Author
agus-join
View
629
Download
78
Embed Size (px)
MAKALAH
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
ASKEP ADDISON
Dosen Pembimbing:
Ns. Elsa widya, S.kep
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1 Agus Saputra 2011 21 0572 Bayu Segara 2011 21 1093 Dahlia 2011 21 1074 Erika Anggraismi 2011 21 0075 Herlina 2011 21 0396 Rio Jonero 2011 21 0917 Tiara Edya Litasari 2011 21 0738 Putri Amalia 2011 21 0879 Sri Masrufah 2011 21 00910 Wafiq Hidayat 2011 21 055
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBISTIKBA2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Endokrin yang berjudul
” Askep Addison ” tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah
ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis
dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jambi, 18 Juni 2010
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II KONSEP DASAR TEORI
2.1 Pengertian....................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi....................................................................................... 3
2.3 Etiologi............................................................................................ 6
2.4 Patofisiologi.................................................................................... 7
2.5 Manifestasi klinis............................................................................ 10
2.6 Penatalaksanaan.............................................................................. 10
2.7 Komplikasi......................................................................................
2.8 Asuhan Keperawatan...................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipofungsi korteks adrenal dapat disebabkan karena kerusakan primer
pada kelenjar adrenal, atau sekunder akibat dari hipofungsi kelenjar hipofisis
anterior, sehingga produksi honnon hormon antara lain hormon
adrenokortikotropik menurun dan menyebabkan atropi dari korteks adrenal.
Penyakit Addison adalah hipofungsi kronik korteks adrenal primer akibat
dari kerusakan pada korteks adrenal. Penyakit ini pertama kali dilaporkan
oleh Thomas Addison pada tahun 1855 yang menulis mengenai keluhan,
gejala klinik serta kelainan dari kelenjar adrenal.
Kelenjar adrenal yang terletak di bagian atas ginjal dengan berat kurang-
lebih 5 gram terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian luar yang keras berwarna
kuning disebut korteks adrenal, serta bagian dalam yang lunak berwarna
coklat kemerahan disebut medulla.
Insidensi penyakit Addison jarang; di Amerika Serikat tercatat 0,4 per
100.000 populasi, sedang di rumah-sakit terdapat 1 dari 6.000 penderita
yang dirawat.
Dari Bagian Statistik Rumah Sakit Dr. Soetomo pada tahun 1983,
masing-masing didapatkan 1 penderita penyakit Addison. Frekuensi pada
laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut Thom, laki-laki 56% dan wanita
44% ; penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih
banyak terdapat pada umur 30 – 50 tahun.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat
rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Addison ?
2. Bagaimanakah patofisiologis (WOC) pada Addison ?
3. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Addison ?
1
1.3 Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
Sistem Endokrin yang berjudul ” Askep Addison ”. Tujuan khusus
penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan
pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca mengerti tentang
konsep addison serta proses keperawatan dan pengkajiannya.
2
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Penyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau hormon yang
terjadi pada semua kelompok umur dan menimpa pria – pria dan wanita –
wanita sama rata. Penyakit di karakteristikan oleh kehilangan berat badan,
kelemahan otot, kelelahan, tekanan darah rendah dan adakalanya
penggelapan kulit pada kedua – duanya yaitu bagian – bagian tubuh yang
terbuka dan tidak terbuka. (http:/www.total kesehatan nanda.com/Addison
4html)
Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon – hormon
korteks adrenal (soediman,1996)
Penyakit Addison adalah lesi kelenjar primer karena penyakit destruktif
atau atrofik, biasanya auto imun atau tuberkulosa (baroon, 1994)
Penyakit Addison adalah terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat
untuk memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon
korteks adrenal (keperawatan medical bedah, bruner, dan suddart edisi 8
hal 1325)
Penyakit Addison adalah kekurangan partikal ssekresi hormon korteks
adrenal. Keadaan seperti ini terlihat pada hipoado tironisme yang hanya
mengenal zona glomeruluna dan sakresi aldosteron pada sindrom
adrenogenetal dimana gangguan enzim menghambat sekresi steoid
(Patofisiologi Edisi 2 Hal 296).
Penyakit Addison adalah hipofungsi kronik korteks adrenal primer akibat
dari kerusakan pada korteks adrenal. (Cermin Dunia Kedokteran No. 39)
2.2 Etiologi
1) Proses autoimun
Penyakit Addison karena proses autoimun didapatkan pada 75% dari
penderita. Secara histologik tidak didapatkan 3 lapisan korteks adrenal,
3
tampak bercak-bercak fibrosis dan infiltrasi limfosit korteks adrenal .
Pada serum penderita didapatkan antibodi adrenal yang dapat diperiksa
dengan cara Coons test, ANA test, serta terdapat peningkatan
imunoglobulin G.
2) Tuberkulosis
Kerusakan kelenjar Adrenal akibat tuberkulosis didapatkan pada 21%
dari penderita . Tampak daerah nekrosis yang dikelilingi oleh jaringan
ikat dengan serbukan sel-sel limfosit, kadang kadang dapat dijumpai
tuberkel serta kalsifikasi Seringkali didapatkan proses tuberkulosis yang
aktif pada organ-organ lain, misalnya tuberkulosis paru, tuberkulosis
genito-urinari, tuberkulosis vertebrata (Pott s disease), hati, limpa serta
kelenjar limpa.
3) Infeksi lain
Penyebab kerusakan kelenjar adrenal karena infeksi yang lebih jarang
ialah karena : histoplasmosis, koksidioid omikosis, serta septikemi
karena kuman stafilokok atau meningokok yang sering menyebabkan
perdarahan dan nekrosis.
4) Bahan-bahan kimia
Obat-obatan yang dapat menyebabkan hipofungsi kelenjar adrenal
dengan menghalangi biosintesis yaitu metirapon; sedang yang
membloking enzim misalnya amfenon, amino- glutetimid dll.
5) Iskemia
Embolisasi dan trombosis dapat menyebabkan iskemia korteks
adrenal, walaupun hal ini jarang terjadi.
6) Infiltrasi
Hipofungsi korteks adrenal akibat infiltrasi misalnya metastasis
tumor, sarkoidosis, penyakit amiloid dan hemokromatosis
7) Perdarahan
Perdarahan korteks adrenal dapat terjadi pada penderita yang
mendapat pengobatan dengan antikoagulan, pasca operasi tumor adrenal.
4
8) Lain-lain
Akibat pengobatan radiasi, adrenalektomi bilateral dan kelainan
kongenital.
2.3 Patofisiologi
Pada hipofungsi kelenjar adrenal disebabakan karena autoimun,
dimana sebagian sel sel korteks adrenal dianggap mempunyai karakteristik
yang berbeda. Pada kondisi yang lama dapat mengakibatkan kerusakan sel
kelenjar adrenal, sehingga menimbulkan hipofungsi kelenjar adrenal yang
ditandai oleh adanya penurunan kadar mineralokortiokoid(aldosteron),
glukoortikoid(kortisol) dan androgen.
Pada hipofungsi yang disebabkan karena disfungsi
hipothalamikpituitari-adrenal menyebabkan penurunan produksi kortisol
dan penurunan kadar ACTH plasma. Hipopituitarisme menyebabkan
penurunan sekresi ACTH yang kemudian berpengaruh terhadap penurunan
sekresi kortisol dan androgen.
Kekurangan glukokortioid mengakibatkan penghambatan mobilisasi
dari protein jaringan dan penghambat kemampuan hati menyimpan
glikogen, hal ini mengakibatkan kelemahan otot dan hipoglikemia.
Penyembuhan luka menjadi lambat, menurunya tahanan vaskuler perifer
karena menurunya respon vaskuler dari katekolamin.
Keadaan akut insufisiensi adrenal atau Addiaonia crisis merupakan
keadaan kedaruratan, dengan faktor pemicu diantaranya kehamilan,
pembedahan, infeksi, dehidrasi, demam, anoreksia, dan emosi yang
meningkat. Manifestasi klinis pada krisis adrenal diantaranya ketidak
seimbangan elektrolit, depresi, atau perubahan mental, penurunan volume,
hipotensi, penurunan kesadaran dan syok.
5
2.4 Manifestasi Klinis
a. Hiperpigmentasi
Pigmentasi pada penyakit Addison disebabkan karena timbunan melanin
pada kulit dan mukosa. Pigmentasi juga dapat terjadi pada penderita yang
menggunakan kortikosteroid jangka panjang, karena timbul insufisiensi
adrenal dengan akibat meningkatnya hormon adrenokortikotropik. Hormon
adrenokortikotropik ini mempunyai MSH-like effect. Pada penyakit Addison
terdapat peningkatan kadar beta MSH dan hormon adrenokortikotropik.
Tidak didapatkan hubungan antara beratnya penyakit Addison dengan
luasnya pigmentasi.
Pigmentasi ini sifatnya difus, terutama pada kulit yang mendapat tekanan
(misalnya pinggang dan bahu), siku, jaringan parut, garis-garis telapak
tangan dan ketiak. Pada daerah perianal, perivulva, skrotum dan areola
mamma tampak lebih gelap. Pigmentasi pada mukosa sering tampak pada
mukosa mulut yaitu pada bibir, gusi, lidah, faring, konjungtiva, vagina dan
vulva.
b. Sistem Kardiovaskuler
1) Hipotensi
Hipotensi merupakan gejala dini dari penyakit Addison, di mana tekanan
darah sistolik biasanya antara 80--100 mmHg, sedang tekanan diastolik 50--
60 mmHg. Mekanisme penyebab terjadinya hipotensi ini diduga karena
menurunnya salt hormon yang mempunyai efek langsung pada tonus
arteriol serta akibat gangguan elektrolit. Reaksi tekanan darah terhadap
perubahan sikap adalah abnormal, pada perubahan posisi dari berbaring
menjadi posisi tegak maka tekanan darah akan menurun (postural hipotensi)
yang menimbulkan keluhan pusing, lemah, penglihatan kabur, berdebar-
debar.
Hipotensi ini juga terdapat pada penderita dengan atrofi korteks adrenal
dengan medula yang intak, sehingga diduga bahwa epinefrin bukan
penyebab dari hipotensi ini. Tekanan darah akan kembali normal setelah
pemberian garam dan desoksikortikosteron yang meningkatkan tonus
vasomotor.
6
2) Jantung
Ukuran jantung penderita Addison biasanya mengecil pada pemeriksaan
radiologi, hal ini mungkin karena penurunan volume darah sekunder akibat
kehilangan air. Bertambah besarnya ukuran jantung merupakan petunjuk
berhasilnya pengobatan. Perubahan elektrokardiografi biasanya tampak tapi
tak mempunyai nilai diagnostik, seringkali didapatkan voltase yang rendah,
PR dan QT interval memanjang, oleh karena kelainan degeneratif organik
pada otot jantung serta akibat gangguan elektrolit.
Gejala lain adalah kelemahan kontraksi otot jantung, nadi kecil dan
sinkop. Akibat hiperkalemia dapat terjadi aritmia yang dapat menyebabkan
kematian mendadak.
c. Kelemahan Badan
Kelemahan badan ini disebabkan karena gangguan keseimbangan air dan
elektrolit serta gangguan metabolisme karbohidrat dan protein sehingga
didapat kelemahan sampai paralisis otot
bergaris. Di samping itu, akibat metabolisme protein, terutama pada sel-
sel otot menyebabkan otot-otot bergaris atropi, bicaranya lemah. Gejala
kelemahan otot ini berkurang setelah pemberian cairan, garam serta
kortikosteroid.
Nicholson dan Spaeth melaporkan pada beberapa penderita Addison
dapat terjadi paralisis flasid yang bersifat periodic akibat hiperkalemia
dimana mekanismenya belum diketahui, walaupun hal ini jarang
didapatkan.
d. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan biasanya berkisar antara 10--15 kg dalam waktu
6--12 bulan. Penurunan berat badan ini karena adanya anoreksia, gangguan
gastrointestinal lain, dehidrasi, serta katabolisme protein yang meningkat
pada jaringan ekstrahepatik, terutama jaringan otot. Dengan pengobatan
yang adekuat akan didapatkan kenaikan berat badan.
Kelainan gastrointestinal
Kelainan gastrointestinal didapatkan pada 80% dari kasus Addison.
Anoreksia biasanya merupakan gejala yang mula - mula tampak, disertai
7
perasaan mual dan muntah, nyeri epigastrium, disfagia, konstipasi, kadang-
kadang dapat timbul diare.
Cairan lambung biasanya menunjukkan hipoklorhidria sampai
aklorhidria. Ini karena rendahnya konsentrasi klorida dan natrium dalam
darah dan jaringan, sehingga produksi asam klorida lambung menurun.
Hipoklorhidria biasanya kernbali normal bila keseirnbangan elektrolit sudah
diperbaiki.
e. Gangguan elektrolit dan air
Penurunan hormon aldosteron menyebabkan pengeluaran natrium,
klorida dan air serta retensi kalium. Sebagai akibat dari gangguan elektrolit
ini terjadi dehidrasi, hemokonsentrasi dan asidosis.
f. Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Akibat proses glukoneogenesis yang menurun, penggunaan glukosa oleh
jaringan yang meningkat serta gangguan absorbs karbohidrat pada usus
halus, akan terjadi hipoglikemi puasa, di mana kadar gula darah puasa. lebih
rendah dari harga normal. Pada tes toleransi glukosa oral didapat kenaikan
kadar gula darah yang kurang adekuat, yaitu menunjukkan kurve yang datar.
g. Darah Tepi
Sel-sel darah merah dan hemoglobin sedikit menurun dengan
hemokonsentrasi. Jumlah sel darah putih sedikit menurun dengan relatif
limfositosis, eosinofil sedikit meningkat Perubahan gambaran darah tepi di
atas karena menurunnya hidrokortison. Gambaran hematologi ini tak
mempunyai arti yang khas untuk diagnostic.
h. Gangguan Neurologi dan psikiatri
Manifestasi kelainan pada saraf antara lain penglihatan kabur ngantuk,
yang mungkin berhubungan dengan kelemahan yang progresif, kadang-
kadang penderita gelisah, mudah tersinggung serta dapat timbul psikosis.
Pada elektro-ensefalogram didapat gelombang alfa lebih pelan terutama
pada daerah frontalis, serta menghilangnya gelombang beta.
8
i. Lain-lain
Kadang-kadang dapat terjadi gangguan menstruasi, penurunan libido,
serta hilangnya rambut ketiak dan pubis. Klasifikasi tulang rawan dari daun
telinga, sehingga menjadi kaku (Thorns sign)" .
2.5 Penatalaksanaan
1. Medik
Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4
minggu dosis 12,5 – 50 mg/hr
Hidrkortison (solu – cortef) disuntikan secara IV
Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi
pengganti kortisol
Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline
Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral
2. Keperawatan
Pengukuran TTV
Memberikan rasa nyaman dengan mengatur / menyediakan waktu
istirahat pasien
Meniempatkan pasien dalam posisi setengah duduk dengan kedua
tungkai ditinggikan
Memberikan suplemen makanan dengan penambahan garam
Fallow up : mempertahankan berat badan, tekanan darah dan elektrolit
yang normal disertai regresi gambaran klinis
Memantau kondisi pasien untuk mendeteksi tanda dan gejala yang
menunjukan adanya krisis Addison.
2.6 Komplikasi
Syok (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
Kolaps sirkulasi
Dehidrasi
Hiperkalemia
Sepsis
9
2.7 Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Addison
A. Pengkajian
Anamnesa
1. Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur,jenis kelamin,alamat, pekerjaan dll.
2. Keluhan utama
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien,
sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat
muncul.
4. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien.
6. Kebutuhan Dasar
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : otot- otot klien merasa lemah
b. Sirkulasi
Tanda: Hipotensi , Takikardi
c. Integritas ego
Gejala: adanya riwayat riwayat factor stress dialami, Ketidak
mampuan mengatasi stress
Tanda: Ansietas, depresi, emosi tidak stabil
e. Makanan atau cairan
Gejala: Anoreksia, mual, kekurangan zat garam
f. Nyeri/ kenyamanan
Gejala: otot-otot melemas
g. Pernapasan
Gejala: Dipsnea
Tanda: Pernapasan meningkat, takipnea.
h. Keamanan
Gejala: tidak toleran terhadap panas, cuaca udara panas
10
Tanda: Hiperpigmentasi kulit (coklat kehitaman karena terkena sinar
matahari) menyeluruh atau berbintik bintik. Peningkatan
suhu, demam yang diikuti dengan hipotermi (keadaan krisis)
i. Seksualitas
Gejala: Adanya riwayat menopause dini, amenore, hilangnya tanda
tanda seks sekunder (berkurangnya rambut rambut pada tubuh
terutama pada wanita).hilangnya libido.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Penurunan konsentrasi glukosa dan natrium (hipoglikemia dan
hiponatrium)
Peningkatan konsentrasi kalium serum (hiperkalemia)
Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)
Penurunan kadar kortisol serum
Kadar kortisol plasma rendah
b. Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya klasifikasi
diadrenal
CT Scan
Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitive
hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur,
penyakit infiltrasi malignan dan non malignan dan hemoragik adrenal
Gambaran EKG
Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non
spesifik abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolik
Tes stimulating ACTH
Cortisol adarah dan urin diukur sebelum dan setelah suatu bentuk
sintetik dari ACTH diberikan dengan suntikan. Pada tes ACTH yang
disebut pendek cepat. Penyukuran cortisol dalam darah di ulang 30
sampai 60 menit setelah suatu suntikan ACTH adalah suatu kenaikan
tingkatan – tingkatan cortisol dalam darah dan urin.
11
Tes Stimulating CRH
Ketika respon pada tes pendek ACTH adalah abnormal, suatu tes
stimulasi CRH “Panjang” diperlukan untuk menentukan penyebab
dari ketidak cukupan adrenal. Pada tes ini, CRH sintetik di suntikkan
secara intravena dan cortisol darah diukur sebelum dan 30, 60 ,90 dan
120 menit setelah suntikan. Pasien – pasien dengan ketidak cukupan
adrenal seunder memp. Respon kekurangan cortisol namun tidak hadir
/ penundaan respon – respon ACTH. Ketidakhadiran respon – respon
ACTH menunjuk pada pituitary sebagai penyebab ; suatu penundaan
respon ACTH menunjukan pada hypothalamus sebagai penyebab.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan efek status immunologik sekunder
penurunan fungsi adrenal.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi, pasien bebas dari infeksi
Kriteria hasil:
Tanda tanda infeksi tidak ada
Suhu tubuh dalam batas normal
Leukosit alam batas normal
Kadar hormon korteks adrenal dalam batas normal
Hasil kulture negatif
Bunyi paru normal
Data yang mungkin muncul
Hormon korteks adrenal menurun
Anemia
BB menurun
2. Resiko injuri : Krisis Addison berhubungan dengan fungsi adrenal
Tujuan : Tidak terjadi tanda tanda krisis addison
Kriteria hasil :
Tanda tanda krisis addison tidak ada
Suhu tubuh dalam batas normal
Tanda vital dalam batas normal
12
Tidak ada perubahann status emosional, mental dan kesadaran baik
Mual, muntah, nyeri abdomen tidak ada
Kadar hormone korteks adrenal dalam batas normal
Tanda tanda shok tidak ada
Data yang mungkin muncul :
Hormone korteks adrenal menurun
Mual, muntah, nyeri abdomen
TD menurun
Turgor kulit kurang
Gula darah menurun
3. Aktivitas intoleran berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan
sekunder penurunan kardiak output.
Tujuan : Pasien dapat melakukan aktifitas secara maksimal.
Kriteria hasil :
Kemampuan aktifitas spasien meningkat
Hipotensi tidak terjadi
Kelemahan an keletihan tidak ada
Pola nafas teratur, tidak ada nyeri dada dan distritmia
Data yang mungkin muncul :
Kelelahan otot dan keletihan
Anemia
Hipotensi
Ketidakseimbangan elektrolit
Irama jantung tidak teratur
13
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit Addison adalah hipofungsi kronik korteks adrenal primer
karena kerusakan pada korteks adrenal. Penyakit ini sedikit lebih banyak
didapat pada laki-laki dibanding wanita, dan terutama terjadi pada usia 30--
50 tahun; penyebab terbanyak adalah proses autoimmun (78%) dan
tuberkulosa (21%) sisanya oleh sebab lain. Bila terdapat dugaan penyakit
Addison dengan LED tinggi, eosinofilia, IgG meningkat, dan tes ANA
positif maka sangat mungkin penyebabnya adalah autoimun.
Gejala klinik adalah hiperpigmentasi, hipotensi kelemahan badan,
penurunan berat badan, kelainan gastrointestinal, gangguan elektrolit dan
air, hipoglikemi puasa, hilangya rambut ketiak dan pubis, Thorn s sign
positif. Untuk diagnosis perlu diperiksa kadar kortisol, kadar ACTH, tes
ACTH, tes Water Load dan elektrolit. Yang dapat dikerjakan di RS Dr
Soetomo Surabaya pada saat ini adalah tes Water Load.
4.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth.2001.Buku Ajar Medikal Keperawatan-Bedah.Jakarta:EGC
Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik
Klinis Edisi 9. Jakarta : EGC
Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999, “Pedoman
Asuhan Keperawatan”, Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 “Patifosiologi”, Edisi ke-4 Buku ke II,
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Abied.http://meetabied.blogspot.com/2010/03/asuhan-keperawatan-pada-klien-
penyakit.html 16 Juni 2010, Pukul 20.00 WIB.
Lukman.http://lukmanrohimin.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-
addison-disease.html 16 Juni 2010, Pukul 20.00 WIB.
Urrahman
Zhiyya.http://srigalajantan.wordpress.com/2009/10/31/penyakit_addison/ 16
Juni 2010, Pukul 20.00 WIB.
http://www.totalkesehatananda.com/addison4.html
http://galemedicine.blogspot.com/2010/06/penyakit-addison.html
http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-addison-
deasse.html
15
16