7
PERANAN WANITA TANI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA USAHATANI JAGUNG DI DESA ALEBO KECAMATAN KONDA KABTJPATEN KONAWE SELATAN Oleh : Hartina Batoat ABSTRACT The obiectives of the research were to understood: (a) the role of farm-wgmen in decision makingon the corn farming; (b) the internal and external factors that influeced the rol of farm-women in decision making on corn farming. The research was conducted in Desa Alebo, Kecamatan Konda, Kabupaten South Konawe. The samples consisted of 3AVo of total household in Desa Alebo, and the samples were randomly taken. The data were analysed using Spearman correlation rank test. The result indicated that the majority of respondents (60.25%) were involved with her husband in the decision making, 257o of decision making were dominated by men (head of household) without involving his wife. A number of 6.530/o of decision making was dominated by husbands, in comparison 3.89% of decision making dominated by women (the wifes). Attractively, there were 3.34o/o of the corn faring decision were made by women (the wifes) without involving their husbands. Genelally, the role of women in the corn farming decision was significantly correlated with the women formal education. The age, non-formal education, and experience showed in significant correlation with the decision making. The role of women in decision making significantly related with production facilities. The intensity of extention had no influenced on the women decision making. Keywords: farm women, role, decision making, corn farming PENDAHULUAN Jagung adalah salah satu komoditi pangan yang dikembangkan dan sangat penting setelah padi, karena merupakan bahan pangan sumber kalbohidrat setelah beras. Sekaligus jagung merupakan pakan temak dan bahan baku industri. Meningkatnya pertambahan penduduk serta berkembangnya usaha peternakan dan industri yang menggunakan bahan baku jagung, kebutuhan jagung semakin meningkat. Walaupun produksi terus meningkat tetapi karena kebutuhan juga besar maka produksinya masih belum memadai. Peranan wanita pedesaan sudah diketahui secara umum tidak hanya mengurusi rumah tangga sehari-hari, tetapi tenaga dan pikirannya juga terlibat dalam berbagai kegiatan usahatani. Dari beberapa hasil penelitian, fakta menunjukkan bahwa wanita berperan di bidang usahatani, sejak proses produksi, panen sampai pasca panen. Selain mempunyai tugas sebagai sumber tenaga kerja keluarga, sering kali wanita tani memberikan andil yang cukup besar dalam pengambilan keputusan tentang berbagai kebijaksanaan dalam pengelolaan usahatani keluarganya. Peranan ini mempunyai nilai yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan pertanian. Walaupun pada umumnya terdapat variasi partisipasi wanita pada sector pertanian, tergantung dari daerah, strata, social budaya dan agama setempat, namun status wanita menjadi meningkat apabila wanita mempunyai kemampuan sendiri untuk mandiri dalam mencari nafkah (Departemen Pertanian, I 99 I ). Wanita tani menurut Pusat Penyuluhan Pertanian (1997) adalah kaum wanita dalam keluarga petani dan masyarakat pertanian, yang dibagi: (l) Menurut statusnya dalam keluarga, terdiri dari: Kepala keluarga, yaitu wanita tani pada kondisi: wanita janda (ditinggal suami karena bercerai atau meninggal), atau wanita tidak menikah yang hidup mandiri, tidak menjadi ) Staf Pengajar pada Jurusan Sosek Pertanian Fabtltas Pertanian {Jniversitas Haluotei, k;id;i. t2l

dan - faperta.uho.ac.idfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2007/AGP1703008.pdf · dewasa anggota keluarga, atau pemuda tani wanita dimana yang bersangkutan mengetola suatu usahatani

  • Upload
    lamngoc

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PERANAN WANITA TANI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADAUSAHATANI JAGUNG DI DESA ALEBO KECAMATAN KONDA

KABTJPATEN KONAWE SELATAN

Oleh : Hartina Batoat

ABSTRACT

The obiectives of the research were to understood: (a) the role of farm-wgmen in decisionmakingon the corn farming; (b) the internal and external factors that influeced the rol of farm-women indecision making on corn farming. The research was conducted in Desa Alebo, Kecamatan Konda,Kabupaten South Konawe. The samples consisted of 3AVo of total household in Desa Alebo, and thesamples were randomly taken. The data were analysed using Spearman correlation rank test. The resultindicated that the majority of respondents (60.25%) were involved with her husband in the decisionmaking, 257o of decision making were dominated by men (head of household) without involving his wife.A number of 6.530/o of decision making was dominated by husbands, in comparison 3.89% of decisionmaking dominated by women (the wifes). Attractively, there were 3.34o/o of the corn faring decision weremade by women (the wifes) without involving their husbands. Genelally, the role of women in the cornfarming decision was significantly correlated with the women formal education. The age, non-formaleducation, and experience showed in significant correlation with the decision making. The role of womenin decision making significantly related with production facilities. The intensity of extention had noinfluenced on the women decision making.

Keywords: farm women, role, decision making, corn farming

PENDAHULUAN

Jagung adalah salah satu komoditipangan yang dikembangkan dan sangatpenting setelah padi, karena merupakanbahan pangan sumber kalbohidrat setelahberas. Sekaligus jagung merupakan pakantemak dan bahan baku industri.Meningkatnya pertambahan penduduk sertaberkembangnya usaha peternakan danindustri yang menggunakan bahan bakujagung, kebutuhan jagung semakinmeningkat. Walaupun produksi terusmeningkat tetapi karena kebutuhan jugabesar maka produksinya masih belummemadai.

Peranan wanita pedesaan sudahdiketahui secara umum tidak hanyamengurusi rumah tangga sehari-hari, tetapitenaga dan pikirannya juga terlibat dalamberbagai kegiatan usahatani. Dari beberapahasil penelitian, fakta menunjukkan bahwawanita berperan di bidang usahatani, sejakproses produksi, panen sampai pasca panen.

Selain mempunyai tugas sebagai sumbertenaga kerja keluarga, sering kali wanita tanimemberikan andil yang cukup besar dalampengambilan keputusan tentang berbagaikebijaksanaan dalam pengelolaan usahatanikeluarganya. Peranan ini mempunyai nilaiyang sangat penting dan strategis dalampembangunan pertanian. Walaupun padaumumnya terdapat variasi partisipasi wanitapada sector pertanian, tergantung dari daerah,strata, social budaya dan agama setempat,namun status wanita menjadi meningkatapabila wanita mempunyai kemampuansendiri untuk mandiri dalam mencari nafkah(Departemen Pertanian, I 99 I ).

Wanita tani menurut PusatPenyuluhan Pertanian (1997) adalah kaumwanita dalam keluarga petani dan masyarakatpertanian, yang dibagi: (l) Menurut statusnyadalam keluarga, terdiri dari: Kepalakeluarga, yaitu wanita tani pada kondisi:wanita janda (ditinggal suami karena berceraiatau meninggal), atau wanita tidak menikahyang hidup mandiri, tidak menjadi

) Staf Pengajar pada Jurusan Sosek Pertanian Fabtltas Pertanian {Jniversitas Haluotei, k;id;i. t2l

122

tanggungan orang lain, bahkan sering jugamempunyai tanggungan. Isteri petani, yaituwanita yang menjadi isteri petani, hidup saturumah sebagai suami isteri yang sah. Wanitadewasa onggota keluarga, yaitu wanita yangberumur di atas 30 tahun atau yang sudahpernah menikah, yang tinggal bersamaseorang petani (ibu, mertua, saudara, ipar,anak, kemenakan dan lain-lain). Pemuda tqniwanila, yaitu wanita berumur l6-30 tahundan belum pernah menikah, yang tinggalbersama satu keluarga petani (anak,kemenakan dan lainnya), dan Taruna laniwanita, yaitu wanita remaja berumur dibawah l6 tahun dan belum pernah menikah,yang tinggal dan menjadi tangungan seorangpetani. (2) Menurut fungsinya dalamusahatani, terdiri dari: Petani wanito, yaituwanita pengusaha tani yan1 mengelolausahataninya secara mandiri. Petani wanitadapat berstatus sebagai: (a) kepala keluarga,yang hidup mecukupi nafkah keluarganyadari usahatani; (b) sebagai istri petani,dimana suaminya tidak berfungsi selakupencari nafkah utama atau bekerja di luarusahatani keluarga; atau (c) sebagai wanitadewasa anggota keluarga, atau pemuda taniwanita dimana yang bersangkutan mengetolasuatu usahatani sgcara mandiri. Mirrdpembanlu usaha petani, yaitu wanita taniyang membantu pengusahatani dalamkeluarganya, tanpa diberi upah/pembagianhasil secara ekonomi. Mitra usaha petanitersebut berstatus sebagai; isteri petani,wanita dewasa anggota keluarga, ataupemuda/taruna tani wanita.

Berdasarkan status dan fungsinyawanita memegang peran penting disampinguntuk keluarga juga dalam usahataninya.Peran (role) merupakan aspek dinamis d'aristatus, dan apabila melaksanakan hak dankewajibannya sesuai dengan kedudukannyamaka ia menjalankan perannya. MenurutSoerjono Soekanto (1997) bahwa perananseseorang dalam masyarakat diatur olehnorrna-norrna yang berlaku dalammasyarakatnya. Di perdesaan masih berlakunorrna tradisional yang umumnyamengharapkan wanita berperan sebagai isteri,ibu dan anggota rumah tangga yang baikdalam melayani kebutuhan keluarga.

Dalam kegiatan usahatani wanitajarang dilibatkan dalam proses pengambilankeputusan, padahal para wanita tersebutjugaakan terkena imbas dari keputusan yangdiambil oleh bapak taninya. Pengambilankeputusan adalah suatu proses memilih danmenetapkan alternative yang tepat untuksuatu tindakan yang diinginkan. Proses inimelibatkan pertimbangan rasional dan jugaaspek psikologis dan sosial budaya(martianto et al, 1993\.

Pudjiwati Sajogyo (1983) menge-mukakan bahwa untuk menganalisis perananwanita dalam pengambilan keputusan dirumah tangga dengan cara mengelompokkanpengambilan keputusan dalam lima tingkatanyang berkisar dari "dominasi oleh isteri"(keputusan yang dibuat oleh isteri sendiri)sampai kepada "dominasi oleh suami"(keputusan yang diambil oleh suami sendiri).Keputusan-keputusan oleh suami dan isteridiharapkan dapat memperoleh gambarantentang adanya dominasi relative dari priadan wanita dalam mengambil keputusan yangberhubungan dengan kegiatan meningkatkantaraf hidup rumah tangga.

Perbedaan dalam pengambilankeputusan tersebut mencerminkan distribusidan alokasi kekuasaan dalam rumah tangga,yang pada dasarnya menurut Blood danWolfe (Sajog;ro, 1983), ditentukan olehstruktur keluarga dan oleh factor sumberdayapribadi suami isteri, yang diperoleh dalamkeluarga inti masing-masing, misalnyapendidikan (formal dan informal),pengetahuan dan keterampilan, kekayaan danpengalaman. Aspek yang paling pentingdalam struktur keluarga adalah posisianggota keluarga karena distribusi danalokasi kekuasaan. Aspek berikutnya yangjuga penting adalah pembagian kerja dalamkeluarga (Sajoryo, l98l ).

Kekuasaan yang dinyatakan sebagaikemampuan, untuk mengambil keputusanyang mempengaruhi kehidupan keluarga itubisa tersebar dengan sama nilainya atau tidaksama nilainya, khususnya antara suami danisteri (Sajogyo, l9S3). pembagian kerjamenunjuk pada pola peranan yang ada dalamkeluarga dimana khususnya suami dan isterimelakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

AGRIPLUS, Yolumc 17 Nomor 03 september zwz IssN 0gs4-0ug

Kombinasi kekuasaan dan pembagian kerjamenurut Blood dan Wolfe adalah hal yangpaling mendasar dalam keluarga, dandipengaruhi pula oleh posisi keluarga dalamlingkungan dan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang tersebuttujuan penelitian ini adalah untukmengetahui: (l) peran wanita tani dalampengambilan keputusan pada usahatanijagung; dan (2) faktor-faktor internal daneksternal yang mempengaruhi peran wanitatani dalam pengambilan keputusan pada

usahatani jagung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan denganmenggunakan metode survey (Singarimbun,1995). Hal ini berarti untuk memperolehgambaran tentang suatu populasi dari unitsampel yang diambil yang memwakilipopulasi. Unit analisisnya adalah wanita tani.

Penelitian ini berlokasi di DesaAlebo Kab. Konawe Selatan. Populasipenelitian ini adalah wanita tani yang ada diDesa Alebo Kec. Konda Kab. KonaweSelatan Sultra. Wanita tani yang di maksuddalam penelitian ini adalah wanita tani yangberstatus sebagai isteri petani jagung. Otehkarena daftar yang tersedia adalah jumlahkepala keluarga/rumah tangga petani, makadiasumsikan jumlah tersebut adalah jumlahpopulasi wanita tani jagung. Berdasarkanjumlah populasi tersebut diambil sampelsebanyak 30% dari seluruh rumah tangga danpengambilan sampelnya dilakukan secaraacak-

Jenis-jenis data dalam penelitian inimeliputi data primer dan data sekunder. Dataprimer mencakup berbagai variabel yangditeliti, yaitu: (l) Peran wanita tani, yangmeliputi (a) p€ran wanita tani dalampengambilan keputusan bisnis usahatanijagung, dan (b) peran wanita tani dalampengambilan keputusan pada pelaksanaankegiatan usahatan i jagun g; (2) faktor i nternal,meliputi, umur, pendidikan formal, sertapengalaman berusahatani, dan (3) faktoreksternal, meliputi: sarana produksi,prasarana, dan intensitas penyuluhan. Data

123

sekunder meliputi: gambaran umum desa.Untuk memperoleh data-data tersebutdigunakan teknik pengumpulan datawawancara, pengamatan dan pencatatan.

Analisis data dilakukan secaradeskriptif. Analisis data digunakan untukmenjawab tujuan penelitian yang telahdirumuskan dengan menggunakan ujikorelasi peringkat Spearman (Siegel, 1997).Pengolahan data dengan bantuan programcomputer program Statistical Program forSocial science (SPSS) versi 11.0. Hal iniuntuk menjamin ketepatan dan mempercepatproses perhitungan.

IIASIL DAN PEMBAHASAN

UmurHasil penelitian menunjukan bahwa

umur wanita tani responden bervariasi antara20 sampai 59 tahun, dengan rata-rata umur39,6 tahun. Golongan kelompok umur yangbanyak adalah golongan umur 3l tahunsampai 45 tahun, yaitu sebesar 54,47yo.Sebanyak 25,89yo responden berusia diatas45 tahun dan sebanyak 19,640 berusiadiantara 20 tahun sampai 30 tahun.

Usia antara 3l-45 tahun adalahtermasuk usia produktif dan merupakan usiaseseorang pada tingkatan usia paling matang.Pada usia ini wanita tani umurnya sudahmempunyai beberapa orang anak yang sudahcukup besar. Seseorang juga sudah cukupmempunyai pengalaman hidup, pengalamanhidup yang baik maupun buruk, yang dapatdijadikan penuntun untuk mengurangikehidupan yang selanjutnya. Mereka jugalebih bertanggung jawab terhadap kehidupankeluarganya. Sebagai wujud tanggung jawabini mereka tidak ketinggalan untuk berperanserta aktif meningkatan kesejahteraankeluarga. Salah satunya adalah keikutsertaandalam pengelolaan usahatani keluarga,dengan ikut terlibat dalam pengambilankeputusan untuk pengelolaan ini.

Pendidikan FormalPendidikan formal yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah jumlah tahunpetani respoden mengikuti proses belajar

AGRIPLUS, Yolume 17 Nomor 03 September 2007 ISSN 0854-0U8

124

mengajar secara formal. Tingkat pendidikanformal responden yang mengikutipendidikan formal lebih dari 9 tahun hanya3,5704, kemudian terbanyak kedua ada23,23%o responden yang tidak tamat SD.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pendidikan formal wanitatani di daerah penelitian adalah termasukkategori sedang cenderung rendah.Rendahnya pendidikan formal ini disebabkan kesempatan yang di berikan kepadawanita untuk melanjutkan pendidikannyasangat terbatas. Kebanyakan orang tua masihmemprioritaskan pendidikan untuk anak laki-lakinya dari pada anak perempuannya. Masihada anggapan bahwa anak perempuan tidakperlu sekolah yang tinggi, karena akhirnyaakan kedapur juga. Keterbatasan kesempatanuntuk terus bersekolah, juga disebabkanfactor biaya yang tidak mencukupi.Kesehjatraan keluarga yang masih rendah,menyebabkan bidang pendidikan tidakmenjadi prioritas mereka.

Pendidlken lr[on FormslPendidikan non formal yang dirnaksud

dalam penelitan ini adalah kegiatan prosespembelajaran s€perti pelatihan, kurusus tanitentang budidayajagung, maupun kurusus dibidang lain yang pernah di ikuti wanita tani.Hasil penlitian ini menunjukkan bahwakebanyakan responden tidak pernahmengikuti pelatihan/kursus yakni sebanyak75%. Sebanyak l8,75yo pernah mengikutikursus di bidang pertanian dan 6,25%o wanitatani responden yang pernah mengikutipelatihan di bidang bukan pertanian.

Pengalaman Berusahatani JagungPengalaman berusahatani yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlahtahun wanita tani responden sudah berusahatani jagung. Pengalaman berusahatani jagungresponden yang paling lama adalah 25 tahun,sedangkan yang paling baru adalah 2 tahun.Hasil penelitian bahwa sebanyak SZ,6Byoresponden jagung nrempunyai pengalamanusahatani jagung sedang yaitu antara 6-15tahun.

Sarana ProuksiSarana produksi yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah meliputiketersediaan sarana produksi seperti bibit,pupuk, obat-obatan dan alat-alat pertanianyang mudah di peroleh, sesuai jumlah danwaktu yang dibutuhkan serta harga yangterjangkau. Hasil penelitian bahwa sebagianbesar, yaitu 55,36%o sarana produksi beradapada kategori sedang. Hal ini berarti bahwadidaerah penelitian sarana untuk poduksijagung ini cukup tersedia.

PrasaranaPrasarana yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah ketersediaan sumberpengairan dan kemudahan transportasi untukmendistribusikan hasil usaha tani jagung ketempat pemasaran/penjualan. Kondisi jalanyang ada di daerah penelitian cukup baguskerena bisa dilewati kendaraan roda empat.Sumber pengairan untuk tanaman jagungpada umumya hanyalah dari air hujan.Petani-petani didesa penelitian pada umunyamenjual jagungnya langsung kepadatengkulak atau pedagang pengumpul saja.

Intensitas PehyuhihanIntensitas Penyuluhan yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalahfrekuensi mengikuti komunikasi atauinformasi inovasi tentang kebutuhan ataumasalah yang dihadapi petani yang bertujuanmeningkatkan kemampuan wanita tani dalambudidaya jagung. Berdasarkan hasilpenelitian diketahaui bahwa sebanyak7A,54yo responden menyebutkan bahwapeyuluh pertanian pernah datang kedesamereka dan 72,32o/o responen menyatakanpernah mengikuti kegiatan penyuluhanpertanian. Meskipun didaerah penelitianbelum dibentuk kelompok tani untuk wanitatani, tetapi para wanita tani pernahmenghadiri kegiatan penyuluhan di BalaiPenyuluhan Pertanian KecamatanPenyipatan. Menurut 34,82Va responden,materi penyuluhan kadang-kadang sesuaidengan permasalahan yang sedang di hadapimereka dan 33,93o/o responden menyatakanbahwa materi penyuluhan selalu sesuaidengan kebutuhan petani.

AGRIPLUS, Volume 17 Nomor 03 September Z(M7, ISSN 0gfl4-012g

Peranan Waniata Tani dalam Peng-ambilan Keputusan Usahatani Jagung

Pola pengambilan keputusan yangditelaah dalam penelitian ini adalahberdasarkan lima pola peran yaitu, suamisendiri, suami dominant, bersama setara, istridominan, dan istri sendiri. Berdasrakan hasilpenilitian,peranan wanita tani dalampengambilan keputusan pada usahatanijagung, sebanyak 58,93Yo respondentermasuk kategori sedang dan 35,71yotersmasuk kategori rendah. Hal ini berartibahwa pengambilan keputusan padausahatani jagung sudah banyak dilakukansecara bersama serta antara suami dan istriseperti; penentuan jarak tanam, pemilihanjenis pupuk, penentuan dosis pupuk,pemberantasan hama penyakit) lebih dari50% responden menyatakan bahwapengambilan keputusan dilakukan secarabersama setara oleh suami dan istri. Hal inimenunjukan status wanita sudah diperhitungkan karena wnita sudah ikut terlibatdalam pengambilan keputusan pada banyakkegiatan. Kegiatan yang lebih di dominasisuami, bahkan suami lebih banyakmemutuskan sendiri adalah untuk bidangkegiatan pemberantasan hama penyakit(pemberian, jenis dan dosis obat).

Bila dilihat dari kecilnya presentasijumlah keputusan yang di ambil sendiri olehistri atau domonan istri, maka hal inimenunjukan wanita sendiri mempunyaiperanan yang masih rendah dalampengambilan keputusan di usahatani jagung.Hal demikian karena adanya anggapan secaranormative tangung jawab di usahatani masihdi bebankan pada suami. MenurutWisadirana (1999:78) dibawah pungsi suamisebagai kepala keluarga lebih berperan unutkmencari nafkah. Sehingga mepunyaitanggung jawab yang lebih besar untukmemajukan usahataninya. Berdasrkan hsilpenelitian ini maka dapat diambil kesimpulanbahwa peranan wanita tani dalampengambilan keputusan pada ushatani jagungtermasuk dalam katergori sedang.

125

Hubungan antara Faktor-Faktor Internaldengan Pengambilan Keputusan WanitaTani dalam Usahatani Jagung

Berdasarkan hasil uji korelasi (TabelI ) di peroleh hanya variabel pendidikanformal yang menunjukan hubungan secarasangat nyata positif dengan peranan wanitatani dalam pengambilan keputusan padausahatani jagung. Variabel umur, pendidikannon formal, pengalaman, dan pengetahuanmenunjukan hubungan yang tidak nyatadengan peranan wanita tani dalamketerlibatannya pada pegambilan keputusandi usahatanijagung.

Dari tiga variabel dalam faktorinternal, hanya satu variabel yangberhubungan secara sangat nyata denganperanan wanita tani dalam pengambilankeputusun pada uasahatani jagung, yaituvariabel pendidikan formal.

Pendidikan formal seseorang dapatmempenegaruhi kuikutsertaannya dalampengambilan keputusan pada sebuahkeluarga. Pendidikan formal istri mempunyaihubungan fositif terhadap peranannya dalampengambilan keputusan pada usahatanijagung, artinya semakin tinggi pendidikannyamengakibatkan istri mempunvai kekuasaanyang setara denga suaminya dalampengambilan keputusa pada usahatanijagung. Berarti istri yang berpendidikantinggi turt campur tangan dalam bidang yanglazim dikuasai suami. Hasil penelitian Blooddan Wolfe (Widiastuti, 1989:18) menyatakanbahwa suami atau istri yang pendidikanformalnya lebih tinggi, maka mereka akanmendominasi pengambilan keputusan. Initerjad i pada setiap tingkat pekerjaan/jabatan.Hasil penelitian Widiastuti (1989:133)menunjukan pula bahwa pada kelompokrumah tangga yang istrinya berpendidikantinggi, pola pengambilan keputusancenderung lebih berpran daripada istri yangpendidikannya rendah. Pendidikan istri yangtinggi dalam rumah tangga tidak selalumenyebabkan istri mendominasi (lebihberkuasa), tetapi cukup mendorong istriuntuk berkuasa bersama dan setara dengansuami. Tampaknya kebersamaan inilah yangmenjadi tipe ideal kekuasaan suami istridalam rumah tangga. Kekuasaan yang sama

AGRIPLUS, Volume 17 Nomor 03 September 2007, ISSN 0AS4-0ng

126

antara suami dan istri dalam rumah tanggamenunjukan bahwa status suanri dan istridalam rumah tangga adalah sama.

Secara tioritis, tingkat pendidikanakan mempengaruhi peranan dalampengambilan keputusan. Pendidikan formalyang tinggi cedrung dapat meningkatkanketerlibatan istri dalam pengambilankeputusan. Seorang wanita tani yangmempunyai pendidikan formal yang lebihtinggi biasanya lebih mempunyaikemampuan dalam peranan pengambilankeputusan pada usahatani daripada wanitatani yang berpendidikan formal yang lebih

Faktor Internal

rendah.Seseorang yang berpendidikanformal tnggi, akan mempunyai pegalamanyang lebih banyak pula, sehingga dapatmemberikan pertimbangan-pertimbanganatau saran-saran kepada suami sebagai kepalakeluarga. Melalui penglaman yang di perolehdi luar rumah, istri akan berinteraksi dengannilai-nilai baru, yang pada akhirnya akanmenambah pengetahuannya. Suami jugacendrung akan meminta istrinyd memberikanpendapat dan pandangannya yangberhubangan dengan usahatani milikkeluarga sebagai sumber pendapatankeluarga.

Tabel l. Hubungan antara Faktor-faktor Internal dengan Peranan Wanta Tani dalam UsahataniJagung.

Pengambilan Keputusan Wanita Tani dalamUsahataniJagung

Nilai Korelasi Nilai-p-0-05 r

Pendidikan Formal 0JtO0,5930,001

Pendidikan Non Formal -0.0 r2 0.904Usahatani -0,090hubungan sangat nyata untuk p< 0,01

llubungan antara Faktor-faktor Eksternaldengan Pengambilnn Keputusan WanitaTani dalant Usahatani jngung

Hasil uji korelasi (Tabel 2)menunjukan bahwa keikutsertaan wanita tanidalam pengambilan keputusan pada usahatani jagung berhubungan secara sangat nyatadengan variabel sarana produksi danberhubungan secara nyata dengan prasarana.Variabel intensitas penyuluhan dan iklimusaha menunjukarr hubungan yang tidaknyata dengan keterlibatan wanita tani dalampengambilan keputusan pada usahatanijagung.

Sarana produksi yang mudah diperoleh dan selalu tersedia pada saat dibutuhkan serta dengan harga yang relativemurah, akan sangat mempengaruhiketerlibatan wanita tani dalam pengambilan

keputusan pada usahtani jagung. Demikianpula prasarana jalan yang baik dan dapat dilalui kendaraan apa saja, dijangkau akanmempengaruhi keterlibatan wanita tani dalampengambilan keputusan pada uasahatanijagung. Wanita tani sebagai istri petani akancenderung terlibat pada usahatani keluargayang mempunyai sarana produksi danpemasaran yang lebih baik.

Variabel intensitas penyuluhanberhubungan secara tidak nyata denganperanan wanita tani dalam pengambilankeputusan pada usahatani jagung. Hal inikemungkinan di sebabkan penyuluhan yangpernah diikuti wanita tani belum dapatmemberikan'dorongan untuk lebih berperandalam pengambilan keputusan di usahatanijagung.

0"347

AGRIPLUS, Volume 17 Nomor 03 September 2(M7, ISSN 0gS4-0IZg

t27

Tabel2. Hubungan antara Faktor-faktor Eksternal dengan Peranan Wanta Tarri dalam UsahataniJagung.

Pengambilan Keputusan Wanita Tani dalamUsahatani JagungFaktor lnternal

Nilai KorelasiSarana Produksi

Intensitas PenvuluhanKeterangan: 'hubungan

nyata untuk p< 0,05

0.0r 8 0,847dan hubungan sangat nyata untuk p< 0,01

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan: (l) pada umumnya respondenmelakukan pengambilan keputusan padabeberapa bidang keputusan di usahatanijagung secara bersama antara suami dan istriyaitu sebesar 60,25Yo, suami sendiri sebesar25,98yo, suami dominant sebesar 6,53010, istridominant sebesar 3,89yo dan istri sendirisebesar 3,34Yo; (2) sarana produksi,prasarana, dan intensitas penyuluhan beradapada kategori sedang, masing-masing sebesar55,3604, 59,82yo, dan 66,070/o; (3) perananwanita tani dalam pengambian keputusanpada usahatani jagung berhubungan searasangat nyata positif dengan pendidikanformal responden. Variabel umur, pendidikannon formal, dan pengalaman, menunjukkanhubungan yang tidak nyata dengan perananwanita tani dalam pengambilan keputusanpada usahatani jagung; dan (4) Perananwanita tani dalam pengambilan keputusanusahatani jagung berhubungan secara sangatnyata positif dengan sarana produksi,variabel intensitas penyuluhan menunjukkanhubungan yang tidak nyata dengan perananwanita tani dalam pengambilan keputusanpada usahatani jagung.

SaranBerdasarkalr kesimpulan disarankan:

(l) di bentuk kelompok wanita tani (sampaisaat ini belum ada kelompok wanita tani);dan (2) wanita tani hendaknya selaludiikutsertakan dalam penyuluhan pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. I 99 I . Wanitatani-NelayanIndonesia Tinjauan Pustaka MengenaiPola Pembagian Kerja Wanita dan Priadi Dalam Rumah Tangga PetaniNelayanIndonesia dengan Analisis Gender.

Pusat Penyuluhan Pertanian. 1997. PedomanPembinaan Wanita Tani Nelayan.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrikuntuk llmu-llmu Sosial. PT GramediaPustaka Utama. Jakarta

Soekanto, Soerjono. 199'7. Sosiologi: SuatuPengantar. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta

Singarimbun, M dan Sofian Effendi (editor).1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES.Jakarta.

Sajogyo, Pudjiwati, 1983. Peranan Wanita dalamPerkembangan Masyarakat Desa. CVRajawali. Jakarta

Wisadirana, D. 1999. "Peranan Wanita dalamUsaha Peternakan Kambing (Studi diPedesaan Penerima Bantuan TernakKambing Proyek IDT di WilayahKabupaten Malang". Jurnal penelitianIlmu-ilmu Sosial (Social Sciences) Vol.I I No. I Februari 1999.

Widiastuti. 1989, "Pengaruh Beberapa FaktorPembangunan Terhadap Status Wanita;Kasus Pembagian Warisan danPengambilan Keputusan dalam RumahTangga, di Desa Jatirejo, KecamatanSuruh Kabupaten Semarang". Tesis.lnstitut Pertanian Bogor. Bogor.

AGRIPLUS, Yolume 17 Nomu 03 Septembet ZMZ, ISSN 0BS4-012g