52
35 | 28 April - 4 Mei 2014 RP 20.000 RP 20 0 R 0 0 RP R 2 0 20 0 0 0 00 0 00 35 35 3 5 | | 28 28 28 28 8 8 8 A A A A A A A A A A A A Apr pr pr pr pr p pr pr pr pr pr pr pr pr pr i i il l i il il il i il il il il il l - - - - - - - 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M Mei e ei ei ei e ei e e e e e e e e 2 201 1 4 4 2 8 A p r ri l - 4 M e i i i i i 2 201 0 0 0 0 0 0 i 2 0 14 4 1 4 Bali Post Rencana Revisi Perpres Sargabita Unud ’’Dipinggirkan’’ Jadikan Semacam “Bhisama”

Majalah Bali Post Edisi 35

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Headline : Jadikan Semacam "Bhisama"

Citation preview

Page 1: Majalah Bali Post Edisi 35

35 | 28 April - 4 Mei 2014

RP 20.000RP 20 0R 0 0RPR 2020 0 0000000

353535 | | 28282828888 AAAAAA AAAAAAAprprprprprpprprprprprprprprprp iiiililliilililiililililill ------- 4444444444444444444 4 444 4 44 444444 4 4 4 4 444 MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM MMMMMMMM M M MMMeieeieieieeieeeeeeee 22 0110 4428 Aprril - 4 Meiiiii 2201000000i 2014414

Bali Post

Rencana Revisi Perpres Sargabita Unud ’’Dipinggirkan’’

Jadikan Semacam

“Bhisama”

Page 2: Majalah Bali Post Edisi 35
Page 3: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 3

D A F T A R I S I

KILAS BERITA�UN SMA/SMK Puluhan Siswa Absen 6LAPORAN UTAMA�Rencana Revisi Perpres Sargabita Unud ’’Dipinggirkan’’ 8�Mesti Dihentikan 9 �Untuk Kepentingan Rakyat 10

�Semacam “Bhisama” 11POLITIK�Demokrasi Melahirkan Legislator ’’Transaksional’’ 12ADVERTORIAL�Formula Bersihkan Reklame Semrawut di Badung 14OPINI�Mewaspadai Ancaman ”Mafia Politik” 16JAJAK PENDAPAT�Menata Kebijakan Sektor Pertanian 17PENDIDIKAN�Kelulusan SD Jangan Diobral Murah 18MANCANEGARA�Buruh Mogok, Pabrik Macet 20

DAERAH�Masalah PDNKK Dari Transaksi Fiktif hingga ”Mark-up” Harga 22

KESEHATAN�Laki-laki Lebih Berisiko Terkena Jantung Koroner 24LENSA�Pulau Pudut 26

OLAHRAGA�’’Quo Vadis, LA Lakers?’’ 28KRIMINAL�Sangat Parah, Peredaran Narkoba di Bali Pemakai pun Merangkap Pengedar 32LINGKUNGAN�Stroberi Organik, Konsumen Belum Siap 36PARIWISATA�Dilema Pariwisata Bali 2014 Kunjungan Turis Naik, Lama Tinggal Turun 38EVENT�Gathering 40BUDAYA�Waspada, Jalan-jalan Saat ”Kajeng Kliwon” 42TRADISI�’’Magoak-goakan’’ Kental Spirit 44PROPERTI�Lampu Taman Bangkitkan Kesan Eksotis dan Romantis 46

MUSIK�Ida Bagus Made Putra Mencoba ”Experience” 50

Page 4: Majalah Bali Post Edisi 35

4

28 April - 4 Mei 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana, Ngurah Kertanegara, Manik

Astajaya, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino, Syamsudin Karim,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

”Ambal-ambal” di Bali ”Balbal”

Efektivitas Satu Jalur Denpasar-Gilimanuk

Melalui Terminal MengwiApabila kita melintas di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk dari arah barat

dimulai dari masuk Kota Mangupura, Kabupaten Badung, lalu lintas utama menuju arah Kota Denpasar dialihkan satu jalur melalui Terminal Mengwi. Demikian pula arah sebaliknya dari Desa Mengwitani juga men-jadi satu jalur. Hal tersebut memberikan dampak positif, yaitu lancarnya “arus pendek” dari arah Mengwitani menuju Kecamatan Kediri.

Di sisi lain, apabila diperhatikan lebih dekat, jalur arah Gilimanuk menuju Denpasar ketika melewati Terminal Mengwi sering terlihat padat dan mengalami kemacetan pada waktu tertentu. Hal tersebut terjadi kar-ena padatnya arus lalu lintas. Selain itu pemanfaatan jalur melalui arah Terminal Mengwi kelihatan kurang seimbang karena dari depan terminal menuju Gilimanuk (arah barat) sangat minim dilalui kendaraan. Sepertinya jalur tersebut lebih efektif apabila kedua jalur dijadikan satu arah menuju timur (dari Gilimanuk/Mengwitani menuju Denpasar/Singaraja). Apabila dilakukan demikian, arus kendaraan yang padat dari arah barat diharapkan lebih lancar.

Semoga masukan/saran di atas diperhatikan oleh instansi terkait sebagai bahan pertimbangan.

I Pt. Gd. Sutharyana Tubuh WibawaMengwi, Badung

Salah satu keindahan Pulau Dewata adalah atribut tata ruangnya. Tata pekarangan rumah Bali yang sikut satak pasti ada tanah lebih, minimal

satu meter di depat tembok depan pekarangan rumahnya yang menghadap ke jalan. Tanah inilah yang biasa ditanami bermacam-macam bunga (seperti jempiring dan kembang sepatu yang sekarang menjadi ikon suatu daerah), atau kelapa gading sehingga jalan desa kelihatan rapi dan indah, katakanlah seperti Desa Penglipuran di Bangli.

Tetapi sekarang boleh dikatakan hampir sebagian besar ambal-ambal di Bali utamanya di jalan jalur pariwisata dan dagang malah sampai ke desa-desa sudah tidak ada ambal-ambal. Ambal-ambal sudah balbal. Ambal-ambal banjar atau telajakan Pura (istilah apenimpug, apeneleng sudah kabur) berubah wujud menjadi toko, sampai ke rurung desa sudah menjamur warung sehingga Bali kini mendapat tambahan julukan baru yaitu Pulau Sejuta Warung, melengkapi julukan Seribu Pura, Seribu Kafe atau Seribu Vila.

Ambal-ambal di Bali balbal, wajah Bali kemudiannya akan makin cepat berubah parah, sawah punah, pantai dibantai, sungai digadai, hutan tidak perawan. Siapakah rakyat Bali yang patut peduli pada Bali yang sudah hampir tidak ‘berkarat’?

Nyoman MandaBr. Teges Gianyar

Page 5: Majalah Bali Post Edisi 35

5

Page 6: Majalah Bali Post Edisi 35

6

K I L A S B E R I T A

28 April - 4 Mei 20146

Pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK, Senin (14/4), berlangsung lancar. Kekhawatiran akan

adanya keterlambatan distribusi soal dan lembar jawaban, tidak terulang kembali. Namun, sayangnya siswa yang menjadi peserta UN banyak yang tidak hadir alias absen. Ketidakhad-iran siswa dalam UN disebabkan ban-yak faktor, di antaranya sakit, putus sekolah menjelang UN, dan ada pula yang menikah. Dari data yang ada, jumlah siswa yang absen mengikuti UN terbanyak yakni di Buleleng. Di Bumi Panji Saksi ini sedikitnya 23 siswa SMA/SMK tidak hadir dalam UN. Sementara di kabupaten/kota lainnya di Bali, jumlah siswa absen UN bervariasi mulai dari satu orang sampai enam orang siswa.

Di Badung misalnya, dari 7.149

orang siswa hanya satu orang siswa yang tidak mengikuti UN lantaran sakit. “Secara keseluruhan UN ber-langsung aman dan tertib. Namun ada satu siswa yang yang absen tidak bisa mengikuti ujian,” ujar Kadisdikpora Badung Ketut Widia Astika.

Hal serupa juga terjadi di Denpasar. Satu peserta undurkan diri, dua ujian di RS. Secara umum pendistribusian dan pembagian soal berjalan aman dan lancar. Seorang siswi SMAN 5 Denpasar Made Alunya Gita Pratiwi tidak bisa mengikuti UN karena sakit. Sementara dua siswa SMAN 1 Den-pasar mengikuti ujian di rumah sakit karena menderita demam berdarah. Pelajar itu yakni Made Pramanaditya Widiada mengikuti UN di Rumah Sakit Bros, sedangkan Komang Krisna Aditya Pratama di RSUD Wangaya.

� Tim MBP

SEBANYAK 11 TPS di Den-pasar, Selasa (15/4), melakukan pemilihan (coblos) ulang untuk memilih wakil rakyat di tingkat Provinsi Bali. Coblos ulang dilakukan di Denpasar Selatan, yakni Kelurahan Sesetan se-banyak enam TPS. Sementara di Denpasar Barat meliputi Kelurahan Padangsambian (3 TPS) dan Desa Padangsambian Kelod (2 TPS). Secara umum pelaksanaan coblos ulang ber-langsung lancar.

Untuk di Denpasar Selatan, yakni Sesetan yang melaku-kan coblos ulang di enam TPS, tidak dilakukan secara terpisah. Tempat pelaksanaan pencoblosannya dijadikan satu, yakni aula Kantor Lurah Sesetan. Keenam TPS di Sesetan, yakni TPS 19, 30, 35, 36, 58 dan 61 semua ditempatkan di kantor lurah. Pemilihan tidak perlu lagi mendatangi lokasi TPS sebelumnya yang lokasinya terpencar.

Camat Denpasar Selatan A.A. Rismawan yang ikut meman-tau pelaksanaan coblos ulang mengakui, pemilihan lokasi ini

untuk memudahkan koordinasi. Selain itu, ruangan di kantor lurah tersebut sangat memadai untuk menggelar pencoblosan ulang. ‘’Setelah kami pantau, kantor lurah ini memang sangat strategis untuk melakukan cob-los ulang ini,’’ ujarnya.

Sementara itu, Ketua KPU Denpasar I Gede John Dar-mawan mengatakan, dipilihnya kantor lurah untuk pencoblo-san, karena beberapa lokasi TPS sebelumnya menggunakan sekolah. Saat ini sekolah sedang digunakan oleh siswa, sehingga tidak memungkinkan lagi digu-

nakan untuk hajatan pemilu ini. Coblos ulang ini dilakukan karena saat Pileg 9 April lalu

terdapat ribuan surat suara yang tertukar. Pemilih di Denpasar yang seharusnya mendapat surat suara dapil Bali 1, namun mereka memeroleh surat suara dapil Bali 3 (Tabanan), sehingga nama-nama caleg yang hendak mereka pilih tidak ada. Karena itu, sejumlah pemilih melaporkan kepada KPPS setempat.

� Asmara

UN SMA/SMK

Puluhan Siswa Absen

11 TPS di Denpasar Gelar Coblos UlangMBP/wan

MBP/edi

Page 7: Majalah Bali Post Edisi 35

7

TRIK milik jasa pengiriman barang FedEx kehilangan ken-dali, bergerak melewati median jalan dan menabrak sebuah bus pariwisata yang mengangkut siswa sekolah yang hendak men-gunjungi sebuah universitas. Musibah memilukan ini merenggut nyawa 10 orang dan 32 orang lainnya cedera. California Highway Patrol mengatakan pengemudi truk dan bus termasuk menjadi korban tewas.

Kobaran api besar bisa terlihat melalap kedua kendaraan besar ini tak lama setelah tabrakan, asap hitam membumbung tinggi memenuhi langit sampai petugas pemadam datang untuk mem-adamkan si jago merah. Mayat-mayat korban dibungkus dengan plastik kuning di dalam bus yang hangus terbakar.

Juru bicara California Highway Patrol, Fran Clader, menutur-kan kecelakaan ini dipicu oleh pengemudi truk pengantar barang FedEx, kehilangan kendali atas kendaraannya. Akibatnya truk tersebut menabrak pembatas Jalan Interstate 5 dan menghantam sebuah mobil lalu menabrak bus tur sekolah tersebut. Clader menjelaskan bahwa bus yang ditabrak tersebut membawa anak-anak sekolah menengah dan sejumlah penumpang lainnya yang hendak tur ke Humboldt State University. Kecelakaan ini terjadi di dekat Orland, sekitar 150 kilometer utara Sacramento.

Kecelakaan ini cukup parah karena bus yang ditabrak terlihat hangus terbakar dan masih berada di bahu jalan. Jalan Interstate 5 terpaksa ditutup untuk kedua arah pasca kecelakaan ini.

� Agustoni/ap

PASCAPILEG 9 April lalu, sebagian besar anggota DPRD Bali absen mengikuti sidang paripurna. Buktinya, dalam sidang paripurna Jumat (11/4), yang mengagenda-kan penyampaian LKPJ (Laporan Keterangan Pertang-gungjawaban) Kepala Daerah Provinsi Bali tahun 2013, sebagian anggota dewan tidak hadir.

Pimpinan sidang yang juga Wakil Ketua DPRD Bali Ketut Suwandhi mengatakan, hanya 28 anggota dewan yang menandatangani daftar hadir. Namun pengamatan wartawan, hanya 25 orang anggota dewan yang hadir mengikuti sidang. Dalam sidang paripurna kali ini, pimpinan dewan tumben kompak hadir seperti Ketua Dewan A.A. Ngurah Oka Ratmadi bersama tiga wakilnya yakni Ketut Suwandhi, IGB Alit Putra, dan I.B. Sukarta.

Dalam LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2013 ini, Guber-nur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan selama satu tahun ang-garan sebagai suatu wahana menguatkan hubungan checks and balances antara kepala daerah dan DPRD. Usai mendengar pemaparan gubernur, pimpinan sidang Suwandhi meminta anggota dewan mencermati LKPJ ini dan juga menyelesaikan tugas-tugasnya di lembaga dewan.

Ditemui usai sidang paripurna, Suwandhi menegas-kan dan mengimbau setelah perhelatan pileg ini, anggota dewan agar semakin rajin ngantor, mengikuti sidang dan menyelesaikan sejumlah agenda yang tertunda seperti pembahasan Pansus Ranperda Perlindungan Anak, Pan-sus Ranperda Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi (APZ), Pansus Aset dan terakhir yang baru terbentuk Pansus LKPJ Tahun Anggaran 2013.

‘’Dengan berakhirnya pileg, kami mengimbau semua anggota dewan mari bersatu padu lagi melaksanakan tugas masing-masing seperti biasa. Beberapa tanggung jawab berupa pansus-pansus yang belum selesai karena ada hajatan politik, kami pimpinan dewan mengimbau agar hal itu segera diselesaikan sebelum masa jabatan selesai, Agustus mendatang. Kepada caleg incumbent yang tidak terpilih, kami juga harapkan tetap melak-sanakan tugas,’’ kata politisi Partai Golkar itu.

� Widana

Truk Tabrak Bus Pariwisata, 10 Orang Tewas

MBP/ap

Pascapileg

Sebagian Dewan Absen Sidang Paripurna

MBP/edi

Page 8: Majalah Bali Post Edisi 35

8

L A P O R A N U T A M A

Konsultasi publik perubahan Perpres No. 45/2011 tentang RTR (Rencana Tata Ruang) Kawasan Perkotaan Sarbagita

(Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) telah digelar. Bahkan Deputi Bidang Koordinasi In- frastruktur dan

Pengembangan Wilayah Kementerian Ke-lautan dan Perikanan (KKP) Lucky Eko Wuryanto, menyatakan konsultasi publik ini hanya dilakukan sekali. ‘’Setelah ini tidak ada konsultasi publik lagi. Ting-gal proses,’’ katanya usai acara di kantor Bappeda Bali.

Apa yang disampaikan Lucky disesal-kan banyak pihak. Kata mereka seharusnya konsultasi publik ini dilakukan beberapa kali. Sebab materi yang dibahas sangat penting karena menyangkut masa depan Bali. Selain itu stakeholder yang diundang harus beragam. Jangan hanya mengundang mereka yang pro reklamasi. Para pemangku kepentingan yang menolak reklamasi mesti pula didengar pendapatnya. ‘’Dengan demikian akan dapat dicapai kesimpulan bahwa apa yang diputuskan merupakan aspirasi masyarakat Bali,’’ kata akademisi Dr. Kartini.

Apa yang disampaikan Kartini, san-gatlah wajar. Sebab dalam konsul-

tasi publik itu tidak ada satu pun akademisi Unud yang

diundang. Demikian pula mereka yang selama

ini getol menyu-arakan penolakan terhadap rencana

reklamasi Teluk Benoa juga tak diundang.

Ahl i ta ta ruang Unud D r . P u t u

Rumawan S a l a i n mengaku

pihaknya m e r a s a

dilecehkan dengan tidak

diundangnya satu pun akademisi Unud

dalam

pembahasan yang sangat penting dan kru-sial menentukan nasib lingkungan Bali ke depan itu. “Secara pribadi, saya sebagai akademisi Unud merasa Unud telah di-lecehkan dengan tidak satu pun akademisi Unud diundang dalam konsultasi publik ini,” kata dosen Fakultas Teknik Unud itu.

Rumawan menambahkan, jika pihak-pihak yang diundang dalam konsultasi publik ini hanya yang pro reklamasi dan pro perubahan Perpres Sarbagiya itu arti-nya memang sengaja acara itu dirancang dengan menghadirkan pihak yang pro saja sehingga konsultasi publik ini terkesan mendapat legitimasi atau pengesahan untuk mengubah perpres tersebut. “Konsultasi publik ini hanya semacam simulakrum, kamuflase dan akal-akalan untuk me-legitimasi perubahan Perpres Sarbagita dengan menghadirkan pihak yang pro saja,” tandasnya.

Pihaknya menyayangkan dan mem-pertanyakan kenapa konsultasi publik ini sama sekali tidak melibatkan akademisi dari Unud yang memang dari sisi kom-petensi keilmuan, jumlah orang serta keahliannya jauh lebih tahu kondisi Bali daripada orang-orang atau akademisi luar Bali. Rumawan menduga ini strategi dari orang-orang di pemerintah pusat yang bersekongkol dengan orang-orang yang punya kekuasaan di Bali untuk tidak mengajak akademisi Unud dan mereka mengganggap Unud tidak ada. “Ini sudah jelas merupakan trik dan akal-akalan untuk menutup celah keterlibatan Unud. Orang-orang Unud tidak diberi ruang bicara dan berpendapat. Termasuk sejumlah pihak yang diudang hanya yang pro reklamasi dan masyarakat juga hanya yang di sekitar Teluk Benoa. Padahal dampak reklamasi dan perubahan Perpres Sarbagita ini tidak hanya di Teluk Benoa, tapi keseluruhan untuk Bali,” katanya.

Rumawan juga menyayangkan kenapa malah yang banyak diundang adalah akade-misi dari perguruan tinggi luar Bali dengan mengesampingkan dan mengabaikan-

Rencana Revisi Perpres Sargabita

Unud ’’Dipinggirkan’’

Dr. Kartini

Page 9: Majalah Bali Post Edisi 35

9

28 April - 4 Mei 2014 9

UPAYA meloloskan proyek reklamasi Teluk Benoa tak pernah tutup buku. Walaupun FS Unud menyatakan reklamasi tak layak, pemerintah tampaknya tak mau menyerah. Terbukti, pemerintah melalui Kementerian Perikanan dan Kelautan, pekan lalu, menggelar konsultasi publik terkait rencana perubahan Perpres Sarbagita. Banyak yang menilai konsultasi publik itu hanya akal-akalan untuk memuluskan reklamasi Teluk Benoa.

Eksekutif Direktur Yayasan Manikaya Kauci, Komang Arya Ganaris me-nyatakan konsultasi publik yang digelar di Bappeda Bali tidak ada urgensinya. Sebab Perpres Sarbagita yang dikeluarkan 2011 lalu itu baru boleh direvisi setelah lima tahun berjalan. “Kalau niatnya merevitalisasi, silahkan saja tidak perlu diwacanakan. Pemulihan digencarkan, jangan aturan yang diubah. Peraturan yang berkaitan dengan lingkungan harus ditegakkan. Jangan jadi perseden ketika ada proyek, aturan lantas diubah. Kapan aturan ditegakkan kalau mengakomodir proyek terus?” tanyanya.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Eksekutif Walhi Bali Suriadi Darmoko. Menurutnya, bila pemerintah sukses melakukan pemanfaatan, ke-napa tidak bisa melakukan perlindungan. Namun upaya perlindungan berupa revitalisasi bukan berarti membuat pulau baru. “Revitalisasi dilakukan seluas 700 hektar, penghijauan 40 persen. Itu logika sesat tentang revitalisasi. Masak laut dihijaukan. Itu kan reklamasi yang berkedok revitalisasi,” ujarnya.

Suriadi juga menyoroti soal Perpres Sarbagita yang dikatakan bertentangan dengan Perpres Rencana Tata Ruang Pulau sehingga harus direvisi. Padahal, Perpres Sarbagita adalah peraturan spesifik. Dengan demikian, peraturan lain yang seharusnya tunduk dan menyesuaikan dengan isi Perpres Sarbagita. “Bila Perpres lain membolehkan, itu kan aturan umum. Tapi kalau ingin melakukan aktivitas pembangunan di Sarbagita, ya harus mengacu pada Perpres Sarbagita,” jelasnya.

Baik Arya maupun Suriadi sempat hadir dalam acara konsultasi publik meski tidak diundang. Dari komposisi peserta, keduanya sepakat bila ac-

ara tersebut tidak sesuai dengan mekanisme konsultasi publik. Terlebih, Walhi Bali tidak dilibatkan atau diundang secara resmi ke acara tersebut. Padahal Walhi Bali masuk dalam Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selama ini diajak menggodok Perda RTRW, melakukan monitoring dan pengelolaan ruang.

Anggota DPRD Bali Made Supartha, mengatakan, upaya pemerintah pusat mengubah Perpres Sarbagita guna memuluskan rencana rekla-

masi mesti dihentikan demi kepentingan lingkungan Bali ke depan. Di sisi tidak ada alasan yang urgen dan rasional untuk mengubah Perpres Sarbagita selain kepentingan pragmatis untuk memuluskan langkah investor. ‘’Jangan sampai ada upaya pemaksaan kehendak dari pemer-

intah pusat dengan mengorbankan lingkungan dan masyarakat Bali,’’ kata Supartha.

Supartha menilai perubahan Perpres Sarbagita ini akan lebih banyak menyengsarakan masyarakat Bali ketimbang mengun-tungkan.

Politisi PDI-P asal Tabanan itu juga mengkritisi pelaksan-aan konsultasi publik perubahan Perpres Sarbagita di Kantor Bappeda, berlangsung sepihak. ‘’Ada kesan pemaksaan, dan tanpa melibatkan pihak yang kontra seperti LSM lingkungan termasuk tidak melibatkan pihak Unud sebagai universitas yang telah mengkaji rencana reklamasi Teluk Benoa dengan hasil tidak layak,” katanya.

� Pusat Data

Mesti Dihentikan

dengan PerpPerpres Sarbyang seharu“Bila Perprmelakukan Perpres Sar

Baik Arymeski tida

ara terseWalhi BPadahDaeramonit

Anpusat

masi msisi tidaSarbaginvesto

intah pukata S

peran serta keterlibatan Unud. “Secara keilmuan mungkin mereka tidak masalah diundang. Tetapi dalam hal ini kenapa Unud sebagai lembaga perguruan tinggi terbesar di Bali serta memiliki kompetensi malah tidak diundang. ‘’Yang melakukan riset soal reklamasi kan kita di Unud. Mereka tidak tahu bagaimana kondisi di lapangan,” pungkasnya.

Sementara itu secara terpisah Rektor Unud Prof. Ketut Suastika mengaku akan menyikapi kenapa sampai Unud tidak diundang dalam konsultasi publik kemarin. “Saya tidak tahu kenapa kami tidak diundang. Saya akan rembukkan dulu di internal kalau memang seperti itu. Saya tidak ingin menyampaikan pendapat pribadi, tetapi paling tidak saya harus diskusikan dulu dengan para PR (Pembantu Rektor) menyikapi ini,” ujarnya.

� Pusat Data

Page 10: Majalah Bali Post Edisi 35

10

L A P O R A N U T A M A

28 April - 4 Mei 201410

Pemprov Bali belum bersikap soal rencana pemerintah pusat mengubah Perpres Sarbagita guna memulus-kan reklamasi Teluk Benoa. Wakil

Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengatakan Pemprov Bali tidak dalam posisi setuju atau menolak revisi tersebut. Sebab saat ini masih dilakukan proses kajian dari pemerintah pusat. Tentunya hasil kajian dan konsultasi publik itulah yang akan menjawab apakah dari semua aspek revisi Perpres Sarbagita itu layak dilaku-kan atau tidak. “Ini bukan persoalan sepakat atau tidak sepakat (revisi Perpres Sarbagita). Tapi kita berpikir tentang kesejahteraan masyarakat Bali. Karena itu, perlu dilakukan pengkajian teknis secara komprehensif dan mendalam sehingga betul-betul apa yang dibuat itu dalam mengatur proses pelaksanaan pembangunan bisa berjalan baik dan mampu memberikan kesejahteraan masyarakat Bali,” kata Sudikerta, Rabu (16/4) lalu.

Saat disinggung bahwa banyak pihak menilai revisi Perpres Sarbagita itu hanya untuk kepentingan memuluskan rekla-masi Teluk Benoa, Sudikerta mengatakan

pihaknya tidak per-nah berpikir dan

meniatkan de-mikian. “Saya t i d a k

berpikir tentang

kepenting-a n r e -klamasi. Y a n g s a y a p i k i r -kan ba-gaimana regulasi itu bisa d i k e -

mas se-cara bera-

turan untuk menciptakan

kese jah te ran masyarakat Bali,” ka-

tanya.Sudikerta juga

mengaku belum mendapat lapo-

ran rinci soal rencana perubahan Perpres Sar-bagita itu termasuk hasil konsultasi publik di kantor Bappeda Bali Senin lalu. “Saya belum dapat laporan rinci. Tapi memang betul ada so-sialisasi di kantor Bappeda untuk melakukan perbaikan terhadap regulasi yang ada. Kar-ena kalau dalam implementasinya tidak bisa dijalankan tentu harus diperbaiki. Kalaupun diperbaiki yang penting tujuan perbaikan itu adalah untuk kesejahteraan masyarakat Bali,” tandas mantan Wakil Bupati Badung itu.

Sementara itu Kabag Humas dan Pro-tokol Setda Badung A.A. Gede Raka Yuda, membantah pernyataan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengemban-gan Wilayah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menyebut surat yang diajukan Bupati Badung ke pemer-intah pusat terkait rencana reklamasi Teluk Benoa. Raka Yuda menegaskan, surat Bu-pati Badung dimaksud hanya dalam rangka penataan dan pengembangan Pulau Pudut sebagai salah satu objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Badung.

“Memang ada surat dari Bupati Badung. Suratnya bernomor 556/5568/Diparda ter-tanggal 27 Desember 2011 yang ditujukan ke Gubernur Bali prihal perubahan zonasi. Isinya sama sekali tak terkait reklamasi Teluk Benoa, tetapi murni ditujukan bagi kepentingan pe-nyelamatan Pulau Pudut dan ekosistemnya. Saya sendiri ingat betul isi surat tersebut kar-ena saat itu saya masih menjabat Kabid Objek dan Daya Tarik Wisata Disparda Badung,” ujar Raka Yuda, Selasa (15/4).

Juru bicara Pemkab Badung tersebut menjelaskan, penataan dan pengemban-gan Pulau Pudut berdasarkan aspirasi masyarakat mengingat dari tahun ke tahun luasan Pulau Pudut makin mengecil. Dari hasil penelusuran pemkab dan instansi terkait lainnya, Pulau Pudut keberadaan-nya masih pada blok perlindungan. Maka dalam rangka pengembangan, Pemkab perlu mengajukan permohonan perubahan zonasi dari blok perlindungan menjadi blok pemanfaatan ke Gubernur melalui Dinas Kehutanan Provinsi Bali yang selanjutnya diproses rekomendasinya melalui Departe-men Kehutanan Republik Indonesia.

Ditegaskannya, lokasi yang dimohonkan itu berbeda dengan Teluk Benoa. “Blok pemanfaatan yang dimaksud itu adalah zona pemanfaatan tradisional dalam hal konser-

vasi penyu sekaligus sebagai objek dan daya tarik wisata berbasis penyu,” tegasnya.

Seperti diketahui, Kementerian Perika-nan dan Kelautan RI pecan lalu mengada-kan konsultasi publik di Bappeda Bali. Konsultasi publik tersebut terkait rencana revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Lucky Eko Wuryanto, mengakui datang ke Bali men-indaklanjuti surat Bupati Badung dan Gu-bernur Bali. Katanya, dua pimpinan Bali ini minta agar datang ke Bali terkait reklamasi. “Surat yang diajukan Gubernur sama Bupati Badung, intinya walapun status Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi, namun kondisi aktualnya tidak seperti itu,” katanya.

Dia pun mengakui, Perpres Sarbagita itu menghambat rencana reklamasi yang sudah tertuang dalam MP3EI. Karena itu, dia mengakui rencananya akan dilakukan revisi terhadap Perpres dimaksud. Dia juga menga-takan konsultasi publik ini hanya dilakukan sekali, dan tidak ada lagi konsultasi publik lagi. Katanya, hasil pertemuan ini akan disampaikan di KKP dan akan dilanjutkan sampai proses revisi Perpres Sarbagita.

Selain Lucky, pada konsultasi publik itu hadir sebagai pembicara guru besar IPB, Prof. Dietrich G. Bengen. Ia juga menjadi koordinator penelitian rencana reklamasi Teluk Benoa yang dilakukan lima perguruan tinggi, yakni ITB, IPB, UGM, ITS dan Unhas belum lama ini. Penelitian itu menyimpulkan bahwa rencana reklamasi Teluk Benoa layak. Dia menyebutkan, rencana reklamasi Teluk Benoa itu bisa optimal sebanyak 700 hektar di perairan Teluk Benoa. Namun, yang bisa dimanfaatkan hanya 60 persen.

Menurut Dietrich, hasil kajian LPPM Unud sebetulnya sudah benar dan yang salah hanya kesimpulannya yang menyatakan tidak layak. Usai pertemuan, dia mengakui mesti-nya FS untuk reklamasi Teluk Benoa belum boleh dilakukan, sebab FS itu harus berdasar izin. Sedangkan izin untuk melakukan FS bisa diberikan manakala sesuai dengan peraturan tata ruang. ”Makanya, Perpres Sarbagita ini harus direvisi dulu,” tandasnya.

� Widana/Deddy

Untuk Kepentingan Rakyat

masi Teluk Benoa, Sudikerta mengatakapihaknya tidak pe

nah berpikir dameniatkan de

mikian“Sayt i d a

berpiktentan

kepentinga n r eklamasY a ns a yp i k i rkan bagaimanregulaitu bisd i k e

mas secara bera

turan untumenciptaka

kese jah te ramasyarakat Bali,” ka

tanya.Sudikerta jug

mengaku belummendapat lapo

Page 11: Majalah Bali Post Edisi 35

RENCANA revisi Perpres Sarbagita terus mendapat sorotan. Selain belum waktunya (lima tahun), revisi tersebut juga dinilai sarat kepentingan. Karenanya sejumlah akademisi mengusulkan agar peninjauan Perpres Sarbagita dilakukan setelah lima tahun atau setelah ada suksesi kepemimpinan nasional.

Ketua Bali Organic Assosiation Dr. Luh Kartini mengatakan tidak setuju Perpers Sarbagita diubah. “Unud tidak diundang, yayasan yang terlibat di BKPRD tidak di-undang. Padahal kita yang ikut membuat Perda No.16 Tahun 2009 tentang RTRWP. Apalagi ini (Perpres Sarbagita) tentang tata ruang. Intinya kita tidak setuju Per-pres Sarbagita diubah,” ujar Kartini yang juga akademisi Unud itu.

Menurut Kartini, kehadiran Perpres Sarbagita seharusnya disyukuri dan dijadi-kan semacam bhisama oleh masyarakat Bali. Bukan malah sebaliknya, Perpres tersebut justru hendak diubah khususnya untuk kepentingan rencana reklamasi Teluk Benoa.

Kartini juga menyayangkan sekaligus menilai aneh ketika peraturan diubah hanya untuk melegalkan rencana rekla-masi. Seharusnya pemerintah memikirkan daya dukung Bali terkait rencana tersebut. “Apalagi sekarang kita punya masalah air, tiga danau sudah tercemar. Harusnya itu kan dirawat semua agar pariwisata tidak hilang. Mohon pada Presiden dan Gubernur, Bali sekarang membutuhkan

pengembangan pertanian untuk mendu-kung pariwisata,” ujarnya.

Akademisi A.A. Gede Putra Arjawa, S.H., M.H. juga menyesalkan ada upaya merevisi perpres yang sebenarnya ber-manfaat bagi Bali. “Siapa pun yang mengkaji, tidak boleh hanya melihat dari sisi teknik. Alam Bali, adat-istiadat, bu-daya, dan filosofisnya sangat beda dengan daerah lain,” kata Arjawa.

Menurutnya, yang paling tahu kondisi sebenarnya adalah masyarakat Bali. Oleh karena itu, Unud yang melakukan kajian pertama tentu lebih tahu dari universitas lainnya. “Jangan mencari pembenar den-gan memakai perbandingan yang tidak maksimal pengetahuannya tentang Bali,” ujar Arjawa.

Seharusnya pemerintah pusat lebih transparan terhadap Bali. Bali jangan dijadikan sapi perah. Sedangkan keun-tungannya dinimati pemerintah pusat atau investor. “Ini harus tegas disikapi supaya tidak tambah kebablasan,” tegasnya.

Apabila ingin merubah perpres, kata Arjawa, harus memperhatikan dan menye-rap aspirasi masyarakat. Selain itu, harus sesuai dengan kebutuhan supaya tidak sewenang-wenang. “Kalau sewenang-wenang, hasilnya pasti buruk. Jangan sampai pemimpin kita melakukan hal itu. Setiap perubahan harus melindungi rakyat, bukan merugikan rakyat,” kata Arjawa.

Ketua Analis FE Universitas Udayana

Dr. Gede Sudjana Budhi, S.E., M.Si. menyatakan, masyarakat berhak meminta untuk menunda revisi Perpres Sarbagita sampai presiden baru terpilih. “Karena sumua orang tahu hubungan antara peja-bat dan pengusaha yang ada di belakang skenario pemanfaatan kawasan konser-vasi,” ujar Sudjana Budhi, pekan lalu.

Dia juga meminta pimpinan agar men-galokasikan waktu lebih banyak bertemu rakyat dan mendengarkan suara mereka. Sebab, tidak cukup hanya sekali saja untuk mencari tahu apa yang diinginkan rakyat Bali. “Saya khawatir pemimpin yang ada di pusat maupun di Bali tidak punya info yang lengkap tentang wilayah Sidakarya yang sangat rentan dengan banjir. Atau justru sebaliknya mereka menutup telinga dan mata atas kondisi itu,” katanya.

Dia berharap agar presiden SBY tidak turut memberi peluang investor merusak Bali. Apalagi, upaya itu dilakukan men-jelang akhir jabatannya.

Dia juga menyoroti kenapa Unud yang telah mengeluarkan rekomendasi kalau Teluk Benoa tidak layak direklamasi tak diundang dalam konsultasi publik. “Unud tidak diundang karena pandangan dan informasi yang akan dibawa Unud dapat mempersulit upaya pihak tertentu untuk meloloskan proyek reklamasi,” tandasnya.

� Pusat Data

Jadikan Semacam “Bhisama”

Demo menolak reklamasi yang berlangsung di Teluk Benoa.

Page 12: Majalah Bali Post Edisi 35

12

28 April - 4 Mei 201412

P O L I T I K

Agustus mendatang, f igur yang menduduki kursi leg-islatif berganti. Sejumlah incumbent tetap menempati

kursinya. Politisi pendatang baru juga akan memasuki rumah rakyat. Namun, kolaborasi para politisi incumbent den-gan pendatang baru diyakini tak akan memberi harapan baru. Ada keyakinan kinerja para legislator tetap sama dengan sebelumnya. Terlebih budaya politik transaksional masih membudaya.

Jika dicermati, budaya politik prag-matis dan transaksional masih sangat dominan. Mayoritas pemilih, yakni 54,55 % mengaku partisipasi politik mereka lebih disebabkan oleh faktor rasa tanggung jawab sebagai warga negara. Bukan karena pengaruh parpol dan caleg. Bahkan, terdapat sebesar 18,69 % ter-dorong memilih caleg dari Partai karena motivasi untuk mendapatkan pemberian

hadiah dari caleg atau partai (politik transaksional).

Jika praktik politik transaksional da-lam bentuk lazimnya yaitu politik uang semakin marak dan tak terkendali serta tak terawasi dengan sanksi yang berefek jera oleh pihak pengawas dan penyeleng-gara pemilu, kuat dugaan angka 18,69 % tersebut, akan semakin bertambah. Arti-nya, pemilu legislatif sarat permainan uang. Buktinya, sejumlah laporan money politics kini bergulir. Tak hanya itu, prak-tik manipulasi suara juga tetap menjadi strategi pemenangan.

Fenomena sikap pragamatis pemilih, misalnya memilih karena uang (money politics) dalam pemilu legislatif (pileg) 2014 oleh berbagai kalangan termasuk parpol sendiri dinilai makin mempri-hatinkan. Jika sebelumnya banyak pengamat yang menilai pemilih ibarat main tebak-tebakan dalam memilih

caleg sebab dinilai sebagian besar tak berkualitas sehingga pemilih bingung menentukan pilihan, di sisi lain parpol ataupun caleg juga ibarat main tebak-tebakan soal sikap pemilih dalam men-jatuhkan pilihan.

Sebab, saat caleg simakrama, warga kompak dan antusias menyatakan akan memilih caleg bersangkutan. Tetapi saat di bilik suara, kondisinya berbalik 180 derajat dan pilihan bisa dijatuhkan bagi siapa yang memberikan uang (serangan fajar). Ada juga caleg yang sudah mem-berikan uang tetapi tidak dipilih. Ini dibuktikan dengan adanya fakta caleg yang menarik bantuan atau uang yang diberikan sebab tidak memperoleh suara di suata wilayah kendati sudah menebar uang jutaan rupiah. Hasil pemilu sebe-lumnya menunjukkan saat terpilih pun banyak wakil rakyat banyak yang lupa dengan rakyat dan janji-janji manisnya. Bahkan menemui rakyat pun tidak per-nah. Deretan fakta dan fenomena ini artinya menunjukkan rakyat pemilih dan caleg bisa sama-sama menipu dan sama-sama tertipu.

“Pemilih sekarang ini semakin prag-matis, memilih berdasarkan uang. Politik uang begitu marak. Jadi proses demokra-si menjadi sangat transaksional,” kata Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta.

Dengan kondisi itu, masyarakat pemi-lih yang sebenarnya paling dirugikan sebab jika suara mereka sudah dibeli, bisa jadi selama lima tahun masyarakat tidak diperhatikan oleh wakil rakyat terpilih dengan membeli suara rakyat. “Ini artinya juga kesalahan rakyat pemilih, bukan hanya kesalahan caleg yang melakukan money politic. Rakyat banyak yang minta duit dan memeras para caleg dengan im-balan suara. Tapi ada yang diambil duit-nya saja dan tidak dipilih. Fenomena ini artinya rakyat dan caleg bisa sama-sama menipu dan tertipu,” katanya.

Sementara itu anggota DPR-RI dari Bali Nyoman Damantra juga menyoroti

Demokrasi Melahirkan Legislator ’’Transaksional’’

MBP/dok

Suasana sidang DPRD Bali

Page 13: Majalah Bali Post Edisi 35

13

semakin maraknya fenomena sikap pragmatisme dari masyarakat pemi-lih. Menurutnya, fenomena proses dari pemilu ke pemilu menunjukkan pragmatisme masyarakat meningkat. Dalam pileg kali ini pun masyarakat maknai pemilu lebih pada pilihan-pilihan jangka pendek ketimbang pilihan jangka panjang. “Mereka semakin pragmatis memaknai pemilu lebih pada pilihan jangka pendek. Artinya, lebih pada apa yang didapatkan sekarang ketimbang siapa yang memperjuangan kepentingan politik mereka selama lima tahun,” kata politisi PDI-P itu.

Jika masyarakat pemilih terjebak pada pilihan-pilihan jangka pendek misalnya dengan memilih calon wakil rakyat yang memberi uang atau membeli suara di muka, maka mereka tidak akan menda-patkan pilihan-pilihan jangka panjang. Artinya masyarakat tidak bisa merasakan perjuangan riil wakil rakyat terpilih un-tuk memperjuangkan kepentingan rakyat selama lima tahun ke depan. “Jika caleg mengikuti keinginan rakyat pada pilihan pragmatis atau dengan membeli suara di muka, saat caleg ini terpilih maka ia

tidak merasa bertanggung jawab atas apa yang dialami rakyat lima tahun ke depan. Ia merasa sudah membayar lunas di muka suara dan aspirasi rakyat. Ini menjadi sistem ijon politik,” kata politisi PDI-P itu.

Jadi, lanjutnya, jangan heran kalau setelah terpilih, wakil rakyat bersangku-tan tidak pernah datang menemui rakyat karena ia merasa sudah memenuhi kewa-jibannya di depan. Ironisnya, rakyat juga senang dibayar di muka dan seakan tidak peduli bagaimana nasib mereka 5 tahun ke depan apakah ada yang mengawal as-pirasi mereka atau tidak. “Padahal kalau mau dikawal dan dibina selama 5 tahun, masyarakat tidak menjual suara di muka, melainkan mesti memilih wakil rakyat yang benar-benar mampu dan tulus mem-perjuangkan kepentingan mereka selama 5 tahun ke depan,” tandasnya.

Bansos PolitikFakta menunjukkan pascapencoblosan

keunggulan calon incumbent mendomi-nasi. Menurut tokoh masyakarat Kuta Selatan I Nyoman Sujastra mengakui partai yang menang di wilayah Badung

bukan karena prestasi kerja atau visi dan misinya. Diraihnya kemenangan tersebut, kata Sujastra, disinyalir karena adanya penyaluran bansos besar-besaran. “Jadi bukan karena kualitas caleg dan visi mis-inya. Penyaluran bansos yang bikin mer-eka menang. Akibatnya caleg dari partai lain tidak bisa apa-apa,” tegasnya.

Kondisi seperti ini, Sujastra men-gatakan sangat menguntungkan caleg incumbent dan akan terus seperti itu. Caleg incumbent akan berada di posisi diuntungkan karena bansos. Sementara caleg pendatang baru akan berjuang dengan hasil keringat sendiri.

“Semestinya orang-orang yang duduk di kantor dewan berprestasi dan berkuali-tas. Kalau karena bansos kan sulit mena-karnya,” tambahnya.

Menurut Sujastra, bila kondisi ini tidak diubah maka sama saja demokrasi kita di persimpangan jalan. Rakyat susah diajak melakukan perubahan dan bansos dianggap prestasi bukan kewajiban. “Pe-mikiran seperti ini yang keliru dan harus dirubah,” tandasnya.

� Widana/Ngurah

Page 14: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201414

A D V E R T O R I A L

WAJAH kota dan lingkungan menjadi modal penting bagi Kabupaten Badung sebagai destinasi pariwisata internasional. Apalagi Badung menjadi tempat penye-lenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition). Sayang, wajah kota di Badung masih dicemari semrawutnya reklame. Pemkab Badung pun pada bulan Mei ini akan melakukan penataan reklame di wilayah Kabupaten Badung.

“Pemkab Badung sangat concern untuk menyiapkan infrastruktur dengan kelas dan standar internasional dengan tetap mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal. Dalam konteks itu, maka perwajahan kota yang selama ini nampak semrawut akibat pemasangan reklame yang tidak sesuai dengan ketentuan serta melanggar norma dan estetika. Ini sangat membebani ruang publik sehingga wajah kota menjadi tidak

menarik dan semrawut,” ujar Bupati Ba-dung A.A. Gde Agung belum lama ini.

Gde Agung menegaskan, terkait pen-ertiban reklame yang akan dilakukan, me-mang tidak semua harus dibongkar me-lainkan lebih kepada masalah penataan. Sebagai tindak lanjutnya, akan disiapkan produk hukum dengan mengadopsi hasil studi dari pihak konsultan independen terutama menyangkut titik pemasangan serta desain dan ukuran.

“Penataan reklame di Badung dilakukan dengan mengedepankan estetika, dengan ukuran yang dibuat menyesuaikan serta mengedepankan keharmonisan baik tata letak maupun desainnya yang sesuai dengan tata ruang. Diharapkan ini dapat segera mungkin untuk dapat diimplementasikan sehingga dapat menjadi salah satu upaya mengurai persoalan kesemrawutan reklame yang dipasang sembarangan.” katanya.

Hal senada juga disampaikan Sekda Badung Kompyang Swandika. Sesuai potret di lapangan saat ini, maka dibu-tuhkan penjabaran oleh dinas teknis atas arahan Bupati Badung terkait dengan penataan reklame yang menjadi bagian dari upaya berkelanjutan menjaga estetika dan mempercantik wajah serta keindahan infrastruktur yang telah dibangun.

“Tentunya kita juga tidak ingin ruang publik terkudeta dengan kesemrawutan reklame. Terkait dengan lima kawasan mengingat perbup akan mencakup seluruh wilayah Badung, maka diharapkan caku-pan kajian dan studi penataan ini dapat diperluas, terutama di kawasan puspem, Terminal Mengwi dan Taman Ayun agar bebas reklame, termasuk wilayah Badung Utara,” tambahnya.

� Dedy

Formula Bersihkan Reklame Semrawut di Badung

Ilustrasi rencana penataan penyelenggaraan reklame di wilayah Kabupaten Badung.

Page 15: Majalah Bali Post Edisi 35

E K O N O M I

28 April - 4 Mei 2014 15

PERKEMBANGAN teknologi mem-bawa dampak beragam terhadap semua kehidupan. Bahkan, dalam transaksi keuangan, pendekatan teknologi elek-tronik juga terus menguat. Untuk men-gantisipasi hal ini, Bank Indonesia (BI) menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Uang Elektronik. Langkah ini sebagai penyempurnaan atas peraturan sebelumnya yang mulai berlaku 8 April 2014.

“BI berusaha menata kembali sistem pembayaran melalui uang elektronik,” kata Deputi Gubernur BI Ronald Waas. PBI dimaksud adalah PBI Nomor 16/8/PBI/2014 tentang Perubahan atas PBI Nomor 11/12/1 PBI/2009 tentang Uang Elektronik.

Perubahan PBI itu dimaksudkan untuk menyelaraskan ketentuan uang elek-tronik dengan ketentuan transfer dana, meningkatkan keamanan teknologi dan efisiensi penyelenggaraan uang elektronik

serta memperluas jangkauan layanan uang elektronik untuk mendukung Strategi Nasional Keuangan Inklusi melalui pe-nyelenggaraan Layanan Keuangan Digital (LKD).

Materi perubahan yang dimuat dalam PBI itu antara lain penyempurnaan dan penambahan beberapa definisi seperti definisi uang elektronik, definisi acquirer, definisi LKD, dan definisi agen LKD.

PBI itu juga memuat pengaturan kerja sama prinsipal, penerbit, acquirer, pe-nyelenggara kliring dan penyelenggara penyelesaian akhir dengan pihak lain seperti larangan kerja sama yang bersi-fat eksklusif dalam penyediaan layanan umum.

PBI itu juga memuat pengaturan peningkatan keamanan teknologi uang elektronik dan pengaturan biaya yang dapat dikenakan oleh penerbit kepada pemegang.

Direktur Eksekutif Departemen

Pengawasan dan Kebijakan Sistem Pembayaran BI Rosmaya Hadi K men-jelaskan, nilai transaksi menggunakan uang elektronik ini mencapai sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 11 triliun per hari. Uang elektronik terdiri dari dua jenis yaitu berupa kartu yang ada chip-nya dan berupa dana yang ada di server operator telekomunikasi. “Saat ini di Indonesia terdapat 17 penerbit uang elektronik,” kata Rosmaya dalam sosialisasi yang juga dihadiri Direktur Eksekutif Departemen Pengembangan Akses Keuangan UMKM BI Eni V Pangabean dan Direktur Eksekutif De-partemen Komunikasi BI Tirta Segara. Rosmaya menyebutkan 17 penerbit uang elektronik tersebut terdiri dari delapan bank umum, satu bank pem-bangunan daerah (BPD) dan delapan lembaga selain bank.

� Wandy

Menata Aturan Transaksi dengan Uang ElektronikMBP/ist

Page 16: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201416

O P I N I

Tingkat keberhasilan penye-langgaraan pemilu tahun 2014 dapat diukur melalui seberapa besar tingkat kecurangan terja-

di, baik pada saat sebelum pemungutan suara berlangsung, ketika pemungutan suara, maupun pascapemungutan suara. Tidak dapat dipungkiri bahwa kecuran-gan faktual dan berbagai isu telah mewarnai pemilu tahun 2014. Isu berba-haya yang patut menjadi atensi seluruh elemen masyarakat dan stakeholders adalah ancaman sabotase suara golput untuk memanipulasi jumlah suara.

Golongan put ih (golput) pada dasarnya adalah sebuah gerakan moral yang dicetuskan pada 3 Juni 1971 di Ja-karta, sebulan sebelum dilaksanakannya pemungutan suara pada pemilu pertama di era Orde Baru. Gerakan tersebut bukan untuk mencapai kemenangan politik, akan tetapi lebih untuk melahirkan tradisi di mana ada jaminan perbedaan pendapat dengan penguasa dalam situasi apa pun. Sebagian besar tokoh pencetus golput adalah “Angkatan ‘66”. Walaupun sebagai tokoh, “Angkatan ‘66” diakomo-dasi Orde Baru ke dalam sistem pemer-intahan. Gerakan golput diaplikasikan dengan penempelan pamflet kampanye yang menyatakan tidak akan turut serta dalam pemilu. Dengan tanda gambar segi lima dengan dasar berwarna putih, golput sebagai gerakan moral membuat memorandum yang berisi seruan agar masyarakat menggunakan haknya den-gan keyakinan. Siapa pun dipersilahkan memilih atau tidak memilih.

Adapun dasar yang dijadikan dalil pembenaran logika golput dalam pemilu di Indonesia adalah Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM Pasal 43 ayat (1) dan (2). Selanjutnya, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Hak Sipil Politik yaitu di Pasal 25 serta Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu yaitu hak memilih. Dalam ke-tentuan peraturan perundang-undangan

tersebut, kata yang tercantum adalah hak bukan kewajiban memilih. Selain itu, dalam Pasal 22 E ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 menentukan bahwa “Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali”. Hak memilih di sini termaksud dalam kata “bebas”. Artinya, bebas untuk memilih, meskip-un digunakan untuk tidak memilih.

Namun, tafsiran tersebut terbantah-kan jika merujuk pada norma dalam ketentuan Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa ‘’Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.’’ Pasal ini dapat ditafsirkan bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama untuk mematuhi hukum dan wajib terlibat dalam segala bentuk penyelenggaraan pemerintahan, termasuk wajib mem-berikan suara dalam pemilu.

Sederas apa pun kontroversi yang muncul ke permukaan, golput selalu menjadi pilihan terbaik bagi sebagian masyarakat. Adanya angka golput yang tetap tinggi dalam pemilu membuka celah bagi ‘mafia politik’ (penulis mengguna-kan istilah mafia politik karena istilah mafia sejalan dengan kelompok ekstrem loyalis yang menjalankan misi tertentu dalam menghadapi pihak lain demi ke-pentingan tertentu) melakukan sabotase suara golput. Dalam Pileg 9 April 2014 lalu angka golput secara nasional sekitar 34 persen. Berkaca pada pemilu tahun 2009, suara golput kerap diperjualbelikan untuk memanipulasi jumlah suara. Menu-rut mantan Ketua Makamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, kartu suara pemilih yang memilih golput dimanfaatkan oleh PPS untuk dijual. Sehingga hasil pemilu di berbagai daerah banyak yang dibatal-kan karena terjadi kecurangan dan tidak memenuhi unsur keadilan akibat ma-nipulasi suara oleh ‘mafia-mafia politik’. Ini jelas mencederai budaya politik dan perkembangan demokrasi di Indonesia. Oleh karena itu, Bawaslu, KPU, dan Pers harus mengawal jalannya pemilu tahun 2014 secara intensif.

Tingginya angka golput pada set-iap pelaksanaan pemilu di Indonesia mengindikasikan terjadinya pergeseran perkembangan budaya politik partisipan (participant political culture) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) ternyata tidak berband-ing lurus dengan tingkat kesadaran poli-tik warga negara. Seyogianya, dengan meningkatnya sumber daya manusia, maka akan menggugah kesadaran warga negara dalam melakukan partisipasi politik dengan cara-cara umum yaitu menyampaikan aspirasi politik secara konvensional dengan memberikan suara dalam setiap penyelenggaraan pemilu.

Penulis, guru salah satu SMA di Tabanan

Mewaspadai Ancaman ”Mafia Politik”

Page 17: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 17

J A J A K P E N D A PAT

Bali menjadi pasar strategis produk pertanian dari Jawa dan Sulawesi. Tak hanya kebutuhan pangan yang didatangkan dari luar Bali,

kebutuhan untuk mendukung kegiatan upacara juga mengandalkan pasokan dari Banyuwangi, Jawa Timur. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa Bali gagal mewu-judkan swasembada pangan.

Kegagalan Bali memenuhi kebutuhan warganya ini merupakan bukti kegagalan Dinas Pertanian dalam mengantisipasi ke-butuhan warganya. Program-program Dinas Pertanian dan Perkebunan perlu direvisi. Kehadiran para legislator baru pasca-Pileg 2014 mestinya juga diikuti dengan lahirnya paradigma baru dalam menjaga pertanian Bali.

Menyikapi ketergantungan Bali terhadap berbagai kebutuhan pokok termasuk sarana upakara dari luar Bali, Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat di seluruh Bali. Jajak dilakukan dengan mengajukan kuisioner dan wawancara via telepon. Berdasarkan tabulasi jawaban responden, dominan responden menilai Bali harus melakukan evaluasi atas kebijakan di sektor pertanian. Anggaran untuk pemberdayaan petani Bali harus ditingkatkan. Berikut rangkuman selengkapnya.

Ketika responden disodori pertanyaan, untuk mengatasi ketergantungan Bali dari produk pertanian luar daerah, perlukah petani Bali didorong untuk membudidaya-kan bahan-bahan upakara? Menyikapi per-tanyaan ini 78 persen reesponden menya-takan setuju. Langkah ini mestinya diawali dengan melakukan pemetaan kebutuhan dan suplai. Jika suplai dari produk lokal minus, maka pemerintah harus melakukan pemetaan atau setidaknya menetapkan zonasi untuk pengembangan tanaman-tanaman tertentu. Pemerintah khususnya Dinas Pertanian dan Perkebunan harus melihat potensi kabupaten /kota. Dinas Pertanian dan Perkebunan jangan larut da-lam kepentingan pencitraan politik dalam mengembangkan pertanian Bali. Sektor

pertanian harus digarap melibatkan ahlinya, sedangkan pendanaannya didukungi pemer-intah. Selama ini, Bali terlalu asyik den-gan program-program pertanian berbasis massa, atau kelompok dengan harapan saat pilkada bisa dikendalikan. Cara-cara seperti ini, menurut responden harus dihentikan. Produksi sektor pertanian harus diran-cang secara cermat dengan melakukan pemetaan yang terukur.

Sementara itu, hanya 14 persen responden yang tak setuju petani Bali diarahkan untuk membudidayakan tanaman penyangga kepent-ingan upakara. Masalahnya, produksi sektor pertanian untuk mencukupi kebutuhan beras saja sudah kembang-kempis. Jika lahan perta-nian yang sudah terbatas ini digerogoti lagi untuk budi daya tanaman bahan-bahan upakara, maka Bali akan di-jejali beras impor. Selain itu, tanaman untuk bahan-bahan upakara ini keperluannya hanya musiman, sehingga secara ekonomis tidak pros-fektif. Sedangkan, 8 persen responden lainnya tidak memberikan jawaban.

Terkait dengan keberpi-hakan pemerintah terhadap pertanian di Bali, terdapat 62 persen responden me-nilai pemerintah di Bali belum melakukan pendekatan profesional dan terukur dalam mengelola pertanian. Banyak program pertanian di Bali hanya ba-gus dalam kajian. Namun, setelah program ini dipraktikan di lapangan, petani malah merugi. Selain itu, Dinas Pertanian Bali dan kabupaten/kota dituding hanya pintar dalam merangkum akumulasi angka-angka hasil penen, namun gagal dalam membuka akses pasar bagi produk lokal.

Selebihnya 36 persen responden menilai keberpihakan pemerintah terhadap pertani-an sudah terbangun, namun efektivitasnya untuk menyangga kebutuhan krama Bali belum terwujud. Ini karena luas lahan yang tersedia dengan kebutuhan terhadap hasil produksinya pincang. Tingginya pertumbu-han penduduk Bali, tak diimbangi dengan

pertumbuhan produksi di sektor pertanian. Akibatnya, peluang ini dimanfaatkan oleh pedagang luar Bali untuk memasok barang-nya ke Bali. Menyikapi hal ini, pemerintah Bali harus melakukan survai terhadap ke-butuhan warganya. Di lain pihak, terdapat 2 persen responden tak memberikan respons atas pertanyaan ini.

� Dira Arsana

Menata Kebijakan Sektor Pertanian

Menurut anda apakah keberpihakan pemerintah terhadap pertanian

di Bali sudah optimal?

62%Tidak

2%Tidak Tahu

36%Sudah

N= 1.500

Grafis/Tomik Cahya

Page 18: Majalah Bali Post Edisi 35

P E N D I D I K A N

Mulai tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak lagi menye-lenggarakan ujian nasional (UN) untuk jenjang pendidikan SD. Ini berarti, penyelenggaraan ujian

akhir di SD sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah daerah. Berbeda dengan UN SMA/SMK dan SMP, Kemendikbud juga tidak menetapkan standar nilai minimal kelulusan siswa alias menyerahkan sepenuhnya wewenang untuk meluluskan dan tidak meluluskan siswa itu kepada pihak sekolah. Mengingat kewenangan itu ada di tangan sekolah, pengamat pendidikan Prof. Dr. Wayan Maba dan Dr. I Made Gede Putra Wijaya, S.H., M. Si. mendesak pihak sekolah tetap mematok nilai standar minimal kelulusan yang logis dan bisa dipertanggungjawabkan secara kualitas. Jangan sampai kelulusan SD itu dipaksakan atau terkesan diobral murah.

”Pihak sekolah harus punya standar kualitas yang jelas dan terukur sebelum memutuskan untuk meluluskan ataupun tidak meluluskan siswa-siswanya. Kelulusan SD jangan sampai diobral murah demi memenuhi target kelulusan siswa seratus persen,” kata Maba dan Putra Wijaya kepada Bali Post, belum lama ini.

Dalam hal evaluasi pendidikan, kata kedua sumber Bali Post ini, adanya sejumlah siswa yang

tidak lulus dari satuan pendidikan jenjang

pendidikan atau tidak naik kelas merupa-kan hal yang wa-jar. Ditegaskan, siswa yang be-lum mampu me-menuhi standar kompetensi lulu-

lusan (SKL) yang d ipe r sya ra tkan

wajib diberikan punishment (sanksi) di mana kelulusannya dari satuan pendidikan ditunda hingga mampu memenuhi SKL tersebut. Sebaliknya, siswa yang berhasil memenuhi SKL yang dipersyaratkan wajib diberikan reward (penghargaan) di mana mereka berhak mengantongi ijazah guna melanjutkan ke satuan pendidikan yang lebih tinggi. ”Jika siswa yang belum memenuhi SKL itu dipaksakan untuk lulus, maka kualitas pendidikan ke depan yang akan jadi taruhan. Selain itu, keputusan meluluskan siswa secara membabi-buta itu justru jadi bumerang bagi siswa tersebut karena mereka akan kembali keteteran mengikuti pela-jaran di satuan pendidikan yang lebih tinggi,” kata Putra Wijaya yang dibenarkan oleh Maba.

Baik Putra Wijaya maupun Maba meminta pihak sekolah berani bersikap tegas untuk tidak meluluskan siswa-siswanya yang dinilai tidak memenuhi SKL yang dipersyaratkan. ”Sejak awal, pihak sekolah sudah harus menetapkan standar nilai mini-mal kelulusan yang wajib dipenuhi siswa-siswanya. Standar itu jangan ditetapkan setelah nilai ujian diketahui sehingga tidak ada rekayasa dalam penentuan kelulusan siswa. Dengan begitu, para siswa maupun pihak sekolah memiliki motivasi dan target yang jelas dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian karena ada target minimal yang harus dipenuhi,” tegas Maba.

� Sumatika

Kelulusan SD Jangan ”Diobral”

ngan � Sumatikangak

pa-wa-

n,e-

me-ar u-ngan

yanyantuaan

tidaupw

kabm

ndul

yanka

lama ini.Dalam hal evaluasi pendidikan, kata kedua sumber Bali Pp ,

ini, adanya sejumlah siswa ytidak lulus dari sat

pendidikan jenpendidikan ataunaik kelas mekan hal yangjar. Ditegasiswa yanglum mampumenuhi stakompetensi

lusan (SKL) d ipe r sya ra

nju terug skg u an

ly

a t

ytjtu

k

n

y

Page 19: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 19

andalaWiyataM

BANYAK yang menilai SDM di bi-dang hospitality dan kesehatan akan laris di pasar kerja internasional dan domistik. Salah satu yang laris adalah program pendidikan untuk tenaga kesehatan seperti kampus politeknik kesehatan dan sekolah tinggi ilmu kesehatan.

Yang manarik saat ini banyak yang ikut-ikutan mendirikan SMK Kesehatan. Maklum masyarakat menilai dari segi fisik siswanya yang berbaju serba bersih putih-putih dan menjadi SDM siap kerja. Maka berjamurlah SMK Kesehatan yang hanya berbekalkan gedung SD/sekolah yang bangkrut dan asal-asalan.

Di Gianyar SMK Kesehatan swasta yang berdiri pertama kali adalah di Wa-nayu SMK Kesehatan Maharsi. Namun belakang muncul SMK Kesehatan yang berlabel Sanjiwani yang seolah-olah milik RSU Sanjiwani Gianyar, padahal kedua lembaga ini tak ada hubungannya. Yang mengherankan mengapa Disdikpora setempat dengan mudahnya memberi izin padahal radius kedua lembaga ini tak terlalu jauh.

Di Denpasar PPLP Dasmen PGRI Kota Denpasar yang pertama membuka SMK Kesehatan, baru diikuti oleh yayasan lainnya. Kini tercatat ada lima SMK Kesehatan. Izin begitu deras turun dari Disdikpora tanpa melihat studi kelayakan dan potensi input-nya. Lalu mau diba-gaimanakan lulusannya?

Pengamat pendidikan yang juga man-tan Ketua PGRI Kota Denpasar Drs. I Nengah Madiadyana, M.M. mengkritisi berdirinya SMK Kesehatan dan izin sekolah swasta/negeri lainnya.

Dia berharap pendirian sekolah baru harus didasarkan atas studi kelayakan. Harus melihat juga peta wilayah untuk menganalisa potensi input calon siswa baru. Yang penting lagi, soal kesiapan SDM, sebab guru SMK harus datang dari kelompok profesionalisme. Beda dengan mendirikan SMA, cukup gedung dan guru. Sedangkan SMK harus dilengkapi dengan sarana pendukung, lab praktik dan sebagainya. ‘’Jika tak mau disebut muba-zir, jangan sembarangan mengeluarkan izin mendirikan sekolah baru,’’ ujarnya.

Dia justru mempertanyakan dibawa ke mana output SMK Kesehatan ini. Alasannya, penyaluran lulusan harus

menjadi tanggung jawab pemerintah. Kedua, lulusan SMK/SMA tak boleh menangani pasien, apalagi melakukan observasi, paling hanya untuk membantu sarana kesehatan di sebuah rumah sakit. Makanya lulusan SMK harus melanjutkan ke D-III ata S-1 Kesehatan. Untuk itu Ma-diadnyana mengatakan masyarakat perlu berhati-hati menentukan pilihan.

Kepala SMK Kesehatan PGRI Den-pasar Drs. I Made Sudana didampingi Wakasek Drs. IGN Yadnya, M.M. setuju perlunya pemetaan di daerah dan wilayah

agar jangan SMK Kesehatan pada wilayah tertentu numplek. Hal ini disebabkan pola ikut-ikutan. Yang jelas, mendirikan SMK sarana dan prasarananya harus siap, baik gedung, ruang praktik dan lab serta melalui perencanaan yang matang. Dia justru setu-ju persaingan dalam mutu , bukan di atas kertas dan ada pihak yang menilai. Bahkan mereka ini diperuntukkan untuk siap kerja asal sesuai dengan tuntutan kurikulumnya yang padat dengan praktik. Karena banyak melibatkan dokter dan ners.

Ketua Asosiasi Kepala Sekolah Indo-nesia (Aksi) Bali Dr. Drs. I Wayan Rika, M.Pd. menilai SMK Kesehatan makin laris karena masyarakat menilai keperluan akan SDM kesehatan makin diperlukan. Animo masyarakat menyekolahkan

anaknya di bidang kesehatan akan men-jadi lebih tinggi.

Di kawasan Perumnas belum ada SMK Kesehatan sementara pasar sangat besar. Makanya, pada dearah yang masih kosong SMK masih memungkinkan diberikan izin dengan demikian output calon siswa baru tertampung.

Dia menilai izin boleh diberikan asal-kan bukan di lokasi yang jenuh sekolah-nya. Sebab Wayan Rika menilai sekalipun keterampilan lulusan SMK Kesehatan masih minim, paling tidak bisa dipakai

modal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Lagian, kata dia, keperluan tenaga ker-ja kesehatan tingkat dasar seperti SMK, kata dia, termasuk langka di Bali. Sep-erti merawat panti jompo, dan lain-lain. Mereka lulusan SMK Kesehatan inilah diharapkan menjadi andalan SDM Bali. Jika ingin menjadi SDM kelas menengah ke atas mereka wajib melanjutkan studi.

Nah, untuk menarik siswa tergantung bagaimana pelayanan dan kualitas PBM yang ditawarkan.

� Sueca

Ramai-ramai Mendirikan SMK Kesehatan

Siswa SMK Kesehatan Maharsi di Gianyar menunggu giliran praktik.

Page 20: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201420

M A N C A N E G A R A

Puluhan ribu buruh di pabrik sepatu di Cina yang memproduksi se-patu merek ternama seperti Nike dan Adidas, mogok kerja. Para

buruh ini memprotes belum dibayarkan-nya jaminan sosial bagi mereka. Lebih dari 30 ribu buruh dari pabrik Yue Yeun Industrial di Dongguan telah mogok kerja selama beberapa hari. Mereka memprotes jaminan sosial yang belum dibayarkan.

China Labour Watch juga menyatakan, polisi berusaha membubarkan aksi buruh yang mogok di depan pabrik dengan represif. LSM tersebut menyatakan polisi melakukan pemukulan dan menangkap sejumlah buruh yang beraksi di depan pabrik. Yue Yuen menyebutkan bahwa pabrik mereka memproduksi sepatu merek ternama dunia, termasuk Nike, Adidas, Puma dan juga New Balance.

Pabrik yang berlokasi di Dongguan, Provinsi Guangdong ini separuhnya dimiliki oleh Taiwan.

Juru bicara kantor pusat Yue Yuen di Hong Kong tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Namun seorang pekerja Shenzhen Chunfeng Labour Justice Service Department, Dong Lin menjelaskan bahwa aksi mogok kerja masih berlangsung. “Para buruh masih mogok kerja dan jumlahnya terus bertambah. Mereka menuntut jaminan sosial dibayarkan,” jelas Dong.

Dong memperkirakan ada sekitar 40 ribu buruh yang terlibat aksi ini. Belum ada kesepakatan dengan pihak pengelola pabrik. “Pihak pabrik telah mengeluarkan pengumuman yang menyatakan pihaknya akan memecat buruh jika mereka melan-jutkan aksinya,” ucapnya.

Secara terpisah, seorang staf pabrik

tersebut menuturkan bahwa otoritas pabrik sudah menjanjikan akan memba-yar uang kesejahteraan buruh pada akhir tahun 2015. Namun para buruh tidak sepa-kat dengan tawaran tersebut.

Cina kerap dianggap sebagai negara dengan upah buruh yang murah menetap-kan upah minimum sebesar US$ 242 atau Rp 2,3 juta per bulan. Bahkan, Cina kerap dituding miring menjual barang murah karena membayar buruhnya dengan upah yang rendah. Hal inilah yang kerap menimbulkan konflik antara pengusaha dan buruh. Jika terjadi pemogokan tentu kedua belah pihak juga yang akan rugi, pabrik berhenti beroprasi sehingga pen-gusaha tidak mendapat pemasukan dan buruh tidak mendapat gaji.

� Gugiek Savindra

Buruh Mogok, Pabrik Macet

Page 21: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 21

Rambut ternyata dapat menjadi masalah yang cukup pelik di Korea Utara. Salah seorang pe-jabat Kedutaan Korut dikabar-

kan berseteru dengan seorang staf salon. Hal ini diakibatkan staf tersebut menghina potongan rambut Kim Jong Un.

Kejadian ini terjadi di South Ealing, Inggris. Salon tersebut menampilkan poster Kim Jong Un dengan bad hair day. Sang pemiliki salon, Karim Nab-bach segera didatangi oleh dua orang yang mengaku dari Keduataan Korut hanya beberapa saat setelah poster terse-but dipasang. Mereka memprotes serta mencari tahu siapa pelaku pemasangan poster.

Namun protes tersebut tidak diacuh-kan oleh pemilik salon. Sang pemilik pun memilih melawan para pejabat Korut. “Dengarkan ini bukan Korut, ini Inggris, kami hidup dengan demokrasi, Anda harus keluar dari salon saya,” ujar Karim kepada pejabat Korut itu. Polisi Metropolitan London membenarkan,

bahwa salon itu didatangi para pejabat Korut yang memprotes pemasangan poster Jong-un. ”Kami telah berbicara dengan semua pihak yang terlibat, dan tidak ada pelanggaran yang telah diung-kapkan,” bunyi pernyataan kepolisian London.

Gara-gara insiden pemasangan poster Jong-un itu, salon tersebut menjadi ramai. ”Banyak klien setia kami menyatakan itu lucu, dan orang-orang di jalan memuji kami,” kata Nabbach. ”Ini tidak dimak-sudkan untuk menjadi sebuah pernyataan politik, itu semua lelucon. Kami hanya menggunakannya sebagai kampanye iklan nakal.”

Kaum pria di Korea Utara memang diwajibkan memotong rambut dengan model yang sama dengan pemimpin mereka tersebut. Peraturan pemerintah tersebut diumumkan di Kota Pyongyang beberapa waktu lalu. Kebijakan tersebut sedang disebarkan ke seluruh penjuru negara itu meskipun sejumlah orang eng-gan melakukannya.

“Potongan rambut pemimpin kami sangat khusus. Tidak selalu cocok untuk semua orang karena masing-masing dari kita memiliki bentuk muka dan kepala yang berbeda,” kata seorang pemuda Korut.

Sementara itu, warga Korea Utara yang tinggal di Cina mengatakan, gaya rambut seperti itu tidak digemari di Korea Utara karena mirip penampilan para penyelun-dup Cina.

“Sejak pertengahan tahun 2000-an kami menamakannya potongan rambut penyelundup Cina,” katanya. Meski mirip penyelundup Cina, tampaknya gaya rambut ini sudah cukup lama disetujui pe-merintah Korea Utara. Sampai sejauh ini warga negara Korea Utara boleh memilih dari 18 potongan rambut yang tersedia un-tuk wanita dan 10 gaya untuk pria. Entah apa hukumanya jika seseorang memakai gaya rambut yang berbeda, mungkinkah akan dikirim ke tukang cukur?

� Gugiek Savindra

Gaya Rambut Jong Un Dihina

Page 22: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201422

D A E R A H

Perusahaan Daerah Nusa Kerta Kosa-la (PDNKK) bertahun-tahun berdiri kini dalam masalah pelik. Hasil audit Inspektorat Daerah Kabupaten

Klungkung, atas instruksi Bupati Klung-kung, telah memperlihatkan kondisi Perusda yang amburadul dan banyak penyimpangan. Atas kondisi ini, berbagai penyimpangan terhadap salah satu aset penting Pemkab itu, harus dipertanggungjawabkan pimpinan sebelumnya. Jika tidak ada sikap tegas, maka akan menjadi kebiasaan buruk dalam pengelolaan aset pemerintah daerah.

Hasil pemeriksaan khusus terhadap PDNKK, Inspektorat menemukan banyak masalah, khususnya pada aspek keuangan. Di antaranya, ditemukan banyak transaksi fiktif dan mark-up harga pada sejumlah transaksi selama bertahun-tahun. Fakta itu, tertuang dalam dokumen Inspektorat dengan Nomor: X.700.04/48.a./ITKAB Tahun 2014. Dari aspek keuangan, Ins-pektorat menemukan sebagian besar alat bukti transaksi baik penerimaan dan pen-geluaran, belum didukung dengan bukti-bukti yang cukup, kompeten dan relevan. Misalnya, kuitansi belum ditandatangani oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dan berkepentingan. Selain itu, alat bukti lainnya seperti nota-nota order juga masih kurang.

Salah satunya, Inspektorat menyebut transaksi fiktif itu terjadi dalam pengadaan atau pembelian bahan baku oleh PDNKK kepada CV Kawan Setia, Jalan Teuku Umar No.99 A Denpasar, pada tahun 2012. Da-lam neraca per 31 Desember 2013, malah tersaji saldo kas sebesar Rp 1.781.470. Sesuai hasil pemeriksaan, seharusnya saldo kas sebesar Rp 305.387.598. Seh-ingga, ditemukan nota fiktif bahan baku

sebesar Rp 120.650.099. Tahun 2013, juga ditemukan nota fiktif serupa sebesar Rp 130.516.910. Sementara temuan lainnya, pembelian bahan baku tidak didukung nota transaksi Rp 6.000.000, kekurangan pen-catatan penerimaan eceran Rp 1.426.000, kelebihan biaya penyusutan gedung Rp 8.136.872, pembelian bahan baku fiktif lainnya Rp 650.000, hingga koreksi lebih pengakuan piutang simpan pinjam sebesar Rp 34.611.711.

Dalam penjelasan Inspektorat, ternyata sejak berdiri tahun 1986 hingga 2013, lapo-ran keuangan PDNKK belum pernah diau-dit oleh Kantor Akuntan Publik. Bahkan, PDNKK belum pernah menyampaikan laporan keuangan kepada Kepala Daerah melalui Ketua Badan Pengawas. Tidak hanya itu, Inspektorat juga menemukan adanya mark-up harga, pada sejumlah pembukuan bahan baku. Misalnya, dalam kuitansi tertulis Rp 2.946.000, namun dalam administrasi pembukuan (buku pembelian tahun bahan baku tahun 2012) dibukukan Rp 8.946.000. Sehingga terjadi mark-up Rp 6.000.000. Kondisi PDNKK yang hancur lebur, juga nampak pada sejumlah kerja sama di bidang percetakan kepada sejumlah usaha fotokopi.

Sebab, kerja sama itu tidak dibuat per-janjian kerja sama secara tertulis. Sehingga, hak dan kewajiban kedua belah pihak dan pertanggungjawabannya, tidak jelas. Semen-tara di bagian unit kredit, juga ditemukan kredit tidak lancar senilai Rp 604.642.353, yang terdiri dari pokok pinjaman, bunga serta denda. Hal itu disebabkan karena tidak ada lagi petugas pungut yang memungut ang-suran kredit kepada debitur. Dengan fakta-fakta itu, Inspektorat menilai, laporan yang disusun PDNKK belum mengacu ke Standar

Akuntasi Keuangan (SAK), sehingga laporan yang disusun belum mencerminkan keadaan sebenarnya. Padahal, berdasarkan laporan keuangan yang telah menjalani audit, sehar-usnya PDNKK tahun 2013, membukukan laba sebesar Rp 1.412.981.380.

Selain ditemukan ada mark-up dan tran-saksi fiktif, Inspektorat juga menemukan Perusda itu berjalan tanpa Badan Pengawas sejak tahun 2009. Sehingga, kinerjanya diragukan dan sulit dipertanggungjawaban. Tidak hanya itu, struktur Bagian Kepegawa-ian dan Umum serta Kepala Bagian Usaha Unit Sarang Burung juga kosong. Seperti sarang burung walet di Goa Batu Melawang, Lembongan. Temuan ini cukup aneh. Terke-san ada pembiaran, karena sudah kosong dan dalam kondisi perusahaan yang timpang cukup lama. Dalam neraca per 31 Desember 2013, tersaji piutang sarang burung sebesar Rp 277.354.165, yang tidak didukung oleh bukti-bukti transaksi yang memadai. Selain itu, juga ditemukan piutang kepada CV Karya Tunas Rejeki, yang belum diakui sebagai piutang oleh PDNKK sebesar Rp 1.482.500.000. Pasalnya, dalam laporan rugi atau laba PDNKK tahun 2013, belum tersaji penerimaan pendapatan berupa piutang itu. Sehingga, piutang yang tersaji di neraca sebesar Rp 1.759.854.165. Bahkan, mengacu pada surat perjanjian kerja sama lainnya, utang yang harus dibayar sejak tahun 2006 sampai 2009 oleh CV Karya Tunas Rejeki sebesar Rp 1.715.000.000, tidak didukung bukti-bukti.

Masalah PDNKK

Dari Transaksi Fiktif hingga ”Mark-up” Harga

Page 23: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 23

PERSOALAN aset bertahun-tahun telah menjadi masalah serius bagi Pemkab Klungkung. Setiap tahun, masalah aset selalu menjadi temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Bahkan, masih banyak masalah aset Pemkab yang luput dari audit BPK, lantaran kekurangan personel di lapangan. Seperti masalah aset lahan yang digunakan tempat lokasi proyek GOR Nusa Penida dan aset di Perusahaan Daerah Nusa Kertha Kosala (PDNKK). Dari sejumlah temuan BPK, aset Pemkab Klungkung, banyak tidak dapat ditelusuri keberadaannya.

BPK banyak menemukan persoalan aset tetap gedung dan bangunan, di mana saldo aset tetap bangunan dan gedung serta peralatan lainnya bernilai miliaran rupiah, tidak dapat ditelusuri keberadaannya. Malah, potensi aset ini bisa hilang dan timbul persoalan hukum. Penjelasan itu, tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI tahun 2012. Salah satu temuannya, aset tetap bangunan dan gedung berupa los Pasar Semarapura senilai Rp 6,8 miliar, yang tidak dapat diyakini kewajarannya. Kemudian saldo aset tetap jalan irigasi dan jaringan minimal sebesar Rp 7,5 miliar, dinilai belum menggambarkan kondisi sebenarnya.

Penataan aset yang lemah, dapat menyebabkan banyak aset hilang. Hal ini disebabkan tim teknis sensus Barang Milik Daerah (BMD) Pemkab Klungkung kurang optimal dalam melakukan kegiatan sensus barang milik daerah. Sekkab juga dinilai lemah dalam melakukan pengawasan dan pengenda-lian pengelolaan BMD, dan belum dapat menyajikan data aset secara keseluruhan dalam bentuk buku induk inventaris. BPK juga menilai Kepala Bidang Aset, sebagai pembantu pengelola BMD juga belum maksimal dalam melakukan pengawasan dan pengendalian atas proses inventarisasi aset tetap yang tidak menyajikan secara rinci dan andal.

Penyajian ini, juga lemah hampir di semua SKPD. Sehingga, BPK menyarankan Bupati membentuk tim aset melalui SK Bupati dengan melibatkan SKPD terkait, untuk melakukan penertiban pengelolaan aset secara komprehen-sif dan terpadu, untuk melakukan inventarisasi, penatau-sahaan, penilaian, pencatatan, pengamanan dan pelaporan aset daerah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta mengakui, penataan aset memang belum sepenuhnya memadai. Dalam neraca daerah per 31 Desember 2012, saldo aset tetap Pemkab Klungkung mencapai Rp 555,3 miliar. Jumlah ini terdiri dari aset tanah senilai Rp 90 miliar, peralatan dan mesin Rp 149,9 miliar, gedung dan bangunan Rp 267,1 miliar, jalan, irigasi dan jaringan Rp 414,3 miliar, aset tetap lainnya Rp 17,2 miliar hingga konstruksi dalam pengerjaan Rp 64 mil-iar. “Kalau ini tidak segara ditertibkan mulai dari sekarang, banyak aset akan hilang, terutama aset tanah, gedung dan bangunan,” katanya. Selain oleh BPK, masalah aset juga menjadi perhatian serius Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali.

� Bagiarta

Inpektorat juga menemukan utang pengelolaan sarang burung walet ke Pemkab sebesar Rp 295.812.900, tidak diyakini kebenarannya, karena tidak didukung bukti. Demikian halnya, utang PNDKK kepada Made Sukadana dalam pengelolaan sarang burung walet tahun 2011 sebesar Rp 263.874.000, karena belum tersaji sama sekali di neraca. Minimnya mengawasan dari Badan Pengawas juga mengakibatkan pencatatan aset menjadi amburadul. Pasalnya, ada modal usaha berupa tanah seluas 72.880 meter persegi, seharga Rp 9.474.400.000, ternyata belum masuk dalam modal usaha.

Selain itu, biaya pemetikan unit usaha sarang burung walet sebesar Rp 42.196.500 juga tidak didukung bukti. Demikian halnya, dengan biaya pemetikan oleh Made Sukadana sebesar Rp 263.874.000, juga belum tersaji di neraca. Sehingga, jumlah biaya pemetikan yang hingga kini tidak diketa-hui juntrungannya sebesar Rp 306.070.500, meski Inspektorat menemukan surat pengakuan utang Made Sukadana dengan Nomor 06/PD/XII/2011, tertanggal 30 Desember 2011, yang ditandatangani Dirut saat itu, Kadek Widiantara dan Kepala Unit Usaha Sarang Burung Walet, Tjok. Gde Agung Putra. Pasalnya, tidak didukung dengan bukti-bukti yang memadai.

Dirut PDNKK Klungkung saat ini, Wayan Sukadana, saat dihubungi belum lama ini, mengaku sudah menerima dan mencermati setiap item temuan dari Inspektorat. Temuan-temuan itu, kata dia mencerminkan be-tapa kacaunya Perusda itu selama bertahun-tahun. Pihaknya mengapresiasi upaya audit ini. Sehingga menjadi jelas, bagaimana kondisi perusahaan sebelum dirinya bertugas, dan menentukan langkah selanjutnya, untuk melakukan upaya perbaikan sistem dan kinerja. Bupati Klungkung, Nyo-man Suwirta belum lama ini mengaku sudah menerima laporan hasil audit Inspektorat terhadap PDNKK. “Kalau memang ada penyimpangan, akan kami tindaklanjuti ke proses penegakan hukum,” tegas bupati.

Sekda Klungkung, Ketut Janapria menegaskan, Pemkab Klungkung akan melaporkan hasil audit Inspektorat Daerah ke Badan Pemeriksaaan Keuangan (BPK). Upaya itu, sebagai tindak lanjut Pemkab untuk membawa hasil audit itu ke ranah hukum. Sebab, satu-satunya lembaga yang mempunyai fungsi yang sah, melakukan pemeriksaan keuangan negara adalah BPK.

� Bagiarta

Salah satu aset PDNKK berupa pengelolaan sarang burung walet di Goa Batu Melawang, tepat di tebing Pulau Lembongan.

Banyak Aset “Menguap”

Page 24: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201424

K E S E H ATA N

Jantung koroner merupakan penyakit degeneratif. Penyakit ini menjadi pembunuh pertama di negara-negara industri maju seperti AS, Inggris dan negara-negara di Eropa Barat. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) De-

partemen Kesehatan RI Tahun 1972, penyakit jantung koroner ini menduduki peringkat sebelas sebagai penyebab kematian di nusantara ini. Kemudian meningkat menjadi nomor satu tahun 1993. Mayoritas yang terkena penyakit jantung koroner ini di atas usia 45 tahun.

Sumber yang sama tahun 2000, menyebutkan penyakit

jantung koroner ini merupakan penyakit degeneratif nomor satu sebagai pemicu kematian utamanya di Pulau Jawa-Bali dan nomor dua di pulau lainnya di Indonesia. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Bagus Ari Pradnyana, Sp.JP., FIHA., FICA. memaparkan hal itu. Dikatakan pembuluh koroner pada jantung itu sesungguhnya berfungsi menyalurkan darah ke jantung. Ketika fungsinya tidak optimal karena mengalami sum-batan, maka penyakit muncul dan disebut sakit jantung koroner. Adanya sumbatan dan timbunan lemak atau plak pada jantung itu, menyebabkan aliran darah menuju jantung tidak lancar.

Karena itu jantung tidak mendapatkan asupan darah. Aki-batnya menganggu kinerja jantung. “Jantung sesungguhnya berfungsi memompa darah yang berisi oksigen untuk mem-bawa makanan ke seluruh tubuh dan ke jantung sendiri. Sakit jantung koroner adalah kejadian di mana pembuluh darah ke jantung tersumbat. Tersumbatnya bisa disebabkan plak. Plak ini mengakibatkan jantung tidak mendapatkan asupan oksigen dan makanan secara memadai,” ujar Ari.

Sumbatan pada jantung ini, menyebabkan penderita men-galami serangan jantung. Gejalanya nyeri yang hebat terjadi pada dada. Sifatnya tumpul dan keras serta menjalar dari leher kiri terus menuju lengan kiri. Serangan jantung awalnya dibagi atas tiga level. Serangan jantung ringan, sedang dan berat. Untuk penyakit jantung level sedang sampai berat , jika tidak ditangani secara cepat dan tepat. Maka implikasinya berpotensi besar menyebabkan rusaknya jaringan jantung. Bahkan tidak tertutup memicu kematian.

Lalu apa yang menyebabkan pembuluh darah koroner jan-tung itu tersumbat, sehingga menyebabkan serangan jantung itu menjadi fatal? Dikatakan, timbunan lemak atau plak pada pembuluh darah jantung itu terbentuk disebabkan beberapa fak-tor. Salah satunya, akibat pola hidup pasien tidak sehat dalam rentang waktu lama. “Plak pada pembuluh darah tidak terjadi seketika, tetapi secara akumulatif sedikit demi sedikit. Ini lebih disebabkan akibat pola hidup tidak sehat,” ujarnya.

Beberapa faktor risiko orang terkena jantung koroner, bisa disebabkan karena usia, gender, riwayat keluarga, merokok, hipertensi, diabetes mellitus, meningkatnya kadar kolesterol total dan LDL, kadar kolesterol HDL rendah, obesitas dan kurang-nya aktivitas fisik. Laki-laki sebetulnya berpotensi lebih besar terkena jantung koroner dibandingkan perempuan, laki-laki menjadi lebih besar faktor risikonya terkena jantung koroner, kata Ari, disebabkan kaum ini melakukan lebih banyak perilaku yang memicu faktor risiko jantung koroner itu. Salah satunya adalah merokok serta minum-minuman berakohol.

� Wira Sanjiwani

Laki-laki Lebih Berisiko Terkena Jantung Koroner

Page 25: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 25

JANTUNG koroner akan semakin besar peluangnya jika faktor risikonya lebih dari satu. “Hitungannya tidak satu tambah satu jadi dua. Tetapi potensinya bisa satu tambah satu menjadi enam kali,” ujar Ari.

Orang dengan riwayat keluarga jan-tung koroner, ditambah faktor risiko hipertensi maka potensi terkena menjadi enam kali lebih besar.

Jika ditambah lagi kolesterol menjadi 16 kali lebih besar peluangnya. Demikian seterusnya jika faktor risikonya lebih banyak lagi. Karena itu jangan sama sekali menganggap enteng penyakit ini. Walau faktor risiko hanya dua, peluang penyakit ini bisa jadi semakin besar,” papar Ari.

Seseorang harus mulai waspada ter-hadap risiko terkena jantung koroner. Caranya harus selalu memantau berat badan. Jika lingkar pinggang di atas 94 cm untuk laki-laki dan lebih dari 80 untuk wanita, fakta ini menjadi indikasi kuat terkena jantung koroner. Jika mencapai ukuran pinggang tersebut, maka cepat-lah melakukan penurunan berat badan.

“Dengan penurunan berat badan berarti menurunkan tekanan darah. Selain itu kadar kolesterol dan glukosa darah. Se-muanya merupakan faktor risiko jantung koroner,” ujarnya.

Kurangnya aktivitas fisik salah satu penyebab meningkatnya kasus penyakit jantung koroner di masyakarat saat ini. Akibat kurang bergerak, tubuh tidak maksimal melakukan metabolisme terhadap zat lemak, glukosa maupun ko-leseterol dalam tubuh. Eksesnya zat-zat tidak produktif tertimbun dalam tubuh, se-hingga lama kelamaan kadarnya menjadi meningkat di atas normal. Pada kondisi ini, penyakit degeratif seperti diabetes, hipertensi, kolesterol dan berakhir pada jantung koroner akan mudah terpicu.

Idea lnya , sa ran dok te r Ar i , masyarakat lebih memberikan ruang dan waktu berolahraga, setidaknya dengan frekuensi empat kali dalam seminggu selama satu jam. Olahraga harus dilakukan rutin, dan intensitas waktu harus ditambah. Melakukan olahraga ekstrem tidak efektif. Malah

sangat percuma jika dilakukan hanya seminggu atau sebulan sekali.

Dengan berolahraga dan juga menghin-dari rokok merupakan kunci penting menghindari penyakit jantung koroner. Rokok memiliki 4.000 zat kimia yang bersifat racun dan adiktif. Racun dan adiktif itu menyebabkan terjadi penyem-pitan di arteri, selain itu meningkatkan kadar kolesterol, perlengketan trombosit dan cedera dinding arteri. Di samping itu, menjaga pola makan dan minum sehat serta cukup istirahat adalah sangat perlu dilakukan. Kenyataanya, di masyarakat ja-rang melakukan hal-hal yang bermanfaat dan sangat positif, sehingga jangan heran kasus jantung koroner kian hari semakin meningkat. Jika gaya hidup kontraproduk-tif di atas terus dilakukan terutama sejak dini, maka sangat dikawatirkan penyakit jantung koroner ini terus ‘’menyerang’’ anak muda usia produktif. “Penting mengajarkan pola hidup sehat sejak dini, untuk mencegah kasus jantung koroner ini, “ saran dokter Ari.

� Wira Sanjiwani

Olahraga Rutin, Cegah Jantung Koroner

Page 26: Majalah Bali Post Edisi 35

L E N S A

Pulau Pudut kembali disorot pascakonsultasi publik terkait rencana revisi Per-pres Sarbagita yang dilakukan Kementerian Perikanan dan Kelautan beberapa

waktu yang lalu. Kawasan Pudut yang terletak di Tanjung Benoa, menurut Pemkab Badung, memang perlu ditata dan dikembangkan, mengingat dari

tahun ke tahun luasan pulau ini makin mengecil. Namun, pelaksanaan rekla-masi Pulau Pudut tidak terkait dengan adanya rencana reklamasi Teluk Benoa yang akan dikelola investor. Tampak aktivitas nelayan di Pulau Pudut saat air

laut surut belum lama ini.

PULAU PUDUT

Page 27: Majalah Bali Post Edisi 35

MBP/Edi

Page 28: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201428

O L A H R A G A

Judul novel Henryk Sienkiewicz menjadi pertanyaan tepat bagi pendukung LA Lakers yang tim kesayangannya tampil di luar

prediksi siapa pun musim ini. “Quo Vadis” yang diciptakan pada 1895 oleh penulis asal Polandia itu, dalam bahasa Latin bermakna “Mau ke mana?”

Itu sebenarnya sebuah penggalan dari kalimat “Quo Vadis, Domine?” (Mau ke mana, Tuan?.” Pertanyaan itu dilontar-kan Petrus pada “seseorang” di tengah jalan saat pemerintah Romawi mem-burunya karena diduga menggerakkan massa untuk melakukan pemberontakan. Namun dari pertanyaan itu pula, Petrus menemukan visi masa depannya.

Demikian pula dengan LA Lakers musim ini. Tim yang pernah 16 kali meraih cincin juara kompetisi NBA meraih predikat salah satu tim terburuk selain Utah Jazz, Milwaukee Bucks, Orlando Magic dan Philadelphia 76’ers. Sepanjang musim tim tak pernah bisa tampil maksimal dan menutup kompetisi dengan menghuni dasar klasemen Divisi Pasifik. Salah satu penyebabnya adalah cedera yang menimpa sejumah pemain kunci secara bersamaan dan dalam waktu yang panjang.

Lakers tampil memalukan dengan mencatat rekor 27 kali menang dan 55 kali menelan kekalahan. Belum pernah tim yang amat ditakuti di wilayah Barat

itu mengalami kekalahan sebanyak itu dalam satu kompetisi. Bahkan untuk musim ini mereka untuk pertama kalinya tereliminasi dari babak playoff lebih dini yakni sebulan sebelum kompetisi regular berakhir.

Sepanjang sejarah, Lakers hanya enam kali gagal lolos playoff, namun tidak dengan rekor seburuk ini. Kega-galan musim ini juga menjadi yang pertama sejak 2005.

Melengkapi rekor buruk itu, Lakers dipermalukan tamunya di Staples Center 27 kali dalam 41 pertandingan. Artinya tim asuhan Mike D’Antoni itu hanya 14 kali menang atau kurang dari 50 persen.

Rekor lain yang dicetak Lakers adalah kekalahan dengan selisih 34 poin atas tim tangguh wilayah Barat San Antonio Spurs. Lakers juga tak berkutik saat menghadapi Minnesota Timberwolves dan menyerah dengan selisih 36 poin. Rekor kekalahan terbesar terjadi saat menghadapi saudara sekota LA Clippers di mana mereka dilumat dengan angka terpaut 48 poin bulan lalu.

Pelatih D’Antoni menjadi pihak yang paling disalahkan. Ia dikritik karena memiliki berbagai strategi namun tidak tidak tepat. Tekanan terhadapnya men-ingkat karena diklaim jarang berkomu-nikasi secara intensif dengan pemain-pemainnya. Tugasnya pun semakin berat dengan cedera yang menimpa sejumah

pemain kuncinya.Shooting guard Kobe Bryant yang

lima kali meraih cincin juara NBA, hanya bermain enam kali sepanjang musim ini setelah sembuh dari cedera tendon Achilles. Namun beberapa saat setelah bermain lagi, ia mengalami ced-era lutut yang membuatnya absen hingga akhir musim.

Tak berbeda dengan Bryant, D’Antoni juga dipusingkan dengan kondisi pemain veteran Steve Nash. Mantan pemain Phoenix Suns dan Dallas Mavericks itu bermain 15 kali kemudian istirahat lagi karena mengalami cedera punggung.

D’Antoni kian tak berkutik saat pemain andalannya Paul Gasol, asal Spanyol cedera. Dan Steve Blake, Jordan Farmar dan Xavier Henry juga ikut-ikutan masuk dalam daftar pemain yang harus istirahat.

“Kami mencapai titik dasar,” jelas Nash yang dua kali merebut trofi Pe-main Terbaik (MVP) di pusat latihan tim tersebut di El Segundo. “Gelar juara memang telah sirna, namun kami tak pernah kehilangan semangat untuk mencoba dan berusaha.”

Farmar yang absen di 41 pertandin-gan karena cedera otot pangkal paha dan hamstring, ingin mengubur kegagalan dan kekalahan musim ini. “Jangan men-coba memikirkan hal ini,” ungkapnya kepada Reuters.

MBP/ap

Pelatih Los Angeles Lakers Mike D’Antoni.

’’Quo Vadis, LA Lakers?’’

Page 29: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 29

MBP/ap

Guard Dallas Mavericks Devin Harris (kiri) gagal menguasai bola setelah ditepis forward Los Angeles Lakers Jordan Hill pada pertandingan kompetisi NBA.

Lakers gagal melaju ke babak playoff setelah menghuni dasar klasemen Divisi Pasifik dengan rekor menang-kalah 27-55.

“Terkadang hal-hal buruk semacam ini bisa terjadi. Peristiwa ini tidak ber-hubungan dengan kegigihan bermain atau kekuatan fisik. Cedera adalah bagian dari permainan ini. Memang tidak menguntungkan kami mengakhiri musim dengan kondisi seperti ini. Mike D’Antoni telah lama melatih dan kondisi seperti saat ini belum pernah terjadi sebelumnya.”

Kemenangan di dua pertandingan di akhir kompetisi yakni atas Utah Jazz dan Spurs, menempatkan Lakers di pering-kat ke-6 dalam pengundian pemain baru NBA Mei mendatang. Kondisi tersebut jelas menyulitkan Lakers dalam meng-hadirkan pemain-pemain baru dengan label unggulan seperti Andrew Wiggins dan Joel Embiid (Kansas), Jabari Parker (Duke) dan Dante Exum (Australia).

D’Antoni ingin bertemu dengan pe-jabat eksekutif Laker Mitch Kupchak dan Jim Buss lebih dahulu sebelum mengambil t indakan memperbaiki kondisi tim termasuk di antaranya pem-belian pemain-pemain baru. “Belum ada langkah-langkah yang dibicarakan atau dievaluasi. Jadi semua tindakan ditangani selangkah demi selangkah,” kata D’Antoni yang akan menggunakan istirahat panjang ini untuk memprsiap-kan timnya.

Sekitar 12 dari 15 pemain Lakers pada Juli nanti berstatus bebas. Dan D’Antoni menemukan fakta bahwa pemain cedera menjadi penyebab utama kekalahan timnya sepanjang musim ini.

Sebelum musim 2013/2014 bergulir, semua pemain berkomitmen akan tampil sebaik-baiknya dan berjanji akan men-

embus babak playoff dengan asumsi Bryant dan Nash sembuh dari ced-era. Pau Gasol juga mampu menun-jukkan performa terbaiknya.

Bila ketiga pemain kunci tampil ideal maka itu akan memicu pemain-pemain lain berkembang. “Memang, sejumlah pemain berhasil berkembang dan Pau tampil bagus. Namun kedua pemain (Bryant dan Nash) tak pernah tampil lagi. Akhirnya saya tidak pernah me-nemukan skuad pemain inti yang ideal untuk lima pertandingan berturut-turut,” ujar D’Antoni kepada Reuters.

“Bagi saya, itulah perjalanan tim musim ini,” katanya yang hanya bisa menyaksikan tim-tim lain berlaga di playoff.

Pendukung Lakers pun harus menun-da lagi mimpi juara setelah empat musim menunggu. Mereka menanti ulangan ke-jayaan di era Wilt Chamberlain, Kareem Abdul-Jabbar, Magic Johnson, Shaquille O’Neal dan Bryant, terulang kembali. Entah kapan.

� Yudi Winanto

Data

Tim : Los Angeles Lakers

Berdiri : 1947

Stadion : Staples Center

Kota : Los Angeles, California

Wilayah : Barat

Divisi : Pasifik

Pelatih : Mike D’Antoni

Gelar juara : 16 (1949, 1950, 1952, 1953, 1954, 1972, 1980, 1982, 1985,

1987, 1988, 2000, 2001, 2002, 2009, 2010)

Page 30: Majalah Bali Post Edisi 35

O L A H R A G A

28 April - 4 Mei 201430MBP/nan

Nama I Made Pasek AlitTempat/Tgl Lahir Denpasar, 5 Juli 1979Istri Ni Luh VerawatiAnak 1. Gede Seva Pratama Putra (6) 2. Made Ganesuwara Brahmantia (4)

I Made Pasek Alit

Loloskan Sepak Bola Bali ke PON

Page 31: Majalah Bali Post Edisi 35

Beban berat dipikul I Made Pasek Alit yang kini men-jadi asisten pelatih tim sepak bola Pra-PON Bali. Dia bersama pelatih kepala A.A. Alit Supartana serta asisten pelatih lainnya, A.A. Ngurah Ardika dan Jimi

Hariyuda harus mampu membawa kesebelasan Bali berlaga pada PON 2016 di Jawa Barat.

”Saya bersama pelatih lainnya, pengurus dan manajer harus bekerja keras demi memenuhi target meloloskan tim Pra-PON Bali ke PON 2016,” ungkapnya di sela-sela melatih asuhannya di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar.

Meski dihadapkan dengan tugas mengangkat sepak bola Bali di tingkat nasional, Pasek Alit merasa bangga diberi kepercayaan melatih tim Pra-PON Bali. Kesempatan ini tidak akan disia-siakannya. Bersama pelatih lain dan seluruh pemain, ia akan bahu-membahu agar tim sepak bola Bali tampil di Jabar.

Suami Ni Luh Made Verawati ini yakin mampu meloloskan tim Bali ke PON karena seluruh pe-main yang mengikuti seleksi memi-liki skillball cukup bagus. Berbekal kemampuan itu, pihaknya tinggal mematangkan setiap pemain sehingga mencapai prestasi puncak di ajang Pra-PON.

Sampai saat ini, pemain yang mengikuti seleksi Pra-PON berasal dari Denpasar dan enam kabupaten. Pemain asal Tabanan dan Karan-gasem belum ada yang berpartisipasi. Untuk itu, Pasek Alit mengharapkan para pemain yang belum terpantau kemampuannya segera menjalani seleksi agar tim Pra-PON makin kuat dan tangguh. ‘’Terakhir saat uji coba melawan Bangli, kami melihat ada satu pemain bagus dan sudah dipang-gil mengikuti selaksi. Saya sangat berharap ada anak-anak Karangasem dan Tabanan yang ikut bergabung agar setiap daerah di Bali terwakili di tim Pra-PON,” ujarnya.

Menurut pria kelahiran Denpasar, 5 Juli 1979 ini, jika berlaga di PON 2016, pemain Bali berpeluang dipantau kemampuannya oleh pelatih nasional. Seandainya menonjol, ada kans di-panggil memperkuat klub-klub di luar Bali. Lebih bagus lagi kalau kemudian pesepak bola Pulau Dewata bermain di kompetisi level tertinggi di Tanah Air, Indonesia Super League (ISL), mengi-kuti jejak Gede Sukadana dan Kadek Wardana yang kini membela Arema Cronus Indonesia, Made Wirawan (Persib Bandung), serta A.A. Ngurah Nanak (Persija Jakarta).

Pasek Alit mengawali karier bersa-ma Perseden Denpasar sejak usianya masih 12 tahun. Ia kemudian mem-bawa tim Bali meraih juara pada

kejuaraan Djamiat Dalhar di Yogyakarta dan merebut juara tiga pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) di Makas-sar, Sulawesi Selatan.

Menginjak usia 18 tahun, ia kembali bergabung dengan Perseden yang dibelanya selama delapan tahun. Pada 2001 menyeberang ke Persegi Gianyar selama satu musim. Tahun 2002 dia balik ke Perseden sampai 2003.

Pasek Alit selanjutnya bertualang bersama PSMP Mojok-erto, Persid Jember (2006), Persis Solo (2007), dan PSMP (2007/2008). Sempat melatih klub Damar Cakti (anggota Perseden) sebelum ditunjuk menjadi asisten pelatih tim Pra-PON Bali.

� Eka Parananda

Page 32: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201432

K R I M I N A L

Peredaran narkoba di Bali tergolong sangat parah. Buktinya, hingga kini tercatat 50 ribu orang terlibat dalam penyalah gunaan barang haram tersebut. Ironisnya, sebagian besar dari mereka merupakan pengguna yang merangkap pengedar.

Dalam menanggulangi kasus tersebut, berbagai upaya telah dilakukan BNN Provinsi Bali beserta Direktorat Narkoba Polda Bali.

Kepala BNN Bali Kombes I Gusti Ketut Budiartha mengungkap-kan, fenomena yang terjadi di masyarakat terkait penyalahgunaan narkotika, selain mengonsumsi sendiri, para pecandu juga menge-darkannya. “Jadi mereka merangkap, mulai dari memakai hingga mengedarkan,” ujarnya di sela-sela forum Fokus Group Discussion (FGD) di gedung BNN Provinsi Bali belum lama ini.

Jalan satu-satunya yang dilakukan si pecandu agar bisa mendap-atkan uang untuk membeli narkoba, ya ikut menjadi pengedar. Ten-tunya hal itu memiliki dampak akan semakin meluasnya peredaran narkoba. “Di Bali sangat jarang ditemukan kejadian pecandu murni. Hampir semuanya pecandu adalah pengedar,” tegas Budhiarta.

Hal serupa diungkapkan Dir. Narkoba Polda Bali Kombes Bambang Yugisworo. Menurut dia, dari jumlah kasus yang ditan-gani Polda Bali, sebagian besar merupakan pecandu merangkap pengguna. Bahkan sangat jarang ada pecandu yang melaporkan diri agar direhabilitasi. “Para pencandu wajib direhabilitasi. Namun jika mereka terbukti mengedarkan, maka akan diproses secara hukum,” tegasnya.

Sedangkan spesialis kedokteran jiwa dr. Made Sugiartha men-gungkapkan, melihat jumlah pengguna narkoba di Bali hingga mencapai 50 ribu tergolong sangat parah. Jika seluruhnya bersedia

direhabilitasi, maka akan membutuhkan tempat dan biaya yang sangat besar pula. Sedangkan tempat rehabilitasi di Bali jumlahnya sangat terbatas. “Sekarang banyak penyalahgunaan narkoba yang dijebloskan ke penjara. Padahal itu sangat tidak efektif sebab akan memperparah keadaan. Jalan satu-satunya untuk menekan penyalah-gunaan narkotika adalah rehabilitasi,” tandasnya.

Di bagian lain aparat Sat. Narkoba Polresta Denpasar menciduk tersangka pengedar sabu-sabu (SS) Togiman Ardianto alias Tigor (28). Dia selama ini beraksi di Denpasar Selatan (Densel). Tigor ditangkap di Jl. Pulau Kawe Gang Surya, tepatnya di sebelah selatan Alfa Mart, Sabtu (12/4). Dari tangan pria yang kos di Jl. Tukad Alas Arum No. 27, Banjar Tengah, Sesetan ini, polisi mengamankan se-jumlah barang bukti berupa 11 paket SS seberat 27,82 gram, 33 butir ekstasi, timbangan elektronik, dan alat-alat edar lainnya.

Kasat Narkoba Polresta Denpasar Kompol Agus Tri Waluyo mengungkapkan, terungkapnya kasus ini berawal informasi dari masyarakat yang melaporkan bahwa Tigor kerap transaksi narkoba di Densel. Selanjutnya aparat Buser Polresta melakukan penyelidikan serta melacak lokasi kos tersangka. “Setelah alamat kosnya ditemu-kan, anggota kami lalu melakukan pengintaian di lokasi kejadian,” tegasnya.

Sekitar pukul 17.00, tersangka Tigor akhirnya ke luar dari tempat kosnya menuju Jalan Pulau Kawe. Setibanya di Gang Surya atau di sebelah selatan Alfa Mart, Densel, dia akhirnya disergap. Gara-gara panik, Tigor segera membuang satu paket SS dengan tangan kirinya. Barang bukti itu akhirnya ditemukan polisi. Tak cukup sampai di sana, Tigor lalu digiring ke tempat kosnya.

Setelah dilakukan pengeledahan di kamar tidurnya, polisi me-nemukan lagi 10 paket SS dan 33 butir ekstasi. “Tidak itu saja, beberapa barang bukti lainnya juga kami temukan, seperti timbangan elektrik dan alat edar,” tegas Kompol Agus.

Tersangka Tigor di hadapan polisi mengatakan bahwa barang haram tersebut didapatnya dari seorang bandar. Namun selama bergelut di bisnis peredaran SS, Tigor mengaku tidak pernah ber-temu secara langsung dengan sang bandar. Dia mengaku selama ini mendapatkan SS yang ditempel di suatu tempat. “Dia berperan sebagai pengedar yang dikendalikan oleh bandarnya. Saat ini kami masih mengembangan kasusnya untuk memburu sang bandarnya,” tandas Kompol Agus.

Berkali-kali ditanya polisi, tersangka Tigor belum juga mau membongkar identitas pemasok ekstasi tersebut hingga ke mana saja peredarannya. Kalau dia mengaku mengambil ekstasi dengan cara tempel, tentunya pasti ada orang kedua. Siapa dia? Itulah yang berusaha dicari polisi.

Yang jelas tersangka Tigor mengatakan bahwa SS dan puluhan ekstasi yang disita serta dijadikan barang bukti itu diedarkan di sebuah tempat hiburan malam di wilayah Sesetan. Nah yang menjadi per-tanyaan petugas, tempat hiburan yang mana yang dimaksud, padahal di wilayah Sesetan banyak tempat hiburan?

� Wiadnyana

Sangat Parah, Peredaran Narkoba di Bali

Pemakai pun Merangkap Pengedar

Tersangka Togiman Ardianto alias Tigor (28) bersama 11 paket SS seberat 27,82 gram, 33 butir ekstasi, timbangan elektronik, dan

alat-alat edar lainnya, saat diamankan di Polresta Denpasar.

Page 33: Majalah Bali Post Edisi 35

KASUS pelecehan seks yang dialami anak di bawah umur bertambah marak saja di Bali. Setelah beberapa kali bocah menjadi korban, kini anak baru gede (ABG) kembali menjadi korban. ABG berinisial RW ditiduri seorang kakek, tersangka Gede Pasek (49), asal Dusun Kemoning, Manistutu, Melaya. Tersangka kemudian diamankan Polres Jembrana pada Selasa (15/4) lalu, pukul 21.30.

Tersangka Pasek telah beberapa kali menyetubuhi RW di salah satu kamar kos di Pangkung Dedari, Melaya. Menariknya, tersangka Gede Pasek ternyata masih ada hubungan kekerabatan dengan korban, karena ayah empat anak dan kakek dua cucu itu ternyata mertua kakak korban.

Menurut informasi, RW selama tiga hari diinapkan di kamar kos, dan disetubuhi hingga lima kali. Sebelumnya, tersangka Pasek mengiming-imingi RW bakal dibelikan BlackBerry. Tetapi janji itu rupanya bohong belaka, karena hingga ditiduri, RW belum juga dibelikan BB. Komunikasi kedua insan berlainan jenis kelamin dan terpaut usia jauh ini bermula akhir tahun 2013. Ketika itu tersangka Pasek menelepon RW, dan mengaku bernama Dika dengan status masih kuliah di Jawa. Setelah saling telepon dan SMS-an, Pasek mengajak RW bertemu di RSUD Negara.

RW rupanya menyanggupi kencan pertama tersebut. Tetapi begitu ketemu pria yang dimaksud, RW mengetahui kalau Dika ternyata mertua kakaknya. Selang dua hari kemudian, tersangka Pasek tak patah semangat. Dia kembali menelepon RW dan tetap mengaku Dika. Tersangka mengajak RW bertemu di sekitar Gedung Kesenian Jembrana. Entah kenapa, pada pertemuan kedua itu, RW kepincut rayuan tersangka yang dilihatnya seperti anak muda. Hubungan mereka berlanjut, dan pada pertengahan Maret 2014, tersangka Pasek mengajak RW menginap selama tiga hari di sebuah tempat kos di Melaya.

Sebelum pergi, RW kepada orangtuanya pamit untuk pergi ke Denpasar selama tiga hari. Tetapi kakaknya tidak percaya begitu saja. Dia kemudian menanyakan kepada RW tentang kejadian sebenarnya. Dengan polos, RW akhirnya mengaku lari bersama mertua sang kakak hingga melakukan hubungan layaknya suami-istri.

Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Gusti Made Sudarma Pu-tra seizing Kapolres AKBP Harry Hariadi mengatakan, tersangka Pasek akhirnya ditangkap setelah pulang dari Karangasem. “Ter-sangka sempat kabur dan akhirnya kami amankan,” terangnya. Usut punya usut, tersangka Pasek tak hanya meniduri gadis di bawah umur, tetapi juga residivis kasus pencurian sarang burung walet di Baluk. Dia kini diamankan di Polres Jembrana dan di-jerat Pasal 81 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Sedangkan ancaman hukuman minimalnya tiga tahun dan maksimal 15 tahun penjara dan/atau denda Rp 300 juta.

� Witari

Tersangka Pasek yang juga residivis pencurian burung walet ketika diamankan di Polres Jembrana gara-gara meniduri gadis

ABG.

ABG Disetubuhi Mertua Kakaknya

Diiming-imingi ”BlackBerry”

MBP/witari

28 April - 4 Mei 2014 33

Page 34: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201434

K R I M I N A L

AWALNYA keluarga I Nengah Se-mon (36), pria asal Banjar/Desa Landih, Bangli ini, menduga kalau dia melapor ke polisi lantaran kehilangan uang Rp 385 juta yang sebelumnya disimpan di lemari kamarnya. Tetapi setelah semalaman tak pulang, lalu dicari ke mana- mana, Semon akhirnya ditemu-kan menjadi mayat dan mengapung di Danau Batur, tepatnya di perbatasan antara Desa Buahan dengan Desa Abang Batudinding, Kintamani, Bangli, Rabu (16/4).

Dengan temuan tersebut, Semon jelas tidak melapor ke polisi, tetapi diduga sengaja bunuh diri dengan menceburkan diri ke danau. Motif yang melatarbelakanginya nekat melakukan ulah pati (bunuh diri) terus didalami polisi. Jenazah Semon ditemukan per-tama kali ditemukan Nengah Putra (37), warga Desa Buahan, Kintamani. Ketika itu, sekitar pukul 09.00, Putra seperti biasanya memasang jaring di pinggir Danau Batur. Setiba di tem-patnya biasa mencari ikan, beberapa orang lalu-lalang mencari seseorang yang dikabarkan hilang sejak semalam. Orang-orang tersebut bahkan sempat minta tolong Putra agar ikut membantu melakukan pencarian. Tak lama kemu-dian, sekitar 20 meter dari bibir Danau Batur, Putra melihat sesosok jenazah manusia mengapung. Tidak jauh dari lokasi jenazah itu ditemukan sepeda motor Honda Vario bernopol DK 7787 IH. Temuan itu kemudian disampaikan kepada keluarga almarhum yang kemu-dian melapor ke polisi.

Menurut kerabat almarhum, sebe-lum ditemukan menjadi mayat dengan dugaan menceburkan diri ke Danau Batur, pada Selasa (15/4) lalu sekitar pukul 19.30, Semon dihubungi istrinya Ni Wayan Cermin (36), yang mengam-barkan bahwa uangnya Rp 385 juta di lemari kamarnya hilang. Seketika itu Semon bergegas pulang dan mengecek situasi rumahnya. Dia menemukan kaca jendela pintunya di sebelah timur ter-

buka. ‘’Kaca jendelanya sempat dipukul dengan tangan dua kali,’’ ungkap saksi Ni Wayan Dangin.

Setelah itu, Semon menuju rumah seorang dukun untuk menanyakan ke-beradaan uangnya yang hilang. Selain itu, Semon mengambarkan kepada ka-sus setempat bahwa rumahnya dibobol. Dia saat itu juga disarankan melapor ke Polsek Bangli. ‘’Ternyata setelah itu, almarhum bukan melapor ke Polsek Bangli, melainkan menuju Buahan hingga mengakhiri hidupnya di danau,’’ tambah kerabatnya yang lain.

Kasatreskrim Polres Bangli AKP Ny-oman Sukanada seizin Kapolres AKBP Suswanto mengatakan, berdasarkan hasil interogasi terhadap keluarganya, Semon meninggalkan rumah tanpa pesan sekitar pukul 19.30. Awalnya pihak keluarga menyangka kalau dia melaporkan kasus pencurian itu ke Polsek Bangli. Ternyata hingga malam, Semon tidak pulang ke rumahnya seh-ingga pihak keluarga resah. Ketika men-inggalkan rumah, Semon mengendarai carry pick-up yang biasa dibawanya yakni Suzuki Futura bernopol DK 9824 PH. Mobil tersebut kemudian dititipkan di rumah Sukarta di Dusun Palaktiying, Desa Landih, Bangli. Selanjutnya dia mengendarai sepeda motor Vario menuju Desa Buahan, tempatnya diduga menceburkan diri.

Kapolsek Kota Bangli Kompol Made Oka, ketika dimintai konfirmasi terpisah mengatakan, dugaan kasus pencurian yang berbuntut ditemukannya jenazah Semon di Danau Batur terus didalami. Untuk menguak tabir tersebut, beberapa saksi dimintai keterangan. Salah satu-nya istri almarhum, Ni Wayan Cermin. Kepada polisi, Cermin mengaku tidak tahu persis soal uang Rp 385 juta yang diklaim hilang oleh suaminya. Setelah mengetahui uang sebanyak itu hilang, Semon memang sempat melapor ke kadus setempat, sehingga disarankan untuk melapor ke Polsek Bangli.

Walau belum ada laporan resmi

terkait kasus pencurian uang ratusan juta rupiah itu, polisi tetap turun tangan melakukan olah TKP di rumah almar-hum. Hasil olah TKP memang agak janggal. Polisi tidak menemukan ada tanda mencurigakan seperti pencurian pada umumnya. ‘’Kami tidak menemu-kan ada tanda mencurigakan di rumah korban. Juga tidak menemukan bekas congkelan,’’ imbuh Kompol Oka.

Dengan kesimpulan itu, pihaknya mencurigai Semonlah sebagai pelaku-nya, dan kasus pencurian itu hanya rekayasa. Namun demikian, pihaknya tetap mengintensifkan penyelidikan mengenai penyebab batalnya Semon melapor hingga akhirnya ditemukan mengambang di Danau Batur. Jika ternyata nanti terungkap bahwa kasus pencurian itu rekayasa, maka kasusnya dinyatakan gugur demi hukum.

Pihak keluarga mengatakan bahwa Semon memang tidak bisa berenang. Setelah diketahui hilang, pihak keluarga sempat bertanya kepada orang pintar itu minta agar mencarinya di sekitar Danau Batur, dan ternyata benar dia ditemukan di sana,’’ ungkap kerabatnya.

Ditambahkan, Semon selama ini memang sering melintas di jalur Danau Batur untuk mengangkut pedagang langganannya ke pasar. Kasatreskrim Polres Bangli AKP Nyoman Sukanada menambahkan, di tempat ditemukan-nya jenazah Semon memang sering digunakan bunuh diri. Berdasarkan catatan yang dimiliki polisi, sebelum-nya seorang bocah yang tidak dibelikan sepeda motor oleh orangtuanya juga menceburkan diri di sana, termasuk seorang ibu yang diketahui selingkuh oleh suaminya.

� Wiadnyana

Mengaku Kecurian Rp 385 Juta, Malah Bunuh Diri

Page 35: Majalah Bali Post Edisi 35

MBP/puspajingga

Sejumlah warga mengevakuasi jenazah I Nengah Semon dari Danau Batur, tepatnya di perbatasan antara Desa Buahan dengan Desa Abang Batudinding, Kintamani, Bangli, Rabu (16/4).

Page 36: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201436

L I N G K U N G A N

Buah stroberi sangat baik untuk kesehatan tubuh. Warna merah buah yang menggoda dan bentuknya yang menarik membuat kita tertarik untuk mengonsumsinya. Meski rasanya sedikit asam namun sangat banyak digemari kon-

sumen karena khasiatnya luar biasa. Di Bali sendiri, sentra peng-hasil buah stroberi ini ada di wilayah Baturiti Tabanan, serta desa Pancasari Buleleng.

Namun tak banyak yang tahu ternyata untuk menjaga kualitas khasiat yang terkandung dalam buah stroberi, sejumlah petani harus rela merogoh kantong yang cukup dalam meski hasil penjualan yang didapat tidak seimbang. Seperti diakui petani stroberi Komang Wara. Dua tahun berupaya menjaga kualitas kadar kandungan manfaat dalam buah stroberi, ia lebih memilih menggunakan sistem pertanian organik. Meski sebenarnya, dalam budi daya stroberi yang paling praktis memang menggunakan pestisida untuk menjaga ketahanan tanaman agar terhindar dari serangan hama dan penyakit.

Adanya wacana di masyarakat bahwa semua butuh produk or-ganik, sehingga petani ditekankan untuk budi daya tanaman organik. Namun ada itung-itungannya untuk memproduksi buah stroberi or-ganik. Setelah dikalkulasi biayanya lebih mahal. Namun konsumen ternyata belum mampu membeli nilai produk hasil organik. Melihat kondisi itu, Wara tak kehabisan akal. Dia pun banting setir tidak menjual hasil produknya di luar, melainkan lebih memilih membuat kawasan agro stroberi (paket wisata petik langsung makan). ‘’Kalau diorganik mengutamakan kualitas buah, karena buah langsung bisa dimakan penuh agar lebih bermanfaat untuk tubuh. Kalau diinjeksi-kan pestisida terlalu banyak tanaman beracun. Namun tak mudah mempertahankan tanaman yang tak disemprot pestisida. Buktinya setelah berjalan dua tahun muncul masalah hama yang sangat spo-radis sehingga menekan tanaman dengan tingkat kematian tinggi. Akibatnya orientasi petani bukan di volume produksi tetapi kualitas produksi. ‘’Walaupun produk buah stroberi saya pernah dikeluhkan konsumen,’’ tuturnya.

Diakui Wara, secara ekonomi budi daya dengan sistem organik sedikit merugikan, karena hasil produksi mengalami penurunan hingga 80 persen. Sehingga penurunan 20 persen harusnya ada kompensasi harga dengan menaikkan harga 20 ribu menjadi 80 ribu.

Stroberi Organik,Konsumen Belum Siap

Page 37: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 37

Petani dan tanaman stroberi

‘’Dari sisi perbandingan penurunan produksi harusnya dikompensasi dengan kenaikan harga. Ke-mudian kalau dijual konsumen sebenarnya belum siap dengan harga seperti itu,’’ jelasnya. Diakui dengan sistem agrobisnis saat ini, harga buah stroberi hanya Rp 15 ribu. Namun dengan buah organik -- tanpa pestisida -- bisa laku Rp 25 ribu.

‘’Kita siasati dengan tiket masuk, buah harganya juga lebih tinggi. Bisa menutupi sedikit meski masih berada di bawah biaya produksi. Kalau rugi berkelan-jutan tidak kuat makanya kita buat organik itu bisa dengan cara pertanian nomaden, di mana setelah satu tahun masa tanam yang seharusnya 2 tahun kita pin-dah ke lokasi lain, ini untuk sistem pemutusan hama penyakit dengan pergantian tanaman,’’ jelasnya.

Soal pemasaran stroberi, Komang Wara men-jelaskan sebenarnya antara produksi dan kebutuhan pasar hampir seimbang. Namun di saat tak musim-nya produksi belum mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Apalagi di daerah Bali penghasil stroberi hanya di Pancasari. Hanya daerah ini sangat cocok untuk tanaman stroberi karena udaranya dingin. Karena itu konsumen berdatangan dari seluruh Bali bahkan sampai ke daerah Lombok, Jawa dan Malang ke daerah Pancasari. ‘’Kebutuhan tidak berlebihan antarproduksi dan kebutuhan konsumen. Hanya antara pembeli dan produsen selama ini kerap tak nyambung. Misalnya, terkadang di pasar dibilang tidak ada buah stroberi padahal di kebun masih ada. Itu salah satu kendalanya,’’ paparnya.

Ia mengatakan untuk stroberi ada musim over produksi yakni antara bulan Juli-Agustus, karena cuacanya cukup mendukung untuk proses peroduksi dan hasilnya pun meningkat keras. Sementara low session terjadi antara Januari hingga Maret. Pada saat itu produksi memang mengalami penurunan karena kurangnya pencahayaan. Sedangkan musim sedang, April hingga Juni, hasil produksi dan permintaan seimbang. Untuk menjaga hasil produksi agar tetap stabil, sejumlah petani melakukan penyimpanan buah stroberi yang dibekukan lewat frozen. ‘’Jika penyim-panannya benar, maka kesegaran buah stroberi bisa terjaga hingga tahunan. Dan saat produksi berkurang atau saat low session simpanan ini bisa dikeluarkan untuk dipasarkan,’’ jelasnya.

Ia juga menyayangkan, masih adanya petani lokal yang belum teroganisir, sehingga kebanyakan saat kelebihan produksi, maka mereka cenderung menjual dengan harga yang relatif murah hingga Rp 8 ribu, sedangkan biaya produksi relatif tinggi hingga Rp 12 ribu. ‘’Petani individu ini tidak teroganisir sehingga mereka tidak menggunakan sistem simpan untuk bisa kembali dipasarkan saat produksi mengalami penurunan. Terkadang setelah harga turun, harga akan sulit diperbaiki,’’ jelasnya.

� Puspawati

Page 38: Majalah Bali Post Edisi 35

P A R I W I S A T A

28 April - 4 Mei 201438

Tren peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali yang dibaren-gi dengan lama tinggal menurun menjadi dilema bagi pariwisata

Bali. Turunnya lama tinggal para pelan-cong ini diakibatkan beberapa faktor, salah satunya pasar potensial pariwisata Bali yang bergeser.

Kondisi tersebut tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wis-man) ke Pulau Dewata, Februari 2014 mencapai 275.795 orang. Angka ini men-galami kenaikan 14,03 persen diband-ingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, yakni 241.868 orang. Menu-rut kebangsaan, wisatawan yang paling banyak datang ke Bali adalah Australia, Cina, Malaysia, Jepang dan Korea Sela-tan, dengan persentase masing-masing 22,73 persen, 20,65 persen, 6,49 persen, 5,96 persen dan 4,38 persen.

Kendati demikian, turis mancanegara maupun wisatawan nusantara yang ple-siran ke Bali menggunakan fasilitas hotel kelas bintang rata-rata selama 2,89 hari pada bulan Februari 2014, berkurang 0,63 persen dibanding bulan sebelumnya 3,52 hari. “Wisatawan asing menggunakan fasilitas hotel berbintang rata-rata selama 2,82 hari, sementara wisatawan domestik lebih tinggi yakni 3,52 hari,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar.

Dikatakan, wisatawan asing yang menginap di hotel kelas bintang satu rata-rata selama 3,15 hari selama bulan Februari 2014, lebih singkat dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,31 hari. Hotel bintang dua digunakan wisatawan selama 3,95 hari, sedangkan bulan sebe-lumnya tercatat 4,41 hari. Tamu yang menginap di hotel bintang tiga selama 3,24 hari, sedikit merosot dibanding bulan sebelumnya mencapai 3,50 hari.

Panusunan Siregar menambahkan, wisman yang menggunakan fasilitas hotel

bintang empat selama 3,02 hari, menurun dibanding bulan sebelumnya yang men-capai 3,95 hari dan hotel berbintang lima 3,53 hari, naik dari bulan sebelumnya yang hanya 3,22 hari.

Sementara itu wisatawan nusantara

yang menginap di hotel berbintang satu tercatat rata-rata lima hari, meningkat signifikan dibanding bulan sebelumnya yang hanya empat hari.

� Parwata

Dilema Pariwisata Bali 2014

Kunjungan Turis Naik, Lama Tinggal Turun

Page 39: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 39

LONJAKAN kunjungan pasar pari-wisata Asia tidak serta-merta berdampak positif terhadap pariwisata Bali. Justru men-dominasinya pasar tersebut memberi andil negatif terhadap penurunan lama tinggal wisatawan mancanegara (wisman) di Pulau Dewata. “Sekarang wisatawan asing asal Asia yang lebih dominan datang ke Bali, sehingga lama tinggal wisatawan turun. Kondisi ini akan terus menurun mengingat pasar Asia, seperti Cina tendesinya akan terus meningkat,” ujar Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ngurah Wijaya di Denpasar.

Dikatakan, lama tinggal wisatawan Asia

lebih rendah dibandingkan wisatawan Eropa. Terlebih, kehadiran kalangan berduit dari pasar tersebut ke Bali masih tergolong ren-dah. Selain itu, penurunan lama tinggal juga disebabkan kebijakan air policy pemerintah Indonesia. “Sekarang wisatawan asal Tiong-kok sudah berada di peringkat kedua sesudah Australia, disusul oleh Jepang, Malaysia, Singapura dan Korea,” ucapnya.

Ngurah Wijaya mengakui, kualitas wisatawan ke Bali jauh menurun diban-dingkan tahun 80-an. Pada masa itu tercatat memiliki spending money atau pengeluaran wisatawan selama berlibur mencapai 300 dolar per orang dengan length of stay (lama

tinggal) pada mencapai 14 hari. “Sekarang wisman yang datang tinggi mencapai 2,5 juta per tahun, namun justru spending money wisatawan rendah hanya mencapai 100 dolar per orang dengan length of stay mencapai 3 hari,” katanya. Kondisi itu dinilai terjadi seiring bergesernya konsep pariwisata Bali dari pariwisata minat khusus mengarah ke pariwisata massal. Untuk itu, pariwisata Bali harus merubah paradigma, dari wisata mas-sal menjadi wisata minat khusus (segmented tourism). Pengembangkan pariwisata minat khusus akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bali secara keseluruhan.

“Pariwisata yang cocok untuk Bali bukan Mass tourism, tetapi pariwisata minat khusus, karena menarik wisatawan yang bisa mem-belanjakan sesuatu dengan biaya yang lebih tinggi. Seperti pariwisata spiritual, budaya, golf dan lainnya. Untuk itu, kami medorong pemerintah untuk menciptakan wisata yang segmented,” terangnya. Perkembangan pari-wisata minat khusus juga akan berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebab, dengan tingkat penge-luaran yang tinggi dan lama tinggal yang panjang, otomatis tingkat konsumsi mereka juga akan meningkat.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, sebelumnya juga mengakui pen-ingkatan kedatangan wisatawan ke Bali, tidak sebanding dengan peningkatan hunian kamar. Wisatawan yang datang ke Bali terus mening-kat, sementara tingkat hunian hotel di Bali men-galami penurunan. “Peningkatan kunjungan tidak serta-merta menjadi patokan peningkatan hunian kamar. Ini antara lain disebabkan lama tinggal wisatawan. Penurunan hunian hotel juga diakibatkan penambahan akomodasi baru baik, hotel, vila, apartemen termasuk lainnya,” jelasnya. Disebutkan, lama tinggal wisatawan (length of stay) di Bali terus turun. Jika 2011 lama tinggal wisatawan 3,9 hari, maka 2012 melorot menjadi 2,9 hari. Banyak faktor penyebabnya kemungkinan wisatawan jenuh dengan sektor pariwisata Bali.

Sementara Dinas Pariwisata (Dirparda) Bali mencatat. Kedatangan wisman ke Bali periode Januari-Februari 2014 didominasi wisatawan Australia, yakni mencapai 133,973 orang, disusul Cina (109,003), Malaysia (33,560), Jepang (30,691), Korea Selatan (24,292), Singapura (22,309) dan Taiwan (18,704).

� Parwata

Dipicu Lonjakan Pasar Asia

Page 40: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201440

MBP/Parwata

GATHERING - Manajemen Bank Mandiri yang dipimpin CEO Kanwil XI Denpasar K. Kadarisma menggelar media gathering

di Sanur, belum lama ini. Hadir dalam kesempatan itu, pimpinan media yang ada di Bali.

DANLANAL - Komandan Lanal (Danlanal) Denpasar Kolonel Laut (S) Julius Widjojono, berkesempa-tan mengunjungi Kantor Bali Post, Jl. Kepundung No. 67 A, Denpasar, belum lama ini. Julius menggan-tikan Danlanal Kolonel Laut (P), Dafit Santoso yang resmi bertugas sejak 25 Maret lalu.

MBP/Suryawan

KARIKATUR - Redaktur Pelaksana Bali Post I Gusti Alit Purnatha (kanan) menyerahkan kenang-kenangan berupa karikatur kepada

Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra dalam acara temu wirasa dengan pimpinan media dan wartawan di Bali, Jumat (11/4).

KOLABORASI - Telkomsel berkolaborasi dengan Nokia menghadirkan smartphone Nokia bersistem operasi An-droid pertama di Indonesia, yakni Nokia X. Cukup dengan mengaktifkan paket data Nokia X seharga Rp 20.000, pelanggan dapat menikmati gratis chatting melalui Black-Berry Massanger (BBM), serta internetan 3,6 GB, 300 SMS, dan 300 menit nelpon selama tiga bulan.

MBP/ist

MBP/ist

Page 41: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 41

LOMBA MENGGAM-BAR - Lomba menggam-bar dan mewarnai serta lomba fotogenik dan Fashion Show Anak Kre-atif Buleleng 2014 dige-lar DenPost bekerjasama dengan Humas Kabu-paten Buleleng serang-kaian HUT ke-410, Kota Buleleng, Sabtu (12/4) lalu di Gedung Kesenian Singaraja. Hadir pada acara itu Ketua PAUD Kabupaten Buleleng Nyonya Suradnyana yang juga membuka kegiatan yang diikuti ratusan anak tersebut.

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi

di lakukan dua minggu sebelum penerbitan.

MBP/Suryawan

KUNJUNGI BALI POST

- Daniel Mananta (kiri),

artis sekaligus presenter

yang juga perancang

label pakaian Damn! I

Love Indonesia berkun-

jung ke Kantor Bali Post,

Jl. Kepundung No. 67A,

Denpasar, belum lama ini.

MBP/Suryawan

Page 42: Majalah Bali Post Edisi 35

Hati-hatilah jika bepergiaan pada saat rerahinan kajeng kliwon. Utamanya pada saat sandikala (pergantian waktu dari siang

menuju malam) juga pada saat tengah lemeng (tengah malam). Sebab, kajeng kliwon yang datangnya setiap 15 hari itu dipercaya keramat yang dipenuhi dengan aura negatif.

Leak (pengikut ilmu hitam) biasa memilih hari ini untuk belajar ataupun mempraktikan ilmu pangleakan-nya. Para leak melakukan pemujaan dan bersemedi di setra gandam-ayu (kuburan). Mereka memuja menghadap Ida Batari Durga nunas panugrahan berupa kesaktian. Maka itu, orang tidak akan sem-barangan keluar rumah jalan-jalan pada kejeng kliwon. Jero Mangku Pura Dalem Sekebon Desa Sibangkaja I Nyoman Mi-arta Putra mengatakan, pada hari tersebut, orang biasanya sungkan bertamu ke rumah orang lain. Apalagi menjenguk orang sakit. Sebab, pada saat kajeng kliwon itu dipercaya sebagai hari miliknya para bhuta kala dalam melakukan aktivitasnya.

Bagi manusia lemah baik secara mental maupun spiritual, fisik dan non-fisik sangat rentan sekali dimasuki atau disakiti oleh para leak ini. Pada kajeng kliwon itu para bhuta kala, sarwa gumatat-gumitit (makhluk supranatural) dan makhluk halus lainnya bangkit mengganggu manusia. “Pada hari kajeng kliwon sangat baik untuk malukat bagi orang yang sakit khususnya terkena ilmu hitam,” katanya. Semua makhluk halus itu jelasnya, merupakan rencangan (pengikut) dari Ida Batari Durga. Karena itu, setiap kajeng kliwon memiliki makna mengingatkan masyarakat Hindu untuk selalu berusaha mendekatan diri ke Hada-pan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. “Intinya, jangan melakukan perbuatan yang dapat menyinggung perasaan orang lain,” ujarnya. Agar terhindar dari kekuatan negatif yang ada di alam, jelasnya, umat Hindu biasanya menghaturkan segehan mancawarna, sebuah upacara bhuta yadnya (korban suci kepada para bhuta) pada tingkatan paling kecil. Yakni dengan menghaturkan banten ketipat dampulan dan di bawah menghatur-

kan segehan,” jelasnya. Banten ini, jelas Mangku Miarta, sebagai simbolisasi dari jiwa manusia yang selalu dihadapkan pada berbagai rintangan hidup baik suka maupun duka, sedih dan bahagia. Dengan begitu, jiwa orang tersebut menjadi lebih matang dan memiliki sifat-sifat kedewataan (sifat baik).

Tipat dampulan itu dihaturkan kepada para Dewa (alam atas, alam semesta). Se-dangkan segehan mancawarna (lima warna) putih dihaturkan di timur, merah di selatan, kuning di barat, hitam di utara dan brumbun (campuran dari empat warna) dihaturkan di tengah-tengah. Segehan biasanya dihaturkan di bawah palinggih, halaman merajan, sang-gah kemulan, halaman rumah dan di depan rumah. Segehan itu dipersembahkan ke-pada para bhuta kala, para gumatat-gumitit makhluk yang kasat mata.

� Putri/BudarsanaLAPORAN

www.bali-travelnews.com

28 April - 4 Mei 201442

B U D A Y A

Waspada, Jalan-jalan Saat ”Kajeng Kliwon”

Agar terhindar dari kekuatan negatif yang ada di alam, umat Hindu biasanya menghaturkan segehan mancawarna, korban suci kepada para bhuta pada ting-katan paling kecil , pada saat hari Kajeng Kliwon.

MBP/dok

Page 43: Majalah Bali Post Edisi 35

Penggemar film “Avatar” akan segera bisa menikmati kelan-jutannya. Kini James Cameron mengaku tengah merampung-

kan skenario untuk tiga sekuel Avatar. Sang sutradara memberi informasi terkini tentang perkembangan filmnya, dia mengakui ada “tekanan” seiring nyaris rampungnya penulisan skenario. “Film kedua, ketiga dan keempat akan diproduksi secara simultan. Semuanya masih praproduksi sekarang karena kami sedang merancang makhluk-makhluk, setting, dan karakter yang akan ada untuk tiga film,” kata dia dalam sesi tanya jawab dengan Red-dit seperti dikutip Digital Spy. Selalu ada tekanan, entah itu film baru atau sekuel, untuk membuat sesuatu yang menghibur dan memukau penonton. “Saya merasakan tekanan itu sepan-jang perjalanan karir, jadi tidak ada

yang baru. Tekanan terbesar saat ini adalah memotong adegan yang saya suka demi membuat durasi film ini masuk akal. Sekuel pertama dari “Ava-tar” 3D rencananya dirilis pada Natal 2016 dan film selanjutnya pada 2017 dan 2018. Sam Worthington dan Zoe Saldana akan kembali dalam tiga film mendatang yang mulai proses produksi pada 2015.

James Cameron rupanya memiliki ambisi yang besar menyangkut fran-chise film “Avatar”. Saat ini James memang berencana melakukan syuting untuk ketiga sekuel “Avatar” sekaligus. Selain itu, James mengaku ingin men-jadikan Avatar seperti “The Godfather” (1972).

James ingin mengisahkan tentang kehidupan Jake Sully (Sam Worthing-ton) bersama Neytiri (Zoe Saldana) yang membangun keluarga mereka di

Pandora. Ia berencana membuat kisah keluarga Jake sekompleks film “The Godfather”. “Kami akan membocorkan isi film ini sedikit demi sedikit sam-bil jalan,” ujar James. “Film ini akan berkisah tentang keluarganya (Jake). Keluarga yang ia ciptakan di Pandora. Keluarganya yang semakin berkem-bang. Jadi pikirkan saja itu seperti fam-ily saga di film ‘’The Godfather’’.

Selain itu, James juga mengung-kapkan bahwa kisah di sekuel Avatar tak seluruhnya mengisahkan tentang kehidupan bawah laut. “Memang ada adegan di dalam air. Tapi tidak benar kalau dibilang film keduanya berlatar belakang bawah laut secara keseluru-han. Akan ada adegan bawah laut dan permukaan laut di ketiga filmnya,” ungkapnya.

� Pusat Data

’’Tertekan’’ Sekuel “Avatar” H I B U R A N

Page 44: Majalah Bali Post Edisi 35

T R A D I S I

Magoak-goakan salah satu kesenian warisan leluhur warga Buleleng yang hingga kini tetap lestari. Permainan

tradisional yang diciptakan oleh Raja Buleleng Ki Gusti Anglurah Panji ini kental dengan spirit perjuangan. Karena itu upaya pelestarian pun tetap dilakukan oleh warga Buleleng, khususnya di Desa Panji, Kecamatan Sukasada yang menjadi desa kelahiran Raja Buleleng Ki Gusti Anglurah Panji Sakti. Warga di sana tetap mementaskan dan mencintai permainan tradisional ini.

Warga Desa Panji menggelar permainan ini setiap ngembak geni, sehari setelah perayaan Nyepi setiap tahunnya. Bahkan, pementasan permainan ini sebelumnya tidak hanya di hari ngembak geni. Pada saat warga melaksanakan catur brata panyepian, kelompok pemuda dan orang dewasa di Desa Panji kerap mementaskan permainan ini. Namun, karena instruksi pemerintah dan alasan untuk menjaga kekhusyukan umat melaksanakan catur brata panyepian, akhirnya pementasan tarian ini dilakukan hanya pada saat hari ngembak geni.

Bila waktu pementasan tiba, kelompok pemuda dari anggota sekaa teruna di Desa Panji dan anak-anak akan memen-taskan tari magoak-goakan berlokasi di Lapangan Monumen Perjuangan Bhuana

Kertha dan lapangan umum Desa Panji, Kecamatan Sukasada. Selain di dua tempat itu, pementasan yang tak kalah sakralnya dilakukan oleh kelompok pemain di Pura Pajenangan Ki Gusti Anglurah Panji Sakti. Pementasan ini dilakukan mulai siang hingga petang hari.

Khusus di halaman Pura Pajenangan ini, pementasan diawali dengan melakukan persembahyangan bersama sebagai bentuk bhakti mereka sekaligus memohon izin kepada Raja Buleleng Ki Gusti Anglurah Panji Sakti sebagai pencipta permainan goak yang akan dipentaskan oleh pemain. Tak heran dalam persembahyangan ini kerap kali pemainnya kerauhan, sehingga menambah suasana sakral mewarnai setiap pementasan permainan magoak-goakan.

Setelah di halaman Pura Pajenangan Ki Gusti Anglurah Panji Sakti, kelom-pok pemuda dan anak-anak kemudian menggelar permainan sakral tersebut di lapangan umum Monumen Perjuangan Bhuana Kerta dan lapangan umum Desa Panji. Di dua tempat berbeda ini sejak siang hari sudah dipadati warga lokal maupun warga luar daerah dan bahkan sejumlah rombongan wisatawan asing ikut menyaksikannya. Lapangan yang menjadi lokasi pementasan tarian goak kemudian dialiri air yang berasal dari saluran irigasi persawahan. Lapangan yang semula kering berubah menjadi kolam dengan kedalaman

air pergelangan kaki orang dewasa. Meski air yang menggenangi lapangan berwarna cokelat dan bercampur lumpur, kelompok pemuda yang mementaskan permainan ini tampak ceria dan semangat untuk bermain goak. Bahkan, seluruh pemain ini basah kuyup dan tubuh mereka terkena lumpur.

Satu kelompok permainan goak jumlahnya hingga belasan orang laki-laki dan perempuan. Selain pemain yang sudah dipilih, permainan ini juga mengikutkan satu orang pemain dari penonton di pinggir lapangan. Ada keper-cayaan bagi penonton di mana kalau sudah ditunjuk (dijawat), maka tidak bisa menolak dan harus ikut bermain. Pemain yang diambil dari penonton ini kemudian disiram agar paka-iannya basah dan diikatkan selendang.

Seluruh pemain termasuk satu orang pemain dari penonton, kemudian berbaris dengan berpegangan dengan pemaian di depannya. Pemain paling belakang dis-ebut ekor dan menjadi sasaran yang akan dikejar oleh satu pemain yang beperan sebagai goak. Barisan pemain ini betugas mengamankan pemain yang paling bela-kang, jangan sampai berhasil ditangkap oleh pemain yang berperan sebagai goak. Jika pemain yang berperan sebagai goak berhasil menangkap ekor, maka permainan dinyatakan berakhir, demikian diulang hingga berkali-kali. Permainan bertambah seru dengan diiringi tabuh baleganjur yang dibawakan oleh kelompok penabuh.

’’Magoak-goakan’’ Kental Spirit

Permainan magoak-goakan khas Desa Panji, Kecamatan Sukasada hingga kini

tetap eksis walau dibayangi permainan modern akhir-akhir ini.

Page 45: Majalah Bali Post Edisi 35

Pangelingsir desa sekaligus penasihat kelompok pemain magoak-goakan Jro Mangku Nyoman Teka mengatakan, warga Desa Panji sudah mempercayai tarian goak dan pantang untuk tidak mementaskannya ketika hari Nyepi tiba. Para pemain ter-panggil untuk harus mementaskan tarian goak Panji sebagai penghormatan kepada Raja Buleleng Ki Gusti Anglurah Panji Sakti.

Menurut Jro Mangku Nyoman Teka, spirit di balik permainan goak ini ada-lah menunjukkan semangat perjuangan Raja Buleleng bersama rakyat sebelum melakukan pertempuran untuk memperluas kekuasaan Raja Buleleng ke daerah Blam-bangan. Selain spritit perjuangan, makna lainnya adalah permainan ini menunjukkan persatuan rakyat dan raja dalam menjaga wilayah dan berusaha untuk memperluas wilayah kekuasaannya. “Sebelum Panji Sakti bertempur ke Blambangan untuk memperluas wilayah kekuasaannya praju-ritnya diajak bermain goak, untuk memba-kar api semangat persatuan dalam menjaga wilayah,” tegasnya.

Jro Mangku Teka menambahkan, untuk terus menanamkan spirit di balik tarian goak tersebut pihaknya mementaskan per-mainan ini setiap hari ngembak geni. Dari upaya pementasan rutin ini Jro Mangku Teka berharap generasi muda di Panji tahu dan mengerti makna kesenian peninggalan Raja Buleleng tersebut. Yang tak kalah

pentingnya spirit dari permainan ini bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam mem-bangun potensi desa. “Pembinaan rutin tidak ada, tetapi generasi muda di sini sudah tahu semua dan kami bangga dengan itu. Sehigga spirit atau semangat persatuan dan kekompakan dalam permainan ini bisa dipraktik-kan dalam membangun desa atau daerah,” imbuhnya.

Salah seorang pemain Gede Resti-ana menuturkan, permainan ini sudah dikenalnya sejak umur tujuh tahun. Dia pun hanya mendengar cerita permainan goak dari orangtuanya. Anak-anak seumur dirinya kemudian tanpa belajar dan berbekal cerita itu mencoba untuk bermain goak. Tanpa kesulitan permainan goak bisa di-mainkan bersama anak-anak lainnya. Setiap hari ngembak geni, Restiana mengaku selalu ikut bermain goak. “Kalau tidak ikut bermain rasanya tidak enak, makanya harus ikut bermain dan ini sebagai bakti kami kepada leluhur Panji Sakti yang menciptakan permainan goak,” katanya.

Spirit dari permainan ini, lanjut Res-tiana, sangat bermanfaat bagi generasi muda untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam berpartisipasi memajukan pembangunan di desa dan ka-bupaten. Selain itu, ikut bermain goak

akan menjadi kebanggan tersendiri dan sekaligus untuk memupuk kekompakan antara pemuda desa maupun penonton di luar desa. “Kami sangat bangga dan dari permainan ini, manfaat kita bisa menjaga kekompakan pemuda di desa maupun den-gan penonton yang kita ajak main. Mudah-mudahan kami sebagai generasi muda bisa menjaga dan melestarikan warisan leluhur ini,’’ ujarnya.

� Mudiarta

Jro Mangku Nyoman Teka

MBP/mud

Perjuangan

Page 46: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 201446

T R A D I S I P R O P E R T I

Taman yang tertata rapi, indah, ek-sotis bahkan ekslusif akan tetap menjadi rerimbunan pohon dan tanaman hias pada malam hari

jika tidak dilengkapi tata pencahayaan yang baik. Sebaliknya, taman yang ke-lihatan sederhana akan menjadi tampak eksotis bahkan menimbulkan kesan dra-matis pada malam hari jika dihiasai tata pencahayaan yang tepat. Sebab, taman tidak hanya dinikmati pada siang hari, tetapi juga pada malam hari. Suasana ta-man akan lebih dramatis jika ada lampu yang menerangi. Lampu taman adalah salah satu elemen penting dalam men-ciptakan suasana taman yang asri, indah dan sejuk. Penempatan, penataan dan pemilihan jenis lampu taman yang tepat dan serasi akan mampu membangkitkan kesan eksotis, romantis bahkan dramatis taman pada malam hari.

Saat ini, berbagai bentuk, jenis dan model lampu taman tersedia di pasaran. Kita bisa menyesuaikan model lampu taman dengan kebutuhan taman. Untuk taman minimalis, pemilihan jenis lampu, penentuan titik fokus area yang ingin diterangi dan kemanan pe-masangan kabel lampu mesti diperhatikan

betul. Karena tamannya minimalis, sebai-knya diupayakan menggunakan voltase yang rendah untuk tata cahayanya. Ini juga untuk kemanan, apalagi jika lampu akan ditempat-kan di area dekat kolam taman. Karenanya, sebaiknya memilih lampu taman yang kedap air agar tak mudah mudah konsleting.

Untuk taman di depan rumah atau tela-jakan, kita bisa memilih lampu sorot yang diarahkan ke tanaman. Cara ini sangat efektif untuk menciptakan kesan cantik, eksotis bahkan dramatis pada taman. Pilihan ini banyak dilakukan di hotel-hotel, vila dan sejenisnya. Hal ini akan menambah suasana romantis di taman.

Apa pun jenis dan model lampu taman yang dipilih, harus disesuaikan dengan konsep taman ada atau akan dibuat. Baik dari segi bentuk maupun prinsip kerjanya. Kar-enanya, selain faktor desain, perlu dipertim-bangkan kekuatan, keawetan dan keamanan dari lampu taman yang dipilih itu. Kita bisa memilih jenis lampu taman otomatis untuk pencahayaan taman tidak hanya pada malam hari, tetapi juga saat suasana gelap seperti hu-jan lebat. Prinsip kerjanya seperti pada lampu penerangan jalan, yakni bila malam hari/gelap lampu akan menyala dan akan mati

dengan sendirinya jika ada cahaya matahari. Atau yang lebih efektif dan efisien, mengu-nakan lampu taman tenaga surya. Jadi, selain otomatis, juga tidak perlu memakai listrik PLN. Cuma, pilihan ini biasanya terbentur soal harga lampu yang lebih mahal.

Jika dilihat dari bahannya, kini beraneka ragam lampu taman tersedia di pasaran. Ada lampu taman dari plastik, acrilik, stain-less steel, kayu, bamboo dan rotan. Ada pula lampu taman yang terbuat dari beton, tembaga, aluminium, batu alam, bahkan dari botol. Tentu saja, pilihan disesuaikan dengan konsep taman yang dibuat, apakah taman minimalis, klasik, modern atau kon-temporer. Tapi satu hal yang harus menjadi catatan, keberadaan lampu taman jangan sampai malah merusak suasana dari taman yang kita buat/bangun.

Meskipun lampu taman berfungsi sebagai penerangan, jangan sampai malah terlalu terang benderang sehingga sama saja saat siang hari. Justru pencahayaan dari lampu taman ini tergolong minimalis, untuk sudut-sudut tertentu sehingga muncul kesan ekso-tis, romantis dan dramatis tadi.

� Sugiarta/dari berbagai sumber

Lampu Taman Bangkitkan Kesan Eksotis dan Romantis

BPM/ist

Page 47: Majalah Bali Post Edisi 35

28 April - 4 Mei 2014 47

MESKIPUN fungsi lampu taman untuk menerangi atau me-nyinari lingkungan taman, tetapi bukan berarti suasana taman tam-pak seperti siang. Lampu taman yang digunakan cukuplah sebatas memberi pencahayaan kecil yang tidak terlalu terang. Sebab, apa-bila cahaya yang dihasilkan terlalu terang, justru akan merusak keek-sotisan taman. Karenanya, kita harus cerdas dan cermat memadu-kan antara pencahayaan dengan kondisi dan suasana taman agar kesan nyaman, harmonis, romantik dan eksotis taman tetap terjaga.

Untuk menjaga keeksotisan taman, sebaiknya instalasi lampu taman tertata apik atau sebisa mungkin jangan sampai keliha-tan atau malah semrawut. Untuk itu, alur instalasi kabel lampu taman sebaiknya dibuat mera-pat ke tembok. Hal ini juga untuk menghindari atau memperkecil kemungkinan kabel terkena cang-kul atau benda tajam lainnya saat perawatan atau renovasi taman. Bahkan kalau memang memung-kinkan, sebaiknya menggunakan sensor cahaya sehingga membantu di dalam pengoperasian lampu ta-man. Usahakan pengaman lampu taman dibuat terpisah. Hal ini untuk jaga-jaga apabila ada arus listrik yang bocor ataupun Short Circuit, tidak akan mengganggu jalur listrik utama di rumah.

Khusus masalah menjaga arus “bocor” ini, untuk kepentingan luar ruang termasuk lampu taman memang sebaiknya menggunakan lampu dengan spesifikasi water resistant atau anti/kedap air. Jenis lampunya bisa pijar atau pendar. Lampu dan rumah lampu berspesi-fikasi ini biasanya dibuat khusus sehingga tahan terhadap cipratan air dan tak mudah korslet. Bahkan demi keamanan, sebaiknya menggunakan lampu bervoltase rendah atau lampu hemat energi (mengonsumsi listrik rendah). Ini mencegah kecelakaan fatal seandainya ada arus listrik yang

bocor. Voltase rendah berpotensi kecil melukai tubuh dan menimbulkan kebakaran.

Lampu taman memang lebih utama difungsikan untuk menambah eksotis taman selain untuk peneran-gan. Karenanya, jenis lampu yang dipilih justru yang tidak mengelu-arkan cahaya terang benderang sep-erti pada lampu untuk lapangan tenis atau lapangan sepak bola di malam hari. Bahkan dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas, kini banyak yang memilih lampu taman LED karena tidak memerlukan instalasi kabel listrik.

Lampu taman LED menggu-nakan tenaga surya. Tenaga surya diterima oleh sel surya yang berada di atas lampu taman. Energi listrik tersebut kemudian disimpan dalam rechargeable battery. Pada waktu sinar matahari tidak bersinar, sensor cahaya akan mendeteksi ketiadaan sinar dan lampu taman LED otomatis menyala dengan menggunakan catu daya dari baterai. Lampu LED di-gunakan karena hanya memerlukan tegangan yang kecil. Baterai yang digunakan adalah rechargeable baterai type AA dengan tegangan 1.5 V. Dengan ujung runjing lampu taman LED dapat ditancapkan di tanah dan dapat dipindah-pindahkan. Keunggulan lampu taman LED, tidak memerlukan instalasi kabel listrik, tidak memerlukan sumber daya listrik PLN karena listrik didapatkan dari sel surya dan dapat dipindah-pindahkan. Kadang yang agak luput dari per-hatian, pengguaan kabel untuk me-nyambun atau mengalirkan listrik ke lampu taman. Sebab, semakin panjang kabel semakin besar peluang penurunan voltase. Untuk taman yang tak terlalu luas dengan jumlah titik lampu sedikit, dapat digunakan kabel serabut. Sedangkan untuk ta-man luas yang menuntut kabel lebih panjang, sebaiknya menggunakan kabel kawat.

� Sugiarta/dari berbagai sumber

Lebih Aman dengan Lampu LED

BPM/ist

Page 48: Majalah Bali Post Edisi 35
Page 49: Majalah Bali Post Edisi 35
Page 50: Majalah Bali Post Edisi 35

Terampil dan kreatif menjadi kesehariannya. Me-layani taste, kesukaan orang merupakan komitmen-nya sebagai pekerja pariwisata. Bisa bertemu orang yang berbeda-beda dalam setiap hari adalah cambuk

untuk berbuat yang lebih baik. “Saya tertarik dan concern di bidang food and beverage (F&B). Me-manage bidang F&B ini seperti me-manage bisnis sendiri,” katanya.

Ida Bagus Made Putra demikian namanya. Dalam dunia masak-memasak, lelaki kelahiran Badung, 16 Desember 1966 ini memiliki prestasi yang gemilang. Maka tak heran selama 25 tahun bergelut di dunia F&B, ia sudah mencatat pengalaman bekerja di hotel berbintang di Bali. “Sejak Januari 2014 lalu, saya sebagai Operational Manager Bale Udang Ubud,” katanya.

Menurutnya, keunikan Bale Udang Ubud mendorong dirinya untuk bekerja di sini. Mulai dari konsep bangunan yang unik, sejuk dan menyatu dengan alamnya. Konsep makanan juga menarik karena seafood resto bisa hadir di kawasan wisata desa internasional tersebut. “Bisa mema-jukan Bale Udang Ubud dengan memperkenalkan segala strong point menjadi komitmen saya,” tekadnya.

Lelaki ini mengaku dalam memajukan Bale Udang Ubud dirinya concern dalam memberi service. Sebab, pengala-man di bidang F&B dapat memberi bekal ilmu. Bagaimana touch ke tamu, memahami sales, marketing, dan akunting serta memahami revenue maupun expense. “Invite tamu datang ke resto adalah challenge juga, jadi exciting bekerja di bidang ini,” ucapnya tersenyum.

Menurut Made Putra, menu andalan Bale Udang Ubud adalah udang bakar madu sama dengan Bale Udang Kuta. Meski demikian, ada juga gurami bumbu cobek serta sambal terasi dan sambal mangga menjadi favorit para tamu. “Saya akan melakukan promotion experience by taste. Untuk promo, masih fokus pada diskon ketika di awal opening,” paparnya.

Ke depan, jelasnya, pihaknya juga memberi apresiasi ke klien yang sudah datang berkali-kali. Mereka akan diberi-kan member card yang dapat dipindahtangankan ke keluarga atau relasi mereka. Bekerja sama dengan freelanceguide. Promosi lainnya masih akan di-create berkolaborasi dengan Bale Udang Kuta. “Di Bale Udang Ubud, komunitas di Ubud yang mencoba experience di sini sangat kuat. Seka-rang harus mengejar travel agent dan korporat ini menjadi tantangan terbesar Bale Udang Ubud. Saat ini kami masih memperkuat tim sales kami juga,” pungkasnya.

� Budarsana

P R O F I L

50 28 April - 4 Mei 2014

Ida Bagus Made Putra

Mencoba ”Experience”

www.bali-travelnews.com

Page 51: Majalah Bali Post Edisi 35
Page 52: Majalah Bali Post Edisi 35