117
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA TEORI PENDEKATAN, METODE, MODEL, DAN IMPLEMENTASI PERENCANAAN PELAKSANAAN DAN PEMBELAJARAN FISIKA Oleh : Kelompok : 5 Ernita Susanti (15175009) Fitri Yusmak (15175014) Nurhikmah Sasna Junaidi (15175027) Vonny Tinedi (15175045) Wandrianto (15175046) Dosen: Prof. Dr. Festiyed, M.S

Makalah Model Kel. 5 Revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

revisi pengembangan model bm

Citation preview

Page 1: Makalah Model Kel. 5 Revisi

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA

TEORI PENDEKATAN, METODE, MODEL, DAN IMPLEMENTASI

PERENCANAAN PELAKSANAAN DAN PEMBELAJARAN FISIKA

Oleh :

Kelompok : 5

Ernita Susanti (15175009)

Fitri Yusmak (15175014)

Nurhikmah Sasna Junaidi (15175027)

Vonny Tinedi (15175045)

Wandrianto (15175046)

Dosen:

Prof. Dr. Festiyed, M.S

PENDIDIKAN FISIKA (S2)

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015

Page 2: Makalah Model Kel. 5 Revisi

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah mata kuliah Pengembangan Model Pembelajaran Fisika dengan judul

“Teori Pendekatan, Metode, Model, dan Implementasi Perencanaan Pelaksanaan

dan Pembelajaran Fisika”.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis menemui beberapa kendala.

Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah

ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan

Model Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S..

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat

kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa

dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, September 2015

Penulis

i

Page 3: Makalah Model Kel. 5 Revisi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................ii

Daftar Tabel......................................................................................................iii

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................2

C. Tujuan Penulisan...............................................................................2

D. ManfaatPenulisan..............................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pendekatan Pembelajaran..................................................................4

B. Metode Pembelajaran......................................................................14

C. Model Pembelajaran........................................................................27

BAB III PEMBAHASAN

A. Implementasi Pendekatan Pembelajaran........................................38

B. Perbandingan Metode-metode Pembelajaran.................................41

C. Perbandingan Model-model Pembelajaran ................................... 44

D. Perbandingan Pendekatan, Metode, dan Model ........................... 48

E. RPP Satu Kali Pertemuan ............................................................. 49

Bab III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................64

B. Saran..............................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Model Kel. 5 Revisi

iii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Keterampilan Proses Sains Dasar..........................................................10

2. Keterampilan Proses Sains Lanjut.........................................................11

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah .......................................15

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi ................................ 17

5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi ........................................ 19

6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi ...................................... 22

7. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen ................................. 24

8. Kelebihan dan Kelemahan Metode Keterampilan ............................... 25

iii

Page 5: Makalah Model Kel. 5 Revisi

iv

DAFTAR GAMBAR

Lampiran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran......................................................17

2. Lembar Kerja Siswa..............................................................................27

iv

Page 6: Makalah Model Kel. 5 Revisi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus

maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di

Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman

yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap

dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan

sumber daya manusia sehingga harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan

kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembanganharus sesuai dengan proses

pembelajaran yang tepat agar anak  didik dapat menerima didikan dengan baik.

Dewasa ini, proses belajar mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA

masih menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru,

dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta

didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta didik cenderung

tidak diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep mengenai materi

fisika yang menyebabkan kurangnya penguasaan peserta didik dan peserta didik pun

lambat dalam memahami materi pembelajaran fisika.

Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru

dan peserta didik yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan

target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi

antara guru dan peserta didik. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk

membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan

tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa

juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa

bersahabat dengan guru yang mengajar. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran

diperlukan model-model pembelajaran.

Seorang guru harus pandai menggunakan model pembelajaran secara arif dan

bijaksana. Di dalam penerapan model pembelajaran seorang guru juga harus pandai

menggunakan pendekatan dan metodemana yang tepat disesuaikan dengan mata

pelajaran, jumlah siswa dan kondisi siswa itu sendiri. Karena setiap pendidik tidak

1

Page 7: Makalah Model Kel. 5 Revisi

2

selalu memiliki suatu pandangan dan metode yang sama dalam hal mendidik

anak didik. Hal ini akan mempengaruhi model pembelajaran yang

digunakanpendidik dalam  pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, untuk dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan, maka perlu adanya suatu pendekatan, metode, dan

model pembelajaran yang tepat digunakan oleh guru. Oleh sebab itu penulis tertarik

menulis sebuah makalah dengan judulTeori pendekatan, Metode-Metode

Pembelajaran, dan Model-Model Pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran dan jenis-jenisnya?

2. Apakah yang dimaksud denganmetode pembelajaran dan jenis-jenisnya?

3. Apakah yang dimaksud denganmodel pembelajaran dan jenis-jenisnya?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan,

1. Untuk menjelaskan tentang pendekatan dalam pembelajaran serta jenis-

jenisnya.

2. Untuk menjelaskan tentang metode dalam pembelajaran serta jenis-jenisnya.

3. Untuk menjelaskan model-model pembelajaran serta jenis-jenisnya.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini,

a. Bagi penulis, diharapkan makalah ini dapat menjadi acuan dalam memilih

pendekatan, metode dan model yang digunakan dalam pembelajaran.

b. Bagi pembaca, makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

pendekatan, metode dan modeldalam pembelajaran dan bagaimana

mengimplementasikannya dalam pembelajaran fisika.

2

Page 8: Makalah Model Kel. 5 Revisi

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendekatan Pembelajaran

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat

meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang

dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam

sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.

Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan

memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai

fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-

pendekatan yang dilakukan.

“Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah

lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi

berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”

(QS. Ali Imran : 159)...

“ Serulah (manusia) ke jalan Rabb-mu dengan hikmah dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

lebih baik...”(QS. An-Nahl: 125)

Berdakwah merupakan bagian dari proses pembelajaran. Kedua ayat di atas

menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran terdapat cara-cara tertentu agar

dakwah atau pembelajaran yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh

pembelajar. Salah satunya ialah dengan jalan hikmah dan pengajaran yang baik.

Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada

siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter

pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran adalah suatu rancangan/kebijaksanaan dalam

memulai serta melaksanakan pengajaran suatu materi pembelajaran yang memberi

arah dan corak pada metode pengajarannya. Fungsinya sebagai pedoman umum dan

langsung bagi langkah-langkah metode pengajaran yang akan digunakan.

3

Page 9: Makalah Model Kel. 5 Revisi

4

Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah cara yang ditempuh guru dalam

pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Pendekatan

pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoritis tertentu.

2. Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran

Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa.

Berdasarkan hal tersebut, maka pendekatan dalam pembelajaran secara umum dibagi

menjadi dua, yaitu pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher

centered approaches) dan pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa (student

centered approaches). Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Killen, Roy

dalam bukunya yang berjudul Effective Teaching Strategies mengemukakan bahwa

ada dua pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yaitu (Rusman, 2012:381).

a. Pendekatan Pembelajaran yang Berorientasi pada Guru (Teacher

Centered Approach)

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang

menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar bersifat klasik.

Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri sebagai orang yang serba tahu dan

sebagai satu-satunya sumber belajar.

Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki ciri bahwa

manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh guru. Peran

siswa pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru.

Siswa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan

minat dan keinginannya.

Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menurunkan

strategi pembelajaran langsung (derect instruction), pembelajaran deduktif atau

pembelajaran ekspositori. Pada strategi ini peran guru sangat menentukan baik dalam

pilihan isi atau materi pelajaran maupun penentuan proses pembelajaran.

Page 10: Makalah Model Kel. 5 Revisi

5

b. Pendekatan Pembelajaran yang Berorientasi pada Siswa (Student

Centered Approach).

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah pendekatan

pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar

bersifat modern. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, menejemen,

dan pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada pendekatan ini siswa memiliki

kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreatifitas dan mengembangkan

potensinya melalui aktifitas secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya.

Pendekatan ini , selanjutnya menurunkan trategi pembelajaran discovery dan

inkuiry serta strategi pembelajaran induktif, yaitu pembelajaran yang berpusat pada

siswa. Pada strategi ini peran guru lebih menempatkan diri sebagai fasilitator,

pembimbing sehingga kegiatan belajar siswa menjadi lebih terarah. Jadi fungsi

Pendekatan Pembelajaran adalah sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-

Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.

Dilihat  dari  pendekatan dalam pembelajaran kurikulum 2013 terdapat dua

jenis pendekatan, yaitu: 

a. Pendekatan Saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-

langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,

namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran

saintifik menekankan pada keterampilan proses. Fokus proses pembelajaran

diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan

pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai

yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu

Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.

Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Pada dasarnya yang mendasari kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013

adalah pendekatan ilmiah (saintific approach), walaupun sebenarnya bukan hal yang

baru, karena pendekatan ilmiah pada KBK sudah ada, namun istilahnya saja yang

Page 11: Makalah Model Kel. 5 Revisi

6

berbeda. Adapun ciri-ciri umumnya adalah kegiatan pembelajaran yang

mengedepankan kegiatan-kegiatan proses yaitu: mengamati, menanya, mencoba,

menyimpulkan. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

adalah sebagai berikut :

1) Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta

didik “tahu mengapa.”

2) Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar

peserta didik “tahu bagaimana”.

3) Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar

peserta didik “tahu apa.”

Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk

menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan

pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik. Sedangkan

proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan

keterampilan seperti digambarkan dalam skema berikut ini:

Gambar 1. Ranah proses

pembelajaranhttp://ibnufajar75.files.wordpress.com/2013/10/kur-2013.jpg

Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah (scientific

approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran

Fisika. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi 5M, yaitu mengamati

(observing), menanya (questioning), mengasosiasi atau menalar (associating),

mengumpulkan data (experimenting/explorating), dan mengomunikasikan atau

membentuk jejaring (networking) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik dan

Page 12: Makalah Model Kel. 5 Revisi

7

membiasakan peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan (Hari Subagya – Insih

Wilujeng, 2013).

Gambar 2Langkah-langkah pembelajaran saintifik (Hari Subagya–Insih Wilujeng, 2013).

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-

langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Pembelajaran

saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses

pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik

menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan

keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan

keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer,

1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer

pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang  perlu dilibatkan

secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang

membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan  belajar.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,

hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipo-

tesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta

Page 13: Makalah Model Kel. 5 Revisi

8

didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,

bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada

informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan

tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai

sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik).Untuk mata

pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak

selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pendekatan saintifik dalam

pembelajaran disajikan sebagai berikut (Wijayanti, 2014)

1) Mengamati (observasi).

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan

mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan

rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki

kebermaknaan yang tinggi. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih

kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi;

2) Menanya.

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada

peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca

atau dilihat. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang

bersifat hipotetik. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu

peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin

dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi

yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang

ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang

beragam;

3) Mengumpulkan Informasi/ Menalar.

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya.

Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari

berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca

Page 14: Makalah Model Kel. 5 Revisi

9

buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti,

atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah

informasi. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap

teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,

menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang

dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat;

4) Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Mencoba.

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ mencoba” adalah memproses

informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan

mengumpulkan informasi. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan

menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam

menyimpulkan;

5) Membentuk Jejaring.

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik

merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah

menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari

keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan

kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan;

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini

dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam

kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut

disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau

kelompok peserta didik tersebut.

b. Pendekatan Keterampilan Proses Sains

Dalam implementasi Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran IPA

dikembangkan dengan pendekatan scientific (observing, measuring, questioning,

eksperimen, communicating) dan keterampilan proses sains lainnya (Susilowati,

2013).

Page 15: Makalah Model Kel. 5 Revisi

10

Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah

(baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu

konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada

sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan

(Indrawati, 1999).

Rezba, et.al memberikan gambaran yang rinci keterkaitan antara keterampilan

proses dasar dengan keterampilan proses terintegrasi, sebagai berikut. Ada enam

keterampilan proses dasar Sains yaitu mengamati (observing), mengelompokkan

(classifying), mengukur (measuring), menyimpulkan (inferring), meramalkan

(predicting), dan mengkomunikasikan (communicating) (Patta Bundu, 2006).

Secara terperinci, keterampilan proses sains dasar menurut Richard J, Rezba

(dalam Susilowati, 2013):

Tabel 1 Keterampilan Proses Sains Dasar Menurut Richard J, Rezba

Aspek Keterangan

Observasi Observasi merupakan aktivitas untuk mengetahui objek dan fenomena alam dengan menggunakan panca indra (penglihat, pembau, perasa, peraba dan pendengar). Kemampuan observasi merupakan proses sains dasar yang penting dan esensi untuk mengembangkan proses sains lainnya seperti menyimpulkan, mengkomunikasikan, memprediksi, mengukur dan mengklasifikasi.

Mengkomunikasikan Metode atau cara yang digunakan untuk mengkomunikasikan data dapat berupa grafik, charta, peta, simbol, dan diagram. Komunikasi yang efektif adalah jelas, precise (betul, tepat, teliti) dan tidak ambigu.

Mengklasifikasikan Untuk memahami banyak obyek, kejadian dan semua makhluk hidup di sekitar kita dibutuhkan pengenalan dengan mengamati persamaan, perbedaan dan hubungan kemudian mengelompokkannya sesuai tujuan. Hal ini berarti klasifikasi merupakan pusat keterampilan proses sains untuk membentuk konsep.

Mengukur Mengembangkan keterampilan mengukur sangat penting dalam melakukan pengamatan kuantitas, membandingkan, mengklasifikasikan dan mengkomunikasikan secara efektif. Sistem hitung memberikan kemudahan untuk mempelajari setiap unit dari yang kita gunakan setiap hari.

Menyimpulkan Untuk membuat saran, kesimpulan, asumsi atau penjelasan tentang peristiwa tertentu berdasarkan pengamatan dan data.

Memprediksi Prediksi adalah a forecast dari pengamatan sesuatu yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang. Memprediksi berhubungan erat dengan proses observasi, menduga, dan

Page 16: Makalah Model Kel. 5 Revisi

11

Aspek Keterangan

klasifikasi. Prediksi didasarkan pada pengamatan secara teliti dan dugaan untuk membuat suatu hubungan diantara kejadian-kejadian yang diamati.

Menurut Richard J, Rezba (dalam Susilowati, 2013) beberapa keterampilan

proses sains lanjut (integrated science process skill) meliputi:

Tabel 2.Keterampilan Proses Sains Lanjut

Aspek Keterangan

Identifikasi variabel Variabel adalah sesuatu yang dapat mengubah atau berubah dan dibedakan menjadi variabel manipulasi (independen) dan variabel respon (dependen). Variabel dimana sengaja diubah disebut variabel manipulasi sedangkan variabel yang mungkin berubah sebagai hasil dari perubahan variabel manipulasi disebut variabel respon.

Menyusun tabel data Menyusun tabel data merupakan salah satu skill yang dibutuhkan untuk melakukan penyelidikan yaitu organisasi data dalam bentuk tabel. Data adalah hasil pengukuran dari suatu penyelidikan yang dilakukan. Organisasi data kedalam tabel membantu untuk melihat hasil penyelidikan. Data yang baik adalah data yang ditampilkan dengan organisasi tabel yang baik, terarah, dan sesuai peubah dalam data.

Cara mendapatkan dan mengolah data

Proses ini meliputi pengubahan data ke bentuk tabel dan grafik kolom.

Menganalisis penyelidikan

Sebelum melakukan penyelidikan, salah satu yang harus dilakukan menentukan variabel yang akan diuji.

Menyusun hipotesis Percobaan dilakukan untuk menentukan sebab dari pengaruh hubungan keberadaan diantara sesuatu hal. Dengan sengajar mengubah satu faktor maka ada faktor lain yang berubah sebagai hasilnya. Sebelum dilakukan percobaan perlu dirumuskan hipotesis. Hipotesis adalah prediksi tentang hubungan diantara variabel. Hipotesis memberikan petunjuk untuk percobaan tentang data yang harus dikumpulkan.

Merancang percobaan Percobaan dapat didefinisikan menseting situasi yang telah direncanakan untuk memperoleh data baik yang akan mendukung hipotesis atau tidak mendukung hipotesis. Cara ini dilakukan dengan cara dimana variabel dimanipulasi dan tipe respon yang diduga dinyatakan secara jelas dalam hipotesis, kemudian menentukan prosedur kerja dan perencanaan untuk memperoleh data.

Melakukan percobaan Melakukan percobaan adalah aktivitas yang menempatkan secara bersama semua proses sains. Eksperimen dimulai dengan pertanyaan. Dari setiap jawaban pertanyaan tersebut mungkin berisi identifikasi variabel, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi faktor-faktor yang dibuat konstan, membuat definisi operasional, merancang percobaan, memberi

Page 17: Makalah Model Kel. 5 Revisi

12

Aspek Keterangan

perlakuan dengan ulangan, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data.

Pendekatan konsep yang didampingi dengan pendekatan keterampilan proses

dalam pembelajaran sains dimaksudkan agar siswa mengalami berinteraksi dengan

obyek, gejala alam atau peristiwa alam, baik secara langsung ataupun dengan alat

bantu yang ada. Kegiatan demikian menjadi lebih bermanfaat oleh siswa yang belajar

sains, karena sistem pengujian yang tidak hanya mengukur penguasaan konsep.

Pencapaian anak-anak Indonesia dalam tiga periode TIMSS (Trend of International

Mathematics and Science Study) berturut-turut (1999, 2003, 2007) selalu berada di

papan bawah, begitu pula perolehan anak-anak Indonesia tentang Scientific Literacy

dalam PISA (Performance for International Student Assessment) selama beberapa

periode (tahun 2000, 2003, 2006, 2009) (Nuryani Y. Rustaman). Hal ini

menunjukkan bahwa output dari pendidikan Indonesia belum mencapai hasil yang

maksimal, di mana hal ini juga menunjukkan bahwa belum maksimalnya

pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.

Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi belajar, apabila

terjadi proses perubahan perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu

pengalaman. Teridentifikasi dua aspek penting dalam kegiatan pembelajaran, aspek

pertama adalah aspek hasil belajar yakni perubahan perilaku pada diri siswa. Aspek

kedua adalah aspek proses belajar yakni sejumlah pengalaman intelektual,

emosional, dan fisik pada diri siswa (Dimyati dan Mujiono, 2006).

Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran

didasarkan pada hal-hal berikut (Dimyati dan Mujiono, 2006):

1) Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi

Percepatan perubahan IPTEK ini, tidak memungkinkan bagi guru bertindak

sebagai satu-satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori. Untuk

mengatasi hal-hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan

memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa.

2) Pengalaman intelektual, emosional, dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil

belajar yang optimal

Page 18: Makalah Model Kel. 5 Revisi

13

Ini berarti kegiatan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan kepada

siswa memperlihatkan unjuk kerja melalui sejumlah keterampilan memproses

semua fakta, konsep, dan prinsip sangat dibutuhkan.

3) Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ilmu

Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara pemerosesan dan

pemerolehan kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan.

Menurut Funk (dalam Dimyati dan Mujiono, 2006) menyatakan pendekatan

keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan

yang dimiliki oleh siswa:

1) Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang

tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan

ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu

pengetahuan.

2) Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada

siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau

mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.

3) Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan,

membuat siswa belajar proses dan produk sekaligus.

Menurut Dimyati dan Mujiono, 2006 dapat ditarik kesimpulan tentang

pendekatan keterampilan proses adalah:

1) Pendekatan keterampilan proses sebagai wahana penemuan dan pengembangan

fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.

2) Fakta, prinsip, dan konsep ilmu pengetahuan yang ditemukan dan

dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan keterampilan

proses pada diri siswa.

3) Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep, dan

prinsip ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai

ilmuwan pada diri siswa.

B. Strategi Pembelajaran

Pemilihan strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan salah satu hal

penting yang harus dipahami oleh setiap guru, mengingat proses pembelajaran

Page 19: Makalah Model Kel. 5 Revisi

14

merupakan proses komunikasi multiarah antarsiswa, guru, dan lingkungan belajar.

Karena itu pembelajaran harus diatur sedemikikan rupa sehingga akan diperoleh

dampak pembelajaran secara langsung (instructional effect) kearah perubahan

tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan seperti yang dikutip Wina sanjaya dari J.R David,

strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves

a particuler educational goal Sanjaya, 2008:127). Jadi dengan demikian strategi

pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian

kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas. Pertama, strategi

pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk

penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam

pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.

Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana yang

dikemukakan oleh para ahli pebelajaran ( instructional technologist ). Diantaranya :

1. Dick dan carey menjelaskan bahwa srategi pembelajaran terdiri atas seluruh

komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan yang

diginakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mancapai tujuan

pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya

terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk

juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan

disampaikan kepada peserta didik (Sanjaya, 2007).

2. Michael Pressley menyatakan bahwa strategi-strategi belajar adalah operator-

operator kognitif meliputi dan terdiri atas proses-proses yang secara langsung

terlibaat dalam menyelesaikan suatu tugas (belajar). Strategi-strategi tersebut

merupakan strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah belajar

tertentu.

3. Kemp menjelaskan, bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Dari konsep diatas maka jelas menentukan strategi pembelajaran pada

hakikatnya adalah menyusun pengalaman belajar siswa. Dengan demikian strategi

Page 20: Makalah Model Kel. 5 Revisi

15

pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai

perkembangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang dihadapinya.

Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari :

1. Rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

2. Analisi kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan

3. Jenis materi pembelajaran yang akan dikomunikasikan

Ketiga elemen yang dimaksud selanjutnya disesuaikan dengan media

pembelajaran atau sumber belajar yang tersedia yang mungkin digunakan. Untuk

mengajarkan kompetensi yang berjenis kognitif atau kompetensi yang berjenis

afektif maupun kompetensi yang berjenis psikomotor pasti membutuhkan strategi

pembelajaran yang berbeda. Demikian pula jika mengajarkan jenis materi yang

berbeda pasti memerlukan strategi pembelajaran yang berbeda pula.

1. Klasifikasi Strategi Pembelajaran

Sehubungan dengan penetapan strategi pembelajaran, ada empat maslah pokok

yang dapat dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar

berhasil sesuai dengan yang diharapkan yaitu (Yatim, 2009:135):

a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan

tingkahlaku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

b. Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan

hidup masyarakat.

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang

dianggap paling tepat dan efektif seghingga dapat dijadikan peganggan oleh

para guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.

d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur atau kriteria dan patokan

ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan

(achievement) usaha.

2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Strategi dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: strategi pembelajaran langsung

(direct instruction), tak langsung (indirect instruction), interaktif, mandiri, melalui

pengalaman (experimental).

a. Strategi pembelajaran langsung

Page 21: Makalah Model Kel. 5 Revisi

16

Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak

diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau

membangun keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya

bersifat deduktif.

Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan,

sedangkan kelemahan utamanya dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan,

proses-proses, dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan

interpersonal serta belajar kelompok. Agar peserta didik dapat mengembangkan

sikap dan pemikiran kritis, strategi pembelajaran langsung perlu dikombinasikan

dengan strategi pembelajaran yang lain.

b. Strategi pembelajaran tak langsung

Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan

masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Berlawanan dengan strategi

pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung umumnya berpusat pada peserta

didik, meskipun dua strategi tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser

dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar dan

memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat.

Kelebihan dari strategi ini antara lain: (1) mendorong ketertarikan dan

keingintahuan peserta didik, (2) menciptakan alternatif dan menyelesaikan masalah,

(3) mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan interpersonal dan

kemampuan yang lain, (4) pemahaman yang lebih baik, (5) mengekspresikan

pemahaman. Sedangkan kekurangan dari pembelajaran ini adalah memerlukan waktu

panjang, outcome sulit diprediksi. Strategi pembelajaran ini juga tidak cocok apabila

peserta didik perlu mengingat materi dengan cepat.

c. Strategi pembelajaran interaktif

Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta

didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi

terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan

untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.

Kelebihan strategi ini antara lain: (1) peserta didik dapat belajar dari temannya

dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan kemampuan-kemampuan, (2)

mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional. Strategi

Page 22: Makalah Model Kel. 5 Revisi

17

pembelajaran interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompok-kelompok dan

metode-metode interaktif. Kekurangan dari strategi ini sangat bergantung pada

kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.

d. Strategi pembelajaran empirik (experiential)

Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada

peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan

formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor

kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif.

Kelebihan dari startegi ini antara lain: (1) meningkatkan partisipasi peserta

didik, (2) meningkatkan sifat kritis peserta didik, (3) meningkatkan analisis peserta

didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain. Sedangkan kekurangan

dari strategi ini adalah penekanan hanya pada proses bukan pada hasil, keamanan

siswa, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang panjang.

e. Strategi pembelajaran mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk

membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah

pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar

mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.

Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri

dan bertanggunggjawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta MI belum

dewasa, sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.

Karakteristik dan cara penggunaan macam-macam strategi di atas, akan

dibahas tuntas pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Strategi yang akan dibahas

telah dimodivikasi sesuai yang banyak diperlukan dalam pembelajaran di Mi, yaitu:

pada paket 5, dibahas tentang strategi pembelajaran langsung (direct instruction),

paket 6, strategi pembelajaran tak langsung (indirect instruction) yang diberi judul

dengan startegi pembelajaran inkuiri , paket 7, strategi pembelajaran berbasis

masalah (SPBM), paket 8, strategi pembelajaran kooperatf (Cooperative Learning),

paket 8, strategi pembelajaran aktif, dan paket 9, strategi pembelajaran peningkatan

kemampuan berfikir

Pencapaian sasaran atau tujuan yang ditentukan, akan sangat tergantung pada

pengamasan bahan dan strategi pembelajaran yang digunakan. Berikut beberapa

Page 23: Makalah Model Kel. 5 Revisi

18

strategi pembelajaran sebagai upaya memberikan pengalaman belajar kepada siswa

(Sanjaya, 2010:189):

f. Strategi pembelajaran ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorng guru

kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat mengusai materi

pelajaran secara optimal . Roy killen menamakan Strategi pembelajaran ekspositori

ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung ( direct instructional ). Oleh karena

itu strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur maka, sering juga

dinamakan strategi “ chalk n talk “. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan

akademis (academic achievment) siswa. Metode pembelajaran yang sering

digunakan untuk mengaplikasikan strategi ini adalah metode kuliah atau ceramah.

g. Strategi pembelajaran inkuiri

Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang

dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab

antara guru dengan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi

heuristic,yang berasal dari bahasa yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya

menemukan.

h. Strategi Pembelajaran kooperatif

Strategi Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan / tim kecil, yaitu antara empat sampai enam

orang yang mempunyai latar belakang akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang

berbeda (heterogen). Sistem penilain dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok

akan mendapatkan penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan

prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan

memiliki ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya

akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelompok dan keterampilan

interpersonal dari setiap kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka

Page 24: Makalah Model Kel. 5 Revisi

19

akan memiliki motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu

aakan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontibusi demi

keberhasilan kelompok.

C. Teknik dan Taktik Pembelajaran

Selain beberapa istilah di atas ada juga istila “teknik pembelajaran” dan

“taktik pembelajaran”. Menurut Sudrajat teknik adalah cara yang dilakukan

seseorang dalam mengimplementasikan sutu metode secara spesifik. Misalnya,

penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak

embutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan

pengguaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas(Sukardi,

2011:33).

Menurut Kamus Dewan (edisi ketiga), tehnik adalah pengetahuan tentang

cara mencipta sesuatu hasil seni seperti musik, karang-mengarang dan sebagainya.

Menurut Edward M. Anthony mendefinisikan tehnik adalah suatu cara strategi atau

taktik yang digunakan oleh guru untuk mencapai hasil yang maksimum pada waktu

mengajar pada bagian pelajaran tertentu. Teknik pembelajaran adalah cara yang

dilakukan guru dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

Teknik-teknik bimbingan untuk siswa antara lain dengan cara:

1. Teknik Individual, terdiri dari:

a. Directive counseling

b. Non-directive counseling

c. Eclective counseling

2. Teknik Kelompok, terdiri dari:

a. Home room

b. Field drip (karya wisata)

c. Group discussion

d. Pelajaran bimbingan

e. Kelompok bekerja

f. Pengajaran remidi

g. Ceramah bimbingan

h. Organisasi murid

Page 25: Makalah Model Kel. 5 Revisi

20

i. Sosiodrama dan psikodrama.

Adapun taktik pembelajaran kata Sudrajat merupakan gaya seseorang dalam

melaksanakan metode atau teknik pebelajaran tertentu yang sifatnya individual

(Sukardi, 2011:33). Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam

melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.

Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi

mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya,

yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki

sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of

humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang

sangat menguasai bidang itu.

Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-

masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru

yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu

sekaligus juga seni (kiat).

Gambar 1. Bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,dan

Teknik pembelajaran dalam model pembelajaran (Oemar Hamalik. 2003)

D. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, yang

berarti cara atau jalan yang ditempuh (wikipedia, 2013). Menurut Wina Sanjaya

(2008) metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai

secara optimal. Menurut Abdurrahman Ginting (2008: 42), metode pembelajaran

Page 26: Makalah Model Kel. 5 Revisi

21

dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar

pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi

proses pemblajaran pada diri pembelajar.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah

ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran

memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi

pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran,

karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui

penggunaan metode pembelajaran.

2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran

Berikut ini akan dijabarkan metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran.

a. Metode Ceramah

Menurut Hafni Ladjid (2005: 121) Metode ceramah adalah suatu cara mengajar

atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa.

agar siswa efektif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode

ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir untuk

memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan

tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui

penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode

ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru

atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga

adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Metode ceramah merupakan

cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.

Tabel 3. Kelebihan dan Kelemahan metode ceramah (Wina, 2006: 148-149)

Kelebihan Kelemahan1. Ceramah merupakan metode yang

murah dan mudah untuk dilakukan. Murah berarti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan

1. Materi yang dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Sebab, apa yang diberikan guru

Page 27: Makalah Model Kel. 5 Revisi

22

Kelebihan Kelemahanyang lengkap, sedangkan mudah, memah ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.

2. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.

3. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

4. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggungjawab guru yang memberikan ceramah.

5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.

adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.

2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.

3. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah serig dianggap senagai metode yang membosankan.

4. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

b. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan

dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,

baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi

tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses

demonstrasi peran siswa hanya sekedar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat

menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi

dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori

dan inkuiri.

Tabel 4. Kelebihan dan Kelemahan metode demonstrasi (Wina, 2006: 152-153)

Kelebihan Kelemahan1. Melalui metode demonstrasi

terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebh matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga

Page 28: Makalah Model Kel. 5 Revisi

23

pelajaran yang dijelaskan.2. Proses pembelajaran akan lebih

menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untung membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.

2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti pengguaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada

suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu

permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,

serta untuk membuat suatu keputusan. Karena itu, diskusi bukanlah debat yang

bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk

menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.

Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses

pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas,

pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara

keseluruhan, yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri. Kedua, diskusi

kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru

menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan

sub masalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap

kelompok.

Karakteristik Metode Demonstrasi:

1) Membelajarkan siswa dalam penguasaan prosedur tertentu

2) Situasi yang digunakan adalah objek yang sebenarnya

3) Selain guru, nara sumber lain juga dapat dijadikan model.

Page 29: Makalah Model Kel. 5 Revisi

24

Langkah-langkah metode demonstrasi:

1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa setelah proses demonstrasi

berakhir

2) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam demonstrasi

3) Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilakukan

4) Menjelaskan kepada siswa tentang topik yang akan didemonstrasikan

5) Melakukan demonstrasi yang akan dilihat dan ditirukan siswa

6) Penguatan melalui diskusi, tanya jawab, dan latihan

7) Kesimpulan dari demonstrasi yang telah dilakukan.

Kemampuan guru dan siswa yang harus dimiliki agar demonstrasi berjalan dengan

baik.Kemampuan guru:

1) Menguasai materi, langkah-langkah, dan proses pelaksanaan demonstrasi

2) Mampu dan menguasai kelas secara menyeluruh

3) Mampu menggunakan peralatan demonstrasi

4) Mampu melakukan penilaian proses

Kemampuan siswa:

1) Tertarik/termotivasi dengan topik demonstrasi

2) Memahami tujuan demonstrasi

3) Mampu mengamati proses demonstrasi.

Tabel 5. Kelebihan dan Kelemahan metode diskusi (Wina, 2006: 156)

Kelebihan Kelemahan1. Metode diskusi dapat merangsang

siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.

2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.

3. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.

2. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.

3. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.

4. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim

Page 30: Makalah Model Kel. 5 Revisi

25

pembelajaran.

Surat Ali-’Imraan ayat 159

ظ� ل�ي ظ� ل� ل� ظ ل ا�ٱ ض��و ظ� ظ�ٱن ل� لو  ل� ظ ظو ظ� ض�� ظ��ا �ظ�ا  ظ ل� �ظ ة � �ظ ل" ظ# ظ� �م ل% �� ظ ظ�ٱ ل�� �ل ض% ظ ' ‌ظ( ل لو ظ" ض*‌' ل+ ظ�ٱ �ل ض, ل� ظ+ ل# ل� ل� ظ� ل- ظ.ٱ ل/ ض% ظ ل/ ض0 ل1 ل. ظ2ا ظ. ل�ى ل# ل� ظ45 ل6 ٱ ' ظ8� ‌ ل9ا �ظ

ظ: (۱۵۹) ل� ظ; ظ+ ل> ظ�� ظو ظ� �ظ ظ�ى ظ+ ل= �� ظ ٱ ظ�? ‌' ل9� ظ= �� ظ ٱ ض�@ Aل Bض Cظ ل�ي م� ظو ظ� �ض ل ٱArtinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu

ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila

kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-

Nya”.

d. Metode Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat

seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian

pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang

konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai

metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan

secara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar bagaimana cara

mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik khusus, misalnya siswa

sebelum menggunakan mesin yang sebenarnya akan lebih bagus melalui simulasi

terlebih dahulu. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan

terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.

Jenis-jenis metode simulasi:

1) Bermain peran (role playing). Dalam proses pembelajarannya mengutamakan

pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Simulasi ini menitikberatkan agar

siswa dapat mengingat.

2) Sosiodrama, merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok untuk

melakukan aktifitas belajar memecahkan masalah individu sebagai makhluk

sosial.

Page 31: Makalah Model Kel. 5 Revisi

26

3) Permainan simulasi (simulation games). Dalam pembelajarannya siswa

bermain peran sesuai dengan peran yang diberikan kepadanya.

Karakteristik metode simulasi:

1) Banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKN, dan Pendidikan Agama.

2) Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi.

3) Lebih banyak menuntut aktivitas siswa.

4) Dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual.

5) Mengembangkan kemampuan siswa bermain peran.

6) Siswa akan menguasai konsep dan keterampilan intelektual, sosial dan

motorik dalam bidang yang dipelajarinya.

7) Siswa mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik.

Langkah-langkah metode simulasi:

1) Menetapkan topik simulasi.

2) Menetapkan kelompok dan topik yang akan dibahas.

3) Guru mengawali simulasi dengan memberi petunjuk tentang prosedur, teknik,

dan peran yang dimainkan.

4) Mendiskusikan proses, peran, teknik, dan prosedur.

5) Kesimpulan dan saran.

Prasyarat mengoptimalkan metode simulasi;

Kemampuan guru yang perlu diperhatikan agar metode simulasi berjalan dengan

baik:

1) Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur, dan peran

yang akan dilakukan.

2) Mamapu memberikan ilustrasi.

3) Mampu menguasai peran yang dimaksud dalam simulasi.

4) Mampu mengamati simulasi yang dilakukan siswa.

Kemampuan siswa yang harus diperhatikan agar simulasi berjalan dengan baik:

1) Kondisi, minat, perhatian, dan motivasi siswa.

2) Pemahaman terhadap pesan yang akan disimulasikan.

3) Kemampuan berkomunikasi dan berperan.

Anitah. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Kemdiknas

Page 32: Makalah Model Kel. 5 Revisi

27

Tabel 6. Kelebihan dan Kelemahan metode simulasi (Wina, 2006: 160)

Kelebihan Kelemahan1. Simulasi dapat dijadikan sebagai

bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.

2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.

3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

5. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.

1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

2. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

e. Metode Eksperimen

Menurut KBBI eksperimen adalah: percobaan yang bersistem dan berencana

(untuk membuktikan kebenaran suatu teori dsb). Metode eksperimen adalah metode

pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih

melakukan suatu proses atau percobaan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Menurut

Roestiyah (2001:80), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa

melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta

menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke

kelas dan dievaluasi oleh guru.

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan

metode pembelajaran yang dalam pembahasan dan penyajian materinya dilakukan

melalui percobaan. Melalui metode ini guru atau siswa mencoba mengerjakan

sesuatu serta mengamati proses dan hasil proses itu dengan menggunakan alat-alat

praktikum agar siswa mendapat kesempatan untuk mengalami sendiri atau

melakukan sendiri.

Setiap kegiatan eksperimen harus dilakukan secara sistemik dan sistematis

dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, kajian hasil, dan laporan. Metode

Page 33: Makalah Model Kel. 5 Revisi

28

eksperimen dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok di dalam kelas, di luar

kelas, atau di laboratorium. Dalam pelaksanaannya, metode eksperimen biasanya

digunakan secara bersamaan dengan metode demonstrasi.

Karakteristik metode eksperimen

1) Menuntut adanya peralatan/alat bantu percobaan

2) Mengutamakan aktivitas siswa

3) Guru cenderung lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilisator

4) Siswa memperoleh kemampuan sikap ilmiah

Kemampuan yang harus dimiliki guru dan siswa agar metode eksperimen berhasil

dengan baik.

Kemampuan guru:

1) Mampu mengelola kelas dengan baik

2) Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara efektif

3) Mampu membimbing siswa mulai dari perencanaan hingga laporan

4) Menguasai konsep yang dieksperimenkan

5) Mampu memberikan penilaian proses.

Kemampuan siswa:

1) Memiliki perhatian, minat belajar , dan motivasi

2) Mampu melakukan eksperimen

3) Memiliki sikap tekun dan ketelitian yang tinggi

4) Mampu membuat laporan eksperimen

Tabel 7. Kelebihan dan Kelemahan metode eksperimen

Kelebihan Kelemahan1. Mendorong rasa keingintahuan

siswa2. Siswa terbiasa bekerja secara

mandiri atau kelompok3. Siswa lebih percaya atas kebenaran

atau kesimpulan berdasarkan percobaannya

4. Membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan dengan penemuan baru

5. Melatih siswa bekerja ilmiah.

1. Lebih sesuai untuk mata pelajaran sains

2. Memerlukan peralatan/bahan dan biaya

3. Menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan

4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

5. Memerlukan waktu yang relatif lama

6. Hanya sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen

7. Banyak guru dan siswa yang belum terbiasa dengan metode ini

Page 34: Makalah Model Kel. 5 Revisi

29

f. Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan adalah metode mengajar dengan cara memberi

latihan kepada siswa secara berulang dan mengajak siswa langsung ke tempat latihan

keterampilan untuk melihat dan mengetahui bagaimana cara membuat, cara

menggunakannya, apa manfaatnya, apa fungsinya dan sebagainya.

Metode yang terbilang sering digunakan guru terutama pada kelas khusus atau

jika ada materi yang akan disampaikan melalui latihan berulang ini bertujuan agar

siswa menguasai suatu keterampilan (kebiasaan dan pola) melalui latihan, oleh

karena itu penggunaan metode ini menuntut perhatian yang serius dari guru terhadap

aktivitas seluruh siswa. Keterampilan yang dimaksud bukan saja tentang fisik

(motorik), tetapi menyangkut psikis (kecakapan mental).

Metode ini dapat digunakan guru saat melatih siswa menulis, melafalkan huruf,

membuat dan menggunakan peralatan, melakukan operasi hitung perkalian,

penjumlahan, pengurangan, pembagian, membaca tanda-tanda/simbol, dan

sebagainya. Dengan melakukannya secara berulang siswa akan memiliki ketepatan

dan kecepatan (semakin terampil).

Karakterisrik metode latihan keterampilan.

1) Memerlukan perencanaan yang matang.

2) Memerlukan keahlian dan keterampilan yang lebih dari guru.

3) Dapat memanggil narasumber ahli untuk membantu guru mengajarkan siswa

membuat hasil karya..

4) Menentukan jenis latihan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan

siswa.

5) Melatih keterampilan secara berulang hingga dikuasai oleh siswa.

6) Bertujuan membentuk kebiasaan dan pola pada siswa.

Tabel 8. Kelebihan danKelemahan metode keterampilan

Kelebihan Kelemahan4. Mengembangkan kecakapan

mental, seperti dalam operasi hitung, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

5. Membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan (lebih

1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa karena lebih banyak diarahkan hingga kadang-kadang jauh dari pengertian.

2. Menyebabkan penyesuaian secara statis/pasif terhadap lingkungan.

3. Pembelajaran bisa menjadi

Page 35: Makalah Model Kel. 5 Revisi

30

Kelebihan Kelemahanterampil).

6. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

monoton dan mudah membosankan siswa.

4. Dapat menimbulkan verbalisme (karena banyaknya hafalan).

5. Memerlukan waktu yang relatif lama.

6. Tidak sesuai untuk jumlah siswa yang banyak.

g. Metode Observasi

Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan

pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang

mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Dengan metode observasi siswa akan

mrasa tertantang mengeksplorasi rasa keingin tahuannya tentang fenomena dan

rahasia alam yang senantiasa menantang. Metode observasi mengedepankan

pengamatan langsung kepada obyek yang akan dipelajari. Sehingga siswa

mendapatkan fakta berbentuk data yang obyektif yang kemudian dianalisa sesuai

tingkat perkembangan siswa.

Manfaat Metode Observasi

Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa.

Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode

observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisa

dengan materi pembelajaran yang dibawakan guru. Hal tersebut jarang terjadi pada

pola pembelajaran konvensional. Dalam pola pembelajaran konvensional sering guru

menyampaikan materi yang terkadang siswa mampu mengerjakannya akan tetapi

tidak tahu bahwa apa yang dikerjakannya tersebut berguna baginya dalam

mewujudkan kompetensi dirinya. Metode observasi membantu proses perkembangan

kognitif siswa yang terangsang melakukan adaptasi kognitif. Proses adaptasi kognitif

berupa akomodasi dan asimilasi. Manfaat yang lain adalah dalam rangka

menanamkan rasa cinta kepada lingkungan dan alam.

Metode observasi memiliki sejumlah keunggulan , di antaranya adalah :

1) Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi

2) Mudah pelaksanaannya

3) Siswa akan merasa senang dan tertantang

4) Siswa akan memiliki motivasi dalam belajar

Page 36: Makalah Model Kel. 5 Revisi

31

Metode observasi memiliki berbagai kelemahan di antaranya adalah :

1) Memerlukan waktu persiapan yang lama

2) Memerlukan biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya

3) Obyek yang diobservasi akan menjadi sangat kompleks ketika dikunjungi dan

mengaburkan tujuan pembelajaran.

E. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik

pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa

yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan

secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau

bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar

mengajar (Syaiful Sagala, 2005).

Secara luas, Joyce dan Weil (2000:13) mengemukakan bahwa model

pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan

perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan

belajar, buku-buku pelajaran, program multi media, dan bantuan belajar melalui

program komputer. Hakikat mengajar menurut Joyce dan Weil adalah membantu

belajar (peserta didik) memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, cara

berpikir, dan belajar bagaimana cara belajar.

Merujuk pada beberapa pendapat di atas, penulis memaknai model

pembelajaran dalam pembelajaran ini sebagai suatu rencana mengajar yang

memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat

kegiatan guru-peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem

lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. Di dalam pola

pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan

perbuatan/kegiatan guru-peserta didik atau dikenal dengan istilah sintaks dalam

Page 37: Makalah Model Kel. 5 Revisi

32

peristiwa pembelajaran. Secara implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut

terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan

antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya.

2. Karakteristik Model Pembelajaran

Bruce dan Weil (1980 dan 1992: 135-136) mengidentifikasi karakteristik

model pembelajaran ke dalam aspek-aspek berikut.

a. Sintaks

Suatu model pembelajaran memiliki sintaks atau urutan atau tahap-tahap kegiatan

belajar yang diistilahkan dengan fase yang menggambarkan bagaimana model

tersebut dalam praktiknya, misalnya bagaimana memulai pelajaran.

b. Sistem sosial

Sistem sosial menggambarkan bentuk kerja sama guru-peserta didik dalam

pembelajaran atau peran-peran guru dan peserta didik dan hubungannya satu sama

lain dan jenis-jenis aturan yang harus diterapkan. Peran kepemimpinan guru

bervariasi dalam satu model ke model pembelajaran lainnya. Dalam beberapa

model pembelajaran, guru bertindak sebagai pusat kegiatan dan sumber belajar

(hal ini berlaku pada model yang terstruktur tinggi), namun dalam model

pembelajaran yang terstruktur sedang peran guru dan peserta didik seimbang.

Setiap model memberikan peran yang berbeda pada guru dan peserta didik.

c. Prinsip reaksi

Prinsip reaksi menunjukkan kepada guru bagaimana cara menghargai atau menilai

peserta didik dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta didik.

Sebagai contoh, dalam suatu situasi belajar, guru memberi penghargaan atas

kegiatan yang dilakukan peserta didik atau mengambil sikap netral.

d. Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk

mendukung keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana,

misalnya alat dan bahan, kesiapan guru, serta kesiapan peserta didik.

e. Dampak pembelajaran langsung dan iringan

Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang dicapai dengan cara

mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang diharapkan sedangkan dampak

iringan adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses

Page 38: Makalah Model Kel. 5 Revisi

33

pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung

oleh pebelajar.

3. Jenis-jenis Model Pembelajaran

a. Model Lesson Study

Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam

bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah ‘lesson study’ sendiri diciptakan

oleh Makoto Yoshida.

Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas

guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka

agar menjadi lebih efektif.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:

a) Perencanaan

b) Praktek mengajar.

c) Observasi

d) Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.

2) Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu

membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar

teori yang menunjang.

3) Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar

di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.

4) Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran

sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap

observasi terlalui.

5) Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian

bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran

yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini

juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

6) Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/pembelajaran

berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).

b. Model Examples Non Examples

Page 39: Makalah Model Kel. 5 Revisi

34

Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-

contoh. Contoh-contoh didapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD.

Langkah-langkah dari model ini adalah :

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

memperhatikan / menganalisa gambar.

4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar

tersebut dicatat pada kertas.

5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

6) Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi

sesuai tujuan yang ingin dicapai.

7) Kesimpulan.

c. Model Picture and Picture

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar

dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah pelaksanaan

model ini adalah :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Menyajikan materi sebagai pengantar.

3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan

materi.

4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep /

materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7) Kesimpulan/rangkuman.

d. Model Numbered Heads Together

Numbered Heads Together adalah suatu model belajar dimana setiap siswa

diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru

memanggil nomor dari siswa. Langkah-langkah dari model ini adalah :

Page 40: Makalah Model Kel. 5 Revisi

35

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat

nomor.

2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat mengerjakannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka.

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

6) Kesimpulan.

e. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)

Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya

yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan

dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah dari model

pembelajaran ini adalah :

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang

dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah

yang dipilih.

2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal,

dan lain lain.)

3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.

4) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang

sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

f. Model Explicit Instruction (Pembelajaran Langsung)

Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar

siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat

diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Langkah-langkah dari model ini

adalah :

Page 41: Makalah Model Kel. 5 Revisi

36

1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.

2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.

3) Membimbing pelatihan.

4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.

g. Model Pembelajaran Inkuiri ( Inquiry Learning)

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu

(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga

mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan.

Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran

ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru

berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran

inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu

masalah yang dipertanyakan.

Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:

1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual.

2) Prinsip Interaksi.

3) Prinsip Bertanya.

4) Prinsip Belajar untuk Berpikir.

5) Prinsip Keterbukaan.

Adapun langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:

1) Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan

pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai

fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.

2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini

melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan

menanya baik terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.

3) Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta

didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan

Page 42: Makalah Model Kel. 5 Revisi

37

jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

4) Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang

diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi

dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu

kesimpulan.

5) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah

atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau

menyajikan hasil temuannya.

h. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Model pembelajaran discovery learning adalah sebagai proses pembelajaran

yang terjadi bila pelajar tidak disajikan materi pelajaran dalam bentuk final,

melainkan diharapkan mengorganisasi sendiri.

Penggunaan discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif

menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student

oriented.

Adapun langkah-langkah model discovery learning, yaitu :

1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Dimana pertama- tama siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungan dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat

memulai kegiatan dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan

aktivitas lainnya yang mengarah kepada pemecahan masalah.

2. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulation, guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan

pelajaran. Kemudian siswa memilih salah satu rumusan masalah dan dirumuskan

dalam bentuk hipotesis.

3. Data collection (pengumpulan data)

Pada saat ini siswa melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberikan

kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-

banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidak hipotesisnya.

4. Data processing (pengolahan data)

Page 43: Makalah Model Kel. 5 Revisi

38

Siswa mengolah data yang telah diperoleh baik melalui wawancara, studi

pustaka, eksperimen, ataupun observasi.

5. Verification (pembuktian)

Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau

tidak hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing.

6. Generalization (menarik kesimpulan)

Siswa menarik kesimpulan dari semua hasil verifikasi.

Sistem penilaian dalam model discovery learning dapat dilakukan dengan

menggunakan tes maupun non tes.

i. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Problem based learning adalah, metode mengajar yang menggunakan masalah

yang nyata, proses dimana siswa belajar, baik ingatan maupun keterampilan berpikir

kritis, problem based learning adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan

masalah yang nyata, kerja kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir.

Dengan demikian siswa didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran

dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1) Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan

peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.

2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran

salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau

menanya) terhadap malasalah kajian.

3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik

melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka

menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data

yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

5) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik

mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan

dievaluasi

j. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Projek Based Learning)

Page 44: Makalah Model Kel. 5 Revisi

39

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah

model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran.

Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi

untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Adapun langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut:

1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat

memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil

topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah

investigasi mendalam.

2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.

Dengan emikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek

tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat

mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan

berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat

diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam

menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline

untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3)

membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing

peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan

proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)

tentang pemilihan suatu cara.

4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the

Progress of the Project)

Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta

didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara

menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan

menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses

Page 45: Makalah Model Kel. 5 Revisi

40

monitoring, dibuat sebuah rubric yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang

penting.

5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian

standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,

memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta

didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi

terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi

dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik

diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama

menyelesaikan proyek.

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam sebuah model pembelajaran terdapat

strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan saintifik, metode dan

teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran.

Dengan menggunakan model-model pembelajaran dalam kurikulum 2013 yang

sesuai dengan pendekatan saintifik, diharapkan para peserta didik dapat memiliki

sikap religius dan sikap sosial, memiliki kemampuan pengetahuan, dan memiliki

keterampilan. Serta guru dapat lebih kreatif lagi dalam pengembangan model- model

yang diterapkan di dalam pembelajaran.

Page 46: Makalah Model Kel. 5 Revisi

BAB III

PEMBAHASAN

A. Implementasi Pendekatan Pembelajaran pada Kurikulum 2013

Dari observasi dan pengamatan yang dilakukan di SMP X, terlihat

bahwa guru masih banyak yang hanya menggunakan satu pendekatan dalam

mempersiapkan, melaksanakan, dan melakukan penilaian. Dari yang banyak

terebut, pada umumnya para guru lebih cenderung menggunakan pendekatan

individual. Padahal, pendekatan ini dalam pelaksanaannya membutuhkan

waktu yang cukup lama, serta motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan

karena perbedaan-perbedaan individual yang dimiliki oleh peserta didik

sehingga dapat membuat beberapa siswa rendah diri atau minder dalam

pembelajaran. Hal ini tentu tidak efektif untuk pencapaian tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

Seharusnya para guru lebih selektif dan bijak dalam memilih

pendekatan yang akan digunakan dalam pembelajaran. Jangan hanya terpaku

kepada satu pendekatan pembelajaran. Terutama pada mata pelajaran fisika

yang materinya sangat beragam sifat dan karakternya. Pada dasarnya semua

pendekatan baik untuk digunakan. Tetapi, akan sangat baik apabila guru

menggunakan pendekatan yang beragam atau pendekatan variasi. Pendekatan

variasi ini di dalamnya terdapat berbagai macam pendekatan yang dapat

digunakan berbeda untuk setiap materi sesuai dengan sifat dan karakter dari

materi tersebut. Dengan kata lain dalam pendekatan variasi, semua jenis

pendekatan saling dibutuhkan dan bisa digunakan satu sama lain. Contohnya

di materi Fisika, pada saat mempelajari materi tata surya diperlukan

pendekatan keagamaan serta pendekatan lainnya. Pada materi pengukuran

dibutuhkan pendekatan kelompok, begitu juga dengan materi lain, setiap

materi memerlukan pendekatan yang berbeda pula untuk mengajarkannya.

38

Page 47: Makalah Model Kel. 5 Revisi

39

Tabel9. Keterkaitan antara langkah pembelajaran dengan kegiatan

belajar dan maknanya

NoLangkah

PembelajaranKegiatan Belajar

Kompetensi yang Dikembangkan

1 Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi

2 Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untukmendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.(dimulai dari pertanyaan faktual sampai kepertanyaan hipotetik)

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

3 Mengumpulkan informasieksperimen

Melakukan eksperimen Membaca sumber lain

selain buku teks Mengamati objek atau

kejadian Wawancara dengan

narasumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengmbangkan kebiasaan belajar dan mengajar sepanjang hayat.

4 Mengasosiasikan atau mengolah informasi

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik tarbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari informasi dari berbagai

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur, dan keammpuan berpikir induksi dan deduksi dalam menyimpulkan

Page 48: Makalah Model Kel. 5 Revisi

40

NoLangkah

PembelajaranKegiatan Belajar

Kompetensi yang Dikembangkan

sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

5 mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya.

Mengembangan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

B. Perbandingan Metode-metode Pembelajaran

Sebagai metode pembelajaran, tentu dalam pelaksanaannya metode-metode

tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan tersebut dapat

dilihat pada matriks berikut.

Tabel 10. Perbandingan Metode

No.Metode

PembelajaranKelebihan Kelemahan

1. Metode Ceramah

1. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah berarti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, sedangkan mudah, memah ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.

2. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.

3. Ceramah dapat memberikan

1. Materi yang dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Sebab, apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.

2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.

3. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah serig dianggap senagai metode yang

Page 49: Makalah Model Kel. 5 Revisi

41

No.Metode

PembelajaranKelebihan Kelemahan

pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

4. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggungjawab guru yang memberikan ceramah.

5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.

membosankan.4. Melalui ceramah, sangat

sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

2. Metode Diskusi

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untung membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.

2. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.

3. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.

4. Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.

3. Metode Simulasi

1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,

1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan

Page 50: Makalah Model Kel. 5 Revisi

42

No.Metode

PembelajaranKelebihan Kelemahan

masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.

2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.

3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

5. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.

di lapangan.2. Pengelolaan yang kurang

baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

4. Metode Eksperimen

1. Mendorong rasa keingintahuan siswa

2. Siswa terbiasa bekerja secara mandiri atau kelompok

3. Siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya

4. Membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan dengan penemuan baru

5. Melatih siswa bekerja ilmiah.

1. Lebih sesuai untuk mata pelajaran sains

2. Memerlukan peralatan/bahan dan biaya

3. Menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan

4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

5. Memerlukan waktu yang relatif lama

6. Hanya sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen

7. Banyak guru dan siswa yang belum terbiasa dengan metode ini

5. Metode latihan keterampilan

1. Siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.

2. Meningkatkan motivasi siswa.3. Menumbuhkan kecakapan

motoris seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan peralatan.

1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa karena lebih banyak diarahkan hingga kadang-kadang jauh dari pengertian.

2. Menyebabkan penyesuaian secara statis/pasif terhadap

Page 51: Makalah Model Kel. 5 Revisi

43

No.Metode

PembelajaranKelebihan Kelemahan

4. Mengembangkan kecakapan mental, seperti dalam operasi hitung, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

5. Membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan (lebih terampil).

6. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

lingkungan.3. Pembelajaran bisa menjadi

monoton dan mudah membosankan siswa.

4. Dapat menimbulkan verbalisme (karena banyaknya hafalan).

5. Memerlukan waktu yang relatif lama.

6. Tidak sesuai untuk jumlah siswa yang banyak.

C. Perbandingan Model-model Pembelajaran

Berdasarkan penjelasan, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara model

discovery learning, problem based learning, project based learning, dan inquiry

adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Perbandingan Model-model Pembelajaran

Pembeda Discovery InquiryProblem Based

LearningProject Based

LearningPengertian Prosedur mengajar

yangmementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelumsampai kepada generalisasi.

Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Suatu model pengajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik. Masalah autentik dapat diartikan sebagai suatu masalah yang sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran

Kelebihan 1. Mampu membantu siswa untuk mengembangkan,memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses  kognitif

2. mendalam tertinggal dalam jiwa siswa

1. Pembelajaran yang menekankan  kepada pengembanganaspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.

2. Dapat memberikan ruang kepada

1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif

2. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

3. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

4. Membantu siswa belajar untuk

1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

2. Meningkatkan

Page 52: Makalah Model Kel. 5 Revisi

44

Pembeda Discovery InquiryProblem Based

LearningProject Based

Learningtersebut,

3. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut

4. Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.

5. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

6. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar peserta didik.

3. Sesuai dengan perkembangn psikologi modern

mentransfer pengetahuan dengan situasi baru

5. Dapat mendorong siswa/mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri

6. Mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan

7. Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.

8. Dalam situasi PBM, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.

9. PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

kemampuan pemecahan masalah.

3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

4. Meningkatkan kolaborasi.

5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

6. Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.

7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan

Page 53: Makalah Model Kel. 5 Revisi

45

Pembeda Discovery InquiryProblem Based

LearningProject Based

Learningpeserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

Kekurangan

1. Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.

2. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

3. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

4. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

5. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja ,

6. Kurang memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.

1. Sulit mengotrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2. Sulit merencanakan pembelajaran oleh karenaterbentur dengan kebiasaan siswa dalambelajar.

3. Memerlukan waktu yang panjang untuk mengimplementasikannya

1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan model ini.

2. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian materi terjadi secara satu arah.

4. Kurangnya waktu pembelajaran.

5. Proses PBM terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak.

6. Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan.

4. Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar, terutama di daerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.

7. Seorang guru mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak

1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak

3. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.

4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

6. Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.

7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan

Page 54: Makalah Model Kel. 5 Revisi

46

Pembeda Discovery InquiryProblem Based

LearningProject Based

Learning7. . dapat untuk

menutup sebagai bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional.

8. PBL bisa sangat menantang untuk melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja keras bagi guru.

peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

Sintak 1. Orientasi2. Identifikasi

Masalah3. Observasi4. Pengumpulan

Data5. Pengolahan Data

Dan Analisis6. Verifikasi7.  Generalisasi

1. Orientasi2. Merumukan

Masalah3. Menyimpulka

n Hipotesis4. Mengumpulka

n Data5. Menguji

Hipotesis6.      Kesimpulan

1. Merumuskan Masalah

2. Menganalisis Masalah

3. Merumuskan Hipotesis

4. Mengumpulkan5. Data6. Pengujian

Hipotesis7. 6.     

Merumuskan Rekomendasi Pemecahan masalah

1. Penentuan pertanyaan mendasar.

2. Mendesain perencanaan proyek

3. Menyusun jadwal

4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek

5. Menguji hasil6. Mengevaluasi

pengalaman

D. Perbandingan Pendekatan, Metode, danModel Pembelajaran

Berdasarkan penjelasan, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara

pendekatan, metode, dan model pembelajaran terletak pada hal-hal berikut:

Tabel 12Komparabilitas Antara Pendekatan, Metode, Dan Model Pembelajaran

NoTerm

PembelajaranSisi Komparabilitas

1 Pendekatan pembelajaran

Lebih merupakan titik tolak atau sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum; di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Page 55: Makalah Model Kel. 5 Revisi

47

2 Metode pembelajaran

Menekankan pada cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3 Model pembelajaran

Bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran.

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran

sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh, maka terbentuklah apa yang

disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan

bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, teknik, dan

taktik pembelajaran.

Gambar 3. Model pembelajaran

Berdasarkan teori yang ada, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya

secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan

yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif,

kreatif dan menyenangkan.

E. RPP Satu Kali Pertemuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri

Page 56: Makalah Model Kel. 5 Revisi

48

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : X/2

Materi Pokok/Topik : Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor

Sub Materi : Suhu dan Pemuaian

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 JP)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

KI Kompetensi Dasar Indikator1. 1.1. Bertambah Keimanannya

dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.

1.1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan suhu dan pemuaian

2. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli

2.1.1 Melakukan pengamatan/percobaan secara jujur, bertanggung jawab, disiplin dan kerja sama

Page 57: Makalah Model Kel. 5 Revisi

49

KI Kompetensi Dasar Indikatorlingkungan) dalam aktivitas sehari-hari.

2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

2.1.2 Melaporkan hasil pengamatan/ percobaan secara teliti dan santun

3. 3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari

3.8.1.Menyebutkan pengertian pemuaian.

3.8.2.Menjelaskan peristiwa terjadinya pemuaian.

3.8.3.Membedakan pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume.

3.8.4.Menggambarkan pengaruh suhu terhadap pemuaian suatu benda

4. 4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor.

4.8.1 Membuat hasil laporan percobaan

C. Materi Pembelajaran

1. Suhu

Suhu merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau

tinginnya suatu benda. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur suatu benda disebut

termometer. Zat cair yang umumnya digunakan dalam termometer adalah air raksa

karena air raksa memiliki keunggulan dibandingkan yang lainnya. Selain air raksa juga

ada alkohol, tetapi alkohol hanya bisa mengukur suhu rendah yakni hingga titik beku -

144oC, sementara untuk suhu tinggi tidak bisa karena titik didih alkohol hanya 78oC.

1. Skala pada Beberapa Termometer

a. Termometer skala Celcius

Memiliki titik didih air 100°C dan titik bekunya 0°C. Rentang temperatur nya

berada pada temperatur 0°C – 100°C dan dibagi dalam 100 skala

Page 58: Makalah Model Kel. 5 Revisi

50

b. Temometer skala Reamur

Memiliki titik didih air 80°R dan titik bekunya 0°R. Rentang temperaturnya

berada pada temperatur 0°R – 80°R dan dibagi dalam 80 skala.

tC=54

tR ataut R=54

tC

c. Termometer skala Fahrenheit

Memiliki titik didih air 212°F dan titik bekunya 32°F. Rentang temperaturnya

berada pada temperatur 32°F – 212°F dan dibagi dalam 180 skala.

tC=59

(tF−32 ) atau tF=95

tC (+32 )

d. Termometer skala Kelvin

Memiliki titik didih air 373,15 K dan titik bekunya 273,15 K. Rentang

temperaturnya berada pada temperatur 273,15 K – 373,15 K dan dibagi dalam

100 skala.

t oC= (t +273 ) K atautK=t−273C

Mengkonfersikan suhu

X−X0

Xmax−Xmin

=Y −Y 0

Y max−Y min

2. Pemuaian Zat

Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan

suhu yang terjadi pada benda tersebut. Peristiwa pemuaian banyak ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari seperti pemasangan kawat pada tiang listri. Kawat sengaja

dipasang longgar saat musim panas agar saat musim dingin kawat tidak putus. Begitu

juga pada pemasangan batang rel kereta api yang diberi celah, hal itu bertujuan untuk

menghindari rel kereta api melengkung saat siang hari. Pemuaian digolongkan

menjadi tiga macam yaitu:

a. Pemuaian Panjang

lt=lo (1+α . ∆ t )

b. Pemuaian Luas

At=Ao (1+β . ∆ t )

c. Pemuaian Volume

V t=V o (1+γ . ∆t )

Page 59: Makalah Model Kel. 5 Revisi

51

Page 60: Makalah Model Kel. 5 Revisi

D. Kegiatan Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan

Sintaks Problem

based learning

Pendekatan

Metode Alat dan BahanAlokasi WaktuMengamati Menanya

Mengumpulkan data/informasi

Mengasosiasi Mengomuni-kasikan

KEGIATAN PENDAHULUANGuru mengajak peserta didik berdoa sebelum pembelajaran dimulai

Siswa berdoa bersama dengan guru

10’

Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran

Siswa mengamati kondisi kelas (bangku, meja) dan merapikannya

Siswa memberitahu guru jika ada temannya yang tidak hadir

Guru melakukan review materi pembelajaran yang sebelumnya

Siswa mengamati materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya

Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya

Siswa membaca buku sumber yang berkaitan dengan materi yang akan direview

Siswa melakukan penalaran terhadap materi yang akan direview

Siswa memaparkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

Tanya jawab

Guru menyampaikan

Siswa mengamati

Peserta didik bertanya kepada

Peserta didik membaca pada

Peserta didik mengolah

Ceramah

Page 61: Makalah Model Kel. 5 Revisi

Deskripsi KegiatanSintaks Problem

based learning

PendekatanMetode Alat dan Bahan

Alokasi WaktuMengamati Menanya

Mengumpulkan data/informasi

Mengasosiasi Mengomuni-kasikan

tujuan pembelajaran dan cakupan materi pembelajaran

tujuan dan cakupan materi pembelajaran

guru jika ada tujuan dan cakupan materi pembelajaran yang kurang dipahami

buku sumber cakupan materi pembelajaran yang akan dibahas

informasi yang diberikan oleh guru

Guru menyiapkan LKS untuk diskusi kelompok dan membagi peserta didik dalam kelompok

Siswa mengamati LKS yang dibagikan guru

Siswa bertanya kepada guru jika ada petunjuk dalam LKS yang kurang dipahami

Siswa mencari sumber yang relevan dengan LKS yang diberikan guru

KEGIATAN INTIMengorientasi peserta didik pada masalah

Guru menampilkan gambar-gambar rel kereta api memuai, sambungan jembatan yang memiliki ruang muai, dan kabel listrik yang dibuat

Siswa bertanya berdasarkan gambar yang diamati

Mencari informasi tentang kondisi rel kereta api memuai, sambungan jembatan yang memiliki ruang muai, dan kabel listrik yang dibuat

Peserta didik menganalisis gambar yang diamati

Mempresentasikan/menyampaikan hasil analisis terhadap gambar rel kereta api memuai, sambungan jembatan yang memiliki ruang

ObservasiDiskusi

Proyektor Laptop Power point

10’

Page 62: Makalah Model Kel. 5 Revisi

Deskripsi KegiatanSintaks Problem

based learning

PendekatanMetode Alat dan Bahan

Alokasi WaktuMengamati Menanya

Mengumpulkan data/informasi

Mengasosiasi Mengomuni-kasikan

melengkung melengkung muai, dan kabel listrik yang dibuat melengkung

Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran

Peserta didik mengamati gambar pemuaian yang ada di LKS

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang permasalahan yang ditemukan

Guru membimbing peserta didik untuk menemukan masalah yang terdapat pada gambar atau berita yang berhubungan dengan suhu dan pemuaian

Peserta didik mencari gambar lain yang relevan dengan gambar pemuaian dalam LKS dari buku sumber lain

Peserta didik memikirkan masalah berdasarkan gambar yang diamati

Peserta didik menyampaikan permasalahan yang ditemukan dari hasil pengamatan terhadap gambar yang ada pada LKS

ObservasiTanya jawab

Diskusi

10’

Page 63: Makalah Model Kel. 5 Revisi

Deskripsi KegiatanSintaks Problem

based learning

PendekatanMetode Alat dan Bahan

Alokasi WaktuMengamati Menanya

Mengumpulkan data/informasi

Mengasosiasi Mengomuni-kasikan

yang ada pada LKS. Misalnya: kenapa kabel listrik melengkung ?

Membimbing Penyelidikan Mandiri

Peserta didik mengamati alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan

Peserta didik bertanya pada guru jika ada prosedur percobaan yang kurang dipahami

Guru membimbing peserta didik melakukan percobaan Fisika secara berkelompok

Guru membimbing peserta didik untuk melakukan prosedur percobaan dengan aman dan benar, tanpa takut salah sesuai prosedur yang ada pada LKS

Peserta didik memikirkan cara melaksanakan percobaan yang tepat berdasarkan prosedur yang ada di dalam LKS

Peserta didik berdiskusi sambil melaksanakan percobaan

ObservasiTanya jawabEksperimen

Diskusi

Alat Musschenbroek

Batang logam 3 macam ( besi,aluminium,tembaga) dengan ukuran sama

Pembakar spiritus

Stop-watch

30’

Page 64: Makalah Model Kel. 5 Revisi

Deskripsi KegiatanSintaks Problem

based learning

PendekatanMetode Alat dan Bahan

Alokasi WaktuMengamati Menanya

Mengumpulkan data/informasi

Mengasosiasi Mengomuni-kasikan

Mengembangkan dan Menyajikan Karya

Peserta didik mengamati hasil percobaan yang telah didapatkan

Peserta didik bertanya kepada guru jika ada konsep yang kurang dipahami

Peserta didik mencari informasi dalam sumber belajar untuk membantu dalam mengolah hasil pengamatan

Peserta didik mengolah hasil pengamatan

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan yang telah didapatkan

Tanya jawabDiskusi

10’

Analisis dan Evaluasi

Peserta didik mengamati hasil diskusi yang dipresentasikan

Peserta didik melakukan tanya jawab setelah selesai presentasi

Peserta didik membaca sumber yang relevan jika masih ada materi yang kurang dipahami

Peserta didik melakukan penalaran terhadap hasil diskusi yang dipresentasikan

Guru meminta peserta didik membuat laporan tertulis percobaannya, meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil dan mengarahkan peserta didik pada kesimpulan mengenai percobaan yang dilakukan.

Tanya jawab 10’

KEGIATAN PENUTUP

Page 65: Makalah Model Kel. 5 Revisi

Deskripsi KegiatanSintaks Problem

based learning

PendekatanMetode Alat dan Bahan

Alokasi WaktuMengamati Menanya

Mengumpulkan data/informasi

Mengasosiasi Mengomuni-kasikan

Guru dan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang dipelajari pada pertemuan tersebut

Peserta didik mengamati LKS dan buku sumber lain yang relevan

Peserta didik bertanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan materi pembelajaran

Peserta didik membaca LKS untuk membantu dalam menyimpulkan materi pembelajaran

Peserta didik memikirkan kesimpulan dari materi pembelajaran

Peserta didik memaparkan kesimpulan dari materi pembelajaran

CeramahTanya jawab

10’

Peserta didik melakukan refleksi serta penugasan mandiri

Peserta didik mengamati hasil yang didapatkan dari awal hingga akhir pembelajaran

Peserta didik bertanya kepada guru jika masih ada yang kurang dipahami dari hasil pembelajaran yang didapatkan

Peserta didik membaca kembali hasil yang didapatkan dari awal hingga akhir pembelajaran

Peserta didik mengerjakan tugas mandiri yang diberikan oleh guru

Peserta didik memaparkan hasil refleksi setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran

Tanya jawab

Guru menyampaikan cakupan besar materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya

Peserta didik mengamati materi pembelajaran yang ditampilkan oleh guru

Peserta didik bertanya jika ada materi yang masih kurang jelas

Peserta didik membaca buku sumber yang relevan terhadap materi pembelajaran

Peserta didik mengolah informasi yang diberikan oleh guru

Ceramah

Page 66: Makalah Model Kel. 5 Revisi

E. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan

1. Jenis dan Teknik Penilaian

Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Jenis dan teknik penilaian yang

digunakan adalah tes dan non tes:

a. Pengamatan (Penilaian Sikap)

b. Unjuk Kerja (Penilaian Ketrampilan)

c. Tes Tertulis (Penilaian Pengetahuan)

2. Bentuk Instrumen dan Instrumen

a. Lembar Pengamatan Sikap

b. Lembar Pengamatan Diskusi

c. Tes Uraian

a. Instrumen Penialaian Aspek Sikap

1) Penilaian Aspek Sikap Spiritual

No. Nama Peserta didik

Aspek yang dinilaiSkor NilaiA B C

1

2

Aspek yang dinilai

A. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu.

B. Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

C. Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi

2) Lembar Penilaian Sikap Sosial Peserta didik

No Nama Peserta

Aspek yang dinilai

Skor

Nilai

Tanggung jawab

Jujur

Santun

Disiplin

Kerja sama

59

Page 67: Makalah Model Kel. 5 Revisi

did

1

2

Aspek yang dinilai

a) Tanggung jawab Indikator Penilaian

a. Melakukan observasi dengan penuh konsentrasi.

b. Melakukan observasi dengan tahapan yang disepakati.

c. Menyelesaikan tugas menulis hasil observasi sampai selesai.

b) Jujur indikator penilaian

a. Mendapatkan data observasi tanpa menyontek data teman.

b. Melaporkan data atau informasi apa adanya.

c. Tidak menyontek ketika mengerjakan kuis/ tugas/ ujian.

c) Santun indikator penilaian

a. Mengacungkan tangan untuk meminta kesempatan menanggapi.

b. Menanggapi laporan teman dengan intonasi datar dan ekpresi wajah

ramah.

c. Menanggapi laporan teman dengan kata-kata yang tidak menyinggung

perasaan teman.

d) Disiplin indikator penilaian

a. Masuk dan mengumpulkan tugas tepat waktu.

b. Mengerjakan tugas yang diberikan.

c. Mengikuti pratikum/ diskusi sesuai dengan langkah yang ditetapkan.

e) Kerja sama indikator penilaian

a. Aktif dalam kerja kelompok.

b. Suka menolong teman/orang lain.

c. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan.

Keterangan

Sk

selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

Page 68: Makalah Model Kel. 5 Revisi

or 4

Skor 3 sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang- kadang tidak melakukan

Skor 2 kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

Skor 1 tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

skor diperolehskor maksimal

x 4=skor akhir

b. Instrumen Penilaian Keterampilan

No Aspek yang dinilaiPenilaian

1 2 3

1Merumuskan pertanyaan/masalah

2Melakukan pengamatan atau penyelidikan

3 Menafsirkan data4 Mengkomunikasikan

Rubrik Penilaian Aspek Keterampilan

NoAspek yang

dinilaiPenilaian

1 2 31 Merumuskan

pertanyaan/masalah

Masalah tidakdirumuskan

Perumusan masalahdilakukan denganbantuan guru

Perumusan masalahdilakukan secaramandiri (individualatau kelompok)

2 Melakukan pengamatan atau penyelidikan

Pengamatan tidak cermat

Pengamatan cermat, tetapi mengandunginterpretasi (tafsiran terhadap pengamatan

Pengamatan cermatdan bebas interpretasi

3 Menafsirkan Tidak Melakukan Melakukan

Page 69: Makalah Model Kel. 5 Revisi

data melakukan penafsiran data

analisisdata, namuntidak melakukanupaya mengaitkanantarvariabel

analisis danmencoba mengaitkanantarvariabel yangdiselidiki (ataubentuk lain, misalnyamengklasifikasi)

4 Mengkomunikasikan

Dilakukan secara lisan

Lisan dan tertulis, namun tidak dipadukan

Memadukan hasil tertulis sebagai bagiandari penyajian secara lisan

Kriteria penilaian

Nilai= jumlahskor yangdiperolehskor maksimum

x100

c. Intrumen Soal Pengetahuan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan suhu dan pemuaian?

2. Sebuah kolam pemandian air panas saat diukur menggunakan

termometer Celcius menunjukan 80º C. Menurut termometer Reamur -

Fahrenheit - Kelvin ?

3. Plat besi luasnya 4 m2pada suhu 200C. Bila suhunya dinaikan menjadi

1000C, hitung luasnya sekarang!

4. Pada termometer buatan memiliki titik bekunya 20oC dan titik didihnya

160C. Apabila suhu suatu benda 30oC, maka berapakah suhu benda bila

diukur menggunakan termometer buatan?

5. Sebuah rel kereta api memiliki panjang batang 10 meter saat suhu udara

mencapai 22oC. Apabila jarak tiap batang baja sebesar 5x10 -3meter, maka

apakah yang akan terjadi pada rel kereta api saat suhu mencapai 72oC?

Melengkung atau tetap lurus? Jelaskanlah!

Page 70: Makalah Model Kel. 5 Revisi

F. MEDIA/ALAT,BAHAN DAN SUMBER BELAJAR

1. Media : Komputer dan LCD

2. Sumber Belajar

- Hari Subagya. 2014. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Bumi Aksara.

- LKS suhu dan pemuaian

3. Alat dan Bahan

- Muschenbrook

- Batang Besi, Aluminium, Tembaga

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini, sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang

terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum

perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan

pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga

tercapai sasaran belajar.

2. Adapun tipe-tipe pendekatan pembelajaran yaitu, pendekatan pembelajaran

kontekstual, pendekatan pembelajaran konstruktivisme, pendekatan

pembelajaran deduktif, pendekatan pembelajaran induktif, pendekatan

pembelajaran proses, pendekatan pembelajaran konsep, serta pendekatan

pembelajaran sains, teknologi dan masyarakat.

Page 71: Makalah Model Kel. 5 Revisi

3. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran

yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik

secara individual atau secara kelompok.

4. Adapun jenis-jenis metode pembelajaran yaitu, metode ceramah, metode

diskusi, metode kelompok, metode demosntrasi, dan metode simulasi.

5. Model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang memperlihatkan

pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-

peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan

yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik.

6. Model pembelajaran terdiri dari model pembelajaran Lesson Study, Examples

Non Examples, Picture and Picture, Numbered Heads Together, Cooperative

Script, Berdasarkan Masalah,discovery learning, inquiry, problem based

learning, dan project based learning.

B. Saran

Adapun saran penulis setelah menulis makalah ini, adalah:

Dari bermacam-macam pendekatan, metode, dan model-model dalam  proses

belajar mengajar, diharapkan pendidik/ guruhendaknya mampu memaksimalkan

dan mempraktekkannya untuk mengatasi semua permasalahan yang muncul

dalam upaya membentuk kepribadian anak didik sehingga nantinya memperoleh

hasil yang memuaskan dan mampu menciptakan generasi bangsa yang

berkualitas.

Page 72: Makalah Model Kel. 5 Revisi
Page 73: Makalah Model Kel. 5 Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Ginting. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Anonim, 2012 http://citratyas.wordpress.com/2012/01/08/pendekatan-metode-strategi-dan-teknik-pembelajaran-pendidikan/(diakses tanggal 26 September 2015)

Ahmad Sabri. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta: Quantum Teaching.

Agus Ruslan. 2007. Pendidikan Usia Dini yang Baik, Landasan Keberhasilan Pendidikan Masa Depan, Makalah. Bandung: Darul Ma’arif.

Beyer, Barry K. 1991. Teaching Thinking Skill: A Handbook for Elementary School Teachers. New York, USA: Allyn & Bacon.

Conny Semiawan, dkk. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta.Jakarta.Hafni Ladjid. 2005.Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Quantum Teaching.Hari Subagya, Insih Wilujeng. 2013. Buku Guru Fisika SMA X. Bumi Aksara:

Jakartahttps://btqsman1grati39.wordpress.com/2013/06/28/pendekatan-strategi-dan-model-

pembelajaran/( diakses tanggal 26 September 2015)Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Indrawati. 1999. Keterampilan Proses Sains Tinjauan Kritis dari Teori ke Praktis.

DEPDIKBUD. Bandung.Kemendikbud. 2013. Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Mata

Pelajaran Fisika SMA/SMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemdikbud. 2013. Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang Implementsi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2003.Proses belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Kenegaraan. Jakarta.

Rahman, T. 2006. Pendekatan dan metode dalam Program Pembelajaran Praktikum. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI.

Rusman, Model-model Pembelajaran ; Mengembangkan profesionalisme guru, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012.

Page 74: Makalah Model Kel. 5 Revisi

Sanjaya, Wina.2008.Strategi pembelajaran  berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta :  Kencana prenada Media Group

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada.Sukardi, Ismail. 2011. Model dan Metode Pembelajaran Modern: Sebuah Pengantar.

Palembang: TUNAS GEMILANG.Subiyanto. 1988. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dirjendikti

Depdikbud.Susilowati. 2013. Membelajarkan IPA dengan Integrative Science Tinjauan

Scientific Process Skills dalam Implementasinya Pada Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan IPA: 98-100. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Supriyadi. 2008. Seri Strategi Dan Managemen Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Tempelsari Books Co.

Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (suatu pendekatan teoritis psikologis). Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.Tobing, Rangke L, Setia Adi, Hinduan. 1990. Model-Model mengajar Metodik

Khusus Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam Sekolah Dasar. Makalah dalam penataran Calon Penatar Dosen Pendidikan Guru SD (Program D-II).

Wilkins, Robert A. 1990. Model Lessons Bridging the gap between models of teaching and classroom application. Curtin University of Technology.

Wina Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Yatim Riyanto, Paradigma baru pembelajaran, ( Jakarta : Kencana Prenada  Media Group, 2009),135.