52
RP 20.000 97 | 6 - 12 Juli 2015

Majalah bali post edisi 97

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Majalah bali post edisi 97

RP 20.000

97 |6 - 12 Juli 2015

Page 2: Majalah bali post edisi 97
Page 3: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 3

D A F T A R I S I

PENDIDIKAN� Kualitas NUN ”Digugat”, PPDB Perlu Format Baru 18DAERAH� Pemasukan PAD Pariwisata Belum Optimal 22

KESEHATAN� Pola Asuh Demokratis Cocok Bangun Karakter Anak 24

LENSA� Pohonku 26

OLAHRAGA� Ketidakberuntungan 28LINGKUNGAN� Tercemar, Air Danau Batur Tak Layak Konsumsi 36PEMERINTAHAN� Pemkab Badung Beri Penghargaan kepada Wajib Pajak Terbaik 38TRADISI� Perang Pandan Bentuk Yadnya Paling Ikhlas 46

PROPERTI� WNA Hanya Boleh Beli Apartemen Mewah 48

OPINI� Perkuat KPK, Cegah Penyelewengan 6BALI SEPEKAN�AMUK Demo ke Kejati dan Kejari 7LAPORAN UTAMA�Geothermal ’’Sementara’’ Tamat 8 �“Satya Wacana” 9

�Katakan Tidak, untuk Geothermal 11

POLITIK�Mengamputasi Kewenangan KPK 16�Pilkada ’’Tersandung’’ Temuan Rp 334 Miliar 17

Page 4: Majalah bali post edisi 97

4

6 - 12 Juli 20154

D A R I P E M B A C A

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

BSM Jangan Disalahgunakan

Pengelola Perpustakaan Harus Inovatif dan Kreatif

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi

Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana, Ngurah Kertanegara,

Komang Suryawan, Agung Dharmada. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Manik Astajaya, Dedy Sumartana

Karangasem: Budana, Bagiarta Klungkung: Dewa Dedy Farendra, Negara: IB Surya Dharma, Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Program beasiswa seperti BSM (bantuan siswa miskin) yang dikeluarkan pemerintah patut diapresiasi. Karena program tersebut sangat bermanfaat

bagi siswa untuk membeli keperluan sekolah/pendidikannya. BSM bisa di-gunakan siswa untuk keperluan sekolah seperti membeli alat tulis, tas, sepatu dan lain sebagainya. Namun beberapa di antara siswa tidak menggunakan-nya dengan bijak. BSM disalahgunakan seperti untuk membeli gadget, baju bermerk, dan oleh sebagian perempuan digunakan ke salon. Program BSM diberikan pemerintah untuk mendukung keperluan sekolah. Selain itu cukup banyak juga siswa yang tidak tersentuh BSM namun sangat membutuhkannya. Bagi siswa yang merasa mendapatkan BSM, jika merasa keluarganya sudah mampu membiayai sekolah diharapkan menolak BSM tersebut. Berikanlah untuk saudara-saudara kita yang lebih memerlukan, namun jika memerlukan BSM gunakanlah sebaik mungkin.

Agus Dwi SantosoJl. Srikandi GG Durian

BTN Bale Nuansa Indah Blok C 41 Singaraja

Setiap kabupaten pasti mempunyai sebuah perpus-takaan daerah. Keberadaan perpustakaan daerah

selama ini masih hanya sebatas nama dan seonggok bangunan yang menyimpan buku-buku tertata rapi. Pasalnya selama ini sangat sedikit masyarakat yang

mengunjungi perpustakaan daerah. Perpustakaan pada umumnya sepi pengunjung. Hal ini menjadi

masalah yang harus dipecahkan bersama.Seharusnya perpustakaan sebagai tem-

pat sumber belajar dimanfaatkan oleh masyarakat semaksimal mungkin. Di sisi lain

pengelola perpustakaan hendaknya lebih kreatif dan inovatif lagi dalam memaksimalkan fungsi perpustakaan sebagai sumber belajar. Seharusnya

pengelola perpustakaan berusaha lebih inovatif dan kreatif, dengan mengadakan event-event yang dapat menarik minat pengunjung. Pelayanan yang

maksimal dan fasilitas pendukung juga sangat penting untuk diperhatikan. Apabila pengelola perpustakaan kreatif

dan inovatif maka akan timbul dampak yang baik juga ke depan, dan tentunya akan menarik minat pengunjung se-hingga dapat menambah minat baca masyarakat.

Moh. MahrusJl. Kaswari No.9 Buleleng

Page 5: Majalah bali post edisi 97

5

6 - 12 Juli 2015 5

Yakinka Anda kehadiran Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)

mampu menekan dan menindak kecurangan pada pilkada?

N=670

grafis: tomik cahya

Yakin

TidakYakin

TidakTahu2,68%

65,38%

31,94%

Bawaslu

POTENSI kecurangan dalam pilkada serentak mulai diantisipasi Badan Pen-gawas Pemilu (Bawaslu). Sosialisasi dan upaya mengingatkan birokrasi, aparat desa termasuk kandidat untuk tidak melang-gar aturan pilkada pun terus digaungkan. Namun, langkah Bawaslu ini diyakini tidak akan efektif. Bawaslu pun diragukan berani mengambil langkah hukum terhadap pelaku kajahatan politik. Kalaupun ada rekomendasi pelanggaran hukum dalam pilkada oleh Bawaslu, publik meyakini penanganannya akan mandul di tingkat kepolisian dan kejaksaan. Publik bahkan meyakini kecurangan telah menjadi strategi politik dalam mencapai kemenangan.

Pandangan ini merupakan rangkuman atas jawaban responden terhadapat pertan-yaan yang diajukan dalam jajak pendapat Pusat Data Bali Post terkait efektivitas Bawaslu dalam menindak kejahatan politik dalam pilkada serentak. Pada jajak yang dilakukan di seluruh Bali ini, 63,38 persen responden tidak yakin personil Ba-waslu dan Panitia Pengawas pemilu (Pan-waslu) mampu mengawasi pelanggaran pilkada. Banyaknya celah dan lihainya politisi menyiasati aturan akan membuat Bawaslu kesulitan mengidentifikasi dan menindak kejahatan pilkada. Bahkan,

responden meyakini kehadiran Bawaslu hanya akan menjadi lembaga pelengkap penyelenggaran demokrasi. Selama ini, kata responden belum ada pelanggaran pilkada termasuk kejahatan politik yang ditindak sesuai aturan. Banyak kasus-kasus yang direkomendasikan Bawaslu mentok di tingkat penyidikan. Responden berharap agar sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) baik itu Bawaslu, Kepolisian, dan Kejaksaan mereformasi dirinya agar lebih baik dalam menindak pelanggaran dalam pilkada.

Sementara itu, 31,94 persen responden mengaku yakin Pilkada serentak akan berjalan lebih fair dan jauh dari kejahatan politik. Terlebih jajaran Bawaslu yang didanai dari APBD ini telah diminta ber-tindak tegas dan menggunakan kewenan-gannya untuk menindak pelanggaran. Responden juga berkeyakinan, Bawaslu tidak hanya menjadi lembaga pelengkap pesta demokrasi saja mengingat lembaga ini kii diberi mandata untuk menindak pe-langgaran. Jajaran Panwaslu di kabupaten /kota diyakini tidak akan dintimidasi da-lam menjabarkan kewenangannya dalam melakukan pengawasan.

Sedangkan 2,68 persen responden tidak memberikan jawaban atas efektivitas

Bawaslu dalam menindak kecurangan pilkada. Responden mengatakan selama ini pesta politik sarat rekayasa dan sering kali kecurangan dijadikan strategi untuk menuju kemenangan.

� Dira Arsana

Kecurangan Jadi Strategi

Page 6: Majalah bali post edisi 97

6

Masuknya rencana revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tin-

dak Pidana Korupsi (UU KPK) ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2015-2019 kini telah menjadi perhatian publik. Menurut kabar yang sudah be-redar, revisi UU KPK menjadi prioritas di tahun 2015 dan yang direvisi terkait dengan kewenangan penuntutan dan penyadapan yang dimiliki oleh KPK. Menjadi menarik untuk diperbincangkan ketika tersiar kabar ternyata inisiatif dari revisi ini datangnya dari DPR RI yang merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat. Apakah keinginan ini sudah di-dasari atas keinginan seluruh rakyat atau didasari atas keinginan oknum-oknum anggota dewan yang merasa gerah dengan aksi KPK?

Harus diakui bahwa lahirnya lembaga independen bernama KPK tampaknya belum mampu mewujudkan cita-cita negara yang bebas dari kejahatan luar biasa bernama korupsi. Tapi tidak boleh dinafikkan juga bahwa kehadiran KPK yang kuat masih sangat dibutuhkan. Oleh karenanya akan sangat aneh ketika ada wacana merevisi payung hukum yang justru memangkas kewenangannya atau mempersempit ruang gerak KPK, salah satunya wacana untuk mereduksi kewenangan penyadapan. Hal ini akan sangat bertentangan dengan semangat anti korupsi yang telah didengungkan sejak era reformasi. Satu hal yang perlu diingat, ketika kita berbicara tentang masa depan pemberantasan korupsi sebaiknya tidak hanya mempermasalahkan masa depan KPK, tapi sebaiknya kita menyoal pula bagaimana masa depan Polri dan bagaimana masa depan Kejaksaan ke depan. Mengingat KPK adalah lembaga adhoc, yang dibentuk karena lemahnya kedua lembaga penegak hukum tersebut dalam penanganan kasus-kasus korupsi. Maka penguatan terhadap kedua lembaga penegak hukum tersebut sebaiknya juga menjadi prioritas bukan malah KPKnya yang dilemahkan untuk memperkuat lem-

baga kepolisian dan kejaksaan.Ada hal lain yang lebih penting untuk

direvisi dalam undang-undang KPK selain tentang penyadapan, yaitu dengan memperkecil peluang-peluang yang da-pat menghambat proses pemberantasan korupsi yang sedang ditangani. Misalnya obyektifitas dari oknum penyidik KPK sendiri terhadap tersangka yang sedang diperiksanya. Bukan tidak mungkin pen-anganan kasus menjadi lambat manakala seorang penyidik KPK ternyata memi-liki hubungan khusus dengan tersangka korupsi. Salah satu contoh kasus yang sempat mengundang perhatian publik adalah kedekatan salah seorang oknum anggota DPR berinisal AS dengan oknum penyidik KPK. Proses panjang pening-katan status dari saksi menjadi tersangka ketika itu ditenggarai karena hubungan spesial antara laki-laki dan perempuan yang terjalin antara keduanya (tersangka dan penyidik). Pimpinan KPK saat itupun telah mengakui bahwa ada kedekatan layaknya anak muda diantara keduanya sehingga yang bersangkutan tidak diper-kenankan untuk menyidik tersangka AS

tersebut. Ironisnya, tidak selalu mudah untuk mengetahui kedekatan hubungan antara petugas KPK dengan tersangka yang sedang diperiksanya. Sedangkan Undang-undang KPK sendiri tidak secara spesifik mengaturnya. Memang ada laran-gan tentang kedekatan hubungan, tapi dalam hal menangani perkara tindak pi-dana korupsi yang pelakunya mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dengan anggota KPK yang bersangkutan, sebagaimana diatur pada Pasal 36 Ayat (2).

Selain kasus kedekatan tersangka dengan penyidik, isu tentang kriminal-isasi yang sempat mendera KPK perlu diminimalisir, dengan aturan hukum yang lebih ketat. Seperti diketahui, dalam penanganan beberapa kasus yang meli-batkan oknum petinggi di kepolisian RI, seringkali KPK mendapatkan counter attack yang membuat proses hukum tidak berjalan maksimal. Kewenangan khusus yang dimiliki oleh KPK diduga bisa menjadi celah bagi oknum penyidik melakukan penyelewengan atau peny-alahgunaan jabatan pada saat bertugas memeriksa tersangka korupsi. Untuk mengatasi hal ini tentu tidak dengan me-mangkas kewenangannya, tapi dengan mempersempit peluang penyelewengan yang dimiliki oleh oknum penyidik KPK. Kekalahan demi kekalahan KPK dalam pra peradilan menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dalam proses penegakan hukum yang dilakukannya.

Hal–hal seperti diutarakan di atas mungkin bisa menjadi bagian dari masu-kan atau aspirasi untuk para anggota dewan yang terhormat dalam merevisi UU KPK. Jangan sampai upaya yang dilakukan malah menjadi batu sandungan dalam usaha pemberantasan tindak pidana korupsi. Padahal KPK adalah lembaga independen yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.

Penulis, staf pengajar di Fakultas Hukum

Universitas Mahendradatta

O P I N I

6 - 12 Juli 20156

Oleh I Made Mulyawan Subawa

Perkuat KPK, Cegah Penyelewengan

Page 7: Majalah bali post edisi 97

7

6 - 12 Juli 2015 7

B A L I S E P E K A N

RATUSAN orang yang mengatasnama-kan Aliansi Masyarakat Untuk Keadilan (AMUK) Bali, Selasa (23/6) demo ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali, Kejaksaan Negeri (Kejari) Denpasar dan Pengadilan Negeri (PN) Denpasar. Aksi itu bertepatan pula saat pihak kejaksaan di seluruh Bali melakukan teleconference dari Kejaksaan Agung. Dalam aksinya, AMUK menud-ing pihak kejaksaan telah menghilangkan barang bukti (BB) kasus penyelewengan BBM bersubsidi dan minta agar Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Denpasar di-copot dari jabatannya.

Koordinator aksi demo Nyoman Mardi-ka, dalam orasinya mempertanyakan soal barang bukti (BB) bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini diamankan pihak kejaksaan. Selain itu, massa AMUK yang mengenakan ikat kepala putih itu meminta supaya para penegak hukum betul-betul melawan mafia hukum dan mafia minyak dan gas (migas).

Menyikapi demo itu, Kasiintel Kejari Denpasar Syahrir Sagir mengatakan, bah-wa pihak kejaksaan belum bisa melakukan eksekusi terhadap perkara BBM ini.

� Miasa

MENJELANG hari raya Galungan dan Kuningan, ke-munculan gelandangan dan pengemis (gepeng) semakin banyak di kawasan Gianyar khususnya di Ubud. Hal ini terbukti dari belasan gepeng yang diamankan Satpol PP da-lam sidak yang digelar di Ubud, Senin (22/6). Para gepeng ini sengaja memanfaatkan bayi-bayi untuk menarik simpati para wisatawan dan masyarakat agar memberi uang.

Informasi yang berhasil dihimpun, sidak gepeng ini berawal dari laporan masyarakat bahwa sejumlah pengemis

terus bermunculan di kawasan Ubud. Bahkan tidak jarang dalam melakukan aksinya, mereka memaksa sejumlah wisatawan agar memberikan uang.

“Mereka berkeliaran mengemis bahkan cenderung memaksa para wisatawan yang berjalan-jalan di sekitar Ubud. Hal ini tentu sangat mengganggu kenyamanan bahkan cenderung mengganggu ketertiban umum,“ jelas Kasi Ops. dan Trantib, I Wayan Suala Susila.

� Manik Astajaya

HARI libur Lebaran diperkirakan akan mengganggu proses pengerjaan sejumlah proyek di Kabupaten Klung-kung. Pasalnya, pekerja yang berasal dari luar Bali terutamanya Pulau Jawa kebanyakan akan mudik. Kondisi ini tentu sangat mengganggu proses pengerjaan fisik yang dimenangkan rekanan. Di sisi lain, hari raya Galun-

gan dan Kuningan juga menyebabkan pekerja asal Bali tidak bekerja.

Plt. Kepala Dinas PU Kabupaten Klungkung Ketut Suayadnya mengakui libur Idul Fitri dan Galungan bersamaan. Hal ini tentu mempengaruhi jumlah tenaga kerja. Untuk itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak rekanan pemenang tender agar dapat mensiasati

tenaga kerja yang dilibatkan. Terutama pada proyek-proyek yang sudah berjalan seperti pengaspalan di Jalan Kebo Iwa dan pengerjaan parkir di Pura Kentel Gumi. “Kami harapkan waktu penger-jaan supaya sebelum habis waktu harus sudah selesai,” ujarnya, Senin (22/6) kemarin.

� Dewa Farendra

AMUK Demo ke Kejati dan Kejari

MBP/eka

Belasan Gepeng di Ubud Diciduk

Realisasi Proyek Fisik Terancam Molor

Page 8: Majalah bali post edisi 97

8

8 6 - 12 Juli 2015

L A P O R A N U T A M A

MBP/dok

Koalisi Masyarakat Sipil mendatangi kantor Bapedalda Provinsi Bali, Senin (22 Agustus 2005).Mereka menyatakan penolakan terhadap pembangunan PLTP (geothermal) Bedugul. Sayang, mereka gagal bertemu dengan kepala

Bapedalda Bali.

Rencana proyek geothermal di Bedugul tamat (sementara). Hal ini menyusul penolakan Gubernur Mangku Pastika

terhadap proyek panas bumi tersebut. Alasanya, di samping pasokan listrik su-dah cukup, geothermal juga tidak cocok dengan kondisi sosio-kultural masyarakat Bali. Termasuk berpengaruh pada debit air danau dan mengancam kelangsungan alam Bali.

Penolakan Gubernur Bali terhadap geothermal diungkapkan Karo Humas Pemprov Bali Dewa Mahendra Putra. Kata dia, Gubernur Mangku Pastika tetap konsisten dengan sikapnya terdahulu yakni menolak geothermal. “Pada prin-sipnya Gubernur tetap menolak, seperti apa yang pernah saya sampaikan dulu. Artinya kebutuhan listrik kita cukuplah. Kalau toh sekarang ada yang mau mewa-canakan, kita konsisten menolak,” ujar Mahendra usai mendampingi sejumlah pegiat lingkungan bertemu dengan Gu-bernur, pekan lalu.

Dewa Mahendra enggan berkomentar banyak terkait pernyataan Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta yang mengatakan geothermal harus dilanjutkan. Ia hanya menegaskan bila keputusan terakhir untuk meneruskan atau tidak geother-mal ada pada Gubernur. Sekalipun ada perubahan Undang-undang seperti yang dikatakan Wagub, tetap tidak akan bisa melanjutkan geothermal jika Gubernur sudah menolaknya.

“Kalau misalkan sekarang Undang-

undangnya ada perubahan, masalah jadi dan tidaknya keputusannya kan ada di Pak Gubernur. Memang itu adalah kewenan-gan pusat, tetapi kan harus ada rekomen-dasi dari kita kalau itu jadi dibangun. Tapi kalau kita tetap konsisten menolak, ya..menolak,” tegasnya.

Dewa Mahendra menambahkan, wa-cana untuk membangkitkan geothermal tidak saja datang dari pemerintah pusat. Ia juga mendengar wacana untuk mengkaji ulang geothermal dari kalangan DPRD Bali. Padahal kalau ingin mengembang-kan energi baru, lanjut Dewa, lebih baik memanfaatkan energi matahari atau solar cell.

Namun tidak demikian halnya penda-pat wakil rakyat di DPRD Bali. Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama men-gatakan, geothermal memang salah satu alternatif energi yang ramah lingkungan. Namun, alternatif ini memerlukan kajian teknologi sehingga tidak berbenturan dengan adat, budaya, dan sebagainya.

“Bukan berarti saya setuju, tapi pelu-angnya yang ramah lingkungan adalah geothermal dan PLTG (gas, red). Gas itu untuk Bali kalau bisa nanti mendapat lex specialis alangkah baiknya, paling ramah dan paling aman. Kemudian geo-thermal memerlukan kajian,” ujarnya pekan lalu.

Wiryatama menambahkan, geother-mal dan PLTG paling berpeluang untuk diterapkan dibanding alternatif energi lain seperti angin atau air terjun. Angin misalnya, dikatakan tidak bagus untuk

pariwisata Bali. Di sisi lain, pihaknya juga menginginkan keamanan di Bali tetap terjaga.

“Jadi kita inginnya, kita memban-gun, mendapat energi yang terbarukan untuk memenuhi kebutuhan Bali yang akan datang. Tetapi kita juga tetap ingin pariwisata terjaga, Bali tetap aman dan kondusif,” lanjutnya.

Terkait pro dan kontra, mantan Bupati Tabanan ini mengakui bahwa apapun yang dibuat di Bali pasti ada yang menolak dan menerima. Pihaknya akan melihat apakah pihak kontra memiliki solusi saat Bali mengalami blackout lantaran kekurangan suplai listrik.

“Kalau mati, nanti putus, gelap itu yang kontra solusinya apa, kita den-garkan. Yang pro juga kita dengarkan,” tandasnya seraya berlalu. Sementara itu, Anggota Komisi I Nyoman Tirtawan secara tegas mengaku setuju dengan geothermal. Selain ramah lingkungan, geothermal juga disebut sebagai energi gratis untuk selama-lamanya.

“Negara-negara maju seperti Irlandia, Skotlandia itu memakai panas bumi se-mua, nggak ada dampak negatif. Justru kita disana itu mendayagunakan sumber daya alam yang betul-betul ramah ling-kungan. Ini orang-orang yang menolak mungkin wawasannya belum memadai bisa mempunyai opini begitu,” ujarnya.

Tirtawan menambahkan, pengeboran memang membutuhkan air dalam jumlah besar. Namun itu menurutnya hanya se-mentara, bukan selamanya. Pasalnya,-

Geothermal’’Sementara’’

Tamat

Page 9: Majalah bali post edisi 97

9

Negara-negara maju seperti Irlandia, Skot-

landia itu memakai panas bumi semua, nggak ada dampak negatif. Justru kita di sana itu mendayaguna-kan sumber daya alam yang betul-betul ramah lingkun-gan. Ini orang-orang yang menolak mungkin wawasan-nya belum memadai bisa mempunyai opini begitu.

Nyoman TirtawanAnggota DPRD Bali

6 - 12 Juli 2015 9

SIKAP Putu Agus Suradnyana terkait geothermal ternyata masih tetap sama seperti pertengahan 2006, saat ia menjadi anggota DPRD Bali. Ketika itu Agus Suradnyana menjadi anggota Pansus menyikapi pro-kontra proyek geothermal. Pada sidang paripurna pada 16 Mei 2006, dihadapan Gubernur Bali Dewa Made Beratha, Agus Suradnyana menyatakan, dalam membangun Bali harus ada konsep tegas yang mesti dipedomani. Salah satunya ada-lah Tri Hita Karana.

Menurutnya, proyek geothermal melanggar tiga aspek tri hita karana. ‘’Kita bangga ajeg Bali yang sering disuarakan, tetapi tolong kes-akralan pura jangan diganggu,’’ ucapnya. Diakui, sebagai putra Singa-raja, dia paling dulu menerima getah proyek geothermal terutama menurun-nya debit air danau. Oleh karena itu dia akan mengerahkan massa ka-lau geothermal disetujui. ‘’Gubernur tak perlu takut dituntut gan-ti rugi, mari kita urunan bersama,’’katanya saat itu.

Kini setelah menjabat sebagai Bupati Buleleleng, Agus tetap satya wacana. Ia tetap menolak geothermal. Menurutnya, Buleleng telah mengorbankan diri untuk dijadikan lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Celukan Bawang. Olehkarenanya, mengungkit-ungkit lagi proyek geother-mal, sangat bertentangan dengan upaya menjaga kesucian Bali dan menjaga hutan yang kian menurun luasnya.‘’PLTU Celukan Bawang dipredikasi mampu mencukup kebutuhan listrik Bali sampai lima tahun mendatang,’’ tegasnya.

Kata dia, proyek PLTU Celukan Bawang, sejatinya dirancang khusus menambah pasokan listrik selama lima tahun mendatang. “Kami di Buleleng sudah merelakan tempat kami di Celukan Bawang, untuk dijadikan lokasi PLTU. Kapasitas sekitar 900 Megawatt, dengan proyeksi lima tahun ke depan masih cukup untuk kebutuhan listrik di Bali,” ujarnya.

Ia mengingatkan agar dasar pertimbangan pembangu-nan geothermal dipikirkan matang. Bukan karena desa-kan kebutuhan listrik semata, tetapi kondisi lingkungan alam wajib dipikirkan. “Saya khawatir terjadi suatu perubahan topografi alam di Buleleng. Apalagi daerah kita di Buleleng tingkat kemiringannya terjal sekali. PLTU Celukan Bawang saya rasa masih relevan men-cukupi kebutuhan listrik di Bali. Kalau soal ke depan ya bisa dipikirkan bersama. Ini kan lintas kabupaten, saya pribadi kurang setuju dibangun geothermal itu,” tandasnya.

� Dewa

“Satya Wacana”Hidupnya kembali rencana proyek geothermal ternyata mengusik

sikap ’’bela lingkungan’’ Putu Agus Suradnyana. Bupati Buleleng itu, menyatakan, telah mengorbankan wilayahnya untuk dibangun

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Celuklan Bawang. Bahkan PLTU itu mampu mengantisipasi kebutuhan listrik Bali sampai lima

tahun mendatang. Lalu mengapa harus ada geothermal lagi?

Putu Agus Suradnyana

air hanya digunakan untuk memu-dahkan tabung masuk ke dalam tanah. Begitupun soal kawasan suci. “Semua kawasan suci, kalau kita ketahui di Bali setiap jengkal tanah itu suci. Tapi kalau sucinya hanya sebatas kata-kata tapi tidak memperhatikan bagaimana caranya mem-bangun yang benar, bagaimana cara kita melihat, bagaimana itu sekarang ada…maaf ya…pembangkit listrik dengan tenaga diesel, solar itu sangat-sangat polusi. Tapi kalau geothermal, nggak ada polusinya sama sekali,” tandasnya.

Pendapat senada sebelumnya juga disampaikan Ketut Sudikerta. Ketika ber-temu dengan Satgas Percepatan Pengem-bangan Energi Baru Terbarukan (P2EBT), Sudikerta menyatakan, masyarakat Bali sejatinya tidak menolak geothermal. Apalagi geothermal bisa menghasilkan energi yang ramah lingkungan, sekaligus mampu menyokong Bali untuk mandiri secara energi. “Gas (energi ramah ling-kungan, red) yang kita harapkan ada di geothermal yang ada di Bedugul tapi distop oleh sebagian kecil LSM-LSM yang ada di Bali ini. Tapi masyarakatnya sesungguhnya tidak,” jelasnya.

Wacana proyek geothermal hidup lagi, pascapertemuan Wakil Gubernur Bali Sudikerta pun menyatakan bila geother-mal memang harus dijalankan. Terlebih saat ini, persoalan perijinan yang dulu menghambat sudah teratasi lantaran sudah ada revisi Undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

� Rindra

Page 10: Majalah bali post edisi 97

L A P O R A N U T A M A

MBP/dok

Kawasan Danau Tamblingan, Buleleng yang menjadi salah satu pemasok air untuk wilayah Bali

utamanya Bali Utara.

10

Page 11: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 11

Haruskah kesucian pulau ini dikorbankan demi untuk has-rat Bali bisa mandiri secara energi? Tidak, kata akademisi

Universitas Udayana Dr. Luh Kartini. Ia mengatakan, kesucian Bali merupakan sesuatu yang tidak bisa diganggu gugat. Pun terkait rencana geothermal yang dikhawatirkan mengganggu kawasan suci di Bedugul.

“Dari sisi lingkungan juga orang bi-lang ramah lingkungan tapi di sana kita juga punya tempat sumber air, sekarang kita disuruh memilih air atau api? Kita mau air, Bali ini kecil karena disana ada tiga danau, mau dihabisin tiga danau itu?,” ujarnya, pekan lalu.

Kartini juga mempertanyakan fungsi dibangunnya PLTU Celukan Bawang kalau geothermal akan kembali dilaksan-akan. Menurutnya, proyek listrik di Ce-lukan Bawang sudah cukup untuk Bali. Selebihnya, Bali bisa memperolehnya dari luar. Terlebih selama ini, Bali telah menyumbang banyak untuk pendapatan negara dari sektor pariwisata.

“Saya mau bilang kepada Presiden dan Ketua DPR. Bali sebagai daerah pari-wisata karena alam dan budayanya dan sudah membuktikan bahwa sumbangan pajak sangat besar ke pusat. Ini karena wisatawan sangat kagum akan alam dan budaya Bali, sehingga mereka tertarik datang ke Bali. Kenapa alamnya sekarang mau digerus seperti ini?,” tegasnya.

Ketua Bali Organic Association ini pun memohon agar pemerintah pusat tidak semena-mena menggelontorkan proyek ke Bali. Pulau yang kecil ini menurutnya jangan sampai rusak karena hal itu.

Sementara itu, Kepala Pusat Pene-litian Lingkungan Hidup Universitas Udayana, Prof. Ir. I Wayan Arthana, M.S., Ph.D. mengatakan, Bali memang perlu untuk mempersiapkan energinya sendiri agar tidak lagi bergantung pada daerah lain karena cukup riskan. Meskipun dari proyeksi nasional, Bali mestinya tidak perlu pusing-pusing me-mikirkan hal itu. “Karena di Paiton su-dah disediakan pembangkit yang cukup untuk Bali. Cuma masalahnya kan kabel laut kita sering bermasalah, kemudian jaringan Jawa-Bali yang di atas laut itu sekarang belum jadi, jadi masih panjang prosesnya. Padahal Bali tidak boleh menjadi blackout, pemadaman, itu sih masalahnya,” ujarnya.

Masalah lain, geothermal itu me-makan areal hutan yang di Bali sudah kurang. Belum lagi dampak ikutannya. Akan banyak bangunan di sekitar, apa-bila itu nanti berkembang menjadi daya tarik untuk wisatawan lokal. ‘’Ikutan-nya itu yang perlu kita jaga,” paparnya. Arthana menjelaskan, dampak ikutan dari geothermal bisa saja mengancam keberlangsungan wilayah hulu dan mengganggu fungsi hutan di sana.

Aktivis Lingkungan, Wayan “Gendo” Suardana menyatakan bahwa proyek energi panas bumi sudah ditolak oleh dua Gubernur Bali. Masing-masing, Gubernur Dewa Made Beratha dan Gu-bernur Made Mangku Pastika. Gendo juga menyatakan penolakan geothermal bukan hanya soal kawasan konservasi dan kehutanan. Di luar itu ada banyak hal yang menjadi alasan penolakan masyarakat. Mulai dari aspek sosial budaya, hingga kosmologi.

Sementara itu, Guru Besar Prodi Ilmu Lingkungan Universitas Udayana Prof. I Putu Gede Ardhana mengaku bersedih ketika geothermal ingin dibangkitkan lagi oleh pemerintah. Dari prediksinya,

geothermal ke depan hanyalah untuk mensuplai energi listrik ke pulau-pulau buatan atau reklamasi Teluk Benoa. Dengan kata lain, dua rencana besar ini memang saling berkaitan.

“Kerusakan ini akan nyegara gunung. Pantai sudah hancur, di gunung juga mau dihancurin. Mau jadi apa kita, umat Hindu,” ujarnya. Ardhana juga melihat, masyarakat juga pasti akan kembali bergejolak. Mengingat di kawasan Be-dugul ada banyak tempat-tempat suci, belum lagi ancaman kerusakan lingkun-gan yang ditimbulkan. “Kawasan suci itu kalau dihancurkan, jati diri kita juga akan hancur,” imbuhnya. Ardhana menambah-kan, ada 43 titik lobang yang akan dibor seperti yang tergambar dalam peta yang dibuat Bali Energy Limited (BEL-tenaga dari Pertamina, red) terkait proyek geo-thermal. Secara keseluruhan, proyek ini minimal memerlukan 10,75 hektar lahan. Selain itu, kata Ardhana, antara satu titik dengan titik lain akan dihubungkan den-gan pipa berdiameter 40 cm.

“Proyek juga membutuhkan air 1.200 liter untuk setiap injeksi. Ini pasti mengambil air di danau yang ada di lokasi itu. Pihak BEL memang mengaku tidak mengambil air danau tetapi membeli dari PDAM, sedangkan PDAM mengambil air dari danau, ya..sama saja,” tukasnya.

Dengan demikian, lanjut Ardana, jelas bila proyek geothermal dilakukan maka kawasan hutan lindung terancam karena otomatis akan terjadi pembabatan hutan lindung untuk keperluan pengeboran. Disisi lain, krisis air semakin tidak terelakkan lagi karena proyek ini juga membutuhkan air yang tak sedikit untuk setiap injeksi. “Dampaknya akan ada amblesan saat operasional, biodiversitas flora dan fauna menurun, debit air danau turun, mata air hilang. Belum lagi bisa memunculkan konflik horizontal karena ada pihak yang setuju dan tidak setuju, dan kesakralan kawasan suci bagi umat Hindu juga terganggu,” tandasnya.

� Rindra

Katakan Tidak,untuk GeothermalSumbangan Bali ke pusat melalui sektor pariwisata sangat besar. Triliunan rupiah dana dari Bali masuk ke pusat. Namun, pari-wisata Bali selalu diganggu dengan proyek yang tak berpihak pada lingkungan dan budaya Bali. Proyek geotermal dan reklamasi Teluk Benoa, contohnya. Padahal seharusnya Bali tetap dipertah-ankan keasriannya, kalau memang mau mempertahankan pariwisata budaya sebagai ikon Bali.

Page 12: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201512

A K T I V I TA S

MBP/ist

BERKAH - Bulan Bung Karno 2015 menjadi berkah tersend-iri bagi keluarga besar Puri Ageng Tegeh Kori Bali, teru-

tama bagaimana peran dari para warih tokoh PNI Bali Shri Wedastera Suyasa dapat mewujudkan sebuah Perpustakaan

Agung Bung Karno di kawasan Niti Mandala Renon. Tampak dalam foto (kiri-kanan): Gusti Sukarata (Pasemetonan Tegeh

Kori), AA Kresna Jaya (Puri Kaba–Kaba ), Prof. Ibrahim (Guru Besar Hukum Unud), Luh Sugianitri (Penasihat The

Marhaenisme Institute), Ida Pedanda Gede Wayahan Bun, Ida Pedanda Telabah, Ida Pedanda Sunu Telaga, Gus Marhaen

(Ketua Umum Yayasan Kepustakaan Bung Karno/YKBK ), Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III (Senator DPD-RI/Dewan Penasihat YKBK), Dra. Sri Sularsih, M.Si. (Kepala

Perpustakaan Nasional RI), Mayor Jenderal TNI Torry Djohar Banguntoro (Pangdam IX/Udayana), Irjen Pol Dr. Ronny F.

Sompie, S.H., M.H. (Kapolda Bali), Notaris Ida Ayu Kondi, S.H. (President Bali International Women Center) di Perpusta-

kaan Agung Renon Denpasar.

MBP/ist

MANUNGGAL KB - Pencanangan Bhakti Sosial TNI-Polri Manunggal KB di Kabupaten Badung tahun 2015 dilak-

sanakan di halaman Polres Badung, Rabu (24/6). Acara diisi pemeriksaan dini kanker serviks dan papsmear dalam mobil.

Acara dihadiri Bupati Badung A.A. Gde Agung, Dandim 1611/Badung Teddy Arif Priyanto, Kapolres Badung Tony Binsar, Wakapoltabes Denpasar I Nyoman Artana, Ketua Tim Peng-gerak PKK Kabupaten Badung Ny. Ratna Gde Agung, Ketua

Persit Kartika Candra Kirana Kodim 1611/Badung, Ketua Bhayangkari Polres dan Polresta dan para pimpinan SKPD di

lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung serta Camat Mengwi Gst. Ngr. Jaya Saputra. Bupati Badung dalam

sambutannya menyampaikan, Pemkab Badung memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada segenap jajaran Polri dan TNI yang telah menginisiasi kegiatan Bhakti Sosial TNI-Polri

Manunggal KB ini. Nampak dalam foto Bupati Badung A.A. Gde Agung didampingi Dandim 1611/Badung Teddy Arif Pri-

yanto, Kapolres Badung Tony Binsar, menghadiri Pencanang-an Bhakti Sosial TNI-POLRI Manunggal KB di Kabupaten

Badung tahun 2015 di halaman Polres Badung.

MBP/ist

PEMERIKSAAN - DSA (Digital Substraction Angiography) otak adalah pemeriksaan yang dikerjakan dengan menggu-nakan pesawat Angiography Radiologi yang menggunakan Sinar-X secara kontinu untuk memantau pembuluh darah

dari fase arteri sampai vena dengan menyuntikkan kontras, sehingga kondisi pembuluh akan terlihat sepenuhnya dengan

akurasi yang tinggi. DSA merupakan metode pemeriksaan yang dilaksanakan di Unit Cath Lab (Kateterisasi) RS Bali-Méd yang beroperasi sejak tahun 2014. “Tujuannya untuk melihat kelainan pembuluh darah, baik berupa pelebaran

(Aneurisma) maupun penyempitan (Stenosis). Bisa juga adanya Fistel atau AVM (Artery Venous Malformation), men-

ingioma yakni tumor yang banyak mengandung pembuluh darah,” ujar Wakil Direktur Medik dan SDM RS BaliMéd

dr. A.A. Ngurah Budiarta, MARS. saat dikonfirmasi, Selasa (23/6). Budiarta mengatakan, hasil diagnosis dari DSA otak

tidak saja untuk menentukan kelainan pada pembuluh darah pasien. Namun, pemeriksaan DSA otak juga dapat dilanjut-

kan ke pengobatan kelainan-kelainan tersebut. Di antaranya pengobatan untuk aneurisma dengan coiling, pengobatan fistel dengan embolisasi, atau stenosis dengan balloon, dll.

MBP/ist

HUT - Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Daerah Bali memperingati HUT ke-60 dipusatkan di Badung. HUT kali ini bekerja sama dengan Apotek Viva Generik diisi dengan

kegiatan sosial berupa penyuluhan, Minggu (21/6) di Br. Kedampal, Abiansemal. Penyuluhan menyasar ratusan lansia

tentang ‘’Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang (Dagusi-bu) obat dengan baik’’. Penyuluhan diikuti ratusan lansia

dari tiga banjar di Desa Abiansemal, yakni Banjar Kedampal, Banjar Keraman dan Banjar Pande serta puluhan orang apo-

teker. Penyuluhan diawali dengan Senam Lansia Bersama. Usai penyuluhan diisi dengan potong tumpeng HUT ke-60

yang dilakukan Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Daerah Bali, I Gede Made Saskara Edi, M.PSi.,Apt. Dagusi-bu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) obat dengan baik

dan benar adalah tema organisasi profesi apoteker dalam melakukan praktik serta pengabdian pada masyarakat. Nam-

pak dalam foto Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Daerah Bali, Gede Made Saskara Edi, saat potong tumpeng

HUT ke-60 Ikatan Apoteker Indonesia bersama lansia.

Page 13: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 13

MBP/ist

IPM - Selama ini pembangunan di Kota Denpasar telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator

pembangunan, di mana indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Denpasar tertinggi di Bali, yaitu 79,41 persen. Meski

pun, PAD Kota Denpasar tidak tertinggi di Bali. Ini artinya, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangu-nan di Kota Denpasar telah berjalan dengan baik. Demikian

disampaikan Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra dalam pengarahannya pada seluruh staf kades/lurah

dan kecamatan se-Kota Denpasar, Senin (22/6) di Gedung Sewaka Dharma, Lumintang. Rai Mantra mengatakan, ke

depannya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan terus ditingkatkan. Untuk itu, perlu adanya sinkronisasi ter-

hadap program-program dalam pembangunan. Terlebih lagi, banyak program baru yang kewenangannya ada di kecamatan,

desa dan lurah. Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten), juga telah dilaksanakan di masing-masing kecamatan

untuk pelayanan perizinan maupun non perizinan.

MBP/ist

KUNJUNGAN - Hampir tiga tahun lalu, dalam sebuah kunjungan kerja ke Palu Sulawesi Tengah, Shri I Gusti

Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III bertemu dengan Gubernur Sulawesi Tengah dan sejumlah tokoh adat di Palu untuk menyampaikan keingi-

nannya bahwa dalam rangka mempertahankan kebudayaan asli Nusantara, maka sistem adat, sistem budaya dan sistem

bahasa harus dipertahankan melalui sistem (by system), tidak sekadar dengan ketokohan atau organisasi adat belaka. Hal

ini disampaikan oleh Arya Weda dan berharap di Sulawesi Tengah akan segera dibuat peraturan terkait dengan adat

untuk memproteksi gempuran budaya asing yang belum tentu cocok dengan kepribadian Indonesia. Dan ternyata, saran

dari Arya Weda didengar oleh pemerintah di Sulawesi Tengah, salah satu bukti dengan lahirnya Peraturan Gubernur tentang

Pengadilan Adat beberapa waktu lalu. Demikian ungkap Dr. Timuddin (Ketua Majelis Adat) yang hadir bersama sejumlah

rombongan adat dari Palu. Nampak dalam foto Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III menjamu rombongan

Majelis Adat Sulawesi Tengah di Istana Mancawarna.

MBP/ist

JIWA KERELAWANAN - Untuk mengembangkan jiwa ke-relawanan para remaja di Kabupaten Badung, Minggu (21/6),

Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Badung menggelar latihan bersama (Latber) Palang Merah Remaja (PMR) di

masing-masing sekolah se-Kabupaten Badung di Bumi Perke-mahan Blahkiuh, Abiansemal. Kegiatan yang diikuti 100 orang

tersebut dibuka Sekda Badung Kompyang R. Swandika yang juga sebagai Ketua PMI Kabupaten Badung. Kepala Markas

PMI Kabupaten Badung TGA Adnjana mengatakan, kegia-tan ini sebagi wadah pembinaan serta pengembangan jiwa

kerelawanan bagi para remaja. Ia menjelaskan, Latber PMR PMI Kabupaten Badung Tahun 2015 ini dilaksanakan selama

lima hari, yakni dari tanggal 21 Juni hingga 25 Juni 2015. Sekda Kompyang R. Swandika mengatakan, pembinaan PMR

merupakan salah satu tugas dari Palang Merah Indonesia khususnya PMI Kabupaten Badung.

MBP/ist

PENGEMBANGAN - Sabtu, (20/6) Biro Administrasi Kemahasiswaan Unud yang membawahi CDC dan EDC

Unud menyelenggarakan kegiatan Pengembangan Karier dan Program Kewirausahaan bagi mahasiswa penerima

beasiswa Bidikmisi bertempat di Auditorium Widya Sabha Kampus Bukit Jimbaran. Kegiatan yang bertajuk “Success

in Carrier and Business with the Power of Dharma” itu pada sesi pertama menghadirkan narasumber Dr. I Gede

Riana, S.E., M.M. (Ketua CDC Unud), Sayu Ketut Sutrisna Dewi, S.E., M.M., Ak. (Ketua EDC Unud), dan Drs. Ary-

anto Purwadi, S.E., M.M. (CEO Regional BNI Wilayah Bali, NTB dan NTT). Kegiatan tersebut menjadi the magic moment berkat kehadiran Swamiji Purnamritananda Puri,

general secretary Amrita Math Embrecing the World dari Amma Organization India yang memberikan ceramah dan

entrepreneurial meditation. Prof. Dr. I Nyoman Wijaya, M.S. selaku ketua panitia penyelenggara menyatakan

bahwa kegiatan seminar diikuti 500 orang yang terdiri atas mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi Unud, mahasiswa

wirausaha dan beberapa mahasiswa undangan dari PTN dan PTS di Denpasar dan Badung.

Page 14: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201514

A K T I V I TA S

MBP/ist

UPACARA - Pimpinan ABG Center Ketut Arya Budi Giri, S.E. bersama pemangku (pakai kalung) saat upac-

ara nyambutin, tiga bulanan dan potong gigi di Pasraman Manik Geni, Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat.

Pada Minggu (21/6), ABG Center menggelar bakti sosial berupa upacara manusa yadnya, Nyambutin, tiga bulanan

dan potong gigi di Pasraman Manik Geni Desa Antosari Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan. ABG

Center mensponsori acara tersebut dengan jumlah peserta potong gigi 106 orang, nyambutin 25 peserta, tiga bulanan

62 peserta semuanya dari Kabupaten Tabanan. Empu Manik Geni Sari Made Sunada menyatakan nyambutin bermakna

menyambut roh dalam jiwa sang bayi, potong gigi secara filosofi bertujuan menghilangkan enam musuh dalam diri

(sad ripu). Acara ini turut dihadiri Ida Pandita Empu Ratu Bagus dari Gria Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem.

MBP/ist

SANTUNAN - Telkomsel memberikan santunan bagi 600 anak yatim dari 10 yayasan yang berlokasi di sekitar base

transceiver station (BTS) di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) di bulan suci Ra-

madan 1436 Hijriyah. Telkomsel juga memberikan bantuan bedah masjid bagi 12 masjid di Bali dan NTB senilai total

Rp 90 juta. Di Bali, bantuan kepedulian sosial berupa paket Lebaran berisi sajadah, sarung, dan uang saku diserahkan

kepada 150 anak yatim dari dua yayasan, yakni Yayasan Nurul Iman di Denpasar dan Yayasan Yatim Piatu Al Karo-mah di Jembrana. Sementara bantuan bedah masjid berupa

renovasi fisik atau pengadaan fasilitas ibadah diberikan bagi masjid yang berada di wilayah yang sama dengan kedua

yayasan senilai total Rp 15 juta. Nampak dalam foto (Kiri-kanan) VP Sales & Marketing Telkomsel Area Jawa Bali

Herry Setiawan, GM Sales Regional Bali Nusra Ihsan, GM Channel Strategy & Development Gatot Priyo Utomo, dan GM ICT Operation Regional Bali Nusra Danny Agus Tri-awan bersama anak-anak yatim dari Yayasan Nurul Iman

Denpasar dan Yayasan Yatim Piatu Al Karomah Jembrana.

MBP/ist

BEASISWA - Salah satu program andalan Pemkab Jembra-na di bidang pendidikan adalah pemberian beasiswa untuk

mahasiswa Jembrana yang berprestasi. Di semester pertama Tahun 2015 ini (Januari - Juni) Pemkab Jembrana menyer-ahkan beasiswa kepada 860 orang mahasiswa dengan total

dana sebesar Rp 2.580.000.000. Penyerahan beasiswa secara simbolis dilakukan oleh Bupati Jembrana I Putu Artha di

Gedung Kesenian Bung Karno, Minggu (21/6). Turut hadir pada penyerahan tersebut Wakil Bupati Jembrana Made Kembang Hartawan, anggota DPRD Jembrana Ni Made

Sri Sutarmi dan sejumlah Kepala SKPD Pemkab Jembrana. Artha mengapresiasi mahasiswa Jembrana yang sudah mau

belajar dengan sungguh-sungguh dan memiliki prestasi baik. Artha berharap beasiswa yang diperoleh dimanfaatkan

secara tepat dan bijak untuk memenuhi kebutuhan kuliah.

MBP/ist

PERPISAHAN - TK Wipara Tuban Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali menggelar perpisahan kelompok B di aula TK

Wipara Tuban tahun pelajaran 2004/2015 dengan pemberian secara simbolis SKTB dan suvenir yang diserahkan oleh

Pengawas TK/SD didampingi Kepala TK Wipara Ni Wayan Dasning, S.Pd. Tahun pelajaran 2014/2015 TK Wipara melak-

sanakan Program Kelompok Bermain (Play Group) dan kel-ompok A dan B. Dana kegiatan pelepasan kelompok B murni

dari Yayasan Periskapura I Bandara Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Perpisahan siswa-siswi kelompok B tahun peleja-ran 2014/2015 bertema ‘’You’ re My Best Frend’’. Suasana

perpisahan siswa kelompok B berlangsung sangat meriah dan kekeluargaan. Nampak dalam foto perpisahan kelompok B di

aula TK setempat ditandai pemberian secara simbolis SKTB dan suvenir yang diserahkan oleh Pengawas TK/SD didamp-

ingi Kepala TK Wipara Ni Wayan Dasning, S.Pd.

Page 15: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 15

MBP/ist

SOSIALISASI - DPRD Badung, Senin (22/6), mengikuti sosialisasi akuntansi berbasis accrual dari Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bali. Acara tersebut dibuka Ketua DPRD Badung Nyoman Giri Prasta, S.Sos. di-dampingi dua wakilnya I Ketut Suiasa dan Made Sunartha. Selain pimpinan, sosialisasi ini dihadiri mayoritas anggota Dewan. Acara ini menampilkan narasumber Ketua BPKP

Bali Didik Krisdiyanto. Saat membuka sosialisasi ini, Ketua DPRD Badung Nyoman Giri Prasta menyampaikan apresia-si atas sosialisasi ini. Acara ini, dinilainya, akan menambah

pengetahuan dalam rangka pembahasan kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas plafon anggaran sementara

(PPAS) 2016, pertanggungjawaban APBD 2014, serta APBD Perubahan 2015. Nampak dalam foto Ketua DPRD Badung

Nyoman Giri Prasta, S.Sos. didampingi wakilnya I Ketut Suiasa dan Made Sunartha membuka sosialisasi akuntansi.

MBP/ist

KHAYANGAN JAGAT - Sebuah pura kuno berstatus Khayangan Jagat di Bali, Pura Batu Panes di Penebel, Tabanan, tidak memiliki penyengker tembok layaknya

pura–pura umum di Bali, namun justru memiliki pembatas berupa kolam air panas yang mengelilingi pura tersebut.

Pura itu terletak di zona warisan UNESCO Subak seki-taran Jati Luwih. Senator DPD RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah

Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III mengharapkan keunikan dan kelestarian pura ini bisa

dijaga. Ia mengutarakan itu ketika mendapat kehorma-tan diundang oleh Panitia Karya Ageng Pura Luhur Batu

Panes di Penebel. Dalam kunjungan perdananya itu, Gusti Wedakara menyatakan kekagumannya dengan Pura–Pura di wilayah Tabanan yang dinilainya masih memiliki taksu.

Nampak dalam foto Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III disambut pengempon dan

penglingsir Pura Batu Panes Penebel Tabanan.

MBP/ist

TARAWIH - Dalam rangka membina tali silaturahmi, keluarga besar Badan Musyawarah Perbankan Daerah

(BMPD) Bali kembali menyelenggarakan berbagai kegiatan di Bulan Suci Ramadan 1436 H tahun ini. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Wilayah Denpasar menjadi

tuan rumah penyelenggaraan acara Shalat Tarawih bersama untuk putaran pertama yang diselenggarakan pada Rabu

(24/6). Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Ayodya lantai tiga BNI Kanwil tersebut dihadiri segenap keluarga besar

perbankan anggota BMPD Bali. Lebih dari 200 jamaah yang berasal dari para pegawai dan keluarga perbankan

di Bali khususnya yang berada di Kota Denpasar turut menghadiri kegiatan tersebut. Sebelum pelaksanaan Shalat Tarawih berjamaah tersebut, BMPD Bali juga memberikan

santunan dan bantuan alat sekolah kepada 25 anak yatim piatu yang berasal dari yayasan panti asuhan di Kota Den-

pasar dan sekitarnya.

MBP/ist

PAMERAN - Konsistensi perjuangan tokoh Sukarnois muda Bali yakni Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna

Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III terhadap sejarah proklamator Bung Karno patut diteladani. Melalui lembaga

yang ia dirikan bersama Sukmawati Soekarno Putri (putri Bung Karno), ia telah meletakkan dasar–dasar di Bali dan juga di Indonesia bahwa sangatlah penting untuk meraya-

kan Bulan Bung Karno yakni 1 Juni (Hari Lahir Pancasila), 6 Juni (Hari Lahir Bung Karno), 21 Juni (Hari Wafat Bung

Karno) dan 4 Juli (Hari Lahir Partai Nasional Indonesia/PNI) kepada generasi muda bangsa. Salah satunya dengan

mendukung dan mensponsori dua seniman muda Bali yakni I Ketut Suwidiarta dan I Wayan Gede Budayana dalam

menghelat pameran lukisan di Pelataran Inna Bali Hotel, Jl. Veteran Denpasar sejak 21 – 25 Juni 2015 ini. Nam-

pak dalam foto Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III membuka pameran lukisan dan koleksi

Bung Karno di Inna Bali Hotel Denpasar.

Page 16: Majalah bali post edisi 97

16

Legislator bersepakat melakukan ‘’amputasi’’ terhadap sejumlah kewenangan Komisi Pemberan-tasan Korupsi (KPK). Para wakil

rakyat mengabaikan penolakan Presiden Joko Widodo atas revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. Kini, rencana revisi UU KPK sudah masuk ke prolegnas 2015. Ada lima kewenangan KPK yang akan dikebiri.

Sejak berdiri sekitar 13 tahun silam, KPK telah banyak menjebloskan sejumlah pejabat baik di lingkuan pemerintah mau-pun DPR ke balik jeruji besi. Keberhasilan KPK itu berkat sejumlah kewenangan yang mempersenjatai lembaga anti koru-psi tersebut. Salah satunya kewenangan penyadapan. Namun, keberhasilan KPK itu justru dinilai menjadi penghambat ke-bebasan praktik suap menyuap. Pelaksana tugas (Plt.) Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adji mengakui revisi UU KPK ber-potensi melemahkan KPK. Itu bisa dilihat dari pasal-pasal tentang Penyadapan yang menjadi kewenangan KPK bakal diubah. Sebelumnya, pasal mengenai penyandapan dirumuskan DPR dapat diberikan kepada KPK apabila mendapat persetujuan dari pengadilan, setelah lama diprotes dan wacana revisi kembali muncul DPR

kembali merumuskan dengan menyebut penyadapan dapat dilakukan KPK setelah proses penyidikan, artinya setelah KPK menetapkan seseorang sebagai tersangka terlebih dahulu. Bagi Indriyanto peny-adapan merupakan bagian penting untuk menemukan bukti-bukti kuat dalam pen-gungkapan sebuah kasus. “Penyadapan itu marwah KPK,” tegasnya.

Anggota Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan dari Indonesian Corruption Watch (ICW), Lola Easter mengungkapkan, ada lima poin yang menjadi catatan ICW yang berpotensi melemahkan KPK. Kelima poin tersebut terkait pencabutan penyadapan, penghapusan kewenangan penuntutan, pembentukan dewan pengawas, mem-perketat rumusan kolektif kolegial, dan terakhir kewenangan mengeluarkan SP3 atau menghentikan penyidikan.

Kewenangan penyadapan, menurut Lola merupakan bagian terpenting dari KPK. Oleh karena itu, apabila dihapus maka pengungkapan kasus besar akan sulit dilakukan. Begitu juga jika mekanisme penyadapan diatur terlalu ketat, misalnya dengan memasukan prosedur pelaporan ke hakim pengadilan negeri, tentu akan membuat kinerja KPK melemah karena isu penyadapan sudah bocor terlebih dahulu.

Poin kedua, mengenai penghapusan kewenangan penuntutan, ICW menilai kewenangan KPK yang dapat melakukan penyidikan dan penuntutan sekaligus sudah benar, sebab apabila kewenangan penun-tutan diserahakan kepada Kejaksaan maka akan membuat kinerja KPK jadi melambat. “Jika penyidikan dan penuntutan dipisah, dikhawatirkan malah akan memperlambat kinerja KPK. Kalau dilihat mekanisme di kepolisian dan kejaksaan, itu bolak-balik dan lama. Kewenangan satu atap sebetulnya progres yang baik, kenapa dibawa mundur lagi?” tanya lola.

Poin ketiga, yakni soal pembentukan dewan pengawas, ICW menilai pem-bentukan dewan pengawas untuk men-gawasi kinerja KPK tidak masuk akal. Mekanisme kontrol yang diatur dalam UU seperti selama ini sudah cukup baik, yakni dari internal oleh Bagian Penga-wasan dan Penasihat serta Komite Etik KPK. Sedangkan, eksternal yaitu DPR dan Badan Pemeriksa Keuangan.

Keempat mengenai revisi untuk mem-perketat rumusan kolektif kolegial yang mengharuskan seluruh komisioner hadir lengkap dalam setiap pengambilan kepu-tusan, akan mempersulit KPK. “Pimpinan KPK memiliki fungsi lain dan tidak bisa terus berkumpul semuanya setiap saat,” ujarnya. Terakhir, mengenai kewenangan untuk mengeluarkan Surat Perintah Pengh-entian Penyidikan (SP3). ICW menilai jika kewenangan tersebut diberikan kepada KPK, akan sangat rawan untuk dijadikan lahan korupsi. Prestasi 100 persen conviction rate KPK yang berhasil membuktikan perkara korupsi di persidangan pun, bukan tidak mungkin akan menghilang. “Ketika UU-nya sudah baik tapi malah direvisi dengan konten yang cenderung merugikan dan membonsai kewenangan KPK,” kata Lola.

� Hardianto

6 - 12 Juli 201516

P O L I T I K

Pasal-pasal tentang penyadapan yang menjadi kewenangan

KPK bakal diubah. Sebe-lumnya, pasal mengenai penyadapan dirumuskan DPR dapat diberikan kepada KPK apabila mendapat persetujuan dari pengadilan.

Mengamputasi Kewenangan KPK

Page 17: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 17

TEMUAN Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap pengelolaan dana KPU sebesar Rp 334 miliar tak membuat KPU mundur. Pilkada serentak yang dijadwalkan Desember mendatang tetap akan bergulir. pilkada serentak tahap pertama tahun ini tidak akan diundur untuk alasan apapun. KPU pun terus berupaya menangani semua tahapan yang telah direncanakan termasuk persoalan anggaran yang sempat menjadi hambatan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik menegaskan hasil audit BPK yang menemukan adanya indikasi kerugian negara atas anggaran Pemilu 2014 sebesar Rp 334 miliar, tidak mempengaruhi penyelenggaraan pilkada serentak yang tetap akan dilaksanakan pada 9 Desember 2015.

“Kita tetap pada jadwal yang ada, dan kita akan tetap fokus siapkan hari pemun-gutan 9 Desember. Kalaupun ada isu lain dalam media, itu adalah dinamika yang ada dan tak pengaruhi tahapan yang ada,” kata

Husni Kamil Manik.Ia menegaskan pilkada serentak tahap

pertama tahun ini, tidak akan diundur untuk alasan apapun. Bahkan untuk calon indepeden, Husni menjelaskan,sejauh ini sudah menerima 156 calon kepala daerah dari jalur independen yang sudah mendaftar dan masih dalam tahap verifikasi. Beberapa di antaranya sudah tertolak karena tidak penuhi syarat.

Di lain pihak, Ketua DPD Irman Gus-man juga menegaskan tidak ada alasan penundaan pilkada serentak terkait adanya temuan BPK tersebut. “Penundaan itu mengada-ada. Agenda kebangsaan harus jadi prioritas, tidak boleh dikalahkan apa pun,” kata Irman.

Irman berharap pilkada serentak tahun ini dapat diikuti lebih banyak lagi oleh calon kepala daerah independen. Meski diakuinya syarat aturan mengenai syarat calon kepala daerah dari jalur independen terlalu tinggi dan memberatkan. Namun, dia berharap hal

itu tidak mengurangi calon perseorangan untuk tetap tampil bersaing dengan calon-calon yang diusung dari partai politik.

Menyikapi temuan BPK ini, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan siap menindaklanjutinya. “Kalau BPK mau laporkan ke Polri, tentu kami akan siap tindak lanjuti,” kata Badrodin di Markas Besar Polri. Badrodin mempersilakan BPK untuk memilih institusi penegak hukum mana yang akan dipercayai untuk mengusut temuan tersebut.

Dugaan ketidakpatuhan KPU ini ter-diri dari tujuh jenis temuan, yakni indikasi kerugian negara Rp 34 miliar; potensi kerugian negara Rp 2,2 miliar; kekurangan penerimaan Rp 7,3 miliar; pemborosan Rp 9,7 miliar; yang tidak diyakini kewajaran-nya Rp 93 miliar; lebih pungut pajak Rp 1,35 miliar; dan temuan administrasi Rp 185,9 miliar.

� Hardianto

Pilkada

’’Tersandung’’ Temuan Rp 334 Miliar

Temuan BPKDugaan Ketidakpatuhan KPU

Indikasi kerugian negara Rp 34 miliarPotensi kerugian Negara Rp 2,2 miliarKekurangan penerimaan Rp 7,3 miliarPemborosan Rp 9,7 miliarTidak diyakini kewajarannya Rp 93 miliarLebih pungut pajak Rp 1,35 miliartemuan administrasi Rp 185,9 miliar

Husni Kamil Manik

MBP/dok

17

Page 18: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201518

P E N D I D I K A N

Parameter penilaian peneriman peserta didik baru (PPDB) pada SMP dan SMA/SMK negeri yang diberlakukan selama ini wajib

dievaluasi alias perlu diformat. Dengan kata lain, tidak lagi sepenuhnya meng-gantungkan parameter penilaian dari Nilai Ujian Nasional (NUN) semata. Pasalnya, kualitas NUN para lulusan SD dan SMP saat ini rata-rata sangat tinggi bahkan terkesan fantastis sehingga kemurniannya sangat meragukan. Tidak ada jaminan apakah NUN yang tinggi itu diraih dengan cara-cara benar yang menggambarkan kemampuan akademis para siswa yang sebenarnya.

“Saya sering bingung melihat nilai ujian nasional siswa-siswa sekarang yang tinggi-tinggi sekali. Hampir tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai siswa yang berkategori pintar, menengah maupun siswa yang kurang pintar. Apakah siswa sekarang memang pintar-pintar atau bagaimana, terus terang ini membuat saya bingung,” kata pengamat pendidikan Prof. Dr. Ir. Rumawan Salain, M.Si., belum lama ini.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Den-pasar ini mengaku heran karena ada sejumlah sekolah unggulan yang rata-rata NUN siswanya justru dilangkahi oleh sekolah-sekolah yang prestasi akade-misnya selama ini tergolong biasa-biasa saja. Akibatnya, menuntut ilmu di sekolah unggulan tidak lagi menjadi jaminan bisa dengan mudah mendapatkan sekolah neg-eri di jenjang yang lebih tinggi. “Realita yang terjadi saat ini memang seperti itu. Siswa-siswa sepertinya sangat mudah bisa mendapatkan nilai 90 bahkan 100 pada ujian akhir. Apakah siswa-siswa kita sekarang memang semuanya cerdas-cer-das atau soal-soal ujian sangat gampang ataukah karena ada sebab lain, semuanya memang membingungkan,” katanya seo-lah mengugat.

Kendati begitu, Rumawan Salain men-gaku tidak berani menvonis telah terjadi kecurangan pada pelaksanaan UN seh-

ingga rata-rata NUN siswa membumbung tinggi. Sangat berbeda dengan hasil ujian pemantapan yang menyatakan mayoritas siswa sangat kesulitan meraih standar nilai minimal yang dipersyaratkan. Jika mengacu dari indeks integritas UN SMA/SMK yang dirilis Kemendikbud yang menempatkan Bali pada peringkat 11 ter-endah, tentunya hal itu bisa dijadikan pa-rameter untuk menakar tingkat kejujuran pelaksanaan UN di Bali. “Melihat realita itu, saya menyarankan agar parameter pe-nilaian PPDB SMP dan SMA/SMK negeri tidak sepenuhnya lagi terpaku pada NUN. Saya lebih sreg jika formatnya menggu-nakan kombinasi nilai rapor, nilai akhir ujian sekolah dan NUN. Jika selama ini kita masih meragukan kemurnian NUN, kita masih bisa berharap bisa mendapat-kan siswa berkualitas dari nilai rapor dan nilai ujian akhir sekolahnya. Pola ini saya nilai jauh lebih fair dan objektif karena prestasi akademis siswa dari tingkat awal diikutsertakan sebagai parameter penila-ian. Tidak hanya tergantung NUN di mana pelaksanaan ujiannya hanya berlangsung

kurang dari sepekan,” katanya dan me-nambahkan, dirinya tidak setuju adanya tes potensi akademik (TPA) atau ujian tulis pada PPDB karena sistem itu bisa membuka potensi kecurangan baru.

Lebih lanjut, Rumawan Salain juga sangat mendukung jika sekolah negeri tetap menyediakan kouta 20 persen bagi siswa-siswa yang memiliki prestasi akademis maupun non akademis tanpa harus mengikuti seleksi seperti yang dilakukan oleh calon siswa baru dari jalur umum. Tentunya, prestasi itu wajib disertai dengan bukti-bukti yang absah dan bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu, level prestasi yang bisa diterima lewat jalur khusus harus ditetapkan secara ketat apakah mulai dari tingkat kabupaten, provinsi atau cukup hanya prestasi tingkat nasional saja. “Selain itu, seluruh sekolah negeri juga wajib menyediakan tempat untuk siswa-siswa dari keluarga miskin dengan memenuhi persyaratan yang di-tentukan,” tegasnya.

� Sumatika

Kualitas NUN ”Digugat”, PPDB Perlu Format Baru

MBP/yudi karnaedi

Sejumlah lulusan SMP menunggu antrean pendaftaran PPDB di salah satu SMA negeri di Denpasar.

Page 19: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 19

USULAN Ketua Dewan Pendidikan Kota Denpasar Putu Rumawan Salain agar parameter penilaian penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada SMP dan SMA/SMK negeri tidak lagi sepenuhnya bergantung pada Nilai Ujian Nasional (NUN) semata, mendapat respon positif dari Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Provinsi Bali TIA Kusuma Wardhani. Ditegaskan, pihaknya akan mengkoordinasikan usulan tersebut kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Rapat Koordinasi Nasional Pendidikan maupun Rembug Nasional Pendidikan mendatang.

“Ya, kami akan sampaikan usulan ke pusat. Pada even itu, Disdikpora Provinsi se-Indonesia biasanya diberi kesempatan untuk menyampaikan usulan dan aspi-rasi yang berkembang di daerahnya demi peningkatan kualitas pendidikan secara umum,” kata Kusuma Wardhani.

Menurut Kusuma Wardhani, usulan agar parameter penilaian PPDB diperluas dengan menyertakan nilai rapor seluruh semester dan ujian akhir sekolah me-mang sangat logis karena seluruh hasil proses belajar siswa dihargai. Namun, kata dia, format penilaian seperti itu juga bukannya tanpa kelemahan. Jika pola itu nantinya diterapkan, bisa jadi banyak

sekolah yang mendongkrak nilai rapor dan nilai ujian akhir sekolah siswa-siswanya sejak awal dengan harapan rata-rata nilai komulatif siswa setelah digabungkan dengan NUN tetap tinggi. Dengan kata lain, selalu ada celah bagi pihak sekolah untuk melakukan kecurangan. “Makanya, saya lebih sreg jika kesadaran pihak seko-lah untuk meningkatkan integritas atau kejujuran dalam penyelenggaraan UN yang perlu diprioritaskan untuk dipacu. Kesadaran itu yang harus ditumbuhkem-bangkan jika kita semua punya komitmen bulat untuk meningkatkan kualitas pen-didikan di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya,” tegasnya.

Oleh karena itu, Kusuma Wardhani mengaku menaruh harapan besar terhadap rencana Kemendikdub untuk menerapkan UN berbasis komputer (computer based test) untuk menggantikan sistem paper based test yang diberlakukan selama ini dan dinilai rawan kebocoran dan kecurangan. Pola ini diharapkan mampu menjawab keragu-raguan masyarakat tentang kemurnian hasil NUN. Pasalnya, UN berbasis komputer dinilai mampu meminimalisasi terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan UN, menghindari ter-jadinya kebocoran soal UN yang biasanya terjadi saat pendistribusian naskah soal UN sekaligus menutup celah peserta UN untuk bekerja sama karena setiap peserta UN mendapat variasi soal yang berbeda. Namun diakuinya, penerapan UN berbasis komputer itu tidak bisa direalisasikan den-gan serentak di seluruh sekolah lantaran belum seluruh sekolah didukung dengan fasilitas yang memadai untuk menerapkan sistem tersebut. “Sebelum seluruh seko-lah mampu melaksanakan UN berbasis komputer itu, mungkin usulan untuk memperluas parameter penilaian PPDB itu ada baiknya untuk dikaji lebih matang. Kami akan koordinasikan usulan ini ke

pusat,” tegasnya lagi.Sementara itu, Kepala Disdikpora Kota Den-

pasar IGN Eddy Mulya mengaku sepakat jika parameter penilaian PPDB SMP dan SMA/SMK negeri dievaluasi. Termasuk memperluas

parameter penilaian dari

hanya menggunakan NUN ditambah nilai rapor per semester dan nilai ujian akhir sekolah. Hal ini penting guna men-cari dan menemukan kekurangan serta kelebihan dari sistem tersebut. Kendati begitu, dia menegaskan pihaknya tidak bisa mengambil keputusan, mengingat selama ini Disdikpora kota menganut sistem pengikut, yakni mengikuti arahan dari Disdikpora Bali sebagaimana dengan kabupaten/kota lainnya.

“Dalam konteks ini, kami setuju ada evaluasi terhadap parameter penilaian PPDB untuk mendapatkan pola yang ter-baik. Namun, kamu tidak bisa mengambil keputusan karena pola apa pun yang dit-erapkan pada PPDB biasanya mengikuti arahan dari Disdikpora Provinsi,” kata Eddy Mulya.

Menyikapi usulan evaluasi parameter penilaian PPDB tersebut, kata mantan Asisten II Bidang Ekonomi Pembangu-nan Setda Kota Denpasar ini, pihaknya berjanji akan melakukan koordinasi dengan Disdikpora Provinsi Bali. Pasal-nya, pihaknya tidak punya kewenangan memutuskan karena ada instansi yang lebih tinggi. “Kami di Disdikpora Kota Denpasar hanya bisa melaporkan dan berkoordiasi ke Disdikpora Provinsi Bali. Segala format yang selama ini diberlaku-kan dalam proses PPDB selalui mengikuti petunjuk dari Pemprov karena system ke-bersamaan. Kalau usulan itu dinilai lebih logis, kenapa tidak dipertimbangkan?” tegasnya.

� Sumatika

Disdikpora Bali Koordinasikan ke Pusat

y p pnantinya diterapkan, bisa jadi banyak

j pUN sekaligus menuntuk bekerja samUN mendapat varNamun diakuinya,komputer itu tidakgan serentak di sebelum seluruh sekfasilitas yang memsistem tersebut. “lah mampu melakomputer itu, mmemperluas paraitu ada baiknya unKami akan koord

pusat,” tegaSemDi

p

Tpa

IGN Eddy Mulya

Page 20: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201520

M A N C A N E G A R A

Banyaknya korban tewas yang jatuh akibat gelombang panas membuat pemerintah Pakistan bertindak cepat. Otoritas Mana-

jemen Bencana Pakistan (NDMA) telah menerima perintah dari Perdana Menteri Nawaz Sharif untuk segera mengumum-kan situasi darurat.

Selain untuk mengumumkan situasi darurat, NDMA juga mengatakan, Sharif telah memerintahkan untuk segera me-nambil tindakan cepat guna mengatasi serangan hawa panas ini. Salah satu lang-kah yang dibuat NDAM adalah membuat pusat penanganan serangan gelombang panas.

Pusat serangan panas ini dibentuk un-tuk merawat mereka yang kelelahan atau menderita dehidrasi akibat hawa panas ekstrim. “Kami juga telah menerjunkan tentara untuk membantu di pusat perawa-tan,” bunyi pernyataan NDMA.

Pusat perawatan sejenis sejatinya su-dah pernah dibuat oleh India ketika hawa panas juga menyerang negara tetangga

Pakistan tersebut. India menyediakan obat-obatan, air bersih, dan isotonik untuk membantu mereka yang terserang hawa panas ekstrim.

Jumlah korban hawa panas di Pakistan sendiri sejauh ini sudah mencapai lebih dari 1.000 jiwa. Kamar-kamar jenazah dan para penggali kubur di kota terbesar di Pakistan itu kerepotan menangani korban tewas yang terus bertambah sejak suhu ekstrem ini terjadi akhir pekan lalu.

“Jumlah korban tewas sudah melebihi 1.000 orang dan kemungkinan akan ber-tambah hingga 1.500 orang,” kata Anwar Kazmi, juru bicara Yayasan Edhi, organ-isasi amal terbesar di Pakistan.

Berdasarkan data dari sejumlah rumah sakit di Karachi, jumlah korban tewas mencapai 1.079 orang. Sementara itu, berbagai rumah sakit di Karachi merawat setidaknya 80.000 orang korban gelom-bang panas. Setelah beberapa hari suhu udara di Karachi mencapai lebih dari 40 derajat Celcius, angin laut mulai bertiup dan awan mulai menutupi matahari se-

hingga membawa sedikit kesejukan di kota tersebut.

Sebagian besar korban tewas ini adalah mereka yang berusia lanjut, warga miskin dan para pekerja kasar yang harus bekerja di tempat terbuka.

Selain itu, Asosiasi Dokter Pakistan (PMA) menyebut minimnya pemahama-man warga tentang gejala seseorang yang terkena gelombang panas dan cara mem-beri pertolongan pertama, berkontribusi atas tingginya jumlah korban. Kesulitan warga Pakistan bertambah karena terjan-gan gelombang panas kali ini bertepatan dengan saat umat Muslim menjalankan ibadah puasa.

Di tengah terjangan udara panas ini, umat Muslim Pakistan tetap berpuasa. Selain karena taat menjalankan perintah agama, undang-undang Pakistan juga melarang warga makan atau minum di tempat umum saat siang hari sepanjang bulan Ramadan.

� Gugiek Savindra

Darurat Panas di Pakistan

Page 21: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 21

TELEPON seluler (ponsel) atau telepon genggam atau handphone (HP) tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-hari. Handphone menjadi alat yang sangat diperlukan dalam beraktivitas. Namun, apakah Anda tahu asal mula alat ini? Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang karyawan Motorola pada tanggal 3 April 1973, walaupun banyak disebut-sebut penemu telepon genggam adalah sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper bekerja) dengan model pertama adalah DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah sebuah alat komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel.

Cooper bersama timnya menghadapi tantangan bagaimana memasukkan semua material elektronik ke dalam alat yang beru-kuran kecil tersebut untuk pertama kalinya. Namun, akhirnya sebuah telepon genggam pertama berhasil diselesaikan dengan total bobot seberat dua kilogram. Untuk memproduksinya, Motorola membutuhkan biaya setara dengan US$1 juta. Pada tahun 1983, telepon genggam portabel berharga US$4 ribu (Rp 36 juta) berhasil dibuat.

Setelah berhasil memproduksi telepon genggam, tantangan terbesar berikutnya adalah mengadaptasi infrastruktur untuk mendukung sistem komunikasi telepon genggam tersebut den-gan menciptakan sistem jaringan yang hanya membutuhkan 3 MHz spektrum, setara dengan lima channel TV yang tersalur ke seluruh dunia.

Tokoh lain yang diketahui sangat berjasa dalam dunia komu-nikasi selular adalah Amos Joel Jr yang lahir di Philadelphia, 12 Maret 1918. Dia memang diakui dunia sebagai pakar dalam bidang switching. Ia mendapat ijazah sarjana dan master dalam teknik elektronik dari MIT. Tidak lama setelah berhasil mena-matkan studinya, ia memulai kariernya selama 43 tahun di Bell Telephone Laboratories, tempat ia menerima lebih dari 70 paten di bidang telekomunikasi, khususnya di bidang switching.

Amos E Joel Jr, membuat sistem penyambung (switching) ponsel dari satu wilayah sel ke wilayah sel yang lain. Switch-ing ini harus bekerja ketika pengguna ponsel bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain sehingga pembicaraan tidak terputus. Karena penemuan Amos Joel inilah penggunaan ponsel menjadi nyaman.

Saat itu, handphone pertama di dunia disebut sebagai 1G yang masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah AMPS, menggunakan frekuensi 825Mhz-894Mhz dan dioperasikan

pada Band 800Mhz inilah yang disebut sebagai Handphone Generasi I.

Kelemahannya adalah bentuk yang terlalu besar, sehingga kurang nyaman bila digunakan. Selain itu pergerakan peng-guna pun dibatasi agar jaringan dapat tetap terhubung karena teknologi saat itu belum maksimal untuk menjangkau jaringan saat pengguna berpindah tempat.

Generasi II muncul pada sekitar tahun 1990-an di Amerika dengan menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan GSM. Analognya sudah digantikan dengan digital.

Untuk Generasi III, sudah hadir koneksi 3G yang menghad-irkan layanan internet. Pada generasi ini kecepatan data sudah lebih meningkat dan dapat digunakan untuk panggilan video (Video Call). Untuk tipe inilah yang saat ini paling banyak be-redar di pasaran dengan berbagai macam sistem operasi seperti android, mac (apple), windows phone, blackberry, dll.

Sejak generasi III ini mulailah muncul istilah smartphone untuk handphone dengan berbagai kemampuan yang sangat membantu aktivitas kita.

Kemudian lahir Generasi IV yang menggunakan koneksi 4G. Koneksi 4G ini memberikan kecepatan tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda.

� Gugiek Savindra

Ponsel, Alat Penting Dewasa Ini

Page 22: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201522

D A E R A H

Sebenarnya Bangli memiliki potensi pariwisata yang cukup besar seperti Kintamani dengan Danau Batur dan Penelokan yang memiliki pan-

orama indah. Kekayaan pariwisata lainnya seperti desa wisata yang kini semakin ban-yak dikunjungi wisatawan. Namun sayang-nya potensi tersebut dari sisi ekonomi belum digarap maksimal sehingga belum banyak memberikan kontribusi baik bagi masyarakatnya maupun PAD (Pendapatan Asli Daerah).

PAD Bangli tahun 2014 targetnya Rp 66 miliar sedangkan tahun 2015 ini meningkat menjadi Rp 82 miliar. Sedangkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD tahun 2014 ditarget Rp 8,4 miliar dan tahun 2015 ini

Rp 18 miliar. Pemkab Bangli melalui Dinas Kebu-

dayaan dan Pariwisata selama ini tampak-nya hanya fokus menggali pendapatan dari retribusi yang dipungut melalui pos pungut yang ada di pintu masuk Kintamani dari arah Gianyar. Sementara dari arah timur tepatnya perbatasan antara Karangasem-Bangli, potensi pendapatanya masih tera-baikan. Padahal jumlah wisatawan yang selama ini datang dari Karangasem maupun Klungkung melalui Suter cukup banyak.

Menurut Ketua Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Abang Erawang Nengah Suratnata saat ditemui belum lama ini se-jak berubahnya Penelokan menjadi pasar, banyak wisatawan yang enggan untuk da-

tang ke objek wisata itu. Sebagai gantinya, wisatawan khususnya yang datang dari Klungkung maupun Karangasem, keban-yakan memilih Desa Suter untuk melihat keindahan pemandangan danau dan Gu-nung Batur. Dalam sehari jumlah wisatawan yang menyaksikan pemandangan dari Suter cukup banyak.

Bahkan bila dirata-ratakan, jumlah ken-daraan pengangkut wisatawan yang datang ke Suter dari arah Karangasem dan Klung-kung mencapai 70 unit. Dimana dalam satu mobil biasanya berisi 4 penumpang. “Itu saat hari-hari biasa. Kalau hari libur bisa sampai 100 unit,” terangnya. Biasanya setelah puas menyaksikan pemandangan di Suter, hampir 75 persen wisatawan tersebut

Pemasukan PAD Pariwisata

Sejumlah wisatawan se-dang menikmati indahnya pemandangan Gunung dan Danau Batur dari Desa Suter.

Page 23: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 23

U S U L A N y a n g disampaikan Ketua Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Abang Erawang Nengah Su-ratnata terkait perlunya Pemkab Bangli mem-buat pos pungut baru di pintu masuk Bangli dari arah Karangasem, ditanggapi Kepala Di-nas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Wayan Adnyana. Ad-nyana mengatakan bah-wa pos pungut di pintu masuk Bangli tersebut sudah ada sejak lama.

Bahkan retribusi yang selama ini dipungut dari pos pun-gut Suter sudah masuk ke daerah. Dihubungi belum lama ini Adnyana menjelaskan pos pungut di pintu masuk Bangli dari arah Karangasem lokasinya berada di depan pasar Suter. Di pos pungut tersebut pihaknya selama ini sudah menugaskan dua orang petugas. Petugas yang ditugaskan tersebut, kata Adnyana, merupakan warga dari Desa Suter. “Sudah dari dulu ada pos pungutnya di sana,” tegasnya.

Mantan Kepala Kantor Perizinan ini juga mengatakan bahwa sistem pemungutan yang dilakukan di pos pungut Suter sama seperti sistem pemungutan di pos Sekardadi. Dimana kend-araan yang dipunguti retribusi hanyalah kendaraan pengang-kut wisatawan. Demikian juga karcis yang diberikan kepada wisatawan, tarifnya sama seperti yang dikenakan terhadap wisatawan yang masuk melalui arah Gianyar.

Disinggung berapa jumlah wisatawan per hari yang masuk ke Kintamani melalui jalur Suter, Adnyana tidak bisa menyebutkan angka yang pasti. Dia hanya mengatakan pendapatan dari pos Suter selama ini digabung dengan pos pungut Sekardadi.

Sebelumnya Ketua Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Abang Erawang Nengah Suratnata menilai Pemkab Bangli selama ini kurang gereget dalam menggali pendapatan dari sektor pariwisata. Menurutnya, dengan banyaknya wisatawan yang masuk melalui jalur Suter Pemkab Bangli semestinya bisa mengambil peluang untuk menggali pendapatan dengan membuatkan pos pungut baru di jalur masuk Bangli dari Karangasem. Sebagaimana pos pungut yang dibuat di Sekardadi Kintamani.

Suratnata mengaku bahwa usulannya itu sebenarnya sudah sempat disampaikannya langsung ke Disbudpar Bangli, leng-kap dengan data jumlah kunjungan yang masuk melalui jalur Suter. Dalam usulannya itu, dirinya meminta kepada Disbudpar untuk menyediakan tiga petugas pungut. Hanya saja dia men-gaku bahwa usulan tersebut tidak pernah mendapat tanggapan sampai saat ini.

� Swasrina

Belum Optimallangsung kembali ke arah Karangasem tanpa singgah ke Kintamani. “Hanya 25 persen saja yang melanjutkan perjalanan ke Kintamani. Sisanya balik lagi ke arah Karangasem,” ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, dia menilai sejatinya Pemkab Bangli sudah kehilangan banyak pendapatan. Semestinya, Pemkab bisa mengambil peluang pendapatan yang ada dengan membuatkan pos pungut baru di jalur masuk Bangli dari Karangasem. Sebagaimana pos pungut yang dibuat di Sekardadi Kintamani. Suratnata mengaku bahwa dirinya sempat menyampaikan hal tersebut ke Disbudpar. Dalam usulannya itu, dirinya meminta kepada Disbudpar untuk menyediakan tiga petugas pungut. Hanya saja usulan tersebut tidak pernah mendapat tanggapan. Bahkan untuk meyakinkan Disbudpar, dirinya sampai membawa data lengkap mengenai jumlah kunjungan yang masuk melalui jalur tersebut. “Tapi apa yang saya sampaikan tidak mendapat tanggapan,” ujarnya.

� Swasrina

Tambah Pos Pungut

Page 24: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201524

K E S E H ATA N

Pola asuh demokratis ini cocok dalam kaitan membangun karak-ter anak lebih elegan dan lebih baik. Pola demokratis ini, meng-

apresiasi mekanisme sosial yang dinilai lebih mendatangkan kebaikan bersama bagi orang banyak. Jika dikaitkan istilah pemimpin, maka pemimpin demokratis adalah pemimpin yang memberikan peng-hargaan dan kritik secara objektif, positif dan proporsional. Tindakan-tindakan pemimpin demokratis, mengkondisikan anak berpartisipasi aktif pada kegiatan-kegiatan kelompok. Si anak diposisi-kan sebagai seorang kawan. Peran dan interaksinya di group sebagai sahabat. “Pola asuh demokratis ini mencerminkan nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan, humanisme. Kebebasan yang diberikan bersifat positif-konstruktif,” papar Dokter spesialis Kesehatan Jiwa RSUP Sanglah dr. A.A. Sri Wahyuni, Sp.K.

Bentuk pola asuh demokratis tergantung faktor dari dalam dan luar. Pengasuh bisa bersifat maha kuasa juga tidak berkuasa. Dalam mengasuh anak, idealnya harus

seimbang. Anak tidak boleh dibiarkan bebas, sebebas-bebasnya. Dan juga anak jangan terlalu dikuasai. Dalam hal ini, mengasuh itu harus membimbing si anak ke arah perkembangan psykis anak lebih baik. “Pola asuh demokratis ditandai orangtua mengakui kemampuan anak. Anak diberi kesempatan tidak selalu tergantung kepada orangtua,” jelas dr. A.A. Sri Wahyuni, Sp.K. Orangtua memberi kebebasan kepada anak dalam hal memilih apa yang terbaik, bagi dirinya. Anak didengarkan pendapat-nya. Anak juga dilibatkan dalam pembi-caraan terutama menyangkut kehidupan anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan mengembangkan kontrol internalnya, sehingga sedikit demi sedikit berlatih ber-tanggung jawab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan berparti-sipasi, mengatur hidupnya.

Lain lagi pola asuh permisif. “Pola asuh ini lebih didominasi anak,” ujarnya. Pola ini bersifat longgar. Pola ini memberikan kebebasan penuh pada anak. Anak cend-erung selalu diberikan materi atau hal-hal yang mereka butuhkan berkaitan harta.

Anak, tidak pernah diberikan perhatian atau kasih sayang. Orangtua yang meng-gunakan pola asuh ini, biasanya karena orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan-nya. Para orangtua tipe ini, cenderung melupakan anak-anaknya. Anak yang diasuh dengan pola ini cen-derung tumbuh menjadi anak nakal, kurang perhatian, memiliki kemampuan sosial buruk dan kurang mampu menghargai orang lain.

Pola asuh permisif ini cenderung memberi kebebasan terhadap anak untuk berbuat apa saja. Pola ini sangat tidak kondusif bagi pembentukan karakter anak. “Bagaimana pun anak tetap me-merlukan arahan dari orangtua untuk mengenal mana yang baik dan mana yang salah,” jelasnya. Dengan memberi kebe-basan berlebihan, apalagi terkesan mem-biarkan, akan membuat anak bingung dan berpotensi salah arah. “Orangtua yang demokratis lebih mendukung perkemban-gan anak terutama dalam hal kemandirian dan tanggung jawab,” ujarnya.

� Citta Maya

Pola Asuh Demokratis Cocok Bangun Karakter Anak

Page 25: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 25

POLA asuh orangtua berbeda-beda. Latar belakangan pendidikan, sosial, budaya, agama memengaruhi keberadaan anak. Pola asuh mem-bentuk karakter anak dan masa depan seorang anak. Bisa jadi, masih banyak orangtua tidak mengerti pola asuh ideal yang mesti diterapkan kepada anaknya. Karena itu, perlu diketahui cara dan metode membentuk anak yang baik itu seperti apa.

Dokter spesialis Kesehatan Jiwa RSUP Sanglah dr. A.A. Sri Wahyuni, Sp.KJ mendeskripsikan, ada pola asuh otoriter. Pola asuh ini cenderung memaksa dan harus dituruti. Orangtua yang memiliki pola asuh jenis ini selalu berusaha mem-bentuk, mengendalikan, dan mengevalu-asi perilaku serta sikap anak. Semua didasarkan serangkaian standar mutlak, nilai-nilai kepatuhan, menghormati oto-ritas, kerja, tradisi, tidak saling memberi dan menerima dalam komunikasi ver-bal. Orangtua, kata A.A. Sri Wahyuni, kadang-kadang menohok anak dengan sering menerapkan hukuman. Orangtua tipe ini sangat kaku dan tidak mengenal kompromi ketika berinteraksi dengan anaknya. “Dalam pola asuh ini orangtua lebih dominan,” imbuhnya. Pola asuh

otoriter cenderung membatasi perilaku kasih sayang, sentuhan, dan kelekatan emosi antara orangtua dan anak, sehingga antara orangtua dan anak seakan memiliki dinding pembatas, yang memisahkan “si otoriter” (orangtua) dengan “si patuh” (anak).

Ada keterkaitan antara faktor ke-luarga dan tingkat kenakalan keluarga. Contohnya, keluarga yang broken home, kurang dalam menjalin kebersamaan dan interaksi antarkeluarga. Sedangkan, orangtua yang otoriter cenderung meng-hasilkan remaja bermasalah. Pada akh-irnya, hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas karakter anak.

Hukuman fisik, hemat Sri Wahyuni, umumnya diterapkan dalam pola asuh otoriter. Pola ini sesungguhnya kurang efektif dalam upaya membentuk ting-kah laku anak lebih baik. Alasannya, pola otoriter ini dapat mengkondisikan sifat-sifat pemarah bahkan frustasi. Hal ini sesungguhnya tidak cocok untuk perkembangan anak-anak. Pola otoriter, memunculkan perasaan-perasaan me-nyakitkan yang mendorong tingkah laku agresif. Akibat-akibat hukuman itu, dapat meluas sasarannya. Sementara, anak bisa menahan diri memukul atau merusak

sesuatu ketika ada orangtuanya. Tetapi segera melakukan setelah orangtua tidak ada. Contoh tingkah laku agresif orangtua itu kemudian menjadi model bagi anak.

� Citta Maya

Otoriter, Ciptakan Agresivitas

dr. A.A. Sri Wahyuni, Sp.KJ

Page 26: Majalah bali post edisi 97

Akhir-akhir ini kasus penebangan liar kian marak

di Bali. Selain merusak alam, hal ini juga

berdampak pada lingkungan yang ada di sekitarnya.

Maka dari itu mari jaga alam Bali, khususnya pohon-

pohon yang berperan sebagai paru-paru dunia.

POHONKU L E N S A

Page 27: Majalah bali post edisi 97
Page 28: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201528

O L A H R A G A

Nasib buruk menguntit siapa saja. Mantan pelari gawang Tiongkok Liu Xiang didera ketidakberuntungan secara

beruntun. Kariernya terhenti karena cedera dan kini bahtera perkawinan-nya pun kandas, laporan Associated Press. Ironinya itu belum genap dalam setahun.

Liu yang meraih medali emas lari gawang 110m di Olimpiade Athena 2004, memutuskan untuk berpisah dengan is-trinya Ge Tian. Rumah tangganya yang baru berumur 9 bulan itu harus terhenti karena ketidakcocokan.

“Kami mengakhiri perkawinan ini,” katanya dalam pesan yang diunggah di

media sosial. “Kami berharap bisa men-jalani hidup masing-masing dengan baik dan kami saling mendukung.”

Pria kelahiran Shanghai 31 tahun lalu menikahi aktris cantik Ge pada September lalu. Ia menuju pelaminan hanya empat bulan setelah memutuskan pansiun dari kariernya sebagai olahragawan.

Hanya dalam hitungan dua jam setelah pesan itu diunggah, tak kurang 100 ribu pesan muncul dan sebagian besar men-dukung dia.

Peraih medali emas di Kejuaraan Dunia 2007 itu menjadi bintang Tiongkok di cabang atletik. Liu tiga kali berturut-turut menjuarai nomor favoritnya itu di Asian Games Busan (2002), Doha (2006)

dan Guangzhou (2010).Sayangnya di saat puncak kariernya

itu, ia justru menghadapi anti klimaks di Olimpiade Beijing 2008. Di depan pen-dukungnya sendiri di stadion Birds’ Nest, ia mengalami cedera kaki saat menjalani babak kualifikasi.

Empat tahun kemudian di London, ia mengalami persoalan serupa. Ia langsung terjatuh usai melakukan start. Namun ia mendapat tepuk tangan meriah penonton di stadion Olimpiade, saat berjingkat-jingkat dengan satu kaki menuntaskan lomba sambil memegang kaki lain yang cedera otot.

� Yudi Winanto

MBP/ap

Mantan pelari gawang Tiongkok Liu Xiang.

Ketidakberuntungan

Page 29: Majalah bali post edisi 97

SEBAGAI legenda Anfield, Steven Gerrard tak bisa membayangkan saat dia dibangkucadangkan oleh pelatih Brendan Rodgers. Kenangan buruk di stadion Santiago Bernabeu, saat Liverpool dika-lahkan Real Madrid di Liga Champions itu, bukan satu-satunya yang menghantui dia sebelum meninggalkan klub itu dan pindah ke LA Galaxy.

Pemain kapten timnas Inggris itu men-inggalkan Anfield pada Mei lalu setelah 17 tahun dibela dan 700 pertandingan diikuti. Gelandang berusia 35 tahun itu melan-jutkan karier di benua Amerika dengan berlaga di di kompetisi MLS setelah tak lagi diperkukan di the Reds.

“Saat saya diberitahu bahwa saya tidak bermain, demi tim dan skuad dan hubun-gan saya dengan Rodgers, saya bersedia dan menerimanya,” kata Gerrard dalam wawancara dengan mantan rekannya di timnas Inggris Rio Ferdinand di program acara televisi BT Sport.

Namun Gerrard pun menyadari bahwa saat itu juga karier panjangnya di Liver-pool menuju babak akhir. “Saya duduk di bangku cadangan dengan hati hancur karena saya memang ingin bermain. Semangat itu memaksa saya membuat keputusan dan mencoba sesuatu yang baru,” lanjutnya berusaha memaknai arti kekecewaan itu.

Rodgers memang selanjutnya me-manggil Gerrard dan masuk sebagai pe-main pengganti pada menit ke-69. Namun Liverpool akhirnya menyerah 0-1.

Musim lalu, dia bermain 41 kali namun statusnya tidak lagi sebagai pemain utama atau tim inti. Itu adalah peristiwa pertama sejak ia menjadi kebanggaan di stadion the Kop dalam 17 tahun.

Gerrard yang dijuluki “greatness” dalam poster promosi LA Galaxy, juga meradang dengan hasil didapat klubnya sepanjang musim lalu. Meski musim lalu sebagai runner-up, Liverpool mengakhiri musim 2014/2016 dengan menduduki tempat ke-6, terlempar dari kompetisi Liga Champions.

Dia juga mengenang peristiwa terburuk yang tidak pernah dilupakan dalam sejarh hidupnya yakni saat terpeleset di tengah lapangan saat Liverpool tinggal selangkah lagi merengkuh gelar juara kompetisi Liga Inggris pada dua musim lalu.

Kenangan buruk itu terjadi pada April 2014 saat Liverpool menjamu Chelsea.

Gara-gara terpeleset, Gerrard terjatuh dan penyerang the Blues Demba Ba lepas dari pengawalannya sebelum mencetak skor pembuka.

Kekalahan memalukan di depan pen-dukung sendiri itu, berlanjut dan the Reds tidak pernah pulih. Manchester City pun akhirnya mencuri trofi juara.

“Terpeleset itu terjadi pada saat yang tidak tepat. Kejadian itu kejam bagi saya secara pribadi. Kenangan itu sangat mem-bekas dan selalu teringat. Apa jadinya bila itu tidak terjadi,” ungkap Gerrard dalam wawancara itu.

“Saya mempunyai banyak kenangan baik dan selalu saya ingat. Tapi satu keja-dian (terpeleset di tengah lapangan) akan selalu menyakitkan bagi saya hingga saya meninggalkan klub ini,” katanya seperti dikutip Reuters. “Karena jika saya menda-patkan gelar juara, saya berarti mewujud-kan mimpi saya bersama Liverpool. Dan sebagai seorang laki-laki, (kegagalan) itu amat menyakitkan.”

� Yudi Winanto

6 - 12 Juli 2015 29

SEPERTI halnya keberuntun-gan, sukses pun tak bisa diprediksi. Bahkan dia bisa datang berkali-kali. Itu yang dialami petinju Inggris Nicola Adam.

Perempuan berusia 32 tahun itu menjadi petinju pertama asal Inggris yang menjuarai Olimpiade pada 2012 lalu. Dua tahun kemudia ia melengkapi gelarnya dengan me-menangkan medali emas di Com-monwealth Games di Glasgow.

Pertengahan pekan ini Adams kembali menunjukan kehebatannya dengan merebut medali emas di kelas terbang di European Games di Baku Azerbaijan. Event ini seperti Olimpiade namun hanya melibat-kan negara-negara di kawasan benua Eropa.

Di final Admas meraih keme-nangan angka atas Sandra Drabik asal Polandia. Dua juri memberikan skor 39-37 untuk dia sedangkan juri ketiga memutuskan imbang 38-38.

Dengan kemenangan ini, Adams meneruskan dominasinya di kelas terbang setelah menjuarai nomor di Kejuaraan Amatir Eropa.

“Over the moon,” katanya sep-erti diungkapkan tim Inggris ke-pada Associated Press. Target adam berikutnya adalah mempertahankan gelar di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

� Yudi Winanto

MBP/rtr

Petinju putri asal Inggris Nicoa Adams meraih medali emas di kelas

51 kg di European Games, Baku, Azerbaijan.

Target Berikutnya

MBP/rtr

Mantan gelandang dan Kapten Liverpool Steven Gerrard.

Memaknai Kekecewaan

Page 30: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201530

O L A H R A G A

TIGA nomor, tiga medali emas. Ini hasil yang dipetik Ni Putu Rismayanti dalam Ke-juaraan Karate Lemkari Antar-Pelajar dan Mahasiswa memperebutkan Piala Dhamantra II/2015 di GOR Lila Bhuana, Denpasar, 20-21 Juni lalu. Nomor-nomor itu meliputi kumite kadet (-54 kg), kata perorangan kadet, serta kata beregu kadet bersama Ni Kadek Irena, dan Komang Dita Tri Sundari.

Prestasi itu merupakan kelanjutan dari kip-rahnya pada Kejuaraan Dunia Terbuka Master Bassel 2013 di Swiss di mana dia merebut emas nomor kumite kadet (-48 kg) dan perak pada kata perorangan kadet. Risma, demikian karateka ini akrab disapa, juga menyabet emas nomor kumite pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Atas hasil yang ditorehkan di Swiss, Risma menerima kucuran bonus dari Menpora. Gadis ini pun tidak segan-segan membeberkan nilai bonus yang diterimanya. ‘’Untuk medali emas saya dapat Rp 12,5 juta, sedangkan perak Rp 10 juta, sehingga totalnya Rp 22,5 juta,’’ tutur putri pertama pasangan Wayan Reken dan Ketut Nyafri ini.

Bonus yang didapatnya ditabung untuk biaya kuliah. Risma bercita-cita melanjutkan studi ke Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Ga-nesha (Undiksha) Singaraja. ‘’Saya bercita-cita jadi guru olahraga,’’ sebut karateka kelahiran Banjar Kerta Buana, Batur Selatan, Kintamani, Bangli, 12 Februari 2000 ini.

Atlet yang baru tamat dari SMPN 1 Kin-tamani, dan kini baru diterima di SMAN 1 Kintamani ini, kini menyiapkan diri mengikuti O2SN tahun depan.

Targetnya adalah menjadi juara lagi seh-ingga kembali dipercaya mewakili Merah Putih pada Kejuaraan Dunia Terbuka Master. Untuk itu, ia harus menyantap menu latihan dari sang pelatih hampir tiap hari. Risma berlatih pukul 16.00-20.00, setelah beristirahat sepulang dari sekolah. Hanya malam ada waktu untuk belajar dan mengerjakan PR.

Risma mulai belajar karate sejak duduk di bangku kelas II SDN 1 Batur. Dia mengikuti jejak sang ayah. Risma ditempa di Dojo Batur oleh kuartet pelatih Suarja, Made Lenen, Masadana, dan Sudana. ‘’Saya senang berlatih karate. Selain menyehatkan badan, jika juara dapat piala, hadiah, dan bonus,’’ ucapnya.

� Daniel FajryMBP/nel

Ni Putu Rismayanti

Bonus Juara Dunia untuk Kuliah

Page 31: Majalah bali post edisi 97

BALI selama ini dikenal mempunyai pecatur-pecatur andal yang mampu bersa-ing di tingkat nasional. Hal itu tidak pelak membuat beberapa daerah peserta Pra-PON nanti khawatir atletnya tidak lolos ke PON 2016 di Jawa Barat. Skenario pun disusun demi menghindari pertemuan dengan tim Pulau Dewata.

Tim catur Bali yang semula berada di Grup I bersama NTB, NTT, Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara entah kenapa tiba-tiba dipindahkan ke Grup II yang berisikan NTT, NTB, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Timur (Ka-ltim), Kalimantan Barat (Kalbar), Papua, dan Maluku.

Percasi Bali tidak terlau memusingkan hal itu. Pecatur daerah ini yang pada dua Pra-PON sebelumnya selalu lolos, siap menghadapi siapa pun lawan demi membidik target merebut tiket ke PON XIX. Tidak peduli meski dalam satu grup hanya menyediakan satu jatah. Menurut Sekretaris Umum Pengprov Percasi Bali Agus Dei Segu di Denpasar pekan lalu, jika tidak mampu meraih tiket langsung ke PON, masih ada babak play-off untuk sampai ke Jabar.

Tidak hanya pecatur senior yang ber-siap menyongsong pertandingan tingkat nasional. Atlet catur pelajar Bali juga akan berlaga dalam kejuaraan Olimpiade Olah-raga Siswa Nasional (O2SN) di Makassar, Sulawesi Selatan, 1-8 Agustus. Pecatur yang dikirim disaring lewat O2SN yang diadakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali di Denpasar belum lama ini.

Empat pecatur bakal diberangkatkan ke Makassar. Mereka adalah para juara pertama tingkat SD dan SMP putra-putri. Pecatur dimaksud masing-masing Made Agung Aditya Mahadev Putra asal SD 1 Baturinggit, Karangasem, Nonia Andyk Ulandari (SD 3 Gilimanuk, Jembrana), Nyoman Yoga Prananta (SMPN 1 Ubud, Gianyar), dan Gracelia Paramesthy Same-kto (SMPN 1 Kuta Utara, Badung).

Dari hasil di atas terlihat bahwa kekuatan catur di Bali sekarang ini tidak didominasi satu kabupaten atau kota saja, tetapi telah merata ke semua wilayah. Ini buktinya, Badung meraih 1 medali emas dan 1 perak, Gianyar mendapat 1 emas dan 1 perunggu, Jembrana kebagian 1 emas dan 1 perunggu, Karangasem

menerima 1 emas, Denpasar menyabet 2 perak, Buleleng mengoleksi 1 perak, dan Tabanan memperoleh 2 perunggu.

Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana Dinas Pendidikan Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Bali Gede Wirasuta, S.E., didampingi Panitia Pelaksana Ir.

I Ketut Suwita dan Ir. I Ketut Catur Muliawan menyatakan, O2SN memiliki jenjang sampai internasional, tetapi hanya dua cabor sampai ke level itu, salah sa-tunya catur.

� Eka Parananda

6 - 12 Juli 2015 31

Catur Bali Bidik PON dan O2SN

MBP/kmb41

Ni Putu Widiari, atlet catur putri senior Bali.

Page 32: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201532

A K T I V I TA S

MBP/ist

LUNCURKAN BUKU - PTS tertua di Bali Universitas Mahendradatta (d/h) yang menggunakan lambang dari Ratu

Mahendradatta Gunapriya Dharmapatni yang diambil dari relief Patung Durga terbesar di Indonesia yang berstana

di Pura Durga Kutri, Desa Buruan, Gianyar, akhirnya meluncurkan sebuah buku yang sudah ditunggu–tunggu

masyarakat Bali. Bagaimana tidak, Pura Durga Kutri adalah satu–satu pura khayangan jagat di Bali yang secara langsung memuliakan nama Ratu Mahendradatta sebagai

permaisuri dari Raja Udayana, di samping Ratu Mahendra-datta sangat dikenal sebagai pemuja Durga yang taat. Maka

dari itu, sebagai salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Unmar melun-

curkan sebuah buku yang bertajuk ‘’Sejarah Pura Durga Kutri (Simbol Kedigjayaan Ratu Mahendradatta Bali)’’. Nampak dalam foto IGA Sri Wichaya Gangga Dewi WS,

S.H., M.Kn. (Dewan Penasihat Universitas Mahendradatta) bersama Pemkab Gianyar dan tokoh Pura Durga Kutri dan

peneliti FISIP Unmar di Kantor Bupati Gianyar.

MBP/ist

PEDULI LINGKUNGAN - Memperingati Hari Lingkun-gan Hidup Sedunia 5 Juni 2015 dan menyambut HUT ke-59

Danamon pada 16 Juli 2015 serta mendukung perkem-bangan pasar tradisional, Danamon dan Adira (Danamon

Group) area Bali mengadakan kegiatan peduli lingkungan di Pasar Ketapian, Denpasar, Sabtu (20/6). Dengan tema

‘’Pasarku Bersih Sehat dan Sejahtera’’, Danamon Group memberikan bantuan 10 tong sampah, 96 pot dan tana-

man hias di lingkungan pasar, pengadaan petunjuk los dan papan nama pasar, pembuatan 4 taman di lingkungan pasar,

dan pengadaan washtafel, juga dukungan 200 relawan yang berasal dari karyawan Danamon dan Adira area Bali. Kegiatan peduli lingkungan di Pasar Tradisional Ketapian ini merupakan pelibatan dan partisipasi Danamon Group

dan masyarakat dalam membangun kesadaran bersama akan pentingnya tindakan nyata untuk membantu upaya melestarikan dan pengembangan kesehatan lingkungan

di pasar. Nampak dalam foto CEO Bank Danamon I Gusti Agus Indrwawan secara simbolis menyerahkan bantuan 10 tong sampah, 96 pot dan tanaman hias kepada Kepala DKP

Kota Denpasar didampingi Dirut PD Pasar Kota Denpasar I Made Westra.

MBP/ist

FBP - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung kembali menggelar Festival Budaya Pertanian (FBP) ke-4 tahun

2015 di areal Jembatan Tukad Bangkung, Kecamatan Petang, mulai 4 - 7 Juli 2015 mendatang. Serangkaian

kegiatan FBP tersebut, Selasa (23/6) dilaksanakan penanda-tanganan MoU antara pengusaha dengan petani berkaitan dengan pemasaran hasil pertanian. Dari MoU tersebut, su-

dah tercatat nilai transaksi Rp 8,126 miliar. Penandatangan-an MoU disaksikan Bupati Badung A.A. Gde Agung, Sekda

Badung Kompyang R. Swandika, Dandim 1611/Badung Letkol. Inf. Teddy Arifiyanto, serta pimpinan SKPD terkait. Setelah penandatanganan MoU, dilanjutkan dengan rapat teknis guna memantapkan pelaksanaan FBP. Penandatan-

ganan MoU dilakukan 9 pengusaha dengan 9 kelompok tani. Kadis Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Badung IGAK Sudaratmaja melaporkan, FBP ke-4 ini mengangkat

tema “Suksma Dresta Laksana” yang berarti berterima kasih adalah kewajiban mulia.

MBP/ist

PESONA - Berlian merupakan salah satu jenis perhiasan yang memiliki pesona tersendiri bagi penggemarnya. Begitu-pun dengan berbagai perhiasan berlian yang kerap dipamer-kan Felice Jewellery. Demi para pencinta perhiasan berlian di Bali, Felice kembali hadir di Bedugul Room, Sanur Para-

dise Plaza Hotel, selama dua hari. Terhitung mulai Kamis (25/6) ini hingga Jumat (26/6). Manager Exhibition Felice

Jewellery, Nani Mulyani, mengatakan berlian-berlian Felice hampir semuanya dipadupadankan dengan emas putih seh-ingga membentuk perhiasan yang indah sekaligus berkelas. Felice Jewellery mendatangkan bahan baku berlian dari Af-rika untuk menghasilkan perhiasan berkualitas. Clarity atau

tingkat kejernihan berlian yang diambil dari Afrika sudah mencapai tingkat Very-very Slight (VVS1), yaitu inclusion

atau berlian yang cacat di dalam sangat halus hingga sangat sulit terlihat.

Page 33: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 33

MBP/ist

ASPIRASI - Forum Teruna Teruni (FTT) Kecamatan di Karangasem menginginkan daerahnya dipimpin figur bupati

yang punya integritas, teruji, mampu bekerja keras dan punya jaringan ke masyarakat, memperhatikan sektor dan kepentingan kaum muda, dan elektabilitasnya mesti yang

tertinggi. Aspirasi tersebut muncul setelah para teruna-teru-ni di Kecamatan Abang dan Karangasem berdialog dengan

Wayan Sudirta, bakal calon Bupati Karangasem dari PDI Perjuangan. Dialog digelar serangkaian simakrama di be-

berapa kecamatan, seperti Bebandem, Abang, Karangasem dan Kubu. Sebelumnya, Forum Perempuan di Kecamatan

Bebandem, Abang dan Karangasem, menyuarakan penting-nya punya bupati yang mempedulikan aspirasi perempuan, peduli permasalahan kaum ibu, dan tokoh yang telah teruji

diterima masyarakat.

MBP/ist

SELEKSI - Menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) favorit, para siswa dituntut memiliki persiapan

matang dan memahami potensi, daya saing serta strategi pemilihan jurusan, baik jalur SNMPTN maupun SBMPTN.

Persiapan yang matang, terencana dan terprogram membuat siswa mampu menghadapi seleksi dengan baik, sehingga memberikan hasil yang optimal secara maksimal. Ketua

Forum Manager Primagama Area Bali I Kadek Sudiarta, S.Si. mengatakan di SNMPTN 2015, proses seleksi penilaian

dilakukan melalui indeks siswa, sekolah dan wilayah. Hal ini telah dipelajari Primagama dengan menyiapkan program Smart Consys. Smart Consys Primagama adalah sistem com-

puterize yang disusun dari beberapa elemen sistem konsul-tasi siswa terpadu dalam paket Layanan Siswa Primagama.

Berfungsi sebagai instrumen analisis potensi daya saing siswa dalam pola seleksi calon mahasiswa dalam kerangka

SNMPTN atau SBMPTN pada level SMA/MA/SMK.

MBP/ist

BONUS - A.A. Gde Agung menyerahkan bonus kepada 3 pesilat Bali yang berhasil meraih emas dalam SEA Games

di Singapura pada Pembukaan Musprov IPSI Bali yang digelar di Ruang Kertha Gosana, Puspem Badung, Sabtu

(20/6) lalu. Kegiatan Musprov IPSI Bali dibuka secara resmi oleh Ketua Umum KONI Bali I Ketut Suwandi serta dihadiri

Sekretaris Umum (Sekum) PB IPSI Enrical Chaniago, Sekda Badung Kompyang R. Swandika, Dewan Pakar IPSI

Bali, Dewan Pertimbangan IPSI Bali, Ketua KONI Kabu-paten/Kota se-Bali, Ketua Pengurus IPSI se-Bali, Ketua

Perguruan Pencak Silat se-Bali serta peserta Musprov IPSI Provinsi Bali. Dalam kesempatan tersebut, Gde Agung yang

menjabat Bupati Badung ini mengatakan, selaku Ketua Umum IPSI Bali telah berupaya sekuat tenaga untuk mema-

jukan prestasi IPSI Bali. Gde Agung juga mengharapkan melalui Musprov ini dapat menghasilkan program-program

yang dapat memacu peningkatan prestasi para pesilat melalui pembinaan pesilat secara terencana, berjenjang

dan berkelanjutan dengan didukung ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

MBP/ist

APRESIASI - Ibu-ibu yang tergabung dalam Forum Perem-puan Kecamatan Manggis mengapresiasi program serta komit-men Wayan Sudirta, bakal calon Bupati Karangasem dari DPD

PDI Perjuangan. Walaupun Wayan Sudirta seorang kandidat bergender laki-laki, advokat senior itu bukanlah politisi yang

bersikap diskriminatif serta membeda-bedakan perempuan dari kaum laki. Namun, perjuangan Sudirta agar perempuan mem-

peroleh keadilan, persamaan hak di depan hukum, serta hak-hak perempuan yang asasi, agar lebih ditingkatkan sosialisasi dan gaungnya ke masyarakat. Sebab, apa yang dikerjakannya

sepanjang 10 tahun menjadi anggota DPD-RI, seperti memper-juangkan kaum perempuan untuk mendapatkan persamaan

di depan hukum, melalui jaringan kerja KORdEM Bali, masih perlu digaungkan. Mereka juga sepakat menyosialisasikan

sosok Sudirta ke kaum perempuan, sebagai kandidat Bupati Karangasem yang dibutuhkan untuk membangun Karangasem

di mana perempuan mendapat keadilan dan kesetaraan.

Page 34: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201534

A K T I V I TA S

MBP/ist

TUAN RUMAH - Universitas Mahendradatta (Unmar) kem-bali menjadi tuan rumah dan pendukung kegiatan Olimpiade

Bahasa Inggris ke-3 Tingkat Provinsi Bali tahun 2015. Ber-tempat di Kampus A (Pusat) Unmar di kawasan Lumintang

Denpasar, PTS Tertua ini menyambut kehadiran 104 peserta olimpiade grand final dari tingkat SMP dan tingkat SMA/SMK. Tampak pula hadir sejumlah guru pembina bahasa

Inggris. Dalam kesempatan itu, juga hadir Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III (Ketua Dewan Penyantun Unmar) berserta para juri Olimpiade Bahasa Inggris. Dalam sambuatannya, Dr. Arya Wedakarna yang juga Senator DPD

RI ini menekankan pentingnya jiwa “international player” yang tertanam pada anak–anak muda Bali untuk menjadi

calon diplomat Bali dan Indonesia ke depan. Para Juara Olimpiade Bahasa Inggris akan mendapatkan hadiah dana

pembinaan jutaan rupiah atau paket liburan ke ASEAN dan akan mengunjungi Istana Kepresidenan RI di Jakarta dan

juga beraudiensi di DPD RI, MPR RI dan Kementerian Pen-didikan Kebudayaan RI di Jakarta. Nampak dalam foto finalis Olimpiade Bahasa Inggris ke-3 sedang mengikuti grand final.

MBP/ist

PENGUKUHAN - Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar tahun ini maju secara progresif dalam bidang

akademis. Setiap bulan Unwar mampu melahirkan dosen berkualifikasi doktor. Yang istimewa, Selasa (23/6), rapat

senat Unwar mengukuhkan Prof. Dr. I Nyoman Kardana, M.Hum., sebagai guru besar bidang linguistik. Nyoman Kardana adalah alumni sekaligus dosen Faksas Unwar

termasuk guru besar keempat yang dilahirkan lewat insti-tusi Unwar. Hingga kini secara keseluruhan Unwar telah

memiliki 11 guru besar. Gelar S-1 dia peroleh di Faksas Unwar 1992, S-2 Linguistik di Univ. Padjajaran Bandung, dan S-3 di Linguistik Unud 2004. Suami tercinta Dr. Made

Sri Satyawati, S.S., M.Hum., ini menyampaikan orasi ilmiah ‘’Strategi bertutur sopan dalam lintas bahasa’’. Pengukuhan

guru besar Nyoman Kardana ditandai dengan pengalun-gan gordon oleh Rektor Unwar, Prof. Dewa Putu Widjana

disaksikan Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Prov, Bali, Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si. dan Koordinator

Kopertis VIII, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, S.E., M.Si.

MBP/ist

PELATIHAN - Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI) Bali di bawah naungan Perhimpunan Perawat

Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Bali menyelenggara-kan kegiatan “Pelatihan Asesor Kompetensi dan Kredensial

Keperawatan” di Hotel Nikki Denpasar. Pelatihan dilaku-kan 23-27 Juni, dibuka secara resmi oleh Ketua PPNI

Provinsi Bali, Dewa Agung Ketut Sudarsana, M.M., Selasa (23/6). Pelatihan tersebut diikuti 25 peserta dari manaje-

men perawat rumah sakit pemerintah dan swasta se-Bali. Ketua HPMI Bali, Komang Ayu Mustriwati, S.Kp., M.Kes.

menjelaskan, asesor adalah suatu proses menjaga dan menilai kemampuan kompetensi profesi yang dilakukan oleh

asesi (proses sertifikasi profesi). Kemampuan yang dinilai diharapkan mampu menunjukkan tiga ranah yang penting yaitu kemampuan knowledge, skill, attitude. Asesi kepera-watan terbentuk melalui pelatihan asesor kompetensi dan

kredensial keperawatan yang menyesuaikan dengan SKKNI (Standar Kerja Kompetensi Nasional Indonesia) dan dilak-

sanakan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) bersama HPMI Pusat.

MBP/ist

TURNAMEN - Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18, Grup Hardys Holdings akan menyelenggara-

kan beberapa kegiatan, salah satunya yakni turnamen futsal (Hardys Futsal Championship) yang resmi dibuka Sabtu (20/6) bertempat di Lapangan Sanur Futsal, Pantai Matahari Terbit,

Denpasar. Kejuaraan yang akan memperebutkan Piala Bergilir Hardys Futsal Championship dan uang tunai dengan total Rp. 25 juta ini diikuti oleh 24 tim yang merupakan perwakilan dari

9 Core Business yang ada di bawah Grup Hardys Holdings dan terbagi dalam 8 grup. Tjokorda Alit selaku Ketua Panitia HUT ke-18 Grup Hardys Holdings menyampaikan, Hardys Futsal Championship (HFC) ini merupakan agenda rutin tahunan

yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2014 lalu. Pelaksanaan HFC 2015 selain untuk memeriahkan HUT Ke-18 Grup Hardys

Holdings, juga menjadi ajang untuk meningkatkan kebersamaan dan keakraban di lingkungan kerja Grup Hardys Holdings yang

terdiri dari berbagai unit usaha di 9 Core Business GH Holdings. Ditambahkan Tjokorda Alit, selain kompetisi Futsal, menyambut HUT ke-18 GH Holdings juga akan diadakan kegiatan-kegiatan,

seperti rafting, pesta rakyat, aksi sosial dan lainnya.

Page 35: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 35

MBP/ist

MERIAH - Malam resepsi HUT ke-375 Kota Amlapura di Panggung Hiburan Stadion Amlapura, Senin (22/6),

berlangsung meriah. Suasana semakin semarak dengan penampilan 40 penari Sekar Tunjung yang diiringi lagu

Sekar Tunjung. Tarian dan lagu Sekar Tunjung merupa-kan maskot Karangasem. Kemeriahan kembali terasa saat digelarnya atraksi kembang api usai pemotongan tumpeng

oleh Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, S.H. didampingi Wakil Bupati Karangasem I Made Sukerana, Sekda I Gede Adnya Mulyadi dan Ketua DPRD Kabupaten Karangasem I Nengah Sumardi. Bupati Karangasem I Wayan Geredeg dalam sambutannya mengatakan, 15 hari sudah kemeri-

ahan perayaan hari jadi kota Amlapura yang baru pertama dirayakan di usianya menginjak ke-375 tahun. Untuk itu,

Bupati Geredeg sangat mengapresiasi kerja keras pani-tia hingga menghasilkan kemeriahan yang menghibur

masyarakat.

MBP/ist

SEMINAR - Ikatan Arsitek Indonesia bekerja sama dengan Inkindo Bali, FT Unud dan Prodi Perencanaan Wilayah

Kota (PWK) Unhi, Sabtu (20/6) menggelar seminar nasional bertajuk “Konservasi Bangunan Bersejarah”. Seminar

sehari menampilkan pembicara Ketua Dewan Pimpinan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia Catrini Prathari

Kubon Tubuh, Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain dan Dr. Erg. Wayan Kastawan, S.T., M.A. Ketua Panitia Made Agus Adi Prabawa, S.T. melaporkan, seminar diikuti 150 peserta

dari berbagai komponen sebagai bukti tingginya kepedulian kita terhadap bangunan bersejarah d Indonesia. Konservasi bangunan bersejarah ini perlu dibicarakan untuk menjaga

keaslian dan keberlanjutan bangunan bersejarah. Sebab, pemugaran ini melibatkan arsitek dan konsultan penyedia jasa konstruksi. Ketua DPP Inkindo Bali Ir. I Ketut Gupta

mengakui Bali kaya dengan potensi bangunan cagar buda-ya. Memasuki 107 tahun Kebangkitan Nasional, kita harus

arif dan hati-hati dalam memahami kondisi bangunan cagar budaya sebagai warisan adiluhung agar tetap terjaga.

MBP/ist

KKL - Mahasiswa dan dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Saraswati Tabanan mengadakan kuliah kerja lapangan (KKL)

di Yogyakarta, Solo dan Malang. KKL diikuti oleh 46 orang ma-hasiswa semester VIII, didampingi delapan orang dosen pem-

bimbing dan tiga orang pegawai administrasi berlangsung dari tanggal 13 – 17 Juni 2015 lalu. KKL bertujuan untuk memberi-

kan wawasan baru kepada mahasiswa tentang permasalahan di luar kampus. Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Saraswati Tabanan Dr. Drs. I Nyoman Suaka, M.Si. di-

dampingi Sekretaris Dekan, Dra. Ni Made Sueni, M.Hum. dan Ketua Jurusan Drs. I Wayan Subaker, M.Hum. menyatakan,

KKL ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun mahasiswa semester VII sebelum mengikuti ujian skripsi. Selain berman-

faaat bagi mahasiswa, juga para dosen mendapatkan penge-tahuan baru tentang kurikulum pendidikan tinggi khususnya kurikulum Bahasa Indonesia berbasis Kerangka Kualifikasi

Nasional Indonesia (KKNI). Dalam kunjungan ke kampus Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS Solo), mahasiswa dan

dosen menyimak paparan tentang kurikulum baru, Jurusan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.

MBP/ist

PELANTIKAN - Ketua Ikatan Perawat Anak Indone-sia (IPANI) Pusat, Syahridal, S.Kp., MARS., melakukan

pelantikan terhadap pengurus baru periode 2015-2019 pada Sabtu (20/6). Digelar pula seminar nasional “Stop HIV/

AIDS for Mother and Child”. Pembicara yang mengisi topic tersebut yaitu, Syahridal, S.Kp., MARS., Ketua IPANI Pusat,

dr. Ketut Dewi Kumarawati, dokter RSUP Sanglah, Ari Kumarawati, perawat RSUP Sanglah. Sebanyak 550 peserta

hadir memenuhi kursi undangan terdiri dari peserta dari seluruh Bali. Ketua Panitia, N.L.K. Sulisnadewu, M.Kep.,

Ns.Sp.Kep.An. mengatakan, acara tersebut untuk memper-ingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli nanti,

dengan melakukan seminar seperti ini. Lanjutnya, saat ini angka HIV/AIDS tinggi seperti fenomena gunung es, tidak

tampak, terpendam. Hal itu dikarenakan, pengidap HIV/AIDS jarang mau terbuka terhadap penyakitnya. Karena

angka yang tinggi, ibu berisiko menularkan virus tersebut kepada anaknya, sehingga lahirnya anak dengan HIV/

AIDS. Maka dari itu anak dengan HIV/AIDS perlu penan-ganan yang komprehensif karena penyakit tersebut akan

terus dibawa.

Page 36: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201536

L I N G K U N G A N

Danau Batur di Kecamatan Kintamani, Bangli merupakan danau terbesar dan terindah di Bali. Tak heran banyak pihak

yang berkepentingan akan kelestarian air danau tersebut. Para wisatawan yang menggunakan boat untuk melihat ke-unikan di objek wisata Terunyan sangat mendambakan air danau yang bening dan udara yang sejuk dan tenang. Apalagi ketika melirik ke bawah, banyak ikan berseliweran di danau. Hal ini mem-berikan kesan unik di balik keindahan dan kebeningan airnya. Belum lagi wisatawan yang menghuni vila dan hotel di sekitar Danau Batur sangat merasakan adanya ketenangan begitu melihat keindahan danau dan panorama Gunung Batur. Ini salah satu daya tarik kenapa wisatawan mau menginap di sana.

Sementara pembudi daya ikan keramba sangat mendambakan air danau yang tak terkontaminasi senyawa beracun. Salah satunya pestisida agar ikan dapat berkem-bang baik. Sementera di sekililing danau banyak petani yang memanfaatkan airnya untuk menyiram tanaman hortikultura seperti bawang merah, sayur mayur, kol, wortel, lobak dan sebagainya. Tengokklah para petani dengan gigihnya pagi sore menggunakan gembor menyemprotkan tanaman bawang atau lainnya agar per-tumbuhannnya subur yang airnya diambil dari Danau Batur. Namun di balik per-tumbuhan tanaman yang subur, tanaman mereka juga diintai hama dan penyakit. Salah satunya ulat pada bawang merah yang tak hanya membuat daun berguguran juga berpengaruh pada hasil umbinya. Untuk mempertahankan kehijauan daun tersebut, petani mengambil langkah

cepat menyemprotkan insektisida untuk membasmi hama. Ini salah satu contoh dari begitu banyak perilaku petani guna mengamankan tanamannya dari serangan hama dan penyakit. Kondisi ini tentu saja mengundang kerawanan bagi air danau. Karena residu air beracun dari pestisida yang disemprotkan itu akan mengalir ke danau sehingga airnya tercemar pes-tisida.

Karena itu Danau Batur dihadapkan persoalan krusial pencemaran dan menu-runnya kualitas air danau. Padahal air danau tersebut tak hanya digunakan oleh masyarakat Bangli juga beberapa kabu-paten lainnya di Bali. Selain itu persoalan rutin yang menerpa danau Batur adanya sendimentasi (pengendapan). Yakni enda-pan tanah yang berasal dari erosi tanah di atasnya. Maklum di atas danau banyak lahan digunakan untuk bercocok tanam terutama tanaman hortikultura seperti sayur. Tanah yang terus diolah intensif untuk bertanam sayur menyebabkan ika-tannya menjadi lemah sehingga mudah tergerus pada musim hujan ke danau. Karena itu terjadi pendangkalan danau yang ditandai terendamnya sejumlah kawasan seperti Terunyan pada musim hujan. Masalah terakhir yang menambah kompleksitas kualitas air danau adalah buangan limbah yang berasal dari rumah tangga maupun vila atau hotel yang berada di sekitar kawasan danau yang tidak diolah.

Berdasarkan data hasil uji laborato-rium Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bangli terungkap, kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD) air danau Batur semakin meningkat. BOD

merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersus-pensi dalam air buangan. Sementara COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen. BLH menyatakan BOD air danau Batur saat ini mencapai di atas 2,5 mg/liter. Angka ini lebih tinggi dari baku mutu air layak minum yang hanaya 2 mg/liter. De-mikian juga halnya dengan COD yang mencapai 13,7 mg/liter, lebih tinggi dari persyaratan maksimum yang mencapai 10 mg/liter.

Kepala BLH Bangli I Made Alit Par-wata mengatakan, tingginya COD dan BOD air Danau Batur ini diakibatkan oleh kondisi air yang bercampur limbah. Limbah-limbah tersebut berasal dari limbah rumah tangga dan usaha jasa pariwisata. Limbah tersebut masuk ke danau tanpa melalui proses pengo-lahan terlebih dahulu. ‘’Pembuangan limbah tanpa diolah menjadi salah satu penyebab semakin tercemarnya air danau,’’ ujarnya. Tak hanya itu, pence-maran yang terjadi di Danau Batur saat ini juga tidak terlepas dari dampak ak-tivitas pemakaian pupuk kimia oleh para petani di pinggir danau. Karena kondisi tersebut, BLH menyatakan bahwa air Danau Batur saat ini kurang layak untuk konsumsi. Kalaupun harus dikonsumsi, air danau harus benar-benar dimasak sehingga steril.

� Swasrina

Tercemar, Air Danau BaturTak Layak Konsumsi

Page 37: Majalah bali post edisi 97

KENDATI indikasi pencemaran air danau Batur cukup tinggi, Pemkab Bangli tampaknya tak berdaya mengam-bil tindakan tegas khususnya terhadap pembuang limbah. Kepala BLH Ban-gli Alit Parwata mengungkapkan untuk menjaga kualitas air danau ini, pihaknya selama ini hanya sebatas melakukan pengawasan, edukasi dan pembinaan kepada masyarakat yang ada di sekitar danau. ‘’Kami hanya sifatnya penga-wasan. Karena kami di BLH tidak punya PPLH (pejabat pengawas lingkungan hidup). Tetapi kalau pencemaran tersebut dampaknya sudah urgen tentu akan kami tindaklanjuti. Kami harus tutup yang membuang limbah,’’ ujarnya.

Selama ini pembinaan yang dilakukan BLH Bangli salah satunya menyasar forum danau lestari yang ada di 11 desa di sekitar Danau Batur. Forum ini berang-gotakan tokoh-tokoh masyarakat dari masing-masing desa. Selain itu karena salah satu penyebab tercemarnya Danau

Batur akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida, pembinaan juga dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan (P3). ‘’Untuk hal ini kami di BLH juga komunikasi-kan dengan Dinas P3. Kami edukasi masyarakat agar bila melakukan budidaya di sekitar danau, agar mepergunakan pes-tisida sewajarnya,’’ kata Alit.

Hanya saja, upaya pembinaan yang selama ini dilakukan BLH dan Dinas P3 Bangli diakui Alit Parwata kurang mendapat respon yang baik. Sayangnya bagaimana hasil pembinaan belum terlihat hasilnya di lapangan. Malah pencemaran air danau makin kompleks. Pihak dinas terkait beralasan kesadaran masyarakat untuk menjaga kualitas air danau masih cukup rendah. Hal inilah yang mengaki-batkan terjadinya peningkatan kadar COD dan BOD.

Mantan Kadis Peternakan dan Perika-nan ini juga mengungkapkan, untuk men-jaga kualitas air Danau Batur, sebenarnya

bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemkab dan masyarakat Bangli saja. Diperlukan perhatian dari Pemerintah Provinsi mengecek secara rutin kualitas air danau serta pembinaan yang lebih ‘’tegas’’. Mengingat Danau Batur selama ini menjadi penyuplai air ke sejumlah kabupaten yang ada di sekitarnya. Adapun salah satu perhatian yang bisa diberikan adalah dengan melakukan pemantauan dan pengecekan terhadap kondisi air Danau Batur secara rutin. Alit Parwata mengatakan BLH Provinsi Bali selama ini jarang melakukan pengecekan baku mutu air Danau Batur. Hanya sekali atau dua kali dalam setahun. Idealnya untuk mengecek baku mutu air Danau Batur, diperlukan pengecekan setiap tiga bulan sekali. Alit Parwata mengaku tidak bisa melakukan pengecekan sendiri, lantaran kondisi alat yang dimiliki BLH Bangli saat ini masih dalam perbaikan.

� Swasrina

6 - 12 Juli 2015 37

Hanya Bisa Lakukan PembinaanMBP/ina

Aktivitas warga seputar danau Batur. Warga mengambil airnya untuk menyiram sayur mayur. Termasuk kemungkinan air tersebut digunakan untuk menyemprot hama dan penyakit tentu saja setelah dicampur pestisida.

Page 38: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201538

P E M E R I N T A H A N

SEBAGAI wujud apresiasi dan terima kasih Pemerintah Kabupaten Badung kepada wajib pajak yang sudah patuh melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dan atas kontribusi yang besar kepada pendapatan daerah, maka Pemkab Badung untuk tahun ini kembali mem-berikan penghargaan kepada wajib pajak daerah terbaik.

Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Bupati Badung A.A. Gde Agung di Ruang Kertha Gosana, Puspem Badung, Jumat (19/6) malam lalu. Acara tersebut juga dihadiri Ketua Komisi III DPRD Badung I Nyoman Satria bersama anggota Alit Yandinata, Sekda Badung Kompyang R. Swandika, Ketua TP PKK Badung Ny. Ratna Gde Agung serta Pimpi-nan SKPD.

Bupati Badung A.A. Gde Agung menyampaikan bahwa penghargaan ini diberikan kepada wajib pajak terbaik dalam upaya meningkatkan dan mempererat hubungan kemitraan antara pemerintah kabupaten badung dengan para wajib pajak dalam upaya menumbuhkembangkan kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan sekali-gus memotivasi para wajib pajak agar lebih meningkatkan partisipasi dan prestasinya dalam mendukung peningkatan pendapatan daerah badung. Bupati menegaskan bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan pajak daerah, Dispenda Badung telah melakukan upaya-upaya pembenahan dan penyempurnaan system pelaporan dan pe-nyetoran pajak secara online. Dilakukan pula pengadaan alat pemantau transaksi online secara bertahap mulai 2012.

“Kami harapkan pemasangan alat pemantau transaksi secara online ini terus dikembangkan sehingga dapat men-gakomodasi sistem transaksi pajak pada wajib pajak daerah yang mempergunakan sistem web service,” tegas Gde Agung seraya mengharapkan kesadaran para wajib pajak daerah un-tuk membangun respect and trust di antara kita bersama serta menjawab sikap skeptis yang berkembang sementara ini.

Di bagian lainnya Bupati menambahkan, ada tiga tugas yang harus dijalankan dalam melaksanakan pemerintahan yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkat-kan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat termasuk di dalamnya tersedianya sarana prasarana infrastruktur yang memadai dan meningkatkan daya saing daerah. Untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan pembangunan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator seperti Indeks Pemban-gunan Manusia (IPM) dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Mengenai IMP Badung yang didalamnya mencakup pendidi-kan, kesehatan dan daya beli masyarakat, dari tahun 2005 IPM Badung 73, dan sekarang meningkat menjadi 76,80. Ini menunjukkan kesejahteraan masyarakat terus meningkat.

Sementara petumbuhan ekonomi juga terus mengalami peningkatan yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat Badung itu sendiri. “Berdasarkan terori distribusi pendapatan dari world bank, di Badung pemerataan tinggi ketimpangan rendah. Sementara dengan teori gini ratio dida-pat bahwa Badung berada pada klaster dua yakni pemerataan

tinggi dan ketimpangan rendah. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras seluruh elemen termasuk sektor pariwisata,” un-gkapnya. Ditambahkan, dengan pemerataan tersebut sangat berpengaruh pada menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan di Badung. Untuk pengangguran 0,48 persen dan kemiskinan 2,46 persen.

Kadispenda dan Sedahan Agung Badung I Wayan Adi Arnawa menjelaskan, penyerahan penghargaan wajib pajak terbaik, berdasarkan dua parameter yakni kepatuhan terbaik dan penyetoran pajak terbaik. Untuk kepatuhan terbaik diukur dari penyetoran surat pemberitahuan pajak daerah (SPTPD) terutang tepat waktu sebelum jatuh tempo dan ketepatan waktu menyetor pajak yakni sebelum jatuh tempo peny-etoran, hasil laporan pajak dalam SPTPD sesuai dengan yang seharusnya dilaporkan, tidak memiliki utang pajak, tidak memiliki denda administrasi, jumlah setoran dan kooperatif terkait pemasangan alat online system. Sementara penyetoran pajak terbaik diukur berdasarkan jumlah utang pajak, tingkat kepatuhan dan jumlah penyetoran.

Dalam kesempatan tersebut Adi Arnawa juga menyampai-kan target dan realisasi pendapatan daerah tahun 2014. Target pendapatan daerah sebesar Rp 3,1 triliun lebih, realisasinya Rp 3,4 triliun lebih atau realisasi sekitar 109,14 persen. Target pajak daerah Rp. 2,1 triliun lebih, terealisasi sebesar Rp 2,3 triliun lebih (107,22%). Sedangkan perkembangan realisasi penerimaan pendapatan daerah tahun 2015 hingga bulan April, dimana target pendapatan daerah Rp 3,2 triliun lebih, terealisasi Rp 1 triliun lebih (33,15%). Target pajak daerah Rp. 2,3 triliun lebih, realisasinya baru Rp 697,5 miliar lebih (30,29%). Selain itu untuk optimalisasi penerimaan pajak daerah telah dilaksanakan system pelaporan dan penyetoran pajak secara on line. “Dengan sistem on line, sampai saat ini tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pelaporan SPTPD meningkat dari sebelumnya hanya mencapai 60% dan saat ini sudah mencapai 90%,” jelasnya. (adv)

Pemkab Badung Beri Penghargaan kepada Wajib Pajak Terbaik

Penyerahan penghargaan dilakukan oleh Bupati Badung A.A. Gde Agung di Ruang Kertha Gosana, Puspem Badung, Jumat

(19/6) malam lalu.

Page 39: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 39

P A R I W I S A T A

Kunci keberhasilan pari-wisata menjadi destinasi terbaik adalah kebersihan. Sayangnya, masih banyak

sampah yang membayangin sektor penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Bali. Terlebih, je-lang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang tinggal menghitung hari dikhawatirkan sektor pariwisata bakal tak dilirik wisatawan interna-sional.

Seperti dikatakan peselancar di Kuta, Nyoman daerah seperti Bali yang menjadi destinasi wisata ter-populer Indonesia, sampah masih menjadi kendala. Padahal, kegiatan bersih-bersih rutin dilakukan, ter-masuk di pantai.

“Kegiatan bersih-bersih itu se-

lalu ada, tetapi itu tidak memberikan solusi karena sampah akan selalu ada. Kita bersih-bersih sekarang, tetapi besok sudah kotor lagi,” ucapnya.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Badung, Putu Eka Merthawan juga mengakui, musim libur (peak season) tidak hanya mempengaruhi tingkat kun-jungan wisatawan ke Kabupaten Badung. Kehadiran wisatawan ke kabupaten belambang keris ini juga berkontribusi terhadap peningkatan volume sampah. Berdasarkan data yang ada, volume sampah harian naik dari 252 ton perhari menjadi 275 ton perhari.

“Pengaruhnya sangat ada (lonja-kan wisatawan -red) khususnya pada jasa pariwisata, seperti hotel dan

Sampah, Mimpi Buruk

Pariwisata

restoran. Indikator dari kenaikan volume sampah harian dari 252 ton perhari men-jadi 275 ton perhari,” ungkapnya.

Kendati demikian, lonjakan volume sampah kata Merthawan hanya terjadi di sektor perhotelan dan restoran, sedangkan volume sampah di tempat umum masih terbilang normal. “Kalau sampah di jalan masih stabil tanpa ada lonjakan, yakni perhari rata-rata 10 ton. Ini disebabkan karena semakin tertibnya masyarakat dan wisatawan tak buang sampah sembaran-gan,” ucapnya.

Guna mengatasi lonjakan volume sampah saat peak season, pihaknya melakukan pengangkutan sampah tiga kali sehari, yaitu dimulai pukul 06.00 wita serta sore dan malam hari. “Ada langkah khusus yang kami terapkan untuk mengatasi lonjakan sampah saat musim kunjungan wisatawan, yakni pengang-kutan sampah tiga kali sehari oleh tim DKP dan dilaksanakan pada tempat yang penuh sampah pada jasa pariwisata sep-erti sebagian daerah Kuta, sehingga tak ada sampah di jalan terlihat menumpuk,” terangnya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung IGN Rai Suryawijaya menyebutkan, kedatangan wisatawan domestik (wisdom) ke Badung terus mengalami peningkatan. Lonjakan kunjungan wisatawan ke kabupaten ber-lambang keris ini mencapai 10-15 persen.

“Akupansi hotel sekarang rata-rata 70 persen dari sebelumnya 60 persen. Ini dikarenakan pengaruh libur sekolah, khususnya domestik, Untuk turis man-canegara baru akan kelihatan peningka-tanya mulai bulan Juli hingga Agustus depan pas summer,” ungkapnya.

Menurutnya, lonjakan wisdom akan dirasakan bagi pengelola hotel bintang tiga ke bawah, seperti city hotel, vila, hotel melati, podok wisata. “Mereka yang datang dari Jakarta, Surabaya, Jawa tidak mungkin menginap di hotel bintang lima, kalaupun ada tapi presentasenya kecil,” katanya.

Dikatakan, tren lonjakan wisatwan yang berlibur ke Bali, khususnya ke Kabupaten Badung terjadi setiap tahunnya, yakni mencapai 14 persen. “Namun yang kita sayangkan pertumbuhan akomodasi hotel, kondotel, vila yang meningkat 20 persen. Ini yang membuat berbahaya, karena be-rakibat pada perang tarif akibat supply dan demandnya tidak sejalan,” pungkasnya.

� Parwata

MBP/edi

Sejumlah wisatawan menikmati liburan di pantai Kuta. Musim liburan yang dibaren-gi dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung juga berkon-

tribusi terhadap peningkatan volume sampah, yakni sampah harian naik dari 252 ton per hari menjadi 275 ton per hari.

Page 40: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201540

A K T I V I T A S

MBP/ist

KEJUARAAN - Kejuaraan Karate Lemkari Terbuka Antar Pelajar dan Mahasiswa se-Bali, memperebutkan Dhamantra Cup

II/2015, mulai digelar di GOR Lila Bhuana, sejak Sabtu (20/6) sampai dengan Minggu (21/6). Nyoman Dhamantra menjelaskan,

kejuaraan yang melibatkan 400 karateka tersebut rutin digelar tiap tahun. Rencananya level kejuaraan akan dinaikkan menjadi

Indonesia Open. Sementara Kasdam IX/Udayana Brigjen TNI Hadi Kusnan, mengakui, melalui ajang Dhamantra Cup ini,

pihaknya optimis bakal muncul karateka berbakat dan bertalenta, yang mampu mengharumkan nama Bali. Pada bagian lain, Ketua Panpel Yudi Artha Giri menerangkan, tujuan event ini untuk men-

ingkatkan prestasi karateka dari kalangan siswa SD, SMP, SMA, hingga mahasiswa. Selain itu, Lemkari juga ikut mendukung pro-gram pemerintah, dalam menyiapkan karateka untuk berkiprah di

kancah regional, nasional, sampai internasional. Nampak dalam foto Nyoman Dhamantra (kanan) bersama Kasdam IX/Udayana

Brigjen TNI Hadi Kusnan.

MBP/bit

ESTAFET - Bupati Tabanan Eka Wiryastuti secara estafet menghadiri upacara ngaben massal di empat lokasi, Minggu

(21/6) pagi. Didampingi Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama, anggota DPRD Kabupaten Tabanan I Nyoman Suadi-ana, camat dan perbekel serta tokoh masyarakat setempat. Lokasi ngaben massal yang dikunjungi adalah Banjar Tohjiwa, Antapan

Baturiti, Banjar Abing, Batunya, Baturiti, Banjar Peneng, Perean, Baturiti. Lokasi terakhir di Desa Adat Babahan, Penebel. Dalam

kunjungannya ini, Bupati Eka menegaskan agar masyarakat selalu mempertahankan persatuan dan kesatuan serta tetap jaga

semangat gotong royong. Ketua Panitia dari masing-masing upacara ngaben massal ini mengatakan kehadiran Bupati Eka,

beserta rombongan merupakan kebahagiaan bagi masyarakanya. Nampak dalam foto Bupati Tabanan saat menghadiri empat lokasi

yang menggelar upacara ngaben. Didampingi Ketua DPRD Bali serta DPRD Tabanan Bupati Eka selalu menekankan kebersa-

maan dan gotong royong.

MBP/ist

KERJA SAMA - Taiwan International Cooperation Development Fund (ICDF) bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM

Provinsi Bali menyelenggarakan seminar “Pengembangan Produk Unggulan Daerah Melalui Program OVOP” pada Senin (22/6) di Sanur. Owner Joger, Joseph Theodorus Wuliandi tampil sebagai motivator dalam acara tersebut. Asisstant Deputy for Resources Research, Kementerian Koperasi dan UMKM RI, Daniel Asnur,

S.Kom., M.M. mengatakan, OVOP adalah one village one product, merupakan program Kementerian Koperasi dan UMKM dari

2010-2014 yang mencanangkan harus ada 100 OVOP di seluruh Indonesia. Daerah pertama yang masuk program OVOP yaitu

Bali, Jawa Barat dan Sumatera Barat. Untuk dapat mendukung program tersebut agar dapat berjalan baik diperlukan kerjasama dari dalam dan dari luar. Kerja sama dari dalam yaitu kerjasama lintas sektor seperti dengan pertanian, perdagangan, hukum dan

HAM, dan dinas provinsi/kabupaten.

MBP/ist

PESAMUHAN - Guna menyatukan persepsi warga Pande di selu-ruh Indonesia, Maha Semaya Warga Pande Provinsi Bali menye-lenggarakan Pesamuhan Agung V dan Paruman Sulinggih III di

Museum Neka, Ubud, Minggu (21/6). Maha Semaya Warga Pande ini diharapkan mampu menyongsong masa depan dengan men-

guasai teknologi, seperti pendahulunya yang ahli dalam membuat persenjataan magis seperti keris. Ketua Panitia Pelaksana I Wayan

Sutena mengatakan, dalam acara yang bertemakan ‘’Nelebang Ajah-ajah Padewasrayan/Tri Para Arta: Asih, Tresna/Punia lan

Bhakti, Ngicalang Parisolah Durlabhaning Arta, Sulabaning Panca Klesa, Lan Duhkaning Mangraksa Kutumbha’’ ini, diseleng-

garakan untuk menyampaikan laporan kerja dari pengurus pada periode sebelumnya. Hingga kini dibahas program kerja untuk lima

tahun ke depan, dan juga pemilihan pengurus untuk masa bakti 2015-2020. Pesamuhan ini diikuti tokoh-tokoh warga Pande se-

Bali, utusan dari 250 Pemaksan Pura Dadia Pande se-Bali.

Page 41: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 41

SERAP ASPIRASI - Dua pansus yang dibentuk DPRD Badung, yakni Pansus Keuangan Desa dan Pansus Tata Cara

Pemilihan dan Pemberhentian Perbekel, Selasa (23/6), menyerap aspirasi dari sejum-

lah kalangan. Selain para perbekel, BPD, sekdes, dan kaur keuangan, serap aspirasi

ini juga dihadiri tokoh-tokoh masyarakat se-Badung. Acara yang dipimpin Ketua

DPRD Badung Nyoman Giri Prasta ini juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Ketut Suiasa

dan ketua kedua pansus serta anggota. Hadir pula Kepala BPMD Pemdes Putu Gede Sridana. Saat membuka serap aspirasi itu, Giri Prasta menyatakan acara ini sangat penting dalam rangka usul saran dari berbagai elemen masyarakat. Karena itu, dia

berharap, masukan tak hanya bisa diterima pada saat rapat berlangsung. Menurutnya, Badung akan menggelar pilkel serentak. Pada 2015, ujarnya, akan ada pilkel serentak untuk 8 perbekel.

MBP/ist

DIKUKUHKAN - Pengurus Kabupaten Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (Pelti) Badung masa bakti

2015-2019 dikukuhkan oleh Ketua Umum Pelti Pengprov Bali I Ketut Rochineng di Lapangan Tenis Dharma Praja,

Lumintang, Denpasar, Minggu (21/6). I Wayan Adi Ar-nawa kembali terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Cabang (Muskab) Pelti Badung yang dilaksanakan pada 26 Maret lalu. Adi Arnawa untuk kedua kalinya menak-

hodai Pelti Badung, karena pada masa bakti 2011-2015 ia juga dipercaya memimpin Pelti Badung. Acara pengu-

kuhan tersebut juga dihadiri Sekda Kabupaten Badung Kompyang R Swandika, Ketua Umum KONI Badung Si

Putu Raka Arnaya dan jajaran pengurus Pelti. Dalam menjalankan tugasnya lima tahun ke depan, I Wayan Adi Arnawa didampingi I Made Sudarsana selaku Sekretaris

dan pengurus lainnya seperti Dewa Gde Joni Astabrata (Wakil Ketua I), Made Ananta Wiguna (Wakil Ketua II), A.A. Bgs. Mahaputra (bendahara) dan dibantu beberapa bidang. Usai acara pelantikan juga dilaksanakan pertandingan ekshibisi antara pengurus Pelti Ba-

dung dengan pengurus Pelti Pengprov Bali.

MBP/ist

MBP/ist

TERUNGGUL - Wayan Sudirta, kandidat Bupati Karangasem dari PDI Perjuangan, merupakan kandidat terunggul dan mendapat

pilihan mayoritas ‘’rakyat Karangasem’’ sebagai Bupati Karangasem 2015-2020. Sudirta unggul baik ketika tunggal tanpa pasangan mau-

pun saat bergandengan dengan cawabup. Sudirta juga paling kuat saat head to head maupun dipertarungkan beberapa kandidat. De-mikian hasil survei SMRC (Syaiful Mujani Research Centre), yang

diadakan 4-8 Juni 2015, dengan 410 responden secara multistage random sampling. Sudirta mengungguli kandidat lain, seperti Made Sukerana, Mas Sumatri, Gede Dana, Ngurah Agung, Made Sumiati.

Putu Wirata Dwikora, Relawan KORdEM untuk Sudirta, membe-berkan hasil survei SMRC di Denpasar, Kamis (18/6) lalu. Menurut

SMRC, menjawab pertanyaan terbuka, siapa bupati Karangasem pilihan responden, muncul 6 nama. Posisinya, Sudirta 15,4%, Mas

Sumatri 13,9%, Made Sukerana 6,3%, Purwa Arsana 1,2%, Ngurah Agung 0,5%, Gede Dana 0,5%, dan beberapa kandidat lain memper-

oleh kurang dari 0,5% dan mayoritas belum menyatakan pilihan.

MBP/ist

INSPIRATIF - SMP PGRI 2 Denpasar pantas menyandang predikat sekolah inspiratif, kreatif, inovatif dan berkarakter.

Sekolah ini memiliki sejumlah program unggulan budaya dan pendidikan karakter. Salah satunya rutin menggelar pasraman

kilat bagi siswa saat libur panjang sekolah. Pasraman kilat SMP PGRI 2 Denpasar, Jumat (19/6) dibuka Ketua PHDI Bali Prof. Dr. Gusti Ngurah Sudiana didampingi Kepala SMP PGRI 2 Denpasar Dr. Gede Wenten Aryasuda, M.Pd. dan Ketua Panitia Drs. I Wayan Nendra. Wayan Nendra melaporkan pasraman selama dua hari ini

diisi dengan berbagai materi. Di antaranya praktik agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari, dharma negara dan dharma agama

untuk membagun karakter siswa. Selain itu soal etika yadnya, yoga, swadharma siswa dalam kehidupan sehari-hari, dharmagita dan majejahitan. Kepala SMP PGRI 2 Depasar Dr. I Gede Wenten Aryasuda, M.Pd. menegaskan, program pasraman ini untuk men-

jadikan insan SMP PGRI 2 sebagai SDM yang berkarakter, kuat landasan agamanya dan berpikir global.

Page 42: Majalah bali post edisi 97

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

A K T I V I T A S

MBP/ist

INTEGRITAS - Karangasem ke depan sangat perlu figur bupati yang punya integritas pribadi sangat kuat, mengingat di Karangasem berdiri

sejumlah parahyangan jagat yang harus dijaga kesucian kawasan-nya, seperti Pura Besakih, Pura Pasar Agung, Pura Lempuyang,

Pura Andakasa, Pura Silayukti dan lain-lain. Tanah-tanah di sekitar kawasan suci misalnya di lingkungan Pura-Pura Sad Kahyangan dan

Dang Kahyangan, sudah banyak beralih kepemilikan ke pihak investor, yang pikirannya melulu komersial. Untuk menata kawasan suci serta parahyangan Sad Kahangan dan Dang Kahyangan yang bertebaran di Karangasem, diperlukan pemimpin tegas dan lurus. Penting juga pemimpin Karangasem ke depan tidak cacat moral dan tidak cacat

dalam etika berpolitik. Persyaratan seperti ini dibutuhkan juga untuk memimpin Kabupaten Badung, Bangli, Tabanan, Jembrana dan Kota Denpasar, yang berbarengan menyelenggarakan pilkada tahun 2015

ini. Demikian dikemukakan Ida Pandita Mpu Siwa Budha Dhaksa Darmita, sulinggih Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi yang juga Wakil Dharma Adhyaksa Sabha Pandita PHDI Pusat. Penegasan

serupa dilontarkan Ida Acharya Agni Yogananda, acharya yang juga duduk di Dewan Pasharaman Provinsi Bali. Nampak dalam foto Ida

Acharya Agni Yogananda.

MBP/istSOSIALISASI - Tokoh politik dan juga anggota MPR RI Drs. I Made Urip, M.Si., tidak pernah berhenti turun langsung untuk memberikan pemahaman tentang arti pentingnya empat “Pilar

Kebangsaan” di tengah-tengah masyarakat. Kali ini anggota Komisi IV DPR RI dari PDI Perjuangan itu mensosialiasikan

wujud nyata dari implementasi Empat Pilar yang dibangun oleh Bapak Pendiri Bangsa Bung Karno yakni Pancasila, UUD 1945,

NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, khususnya di pedesaan. Salah satunya dengan me-nyatukan warga dari tiga Banjar di Desa Mundeh yang dipusat-kan di Balai Banjar Pengedan, Desa Mundeh, Selemadeg Barat,

Tabanan, Minggu (21/6) lalu. Made Urip yang turun memberikan sosialisasi disambut semarak oleh ratusan warga dari tiga Banjar yakni Pengedan kaja, Pengedan Kelod dan Nyuh Gading bersama anggota DPRD Tabanan Made Ekadana dan tokoh partai Wayan

Dika Sumantra beserta jajaran Pengurus DPC dan PAC PDI-P.

MBP/ist

PROGENDER - Untuk membela perempuan agar mendapatkan keadilan, tidak mesti bupatinya bergender perempuan. Siapapun

orangnya, asalkan pro-gender, perempuan pasti memilihnya. Apalagi, kalau figur itu sudah teruji nyata, maupun unggul lewat lembaga sur-vei yang kredibel dan bisa dipercaya. Bupati Karangasem mendatang diharap memperhatikan peran perempuan sebagai tiang membangun

keluarga, hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang baik, hak memperoleh pendidikan dan pekerjaan, serta hak-hak lain yang terkait keberadaan perempuan secara biologis, seperti mereka yang

perlu cuti untuk melahirkan dari kantor tempatnya bekerja, libur tertentu karena kesibukan-kesibukan kerja adat dan agama, dan

sebagainya. Aspirasi itu muncul dalam simakrama Wayan Sudirta dengan ibu-ibu PKK (Persatuan Kesejahteraan Keluarga) sekecama-

tan Bebandem, Abang dan Kota Karangasem, dari 17-20 Juni 2015 ini. Sudirta didampingi putri sulungnya, dr. Wayan Indriani Ekaputri,

SPOG, yang baru saja diwisuda dan merupakan dokter FK Unud dengan nilai tertinggi secara nasional untuk 2015 ini.

MBP/ist

KERJA BAKTI - Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, Desa Pakraman Penin-

joan, Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, mengge-lar kerja bakti di Pura Dalem Desa Pakraman Peninjoan, Minggu

(21/6). Tidak hanya pada hari itu, kegiatan kerja bakti ini setiap bulan diselenggarakan oleh seluruh masyarakat Desa Pakra-

man Peninjoan. Sebagai ucapan terima kasih karena partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat besar,

Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra menyer-ahkan tempat sampah secara simbolis kepada Desa Pakraman

Peninjoan. Bendesa Desa Pakraman Peninjoan Desa Peguyangan Kangin Kecamatan Denpasar Utara, I Nyoman Suweca mengata-kan, selain meningkatkan kebersihan lingkungan, kerja bakti ini

juga untuk menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan serta piodalan di Pura Dalem pada Umanis Galungan mendatang.

Page 43: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 43

MBP/ist

BERKIBAR - Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar kian berkibar. Selain memilki SDM dosen berkualifikasi doktor terban-yak di Bali, kini ditambah kesuksesan Unwar meraih akreditasi B

untuk Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT). SK AIPT den-gan akreditasi B dari BAN PT langsung diserahkan Koordinator Kopertis Wilayah VIII, Prof. Nengah Dasi Astawa kepada Ketua

Yayasan Kesejahteraan Korpri Prov. Bali, Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti,M.Si., selanjutnya diserahkan kepada Rektor Unwar,

Prof. Dewa Putu Widjana. Penyerahan tersebut dilakukan di tengah-tengah acara pengukuhan Prof. Dr. I Nyoman Kardana

sebagai guru besar, Selasa (23/6) lalu. Rektor Unwar Prof. Dewa Putu Widjana mengaku sangat bangga dengan turunnya akrditasi

B untuk AIPT Unwar. Dengan demikian semua program studi di Unwar terakreditasi B, dan akreditasi B untuk AIPT. Turunnya

akreditasi B AIPT ini sangat penting bagi universitas sebab akan menjadi dasar bagi masyarakat yang menetukan pilihyan studi

lanjut ke S-1 dan S-2.

MBP/ist

RAKOR - Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung yang ber-tumpu pada sektor kepariwisataan telah menempatkan Kabupaten

Badung pada posisi yang cukup membanggakan. Walaupun demiki-an, segenap jajaran lingkup Pemkab Badung diminta untuk terus

melakukan upaya konkret serta melaksanakan action plan yang te-lah dirancang guna mengendalikan tingkat inflasi agar tetap stabil dan terkendali. Kondisi tingkat harga yang stabil dan terkendali ini dinilai sangat berkorelasi dalam upaya mendukung perkembangan perekonomian daerah dan menyejahterakan masyarakat. Demikian terungkap saat Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendalian Inflasi

Daerah (TPID) Kabupaten Badung yang dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung Kompyang R. Swandika, Rabu

(24/6) di Puspem Badung. Selain Sekda Badung, turut hadir di antaranya Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali

Suarpika Bimantoro, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dewa Apramana, serta segenap anggota TPID Pemkab Badung

yang melibatkan SKPD terkait lingkup Pemkab Badung.

MBP/ist

SATGAS - Kasus Engeline menyentakkan semua orang sehingga menjadi perhatian nasional sampai internasional. Mengantisi-

pasi agar tidak terulang kasus serupa yang menimpa anak-anak, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar membentuk Satuan Tugas

(Satgas) Perlindungan Anak mulai dari tingkat lingkungan, banjar, desa/lurah termasuk di kecamatan sampai sekolah-sekolah

dari tingkat PAUD/TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Pembentukan Satgas Perlindungan Anak Kota Denpasar dikukuhkan langsung

Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra, Jumat (19/6) di Gedung Sewaka Dharma, Denpasar. Pengukuhan tersebut juga

dihadiri Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. I.A. Selly D. Mantra, anggota DPRD Ketut Suteja Kumara, Sekda Kota Denpasar AAN

Rai Iswara dan seluruh kepala lingkungan, kades/lurah dan kepala sekolah se-Kota Denpasar.

MBP/ist

PERTUKARAN - Sebanyak 17 mahasiswa didampimgi dua dosen Ban Somdejchaopraya Rajabbat University (BSRU) Thailand

melakukan program pertukaran bahasa dan budaya di Univer-sitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar sejak dua minggu lalu. Penutupan program pertukaran budaya diakhiri dengan pentas

seni, Jumat (19/6). Pentas seni langsung dihadiri Rektor Unmas Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd. bersama WR I Prof. IGN Alit

Wistasta MP., WR II Drs. I Wayan Suandhi, M.Pd. dan WR IV Dr. Ir. I Ketut Arnawa, M.P. serta para dekan di lingkungan Unmas.

Acara ini menarik dan sukses karena mahasiswa BSRU Thailand selain membawakan dua pementasan yakni Thai Boxing dan

Thai Clasic Dance juga ikut menari tari Bali yakni Burat Wangi dan tari Berburu dari Papua. Ketua Panitia I Komang Budiartha, S.Pd., M.Hum. mengungkapkan, selama dua minggu mahasiswa

BSRU melakukan pertukaran bahasa dan budaya.

Page 44: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 201544

A K T I V I T A S

MBP/ist

MURAL - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bali melanjutkan rangkaian kegiatan Bulan Bung Karno di Kota Denpasar,

Minggu (21/6). Di Denpasar, tepatnya di Lapangan Puputan Badung digelar acara bertajuk ‘’Malam Seni Bulan Bung Karno’’ yang dihadiri

ribuan masyarakat. Partai berlambang moncong putih ini menghadirkan hiburan rakyat seperti musik, lawak, pembacaan puisi, pidato Bung Kar-

no, dan pemutaran film dokumenter, serta aneka stan kuliner. Tak ket-inggalan, sejumlah seniman juga terlihat membuat mural Bung Karno. Ketua DPD PDI-P Bali I Wayan Koster mengatakan, rangkaian Bulan Bung Karno selama satu bulan penuh ini juga dilaksanakan di banjar-

banjar seluruh kabupaten/kota se-Bali. Tujuannya untuk membumikan figur Bung Karno sebagai bapak bangsa, pemimpin serta pemikir besar

yang telah berjasa bagi bangsa Indonesia. Nampak dalam foto Sejumlah seniman membuat mural Bung Karno dalam acara Malam Seni Bulan

Bung Karno di Lapangan Puputan Badung, Denpasar.

MBP/ist

GEMPITA - Kabupaten Jembrana yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kementerian Pertanian sebagai sentra

peternakan kambing di wilayah Bali dan NTT, kini ditarget men-jadi produsen kambing terbesar se-Bali. Guna mencapai target

itu, Jembrana kini fokus mengembangkan sentra peternakan kambing melalui bantuan kepada kelompok-kelompok ternak yang tersebar di sejumlah desa di Gumi Makepung. Target itu

ditegaskan Wabup Jembrana, I Made Kembang Hartawan, saat meninjau langsung kondisi kelompok tani ternak kambing Kerta

Ulangan di Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana, Selasa (23/6). Bantuan kambing melalui program Gerakan Memban-

gun Produksi Peternakan Berorientasi Agrobisnis (Gempita) ini telah dimulai sejak tahun 2013. Sampai tahun 2014, sudah

ada 20 kelompok ternak kambing yang tersebar se-Jembrana menerima bantuan paket ternak kambing itu.

MBP/ist

SPMB - Jumlah peserta Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar untuk

gelombang I mendekati angka 2.000 tepatnya 1.908 orang. Mereka, Minggu (21/6) mengikuti tes tulis jalur reguler dan tes wawancara. Jumlah tersebut meningkat 23 persen dibandingkan tahun lalu un-tuk gelombang I. Pelaksanaan SPMB kemarin langsung dipantau

Rektor Unmas Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd. bersama para Wakil Rektor Prof. IGN Alit Wistasta, M.P., Drs. I Wayan Suan-

dhi, M.Pd., Ir. I Made Sastra Wibawa, M.Erg. dan Dr. Ir. I Ketut Arnawa, M.P. serta para dekan. Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan serta Perencanaan Sistem Informasi (BAAKP-SI) Unmas Ida Bagus Suryatmaja, S.T., M.T. melaporkan sejumlah

prodi terbanyak yang mendapat pilihan masing-masing Manajemen sebanyak 702, Akuntansi (571). Kemudian disusul FKIP dengan

lima prodi dengan peserta 257. Disusul FKG sebanyak 182 orang diikuti FH sebanyak 128 orang.

MBP/ist

KONSISTEN - Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIMI) Handayani Denpasar terus berupaya secara konsisten dan

berkesinambungan memperbaiki kuantitas dan kualitas hasil penelitian, baik dosen maupun mahasiswa. Bahkan hasil-hasil

penelitian tersebut dibukukan dalam bentuk prosiding. De-mikian terungkap dalam Seminar Nasional ‘’Hasil Penelitian

Dibukukan dalam Bentuk Prosiding’’ yang digelar STIMI Han-dayani Denpasar, Rabu (24/6). Seminar ini dihadiri Koordinator

Kopertis Wilayah VIII Bali Nusra Prof. Nengah Dasi Astawa, Ketua STIMI Handayani Denpasar Dr. Ida Bagus Udiyana

serta dosen dan mahasiswa STIMI Handayani Denpasar, Ketua Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar Dr. Ida Bagus Ra-

dendra Suastama, S.H., M.H. Nampak dalam foto Koordinator Koopertis Wilayah VIII Prof. Dr. Dasi Astawa (tengah) didamp-ingi Ketua Yayasan STIMI Handayani Dr. Ida Bagus Radendra

Suastama (tiga dari kanan), S.H.M.H dan Ketua STIMI Han-dayani Denpasar, Ida Bagus Udiyana (dua dari kanan) dalam

seminar nasional di kampus setempat, Rabu (24/6).

Page 45: Majalah bali post edisi 97

456 - 12 Juli 2015

MBP/ist

SADARI - Generasi muda di Bali diharap segera menyadari ke-beradaan Bali yang saat ini tengah dimangsa oleh predator–predator

anti-Pancasilais yang setiap hari akan menggerogoti kedaulatan umat Hindu sebagai penopang budaya Bali. Di satu sisi, generasi muda

Bali di desa dituntut untuk menjaga kesucian adat Bali dengan berba-gai kewajiban adat dan agama, tetapi di satu sisi ketahanan ekonomi

orang Bali terus digerogoti. Tanah, sawah dan aset di keluarga dan desa makin mudah digadaikan karena pemikiran pragmatis orang

Bali kini, sedangkan daya saing SDM anak muda Bali selalu kalah berhadapan SDM pendatang, baik dari luar Bali dan luar negeri. Dan

strategi merebut kedaulatan Bali di masa depan terus digelorakan oleh Senator DPD-RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS

III, khususnya ketika bertemu dengan seratusan pengurus Sekaa Teruna se-Desa Beraban, Kediri, Tabanan yang difasilitasi Karang

Taruna Gapera di Kantor Desa. Nampak dalam foto Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III bersama I Nyoman Darma, S.P. (Pjt. Perbekel), I Made Sumawa (Jro Bendesa Adat Be-

raban ), I Gede Putu Waisnawa (Ketua Karang Taruna Gapera Desa Beraban) di Kediri, Tabanan.

MBP/ist

MANTAP - Pascadiumumkannya hasil survei SMRC (Syaiful Mujani Research and Consulting) yang menyatakan Wayan Sudirta sebagai bakal calon bupati terunggul, apresiasi kaum muda makin

kuat untuk mengusung putra kelahiran Desa Pidpid itu menjadi orang nomor satu di Karangasem. Para teruna teruni makin mantap

mendukung Sudirta, karena yakin advokat senior tersebut akan konsisten menampung dan mencarikan tempat yang cocok untuk

menampung potensi kaum muda. Hal itu muncul dalam simakrama dengan Teruna Teruni, Selasa (23/6). Mereka kemudian sepakat

membentuk Forum Teruna Teruni Sektor I Kecamatan Karangasem, mewilayahi di Desa Seraya Timur, Seraya Barat, Seraya Tengah

serta Desa Bukit. Sebagai ketua dipilih Made Marianto, Wakil Gede Murdana, Sekretaris I Gede Arto Adnyana, Sekretaris II Ni Kadek

Eka Sutiyadnyani dan Bendahara Ni Made Sudiastini. Forum dibentuk secara spontan, sebagai penghubung aspirasi kaum muda

dengan bakal calon bupati PDI Perjuangan tersebut.

MBP/Eka

LAUNCHING - Sinergi tiga bank yaitu Mandiri, BRI, dan BNI, Jumat (19/6), melaksanakan launching e-payment Bali tol untuk

pembayaran tol dengan tol card yang dapat digunakan oleh pengguna mobil dan motor. Pada acara tersebut juga dilakukan penandatangan-

an MoU oleh Jasa Marga Bali Tol, BRI, Mandiri, dan BNI. Dalam acara tersebut juga hadir Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali Ketut Artika mewakili Gubernur Provinsi Bali. Tol card merupakan

alat pembayaran berupa kartu untuk dapat melewati tol tanpa harus repot-repot mengeluarkan uang tunai. Kartu yang diluncurkan yaitu E-toll Card, BRIZZI toll card, dan E-Tap Cash. Direktur Jasa Marga Bali Tol, Akhmad Tito Karim mengatakan terdapat 44.000 kendaraan

yang melewati tol per harinya. Dari angka tersebut, 44 persen meru-pakan kendaraan roda dua. Dari sekian kendaraan yang masuk, baru

2-4 persen yang menggunakan e-payment. Dengan adanya sinergi tiga bank ini, ia berharap pengguna e-payment meningkat.

MBP/ist

SEMINAR - Yoga telah ditetapkan sebagai warisan intelektual uni-versal umat manusia yang bermanfaat bagi kesehatan, kebugaran dan keharmonisan hubungan manusia dengan manusia, manusia

dengan alam dan manusia dengan Sang Pencipta. PBB telah menetapkan tanggal 21 Juni sebagai International Yoga Day (Hari Yoga Sedunia). Menyambut Hari Yoga Sedunia, Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar menggelar seminar yoga, Jumat (19/6) di aula Gedung Rektorat Unhi. Seminar dengan tema “Yoga Sutra Patanjali” tersebut juga dirangkai dengan peluncuran buku “Yoga Sutra Patanjali” (Terjemahan Sansekerta-Indonesia) karya Dr. IB Putu Suamba. Seminar yang menghadirkan tiga narasumber yaitu Drs. IB Agastia, Dr. IB Putu Suamba dan Prof. Dr. I Wayan Suka

Yasa tersebut dipandu Dr. Gusti Bagus Wirawan, M.Si. Tampak dalam foto Rektor Unhi, para narasumber, WR, dekan dan panitia

seminar foto bersama usai seminar.

Page 46: Majalah bali post edisi 97

Ribuan pengunjung memadati Desa Tenganan Pegringsin-gan, Karangasem, baru-baru ini. Mereka berdatangan guna menyaksikan tradisi Mageret Pandan atau biasa dikenal dengan sebutan Perang Pandan. Tradisi ini

digelar setiap tahun. Perang Pandan dilaksanakan serangkaian Aci Usaba Sambah

di Desa Tenganan Pegringsingan tepat pada Sasih Kalima. Usaba Sambah diawali dengan persembahan kerbau sebagai caru, hingga beberapa hari berikutnya dilaksanakan Perang Pandan. Seperti biasa, Perang Pandan ini dilaksanakan sebanyak dua kali. Pertama, tradisi ini dilaksanakan di Bale Patemu Kaja. Kemudian kedua dilanjutkan di Bale Patemu Tengah dengan tambahan panggung atraksi. Hari

kedua Perang Pandan juga dikenal masyarakat setempat dengan nama Pengrame Sambah. Dalam pelaksanaannya, dua pemuda yang saling berhadapan, harus bisa menyerang lawan sambil menghindari serangan lawan. Di sana diperlukan teknik berperang yang benar dengan mengendalikan emosi tanpa ada rasa dendam. Hal ini sebagai bentuk melatih kesabaran dan melatih sportivitas.

Jumlah peserta Mageret Pandan ini tidak dibatasi. Siapa pun pemuda di Desa Tenganan Pagringsingan, baik yang sudah menikah atau masih anak-anak diperbolehkan memasuki arena. Perang Pandan makin terasa seru dan menegangkan dengan iringan tiga alat musik sakral Galeman Selonding. Pelaksanaan tradisi ini berlangsung sekitar dua jam, sejak pukul 14.00 wita sampai 16.00 wita. Meski tubuh penuh luka goresan duri daun pandan, mereka mengaku tidak merasa sakit. Setiap luka akan diobati khusus dengan obat yang disakralkan. Obat tersebut sudah dipersiapkan sebulan sebelum tradisi Perang Pandan oleh para daha. Bahan-bahannya berupa rempah-rempah, seperti kunyit dan lainnya yang mengandung iyodium.

Seusai Perang Pandan, para pemuda setempat akan saling men-gobati dengan obat khusus tersebut. Banyak warga dari luar Desa Tenganan Pagringsingan juga mau terjun dalam tradisi ini, juga karena dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit, dengan mala yang keluar dari kucuran darah mereka. Bagi masyarakat setempat, ikut dalam Perang Pandan adalah bentuk yadnya paling

6 - 12 Juli 201546

T R A D I S I

Perang Pandan

Bentuk Yadnya Paling Ikhlas

MBP/bagiarta

Masyarakat Desa Tenganan saat melaksanakan tradisi perang pandan. Seikat daun pandan digunakan untuk menggores kulit lawan hingga berdarah-darah. Tidak hanya dewasa, anak-anak juga antusias mengikuti tradisi ini.

Page 47: Majalah bali post edisi 97

476 - 12 Juli 2015

ikhlas manusia kepada para dewa.Wayan Yasa, salah satu dari enam Bendesa Tenganan Pe-

gringsingan, mengatakan, sebagai umat Hindu yang secara khusus menganut sekte Dewa Indra, tradisi ini sebagai bentuk pengejawantahan dari ajaran Dewa Indra yang juga dikenal se-bagai dewa perang. Filosofi tradisi Perang Pandan, menurutnya adalah sebagai bentuk yadnya yang paling ikhlas warga Tenganan Pegringsingan karena mengorbankan darah manusia. “Kalau kami tidak laksanakan tradisi ini, kepercayaan masyarakat kami, desa kami bisa terjadi bencana, sehingga tradisi tetap dilestarikan,” katanya.

Sepintas pelaksanaan Perang Pandan tampak seru dan men-egangkan. Bayangkan saja, duri daun pandan yang begitu tajam, digosok-gosokkan mengenai mengenai kulit wajah, leher hingga punggung hingga robek dan berdarah-darah.

Dari sebuah ritual, tradisi Perang Pandan kini juga menjadi tontonan yang begitu ditunggu-tunggu masyarakat luar Tenganan Pegringsingan. Namun, tokoh masyarakat setempat Nyoman Sadra, merasakan kekhawatiran terhadap pelaksanaan tradisi ini setiap tahun. Mantan anggota DPRD Karangasem ini melihat pelaksanaan tradisi Perang Pandan sudah jauh bergeser dari aslinya.

Sadra mengatakan pergeseran tersebut sudah terjadi sejak 10 tahun terakhir. Ia bercerita, dahulu pelaksanaan tradisi ini tidak seperti sekarang. Dahulu, pelaksanaannya selalu diawali dengan

tarian dalam suasana penuh suka cita. Dalam pelaksanaan perang pandan, serangannya dahulu penuh dengan teknik agar tidak sedikit pun kena goresan duri dari pandan. “Perang pandan dulu, sulit membuat lawan kita terluka. Kalau sampai luka lebih dulu, malunya luar biasanya,” katanya. Sehingga, pelaksanaannya jauh lebih seru dan menegangkan saat itu.

Selain itu, tamiang (alat tangkis) di tangan kiri kata dia tidak boleh lepas saat diserang ataupun menyerang. Dan, yang paling membuatnya gusar, dulu pelaksanaan perang pandan tidak ada kesan emosional dari kedua petarung. Namun, kini pelaksanaan perang pandan di matanya justru seperti melu-apkan emosi seperti orang berkelahi. Padahal, tradisi perang pandan esensinya bukan luapan emosi, tetapi sebuah ritual untuk menghormati Dewa Indra yang dikenal sebagai dewa perang. Ia melihat, perang pandan saat ini seperti orang main gulat yang mengutamakan kekuatan otot, bukan kecerdikan otak. Tak lagi memperhatikan teknik seperti awal pelaksanaan tradisi ini dibangun di Desa Tenganan Pegringsingan.

Ia mengakui situasi ini akan semakin sulit diubah lagi. Se-hingga, ia menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing pribadi agar bisa kembali ke pakem aslinya.

� Bagiarta

MBP/bagiarta

Saat terjadi perang pandan, para daha (perempuan yang belum menikah) menyaksikan dari atas bale petemu. Para daha menjadi daya tarik tersendiri, selain pelaksanaan perang pandan.

Page 48: Majalah bali post edisi 97

P R O P E R T I

6 - 12 Juli 201548

Warga Negara asing (WNA) sebenarnya telah banyak yang memiliki rumah atau properti di Indonesia ter-

masuk di Bali. Lihat saja di daerah Jim-baran seperti Puri Gading, atau komplek perumahan mewah lainnya, banyak sebe-narnya yang dimiliki ekspatriat (WNA). Termasuk, berbagai vila yang menjamur di wilayah Badung, Tabanan, Gianyar dan lainnya. Hanya saja, selama ini mereka lebih banyak meminjam nama warga local dalam berbagai pengurusan perizinannya karena aturan masih membatasi kepemili-kan rumah/property di Indonesia.

Kini pemerintah mengeluarkan ke-bijakan yang memperbolehkan asing untuk memiliki rumah atau properti di tanah air. Pasar properti pun bakalan kian ramai, dimana warga lokal harus bersaing dengan para pemilik dolar. Namun Men-teri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan, kepemilikan asing terhadap properti hanya boleh dilakukan dengan membeli apartemen mewah. “Ya kalau nanti ada aturannya, asing hanya boleh

membeli apartemen mewah,” katanya kepada wartawan usai acara Penanda-tanganan Komitmen Pengendalian Grati-fikasi di Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (24/6) lalu.

Ia mengatakan, pemerintah harus menyiapkan terlebih dahulu regulasi untuk pembelian properti oleh orang as-ing. Saat ini, perkiraan harga apartemen mewah berkisar Rp 5 miliar. “Mewah itu kategorinya Rp 5 miliar,” ujarnya.

Sementara terkait perpajakan terh-adap properti yang akan dimiliki asing, akan diatur lebih lanjut. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah tidak hanya untuk asing, tapi semua apartemen mewah. Pemerintah akan memperbolehkan pembelian properti oleh pihak asing, namun peraturan terkait kepemilikan asing terhadap properti dalam negeri perlu dipersiapkan dahulu.

Sementara itu, Kepala Badan Koordi-nasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan mendukung penuh rencana pemerintah untuk memberikan izin bagi WNA untuk memiliki properti

di Indonesia. Namun, hanya di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus. “Kami mendukung. Kami sendiri mengharap-kan untuk properti di KEK yang sudah ditetapkan untuk wilayah pariwisata, seharusnya diberikan perlakuan khusus. Salah satunya adalah kepemilikan asing untuk properti pribadi,” kata Franky.

Nah, Bali sendiri merupakan daerah pariwisata internasional, sudah tentu bakalan menjadi serbuan kaum eks-patriat untuk bisa memiliki properti di sini. Jika sekarang saja mereka telah banyak memiliki properti di daerah ini---meski masih atas nama warga lokal, bisa dipastikan bagai pasar properti di daerah ini ke depan. Terlebih, dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sisi positifnya, ini pe-luang bagi bisnis properti. Sisi negat-ifnya, sudah dapat dipastikan harga tanah dan properti di Pulau Dewata ini kian meroket dan kian tak terjangkau warga lokal.

� Sugiarta/dari berbagai sumber

WNA Hanya Boleh BeliApartemen Mewah

Page 49: Majalah bali post edisi 97

6 - 12 Juli 2015 49

PEMERINTAH mengambil ancang-ancang mengeluarkan regulasi tentang izin kepemilikan hunian oleh warga negara asing (WNA). Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengizinkan (WNA) untuk memiliki properti di In-donesia dan rencananya ada revisi Pera-turan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Ting-gal atau Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia. Rencana itu tercetus setelah presiden bertemu dengan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Realestat Indonesia (REI).

Bagaimana respons pengusaha prop-erti Bali? Tino Wijaya, S.E. bersama Gede Semadi, pengusaha properti sukses di Bali mengungkapkan, itu merupakan berita yang sangat baik untuk dunia prop-erti. Sebenarnya pengembang Indonesia khususnya Bali sudah lama merasakan propertinya dibeli oleh pihak asing den-gan cara menggunakan atas nama orang lokal. “Sebenarnya hal ini merugikan pihak pajak yang seharusnya bisa menda-patkan hasil lebih dari penjualan kepada orang asing karena dibuat seolah-olah atas nama orang Indonesia. Jadi pajaknya kecil,” tegasnya.

Sedangkan negara tetangga yaitu Aus-tralia dan Singapura bahkan di Jepang, Amerika dan negara lainnya, lanjut Semadi, sangat banyak orang Indonesia punya prop-erti di sana. Jadi, uang hasil kerja di Indo-nesia dipakai membeli properti di negara lain. “Sebenarnya cukup lama negara kita rugi akibat aturan yang kurang mendukung kepemilikan properti oleh WNA. Dengan kata lain, uang Indonesia keluar negeri tapi uang negara lain tidak masuk ke Indonesia,” ucap Humas DPD REI Bali ini.

Sekarang merupakan momentum yang baik apalagi didukung oleh Presiden Jokowi. Tinggal dikawal dengan baik proses perubahan aturannya karena infor-masinya ruang gerak WNA dibatasi hanya boleh memiliki unit apartemen mewah. “Kalau begini caranya yang mendapatkan kue hanya developer besar dari Jakarta saja,” tegas Semadi.

Mestinya dibuat ideal juga bahwa WNA boleh memiliki unit landed house dengan catatan harus beli primary prop-erty (dari pengembang) dan tidak boleh belanja rumah second sehingga gampang kontrolnya. Misalnya, dari penerbitan

IMB dan balik nama SHM bisa dikontrol. Selain itu, tidak boleh beli tanah saja juga. Selama ini dengan UU Pertanahan Nomor 5 tahun 1960 memang WNA boleh memi-liki properti dengan status Hak Pakai tapi aturan ini masih membuka potensi asing untuk memiliki hunian non primary alias rumah second sehingga sulit di kontrol. Dan, harga jual minimun juga mesti di-patok di atas Rp 5 miliar supaya market lokal tidak terganggu.

Keuntungan dari rencana tersebut adalah negara dapat potensi pajak yang besar, uang WNA masuk ke Indonesia sehingga devisa naik, dan properti itu tidak bisa dibawa kemana-mana alias tetap di Indonesia.

“Memang aturannya yang mesti dikawal dengan baik sehingga pengem-bang lokal Bali bisa tetap hidup. Supaya tidak hanya apartemen mewah yang diper-bolehkan karena di Bali hunian bertingkat kan masih belum ada perdanya,” ungkap pengusaha asal Karangasem ini.

Hal senada juga disampaikan Wayan Sukarja. Menurutnya soal kepemilikan asing sebenarnya udah diatur dalam undang-undang agraria, dimana dasar kepemilikan WNA yang sah adalah berdasarkan Hak Pakai selama 25 tahun dengan perpanjangan 20 tahun sehingga total hak pakai 45 tahun. Namun apabila sudah 45 tahun, dapat dilakukan pemba-haruan kembali selama 25 tahun dan bisa diperpanjang 20 tahun lagi.

“Wacana kepemilikan propeti oleh WNA ini menjadi menarik karena se-lama ini mereka dominan memilih jalan nominie. Padahal nominie itu sendiri melanggar hukum atau disebut sebagai penyelundupan hukum,” ujarnya.

Hal ini terjadi akibat masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap perlu dan pentingnya sadar hukum serta menegak-kan hukum di negara kita sendiri. No-taris sebagai garda depan pengurususan pembuatan akta tanah, semestinya lebih tegas menyikapi kondisi ini karena den-gan adanya penggunaan nominie banyak menyimpan potensi konflik hukum dike-mudian hari, antara ekspatariat dengan nominienya. Jika dibawa ke jalur hukum maka otomatis posisi WNA yang lemah karena nominie itu sendiri bukan produk hukum yang sah sesuai undang-undang.

Proses nominie, lanjut Sukarja, juga

menimbulkan kerugian bagi negara dari sisi pajak. Pasalnya ekspatariat akhirnya menjadi investor ilegal sehingga banyak kontribusi yang semestikan dibayarkan kepada negara menjadi diabaikan.

DPP REI memang telah getol me-nyuarakan agar kepemilikan asing lebih dilegalkan lagi, misalnya dengan me-nambah perpanjangan masa hak pakai atau mungkin bisa dibahasakan sebagai Hak Milik Khusus (bagi orang asing yang memiliki properti atau real estate di Indonesia). Seperti halnya Singapura atau Malaysia yang sudah lebih dulu menerapkan hal tersebut.

Dampak positifnya akan menarik dana investasi asing ke Indonesia yang sangat berguna untuk menggerakkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. “walaupun tanah kita dibeli orang asing toh tanah itu mustahil akan dipindahkan ke negeri asal mereka. Sehingga dari segi keamanan dan keutuhan negara tidak menjadi masalah,” tandasnya.

Sisi negatifnya, jika kepemilikan asing dilegalkan justru sangat minim karena syarat-syarat untuk kepemilikan asing itu sudah diatur juga dalam undang-undang. Misalnya orang asing yang ingin berbisnis di Indonesia harus membentuk badan usaha dalam bentuk PMA, dimana orang asing diharuskan mengandeng mitra atau partner orang lokal.

Dilihat dari sisi persaingan usaha dan bisnis sebenarnya tidak masalah. Apalagi sudah disepakati MEA 2015 ini, sehingga persaingan bisnis tingkat Asia dan global tidak bisa dihindari lagi. Semua kalangan harus siap, walau dalam keadaan terpaksa dan harus dipaksakan.

Khusus disektor properti memang sudah ada beberapa pengusaha asing yang ikut bermain di sektor ini. Apalagi pemerintahan Jokowi memang secara terang-terangan mengundang investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

Dengan adanya pemain asing maka pengusaha lokal dan nasional harus lebih kreatif dan inovatif agar bisa survive dan bersaing dengan pemain asing. “Secara permodalan kita kalah kuat, namun di sisi lain penguasaan karakter wilayah dan masyarakat, kita lebih menguasai sehingga ini juga bisa dijadikan sebuah keunggulan daya saing,” ucapnya.

� Kerta Negara

WNA Boleh Miliki Properti di Indonesia

Page 50: Majalah bali post edisi 97

A K T I V I T A S

MBP/ist

MOTIVASI - Julukan Wakil Rakyat Mancing Mania sangat pas diberikan kepada salah satu anggota Komisi IV DPR-RI dari

Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si. Betapa tidak, anggota DPR-RI empat periode ini selalu aktif memotivasi setiap

kegiatan lomba mancing mania di seluruh Bali, terutama di Tabanan yang menjadi sentra pengembangan sektor perikanan di Bali. Anggota Dewan asal Cau Marga, Tabanan ini juga menjadi

pioner dari awal munculnya kegiatan Mancing Mania di Bali seki-tar dasawarsa lalu. Oleh karena itu, Lomba Mancing Mania juga menjadi salah satu icon perayaan dari peringatan rangkaian keg-iatan Bulan Bung Karno di Bali. Kata Made Urip, Lomba Manc-

ing Mania ini bisa menjadi salah satu ajang penggalian dana masyarakat, sekaligus mengangkat potensi perikanan di pedesaan.

Selain itu juga menjadi sarana hiburan yang bisa melepas penat pikiran yang berdampak positif bagi lingkungan karena sangat

mendukung program kali bersih pemerintah daerah.

HADIR KEMBALI - Kini Vespa S 125 cc 3Vi.e yang memiliki tampilan dan

spesifikasi teknis yang lebih segar telah hadir kembali. Vespa S 125 ini cocok

untuk anak-anak muda yang dinamis dan berani tampil beda. Diposisikan sebagai pilihan entry-level, Vespa ini dibandrol dengan harga terjangkau.

Jika sebelumnya Vespa S menggu-nakan mesin 150 cc, Vespa S kini hadir dengan mesin berkapasitas

125 cc. Mesin itu menghasilkan konsumsi bahan bakar yang lebih

irit 30 persen dibandingkan var-ian sebelumnya. Mesin 125 ini

menggunakan mesin LEm 3 katup dengan fuel injection dan mampu

menghasilkan power dan akselerasi yang spontan di tengah kepadatan

jalanan di Bali. Desain Vespa S terinspirasi dari semangat Vespa 50 Special dan Vespa Primavera

yang melegenda pada 1970-an atau orang Indonesia lebih

mengenal di seri Vespa PTS terdahulu. Mengambil kesan

lincah, kecil dan gesit serta lekukan besi yang khas di

setiap bentuknya. MBP/ist

Page 51: Majalah bali post edisi 97
Page 52: Majalah bali post edisi 97