52
04 | 23 - 29 September 2013 RP 20.000 Runtuhnya Dinasti PDI-P di Bali

Majalah Bali Post Edisi 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Headline : Runtuhnya Dinasti PDI-P di Bali

Citation preview

Page 1: Majalah Bali Post Edisi 4

04 | 23 - 29 September 2013

RP 20.000

Runtuhnya DinastiPDI-P di Bali

Page 2: Majalah Bali Post Edisi 4
Page 3: Majalah Bali Post Edisi 4
Page 4: Majalah Bali Post Edisi 4

LAPORAN UTAMA Wong Cilik Tinggalkan PDI-P 7 Jangan Berlindung di Balik Nama Besar Bung Karno 8 Lampu Merah Bagi PDI-P Bali 9 Rakyat Bali Marah 10FIGUR

Jadi Agen Tenaga Kerja 12

OPINI Runtuhnya Dinasti PDI-P di Bali 14TRADISI “Ngusaba Bukakak” Ungkapkan Rasa Syuku 16

LINGKUNGAN Tercemar Limbah Rumah Tangga 18 Parah, Pencemaran Bbm di Beratan 19POLITIK Pilpres 2014, Prerogratif Versus Konvensi 20GAYA HIDUP Ayu laksmi Lebih Baik Tancap Gas 22 Tampil “chic” dan Simple Dengan Kebaya 23EVENT Legian Beach Festival 25LINGKUNGAN Butus Dikeruk Petani dan Pura Tergusur Kecurangan? 27PENDIDIKAN Sekolah Swasta Makin Terhimpit 28 Sekolah Bernuansa Agama Tetap Eksis 29KILAS PERISTIWA Miss World 2013 “Full” di Bali 30

Pendekar “Kuntau” itu di Vonis 6 Tahun Penjara 31 Kecelakaan Maut Si Dul Enam Nyawa Melayang 31KESEHATAN

Ayur Weda Pengobatan Holistic 32 System Udargi – Herbal – Meditasi Shivasidanta 33JAJAK PENDAPAT Jajak Pendapat Rikuh “Menindak” Mantan Kapolda 34EKONOMI Produksi Kerajinan Bali Hadapi Pasar Mea 2015, Dukungan Pemerintah Masih Kecil 36INVESTASI Kk Miskin Nyelip Disanur 37 Revitalisasi Pantai Sanur Janji Pemerintah Pada Wisatawan 37KRIMINAL Minim Pengamanan Vila Disasar Garong 39 Hutan Bukit Penulisan Angker, Malah Dipakai Buang Mayat 40

Porprov Bali XI Berdayakan Atlet Lokal 45MANCANEGARA

Rodman Tembus Pertahanan Korea Utara 46DAERAH

Jeritan Petani di Hutan Gundul 48 Perambah Bikin Resah 49 Hutan “Ditumbuhi” Beton 50

23 - 29 September 20134

D A F T A R I S I

SOROT Citra Partai Harus Dibangun 13

TRADISI Tradisi Agraris Yang tak Pernah Hilang 17

OLAHRAGA Gelar Keempat Dalam Jangkauan 42

4

Page 5: Majalah Bali Post Edisi 4

5

Page 6: Majalah Bali Post Edisi 4

L A P O R A N U T A M A

23 - 29 September 20136

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Sri Hartini, Suana, Sueca, Yudi WinantoAnggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Diah

Dewi, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata.

Bangli: Ida Ayu Swasrina, Buleleng: Adnyana, Gianyar: Agung Dharmada, Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Budi Wiriyanto

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino, Syamsudin Karim,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Bali Dipenuhi Kepura-puraan

Pemotor Cilik di Jalan Raya

Dulu Bali dijuluki Pulau Seribu Pura, kini Bali dijuluki tempat yang dipenuhi kepu-ra-puraan. Dalam artian seolah tidak tahu apa yang terjadi di kemudian hari.

Berbagai event dunia dibawa dan diselenggarakan ke Bali, demi lancarnya uang dolar masuk ke Bali. Mari kita berpikir ke depan, Bali mau dibawa ke mana oleh penguasa dan penegak hukum Bali yang makin suram dan sesak. Pulau yang sudah kecil ini dibebani dere-tan masalah yang terlalu berat. Pada akhirnya Bali makin kecil hingga akhirnya tenggelam. Lihatlah pendatang terus bertambah dari tahun ke tahun. Kriminalitas semakin meningkat, penjambret, perampok, penganiayaan terjadi di mana-mana. Bahkan benda-benda yang sakral pun berani dicuri seperti pencurian pratima yang seringkali terjadi.

Kasus kriminal terus menumpuk, sebagiannya terabaikan. Ini semua tergantung pada penegak hukum dan para penguasa. Di zaman yang penuh kekakuan ini uang mernjadi raja diraja. Yang kalah bisa jadi menang dan sebaliknya yang menang dinya-takan kalah. Sudah jelas bermasalah, melanggar aturan masih juga dilindungi karena uang. Seperti yang terjadi pada penguasa sekarang. Perkembangan pariwisata yang merusak alam sudah jelas melanggar dan bermasalah masih saja dipaksakan. Tidak salah kalau ada tudingan telah terjadi skenario kongkalikong.

Eksekutif dan legislatif kenapa tidak diusut tuntas oleh penegak hukum? Ada apa sebenarnya? Semua jadi penuh kepura-puraan. Seharusnya hukum tidak memandang siapa. Tegakkan hukum, kejujuran kebenaran dan keadilan. Kalau semua penuh kepura-puraan Bali di ambang kehancuran.

I Nyoman AdiatmikaBr. Batulantang Desa Sulangai

Kec. Petang - Badung

Kecelakaan maut di jalan Tol Jagorawi yang melibatkan anak di bawah umur. Tabrakan beruntun itu merenggut 6 nyawa melayang Minggu dini hari (8/9) lalu.

Tersangkanya AQJ (13 tahun) anak seorang musisi terkenal yang lepas kontrol saat mengemudikan mobil dari arah Bogor. Sebelumnya, peristiwa kecelakaan maut juga melibatkan anak seorang menteri.

Saya pernah menyaksikan tayangan berita yang menyiarkan tentang pemotor-pemotor cilik di Ibu Kota. Hal ini pas sekali dengan pemikiran dan perhatian saya sejak lama. Para pengemudi cilik ini tidak hanya ada di Ibu Kota, di pedesaan di Bali pun sudah bermunculan. Mereka tidak hanya berkeliaran di pedesaan, tetapi sudah berani memasuki jalan-jalan yang notabene ramai dan rawan kecelakaan. Misalnya, memasuki Jalan Raya Canggu yang merupakan jalur padat menuju Tanah Lot. Aparat terkait ke mana dan di mana? Mungkinkah tidak ‘’melihat’’?

Saya menilai adanya pengemudi cilik karena unsur pembiaran. Pembiaran terjadi dari pihak orangtua yang sudah pasti tahu bahwa anaknya belum boleh mengendarai sepeda motor atau mengemudikan mobil karena belum memenuhi syarat. Seakan ada beberapa orangtua yang bangga menyaksikan anaknya yang belum cukup umur sudah bisa mengendarai sepeda motor atau mengemudi mobil dengan berbagai alasan.

Di pihak lain, seakan ada pula unsur pembiaran dari aparat terkait. Di jalanan, para pemotor cilik bahkan berkendara tanpa mengenakan helm, melajukan kendaraannya tanpa memerhatikan pengendara lainnya. Saya sering melihat, yang sudah berhak berkendara mengenakan helm di jalanan, sementara pemotor cilik ini dengan bang-ganya berkendara tanpa helm dan ngebut tanpa perhitungan.

Ketut Putranda W. Canggu, Kuta Utara, Badung

6

Page 7: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 2013 7

L A P O R A N U T A M A

Kekalahan PDI-P dalam Pilgub Bali dan Pilkada Klungkung, menjadi pukulan telak partai banteng moncong putih ini. Dua

kegagalan ini dikhawatirkan menjadi awal ‘’runtuhnya’’ dinasti PDI Perjuangan di Bali. Inikah pertanda PDI-P sudah diting-galkan krama Bali?

Ketua DPC PDI-P Tabanan Ketut “Bop-ing” Suryadi tak menampik jika partainya mulai ditinggalkan krama Bali. Pemicunya beragam. Justru, yang paling menonjol dari internal partai.

Boping menilai kadernya banyak lupa ‘’daratan’’ ketika duduk di legislatif maupun eksekutif. Berdasar ideologi, PDI-P dikenal rakyat sebagai partainya wong cilik. Kaum buruh, nelayan, petani dan orang melarat. “Faktanya, banyak kader terpilih justru berubah menjadi borjuis, tak konsisten. Bah-kan, selingkuh dengan kapitalis,” kritiknya, Selasa (10/9) siang. Imbasnya, rakyat yang cerdas dan realistis berpaling dari PDI-P. Kondisi ini, katanya, dirasakan di Bali.

Pemicu lainnya, meski mesin PDI-P bergerak dan solid, komunikasi internal kerap buntu. Bahkan, terkesan mandul. Contohnya dalam pencalonan gubernur Bali, Mei lalu. Rekomendasi PDI-P baru muncul jelang penutupan pendaftaran. “Artinya, proses demokrasi di internal tidak sehat,” kritiknya.

Lalu, aspirasi dari bawah ke atas juga sama; buntu. Proses komunikasi dari DPC, DPD dan DPP tak berjalan optimal, ngadat. Kondisi ini bisa dilihat dari nama-nama caleg dalam daftar caleg sementara (DCS). Yang muncul, jauh dari aspirasi di tingkat bawah.

Yang disesalkan lagi, komunikasi hirarki struktural tak terbuka, sehat dan jujur. Faktanya, tak jarang, kar-ena terjebak kepentingan kelompok, kader menembus langsung ke pusat. “Ini yang sering terjadi, tradisi patro-nasi ke pusat harus dihilangkan. Sebab, membuat hirarki struktural mandul,” tegasnya.

Idealnya, partai mendengar aspira-si dari bawah, lalu digodok ke tingkat atas. Sehingga jenjang komunikasi hirarki berjalan sehat. Solusinya, PDI-P harus berani berbenah, evaluasi diri. Pola lama wajib ditinggalkan. Apalagi, terjebak hanya kepentingan kelom-pok. Imbasnya, kepercayaan masyarakat dengan PDI-P makin luntur. “Kalau PDI-P on the track dan konsisten dengan ideologi, krama Bali tak akan berpaling ke mana pun,” tegasnya. Lalu, internal partai harus realistis menimbang fakta. Artinya, keinginan kader dan masyarakat bawah harus benar-benar dijalankan.

Kata Boping, semangat krama Bali me-ngusung PDI-P masih sangat tinggi. Seka-rang tergantung kader PDI-P menjaganya. Jika ke luar jalur, jangan salahkan rakyat berpaling. “Syaratnya sederhana, kembali ke jalur. Apa yang diputuskan dijalankan, tak ada lagi patronasi,” usulnya.

budi wiryanto

Wong Cilik Tinggalkan

Ketut Suryadi

PDI-P

7

Page 8: Majalah Bali Post Edisi 4

9 - 22 September 20138

L A P O R A N U T A M A

Jangan Berlindungdi Balik Nama Besar

Bung KarnoMenurut pengamat politik Ngurah Karyadi

dan pemerhati politik yang juga Guru Besar Fakultas Hukum Unud Prof. Made Subawa, kuatnya tanda-tanda kemunduran PDI-P di Bali ditunjukkan melalui hasil Pilgub Bali, 15 Mei lalu dan Pilkada Klungkung, 23 Agustus lalu. Indikasi lainnya yakni kekalahan dalam Pilkada Klungkung.

“Kekalahan pada dua perhelatan politik itu menjadi rekor buruk perjalanan PDI-P di Bali sekaligus menjadi penanda bahwa kejayaan dan figur PDI-P di Bali mulai runtuh,” kata Ngurah Karyadi.

Namun, imbuhnya, realitas dukungan suara rakyat Bali terhadap PDI-P dalam pemilihan gubernur Bali, Mei lalu naik cukup signifi-kan, mendekati 50 persen dan hanya ‘‘kurang suara’’ 0,03 persen dengan pasangan yang diusung banyak partai. Pasti-Kerta selaku pemenang, yang akan berkuasa 5 (lima) tahun ke depan hanya kelebihan 996 suara dari dua juta lebih pemilih. “Situasi yang memprihatinkan justru terjadi di Klungkung, dua periode berkuasa ternyata rontok dalam sekejap,” ujarnya.

Apa pun suara rakyat Bali ini, lanjut Ngu-rah Karyadi, harus dijadikan evaluasi oleh PDI-P. Reformasi di tubuh internal PDI-P agar menjadi makin kuat merupakan sebuah keharusan.

Dalam kondisi kemunduran dan menurun-nya kepercayaan rakyat ini, menurut Prof. Subawa, PDI-P harus mampu berbenah diri, introspeksi diri dan mulat sarira. Hal itu sangat penting agar PDI-P kembali pada jati dirinya. PDI-P jangan hanya menjadikan tokoh proklamator dan Presiden pertama RI sebagai

tempelan dan berlindung di balik nama besar Bung Karno. Melainkan spirit perjuangan ayah dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekar-noputri ini harus dimaknai oleh kader partai.

“PDI-P Bali jangan lemah dan jangan terla-lu over confidence (terlalu percaya diri). Mesti mulat sarira dan harus ada reorientasi visi-misi partai,” katanya. Selama ini reorientasi itu tidak dilakukan, sehingga terjadi kemunduran partai serta hilangnya kepercayaan dan simpati masyarakat Bali.

Ke depan citra partai harus diperbaiki dan PDI-P Bali juga harus mampu merasakan dan menangkap apa aspirasi, keresahan dan kegun-dahan serta masalah yang dihadapi masyarakat Bali. PDI-P juga harus mampu mencari solusi dan memperjuangkannya. “PDI-P Bali harus memahami tuntutan masyarakat Bali dari segi ipoleksosbud (ideologi, politik, sosial, budaya) dan PDI-P harus mampu menyatu dengan hati masyarakat Bali, jangan seperti air dengan minyak,” ujarnya.

Kata Prof. Subawa, ancaman terbesar yang mesti dihadapi dan ditaklukkan oleh PDI-P adalah pengeroposan dan perusakan citra partai dari internal sendiri. Ada kader partai yang pragmatis, oportunis, selalu ingin berebut kekuasaan, saling sikut dan cend-erung berperilaku korup, baik saat duduk di kursi legislatif maupun eksekutif. “Di dalam tubuh PDI-P sendiri mulai keropos, kekom-pakan tidak sama. Apalagi kader saling sikut berebut kekuasaan. Ini mengurangi kredi-bilitas sehingga ada penurunan kepercayaan masyarakat Bali,” tandas Prof. Subawa.

widana

Bali identik dengan PDI Perjuangan. Itu dulu, sekarang tidak lagi. Sebab, eksis-tensi partai ‘’wong cilik’’ ini menghadapi tantangan serius di tengah dinamika politik saat ini. Makin apatisnya masyarakat terhadap keberadaan parpol, juga menjadi ancaman serius bagi parpol yang berbasis kerakyatan.

Page 9: Majalah Bali Post Edisi 4

9 - 22 September 2013 9

L A P O R A N U T A M A

Menurunnya jumlah perolehan su-ara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bali dalam pemilu legislatif (Pileg) 2004

dan 2009 serta kalahnya kandidat PDI-P dalam Pilgub Bali, Mei 2013 serta Pilkada Klungkung, Agustus 2013 menjadi bukti riil kemunduran PDI-P di Bali. Menurut Dekan Fisip (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik) Unud Dr. Drs. I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa, M.Si., kondisi itu merupakan lampu merah bagi eksistensi PDI-P di Bali. Sebab, kemunduran dan kemerosotan partai terus-menerus terjadi. “PDI-P yang begitu berpengaruh pada awal masa reformasi kini mengalami kemunduran dan kemerosotan jauh di Bali. Ini alarm berbahaya dan menjadi lampu merah bagi PDI-P Bali,” kata Suka Arjawa, pekan lalu di Denpasar.

Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum Daerah Bali, perolehan suara PDI-P dalam Pileg 2009 memang merosot. Dalam Pileg 2009 PDI-P masih menjadi pemenang di Bali dengan meraih 40,9 persen. Namun perolehan suaranya anjlok sebesar 10,4 persen dibanding Pileg 2004 sebesar 51,34 persen. Partai Golkar (PG) tetap berada di posisi kedua dengan perolehan suara 16,7 persen, disusul Partai Demokrat (PD) 14,6 persen. Perole-han suara PD meningkat tajam sebesar 9,1 persen. Sementara untuk perolehan suara DPR-RI, perole-han suara teratas tetap diraih PDI-P dengan suara 40,08 persen, disusul Partai Golkar (19,2 persen), lalu Partai Demokrat (17,5 persen). “Kalau dilihat dari perjalanan PDI-P dari awal reformasi sampai sekarang apa yang didapatkan PDI-P dalam pileg merupakan sebuah kemunduran. Perolehan suara dalam Pilkada Bali dan Pilkada Klungkung juga anjlok. Ini bukti kemunduran PDI-P di Bali,” tegas Suka Arjawa.

Menurutnya, ada beberapa hal yang mengaki-batkan kemunduran PDI-P Bali. Pertama, suasana internal partai. Di tubuh PDI-P Bali ada konflik,

baik antarkader maupun antarelite PDI-P, tidak ada kesamaan pendapat antara elite pengurus partai di tingkat DPD maupun DPC sehingga membuat cara PDI-P memperoleh suara menjadi lemah.

Kedua, dari sisi perilaku politik. Menurut-nya, PDI-P masih terkesan menggunakan pola konservatif atau kuno seperti menggunakan pendekatan yang kurang bagus, sehingga partai dicap tidak baik oleh masyarakat. Ketiga, perso-alan janji kepada masyarakat Bali. PDI-P belum mampu memenuhi janji kampanyenya dan belum mampu memenuhi harapan masyarakat akan adanya perubahan di berbagai bidang. Masih banyak janji anggota legislatif dari PDI-P yang belum terbukti, sehingga masyarakat menjadi tidak yakin dengan PDI-P. Keempat, persaingan dengan partai lain makin ketat. Par-tai lain makin agresif dan menerapkan berbagai strategi untuk merebut suara di Bali dan ingin meruntuhkan dominasi PDI-P di Bali. “Semua hal tadi membuat kantong-kantong suara PDI-P di Bali berkurang dan dominasi PDI-P kian runtuh. Ini lampu merah bagi PDI-P Bali,” tegas Suka Arjawa.

Disadari atau tidak, kemunduran PDI-P di Bali berpengaruh pada peta kekuatan PDI-P secara nasional, sebab selama ini Bali dike-nal sebagai basis PDI-P, memiliki kader dan pendukung militan serta loyal. “Jika PDI-P di Bali tidak ingin terus terpuruk maka harus ada pembenahan internal secara total,” ujarnya.

Pertama, PDI-P harus mampu mengemba-likan citra partai sebagai partai yang ramah, bersahabat, serta betul-betul merangkul serta memahami masyarakat. Selama ini masih ada oknum PDI-P yang kurang bagus melakukan pendekatan ke masyarakat. Kedua, konflik internal jangan sampai meluas dan meng-gerogoti partai. Harus dirancang manajemen konflik, sehingga itu tidak memperburuk

citra partai. “Konflik mesti diselesaikan secara musyawarah. Jangan setiap konflik muncul kekerasan dan debat kusir,” katanya.

Ketiga, pola rekrutmen kader partai yang nanti akan disiapkan untuk merebut kursi legislatif maupun eksekutif harus dibenahi. Rekrut tokoh-tokoh yang cerdas, intelektual, mempunyai pendekatan bagus di masyarakat untuk memperbaiki citra partai. Jangan hanya memakai tokoh-tokoh lama yang citranya sudah tercoreng akibat berbagai hal dan mempunyai track record buruk . “Pembenahan internal ini mutlak dilakukan, apalagi dalam menghadapi Pileg 2014. Mau tak mau citra partai harus dibenahi,” tegasnya.

widana

Lampu Merah

Hanura 15PKPB 16PPRN 2Gerindra 10PKPI 5PKS 4PAN 1PPIB 6PKB 2PNIM 14PDP 5PKP 2PPDI 1Pelopor 1Golkar 76PPP 3PDS 1PNBK 13PDI-P 158Demokrat 65

Perolehan Kursi Pemilu 2009 (DPRD Se-Bali)

bagi PDI-P Bali

Page 10: Majalah Bali Post Edisi 4

Rakyat BaliMarah

Ingat peristiwa amuk massa di Bali 1999? Tepatnya, pada Kamis, 21 Oktober 1999 semua pandangan tertuju ke Bali. Tak hanya tokoh nasional, juga internasional. Mereka semua membicarakan dan menyoroti Bali.

Warga pulau yang terkenal damai ini, sontak marah. Pohon yang ada di pinggir jalan ditebangi, fasilitas umum seperti lampu pengatur lalu lintas ditumbangkan. Ban bekas dibakar di tengah jalan. Lanjut gedung perkantoran pemerintah dirusak dan dibakar. Tak ada komando, semuanya berjalan spontan. Akibatnya hampir seluruh jalan utama di Bali tak bisa dilalui.

‘’Bali Lumpuh Total’’ demikian bunyi judul headline Bali Post keesokan harinya. Apa yang ditulis koran terbesar dan tertua di Bali itu, menggambarkan betapa marahnya masyarakat Bali ketika itu. Sebab, amuk massa tak hanya terjadi di Denpasar dan Badung juga di Jem-brana, Tabanan serta Buleleng. Bahkan di bumi Panji Sakti itu peristiwa pembakaran telah berlangsung sehari sebelumnya.

Dalam amuk massa itu puluhan mobil pelat merah dibakar. Gedung dan per-kantoran pemerintah juga dirusak dan dibakar. Peristiwa ini dipicu karena ketidakpuasan warga atas perilaku elite yang bersidang di Gedung DPR dalam pemilihan presiden dan wakil presiden. Masyarakat Bali merasa dicurangi dengan tak terpilihnya Mega sebagai presiden. Padahal partai yang mengusung Mega memiliki kursi paling besar di Dewan.

10

Page 11: Majalah Bali Post Edisi 4

11

Page 12: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201312

F I G U R

Kegagalan PDI-P meraih kemenangan pada beber-apa perhelatan politik di Bali menjadi perhatian IB Wesnawa. Rapuhnya kekuatan para banteng di Bali ini mengundang keprihatinan Wesnawa

yang juga mantan Ketua DPD PDI-P Bali. Ditemui di Gianyar, Senin (2/9), mantan Ketua DPRD Bali itu men-gatakan rontoknya PDI-P dalam sejumlah hajatan politik di Bali mesti dilakukan evaluasi menyeluruh. Runtuhnya partai karena upaya pemberdayaan partai sangat kurang dilakukan selama ini. Peranan dari partai di masyarakat tidak seperti yang diharapkan. Padahal, dalam UU Partai Politik dan anggaran dasar sangat jelas dicantumkan banyak tugas kader partai di tengah masyarakat. Namun, hal itu belum bisa dilakukan.

Kader partai yang ada di tingkat banjar saat ini tidak berperan. Hal ini terkadang disebabkan oleh para elite mengesankan mereka ada ketika menjelang kegiatan saja. Padahal di sini dibutuhkan sikap konsisten pada aturan partai yang di dalamnya ada kaderisasi yang mestinya jalan. Namun, yang ada saat ini ketidaktaatan yang akhirnya berpengaruh pada pemberdayaan kaderisasi.

Terlebih lagi, dengan tidak konsistennya proses pencale-gan sehingga memunculkan friksi dalam partai. Kesannya partai hanya menjadi agen tenaga kerja. Keadaan makin memprihatinkan karena peran dari uang dalam pemilihan kepengurusan dan pencalegan juga terjadi.

Ideologi kader PDI-P yang dikenal dengan masa fanatik pun kini telah dijajah kapitalis, yang akhirnya memunculkan preman-preman. Terhadap kondisi saat ini mestinya tidak terjadi bilamana pemberdayaan kader dilakukan dengan baik. Tidak menutup kemungkinan banyak kader yang kini telah loncat pagar ke partai lainnya. Semua itu disebabkan oleh partai tidak dikelola dengan baik.

agung darmada

Jadi AgenTenaga Kerja

Ida Bagus Putu WesnawaLahir 26 Januari 1939Berpartai sejak tahun 1962 Memulai karier di PNI kemudian PDI-P

Page 13: Majalah Bali Post Edisi 4

9 - 22 September 2013 13

S O R O T

Kekalahan dalam Pilkada Bali, Mei lalu tidak membuat kader militan PDI-P Bali A.A. Ngurah Puspayoga “lempar handuk” dan berpaling memperjuangkan aspirasi

rakyat Bali, ajeg Bali dan berkarya untuk PDI-P Bali. Merosotnya citra PDI-P Bali, menjadi perhatian serius Puspayoga.

Ia yang ikut menjadi saksi sejarah dan larut dalam perjuangan membesarkan PDI-P di Bali sadar betul bahwa partai ini memang tengah menghadapi tan-tangan besar untuk mengembalikan citra partai.

Ditemui di kediamannya, pekan lalu, Puspayoga dengan gayanya yang polos, sederhana, bijaksana dan apa adanya, tampak bersemangat menjawab pertan-yaan wartawan ketika diwawancarai soal bagaimana eksistensi PDI-P Bali ke depan dalam menghadapi persaingan politik yang kian ketat dan di tengah situasi serta dinamika politik yang berubah-ubah. Bahkan tanpa segan, kendati hanya menggunakan kaos oblong

dan celana pendek, Puspayoga sambil bersandar di sofa mengungkapkan juga harapan dan panda-

ngannya bagaimana membangun spirit PDI-P untuk bangkit membangun citra partai.

Puspayoga tak menampik secara umum adanya penurunan citra partai politik (par-pol) termasuk PDI-P di Bali. “Kalau kita mau jujur, dari pemilu ke pemilu perolehan

suara PDI-P di Bali alami penurunan. Itu artinya ada penurunan kepercayaan masyarakat,” kata Puspayoga.

Kondisi itu pun mesti menjadi atensi serius jajaran struktur partai serta para kader untuk bangkit menyatukan se-mangat dan bertekad bulat bagaimana kembali membangun dan meningkat-kan citra partai. Putra tokoh pejuang kemerdekaan dan tokoh PDI-P Cok Sayoga (alm) ini mencontohkan upaya mengangkat citra partai, harus beranjak dari bagaimana partai dan kader-kadernya mampu menyikapi

dan menawarkan solusi atas persoalan Bali. Kader partai juga harus memahami

suasana kebatinan masyarakat Bali, me-nangkap aspirasi, lalu memper-

juangkannya.Yang terpenting lagi, kader PDI-P harus be-

rani pasang badan menjaga nilai-nilai

adat, budaya, agama, sosial,

lingkungan Bali. PDI-P harus sejalan dengan aspirasi masyarakat Bali mencegah perusakan adat, budaya, agama, sosial, lingkungan dari tangan-tangan yang in-gin merusak Bali. “Contohnya bagaimana kader PDI-P berani menolak reklamasi dan kita harus apresiasi hasil kajian Unud yang menyatakan FS rencana reklamasi Teluk Benoa tidak layak. Kader PDI-P juga harus berani menolak revisi Perda RTRWP Bali untuk mengubah ketinggian bangunan melebihi 15 meter,” kata mantan Wali Kota Denpasar selama dua periode ini.

Soal komitmen menjaga Bali memang menjadi harga mati bagi kader PDI-P yang satu ini. Bahkan, Puspayoga semasa masih menjabat Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013 berani mengambil risiko berbeda pendapat dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Misalnya saja menolak disewa-kannya hutan mangrove di Tahura Ngurah Rai, Denpasar kepada investor. “Kader PDI-P harus pasang badan jika ada upaya merusak Bali melalui izin-izin atau kebijakan yang eksploitatif. Soal re-klamasi Teluk Benoa, kader PDI-P juga harus tegas menolak,” ujar suami dari Bintang Puspayoga ini.

Pemahaman bersama dan semangat membangun citra partai dari semua kader ini sangat penting jika PDI-P tidak ingin terus kehilangan kepercayaan masyarakat. Namun upaya itu bukanlah tanpa tantan-gan dan kendala. Malah ancaman terbesar bagi PDI- P adalah adanya kader yang tidak sejalan dengan visi misi partai, tidak sejalan dengan aspirasi rakyat Bali serta tidak punya pemikiran menjaga Bali. Puspayoga mengakui dari sekian banyak kader PDI-P memang ada saja beberapa yang demikian. Dalam setiap tahap perjuangan wajar ada segelintir kader yang tidak punya pikiran membangun citra partai. “Dalam perjuangan membangun citra partai memang ada saja pengkhianat. Makanya pimpinan partai harus tegas. Harus ada reward and punishment (penghargaan dan sanksi). Sekarang apa sudah? Belum,” katanya.

Puspayoga berharap ajang Pileg 2014 juga agar bisa dijadikan momentum kebangkitan PDI-P. Untuk itu para caleg PDI-P mesti benar-benar bekerja mendongkrak citra partai dan meyakinkan masyarakat bahwa PDI-P masih punya taring berjuang mewujudkan kesejahter-aan dan mengangkat derajat wong cilik. “Saya masih optimis PDI-P bisa menang di Bali dalam Pileg 2014. Tapi tak cukup hanya itu. Harus ada kerja keras semua kader agar ke depan PDI-P kembali berjaya di Bali di semua lini, baik pemilihan bupati/wali kota, gubernur termasuk pilpres,” pungkasnya lantas menegaskan ia juga akan terus berupaya berkarya untuk PDI-P.

widana

Citra PartaiHarus Dibangun

Page 14: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201314

O P I N I

Setelah sekian lama mendominasi perpolitikan, kini kekuasaan PDI-P di Bali mulai bergeser, kalau tidak dikatakan runtuh. Dua kekalahan

beruntun dalam Pilgub Bali dan Pilbup Klung-kung bisa menjadi parameternya. Putusan Mahkamah Konstitusi 20 Juni 2013 dalam sengketa Pilgub Bali menyatakan pasangan yang diusung PDI-P kalah dalam Pilgub Bali 15 Mei 2013 lalu dengan selisih suara sangat tipis. Hanya selisih 996 suara atau 0,04% dari pasangan Pasti-Kerta yang diusung antara lain oleh Partai Golkar dan Demokrat.

Dalam Pilbup Klungkung 23 Agustus 2013 lalu, pasangan Anak Agung Gede Anom dan I Wayan Regeg yang diusung PDI-P juga tidak berhasil meraih kemenangan setelah dikalahkan pasangan I Nyoman Suwirta dan I Made Kasta yang diusung PNBKI, NasDem, dan Gerindra.

Fenomena ini menunjukkan bahwa peta kekuatan politik di Bali sudah mengalami pe-rubahan yang signifikan, di mana partai-partai politik selain PDI-P seperti Partai Golkar dan Demokrat mulai ikut memegang kendali pemerintahan. Bahkan partai-partai ‘‘gurem’’ mulai mendapat tempat di hati masyarakat. Mulai keroposkah tulang-tulang kokoh partai banteng? Fenomena saat ini sangat berbeda jauh dari situasi di tahun 1999, ketika PDI-P dan Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri, sangat berkibar di Bali. Partai yang bermetamorfosis dari ‘‘partai sandal jepit’’ ke ‘‘partai wong cilik’’ ini begitu dielu-elukan masyarakat Bali. Bahkan, Bali menjadi salah satu ‘‘kandang banteng’’, salah satu basis kemenangan PDI-P sejak itu.

Masyarakat pemilih tampaknya sudah mulai berani melakukan pilihan politik yang berbeda kini. Tidak semata-mata berdasarkan ikatan emosional, tetapi sudah berdasarkan alasan-alasan yang lebih rasional. Konsekuensinya, promosi dan manajemen dalam tubuh PDI-P tidak lagi bisa dilakukan secara konvensional hanya dengan mengandalkan ikatan emosional dengan meminta petunjuk dan restu dari pusat.

Sebagai sebuah partai massa, PDI-P memiliki banyak pendu-kung setia (Marhaenis, Soekarnois dan Nasionalis). Keunggulan PDI-P adalah jumlah pendukungnya yang besar, yang menjadi sumber utama penggerak roda politiknya. Diperlukan suatu sistem pengorganisasian yang kompleks dan rumit untuk memelihara loyalitas pendukung dalam kategori ini. Oleh karena tekanannya lebih pada jumlah dibandingkan dengan kualitas, maka partai ini seringkali kekurangan kader-kader yang siap berkompetisi untuk meraih jabatan publik tertentu.

Dalam perkembangannya hingga kini, PDI-P telah menunjukkan

pergeseran partai dari karakteristik semula mass party ke arah leader oriented mass par-ty. Hal ini tampak dari tetap kuatnya pengaruh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan lingkaran elitenya untuk menentukan agenda kebijakan strategis partai. Dalam setiap ajang pilgub dan pilbup/pilwali di Bali sejak masa reformasi hingga kini fenomena itu tampak begitu kental. Transformasi partai dalam kondisi seperti itu bisa jadi merupakan sebuah keniscayaan. Manajemen partai mesti segera dibenahi dengan cara mentransformasikan nilai-nilai demokrasi yang dianut selama ini untuk mendorong bekerjanya struktur, perilaku dan budaya baru dalam tubuh PDI-P yang berbasiskan pada nilai-nilai demokrasi substansial.

Ada sejumlah persyaratan yang mesti dipenuhi. Pertama, ada standar kapasitas mini-mal pengorganisasian partai untuk melaksana-kan program-program peningkatan kapasitas bagi para pengurus dan anggota, serta teru-muskannya struktur dan mekanisme prosedur akuntabilitas partai. Kedua, ada rumusan strategi

dasar untuk melakukan rekrutmen. Dalam melakukan rekrutmen bagi kader partai, PDI-P harus selalu sensitif dengan ‘‘pasar’’, membaca kemauan ‘‘pasar’’, dan menjalankannya secara konsisten dan berke-sinambungan. Dalam konteks ini, layak dicermati kemunculan sosok Jokowi yang sedang naik daun dan berhasil mencapai peringkat atas popularitas hasil survei beberapa lembaga independen, sehingga bisa dijadikan good practices dalam implementasi governance. Ketiga, mengembangkan manajemen strategis untuk mendorong transformasi internal dengan membangun budaya politik berbasiskan pluralitas dan pendelegasian kewenangan pada tingkat lebih rendah.

Runtuhnya DinastiPDI-P di Bali

I Wayan Gede Suacana

Masyarakat pemilih tampaknya sudah mulai berani melakukan pilihan politik yang berbeda kini. Tidak semata-mata

berdasarkan ikatan emosional tetapi sudah berdasarkan alasan-alasan yang lebih rasional. Konsekuensinya, promosi dan manajemen da-

lam tubuh PDI-P tidak lagi bisa dilakukan secara konvensional hanya dengan mengandalkan

ikatan emosional dengan meminta petunjuk dan restu dari pusat.

Page 15: Majalah Bali Post Edisi 4

15

Page 16: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201316

T R A D I S I

Setiap dua tahun sekali pada saat Purnama Kadasa, suasana di Desa Pakraman Sangsit Dangin Yeh, Kecamatan Sawan, pasti meriah. Kemeriahan yang tak seperti biasa, karena pada saat itu suasana magis, spiritual, guyub dan kekeluargaan

bercampur jadi satu. Saat itu warga Desa Pakraman Sangsit Dangin Yeh menggelar up-

acara Ngusaba Bukakak. Seperti pada Purnama Kadasa, Maret 2013 lalu, yang bertepatan dengan hari raya Galungan. Saat itu perayaan Galungan di desa itu jadi sangat istimewa. Prosesi Ngusaba Bukakak merupakan tradisi turun-menurun yang dilaksanakan di Desa Pakra-man Sangsit Dangin Yeh.

Kata Bukakak mengandung arti babi guling yang hanya matang sebagian pada bagian dadanya saja, sedangkan bagian punggung dibi-arkan mentah. Babi yang digunakan berbulu hitam legam. Pada bagian punggung yang memang sengaja dibiarkan mentah, separuhnya pada bagian punggung kiri dikerik bulu-bulunya sehingga kelihatan putih dan sebagian lagi dibiarkan bulunya yang berwarna hitam.

Karena itu, Bukakak juga sering disebut babi panggang tiga warna. Warna merah dicerminkan pada bagian tubuh yang matang, putih pada bagian yang masih mentah dan bulunya telah dikerik, dan hitam pada bagian yang masih ada bulunya. Babi guling ini ditempatkan di atas banten sarad. Konstruksi wadah Bukakak terdiri atas 16 batang bambu dihiasi ambu atau daun enau muda dan bunga pucuk bang.

Upacara itu dimulai dengan prosesi kedatangan warga desa ke Pura Subak Sangsit Dangin Yeh. Di areal pura itu mereka bergotong-royong membuat perangkat untuk mengusung Bukakak. Mereka membuat dangsil berbentuk segi empat. Perangkat itu dibuat dengan pohon pinang yang dirangkaikan dengan kombinasi bambu, lalu dihiasi dengan daun enau tua yang dibuat bertingkat-tingkat atau berundak-undak. Jika dilihat selintas, perangkat itu seperti anak tangga terdiri atas 7 tingkat, 9 tingkat dan 11 tingkat. perangkat seperti itu dalam rangkaian prosesi Bukakak melambangkan Tri Murti, yakni Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa. Pada perangkat itulah ditaruh babi guling yang disebut Bukakak.

Setelah bergotong-royong membuat berbagai sarana Bukakak, warga kemudian melakukan prosesi melis dengan mengusung sarad ke

Pura Gunung Sekar. Di Pura Gunung Sekar, para pria yang sudah siap mengusung Bukakak sudah menunggu dengan penuh semangat. Setelah diperciki tirta oleh pemangku, puluhan bahkan ratusan pria itu langsung seperti kerawuhan. Mereka berlari dengan mengeluarkan suara auman menuju Pura Subak. Di pura itu para pria dengan berpakaian adat itu langsung berebut mengusung Bukakak yang ditaruh dalam rangkaian pohon pinang dan bambu yang dihias dengan janur tersebut.

Setelah melewati serangkaian upacara di Pura Gunung Sekar, Bukakak kemudian diusung turun ke jalan raya. Yang menarik, para pria yang mengusungnya tak pernah tahu ke mana Bukakak itu ingin dibawa. Seperti hilang kesadaran mereka akan mengikuti ke mana pun niat Bukakak itu pergi. Untuk itu terkadang Bukakak itu diarak melewati sawah dan kebun. Bahkan berdasarkan ingatan warga, pada zaman dulu Bukakak itu bahkan bisa diarak sampai jauh melewati Kota Singaraja hingga ke Pura Desa Pakraman Buleleng.

Kelian Desa Pakraman Sangsit Dangin Yeh Jro Ketut Setiawan men-gatakan, tradisi atau upacara mengarak Bukakak itu dilakukan sebagai bentuk ungkap rasa syukur dan terima kasih kepada Ida Bhatara atas hasil panen di sawah atau panen di kebun yang bagus di desa itu.

Selain di Desa Pakraman Sangsit Dangin Yeh, upacara juga ada di Desa Sudaji Kecamatan Sawan. Upacara di Sudaji biasa diikuti oleh krama Subak Dukuh Teben, Dukuh Nem dan Subak Larangan dan seluruh krama Subak Dukuh Gede. Kelian Subak Dukuh Gede, Jero Made Darsana mengatakan, upacara Ngusaba Bukakak ini merupakan warisan dari leluhur mereka yang diwarisi secara turun-temurun. Up-acara itu diyakini sudah ada sebelum adanya Pura Bale Agung di Desa Sudaji. Upacara itu dihaturkan kepada Ida Bhatara Wisnu dan Bhatari Sri sebagai bentuk dari rasa syukur karena hasil panen para petani bisa berhasil. Sekaligus upacara itu juga bertujuan untuk memohon agar Bhatara Wisnu dan Batari Sri selalu memberikan kesuburan pada lahan pertanian mereka.

adnyana ole

’’Ngusaba Bukakak’’, Ungkapan Rasa Syukur

Page 17: Majalah Bali Post Edisi 4

Ngusaba Bukakak sebagai bentuk budaya agraris, sampai saat ini masih digelar dan dipertahankan oleh masyarakat di sejumlah desa di

Kabupaten Buleleng. Mereka masih setia mela-koni aktivitas ritual yang berhubungan dengan bercocok tanam tersebut.

Selain di Desa Pakraman Sangsit Dangin Yeh, tradisi menggelar upacara Bukakak juga dilakukan di sejumlah desa lain di Kecamatan Sawan, seperti di Desa Sudaji, Desa Bulian dan Desa Sangsit. Bukakak adalah upacara khas mi-lik masyarakat agraris yang senantiasa bersyukur terhadap hasil panen yang mereka dapatkan dari kemurahan hati Dewi Kesuburan.

Seorang warga Desa Pakraman Sangsit Dan-gin Yeh, Wayan Purnamek mengatakan, desa-desa di wilayah Kecamatan Sawan dan Desa Kubutambahan itu memang masih mempertah-ankan budaya-budaya agraris. Selain ditemukan banyak pura yang berkaitan dengan kehidupan para petani di wilayah itu, seperti Pura Meduwe Karang di Kubutambahan, terdapat juga berba-gai bentuk kesenian yang diciptakan dan tetap dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Purnamek mengatakan, kehidupan warga di desa-desa di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan sebagian besar masih bergantung pada hasil-hasil perkebunan dan pertanian. Meski beberapa kebun dan sawah sudah berubah fungsi menjadi pemukiman, namun dibanding-kan dengan daerah lain di Buleleng, sawah di daerah itu masih tetap bertahan. Misalnya sawah di wilayah tepi pantai Sangsit dan Bungkulan. “Sawah di daerah kami masih bertahan. Warga harus mensyukuri ini,” katanya.

Meski, misalnya sawah menyusut, warga desa pakraman di Kecamatan Sawan harus tetap mempertahankan spirit agraris, spirit kegotongroyongan dan spirit kecintaan pada lingkungan. “Spirit itu bisa ditemukan dalam upacara Bukakak,” kata Purnamek.

adnyana ole

Tradisi Agraris yangTak Pernah Hilang

Page 18: Majalah Bali Post Edisi 4

L I N G K U N G A N

23 - 29 September 201318

Danau Batur, Buyan dan Tamblin-gan kondisinya memprihatinkan. Ketiganya alami pencemaran dan pendangkalan.

Danau Batur yang ada di lereng Gunung Batur itu terancam rusak, akibat banyaknya pencemaran di sekitar danau. Sementara penggalian lereng Gunung Batur secara masif di sekitar kawasan itu mengancam pendang-kalan danau.

Para ahli sudah melakukan pengujian terhadap kondisi air Danau Batur. Hasilnya, air tercemar limbah. ‘’Salah satunya berasal dari limbah domestik buangan rumah tangga yang bermuara ke danau,’’ kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Bangli IBN Armaya, Selasa (10/9). Buangan limbah

rumah tangga yang mengalir ke danau seperti limbah MCK, buangan air limbah dari mema-sak, pestisida dari kebun sayur-mayur yang ada di pinggir danau serta sisanya air limbah keramba di Danau Batur.

Selain itu meningkatnya pencemaran air danau juga berasal dari tetesan minyak kapal motor yang beroperasi dari Desa Kedisan ke Trunyan. Tumpahan minyak yang mengapung di air danau terlihat mengkilat terkena pantu-lan sinar matahari.

Sebagai daerah tangkapan air, Danau Batur juga bermasalah. Hutan di sekelilingnya rusak sehingga tanah mudah longsor. Saat hujan turun, aliran air membawa longsoran material sehingga terjadi pendangkalan di dasar danau. Kondisi terakhir, air danau yang meluap sejak

5 bulan lalu tak kunjung surut. Padahal saat ini sudah musim kemarau. ‘’Kami meyakini ada pendangkalan. Terbukti air Danau Batur sam-pai sekarang belum surut walau sudah musim kemarau,’’ paparnya. Pendangkalan juga terjadi di Danau Buyan dan Tamblingan karena alih fungsi tanaman tahunan diganti dengan sayur, bunga dan stroberi. Tanahnya menjadi gembur sehingga mudah dihanyutkan ke danau.

Untuk mengatasi pendangkalan, perlu dibangun kantong-kantong resapan, sehingga air hujan tidak langsung menuju danau. Se-mentara untuk mengurangi pencemaran, direncanakan dilakukan pemurnian air Danau Batur pada tahun 2014.

swasrina, adnyana ole

Tercemar Limbah Rumah Tangga

Page 19: Majalah Bali Post Edisi 4

Sumber air Bali tercemar. Pemicu paling parah pencemaran di Danau Beratan adalah bahan bakan minyak (BBM) boat. Padahal air danau ini mengalir

ke sejumlah sungai -- terutama Sungai Ayung- untuk keperluan pertanian. Selebihnya sebagai sumber air baku untuk memenuhi keperluan air minum di Tabanan, Kota Denpasar dan Badung. Masyarakat sudah lama mengeluhkan pence-maran air danau. Fakta ini ditunjang oleh hasil penelitian Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Tabanan, Juli 2013 bahwa air danau tercemar. Kadar keasaman (pH) air 9,1 melebihi baku mutu atau ambang batas normal. Padahal pH baku mutu air normal berada di kisaran 6 - 9. Titik pencemaran paling parah berada di ujung utara danau. ‘’Ada satu titik paling parah, di dekat hutan,’’ kata Kepala KLH Tabanan, Anak Agung Raka Icwara, Selasa (10/9). Sedangkan titik perairan danau yang lain setelah diperiksa kadar pencemarannya normal. Dari pintu pem-buangan air, kawasan pertanian, areal wisata Be-dugul dan pusat danau airnya masih normal.

Pencemaran di sudut utara danau dipicu banyaknya boat berhenti mengantar wisatawan. Kualitas pencemaran air di sana paling tinggi. ‘’Pencemaran ini layak diwaspadai. Apalagi ini

sumber air baku untuk air PDAM,’’ tegas Raka Iswara. Selain BBM, pencemaran air danau dipicu penggunaan pestisida. Meski nilainya relatif kecil, pemeriksaan kualitas air perlu di-lakukan berkala setiap enam bulan. Solusinya, mengurangi armada speed boat beroperasi di atas danau. Lalu digantikan perahu tradisional. Sehingga, potensi pencemaran akibat bahan bakar minyak (BBM) bisa ditekan.

budi wiryanto

23 - 29 September 2013 19

Parah, PencemaranBBM di Beratan

Page 20: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201320

P O L I T I K

Pilpres 2014

Prerogatif Versus Konvensi

Page 21: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 21

Dominasi elite partai dalam berbagai agenda politik sangatlah kuat. Rakernas, rapimnas dan re-kerda hanyalah bagian dari strategi membungkus ambisi. Jika Golkar menggunakan ajang rapimnas untuk mengusung Aburizal Bakrie dan Hanura memilih memunculkan paket Wiranto - Hary Tanoesoedibjo, Partai Demokrat justru memilih jalur konvensi untuk menentukan figur pengganti SBY. Sedangkan rival terdekat Partai Demokrat, PDI-P, masih menunggu fatwa Megawati sebagai pemegang mandat hak prerogatif PDI-P.

Jika dicermati, PDI-P dan Demokrat terkesan lambat memunculkan figur calon presiden. Dua partai besar di negeri ini justru masih sibuk dengan agenda internal partai.

Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekar-noputri ketika didesak banyak pihak agar segera memunculkan figur capres, malah mengatakan penentuan capres yang diusung sudah disepakati dalam Kongres PDI-P I, II, dan III beberapa waktu lalu. Hasil kongres itu menyebutkan, Mega diberi amanah sebagai penanggung jawab dalam pen-capresan. “Keputusan kongres, saya ini diberi tugas sebagai penanggung jawab. Hak prerogatif, bahwa saya yang menentukan,” kata Megawati dalam jumpa pers di sela-sela Rakernas III di Ecopark, Ancol, Jakarta Utara, Jumat lalu.

Penegasan Megawati ini sekaligus menetralisir pandangan bahwa kalaupun kini banyak pihak yang menggebu-gebu agar PDI-P segera men-gumumkan capresnya, PDI-P tak perlu terburu-buru.

Fakta ini pun direspons Koordinator Nasional Relawan Jokowi, Ahmad Khoiron Mustafit. Ia mengaku kecewa terhadap hasil Rapat Kerja Nasional III PDI Perjuangan yang tidak mereko-mendasikan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon presiden. “Rencana pengumuman capres dari PDI-P pada bulan Januari 2014 nanti kami anggap terlambat dan bisa mengganggu konsolidasi dari kader partai di seluruh Indonesia. Waktunya terlalu singkat,” kata Ahmad.

Pilihan SBYLain halnya dengan langkah konvensi yang

dipilih Demokrat. Strategi ini, oleh pengamat politik dituding sebagai kedok untuk menutupi pilihan SBY dalam merestui kandidat presiden 2014. Masalahnya, hasil seleksi tim konvensi capres Partai Demokrat (PD), belum tentu dit-indaklanjuti majelis tinggi yang dikomandoi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Boleh jadi konvensi hanya akal-akalan, guna melegitimasi arahan Cikeas soal sosok yang bakal diusung PD pada pilpres 2014.

Demikian pendapat yang dilontarkan pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia Ari Junaedi. Menurutnya, tidak mungkin SBY merestui sosok yang bukan pilihannya menjadi capres dari PD.

“Tidak menjamin hasil kerja tim konvensi akan ditindaklanjuti oleh Majelis Tinggi yang dikomandoi SBY. Artinya, bisa saja hasil konvensi hanya akan melegitimasi arahan Cikeas,” kata Ari. Ari mensinyalir, sosok yang diberi ‘’lampu hijau’’ oleh Cikeas adalah mantan Kasad Pramono Edhie Wibowo. Anggota Dewan Pembina PD yang juga adik kandung Ani Yudhoyono, istri SBY, diprediksi bakal mengungguli para kandidat lain-nya. Jika ini terjadi, antara prerogatif dan konvesi pada hakikatnya sama-sama memberi kuasa pada elite untuk menentukan figur.

dira arsana (berbagai sumber)

Partai politik memegang kendali atas regenerasi kepemimpinan nasional. Pilihan capres ditentukan oleh elite. Dalam penentuan kandidat presiden, parpol hanya-lah sebagai wadah, bukan penentu mekanisme.

Page 22: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201322

G A Y A H I D U PAyu Laksmi

Lebih Baik Tancap Gas”Tunjukkan karya seni yang mengalir dari dalam

darahmu, itu adalah identitasmu,” kata Ayu Laksmi mengutip pernyataan tokoh musik dunia Quincy

Jones, ketika membuka percakapan dengan Tokoh saat ditemui di sebuah restoran di kawasan Oberoi pekan

lalu. Lebih lanjut ia juga mengutip pernyataan sama yang pernah dilontarkan oleh Dave Grohl, mantan drum-

mer kelompok legendaris Nirvana dan ujung tombak kelompok rock Foo Fighters. “Jangan mainkan musik

yang sudah banyak dibawakan orang Barat. Kembang-kan musik tradisional negara Anda. Itu adalah tambang emas. Anda harus bangga memiliki budaya yang sangat

kaya. Rezeki nomor dua, itu sudah diatur Tuhan,” lanjutnya.

Dua hal tersebut menjadi bagian dari catatan seorang Ayu Laksmi dalam perjalanan karier ber-

musiknya. Seperti, ketika ia tampil di Swedia, pada acara Resepsi Diplomatik, yang digelar Duta Besar

RI untuk Swedia Dewa Made Juniarta Sastrawan. “Undangan yang hadir saat itu para duta besar per-wakilan negara lain yang berada di Swedia, Ketua

Parlemen Perempuan, Ketua Parlemen Islamic dan para diplomat. Respons mereka sangat baik, bahkan

ikut bernyanyi ketika saya menyanyikan karya orisinal sekaligus lagu terbaru saya berjudul Tri Hita Karana,”

ungkapnya. Berbicara aksinya saat tampil, Ayu menyebut nama

Nyoman Sura (alm) sebagai orang pertama membuat badannya tak sengaja menari ketika di panggung.

“Sebenarnya saya bukan penari, tapi Sura, penari ke-banggaan Bali itu, membebaskan saya bergerak semau saya bahkan dia pernah mengatakan menarilah dengan

caramu dengan tarianmu, karena tarian pula akan menarikan tubuhmu,” tuturnya sembari mengatakan kerja samanya dengan almarhum mulai tahun 2004.

“Walau saya merasa kehilangan dengan kepergian Sura tetapi keputusan Tuhan tentu merupakan yang terbaik.

Semoga Sura bisa beristirahat dengan tenang,” ujarnya. Ayu bercerita, saat ia pentas di luar negeri, ia selalu

berupaya menyajikan sesuatu yang bisa mewakili nuansa Nusantara bukan hanya Bali, baik itu dalam nuansa seninya, busana juga tutur dan laku. Selama

ini, katanya, seniman protes dan ribut karena merasa tidak didukung media, terutama media nasional. Media

hanya menampilkan itu-itu saja, sehingga membuat seniman merasa makhluk paling menderita. Mereka

merasa tidak memperoleh dukungan pemerintah atau pihak lain yang seharusnya peduli. Lantas menggerutu,

kenapa semua harus dari Jakarta, dan kita hanya sebagai penonton. “Daripada buang energi untuk protes

dan marah, lebih baik tancap gas, bersama berangkat menuju satu titik temu, mencari solusi dibarengi spirit

tetap semangat melahirkan karya,” tuturnya. Ayu juga mengajak semua seniman saling memberi

semangat, berjiwa besar, siap dikritik, belajar dan memperkaya pengetahuan sehingga ketika peluang

baik datang, siap dan matang dengan sesuatu untuk ditunjukkan pada dunia. “Saya sangat yakin Bali bisa

membuat industri musik tak kalah hebat dibanding Jakarta. Apalagi Bali adalah gerbang Indonesia menuju dunia. Semua bisa diwujudkan dengan bersatunya para

seniman Bali,” katanya menekankan.Jika dulu di tahun 1990-an Ayu malang melintang

di industri musik dan tunduk aturan produser, kary-anya sekadar ikut arus. “Saya sempat terlena dalam

dunia hiburan sebagai penghibur industri pariwisata di berbagai hotel. Saya bergabung dengan Tropical

Transit dan Nyanyian Dharma. Ibaratnya di sini saya hanya jadi penumpang. Kini semua itu saya

tinggalkan, saya punya kendaraan sendiri, bahkan saya kemudikan sesuai arah yang saya tuju,”

tuturnya lebih lanjut.Namun, ia mengakui kalau seluruh pen-

galamannya di masa lalu merupakan investasi besar dalam perjalanan kariernya kini. Semua disyukuri telah membuat mentalnya lebih ma-

tang dan membuka cakrawala berpikirnya. Pada tahun 2010 Ayu membentuk komunitas seni Svara

Semesta, beranggotakan seniman dari berbagai penjuru Nusantara.

Bersama mereka, Ayu membuat karya seder-hana, berpegang pada akar tradisi Nusantara. Dengan

kekuatan kecil, mereka bergerak di jalur indie, berkarya lebih jujur, menampilkan sesuatu mereka suka dan impikan. “Semoga bisa jadi kebanggaan

untuk keluarga, para sahabat juga Bali dan Indone-sia,” ujarnya.

Dikatakannya beberapa festival musik yang digelar oleh organizer asing atau kelompok luar Bali yang mengatasnamakan kelompok manusia

Bali, tidak banyak memberi peluang. Namun, katanya kini berbagai undangan datang lebih

banyak dari luar negeri. Meski, Ayu belum bisa membawa seluruh anggota Svara Semesta, karena

faktor pendanaan, ia tetap berangkat sendiri, dan berupaya tampil total. “Sembari di luar negeri, saya

berupaya proaktif menjalin networking lebih luas. Mengumpulkan informasi dari berbagai festival orga-nizer, dengan tujuan membagi peluang untuk seniman

lainnya,” ujarnya. Atas kemurahan Tuhan, dikatakannya dua tahun

terakhir, upayanya tidak sia-sia. Pintu dunia mulai ter-buka menyambut kehadirannya. Meski, saat ini masih terasa sulit meyakinkan sponsor agar bisa menggelar

show–nya secara utuh dan komplit. “Namun, kami tetap bersyukur. Kini mulai banyak orang di Bali, di

luar Bali bahkan di luar negeri menyatakan rindu atas pertunjukan kami,” kata Ayu yang sangat meyakini

apa yang diraihnya berkat doa sang Ibu dan saudara-saudaranya ini.

l Tabloid tokohwww.tokoh.co.id

Page 23: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 2013 23

Tampil “Chic” dan Simpel dengan Kebaya

Bersama lajunya dunia fashion, kebaya pun tampil lebih dinamis. Seperti desain dari Mama & Leon kali ini. Kolek-sinya hadir dengan beragam model kebaya yang berkesan lebih muda dan modern.

Melalui Kelambi Kebayaku dan Kelambi Eksklusive, rancangan yang inovatif terus diluncurkan. Karya dengan keberagaman detail dan aksen bordirnya yang khas pun tersaji indah. Bukan hanya itu, sajian padanannya pun tidak hanya kain panjang, namun dilengkapi dengan kreasi lainnya.

Begitu pula dengan pemilihan warna yang istimewa dari lembut hingga terang, menjadikan kebaya ini sangat menarik. Kebaya juga bisa tampil sangat modis dengan daya tarik lengan pendeknya. Selain itu, kebaya berbahan katun yang sangat nyaman, tak ketinggalan mengunggulkan keindahan model klasik dan modern melalui aplikasi kutubaru.

Ketika seorang perempuan ingin menyempurnakan penampilan dengan kebaya, baik untuk acara formal maupun nonformal, gaya chic dan simpel ini bisa menjadi pilihan.

l Tabloid tokohwww.tokoh.co.id

Page 24: Majalah Bali Post Edisi 4

E V E N T

Page 25: Majalah Bali Post Edisi 4

Memasuki penyelenggaraan tahun ke-7, Legian Beach Festival (LBF) menyuguhkan beragam kesenian dan bu-daya yang dimiliki Bali kepada wisatawan. Festival yang berlangsung pada 5 - 8 September 2013 di sepanjang

pantai antara Jalan Melasti, Jalan Padma, Jalan Legian, dan Pantai Kuta ini juga mengajak wisatawan aktif berpartisipasi. Tak hanya menyajikan kesenian Bali, festival yang diadakan setahun sekali ini juga menyelenggarakan bazar kerajinan khas Bali, seperti perhiasan, patung, lukisan, serta ragam pakaian dan pernak-pernik khas Bali lainnya. Selain itu ada pula festival kuliner lokal Bali, nusantara dan internasional, seperti lawar, sate lilit, dan babi guling, serta masakan Padang. Sedangkan dari mancanegara hadir masakan khas, antara lain dari India, Italia, dan Mexico. Ada pula kompetisi selancar, kompetisi melukis, kompetisi catur, demonstrasi judo, pemilihan Miss Legian Beach Festival 2013, dan fashion show.

l diah dewi

FestivalLegian Beach

Page 26: Majalah Bali Post Edisi 4

L I N G K U N G A N

Petani dan Pura

TergusurButus Dikeruk

L I N G K U N G A N

Page 27: Majalah Bali Post Edisi 4

Bali Post/Eka Adhiyasa

Pemandangan Karangasem ternoda dengan banyaknya lahan galian C yang menganga. Salah satu lokasi yang mempri-hatinkan ada di Butus, Karangasem. Bahkan saking tingginya aksi tambang menambang pasir dan batu (sirtu), kekhawatiran

muncul dari kalangan penduduk di sana. Salah satu warga yang eng-gan disebut namanya mengatakan keprihatinan akan aksi penamban-gan ilegal ini muncul karena ganasnya pengerukan yang dilakukan. Ia dan sejumlah warga khawatir terhadap masa depan desanya.

Saat ini, kian banyak warga, baik tokoh masyarakat maupun pemilik tanah, menjual atau membuka lahannya untuk galian C. Tak peduli lahan produktif yang selama ini ditanami talas, ketela pohon atau cengkeh, asalkan ada lahan semua dikeruk. Petani pun tergusur karena tak lagi punya lahan untuk digarap.

Galian C yang ganas bahkan sudah merambah ke hulu desa, mendekati perbatasan dengan hutan lindung. Ini tentu berpotensi un-tuk menjadikan desa tersebut dilanda banjir saat musim hujan tiba.

Warga umumnya hanya bisa berkeluh kesah di dalam hati saja. Pasalnya pemilik galian C adalah orang-orang berduit, tokoh adat, dan petinggi desa. Kekerabatan yang kental di desa juga jadi penghambat bagi warga untuk berbicara lepas. Khawatirnya yang disinggung masih ada hubungan keluarga. “Kami tak mau konflik antarwarga. Selama ini juga cukup banyak konflik karena perebutan kepemilihan lahan akibat mahalnya lahan karena potensi galian C,” kata warga tadi.

Selain petani yang digusur, galian C ini juga terindikasi akan menggusur Pura Pucaksari karena pratima pura tersebut sudah mulai

dipindahkan. Di sekeliling pura itu sudah menjadi lembah akibat masifnya penggalian. Pura yang tergolong Pura Pemaksan di-empon ratuan KK warga Butus itu, kini tinggal areal pura di atas galian C.

Areal pura yang tak di-sengker itu sudah nyaris jebol. Padahal pura itu, merupakan pesimpangan atau pangayengan Batara di Gunung Agung.

Tak BerkutikPemkab Karangasem tak berkutik dengan pengerukan buldoser

galian C ilegal ini. Terkait kesan pembiaran itu, Sekda Karangasem Gde Adnya Mulyadi membantahnya. Dia mengatakan, sempat melakukan penertiban usaha galian C tanpa izin di Desa Sebudi Mei lalu. Namun, pengusaha mencari perlindungan ke tokoh adat. Akhirnya disepakati dilakukan kajian lagi, apakah memungkinkan dilakukan penggalian galian C di atas 500 meter DPL. “Kami bakal melakukan kajian, dengan melibatkan tim dari perguruan tinggi, mungkin akan menggandeng Unud,” ujar Adnya Mulyadi.

l budana

Page 28: Majalah Bali Post Edisi 4

P E N D I D I K A N

Surat Keputusan Bersama (SKB) lima menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pendaya-gunaan Aparatur Negara dan Refor-

masi Birokrasi, Menteri Dalan Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Agama yang mewa-jibkan guru-guru yang sudah lulus sertifikasi mengajar tatap muka minimal 24 jam/minggu, ternyata berimbas negatif bagi sekolah-sekolah swasta. Pasalnya, guna memenuhi ketentuan yang diberlakukan secara ketat mulai tahun anggaran 2013 itu, sejumlah sekolah negeri mulai membengkakkan jumlah siswa, dan rombongan belajar dengan harapan guru-guru mereka mendapat tambahan jam mengajar. Jika kebijakan itu tidak dilaksanakan, guru-guru sekolah negeri tersertifikasi terancam tidak mendapatkan tunjangan profesi guru (TPG).

Membengkaknya jumlah siswa tersebut tentu saja mengimplikasi terhadap ketersediaan fasilitas pendidikan, seperti ruang belajar dan sebagainya. Makanya, tidak mengherankan jika ada sejumlah sekolah negeri terpaksa melabrak batas ideal jumlah siswa per kelas. Bahkan, ada juga sekolah yang terpaksa menerapkan sistem double shift. Artinya, sebagian siswa terpaksa mengikuti pelajaran mulai siang hingga sore hari, karena ketersediaan ruang kelas tidak memungkinkan lagi untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan belajar mengajar pada pagi hari hingga siang hari.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Denpasar, Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, M. Si., tidak

menampik sistem double shift sangat potensial merugikan sekolah swasta. Posisi lembaga pendidikan partikelir ini jelas makin terhimpit yang beakibat menurunnya jumlah siswa baru yang masuk ke sekolah-sekolah swasta. ‘’Jika kebijakan itu diberlakukan secara membabi-buta, hal ini bisa mengancam atau membunuh eksistensi sekolah swasta,’’ kata Rumawan Salain, Rabu (11/9).

Menurut dosen Fakultas Teknik Universi-tas Udayana ini, Disdikpora kabupaten/kota di Bali wajib bersikap ekstra hati-hati dalam mengeluarkan izin penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dengan sistem double shift kepada sekolah-sekolah negeri. Jika di sekitar sekolah negeri itu sudah beroperasi sekolah swasta dalam jumlah yang mencukupi untuk pelayanan pendidikan, maka pengeluaran izin double shift itu semestinya tidak perlu ada.

Begitu pula dengan pembukaan kelas jauh sebaiknya hanya diberlakukan di kawasan-kawasan yang benar-benar minus fasilitas pendidikan dasarnya. ‘’Di Kota Denpasar, misalnya, kebijakan itu sebenarnya tidak perlu diterapkan, karena jumlah sekolah neg-eri maupun swasta sudah sangat mencukupi. Apalagi dari segi kualitas akademis maupun nonakademis, sekolah-sekolah swasta juga tidak ketinggalan jauh dibandingkan sekolah negeri,’’ tegasnya.

l sumatika

Swasta

Salah satu sekolah swasta

yang telah beralih fungsi jadi

perkantoran

TerhimpitMakin

Page 29: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 2013 29

Pembengkakan siswa di sekolah negeri bagaikan pil pahit bagi sekolah swasta di Bali. Pasalnya, hal itu sangat berdampak bagi sekolah swasta, terlebih bagi sekolah swasta yang belum memiliki ‘’nama’’ (baca:

belum terkenal-red). Bagi sekolah swasta yang sudah terkenal pun, membengkaknya siswa di sekolah negeri cukup dirasakan dampaknya. Karena ada kecenderungan penurunan jumlah siswa baru di sekolah swasta. Meski penurunannya tidak terlalu signifikan.

Namun, ada fenomena menarik justru sekolah swasta yang bernuansa agama masih tetap eksis. Misalnya, sekolah di bawah naungan Yayasan Dwijendra dan sekolah di bawah Yayasan Kristen Harapan, Yayasan Katholik Santo Yoseph, mereka tetap eksis tiap tahun. Indikatornya, tiap tahun sekolah-sekolah terse-but sampai menolak siswa baru, karena kelebihan kapasitas.

Di tahun 1980-an sekolah Dwijendra dikenal sebagai seko-lahnya pemangku. Itu karena kuatnya nuansa agama Hindu yang ditanamkan di sekolah ini. Namun sesuai perkembangan jaman, sekolah ini, kata Ketua Yayasan Dwijendra Pusat

Denpasar nuansa keagamaan itu di-mix-kan dengan nuansa nasionalisme, budaya Bali dan pendidikan karakter. Makanya siswa yang bersekolah di Dwijendra bukan hanya dari Hindu juga dari umat lain.

Sekolah swasta favorit berbasis agama lainnya yang tetap ek-sis, seperti Sekolah Kristen Harapan dan Sekolah Santo Yoseph. Sekolah- sekolah ini diminati siswa dari semua kalangan, baik Kristen, Katholik namun umat lainnya. Sekolah ini tiap tahun sudah memiliki calon siswa baru tetap, karena memiliki sekolah satu atap mulai dari TK hingga SMA.

Menurut Kabid Pendidikan Yayasan Kristen Harapan Dra. Ni Luh Wardani, M.M., pihaknya memiliki kiat agar siswa baru tetap memilih sekolahnya. Yakni, mencanangkan unggulan dalam bahasa asing seperti Jepang, Mandarin dan Inggris juga unnggul dalam pelayanan care dengan siswa. Siswa yang ter-lambat ke sekolah sejam pun orangtuanya ditelepon ke rumah untuk meng-cross ceck keberadaan anaknya di sekolah.

l sueca

Agama Tetap EksisSekolah Bernuansa

Page 30: Majalah Bali Post Edisi 4

K I L A S P E R I S T I W A

Indonesia sepertinya memang ahlinya palsu memalsu, mulai dari VCD/DVD bajakan sampai ke dokumen penting sekalipun. Kali ini, beredar dokumen surat perintah dimulainya penyidikan (sprindik) palsu atas nama Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik dalam kasus suap Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinyatakan palsu. ‘’Dokumen ini berbeda dengan draf sprindik Anas. Kalau draf itu memang diakui diterbitkan KPK, tetapi kalau dokumen ini palsu,’’ tegas Juru Bicara KPK Johan Budi.

KPK menyatakan dokumen sprindik yang memuat nama Jero Wacik sebagai tersangka terkait pemberian hadiah dari PT Kernel Oil adalah palsu. ‘’Potongan-potongan salinan yang diduga sprindik atas nama Jero Wacik itu adalah palsu. KPK belum pernah mengeluarkan sprindik berkaitan dengan Jero Wacik. Jadi, apa yang beredar di media online (daring) tersebut adalah palsu,’’ kata Johan.

Lantas, apa motif di balik beredarnya sprindik

palsu tersebut? Wakil Ketua Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat (PD) Marzuki Alie menilai, beredarnya sprindik tersebut merupakan pem-bunuhan karakter bagi Jero Wacik, termasuk Partai Demokrat yang saat ini tengah berupaya memperbaiki citranya. Marzuki menegaskan, sprindik merupakan dokumen rahasia yang sebenarnya tidak boleh bocor ke publik. Jika ada pihak yang membocorkan, maka pihak itu memang memiliki motif untuk menjatuhkan.

Untuk mengungkap motif di balik beredarnya sprindik palsu itu, Wakil Ketua Umum DPP PD Nurhayati Ali Assegaf mendesak KPK menye-lidikinya. Meskipun KPK sudah menegaskan jika sprindik itu palsu, namun mereka diminta tetap mengusut siapa yang menyebarkan dan apa motif penyebaran sprindik palsu Jero Wacik itu. Bahkan, anggota Komisi III (Bidang Hukum) DPR Ahmad Yani menilai KPK cukup bermasalah karena hal ini bukan kali pertama terjadi. Nah ayo, siapa yang bermasalah?

l hardianto

Sprindik Palsu Jero Wacik

Ditolak dan menuai pro-kontra di beberapa daerah di Indo-nesia, akhirnya ajang kecantikan “Miss World 2013” full diadakan di Bali. Ajang bergengsi yang selalu mendapat sorotan publik dunia ini untuk pertama kalinya diadakan

di Indonesia (Bali) dan untuk kali pertama pula para peserta kompak memakai pakaian daerah di Indonesia. Mereka tampil cantik dengan balutan pakaian khas budaya daerah di Nusantara ini saat pembukaan di Nusa Dua, Minggu (8/9) malam.

Tak hanya itu, 16 kontestan Miss World 2013 membawakan tari Kipas Cendana yang menonjolkan sekaligus mempromosikan budaya Indonesia. Ajang kontes kecantikan sedunia itu diikuti 129 kontestan dari seluruh dunia yang akan memperebutkan mahkota bertahtakan berlian dan menjalankan misi sosial ke seluruh dunia. Ajang kecantikan yang ‘’terlanjur’’ diidentikkan dengan bikini itu bahkan disiarkan 160

stasiun TV di seluruh dunia dan disaksikan lebih dari 3 miliar orang.Awalnya, final Miss World 2013 akan dilangsungkan di Sentul,

Bogor, Jawa Barat pada 28 September. Namun, pemerintah pusat merevisi izin keramaian penyelenggaraan ajang tersebut dan menga-lihkan final kompetisi kecantikan dunia itu untuk seluruh tahapannya digelar di Pulau Dewata.

Meskipun perhelatannya semua digelar di Bali, para peserta masih diizinkan untuk mengunjungi berbagai objek wisata di Tanah Air sep-erti Candi Borobudur dan lainnya. Tentu saja, ini merupakan peluang sekaligus kesempatan emas yang tak boleh disia-siakan untuk mempro-mosikan berbagai keindahan dan pesona budaya Nusantara. Bagi Bali yang periuk nasinya mengandalkan sektor pariwisata, promosi ini telah dirasakan sejak awal rencana Miss World 2013 itu digelar di sini.

l manik

Miss World 2013’’Full’’ di Bali

K I L A S P E R I S T I W A

Page 31: Majalah Bali Post Edisi 4

Ketika awal terpilih sebagai Bupati Bangli, sosok Nengah Arnawa dikenal sebagai pribadi yang lugu. Namun ketika tampuk kekuasannya diganti, pendekar Kuntau (salah satu aliran bela diri asal Cina) ini malah terbelit kasus korupsi.

Bahkan, majelis hakim Mahkamah Agung (MA) telah memvonis sang mantan bupati ini dengan enam tahun penjara.

Dalam kutipan putusan MA No. 1129/K/Pid/sus/2013 yang diterima Kejaksaan Negeri Bangli, MA membatalkan putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Tinggi Denpasar No: 75/Pid/Sus/2012/PTDps tanggal 21 Januari 2013. Ketua majelis hakim MA Artijo menyatakan terdakwa (I) I Nengah Arnawa dan terdakwa (II) Cokorda Istri Tresnadewi terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi.

Akibat perbuatannya itu, majelis hakim menjatuhkan pidana penjara

selama enam tahun kepada terdakwa I Nengah Arnawa dan empat tahun penjara kepada terdakwa II Cok Istri Tresnadewi. Selain itu, majelis hakim juga menjatuhkan denda masing- masing Rp 300 juta kepada kedua terdakwa. Apabila tidak dibayar maka akan diganti dengan pidana kurungan selama enam bulan. Selain vonis pidana penjara dan membayar yang denda, MA juga menjatuhkan vonis kepada terdakwa Nengah Arnawa membayar uang pengganti Rp 1.395.000.000. Apa-bila uang pengganti tersebut tidak dibayar dalam waktu paling lambat satu bulan setelah putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap, harta bendanya disita oleh jaksa dan dilelang. Jika terdakwa tidak memiliki harta benda yang cukup, maka diganti dengan kurungan pidana penjara selama dua tahun.

l pujawan

Pendekar ’’Kuntau’’ ItuDivonis 6 Tahun

Kecelakaan maut dengan merenggut nya-wa banyak korban dan melibatkan anak orang ternama di negeri ini, kembali terjadi. Kali ini melibatkan putra musisi sekaligus penyanyi terkenal Ahmad Dhani, Abdul Qodir Jaelani alias Dul (13). Dul yang mengendarai mobil Lancer bernomor polisi B-80-SAL terlibat kecelakaan dengan mobil Daihatsu bernomor polisi B-1349-TEN dan Avanza B-1882-UZJ. Enam korban tewas dan sembilan lainnya harus mendapat perawatan di rumah sakit akibat kecelakaan maut tersebut.

Seperti biasa, pertanyaan apakah si peng-endara mengantuk, mabuk atau mengonsumsi narkoba pun dengan cepat menyeruak. Namun, Kepala Subdirektorat Pembinaan dan Penegakan

Hukum Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hindarsono menya-takan, tes urine terhadap Dul menunjukkan hasil negatif atau tidak mengonsumsi narkotika. Meski demikian, Penyidik Polda Metro Jaya tetap men-etapkan status tersangka terhadap Dul.

Meski ditetapkan sebagai tersangka, polisi menerapkan Pasal 13 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) karena Dul masih di bawah umur. Polisi juga akan memanggil kedua orang-tua Dul, yakni Ahmad Dhani dan Maia Estianty terkait dugaan apakah memberikan izin meng-endarai mobil atau tidak kepada Dul.

l antara

Kecelakaan Maut si Dul,Enam Nyawa Melayang

Penjara

Page 32: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201332

K E S E H ATA N

Ayur Weda sesungguhnya ilmu pengobatan yang sangat tua. Tidak ada patokan baku kapan munculnya cabang ilmu pengobatan versi Weda ini. Tetapi diperkirakan ayur weda ini diaplikasi sejak 10 ribu tahun sebelum masehi. Ayur

weda telah ditulis dalam sebuah karya maharishi melalui vahyu alias -- sabda suci -- yang dikodifikasi pada Kitab Weda. Belakangan Ayur Weda, disusun pada Charaka Samhita, Susrutha Samhit dan Astangga smagraha. Dari arti kata, Ayur weda merupakan gabungan dua frase yakni Ayur dan Weda. “Ayur” bermakna kehidupan. Sedangkan “Weda” mendeskripsikan pengetahuan. Karena itu, Ayur Weda, merupakan ilmu yang mempelajari sains dalam kehidupan ini. Kehidupan pada paradigma Ayur Weda, terdiri dari tubuh fisik, mind atau pikiran, jiwa, roh bisa juga disebut atman. Dari deskripsi itu, Ayur Weda bukan saja bertumpu pada fisik semata (bhutakasa), tetapi mencakup pikiran (mind atau cittakasa) dan jiwa alias atman (ciddakasa).

Ayur Weda ini bekerja secara holistik. Tidak saja menghilangkan gejala yang timbul. Tetapi juga mencegah penyakit dan melenyapkan ‘’akar’’ penyakit itu sendiri. Ayur Weda, mengeksplorasi seluruh kekuatan alam semesta ini, untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan secara komprehensif dalam kehidupan ini. Ayur Weda merupakan ilmu yang mengajarkan bagaimana hidup dalam harmoni, keseimbangan dalam “hukum” kebenaran semesta. Karena itu, bi-dang ini tidak saja terfokus pada fisik, pikiran dan jiwa, tetapi juga berkaitan erat dengan alam semesta, (macrocosmos).

Relasi ini di Bali lumrah disebut tri hita karana. Sinergi yang terus dijaga keselarasnya antara Tuhan, Manusia dan Alam Semesta. Pada paradigma Ayur Weda ini adalah mengharmoniskan unsur kapha (unsur air), pitta (unsur api) dan vata unsur angin. Jika ketiga unsur ini yakni kapha, pitta dan vata harmonis dan sinergis, maka digaransi tidak akan muncul sakit pada diri orang tersebut. Terdapat lima elemen dasar yang menjadi bagian penting cara Ayur Weda yakni pertiwi

(bumi) dalam cakra disebut muladara cakra dasar). Selanjutkan apah (air/ swasdistana caksra sex), Agni (api/ manipura cakra perut), Vayu (udara pada anahata cakra jantung) dan Akash (ater/ wisuda cakra tenggorokan). Unsur unsur ini dikelompokkan menjadi tiga bagian alias tri dosha – energi kehidupan--. Penulis Ayur Weda, Maya Tiwari pada bukunya ‘’Ayur Veda a Life of Balance’’ menegaskan, dosha ini melibatkan faktor fisik dan emosi. Dalam istilah ayur Weda, Kapha terdiri dari tanah dan air.

Unsur ini bertanggung jawab membentuk badan, otot, tulang dan lain-lain. Jika individu seimbang dalam Kapha ini, maka seseorang itu memiliki sikap welas asih, suka memaafkan, rajin membantu. Sedangkan Pitta adalah kombinasi antara air dan api. Fungsinya mengantarkan zat makanan, metabolisme dan suhu tubuh. Jika orang itu seimbang dalam unsur ini, manusia itu menjadi bijaksana, suka berbuat baik, sabar, damai. Seandainya tidak seimbang, maka dia memiliki rasa penakut, pemarah, benci dan cemburu. Unsur Vata, terdiri dari ruang dan udara. Vata juga berkaitan dengan tenaga. Vata ini berhubungan erat dengan gerakan.

Pergerakan terkoneksi erat pada satu ‘’kuasa’’ yang mendorong gerakan sendi, urat, pergerakan otot dan system pernafasan. Jika unsur Vata ini seimbang , manusia itu akan memiliki intelegensia, kreativitas dan inovasi-inovasi up to date. Bila unsur ini tidak seim-bang, manusia itu selalu merasa resah, gelisah, tidak sabar, tidak ada kreativitas, dan bebal. Agar manusia itu sehat fisik, mental dan jiwa, maka tri dosha ini harus diupayakan selalu sinergis dan harmonis. Tri dosha ini dioptimalkan dengan cara berjapa –mengulang ulang nama tuhan, selain itu astanggayoga –alias mengaplikasikan delapan jalan yoga yakni yama, niyama, asana, pranayama, pratihara, darana, dyana dan Samadhi.

l giriana saputra

Pengobatan Holistik Ayur Weda

ist

Page 33: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 2013 33

Sistem pengobatan udargni ini diaplikasi oleh rishi rishi di Himalaya. Pengobatan ini mengkhususkan pendekatannya pada matahari. Utamanya ketika matahari baru menyembul dari permukaan cakrawala. Saat itu Dewa Aruna memancarkan sinar merah menyala. Pada momen inilah orang yang sakit diharapkan bermeditasi dengan sinar matahari setelah beryoga asana. Meditasi secara khusyuk akan lebih baik jika menggunakan mantra Gaya-tri. Bukan sebatas itu saja. Penderita diharapkan melakukan yoga asana surya namaskar yang terdiri dari 12 gerakan paling sedikit sampai lima kali. Jika, metode dinamis dengan yoga asanas surya namaskar ini dan cara statis lewat meditasi kepada matahari ini rutin dilakukan. Bukan saja manusia itu menjadi sehat, juga secara bertahap mampu membantu me-ngobati orang. Selanjutnya mentransfer prana kesembuhan dari jarak jauh.

Ayur Weda, anti dengan obat-obat medis. Ayur Weda lebih memberi ruang pada model pengobatan herbal, dengan cara-cara alamiah alias langsung melalui pohon-pohon yang memiliki khasiat obat. Metode ini diyakini lebih efektif, aman nyaris tidak ada efek sampingnya. Dalam mempercepat proses metabolisme zat makanan untuk kesehatan tubuh, metode herbal ini diadopsi secara signifikan pada Ayur Weda. Contoh pegagan untuk otak. Daun kelor untuk sakit mata. Kelapa muda untuk seret teng-gorokan. Tulasi untuk berbagai penyakit termasuk hipertensi, jantung. Rudraksa alias genitri untuk berbagai penyakit.

Banyak metode meditasi. Meditasi adalah tahapan ke tujuh dari astangga yoga Rishi Patanjali, yakni

yama, niyama, asana, pranayama, pratihara, darana, dyana (meditasi) dan terakhir samadi. Metode

shivashidanta ini adalah salah satu metode yang diang-gap sangat baik. Metode ini diturunkan oleh Shiva

sendiri awalnya kepada pasangannya Dewi Parwati. Kemudian kepada Rishi Agastya, lalu diturunkan

kepada Siddha Boganathar dan Sidda Babaji Nagarad, yang kini hidup secara ciranjiwi alias hidup abadi di Himalaya. Mencapai ciranjiwi, sama dengan selalu

tampak remaja alias 16 tahun. Metode ini menggu-nakan kata kunci mantra Pancaaksara: Om na ma si va

ya. Dengan cara ini, semua cakra-cakra dalam tubuh dibangkitkan mulai muladara, swasdistana, manipura, anahata, wisudha, ajna hingga sahasrara. Pada cakra tertinggi ada penyatuan unsur bindu yang merupakan kulminasi dari kundalini. Bindu ini bersifat feminim

alias sakti. Sedangkan nada mewakili maskulin alias purusha. Penyatuan bindu dan nada itulah melahirkan

amritam yang merupakan tirta sanjiwani yang men-gantarkan sang yogi, muni, rishi itu mencapai immor-tal alias keabadian. Dalam segi kedokteran, di daerah kepala ada kelenjar pineal dan pitutuari. Dua kelencar ini memberikan efek betha endhoprin—rasa euphoria

alias kesenangan berlebih. Shadaka yang mencapai tahapan meditasi yang baik, akan mencapai ketenan-gan, kebahagianan dan juga amritam yang berujung

ciranjiwi alias abadi. Metode ini ini membuat tri dosha yakni kappa, vita dan vata akan senantiasa sinergi. Dengan tri dosha itu selalu harmonis, maka segala

bentuk penyakit diyakini tidak akan bisa menyerang sang yogi tersebut. Teknik meditasi lainnya bisa juga

dengan meditasi cinta kasih, dengan mengaplikasikan sinar jyotir lingam. Dalam usaha mencapai sunya alias void, terus secara konsisten mengucapkan suara alam

semesta Omkara.

l giriana saputra

Herbal

Sistem Udargni

Meditasi Shivashidanta

ist

ist

ist

Page 34: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201334

J A J A K P E N D A PAT

Perbedaan terkait proses hokum atas terbitnya SK reklamasi Pulau Pudut, Tanjung Benoa masih panas. Penegak hukum diharapkan jangan mandul. Proses hukum harus bergulir tanpa menunggu laporan publik.

Senada dengan harapan publik dan kalangan akademisi serta praktisi, jajak penda-pat yang digulirkan Pusat Data Bali Post juga mengarah pada pandangan yang sejalan. Polisi diminta bertindak, tanpa harus menunggu pengaduan publik. Amanat UU Lingkungan Hidup No 23/1997 yang di dalammnya jelas-jelas mencantumkan saksi hukum bagi pejabat publik yang melanggar UU Lingkungan Hidup harus dijalankan.

Hasil jajak menggambarkan 87 persen responden menyatakan dukungannya ditempuh proses atas pelanggaran UU Lingkungan Hidup. Ini mengindikasikan publik juga berharap ada transparasi atas pengelolaan tanah Bali. Selebihnya 6 persen responden tak setuju jika kasus ini dibawa ke ranah hukum dan 7 persen responden lainnya tak menjawab pertanyaan ini.

Menyikapi hasil jajak pendapat ini, Ketua Bali Integritas Nyoman Mardika dan pengamat hukum yang juga advokat Raymond Simamora mengatakan Gubernur tak cukup hanya minta maaf. Selain mencabut segala bentuk perizinan terkait dengan rencana reklamasi di Teluk Benoa dan meminta maaf kepada masyarakat Bali, proses hukum juga harus dijalankan.

Nyoman Mardika mengingatkan aparat penegak hukum harus tetap memeriksa pejabat yang merusak tata ruang. Jangan sampai ada tebang pilih. Mardika mengatakan, pihaknya mendukung adanya desakan dari For Bali (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi) agar Gu-bernur mencabut segala bentuk perizinan terkait dengan rencana reklamasi di Teluk Benoa dan meminta maaf kepada masyarakat Bali karena telah melakukan pembohongan publik atas keberadaan SK 2138. ‘’Setiap kebijakan gubernur harus transparan, akuntabel dan ada partisipasi publik,’’ katanya.

Rikuh ”Menindak” Mantan

Jajak Pendapat

Raymond Simamora

Nyoman Mardika

Page 35: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 2013 35

Raymond Simamora mengingatkan aparat penegak hukum, khususnya Polda Bali harus bertindak cepat. Sesuai UU 26/2007 tentang Penataan Ruang, setiap pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang dapat dipidanakan.

Ketika sudah jelas ada pelanggaran itu maka aparat penegak hukum, baik kepolisian (Polda Bali) maupun kejaksaan, mestinya bisa menyelidiki dan memeriksa Gubernur Pastika. ‘’Ketika ada pejabat yang mengeluarkan izin melanggar tata ruang, semua aparat penegak hukum harus bergerak. Jangan mentang-mentang yang melakukan pelanggaran adalah Gubernur Bali yang juga mantan Kapolda Bali, maka mereka diam. Kapolda Bali jangan takut me-negakkan hukum,’’ kata Senin (2/9) kemarin.

Lebih lanjut dikatakan, SK izin reklamasi Teluk Benoa melalui SK Gubernur Bali Nomor 2138/02-C/HK/2012 tentang pembe-rian izin dan hak pemanfaatan, pengembangan dan pengelolaan wilayah perairan Teluk Benoa Provinsi Bali jelas melanggar tata ruang. ‘’Kalaupun SK itu sudah tidak berlaku, tidak serta-merta menghilangkan pelanggaran hukumnya. Sama dengan pidana lain-nya, walaupun sudah dikembalikan uang kerugian, tetap saja harus diproses melalui hukum,’’ tegasnya mengandaikan.

l widana

Kapolda

Page 36: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201336

Dukungan Pemerintah Produk Kerajinan Bali Hadapi Pasar MEA 2015

Masih KecilT ahun 2015 nanti Indonesia akan menghadapi AFTA maupun

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). MEA memberikan ruang seluas-luasnya bagi pelaku usaha asing ikut nimbrug menikmati kue ekonomi di Indonesia, termasuk Bali. Maka

itu, persaingan tidak akan terelakan. Terutama di sektor kerajinan Bali. Sebagaimana diketahui, belakangan sektor kerajinan sudah terpuruk terbukti anjloknya nilai ekspor unggulan Bali. Memang belum dapat dibuktikan, turunnya ekspor komuditas unggulan Bali akibat persaingan, karena belakangan ini juga terjadi krisis ekonomi global. Tetapi, beberapa negara sebagai produsen kerajinan harus dijadikan catatan untuk melakukan perbaikan, sehingga perajin Bali mampu bersaing.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Ni Wayan Kusuma-wathi, S.H., M.Si., Rabu (11/9) di Denpasar menegaskan sampai saat ini nilai ekspor kerajinan Bali memang terjadi penurunan. Walaupun angkanya tidak besar, tentu menjadi pecut untuk memulihkan agar seperti semula. Banyak langkah pemulihan dilakukan, bukan hanya untuk mengejar kenaikan nilai ekspor. Akan tetapi menjelang MEA tahun 2015 nanti produk unggulan Bali harus mampu bersaing. Berbagai pendampingan secara maksimal sudah dilakukan. Bukan hanya itu, kebijakan yang dibuat hanya di Indonesia dapat menguntungkan pengapalan barang ke negara-nagara Asean. Salah satunya SVLK, sertifikasi legalitas kerajinan berbahan kayu hanya dimiliki Indonesia. Maka itu, akan menguntungkan pasar aneka kerajinan Bali dan Indonesia umumnya.

‘’Ini akan kelihatan tahun mendatang, kami yakin akan terjadi pen-ingkatan nilai ekspor ke seluruh negara di dunia. Saat ini sudah kelihatan

terjadinya peningkatan ekspor dari sebelumnya, ’’ katanya sambil menyebut untuk mampu bersaing pemerintah Bali sudah memberikan pelayanan SKA oneline, produk filegal wood (SVLK) juga menyediakan klinik SVLK. Fasilitas pasar lelang dengan website (web pasar lelang), inventarisasi produk milik masyarakat (foklor) dan banyak lainnya.

Kadis Perindag Denpasar Drs. I Wayan Gatra, M.Si. juga menegaskan kerajinan Denpasar yakin dapat bersaing dalam MEA dua tahun lagi. Pasal-nya, sudah mulai sekarang dipersiapkan. Pihak pemerintah memberikan berbagai pelayanan memudahkan perajin atau pebisnis kerajinan. Misalkan, dengan mengajak pameran baik dalam maupun ke luar negeri. Selain itu, pemerintah sudah membuatkan website dan rutin mempromosikan dan memperkenalkan kepada pebisnis (buyer). Pada saatnya nanti MEA berlaku maka semua kerajinan unggulan Denpasar akan mampu bersaing dengan produk unggulan negara produsen lainnya.

Pengurus Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Bali Ir. Gde Arsania menegaskan, menjelang MEA seharusnya para perajin terus berinovasi. Dengan menciptakan produk yang inovatif dan berkuali-tas. Kekhasan kerajinan Bali memang tidak ada bandingannya. Pasalnya, aneka kerajinan masih dihasilkan dengan hand made (kerajinan tangan). Berbeda dengan negara-negara produsen lainnya, masih mengandalkan teknologi. Ada kekurangan dan kelebihannya, jika dilihat dari volume memang produksi sistem teknologi yang menang, akan tetapi dari seni unit dan keindahannya jauh lebih bermutu dari hasil hand made. Di samping harganya lebih mahal.

‘’Tetapi, kita sebagai eksportir justru mencari volume, sehingga hasil keuntungannya lebih banyak. Di samping itu serapan pasar juga besar sehingga jumlah dan kontinyuitas menjadi hal utama, selain kualitasnya juga sangat menentukan,’’ tegas Ketua Kadin Gianyar ini sambil mengakui SDM perajin Bali masih rendah. Maka itu peran pemerintah sangat diperlukan, khususnya memberikan berbagai pendidikan tambahan pemahaman tentang desain dan cara produksi yang berkualitas.

Salah seorang ketua kelompok kerajinan asal Bangli I Ketut Suardana mengakui, belum merasakan manfaat dukungan peran pemerintah. Pihaknya belum mengetahui perajin yang mana diberikan dukungan sampai dapat berkembang bagus. Pihaknya selama ini merasakan masih kecil dukungan pemerintah. Sebagai perajin dikunjungi saja sudah sangat berarti. Apalagi diberikan dukungan materi dan fasilitas pemasaran produk.

‘’Kami hanya mampu memproduksi sesuai contoh yang diberikan pemesan. Apa pun bentuknya dapat kami kerjakan dengan baik. Apabila kami sendiri yang membuat barang (desain sendiri) khawatir pasar tidak menerimanya. Karena kami masih terkendala akses pasar,’’ tegasnya.

l komang suasta

Laporan Bisnis Bali

E K O N O M I

Page 37: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 2013 37

I N V E S T A S I

KK Miskin Nyelip di SanurBerbicara tentang Sanur, ingatan kita akan tertuju

pada sebuah objek wisata pantai yang berpasir putih dengan ombak yang tidak terlalu besar berada di timur Kota Denpasar. Kesan ini

terasa sulit untuk dilupakan, karena Sanur menjadi desa pelopor pariwisata di Bali. Kunjungan wisatawan ke Sanur, khususnya di Pantai Sanur (pantai Bali Beach) telah berlangsung sejak lama. Buktinya, seorang warga negara Belgia, Le Mayeur, sampai membuat rumah di Pantai Sanur yang hingga kini masih bisa dinikmati, karena telah disulap menjadi museum. Le Mayeur tertarik dengan Sanur dan mulai menetap di pantai itu tahun 1920. Ini membuktikan, pariwisata Sanur sudah meng-geliat sejak lama, jauh sebelum kemerdekaan republik ini berhasil diraih. Namun, sudahkan kue pariwisata ini telah dinikmati warga Sanur?

Tidak pernah dibayangkan bila warga Sanur, yang terdiri atas tiga wilayah administratif, Kelurahan Sanur (terdiri atas 9 lingkungan), Desa Sanur Kaja (8 dusun) dan Desa Sanur Kauh (10 dusun), ada yang belum kecip-ratan lezatnya kue pariwisata di desanya. Tiga wilayah administratif Sanur ini memiliki luas 1.057 ha, dengan jumlah penduduk 39.249 jiwa atau kepadatan 3.713 jiwa, masih banyak yang bertahan menekuni pekerjaan sebagai nelayan dan juga petani.

Beberapa nelayan di Sanur masih dengan setia mela-koni pekerjaannya di tengah megahnya bangunan hotel berbintang dan vila pribadi yang asri. Demikian pula ada warga yang masih setia bergelut dengan lumpur di sawah miliknya yang masih tersisa untuk digarap. Seperti yang dilakoni Gung Moyet, sapaan akrab warga Sanur Kauh ini. Terkadang sawahnya ditanani jagung, kedelai, dan kalau dapat giliran air, akan ditanami padi. Profesi yang mulai ditinggalkan anak muda di Sanur ini, tetap ia lakoni dengan sabar tanpa peduli maraknya alih fungsi sawah menjadi lahan permukiman di sekitarnya.

Lebih ironis lagi, di desa yang terdapat 21 unit hotel berbintang, 20 hotel nonbintang dan 114 buah restoran ini masih menyimpan keluarga miskin. Sedikitnya tercatat 17 KK miskin di Desa Sanur Kauh. Jumlah ini bisa lebih besar, bila dijumlahkan dengan KK miskin di Kelurahan Sanur dan juga Desa Sanur Kaja. “Meski di desa wisata, kami masih memiliki warga miskin. Namun jumlahnya sedikit. Ini riil. Kalau data yang dapat BLSM yang da-tanya dari pusat, tidak valid. Itu jumlahnya ratusan KK. Data kami jelas, yakni 17 KK ini yang tergolong KK miskin,” jelas Kades Sanur Kauh, I Made Dana.

asmara putra

Revitalisasi Pantai Sanur

Sanur yang solid menjaga sinergitas pariwisata, potensi alam, seni bu-daya dan kreativitas warganya telah mampu menjadikan kawasan ini sebagai desa yang masuk dalam kawasan strategis pariwisata nasional. Menparekraf RI Mari Elka Pangestu mengatakan, wilayah pesisir yang

akan ditata adalah sepanjang Pantai Matahari Terbit hingga Pantai Mertasari dan kawasan sepanjang jalur tersebut. Proyek tersebut akan mengerjakan sejumlah fasilitas baru. Di antaranya, jogging track, rest area, tempat penjualan suvenir, serta pengelolaan sampah.

“Perencanaan dan perancangan inisiatif pembangunan di wilayah KSPN ini melibatkan top down dan bottom up approach. Artinya, kami melibatkan semua unsur dari pemerintah daearah hingga desa pakraman,” ucapnya.

Dikatakan, Penataan Sanur ini akan menjadi branding destinasi (janji yang akan diberikan kepada wisatawan). Karena itu, kegiatan branding harus disertai dengan revitalisasi dari lingkungan destinasi yang ditawarkan sesuai dengan yang telah dijanjikan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemen-parekraf) RI juga menetapkan sejumlah kawasan Kuta, Nusa Dua, Kintamani yang dianggap kawasan strategis di Pulau Dewata. Selain Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Kepulauan Komodo (Nusa Tenggara Timur), Toraja (Sulawesi Selatan), dan Bromo (Jawa Timur).

“Penataan itu akan dilakukan mulai tahun depan. Wilayah pesisir yang akan ditata adalah sepanjang Pantai Matahari Terbit hingga Pantai Mertasari dan kawasan sepanjang jalur tersebut dengan alokasi dana Rp 5 miliar. Sisanya dana pendaping dari pemerintah daerah dan mitra, CSR, dan sumber dana lainnya,” ucapnya.

Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan, ada lima kawasan wisata yang masuk dalam program tersebut termasuk Sanur. Salah satu yang menjadi pertimbangan, Sanur mampu mempro-mosikan potensi pariwisata yang dimiliki secara mandiri dan berkelanjutan.

“Kami sangat paham terhadap dinamika perkembangan pariwisata yang terus berkembang untuk itu perencanaan secara holistik yang menyangkut tatanan desa berbasis Tri Hita Karana,” sebutnya.

Sanur terkenal sejak dahulu kala, terutama ketika terjadi perang Puputan Badung pada tanggal 20 September 1906 di mana Belanda mendaratkan ten-taranya di sana. Dalam sejarah Bali Kuno pantai Sanur juga terkenal, dan masih ada tugu batu tertulis yang merupakan Prasasti Raja Kasari Warmadewa yang berkeraton di Singhadwala tahun 917, di mana sekarang terdapat di Blanjong bagian selatan Pantai Sanur.

Di kalangan pariwisata, pantai Sanur pertama kali diperkenalkan oleh pelu-kis Belgia bernama A.J. Le Mayeur bersama istrinya Ni Polok yang menetap di sana sejak tahun 1937 dan mengadakan pameran lukisan karyanya sendiri. Daya tarik pantai Sanur sebelah utaranya melingkar seperti setengah lingkaran dan bagian selatannya berbelok dari timur ke barat, di mana gelombang air lautnya tak begitu besar dan bila airnya surut terlihatlah batu karang yang membentang berwarna-warni. Pada hari mendekati bulan mati air lautnya naik dan gelombangnya agak besar. Di sebelah tenggara terlihatlah gugusan Pulau Nusa Penida di seberang laut dan di sebelah timur kelihatan panorama pantai selatan Pulau Bali dengan gunungnya.

Pantai Sanur, Bali adalah salah satu pantai tercantik di Benua Asia. Sanur Bali juga berada di urutan ke-3 terindah di dunia. Pantai Sanur dikenal juga sunrise beach atau Pantai Matahari Terbit karena saat pagi hari kita dengan leluasa melihat matahari terbit tanpa dihalangi oleh pegunungan atau bukit.

parwata

Janji Pemerintah pada Wisatawan

Page 38: Majalah Bali Post Edisi 4
Page 39: Majalah Bali Post Edisi 4

K R I M I N A L

Minim Pengamanan,Vila Disasar Garong

DenPost/kertanegara

Vila Chloe di Jalan Pantai Berawa,

Kuta Utara, yang disasar perampok beberapa waktu lalu.

Bila kita melintas di wilayah Bali Selatan, banyak terpampang papan nama vila. Selain itu, di media online banyak vila menawarkan fasilitas eksklusif dengan harga menggiurkan. Misalnya, di wilayah Kuta Utara, mulai dari pinggir jalan

hingga pelosok desa bertebaran vila. Tetapi kebanyakan vila itu tidak berizin alias bodong, sehingga standar keamanannya meragukan.

Banyaknya turis lebih memilih tinggal di vila, membuat investor dan warga berlomba-lomba membikin vila. Rumah pun disulap jadi vila demi mendapatkan gemerincing dolar. “Kami menyayangkan standar keamanan vila-vila tersebut sangat kurang. CCTV saja tidak ada, padahal kami sering mengimbau dan sosialisasikan,” kata Kapolres Badung AKBP Komang Suartana, suatu kesempatan.

Buntut dari ketidakprofesionalan pengelola atau pemilik vila, terutama yang bodong, rupanya dimanfaatkan para garong yang ingin merasakan uang dan barang milik bule yang menginap di sana. Sejak awal hingga pertengahan tahun 2013 ini banyak vila yang dirampok maupun dibobol maling. Yang kena getahnya adalah polisi, karena dituding tidak mampu menjaga keamanan Bali. Kritikan pedas terus mengarah ke korps baju cokelat ini, khususnya kinerja Polres Badung. “Kritikan itu kami jadikan cambuk untuk mengungkap kasus pencurian tersebut. Apalagi kami di-back-up Polda Bali,” tambah AKBP Komang Suartana.

Kritikan tersebut tidak hanya terlontar dari petinggi di Bali, bahkan dari luar negeri saat bule Australia berinisial Ly dirampok dan diperkosa di Vila Damais di Jalan Bumbak, Kuta Utara. “Mengungkap suatu kasus perlu proses dan pengumpulan alat bukti,” tegas Kapolres Badung.

Kritikan memerahkan telinga itu membuat petinggi Polda Bali gusar. Mereka kemudian memerintahkan anggotanya supaya segera mengungkap kasus pencurian maupun perampokan di vila. Tim khusus Ditreskrimum Polda Bali dan Polsek, Kuta Utara, akhirnya menggu-lung komplotan garong dan perampok asal Lombok, NTB. Termasuk pemerkosa Ly dan beberapa tersangkanya ditembak.

Timus Subdit III yang dipimpin Kanit III Kompol Putu Gunawan meringkus komplotan garong yang beranggotakan tersangka Zainal alias Enal alias Mayadi alias Jembek, dan Lalu Adi Suparlan Wijaya alias Supar. Polisi terpaksa menembak kaki kanan Zainal karena berusaha kabur. Komplotan ini beraksi di 32 TKP masing-masing di wilayah Kuta Selatan, Kuta Utara, Tabanan, dan Mengwi. Berikutnya giliran tersangka Sahdi alias Goh (30) yang ditangkap di Desa Sarka, NTB.

Polsek Kuta Utara tidak mau kalah. Mereka kemudian meringkus tersangka Junaedi, yang terlibat kasus perampokan dan pemerkosa wanita bule Australia. Selain itu jokinya yakni Hasim alias Kia asal Lombok Tengah, ikut dibekuk. Kedua kaki tersangka juga ‘’dihadiahi’’ timah panas. “Benar saja, sejak para tersangka itu ditangkap, kasus kriminal terutama pembobolan vila menurun drastis. Dari posisi dua, sekarang turun keempat. Ini berarti keamanan lebih baik,” tutur AKBP Komang Suartana.

Mengantisipasi maraknya aksi penjahat, pengamanan vila kini dimaksimalkan. Kapolres Badung mengaku mengerahkan anggotanya untuk melakukan patroli sambang (mengecek vila). Razia penduduk pendatang (duktang) juga terus dilakukan bersama Satpol PP Badung dan instansi terkait. “Kami juga melakukan sarasehan pengamanan vila dan mengimbau pengelola vila supaya meningkatkan pengamanan, pal-ing tidak mempasang CCTV dan punya satpam. Banyak kasus terungkap dari rekaman CCTV. Kami berupaya supaya keamanan di wilayah kami terus ditingkatkan,” tandas perwira polisi asal Tabanan ini.

l kertanegara

Laporan DenPost

Page 40: Majalah Bali Post Edisi 4

Angker,Buang Mayat

Malah Dipakai

K R I M I N A L

Polisi memeriksa tulang-belulang dan tengkorak

di bawah pohon pinus hutan lindung Bukit

Penulisan, Kintamani, Bangli.

Hutan Bukit Penulisan

Page 41: Majalah Bali Post Edisi 4

Hutan lindung di kawasan Bukit Penulisan, Kintamani, Bangli, belakangan ini jadi sorotan menyusul ditemukannya kerangka manusia dalam kondisi tercerai-berai di

bawah pohon pinus beberapa meter dari pinggir jalan Selasa (3/9) lalu. Ketika itu warga Bantang I Gede Agus Sutapa, hendak mencari rumput di sekitar hutan lindung. Begitu sampai di tempat yang dituju, Agus terkejut melihat kerangka jasad di bawah po-hon pinus. Temuan itu selanjutnya disampaikan ke prajuru Desa Sukawana, Jero Sutresna. Beberapa saat kemudian, penemuan kerangka dan tengkorak ini menyebar dari mulut-ke mulut sehingga warga Kintamani heboh. Polisi kemudian turun ke lokasi penemuan kerangka untuk melakukan evakuasi dan menyelidiki kasusnya.

Mencermati kondisi kerangka tersebut, kuat dug-aan dia merupakan korban pembunuhan dengan cara mutilasi. “Ada indikasi kalau ini korban mutilasi,” ujar Kapolsek Kintamani Kompol I Ketut Widia di lokasi kejadian.

Sejauh ini belum diketahui identitas jenazah tersebut. Tetapi, menurut Kasatreskrim Polres Bangli AKP Gusti Made Sudarma Putra didampingi Kasubag Humas AKP Ida Dewa Nyoman Rai, berdasarkan hasil autopsi, tulang-belulang yang diduga korban muti-lasi itu adalah warga negara asing dari ras campuran Mongoloid-Caulasoid berjenis kelamin laki-laki. Saat dibunuh, korban berumur sekitar 40 tahun atau 50 tahun dengan ciri khusus menggunakan gigi emas yang diduga buatan luar negeri. Polisi juga menemukan baju rompi dengan warna dasar biru keabu–abuan,

bermotif abstrak putih dan biru dalam kondisi robek merek Alba Tailor. Juga ditemukan celana

pendek sepaha dengan warna dasar hijau ber-motif garis hitam dalam keadaan robek. Tak hanya

itu, ditemukan sebuah kaos kaki, termasuk sepasang sandal bahan kulit warna cokelat muda merek Think out door Weimbrenner Since 1892 nomor ukuran 8 dan sebuah ikat pinggang warga hitam dengan gasper logam warna kuning keemasan yang tedapat tulisan Hush Puppies. Jika itu benar-benar warga negara as-ing, siapa gerangan dia, dan siapa pembunuhnya?

Sejumlah warga Kintamani mengaku, beberapa bulan lalu di hutan lindung Penulisan tercium bau menyengat. Namun mereka menduga, bau tersebut berasal dari bangkai anjing, sebab banyak warga yang sering membuang bangkai anjing di tengah hutan tersebut.

Walau dikenal tenget (angker) oleh warga setempat, ternyata hutan lindung Penulisan justru dipakai tempat untuk membuang mayat. Jauh sebelum penemuan kerangka tanpa identitas ini, warga juga menemukan jazad orok yang dibuang orang tak bertanggung jawab. Tetapi sampai sekarang, polisi belum mampu men-gungkap siapa gerangan orang yang tega membuang orok tersebut.

Hutan lindung Penulisan dijadikan tempat mem-buang jazad korban kejahatan, karena situasi hutan itu cukup lebat. Pepohonan besar dan semak-belukar yang lebat membuat siapa pun enggan ke sana. Kalapun ada

orang masuk hutan, paling-paling untuk mencari kayu bakar, rerumputan, atau sekadar trakking. Saking tak terjamahnya hutan itu, orang-orang yang berbuat jahat seperti melakukan pembunuhan, bisa saja memakainya untuk membuang apa pun, termasuk jasad manusia.

Mengenai ditemukannya bukti aksi kejahatan di kawasan ini berupa kerangka jasad dan orok, Bendesa Desa Pekraman Sukawana, Kintamani, Jero Sutresna, mengatakan sangat prihatin. “Kawasan ini masih dalam lingkup Bukit Penulisan yang disucikan. Oleh sebab itu saya tentu prihatin dengan kejadian ini,” tegasnya.

Lantas apakah krama (masyarakat) Desa Adat Sukawana akan menggelar upacara keagamaan? Jero Sutresna mengungkapkan bahwa pihaknya memang sering mendapat pertanyaan seperti itu. Mengingat kawasan hutan Nyerebeh masuk kawasan hutan lind-ung yang notabene bukan merupakan wilayah pelaba Pura Puncak Penulisan, pihaknya memutuskan tidak melaksanakan ritual apa-apa. “Lokasi tempat ditemu-kannya orok dan kerangka manusia tersebut berada di luar pelaba pura, dan masuk kawasan hutan lindung yang berada di perbatasan dengan Desa Bantang,” tandas Jero Sutresna.

Sementara bagi pengendara kendaraan bermotor, bukan saja harus ekstrahati-hati kalau melintas di jalan raya di pinggir hutan Penulisan, namun juga harus siap-siap diterpa cuaca dingin. Hati-hati bukan saja lantaran banyak tikungan tajam, namun juga akibat arus lalu lintas yang cukup padat khususnya pada siang hari. Status Bukit Penulisan yang merupakan daerah pegunungan tertinggi di Bali yakni 1616 Dpl menyebabkan bukit ini selalu diselimuti hawa dingin dan terkadang diselimuti kabut. Sebagai kawasan hutan lindung yang masih berada di kawasan suci Pura Puncak Penulisan, kawasan hutan ini memang dikenal angker. Konon ketika arus lalu lintas di kawasan ini masih sepi, banyak pelintas di malam hari yang men-emukan hal-hal gaib mulai dari munculnya sosok yang misterius, hingga munculnya binatang-binatang aneh yang tengah melintas di tengah jalan. Namun kini, bau mistis tersebut sudah jarang terdengar. Warga justru cukup ngeri melintas malam hari dengan alasan takut menjadi incaran penjahat. Meski hingga saat ini belum ada laporan terjadinya tindak pidana di kawasan ini, namun dengan kondisi hutan yang masih lebat, kabarnya banyak warga yang menjadi korban perampokan. “Justru yang banyak ditakutkan warga, kemungkinan aksi kejahatan di kawasan ini,” ungkap warga setempat, Rabu (11/9) lalu.

Umumnya, mereka yang menjadi korban kejahatan enggan melaporkan kasusnya ke polisi dengan berba-gai pertimbangan. Jero Sutresna membenarkan bahwa selain masih diselumuti cerita mistis, kawasan Hutan Nyerebeh rawan aksi kejahatan. Oleh sebab itu dia berharap agar petugas keamanan memberikan perha-tian penuh kawasan ini dengan meningkatkan patroli. “Khususnya pada malam hari,” tandasnya.

l jelantik

Laporan DenPost

DenPost/puspajingga

Page 42: Majalah Bali Post Edisi 4

dalamO L A H R A G A

ProfilNama :SebastianVettelTempatlahir :3Juli1987Tempatlahir :Heppenheim,HesseKebangsaan :JermanCabangolahraga :balapmobilFormula1Tim :RedBull-RenaultNo.mobil :1Juaradunia :3(2010,2011,2012)Juaraseri :32Naikpodium :55PolePosition :40Debut :GPAS2007Kemenanganpertama :GPItalia2008

Tim :BMWSauber(2006,pembalapketiga), ToroRosso(2007-2008), RedBull(2009-sekarang)

Page 43: Majalah Bali Post Edisi 4

Kemenangan pembalap Red Bull Sebastian Vettel di Grand Prix Formula 1 Italia, menutup seri Eropa. Peserta F1 selanjutnya meng-hadapi seri Asia dan Timur Tengah sebelum berakhir di Amerika di tujuh balapan tersisa.

Saat para kru dan tim bergerak menuju lokasi baru, balapan ini seperti dita-kdirkan selesai lebih cepat dari yang diperkirakan untuk kategori juara. Vettel yang sebelum mencetak hat-trick juara dunia, sepertinya akan memperpanjang kekuasaannya di balapan jet darat ini untuk keempat kalinya.

Vettel memimpin jauh di klasemen dengan keunggulan lebih dari 50 poin dari rival terdekatnya setelah 12 seri. Pembalap Ferrari Fernando Alonso di posisi kedua dengan mengumpulkan 169 poin diikuti Lewis Hamilton 141 poin.

Pembalap Mercedes Hamilton mengaku telah lempar handuk. Kegagalan-nya menjuarai balapan di Italia menutup harapannya merebut gelar setelah pada 2008 berhasil menjadi juara dunia bersama tim McLaren.

Tetapi, pembalap Inggris itu bisa berpuas diri bahwa kepindahannya dari McLaren di awal musim tidak keliru. Mercedes memberinya mobil yang cukup kompetitif sehingga setidaknya bisa meraih satu kemenangan di seri Hungaria, Juli lalu.

Tim McLaren lebih memfokuskan diri untuk mempersiapkan mobil musim depan. Kedua pembalapnya, Jenson Button dan Sergio Perez gagal total musim ini setelah tak sekali pun di antara mereka meraih kemenangan. Bahkan mobil mereka MP4-28 tak berkutik menghadapi keganasan rivalnya Red Bull, Mer-cedes, Ferrari atau pun Lotus.

Sedangkan, tim Ferrari mencari formasi baru setelah duet Alonso dan Felipe Massa tidak tepat. Hasilnya, Kimi Raikkonen didatangkan dari tim Lotus.

Namun, Super Team itu (Alonso - Raikkonen) diyakini tidak akan berjalan mulus mengingat tabiat keduanya yang sama-sama ambisius memburu keme-nangan. Alonso ingin kembali juara setelah kejayaannya pada 2005 dan 2006 bersama Renault sedangkan Raikkonen pada 2007 bersama Ferrari.

Massa menyatakan tak lagi membela Ferrari mulai 2014 dan pengabdian selama enam tahun hanya menghasilkan 11 kemenangan. Ironinya semua kemenangan itu terjadi pada 2008 dan sebelumnya.

Memang pembalap Brazil yang dikontrak sejak 2006 dari Sauber, nyaris menjadi juara dunia saat ia bersaing dengan Hamilton di seri penentuan di kapung halamannya pada musim 2008. Massa harus menang dan Hamilton tak boleh mencapai posisi kelima.

Tikungan akhir menjadi penentu ketika Hamilton tanpa diduga berhasil menyalip Timo Glock dan menempati posisi kelima untuk memperoleh empat poin. Maka kemenangan Massa pun menjadi sia-sia dan pembalap Brazil itu hanya bisa meratapi kegagalannya yang berlangsung tragis di depan pendu-kungnya sendiri.

Sejak itu, kariernya tak pernah membaik. Bahkan kecelakaan fatal didapat pada GP Hungaria kala pegas milik rekan senegara Ruben Barichello mental

keluar dari mobil dan menghantam helmnya dalam kecepatan tinggi. Kecela-kaan mengerikan itu nyaris mengakhiri kariernya.

Presiden Ferrari Luca di Montezemolo telah mengingatkan sebelum GP Italia bahwa posisi Massa amat berisiko jika tidak bisa menunjukkan hasil baik di seri tersisa. Faktanya di Sirkuit Monza, dia hanya menempati posisi keempat di belakang Vettel, Alonso dan Mark Webber (Red Bull).

Webber tampil cukup impresif musim ini kendati belum meraih gelar juara. Seharusnya GP Malaysia menjadi miliknya jika tidak diserobot Vettel di putaran akhir. Dengan empat kali naik podium, pembalap Australia itu mengemas 130 poin dan duduk di peringkat kelima klasemen pembalap.

Musim ini menjadi fase terakhir pengabdiannya di Red Bull. Ia memilih pindah ke balapan lain dan memberikan tempatnya pada Daniel Ricciardo (Toro Rosso) yang juga berasal dari Australia.

Seri TersisaDengan 175 poin tersisa dari 7 seri, Vettel sebenarnya belum cukup aman

posisinya mengingat Alonso mampu bangkit dan membuat gebrakan di akhir musim. Apalagi musim lalu pembalap Spanyol itu mampu memberikan tekanan sengit hingga balapan pamungkas dan klasemen pun berakhir dengan selisih tiga poin saja.

Namun, empat balapan berikutnya setelah Italia adalah Singapura, Korea Selatan, Jepang dan India di mana pada musim lalu Vettel tak tertandingi dan memenangkan keempatnya. Sedangkan tiga seri sisa 2012 yakni Abu Dhabi, AS dan Brazil, Vettel harus mengakui keandalan Raikkonen (Lotus), Hamilton dan Button. Bila Vettel mampu mempertahankan gelar di empat seri itu, praktis gelar juara dunia musim ini bisa dipastikan siapa pemenangnya.

Sinyal itu bisa dibaca karena pembalap lain dipastikan tak akan memberi kemenangan mudah pada Alonso. Salah satunya adalah Hamilton yang me-nyatakan tetap memburu kemenangan di setiap lomba hingga musim berakhir. ”Saya berharap pertarungan di posisi terdepan tetap akan berjalan sengit. Memalukan bila kondisinya seperti saat ini,” ungkap Hamilton yang terpaut 81 poin dari Vettel.

Alonso pun sepakat bahwa gelar juara tak bisa dipastikan sekarang ini. Jarak yang begitu besar di klasemen, memang menyulitkan tim-tim lain untuk menyaingi Vettel dan mengejar perolehan poinnya, apalagi seri tersisa tinggal sedikit. “Kami perlu keberuntungan dan beberapa kali DNF (gagal finis) Se-bastian di beberapa seri untuk memenangkan balapan,” kata pembalap Spanyol itu sambil berharap Vettel gagal total di balapan selanjutnya.

Namun, mungkinkah itu terjadi mengingat mobil RB-9 dengan mesin Re-nault RS27-2013 cukup konsisten sepanjang 12 seri terakhir dan hanya sekali gagal meraih poin di GP Inggris. Selain enam kali juara, mobil Vettel sekali menempati posisi dua, dua kali di posisi 3 dan dan dua kali di posisi 4. Artinya, gelar juara memang dalam jangkauan pembalap Jerman itu.

l yudi winanto

Grand Prix Formula 1 2013HasilGrand Prix Tanggal Juara TimAustralia 17 Maret Kimi Raikkonen Lotus-RenaultMalaysia 24 Maret Sebastian Vettel Red Bull Racing-RenaultCina 14 April Fernando Alonso FerrariBahrain 21 April Sebastian Vettel Red Bull Racing-RenaultSpanyol 12 Mei Fernando Alonso FerrariMonako 26 Mei Nico Rosberg MercedesKanada 09 Juni Sebastian Vettel Red Bull Racing-RenaultInggris 30 Juni Nico Rosberg MercedesJerman 07 Juli Sebastian Vettel Red Bull Racing-RenaultHungaria 28 Juli Lewis Hamilton MercedesBelgia 25 Agustus Sebastian Vettel Red Bull Racing-RenaultItalia 08 September Sebastian Vettel Red Bull Racing-RenaultSingapura 22 September - -Korea 06 Oktober - -Jepang 13 Oktober - -India 27 Oktober - -Abu Dhabi 03 November - -AS 17 November - -Brazil 24 November - -

Klasemen Pembalap poin 1. Sebastian Vettel (Red Bull) 222 2. Fernando Alonso (Ferrari) 169 3. Lewis Hamilton (Mercedes) 141 4. Kimi Raikkonen (Lotus) 134 5. Mark Webber (Red Bull) 130

Konstruktor poin1. Red Bull - Renault 352 2. Ferrari 248 3. Mercedes 245 4. Lotus - Renault 191

Page 44: Majalah Bali Post Edisi 4

O L A H R A G A

Page 45: Majalah Bali Post Edisi 4

Tiap kali penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali, ada saja daerah yang menggunakan atlet luar, bahkan jumlahnya cukup besar. Termasuk pada Porprov Bali XI/2013 di Denpasar yang ber-

langsung 8-15 September. Tujuannya hanya satu, merebut medali sebanyak mungkin untuk mendongkrak peringkat kontingen.

Pemakaian atlet luar kali ini diduga terjadi di cabang sepak bola dan balap sepeda. Mereka lolos karena upaya penangka-lan yang dilakukan oleh Komisi Keabsahan Porprov masih lemah. Kalau pun menemukan identitas atlet yang belum lengkap atau mencurigakan, berkasnya langsung dikem-balikan kepada KONI asal kontingen atlet bersangkutan. Seandainya kontingen mampu menyelesaikan administrasi misalnya dengan melengkapi KTP dan KK, otomatis Komisi Keabsahan membolehkan atlet ‘’asing’’ tersebut berlaga di Porprov Bali.

Tugas Komisi Keabsahan memang hanya sampai di sini. Jika ada pihak yang tidak puas atau mempermasalahkannya, bisa mengajukan gugatan ke Komisi Hakim dengan memba-yar Rp 1 juta per satu perkara. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa mengajukan gugatan, membuat daerah atau kontingen yang menemukan ke-curangan, enggan melanjutkan ke Komisi Hakim Porprov.

Akan tetapi khusus cabang olahraga (cabor) taekwondo, telah melakukan penangkalan terhadap atlet luar dengan sangat ketat. Pasalnya, di meja Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo Indone-sia (TI) Bali lengkap berisi nama-nama atlet dari seluruh Pengkab dan Pengkot TI se-Bali. Oleh sebab itu, pengcab/pengkot yang mendaftarkan atlet yang belum dikenal identitasnya, langsung ke-lihatan. Seperti saat Pengcab TI Badung mendaftarkan empat atlet asal Lampung. ‘’Kalau atlet luar mau turun di Porprov Bali silakan, asalkan bersedia mengusung

bendera Bali di kancah nasional dan internasional,’’ ujar Ketua Pengprov TI Bali AAN Lanang Agung Ananda.

Selain itu, persyaratan Surat Keputusan Mutasi (SKM) harus dipenuhi. ‘’Jika ingin bergabung dengan Bali, ya minimal sekarang ini namanya sudah masuk di Pengprov TI, sehingga pada Porprov dua tahun lagi bisa diterjunkan,’’ jelasnya. Meskipun administrasi Pengprov TI sudah tertata rapi, pria kelahiran Denpasar, 29 Juli 1971 ini tidak mau mengomentari masalah yang terjadi di pengprov cabang olahraga lain.

Dia menilai event Porprov sangat penting sebagai arena menjaring atlet terbaik dari seluruh Bali sambil melakukan re-generasi. Taekwondoin yang terjaring disiapkan menghadapi kejurnas mendatang. Meski begitu, Hendra Dwi Santoso asal Karangasem yang meraih emas di Porprov XI dan perak pada PON 2012 di Riau, tidak akan diturunkan di kejurnas. ‘’Lebih baik melakukan regenerasi dengan mencetak atlet baru, serta memberdayakan potensi atlet lokal,’’ tutur Lan Ananda.

l daniel fajry

Berdayakan Atlet LokalPorprov Bali XI

Page 46: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201346

M A N C A N E G A R A

Hubungan mantan megabintang NBA Dennis Rodman dengan pemimpin Korut Kim Jong-Un kian erat saja. Bagaimana tidak, setelah dua kali melakukan kunjungan ke Korut, Rodman berencana kembali mengunjungi negeri komunis

tersebut 2014 mendatang.Kenapa mantan pemain basket itu begitu gampangnya bisa masuk

negara yang disebut-sebut tertutup bagi dunia luar? Ternyata, Kim Jong-Un adalah penggemar berat olahraga basket. Dia bahkan beren-cana membuat basket Korut menjadi salah satu macan Asia.

Maka dari itu, Kim dikabarkan tengah bernegosiasi dengan Rodman agar dia mau melatih tim basket Korut. Namun, banyak pihak yang menuding bahwa kedatangan Rodman adalah untuk membebaskan Kenneth Bae, warga AS yang ditahan di Korut.

Bae (45) adalah warga AS kelahiran Korea Selatan yang ditangkap saat memasuki Korut pada No-vember 2012, karena diang-gap menentang pemerintahan. Pada 30 April 2013, dia di-jatuhi hukuman kerja paksa se-

lama 15 tahun. Kesehatannya diberitakan terus menurun sejak dipenjara.

Namun, Rodman dengan tegas membantah hal itu. “Bukan pekerjaan saya untuk bertanya tentang Kenneth Bae. Tanyakan pada (Presiden AS Barack Obama) tentang itu. Tanya Hillary Clinton. Saya tidak peduli,” ungkap Rodman.

Pria penuh tato tersebut mengungkapkan hasil kunjunganya kali ini adalah diberikanya izin oleh sang pemimpin untuk menggelar laga ekshibisi di Pyongyang. Laga pertama akan digelar pada 8 Januari mendatang. Tanggal tersebut dipilih si Cacing, julukan Rodman, karena merupakan hari kelahiran Jong-Un. Sementara laga kedua akan digelar dua hari setelahnya. “Menggelar pertandingan di Korut? Kenapa tidak? Pintu Korut selalu terbuka,” ujar Rodman.

Rodman kini tengah membidik beberapa mantan bintang NBA. Di antaranya Scottie Pippen dan Karl Malone. Pemain nyentrik tersebut juga tak ambil pusing dengan kritik yang datang kepadanya. Kritik tersebut datang karena Korut merupakan musuh Amerika Serikat. “Kim Jong-Un adalah orang yang baik. Dia ingin memiliki hubungan yang baik dengan AS,” tegas mantan megabintang Chicago Bulls tersebut.

Patut ditung-gu apakah ini akan mem-b u k a p i n t u h u b u n g a n d i p l o m a t i k antara Korut dan AS. l gugiek

RodmanTembus PertahananKorea Utara

Page 47: Majalah Bali Post Edisi 4

Posisi Power forwardJulukan : The WormTinggi : 6 ft 8 in (2.03 m)Berat : 210 lb (95 kg)Negara : ASLahir : 13 Mei 1961 di Trenton, New JerseyKuliah : Southeastern Oklahoma StateDraft : babak 2, ke-27 secara keseluruhan, 1986 Detroit PistonsKarier pro : 1986 – 2000Klub sebelumnya : Detroit Pistons (1986-93) San Antonio Spurs (1993-95) Chicago Bulls (1995-98) Los Angeles Lakers (1999) Dallas Mavericks (2000)

Penghargaan : NBA Defensive Player of the Year (1990, 1991)

Dennis Rodman

Page 48: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201348

Perusakan lingkungan dari hulu hingga hilir masih akrab terlihat di Jembrana. Sebagai kabupaten yang memiliki areal hutan luas, masyarakat Jembrana bersinggungan langsung dengan hutan. Di hutan, perambahan yang

mengakibatkan hutan gundul berdampak pada ketersediaan air. Saat kemarau, yang paling merasakan dampak adalah petani yang menjerit karena kesulitan air.

Fakta yang ada saat ini, hampir sebagian hutan lindung di Jembrana gundul. Sudah menjadi rahasia umum lagi, masyarakat leluasa masuk menganggap hutan lindung sep-erti kebunnya sendiri. Di sisi lain, kebutuhan sebagian besar pabrik-pabrik di hulu, Pengambengan dan Tegal Badeng Barat menggunakan bahan bakar kayu sangat tinggi. Baru segelintir pabrik yang tidak menggunakan bahan bakar dari kayu bakar. Bila perambahan hutan terus terjadi, hilir tinggal menunggu bencana saja.

Dari data lima tahun terakhir, total 41.351,27 hektar luas kawasan hutan di Jembrana, 27 - 30 persen wilayah-nya mengalami kerusakan. IB Haryanto dari LSM Forkot bahkan menyebutkan hampir sebagian besar hutan yang berbatasan langsung dengan permukiman sudah terjamah. Padahal UU sudah jelas, larangan bagi orang masuk ke dalam hutan lindung. Sejatinya bantuan dari Kementerian Kehutanan setiap tahunnya tidak pernah kekurangan. Namun yang masih dipertanyakan adakah kemauan untuk mengatasi perambahan hutan itu.

Paling tidak, pihak yang berwenang mau melihat langsung kondisi hutan di Jembrana yang sudah bopeng. Asri di ping-giran hutan, gundul dan jadi lahan kebun di bagian tengah.

Selama ini juga ada kecemburuan antara masyarakat hilir dan hulu. Kontribusi hutan Jembrana sebagai paru-paru Bali sangatlah besar. Seperempat lebih atau 30,83 persen hutan di Bali berada di Jembrana, namun pascareformasi pembalakan dan perusakan hutan dari perambahan semakin meningkat. Dari luas cakupan hutan Jembrana sekitar 41 ribu hektar san-gat rawan dan memungkinkan siapapun masuk melalui jalur manapun. Masalah klasik yang memungkinkan perambahan ini terjadi adalah kurangnya personel polisi hutan.

Dari luas puluhan ribu hektar itu, hanya terdapat belasan polhut. Mantan Ketua KTNA Jembrana Wayan Teler mengata-kan permasalahan saat ini dan ke depan adalah berkurangnya debit sumber air yang berakibat pada kekeringan. Sumber masalahnya tidak lain adalah rusaknya hutan.

Masalah lainnya, di salah satu wilayah hutan di Mendoyo, beberapa ada yang diperjualbelikan layaknya tanah sendiri. Perambah juga rela berhari-hari di dalam hutan untuk memanen ataupun bercocok tanam. Selain persoalan di hulu, permintaan kayu-kayu di hilir khususnya untuk industri turut andil mem-perparah perambahan dan penebangan hutan ini. Di wilayah Jembrana saja, beberapa pabrik ikan di Pengambengan masih menggunakan bahan bakar untuk proses pemanasan. Ketua SPSI Jembrana, Sukirman mengungkapkan masih banyak perusahaan atau pabrik yang menggunakan kayu bakar. Pe-merintah harus berani menindak pabrik-pabrik yang secara tidak langsung memiliki andil untuk menebang kayu untuk kebutuhan bahan bakarnya.

l surya dharma

di Hutan GundulJeritan Petani

D A E R A H

Kawasan hutan yang bopeng di wilayah

Bali Barat.

Page 49: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 2013 49

Kawasan hutan di Buleleng dirambah secara besar-besaran di tengah gelombang reformasi sekitar tahun 1999. Saat itu, warga menganggap semua lahan milik negara bisa ditanami oleh siapa saja, termasuk menanami kawasan

hutan lindung. Data di Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Buleleng sekitar tahun 1999 itu sekitar 3.190 hektar hutan jadi korban perambahan dari sekitar 51.436 hektar luas hutan secara keseluruhan di Kabupaten Buleleng.

Modusnya, warga merabas hutan lindung di sekitarnya lalu di-tanami cabai, pisang, kopi dan cengkeh, dan tanaman kebun lain. Tapi, betapa sulitnya menemukan pelaku perambah hutan tersebut. Ketika masuk ke dalam kawasan hutan, polisi hutan memang menemukan hutan yang sudah jadi kebun cabai, pisang, kebun kopi bahkan kebun cengkeh. Namun, polisi hutan itu tak bisa menemukan siapa warga yang menjadi pemilik dari tanaman itu.

Beberapa tahun lalu, Satgas Polhut Provinsi Bali sempat mengobok-obok kawasan hutan di Desa Sepang Kecamatan Busungbiu. Tujuannya untuk menangkap para perambah hutan yang belakangan ini membuat warga di Desa Sepang resah. Polhut memang berhasil menemukan hutan yang dirambah oleh warga untuk dijadikan kebun kopi. Namun, warga yang merambah hutan tetap misterius. Siapa yang melakukan perambahan hutan itu belum berhasil diidenfikasi. Petugas hanya menemukan balok-balok kayu hasil dari perambahan hutan tersebut, sementara pemilik balok kayu itu tidak ditemukan.

Di dalam kawasan hutan di wilayah Desa Sambangan misalnya, juga terdapat kebun cengkeh yang cukup luas. Ketika petugas dari

Dishutbun mendatangi kawasan itu, tak ada seorang pun dari warga mengaku sebagai pemilik pohon cengkeh itu. Namun pada saat musim panen, ada saja warga yang memetik cengkeh tersebut. “Pada hari-hari biasa kebun cengkeh di tengah hutan itu sepi seperti tak ada yang mengurusnya. Namun ketika cengkeh berbunga, sejumlah warga memetiknya,” kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Buleleng Ir. Ketut Nerda.

Meski susah menangkap pelakunya, warga tetap berharap agar kebun misterius itu segera dikembalikan menjadi hutan. Untuk itu Dishutbun Buleleng secara terus menerus melakukan program penghi-jauan atau reboisasi. Tahun 2013 ini misalnya reboisasi dilakukan di kawasan hutan wilayah Sukasada dengan luas 50 hektar dan di kawasan Penuktukan Tejakula seluas 100 hektar. Swadaya masyarakat juga termasuk tinggi dalam melakukan penghijauan. Seperti yang dilakukan tokoh Desa Sepang Ketut Astika Wijaya Giri. Menurut Astika, kendati pelaku perambah hutan sulit ditemukan, namun warga bersama aparat desa setempat sepakat akan mengembalikan kondisi hutan seperti semula.

Hutan yang sudah disulap menjadi kebun kopi atau pisang itu akan dihijaukan dengan menanam kembali bibit-bibit pohon. Sementara tanaman kopi akan tetap dipertahankan. Hasilnya akan dimanfaatkan oleh warga untuk biaya operasional penghijauan dan pemeliharaan rutin. “Kami sudah sepakati tanaman kopi itu dibiarkan saja. Warga nanti yang memetik hasilnya untuk biaya penanaman pohon yang sudah dibabat,” katanya.

l adnyana ole

Bikin Resah Perambah

Page 50: Majalah Bali Post Edisi 4

23 - 29 September 201350

Hutan kini tak lagi sebagai paru-paru bumi karena banyak yang “disulap”. Tidak saja terjadi di kawasan hutan mangrove di selatan Pulau Bali, namun juga di kawasan hutan Kintamani, Bangli. Berdasarkan cacatan Dinas P3

Bangli, luas hutan di kawasan Kintamani saat ini 9.341,28 hektar, terdiri atas hutan lindung 6.200,28 hektar, hutan produksi terbatas 435 hektar, dan hutan wisata alam 2,075 hektar. Dari luas tersebut, tak sedikit yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan dan juga bangunan (beton) liar.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan (P3) Kabu-paten Bangli I Wayan Sukarnata saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu tidak menampik kondisi tersebut. Ia mengatakan, hutan lindung di Kintamani banyak yang salah peruntukan. Misalnya saja, hutan lindung yang seharusnya menjadi daerah konservasi justru berubah menjadi lahan perkebunan hortikultura. “Ada kesalahan peruntukan kawasan hutan lindung menjadi lahan perkebunan warga,” kata Sukarnata.

Selain beralih fungsi menjadi lahan perkebunan, di sejumlah titik kawasan yang seharusnya dilestarikan justru ditemukan banyak bangunan liar. Bangunan semipermanen yang tidak beratap terse-but banyak berdiri di kawasan hutan konservasi. Menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali Ketut Catur Marbawa yang membidangi hal tersebut, pihaknya dalam hal ini tidak bisa melarang 517 bangunan semipermanen yang berdiri di 2.075 hektar luas lahan hutan kon-servasi tersebut.

Mengingat keberadaan bangunan itu sangat diperlukan sebagai tempat istirahat bagi pamedek yang datang ke Pura Jati. Namun, agar kawasan hutan yang seharusnya dikonservasi tidak makin rusak, pihaknya berencana akan mem-bloking kawasan itu secara khusus untuk kepentingan keagamaan. “Agar kawasan itu menjadi lebih tertib, rencanannya kita akan bloking untuk kepentingan upacara keagamaan,” kata Marbawa.

Upaya penertiban terhadap ratusan bangunan itu sudah tidak mungkin lagi dilakukan. Sebab, pihaknya harus melakukan pendeka-tan kembali dengan banyak pihak termasuk tokoh adat setempat. Ia hanya bisa berharap, jumlah bangunan semipermanen itu tidak makin bertambah banyak. “Harapan kami bangunan di kawasan itu tidak bertambah banyak. Kalau bisa jangan ada bangunan karena merupakan kawasan hutan konservasi,” kata Catur. Selain meng-akibatkan kerusakan kawasan hutan, ratusan bangunan itu juga dikhawatirkan akan merusak pemandangan alam yang selama ini banyak dicari oleh wisatawan.

l swasrina

”Ditumbuhi” BetonHutan

HUTAN lindung atau hutan negara dan hutan rakyat, kian terancam di Karangasem. Karangasem memiliki kawasan hutan lindung kawasan Abang-Agung. Luasnya sekitar 26.000 hektar. Namun, hutan ini selain terancam gundul karena nyaris rutin tiap musim kemarau terbakar, juga akibat penebangan liar.

Hutan juga terancam pengerukan galian C, seperti di Desa Besakih, Sebudi serta Bukit Pawon, Karangasem.

Penebangan liar hutan pinus kerap terjadi di sekitar dekat Desa Pempatan, Karangasem. Beberapa bulan lalu, sepasang suami-istri tepergok polisi hutan Dishut Bali. Istrinya, Ni Wayan Kartini, dibekuk dan diadili dengan hukuman beberapa bulan. Sementara suaminya kabur, masuk daftar pencarian orang.

Selain penebangan liar, hutan lindung Abang-Agung terutama di wilayah dekat Pempatan, pohon pinus juga rebah. Soalnya, pang-kalnya rusak mengering. Dulu hutan pinus di kawasan Kintamani sampai ke Karangasem sempat dikontrakkan kepada pihak ketiga oleh Pemerintah Provinsi Bali. Pangkal pinus disadap getahnya, dengan terlebih dahulu disayat dalam. Namun rupanya, pengontrak tak untung, sehingga pergi. Warga di Desa Pempatan mengatakan, bangkrutnya pihak pengelola penyadap getah pinus itu, bermula dari terbakarnya getah pinus di Kintamani. Pohon pinus tumbang menjadi alasan warga untuk merambah hutan, sambil mencari kayu bakar dari pinus tumbang, bukan tidak mungkin menambah pohon lain ikut ditebang.

Perambahan hutan lindung Abang-Agung besar-besaran terjadi pada 1980-an. Sedikitnya, 300 hektar hutan menjadi gundul. Per-ambah hutan menanam rumput gajah, sehingga lahan pakan ternak sapi mendapatkan rumput yang banyak. Kadishutbun Karangasem Ketut Mudita, S.P. mengakui Karangasem memiliki luas lahan ker-ing cukup luas. Bahkan mencapai 92 persen dari luas wilayahnya. “Lahan kritis saja sekitar 29.000 hektar,” ujarnya. Perbukitan yang gundul seperti di utara Yeh Malet Kecamatan Manggis, Jungutan, Seraya dan Bunutan. Sementara lereng timur, sampai utara Gunung Agung juga lebih banyak gundul. Masalahnya, tiap musim kemarau hutan kerap terbakar.

l budana

Dikeruk, Ditebang dan Terbakar

Bangunan semipermanen yang berdiri di lahan hutan konservasi.

Page 51: Majalah Bali Post Edisi 4
Page 52: Majalah Bali Post Edisi 4

04 | 23 - 29 September 2013

RP 20.000

Runtuhnya DinastiPDI-P di Bali