10
3. GANGGUAN PAYUDARA 3.1 Definisi Payudara merupakan modifikasi kelenjar keringat. Berasal dari penebalan epidermis pada permukaan ventral tubuh mudigah berusia 6 minggu. Pada transmitter kedua kehidupan janin, gencel dari stratum basalis epidermis tumbuh ke bawah dan menjadi duktus utama, mula-mula padat lalu berlumen, sehingga terbentuk duktus akan menjadi putting dan aerola. Pada wanita pertumbuhan payudara terus berjalan (Mitayani, 2009). 3.2 Morfologi Dan Fisiologi Kelenjar payudara manusia berbentuk seperti kuncup, terutama pada nulipara, karena konsistensinya kenyal dan dengan bertambahnya usia payudara menjadi lembek dan menggantung. Kelenjar payudara merupakan kelenjar tuboalcveolar bercabang, terdiri atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus laktiferus yang dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. Tiap lobus terdiri atas beberapa lobus yang dikelilingi oleh 10-100 asinus (Mitayani, 2009). Payudara terletak mulai dari kosta ke 1 atau ke 3, sampai tulang rawan iga ke 7 dan dari garis aksila depan ke pinggir sternum. Vaskularisasi payudara di daerah medial sebagai cabang arteri mamaria interna yang menembus ruang interkostal di daerah parasternal dekat tulang rawan dan arteri torakalis lateral. Dari bagian proksimal cabang arteri subklavia terdapat pembuluh darah balik yang penting diketahui karena

masalah pada payudara post partum

  • Upload
    rendhut

  • View
    78

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konsep tentang berbagai masalah payudara post partum

Citation preview

Page 1: masalah pada payudara post partum

3. GANGGUAN PAYUDARA

3.1 Definisi

Payudara merupakan modifikasi kelenjar keringat. Berasal dari penebalan epidermis

pada permukaan ventral tubuh mudigah berusia 6 minggu. Pada transmitter kedua

kehidupan janin, gencel dari stratum basalis epidermis tumbuh ke bawah dan menjadi

duktus utama, mula-mula padat lalu berlumen, sehingga terbentuk duktus akan menjadi

putting dan aerola. Pada wanita pertumbuhan payudara terus berjalan (Mitayani, 2009).

3.2 Morfologi Dan Fisiologi

Kelenjar payudara manusia berbentuk seperti kuncup, terutama pada nulipara,

karena konsistensinya kenyal dan dengan bertambahnya usia payudara menjadi lembek dan

menggantung. Kelenjar payudara merupakan kelenjar tuboalcveolar bercabang, terdiri atas

15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus

laktiferus yang dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. Tiap lobus terdiri atas beberapa lobus

yang dikelilingi oleh 10-100 asinus (Mitayani, 2009).

Payudara terletak mulai dari kosta ke 1 atau ke 3, sampai tulang rawan iga ke 7 dan

dari garis aksila depan ke pinggir sternum. Vaskularisasi payudara di daerah medial sebagai

cabang arteri mamaria interna yang menembus ruang interkostal di daerah parasternal

dekat tulang rawan dan arteri torakalis lateral. Dari bagian proksimal cabang arteri subklavia

terdapat pembuluh darah balik yang penting diketahui karena menjadi kunci untuk

mengetahui aliran limfe. Penting karena anak sebar kanker payudara sebagian besar melalui

pembuluh balik dan pembuluh limfe(Joseph, 2010).

Berdasarkan dari pendapat Mitayani (2009), Joseph (2010) & Bobak, dkk (2004),

kelenjar payudara merupakan satu bagian integral dari sistem reproduksi, maka perubahan

fisiologis kelanjar tersebut erat hubungannya dengan reproduksi secara keseluruhan.

Beberapa minggu sesudah terjadi konsepsi timbul perubahan pada kelenjar payudara.

Payudara menjadi penuh, tegang, aerola lebih banyak mengandung fragmen, dan putting

sedikit membesar. Pada awal trimester kedua timbul sistem alveolar, baik dukstus maupun

asinus menjadi hipertrofi di bawah pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnyua

meningkaat alveolus-alveolus mulai dari terisi cairan, yaitu kolostrum di bawah pengaruh

prolaktin. Oleh karena inhibisi estrogen dan progesterone, kolostrum tidak dikeluarkan,

Page 2: masalah pada payudara post partum

hanya pada bulan-bulan terakhir dapat dikeluarkan beberapa tetes. Sesudah persalinan

kolostrum keluar dalam jumlah yang lebih besar, dan lambat laun diganti dengan air susu.

Jika bayi disusui dengan teratur, biasanya sesudah 24 jam mulai dikeluarkan air susu biasa

dan sesudah 3-5 hari produksinya menjadi teratur. Banyak wanita jaman sekarang tidak mau

menyusui bayinya karena menurut mereka menyusui membuat kelanjar payudara lembek

menggantung. Anggapan ini tidak benar, kelenjar payudara kalau sudah berfungsi

menuyusui bayi atau tidak, lambat laun akan mengalami perubahan . akan tetapi , satu hal

yang harus di ingat, menurut pengalaman Haagenson, wanita yang menyusui bayinya jarang

terkena penyakit cytic disease of the breast daripada tidak menyusui.

3.3 Etiologi dan Faktor resiko

Menurut Miatayani (2009), & Joseph (2010) etiologi dan faktor resiko gangguan

payudara adalah :

1. Faktor susu

Adanya Efek dari Stafilikokus aureus.

2. Keturunan

Ibu yang menderita gangguan payudara sebagian besar diturunkan pada anaknya,

terutama tumor payudara

3. Hiperestrinisme

Ada hubungan antara penyakit payudara dengan endometrium terjadi akibat

ketidak -seimbangan estrogen. Pada kehamilan estrogen ditekan yang dikendalikan

oleh system neuroendokrinologi yang sama. Kita dapat membedakan tiga macam

perubahan fisiologis kelenjar payudara.

Pertumbuhan dan involusi kelenjar payudara

Pada waktu lahir payudara merupakan suatu system saluran yang bermuara

ke mamalia. Beberapa hari sesudah lahir sebagian besar bayi baik laki-laki

maupun perempuan menunjukkan pembesaran kelenjar payudara sedikit dan

mulai bersekresi sedikit mengeluarkan kolostrum yang mneghilang sesudah

kira-kira satu minggu kemudian. Kelanjar payudara kembali dalam keadaan

infantile, tidak aktif. Pada permulaan pubertas antara 10-15 tahun, aerola

membesar dan lebih mengandung pigmen. Payudara pun menyerupai satu

Page 3: masalah pada payudara post partum

“cakram” . Pertumbuhan kelenjar akan akan berjalan terus samapi usia dewasa

hingga bentuk seperti kuncup. Hal ini trjadi di bawah pengaruh estrogen yang

kadarnya meningkat terutama yang tumbuh ialah jaringan lemak dan jaringan

ikat di antara kumpulan kelenjar 15-20 lobus dari payudara, saluran –saluran

lobus tidak banyak tumbuh, biasanya payudara sudah sempurna.

Perubahan kelenjar payudara berhubungan dengan haid

Pada waktu haid payudara agak membesar dan menegang. Pada beberapa

wanita timbul rasa nyeri (mastodenia) perubahan ini kiranya ada hubungan

dengan perubahan vascular dari limfogen, karena itu janganlah mengambil

keputusan terhadap kelainan payudara pada waktu haid karena mungkin kita

akan memutuskan melakukan biopsy yang sebenarnya tidak perlu dikerjakan.

Aplagi dalam keadaan ragu-ragu lebih baik keputusan ditangguhkan sampai

pemeriksaan sesudah haid selesai.

Perubahan payudara pada waktu hamil dan laktasi

Perubahan payudara dipengaruhi oleh hormone progesterone maka

kemungkinan dapat terjadi gangguan pada payudara.

3.4 Patofisiologi gangguan payudara

Menurut Mitayani (2009) & Price (1999), penyakit payudara dapat dibagi sebagai

berikut :

1. Penyakit peradangan

a. Mastitis

Peradangan payudara adalah suatu hal yang sangat biasa pada wanita yang

pernah hamil. Mastitis lazim dibagi menjadi mastitis gravidarum, dan mastitis

puerperalis, karena memang penyakit ini boleh dikatakan hamper selalu timbul

pada waktu hamil dan laktasi.

Pada umumnya yang dianggap sebagai kuman penyebab ialah putting susu yang

luka atau lecet, dan kuman per kontinuitatum menjalar ke ductulus-ductulus

dan sinus. Sebagian besar yang ditemukan pada biakan pus ialah stafilococcus

aureus. Tingkat penyakit ini ada 2, yaitu tingkat awal peradangan dan tingkat

abses. Pada peradangan dalam taraf permulaan ibu hanya merasa nyeri

Page 4: masalah pada payudara post partum

setempat, suhu sedikit meningkat, dan pemeriksaan darah menunjukkan ke

arah radang.

Gejala abses ialah nyeri bertambahn hebat dipayudara kulit, diatas abses

mengkilat, dan suhu sangat tinggi (39-40OC) dan bayi dengan sendirinya tidak

mau menyusu pada payudara yang sakit, seolah-olah dia tahu bahwa susu ini

bercampur nanah

b. Nekrosis lemak payudara

Timbulnya suatu tumor keras dipayudara yang jarang membesar dengan

konsistensi yang keras, harus dipikirkan sebagai kemungkinan nekrosis lemak.

Penyakit ini kadang-kadang menunjukkan resistensi kulit yang sering ditemukan

pada kanker payudara. Biasanya ada trauma dalam anamnesis dan tidak jarang

ditemukan pendarahan biopsy. Nekrosis lemak yang sedikit luar biasa disertai

infeksi menahun, menunjukkan giant cell, dan infiltrasi limfosit dalam sediaan

mikoskopik.

c. Eustasia ductus laktiferus

Kelainan ini mempunyai beberapa tingkatan dan disebut dengan macam-macam

istilah, misalnya mastitis sell plasma, mastitis komedo, dan abses menahun.

Kelainan tersebut kadang-kadang meragukan sekali karena acap kali

menimbulkan retraksi putting susu, yang sering ditemukan pada kanker.

Patologi ditemukan peradangan sub akut yang mungkin mula-mula disebabkan

oleh obstruksi duktus laktiferus. Sel plasma ditemukan pada jaringan periductus.

2. Pertumbuhan jinak

a. Cystic disease of the breast

Reclus, ilmuwan dari germany, orang pertama yang menguraikan penyakit ini,

akan tetapi ia hanya menyebut tentang tumor yang banyak sekali mengandung

kista. Sarjana-sarjana Perancis menguangkapkan bahwa penyakit ini timbul pada

kedua payudara. Scmmelbusch (th 1890-1893) yang mula-mula memakai nama

untuk peradangan penyakit ini yaitu mastitis chronic cytica, padahal sama sekali

tidak ada peradangan. Ahli-ahli jerman tersebut diatas waktu itu tidak pernah

mengemukakan gambaran patologis penyakit ini. Tiga cirri gambaran patologis

penyakit ini, yaitu :

Page 5: masalah pada payudara post partum

1. Kista yang multiple

2. Polimerasi epitel

3. Fibrosis

Pada gambaran klinis penyakit ini sering bilateral dan nyeri kadang-kadang

hebat sekali hubungan antara jumlah hormone wanita dalam darah dan

penyakit ini, karena dapat ditimbulkan pada binatang percobaan dengan

pemberian estrogen. Tumor ini dapat timbul multiple dan soliter, mudah

digerakkan, dipermukaan berbentuk licin atau berlobus, samasekali bebas dari

jaringan payudara disekitarnya, dan tidak berubah-ubah besarnya sesuai dengan

siklus haid. Putting susu tidak memperlihatkan adanya perubahan penting, dan

sama sekali tidak nyeri spontan atau nyeri tekan.

b. Kistosarkoma filodes

Penyakit ini adalah fibroadenoma yang tumbuh, meliputi seluruh mamae.

Adakalanya demikian besarnya sehingga nyaris tak tergendong oleh ibu. Namun

kistosarkoma filodes namun kistosarkoma filodes berasal dari Mutler (1838),

karena mengandung kista-kista besar dan diantaranya banyak sekali jaringan

ikat sehingga waktu itu diduga berjenis sarcoma. Permukaan tumor terdapat

banyak jaringan yang mengingatkan kita pada lembaran-lembaran buku (pillon).

3. Pertumbuhan ganas

a. Kanker payudara

Akhir-akhir ini orang melihat secara epidemiologic tendensi familial. Artinya,

seorang wanita dengan ibu kanker payudara mempunyai kemungkinan lebih

besar mendapatkan kanker payudara daripada wanita-wanita dari ibu yang

tidak menderita penyakit tersebut. Juga wanita-wanita yang infertile dan lebih

besar kemungkinan menderita kanker payudara daripada wanita yang fertile.

Hal I ni dapat dimengerti menurut beberapa penyelidik, karena waktu hamil

tidak ada ovulasi. Penekanan ovulasi inilah yang dianggap mempunyai

hubungan dengan rendahnya kanker payudara.

b. Sarcoma payudara

Penyakit ini sangat jarang ditemukan. Mitayani hanya mempunyai satu

pengalaman tentang sarcoma pada payudara pada seorang klien peranakan

Page 6: masalah pada payudara post partum

Arab dari Cirebon dengan tumor sebesar kepala bayi dipayudara kanan.

Dilakukan simple mastektomi karena disangka kistosarkoma filodes.

3.5 Manajemen terapeutik

Perawatan payudara tidak adekuat

Stagnasi ASI Kontaminasi kuman patogen

Kontak fisik

(Bayi, Ibu, dll)

Puting susu luka/lecet

Lesi Mammae

Infeksi Kuman

Masuk ke duktus-duktus sinus mammae

Infeksi Payudara (Mastitis)

Suhu tinggi Rasa panas, nyeri

oedem pada mammae

Bayi tidak mau menyusu

MK:

Nyeri dan ketidaknyamanan

Peningkatan suhu tubuh

Menyusui tidak efektif

Abses Mammae

Mammae tegang

Mengkilat, merah

Suhu naik

Pengeluaran Pus

MK:

Gangguan citra tubuh

Page 7: masalah pada payudara post partum

1. Memberi penyangga pada payudara dengan kain segitiga supaya tidak

menggantung dan nyeri.

2. Memberi antibiotic

3. Melakukan insisi dan memasukkan drain pnrose

4. Melakukan biopsy dan insisi umumnya pada abses, nekrosis lemak payudara,

ekstasia ductus laktiferus, dan fibrodenoma

5. Melakukan aspirasi pada cystic disease of the breast

6. Mastektomi dan pengangkatan fasia pektoralis dan pasca bedah diberi radiasi

7. Radiasi dan super radikal mastektomi dengan membuka sternum serta

membersihkan semua kelenjar mammaria interna dilakukan pada kanker payudara