11
MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 Gusnawaty HS, Muhammad Taufik, Sarawa M, Asmar Hasan dan Asdar : KAJIAN POTENSI AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KUTIL (Synchytrium pogostemonis) PADA TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) Gusti Ayu Kade Sutariati, Sitti. Leomo dan Tresjia C. Rakian : KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI UKURAN UMBI DAN TEKNOLOGI LEISA Bahari : ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH PADA SENTRA PRODUKSI DI KABUPATEN BOMBANA DAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Aminuddin Mane Kandari, Syamsu Alam dan Hasan: OPTIMASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK PENGEMBANGAN PADI SAWAH MENGGUNAKAN METODE SPASIAL Suryanti, Bambang Hadisutrisno, Mulyadi, dan Jaka Widada : PERANAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA La Ode Safuan dan Hasbulah Syaf : PENGARUH STATUS HARA N, P DAN K TANAH SUB SOIL PADA LERENG YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) Azhar Ansi : PENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK DAN NITROGEN (N) TERHADAP LAJU ASIMILASI BERSIH DAN PRODUKSI JAGUNG DAN KACANG TANAH DALAM SISTEM TUMPANGSARI Taane La Ola, Hartina Batoa dan Muh. Sahwa : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN ASIN DI PASAR SENTRAL LAINO RAHA KABUPATEN MUNA Putu Arimbawa, Muhammad Aswar Limi, dan Rosmawaty : PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN KERING DAN PEMANFAATAN WAKTU LUANG DI KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN Muhammad Aswar Limi: PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR VOLUME 24 NOMOR 01 JANUARI 2014 TERBIT TIGA KALI SETAHUN

MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128

Gusnawaty HS, Muhammad Taufik, Sarawa M, Asmar Hasan dan Asdar : KAJIAN POTENSI AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KUTIL (Synchytrium pogostemonis) PADA TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

Gusti Ayu Kade Sutariati, Sitti. Leomo dan Tresjia C. Rakian : KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI UKURAN UMBI DAN TEKNOLOGI LEISA

Bahari : ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH PADA SENTRA PRODUKSI DI KABUPATEN BOMBANA DAN KABUPATEN KONAWE SELATAN

Aminuddin Mane Kandari, Syamsu Alam dan Hasan: OPTIMASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK PENGEMBANGAN PADI SAWAH MENGGUNAKAN METODE SPASIAL

Suryanti, Bambang Hadisutrisno, Mulyadi, dan Jaka Widada : PERANAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA

La Ode Safuan dan Hasbulah Syaf : PENGARUH STATUS HARA N, P DAN K TANAH SUB SOIL PADA LERENG YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

Azhar Ansi : PENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK DAN NITROGEN (N) TERHADAP LAJU ASIMILASI BERSIH DAN PRODUKSI JAGUNG DAN KACANG TANAH DALAM SISTEM TUMPANGSARI

Taane La Ola, Hartina Batoa dan Muh. Sahwa : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN ASIN DI PASAR SENTRAL LAINO RAHA KABUPATEN MUNA

Putu Arimbawa, Muhammad Aswar Limi, dan Rosmawaty : PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN KERING DAN PEMANFAATAN WAKTU LUANG DI KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN

Muhammad Aswar Limi: PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR

VOLUME 24 NOMOR 01 JANUARI 2014 TERBIT TIGA KALI SETAHUN

Page 2: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

52

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

PENGARUH STATUS HARA N, P DAN K TANAH SUB SOIL PADA LERENGYANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacq.)

Oleh: La Ode Safuan, dan Hasbulah Syaf1)

ABSTRACT

The objective of this research was to determine the effect of sub soil N, P, and K nutrient status inthe different slope on the oil palm growth. The research was conducted in the Palm Oil Plantations P.T.Utama Agroindo Mas, which located in Besulutu District, Konawe Regency, Southeast Sulawesi and Soilwas analyzed in the soil test laboratory of the Agricultural Research and Development, Department ofAgriculture in Bogor from December 2012 to May 2013. The research was conducted in the form of asurvey by determining the area of the sample observations were randomly assigned by block planting onany slope with management criteria, varieties, and the same age. Soil sampling was done by compositlyon each slope. Variables observed were: levels of soil N, P, and K, plant height, number of leaves, leafletlength, leaflets area, number of leaflets and canopy width. The results of experiment showed that the ofsub soil N, P and K nutrient status in the oil palm planting area on different slopes classified as very lowto low. Sub soil N, P and K nutrient on different slopes was not provide the optimal effect of plant heightgrowth, number of leaves, leaflet length, leaflets area, number of leaflets and canopy width of oil palmages of 7 and 12 map. Lower slope and block J8 a trend to provide growth of palm oil better than theother blocks and slopes.

Keywords: growth, nutrient status, sub soil, slope, oil palm

PENDAHULUAN

Kelapa sawit (Elaeis guineensisJacq.) merupakan tanaman perkebunan yangdiusahakan sebagai tanaman penghasilminyak nabati yang bermanfaat sebagaibahan baku industri makanan sampai industrikimia (Lubis dan Widanarko, 2011).Tanaman kelapa sawit merupakanpenyumbang devisa negara non-migasterbesar ketiga setelah karet dan kopi. Selainitu, dapat menciptakan lapangan kerja bagimasyarakat (Sastrosayono, 2003).

Perluasan areal tanam tanaman kelapasawit di Indonesia terus digalakkan, bahkanpenanaman kelapa sawit telah dilakukan padalahan-lahan berlereng curam sehingga perludilakukan pembuatan teras, akibatnya tempatlobang tanam untuk penanaman bibit kelapasawit sudah berada pada lapisan subsoil.Penanaman tanaman kelapa sawit pada tanahlapisan sub soil dan lahan berlereng,

umumnya mengalami berbagai hambatanatau permasalahan yang dapat mengganggupertumbuhan tanaman. Hambatan tersebutberupa rendahnya tingkat kesuburan tanahmulai dari sifat fisik, kimia sampai biologitanah. Subagyo (2000) menyatakan bahwatanah lapisan bawah (sub soil) merupakanlapisan tanah yang banyak mengandungunsur Al dan Fe yang dapat menjadi racunbagi tanaman, miskin bahan organik danyang paling utama miskin hara terutama haraN, P dan K. Kondisi tersebut dapatmenyebabkan pertumbuhan tanamanterganggu. Selain itu, Sutono (2008)menyatakan bahwa kehilangan hara nitrogen(N) dan kalium (K) akibat erosi maupunaliran permukaan pada lahan yang berlerengtergolong relatif besar kemudian diikuti harafosfor (P) yang relatif sedikit. Kehilanganhara N, P dan K pada lahan berlereng dapatdicegah dengan berbagai metodepengendalian, salah satunya yaitu metode

1)Masing-masing Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari 52

Page 3: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

53

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

konservasi secara mekanik dengan carapembuatan teras.

Ketersediaan hara N, P dan K tanahdipengaruhi oleh berbagai faktor, salahsatunya berupa pH dan interaksi hara. Tanahyang mempunyai tingkat kemasaman tinggimenyebabkan hara N, P dan K tidak tersediabagi tanaman karena dalam keadaan tidaklarut dan terfiksasi oleh unsur Al dan Feserta Mn. Selain itu, konsentrasi N dalambentuk amonium yang tinggi dapatmenyebabkan penurunan persentase K yangterfiksasi sedangkan penyerapan hara Pmeningkat (Olson dan Kurtz, 1985). Selainitu, konsentrasi K yang tinggi dalam tanahakan menghambat serapan Mg dan Casehingga menyebabkan terjadinya defisiensihara tersebut bagi tanaman (Jones, 1998).Berdasarkan hal tersebut, diperlukan analisistanah untuk menentukan status hara N, P danK di dalam tanah sehingga hasil dari analisistersebut dapat menjadi pedoman yang efektifdalam kegiatan pemupukan pada tanamankelapa sawit terutama tanah lapisan sub soil.

Pemupukan pada tanaman kelapasawit harus dapat dilakukan secara baikmelalui pemupukan yang rasional, cukup danberimbang. Hal ini dilakukan karenapemupukan pada tanaman kelapa sawit dapatmenyerap biaya yang cukup besar yaitu 50 –70% dari 25% seluruh biaya produksi(Fairhurst et al., 2006). Selain itu, pemberiandosis yang tidak tepat baik pada dosis yangrendah atau berlebihan menyebabkanpertumbuhan tanaman tertekan (Lubis, 1992)dan mengganggu keseimbangan hara dalamtanah serta dapat mencemari lingkungan.

METODE PENELITIANLokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada dalam arealPerkebunan Kelapa Sawit P.T. UtamaAgroindo Mas yang berlokasi di KecamatanBesulutu, Kabupaten Konawe, ProvinsiSulawesi Tenggara, berlangsung mulai daribulan Desember 2012 sampai Mei 2013.

Analisis tanah dilakukan di LaboratoriumBalai Penelitian Tanah Bogor.Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalampenelitian ini adalah tanaman kelapa sawitvarietas Sriwijaya, contoh tanah dan denahkebun. Alat-alat yang digunakan dalampenelitian ini adalah cangkul, parang, bortanah, ring sampel, pisau lapang, bukumunsell soil colour chart, GPS (GlobalPositioning System), meteran, kamera film,kantung plastik, dan alat tulis-menulis.Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untukpengumpulan data dalam penelitian iniadalah metode survei dengan pemilihan arealsebagai sampel pengamatan berdasarkan blokpenanaman pada setiap lereng yangdilakukan secara acak. Hal ini disebabkankarena dalam prakteknya pembagian blokpada areal pertanaman kelapa sawit dibagiberdasarkan pertimbangan perbedaan tingkatkesuburan tanah, sehingga pada setiap blokakan terjadi perbedaan tindakan budidaya,dengan demikian hal ini akan menyebabkanadanya variasi tingkat pertumbuhan tanaman.Berdasarkan hal tersebut, maka blokpenanaman juga dapat menjadi bahan sampelpengamatan dalam mengetahui pengaruhhara N, P dan K terhadap pertumbuhantanaman kelapa sawit.

Tanaman kelapa sawit yang ditelititelah diaplikasikan pupuk dasar dengan dua(2) kali pemberian. Aplikasi pertamadiberikan bersamaan waktu transplantingdengan masing-masing jenis dan takaranpupuk sebagai berikut: TSP (46 % P2O5) 350g pohon-1, Rock Pospat (28 % P2O5) 575 gpohon-1 dan aplikasi kedua diberikan masing-masing 1 dan 3 bulan setelah transplantingdengan masing-masing jenis dan takaranpupuk sebagai berikut: NPK 250 g pohon-1

dan Urea 300 g pohon-1. Penetapan statushara tanah didasarkan pada standar kriteria

Page 4: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

54

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

kecukupan atau kadar optimum hara menurutGoh Ka Joo (1997) dalam Mutert (1999).

Variabel Penelitian

Variabel yang diamati pada penelitianini meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun,panjang daun, luas anak daun, jumlah anakdaun lebar kanopi umur 7 dan 12 bst, teksturtanah, pH, N-total, C-organik, P2O5, KTK, K,Ca, dan Mg.Analisis Data

Data hasil analisis tanah terutamahara N, P dan K dievaluasi untukmenentukan status haranya dengan caramembandingkannya dengan kriteriakecukupan hara tanaman kelapa sawit. Datahasil pengukuran pertumbuhan tanamankelapa sawit dianalisis dengan menggunakantabulasi sederhana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HasilHasil evaluasi status hara tanah pada

aeral pertanaman kelapa sawit disajikan padaTabel 1.

Hasil evaluasi status hara N, P dan Ktanah pada Tabel 1 menunjukkan bahwakadar N-total dan P2O5 lereng atas (LA),lereng tengah (LT) dan lereng bawah (LB)dari semua blok pengamatan tergolongberada pada status sangat rendah dengankisaran kadar hara N-total hanya mencapai0,02-0,03% dan kadar hara P2O5 berkisarantara 1,10-3,90 ppm, sedangkan kadar haraK-dd tergolong berada pada status sangatrendah sampai rendah (0,01-0,18 cmol kg-1).Kadar hara Ca LA, LT dan LB dari semuablok pengamatan berada pada kisaran 0,15 -5,51 cmol kg-1 Hasil evaluasi status hara Mg,pH tanah dan KTK disajikan Pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil evaluasi status hara N, P dan K tanah sub soil pada aeral pertanaman kelapa sawit.

No Kode BlokSampel

Kadar Hara dalam Tanah Dosis Aplikasi Pupuk g pohon-1

N (%) P2O5 (ppm) K(cmol kg-1) Urea TSP RP NPK

LA

L11 0,02SR 1,10SR 0.11R 300 350 575 250J8 0,03SR 1,20SR 0.08R 300 350 575 250L8 0,03SR 3,90SR 0.14R 300 350 575 250K8 0,03SR 1,40SR 0.18R 300 350 575 250K9 0,03SR 1,40SR 0.03SR 300 350 575 250

Rata-rata 0,028SR 1,80SR 0.11R

LT

L11 0,03SR 1,10SR 0.14R 300 350 575 250J8 0,02SR 1,10SR 0.14R 300 350 575 250L8 0,02SR 1,30SR 0.12R 300 350 575 250K8 0,03SR 1,60SR 0.10R 300 350 575 250K9 0,02SR 2,00SR 0.10R 300 350 575 250

Rata-rata 0,024SR 1,42SR 0.12R

LB

L11 0,02SR 1,10SR 0.11R 300 350 575 250J8 0,03SR 3,30SR 0.08R 300 350 575 250L8 0,03SR 2,60SR 0.08R 300 350 575 250K8 0,03SR 1,70SR 0.01SR 300 350 575 250K9 0,02SR 1,90SR 0.04SR 300 350 575 250

Rata-rata 0,026SR 2,12SR 0.06SRKet : L11, J8, L8, K8, dan K9 = kode (blok) lokasi pengambilan sampel, LA = lereng atas, LT = lereng

tengah, LB = lereng bawah, SR = sangat rendah, R = rendah S = sedang, T = tinggi dan ST =sangat tinggi.

Page 5: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

55

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

Hasil tersebut menunjukkan bahwakadar hara Mg berada pada status rendahsampai sangat tinggi (0,08 - 0,92 cmol kg-1),pH tanah berkisar antara masam sampai agakmasam (4.2 – 6.5) dan kapasitas tukar kation(KTK) berada pada status sangat rendahsampai rendah (0.36 – 10.53 cmol kg-1).Perbandingan rata-rata kadar hara N, P dan Kantar teras menunjukkan bahwa kadar hara Ntertinggi diperoleh pada LA dan yangterendah diperoleh pada LT. Rata-rata kadarhara P dan K tertinggi diperoleh pada LB danLT dan yang terendah diperoleh pada LT danLB.

Tinggi TanamanHasil pengamatan pertumbuhan

tinggi tanaman umur 7 dan 12 bst antar blokpengamatan pada LA, LT dan LB disajikanpada Gambar 1.

Gambar 1 menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman tertinggi umur 7 dan 12bst pada LA, LT dan LB diperoleh pada blokJ8 dan rata-rata tinggi tanaman terendahumur 7 dan 12 bst pada LA dan LB diperolehpada blok K9 dan L8. Rata-rata tinggitanaman terendah umur 7 dan 12 bst pada LTdiperoleh pada blok L11 dan L8.

Gambar 1. Diagram tinggi tanaman umur 7 dan12 bst antar blok pengamatan padaLA, LT dan LB.

Hasil pengamatan pertumbuhantinggi tanaman umur 7 dan 12 bst antara LA,LT dan LB disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram tinggi tanaman umur 7 dan12 bst antara LA, LT dan LB.

Gambar 2 menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman tertinggi umur 7 dan 12bst diperoleh pada LB, sedangkan rata-ratatinggi tanaman terendah umur 7 dan 12 bstdiperoleh pada LA kemudian LT.

1. Jumlah DaunHasil pengamatan pertumbuhan

jumlah daun umur 7 dan 12 bst antar blokpengamatan pada LA, LT dan LB disajikanpada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram jumlah daun umur 7 dan12 bst antar blok pengamatanpada LA, LT dan LB.

Gambar 3 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun tertinggi umur 7 bst padaLA berkisar 7 helai yang diperoleh pada blokL11, J8 dan L8 dan pada LT dan LB berkisar8 helai yang diperoleh pada blok L11 dan J8.Rata-rata jumlah daun tertinggi umur 12 bst

Page 6: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

56

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

pada LA, LT dan LB diperoleh pada blok J8.Rata-rata jumlah daun terendah umur 12 bstpada LA diperoleh pada blok L8 dan padaLT dan LB diperoleh pada blok L8 dan K9.

Hasil pengamatan pertumbuhanjumlah daun umur 7 dan 12 bst antara LA,LT dan LB disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram jumlah daun umur 7 dan 12bst antara LA, LT dan LB.

Gambar 4 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun umur 7 bst antara LA, LTdan LB sama yaitu mencapai 7 helai. Rata-rata jumlah daun tertinggi umur 12 bstdiperoleh pada LB dan LA dan rata-ratajumlah daun terendah diperoleh pada LT.

2. Panjang DaunHasil pengamatan pertumbuhan

panjang daun umur 7 dan 12 bst antar blokpengamatan pada LA, LT dan LB disajikanpada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram panjang daun umur 7 dan 12bst antar blok pengamatan pada LA,LT dan LB.

Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata panjang daun tertinggi umur 7 dan 12 bst

pada LA, LT dan LB diperoleh pada blok J8.Rata-rata panjang daun terendah umur 7 dan12 bst pada LA diperoleh pada blok K9 danL11. Rata-rata panjang daun terendah umur 7dan 12 bst pada LT diperoleh pada blok L11dan L8 dan rata-rata panjang daun terendahumur 7 dan 12 bst pada LB diperoleh padablok L8.

Hasil pengamatan pertumbuhanpanjang daun umur 7 dan 12 bst antara LA,LT dan LB disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram panjang daun umur 7 dan 12bst antara LA, LT dan LB.

Gambar 6 menunjukkan bahwa rata-rata panjang daun tertinggi umur 7 dan 12 bstdiperoleh pada LB, sedangkan rata-ratapanjang daun terendah umur 7 dan 12 bstdiperoleh pada LA kemudian LT.

3. Luas Anak DaunHasil pengamatan pertumbuhan luas

anak daun umur 7 dan 12 bst antar blokpengamatan pada LA, LT dan LB disajikanpada Gambar 7.

Gambar 7 menunjukkan bahwa rata-rata luas anak daun tertinggi umur 7 dan 12bst pada LA, LT dan LB diperoleh pada blokJ8. Rata-rata luas anak daun terendah umur 7dan 12 bst pada LA dan LT diperoleh padablok K9 dan L8. Rata-rata luas anak daunterendah umur 7 dan 12 bst pada LBdiperoleh pada blok K8 dan L8.

Page 7: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

57

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

Gambar 7. Diagram luas anak daun umur 7 dan12 bst antar blok pengamatan padaLA, LT dan LB.

Hasil pengamatan pertumbuhan luasanak daun umur 7 dan 12 bst antara LA, LTdan LB disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Diagram luas anak daun umur 7 dan12 bst antara LA, LT dan LB.

Gambar 8 menunjukkan bahwa rata-rata luas anak daun tertinggi umur 7 dan 12bst diperoleh pada LB, sedangkan rata-rataluas anak daun terendah umur 7 bst diperolehpada LA kemudian LT dan umur 12diperoleh pada LT kemudian LA.

4. Jumlah Anak DaunHasil pengamatan pertumbuhan

jumlah anak daun umur 7 dan 12 bst antarblok pengamatan pada LA, LT dan LBdisajikan pada Gambar 9.

Gambar 9 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anak daun tertinggi umur 7 dan12 bst pada LA, LT dan LB diperoleh padablok J8. Rata-rata jumlah anak daun terendahumur 7 dan 12 bst pada LA dan LB diperolehpada blok K9 dan L8 dan rata-rata jumlah

anak daun terendah umur 7 dan 12 bst padaLT diperoleh pada blok L8.

Gambar 9. Diagram jumlah anak daun umur 7dan 12 bst antar blok pengamatanpada LA, LT dan LB.

Hasil pengamatan pertumbuhanjumlah anak daun umur 7 dan 12 bst antaraLA, LT dan LB disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10. Diagram jumlah anak daun umur 7dan 12 bst antara LA, LT dan LB.

Gambar 10 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anak daun umur 7 dan 12 bsttertinggi diperoleh pada LT, sedangkan rata-rata jumlah anak daun 7 dan 12 bst terendahdiperoleh pada LA kemudian LB.

5. Lebar Kanopi

Hasil pengamatan pertumbuhan lebarkanopi umur 7 dan 12 bst antar blokpengamatan pada LA, LT dan LB disajikanpada Gambar 11.

Page 8: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

58

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

Gambar 11. Diagram lebar kanopi umur 7 dan 12bst antar blok pengamatan pada LA,LT dan LB.

Gambar 11 menunjukkan bahwa rata-rata lebar kanopi tertinggi umur 7 dan 12 bstpada LA, LT dan LB diperoleh pada blok J8dan rata-rata lebar kanopi terendah umur 7bst pada LA, LT dan LB diperoleh pada blokL11. Rata-rata lebar kanopi terendah umur 12bst pada LA dan LT diperoleh pada blok L8dan pada LB diperoleh pada blok K9. Hasilpengamatan pertumbuhan lebar kanopi umur7 dan 12 bst antara LA, LT dan LB disajikanpada Gambar 12.

Gambar 12. Diagram lebar kanopi umur 7 dan 12bst antara LA, LT dan LB.

Gambar 12 menunjukkan bahwa rata-rata lebar kanopi tertinggi umur 7 dan 12 bstdiperoleh pada LT, sedangkan rata-rata lebarkanopi terendah umur 7 dan 12 bst diperolehpada LA kemudian LB.

PembahasanTanah sebagai media tumbuh

tanaman sangat dipengaruhi oleh sifat tanahberupa sifat fisik, kimia dan biologi tanah.Sifat kimia tanah berkaitan dengan kesuburan

tanah terutama ketersediaan hara bagitanaman. Ketersediaan nutrisi atau hara bagitanaman kelapa sawit harus dalam keadaantersedia dan dapat diserap oleh akar tanaman,serta seimbang dan optimal. Kekuranganhara di dalam tanah dapat dipenuhi melaluipemupukan. Namun pemupukan yang baikdan tepat harus berdasarkan hasil analisis ujitanah, sehingga tidak terjadi kekurangan ataukelebihan yang dapat menyebabkan prosespertumbuhan tanaman terganggu.

Hasil evaluasi status hara N, P dan Ktanah sub soil areal penanaman kelapa sawitpada penelitian ini menunjukkan bahwa haraN dan P berada pada status sangat rendahsedangkan hara K berada pada status sangatrendah sampai rendah. Rendahnya kadar haraN, P dan K diduga karena tanah lapisan atas(top soil) yang banyak mengandung unsurhara terutama hara N, P dan K untukpenanaman kelapa sawit telah terkikis danhilang pada saat pembuatan teras, sehinggatanah yang menjadi media penanamantanaman kelapa sawit adalah tanah lapisanbawah (sub soil), dimana lapisan tanahtersebut merupakan lapisan tanah yangmenjadi tempat terjadinya proses pencuciandan penimbunan bahan-bahan dari tanahlapisan atas seperti fraksi liat, unsur Al danFe serta bahan organik (Hardjowigeno,2003). Hal ini, menyebabkan tingkatkesuburan tanah rendah terutama dalam halketersediaan unsur hara bagi tanaman.Rendahnya kadar hara tersebut dapatmenyebabkan terjadinya defisiensi ataukekahatan hara yang berdampak padaterganggunya proses pertumbuhan tanaman.Winarna dan Sutarta (2003) menyatakanbahwa lapisan sub soil merupakan lapisantanah di bawah lapisan top soil yangumumnya memiliki tingkat kesuburan yanglebih rendah dibandingkan lapisan top soil,terutama sifat kimia tanahnya yang kurangbaik bagi pertumbuhan tanamanan dan jikadigunakan sebagai media tumbuh bibitkelapa sawit. Selain itu, hasil evaluasi status

Page 9: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

59

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

hara tersebut menunjukkan bahwapertumbuhan tanaman kelapa sawit padasemua blok pengamatan yang terdapat padaLA, LT dan LB maupun perbandingan antarlereng tidak menunjukkan perbedaab yangnyata. Hal ini disebabkan karena kadar haraN, P dan K pada semuaareal penanamankelapa sawit yang diteliti masih tergolongrendah untuk dapat meningkatkanpertumbuhan tanaman kelapa sawit secaraoptimal, dimana Gon Ka Joo dalam Mutert(1999) menyatakan bahwa konsentrasi haranitrogen, fosfor dan kalium dalam tanah yangdapat mendukung pertumbuhan tanamankelapa sawit secara optimal berada padakisaran 0,15 sampai 0,24% N (N-total), 20sampai 24 ppm P (P2O5) dan 0,25 sampai0,29 cmol kg-1 K (K-dd).

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa pertumbuhan tinggi tanaman, jumlahdaun, panjang daun, luas anak daun, jumlahanak daun dan lebar kanopi tertinggi umur 7dan 12 bst dari semua blok pengamatan yangterdapat pada LA, LT dan LB diperoleh padablok J8. Tingginya pertumbuhan tanamankelapa sawit pada blok J8 baik pada LA, LTdan LB, diduga disebabkan oleh pengaruhdari tingginya kadar hara Mg (berstatus harasedang sampai sangat tinggi) dan Ca jikadibandingkan dengan blok lainnya pada LA,LT dan LB, dimana hara Mg dan Camerupakan hara yang selain berperan pentingdalam proses fisiologis tanaman untukmeningkatkan pertumbuhan tanaman jugaberperan dalam meningkatkan ketersediaanunsur hara lain melalui aktivitasnya dalampeningkatakan pH tanah. Mangoensoekarjo(2007) menyatakan bahwa hara Mgmerupakan unsur hara yang berperan pentingdalam meningkatkan pertumbuhan tanamanmelalui peranannya dalam prosesfotosintesis, metabolisme fosfat, respirasitanaman dan mengaktifkan kegiatan enzimdalam tanaman. Lingga dan Marsono (2000)menyatakan bahwa konsentrasi Ca yangoptimum di dalam tanah, mampu mendukung

pertumbuhan daun kelapa sawit, sehinggaproses fotosintesis berjalan dengan baik.Pernyataan di atas juga didukung oleh hasilpenelitian yang dilakukan oleh Kasno danNurjaya (2011) dimana hasil penelitiantersebut menunjukkan bahwa peningkatankonsentrasi hara Mg di dalam tanah sampaibatas tertentu terutama melalui pemupukanakan menyebabkan peningkatanpertumbuhan tanaman kelapa sawit terutamatinggi tanaman dan jumlah daun. Selain itu,tingginya kadar hara Ca dan Mg pada blok J8dapat meningkatkan ketersediaan unsur haralain terutama unsur hara N, P dan K melaluiperannya dalam meningkatkan pH tanah,dimana hara Ca dan Mg merupakan kationbasa yang dapat dipertukarkan padakompleks jerapan dan apabila bereaksidengan air akan menghasilkan ion-ion OH-

sehingga meningkatkan pH tanah yangberarti bahwa hara yang dibutuhkan olehtanaman mudah larut dalam air dan hara yangterfiksasi oleh unsur Fe dan Al dapat lepassehingga dapat diserap oleh tanaman(Hanafiah 2005).

Pertumbuhan tanaman kelapa sawitantar lereng menunjukkan bahwa LBcenderung mempunyai pertumbuhan yanglebih baik terutama pada tinggi tanaman,jumlah daun, panjang daun dan luas anakdaun umur 7 dan 12 bst jika dibandingkandengan LA dan LT. Pertumbuhan jumlahanak daun dan lebar kanopi tertinggi umur 7dan 12 bst diperoleh pada LT kemudiandiikuti oleh LB dan LA. Peningkatanpertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun,panjang daun dan luas anak daun umur 7 dan12 bst pada LB diduga disebabkan olehpengaruh dari tingginya kadar hara Mg dan Pjika dibandingkan dengan LT dan LA,dimana hara Mg dan P merupakan hara yangmempunyai peranan penting dalammeningkatkan pertumbuhan tanaman kelapasawit. Mangoensoekarjo (2007) menyatakanbahwa hara Mg merupakan hara yangmenjadi elemen pusat dari klorofil daun

Page 10: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

60

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

sehingga berperan penting dalam prosesfotosintesis, metabolisme fosfat, respirasitanaman dan mengatifkan kegiatan enzimdalam tanaman sedangkan hara P merupakanhara yang berperan penting sebagai molekulpentransfer energi ADP, ATP, NAD danNADH. Oleh karena itu, apabila tanamankekurangan kedua hara tersebut maka akanmengindikasikan pengurangan padasebagaian besar proses metabolisme tanamanseperti pembelahan dan pembesaran sel,respirasi dan fotosintesis atau secara umunmenunjukkan bahwa kekurangan hara Mgdan P akan berdampak pada terhambatnyaproses pertumbuhan tanaman secaramenyeluruh. Selain itu, pertumbuhantanaman kelapa sawit pada LB jugadisebabkan karena adanya penimbunan tanahlapisan top soil pada LB akibat dari prosespengikisan tanah lapisan top soil dari setiapteras yang dibuat dan akumulasi hara akibatterjadinya pencucian dan pelindian hara dariLA dan LT. Buckman dan Brady (1982)mengemukakan bahwa tanah top soilmerupakan tanah yang kaya akan unsur hara,bahan organik, dan mempunyai sifat fisikyang sangat mendukung pertumbuhantanaman. Selain itu, Pengusahaan tanamanpada lahan yang berlereng memiliki resikopenurunan keseburan tanah yang lebih cepat.Hal ini disebabkan karena terjadinyapencucian hara dan pengikisan tanah lapisanatas yang banyak mengandung hara bagitanaman oleh aliran permukaan (run off) danbahkan erosi (Sutono, 2008) yang kemudianterbawa sampai daerah pengendapansehingga menciptakan kondisi tanah padadaerah pengendapan menjadi lebih suburdibandingkan dengan tanah yang mengalamierosi dan aliran permukaan tersebut.

Meningkatnya pertumbuhan jumlahanak daun dan lebar kanopi umur 7 dan 12bst pada LT, berkaitan dengan tingginyakadar hara K dan Ca pada LT jikadibandingkan dengan LA dan LB, dimanahara K dan Ca merupakan hara yang sangat

mempengaruhi proses pertumbuhan tanamankelapa sawit. Kalium (K) merupakan haraesensial yang dibutuhkan dalam jumlahbanyak oleh tanaman kelapa sawit melebihikebutuhan hara N dan P, dimana Ng et al(1988) mengemukakan bahwa kebutuhanhara K tanaman kelapa sawit mencapai1,53% sedangkan hara N dan P hanyamencapai 0,85% dan 0,10%. Tingginyakebutuhan hara K oleh tanaman kelapa sawitberkaitan dengan perannya yang sangatpenting dalam proses pertumbuhan, dimanahara K berperan dalam fungsi sel termasukpengaturan turgor, keseimbangan muatan danpotensial membran. Selain itu, ion K+

memfasilitasi beberapa respon fisiologi yangmendukung pertumbuhan tanaman, termasukpembukaan dan penutupan stomata, gerakandaun dan regulasi polarisasi membran(Elumalai et al., 2002). Kalsium (Ca) selainberperan dalam meningkatkan pH tanah, jugamerupakan komponen penting dinding sel,dalam pembentukan struktur danpermeabilitas membran sel. Oleh karena itu,tanaman yang kekurangan hara Ca dapatmenyebabkan terhentinya pertumbuhantanaman akibat terganggunya pembentukanpucuk tanaman dan ujung-ujung akar atautitik-titik tumbuh (Hanafiah, 2005).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan maka dapat disimpulkan yaitu:(1) status hara N, P dan K tanah sub soilareal penanaman kelapa sawit pada lerengyang berbeda tergolong sangat rendah sampairendah; (2) hara N, P dan K tanah sub soilpada lereng yang berbeda belum memberikanpengaruh secara optimal terhadappertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun,panjang daun, luas anak daun, jumlah anakdaun dan lebar kanopi tanaman kelapa sawitumur 7 dan 12 bst; dan (3) lereng bawah

Page 11: MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2014/AGP2401006.pdf · MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA ... tersebut dapat

61

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

cenderung memberikan pertumbuhantanaman kelapa sawit lebih baik terutamatinggi tanaman, jumlah daun, panjang daundan luas anak daun, umur 7 dan 12 bst dibandingkan dengan lereng tengah dan lerengatas.

SaranBerdasarkan hasil yang telah dicapai

dalam penelitian ini, maka disarankan agarkadar hara N, P dan K tanah harusditingkatkan melalui pemupukan tepat jenis,dosis, waktu, dan cara sehingga pertumbuhantanaman kelapa sawit dapat meningkat secaramaksimal.

UCAPAN TERIMAKASIHTulisan ini merupakan salah satu

bagian dari penelitian yang dibiayai olehdana BOPTN UHO 2012/2013, oleh karenaitu kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKAFairhurst, T.H., J.P. Caliman, R. Härdter, Dan C.

Witt. 2006. Kelapa Sawit: KelainanHara dan Pengelolaannya. Potash andPhosphate Institute (Ppi), Potash andPhosphate Institute of Canada (Ppic),International Potash Institute (Ipi),French Agricultural Research Centrefor International Development (Cirad).P.53.

Hanafiah, A.K. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Jones, J.B. 1998. Plant Nutrition Manual. CRCPress. New York.

Kasno, S. dan Nurjaya. 2011. Pengaruh PupukKiserit terhadap Pertumbuhan KelapaSawit dan Produktivitas Tanah. JurnalLittri 17(4): 133 – 139

Lingga,P dan Marsono. 2000. PetunjukPenggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta.

Lubis, E.R., dan A. Widanarko. 2011. BukuPintar Kelapa Sawit. Agromedia.Jakarta.

Marschner H. 1995. Mineral Nutrition in HigherPlants. Academic Press. New York.

Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanahdan Pemupukan Budidaya Perkebunan.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Mutert, E. 1999. Suitability of Soils for Oil Palmin Southeast Asia. Better CropsInternational (BCI). Vol31 No1:36-38.

Ng, S.K., S, Thamboo and P. de Souza. 1988.Nutrient Content of Oil Palm inMalaysia, II. Nutrient in VegetativeTissues. Malaysian Agric. J. 46.

Prasetyo., B.H. dan D.A. Suriadikarta. 2006.Karakteristik, Potensi, dan TeknologiPengelolaan Tanah Ultisol untukPengembangan Pertanian Lahan Keringdi Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian,25(2). Bogor.

Sastrosayono, S. 2003. Budi daya Kelapa Sawit.Agromedia Pustaka. Jakarta. hal 66.

Winarna dan E.S., Sutarta. 2003. Pertumbuhandan Serapan Hara Bibit Kelapa SawitPada Medium Tanam Sub Soil TanahTypic Paleudult, TypicTropopsamment, dan Typic Hapludult,Warta PPKS Vol. 11 (1), PPKS.Medan.