30
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT ADDISON A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi/Pengertian Penyakit Addison atau lebih dikenal dengan nama Addison’s Disease adalah suatu hipofungsi dari adrenal yang timbul secara spontan dan berangsur-angsur, dimana ketidakmemadaian adrenal, dapat menjadi penyakit yang mengancam jiwa. 2. Epidemiologi Penyakit Adison merupakan penyakit yang jarang terjadi di dunia. Di Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi. Dari Bagian Statistik Rumah Sakit Dr. Soetomo pada tahun 1983, masing-masing didapatkan penderita penyakit Addison. Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut Thom, laki-laki 56% dan wanita 44% penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak ter- dapat pada umur 30 – 50 tahun . 50% pasien dengan penyakit addison, kerusakan korteks adrenalnya merupakan manifestasi dari proses atoimun. 3. Penyebab 1

Askep Addison Sant

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PENYAKIT ADDISON

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi/Pengertian

Penyakit Addison atau lebih dikenal dengan nama

Addison’s Disease adalah suatu hipofungsi dari adrenal

yang timbul secara spontan dan berangsur-angsur,

dimana ketidakmemadaian adrenal, dapat menjadi

penyakit yang mengancam jiwa.

2. Epidemiologi

Penyakit Adison merupakan penyakit yang jarang terjadi di dunia. Di Amerika

Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi. Dari Bagian Statistik Rumah Sakit Dr.

Soetomo pada tahun 1983, masing-masing didapatkan penderita penyakit Addison.

Frekuensi pada laki-laki dan wanita hampir sama. Menurut Thom, laki-laki 56% dan

wanita 44% penyakit Addison dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak

ter- dapat pada umur 30 – 50 tahun . 50% pasien dengan penyakit addison,

kerusakan korteks adrenalnya merupakan manifestasi dari proses atoimun.

3. Penyebab

Dapat dikelompokan dalam 3 kategori utama :

a. Dysgenesis adrenal : Umumnya terjadi sejak masa neonatal atau masa bayi,

misalnya dikenal dengan AHC (Adrenal Hipoplasia Adrenal).

b. Kerusakan adrenal : Terjadi infeksi, hemorrhage, metastase adrenal, dan biasanya

terjadi pada anak-anak yang lebih besar yang sering kali muncul sebagai bagian

dari Syndrome Polyglandular Autoimmune (APS), Kalau pada anak laki-laki

Adrenoleukodystrophy yaitu gangguan yang berkaitan dengan DAX-1 sudah

sejak lama menjadi penanda yang semakin sering dikenali. Sementara pada pria

dewasa kejadian infeksi dan kegagalan adrenal metastatic juga semakin

meningkat.

1

Page 2: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

c. Kerusakan steroidogenesis : Dimana terjadi defisiensi enzim dalam metabolisme

kolesterol, misalnya pada Sindrome Smith-Lemli-Opitz (SMOS).

4. Patofisiologi

Kerusakan pada korteks

adrenal mempengaruhi

insufisiensi kortisol yang

menyebabkan hilangnya

glukoneogenesis, glikogen

hati menurun yang

mengakibatkan

hipoglikemia. Akibat isufisiensi adrenal dan peningkatan sekresi ACTH

akan menyebabkan sekresi MSH meningkat sehingga akan merangsang

peningkatan sekresi melanin yang menimbulkan hiperpigmentasi.

Defisiensi aldosteron dimanifestasikan dengan peningkatan kehilangan

natrium melalui ginjal dan peningkatan reabsorpsi kalium oleh ginjal

kekurangan garam dapat dikaitkan dengan kekurangan air dan volume.

Penurunan volume plasma yang bersirkulasi akan dikaitkan dengan

kekurangan air dan volume mengakibatkan hipotensi. ( Web of Caution

digambarkan sebagai berikut ) :

2

Page 3: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

WOC.

Dysgenesis AdrenalKerusakan adrenal

Kerusakan steroidogenesis

Kerusakan korteks adrenal

Insufisiensi adrenokortikal( PENYAKIT ADDISON )

ACTH, Kortisol AldosteronCRH

Fungsi Hepar

MSH Hilangnya Hiper Hipo

Hiperpigmentasi Glukoneogenesis cairan mllui kalemia natrimia

ginjal

Kurang HARGA DIRI Glikogen Aritmia Hipotensi Penget. RENDAH Hipoglikemi Dehidrasi

ANSIETAS

KELELAHAN < VOL. RESTI CAIRAN & CURAH

PRBHN ELKTROLIT JANTUNG NUTRISI Mual < KBTHN Muntah GI Tract

Anoreksia

PRBHN PROSES FIKIR

3

Page 4: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

5. Manifestasi Klinis

a. Hiperpigmentasi

Pigmentasi pada penyakit Addison disebabkan karena timbunan melanin pada kulit dan mukosa. Pigmentasijuga dapat terjadi pada penderita yang menggunakan kortikosteroid jangka panjang, karena timbul insufisiensiadrenal dengan akibat meningkatnya hormon adrenokortikotropik. Hormon adrenokortikotropik ini mempunyai MSH-like effect. Pada penyakit Addison terdapat peningkatan kadar beta MSH dan hormon adrenokortikotropik.

Tidak didapatkan hubungan antara beratnya penyakit Addison dengan luasnya pigmentasi. Pigmentasi ini sifatnya difus, terutama pada kulit yang mendapat tekanan (misalnya pinggang dan bahu), siku, jaringan parut, garis-garis telapak tangan dan ketiak. Pada daerah perianal, perivulva, skrotum dan areola mamma tampak lebih gelap. Pigmentasi pada mukosa sering tampak pada mukosa mulut yaitu pada bibir, gusi, lidah, faring, konjungtiva, vagina dan vulva. Pigmentasi didapatkan 100% pada penderita penyakit Addison. Thorn dan kawan-kawan melaporkan dari 158 kasus Addison seluruhnya didapatkan pigmentasi. Rowntree dan Snell melaporkan dari 108 kasus didapat 1 kasus tanpa pigmentasi. Penderita dengan kegagalan adrenokortikal sekunder karena hipopituitarisme tidak didapatkan gejala hiperpigmentasir.

b. Sistem Kardiovaskuler

1) Hipotensi.

Hipotensi merupakan gejala dini dari penyakit Addison, di mana tekanan darah sistolik biasanya antara 80–100 mmHg, sedang tekanan diastolik 50–60 mmHg. Mekanisme penyebab terjadinya hipotensi ini diduga karena menurunnya salt hormon yang mempunyai efek langsung pada tonus arteriol serta akibat gangguan elektrolit. Reaksi tekanan darah terhadap perubahan sikap adalah abnormal, pada perubahan posisi dari berbaring menjadi posisi tegak maka tekanan darah akan menurun (postural hipotensi) yang menimbulkan keluhan pusing, lemah, penglihatan kabur, berdebar-debar .

Hipotensi ini juga terdapat pada penderita dengan atrofi korteks adrenal dengan medula yang intak, sehingga diduga bahwa epinefrin bukan penyebab dari hipotensi ini. Tekanan darah akan kembali normal setelah pemberian garam dan desoksikortikosteron yang meningkatkan tonus vasomotor.

4

Page 5: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

2) Jantung

Ukuran jantung penderita Addison biasanya mengecil pada pemeriksaan radiologi, hal ini mungkin karena penurunan volume darah sekunder akibat kehilangan air. Bertambah besarnya ukuran jantung merupakan petunjuk berhasilnya pengobatan. Perubahan elektrokardiografi biasanya tampak tapi tak mempunyai nilai diagnostik, seringkali didapatkan voltase yang rendah, PR dan QT interval memanjang, oleh karena kelainan degeneratif organik pada otot jantung serta akibat gangguan elektrolit. Gejala lain adalah kelemahan kontraksi otot jantung, nadi kecil dan sinkop. Akibat hiperkalemia dapat terjadi aritmia yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

c. Kelemahan Badan

Kelemahan badan ini disebabkan karena gangguan keseimbangan air dan elektrolit serta gangguan metabolisme karbohidrat dan protein sehingga didapat kelemahan sampai paralisis otot bergaris. Di samping itu, akibat metabolisme protein, terutama pada sel-sel otot menyebabkan otot-otot bergaris atropi, bicaranya lemah. Gejala kelemahan otot ini berkurang setelah pemberian cairan, garam serta kortikosteroid. Nicholson dan Spaeth melaporkan pada beberapa penderita Addison dapat terjadi paralisis flasid yang bersifat periodik akibat hiperkalemia dimana mekanismenya belum diketahui, walaupun hal ini jarang didapatkan

d. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan biasanya berkisar antara 10–15 kg dalam waktu 6–12 bulan. Penurunan berat badan ini karena adanya anoreksia, gangguan gastrointestinal lain, dehidrasi, serta katabolisme protein yang meningkat pada jaringan ekstrahepatik, terutama jaringan otot. Dengan pengobatan yang adekuat akan didapatkan kenaikan berat badan.

e. Kelainan gastrointestinal

Kelainan gastrointestinal didapatkan pada 80% dari kasus Addison. Anoreksia biasanya merupakan gejala yang mula-mula tampak, disertai perasaan mual dan muntah, nyeri epigastrium, disfagia, konstipasi, kadang-kadang dapat timbul diare. Cairan lambung biasanya menunjukkan hipoklorhidria sampai aklorhidria. Ini karena rendahnya konsentrasi klorida dan natrium dalam darah

5

Page 6: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

dan jaringan, sehingga produksi asam klorida lambung menurun. Hipoklorhidria biasanya kernbali normal bila keseirnbangan elektrolit sudah diperbaiki.

f. Gangguan elektrolit dan air

Penurunan hormon aldosteron menyebabkan pengeluaran natrium, klorida dan air serta retensi kalium. Sebagai akibat dari gangguan elektrolit ini terjadi dehidrasi, hemokonsentrasi dan asidosis.

g. Gangguan Metabolisme Karbohidrat

Akibat proses glukoneogenesis yang menurun, penggunaan glukosa oleh jaringan yang meningkat serta gangguan absorbsi karbohidrat pada usus halus, akan terjadi hipoglikemi puasa, di mana kadar gula darah puasa. lebih rendah dari harga normal. Pada tes toleransi glukosa oral didapat kenaikan kadar gula darah yang kurang adekuat, yaitu menunjukkan kurve yang datar.

h. Darah Tepi

Sel-sel darah merah dan hemoglobin sedikit menurun dengan hemokonsentrasi. Jumlah sel darah putih sedikit menurun dengan relatif limfositosis, eosinofil sedikit meningkat Perubahan gambaran darah tepi di atas karena menurunnya hidrokortison. Gambaran hematologi ini tak mempunyai arti yang khas untuk diagnostik.

i. Gangguan Neurologi dan psikiatri

Manifestasi kelainan pada saraf antara lain penglihatan kabur ngantuk, yang mungkin berhubungan dengan kelemahan yang progresif, kadang-kadang penderita gelisah, mudah tersinggung serta dapat timbul psikosis. Pada elektro-ensefalogram didapat gelombang alfa lebih pelan terutama pada daerah frontalis, serta menghilangnya gelombang beta.

j. Lain-lain

Kadang-kadang dapat terjadi gangguan menstruasi, penurunan libido, serta hilangnya rambut ketiak dan pubis. Kalsifikasi tulang rawan dari daun telinga, sehingga menjadi kaku (Thorn sign)” .

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemerisaan laboratorium

1) Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium (hipoglikemia dan hiponatremia)

6

Page 7: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

2) Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia)3) Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)4) Penurunan kadar kortisol serum5) Kadar kortisol plasma rendah

b. Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya kalsifikasi diadrenal

c. CT Scan

Detektor kalsifikasi adrenal dan pembesaran adrenal yang sensitive

hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit

infiltratif malignan dan non malignan, dan haemoragik adrenal

d. Gambaran EKG

Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik

abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolit

7. Komplikasi

a. Syok (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)b. Kolaps sirkulasic. Dehidrasid. Hiperkalemiae. Sepsisf. Krisis Addison yang disebabkan karena hipotensi akut ( hiperkortisolisme )

ditandai dengan sianosis, panas, pucat, cemas, nadi cepat.8. Tata Laksana

a. Terapi darurat ditujukan untuk mengatasi syok, memulihkan sirkulasi,

memberikan caiaran, pergantian kortikosteroid.

b. Pantau tanda-tanda vital.

c. Menempatkan klien pada posisi stengah duduk dengan kedua tungkai

ditinggikan.

d. Hidrokortison disuntikan IV, kemudian IVFD D5% dalam larutan normal saline.

e. Kaji stress/keadaan sakit yang menimbulkan serangan akut.

f. Bila asupan oral (+), IVFD perlahan dikurangi

g. Bila kortek.adrenal tidak berfungsi lagi, perlu dilakukan terapi penggantian

preparat kortikosteroid dan mineralokortikoid seumur hidup.

7

Page 8: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

     

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Data subyektif :

1) Cepat lelah

2) Terjadi perubahan pada warna kulit

3) Mual, muntah dan penurunan nafsu makan

b. Data obyektif :

1) Hipotensi

2) Hiponatrimia

3) Hiperkalemia

4) Keringat dingin

5) Gemetar

6) Hiperpigmentasi

7) Tanda – tanda kecemasan ( perubahan ekspresi muka, perubahan

tanda vital dan lain – lain )

8) Tampak lemah

9) Perubahan gambaran EKG ( tegangan rendah aksis QRS vertical dan

gelombang ST non spesifik abnormal sekunder ), penurunan konsentrasi

glukosa darah dan natrium ( hipoglikemia dan hiponatremia ), peningkatan

kosentrasi kalium serum ( hiperkalemia ), peningkatan jumlah sel darah putih

( leukositosis ), penurunan kadar kortisol serum, kadar kortisol plasma rendah

2. Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan dan elektrolit melalui ginjal.

b. Harga diri rendah berhubungan dengan hyperpigmentasi

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, anorexia

8

Page 9: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perubahan

fungsi fisiologi

e. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi

metabolisme ( penurunan kadar glucosa darah )

f. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b. d. Ketidak

seimbangan elektrolit

g. Perubahan proses fikir b.d Hiponatrimia

3. Rencana Perawatan

a. Kekurangan volume cairan dari elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan dan natrium melalui ginjal.

Tujuan perawatan : volume cairan dan elektrolit tubuh seimbang

Kriteria hasil :

Pasien menunjukkan adanya perbaikan keseimbangan cairan, dengan

kriteria : pengeluaran urine yang adekuat (batas normal), tanda-tanda

vital stabil, tekanan nadi parifer jelas, turgor kulit baik, pengisian

kapiler baik dan membran mukosa lembab/basah.

Intervensi perawatan :

Intervensi Rasional

1) Dapatkan riwayat dari pasien

atau orang terdekat yang

berhubungan dengan lama

dan intensitas dari gejala

yang muncul.

1) Membantu

memperkirakan volume total

cairan

2) Pantau tanda vital, catat

perubahan tekanan darah

pada perubahan posisi,

kekuatan dari nadi perifer

2) Hipotensi

postural merupakan bagian

hipovolemia akibat

kekurangan hormon

aldosteron dan penurunan

curah jantung sebagai akibat

9

Page 10: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

dari penurunan kortisol. Nadi

mungkin melemah yang

mudah dapat hilang.

3) Ukur dan timbang berat badan

setiap hari

3) Memberikan

perkiraan kebutuhan akan

penggantian volume cairan

dan keefektifan pengobatan.

Peningkatan berat badan yang

cepat disebabkan oleh adanya

retensi cairan dan natrium

yang berhubungan dengan

pengobatan steroid.

4) Kaji pasien mengenai rasa

haus, kelelahan, nadi cepat,

pengisian kapiler memanjang

turgor kulit jelek, membran

mukosa kering. Catat warna

kulit dan temperaturnya.

4) Untuk

mengindikasikan berlanjutnya

hipovolemia dan

mempengaruhi kebutuhan

volume pengganti.

5) Periksa adanya perubahan

dalam status mental dan

sensori

5) Dehidrasi berat

menunjukkan curah jantung

dan perfusi jaringan terutama

jaringan otak.

6) Auskultasi bising

usus/peristaltik usus. Catat

dan laporkan adanya mual,

muntah dan diare

6) Kerusakan fungsi

saluran cerna dapat

meningkatkan kehilangan

cairan dan elektrolit dan

mempengaruhi cara untuk

10

Page 11: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

pemberian cairan dan nutrisi.

7) Kolaboratif dalam pemberian

cairan, larutan gula dan obat-

obatan

7) Cairan dan obat-

obatan akan membantu

pemenuhan kekurangan cairan

dan elektrolit tubuh

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, anorexia

Tujuan perawatan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil:

1) Masukan per oral meningkat

2) Berat badan dalam rentang normal

Intervensi perawatan :

Intervensi Rasional

1) Jelaskan pentingnya nutrisi

yang adekuat.

1) Rasional : meningkatkan motivasi

pasien untuk meningkatkan intake

nutrisi

2) Berikan porsi makan kecil tapi

sering

2) Rasional : porsi kecil akan

mengurangi sekresi asam

lambung berlebih yang

sebelumnya sudah meningkat

akibat peningkatkan ureu. Darah

3) Sajikan makanan dalam

keadaan hangat

3) Rasional : mengurangi perasaan

mual dan rangsangan muntah.

4) Lakukan perawatan mulut 4) Rasional : hygiene mulut yang

baik akan meningkatkan

11

Page 12: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

rangsangan pasien untuk makan.

5) Ciptakan suasana yang

menyenangkan untuk makan

5) Rasional : meningkatakan

kenyamanan pasien saat makan.

6) Dukung klien untuk makan

bersama anggota keluarga

6) Rasional : meningkatkan motivasi

pasien untuk meningkatkan

asupan nutrisi sesuai kebutuhan

7) Kolaborasi pemeriksaan

laboratorium , seperti : ureum,

albumin serum, natrium dan

kalium

7) Rasional : kadar ureum, albumin,

natrium dan kalium merupakan

indicator untuk memantau

keseimbangan nutrisi tubuh.

c. Harga diri rendah berhubungan dengan hiperpigmentasi

Tujuan perawatan : harga diri adekuat

Kriteria hasil :

1) Pasien mampu mengungkapkan penerimaan terhadap keadaan diri

sendiri diungkapkan secara verbal.

2) Pasien menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang

ditandai pasien berpartisipasi aktif dalam

bekerja/bermain/berhubungan dengan orang lain.

Intervensi perawatan :

Intervensi Rasionalisasi

1) Beri kesempatan

pasien untuk mengungkapkan

perasaan tentang keadaannya,

tunjukkan perhatian, bersikap

1) Membina hubungan

dan peningkatan keterbukaan

dengan pasien, membentuk

dalam mengevaluasi berapa

12

Page 13: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

tidak menghakimi. banyak masalah yang dapat

diubah oleh pasien.

2) Sarankan pasien

untuk menggunakan

ketrampilan management

stres, misal: teknik relaksasi,

visualisasi dan bimbingan

imajinasi.

2) Meminimalkan

perasaan stres, frustasi,

meningkatkan kemampuan

koping dan kemampuan untuk

mengendalikan diri.

3) Dorong pasien untuk

membuat daftar bantuan

orang terdekat.

3) Pasien tidak merasa

sendirian dan merasa berguna

dalam berhubungan dengan

orang lain.

4) Dorong pasien untuk

membuat pilihan dan

berpartisipasi dalam

perawatan diri

4) Data membantu

meningkatakn tingkat

kepercayaan diri,

memperbaiki harga diri dan

meningkatkan perasaan

terhadap pengendalian diri.

5) Sarankan untuk

mengunjungi seseorang yang

penyakitkan telah terkontrol.

5) Dapat menolong

pasien untuk melihat hasil

dari pengobatan yang telah

dilakukan.

6) Tindakan kolaborasi

dengan: rujuk ke pelayanan

sosial, konseling dan

kelompok pendukung sesuai

kebutuhan

6) Pendekatan

komprehensif dapat membantu

memenuhi kebutuhan pasien

untuk memelihara tingkah

laku.

13

Page 14: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perubahan

fungsi fisiologis

Tujuan perawatan : ansietas hilang

Kriteria hasil :

1) Pasien tampak rileks

2) Pasien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

3) Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan

perasaannya

Intervensi perawatan :

Intervensi Rasionalisasi

1) Observasi tingkat laku yang

menunjukkan tingkat ansietas

1) Ansietas ringan dapat

ditunjukkan dengan peka

rangsang dan insomnia.

Ansietas berat yang

berkembang ke dalam keadaan

panik dapat menimbulkan

perasaan terancam, teror,

ketidak mampuan untuk bicara

dan bergerak. Berteriak-

teriak/bersumpah-sumpah.

2) Pantau respon fisik, palpitasi,

gerakan yang berulang-ulang,

hiperventilasi, insomnia

2) Peningkatan pengeluaran

penyekat beta-adrenergik pada

daerah reseptor, bersamaan

dengan efek-efek kelebihan

hormon tiroid, menimbulkan

manifestasi klinik dari

peristiwa kelebihan

ketekolamin ketika kadar

epinefrin/norepinefrin dalam

14

Page 15: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

keadaan normal.

3) Jelaskan prosedur, lingkungan

sekeliling atau suara yang

mungkin didengar oleh

pasien.

3) Memberikan informasi akurat

yang dapat menurunkan

distorsi/kesalahan interpretasi

yang dapat berperanan pada

reaksi ansietas atau ketakutan.

4) Bicara singkat dengan kata

yang sederhana

4) Rentang perhatian mungkin

menjadi pendek, konsentrasi

berkurang, yang membatasi

kemampuan untuk

mengasimilasi informasi.

5) Kurangi stimulasi dari luar:

tempatkan pada ruangan yang

tenang, berikan kelembutan,

musik yang nyaman, kurangi

lampu yang terlalu terang,

kurangi jumlah orang yang

berhubungan dengan pasien.

5) Menciptakan lingkungan yang

terapeutik; menunjukkan

penerimaan bahwa aktivitas

unit/personal dapat

meningkatkan ansietas pasien.

6) Tekankan harapan bahwa

pengendalian emosi itu harus

tetap diberikan sesuai dengan

perkembangan terapi obat.

6) Memberikan informasi dan

meyakinkan pasien bahwa

keadaan itu adalah sementara

dan akan membaik dengan

pengobatan.

e. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi

metabolisme (gula darah)

15

Page 16: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

Tujuan perawatan : kelemahan teratasi

Kriteria hasil :

1) Pasien menyatakan mampu untuk beristirahat, peningkatan tenaga

dan penurunan rasa

2) Mampu menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kelelahan.

3) Pasien mampu menunjukkan peningkatan kemampuan dan

berpartisipasi dalam aktifitas.

Intervensi perawatan :

Intervensi Rasionalisasi

1) Kaji/diskusikan tingkat

kelemahan klien dan

identifikasi aktifitas yang

dapat dilakukan klien.

1) Pasien biasanya telah

mengalami penurunan tenaga,

kelelahan otot menjadi terus

memburuk setiap hari karena

proses penyakit dan

munculnya ketidakseimbangan

natrium dan kalium.

2) Pantau tanda vital sebelum

dan sesudah melakukan

aktivitas observasi adanya

takikardia hipotensi dan

perifer yang dingin.

2) Kolapsnya sirkulasi dapat

terjadi sebagai akibat dari

stres aktifitas jika curah

jantung berkurang

3) Sarankan pasien untuk

menentukan masa/periode

antara istirahat dan

melakukan aktifitas

3) Mengurangi kelelahan dan

mencegah ketegangan pada

jantung.

4) Diskusikan cara untuk

menghemat tenaga (misal:

duduk lebih baik daripada

berdiri selama melakukan

4) Pasien akan dapat melakukan

lebih banyak kegiatan dengan

mengurangi pengeluaran

tenaga pada setiap kegiatan

16

Page 17: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

aktifitas/latihan), jika perlu

biarkan pasien

melakukannya sendiri.

yang dilakukannya.

f. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung

Tujuan perawatan : penurunan curah jantung tidak terjadi

Kriteria hasil :

1) Menunjukkan curah jantung yang adekuat yang ditandai dengan

tanda vital dalam batas normal, nadi perfer teraba dengan baik,

pengisian kapiler cepat dan status mental baik.

Intervesi perawatan :

Intervensi Rasional

1) Pantau tanda vital: tensi,

irama jantung

1) Krisis addison mungkin

menyebabkan tekanan darah

menurun. Frekwensi jantung

yang tidak teratur akan

menimbulkan penurunan curah

jantung.

2) Kaji pengisian kapiler dan

nasi perifer

2) Pengisian kapiler yang

memanjang, nadi yang lambat

& lemah merupakan indikasi

terjadi syok.

3) Ukur jumlah haluaran urine 3) Walaupun biasanya ada

poliuria penurunan haluaran

urine menggambarkan

penurunan perfusi ginjal oleh

penurunan curah jantung.

4) Kolaborasi pemberi O2 4) Kadar O2 yang maksimal dapat

membantu menurunkan kerja

jantung.

g. Perubahan proses fikir b.d. Hiponatrimia

17

Page 18: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

Tujuan perawatan : Mempertahankan tingkat kesadaran mental

Kriteria hasil : Tidak mengalami cedera

Intervensi perawatan :

Intervensi Rasional

1) Pantau tanda vital dan status

neurologis

1) Memberikan patokan untuk dasar

perbandingan / pengenalan

terhadap temuan abnormal.

Catatan : Suhu yang tinggi dapat

mempengaruhi mental

2) Panggil pasien dengan

namanya. Orientasikan pada

tempat, orang, dan waktu

istirahat yang teratur

2) Untuk menolong

mempertahankan orientasi dan

mempertahankan kebingungan

3) Sarankan pasien untuk

melakukan perawatan diri

sendiri sesuai kemampuan

dengan waktu yang cukup untuk

menjalankan seluruh tugasnya

3) Menolong pasien dalam menjaga

dan memberikan sentuhan yang

nyata dan mempertahankan

orientasi pada lingkungan

4) Lindungi pasien dari cedera.

Mis : posisi tempat tidur dalam

posisi rendah dengan diberikan

penghalang yang terangkat

4) Disorientasi akan meningkatkan

risiko timbulnya bahaya ( trauma

0 terutama malam hari

5) Kolaborasi : pantau hasil

pemeriksaan laboratorium

elektrolit, glukosa darah

5) Seperti adanya

ketidakseimbangan cairan,

elektrolit,, gangguan proses

fikir harus diperbaiki.

Perubahan yang terus

18

Page 19: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

menerus pada mental

memerlukan evaluasi lanjut.

6)

4. Implementasi

Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan

yang telah disusun.

5. Evaluasi

a. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan dan elektrolit melalui ginjal.

Evaluasi keperawatan : volume cairan dan elektrolit tubuh seimbang

b. Harga diri rendah berhubungan dengan hyperpigmentasi

Evaluasi keperawatan : harga diri adekuat

c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia

Evaluasi keperawatan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan perubahan

fungsi fisiologi

Evaluasi keperawatan : ansietas hilang

e. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energi

metabolisme (penurunan kadar glucosa darah)

Evaluasi keperawatan : kelelahan teratasi

f. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung.

Evaluasi keperawatan : penurunan curah jantung tidak terjadi

g. Perubahan proses fikir

Evaluasi keperawatan : tida terjadi cedera

19

Page 20: Askep Addison Sant

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Addison

DAFTAR PUSTAKA

1. Marilyn E Doenges,2000,Rencana Asuhan keperawatan Edisi

3,Jakarta EGC.

2. Brunner & Suddart,2002, Keperawatan Medikal Bedah,Jakarta, EGC.

3. Stefan Silbernagl, 2006,Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi Jakarta,

EGC.

4. NANDA, 2005-2006, Diagnosa Keperawatan, Jakarta, Prima medika.

5. Elizabeth J.Corwin, BSN,PhD 2009, Buku saku Patofisiologi,

Jakarta,EGC.

20