orangnya. Jumlah yang sangat membantu

mereka ketika mereka sudah selesai menerima pelayanan di panti ini untuk

hidup lebih mandiri dan proses mencapai kesejahteraannya. Hal ini

sebgaimana diungkapkan oleh klien “V” sebagai berikut:

“Pelayanan tabungan yah Kak. Jadi nih kayak yang tadi aku bilang,aku kan jajan dikasih Rp 20.000,- karena jarak sekolah aku deketjadi aku dipotong Rp 10.000,- itu buat ditabung. Kan kita ada Kakbuku tabungannya dari Bank DKI. Jadi kita tau kak tabungan kitaitu ada berapa. Anak-anak sini udah banyak banget Kak. Ada yangsampe Rp 3.000.000,- Alhamdulillah kan yah kak lumayan bangetuntuk pegangan kita nanti.” 53

Kemudian hal serupa juga diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST

sebagai berikut:

“jadi mereka ini misalnya kaya gini nih, mereka punya uang Rp20.000,- mereka liat sekolahnya deket. Kita potong Rp 10.000,-mereka udah punya tabungan sendiri. Kita punya kerjasama denganBank DKI. Jadi dipotong Rp 10.000,- langsung dimasukkan ketabungannya, yang Rp 10.000,- lagi itu termasuk uang jajan dia danongkosnya. Seandainya dia butuh untuk tugas segala macam, diabisa melakukan pengajuan. Misalnya Kak aku butuh Rp 50.000,-untuk tugas, nanti kita ambil dari tabungannya. Tapi kita transparandananya, ada buku kecilnya kan. Ini kamu liat, kamu uangnyaterakhir segini, saldonya segini, kamu butuh uang segini, sekarangsaldo kamu segini.”54

53 Wawancara pribadi dengan klien “V”, Jakarta, 7 Juli 2014.54 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 3 Juli 2014.

Page 165: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

151

Menurut penulis, pelayanan inilah yang paling menarik dari beberapa

pelayanan yang diberikan. Karena pelayanan ini jarang sekali ada di panti-

panti manapun dan dengan adanya pelayanan ini sangat membantu anak-anak

asuh untuk hidup lebih mandiri tidak tergantung oleh orang lain karena

mereka sudah mempunyai bekal selama mereka tinggal di dalam panti.

11. Pelayanan Bimbingan Lanjut

a. Resosialisasi

Resosialisasi merupakan tahapan dilaksanakannya hubungan partisipasi

keluarga dan masyarakat dalam penerimaan kembali eks WBS dengan

membantu proses kesadaran dan tanggung jawab sosial, adaptasi sosial serta

lapangan kerja yang layak bagi penerima manfaat sekembalinya dilingkungan

masyarakat. Hubungan dengan masyarakat diwujudkan melalui berbagai

kegiatan, antara lain kegiatan bakti sosial dan merayakan peringatan hari-hari

besar bersama masyarakat dalam wilayah yang dirujuk oleh panti, Adapun

kegiatan resosialisasi meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Bimbingan kesiapan kembali ke keluarga

Bimbingan kesiapan kembali ke keluarga adalah kegiatan dimana

anak-anak panti ini sudah akan selesai dalam pemberian pelayanan dan

akan segera dikembalikan ke keluarga mereka kembali. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Reni Kuat Tiah sebagai berikut:

“ada jadi sebelum mereka keluar semua orang tua dikumpulinkesini. Ada 2 tipe. Jadi pertama kadang kita yang nyamperin,tergantung keadaan keluarganya. Kita kasih tau bahwa anak inisudah mau keluar. Kita kasih bekal bahwa mereka ini ada uang

Page 166: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

152

saku. Anak ini harus bekerja. Jangan sampai anak ini harus kerjadulu jangan langsung nikah karena kan udah disekolahin tinggi-tinggi, terus sama mereka yang dipanggil kesini, sekalianpengambilan ijazah atau apa gitu ” 55

2) Bimbingan Kerja

Bimbingan kerja ialah kegiatan tuntutan praktek berusaha atau kerja

untuk dapat menciptakan lapangan kerja yang layak, serta praktek

mengelola usaha, menuju terciptanya kondisi usaha yang efektif dan

efisien.

“seperti contohnya waktu itu di Hanamasa terus disalon-salonyang kepunyaan Wulan Guritno. Kebetulan yang diutamakanyang hidupnya dari panti ke panti yang tidak punya siapa-siapaya. Kan kasian juga ya Mba yaa. Jangan sampai dia keluar daripanti itu tidak punya kerjaan. Jadi kalau yang salon itu, anak-anak diajarkan dulu sebelum terjun ke salon karena kansebelumnya disini ngga ada keterampilan salon. Jadi dia belajardulu, jangan sampai dia ngga punya keahlian main terjun ajakan nanti ada yang complain. Kira-kira mereka diajarkan selama3 bulanan. Lama juga lho Mba.” 56

b. Penyaluran

Penyaluran adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan pada anak untuk

kembali ke orang tua, lingkungan atau tersalurkan pada perusahaan atau

lembaga kerja. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menempatkan penerima

pelayanan pada lapangan kerja sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dan

perangkat yang tersedia.

Adapun caranya adalah melalui pemantapan penempatan penyandang

masalah sosial pada lapangan kerja. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

55 Wawancara pribadi dengan Reni Kuat Tiah Jakarta, 11 Agustus 2014.56 Wawancara pribadi dengan Reni Kuat Tiah Jakarta, 11 Agustus 2014.

Page 167: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

153

perkembangan potensi diri anak juga partisipasinya dalam masyarakat. Untuk

menyalurkan ke lapangan pekerjaan juga harus disesuaikan dengan minat

yang dimiliki anak. Tidak selalu anak ini disalurkan ke beberapa perusahaan

yang memang sudah bekerjasama dengan panti. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai berikut:

“ehm yaa.. tapi tergantung anaknya. Itu kan minat ya. Mereka ini kanmaunya kadang kerja di kantoran, tapi kan sesuai dengan levelnyakan kadang susah juga ya masuk ke kantoran. Jadi semampu kita aja.Kita masuk dengan beberapa perusahaan yang sudah kerjasamaseperti dengan hanamasa, terus salon apa gitu kalau mereka ada minatdisitu ya kita coba bantu masukin.”57

c. Bimbingan Lanjut

Bimbingan lanjut adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan

kepada klien dan masyarakat guna lebih memantapkan, meningkatkan dan

mengembangkan kemandirian klien dalam kehidupan serta penghidupan

yang layak.

Setelah Warga Binaan Sosial (WBS) selesai mengikuti pendidikan di

PSAA PU 03 Tebet ini, tidak dilepas begitu saja oleh panti. Akan tetapi ada

bimbingan lanjut yang diberikan oleh panti seperti dalam pemberian motivasi

hidup mandiri dan pembinaan dalam rangka kelangsungan kerja eks WBS.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Reni Kuat Tiah sebagai berikut:

“Jadi yang dimaksud begini Mba, selama dia dididik disini, jadidalam arti anak disini harus punya motivasi. Kan selama merekadisini ya misalnya kita kasih keterampilan misalnya pembuatan tasatau keset. Jadi jangan sampai setelah mereka keluar darisini tidakpunya keahliannya. Ya selama disini anak-anak harus belajar lah.

57 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta 3 Juli 2014.

Page 168: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

154

Jadi kan kalau misalnya dia punya keahlian dan bisa hidup mandiri.Jadi diluar nanti tidak bisa ngapa-ngapain jadi dipandang sebelahmata.”58

Dalam bimbingan lanjut ini juga terdapat pembinaan dalam rangka

kelangsungan kerja eks WBS. Setiap WBS yang sudah bekerja di tempat

yang pihak panti beri rujukan, pihak panti tetap memberikan bimbingan dan

memantau bagaimana kinerja anak tersebut selama bekerja di tempat itu.

“iya jadi maksudnya yang sudah kerja kami pantau. Jadi tetap masihdalam pemantauan panti. Kan biasanya pas kerja kita pantau supayatau jangan sampai malas. Kita lihat bener ngga anak tersebut kerjadisini., bagaimana cara kerjanya dia, apakah bagus atau masih harusbanyak belajar lagi. Kita juga nanyanya ke bos nya dia ya mba. Kalaumisal memang masih banyak kekurangan dari dia, ya kami mintauntuk agar dibimbing anaknya supaya bisa kerja lebih baik lagi”59

58 Wawancara pribadi dengan Reni Kuat Tiah Jakarta, 11 Agustus 2014.59 Wawancara pribadi dengan Reni Kuat Tiah Jakarta, 11 Agustus 2014.

Page 169: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

155

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 03 Tebet dibina anak

terlantar yang diberikan pelayanan kesejahteraan sosial dari tahapan

engagement, assessment, planning, implementation, evaluation,

termination, sampai pada tahapan follow-up. Dari tahapan-tahapan yang

diberikan tersebut, pekerja sosial membimbing klien melalui metode case

work dan group work.

Dalam metode case work , pada tahapan-tahapan ini sudah berjalan

dengan baik, pekerja sosial menjalani setiap tahapan dengan memberikan

penanganan yang bersifat individualis terhadap klien sendiri. Proses

pelaksanaannya sebagai berikut:

Tahapan Proses Pelaksanaan yang dilakukan Pekerja SosialEngagement Pekerja sosial mulai menciptakan komunikasi dengan klien

agar timbul suatu relasi yang baik.Assessment 1. Pekerja sosial mulai mengidentifikasi permasalahan

klien dengan melihat dari aspek mikro, mezzo danmakro,

2. Pekerja sosial bisa mendapatkan informasi dari ketigaaspek tersebut untuk melihat kebutuhan dankemampuan yang dimiliki klien sehinggamempermudahkan pekerja sosial untuk membuatrencana pemecahan masalah.

Planning 1. Pekerja sosial mulai bekerja dengan klien untuk sama-sama memikirkan mengatasi permasalahannya,

2. Pekerja sosial memprioritaskan masalah yang akandijadikan kebutuhan untuk proses pertolongan,

3. setelah itu dalam tahapan ini pekerja sosial jugamengintervensi kebutuhan klien dari aspek mikro,mezzo, dan makro

Page 170: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

156

4. lalu pekerja sosial menetapkan tujuan jangka panjangdan pendek yang akan dilakukan klien.

5. terakhir pekerja sosial menyusun kontrak dengan klienuntuk menentukan berapa lama proses rencanaperbaikan akan berlangsung.

Implementation 1. Pekerja sosial dalam hal ini melaksanakan rencana yangsudah disepakati dengan klien dari aspek mikro, mezzodan makro,

2. kemudian pekerja sosial memantau kemajuannya yangsudah dilakukan klien seperti apa dan melihat apakahrencana yang sudah dilaksanakan klien perlu di revisiatau sudah sempurna dilakukan.

Evaluation 1. Pekerja sosial mengevaluasi pelaksanaan intervensiyang sudah dilakukan antara peksos dengan klienapakah sudah mencapai tujuan utamanya, dan

2. bagaimana tingkat pencapaiannya sudah berhasil ataubelum.

3. Pekerja sosial juga memutuskan apakah harus terminasiatau mengulang dari awal.

Termination 1. Pekerja sosial melakukan terminasi kepada klien yangdilihat dengan adanya perubahan yang dialami klien.

2. Pekerja sosial juga melakukan terminasi karena sudahsampai pada batas waktu yang sudah disepakati.

Follow - Up Pekerja sosial memantau klien apakah benar klien sudahberubah atau belum, kalau klien melakukan kesalahan lagimaka pekerja sosial akan mengassesmen ulang kembali.

Namun, pekerja sosial mengalami juga kesulitan pada proses assesmen,

karena klien memiliki sifat tertutup dan keras kepala jadi agak sulit untuk

di identifikasi dalam pengungkapan permasalahan klien, selain itu karena

pekerja sosial disini juga sebagai pengasuh, terkadang anak memberikan

batasan untuk cerita, karena takut diceritakan ke pengasuh lainnya.

Pada metode group work, yang dilakukan pekerja sosial setelah

menjalani tahapan-tahapan tersebut secara individualisasi terhadap klien

untuk diberikan pertolongan, maka pekerja sosial kemudian memberikan

tindak lanjutnya dalam bentuk umum atau secara kelompok. Pekerja sosial

Page 171: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

157

juga sudah melakukan tahapan-tahapan tersebut dengan baik. Disini

pekerja sosial mengumpulkan 4-5 anak yang mempunyai masalah yang

sama untuk membentuk suatu kelompok pendampingan yang akan

dilakukan oleh psikolog dalam membantu menyelesaikan permasalahan

mereka. Namun, pekerja sosial sulit menyatukan karakter mereka karena

berasal dari latar belakang, budaya, kebiasan dan pendapat yang berbeda

sehingga menyebabkan sulitnya mencarikan solusi dalam memecahkan

permasalahan mereka dalam kelompok. Metode case work dan group

work sudah berjalan dengan benar sesuai dengan tujuan yang ada. Yaitu

dalam case work untuk membantu individu secara tatap muka dan

individual untuk mengatasi permasalahan personal dan sosial. Sedangkan

dalam group work memfasilitasi pengembangan individu baik intelektual,

emosional, dan sosial melalui aktivitas kelompok sehingga dapat

membantu individu meningkatkan kemampuan berfungsi sosial dan

mencapai tujuan yang diinginkan melalui pendekatan kelompok.

Pelayanan yang unik dalam tahapan ini terdapat di tahapan

planning, pada peran pekerja sosial dalam mengintervensi kebutuhan klien

dari aspek mikro, mezzo, dan makro karena dengan melihat ketiga aspek

tersebut, pekerja sosial menjadi tahu bahwa rencana perubahan klien tidak

hanya berasal dari dirinya sendiri, namun juga melibatkan orang-orang

yang juga dianggap penting, seperti teman-teman panti dan teman-teman

sekolah serta pelayanan yang diberikan untuk membantu proses

pertolongan kepada klien.

Page 172: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

158

2. Dari beberapa bentuk-bentuk pelayanan kesejahteraan sosial yang

diberikan oleh PSAA PU 03 Tebet untuk klien, terdapat pelayanan

tabungan yang membuat peneliti sangat kagum dengan PSAA PU 03

Tebet, karena panti ini benar-benar sangat memperhatikan kehidupan

masa depan anak-anak asuhnya ketika mereka sudah keluar nanti. Dengan

diberikannya pelayanan tersebut otomatis membuat anak-anak asuh

semakin mandiri dan percaya diri untuk bisa melanjutkan kehidupan yang

lebih baik di luar panti nanti dengan modal yang mereka punya selama

mereka tinggal di panti.

3. Indikator peningkatan keberfungsian sosial dapat dilihat dari ciri-ciri yang

diungkapkan Achlis. Indikator keberfungsian sosial menuru Achlis

tersebut, hampir semua sudah terpenuhi dan terlihat di diri klien. Namun,

terdapat satu indikator yang belum dijalankan dengan baik oleh klien.

Seperti dalam indikoator keberfungsian sosial yang membuat individu

semakin bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban, disini klien

terkadang masih suka melalaikan apa yang sudah menjadi tanggung jawab

tugas dan kewajibannya. Seperti menjalankan sholat 5 waktu.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan

dalam skripsi ini, maka ada beberapa saran-saran yang ingin peneliti

sampaikan, yaitu :

Page 173: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

159

1. Dalam metode case wrok, pekerja sosial harus lebih terampil dalam

melakukan assesmen saat menemukan berbagai tipe klien. Sedangkan,

pada metode group work, pekerja sosial harus memberikan arahan kepada

klien bahwa manusia itu berbeda satu sama lain dan harus bisa

menghargai pendapat orang lain demi menciptakan kerjasama yang baik

dalam satu kelompok agar permasalahan dapat diselesaikan secara

bersama.

2. Dalam pelayanan kagamaan sebaiknya petugas lebih meningkatkan lagi

pemantauan dengan melakukan pendekatan terhadap anak-anak asuh

mengenai ibadah mereka dikarenakan masih ada diantara mereka yang

jarang melakukan sholat 5 waktu.

3. Dalam pelayanan pendidikan, sebaiknya panti PSAA PU 03 Tebet

mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk memberikan

beasiswa bidikmisi terhadap anak-anak asuh yang berprestasi agar dapat

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

4. Pihak panti lebih memberikan bimbingan lagi ke Warga Binaan Sosial

(WBS) agar mereka bisa menjadi individu yang bertanggung jawab dan

melaksanakan tugas dan kewajibannya di panti.

5. Seharusnya pekerja sosial itu jadilah sebagai pekerja sosial, tapi pada

kenyatannya, pekerja sosial juga dijadikan sebagai pengasuh. Sehingga

membuat WBS membatasi cerita tentang permasalahannya ke pekerja

sosial karena ditakutkan pekerja sosial akan cerita ke pengasuh yang lain

sehingga membuat WBS merasa tidak nyaman.

Page 174: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

160

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Adi, Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial .Jakarta:FISIP UI Press, 2005.

Adi, Isbandi Rukminto Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan IntervensiKomunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia, 2001.

Al-Furuqi, Isma’il R. Akar Budaya Islam, Menjelajah Kazanah PeradabanGemilang. Bandung: Mizan,2003.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana,2010.

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT Raja GrafindoPersada, 2003.

Dahlan, Hanafi. Dinamika Anak Terlantar . Yogyakarta: B2P3KS PRESS,2008.

Departement Sosial RI, Penelitian Evaluative tentang Efektivitas PelaksanaanPembinaan Kesejahteraan Sosial di PSBR “Taruna Yudha” Sukoharjo.Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan PelayananKesejahteraan Sosial, 1998.

Ghony, M. Djunaedi dan Fauzan Almanshui. Metode Penelitian Kualitatif.Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012.

Gosita,Arif. Masalah Perlindungan Anak . Jakarta: Akademika Pressindo, 1983.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: PT BumiAksara, 2013

Kirst, Karen K., dkk. Understanding Generalist Practice. USA: Nelson-Hall,Inc,1999

Kementerian Sosial RI, Rekapan Data Anak Terlantar Jakarta: Pusat Data danInformasi Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak, 2011

Kurnisari,Alit, dkk. Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak Di Panti Sosial MarsudiPutra (PSMP). Jakarta: P3KS Press, 2009.

Page 175: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

161

Lendriyono Fauzik, ed. Beberapa pemikiran tentang pembangunan kesejahteraansosial. Malang: UMM Press, 2007

Listyawati, Andayani. Penanganan Anak Terlantar Melalui Panti Asuhan Milik Perorangan.Yogyakarta: B2P3KS Press,2008.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya,2000

Napsiyah, Siti dan Fuaida, Lisma Diawati Belajar Teori Pekerjaan Sosial. Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial . Yogyakarta: Balai Besar Penelitian danPengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial,1997.

Rakhmat, Jalaludin. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Rusmiyati, Chatarina. “Wujud Panti Asuhan Hidayatullah dalam penanganan masalahanak terlantar,” no. 3 (Juni 2008): h. 46-54

Situmorang, Chazali H. Mutu Pekerja Sosial di Era Otonomi Daerah . Depok: PT KhalifahMediatama, 2013.

Soemanto, Wasty.Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Renika Cipta,1990.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta,2010.

Suharto, Edi. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik . Bandung: Alfabeta, 2011.

Suharto, Edi Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT RefikaAditama,2006.

Suharto,Edi. Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab SosialPerusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: PT RefikaAditama, 2007

Sukoco, Dwi Heru. Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategis.Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial.

Sukoco, Dwi Heru. Modul Diklat Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Tingkat AhliMadya. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelathan Pegawai Departement Sosial.

Sunusi, Makmur. Anak dan Negara Perspektif Indonesia Abad XXI. Jakarta: JasProPress, 2012).

Suud, Muhammad. 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006.

Suyanto, Bagong . Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana, 2010.

Page 176: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

162

Warto,dkk. Efektivitas Program Pelayanan Sosial Di Panti dan Non Panti.Yogyakarta: B2P3KS Press, 2009.

Widodo, Nurdin, dkk. Studi Pelayanan Sosial Remaja Putus Sekolah Terlantarmelalui Panti Sosial Bina Remaja.Jakarta: P3KS Press, 2009.

UU RI No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

INTERNET

http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2010/03/22/90009/Gila.-Jumlah-Anak-Terlantar-17-juta.

http://kesos.unpad.ac.id/?p=578. Artikel diakses pada tanggal 31 Agustus 2014

http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/15/definisi-anak-463129.html Artikel diakses padatanggal 1 Mei 2014

Glosarium Kemensos RI, Keberfungsian Sosial . artikel diakses pada tanggal 3 September2014 dari https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=glosariumkesos

Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1945, Bab XIV Kesejahteraan Sosialdiakses dari www.kemenkumham.go.id

Page 177: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …
Page 178: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …
Page 179: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …
Page 180: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

HASIL OBSERVASI

Observasi Gedung PSAA PU 03 Tebet

Hari : Kamis

Tanggal : 3 Juli 2014

Penulis melakukan penelitian untuk melengkapi pelayanan pengasramaan

yang menjadi milik Warga Binaan Sosial (WBS) selama mendapatkan pengasuhan di

PSAA PU 03 Tebet ini. Penulis ketika datang ke panti ini meminta izin terlebih

dahulu melalui Ibu Fatimah untuk melakukan observasi terhadap panti ini. Lalu ibu

Fatimah pun mempersilahkan, Saya pertama melihat segala ruangan yang ada di

lantai 1 gedung PSAA PU 03 Tebet ini. Di lantai 1 terdapat ruang staff pegawai,

musholla, ruang rapat, meja tamu, meja piket, terdapat empat kamar WBS, kamar

mandi pegawai, terdapat 8 kamar mandi WBS, gudang, dapur, ruang makan,

lapangan, koperasi, dan tempat wudhu. Penulis berjalan sedikit ke belakang disitu

terdapat tempat untuk mencuci pakaian, dan 6 kamar mandi serta tempat untuk

menjemur pakaian WBS setelah dicuci.

Kemudian penulis memasuki kamar salah satu WBS untuk melihat

perlengkapan yang WBS miliki selama tinggal di panti ini. Di dalam kamar tersebut

terdapat lemari pakaian dengan jumlah yang disesuaikan oleh penghuni kamar,

tempat tidur, rak sepatu, bantal, bantal guling, AC, meja gosokan dan radio. Kamar

WBS terlihat cukup rapi sekali. Setelah selesai melihat-lihat isi dalam kamar, penulis

mengobrol dengan beberapa WBS di dalam kamar tersebut. Sebelum memulai

Page 181: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

mengobrol, penulis menjelaskan maksud kedatangan penulis ke panti tersebut, dan

mereka pun sangat memahami dengan kehadiran penulis diantara mereka.

Selesai mengobrol dengan mereka, penulis melakukan observasi ke lantai 2

dari gedung PSAA PU 03 Tebet ini, disini penulis melihat terdapat empat kamar lagi

dengan fasilitas yang sama seperti kamar yang dibawah, kemudian terdapat 14 kamar

mandi diatas, aula serbaguna yang cukup luas. Di dalam aula tersebut terdapat

panggung beserta alat band untuk WBS bermain musik, dan ada juga music angklung

yang berdiri di samping aula, kemudian ada sofa dan meja lalu foto-foto pengurus

PSAA PU 03 Tebet yang terdahulu dan sekarang, selain itu terdapat juga beberapa

alat olahraga seperti meja pingpong, dan beberapa meja untuk bimbingan belajar

mereka. Di lantai 2 ini juga terdapat laboratorium komputer yang biasa digunakan

WBS saat melakukan bimbingan keterampilan komputer, di lantai ini juga terdapat

beberapa gudang.

Observasi Keterampilan Mute-mute PSAA PU 03 Tebet

Hari : Senin

Tanggal : 11 Agustus 2014

Penulis melakukan observasi terhadap keterampilan mute-mute yang ada di

PSAA PU 03 Tebet ini. Keterampilan ini dilakukan pada pukul 09.00 pagi saat

selesai mereka melakukan sarapan dan mandi. Saat itu yang mengikuti keterampilan

cukup banyak. Instruktur keterampilan membagi 5 kelompok yang setiap kelompok

terdiri dari empat orang. Kemudian ketua kelompok dari masing-masing kelompok

mengambil bahan-bahan yang akan digunakan dalam membuat bunga, seperti

Page 182: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

benang, dan manik-maniknya. Ketua kelompok yang dipilih adalah mereka yang

sudah lama tinggal di panti ini kemudian mereka harus mengajarkan kepada adik-adik

mereka yang baru masuk panti dan mengikuti keterampilan ini.

Ketika bahan-bahan sudah disiapkan, instruktur keterampilan memberikan

contoh membuat bunga kepada para WBS yang ada. Sambil instruktur memberikan

contoh, anak-anak mengikuti dengan serius dengan dibantu ketua kelompok mereka.

Setiap kelompok harus menjadikan 7 bunga. Beberapa diantara mereka mengalami

kebingungan bahkan ada yang tidak mengerti. Ketua kelompok dan instruktur

keterampilan turun tangan untuk membantu mereka. Saat itu penulis juga mencoba

belajar membuat bunga dari mute-mute tersebut, walaupun sempat bingung, tetapi

setelah diajarkan akhirnya penulis mengerti dan penulis bisa menghasilkan 3 bunga.

Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 11.00, keterampilan mute-mute pun ditutup

dan WBS kembali ke kamar masing-masing untuk siap-siap ke sekolah.

Observasi Keterampilan Memanfaatkan Bahan Daur Ulang di PSAA PU 03Tebet

Hari : Selasa

Tanggal : 12 Agustus 2014

Penulis hadir pada pukul 09.00 untuk melihat keterampilan bahan daur ulang,

saat penulis hadir keterampilan tersebut sudah dimulai. Lalu penulis meminta izin

kepada instruktur untuk mengikuti keterampilan yang beliau berikan, instruktur pun

mengizinkan dan mempersilahkan masuk ke dalam ruangan. Saat penulis masuk,

teman-teman WBS sudah dibagikan plastik bungkus kopi yang sudah tidak terpakai

untuk dilipat-lipat. Kemudian penulis dipanggil oleh instruktur keterampilan yaitu Ibu

Page 183: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Sunarto untuk duduk terpisah dengan teman yang lain karena penulis akan diajarkan

khusus oleh beliau. Penulis pun duduk di kursi yang sudah disiapkan lalu penulis

langsung diberikan plastic bungkus kopi, dan diajarkan cara melipat plastic tersebut.

Ternyata melipat plastic tersebut tidak mudah, harus rapi dan sesuai dengan gambar

yang ingin diambil dalam bungkusan itu. Agar ketika dijadikan tas atau tempat

minum terlihat bagus.

Setelah sudah jadi beberapa plastik yang penulis lipat, beberapa WBS sudah

meminta untuk selesai keterampilan tersebut karena sebagian dari mereka ada yang

belum mandi, dan ada yang belum mengerjakan tugas sekolah. Akhirnya Ibu Sunarto

menyudahi keterampilan tersebut, lalu Ibu Sunarto mengajari penulis ke proses

selanjutnya yaitu menyusun lipatan plastik tersebut satu per satu agar terlihat rapi.

Ketika plastik-plastik itu sudah tersusun rapi, beliau meminta penulis melanjutkan

lagi dirumah. Kemudian penulis melanjutkan pertemuan tersebut dengan mengajak

ngobrol Ibu Sunarto mengenai pengalaman beliau yang sudah lama mengajar

keterampilan ini dari panti ke panti.

Page 184: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

PEDOMAN WAWANCARA

Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar Di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan

A. Biodata Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Jabatan :

Hari/tanggal :

Tempat :

B. Wawancara Kepala Seksi Identifikasi dan Assesment

1. Bagaimana Ibu melakukan tahapan engagement terhadap calon WBS ?2. Bagaimana proses sosialisasi dalam tahapan engagement tersebut ?3. Bagaimana persyaratan atau kriteria apa saja yang harus ditempuh oleh calon WBS

agar dapat menjadi WBS di panti ini dalam proses identifikasi ?4. Kemudian dalam proses adaptasi, seperti apa kegiatan yang diberikan oleh panti?5. Biasanya anak-anak yang masuk itu agak takut ya bu merasa berbeda atau gimana. Itu

gimana ibu memotivasi ?6. Siapa biasanya yang membantu dalam pengungkapan masalah (assessment) WBS ?7. Bagaimana kemudian panti memberikan rencana pemecahan masalah (planning)

untuk WBS ?8. Bagaimana rencana intervensi untuk mereka ?

Page 185: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

PEDOMAN WAWANCARA

Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar Di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan

A. Biodata Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Jabatan :

Hari/tanggal :

Tempat :

B. Wawancara Kepala Seksi Bimbingan dan Penyaluran

1. Apa saja bimbingan yang ada di PSAA PU 03 Tebet ?2. Contoh dari kegiatan bimbingan mental yang ada disini misalnya seperti apa?3. Biasanya dilakukan dalam seminggu berapa kali ?4. Dalam bentuk apa bimbingan fisik diberikan?5. Apakah ada instrukturnya ?6. seperti apa kegiatan dalam bimbingan sosial?7. Siapa yang sering menjadi pendamping di bimbingan sosial ini ?8. Contoh dari bimbingan keterampilan seperti apa?9. Apakah hampir semua anak-anak aktif mengikuti bimbingan keterampilan ini ?10. Apakah wajib untuk anak-anak mengikuti semua kegiatan keterampilan ini ?11. Apa saja yang sudah dihasilkan anak-anak dari bimbingan keterampilan yang ada di panti

ini ?12. Bagaimana proses pendidikan formal yang di dapat anak-anak ini ?13. Apakah semua biaya sekolah ditanggung oleh panti ?14. Adakah pemberian beasiswa dari PSAA PU 03 kepada anak yang berprestasi

disekolahnya ?15. Kebutuhan apa saja yang diperlukan Warga Binaan Sosial untuk pendidikan mereka di

sekolah ?16. Bagaimana dengan bimbingan belajar yang diberikan oleh panti ?17. Dalam tahapan, pembinaan lanjut ketika mereka sudah selesai menerima pelayanan

kesejahteraan sosial disini. Bagaimana melakukan proses resosialisasi, penyaluran danbina lanjut ?

18. Apakah mereka tetap tinggal disini ketika mereka sudah bekerja ?19. Bagaimana evaluasi yang dilakukan untuk menilai setiap tahapan proses yang dilalui ?20. Berapa kali dalam sebulan ibu melakukan evaluasi ?21. Bagaimana proses terminasi itu berlangsung ?

Page 186: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

PEDOMAN WAWANCARA

Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar Di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan

A. Biodata Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Jabatan :

Hari/tanggal :

Tempat :

B.Wawancara Pekerja Sosial

1. Apa peran pekerja sosial dalam memberikan pelayanan kesejahteraan sosial mulai dariengagement?

2. Bagaimana cara pekerja sosial melakukan proses assesme terhadap anak yang mengalamimasalah ?

3. Bagaimana proses merencanakan pemecahan masalah (planning) terhadap klien tersebut?

4. Bagaimana memantau proses pelaksanaan intervensi terhadap klien ?5. Bagaimana melakukan tahapan evaluasi ?6. Berapa kali melakukan evaluasi terhadap penyelesaian permasalahan klien ?7. Bagaimana melakukan tahapan terminasi ?8. Apakah ada tindak lanjutnya ketika pelayanan pertolongan yang diberikan sudah selesai ?9. Metode apa yang digunakan kalau melakukan intervensi atau memecahkan masalah yang

dialami klien ?10. Apakah ada hukuman yang diberikan ketika dia melakukan kasus yang besar ?11. Kalau dalam proses penyaluran biasanya seperti apa ? apa sudah pasti anak-anak disini

disalurkan ke perusahaan yang memang sudah bekerjasama dengan panti ?12. Kalau selain kegiatan di panti, apakah pekerja sosial mengadakan kegiatan penunjang

lain ?13. Apakah pekerja sosial dalam memberikan pelayanan kesejahteraan sosial menggunaka

prinsip-prinsip pekerja sosial ?14. Bagaimana pelayanan pengasramaan terhadap WBS ?15. Bagaimana pelayanan permakanan terhadap WBS ?16. Bagaimana pelayanan konseling terhadap WBS ?17. Bagaimana pelayanan kesehatan terhadap WBS ?18. Bagaimana pelayanan pendidikan terhadap WBS ?

Page 187: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

19. Bagaimana pelayanan tabungan terhadap WBS ?20. Bagaimana pelayanan keagamaan terhadap WBS ?21. Bagaimana pelayanan hiburan dan rekreasi terhadap WBS ?22. Bagaimana pelayanan keterampilan terhadap WBS ?23. Bagaimana pelayanan transportasi terhadap WBS ?24. Kegiatan apa yang dilakukan pekerja sosial dalam mengevaluasi pelayanan kesejahteraan

sosial ?

Page 188: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

PEDOMAN WAWANCARA

Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar Di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan

A. Biodata Informan

Nama :

Jenis Kelamin :

Jabatan :

Hari/tanggal :

Tempat :

B. Wawancara Warga Binaan Sosial (WBS)

1. Mengapa kamu ditempatkan di PSAA ?2. Kamu tau darimana panti ini ?3. Siapa yang membuat keputusan di tempatkan di panti ini ?4. Sudah berapa lama kamu tinggal di panti ini ?5. Bagaimana perasaan kamu tinggal di PSAA ?6. Kegiatan apa saja yang Anda ikuti disini ?7. Apakah panti ini sangat membantu Anda ? dalam hal apa saja ?8. Apa saja yang kamu ketahui tentang kegiatan pelayanan panti melalui pelayanan

pengasramaan ?9. Apa saja yang kamu ketahui tentang kegiatan pelayanan panti melalui pelayanan

kebutuhan pangan ?10. Apa saja yang kamu ketahui tentang kegiatan pelayanan panti melalui pelayanan

kesehatan ?11. Apa saja yang kamu ketahui tentang kegiatan pelayanan panti melalui pelayanan

konseling ?12. Apa saja yang kamu ketahui tentang kegiatan pelayanan panti melalui pelayanan

keagamaan ?13. Apa saja yang kamu ketahui tentang kegiatan pelayanan panti melalui pelayanan

pendidikan ?14. Apa saja yang kamu ketahui tentang kegiatan pelayanan panti melalui pelayanan

transportasi?15. Apa saja yang kamu ketahui tentang kegiatan pelayanan panti melalui pelayanan rekreasi

dan hiburan ?16. Apa saja yang kamu ketahui tentang kegiatan pelayanan panti melalui pelayanan

tabungan ?

Page 189: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

17. Apa saja yang kamu ketahui tentang kegiatan pelayanan panti melalui pelayananketerampilan ?

18. Selain pelayanan yang saya tanyakan tadi, adakah pelayanan yang lain yang kamudapatkan ?

19. Menurut kamu, pelayanan-pelayanan yang sudah kamu dapatkan ini sudah cukup ?20. Apa harapan atau keinginan kamu terhadap PSAA ini ?

Page 190: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Dra. Hj Nurlaela

Jabatan : Kasie. Identifikasi dan Assesment

Hari/Tanggal : Kamis, 3 Juli 2014

Waktu :12.32 – 13.00 WIB

Tempat :Ruang Kantor

1. Bagaimana Ibu melakukan tahapan engagemen terhadap calon WBS ?Kalau tahapan pendekatan awal yah biasa disebutnya, disini ada prosessosialisasi, identifikasi, motivasi, seleksi dan adaptasi sih Mba biasanya selalubegitu.

2. Bagaimana proses sosialisasi dalam tahapan engagement tersebut ?

Jadi yang masuk itu biasanya mereka taunya dari alumni ada beberapa yangtahun ini 2014 ini tau denger dari alumni atau dari tetangga yang dulu disini.Ada alumni tahun sekian tahun sekian, ada yang malah dulu kakaknya tinggaldisini terus sekarang masukin adeknya disini. Ada juga yang tahu darimasyarakat luar yang mereka cari-cari informasi untuk bisa masuk sisni, jadikebanyakan dari orang ke orang, pernah kita membuka website tapi kan tidaksemua orang tau website, apalagi orang ngga mampu yah. Jadinya dia cumananya denger denger cerita dari tetangga. Tapi kita tetep buka website, kita jugacari informasi, dan memberikan informasi kepada teman-teman yang ada wilayahnamanya dengan SSK (Seksi Sosial Kecamatan). Setiap tahun kalau di panti-panti gitu terutama panti anak sekolah termasuk WBS ini. Tempo hari ada kanyang datang kesini itu namanya TKSK (Tenaga Kesejahteraan SosialKecamatan). TKSK itu ada informasi dari masyarakat ada yang ngga mampu,udah ngga sekolah. Karena kemaren ada satu. Ketemu kan ya waktu saya dimusholla, ada PSM namanya kak fitri dia punya tetangga, kebetulan bapaknya diPHK, anaknya sudah tidak sekolah satu tahun karena tidak kemampuan orangtua, kalo tahun ini dia tidak sekolah lagi merasa bersalah orangtuanya tetapi apadaya dia tidak mampu untuk membiayai sekolah. Seari-hari aja dia ditopang olehsaudara dan tetangga, karena di PHK dan dia jadi supir pun juga shift shifan.Daripada dia khawatir tahun ini dia ngga sekolah lagi, anaknya sudah samatemannya dicibir eh kamu ngga sekolah. Makanya dibawa kesini. Sayawawancara kemaren ternyata anaknya mau saya kasih waktu 2 hari dia berpikir,saya telpon PSM (Pekerja Sosial Mayarakat), eh akhirnya dia mau. Tapi ada satuyang ngga mau, kebetulan mungkin ada saudaranya yang ingin membiayai. Jadi

Page 191: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

gitu, ada teman-teman kita di wilayah ada PSM, karang taruna akhirnya diasaran untuk masuk ke panti lebih seringnya dari mulut ke mulut, tetangga yangdulu pernah tinggal disini diinfokan kembali. Ada juga yang memang dari pantike panti, jadi apabila itu anak Negara atau tidak mampu yang memang sudahtinggal di panti sejak kecil ketika dia akan melanjutkan ke SMP dan SMA diaakan dipindahkan ke panti ini

3. Bagaimana proses sosialisasi untuk klien “R” dan “V” Bu ?Kedua klien tersebut merupakan anak Negara, memang sudah tinggal dari pantike panti sejak kecil karena merupakan anak Negara. Jadi begitu dia sudahselesai di panti yang lama, selesai sekolah SD. mereka dipindahkan kesini untukmelanjutkan sekolah tingkat SMP dan SMA. Dan memang sudah seperti ituprosesnya

4. Lalu bagaimana persyaratan atau kriteria apa saja yang harus ditempuh oleh calonWBS agar dapat menjadi WBS di panti ini dalam proses identifikasi ?Jadi begitu dia kesini awal pertama dia ambil formulir, syarat-syarat sayaterangin awal secara gambaran tentang panti ini. Setelah itu dia kembali 2minggu kemudia mengisi syarat-syarat atau formulir yang udah ada dan harusdipenuhi. Setelah 2 minggu dia kembali disini kita ngobrol-ngobrol. Lewatngobrol sudah oke simpan nanti secara data mungkin ada yang belum gapapamungkin dia masih dalam ujian. Gapapa itukan belakangan, yang penting syaratini yang lain harus dipenuhi. Setelah dikasih kita terima, tapi terima juga nggaasal terima kita liat kuota. Kuota yang keluar dan yang masuk harus balance.Jadi kebetulan saat ini yang keluar 20. Tetapi ada yang naik ke SMA. Jadi Yangsma 13, yang smp 12. Setelah 2 minggu, kita ada rapat dengan teman-temanbahwa sudah banyak berkas yang masuk akan kita tinjau lapangan. Abis tinjaulapangan, kita panggil semua anak-anak dan orangtuanya untuk kita psikotest,karena ngga sembarangan yah kita disini. Disini anak dan orang tua harussejalan. Ada orang tuanya mau anaknya ngga mau, ada anaknya ngga mau orangtua mau. Ngga bisa begitu, jadi kita harus sejalan. Sebelum home visit, orangtuadi wawancara dengan saya, Bu Nita dan Pak Restu. Kalau anak-anak denganpsikolog dan peksos Kak Loren. Habis itu di test lagi test agama dengan saya.Dia solat dan ngaji. Lalu pengukuran baju seragam yaitu bimlur. Selanjutnyahome visit, kita kasih 1 pegawai 1 orang. Itu ada standar yang harus dibawa danharus ada perizinan dari RT setempat. Terus kita kasih waktu selama 1 minggu.Habis melakukan home visit, beberapa minggu kemudian kita rapat lagi untukmembahas hasil home visit.

5. Bagaimana bu proses identifikasi klien “R” dan klien “V” yang kebetulan merekaini berasal dari rujukan panti?

Page 192: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

tapi kalau klien “V” dan “R” ini karena dia merupakan dari panti, itu otomatiskita terima yah. Udah kita terima, kita pelajari berkas-berkas dia waktu diklender, sebelumnya pengasuh cerita dulu, lalu dijelasin anaknya ini tipe sepertiapa. Abis itu ya sama isi formulir juga untuk data di panti ini. Jadi kalo klien“V” dan “R” kita hanya melihat data-data dia yang dibawa oleh pengasuh daripanti sebelumnya.

6. Kan biasanya anak-anak yang masuk itu agak takut ya bu merasa berbeda ataugimana. Itu gimana ibu memotivasi ?Iya jadi gini biasa dari awal kita kasih tau apa yang akan dilakukan disini itupasti akan berbeda keadaan dirumah dan disini itu kita motivasi, Kita motivasimemberitahukan kepada mereka, bahwa mereka tidak dibuang oleh orangtuanya, tetapi untuk biar dia menjadi anak yang lebih baik dan mandiri terutamamasa depannya lebih bagus karena keterbatasan ekonomi. Karena disini kannanti disekolahin, diberi keterampilan. Jadi panti bukan hal yang berarti kaliantinggal disini karena dibuang atau orangtua kalian tidak mau mengurusi. Yaaseperti itu kita memberikan motivasi, jadi memberikan hal-hal yang positifsupaya anak semangat dan merasa betah tinggal di panti nantinya.

7. Bagaimana proses seleksi itu dilakukan untuk klien “R” dan “V” ?

Kalau untuk klien “V” dan “R” kita memang tidak menggunakan cara ini, Jadiketika anak-anak Negara seperti klien “V” yang memang sudah tinggal daripanti ke panti, yang tidak punya siapa-siapa, kita tanya hanya lihat dari datapanti sebelumnya sama riwayat. Tapi ketika memang dia masih mempunyai sanaksaudara kita tetap melakukan home visit sama seperti yang lain.Tapi ketikamemang dia masih mempunyai sanak saudara kita tetap melakukan home visit.

8. Kemudian dalam proses adaptasi, seperti apa kegiatan yang diberikan oleh panti ?

Pas adaptasi yaa. Ketika mereka sampai sini kita sudah kasih tau kamar buatmereka. Kasih tau juga ini lemari mereka tempat tidur mereka. Terus kan disiniada OCIP (Organisasi Citra Intra Panti) yaa. Jadi anak-anak yang baru masukitu di MOS terlebih dahulu sama mereka. Dikasih tau latar belakang panti samaperaturan-peraturan yang ada di panti.ohh ngga berat kok tujuannya menghibursaja sebagai pendekatan.

9. Kalo misalnya dari proses assesmentnya (penggalian masalah) yang dihadapiWarga Binaan Sosial gimana Bu?

Ya kan nanti dari hasil wawancara itu kan ada point-point. Pertama memasukkandisini, setelah mereka tinggal disini kan ada ibu-ibu pengasuh nanti baru tergalipermasalahan. Tapi tahun ini sih kebanyakan dari anak yang kurang mampu,ngga ada yang misalnya dia anak nakal atau korban perceraian ataupermasalahan yang berat. Kita sudah tau dari awal kan kita punya data dari

Page 193: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

awal. Kita amati darisini. Kita tahu latar belakangnya dari sini. Kita pantauterus. Ada catatannya anak ini seperti apa seperti apa. Pendekatannya berbedadan kita bertahap terus kalau yang punya masalah dari awal.. Nanti kan kita jugaada psikolog mereka bergantian untuk curhat. Kita utamakan ada beberapa anakyang susah didekati. Tapi kalo misalnya ngga ada mereka tetap mempunyaikesempatan dan itu sudah jatah mereka untuk digali permasalahannya.

10. Lalu bu apakah untuk klien “R” dan klien “V” ada masalah yang cukup seriussetelah dilakukan assessment ?

Untuk klien “R” dan “V” sendiri, saat dia masuk ke dalam panti dari hasilassessment yang sudah dilakukan pekerja sosial dan saya tidak ada mengalamipermasalahan atau kasus besar, paling masalah hanya membolos sekolah saja.

11. Bagaimana kemudian panti memberikan rencana pemecahan masalah (planning)untuk klien “R” dan klien “V” serta WBS yang lainnya bu ?

Kalau untuk klien “R” sama klien “V” ya ngga cuma mereka sih ya, untuk setiapanak kita langsung kan yah setelah memang mereka masuk disini, langsung kitakasih kegiatan kayak pendidikan itu udah pasti, keagamaan kayak misalnyadiajarkan mengaji, terus baca surat yasin, sama praktek sholat, terus ada lagikonseling seperti kalau misalnya mereka ada masalah baik itu di sekolah ataupundi dalam panti, mereka bisa melakukan konsultasi sama psikolog yang ada atausama peksosnya untuk membantu mereka menyelesaikan masalah atau misalnyapsikolog membuat kegiatan ke mereka seperti permainan yang sifatnya untukkebutuhan konseling, terus ada pemeriksaan kesehatan yang biasa dilakukan olehdokter atau dokter memberikan penyuluhan mengenai kesehatan, samaketerampilan, disini ada beberapa keterampilan yang kami siapkan untuk anak-anak selain sebagai modal dia juga untuk mengisi waktu luang dia di panti. Jadimereka disini tidak diam saja, ada kegiatan juga untuk mereka.

12. Rencana intervensi untuk mereka seperti apa ?Ya biasanya disini kebetulan pola yang baru ini pengasuh ya, pengalaman yangkemaren kan 1 bunda 5 anak, kalo sekarang saya ngga megang, karenadiserahkan ke pengasuh. Pengalaman tahun lalu saya pegang 5. Kita pantau yakita motivasi terus kalo mereka yang rajin saya kasih reward. Saya kemarensemua anak saya, saya kasih reward, kita Tanya mau apa kamu perlu apa. Jadikita kasih motivasi, kita kasih gambaran, kita kasih reward biar mereka adaperhatian. Itu nanti mereka bisa berubah. Ada satu anak perempuan, yangberubah. Tidak perlu anak saya saja. Semua saya panggil. Saya kasih perhatian.Karena kita kasih motivasi karena disini kita keluarga, kita hari hari bahkanbertahun tahun bersama-sama. Jadi saling menyayangi dan saling mengingatkan.Tidak boleh berantem, tetapi saling membantu. Jadi kita memotivasi mereka

Page 194: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

supaya mereka percaya diri mereka bukan anak panti yang sering dipandangsebelah mata. Anak panti sama dengan anak rumah bedanya dengan rumah saja.Anak panti punya hak yang sama. Bayaran sama, hak belajar pun sama. Ternyatabanyak yang ranking, kemaren Ratih apa siapa itu dapat ranking 5. Jadi tetapdari motivasi, ketika ada yang mulai goyah kita deketin, apa sih maunya. Jadikita berperan sebagai ibu. Memang mereka perlu sentuhan itu. Jadi kita memakaipendekatan dan motivasi.

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Zulfarini Thaib, S.Sos

Page 195: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Jabatan : Kasie. Bimbingan dan Penyaluran

Hari/Tanggal : Senin. 14 Juli 2014

Waktu :11.37 – 12.30 wib

Tempat : Ruang Kantor

1. Apa saja bimbingan yang ada di PSAA ini Bu ?Disini ya biasa ya sama kaya panti-panti yang lain ada bimbingan mental, fisik,sosial, dan keterampilan.

2. Contoh dari kegiatan bimbingan mental seperti apa ?Kalau disini kita ada ustadz Pak Ali, kalau dari ustadzahnya itu ada Ibu Aminah.Dari pa kali ngajarnya tausiyah dan akhlak, kalau ibu aminah membaca al-qurankalau hari senin sama kamis. Tapi anak-anak dari turun temurun dari kakakkakaknya sudah biasa. Karena mereka punya organisasi OCIP, mereka udahbiasa sesudah Maghrib setiap Senin membaca Wakiah. Kalo Kamis ya sebelumgurunya datang membaca surat Yasin. Kalau hari Jumat, Pak Ali biasanyamengajar rebana.

3. Lalu bagaimana dengan klien “R” dan klien “V” setelah dia mendapatkanbimbingan agama yang diberikan oleh Ustad dan Ustadzah bu ?Kedua klien ini memang mengikuti bimbingan keagamaan yang ada, namun,mereka memang untuk solat masih jarang melakukan. Taip setiap kegiatanagama mereka hadir kok.

4. Berarti bimbingan mental hanya seputar agama saja ya Ibu ?Iya benar.. hanya seputar agama saja

5. Biasanya dilakukan dalam seminggu berapa kali Bu ?3 x ya… Hari Senin, Kamis dan Jumat

6. Kalau misalkan bimbingan fisik Bu ?Áda SKJ (Senam Kesegaran Jasmani), sebelum ibu datang dilakukan pada hariRabu, setelah ibu ada ibu minta hari Jumat karena setelahnya ada kegiatan kerjabakti.

7. Itu ada instrukturnya ngga Ibu ?Ada kok ada, biasanya kita cari ya orang yang deket-deket sekitar panti untukmemberi senam.

8. Kalau dari bimbingan sosialnya Ibu bagaimana ?Kalau misalnya ini biasanya di intern aja mungkin dari sekedar kultum, dinamikakelompok, pola pendampingan ya sama ibu asuh. Cuma kalau bimbingan sosial

Page 196: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

keluar, kemaren 3 tahun berturut-turut kan PSAA gabungan ada outbond.Kemaren juga rekreasi. Tetapi karena PSAA kan punya kegiatan masing-masingjadi kita kemaren di Lembang adakan Outbond intern kita aja dengan anak-anakdan EO disana. Baru kita adakan rekreasi ke Ciater dan Tangkuban Perahu.

9. Siapa yang sering menjadi pendamping di bimbingan sosial ini Bu ?Biasanya ya Pekerja sosial, Psikolog, Ibu asuh ya pegawai-pegawai.

10. Kalau dari keterampilannya bagaimana Ibu ?Keterampilannya dulu ada menjahit baju, anak-anak mungkin karena pola lamadari instrukturnya. Jadi anak-anak ada titik jenuhnya. Anak-anak disini kan baruya dari anak-anak ke remaja jadi ada titik jenuh. Kalau misalnya ya bagaimanaya ikutin selera. Ya misalnya instruktur nanya, anak-anak mau apa ya. Mute-muteya apa gelang, ya apa bross, apa bunga. Ya selera anak harus diikutin intruktur,jangan kemauan instruktur. Kalau kemaren ya mungkin ya ada berapa anak yangmau, ya ada juga mikir yah bu satu baju aja lama banget ya namanya anak yakan ngga bisa dipaksakan. Ya mute-mute, membuat keset, dia punya banksampah. Bekas-bekas daur ulang ya dia buat tas gitu. Computer ada di labcomputer yang ngajar alumninya namanya Kak Dwi. Kalo kesenian juga adakaya Band music gitu yang ngajar temennya Kak Tedi namanya Kak Robi. Itusetiap hari Sabtu kan kalo hari Minggu dia pencak silat.

11. Kalau pencak silat instrukturnya darimana Ibu ?Iya dari luar kita cari yang memang ahli dibidagnya untuk mengajar anak-anaksupaya punya bela diri intinya begitu.

12. Tapi anak-anak aktif di semua keterampilan Ibu ?Ngga semua sih, paling ya anak-anak baru aja yang kita minta. Biar tau disiniada keterampilan.

13. Apakah wajib untuk anak-anak mengikuti semua kegiatan keterampilan ini ?Yang wajib itu keterampilan computer dan pencak silat. Tapi banyak anak-anakyang suka tidak ikut. Karena mungkin dia sudah lelah dengan kegiatan disekolah. Jadi kita juga tidak bisa memaksakan.

14. Apa saja yang sudah dihasilkan anak-anak dari bimbingan keterampilan yang adadi panti ini ?Banyak ya Mba, ada baju, mute-mute, tas, bross, handycraft, taplak meja.

15. Lalu bu, bagaimana proses pendidikan formal yang di dapat anak-anak ?Ya kalau sudah selesai tahap identifikasi dan assessment, dan sudah positifditerima. Saya langsung urus siapa saja yang sekolah di SMP siapa saja yang diSMK/SMA. Lalu kita ukur pakaian seragam anak-anak, kita kasih juga sepatu.Untuk mendapatkan sekolah, biasanya kita liat ya nem dari anak-anak itu

Page 197: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

tercukupi atau tidak jika ada yang masuk sekolah negeri. Kalau serasa tercukupiya saya minta dia untuk urusi saja berdasarkan sekolah negeri yang kitatentukan. Pastinya tetap dengan kebutuhan yang ditanggung oleh panti. Jikamemang nemnya kurang, saya mengurusinya ke sekolah swasta. Begitu Mbaprosesnya.

16. Panti ini bekerjasama dengan sekolah mana saja Bu ?Ada beberapa sekolah, untuk SMP ada sekitar 4 sekolah, untuk SMA 1sekolahkarena kebetulan yang bisa masuk SMA hanya 1 orang, untuk SMK 9sekolah. Kita cari sekolah yang dekat dengan panti supaya anak-anak tidakmerasa jauh dan kita mudah memantau.

17. Bagaimana proses pendidikan formal yang diperoleh untuk klien “R” dan klien“V” Bu ?Waktu itu klien “R” dipindahkan kesini ketika akan melanjutkan ke SMP, ketikadia sudah masuk panti. Proses pendidikan kita yang urus, dia sudah kita pilihsekolah mana yang akan dijadikan tempat pendidikan. Sama juga sama klien “V”dia anak yang cukup baik, dia masuk kesini saat lulus SD. Karena kan diamemang dari panti Klender ya. Jadi pas masuk SMP dipindah kesini. Sekarangdia sudah kelas 2 SMK ya. Anaknya aktif dia.

18. Apa semua biaya sekolah WBS ditanggung oleh panti ?Iya semuanya Mba… bayaran SPP, buku-buku, semuanya ditanggung oleh panti.

19. Adakah pemberian beasiswa dari PSAA kepada anak-anak yang berprestasidisekolahnya ?Oh kalau untuk beasiswa belum ada ya Mba… tetapi sebenarnya itu yang kitainginkan. Karena kan lumayan yah, misalnya beasiswanya itu dalam bentukmelanjutkan ke perguruan tinggi.

20. Kebutuhan apa saja yang diperlukan WBS untuk pendidikan mereka disekolah ?Ya seragam, tas sekolah, sepatu, buku-buku pelajaran, alat tulis itu semua kitatanggung kok Mba…

21. Kalau yang bimbingan belajar itu bu ?Oh bimbel.. kalau yang kelas 9 biasa kita kerjasama dengan Nurul Fikri, tapikalau kelas X, XI, XII biasanya untuk matematika, bahasa inggris, akuntansi,dan bahasa indonesia. Kita kerjasama dengan anak-anak mahasiswa-mahasiswa. Mereka ngajar disini, setiap hari tapi orangnya ganti-ganti dansetiap malam abis Isya. Termasuk juga klien “LS” dank lien “V” ini ya kitakasih bimbingan belajar, mereka bisa konsultasi jika ada pelajaran yang sulit.Kalau seperti mereka ini, mereka bimbel disini yah setiap malam. Seminggu adayang 2 kali ada yang 3 kali tergantung dari pengajarnya.

Page 198: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

22. Kalau yang di Nurul Fikri ini mereka les disana ?Iya. Sabtu minggu untuk kelas 9. Ya mereka ke nurul fikri

23. Kalau bimbingan itu seputar ini aja atau ada yang lain ?Ya gimana ya mba, kita mau nambahin banyak kaya keterampilan, kan merekadari sekolah kan juga ada kegiatan dari luar sekolah. Kaya ada latihangelanggang remaja Jakarta timur, ada dari dinas pendidikan. Jadi kadang-kadang, Kalau banyak juga anak-anak capek, fit nya kurang kalo ke sekolah.

24. Dalam tahapan, pembinaan lanjut ketika mereka sudah selesai menerimapelayanan kesejahteraan sosial disini. Bagaimana melakukan proses resosialisasi,penyaluran dan bina lanjut ?ya mereka setelah lulus SMK. Kita bantu cari kerja karena kan kita juga adakerja sama dengan beberapa perusahaan. Terus kita pantau ke lapangan, tapingga selalu saya ya. Saya ajak temen, yang pernah jadi ibu asuhnya. berangkatyaa… udah pulang Bu.. oh udah pulang.. oiya yaah pancasila yah kalian.(menyapa anak-anak asuh ketika mereka pulang sekolah). Jadi anak-anak yangudah lulus kalo masih nganggur ya kadang-kadang sedih juga. Terus kalaumisalnya mereka ada keluarga yang punya penghasilan bisa membiayai adekyake perguruan tinggi ya Alhamdulillah ya. Kaya si Ade angkatan 2012 sudahmasuk semester 7, terus si Indri di UNINDRA semester 7, Ayu di Politeknik UI.

25. Apakah mereka tetap tinggal disini ketika mereka sudah bekerja ?Setelah tamat dan setelah dia sudah terima surat lulus SKHUN, mereka sudahkita kembalikan ke keluarga, atau kita salurkan ke pekerjaan. Mereka kemudiaberkemas-kemas barang mereka 6 tahun itu banyak bisa sampai 1 taxi. Lalu kitabuat acara penyerahan anak. Ya kalao mereka berangkat kerja ya dari rumahberangkatnya.

26. Berapa kali dalam sebulan ibu melakukan evaluasi ?Biasanya kita mengadakan sebulan sekali yah.

27. Bagaimana proses terminasi itu berlangsung ?Terminasi ya maksudnya sudah berakhirnya pelayanan untuk dia di panti ini. Yakita kembalikan lagi surat-suratnya penting yang mereka punya saat mendaftar.Kita undang orangtuanya untuk menjemput mereka, kita jelaskan mereka sudahselesai dididik disini. Lalu abis itu biasanya kita adain pesta pelepasan muriddisini. Kita buat juga surat penyerahan anak pakai materai diatas hitam putih,lalu tanda tangan.

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Reni Kuat Tiah

Page 199: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Jabatan :Staf. Seksi Bimbingan dan Penyaluran

Hari/Tanggal : Senin, 11 Agustus 2014

Waktu :11.38 – 12.15 WIB

Tempat : Ruang Kantor

1. Apa saja bimbingan yang ada di PSAA ini Bu ?oh bimbingan yang disini ya. Ya kaya ada mental, fisik, keterampilan, sosial

2. Contoh dari kegiatan bimbingan mental seperti apa ?Iya bimbingan mental agama. Mereka diajarkan mengaji, membaca wakiah,sama qasidahan. Kalau ngaji setiap malam selasa dan malam jumat, kalauqasidahan itu malam sabtu habis maghrib. Pengajarnya dari ustadz danustadzah.

3. Kalau bimbingan fisik seperti apa bu ?Ada SKJ, cuma senam aja terus dilanjutkan dengan kerja bakti abis itusetiap hari jumat

4. Bimbingan sosial yang diberikan panti untuk anak asuh biasanya apa Bu ?Kalau bimbingan sosial itu, ya kaya pola pendampingan, saling cerita ibuasuh ke anak asuh biasanya itu di kamar ya itu biasanya disebut metodegroup work. Kita ada juga bimbingan sosial luar panti kaya misalnyarekreasi atau outbond.

5. Kalau dari keterampilannya bagaimana Ibu ?Disini ada mute-mute, pembuatan tas terus ada kesenian juga organ tunggal,main gitar, main angklung. Kalau keterampilan itu semua serba sekalimelakukan kegiatan ini dalam seminggu jadi ganti-ganti keterampilannya.

6. Apa saja yang sudah dihasilkan anak-anak dari bimbingan keterampilan yangada di panti ini ?Aduh banyak banget itu Mba, nih ya ada keset, tas dibuat dari bahan-bahandaur ulang, pakaian, handycraft, ini kita lagi mau buat taplak meja Mba.

7. Apakah wajib untuk anak-anak mengikuti semua kegiatan keterampilan ini ?Ngga sih Mba, karena disini setiap anak kegiatannya banyak. Yang pentingsetiap anak wajib mengikuti kegiatan entah itu di music, pencak silat, entahitu di pembuatan mute-mute. Tapi yang wajib itu seperti kegiatan komputerdan les-les gitu sama pencak silat.

8. Berbicara mengenai pendidikan formal anak-anak bu, bagaimana prosespendidikan formal yang di dapat anak-anak ini ?

Page 200: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Prosesnya yaaa… kan disini kita macam-macam ya. Ada yang dari panti kepanti, ada juga dari keluarga tidak mampu. Ada yang dari SD ke SMP ada,dari SMP ke SMK juga ada. Jadi pas mereka datang mendaftar,dan misalnyaudah diterima. Langsung dari pihak bimlur memberikan anak-anak untuk kesekolahan. Sekolahnya nanti didaftarkan.

9. Panti ini bekerjasama dengan sekolah mana saja ?Ada beberapa sekolah yang kerjasama dengan panti ini. Kita cari yangdekat-dekat panti yaa.

10. Apakah semua biaya yang bersangkutan dengan sekolah ditanggung olehpanti ?Semua keperluan anak-anak diurus dari panti. Mereka itu tinggal belajar,sekolah, tidur sama piket. Buku-buku juga dari panti. Biaya SPP juga kankita dapat dana dari pemerintahan ya, ya kita tanggung semuanya. Yangmasuk kesini ngga bayar ya berdasarkan persyaratan. hati-hati ya nengyaa….. (memberi nasehat kepada anak-anak yang ingin berangkat sekolah).

11. Adakah pemberian beasiswa dari PSAA PU 03 kepada anak yang berprestasidisekolahnya ?Kalau beasiswa sih belum ada ya Mba yaa. Cuma paling kita kasih rewardaja ke mereka. Hadiah gitu ajalah Mba.

12. Kebutuhan apa saja yang diperlukan WBS untuk pendidikan merekadisekolah ?Pokoknya nih ya Mba.. kaya misal tas sekolah, sepatu, buku-buku pelajaran,sama sergam tuh yaaa. Udah pihak bimlur kasihin ke anak-anak

13. Ini ibu saya mau nanya di bagian resosialisasi mengenai bimbingan kembalikeluarga itu gimana ? (menunjuk ke leaflet)Yang mana ya Mba, aduh tulisannya kecil bener lagi ini hahahaha (sambiltertawa). ada jadi sebelum mereka keluar semua orang tua dikumpulinkesini. Ada 2 tipe. Jadi pertama kadang kita yang nyamperin, tergantungkeadaan keluarganya. Kita kasih tau bahwa anak ini sudah mau keluar. Kitakasih bekal bahwa mereka ini ada uang saku. Anak ini harus bekerja.Jangan sampai anak ini harus kerja dulu jangan langsung nikah karena kanudah disekolahin tinggi-tinggi, terus sama mereka yang dipanggil kesini,sekalian pengambilan ijazah atau apa gitu.

14. Masih di bagian resosialisasi Ibu, Kalo bimbingan kerja ini bagaimana ya Ibumaksudnya ?Kalau bimbingan kerja ini, ya tersalurkan ke tempat pekerjaan-pekerjaantertentu Mba. Tapi ada juga ya Mba ya beberapa anak-anak setelah lulus

Page 201: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

darisini disalurkan. Seperti contohnya waktu itu di Hanamasa terus disalon-salon yang kepunyaan Wulan Guritno. Kebetulan yang diutamakan yanghidupnya dari panti ke panti yang tidak punya siapa-siapa ya. Kan kasianjuga ya Mba yaa. Jangan sampai dia keluar dari panti itu tidak punyakerjaan. Jadi kalau yang salon itu, anak-anak diajarkan dulu sebelum terjunke salon karena kan sebelumnya disini ngga ada keterampilan salon. Jadidia belajar dulu, jangan sampai dia ngga punya keahlian main terjun ajakan nanti ada yang complain. Kira-kira mereka diajarkan selama 3 bulanan.Lama juga lho Mba.

15. Kalau di bagian bina lanjut ini bu. Apa maksudnya dari pemberian motivasihidup mandiri ?Jadi yang dimaksud begini Mba, selama dia dididik disini, jadi dalam artianak disini harus punya motivasi. Kan selama mereka disni ya misalnya kitakasih keterampilan misalnya pembuatan tas atau keset. Jadi jangan sampaisetelah mereka keluar darisini tidak punya keahliannya. Ya selama disinianak-anak harus belajar lah. Jadi kan kalau misalnya dia punya keahliandan bisa hidup mandiri. Jadi diluar nanti tidak bisa ngapa-ngapain jadidipandang sebelah mata.

16. Kalau pembinaan dalam rangka kelangsungan kerja eks-WBS dalam binalanjut gimana Ibu ?Mana mba yang nomor berapa Mba ? oh yang ini. iya jadi maksudnya yangsudah kerja kami pantau. Jadi tetap masih dalam pemantauan panti. Kanbiasanya pas kerja kita pantau supaya tau jangan sampai malas. Kita lihatbener ngga anak tersebut kerja disini., bagaimana cara kerjanya dia, apakahbagus atau masih harus banyak belajar lagi. Kita juga nanyanya ke bos nyadia ya mba. Kalau misal memang masih banyak kekurangan dari dia, yakami minta untuk agar dibimbing anaknya supaya bisa kerja lebih baik lagi

17. Apakah Ibu melakukan evaluasi untuk menilai setiap tahapan proses yangdilalui ?Ohh iya dong Mba. Evaluasi itu penting harus dilakuin untuk melihat sudahtercapai atau belum yang kita berikan. Kan begitu yaaah.

18. Berapa kali dalam sebulan ibu melakukan evaluasi ?Oh kalau evaluasi sih biasa sebulan sekali untuk liat perkembangannya.

19. Bagaimana proses terminasi berlangsung ?Prosesnya ya itu, kalau semua anak yang masuk kesini ada surat-suratnya.Setelah selesai kita kembalikan lagi surat-suratnya dan catatan kasus. Pakaimaterai diatas hitam putih, tanda tanan bahwa kamu itu surat-suratnya tida

Page 202: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

ada disni lagi. Karena semua anak-anak disini, data-datanya asli. Ijazahsama akte kelharian gitu-gitu kan Mba.

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Loren Siska Ginting, S. ST

Page 203: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Jabatan : Pekerja Sosial

Hari/Tanggal : Kamis, 3 Juli 2014

Waktu :11.55 – 12.30 WIB

Tempat : Ruang Kantor1. Apa peran pekerja sosial dalam memberikan pelayanan kesejahteraan sosial

mulai proses engagement ?Kalau di proses engagement kita kaya penjalinan relasi biasa ya. Gimanabisa ngedektin anak itu sampai mau kita assesmen. Karena anak-anak disiniterkadang susah untuk di wawancarai. Ya biasa buat suasana sesantaimungkin. Kita disini ngga ada kontrak yah ngga dibuat memang di panti ini.Karena kalau ada kontrak dan terlalu terfokus anak disini biasanya kadangsuka sulit untuk diberikan pertolongan malah jadi takut.

2. Bagaimana cara pekerja sosial melakukan proses assesmen ?Dalam proses assesmen, ya saya wawancara klien tersebut mengenaipermasalahannya yang dia alami. Di identifikasi lah intinya untukmenemukan masalah, kebutuhan, potensi, dan menganalisis masalah klientersebut. Terus kita juga lihat gimana individu anak tersebut seperti apa sihtipenya. Terus karena dia tinggal di panti saya tanyakan juga bagaimana diadi panti kegiatan apa yang diikuti terus perasaan tinggal di panti itu sepertiapa menurut mereka. Selain itu, saya juga menanyakan bagaimana pelayananyang diberikan untuk dia, apa sudah diterima atau dijalankan dengan baik.Abis itu kita cari dari permasalahan tersebut apa yang dibutuhkan anak inikita tanya juga kekuatan yang dimilikinya. Saya juga melakukan wawancaraengga yang formal banget ya kaya ngobrol-ngobrol biasa aja sampaipermasalahannya itu ketahuan apa yang dialaminya.

3. Lalu apa yang diungkapkan klien mengenai perasannya selama tinggal dipanti ?Kalau saya menanyakan, perasaan mereka gimana berada di panti, ya pastijawabannya sedih karena mereka kan ingin merasakan sama apa yang dirasain teman-teman mereka kumpul dan bercanda dengan keluarganya.Selain itu juga mereka tuh punya perasaan kaya menyesal gitu, kenapa gitumungkin dipikiran mereka. Kenapa harus mereka yang kaya gini, tapi yaterus mereka mau apa juga kan ngga bisa mau menyalahkan siapa juga nggatau. Jadi kita motivasi-motivasi aja.

4. Bagaimana untuk klien “V” dan “R” apa permasalahan yang dia alami selamatinggal di panti maupun di sekolah?

Page 204: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Selama dia tinggal di panti, memang ngga selalu dia bisa berperan sebagaianak yang baik. Kadang kan anak aja ada tingkah lakunya. Waktu itu, klien“V” pernah ada masalah di panti sama temen-temannya, dia pernah minjemuang temannya, terus pernah juga berantem sama ya paling kadangperaturan yang di panti ngga dikerjain sama dia. Di sekolah, dia memangngga pernah ada sama temen-temen di kelasnya tapi dia pernah membolossekolah. Kalau klien “R” ini memang anaknya pendiam sekali, di panti sihngga pernah buat ada masalah. Semua peraturan di patuhi sama dia.Walaupun pendiam seperti itu, tapi kalau sama petugas juga dia masih sukabercanda, ngobrol dikit-dikit. Orangnya ngga pernah macem-macem sih diaini. Namun, Seperti baru-baru ini klien “R” mempunyai masalah disekolahnya, dia itu ngga mau sekolah disitu lagi dan minta pindah sekolahkarena menurut dia ada beberapa temannya itu yang ngga suka melihat dia,sama dia itu bolos sekolah karena suka bangun kesiangan.

5. Apakah klien “V” dan “R” aktif di dalam di panti ?Kalau klien “V” kan anaknya emang kadang gampang diatur, kadang jugasusah banget. Selama disini dia itu punya masalah kaya misalnya sukaminjem uang temen sama terus pernah berantem juga. Tapi dibalik sikapnyayang seperti itu, dia itu sangat berperan sekali di sini. Dia mau aktif menjadibagian dari OCIP dan sering juga memberikan masukan-masukan yang baikkalau mau buat acara. Terus juga dia karna di sekolah ikut nari samanekskulnya, dia bawa tarian itu ke panti untuk diajarkan ke juniornya. Darisitu banyak yang ikut terus juga udah sering tampil di luar panti. Klien “R”memang awalnya rajin mengikuti kegiatan yang ada disini, cuma mungkinberanjak dewasa dan ada pengaruh dari luar jadi sifat malasnya muncul.Udah gitu karena anak ini juga pendiam, jadi beradaptasinya itu kurangdengan teman-temannya. Anak ini juga kurang percaya diri jadi sulit sekaliuntuk berbaur atau gimana. Walaupun anak ini tipe anak yang pendiamsekali, tapi hubungan dia sama teman-teman yang lain cukup baik nggapernah berbuat masalah di panti. Klien “R” ini memang tidak terlalu aktif dipanti. Jadi biasanya ya kalau udah pulang sekolah langsung ke kamarnyaterus makan ya seperti itu. Klien “R” ini, terkadang anak ini memang jarangmelakukan keterampilan yang ada. Dia ngga mempunyai masalah kok samateman-temannya. Emang anaknya baik ngga pernah macem-macem.. Kalau disekolah, juga sama kaya gitu, dia malah terlihat aktif dibuktikan dengan diaanak yang berprestas karena selalu mendapatkan peringkat 10 besar disekolah. tapi baru-baru ini ada masalah dia membolos sekolah sampaiberapa hari karena di sekolah ada masalah, teman-teman kelasnya sering

Page 205: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

membully klien “R” karena sering datang terlambat di sekolah, dan melihatkeadaan fisik klien “R”. Makanya dia sampai minta untuk pindah sekolah.

6. Pelayanan apa yang diberikan pekerja sosial untuk klien “V” dan “R” dalamproses penyelesaian masalah yang dialami klien ?Pada tahapan ini saya memberikan beberapa pelayanan pendukung yangakan membantu proses penyembuhan klien dari masalah yang dihadapi.Seperti misal pelayanan konseling, bimbingan mental, fisik, sosial, pendidikandan keterampilan. Pelayanan-pelayanan ini yang dianggap sangat membantumemecahkan masalah yang dialami. Dari judulnya aja sudah terlihat, sepertiapa proses dari pelayanan yang di rekomendasikan.

7. Apa kekuatan yang dimiliki kedua klien ini dalam menyelesaikan masalahnya?Klien “R” merupakan anak yang berprestasi di sekolahnya, sedangkan klien“V” selain juga dia merupakan anak yang memiliki prestasi yang bagus, klien“V” juga sangat suka dalam bidang kesenian, dia bisa main gitar dan menarisaman. Seperti yang sudah saya katakana tadi.

8. Lalu bagaimana pekerja sosial dengan klien mendiskusikan rencanapemecahan masalah (planning) yang tepat untuk kedua klien ini ?Pertama saya melakukan kerjasama dengan klien, menyadarkan klien akanmasalah yang dihadapinya kemudian membuat klien aktif dalammenyelesaikan permasalahannya, jadi disini klien yang lebih aktif bukansaya. Saya hanya sebagai fasilitator saja. Lalu saya dan klien mencari apaprioritas permasalahan dari beberapa permasalahan yang dimiliki klien.misalnya membolos sekolah yaudah berarti membolos sekolah yang jadiprioritas pertama untuk diseselesaikan dan masalah tersebut menjadikebutuhan untuk dicarikan solusi-solusi alternative dalam memecahkanpermasalahan klien. Abis itu kita evaluasi deh apa yang dibutuhin kliendalam membantu permasalahan tersebut, terus kita tetapkan tujuan utamanyaapa yang ingin dicapai. Kalau udah baru saya membuat kaya semacamkegiatan perubahan yang akan dilakukan klien sambil juga dilihatkemajuannya seperti apa. Kira-kira seperti itu dalam proses memecahkanrencana penyelesaian masalah yang dialami klien.

9. Berarti pekerja sosial disini melibatkan klien secara aktif dalam prosespemecahan masalahnya ?Iyaa.. setiap permasalahan yang dialami klien pasti saya mengajak klienuntuk berperan aktif juga dalam mengatasi permasalahannya. Misalnya nihyaa mereka sadar, mereka ada masalah, terus kita harus bantu supaya anak

Page 206: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

ini ngga begitu lagi. Kita tanya, kamu mau kan merubah sikap kamu, kamumau kan bisa menjadi yang lebih baik. Terus dia jawab iya mau merubahnya.Terus kita kerjasama untuk bisa menjalankan apa yang sudah sama-samakita rencanakan, dengan begitu klien merasa mempunyai peran dalamkesembuhan dari permasalahan yang mereka alami.

10. Bagaimana proses memprioritaskan masalah itu dilakukan ?Kan tadi kita udah tau permasalahannya itu apa. Nah dari permasalahanyang ada, saya sama kedua klien ini sepakat menarik satu masalah yang akankita jadikan sebagai prioritas masalah. Masalah yang kita pilih ini adalahmasalah kedua klien yang sering membolos sekolah. karena kan kalo bolossekolah pasti banyak ruginya kan, kaya misalnya materi ketinggalan, teruspas ujian ngga ngerti sama materi itu karena pas dijelasin ngga masuk,absensi juga jadi jelek. Padahal misalnya prestasinya bagus, tapi karenaabsensinya jelek ya tetep aja jadinya jelek kan. Ya begitu kira-kira.

11. Bagaimana pekerja sosial melakukan menggali permasalahan klien danmengembangkan potensi klien pada tahapan ini ?kan tadi kita udah ketemu masalah apa yang menjadi prioritas, nah sekarangmasalah tersebut itu dijadikan kebutuhan untuk dicarikan solusi alternatifyang tepat. Apa yang menjadi permasalahan klien, itu sudah menjadikebutuhan yang harus segera diselesaikan, disini saya hanya berperan untukmembantu mereka dalam membangun apa yang mereka butuhkan danmenggali serta mengembangkan potensi yang dialami klien. apa yangdibutuhkan klien, hanya klien sendiri yang tau.

12. Apa yang dibutuhkan klien dalam proses rencana penyelesaian masalah ini ?nah.. dengan sudah membuat rencana intervensi tadi dengan melihat dariindividunya, bahwa dia ingin merubah supaya tidak membolos sekolah lagidan bisa berpikir dewasa dengan didukung oleh perhatian dan kasih sayangyang akan diberikan pihak lembaga berupa penghargaan atas keberhasilandisekan dan juga didukung oleh pelayanan-pelayanan yang ada disini untukmembantu proses perubahan anak. Sehingga bisa kita temua alternatifpemecahan solusi yang bisa dicapai dan dapat memenuhi kebutuhan utamaklien.

13. Langkah apa selanjutnya yang diberikan pekerja sosial dalam menyusunrencana pemecahan masalah ?Kita buat jangka pendek dan jangka panjangnya apa supaya bisa tercapaidengan apa yang diinginkan. Kemudian saya mulai membuat rencana untukkegiatan yang akan dilakukan klien agar proses perubahan bisa terlihat.

Page 207: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Disini juga dilihat bagaimana mengukur keberhasilan terhadap rencana yangsudah disusun.

14. Apakah pekerja sosial membuat rencana kontrak perbaikan dengan klien ?Kalau untuk kontrak sih ngga ada pembuatan kontraknya di panti ini, jadifleksibel aja. Justru disini kalau buat kontrak malah horror kesannya. Karenadisini itu anak-anaknya ngga bisa kaya gitu. Begitu ada kontrak, anaknya jaditakut. Orang wawancara kaya gini aja dia tuh jadi takut anaknya. Seakan-akan punya masah besar, padahal permasalahannya hanya ringan-ringansaja

15. Bagaimana tahapan implementasi dilakukan ?Dengan melihat apa yang sudah kita rencanakan, apakah sudah dilakukanoleh klien rencana-rencana tersebut, atau sudah juga atau belum dilakukanoleh pihak lembaga dalam memberikan penghargaan sebagai bentuk kasihsayang terhadap klien ini. Lalu kita pantau kemajuannya seperti apa jikamemang sudah dilakukan oleh klien. kalau sudah terlihat ya berarti rencanayang direncanakan sudah sesuai. Kalau belum, berarti kita buat rencanaulang baiknya itu seperti apa untuk klien.

16. Bagaimana peran pengasuh ketika melihat anaknya mengalami permasalahandan apakah pengasuh sudah melakukan proses intervensi ke anak asuhnya ?iya semenjak permasalahan itu pengasuh lebih intens lagi mendampingianak-anaknya. Mereka memberikan nasehat-nasehat dan motivasi supayamereka tidak membolos sekolah lagi kalau alasannya tidak jelas. Pengasuhjuga memberikan nasehat kalau bolos sekolah banyak yang dirugikan nanti.Jadi harus semangat lagi sekolahnya ngga boleh males. Terus klien “R” jugakita bantu untuk mempercantik dirinya dengan kita ajak ke salon di pantisebelah (PSBR), supaya dia bisa belajar cara mempercantik dirinya. Dari situperlahan mereka sadar, dan apa yang udah diberikan pengasuh merekainget-inget dan mereka pegang supaya ngga bakal ngelakuin itu lagi.

17. Seperti apa pihak lembaga menghargai usaha klien untuk merubah tingkahlakunya agar tidak membolos sekolah lagi ?Iya disini saya jelaskan, mengapa memutuskan untuk mengambilpendampingan mengenai diberikannya reward dan punishment. Itu karenamemang sudah diterapkan disini sangat diterapkan sekali. Baik klien “R”atau klien “V” ketika dia mendapatkan prestasi yang baik di sekolahnya ataudilihat dari tingkah laku anak ini yang tidak pernah membuat kesalahan lagimaka mereka mendapatkan reward. Oleh karena itu pihak panti memberikanhadiah dan ditambah tingkah laku mereka juga sudah mulai terlihat baik.Punishment diberikan apabila mereka melakukan kesalahan lagi.

Page 208: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

18. Bagaimana proses evaluasi berlangsung ?Berdasarkan apa yang sudah dilaksanakan dalam proses intervensi,pencapaian keberhasilan sudah mulai terlihat dari kedua klien ini. Merekasemakin hari semakin bisa merubah perilaku mereka yang tidak baik sepertimembolos sekolah. pada dasarnya anak-anak ini memang baik danpermasalahannya juga tidak terlalu besar. Saya melakukan evaluasi setiapsebulan sekali untuk melihat tingkah laku kedua klien ini.

19. Bagaimana proses terminasi terjadi antara pekerja sosial dengan klien ?Habis di evaluasi kan kita sudah liat tuh bahwa apa yang kita udah rencanaindari awal itu terlaksana sesuai dengan harapan. Maka dari itu prosespertolongan ini harus berakhir karena sudah sesuai dengan tujuan yang kitainginkan dalam perubahan kan Makanya kita melakukan proses terminasi inike klien.

20. Apakah ada tindak lajutnya ketika sudah terminasi ?Setelah sudah selesai proses pertologan, dan sudah berhasil dilakukan olehkedua klien ini. Perubahannya juga terlihat. Sehabis terminasi, saya jugatetap masih bekerja untuk memantau kegiatan yang dilakukan kedua klien ini.Apakah benar-benar dia sudah berubah, karena kan factor dari luar tuh adaaja, takutnya mereka terhasut lagi atau bagaimana. Jadi merusak apa yangsudah dibangun kemaren. Untuk itu, saya tetap adakan tindak lanjut yaamemberi nasehat-nasehat dan pengawasan berlanjut dengan pengasuhnyasupaya mereka tetap mempertahankan sikap yang sudah baik yang kita sama-sama bantu prosesnya. Tetapi ketika terlihat anak-anak ini melakukankesalahan lagi maka akan di tindak lanjuti untuk di berikan pertolongan dariawal dengan intervensi yang berbeda.

21. Metode apa yang digunakan kalau melakukan intervensi atau memecahkanmasalah yang dialami klien ?Panti disini sudah menggunakan metode case work dan group work dalammemecahkan masalah. Kalau case work yang tadi udah saya bilangprosesnya seperti konseling ya membangun relasi, menggali permasalahan,motivasi sampai pada mencari alternatif. Kalau group work menyelesaikanmasalah dengan melakukan pendekatan kelompok. Kayak misalnya dinamikakelompok, kultum yang diberikan pengasuh, penyuluhan kesehatan atau jugaada penyuluhan yang disampaikan kepolisian.

22. Kalau dalam proses penyaluran itu seperti apa Kak ? Apa sudah pasti anak-anak disini disalurkan ke perusahaan yang memang sudah bekerjasamadengan panti ini ?

Page 209: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

ehm yaa.. tapi tergantung anaknya. Itu kan minat ya. Mereka ini kan maunyakadang kerja di kantoran, tapi kan sesuai dengan levelnya kan kadang susahjuga ya masuk ke kantoran. Jadi semampu kita aja. Kita masuk denganbeberapa perusahaan yang sudah kerjasama seperti dengan hanamasa, terussalon apa gitu kalau mereka ada minat disitu ya kita coba bantu masukin.

23. Kalau selain kegiatan di panti, apakah pekerja sosial mengadakan kegiatanpenunjang lain ?Karena memang apa yaa.. ini kan peksos peksos tapi kan tetap ada pekerjaanlain yang harus dilakukan. Misalnya kaya saya tetap pegang kamar terussaya juga di bagian bimlur. Kalau membuat acara khusus dari pekerja sosialsih ngga ya. Tapi kalo misalnya manggil orang lain saya hanya sebagaiperantara. Kan kalau pekerja sosial ngga musti yang harus selalu yang turuntangan dia juga bisa sebagai perantara. Paling misalnya liat ada masalahbanyak yang mengarah ke kriminal, kriminal bukan berarti membunuh ya.Banyak yaa.. misalnya merokok atau apa. Paling saya menyampaikan kepalaseksinya terus diarahkan untuk memanggil kepolisian untuk mengisi kegiatan.Jadi ngga ujuk ujuk saya yang langsung masuk ngarahin ke meraka tapi hayasebagai penghubung aja. Karena kalau saya yang menjadi narasumbernyasebenarnya anak-anak sudah jenuh, sudah tidak mungkin juga. Jadi harusorang yang baru. Kalau saya lagi karena anak-anak agak susah merekasudah hapal dengan kata-kata saya.

24. Apakah pekerja sosial dalam memberikan pelayanan kesejahteraan sosialmenggunaka prinsip-prinsip pekerja sosial ?Oh iya dong.. tapi ngga cuma saya aja sebagai peksos ya.. semua pegawaidisini juga paham kok hal seperti itu. Walaupun disini yang pekerja sosial itusaya tapi banyak pegawai disini itu lulusan sosial dan dia sudah sangatpaham betul hal tersebut kayak bagaimana menerima klien apa adanya,komunikasi yang baik, individualisasi, berpartisipasi, menjaga kerahasiaanpermasalahan klien, yang seperti itu kan yaa.. kami menggunakan prinsiptersebut kok.

25. Bagaimana pelayanan pengasramaan terhadap anak-anak WBS ?Aku ceritain dari awal masuk ya. Jadi disini da kriterianya ya. Kalau diapindahan dari panti ke panti kita wajib terima. Tapi kalau yang dirujuk darimasyarakat mereka punya PSM. PSM itu kayak mereka yang menjaringmasyarakat setempat yang memang tidak mampu, terus dari mulut ke mulut.Misalnya dari alumni sini ngomong ke tetangga atau temennya. Nah nantikita buka pendaftaran, pas naik kelas kita buka pendaftaran. Nanti merekakesini, isi formulir biasalah. Terus nanti kalau datanya udah lengkap kita

Page 210: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

home visit. Home visit kerumahnya, lihat keadannya sesuai apa ngga.Sebelum home visit, kita wawancara anaknya. Bener ngga anaknya maumasuk sini, bener dari dianya atau paksaan. Kalau paksaan kita ngga terima.Karena supaya mereka merasa nyaman. Jadi kita Tanya dulu anaknya. Untukpengasramaan, nanti setelah dia masuk kesini, baru dimasukin aja. Ini kanmisalnya kuota 90 orang. Ada 20 orang yang keluar. Jadi 20 orang yang baruitu dimasukkan ke kasur yang kososng. Jadi ini kaya gini nih, anak-anak yanglama kan lagi liburan. Nah disini tuh lagi dipersiapkan, tempat-tempatnya.Ini lemari buat anak baru, ini bantal, ini kasur. Jadi pas mereka datangmereka tinggal nempatin udah terima semuanya kita tinggal nunjukin. Terusuntuk setelah dia masuk, kita adain assesment ulang.

26. Apa saja kegiatan pelayanan sosial PSAA melalui pelayanan permakanan ?Kalau permakanan kan diatur sama ibu dapur. Kita punya tukang masaksendiri. Disini ada 4 orang tukang masaknya. Disini mereka makan 3x sehari.Sarapan itu jam 07.00 terus makan siang jam 11.00 soalnya kan emreka mausekolah. Abis itu makan malamnya abis sholat maghrib. Anak-anak disiniwajib bangun jam setengah 5 pagi untuk sholat subuh. Disini masalahpermakanan itu ada daftar menu diambil dari puskesmas. Di depan itu adakok makan pagi apa, siang apa, malam apa itu hari senin sampai hariminggu terus juga ada kandungan gizinya misalnya kalori berapa gitu.

27. Bagaimana dengan kegiatan konseling yang ada di PSAA ini Kak ?Kalau misalnya ada ajaran baru, ada kayak ini salah satu contohnya(menunjukkan contoh psikotest) ini keterangan dia apa, dia sosoknya gimana,minat bakatnya apa. Nah kalau ini yang sekaligus. Itu 1 kali atau 2 kalisetahun. Tapi kalo seminggu sekalinya itu kita ajuin 3 atau 4 orang. Misalnyanih kira-kira ada anak yang kok sekarang agak aneh ya, kok dia adaperubahan, dia suka bolos, suka termenung atau apa. Itu kita ajuin 3 atau 4orang per minggu. Begitu psikolog datang kita langsung kasih aja. Psikologbiasanya datang seminggu sekali, tapi kadang 2 minggu, tergantung sih diabisanya kapan gitu ya. Udah dijadwalin sama dianya

28. Apa saja kegiatan pelayanan sosial PSAA Pelayanan pemeriksaan kesehatan ?Nah disitu ada 3 bagian. TU, bimbingan dan penyaluran, ada identifikasi danassesment. Nah kalau bagian bimlur kayak bagian persekolah, kegiatan anakdiluar, tentang pendidikannya, kegiatan sosialnya. Kalau identifikasi danassessment itu permakananan sama kesehatan. Jadi misalnya ada anak yangsakit ada anak yang apa, disini kan anak-anaknya sudah memakai BPJS. Jadikalau anak-anak yang sakit atau apa langsung dibawa ke puskesmas ataungga kerjasamanya dengan Rumah Sakit milik pemerintah. disini juga

Page 211: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

disediakan obat-obatan tapi itu yang ringan-ringan aja. Kaya pusing, karenaperempuan kan sering nyeri haidh,minyak tawon, vitamin-vitamin.

29. Tapi disini ada poliklinik ngga Kak ?Nah poli itu baru dibangun, sudah ada tempatnya. Kan sekarang harus adapolinya juga ya di panti-panti. Paling sebentar lagi ada kok poliklinik. Tapikalau cek kesehatan, disini setahun sekali ada. Wajib sampai harus dirontgen.

30. Lalu bagaimana Kak dengan pelayanan Pendidikan ?Masalah persekolahan, dia mau sekolah dimana. Kita anjurin di Negeri.Kalau misalnya dia ngga dapat di Negeri, kalau misalnya di negeri dia bisatentukan sendiri pokoknya jangan jauh dari panti. Tapi kalau sekolah swastakita yang tetapin, kita sudah punya kerjasama dengan sekolah-sekolah yangdekat sini.

31. Kalau misalnya dia ada kebutuhan di luar ini gimana Kak ?Tergantung, ada kebutuhan yang kita cover, ada juga kebutuhan yang tidak dicover. Misalnya yang kita cover, pendaftaran-pendaftaran atau registrasikebutuhan sekolah, pembelian LJK, buku itu semua kita cover. Tapi kalaukaya remedial, ngerjain tugas-tugas biasa ngga kita cover biayanya. Kalaubiaya yang ngga kita cover mereka bisa melakukan pengajuan di programtabungan yang mereka punya setiap individu.

32. Oh begitu Kak ? bagaimana dengan pelayanan tabungannya Kak ?Jadi mereka ini misalnya kaya gini nih, mereka punya uang Rp 20.000,-mereka liat sekolahnya deket. Kita potong Rp 10.000,- mereka udah punyatabungan sendiri. Kita punya kerjasama dengan Bank DKI. Jadi dipotong Rp10.000,- langsung dimasukkan ke tabungannya, yang Rp 10.000,- lagi itutermasuk uang jajan dia dan ongkosnya. Seandainya dia butuh untuk tugassegala macam, dia bisa melakukan pengajuan. Misalnya Kak aku butuh Rp50.000,- untuk tugas, nanti kita ambil dari tabungannya. Tapi kita transparandananya, ada buku kecilnya kan. Ini kamu liat, kamu uangnya terakhir segini,saldonya segini, kamu butuh uang segini, sekarang saldo kamu segini.

33. Apa saja kegiatan pelayanan sosial PSAA dalam bidang keagamaan ?Mereka wajib bangun setengah 5 untuk sholat subuh berjamaah. Disini yangpaling wajib sholat itu 3, sholat subuh, maghrib dan isya wajib berjamaah.Sampai kita buat bukunya, kita control dalam masalah persholatan ya..kalaudilihat tidak ada yang sholat di 3 waktu wajib itu untuk berjamaah. Uangjajan mereka akan dipotong Itu hari apa ya ? kalian pengajian hari apa ya ?(bertanya pada salah satu WBS) malam selasa sama malam jumat. Selainyang itu ya. Tau ngga yang suka main rebana gitu.

Page 212: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

34. Biasanya kalau pelayanan rekreasi atau hiburan, apa saja kegiatannya Kak ?kaya liburan outbond..jadi disini dijatah 2 x setahun. Jalan-jalan keluarpanti. Itu kita bilangnya bimbingan sosial luar panti. Terus selebihnya itumisalnya libur suka ada uang tabungan anak-anak mereka jalan-jalan kanada anak-anak yang tidak punya orang tua kalo temennya libur kan masihpunya orangtua mereka pulang ke rumahnya. Kalo yang tidak punya orangtua kadang mereka jalan-jalan sendiri asal ada izin dari panti. kaya liburanoutbond.jadi disini dijatah 2 x setahun. Jalan-jalan keluar panti. Itu kitabilangnya bimbingan sosial luar panti. Terus selebihnya itu misalnya libursuka ada uang tabungan anak-anak mereka jalan-jalan kana da anak-anakyang tidak punya orang tua kalo temennya libur kan masih punya orangtuamereka pulang ke rumahnya. Kalo yang tidak punya orang tua kadangmereka jalan-jalan sendiri asal ada izin dari panti

35. Bagaimana dengan pelayanan keterampilan yang ada disini untuk anak-anakPSAA ?Terus kegiatan panti itu ada pencak silat, band, mute-mute, supaya anak-anakngga bosan. Terus bikin sulaman. Kadang-kadang ada latihan masak, tapi itungga ada jadwalnya. Cuma kalau liburan aja itu. Kalau pencak silat hariminggu, band juga hari minggu, mute senin, menyulam selasa, tapi anaknyangga dipaksain yang mau aja. Kalau pencak silat itu wajib.

36. Kalau dengan pelayanan transportasi bagaimana ?Mereka juga dapat ongkos, kenapa harus deket itu karena mereka sudah adaongkosnya. Anak SMK Rp 20.000, anak SMP Rp 15.000 itu dibagikan setiaphari. Memang anggarannya segitu.

37. Kegiatan apa yang dilakukan pekerja sosial dalam mengevaluasi pelayanankesejahteraan sosial ?Menyusun laporan kegiatan evaluasi terhadap pelayanan kesejahteraan yangsudah didapat oleh warga binaan.

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : “V”

Hari/Tanggal : 7 Juli 2014

Page 213: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Waktu : 12.30 – 13.00 WIB

Tempat : Kamar Asrama

1. Mengapa kamu ditempatkan di PSAA ?Kalau aku kenapa bisa disini, ya karena memang kan aku sebelumnya tinggaldi panti yang di klender kak. Aku dari kecil sudah ada disana kak. Disana kanjuga pendidikannya hanya sampai SD. Pas aku sudah mau masuk SMP ya akuharus pindah ke panti ini kak. Karena juga sudah prosedurenya disana cumasampai kelas 6 SD, pas SMP sampai SMA ya kesini Kak.

2. Sudah berapa lama kamu tinggal di panti ini ?Sudah 5 tahun Kak disini dari SMP.

3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di PSAA ?Terus tinggal disini ya ada senangnya ada sedihnya. Sedihnya pengenngerasain gimana sih punya rumah dalam satu keluarga terus berkumpul.Senangnya ya disini juga kan saya mendapatkan pengasuh yang berperansebagai orangtua saya disini. Jadi saya bisa tetap mendapatkan rasa sayang

4. Apa harapan kamu selama kamu tinggal di panti ?Harapan saya ya saya sih berharap saya bisa jadi orang yang lebih baik aja.Patuhin peraturan yang ada di panti yang ada di sekolah. jadi ngga punyamasalah lagi. Jadi orang baik yang nantinya bisa bikin orang lain senangsama sikap saya. Terus supaya juga saya ngga bolos sekolah lagi. Temen-temen mau menerima kekurangan saya gitu aja Kak

5. Kegiatan apa saja yang kamu lakuin di panti ?Aku paling sih yah Kak.. bersih-bersih, sekolah, belajar gitu-gitu dah.

6. Panti ini sangat membantu kamu apa tidak ?Membantu Kak. Saya bisa merasakan sekolah terutama yah Kak.

7. Bagaimana proses identifikasi yang dilakukan panti ini ketika kamu ingindaftar masuk ke panti ini ?waktu datang kesini karena kan memang panti saya sudah bekerjasamadengan panti ini, dan memang ketika saya harus melanjutkan ke SMP yangtadinya tinggal di panti sana akan dipindahkan kesini khusus untukperempuan yah kak. Waktu saya datang, ya saya ke kantor diantar pengasuhsaya dari panti sana. Kemudian di cek data-data saya yang dibawa pengasuh.Terus saya disuruh isi formulir diajak ngobrol-ngobrol, terus pengurus sinimulai ngejelasin apa apa saja kegiatan yang ada disini. Terus udah disiniberapa minggu anak-anak baru kaya saya dan yang lain juga ada testpsikolog kak. Kira-kira seperti itu deh kak.

Page 214: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

8. Kamu pernah mempunyai masalah tidak selama di panti ?iyah kak aku emang pernah punya masalah waktu itu, aku tuh dulu seringbanget kak bolos sekolah. kadang suka ikutin temen, kalo temen bolos yaudahaku ikutan aja. Bilang ke panti mah sekolah, tapi padahal ngga pergi kesekolah. engga tau kak males aja gitu kadang juga males gitu sama gurunya.Karena ngajarnya gitu lagi bikin males sekolah, jadi yaudah bolos.

9. Kalau pelayanan panti dalam pengasramaan gimana ?Karena saya dari panti ke panti. Jadi pas sampai sini, saya langsung dikasihkamar. Saya ngga perlu melalui tahapan persyaratan itu Kak . Waktu pasmasuk sini, kita disini kaya ada MOS gitu kak. Jadi dikumpulin anak-anak dilapangan, terus kita perkenalkan lingkungan panti, tata tertib panti, kegiatanpanti sama nanti anak-anak disuruh minta tanda tangan untuk seluruh staffyang ada disini, itu semua yang melakukan OCIP kak.

10. Kalau kebutuhan makan gimana pelayanannnya ?Makanannya enak-enak banget Kak. Pokoknya kita makan 3x sehari.

11. Kalau untuk bimbingan fisik biasanya kegiatannya seperti apa saja ?kalau bimbingan fisik sih yah kak biasanya itu kan kaya olahraga gitu Kak.Kalau disini itu adanya SKJ kak senam gitu kan itu dilakukan setiap Jumatpagi, abis itu dilanjut sama kerja bakti. Kalau bimbingan fisik yang lain itudilakukan setiap hari minggu kaka da kegiatan pencak silat. Kalau kaya mainvolli, badminton itu mah jarang-jarang sih kak. Kalau pas kita lagi mau mainaja

12. Bagaimana pelayanan kesehatan yang ada di panti ini ?Kalau kesehatan sih ada dokter kak biasanya, terus disini juga disediain obat-obatan kok

13. Bagaimana dengan pelayanan transportasi ?Dikasih Kak ongkos gitu kalau kita mau berangkat sekolah. Kalau saya Rp20.000,- terus kan karena kita naik angkutan umum makanya dikasih segitu.Kalau anak SMP Rp. 15.000,- Kak. Terus uangnya itu langsung dipotongseparuhnya untuk ditabung dan jadi tabungan kita masing-masing. Untukuang segitu yah cukup kok kak buat jajan.

14. Ada pelayanan konseling ngga ?Ada kok Kak. Biasanya sama psikolog kalau ngga sama ibu pengasuh sih.

15. Kalau pelayanan keagamaan gimana menurut kamu ?Disini kita membaca wakiah setiap malam selasa, malam jumat kita bacayasin bareng-bareng kak. Yang ngajarin ustadzah Kak. Terus juga ya sholat 5

Page 215: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

waktu Kak.. diajarin gimana wudhu, baca-bacaan sholat, terus juga ada mainrebana Kak. Semuanya dilakukan malam hari pad kita udah kumpul baliksekolah Kak.

16. Waktu kamu mendapatkan pendidikan disini. Bagaimana prosesnya ?Karena aku sekolah swasta yah Kak. Jadi aku diurusin sama panti Kak. Tapikaya seragam, sepatu, tas, buku-buku kita dapat Kak dari panti. Bayaransekolah juga Kak.

17. Kalau dari rekreasi bagaimana ?Ada kok kak, baru bulan kemaren kita jalan-jalan ke Ciater sama TangkubanPerahu. Kita outbond kerjasama dengan EO disana Kak. Biasanya mah kalaujalan-jalan setiap tahun pasti ada buat refreshing hehehehe

18. Kalau pelayanan keterampilan yang ada disini bagaimana ?Ada komputer, mute-mute, membuat tas, membuat keset, pencak silat,kesenian gitu kak.

19. Kamu aktif ngga di keterampilan ?Aku emang kadang suka malas kak kalo ikut keterampilan, ngga tau males ajagitu rasanya.kan saya ikut kegiatan musik itu setiap hari minggu, jadi tuhsaya mikirnya karena udah sekolah dari senin –jumat terus di weekend itumaunya istirahat aja ngga ada kegiatan. Kalo solat iya nih kak masih jarang-jarang, ngga tau sifat malesnya ada aja

20. Kalau kamu ikut keterampilan apa ?Nah kalo sekolahnya masuk siang kita diikutin kegiatan keterampilan, jadingga diem aja disini Kak. Diberikan kegiatan untuk mengisi waktu luang.Kalau waktu saya sih yah kak, saya disuruh ikut dulu kegiatan menjahit kayamute-mute sama daur ulang disuruh coba dulu ikut itu. Tapi cuma dapatberapa minggu, saya bilang ke pengurus panti saya ngga suka karena sayaorangnya ngga sabaran. Yaudah abis itu pengurus kasih kepercayaan samasaya mau ikut keterampilan yang mana, yang penting harus ikut. Yaudah sayaikut keterampilan music kak. Terus saya juga karena disekolah ikut saman.Saya coba masukin tari saman ke panti ini jadi saya ngajarin beberapa temensaya. Terus Alhamdulillah malah dipercaya kak, udah sering manggung-manggung.

21. Kalau pelayanan tabungan itu bagaimana menurut kamu ?Pelayanan tabungan yah Kak. Jadi nih kayak yang tadi aku bilang, aku kanjajan dikasih Rp 20.000,- karena jarak sekolah aku deket jadi aku dipotongRp 10.000,- itu buat ditabung. Kan kita ada Kak buku tabungannya dari BankDKI. Jadi kita tau kak tabungan kita itu ada berapa. Anak-anak sini udah

Page 216: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

banyak banget Kak. Ada yang sampe Rp 3.000.000,- Alhamdulillah kan yahkak lumayan banget untuk pegangan kita nanti

22. Ada pelayanan lagi ngga yang ingin kamu dapati ?Apa yah kak. Udah sih kayaknya abis semuanya juga udah dapat

23. Harapan kamu untuk PSAA ini untuk kedepannya bagaimana ?Yaa biar lebih baik aja Kak hehe.. ya saya sih pengennya peraturannyajangan ketat-ketat banget gitu.

24. Peran pengasuh disini biasanya seperti apa ?Ya ibu pengasuh paling ya memberi kita nasehat, mematuhi peraturan, jagakebersihan kamar gitu-gitu Kak

Page 217: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

FOTO-FOTO KEGIATAN

Salah satu kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan oleh PSAAPU 03 Tebet adalah pendidikan formal untuk anak-anak asuh dari tingkat SMPsampai SMA. Pihak panti memfasilitasi mereka sekolah di luar panti namunjarak antar sekolah dengan panti harus dekat.

Salah satu proses pendampingan anak yang dilakukan oleh Psikolog denganmetode case work atau konseling. Kedua anak tersebut sedang menceritakanpermasalahan yang mereka alami untuk mendapatkan jalan keluar dari proseskonsultasi dengan psikolog tersebut yang sudah disediakan oleh panti.

Salah satu proses pendampingan anak yang dilakukan oleh staff dan pegawaipanti dengan metode group work yang bersifat seperti kultum atau diskusi.Serta metode group work dengan bentuk kegiatan dinamika kelompok

Page 218: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Pelayanan pengasramaan yang diberikan untuk anak-anak asuh berupa kamar,tempat tidur, lemari pakaian dan rak sepatu. Mereka menyusun pakaian danmerapikan tempat tidur mereka dengan rapi serta mereka juga membiasakanuntuk menaruh sepatu dan sandal mereka di dalam rak sepatu yang disediakandi depan kamar mereka.

Meja makan yang biasa digunakan untuk anak-anak asuh melakukan kegiatanmakan bersama-sama 3x sehari. Ibu dapur yang biasa menyiapkan anak-anakasuh makan dengan memasak menu-menu yang sudah dijadwalkan setiapharinya.

Page 219: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Kegiatan keterampilan yang ada di panti yaitu keterampilan komputer dengandisediakan beberapa unit komputer dan terdapat ruangan laboratorium komputeruntuk memberikan kenyamanan anak-anak asuh ketika mereka belajar.Kemudian ada juga beberapa alat music seperti angklung dan alat-alat banduntuk kegiatan kesenian yang biasa dilakukan setiap hari Minggu, selain itu adajuga keterampilan mute-mute yang akan menghasilkan bross, tempat minum, tasdan ada juga keterampilan bahan daur ulang yang biasa memanfaatkan daribungkusan makanan atau apa saja yang bisa disaur ulang dan akanmenghasilkan tas, taplak meja, tempat minum, dll. Semua hasil dari kegiatantersebut di letakkan di lemari etalase yang ada di dalam panti untukmemamerkan kepada tamu-tamu yang datang hasil-hasil kegiatan yangdikerjakan anak-anak, namun hasil keterampilan mereka tidak hanya diletakkansaja melainkan juga dijual.

Page 220: PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP ANAK …

Lapangan yang ada di dalam panti yang biasa digunakan untuk anak-anak asuhmelakukan bimbingan fisik seperti kegiatan olahraga (bermain vola voli,badminton, dan pencak cilat)

Pihak panti PSAA PU 03 Tebet juga menyediakan fasilitas poliklinik untukanak-anak asuhnya. Dengan adanya poliklinik ini bisa dapat mempermudahmelakukan pemeriksaan terhadap anak-anak asuh yang sedang sakit. Di dalam ,poliklinik tersebut, disediakan tempat tidur, lemari obat-obatan, alat tensi danperalatan kesehatan lainnya.