23
REKRUDESENSI DAN RELAPS KELOMPOK 5

Pleno Kel 5(Revisi)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

d

Citation preview

Page 1: Pleno Kel 5(Revisi)

REKRUDESENSI DAN RELAPS

KELOMPOK 5

Page 2: Pleno Kel 5(Revisi)

Kasus 1Rekrudesensi dan Relaps

Seorang laki-laki berusia 33 tahun datang dibawa keluarganya kerumah sakit dengan keluhan demam disertai menggigil hilang timbul sejak 1 minggu yang lalu. Pasien diketahui baru pulang dari Lampung dan bekerja sebagai truk.Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, konjungtiva anemis, sklera ikterik, splenomegali shuffner 1 dan suhu 38˚C. Pada pemeriksaaan laboratorium darah diperoleh Hb = 10 gr/dl serta pada sediaan apus darah tipis yang diwarnai dengan giemsa ditemukan eritrosit yang membesar dengan bagian dalamnya terdapat bentukan seperti cincin berwarana biru dan inti berwarna merah serta eritrosit berbentuk pisang. Dokter pun memberikan resep obat ACT dan edukasi.

Page 3: Pleno Kel 5(Revisi)

Step 1 Rekrudesensi : munculnya kembali gejala-gejala

setelah mereda sementara. Relapse : kembalinya penyakit setelah

tampaknya mereda. Splenomegali : pembesaran limpa pada ukuran

shuffner 1 Pewarnaan Giemsa : pewarnaan untuk melihat

parasit di dalam sel drah merah. konjungtiva anemis : bagian konjungtiva yang pucat. sklera ikterik : bagian putih bola mata yang

berubah berwarna kuning. obat ACT : obat malaria

Page 4: Pleno Kel 5(Revisi)

Keyword

Laki-laki 33 tahun Supir truk, dari lampung Demam menggigil hilang timbul 1

minggu Keadaan lemah Suhu 38 C Hb = 10 gr/dl Eritrosit membesar, bentuk pisang

Page 5: Pleno Kel 5(Revisi)

Step 21. Mengapa pasien datang dengan keluhan demam menggigil yang hilang

timbul ?2. Apa penyebab terjadinya splenomegali ?3. Mengapa eritrositnya membesar ?4. Bagaimana cara pemeriksaan Hb ?5. Bagaimana siklus hidup plasmodium ?6. Apa fungsi dari limpa ?7. Adakah faktor lingkungan yang mempengaruhi pada kasus tersebut ?8. Apa saja vektor pembawa plasmodium ?9. Bagaimana mekanisme kerja obat ACT dan efek kerjanya ?10. Kenapa terjadi sklera ikterik dan penurunan ?11. Apakah faktor usia mempengaruhi gejala tersebut ?12. Sebutkan jenis obat malaria lainnya ?13. Mengapa didalam eritrosit terdapat cincin ?14. Diagnosis banding dari kasus demam ?15. Apa saja jenis malaria, jenis parasit dan daur hidupnya ?16. Bagaimana respon imun terhadap plasmodium ?17. Bagaimana bentuk edukasi yang dilakukan18. Jenis demam dan contoh penyakitnya ?19. Mekanisme terjadinya demam ?

Page 6: Pleno Kel 5(Revisi)
Page 7: Pleno Kel 5(Revisi)

RESPONS IMUN TERHADAP PARASITAntigen Malaria

Sel TCD4

+IFN-Y & IL-2 MAKROFA

QAntigen Parasit

TNF & IL-1 Ambang Tinggi

PATOLOGI

GEJALA KLINISNYA1.Sakit kepala2.Demam,Tremor3.Mialgia4.Nausea5.Hipotensi5.Tronbositopenia6.Diare

Peningkatan Sitoadheren entrosiit dgn parasit ke-

endotel vascular

Disentropoesis Eritofagositosi

s

AnemiaMalaria Serebral

Ambang Rendah

Proteksi

Mencegah Parasit Tahap Hati dan Darah

Page 8: Pleno Kel 5(Revisi)

Ciri-ciri penyakit malaria adalah :

Demam berkala, disertai menggigil Nyeri kepala dan nyeri otot Hati membesarkan, sehingga timbul rasa mual dan muntah Anemia

Page 9: Pleno Kel 5(Revisi)

KOMPLIKASI PENYAKIT

Malaria Otak/Malaria SerebralGejala neorologi yang timbul dapat menyerupai antara lain meningitis, epilepsy, delirium akut, intoksikasi, sengat panas (heat stroke).

Gagal ginjalKreatinin dalam serum miningkat 3 > ml/dl. Seringkali penyukit ini disertai edema paru. Angka kematian 50%.

Page 10: Pleno Kel 5(Revisi)

NON-FARMAKO

1.Penemuan daerah terinfeksi2.Mengerakan masyarakat membasmi malaria3.Meningkatkan peelayanan Masyarakat4.Mengalang Kemitraan dan sumber daya dari segala

tingkatan5. Melkukan Survei Lans, monitoring, evaluasi dan informasi

ke-masyarakat6.Meningkatkan kualitas sumber daya manusia &

meningkatkan teknologi dalam upaya eliminasi malaria.

Page 11: Pleno Kel 5(Revisi)

Eliminasi Malaria

1.Tahapan Pemberantasan Tujuan utama pd tahap pemberantasan adalah mengurangi tingkat penularan malaria di satu wilayah

2.Tahap Pre-EliminasiTujuan utamanya adalah mengurangi penularan setempat di satu wilayah

3.Tahap EliminasiTujuan Utamnya adalah enghentikan penularan setempat di satu wilayah

4. Tahp PemeliharaanTujuan Utamanya adalah mencegah menularnya kembali kasus penularan setempat

Page 12: Pleno Kel 5(Revisi)

Kriteria diagnosis 1.anamnesis

Pada anamnesis sangat penting di perhatikan : keluhan

utama :demam,menggigil,berkeringat.sakit kepala,mual,muntah,diare.

Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu di tempat endemic malaria

Riwayat tinggal di derah endemic malaria Riwayat sakit malaria Riwayat minum obat malaria 1 bulan terakhir Riwayat mendapat transfusi darah

Page 13: Pleno Kel 5(Revisi)

KRITERIA DIAGNOSIS2. pemeriksaan fisik a. demam (pengukuran dengan

thermometer 37,5 ˚c b. kongjungtiva atau telapak tangan

pucat c. pembesaran limpa(splenomegali) d.pembesaran hati (hepatomegali)

Page 14: Pleno Kel 5(Revisi)

KRITERIA DIAGNOSISpada tersangka malaria berat di temukan tanda-tanda klinis sebagai

berikut:

Temperature rectal 40 ˚c Nadi cepat dan lemah/kecil Tekanan darah sistolik <70 mmhg pada orang dewasa dan pada

anak-anak <20 mmhg Frekuensi nafas >35 kali permenit pada orang dewasa atau >40 kali

permenit pada balita ,anak di bawah satu tahun >50 kali permenit Terlihat mata kuning atau ikterik Adanya ronki pada kedua paru Pembesaran limfa dan atau hepar Gagal ginjal di tandai dengan di guria sampai nauria Gejala neurologi (kaku kuduk,reflek patologik) Manifestasi perdarahan (petekie,perpura,hematom)

Page 15: Pleno Kel 5(Revisi)

KRITERIA DIAGNOSIS3. diagnosis atas dasar pemeriksaan laboratorium1.pemeriksaan dengan mikroskop semikuantitatif  (-) negative (tidak di temukan parasit dalam 100 LPB

/lapangan pandang) (+)positif satu (di temukan 1-10 parasit dalam 100 lapangan

pandang) (++) positif dua (di temukan 11-100 parasit dalam 100

lapangan pandang) (+++) positif tiga (di temukan 1-10 parasit dalam satu

lapangan pandang) (++++) positif empat (di temukan >10 parasit dalam 1

lapangan

Page 16: Pleno Kel 5(Revisi)

KRITERIA DIAGNOSIS kuantitatif jumlah parasit di hitung permikro liter darah pada

sediaan darah tebal (leukosit)atau sediaan darah tipis (eritrosit)

bila di jumpai 1500 parasit per 200 leukosit,sedangkan jumlah leukosit 8000/ul maka hitung parasit=8000/200 x1500 parasit=60.000 parasit/ul

bila di jumpai 50 parasit oer 1000 eritrosit=5% bila jumlah eritrosit 450.000,maka hitung parasit=450.000/1000x50=225.000 parasit/ul.

 

Page 17: Pleno Kel 5(Revisi)

KRITERIA DIAGNOSIS Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat: hemoglobin dan hemotoksit hitung jumlah leukosit ,trombosit kimia darah lain(gula darah ,serum bilirubin,SGOT dan

SGPT ,alkali ,fospatase,albumin,globulin,ureum ,kreatinin,natrium dan kalium,analisis,gas darah)

EKG Foto thorax Analisis cairan serebrospinalis Biakan darah dan uji serologi urinalisis

Page 18: Pleno Kel 5(Revisi)

Diagnosis Banding Demam Secara patofisiologis demam adalah

peningkatan thermoregulatory set point dari pusat hipotalamus yang diperantarai oleh interlekuin 1 (IL-1).

Demam secara klinis demam adalah peningkatan suhu tubuh 1 derajat C atau lebih besar diatas nilai rerata suhu untuk mencapai set point yang baru.

Page 19: Pleno Kel 5(Revisi)

Mekanisme demam: Bakteri didalam jaringan difagositosis

oleh leukosit darah, makrofag jaringan dan limfosit. Kemudian melepaskan zat interleukin -1 yang disebut leukosit pirogen atau pirogen endogen. Interleukin-1, saat mencapai hipotalamus, segera mengaktifkan proses yang menimbulkan demam,

Interleukin-1 menyebabkan demam, dengan menginduksi pembentukan salah satu perostaglandin terutama prostaglandin E2, bekerja dihipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam.

Page 20: Pleno Kel 5(Revisi)

Jenis-jenis demam Demam kontinyu atau sustained fever Demam remitmen Demam intermiten Demam septik / hektik. Demam quatidian. Demam guatidian ganda Demam rekuren Demam bifasik Demam periodik

Page 21: Pleno Kel 5(Revisi)

Diagnosis Banding malaria Malaria tanpa komplikasi di bedakan

dengan penyakit infeksi: Demam tifoid: demam > 7 hari. Demam dengue : demam tinggi terus

menerus selama 2-7 hari, penurunan trombosit.

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA): batuk, beringus, sakit menelan, sakit kepala.

Infeksi virus akut lainnya.

Page 22: Pleno Kel 5(Revisi)

Malaria dengan komplikasi ( malaria berat) dibedakan dengan penyakit infeksi:

Hepatitis: prodromal hepatitis ( demam, mual, nyeri pada hepar, muntah, mata / kulit kuning.

Leptospirosis berat: demam dengan ikterus, nyeri pada betis, nyeri tulang, leukositosis, gagal ginjal dan sembuh dengan pemberian antibiotika (penisilin).

Page 23: Pleno Kel 5(Revisi)