Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    1/41

    MAKALAH MUSKULOKELETAL DENGAN

    FRAKTUR CRURIS

    KELOMPOK 4

    1. Maksimianus Dayan ( 200911045)

    2. Maria Elisabeth Wea ( 200911047)

    3. Paurimtius Okto ( 200911068)

    4. Rosiana Eti (200911071)

    5. Valentina Suci P (200911080)

    6. Veronica Ratna Wijayanti (200911081)

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    ST. ELISABETH SEMARANG

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    2/41

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakangMenurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas

    tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.Penanganan segera pada klien

    yang dicurigai terjadinya fraktur adalah dengan mengimobilisasi bagian

    fraktur. Penanganan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinyakomplikasi. Komplikasi umumnya oleh akibat tiga fraktur utama yaitu

    penekanan lokal, traksi yang berlebihan dan infeksi (Rasjad, 1998 : 363).

    Peran perawat pada kasus fraktur meliputi sebagai pemberi asuhan

    keperawatan langsung kepada klien yang mengalami fraktur, sebagai pendidik

    memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi, serta sebagai

    peneliti yaitu dimana perawat berupaya meneliti asuhan keperawatan kepada

    klien fraktur melalui metode ilmiah.Berdasarkan penjelasan diatas, maka

    penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana asuhan keperawatan

    fraktur tertutup Tibia Fibula1/3 Distal Dextra diruang I Orthopedi Fatmawati

    B. TUJUAN Tujuan Umum

    - Agar mahasiswa lebih memahami dan paham tentang FrakturCruris

    Tujuan Khusus- Agar mahasiswa mengerti definisi penyakit Fraktur Cruris- Agar mahasiswa tahu tentang klasifikasi Fraktur Cruris- Agar mahasiswa mengerti penyebab dari Fraktur Cruris- Agar mahasiswa mengetahui tanda dan gejala Fraktur Cruris

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    3/41

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Struktur Tulang dan Otot

    Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri

    tegak, Tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh

    darah, tempat sumsum tulang dan syaraf yang melindungi jaringan lunak, juga tulang

    merupakan organ yang dibutuhkan manusia untuk mengangkat dan membawa

    barang-barang yang berat. Intinya tulang adalah organ yang kita butuhkan untuk

    melakukan aktifits seharihari. Sehingga kita tidak dapat membayangkan bagaimana

    terganggunya kita bila ada kerusakan yang terjadi pada tulang kita.

    Dari keterangan di atas, ada 4 fungsi utama jaringan tulang :

    1.Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan ototuntuk pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang

    merupakan alat gerak pasif.

    2.Fungsi Protektif, Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan jugasumsum tulang.

    3.Fungsi Metabolik, Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagaimineral yang penting seperti kalsium dan phospat.

    4.Fungsi Hemopetik, berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangansel darah.

    Secara anatomi ( dilihat dari bentuknya ), tulang terbagi dua :

    1. Tulang Pipih ( Tulang-tulang kepala, tulang rahang, )2. Tulang panjang ( Tulang-tulang lengan, paha, punggung, )

    Bagian luar tulang ( bagian yang keras ) disebut tulang kortikal, dimana bagian ini

    sudah mengalami klasifikasi sehingga terlihat sangat kokoh, kompak dan kuat.

    Sedangkan bagian dalam yang berpori dan berongga disebut tulang trabekular, bagian

    ini belum terklasifikasi sempurna, sehingga bersifat POROUS atau berpori.

    a. PeriosteumPada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.

    Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung

    osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.

    Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan

    berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    4/41

    b. Tulang Kompak(Compact Bone)Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang initeksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan

    lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat)

    sehingga tulang menjadi padat dan kuat.Kandungan tulang manusia dewasa lebih

    banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi

    dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat

    sehingga lebih lentur.Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki

    dan tulang tangan.

    c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan

    namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh

    sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri

    dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.

    d. Sumsum Tulang (Bone Marrow)Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.

    Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi

    oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa.

    Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi

    sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

    Struktur Otot

    Definisi / pengertian Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur

    dan fungsiyangsama.. Jadi jaringan otot adalah sekumpulan sel-sel otot.

    a.Bagian-bagian otot:

    1. SarkolemaSarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya

    sebagai pelindung otot

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    5/41

    2. SarkoplasmaSarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana

    miofibril dan miofilamen berada

    3. MiofibrilMiofibril merupakan serat-serat pada otot.

    4. MiofilamenMiofilamenadalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari

    miofibril.Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :

    a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada

    otot rangka/otot lurik).Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil

    yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin.

    Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka protein aktin yang sedang

    bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin

    yang sedang bekerja.

    b. Jaringan otot terdiri dari:

    1. Otot Polos (otot volunter)

    Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos

    danbergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) /

    invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya

    terdapat pada saluran pencernaan seperti:lambung dan usus.

    2. Otot Lurik (otot rangka)

    Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara

    kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak

    lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel. Contoh otot pada

    lengan

    3.Otot Jantung (otot cardiak)

    Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling

    istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni

    mempunyai lurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik

    memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot

    jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut

    duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam

    hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari)

    FISIOLOGI TULANG DAN OTOT

    a.Fungsi mekanik,

    sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot untuk pergerakan.

    Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    6/41

    b.Fungsi Protektif,

    Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga sumsum tulang.

    c.Fungsi Metabolik,

    Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai mineral yang penting

    seperti kalsium dan phospat.

    d.FungsiHemopetik

    Berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel darah.

    PERKEMBANGAN SUSUNAN MUSKULUSKELETAL

    Sistem Rangka

    Sistem rangka berasal dari lapisan embrionik mesoderm paraksial serta

    sel-sel krista neuralis (neural crest). Pada akhir dari minggu ketiga, mesoderm

    paraksial akan tersegmentasi menjadi semacam balok-balok yang disebut

    somit. Setiap somit akan timbul berpasangan, ventral dan dorsal. Bagian

    ventral disebutsclerotome, sedang bagian dorsal adalah gabungan dari

    myotome dan dermatome, disebut dermomyotome. Bagian myotome akan

    membentuk myoblas sedang dermatome akan membentuk dermis.

    Sel-sel dari mesoderm akan membentuk jaringan mesenkim. Selain

    berasal dari mesoderm, jaringan mesenkim juga berasal dari sel-sel neural

    crestyang bermigrasi, seperti jaringan mesenkim di daerah kepala. Migrasi

    sel-sel neural crestdiatur oleh genHomeobox (Hox).

    Histogenesis Tulang dan Kartilago

    a) KartilagoKartilago

    Pertama kali muncul pada embrio yang berumur lima minggu.

    Pertumbuhannyadimulai dengan kondensasi dari mesenkim

    yangmenghasilkan pusat kondrifikasi (chondrification centre). Sel-

    selmesenkim ini kemudian berproliferasi serta berdiferensiasi menjadichondroblast.Chondroblastselanjutnya mensekresikan serat-serat kolagen

    dan substansidasar matirks. Chondroblastyang dikelilingi sekretnyaini

    disebut denganchondrocyte. Chondrocyte akan terus menerusmengeluarkan

    matriks sehingga chondrocyteyang berdekatan akan saling mendorong. Lewat

    peristiwa ini, yang disebutpertumbuhan interstitial, kartilago akan bertambah

    panjang.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    7/41

    Sel-sel mesenkim yangletaknya di perifer akan berdiferensiasi menjadi

    fibroblast.Fibroblastakanmembuat suatu jaringan ikat kolagen yang padat,

    perichondrium. Lewat mekanisme yang mirip dengan pertumbuhan

    interstitial, osteoblastdiperichondrium akan memperlebar diameter

    (pertumbuhan ke arah perifer) dari kartilago, yang disebut pertumbuhan

    aposisional.

    b) TulangPertumbuhan tulang bisaberlangsung dengan dua cara, masing-masing dengan

    sel asal yang berbeda.Intramembranous ossification berasaldari sel mesenkim

    sedangkan intracartilaginous(endochondral) ossificationberasal dari

    kartilago.

    c) Intramembranous OssificationOsifikasi ini biasanyaterjadi pada tulang-tulang pipih. Osifikasi ini terjadi

    pada sel-sel mesenkimdan berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk

    oleh sel-sel mesenkim itusendiri. Sel-sel mesenkim yang telah berkondensasi

    berdiferensiasi menjadi osteoblastdan mulai mensekresikanmatriks dan

    substansi interselular. Osteoblast yang dikelilingi oleh matriks

    menjadi osteocyte.

    Osteoblast juga banyakyang terdapat di perifer tulang. Osteoblast ini

    membuatlapisan-lapisan yang menebalkan permukaan tulang. Oleh karena

    pertumbuhan yanglebih banyak berlangsung di perifer serta aktifitas dari

    osteoclast, bagiantengah tulang akan berongga. Pada rongga ini sel-selmesenkim akanberdiferensiasi menjadi sumsum tulang (bone marrow).

    Intracartilaginous

    a) OssificationOsifikasi

    jenis ini berlangsung pada tulang-tulang rawan yang telah terbentuk

    sebelumnya.Artinya, tulang rawan yang terbentuk ada sebagian yang

    akan menjadi tulang. Pada tingkat seluler, berarti sel-sel kartilago akan

    berubah menjadi osteoblast lalu osteocyte. Pada osifikasi ini juga dikenal

    pusat osifikasi primer (primary center of ossification) di diafisis serta pusat

    osifikasi sekunder (secondary ossification center) di epifisis.

    Pada diafisis, sel-selkartilago mengalami tiga hal, yaitu hipertropi, kalsifikasi

    matriks sertakematian sel-selnya. Selain itu, perichondrium akan mengalami

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    8/41

    vaskularisasisehingga sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblast.

    Perichondriumsekarang disebut periosteum.

    Pemanjangan

    tulang berlangsung hanya pada perbatasan antara diafisis dan epifisis

    (lempengepifisis). Hal ini dikarenakan hanya sel-sel kartilago di bagian inilah

    yangmampu berproliferasi. Mendekati diafisis, sel-sel ini mengalami

    hipertropi danmatriksnya akan mengalami kalsifikasi.

    Osifikasi

    pertama kali terjadi di diafisis, yaitu pusat osifikasi primer, pada akhir masa

    embrionik. Pada waktu lahir, sebagian besar diafisis telah mengalami

    osifikasi, sedang epifisis masih berupa kartilago. Osifikasi

    sekunder baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia bayi. Karena

    osifikasi dari dua arah, dari epifisis dan diafisis, hanya daerah di

    tengah-tengah kedua daerah itulah (lempeng epifisis) yang masih berupa

    kartilago.Kartilago ini akan terus berproliferasi yangdibarengi

    denganosifikasi. Saat seluruh lempeng epifisis telang mengalami

    osifikasi, berarti masa pertumbuhan tulang telah berhenti.

    b) Perkembangan SendiSendi mulai terbentuk pada minggu keenam dan pada akhir dari minggu

    kedelapan, sendi yang terbentuk sudah seperti sendi orang dewasa. Pada

    manusia,terdapat tiga jenis sendi, berdasarkan materi penyusunnya, yaitu

    1.

    Sendi fibrosa (fibrous joints), co: sutura di kranium

    2. Sendi kartilago (cartilaginous joints), co: simfisis pubis3. Sendi sinovial(synovial joints), co: sendi lutut

    c) Perkembangan Tulang AksialTulang aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang

    rusuk dan tulang dada.

    d) Perkembangan Tulang Belakang (Vertebrae)Padafase-fase awal pertumbuhan,sclerotomebisaditemukan di tiga

    tempat, yaitu di sekitar notokord, di sekitar tabung neuraldan di dinding

    tubuh. Setiap segmen sclerotome tersusun atas sel-sel kompakpada kaudal dan

    sel-sel renggang pada kranialnya.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    9/41

    Sclerotomeyang berada di sekitar tabung neural akan menjadi

    lengkung vertebral sedangkanyang berada di dinding tubuh akan menjadi

    badan costal (costal processes). Bagiankaudal dan kranial dari dua segmen

    sclerotomeyang berdekatan di sekitar notokord kemudian akan bersatu

    membentuk satu badanprimitif yang disebut centrum. Centrum ini nantinya

    akan menjadi satu segmenvertebrae. Daerah di antara dua centrum disebut

    intervertebral disc.

    Selamapembentukan centrum ini, notokord berdegenerasi karena terdesak

    oleh centrumyang sedang berkembang. Notokord kemudian akan berkembang

    menjadigelatinous centre yaitu nucleus pulposus. Nucleus ini

    kemudianmakan dikelilingi oleh serat-serat anulusfibrosus.

    e) Perkembangan Tulang Rusuk (Ribs)Tulangrusuk berasal dari prosesus costal mesenkim (mesenchymal

    costal processus) dari vertebrae thoracic. Badan ini akan menjadi kartilago

    selama masaembrionik dan mengalami osifikasi pada masa janin. Tempat

    bersatunya badancostal dan vertebrae ini nantinya akan digantikan sendi

    costovertebral, yangtermasuk sendi sinovial.

    f) Perkembangan Tulang Dada (Sternum)Sepasangbatang yang berasal dari mesenkim, sternal bars, berkembang

    pada ventrolateraldinding tubuh. Kondrofikasi kedua batang ini berlangsung

    selama mereka bergerakke arah medial, untuk kemudian bersatu membentuk

    sternum (manubrium,sternebrae, dan xiphoid process. Pusat osifikasi akanmuncul sebelum bayilahir, kecuali di xiphoid process.

    g) Perkembangan Tulang Tengkorak (Cranium)Tulangtengkorak (cranium) berkembang dari jaringan mesenkim di

    sekitar otak primitif.Cranium terdiri dari neurocranium (melapisi otak) dan

    viscerocranium (tulang-tulang wajah).

    h)

    Cartilaginous Neurocranium (Chondrocranium)

    Padaawalnya, chondrocranium hanya terdiri dari kartilago pada bagian

    basal cranium.Karena endochondral ossification yang terjadi, chondrocranium

    menyusuntulang-tulang di bagian basal cranium. Proses osifikasi inikhas

    karena punya urutan yang pasti, dari tulang occipitale, process of

    sphenoid,dan tulang ethmoid.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    10/41

    i) Membranous NeurocraniumIntramembranousossification berlangsung pada jaringan mesenkim di

    sisi lateral dan atas dariotak, calvaria. Selama janin,calvaria ini dipisahkan

    oleh sendi fibrosa yang disebut sutura. Titik dimanaada dua atau lebih sutura

    bertemu disebut dengan fontanelle.

    Sifatdari tulang dan sutura yang renggang berfungsi untuk mendukung

    proses kelahiranbayi. Pada proses kelahiran, calvaria mampu mengalami

    perubahan bentuk yangdisebut molding. Contoh dari efek molding adalah

    tulang frontal akan menjadipipih, satu tulang occipital akan berada di atas

    yang lain, dll. Beberapa harisetelah kelahiran, tulang-tulang ini akan kembali

    pada posisi awalnya.

    j) Cartilaginous ViscerocraniumViscerocranium

    berasal dari keempat lengkung faring, terutama kedua lengkung faring

    pertama:

    1. Lengkung Faring pertama menjadi,dua tulang telinga tengah, malleusdan incus

    2. Lengkung Faring keduamenjadi stapes dan styloid process di tulangtemporal.

    3. Lengkung Faring ketigabagian dorsal menjadigreater horn ofhyoid bone

    k) Lengkung Faring keempatdan keenam bergabung dan membentuk kartilago dilaring, kecuali di epiglotis

    l) Membranous NeurocraniumIntramembranousossification di viscerocranium berlangsung pada

    tonjolan maxillary di lengkungfaring pertama yang nantinya akan membentuk

    squamustemporal, maxillary danzygomaticbones.

    m)Perkembangan Cranium paska kelahiranSuturayang terdapat di calvaria memungkinkan terjadinya

    pertambahan besar calvaria.Hal ini sangat penting mengingat otak bayi akan

    mengalami pembesaran sampaidewasa, terutama pada dua tahun pertama.

    Calvaria akan terus membesar sampaisekitar umur 16 tahun. Tahun-tahun

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    11/41

    berikutnya, calvaria hanya akan bertambahbesar sedikit. Pembesaran sedikit

    ini dikarenakan adanya penebalan.

    Pertumbuhantulang pun berlangsung pada wajah dan gigi. Perubahan

    wajah terutama akan makinterlihat setelah tumbuhnya gigi permanen

    sekunder. Regio forntal dan facialakan mengalami pelebaran, terutama karena

    membesarnya sinus paranasal.

    n) Perkembangan Tulang ApendikularTulang apendikular terdiri dari tulang tungkai sertapectoral dan pelvic

    girdles. Pertumbuhan dimulai pada minggu kelima dengan kondensasi dari

    mesenkim. Padaminggu keenam, mesenkim yang telah berkondensasi

    membentukhyaline cartilage bone models. Osifikasi di tulang-tulang panjang

    berlangsung mulai minggu kedelapanmasa embrionik dan berlangsung di

    diafisis. Pada usia 12 minggu, pusatosifikasi primer sudah terlihat di hampir

    semua tulang tungkai. Tulang yangpaling pertama mengalami osifikasi adalah

    clavicula,yang dilanjutkan denganfemora.Sedangkan osifikasi sekunder yang

    berlangsung di epifisis pertama kali terlihatdi lutut.

    ENERGI DAN KEHIDUPAN

    a. Sumber energi otot untuk: Kontraksi dan Relaksasib. Sumber energi berasal: Metabolisme Karbohidrat dan Lipidc. Energi ATP dibutuhkan untuk:

    1) Tenaga Power Stroke dalam rangka sliding of myofilament2)

    Memompa ion Kalsium ke R. Sarkoplasma

    3) Memutuskan ikatan Myosin dari Binding Site di Aktin pada akhir PowerStroke

    d. ASAL SUMBERSUMBER ENERGI OTOT:4) Cadangan ATP di dalam otot5) Resintesis ATP yang berasal dari6) Pemecahan Fosfokreatin

    NUTRISI TULANG

    a) Nutrisi Tulang: KalsiumKalsium dapat membantu dalam memperkuat pembentukan tulang,

    membuat tulang jadi padat dan tulang tetap sehat seiring kita bertambah usia.

    Kalsium adalah mineral yang penting dalam hidup, sayangnya saat ini banyak

    orang yang tidak memenuhi dosis kalsium harian.

    b)

    Sumber Kalsium: Yogurt

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    12/41

    Yogurt adalah sumber yang paling baik untuk kalsium. Banyak produk yang

    mengandung sekitar 40% dari kalsium harian yang dibutuhkan tubuh yaitu

    sekitar 8-oz penyajian (1oz=28.349 gram). Sebaiknya konsumsi yogurt yang

    low fat dan fat free, apalagi yogurt memiliki nilai plus yaitu rasanya enak dan

    termasuk makanan serba guna. Konsumsi yogurt sebagai sarapan pagi, snack,

    atau buatlah sebagai dessert yang sehat seperti Fruit Salad dengan saus yogurt

    madu.

    c) Sumber Kalsium: Cheddar CheeseDengan mengurangi sekitar 1.5 oz kadar lemak, cheddar cheese dapat

    memenuhi sekitar 30% dari kebutuhan harian kita akan kalsium. Tambahkan

    keju ini di dalam sandwich, salad, atau nikmati sebagai snack dengan

    crackers.

    d) Sumber Kalsium: SusuBukanlah hal yang mengenjutkan, susu adalah salah satu sumber kalsium

    yang terbaik. Sekitar 8.oz susu mengandung sekitar 1/3 dari kebutuhan harian.

    Banyak merk susu yang mengandung vitamin K, nutrisi lain yang pentingbagi kesehatan tulang. Jika Anda bukan penyuka susu atau tidak dapat

    berkompromi dengan laktosa, cobalah beralih ke susu kedelai atau susu yang

    tidak mengandung laktosa.

    e) Sumber Kalsium: TahuSumber kalsium diluar susu adalah tahu. Hanya 1/2 potong dari tahu

    mengandung kalsium sekitar 20% dari rekomendasi kalsium harian. Namun

    tidak semua tofu mengandung kalsium yang baik, jadi ada baiknya perhatikan

    label kemasan untuk melihat apakah tahu tersebut mengandung sumber

    kalsium yang baik atau tidak. Selain itu tofu juga merupakan sumber protein

    yang baik dan merupakan pelengkap dalam gorengan.

    f) Nutrisi Utama: Vitamin DVitaminD selalu memainkan peranan penting dalam membangun dan

    melindungi tulang Anda. Vitamin D membantu daya serap kalsium, dan

    sejumlah studi memperlihatkan seseorang yang memiliki kandungan vitamin

    D rendah memiliki tingkat kepadatan tulang yang rendah. Mereka juga

    memiliki kecenderungan akan tulang rapuh seiring bertambahnya umur.

    Vitamin D secara alami bisa diperoleh di dalam makanan tertentu saja (misal

    minyak ikan cod), tetapi Anda juga dapat memperolehnya dari sinar matahari,

    dan banyak makanan yang sudah diperkuat dengan nutrisi penting ini.

    g) Sumber Vitamin D: Salmon

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    13/41

    Salmon adalah salah satu sumber alami terbaik dari vitamin D. Sekitar 3.5oz

    masalan salmon mengandung sekitar 90% dari kebutuhan harian kita akan

    vitamin D. Selain itu salmon juga merupakan sumber yang baik akan protein

    dan lemak omega-3 yang baik untuk hantung. Cobalah untuk mengkonsumsi

    setidaknya satu hidangan salmon setiap minggu.

    h) Sumber Vitamin D: SerealBeberapa sereal yang siap dikonsumsi sudah diberi tambahan vitamin D.

    Cobalah cek lebel dan cari produk yang memiliki setidaknya 10% dari nilai

    harian nutrisi penting ini.

    i) Mineral Penting: MagnesiumMagnesium memiliki banyak fungsi bagi tubuh, dan salah satunya adalah

    untuk membuat tulang tetap kuat (50% dari tubuh magnesium ditemukan

    dalam tulang). Memakan berbagai makanan dapat membantu untuk menjamin

    magnesium masuk ke tubuh secara cukup. Wanita diatas 30 tahun harus

    memenuhi sekitar 320mg magnesium setiap hari, sedangkan pria sekitar 400-

    420mg. Jumlah tersebut mudah didapatkan dengan mengkonsumsi, kacang-kacangan seperti almond, kacang kedelai, gandum, dan sayuran yang

    berwarna gelap seperti bayam.

    j) Nutrisi Penting: Vitamin KVitamin K berperan banyak dalam berbagai fungsi tubuh, tetapi penelitian

    ilmiah telah menghubungkan nutrisi penting ini dengan kesehatan tulang.

    Studi yang berlangsung saat ini mengindikasi bahwa vitamin K dapat

    mencegah penyerapan kembali dan masuknya makanan secara cukup, dimana

    hal ini penting untuk mencegah kerapuhan tulang. Vitamin K dapat diperoleh

    dengan banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau

    PROSES PENYEMBUHAN TULANG

    a. HematomaPembuluh darah robek dan terbentuk hematoma di sekitar dan di dalam

    fraktur (Apley, 1995). Hal ini mengakibatkan gangguan suplay darah pada

    tulang yang berdekatan dengan fraktur dan mematikannya (Maurice King,

    2001).

    b. ProliferasiDalam 8 jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi sel

    di bawah periosteum dan di dalam saluran medulla yang tertembus.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    14/41

    Hematoma yang membeku perlahan-lahan diabsorbsi dan kapiler baru yang

    halus berkembang ke dalam daerah itu (Apley, 1995).

    c. Pembentukan callusSelama beberapa minggu berikutnya, periosteum dan endosteum

    menghasilkan callus yang penuh dengan sel kumparan yang aktif. Dengan

    pergerakan yang lembut dapat merangsang pembentukan callus pada fraktur

    tersebut (Maurice King, 2001).

    d. KonsolidasiSelama stadium ini tulang mengalami penyembuhan terus-menerus. Fragmen

    yang patah tetap dipertahankan oleh callus sedangkan tulang mati pada ujung

    dari masing-masing fragmen dihilangkan secara perlahan, dan ujungnya

    mendapat lebih banyak callus yang akhirnya menjadi tulang padat (Maurice

    King, 2001). Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan

    sebelum tulang cukup kuat untuk membawa beban yang normal (Apley,

    1995).

    e. RemodelingTulang yang baru terbentuk, dibentuk kembali sehingga mirip dengan struktur

    normal (Appley, 1995). Semakin sering pasien menggunakan anggota

    geraknya, semakin kuat tulang baru tersebut (Maurice King, 2001).

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    15/41

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    16/41

    PENGERTIAN

    Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan

    luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress

    yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart, 2000)

    ETIOLOGI

    a. Trauma

    b. Gerakan pintir mendadak

    c. Kontraksi otot ekstem

    d. Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma

    MANIFESTASI KLINIS

    a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi,

    hematoma, dan edema

    b. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah

    c. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat

    diatas dan dibawah tempat frakturd. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya

    e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    a. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya

    b. Pemeriksaan jumlah darah lengkap

    c. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai

    d. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal

    PENATALAKSANAAN

    a. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen

    tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.

    b. Imobilisasi fraktur

    Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna

    c. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi

    Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhaPemberian analgetik untuk mengerangi nyeriStatus neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan)

    dipantau

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    17/41

    Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofidisuse dan meningkatkan peredaran darah

    KOMPLIKASI

    a. Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.

    b. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan

    yang lebih lambat dari keadaan normal.

    c. Non union : tulang yang tidak menyambung kembali

    farmakologi

    a. Analgesik

    Pengobatan dengan anlgesik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri klien.

    b. Antibiotik

    Pengobatan dengan antibiotik untuk mengatasi infeksi atau mencegah infeksi.

    c. Antitetanus

    Pengobatan untuk mengatsi resiko tetanus klien

    Patofisiologi

    Tulang dikatakan fraktur atau patah bila terdapat interupsi/pemotongan dari

    kontinuitas jaringan tulang, biasanya fraktur disertai cedera jaringan di sekitarnya

    yaitu ligamen, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan. Trauma yang terjadi

    pada patah tulang akan menyebabkan seseorang memiliki keterbatasan gerak,

    ketidakseimbangan dan nyeri pergerakan. Jaringan lunak yang terdapat di sekitar

    fraktur : seperti pembuluh darah syaraf dan otot serta organ lain yang ada di

    sekitarnya dapat rusak pada waktu trauma ataupun karena mencuatnya tulang yang

    patah. Tulang memiliki sangat banyak pembuluh darah, maka akibat dari fraktur yang

    keluar dari volume darah ke dalam jaringan lunak atau pada luka yang terbuka. Luka

    dan keluarnya darah tersebut dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.

    J. Gizi yang tepat pada klien fraktur femur dengan penatalsanaan ORIF dan

    implikasi keperawatannya

    Pada pasien yang mengalami fraktur untuk dapat memperbaiki keadaan luka dan

    tulang sebaiknya diberikan diit TKTP dan tinggi kalsium berdasarkan umur

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    18/41

    Pathway

    Trauma langsung kecelakaan Trauma tidak langsung jatuh Penurunan masa tulang

    Fraktur/patah tulang Resti traumaKerusakan

    Integritas kulit

    Resti Infeksi Kerusakan

    Spasme otot

    Kerusakan

    Pembuluh darah

    Kerusakan

    Pembuluh darah

    Spasme otak Perdarahan

    Nyeri Itematum NyeriKerusakan

    Pembuluh darah

    NekrosisInflamasi

    Proses penyembuhan tulang

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    19/41

    KASUS:

    Sdr.K(20 tahun) dirawat di ruang Xaverius RS.Elisabeth karena terjatuh dari

    tangga, dari hasil pengkajian didapatkan data klien mengeluh nyeri skala 6, nyeri

    seperti dipukul pada kaki kanan, bertambah jika digerakan. Dari hasil foto rontgen

    didapatkan fraktur cruris di 1/3 proksimal tibia.didapatkan data klien mengalami

    fraktur kominutif. TTV TD 120/70 mMhg, RR 18x/menit, N 88x/menit, T 37c,

    leukosit 7000/mm3.

    Analisa data

    Data Problem Etiologi

    Ds : pasien mengeluh

    nyeri skala 6, nyeri seperti

    dipukul pada kaki kanan,

    bertambah jika

    digerakkan.

    Do : Dari hasil foto

    rontgen didapatkan fraktur

    cruris di 1/3 proksimal

    tibia.

    Kerusakan mobilitas fisik Nyeri,kerusakan

    musculoskeletal

    Intervensi

    No

    Dp

    Tgl/jam Tujuan & criteria hasil Intervensi Rasional

    5 Juli

    2011

    Kerusakan mobilitas fisik

    teratasi setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 4x24 jam dengan

    kriteria hasil :

    -Skala nyeri 0-3-Pasien tidak tampakkesakitan

    1. Monitorskala nyeri

    2.Monitor TTV

    1. Skala nyeridapat

    menentukan

    seberapa jauh

    rasa nyeri

    yang dirsakan

    pasien.

    2. Nyeri dapat

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    20/41

    -Posisi tulang kembalinormal

    -Pasien tidak mengalamiperubahan dalam berjalan

    -Kekuatan otot3. Berikan

    posisi

    dengan

    meninggikan

    posisi yang

    sakit

    4. Ajarkanteknik

    relaksasi

    5.

    Lakukanterapi jemur

    matahari tiap

    pagi

    6. BantuADL

    pasien

    mempengaruhi

    tjdinya pbhan

    TD dan nadi.

    3. Mningkatkanaliran balik

    vena dan

    mrangi

    edema.

    4. Denganmbrikan

    teknik

    relaksasi dapat

    mengalihkan

    phtian pada

    nyeri.

    5.

    Cahayamatahari

    mengubah

    provitamin

    mjd vit D

    yg

    merupakan

    nutrisi utk

    pbentukan

    tulang

    6. Adanyafraktur

    pada kaki

    klien

    menyulitka

    n klien

    untuk

    beraktivita

    s sehingga

    kebutuhan

    ADL perlu

    dibantu

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    21/41

    7. Ajarkanteknik dalam

    penggunaan

    kruk

    8. Kolaborasiuntuk

    pemberian

    kalsium dan

    TKTP

    9. Kolaborasipberian

    analgetik

    7. Denganpemakaian

    kruk dapat

    mbantu

    pasien dlm

    bmobilisasi

    8. Nutrisitulang

    seperti

    kalsium

    sangat

    penting utk

    proses

    penyembu

    han luka

    9. Denganpberian

    analgetik dapat

    mblokir rasa

    nyeri.

    Jelaskan Faktor yang mempengaruhi perkembangan muskulus ?

    JARINGAN OTOT

    Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-

    organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu

    berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein

    yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.

    Gambar 1 :Diagram susunan jaringan otot kerangka, dari

    keseluruhan otot sampai tingkat molekuler.

    Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam :

    1.Jaringan Otot Polos

    Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen

    sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-

    garis.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    22/41

    Otot polos berkontraksi secara refleks dan di

    bawah

    pengaruh saraf otonom. Bila otot polosdirangsang, reaksinya lambat. Otot polos

    terdapat pada saluran pencernaan, dinding

    pembuluh darah, saluran pernafasan.

    Gbr. StrukturOtot Polos2.Jaringan Otot Lurik

    Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot

    ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di

    bawah pengaruh saraf sadar.

    Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya

    garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot.

    Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.

    Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila

    menerima rangsangan, berkontraksi sesuai

    dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf

    sadar.

    Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang

    dan melindungi kerangka dari benturan keras.Gbr. Serabutotot lurik

    (dariotot anak-anak).3.Jaringan Otot Jantung/Miokardium

    Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan

    tengah dinding jantung. Strukturnya

    menyerupai otot lurik, meskipun begitu

    kontraksi otot jantung secara refleks serta

    reaksi terhadap rangsang lambat.

    Fungsi otot jantung adalah untuk memompa

    darah ke luar jantung.

    Gbr. Serabutotot jantung

    (dari jantung orang dewasa)

    Ada 4 sifatjaringan otot yaitu ekstensibilitas, elastisitas, irritabilitas, dan

    kemampuan mengembangkan ketegangan (tension). Sifat-sifat tersebut umumnya

    terdapat pada seluruh otot yaitu otot jantung, otot halus, dan otot skeletal.

    Ekstensibilitas

    Sifat ekstensibilitas umumnya terdapat pada beberapa jaringan biologis. Seperti

    yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini, ekstensibilitas adalah kemampuan terulur

    atau meningkatnya pemanjangan otot, dan elastisitas adalah kemampuan otot untuk

    kembali ke panjang normal setelah diulur (distretch). Elastisitas otot akan

    mengembalikan otot ke posisi pemanjangan istirahat normal (normal resting) setelah

    mengalami penguluran dan memberikan transmisi ketegangan yang halus dari otot ke

    tulang.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    23/41

    Elastisitas

    Sifat elastis otot digambarkan sebagai 2 komponen utama. Komponen elastis paralel

    (PEC) ditunjukkan oleh membran otot, yang memberikan tahanan pada saat otot

    secara pasif terulur (stretch). Komponen elastis seri (SEC) terdapat pada tendon,

    bekerja sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastis ketika otot yang

    tegang diulur (distretch). Komponen-komponen elastisitas otot ini dinamakan

    demikian karena membran otot dan tendon masing-masing paralel dengan serabut

    otot dan seri atau segaris dengan serabut otot, dimana memberikan komponen

    kontraktil. Elastisitas otot skeletal manusia secara utama terdapat pada SEC (tendon).

    Baik SEC dan PEC memiliki sifat merekat yang memungkinkan otot terulur dan

    kembali ke dalam bentuk semula. Ketika penguluran statik pada group otot seperti

    hamstring dipertahankan selama jangka waktu tertentu, maka secara progresif otot

    akan memanjang, dan meningkatkan ROM sendi. Demikian pula, setelah group otot

    tertentu diulur (distretch), maka tidak akan kembali dengan segera ke posisi

    pemanjangan istirahat (resting length), tetapi secara bertahap akan memendek selama

    jangka waktu tertentu. Respon viskoelastik ini pada otot tidak bergantung pada jenis

    kelamin (independent).

    Irritabilitas

    Sifat karakteristik otot lainnya adalah irritabilitas. Irritabilitas adalah kemampuan

    untuk merespon suatu stimulus. Stimulus yang mempengaruhi otot dapat berupa

    elektrokimiawi seperti aksi potensial dari saraf yang mempersarafinya, atau

    mekanikal seperti pukulan/benturan dari luar pada bagian otot. Ketika diaktivasi oleh

    stimulus maka otot akan merespon dengan berkembangnya ketegangan (tension).

    Kemampuan Mengembangkan Ketegangan

    Kemampuan untuk mengembangkan ketegangan (tension) merupakan salah satu sifat

    karakteristik yang khas pada jaringan otot. Secara historis, perkembangan ketegangan

    (tension) dari otot telah dikenal sebagai kontraksi, atau komponen kontraktil dari

    fungsi otot. Kontraktilitas adalah kemampuan otot untuk memendek dari panjang

    otot. Namun demikian, ketegangan pada suatu otot tidak mungkin menghasilkan

    pemendekan otot (akan dibahas pada subbab berikutnya).

    Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan muskulus:

    Nutrisinutrisi untuk tulang seperti kalium, vitamin D, magnesium dan

    vitamin K diperlukan oleh tulang dalam proses pertumbuhan dan

    perkembangan tulang. Bila salah satu nutrii tidak mencukupi,

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    24/41

    maka akan memepengaruhi proses perkembangan tulang yang

    mungkin saja bila tulang kekurangan nutrisi akan membuat tulang

    mudah keropos. Postur tubuh

    Postur tubuh, seperti duduk yang salah selama berangsurangsur

    akan bentuk tubuh menjadi kearah yang lebih buruk seperti kifosis,

    lordosis ataupun skoliosis. Bila demikian sulit untuk di rubah

    kembali.

    LatihanLatihan yang cukup akan membuat otot terlatih sehingga tidak

    terjadi layuh.

    Ketrampilan membantu pasien memakai kruk

    Postur jalan normal adalah kepala tegak, vertebra servikal, torakal, lumbal sejajar,

    pinggul dan lutut berada dalam keadaan fleksi yang sesuai, dan lengan bebas berayun

    bersama dengan kaki.

    1. Kruk dapat digunakan secara temporer, seperti pada setelah kerusakan ligament di

    lutut. Kruk dapat digunakan permanen, seperti klien paralis ekstremitas bawah.

    2. Kruk terbuat dari kayu atau logam. Ada dua tipe kruk, kruk lofstrand dengan

    pengatur ganda atau kruk lengan bawah dan kruk aksila terbuat dari kayu.

    3. Kruk lengan bawah memiliki sebuah pegangan tangan dan pembalut logam yang

    pas mengelilingi lengan bawah. Pembalut logam dan pegangan tangan diatur agar

    sesuai dengan ketinggian klien.

    4. Kruk aksila mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian atas,

    berada tepat di bawah aksila. Pegangan tangan berbentuk batang yang dipegangsetinggi telapak tangan untuk menyokong tubuh.Kruk ini lebih umum digunakan.

    5. Kruk harus diukur panjang yang sesuai, dan klien harus diajarkan menggunakan

    kruk mereka dengan aman, mencapai kestabilan gaya berjalan, naik turun tangga, dan

    bangkit dari duduk.

    6. Pengukuran kruk meliputi tiga area: tinggi klien, jarak antara bantalan kruk dengan

    aksila, dan sudut fleksi siku. Pengukuran berikut, dengan klien berada pada posisi

    supine atau berdiri.

    7. Ketika berjalan dengan kruk, berat badan klien perlu disokong oleh bahu dan

    lengan, bukan di bawah lengan. Siku harus ditekuk

    Tujuan

    Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkanmobilisasi.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    25/41

    Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.Indikasi

    Klien dengan nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan/atau trauma Klien dengan kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri dan

    bengkak sendi

    Klien amputasi kaki: di atas atau di bawah lutut Klien dengan kerusakan mobilitas fisik yang berhungan dengan nyeri dan

    kerusakan musculoskeletal

    Klien setelah bedah artroskopis lutut

    Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketidaknyamanandanimobilisasi yang diprogramkan.

    Kontraindikasi

    Klien dengan nyeri yang berhubungan dengan inflamasi, insisi, dan drainase. Klien yang potensial kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan

    perubahan turgor kulit.

    Persiapan alat Menyediakan kruk yang digunakan (kruk aksila). goniometer Melakukan pengukuran kruk yang meliputi area tinggi klien, jarak antara

    bantalan kruk dengan aksila, dan sudut fleksi siku.

    Pengukuran dilakukan dengan satu dari dua metode berikut, dengan klien berada pada

    posisi supine atau berdiri.

    Pada posisi telentang-ujung kruk berada 15cm di samping tumit klien. Tempatkan

    ujung pita pungukur dengan lebar tiga sampai empat jari(4-5cm) dari aksila dan ukur

    sampai tumit klien.

    8. Pada posisi berdiri-posisi kruk dan ujung kruk berada 14-15 cm di samping dan 14-

    15 cm di depan kaki klien. Dengan motede lain, siku harus direfleksikan 15 sampai

    30 derajat. Fleksi siku harus diperiksa dengan goniometer.

    9. Lebar bantalan kruk harus 3-4 lebar jari di bawah aksila.

    10 Tempat berjalan, seperti lorong rumah sakit atau taman yang dilengkapi dengan

    tempat latihan untuk berjalan.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    26/41

    Prosedur

    Gaya berjalan empat titik Kaji toleransi aktifitas, kekuatan, nyeri, koordinasi, kemampuan fungsional,

    dan penyakit serta cedera

    Menjelaskan prosedur kepada klien dan keluarga Memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak rintangan di jalan klien Menentukan tempat istirahat klien setelah latihan Minta klien berdiri dengan posisi tripod, sebelum kruk berjalan Atur kesejajan kaki dan tubuh klien Klien memposisikan kruk pertama kali lalu memposisikan kaki yang

    berlawanan (mis. Kruk kanan dengan kaki kiri)

    Klien mengulangi urutan cari ini dengan kruk dan kaki yang lain. Pada gaya berjalan tiga titik , berat badan di topang pada kaki yang tidak sakit

    dan kemudian di kedua kruk, dan urutan ini dilakukan berulang-ulang. Kaki

    yang sakit tidak menyentuh tanah selama berjalan ditahap awal. Secara

    bertahap klien mulai menyentuh, dan menopang berat badan secara penuh

    pada kaki yang sakit.

    24. Gaya berjalan dua titik memerlukan sebagian penopang berat disetiapkaki. Setiap kruk digerakkan secara bersamaan dengan kaki yang berlawanan

    sehingga gerakan kruk sama dengan lengan.

    Mengajarkan berjalan menggunakan kruk di tangga

    Menggunakan modifikasi gaya berjalan tiga titik Klien berdiri didasar tangga dan memindahkan berat badan ke kruk Kaki yang tidak sakit maju di antara kruk dan tangga Kemudian berat dialihkan dari kruk ke kaki yang tidak sakit Klien meluruskan kedua kruk di tangga

    Evaluasi

    Penggunaan mobilitas dan persendian klien meningkat Menggunakan alat mobilisasi dengan tepat Klien memperlihatkan cara yang lebih relaks Klien mengatakan dan mendemontrasikan prinsip penggunaan kruk yang

    aman

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    27/41

    Jelaskan alasan saudara K dilakukan pemasangan kruk ?

    Karena dengan pemakaian kruk dapat mempermudah saudara K beraktivitas sendiri

    tanpa bantuan orang lain, pemakaian kruk juga dapat melatih otot-otot kaki supaya

    tidak kaku.

    N. Ketrampilan melakukan PF system muskuloskeletal

    Tujuan

    1. Memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian

    2. Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian-bagian

    tertentu

    Persiapan alat

    Meteran

    Prosedur pelaksanaan

    Otot

    1. Inspeksi ukuran otot, bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain dan amati adanya

    atrofi atau hipertrofi

    2. Jika didapatkan adanya perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya dengan

    menggunakan meteran

    3. Amati adanya otot dan tendo untuk mengetahui kemungkinan kontraktur yang

    ditunjukkan oleh malposisi suatu bagian tubuh

    4. Lakukan palpasi pada saat otot istirahat dan pada saat otot bergerak secara aktif

    dan pasif untuk mengetahui adanya kelemahan (flasiditas), kontraksi tiba-tiba secara

    involunter (spastisitas)

    5. Uji kekuatan otot dengan cara menyuruh klien menarik atau mendorong tangan

    pemeriksa, bandingkan kekuatan otot ekstremitas kanan dengan ekstremitas kiri.

    6. Amati kekuatan suatu bagian tubuh dengan cara memberi penahanan secara

    resisten

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    28/41

    Tulang

    1. Amati kenormalan susunan tulang dan adanya deformitas

    2. Palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan

    3. Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan

    Persendian

    1. Inspeksi persendian untuk mengetahui adanya kelainan persendian

    2. Palpasi persendian untuk mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan, bengkak, nodul,

    dan lain-lain

    3. kaji tentang gerak persendian

    4. Catat hasil pemeriksaan

    Definisi Pembidaian

    Pembidaian adalah tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang

    mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel

    sebagai fixator/imobilisator.

    Jenis Pembidaian

    a. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan sementara

    - Dilakukan di tempat cedera sebelum penderita dibawa ke rumah sakit

    - Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya

    - Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindarkan kerusakan yang

    lebih berat

    - Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan teknik dasar

    pembidaian

    b. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif

    - Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (klinik atau rumah sakit)

    - Pembidaian dilakukan untuk proses penyembuhan fraktur/dislokasi

    - Menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan (gips, dll)- Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih

    Beberapa macam jenis bidai :

    a. Bidai keras

    Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat

    dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    29/41

    keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di

    lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

    b. Bidai traksi.

    Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan

    oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.

    Contoh : bidai traksi tulang paha

    c. Bidai improvisasi.

    Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang.

    Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan

    improvisasi si penolong.Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.

    d. Gendongan/Belat dan bebat.

    Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga)

    dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan

    daerah cedera.Contoh : gendongan lengan.

    Tujuan Pembidaian

    a) Mencegah gerakan bagian yang sakit sehingga mengurangi nyeri dan mencegah

    kerusakan lebih lanjut

    b) Mempertahankan posisi yang nyaman

    c) Mempermudah transportasi korband) Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera

    e) Mempercepat penyembuhan

    Indikasi Pembidaian

    Pembidaian sebaiknya dilakukan jika didapatkan :

    - Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup

    - Adanya kecurigaan terjadinya fraktur

    - Dislokasi persendian

    Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika pada salah satu bagian tubuh

    ditemukan :

    a) Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar bunyi krek.

    b) Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau mengalami

    angulasi abnormal

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    30/41

    c) Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera

    d) Posisi ekstremitas yang abnormal

    e) Memar

    f) Bengkak

    g) Perubahan bentuk

    h) Nyeri gerak aktif dan pasif

    i) Nyeri sumbu

    j) Pasien merasakan sensasi seperti jeruji ketika menggerakkan ekstremitas yang

    mengalami cedera (Krepitasi)

    k) Fungsiolesa

    l) Perdarahan bisa ada atau tidak

    m) Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi cedera

    n) Kram otot di sekitar lokasi cedera

    Jika mengalami keraguan apakah terjadi fraktur atau tidak, maka perlakukanlah

    pasien seperti orang yang mengalami fraktur.

    Kontra Indikasi Pembidaian

    Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika kondisi saluran napas, pernapasan dan

    sirkulasi penderita sudah distabilisasi. Jika terdapat gangguan sirkulasi dan atau

    gangguan persyarafan yang berat pada distal daerah fraktur, jika ada resiko

    memperlambat sampainya penderita ke rumah sakit, sebaiknya pembidaian tidak

    perlu dilakukan.

    Komplikasi Pembidaian

    Jika dilakukan tidak sesuai dengan standar tindakan, beberapa hal berikut bisa

    ditimbulkan oleh tindakan pembidaian :

    a. Cedera pembuluh darah, saraf atau jaringan lain di sekitar fraktur oleh ujung

    fragmen fraktur, jika dilakukan upaya meluruskan atau manipulasi lainnya pada

    bagian tubuh yang mengalami fraktur saat memasang bidai.

    b. Gangguan sirkulasi atau saraf akibat pembidaian yang terlalu ketat

    c. Keterlambatan transport penderita ke rumah sakit, jika penderita menunggu terlalu

    lama selama proses pembidaian.

    Prosedur Dasar Pembidaian

    Mempersiapkan penderitaa. Penanganan kegawatan (Basic Life Support)

    b. Menenangkan penderita. Jelaskanlah bahwa akan memberikan

    pertolongan kepada penderita.

    c. Pemeriksaan untuk mencari tanda fraktur atau dislokasi.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    31/41

    d. Menjelaskan secara singkat dan jelas kepada penderita tentang prosedur

    tindakan yang akan dilakukan.

    e. Meminimalkan gerakan daerah luka. Jangan menggerakkan atau

    memindahkan korban sampai daerah yang patah tulang distabilkan

    kecuali jika keadaan mendesak (korban berada pada lokasi yang

    berbahaya, bagi korban dan atau penolong)

    f. Sebaiknya guntinglah bagian pakaian di sekitar area fraktur. Jika

    diperlukan, kainnya dapat dimanfaatkan untuk proses pembidaian.

    g. Jika ada luka terbuka maka tangani dulu luka dan perdarahan.

    Bersihkan luka dengan cairan antiseptik dan tekan perdarahan dengan

    kasa steril. Jika luka tersebut mendekati lokasi fraktur, maka

    sebaiknya dianggap bahwa telah terjadi patah tulang terbuka. Balutlah

    luka terbuka atau fragmen tulang yang menyembul dengan bahan yang

    se-steril mungkin

    h. Pasang Collar Brace maupun sejenisnya yang dapat digunakan untuk

    menopang leher jika dicurigai terjadi trauma servikal

    i. Tindakan meluruskan ekstremitas yang mengalami deformitas yang

    berat sebaiknya hanya dilakukan jika ditemukan adanya gangguan

    denyut nadi atau sensasi raba sebelum dilakukannya pembidaian.

    Proses pelurusan ini harus hati-hati agar tidak makin memperberat

    cedera.

    j. Periksalah sirkulasi distal dari lokasi fraktur

    - Periksa nadi di daerah distal dari fraktur, normal, melemah, ataukah

    bahkan mungkin menghilang?

    - Periksa kecepatan pengisian kapiler. Tekanlah kuku jari pada

    ekstremitas yang cedera dan ekstremitas kontralateral secara

    bersamaan. Lepaskan tekanan secara bersamaan. Periksalah

    apakah pengembalian warna kemerahan terjadi bersamaan

    ataukah terjadi keterlambatan pada ekstremitas yang mengalami

    fraktur.

    - Jika ditemukan gangguan sirkulasi, maka penderita harus langsung

    dibawa ke rumah sakit secepatnya.

    k. Jika pada bagian ekstremitas yang cedera mengalami edema, maka

    sebaiknya perhiasan yang dipakai pada lokasi itu dilepaskan, setalah

    anda menjelaskan pada penderita.

    l. Pada fraktur terbuka, kecepatan penanganan merupakan hal yang

    esensial. Jangan pernah menyentuh tulang yang tampak keluar, jangan

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    32/41

    pernah pula mencoba untuk membersihkannya. Manipulasi terhadap

    fraktur terbuka tanpa sterilitas hanya akan menambah masalah.

    Persiapan alat

    - Bidai dapat menggunakan alat bidai standar telah dipersiapkan, namun juga bisa

    dibuat sendiri dari berbagai bahan sederhana, misalnya ranting pohon, papan kayu,

    dll. Panjang bidai harus melebihi panjang tulang dan sendi yang akan dibidai.

    - Bidai yang terbuat dari benda keras (kayu,dll) sebaiknya dibungkus/dibalut terlebih

    dahulu dengan bahan yang lebih lembut (kain, kassa, dll)

    - Bahan yang digunakan sebagai pembalut pengikat untuk pembidaian bisa berasal

    dari pakaian atau bahan lainnya. Bahan yang digunakan untuk membalut ini harus

    bisa membalut dengan sempurna mengelilingi extremitas yang dibidai untuk

    mengamankan bidai yang digunakan, namun tidak boleh terlalu ketat yang bisa

    menghambat sirkulasi.

    Pelaksanaan pembidaian

    Prinsip umum dalam tindakan pembidaian

    - Pembidaian minimal meliputi 2 sendi (proksimal dan distal daerah fraktur). Sendi

    yang masuk dalam pembidaian adalah sendi di bawah dan di atas patah tulang.

    Sebagai contoh, jika tungkai bawah mengalami fraktur, maka bidai harus bisa

    mengimobilisasi pergelangan kaki maupun lutut.

    - Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur maupun

    dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai memaksakan gerakan.

    Jika terjadi kesulitan dalam meluruskan, maka pembidaian dilakukan apa adanya.

    Pada trauma sekitar sendi, pembidaian harus mencakup tulang di bagian proksimal

    dan distal.

    - Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan, dapat terbantu dengan traksi

    atau tarikan ringan ketika pembidaian. Jika saat dilakukan tarikan terdapat tahanan

    yang kuat, krepitasi, atau pasien merasakan peningkatan rasa nyeri, jangan mencoba

    untuk melakukan traksi. Jika anda telah berhasil melakukan traksi, jangan

    melepaskan tarikan sebelum ekstremitas yang mengalami fraktur telah terfiksasi

    dengan baik, karena kedua ujung tulang yang terpisah dapat menyebabkan tambahan

    kerusakan jaringan dan beresiko untuk mencederai saraf atau pembuluh darah.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    33/41

    - Beri bantalan empuk dan penopang pada anggota gerak yang dibidai terutama pada

    daerah tubuh yang keras/peka(lutut,siku,ketiak,dll), yang sekaligus untuk mengisi

    sela antara ekstremitas dengan bidai.

    - Ikatlah bidai di atas dan bawah luka/fraktur. Jangan mengikat tepat di bagian yang

    luka/fraktur. Sebaiknya dilakukan sebanyak 4 ikatan pada bidai, yakni pada beberapa

    titik yang berada pada posisi :

    a. superior dari sendi proximal dari lokasi fraktur

    b. diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan pertama

    c. inferior dari sendi distal dari lokasi fraktur

    d. diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan ketiga (point c)

    - Pastikan bahwa bidai telah rapat, namun jangan terlalu ketat sehingga mengganggu

    sirkulasi pada ekstremitas yang dibidai. Pastikan bahwa pemasangan bidai telah

    mampu mencegah pergerakan atau peregangan pada bagian yang cedera.

    - Pastikan bahwa ujung bidai tidak menekan ketiak atau pantat

    - Harus selalu diingat bahwa improvisasi seringkali diperlukan dalam tindakan

    pembidaian. Sebagai contoh, jika tidak ditemukan bahan yang sesuai untuk

    membidai, cedera pada tungkai bawah seringkali dapat dilindungi dengan merekatkan

    tungkai yang cedera pada tungkai yang tidak terluka. Demikian pula bisa diterapkan

    pada fraktur jari, dengan merekatkan pada jari disebelahnya sebagai perlindungan

    sementara.

    - Kantong es dapat dipasang dalam bidai dengan terlebih dahulu dibungkus dengan

    perban elastis. Harus diberikan perhatian khusus untuk melepaskan kantong es secara

    berkala untuk mencegah cold injury pada jaringan lunak. Secara umum, es tidak

    boleh ditempelkan secara terus menerus lebih dari 10 menit. Ekstremitas yang

    mengalami cedera sebaiknya sedikit ditinggikan posisinya untuk meminimalisasi

    pembengkakan.

    Teknik Pembidaian pada berbagai lokasi cedera

    a. Fraktur cranium dan tulang wajah

    Pada fraktur cranium dan tulang wajah, hindarilah melakukan penekanan pada tempat

    yang dicurigai mengalami fraktur. Pada fraktur ini harus dicurigai adanya fraktur

    tulang belakang, sehingga seharusnya dilakukan imobilisasi tulang belakang. Ada

    beberapa bidai khusus yang digunakan untuk fiksasi fraktur tulang wajah (bersifat

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    34/41

    bidai definitif), namun tidak dibahas pada sesi ini karena biasanya dilakukan oleh

    para ahli.

    b. Pembidaian leher

    Dalam kondisi darurat, bisa dilakukan pembidaian dengan pembalutan. Pembalutan

    dilakukan dengan hati-hati tanpa menggerakkan bagian leher dan kepala. Pembalutan

    dianggap efektif jika mampu meminimalisasi pergerakan daerah leher.

    Jika tersedia, fixasi leher paling baik dilakukan menggunakan cervical Collar

    c. Tulang klavikula

    Terapi definitif untuk fraktur klavikula biasanya dilakukan secara konservatif yaitu

    dengan ransel bandage (lihat gambar 2). Pembebatan yang efektif akan berfungsi

    untuk traksi dan fiksasi, sehingga kedua ujung fragmen fraktur bisa bertemu kembali

    pada posisi yang seanatomis mungkin, sehingga memungkinkan penyembuhan

    fraktur dengan hasil yang cukup baik.

    d. Tulang iga

    Perhatian utama pada kondisi suspect fraktur costae adalah upaya untuk mencegah

    bagian patahan tulang agar tidak melukai paru. Upaya terbaik yang bisa dilakukan

    sebagai pertolongan pertama di lapangan sebelum pasien dibawa dalam perjalanan ke

    rumah sakit adalah memasang bantalan dan balutan lembut pada dinding dada,

    memasang sling untuk merekatkan lengan pada sisi dada yang mengalami cedera

    sedemikian sehingga menempel secara nyaman pada dada.

    e. Lengan atas

    - Pasanglah sling untuk gendongan lengan bawah, sedemikian sehingga sendi siku

    membentuk sudut 90%, dengan cara :Letakkan kain sling di sisi bawah lengan. Apex

    dari sling berada pada siku, dan puncak dari sling berada pada bahu sisi lengan yang

    tidak cedera. posisikan lengan bawah sedemikian sehingga posisi tangan sedikit

    terangkat (kira-kira membentuk sudut 10). ikatlah dua ujung sling pada bahu

    dimaksud. Gulunglah apex dari sling, dan sisipkan di sisi siku.

    - Posisikan lengan atas yang mengalami fraktur agar menempel rapat pada bagian sisi

    lateral dinding thoraks.

    - Pasanglah bidai yang telah di balut kain/kassa pada sisi lateral lengan atas yang

    mengalami fraktur.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    35/41

    - Bebatlah lengan atas diantara papan bidai (di sisi lateral) dan dinding thorax (pada

    sisi medial).

    - Jika tidak tersedia papan bidai, fiksasi bisa dilakukan dengan pembebatan

    menggunakan kain yang lebar (lihat gambar 4).

    f . Lengan bawah

    - Imobilisasi lengan yang mengalami cedera

    - Carilah bahan yang kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara sikusampai ujung telapak tangan

    - Carilah tali untuk mengikat bidai pada lengan yang cedera

    - Flexi-kan lengan yang cedera, sehingga lengan bawah dalam posisi membuat sudut

    90 terhadap lengan atas. Lakukan penekukan lengan secara perlahan dan hati-hati.

    - Letakkan gulungan kain atau benda lembut lainnya pada telapak tangan agar berada

    dalam posisi fungsional

    - Pasanglah bidai pada lengan bawah sedemikian sehingga bidai menempel antara

    siku sampai ujung jari

    - Ikatlah bidai pada lokasi diatas dan dibawah posisi fraktur. Pastikan bahwa

    pergelangan tangan sudah terimobilisasi

    - Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai

    - Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada region distal dari lokasi

    pembidaian, untuk memastikan bahwa pemasangan bidai tidak terlalu ketat

    - Pasanglah sling untuk menahan bagian lengan yang dibidai, dengan cara :Letakkan

    kain sling di sisi bawah lengan. Apex dari sling berada pada siku, dan puncak dari

    sling berada pada bahu sisi lengan yang tidak cedera. posisikan lengan bawah

    sedemikian sehingga posisi tangan sedikit terangkat (kira-kira membentuk sudut 10).

    ikatlah dua ujung sling pada bahu dimaksud. Gulunglah apex dari sling, dan sisipkan

    di sisi siku.

    g. Fr aktur Tangan dan Pergelangan Tangan

    Ekstremitas ini seharusnya dibidai dalam posisi dari fungsi mekanik, yakni posisi

    yang senatural mungkin. Posisi natural tangan adalah pada posisi seperti sedang

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    36/41

    menggenggam sebuah bola softball. Gulungan pakaian atau bahan bantalan yang lain

    dapat diletakkan pada telapak tangan sebelum tangan dibalut.

    h. Tulang jari

    Fraktur jari bisa dibidai dengan potongan kayu kecil atau difiksasi dengan

    merekatkan pada jari di sebelahnya yang tidak terkena injury (buddy splinting)

    i . tulang punggung

    Pasien yang dicurigai menderita fraktur tulang belakang/punggung, harus dibidai

    menggunakan spine board atau bahan yang semirip mungkin dengan spine board.

    Fraktur Panggul

    Fraktur panggul lebih sering terjadi pada orang tua. Jika seseorang yang berusia tua

    terjatuh dan mengeluhkan nyeri daerah panggul, maka sebaiknya dianggap

    mengalami fraktur. Apalagi jika pasien tidak bisa menggerakkan tungkai, atau

    ditemukan pemendekan dan atau rotasi pada tungkai (biasanya kearah lateral).

    Pemindahan pasien yang dicurigai menderita fraktur panggul harus menggunakan

    tandu. Tungkai yang mengalami cedera diamankan dengan merapatkan pada tungkai

    yang tidak cedera sebagai bidai. Anda bisa melakukan penarikan/traksi untuk

    mengurangi rasa nyeri, jika perjalanan menuju rumah sakit cukup jauh, dan terdapat

    orang yang bisa menggantikan anda saat anda sudah kelelahan.

    k. Tungkai atas

    Pada fraktur femur, bidai harus memanjang antara punggung bawah sampai dengan di

    bawah lutut pada tungkai yang cedera. Traksi pada cedera tungkai lebih sulit, dan

    resiko untuk terjadinya cedera tambahan akibat kegagalan traksi seringkali lebih

    besar. Sebaiknya jangan mencoba untuk melakukan traksi pada cedera tungkai

    kecuali jika orang yang membantu pembidaian telah siap untuk memasang bidai.

    l . Fraktur/dislokasi sendi lutut

    Cedera lutut membutuhkan bidai yang memanjang antara pinggul sampai dengan

    pergelangan kaki. Bidai ini dipasang pada sisi belakang tungkai dan pantat.

    m. Tungkai bawah

    1. Imobilisasikan tungkai yang mengalami cedera untuk mengurangi nyeri dan

    mencegah timbulnya kerusakan yang lebih berat

    2. Carilah bahan kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara telapak

    tangan sampai dengan diatas lutut.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    37/41

    3. Carilah bahan yang bisa digunakan sebagai tali untuk mengikat bidai

    4. Pastikan bahwa tungkai berada dalam posisi lurus

    5. Letakkan bidai di sepanjang sisi bawah tungkai, sehingga bidai dalam posisi

    memanjang antara sisi bawah lutut sampai dengan dibawah telapak kaki

    6. Pasanglah bidai pasangan di sisi atas tungkai bawah sejajar dengan bidai yang

    dipasang di sisi bawah tungkai

    7. Ikatlah bidai pada posisi diatas dan di bawah lokasi fraktur. Pastikan bahwa lututdan pergelangan kaki sudah terimobilisasi dengan baik

    8. Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai

    9. Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada region distal dari lokasi

    pembidaian, untuk memastikan bahwa pemasangan bidai tidak terlalu ketat

    n. Fraktur/dislokasi pergelangan kaki

    1. Cedera pergelangan kaki terkadang bisa diimobilisasi cukup dengan menggunakan

    pembalutan. Gunakan pola figure of eight: Dimulai dari sisi bawah kaki, melalui

    sisi atas kaki, mengelilingi pergelangan kaki, ke belakang melalui sisi atas kaki,

    kesisi bawah kaki, dan demikian seterusnya.

    2. Bidai penahan juga bisa dipasang sepanjang sisi belakang dan sisi lateral

    pergelangan kaki untuk mencegah pergerakan yang berlebihan. Saat melalukan

    tindakan imobilisasi pergelangan kaki, posisi kaki harus selalu dijaga pada sudut yang

    benar.

    o. Telapak kaki

    p. Fraktur/dislokasi jari kak iSebagai tindakan pertama, cedera pada jari kaki

    sebaiknya dibantu dengan merekatkan jari yang cedera pada jari di sebelahnya.

    Evaluasi pasca pembidaian

    Periksa sirkulasi daerah ujung pembidaian. Misalnya jika membidai lengan maka

    periksa sirkulasi dengan memencet kuku ibu jari selama kurang lebih 5 detik. Kuku

    akan berwarna putih kemudian kembali merah dalam waktu kurang dari 2 detik

    setelah dilepaskan.Pemeriksaan denyut nadi dan rasa raba seharusnya diperiksa di

    bagian bawah bidai paling tidak satu jam sekali. Jika pasien mengeluh terlalu ketat,

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    38/41

    atau kesemutan, maka pembalut harus dilepas seluruhnya. Dan kemudian bidai di

    pasang kembali dengan lebih longgar.

    ( Dengan cara menekan sebagian kuku hingga putih, kemudian lepaskan. Kalo1-2 detik berubah menjadi merah, berarti balutan bagus. Kalau lebih dari 1-2

    detik tidak berubah warna menjadi merah, maka longgarkan lagi balutan, itu

    artinya terlalu keras )

    ( Meraba denyut arteri dorsalis pedis pada kaki [ untuk kasus di kaki ].Gambaran tanda hitam itu adalah tempat kita meraba arteri dorsalis pedis. Bila

    tidak teraba, maka balutan kita buka dan longgarkan )

    ( Meraba denyut arteri radialis pada tangan [ untuk kasus di tangan ].Gambaran tanda hitam itu adalah tempat kita meraba arteri redialis. Bila tidak

    teraba, maka balutan kita buka dan longgarkan ).

    Jelaskan balutan bidai yang tepat diberikan pada saudara K ?

    Karena saudara K mengalami kecelakan, dan bidai yang tepat yang di berikan adalah

    Bidai keras Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain

    yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna

    dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi

    syarat di lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

    Jelaskan apakah saudara K perlu dilakukan OREF atau cukup dengan reduksi

    tertutup ?

    Sangat penting jika di lakukan OREF karena saudara K,, mengalami kecelakaan,

    sedangkan reduksi tertutup, hanya pertolongan pertama saat terjadi kecelaakaan

    karena reduksi tertutup hanya mengembalikan fragmen-fragmen tulang sesuia

    dengan anatomis.

    Jelaskan persiapan operasi pemasangan OREF

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    39/41

    BAB III

    PENUTUP

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    40/41

    A. KesimpulanPenyebab fraktur adalah trauma. Fraktur patologis; fraktur yang

    diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa: Osteoporosis

    Imperfekta, Osteoporosis, Penyakit metabolik. Penyebab fraktur trauma,

    dibagi menjadi dua, yaitu : Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang.

    Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter

    mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma tak

    langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh

    terpeleset di kamar mandi pada orangtua.

    Penatalaksanaan fraktur incomplet yaitu X.Ray, Bone scans,

    Tomogram, atau MRI Scans, Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan

    vaskuler, CCT kalau banyak kerusakan otot. Dapat juga dilakukan balut bidai

    Farmakologi yang tepat untuk pasien fraktur incomplete adalah

    analgetik, antibiotik, vit K, antibiotik TT ( Toksoid Tetanus ), antitrombolitik.

    B. SaranSebagai seorang perawat harus memiliki kemampuan untuk

    melakuakan penatalaksanaan proses penyembuhan pasien fraktur. Seorang

    pasien menjalani sebuah metode ini harus diberi motivasi dan menjelaskan

    kekurangan dan kelebihan menggunakan bidai, gips dan traksi, agar tidak

    terjadi komplikasi perawat harus jeli dalam memonitor.

  • 8/22/2019 Makalah Muskulokeletal Fraktur Cruris

    41/41

    Daftar Pustaka

    Black, Joyce M.1993 Medical Surgical Nur singW.B Sainders Company. Philadelpia

    Doenges, Marilyn E 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3

    Made Kariasa, Nimade Sumarwati EditorMonicaester, Yasmin Asih EGC, Jakarta

    E. Oerswari 1989, Bedah dan Perawatannya, PT Gramedia. Jakarta

    Brunner dan Suddarth, 2002, Keperawatan M edikal Bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta