72
BAB I PENDAHULUAN A. Definisi Kanker Payudara Kanker atau neoplasma merupakan suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan invasi ke jaringan-jaringan normal. Definisi yang paling sederhana yang dapat diberikan adalah pertumbuhan sel-sel yang kehilangan pengendaliannya. Kanker dapat menyebar pada bagian tubuh tertentu seperti payudara. Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara oleh WHO dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria. Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel- sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya. Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak melalui pembuluh

Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cancer

Citation preview

Page 1: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi Kanker Payudara

Kanker atau neoplasma merupakan suatu penyakit akibat adanya

pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat

mengakibatkan invasi ke jaringan-jaringan normal. Definisi yang paling

sederhana yang dapat diberikan adalah pertumbuhan sel-sel yang kehilangan

pengendaliannya. Kanker dapat menyebar pada bagian tubuh tertentu seperti

payudara.

Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu

penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker

payudara oleh WHO dimasukkan ke dalam International Classification of

Diseases (ICD) dengan kode nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria.

Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal

terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak

beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-

perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya.

Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati,

dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun

supraklavikula membesar akibat dari penyebaran kanker payudara melalui

pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening.

Merupakan jenis kanker yang umum diderita oleh wanita, meskipun

demikian kemungkinan terjadinya kanker payudara pada lelaki 1%.

Page 2: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

B. Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Kanker Payudara

Payudara pada pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas

(11-13 tahun) karena hormon estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi

perkembangan payudara pada wanita. Pada wanita perkembangan payudara

aktif, sedangkan pada pria kelenjar dan duktus mammae kurang berkembang

dan sinus berkembang tidak sempurna. Payudara yang sensitif terhadap

pengaruh hormonal mengakibatkan payudara cenderung mengalami

pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak maupun ganas.

Payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi

utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Payudara terdiri dari jaringan

duktural, fibrosa yang mengikat lobus-lobus, dan jaringan lemak didalam dan

diantara lobus-lobus. 85% jaringan payudara terdiri dari lemak. Sedikit di

bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papilla mamaria), tonjolan

yang berpigmen dikelilingi oleh areola.

Puting dan areola biasanya mempunyai warna dan tekstur yang

berbeda dari kulit di sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang

merah muda pucat, sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan

menyusui. Puting susu biasanya menonjol keluar dari permukaan payudara.

Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara,

tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar

jaringan payudara terdapat. Dalam menentukan lokasi kanker payudara,

payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu kuadran lateral (pinggir atas),

lateral bawah, medial (tengah atas), dan median bawah. Anatomi payudara

dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 3: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

C. Prevalensi

Kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan

kesengsaraan dan kematian pada manusia. Di negara-negara barat, kanker

merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit-penyakit

kardiovaskular.

Setiap 2 dari 10.000 perempuan di dunia diperkirakan akan mengalami

kanker payudara setiap tahunnya. Kanker payudara merupakan salah satu

penyebab utama kematian yang disebabkan oleh kanker pada perempuan di

seluruh dunia.

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens

relatif tinggi dan cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan

99% terjadi pada perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga

kanker payudara masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama

pada perempuan.

Page 4: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut

antara lain:

Penderita tidak tahu/kurang mengerti tentang kanker payudara.

Kurang memperhatikan payudara.

Rasa takut akan operasi.

Percaya dukun/paranormal/terapi tradisional.

Faktor sosial/ekonomi.

Rasa malu untuk memberitahukan atau memperlihatkan payudara

(TABU).

Pada pria, usia rata-rata untuk terdiagnosis kanker payudara adalah 60

tahun dan sebagian besar kanker payudara pada laki-laki terdiagnosis pada

tahap lanjut, kemungkinan karena laki-laki tidak terlalu menyadari tentang

benjolan payudara dibandingkan wanita.

Menurut WHO (2008) dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang

didiagnosis setiap tahunnya 350.000 kasus di antaranya ditemukan di negara

maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang. Di Amerika

Serikat diperkirakan setiap tahunnya 175.000 wanita didiagnosis menderita

kanker payudara dengan proporsi 32% dari seluruh jenis kanker yang

menyerang wanita dan proporsi umur tertinggi yaitu pada kelompok umur ≥50

tahun dengan proporsi 65%. 150.000 penderita kanker payudara yang berobat

ke rumah sakit dan 44.000 penderita meninggal setiap tahunnya (CFR=29%).

Di Kanada tahun 2005 jumlah penderita kanker payudara mencapai 21.600

wanita dan 5.300 wanita meninggal dunia (CFR=24,54%). Di Malaysia pada

tahun 2006, kanker payudara menduduki urutan pertama dari seluruh kanker

yang menyerang wanita dengan proporsi 29,9% dan proporsi umur tertinggi

yaitu pada kelompok umur 50-59 tahun dengan proporsi 33,9%.

Data statistik Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun

2006, menunjukkan bahwa kanker payudara menempati urutan pertama dari

seluruh kanker dengan proporsi 19,64%. Pada tahun 2001, dari 447 kasus

kanker payudara yang berobat di RS Kanker Dharmais Jakarta 9,1%

Page 5: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

diantaranya adalah perempuan berusia kurang dari 30 tahun. Menurut

Penelitian Azamris (2006), proporsi umur tertinggi penderita kanker payudara

yang berobat di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu pada kelompok umur 40-

44 tahun dengan proporsi 34,3%.

Page 6: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

BAB II

KANKER PAYUDARA

A. Patofisiologi

Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi

hormon HGF dan onkogen Met, serta ekspresi berlebih enzim PTK-6.

1. Fase inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel

yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel

ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen yang bisa berupa

bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak

semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.

Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor

menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan

gangguan fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk

mengalami suatu keganasan.

Gambar sel mengalami fase inisiasi

2. Fase promosi

Suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi

ganas.

Page 7: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Gambar sel yang mengalami fase promosi

3. Fase metastasis

Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi

pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain

seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord

compression. Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa

osteoklas hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan

mempengaruhi diferensiasi dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain

hingga meningkatkan resorpsi tulang.

Gambar sel mengalami fase metastasis

Page 8: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

B. Stadium Kanker Payudara

Pembagian stadium menurut Portmann yang disesuaikan dengan

aplikasi klinik yaitu:

Stadium I :

Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak

ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar

tumor 1 - 2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjar getah bening

regional belum teraba. Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya

adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium

selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita

adalah 70%.

Stadium II :

Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada

satu atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan

diameter kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya

dilakukan operasi dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan

tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan

sembuh penderita adalah 30 - 40 %.

Stadium III A :

Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi

masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas

satu sama lain. Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan

pada stadium ini.

Stadium III B :

Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada

edema (lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar

getah bening aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan

diameter 2 - 5 cm. Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara,

bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.

Page 9: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Stadium IV :

Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III). Tapi sudah

disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan Metastasis

jauh. Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya,

Biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam

batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.

Tujuan pengobatan pada stadium ini adalah palliatif bukan lagi kuratif

(menyembuhkan).

Pembagian stadium kanker menurut Portmann dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Page 10: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

C. Stadium Kanker Payudara (Sistem TNM )

TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size  , "N"

yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau

penyebaran jauh. Sistem TNM didasarkan pada ukuran tumor primer [T1-4]

dan adanya keterlibatan nodus limfe [N1-3] ada atau tidaknya metastesis jauh

[M0-1]

Page 11: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

1. T (tumor size), ukuran tumor:

T 0: tidak ditemukan tumor primer

T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm

T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau

dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau

bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar

tumor utama.

2. N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):

N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla

N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau

pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum.

3. M (metastasis), penyebaran jauh:

M x: metastasis jauh belum dapat dinilai

M 0: tidak terdapat metastasis jauh

M 1: terdapat metastasis jauh

Tabel Stadium Kanker Payudara Klasifikasi Sistem TNM

Stadium T0-

4

N0-

3

M0-

1

Stadium T0-

4

N0-

3

M0-

1

0 0 0 0 IIIA 1 2 0

I 1 0 0 2 2 0

IIA 0 1 0 3 1 0

1 1 0 IIIB 4 0 0

2 0 0 4 1 0

IIB 2 1 0 4 2 0

3 0 0 IIIC 0-4 3 0

IIIA 0 2 0 IV 0-4 0-3 1

Page 12: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

D. Faktor Risiko

1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Diubah

a. Umur

Semakin bertambahnya umur meningkatkan risiko kanker

payudara. Wanita paling sering terserang kanker payudara adalah usia

di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah 40 tahun juga dapat

terserang kanker payudara, namun risikonya lebih rendah

dibandingkan wanita di atas 40 tahun. Penelitian Azamris tahun 2006

di RS M. Djamil Padang dengan desain case control menunjukkan

bahwa diperkirakan risiko kelompok usia ≥ 50 tahun terkena kanker

payudara 1,35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita

usia < 50 tahun (OR=1,35).

b. Menarche Usia Dini

Risiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang

mengalami menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun. Umur

menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan

hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh

terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara.

Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan

desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi

wanita yang menarche pada umur ≤12 tahun terkena kanker payudara

3,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang

menarche pada umur >12 tahun (OR=3,6).

c. Menopause Usia Lanjut

Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk

mengalami kanker payudara. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi

pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya

tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. Penelitian

Azamris tahun 2006 di RS M. Djamil Padang dengan desain case

control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko wanita yang

Page 13: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

menopause setelah usia 55 tahun terkena kanker payudara 1,86 kali

lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang menopause

sebelum usia 55tahun (OR=1,86).

d. Riwayat Keluarga

Terdapat peningkatan risiko menderita kanker payudara pada

wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi

genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen

tertentu. Apabila terdapat BRCA 1 (Breast Cancer 1) dan BRCA 2

(Breast Cancer 2), yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker

payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada

umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. 10% kanker

payudara bersifat familial.

Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang

dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko

bagi wanita yang memiliki anggota keluarga penderita kanker

payudara terkena kanker payudara 3,94 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan wanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker

payudara (OR=3,94).

e. Riwayat Penyakit Payudara Jinak

Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara

memiliki peningkatan risiko untuk mengalami kanker payudara.

Menurut penelitian Brinton (2008) di Amerika Serikat dengan desain

cohort, wanita yang mempunyai tumor payudara (adenosis,

fibroadenoma, dan fibrosis) mempunyai risiko 2,0 kali lebih tinggi

untuk mengalami kanker payudara (RR=2,0). Wanita dengan

hiperplasia tipikal mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar untuk terkena

kanker payudara (RR=4,0). Wanita dengan hyperplasia atipikal

mempunyai risiko 5,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara

(RR=5,0).

Page 14: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

2. Risiko Yang Dapat Diubah/Dicegah

a. Riwayat Kehamilan

Usia maternal lanjut saat melahirkan anak pertama

meningkatkan risiko mengalami kanker payudara. Menurut penelitian

Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, wanita yang

kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai risiko 3,6 kali lebih

besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun

untuk terkena kanker payudara (RR=3,6). Wanita yang nullipara atau

belum pernah melahirkan mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar

dibandingkan wanita yang multipara atau sudah lebih dari sekali

melahirkan untuk terkena kanker payudara (RR=4,0).

b. Obesitas dan Konsumsi Lemak Tinggi

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dengan

kanker payudara pada wanita pasca menopause. Konsumsi lemak

diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.

Penelitian Norsaadah tahun 2005 di Malaysia dengan desain

case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang

memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 untuk terkena kanker

payudara 2,1 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang

memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) < 25 (OR=2,1).

Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan

desain cohort, laki-laki yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥

25 mempunyai risiko 1,79 kali lebih besar dibandingkan pria yang

memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) < 25 untuk terkena kanker

payudara (RR=1,79).

c. Penggunaan Hormon dan Kontrasepsi Oral

Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker

payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi

untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan

progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi

Page 15: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

berlebih pada kelenjar payudara. Wanita yang menggunakan

kontrasepsi oral untuk waktu yang lama mempunyai risiko untuk

mengalami kanker payudara sebelum menopause.

Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang

dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko

bagi wanita yang menggunakan kontrasepsi oral > 10 tahun untuk

terkena kanker payudara 3,10 kali lebih tinggi dibandingkan wanita

yang menggunakan kontrasepsi oral ≤ 10 tahun (OR=3,10).

d. Konsumsi Rokok

Wanita yang merokok meningkatkan risiko untuk mengalami

kanker payudara daripada wanita yang tidak merokok. Penelitian

Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case

control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang

merokok untuk terkena kanker payudara 2,36 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok (OR=2,36).

Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan

desain cohort, laki-laki yang merokok mempunyai risiko 1,26 kali

lebih besar dibandingkan laki-laki yang tidak merokok untuk terkena

kanker payudara (RR=1,26).

e. Riwayat Keterpaparan Radiasi

Radiasi diduga meningkatkan risiko kejadian kanker payudara.

Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum

usia 30 tahun meningkatkan risiko kanker payudara.

Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang

dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko

bagi wanita yang terpapar radiasi lebih dari 1 jam sehari untuk terkena

kanker payudara 3,12 kali lebih tinggi (OR=3,12).

E. Tanda dan Gejala

Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi

karena awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan

Page 16: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

mudah. Gejala umumnya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang

agak lanjut, karena pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.

Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak mengganggu aktivitas.

Gejala-gejala kanker payudara yang tidak disadari dan tidak dirasakan

pada stadium dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi

kanker stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan

semakin kecil peluang untuk disembuhkan. Bila kanker payudara dapat

diketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan. Tanda

yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di

payudara yang tidak terasa nyeri.

Gejala yang timbul saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin

banyak, seperti:

a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin

lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.

b. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri)

saat payudara ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.

c. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi

pembengkakan.

d. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil

dibawah ketiak.

e. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam

dan yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.

f. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang

sedang tidak hamil.

g. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau

sudah diobati. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah

diobati seperti pada gambar di bawah ini :

Page 17: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

h. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange) akibat dari

neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan pitting

kulit.

Page 18: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

BAB III

PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA

A. Diagnosis

Terdiri dari diagnosis klinis, pemeriksaan penunjang dan diagnosis pasti.

1. Diagnosis Klinis

Diagnosis klinis di dasarkan atas:

a. Wawancara dengan pengajuan pertanyaan umum dan terarah

sehubungan dengan kanker payudara.

b. Pemeriksaan klinis payudara untuk mencari benjolan atau kelainan

lainnya. Pemerikasaan payudara dilakukan saat ± 1 minggu dari hari

terakhir menstruasi. Penderita diperiksa dengan badan bagian atas

terbuka dan posisi badan tegak.

c. Inspeksi untuk melihat simetri payudara kanan dan kiri, kelainan

papila, letak dan bentuk, retraksi puting susu, kelainan kulit, tanda

radang, dan ulserasi. Dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat

ke atas untuk melihat ada tidaknya bayangan tumor di bawah kulit

yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal.

d. Palpasi dan pemeriksaan kelenjar getah bening regional atau aksila.

2. Pemeriksaan Penunjang

Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk menuju diagnosis

pasti suatu kanker payudara, yaitu:

a. Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.

b. Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x yang

diradiasikan pada payudara. Kelebihan mammografi adalah

kemampuannya mendeteksi tumor yang belum teraba (radius 0,5 cm)

sekalipun masih dalam stadium dini. Waktu yang tepat untuk

melakukan mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke

1-14 dari siklus haid. Pada perempuan usia nonproduktif dianjurkan

Page 19: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar

antara 83%-95%.

c. Ultrasonografi, metode ini dapat membedakan lesi/tumor yang solid

dan kistik, dan hanya dapat membuat diagnosis dugaan berdasarkan

pemantulan gelombang suara.

d. Scintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan

menggunakan radioisotop.

e. Dalam protokol penanganan kanker payudara, pemeriksaan yang

dianjurkan adalah mammografi dan ultrasonografi. Pemeriksaan

gabungan ultrasonografi dan mammografi memberikan angka

ketepatan diagnostik yang lebih tinggi.

3. Diagnosis Pasti

Diagnosis pasti hanya ditegakan dengan pemeriksaan

histopatologis. Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan berbagai cara,

yaitu:

a. Biopsi aspirasi (fine needle biopsy)

b. Needle core biopsy dengan jarum Silverman

c. Excisional biopsy dan pemeriksaan potong beku waktu operasi.

Terjadi peningkatan tumor marker yaitu antigen kanker (CA 27.29)

atau antigen karsinoembriogenik (Carcinoembryogenic antigen). Terjadi

peningkatan alkaline phospatase pada fase metastasis.

B. PENANGANAN KANKER PAYUDARA NON-FARMAKOLOGI

Penanganan kanker payudara secara non-farmakologi secara umum dibagi 3:

1. Perubahan pola hidup (mengurangi konsumsi alkohol, berhenti merokok,

olahraga secara teratut)

2. Lumpectomy, apabila daerah atau jaringan yang terkena kanker

kecil/sedikit. Lumpectomy biasanya diikuti dengan terapi radiasi. Terapi

radiasi dapat dilakukan ke seluruh area payudara atau hanya pada bagian

tertentu payudara. Terapi radiasi biasanya dilakukan selama 7 hari.

Kombinasi lumpectomy-radiasi disebut breast-conserving therapy.

Page 20: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

3. Mastectomy, apabila daerah atau jaringan yang terkena kanker besar atau

banyak dan tersebar di seluruh payudara. Pada mastectomy tidak diperlukan

terapi radiasi. Terapi radiasi baru diperlukan apabila terdeteksi adanya sel

kanker yang tidak ikut terangkat pada jaringan yang dekat atau bersebelahan

dengan jaringan payudara yang diangkat.

C. PENANGANAN KANKER PAYUDARA SECARA FARMAKOLOGI

1. Operasi

Terapi kanker payudara banyak menggunakan operasi, hampir 92% dari

total terapi yang digunakan. Terapi menggunakan operasi dapat

dikombinasikan dengan terapi lain, seperti terapi radiasi, terapi hormon,

khemoterapi. 

Terapi operasi merupakan penatalaksanaan lokal pada kanker payudara.

Operasi yang akan digunakan tergantung pada stadium kanker, ukuran

tumor, ukuran payudara, dan keterlibatan nodus limfe.

Operasi ini meliputi :

1. Sentinel Lymph Node Biopsy (SLNB)

2. Axillary Lymph Node Dissection (ALND) 

3. Lumpectomy

4. Mastectomy 

• Segmental / Partial Mastectomy

• Simple / Total Mastectomy 

• Modified Radical Mastectomy

• Radical Mastectomy

1) Sentinel Lymph Node Biopsy (SLNB) 

Nodus sentinel yaitu nodus limfe yang pertama kali berisi sel kanker jika sel

kanker tersebut mulai menyebar. Pada biopsi nodus limfe sentinel, dokter

bedah mencari dan mengambil nodus sentinel. Yaitu dengan cara

menyuntikkan bahan radioaktif (biasanya berwarna biru) ke lokasi sekitar

tumor. Pembuluh limfatik akan membawa senyawa radioaktif ini ke dalam

Page 21: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

nodus sentinel setelah beberapa jam dan akan memberikan "lymph node

map.". Dokter menggunakan alat pendeteksi radioaktif yang ada dalam nodus.

Kemudian dilakukan incisi di kulit yang menutup area tersebut dan

mengambil 2-3 nodus yang berwarna biru. Nodus ini kemudian diperiksa.

Jika ditemuakan kanker pada nodus limfe sentinel maka dokter bedah akan

melakukan axillary lymph node dissection untuk melihat nodus limfe lainnya

yang telah terjangkit kanker. Dissection ini dapat dilakukan pada waktu yang

sama atau beberapa hari setelah dilakukan biopsi nodus sentinel. 

Jika nodus sentinel bebas kanker, maka dapat dipastikan 95% kanker tidak

menyebar ke nodus limfe lainnya.  Biopsi nodus sentinel tidak selalu bisa

diterapkan. Biopsi ini dapat dilakukan jika tumor lebih kecil dari 5 cm, tidak

sedang mendapat kemoterapi atau terapi hormon dan nodus limfe tidak teraba

membesar. 

2) Axillary Lymph Node Dissection (ALND) 

Yaitu mengambil nodus limfe aksilari untuk mengetahui apakah breast cancer

telah menyebar ke nodus limfe aksilari, beberapa nodus limfe ini diambil dan

dilihat di bawah mikroskop. Hal ini merupakan bagian penting dalam

penentuan stadium, penentuan terapi dan hasil. Jika nodus limfe telah

terjangkit kanker maka kemungkinan besar kanker tersebut telah menyebar ke

bagian tubuh lain melalui aliran darah.  Axillary lymph node dissection

merupakan bagian dari prosedur radikal atau modified radical mastectomy 

Efek samping yang mungkin terjadi :lymphedema (pembengkakan limfe).

Yaitu kondisi pembengkakan limfe karena penutupan pembuluh limfe.

Pembuluh limfe menjadi tertutup setelah nodus limfe diambil saat operasi

sedangkan cairan secara normal kembali ke aliran darah melalui sistem

limfatik. Hal ini menyebabkan lengan membengkak dan terkadang terjadi juga

pembengkakkan payudara. 25% wanita yang menjalani axillary limph node

dissection dapat terjadi lymphedema. Tetapi dengan biopsi nodus life sentinel

hanya 5% wanita mengalami lymphedema.

Page 22: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

3) Lumpectomy 

Yaitu pengambilan tumor primer dan jaringan payudara normal yang

berbatasan dengan tumor. Jika dokter menemukan adanya kanker pada batas

luar jaringan normal payudara yang telah diambil saat lumpectomy maka

dokter bedah harus mengambil jaringan payudara normal yang mengelilingi

jaringan normal yang telah diambil tersebut. Operasi ini disebut re-ekscisi.

Jika tumor tidak mudah teraba, maka teknik operasi yang digunakan yaitu

‘lokalisasi benang’ untuk mengetahui secara pasti lokasi tumor dengan

bantuan mammografi atau sinar X atau ultrasound.  Radioterapi biasanya

diberikan setelah lumpectomy. Jika sedang menjalani kemoterapi adjuvant

maka radiasi ini ditunda sampai kemoterapi selesai. 

Kelebihan Lumpectomy yaitu payudara dapat dipertahankan, sedangkan

kekurangannya yaitu kemungkinan besar dilanjutkan dengan terapi radiasi.

Sedangkan Mastectomy mempunyai kelebihan kemungkinan kecil dilakukan

terapi radiasi, tetapi kekurangannya yaitu kehilangan payudara (kecuali partial

mastectomy). Beberapa wanita tidak diperbolehkan memilih lumpectomy

karena kondisi berikut:

Pernah menjalani terapi radiasi payudara

Mempunyai 2 atau lebih lokasi kanker pada payudara yg sama. Pernah

menjalani initial lumpectomy dengan re-ekscisi belum sempurna

menghilangkan kanker

Mempunyai penyakit yang sensitif terhadap terapi radiasi, contoh

skleroderma, lupus sistemik, dermatitis

Wanita hamil karena terapi radiasi beresiko terhadap janinMempunyai

kanker > 5 cm (2 inches) Mempunyai kanker yang relatif besar bila

dibandingkan ukuran payudara

Mempunyai risiko tinggi timbul kanker lagi. Operasi ini ditujukan untuk

kanker payudara stadium I dan II. Pada beberapa kasus, stadium lanjut

juga bisa memilih lumpectomy tetapi harus dilakukan kemoterapi sebelum

operasi untuk mengurangi ukuran tumor dan mencegah kesepatan kanker

bermetastase. Angka survival operasi ini sama dengan mastectomy.

Page 23: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

4) Partial (segmental) Mastectomy 

Yaitu pengangkatan tumor primer, jaringan payudara normal yang

berbatasan dengan tumor, dan sebagian nodus limfe aksilari. Operasi ini

mengambil jaringan payudara lebih banyak dibandingkan lumpectomy,

yaitu sekitar seperempat payudara. Terapi radiasi biasanya diberikan

setelah operasi, tetapi radiasi ini ditunda jika pasien diberi kemoterapi.

Efek samping dari operasi ini antara lain nyeri, pembengkakan sementara,

kasar pada tempat bekas jaringan yang diambil saat operasi, perubahan

bentuk payudara. Operasi ini ditujukan untuk kanker payudara stadium I

dan II.  Terapi radiasi pasca lumpectomy maupun partial mastectomy pada

beberapa wanita boleh tidak digunakan jika :

1. Usia > 70 tahun

2. Tumor < 2 cm dan telah dihilangkan sempurna

3. Tumor mempunyai hormone receptor-positive, mendapat terapi

hormon

4. Kanker tidak menyebar ke nodus limfe

5) Simple / Total Mastectomy

Yaitu pengangkatan payudara (termasuk kompleks nipple-aerola) , tanpa

pengangkatan otot di bawah payudara maupun nodus limfe aksilari. Tetapi

terkadang juga dilakukan pengambilan beberapa nodus limfe aksilari.

Operasi pembentukkan payudara setelah total mastectomy jauh lebih

mudah dibandingkan modified radical dan radical mastectomy. Pasca

operasi ini jarang menimbulkan pembengkakkan.

6) Modified Radical Mastectomy

Yaitu pengangkatan payudara (termasuk kompleks nipple-aerola) dan

nodus limfe aksilari level I dan II. Angka survival setelah operasi ini sama

dengan angka survival setelah radical mastectomy. Dokter bedah dapat

mengambil kanker lokal tanpa menghilangkan otot. Komplikasi lebih kecil

dibandingkan radical mastectomy. Untuk tumor yang lebih kecil, dapat

dipilih a skin-sparing mastectomy, di mana hampir semua kulit payudara

diambil kecuali puting susu dan aerola.

Page 24: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

7) Radical Mastectomy 

Yaitu Pengangkatan payudara (termasuk kompleks nipple-aerola), otot

pektoralis mayor dan minor, nodus limfe aksilari level I, II, III.Operasi ini

pernah menjadi operasi yang sering digunakan karena anggapan bahwa

mengambil otot di bawah payudara dapat mencegah metastasis kanker.

Setelah diteliti ternyata radical mastectomy tidak meningkatkan prognosis

dan tidak perlu dilakukan operasi ini jika kanker ditemukan lebih dini

(early stage). Juga karena efek samping yang ditimbulkan dan bisa

memilih modified radical mastectomy yang sama efektifnya dengan

radical mastectomy, sehingga radical mastectomy saat ini jarang

digunakan  Efek samping yang bisa terjadi antara lain :

Terkadang lengan tidak dapat digerakkan 

Bekas operasi meninggalkan jurang pada dada (bekas operasi),

sehingga sulit dilakukan operasi pembentukan payudara.

infeksi pada luka

Hematoma (pendarahan pada pada lokasi yang dioperasi)

Seroma (lokasi yang dioperasi mengeluarkan cairan bening)

lymphedema 

8) Operasi Pembentukan Payudara (Breast Reconstruction)

Beberapa wanita melakukan operasi pembentukan payudara setelah

mastectomy. Operasi ini dilakukan setelah mastectomy . Operasi ini tidak

mengembalikan payudara yang telah diambil tetapi hanya memberi bentuk

seperti payudara menggunakan implan atau jaringan yang diambil dari

perut, punggung atau bokong. Implan dapat berupa kantong silikon yang

berisi air garam atau gel silikon. Operasi pembentukkan payudara dapat

dilakukan sesaat setelah mastectomy juga bisa beberapa hari setelah

mastectomy

Page 25: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi disebut juga radioterapi merupakan salah satu cara

penanganan kanker payudara yang memiliki ketepatan target dan

keefektifan yang tinggi dalam menghancurkan sel kanker yang tidak

terangkat setelah operasi. Radiasi dapat mengurangi risiko timbulnya

kanker kembali hingga 50–66 %. Terapi radiasi ini relatif mudah untuk

ditoleransi oleh tubuh dan kemungkinan munculnya efek samping terbatas

pada daerah yang terkena radiasi saja. Sinar radiasi yang berenergi tinggi

diarahkan ke daerah payudara yang terkena kanker. Radiasi ini

kemungkinan dapat ikut merusak sel atau jaringan yang terlewati oleh

sinar. Meskipun demikian, efek radiasi terhadap sel kanker lebih buruk

daripada sel normal karena sel kanker lebih sensitif terhadap radiasi

daripada sel normal. Pertahanan sel kanker lemah karena aktivitas sel

kanker difokuskan pada pertumbuhan dan pembuatan sel kanker baru.

Selain itu pengaturan di dalam sel kanker tidak sebaik sel normal sehingga

lebih sulit bagi sel kanker untuk memperbaiki kerusakan sel yang timbul

akibat radiasi. Dengan demikian sel kanker mudah hancur sementara sel

normal yang sehat dapat memperbaiki kerusakan akibat radiasi dan tetap

bertahan. Ada dua cara terapi radiasi, yaitu radiasi eksternal dan internal. 

a. Radiasi Eksternal

Pada teknik radiasi eksternal, sebuah mesin yang disebut Linear

Accelerator menghantarkan radiasi berenergi tinggi ke daerah target.

Mesin tersebut menghasilkan radiasi berenergi tinggi dengan

menggunakan energi listrik untuk membentuk aliran partikel subatom

dengan kecepatan tinggi. Radiasi ini diberikan pada pasien sehari sekali

selama 5 – 7 minggu, tergantung kondisi pasien. 

b. Radiasi Internal

Beberapa tipe radiasi dilakukan dari dalam tubuh pasien, seperti radiasi

internal, brachytherapy, low- or high-dose rate radiation, intracavitary

radiation, dan intraoperative radiation. Dalam penanganan kanker

menggunakan radiasi internal ini digunakan senyawa radioaktif yang

Page 26: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

disebut “seeds”. Senyawa radioaktif ini dapat diberikan melalui dua

cara yaitu LDR (Low-dose rate) brachytherapy dimana jangka waktu

pemaparan panjang (seharian) dan HDR (High-dose rate) brachytherapy

dengan jangka waktu pemaparan sekitar 5-10 menit. Pada teknik

brachytherapy, senyawa radioaktif ditempatkan pada sebuah tube kecil

yang disebut kateter atau pada alat semacam balon khusus yang disebut

mammosite, kemudian ditanam pada daerah payudara yang terkena

kanker. Pada teknik intraoperative radiation, tube yang berisi senyawa

radioaktif ditanam pada saat operasi. Jadi setelah sel atau jaringan

kanker diangkat, tube atau balon yang berisis senyawa radioaktif segera

ditanam. Sedangkan pada teknik intracavitary radiation, tube atau balon

yang berisi senyawa radioaktif ditanam beberapa minggu setelah

operasi selesai, biasanya setelah 4 minggu setelah operasi. Pada teknik

ini, bagian payudara tempat ditanamnya tube atau balon tersebut harus

mengandung fluid-filled cavity (seroma) tempat sel kanker dulunya

berada.

Efek Samping Radiasi

Setiap perawatan pasti akan menghasilkan keuntungan maupun efek

samping. Respon setiap orang akan berbeda pada setiap jenis perawatan,

sehingga sulit untuk memperkirakan apa yang mungkin atau tidak mungkin

timbul setelah perawatan. Yang perlu diperhatikan yaitu bahwa radiasi yang

digunakan dalam perawatan kanker payudara memiliki fokus dan kontrol yang

tinggi serta relatif aman. Efek samping yang biasa terjadi, yaitu kulit

kemerahan, iritasi pada kulit, ketidaknyamanan, rasa lelah, dan sebagainya.

Pada umumnya efek samping tersebut akan hilang setelah 2-4 minggu

pascaradiasi. 

Page 27: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

3. Kemoterapi pada Kanker Payudar

Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan

yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel

kanker. Manfaat kemoterapi, diantaranya adalah:

i. Pengobatan

Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu

jenis kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.

ii. Kontrol

Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan

kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.

iii. Mengurangi gejala

Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterapi

yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada

pasien, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih

baik serta memperkecil ukuran kenker pada daerah yang diserang.

Kemoterapi dapat diberikan dengan cara infus, suntikan langsung

(otot, bawah kulit, rongga tubuh) dan cara diminum (tablet/kapsul).

Kemoterapi dapat diberikan di rumah sakit atau klinik. Terkadang

perlu menginap, tergantung jenis obat yang digunakan. Jenis dan

jangka waktu kemoterapi tergantung pada jenis kanker dan obat yang

digunakan.

Efek samping kemoterapi yang biasa dirasakan diantaranya :

a) Lemas

Merupakan efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat

mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat,

kadang berlangsung hingga akhir pengobatan.

b) Mual dan Muntah

Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah.

Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan

muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan

Page 28: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

sebelum/selama/sesudah pengobatan kemoterapi. Mual muntah dapat

berlangsung singkat ataupun lama.

c) Gangguan pencernaan

Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang

menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit

kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah

dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang.

Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila

memungkinkan

d) Sariawan

Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa

tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam

kemoterapi 

e) Rambut Rontok

Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga

minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut

patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu

terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.

f) Otot dan Saraf

Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada

jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa

terjadi sakit pada otot.

g) Efek Pada Darah

Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum

tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel

darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih

(leukosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes

darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk

memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. 

Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:

Mudah terkena infeksi

Page 29: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leukosit turun, karena

leukosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan

terhadap infeksi. 

Perdarahan

Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.

Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit

berhenti, lebam, bercak merah di kulit.

Anemia 

Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai

oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel

darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah,

mudah lelah dan tampak pucat.

h) Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna

Lebih sensitiv terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan

terdapat garis putih melintang.

4. Imunoterapi

Terapi antibodi menggunakan antibody untuk menarget tumor yang

memiliki protein Human epidermal growth factor (HER-2) yang terlalu

banyak. Protein ini terdapat pada permukaan sel kanker dan dapat

menginisiasi pertumbuhan dan peyebaran sel – sel kanker. Proses

pegikatany ang terjadi pada terapi ini antara protein HER-2 dan antibodi

(contohnya Herceptin) mencegah pertumbuhan sel dan pembelahan atau

langsung dapat membunuh sel.

D. Upaya Untuk Mencegah Dan Mengurangi Risiko Kanker Payudara

Pencegahan merupakan suatu usaha mencegah timbulnya kanker

payudara atau mencegah kerusakan lebih lanjut yang diakibatkan kanker

payudara.Usaha pencegahan dengan menghilangkan dan melindungi tubuh

dari karsinogen dan mengelola kanker dengan baik. Usaha pencegahan kanker

Page 30: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

payudara dapat berupa pencegahan primordial, pencegahan primer,

pencegahan sekunder, dan pencegahan tertier.

1. Pencegahan Primordial

Pencegahan sangat dini atau sangat dasar ini ditujukan kepada

orang sehat yang belum memiliki faktor risiko dengan memberikan

kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak berkembang

yaitu dengan membiasakan pola hidup sehat sejak dini dan menjauhi

faktor risiko changeable (dapat diubah) kejadian kanker payudara.

Pencegahan primordial yang dapat dilakukan antara lain:

a. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang banyak mengandung serat

dan vitamin C, mineral, klorofil yang bersifat antikarsinogenik dan

radioprotektif, serta antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas,

berbagai zat kimia dan logam berat serta melindungi tubuh dari bahaya

radiasi.

b. Perbanyak konsumsi kedelai serta olahannya yang mengandung

fitoestrogen yang dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.

c. Hindari makanan yang berkadar lemak tinggi karena dapat

meningkatkan berat badan menyebabkan kegemukan atau obesitas

yang merupakan faktor risiko kanker payudara.

d. Pengontrolan berat badan dengan berolah raga dan diet seimbang dapat

mengurangi risiko terkena kanker payudara.

e. Hindari alkohol, rokok, dan stress.

f. Hindari keterpaparan radiasi yang berlebihan. Wanita dan pria yang

bekerja di bagian radiasi menggunakan alat pelindung diri.

2. Pencegahaan Primer

Pencegahan primer adalah usaha mencegah timbulnya kanker pada

orang sehat yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara.

Pencegahan primer dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko

untuk terkena kanker payudara. Beberapa usaha yang dapat dilakukan

antara lain:

a. Penggunaan Obat-obatan Hormonal

Page 31: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

1. Penggunaan obat-obatan hormonal harus sesuai dengan saran dokter

2. Wanita yang mempunyai riwayat keluarga menderita kanker

payudara atau yang berhubungan, sebaiknya tidak menggunakan

alat kontrasepsi yang mengandung hormon seperti pil, suntikan, dan

susuk KB.

b. Pemberian ASI

Memberikan ASI pada anak setelah melahirkan selama mungkin

dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara. Hal ini di sebabkan

selama proses menyusui, tubuh akan memproduksi hormon oksitosin

yang dapat mengurangi produksi hormon estrogen. Hormon estrogen

memegang peranan penting dalam perkembangan sel kanker payudara.

c. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

Semua wanita di atas umur 20 tahun sebaiknya melakukan

SADARI setiap bulan untuk menemukan ada tidaknya benjolan pada

payudara. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu 5-7 hari setelah

menstruasi terakhir ketika payudara sudah tidak membengkak dan

sudah menjadi lembut. Langkah-langkah SADARI dapat dilakukan

seperti pada gambar di bawah ini:

Langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

Page 32: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's
Page 33: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's
Page 34: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

d. Pemeriksaan Mammografi

Pemeriksaan melalui mammografi memiliki akurasi tinggi yaitu

sekitar 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan

terus-menerus pada ammografi pada wanita yang sehat merupakan

salah satu factor risiko terjadinya kanker payudara. Karena hal tersebut,

menurut American Cancer Society mammografi dilaksanakan dengan

beberapa pertimbangan antara lain:

1. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali

mammografi.

2. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi dilakukan 1-2

tahun sekali.

3. Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan

setiap tahun dan pemeriksaan rutin.

3. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan diagnosis dini

terhadap penderita kanker payudara dan biasanya diarahkan pada individu

yang telah positif menderita kanker payudara agar dapat dilakukan

pengobatan dan penanganan yang tepat. Penanganan yang tepat pada

penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat

mengurangi kecatatan, mencegah komplikasi penyakit, dan

memperpanjang harapan hidup penderita Pencegahan sekunder dapat

dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

a. Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan klinis di mulai dengan mewawancarai penderita

kanker payudara, pemeriksaan klinis payudara, untuk mencari benjolan

atau kelainan lainnya, infeksi payudara, palpasi, dan pemeriksaan

kelenjar getah bening regional atau aksila. Dilanjutkan dengan

pemeriksaan penunjang dilakukan dengan menggunakan alat-alat

tertentu antara lain dengan termografi, ultrasonografi,

scintimammografi, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologis

untuk mendiagnosis secara pasti penderita kanker payudara.

Page 35: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

b. Penatalaksanaan Medis yang Tepat

Semakin dini kanker payudara ditemukan maka penyembuhan

akan semakin mudah. Penatalaksanaan medis tergantung dari stadium

kanker didiagnosis yaitu dapat berupa operasi/pembedahan,

radioterapi, kemoterapi, dan terapi homonal.

4. Pencegahan Tertier

Pencegahan tertier dapat dilakukan dengan perawatan paliatif

dengan tujuan mempertahankan kualitas hidup penderita dan

memperlambat progresifitas penyakit dan mengurangi rasa nyeri dan

keluhan lain serta perbaikan di bidang psikologis, sosial, dan spritual.

Untuk mengurangi ketidakmampuan dapat dikakukan rehabilitasi

supaya penderita dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya

rehabilitasi dilakukan baik secara fisik, mental, maupun sosial, seperti

menghilangkan rasa nyeri, harus mendapatkan asupan gizi yang baik,

dukungan moral dari orang-orang terdekat terhadap penderita pasca

operasi.

E. Tata Laksana Terapi

a. Pengobatan lokal

Operasi dan radiasi Di payudara

Standar pengobatan pertama

b. Pengobatan sistemik

Monoterapi maupun kombinasi Untuk meningkatkan efektivitas terapi

Pengobatan dibedakan atas stadium : I, II, III, IV.

a. Early Breast Cancer (Stadium I dan II)

Local-regional therapy (Radiasi, Pembedahan, mastektomi atau

kombinasi)

Systemic adjuvant therapy

Adjuvant Chemoterapy

Adjuvant Endocrine Therapy

Page 36: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's
Page 37: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's
Page 38: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

b. Locally Advanced Breast Cancer (Stage III)

Local- regional terapi dengan pembedahan, radiasi ataupun kombinasi

keduanya tidak menyembuhkan kanker payudara berat.

Primary, neoadjuvant kemoterapi merupakan treatment pilihan,

keuntungannya termasuk mengatasi tumor yang tidak dapat dibedah

dan menghemat biaya untuk melakukan pembedahan.

Cara kombinasi digunakan seperti pada kemoterapi primer serta pada

terapi adjuvant yang umumnya menggunakan anthracycline dan

taxane.

c. Metastatic Breast Cance (Stage IV)

Pilihan terapi pada tahap metastasis adalah didasarkan pada tempat

terjadinya sakit serta adanya karakteristik khusus seperti yang telah

diuraikan diatas yaitu terapi endokrin dan kemoterapi.

Paclitaxel Vinorelbine

175 mg/m2 IV over 3 h every 21

days

Vinorelbine 30 mg/m2 IV, days 1, 8 every 21

days

   Or    Or

80 mg/m2 IV over 1 h every 7 days Vinorelbine 25-30 mg/m

2 IV every 7 days

(adjust dose based on absolute neutrophil count;

see product infomation)

Docetaxel Gemcitabine

60-100 mg/m2 IV over 1 h every 21

days or

30-35 mg/m2 IV over 30 min every

7 days

Gemcitabine 600-1000 mg/m2 IV, days 1, 8, and

15, every 28 days (may need to hold day-15

dose based on blood counts based on blood

counts)

Capecitabine Liposomal doxorubicin

Page 39: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

2000-2500 mg/m2 PO divided twice

daily for 14 days, every 21 days

30-50 mg/m2 IV over 90 min every 21-28 days

Contoh Obat Yang Digunakan Pada Terapi Hormonal Untuk Kanker

Payudara Metastasis

Page 40: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

F. Studi Kasus

Seorang wanita berusia 62 tahun, pada payudara kirinya terdapat benjolan. Ini

dialaminya sejak 3 bulan lalu. Namun ia takut memeriksakannya ke dokter. Ia

seolah mengabaikan rasa sakit, keluarnya cairan dari puting payudara dan

turunnya berat badan yang ia alami. Terakhir kali ia melakukan mammogram

3 tahun yang lalu. Menstruasi terakhirnya saat ia berusia 50 tahun.

Berdasarkan eksaminasi payudara yang dilakukan, ada massa (benjolan) keras

sebesar 2 cm pada bagian atas payudara bagian terluar kuadran payudara kiri

dan sedikit benjolan kecil pada axilla kiri. Ia pun sering mengeluhkan rasa

nyeri pada persendian, sering muntah, nausea, sering haus dan polyuria. Pada

saat pasien akan memulai terapi, hasil pemeriksaan gula darah menunjukka

nilai 100 mg/dl, kadar kalsium 3,0 mmol/L. Setelah dilakukan pemeriksaan

lebih mendalam, ternyata wanita ini menderita kanker payudara stadium awal.

Oleh karena itu, ia terpaksa menjalani mastektomi. Pemeriksaan patologi

menunjukkan adanya reseptor positif estrogen dan progesterone. Terapi

dimulai dengan pemberian Tamoxifen 2x10 mg (oral) sehari selama 7 minggu

dan Disodium Pamidronate 60 mg IV (60 mg Disodium Pamidronate

dilarutkan dalam 500 mL sodium chloride 0.9%).

Kajian Terapi

Keluhan Pasien

Sering haus dan polyuria adalah merupakan gejala yang mengindikasikan

pasien mengalami Diabetes Mellitus. Dengan demikian pelu pemeriksaan

gula darah.

Sebelum terapi dimulai, dilakukan pemeriksaan darah kepada pasien,

kadar gula darah pasien 100 mg/dl (normal). Dengan demikian sering haus

dan polyuria ini bukan merupakan ciri Diabetes Mellitus (suspected).

Setelah dilakukan pemeriksaan kalsium serum, nilai kadar kalsium serum

yang diperoleh barulah jelas bahwa sering haus dan polyuria adalah akibat

hyperkalsemia (nilai perolehan, 3,0 mmol/L; nilai normal 1-1,3 mmol/L).

Ini diperkuat dengan keluhan pasien yang sering merasakan nyeri sendi,

nausea dan sering muntah.

Page 41: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Pemeriksaan lebih jauh menunjukkan bahwa pasien mengalami kanker

payudara stadium awal yang bersifat metastasis. Hiperkalsemia dapat

terjadi pula pada kanker payudara karena adanya kerja protein-

Parathormone like action.

Terapi Farmakologi (Pemilihan Obat)

Tamoxifen

Karena hasil pemeriksaan patologi sel kanker menunjukkan adanya

estrogen dan progesterone reseptor-positif, maka perlu adanya suatu

pemberian suatu agen antiestrogen (misal Tamoxifen)

Disodium Pamidronat

Pemberian Disodium Pamidronat (dalam larutan NaCl 0,9%) dimaksudkan

untuk memberikan rasa nyaman kepada pasien, dengan berkurangnya

kadar kalsium serum (hyperkalsemia memberikan efek samping nyeri pada

persendian, sering muntah, nausea, sering haus dan polyuria).

Disamping itu pula, pemberia Disodium Pamidronat dapat mengurangi

efek samping akibat pemberian Tamoxifen (Hyperkalsemia, nyeri

tulang/sendi, nausea dan muntah).

Infus Natrium Klorida 0,9% bermanfaat dalam penanganan dehidrasi dan

deplesi elektrolit (sebagai akibat hyperkalsemia). Upaya rehidrasi ini

sangat bermakna dalam mengurangi bahkan menormalisir konsentrasi

kalsium serum.

Page 42: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Algoritma

Page 43: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's
Page 44: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's
Page 45: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

BAB IV

INTERAKSI OBAT

4.1 Interaksi obat Doksorubisin

Obat Presipitan Obat objek keterangan

Siklosporin Doksorubisin Dapat menyebabkan peningkatan AUC doksorubisin dan doksorubisinol

Paklitaksel Doksorubisin Menyebabkan penurunan signifikan pada bersihan doksorubisin dengan episode neutropenik dan stomatitis yang lebih berat dari urutan kebalikannya

Fenobabrital Doksorubisin Fenobarbital menurunkan eliminasi doksorubisin

Progesteron Doksorubisin Peningkatan neutropenia dan trombositopenia yang diinduksi doksorubisin teramati

streptozosin Doksorubisin Streptozosin dapat menginhibisi metabolisme hepatik doksorubisin

Verapamil Doksorubisin Studi efek verapamil pada toksisitas akut doksorubisin dimencit mengungkapkan adanya konsentrasi puncak awal dari doksorubisin yang lebih tinggi dijantung dengan insidensi dan keparahan degeneratif jaringan kardiak yang lebih tinggi sehingga menyebabkan keselamatan yang lebih pendek

Page 46: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Doksorubisin Aktinomisin-D Pasien pediatreik yang menerima kombinasi ini mengalami manifestasi akut pneumonitis pada berbagai waktu setelah terapi radiasi lokal

Doksorubisin SiklopospamidMerkaptopurin

Perdarahan sistitis yang diinduksi siklopospamid menjadi lebih parah dan peningkatan 6-merkaptopurin pernah terjadi

Doksorubisin Digoksin Dapat menurunkan kadar serum

Doksorubisin Fenitoin Kadar fenitoin dapat menurun karena doksorubisin

4.2 Interaksi Obat Siklofosfamid

Obat Presipitan Obat objek keterangan

Allopurinol Siklofosfamid Efek mielosupresif siklofosfamid meningkat, mungkin meningkatkan resikoperdarahan atau infeksi

Kloramfenikol Siklofosfamid Waktu paruh siklofosfamid dapat meningkat dan konsentrasi metabolit dapat menurun

Fenobarbital Siklofosfamid Meningkatkan kecepatan metabolisme dan akltifitas leukpenik siklofosfamid

Diuretk tiazida Siklofosfamid Leukopenia yang diinduksi antineoplastik mungkin lebih lama

Siklofosfamid Antikoagulan Efek antikoagulan menurun

Siklofosfamid Digoksin Kadar serum digoksin mungkin menurun

4.3 Interaksi obat Paklitaksel

Page 47: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Obat Presipitan Obat objek keterangan

Sisplatin Paklitaksel Pada uji tahap I menggunakan dosis meningkat secara bertahap (110 hingga 200mg/m2) dan sisplatin (50 hingga 75 mg/m2 diberikan sebagai infus lanjutan , mielosupresi lebih besar ketika paklitaksel diberikan setelah sisplatin daripada taklitaksel sebelum sisplatin. Menunjukkan penurunan bersihan paklitaksel sebesar 33% ketika paklitaksel diberikan setelah sisplatin.Terjadi peningkatan insidensi glanulositopenia dengan vinerelbin yang dikombinasikan dengan sisplatin

SiklosporinDoksorubisinFelodipinKetokonazolValspodarTroleandromisin

Paklitaksel Metabolisme paklitaksel dapat menurun

DiazepamDoksorubisinFelodipin17@-etinillestradiolKetokonazolMidazolamAsam retinoat

Paklitaksel Metabolisme paklitaksel dapat menurun

Paklitaksel Diksorubisin Doksorubisin dan metabolit aktifnya doksorubisinol meningkat ketika diberikan bersama

FenobarbitalKarbamazepin

Paklitaksel Menginduksi metabolisme paklitaksel melalui isoenzim sitokrom P450

4.4 Interaksi obat Vinorelbin

Page 48: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Obat Presipitan Obat objek keterangan

Sisplatin Vinorelbin Terjadi peningkatan insidensi glanulositopenia dengan vinerelbin yang dikombinasikan dengan sisplatin

Mitomisin Vinorelbin Reaksi pulmonari akut pada vinorelbin dan anti kanker vinka alkaloid lainnya yang dikonjugasikan dengan mitomisin

Paklitaksel Vinorelbin Pantau tanda dan gejala neuropati untuk pasien yang menerima vinorelbin dan paklitaksel, baik diberikan secara bersamaan maupun berurutan

4.5 Interaksi obat Kapesitabin

Obat Presipitan Obat objek Keterangan

Kapesitabin Fenitoin Pemantauan kadar fenitoin secara hati-hati pada pasien yang menggunakan kapesitabin, interaksi mekanisme diperkirakan berupa inhibisi isoenzim CYP2C9

Kapesitabin Warfarin Perubahan parameter koagulasi atau perdarahan pada pasien yang menggunakan kapesitabin bersamaan dengan warfarin

Leukovorin Kapesitabin Konsentrasi 5-FU meningkat dan toksisitasnya meningkat karena leukovorin.

4.6 Interaksi Obat Aminoglutetimid

Obat Presipitan Obat objek keterangan

Aminoglutetimid Antikoagulan Efek antikoagulan dapat menurun

Aminoglutetimid Deksamethason Kemungkinan kehilangan supresiadrenal yang diinduksi deksamethason

Aminoglutetimid Digitoksin Bersihan digitoksin dapat meningkat

Aminoglutetimid Medroksiprogesteron Kadar serum medroksiprogesteron dapat menurun

Page 49: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Aminoglutetimid Teofilin Menurunkan kerja teofilin

4.7 Interaksi Obat Etinil Estradiol

Obat Presipitan Obat objek keterangan

Asetaminofen Kontraseptif Oral Kadar plasma etinil estradiol dapat meningkat, sedangkan konsentrasi plasma asetaminofen dapat menurun

Antibiotik Kontrasepsi oral Kadar plasma etinil estradiol dapat meningkat, sedangkan konsentrasi plasma antibiotik dapat menurun

Atorvastatin Kontrasepsi oral AUC etinil estradiol dapat meningkat sebanyak kira-kira 20%.

Asam askorbat Kontrasepsi oral Kadar plasma etinil estradiol dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 50: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

1. De Vita V.T. Jr : Principles of Cancer Management : Chemoterapy, in De Vita V.T.Jr. Hellman S, Rosenberg.S.A., : Cancer: Principles and Practice of Oncology,5 th edition.

2. Daly J.M, Bertagnolli , De Cosse JJ, Morton D.L : Oncology in Schwartz : Principles of Surgery.6 th Ed. Mc Graw-Hill,New York, 1999.

3. I Dewa G , Dasar - Dasar Kemoterapi, Onkologi Klinik,UPF Bedah FK UNAIR , RSUD Dr.Sutomo ,Surabaya.

4. Bowman, W. and Rand, M., 2000, Textbook of Pharmacology, Second Edition, Blackwell Scientific Publications, London.

5. Katzung, Bertram, 2007, Basic & Clinical Pharmacology (10th Edition).

6. Stringer, Janet, 2001, Basic Concept of Pharmacology, Second Edition, Singapore, McGraw-Hill Book Co.

7. Anonim, www.rumahkanker.com

8. Harkness, Richard, 1989, Interaksi Obat, dietrjemahkan oleh Goeswin Agoes dan Mathilda B. Widianto.- Bandung : Penerbit ITB.

9. Ikatan Apoteker Indonesia, 2011, ISO FARMAKOTERAPI 2, Jakarta

10. Stockley's, 2008, Drug Interactions, 8th Edition

MAKALAHKANKER PAYUDARA

Page 51: Makalah Kanker Payudara Inyo Key's

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah FARMAKOTERAPI-TERMINOLOGI MEDIK

Disusun Oleh :

MIA ASTARI (3351131096)INYO BONI SILUBUN (3351131132)

IRWAN PURWANA (3351131114)MUHAMMAD ARIF R (3351131144)

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANIFAKULTAS FARMASI JURUSAN PROFESI APOTEKER

CIMAHI2013