63
MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

MODUL PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

KELAS XI

SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Page 2: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru
Page 3: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 1

I PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 2

A. Deskripsi .................................................................................................... 2

B. Tujuan ....................................................................................................... 2

C. Peta Konsep KD pada Mata Pelajaran ........................................................... 3

II PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ........................................................................................................ 4

A. Kegiatan Pembelajaran................................................................................ 4

B. Refleksi .................................................................................................... 13

C. Tugas ...................................................................................................... 13

D. Evaluasi ................................................................................................... 14

Page 4: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

2

I PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul ini merupakan modul untuk siswa SMK mata pelajaran matematika untuk

Kelas XI dengan KD 3.19 yaitu Menentukan nilai variabel pada persamaan

dan fungsi kuadrat, dan KD 4.19 yaitu Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat. Pengetahuan meliputi

fakta, konsep dan prosedur tentang persamaan dan fungsi kuadrat.

Keterampilan meliputi teknik menentukan akar-akar persamaan kuadrat, teknik

menyusun persamaan kuadrat baru, teknik menggambar grafik fungsi kuadrat,

serta penerapan fungsi kuadrat. Sedangkan sikap meliputi pembentukan sikap

kerja dalam mengamati, menanya/diskusi, mencoba, menalar/mengasoaiasi dan

mengkomunikasikan dan pembentukan empat karakter yaitu religius,

nasionalisme, gotong royong, serta integritas dalam kegiatan pembelajaran.

B. Tujuan

1. Melalui kegiatan mengamati, menanya/diskusi peserta didik dapat

menentukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan tranformasi

geometri (translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi).

2. Melalui melakukan identifikasi, peserta didik dapat membedakan rumus yang

digunakan untuk menentukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan

tranformasi geometri (translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi).

3. Melalui penalaran/asosiasi, peserta didik dapat menganalisis masalah yang

berkaitan dengan tranformasi geometri (translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi).

Page 5: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

3

C. Peta Konsep KD pada Mata Pelajaran

3.19 Menentukan nilai variabel pada persamaan dan fungsi

kuadrat

4.19 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat

3.25 Menganalisi kaidah pencacahan, permutasian, dan kominasi pada

masalah kontekstual

4.25 Menyajikan penyelesaian masalah kontekstual berkaitan dengan kaidah pencacahan, permutasian dan kombinasi

3.26 Menentukan peluang kejadian 4.26 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan peluang kejadian

3.27 Mengevaluasi kajian statistika dalam masalah kontekstual

4.27 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan kajian statistika

3.28 Menganalisi ukuran pemusatan data tunggal dan data kelompok

4.28 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ukuran permusatan data tunggal dan data kelompok

3.29 Menganalisi ukuran data tunggal dan data kelompok

4.29 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ukuran penyebaran data tunggal

dan data kelompok

KOMPETENSI DASAR

MATA PELAJARAN MATEMATIKA

KELAS XI

3.20 Menganalisis operasi komposisi dan

operasi invers pada fungsi

4.20 Menyelesaikan masalah operasi komposisi dan operasi invers pada fungsi

3.21 Menentukan persamaan

lingkaran 4.21 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan persamaan lingkaran

3.23 Menganalisis titik, garis dan bidang pada geometri dimensi tiga

4.23 Menyajikan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan jarak antara titik ke titik, titik ke garis dan garis ke bidang pada geometri dimensi tiga

3.22 Menganalisis masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika matematika (pernyataan sederhana, negasi pernyataan sederhana, pernyataan majemuk, negasi pernyataan majemuk dan penarikan kesimpulan)

4.22 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika matematika (pernyataan sederhana, negasi pernyataan sederhana, pernyataan majemuk, negasi pernyataan majemuk dan penarikan kesimpulan)

3.24 Menentukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan transformasi geometri

4.24 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan transformasi geometri

Gambar 1 Peta Konsep KD pada Mata Pelajaran

Page 6: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

4

II PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pembelajaran

1. Persamaan Kuadrat

a. Definisi Persamaan Kuadrat

Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan dengan pangkat tertinggi dari

variabelnya adalah dua. Bentuk umum persamaan kuadrat adalah

dengan

Perhatikan contoh persamaan kuadrat berikut.

b. Menentukan Akar-Akar Persamaan Kuadrat

Menentukan penyelesaian persamaan kuadrat dalam x berarti mencari nilai x

sedemikian hingga jika nilai x disubstitusikan pada persamaan tersebut, maka

persamaan akan bernilai benar. Penyelesaian persamaan kuadrat disebut juga

akar-akar persamaan kuadrat. Akar-akar persamaan kuadrat adalah nilai x

yang memenuhi persamaan kuadrat. Akar-akar tersebut ditentukan dengan

cara berikut.

1) Faktorisasi

Untuk menyelesaikan persamaan , dengan

faktorisasi, terlebih dahulu cari dua bilangan yang memenuhi syarat

sebagai berikut.

Hasil kalinya adalah sama dengan ac

Jumlahnya sama dengan b

Misalkan dua bilangan yang memenuhi syarat tersebut adalah ,

maka berlaku hal berikut.

Jadi, dalam hal ini akan mengubah atau memfaktorkan bentuk baku

persamaan kuadrat

Page 7: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

5

Contoh Soal

Carilah akar-akar persamaan kuadrat berikut dengan faktorisasi

a. b.

Pembahasan

a.

Cari dua bilangan sehingga hasil kalinya = 1.(- 28) = -28 dan jumlahnya

= -3. Bilangan yang memenuhi syarat tersebut adalah – 7 dan 4,

sehingga

( )( )

atau

Jadi, akar-akar persamaan kuadratnya adalah – 4 dan 7

b.

Cari dua bilangan sehingga hasil kalinya = 3 . (-5) = -15 dan jumlahnya = 2.

Bilangan yang memenuhi syarat tersebut adalah – 3 dan 5, sehingga

( )( )

atau

Jadi, akar-akar persamaan kuadratnya adalah

dan 1.

2) Melengkapkan Bentuk Kuadrat Sempurna

Persamaan kuadrat dapat diubah menjadi bentuk

kuadrat sempurna dengan cara sebagai berikut.

(a) Pastikan koefisien adalah 1. Jika belum bernilai 1, bagi dengan

bilangan sedemikian hingga koefisiennya adalah 1.

Page 8: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

6

(b) Tambahkan ruas kiri dan kanan dengan kuadrat dari setengah

koefisien .

(c) Buat ruas kiri menjadi bentuk kuadrat sempurna, sedangkan ruas

kanan disederhanakan.

Contoh Soal

Dengan cara melengkapkan bentuk kuadrat sempurna, carilah akar-akar dari

persamaan berikut.

a.

b.

Pembahasan

a.

(

( ))

(

( ))

( ) ( )

( )

atau

atau

Jadi, akar-akar persamaan kuadratnya adalah – 2 dan 8

b.

.

/

.

/

.

/

atau

Jadi, akar-akar persamaan kuadratnya adalah – 3 dan 0.

Page 9: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

7

3) Rumus abc

Jika dan adalah akar-akar persamaan kuadrat

, maka berlaku rumus abc berikut.

Contoh Soal

Tentukan penyelesaian persamaan kuadrat dengan

menggunakan rumus abc

Pembahasan

( ) √( ) ( )

( )

dan

Jadi, penyelesaiannya adalah – 4 dan 6.

c. Menyusun Persamaan Kuadrat Baru

1. Menyusun Persamaan Kuadrat yang Diketahuinya Akar-akarnya

Contoh Soal:

Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya – 8 dan 3

Pembahasan:

Cara I

Dengan menggunakan rumus perkalian faktor.

Misalkan dan , persamaan kuadratnya adalah

( )( )

Page 10: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

8

( ( ))( )

( )( )

Cara II

Dengan menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar

Misalkan dan

dan ( )

Jadi, persamaan kuadratnya adalah

( )

( ) ( )( )

2. Menyusun Persamaan Kuadrat Berdasarkan Akar-akar Persamaan Kuadrat

Lain

Contoh Soal:

Susunlah persamaan kuadrat yang akar-akarnya lima lebihnya dari akar-

akar persamaan kuadrat .

Pembahasan:

Misalkan akar-akar persamaan kuadrat adalah dan ,

maka

dan

Misalkan akar-akar persamaan kuadrat baru yang akan dicari adalah dan

,

Maka dan .

( ) ( )

( )

( )( )

Page 11: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

9

( )

( )

( )

Jadi, persamaan kuadrat baru yang mempunyai akar-akar dan adalah

( )

( )

2. Fungsi Kuadrat

Fungsi kuadrat adalah suatu fungsi dalam himpunan bilangan yang dinyatakan

dengan rumus fungsi berikut.

( )

Dengan dan

Untuk menggambar grafik fungsi kuadrat pada koordinat Cartesius, lambang

( ) dapat diganti dengan y sehingga ( ) dapat ditulis

, dengan disebut variabel bebas dan disebut variabel terikat.

Grafik fungsi kuadrat ( ) berbentuk parabola simetris.

1) Menggambar Grafik Fungsi Kuadrat

Langkah-langkah menggambar grafik fungsi kuadrat adalah sebagai berikut.

a. Menentukan titik potong dengan sumbu X

Titik potong dengan sumbu X diperoleh jika atau .

b. Menentukan titik potong dengan sumbu Y

Titik potong dengan sumbu Y diperoleh jika , yaitu dengan

mensubstitusikan nilai ke dalam persamaan fungsi kuadrat.

c. Menentukan sumbu simetri dan koordinat titik balik.

Persamaan sumbu simetri adalah

Koordinat titik puncak/titik balik adalah .

/

d. Menentukan beberapa titik bantu lainnya (jika diperlukan). Ambil

sembarang nilai kemudian substitusikan ke persamaan kuadrat. Titik

Page 12: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

10

tersebut merupakan titik bantu. Hubungkan titik-titik tersebut untuk

mendapatkan grafik fungsi kuadrat yang diinginkan.

Contoh Soal

Gambarkan grafik fungsi kuadrat

Pembahasan:

Karena , maka grafik terbuka ke atas.

(i) Titik potong dengan sumbu X ( )

( )( )

atau

Jadi, titik potong grafik dengan sumbu X adalah titik (- 1,0) dan (5, 0).

(ii) Titik potong dengan sumbu Y (

( )

Jadi, titikpotong grafik dengan sumbu Y adalah titik (0, -5).

(iii) Sumbu simetri dan koordinat titik balik.

( )

( ) ( )( )

( )

Jadi, sumbu simetrinya adalah dan koordinat titik baliknya (2, -

9).

(iv) Menentukan beberapa titik bantu

Misalnya untuk , maka

( ) ( )

Jadi, titik bantunya adalah (1, -8)

Page 13: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

11

Dari keempat langkah tersebut, gambar grafik ke dalam koordinat

Cartesius sebagai berikut.

2) Sifat-sifat Grafik Fungsi Kuadrat

Sifat-sifat grafik fungsi kuadrat ( ) adalah sebagai berikut.

a. Berdasarkan nilai

1. Jika (positif), maka grafik atau parabola terbuka ke atas. Fungsi

kuadrat memiliki nilai ekstrim minimum, dinotasikan atau titik

balik minimum.

2. Jika (negatif), maka grafik atau parabola terbuka ke bawah.

Fungsi kuadrat memiliki nilai ekstrim maksimum, dinotasikan

atau titik balik maksimum.

Gambar 2 Parabola (a) terbuka ke atas dan (b) terbuka ke bawah

b. Berdasarkan nilai diskriminan (D)

Nilai diskriminan suatu persamaan kuadrat adalah sebagai

berikut.

(a) (b)

Page 14: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

12

Secara geometri, nilai diskriminan ini berkorespondensi dengan titik potong

grafik dengan sumbu X sebagai berikut.

1. Jika , maka grafik memotong sumbu X di dua titik yang berbeda

2. Jika , maka grafik menyinggung sumbu X di sebuah titik

3. Jika , maka grafik tidak memotong dan tidak menyinggung sumbu

X

Gambar 3 Posisi grafik fungsi kuadrat berdasarkan nilai diskriminan

Grafik fungsi kuadrat yang tidak memotong sumbu X mempunyai sifat-sifat

sebagai berikut.

1. Untuk dan , seluruh grafik berada di atas sumbu X. Hal ini

berarti peta atau nilai fungsi bernilai positif untuk seluruh harga dan

biasa disebut dengan definit positif.

2. Untuk dan , seluruh grafik berada di bawah sumbu X. Hal ini

berarti peta atau nilai fungsi bernilai negatif untuk seluruh harga dan

biasa disebut dengan definit negatif.

Contoh Soal

Tanpa menggambar, sebutkan sifat-sifat grafik fungsi kuadrat ( )

Page 15: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

13

Pembahasan:

( )

( bernilai positif), maka grafik fungsi terbuka ke atas

( ) ( )( )

Oleh karena , maka grafik memotong sumbu X di dua titik yang

berbeda. Jadi, grafik fungsi berupa parabola yang terbuka ke atas dan

memotong sumbu X di dua titik yang berbeda.

B. Refleksi

a. Deskripsikan hal-hal yang telah anda pelajari/temukan selama pembelajaran

persamaan dan fungsi kuadrat.

b. Apakah penyajiannya sudah dapat dipahami?

c. Apakah kalian sudah dapat menentukan akar-akar persamaan kuadrat?

d. Apakah kalian sudah dapat menggambar grafik fungsi kuadrat?

C. Tugas

Buatlah kelompok yang terdiri dari 3 orang, kemudian diskusikan soal berikut dan

presentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok.

1. Jika dan akar-akar persamaan , tentukan nilai dari

2. Jika dan adalah nilai yang memenuhi persamaan ,

tentukan nilai dari

( )( )

( )( )

3. Gambarkan grafik fungsi

Page 16: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

14

D. Evaluasi

1. Test Formatif a. Jika dan adalah akar-akar dari persamaan kuadrat ,

maka tentukan nilai dari

b. Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya 2 kurangnya dari akar-akar

persamaan

c. Tentukan persamaan grafik fungsi kuadrat yang mempunyai titik balik (1, -4)

dan melalui titik (2, -3)

2. Tes Keterampilan

a. Sejumlah siswa patungan untuk membeli alat praktikum seharga

Rp612.000,00. Setelah masing-masing membayar dengan jumlah yang

sama, ada 3 temannya yang ingin bergabung. Jika ketiga temannya ikut

bergabung, masing-masing akan membayar Rp34.000,00 kurangnya dari

yang telah mereka bayar. Tentukan jumlah siswa yang berencana akan

membeli alat praktikum tersebut.

b. Panjang seutas kawat adalah 200 m. Kemudian kawat itu dibentuk menjadi

persegi panjang dengan panjang x meter dan lebar y meter. Jika luas

persegi panjang tersebut dinyatakan dengan L, jawablah persoalan berikut.

1) Nyatakan L sebagai fungsi

2) Tentukan luas maksimum L

Page 17: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru
Page 18: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................... ........................................................................................................................15

1. JUDUL MATERI ...........................................................................................................16

2. KOMPETENSI DASAR .................. ...............................................................................................16

3. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ................ ............................................................16

4. TUJUAN PEMBELAJARAN ..................... ....................................................................................16

5. MATERI AJAR. .................... ............................................................................................................17

6. LATIHAN SOAL ......................................................................................................... 31

Page 19: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

16

1. JUDUL MATERI

Peluang.

2. KOMPETENSI DASAR

KD 3.25 Menganalisis kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi pada masalah

kontekstual.

KD 3.26 Menentukan peluang kejadian.

KD 4.25 Menyajikan penyelesaian masalah kontekstual berkaitan dengan kaidah

pencacahan, permutasi, dan kombinasi.

KD 4.26 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian.

3. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari suatu peristiwa dengan

menggunakan Pengisian tempat yang tersedia (Filling Slots)

Menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari suatu peristiwa dengan

menggunakan aturan Permutasi

Menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari suatu peristiwa dengan

menggunakan aturan Kombinasi

Menentukan percobaan, ruang sampel, dan kejadian

Menentukan frekuensi relatif

Memahami konsep peluang kejadian

Menentukan peluang kejadian

Menentukan frekuensi harapan suatu kejadian

Menentukan kejadian majemuk

Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan peluang kejadian

4. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari LKPD ini diharapkan peserta didik dapat :

Menggunakan kaidah pencacahan, permutasi, kombinasi.

Menentukan banyaknya kemungkinan kejadian dari berbagai situasi.

Menentukan peluang kejadian melalui percobaan.

Mampu menentukan percobaan, ruang sampel, dan kejadian.

Page 20: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

17

Mampu menentukan banyaknya frekuensi relatif.

Mampu menentukan nilai peluang suatu kejadian.

Mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai peluang suatu kejadian.

Mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai peluang suatu kejadian

pada kombinasi.

Mampu menentukan banyaknya frekuensi harapan.

Mampu menentukan kejadian majemuk.

5. MATERI AJAR.

Sebelum mempelajari serta mengenal, memahami dan menyelesaikan

beberapa permasalahan matematika yang menyangkut peluang diharapkan peserta didik

secara mandiri dan atau kelompok diskusi menggali informasi dan pengalaman belajar

terdahulu serta pengembangan dasar dari beberapa sumber referensi maupun media

interaktif. Diskusikan dengan kelompok belajar anda, guna memahami beberapa hal

simaklah pembelajaran berikut ini :

Materi Perhitungan peluang yang sering dipopulerkan dengan istilah Probabilitas

pertama kali dikenalkan oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat pada abad ke-17 melalui

permainan dadu. Dari permainan dadu inilah akhirnya berkembang permainan permainan

yang lain seperti pelemparan koin, permainan kartu bridge (remi) dan permainan lainnya.

Oleh karena itu, konsep peluang lahir melalui suatu permainan. Dalam perkembangannya,

perhitungan peluang mendapatkan perhatian yang serius dari para ilmuwan karena

mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan lainnya,

seperti Ilmu fisika modern, Statistika, dan lain-lain.

Pascal Fermat

Pada awalnya peluang hanya dilakukan dalam

permainan judi. Seorang penjudi menghendaki

Page 21: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

18

kemenangan besar, sehingga meminta bantuan seorang

ahli matematika untuk mengatur siasat memenangkan

permainan. Tetapi akibat perkembangan teori

peluang yang pesat, akhirnya digunakan dalam bidang politik, ekonomi, peramalan cuaca

dan penelitian ilmiah.

Teori peluang berkaitan dengan

perhitungan peluang atau kemungkinan

terjadinya suatu kejadian. Suatu kejadian

merupakan bagian dari suatu kejadian

yang lebih besar atau ruang sample.

Untuk menentukan peluang suatu

kejadian perlu menentukan terlebih

dahulu berapa banyak kejadian itu dapat

terjadi dan berapa banyak ruang

sampelnya dapat terjadi.

A. Kaidah Pencacahan

Kaidah pencacahan atau Caunting Rules adalah suatu kaidah yang digunakan untuk

menentukan atau menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari suatu peristiwa. Kaidah

pencacahan terdiri atas :

1. Pengisian Tempat Yang Tersedia (Filling Slots).

Aturan pengisian tempat (Filling Slots) atau aturan perkalian, karena dalam menghitung

semua kemungkinan yang terjadi dalam suatu kejadian digunakan operasi perkalian.

Contoh :

Misalkan Alam mempunyai dua celana berwarna hitam dan biru serta empat baju

berwarna kuning, merah, putih, dan ungu. Ada berapa banyak pasangan warna celana

dan baju yang dapat dipasangkan oleh Alam ?

Jawab :

Dari masalah di atas dapat diselesaikan dengan kaidah pencacahan, banyak cara yang

mungkin terjadi dari peristiwa tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan metode

berikut ini:

Page 22: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

19

a. Tabel Silang :

Warna baju

Warna Celana

Kuning Merah putih ungu

Hitam (h,k) (h,m) (h,p) (h,u)

Biru (b,k) (b,m) (b,p) (b,u)

b. Diagram Pohon :

Dari diagram pohon di atas tampak ada 8 macam pasangan warna celana dan baju yang

dapat dibentuk, yaitu : (h,k,), (h,m), (h,p), (h,u), (b,k), (b,m), (b,p), dan (b,u).

c. Dengan Pasangan Terurut

Misalkan himpunan warna celana dinyatakan dengan A = {h,b} dan himpunan warna

baju dinyatakan B = {k,m,p,u}. Himpunan pasangan terurut dari himpunan A dan

himpunan B dapat ditulis {(h,k), (h,m), (h,p), (h,u), (b,k), (b,m), (b,p), (b,u)}. Banyak

unsur dalam himpunan pasangan terurut ada 8 macam warna.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan adanya aturan berikut. Jika kejadian

pertama terdiri atas k1 cara yang berberda, kejadian kedua terdiri atas k2 cara yang

berbeda, dan seterusnya sampai kejadian ke-n, banyak cara yang berbeda yang dapat

terjadi dari seluruh kejadian tersebiut adalah k1 x k2 x . . . x kn. Aturan ini disebut

sebagai aturan pengisian tempat atau aturan perkalian.

Contoh :

Dari lima buah angka 0, 1, 2, 3, dan 4 hendak disusun suatu bilangan yang terdiri atas

Page 23: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

20

4 angka. Berapa banyak bilangan yang dapat disusun apabila angka-angka itu tidak

boleh berulang?

Jawab:

Angka pertama (sebagai ribuan) dapat dipilih dari 4 angka yaitu 1, 2, 3, dan 4.

Misalnya terpilih angka 1. Karena angka-angka itu tidak boleh berulang, maka angka

kedua (sebagai ratusan) dapat dipilih dari 4 angka, yaitu 0, 2, 3 dan 4. Misalnya

terpilih angka 0. Angka ketiga (sebagai puluhan) dapat dipilih dari 3 angka, yaitu 2, 3,

dan 4. Misalkan yang terpilih angka 2. Angka keempat (sebagai satuan) dapat dipilih

dari 2 angka, yaitu 3, dan 4. Jadi, seluruhnya ada 4 x 4 x 3 x 2 = 96 bilangan yang

dapat disusun dengan angka-angka yang tidak boleh berulang.

2. Faktorial.

Untuk mempermudah perhitungan peluang suatu kejadian kita gunakan notasi

faktorial. faktorial dinotasikan dengan tanda seru “ ! “. Faktorial merupakan penulisan

singkat dari perkalian sederajat bilangan bulat positif terurut hingga 1. Faktor dapat

didefinisikan sebagai berikut :

0 ! = 1

1 ! = 1

2 ! = 2 x 1 = 2

4 ! = 4 x 3 x 2 x 1 = 12 , dan seterusnya, sehinggga

n ! = n x ( n – 1 ) x ( n – 2 ) x … x 3 x 2 x 1 atau dapat ditulis

n ! = n x ( n – 1 ) ! n =

( )

Jadi, n! Merupakan perkalian dari n bilangan asli yang terurut. Notasi n faktorial

dilambangkan dengan n! ( dibaca : “ n faktorial”)

Contoh :

4 ! = 4 x 3 x 2 x 1 = 2 4

=

= 8.7 = 56

Page 24: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

21

n Pk

3. Permutasi.

a) Permutasi Dari Unsur – Unsur Yang Berbeda.

Permutasi adalah suatu susunan yang berbeda atau urutan yang berbeda yang

dibentuk oleh sebagian atau keseluruhan objek atau unsur yang diambil dari

sekelompok objek atau unsur yang tersedia.

Banyak permutasi dari k unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia sama

dengan:

Contoh :

Tentukan banyak kata yang dapat disusun dari semua huruf M,A,S,T,E, dan R.

Jawab :

Banyak kata yang dapat disusun merupakan permutasi 6 huruf berbeda dari 6 huruf

yang tersedia .

6P6 =

( ) =

= 6 . 5. 4 . 3 . 2 . 1 = 720

Jadi,banyak kata yang dapat disusun adalah 720 kata.

b. Permutasi Yang Memuat Beberapa Unsur Yang Sama

Banyak permutasi n unsur yang memuat k1 unsur yang sama, k2 unsur yang sama,

dan seterusnya hingga kn unsur yang sama, dengan k1 + k2 + k3+ ... + kn = n,dapat

ditentukan dengan rumus berikut :

nP( ...., ) =

Contoh :

Tentukan banyak kata yang dapat disusun dari semua huruf kata “

PENCACAHAN”.

Jawab :

Pada kata “ PENCACAHAN” terdapat 10 huruf dengan 2 huruf N, 3 huruf A, dan 2

huruf C. Banyak kata yang dapat diisusun adalah :

P =

=

= 10 . 9 . 8 . 7 . 6 . 5 = 151.200.

Page 25: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

22

Jadi, banyak kata yang dapat disusun dari semua huruf pada kata “ PENCACAHAN”

adalah 151.200 kata.

c. Permutasi Siklis

Permutasi siklis merupakan permutasi melingkar. Permutasi siklis dari n unsur yang

tersedia memperhitungkan tempat kedudukan unsur di lingkaran terhadap unsur

lainnya karena n unsur tersebut ditempatkan secara melingkar. Perhatikan ilustrasi

berikut.

Jika ada dua unsur duduk melingkar, banyak susunan ada 1 = (2 – 1)!, yaitu:

AB dianggap sama dengan BA

Jika ada tiga unsur duduk melingkar, banyak susunan ada 2 = (3 – 1)!, yaitu:

Berdasarkan ilustrasi tersebiut, dapat disimpulkan sebagai berikut. Jika ada n

unsur yang berbeda dan disusun dalam bentuk siklis (melingkar). Banyak

susunan yang terjadi adalah (n – 1)!. Sehingga banyak permutasi siklis dari n

unsur dapat dirumuskan sebagai berikut.

( ) ( )

Contoh:

Tujuh siswa pengurus OSIS suatu sekolah dengan Aldi, Tiara, dan Yusuf ada di

dalamnya, akan duduk mengelilingi meja bundar. Tentukan banyak susunan

posisi duduk yang terjadi jika :

1) Semua pengurus OSIS bebas untuk memilih tempat duduk

2) Aldi, Tiara dan Yusuf harus duduk berdampingan, serta

3) Aldi, Tiara dan Yusuf tidak boleh ketiganya duduk berdampingan

A B

A

B

C B A

C

Page 26: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

23

Jawab:

1. Jika semua pengurus OSIS bebas untuk memilih, banyak susunan posisi duduk

yang terjadi merupakan permutasi siklis. Jadi, banyak susunan posisi duduknya

adalah

(7 – 1)! = 6! = 720 susunan.

2. Jika Aldi, Tiara da Yusuf harus duduk berdampingan,mereka bertiga dianggap

satu unsur dalam susunan siklis, maka jumlah unsur dalam susunan sikliis

menjadi 5 unsur. Sehingga, banyak susunan posisi duduknya adalah (5 – 1)! = 4!

= 24. Tetapi Aldi, Tiara dan Yusuf dapat bertukar tempat sebanyak 3! = 6. Jadi,

banyak susunan posisi duduknya menjadi = 24 x 6 = 144 susunan.

3. Banyak posisi duduk jika Aldi, Tiara dan Yusuf tidak boleh ketiganya duduk

berdampingan sama dengan selisih banyak posisi duduk semua pengurus dan

banyak posisi mereka bertiga duduk berdampingan. Jadi, banyak susunan posisi

duduknya adalah 720 – 144 = 576 susunan.

4. Kombinasi

Kombinasi adalah susunan dari sekelompok objek tanpa memperhatikan

susunannya atau urutannya. Kombinasi dapat disebut pengelompokan sejumlah

unsur. Di dalam kombinasi AB = BA , ABC = ACB = CBA

Banyaknya kombinasi dari r objek yang diambil dari n objek yang tersedia dinotasikan

dengan

nCr atau C( n , r) atau C n,r atau:

Contoh :

Berapakah kombinasi 3 huruf dari A, B , C dan D ?

Jawab:

=

( ) =

= 4

Page 27: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

24

B. Percobaan, Ruang Sampel, Frekuensi Relatif, Dan Peluang Suatu Kejadian.

a. Percobaan, Ruang Sampel , dan Kejadian.

Percobaan atau eksperimen adalah suatu kegiatan yang dapat memberikan beberapa

kemungkinan dan himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan itu

disebut ruang sampel, dinotasikan huruf S. Anggota dari ruang sampel disebut titik

sampel dan banyak titik sampel dinotasikan dengan n(S).

Pada percobaan melambungkan sebuah dadu, himpunan dari semua hasil yang mungkin

muncul atau ruang sampelnya adalah S = * + . Angka – angka 1,2,3,4,5, dan 6

merupakan titik – titik sampelnya dan n (S) = 6.

Contoh :

Dua uang logam dilambungkan bersamaan. Tentukan:

1. Ruang sampel dan banykanya ruang sampel, serta

2. Banyaknya titik sampel

Jawab:

1. Perhatikan tabel berikut.

A G

A (A, A) (A, G)

G (G, A) (G, G)

Ruang sampelnya adalah S = {(A, A), (A, G), (G, A), (G, G)} dan banyak raung

sampel n(S) = 4.

2. Titik sampelnya ada 4, yaitu (A, A), (A, G), (G, A), dan (G, G).

b. Frekuensi Relatif.

Frekuensi relatif kejadian A atau (A) adalah perbandingan banyaknya kejadian A

muncul dengan banyaknya percobaan.

(A) =

=

Contoh:

Rino melempar dadu sebanyak 200 kali. Hasilnya adalah muncul mata dadu sebagai

berikut.

a. Bermata dadu 1 sebanyak 25 kali.

b. Bermata dadu 3 sebanyak 15 kali.

Page 28: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

25

c. Bermata dadu 6 sebanyak 56 kali.

Tentukan frekuensi relatif kejadian munculnya mata dadu bertitik 1, 3, dan 6.

Jawab:

Banyaknya percobaan adalah 200

a. Kejadian munculnya mata dadu bertitik 1 sebanyak 25 kali.

Jadi, frekuensi relatif munculnya mata dadu bertitik 1 adalah

.

b. Kejadian munculnya mata dadu bertitik 3 sebanyak 15 kali.

Jadi, frekuensi relatif munculnya mata dadu bertitik 3 adalah

.

c. Kejadian munculnya muka dadu bertitik 6 sebanyak 56 kali.

Jadi, frekuensi relatif munculnya mata dadu bertitik 6 adalah

.

c. Peluang Suatu Kejadian.

Misalnya suatu percobaan mempunyai ruang sampel yang berhingga banyaknya dan

setiap titik sampel mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul, maka peluang

kejadian A dinyatakan sebagai berikut :

P(A) = ( )

( )

Dengan :

P(A) = peluang kejadian A

n(A) = banyak anggota A dalam ruang sampel

n(S) = banyak anggota ruang sampel.

Peluang suatu kejadian nilainya berkisar antara 0 sampai 1, ditulis 0 P(A) 1. P(A)

= 1 adalah suatu kejadian yang pasti dan P(A) = 0 adalah suatu kejadian yang

mustahil.

Contoh :

Page 29: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

26

Pada pelemparan sebuah dadu, tentukan peluang kejadian muncul :

a. Mata dadu 5 dan

b. Mata dadu genap

Jawab:

S = * + dan n(S) = 6

a. Misalkan A adalah kejadian muncul mata dadu 5, maka A = * + dan n(A) =1.

Peluang muncul mata dadu 5 adalah :

P(A) = ( )

( ) =

b. Misalkan B adalah kejadian muncul mata dadu genap, maka B = * + dan n(B)

= 3. Peluang muncul mata dadu genap adalah :

P(B) = ( )

( ) =

=

Menentukan Peluang dengan Kombinasi

Peluang suatu kejadian dapat juga ditentukan dengan menggunakan konsep

kombinasi.

Contoh:

Dalam sebuah kotak, ada 9 bola yang diberi nomor 1 sampai 9. Jika dua bola diambil

secara acak (random) sekaligus, tentukan peluang terambilnya:

a. Kedua bola bernomor prima

b. Satu bola bernomor ganjil dan satu bola bernomor genap

Jawab:

Banyak ruang sampel memilih 2 bola dari 9 bola adalah

a. Misalkan A adalah kejadian muncul kedua bola bernomor prima. Banyak kejadian

mengambil 2 bola sekaligus dari 4 bola bernomor prima adalah

( )

Jadi, peluang terambilnya kedua bola bernomor prima adalah ( ) ( )

( )

b. Misalkan B adalah kejadian muncul 1 bola bernomor ganjil dan 1 bola bernomor

genap. Banyak kejadian terambil 1 bola bernomor ganjil dan 1 bola bernomor genap

adalah ( )

Peluang terambilnya 1 bola bernomor ganjil dan 1 bola bernomor genap adalah

Page 30: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

27

( ) ( )

( )

d. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian

Frekuensi harapan suatu kejadian dari suatu percobaan adalah hasil kali peluang

kejadian tersebut dengan banyak percobaan.

Secara matematis dapat dituliskan seperti di bawah ini:

( ) ( )

Dengan:

( ) = frekuensi harapan yang diinginkan terjadi

( ) = peluang harapan kejadian tersebut terjadi

n = banyak percobaan yang dilakukan

Contoh:

Tiga uang logam yang dilempar bersama-sama sebanyak 120 kali. Tentukan frekuensi

harapan munculnya:

a. Satu angka b. Tiga gambar

Jawab:

*( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )+

sehingga ( )

a. Jika K adalah kejadian muncul satu angka, maka

*( ) ( ) ( )+ dan ( ) , sehingga ( )

( ) ( )

Jadi, frekuensi harapannya adalah 45 kali.

b. Jika L adalah kejadian muncul tiga gambar, maka *( )+ dan ( ) ,

sehingga ( )

( ) ( )

Jadi, frekuensi harapannya adalah 15 kali.

Page 31: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

28

C. Kejadian Majemuk

Kejadian majemuk merupakan dua atau lebih kejadian yang dioperasikan sehingga akan

membentuk sebuah kejadian yang baru.

Aturan Penjumlahan dalam Peluang Kejadian Majemuk

1) Kejadian Saling Lepas

Terdapat dua buah kejadian A dan B bisa disebut sebagai kejadian saling lepas jika

tidak ada satupun elemen yang terjadi pada kejadian A yang sama dengan elemen

yang berlangsung pada kejadian B.

Sehingga peluang salah satu A atau B mungkin terjadi, rumus untuk kejadian saling

lepas yaitu:

( ) ( ) ( )

2) Kejadian Tidak Saling Lepas

Maksudnya yaitu elemen A ada yang sama dengan elemen B, rumus matematikanya

bisa kita tuliskan seperti di bawah ini:

( ) ( ) ( ) ( )

Contoh:

Dua dadu dilempar bersama. Tentukan peluang muncul:

a. Mata dadu berjumlah 4 atau berjumlah 11

b. Mata dadu berjumlah 5 atau muncul mata dadu 3 di dadu pertama

Jawab:

Ruang sampel dua dadu dilempar bersama disajikan dalam tabel berikut.

Dadu I

Dadu II

1 2 3 4 5 6

1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1,6)

2 (2, 1) (2, 2) (2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6)

3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6)

4 (4, 1) (4, 2) (4, 3) (4, 4) (4, 5) (4, 6)

5 (5, 1) (5, 2) (5, 3) (5, 4) (5, 5) (5, 6)

6 (6, 1) (6, 2) (6, 3) (6, 4) (6, 5) (6, 6)

( )

Page 32: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

29

a. Misalkan:

kejadian muncul mata dadu berjumlah *( ) ( ) ( )+

( ) , sehingga ( )

kejadian muncul mata dadu berjumlah *( ) ( )+

( ) , sehingga ( )

A dan B adalah kejadian yang saling lepas.

Jadi, ( ) ( ) ( )

b. Misalkan:

kejadian muncul mata dadu berjumlah *( ) ( ) ( ) ( )+

( ) , sehingga ( )

kejadian muncul mata dadu 3 di dadu pertama

*( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )+

( ) , sehingga ( )

A dan B adalah kejadian tidak saling lepas, karena *( )+ dan

( ) , sehingga ( )

Jadi, ( ) ( ) ( ) ( )

Aturan Perkalian dalam Peluang Kejadian Majemuk

1) Kejadian Saling Bebas

Kejadian A dan B disebut dua kejadian saling bebas jika kemunculan kejadian

yang satu tidak dipengaruhi oleh kemunculan kejadian lainnya. Kejadian A dan B

saling bebas jika dan hanya jika

( ) ( ) ( )

Jika ( ) ( ) ( ), kejadian A dan B tidak saling bebas.

𝑃(𝐴 𝐵) 𝑃(𝐴) 𝑃(𝐵)

𝑃(𝐴 𝐵) 𝑃(𝐴) 𝑃(𝐵) 𝑃(𝐴 𝐵)

Ingatlah :

A dan B saling lepas

A dan B tidak saling lepas

Ciri khusus aturan penjumlahan pada peluang dua

kejadian majemuk menggunakan kata “atau”

Page 33: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

30

Contoh:

Dua dadu dilempar bersama. Jika A merupakan kejadian muncul angka 4 pada

dadu pertama dan B merupakan kejadian muncul angka 4 pada dadu kedua.

Apakah kejadian A dan B merupakan dua kejadian saling bebas?

Jawab:

Banyak titik sampel dua dadu yang dilempar bersama, ( )

A = kejadian muncul angka 4 pada dadu pertama

*( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )+ sehingga ( )

B = kejadian muncul angka 4 pada dadu kedua

*( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )+ sehingga ( )

*( )+ ( )

( ) ( ) ( )

Oleh karena ( ) ( ) ( ), sehingga A dan B merupakan dua kejadian yang

saling bebas.

2) Kejadian Bersyarat atau Tidak Saling Bebas

Dua kejadian dengan kejadian yang satu saling memengaruhi kejadian yang lain,

maka dikatakan bahwa dua kejadian itu tidak saling bebas atau kejadian bersyarat.

Diketahui kejadian A dan B. Peluang terjadinya kejadian B dengan syarat kejadian

A telah terjadi, dinotasikan ( | ), adalah

( | ) ( )

( )

atau

( ) ( ) ( | )

Contoh:

Dari seperangkat kartu bridge, diambil satu per satu sebanyak dua kali tanpa

pengembalian. Tentukan peluang muncul:

Page 34: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

31

a. Keduanya kartu wajik

b. Kartu pertama King dan kartu kedua As

Jawab:

Misalkan A adalah kejadian pada pengambilan pertama dan B adalah kejadian pada

pengambilan kedua. Kejadian B tidak saling bebas terhadap kejadian A, karena

kartu yang diambil saat pengambilan pertama tidak dikembalikan untuk diikutkan

pada pengambilan kedua. Jadi, kejadian B terjadi dengan syarat kejadian A terjadi

lebih dahulu.

a. ( ) ( )

( )

( | ) ( )

( )

( | ) ( )

( )

( ) ( ) ( | )

Jadi, peluangnya adalah

b. ( ) ( )

( )

( | ) ( )

( )

( ) ( ) ( | )

Jadi, peluangnya adalah

6. LATIHAN SOAL

1. Dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 akan dibentuk bilangan dengan 4 angka dan

tidak boleh ada angka yang diulang.

a. Berapa banyak bilangan dapat dibentuk?

b. Berapa banyak bilangan ganjil yang dapat dibentuk?

c. Berapa banyak bilangan yang nilainya kurang dari 5.000 yang dapat dibentuk?

2. Tentukan banyak pasang pakaian yang dapat dikenakan seorang siswa apabila ia

mempunyai 5 celana panjang dan 8 kemeja.

3. Tentukan nilai dari :

Page 35: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

32

a.

= c. 3! + 4! =

b.

= d. 8! =

4. Dari angka – angka 1 , 2, 3, 5, 7, 8, dan 9 akan dibentuk bilangan terdiri atas empat

angka berbeda. Tentukan banyak susunan bilangan yang terbentuk.

5. Dalam suatu perlombaan balap sepeda yang terdiri dari 7 orang akan diambil 3 orang

sebagai juara yaitu : juara I, juara II dan juara III. Tentukan kemungkinan susunan juara

yang terjadi !

6. Berapa banyaknya cara duduk yang dapat terjadi jika 8 orang disediakan 4 kursi,

sedangkan salah seorang dari padanya selalu duduk dikursi tertentu.

7. Tentukan banyak kata yang dapat disusun dari semua huruf pada kata “

MATEMATIKA” !

8. Tentukan banyak kata yang dapat disusun dari semua huruf P, E, N, D, I, D, I, K !

9. Dari suatu kotak, terdapat 12 bola yang terdiri atas 6 bola warna putih, 4 bola warna

hijau, dan sisanya berwarna hitam. Jika diambil 3 bola sekaligus dari kotak tersebut ,

tentukan banyak cara untuk mendapatkan bola berwarna :

a. Dua bola putih dan satu bola hitam.

b. Semuanya bola hijau.

10. Dari 15 orang anggota Karang Taruna akan dipilih 4 orang sebagai petugas ronda.

Tentukan banyak susunan petugas ronda yang dapat dibentuk!

11. Pada pelemparan sebuah uang logam dan sebuah dadu, tentukan peluang munculnya :

a. Angka pada uang logam dan mata dadu lebih dari 3, serta

b. Gambar pada uang logam dan angka komposit pada dadu.

12. Suatu kotak berisi 15 kelereng merah dan 5 kelereng hijau. Dari kotak tersebut diambil

sebuah kelereng secara acak. Tentukan peluang yang terambil kelereng hijau !

13. Tiga uang logam dilambungkan bersamaan. Tentukan ruang sampel, titik sampel, dan

banyaknya titik sampel.

14. Sebuah dadu dilempar sekali. Tentukan peluang muncul angka prima atau genap.

15. Misalkan A dan B adalah kejadian yang saling bebas. Tentukan nilai ( ) jika:

a. ( ) dan ( ) ; serta

b. ( ) dan ( )

******************** SELAMAT MENGERJAKAN ********************

Page 36: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru
Page 37: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

33

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 33

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................................... 34

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 35

A. Deskripsi ....................................................................................................................... 35

B. Tujuan ........................................................................................................................... 35

C. Peta Konsep KD pada Mata Pelajaran .......................................................................... 36

BAB 2 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ...................................................................................... 37

A. Kegiatan Pembelajaran ................................................................................................. 37

B. Refleksi ......................................................................................................................... 40

C. Tugas ............................................................................................................................. 40

Page 38: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

34

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rumus Bayangan Translasi (Pergeseran) .................................................................. 37

Tabel 2. Rumus Bayangan Refleksi (Pencerminan) ................................................................ 37

Tabel 3.Matriks yang Sesuai dengan Refleksi (Pencerminan) ................................................ 38

Tabel 4. Rumus Bayangan Rotasi (Perputaran) ....................................................................... 38

Tabel 5. Matriks yang Bersesuaian dengan Rotasi (Perputaran) ............................................. 39

Tabel 6. Rumus Bayangan Dilatasi .......................................................................................... 39

Page 39: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

35

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul Siswa SMK Mata Pelajaran Matematika untuk Kelas XI, KD 3.24 yaitu

Menentukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan transformasi geometri,

dan KD 4.24 yaitu Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan

transformasi geometri, menjabarkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus

dikuasi oleh siswa. Pengetahuan meliputi fakta, konsep dan prosedur tentang

transformasi geometri yang meliputi translasi (pergeseran), refleksi (pencerminan), rotasi

(perputaran) dan dilatasi. Keterampilan meliputi masalah kontekstual yang berkaitan

dengan transformasi geometri (translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi). Sedangkan sikap

meliputi pembentukan sikap kerja dalam mengamati, menanya/diskusi, mencoba,

menalar/mengasoaiasi dan mengkomunikasikan dan pembentukan empat karakter yaitu

religius, nasionalisme, gotong royong, serta integritas dalam kegiatan pembelajaran.

B. Tujuan

4. Melalui kegiatan mengamati, menanya/diskusi peserta didik dapat menentukan

masalah kontekstual yang berkaitan dengan tranformasi geometri (translasi, refleksi,

rotasi dan dilatasi).

5. Melalui melakukan identifikasi, peserta didik dapat membedakan rumus yang

digunakan untuk menentukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan tranformasi

geometri (translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi).

6. Melalui penalaran/asosiasi, peserta didik dapat menganalisis masalah yang berkaitan

dengan tranformasi geometri (translasi, refleksi, rotasi dan dilatasi).

Page 40: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

36

C. Peta Konsep KD pada Mata Pelajaran

KOMPETENSI DASAR

MATA PELAJARAN

MATEMATIKA KELAS

XI

4.24 Menyelesaikan masalah

kontekstual yang

berkaitan dengan

transformasi geometri

3.20 Menganalisis operasai

komposisi dan operasi

invers pada fungsi

4.20 Menyelesaikan masalah

operasi komposisi dan

operasi invers pada

fungsi

3.21 Menentukan

persamaan lingkaran

4.21 Menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan

persamaan lingkaran

3.22 Menganalisis masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan logika matematika

(pernyataan sederhana, negasi

pernyataan sederhana,

pernyataan majemuk, negasi

pernyataan majemuk dan

penarikan kesimpulan)

4.22Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan logika matematika

(pernyataan sederhana,

negasi pernyataan

sederhana, pernyataan

majemuk, negasi

pernyataan majemuk dan

penarikan kesimpulan)

3.23 Menganalisis titik,

garis dan bidang pada

geometri dimensi tiga

4.23 Menyajikan penyelesaian

masalah yang berkaitan dengan

jarak antara titik ke titik, titik ke

garis dan garis ke bidang pada

geometri dimensi tiga

3.24 Menentukan masalah

kontekstual yang

berkaitan dengan

transformasi geometri

4.19 Menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan

persamaan dan fungsi kuadrat

3.19 Menentukan nilai

variabel pada

persamaan dan fungsi

kuadrat

4.25 Menyajikan penyelesaian

masalah kontekstual berkaitan

dengan kaidah pencacahan,

permutasian dan kombinasi

3.26 Menentukan

peluang kejadian

4.26 Menyelesaikan maslah

yang berkaitan dengan

peluang kejadian

3.27 Mengevaluasi

Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan kajian statistika luasi

kajian statistika dalam masalah

kontekstual

4.27 Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan kajian statistika

3.28 Menganalisi

ukuran

pemusatan data

tunggal dan data

kelompok

4.28 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

ukuran permusatan

data tunggal dan data

kelompok

4.29 Menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan ukuran

penyebaran data tunggal dan

data kelompok 3.29 Menganalisi ukuran data

tunggal dan data

kelompok

4.25 Menganalisi kaidah

pencacahan, permu

Menganalisi kaidah

pencacahan,

permutasian, dan

kominasi pada

Page 41: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

37

BAB 2

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pembelajaran

Mengamati

Ayo Membaca

1. Translasi (Pergeseran)

Translasi atau pergeseran adalah suatu transformasi yang memindahkan setiap titik

pada bidang dengan jarak dan arah tertentu. Jarak dan arah tertentu dapat diwakili

oleh ruas garis berarah atau suatu pasangan bilangan . / Translasi oleh .

/ ditulis

. / dengan a menyatakan jarak dan perpindahan secara horizontal, serta b

menyatakan jarak dan perpindahan secara vertikal.

Jika titik A (x,y) ditranslasikan dengan T = . /, bayangan titik tersebut adalah titik

A‟ yang dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 1. Rumus Bayangan Translasi (Pergeseran)

Koordinat Titik Asal (A) Translasi Koordinat Titik Bayangan (A‟)

(x,y) T =. / (x + , y + )

2. Refleksi

Refleksi atau pencerminan adalah suatu transformasi yang memindahkan setiap titik

pada bidang dengan menggunakan sifat bayangan cermin. Suatu titik A(x,y) yang

dicerminkan terhadap “cermin” tertentu akan menghasilkan bayangan A‟(x‟,y‟)

dengan koordinat bayangannya menyesuaikan “cermin-cermin” berikut:

Tabel 2. Rumus Bayangan Refleksi (Pencerminan)

Koordinat Titik Asal (A) Dicerminkan terhadap Garis Koordinat Titik Bayangan (A‟)

(x, y) Y = 0 (sumbu X ) ( x, -y)

(x, y) X = 0 (sumbu Y ) ( -x, y)

(x, y) y = x ( y, x)

(x, y) y = -x ( -y, -x)

(x, y) x = a ( 2a – x, y)

(x, y) y = b ( x, 2b – y)

Page 42: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

38

Tabel 3.Matriks yang Sesuai dengan Refleksi (Pencerminan)

Refleksi Matriks

Sumbu X ( garis y = 0) .

/

Sumbu Y (garis x = 0) .

/

Garis y = x .

/

Garis y = - x .

/

3. Rotasi (Perputaran)

Rotasi atau perputaran pada bidang datar ditentukan oleh titik pusat rotasi, besar sudut

rotasi dan arah rotasinya.

Bayangan titik A(x, y) yang dirotasikan terhadap pusat O(0, 0) sebesar berlawanan

arah putaran jarum jam adalah A‟(x‟, y‟) dengan

{

(

) .

/ . /

Bayangan titik A(x, y) yang dirotasikan terhadap pusat P(a, b) sebesar berlawanan

arah putaran jarum jam adalah A‟(x‟, y‟) dengan

{ ( ) ( )

( ) ( ) sehingga diperoleh

(

) .

/ . / .

/

Tabel 4. Rumus Bayangan Rotasi (Perputaran)

Koordinat Titik Asal (A) Besar dan Arah Putaran Koordinat Titik Bayangan (A‟)

(a, b) (-b,a)

(a, b) (b,-a)

(a, b) (-a,-b)

(a, b) (-a,- b)

Dengan:

a. = rotasi dengan pusat 0 (0,0) berlawanan arah jarum jam,

b. = rotasi dengan pusat 0 (0,0) searah jarum jam,

c. = rotasi dengan pusat 0 (0,0) berlawanan arah jarum jam,dan

d. = rotasi dengan pusat 0 (0,0) searah jarum jam.

Page 43: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

39

Tabel 5. Matriks yang Bersesuaian dengan Rotasi (Perputaran)

Rotasi Matriks

.

/

.

/

.

/

.

/

4. Dilatasi

Dilatasi adalah suatu transformasi yang mengubah ukuran (memperbesar atau

memperkecil)suatu bangun, tetapi tidak mengubah bentuk bangun tersebut. Suatu

dilatasi ditentukan oleh pusat dilatasi dan faktor dilatasi atau faktor skala.

Bayangan titik A(x, y) yang didilatasikan terhadap pusat O(0, 0) dengan faktor skala k

adalah A‟(x‟, y‟) dengan

{ ( ) ( )

( ) ( ) (

) .

/ . /

Bayangan titik A(x, y) yang didilatasikan terhadap pusat P(a, b) dengan faktor skala k

adalah A‟(x‟, y‟) dengan

{ ( ) ( )

( ) ( ) (

) .

/ . / .

/

Tabel 6. Rumus Bayangan Dilatasi

Koordinat Titik Asal Pusat dan Faktor Dilatasi Koordinat Titik Bayangan

(a,b) , - ( )

(a,b) ,( ) - ( ( ) ( ))

Dengan :

D, - = dilatasi dengan pusat O (0,0) dan faktor dilatasi k, dan

D,( ) - = dilatasi dengan pusat (p,q) dan faktor dilatasi k.

Matriks yang sesuai dengan D, - adalah .

/.

Contoh soal

1. Bayangan titik A(-2,5) oleh translasi T= .

/, dilanjutkan rotasi sejauh

berlawanan arah jarum jam terhadap pusat O(0,0) adalah.....

Page 44: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

40

Pembahasan:

Bayangan titik A(-2,5) oleh translasi T= .

/.

T=.

/

A(-2, 5) A‟ (-2+3 , 5+(-2)) A” (1,3)

Bayangan titik A‟ (1,3) oleh rotasi sejauh berlawanan arah jarum jam terhadap

pusat O(0,0).

, -

A‟(1,3) A”(-3,1)

2. Bayangan titik P(3,12) oleh dilatasi terhadap pusat O(0,0) dan skala -2,dilanjutkan

oleh pencerminan terhadap gari x= -2 adalah ...

Pembahasan:

Bayangan titik P(3,-2) oleh dilatasi terhadap pusat O(0,0) dan faktor skala -2.

, -

P(3,-2) P‟(-2(3),-2(-2)) P‟(-6,4)

Bayangan titik P‟(-6,4) oleh pencerminan terhadap garis = -2

P‟(-6,4) P”(2(-2)-(-6),4) P”(2,4)

3. Bayangan titik R(5,8) oleh refleksi terhadap sumbu Y kemudian dilanjutkan dengan

dilatasi ,( ) - adalah.....

Pembahasan :

B. Refleksi

e. Deskripsikan hal-hal yang telah anda pelajari/temukan selama pembelajaran

transformasi geometri .

f. Apakah penyajiannya sudah dapat dipahami?

g. Apakah kalian sudah dapat mengedentifikasi jenis transformasi geometri?

C. Tugas

Kejakan !

1. Bayangan titik A(-3,4) oleh translasi T= .

/, dilanjutkan rotasi sejauh

berlawanan arah jarum jam terhadap pusat O(0,0) adalah.....

2. Bayangan titik P(3,-2)oleh dilatasi terhadap pusat O(0,0) dan faktor skala -3,

dilanjutkan oleh pencerminan terhadap garis x= -4 adalah .....

3. Bayangan titik R(8,5) oleh refleksi terhadap sumbu Y kemudian dilanjutkan dengan

dilatasi D ,( ) - adalah ......

Page 45: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru
Page 46: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

41

DAFTAR ISI

1. JUDUL MATERI .................................................................................................................... 42

2. KOMPETENSI DASAR ................................................................................................................... 42

3. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ............................................................................. 42

4. TUJUAN PEMBELAJARAN .......................................................................................................... 42

5. MATERI AJAR .................................................................................................................................. 42

6. LATIHAN SOAL ............................................................................................................................... 57

Page 47: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

42

1. JUDUL MATERI

Statistika

2. KOMPETENSI DASAR

3.27 Mengevaluasi kajian statistika dalam masalah kontekstual

3.28 Menganalisis ukuran pemusatan data tunggal dan data kelompok

3.29 Menganalisis ukuran penyebaran data tunggal dan data kelompok

4.27 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan kajian statistika

4.28 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ukuran pemusatan data tunggal dan data

kelompok

4.29 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ukuran penyebaran data tunggal dan

data kelompok

3. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Memahami pengertian dasar satistika

Menyajikan suatu data

Menghitung ukuran pemusatan data

Menghitung ukuran letak data

Menghitung ukuran penyebaran data

4. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan dapat:

Memahami pengertian statistika, data, datum, populasi dan sampel

Menyajikan suatu data dalam bentuk tabel, diagram dan grafik

Menghitung ukuran pemusatan data, yaitu rataan hitung (mean), modus dan median

Menhitung ukuran letak data, yaitu kuartil, desil dan persentil

Menghitung ukuran penyebaran data, yaitu jangkauan, simpangan rata-rata, ragam,

simpangan baku, angka baku z, dan koefisien variansi

5. MATERI AJAR

A. Pengertian Dasar Statistika

1) Datum, Data dan Statistika

Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemukan keterangan-keterangan dari suatu kejadian

atau objek baik yang berupa angka, simbol, atau sifat sebelum mengambil keputusan.

Page 48: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

43

Kumpulan keterangan tersebut disebut data. Sedangkan masing-masing keterangan disebut

datum. Berdasarkan jenisnya, data dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Data kuantitatif, apabila data yang dikumpulkan berupa bilangan atau angka. Data

kuantitatif diperoleh dengan cara menghitung atau mengukur. Misalnya, data nilai

ulangan matematika.

b. Data kualitatif, apabila data yang ada bukan berupa bilangan tetapi berupa sifat-sifat

atau gambaran kualitas dari suatu objek. Misalnya, data bidang studi favorit siswa.

Dari kumpulan keterangan-keterangan yang berupa angka atau bilangan, ada ukuran-ukuran

yang mewakili data tersebut. Ukuran-ukuran ini disebut statistik. Ilmu yang mempelajari cara

atau metode pengumpulan data, penyajian data, pengolahan data sampai dengan penarikan

kesimpulan disebut statistika.

2) Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti.

Sampel (contoh) adalah sebagaian dari populasi benar-benar diteliti.

B. Penyajian Data

Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data. Ada

beberapa bentuk penyajian data, yaitu dalam bentuk tabel, diagram, histogram dan poligon

frekuensi.

Contoh:

Berikut ini data yang menunjukkan jumlah SMK di lima kota, yaitu kota A terdapat 100 SMK,

kota B terdapat 200 SMK, kota C terdapat 400 SMK, kota D terdapat 80 SMK, dan kota E

terdapat 20 SMK

Sajikanlah data tersbut dalam bentuk:

a) Tabel

b) Diagram batang

c) Diagram garis

d) Diagram lingkaran

Jawab:

a) Tabel berikut menunjukkan data jumlah SMK di lima kota.

Kota A B C D E Jumlah

Banyak SMK 100 200 400 80 20 800

Page 49: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

44

b)

C. Penyajian Data dalam Bentuk Histogram dan Poligon Frekuensi

Histogram merupakan diagram batang yang saling berimpit dan digunakan untuk menyajikan

data dalam bentuk distribusi frekuensi. Sedangkan poligon frekuensi meruapakan diagram

garis yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Ada beberapa hal yang dilakukan untuk membuat tabel distribusi frekuensi, yaitu sebagai

berikut.

1) Menentukan jangkauan data (J)

J = datum maksimum – datum minimum

2) Menentukan banyak kelas interval (K)

Banyak kelas dapat dicari dengan menggunakan aturan Sturgess, yaitu

K = 1 + 3,3 log n dengan n adalah banyak data.

Urutan kelas interval pertama memuat datum terkecil dan kelas terakhir memuat datum

terbesar. Nilai K selalu berupa bilangan bulat.

3) Panjang kelas interval (p), ditentukan dengan rumus berikut.

Contoh:

Berikut merupakan data nilai ulangan matematika dari 40 siswa.

65 55 74 90 64 82 46 38

78 60 54 76 80 62 53 40

58 60 50 92 90 62 73 50

49 62 58 78 82 70 48 60

55 78 48 68 79 50 68 71

Buat histogram dan poligon frekuensi dari data tersebut.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

A B C D E

Ban

yak

SMK

Nama Kota

Page 50: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

45

Jawab:

Berdasarkan data tersebut, dapat ditentukan:

Jangkauan (J) = 92 – 38 = 54

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 5,29 = 6,29 7 pembulatan ke atas.

Panjang kelas ( )

Jadi, data terbagi dalam kelas 38 – 45, 46 – 53, 54 – 61, 62 – 69, 70 – 77, 78 – 85, 86 – 93.

Tabel distribusi dari data tersebut adalah sebagai berikut.

Nilai Nilai Tengah (xi) Frekuensi

38 – 45 41,5 2

46 – 53 49,5 8

54 – 61 57,5 8

62 – 69 65,5 7

70 – 77 73,5 5

78 – 85 81,5 7

86 – 93 89,5 3

Jumlah 40

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Batas bawah kelas, yaitu 38, 46, 54, 62, 70, 78, 86

Batas atas kelas, yaitu 45, 53, 61, 69, 77, 85 dan 93

Nilai tengah kelas (xi), yaitu 41,5; 49,5; 57,5; 65,5; 73,5; 81,5; dan 89,5

Dengan xi =

(batas atas + batas bawah)

Tepi bawah kelas = batas bawah – 0,5

Tepi bawah kelas data tersebut yaitu 37,5; 45,5; 53,5; 61,5; 69,5; 77,5; dan 85,5

Tepi atas kelas = batas atas – 0,5

Tepi atas kelas data tersebut yaitu 45,5; 53,5; 61,5; 69,5; 77,5; 85,5; dan 93,5

Histogram dari tabel distribusi frekuensi tersebut adalah sebagai berikut.

Page 51: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

46

Jika setiap tengah sisi atas persegi panjang pada histogram dihubungkan dengan garis lurus, maka

akan terbentuk poligon frekuensi.

D. Ukuran Pemusatan Data

1. Rata-rata Nilai

a. Rata-Rata Hitung

Rata-rata hitung disebut juga mean, dilambangkan dengan notasi dibaca „ bar‟. Data

dalam perhitungan mean ada tiga jenis, yaitu data tunggal (tak berbobot), data tunggal

berbobot (berfrekuensi), dan data berkelompok.

1) Mean data tunggal tak berbobot dan data tunggal berbobot

Data tunggal (tak berbobot) adalah data tunggal yang disajikan satu persatu. Data

tunggal berbobot adalah data tunggal yang disajikan sengan menggunakan frekuensi.

Contoh:

Tentukan mean dari data berikut.

a. 6, 4, 8, 10, 11, 10, 7

b.

x 5 10 15 20

f 4 6 8 2

Jawab:

Soal a adalah data tunggal tak berbobot, sedangkan soal b adalah tunggal berbobot

a) ∑

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

38 – 45 46 – 53 54 – 61 62 – 69 70 – 77 78 – 85 86 – 93

Fre

kue

nsi

Nilai

Histogram dan Poligon Frekuensi

Histogram

Poligon Frekuensi

Page 52: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

47

b) Cara I

Dengan menggunakan rumus

( ) ( ) ( ) ( )

Cara II Dengan bantuan tabel

xi fi fixi

5 4 20

10 6 60

15 8 120

20 2 40

Total 20 240

2) Mean data berkelompok

Contoh:

Perhatikan tabel distribusi frekuensi berikut.

Nilai Frekuensi (fi)

20 – 24 4

25 – 29 8

30 – 34 14

35 – 39 12

40 – 44 10

45 – 49 2

Jumlah 50

Tentukan mean dari data tabel tersebut.

Jawab:

Nilai Frekuensi (fi) Nilai Tengah (xi) fi . xi

20 – 24 4 22 88

25 – 29 8 27 216

Page 53: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

48

30 – 34 14 32 448

35 – 39 12 37 444

40 – 44 10 42 420

45 – 49 2 47 94

Jumlah ∑

Jadi, nilai rata-ratanya adalah 34,2

b. Rata-Rata Harmonis

Rata-rata harmonis (H) untuk data tunggal adalah sebagai berikut.

Rata-rata harmonis untuk data tunggal berbobot adalah sebagai berikut.

Contoh:

Hitung rata-rata harmonis dari data berikut.

1) 3, 4, 6, 6, 10, 12

2)

x 5 10 15 20 25

f 1 4 5 10 5

Jawab:

1) Banyak datum (n) = 6

2) Banyak datum (n) = 25

Page 54: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

49

2. Modus

Modus (Mo) suatu data adalah datum yang sering muncul atau datum yang memiliki

frekuensi tertinggi.

a. Modus data tunggal

Contoh: tentukan modus dari data berikut.

1) 3, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 7

2) 5, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 8

3)

x 5 10 15 20 25

f 1 4 5 10 5

Jawab:

1) Modus adalah 5

2) Modus adalah 6 dan 7

3) Modus adalah 20

b. Modus data berkelompok

3. Median

Median (Me) adalah ukuran tengah dari sekelompok data yang telah diurutkan menurut

besarnya.

a. Median data tunggal

Misalkan s

b. Median data berkelompok

Page 55: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

50

Contoh:

Diketahui data sebagai berikut

Penyelesaian:

Page 56: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

51

E. Ukuran Letak Data

1. Kuartil

Kuartil adalah datum yang membagi data menjadi seperempat bagian setelah data

diurutkan. Kuartil ada tiga, yaitu kuartil bawah (Q1), kuartil tengah atau median (Q2) dan

kuartil atas (Q3).

Kuartil Data Berkelompok

Kuartil Pertama (Bawah) = Q1

(

)

Dengan:

Q1 = Kuartil pertama (bawah)

tepi bawah kelas kuartil pertama

banyak data

frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil pertama

frekuensi kelas kuartil pertama

panjang kelas atau interval

Kuartil Tengah (Median) = Q2

(

)

Dengan:

Q2 = Kuartil tengah (median)

tepi bawah kelas kuartil tengah

banyak data

frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil tengah

frekuensi kelas kuartil tengah

panjang kelas atau interval

Kuartil Ketiga (Atas) = Q3

(

)

Page 57: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

52

Dengan:

Q3 = Kuartil ketiga (atas)

tepi bawah kelas kuartil ketiga

banyak data

frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil ketiga

frekuensi kelas kuartil ketiga

panjang kelas atau interval

2. Desil

Desil adalah datum yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama setelah data

diurutkan.

Desil Data Berkelompok

(

)

Dengan:

desil ke- m

tepi bawah kelas desil ke- m

banyak data

frekuensi kumulatif sebelum kelas desil ke- m

frekuensi kelas desil ke- m

panjang kelas atau interval

3. Persentil

Persentil adalah datum yang membagi data menjadi 100 bagian yang sama setelah data

diurutkan.

Persentil Data Berkelompok

(

)

Dengan:

persentil ke- m

tepi bawah kelas persentil ke- m

banyak data

frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil ke- m

Page 58: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

53

frekuensi kelas persentil ke- m

panjang kelas atau interval

Contoh:

Perhatikan tabel berikut.

Nilai Frekuensi

53 – 60 2

61 – 68 5

69 – 76 11

77 – 84 15

85 – 92 4

93 – 100 3

Jumlah 40

Tentukan kuartil ketiga dan persentil ke-60

Jawab:

Kuartil Ketiga

Q3 = data ke -

n = data ke -

. 40 = data ke – 30, sehingga Q3 terletak pada interval

77 – 84

77 – 0,5 = 76,5; ; 15; n = 40; i = 61 – 53 = 8

(

)

(

)

Persentil ke-60

P60 = data ke -

n = data ke -

. 40 = data ke – 24, sehingga P60 terletak pada interval

77 – 84

77 – 0,5 = 76,5; ; 15; n = 40; i = 61 – 53 = 8

(

)

Page 59: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

54

(

)

F. Ukuran Penyebaran Data

1. Jangkauan

Jangkauan adalah nilai yang diperoleh dari nilai datum terbesar dikurangi nilai datum

terkecil.

Jangkauan (J) =

Dengan:

J = jangkauan

= nilai datum terbesar

nilai datum terkecil

2. Jangkauan Antar Kuartil

Dengan:

jangkauan antar kuartil

kuartil ketiga

kuartil pertama

3. Simpangan Kuartil (Jangkauan Semi Interkuartil) =

4. Simpangan Rata-rata

Simpangan (deviasi) rata-rata adalah ukuran penyebaran data yang mencerminkan

penyebaran setiap nilai datum terhadap nilai rataan hitungnya.

Simpangan Rata-rata untuk Data Tunggal

∑| |

Dengan:

simpangan rata-rata

nilai rataan hitung (mean)

Page 60: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

55

banyak data

nilai datum ke- i

i = 1, 2, 3, . . . , n

Simpangan Rata-rata untuk Data Berkelompok

∑ | |

simpangan rata-rata

nilai rataan hitung (mean)

banyak data

nilai datum ke- i

frekuensi kelas ke- i

i = 1, 2, 3, . . . , n

5. Ragam dan Simpangan Baku

Ragam (variansi) dan simpangan baku (standar deviasi) menjelaskan penyebaran data di

sekitar rataan.

Ragam dan simpangan baku populasi

( )

∑( )

( ) √

∑( )

Ragam dan simpangan baku sampel

( )

∑( )

( ) √

∑( )

6. Angka Baku atau z atau Skor z

Angka baku mengukur seberapa besar simpangan baku sebuah pengamatan terletak di atas

atau di bawah nilai rataannya.

Page 61: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

56

Dengan:

angka baku

nilai data

nilai rataan hitung (mean)

simpangan baku/standar deviasi

7. Koefisien Variansi

Koefisien variansi (Kv) menyatakan simpangan baku sebagai persentase dari nilai rataan.

Contoh:

Diketahui data 5, 10, 4, 8, dan 3. Tentukan:

a. Simpangan baku

b. Koefisien variansi

c. Nilai baku untuk datum 10

Jawab:

a. Simpangan baku

n = 5;

( ) √

∑( )

,( ) ( ) ( ) ( ) ( ) -

( )

b. Koefisien variansi

Page 62: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

57

c. Nilai baku untuk datum 10

6. LATIHAN SOAL

1) Data berikut menunjukkan nilai ujian materi Statistika dari 60 siswa di sebuah SMK.

36 44 53 58 63 67 69 74 83 89 40 50 55 60 64 68 70 78 95 89 90 83 75 69 67 63 59 53 45 37 39 49 55 60 63 68 70 77 86 95 95 85 76 69 68 63 59 53 45 37 39 48 55 60 63 68 70 78 88 95

a. Buat tabel distribusi frekuensinya

b. Buat histogram dan poligon frekuensinya

2) Tentukan rata-rata hitung (mean), median, dan modus dari data berikut

a. Data tunggal

2, 3, 3, 4, 4, 5, 5, 7, 4, 4, 2, 3, 3, 2, 5, 5, 5, 5, 7

b. Data berkelompok

Nilai Frekuensi

1 – 7 4

8 – 14 7

15 – 21 15

22 – 28 9

29 – 35 5

36 – 42 6

44 – 49 4

Jumlah 50

3) Tentukan :

a. Simpangan kuartil

b. Desil ke – 2

c. Persentil ke- 45

Dari data berikut

Berat (kg) Frekuensi

2 – 5 8

6 – 9 12

10 – 13 10

14 – 17 6

18 – 21 4

Jumlah 40

Page 63: MATEMATIKA - SMK Negeri 1 Banjarbaru

58

4) Tentukan simpangan rata-rata, simpangan baku, dan variansi dari data berikut

a. 4, 6, 8, 5, 5, 15, 9, 8,10, 12, 14, 17, 16, 11

b. 6, 6, 7, 8, 9, 9, 10, 11, 11, 13

************************ SELAMAT MENGERJAKAN*************************

Orang-orang yang berhenti belajar akan

menjadi pemilik masa lalu. Sedangkan orang-

orang yang masih terus belajar, akan

menjadi pemilik masa depan. Tugas kita

bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah

untuk mencoba, karena di dalam mencoba

itulah kita menemukan dan belajar

membangun kesempatan untuh berhasil