52
31 | 31 Maret - 6 April 2014 RP 20.000 RP 20 00 R RP R 2 0 20 0 0 0 00 0 00

Majalah Bali Post Edisi 31

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Headline : Bali Terancam Kehilangan Taksu

Citation preview

Page 1: Majalah Bali Post Edisi 31

31 | 31 Maret - 6 April 2014

RP 20.000RP 20 00RRPR 2020 0 0000000

Page 2: Majalah Bali Post Edisi 31
Page 3: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 3

D A F T A R I S I

KILAS BERITA�Angin Kencang Robohkan Pura 6LAPORAN UTAMA�Bali Terancam Kehilangan ’’Taksu’’ 8

�Peraturan Vs ’’Aturan’’ 9�Petani di AS Saja Disubsidi 10ADVERTORIAL�’’Udeng Poleng’’ ArjayaPerjuangkan Otsus dan InfrastrukturBali Perlu Dua Bandara 11POLITIK�Jokowi, Representasi Harapan Publik 12ADVERTORIAL�Rendah, Ketimpangan Pendapatan di Kabupaten Badung 14EKONOMI�Menuju Standardisasi Produk UMKM 15OPINI�Mencari Caleg Kreatif dan Inovatif 16JAJAK PENDAPAT�Memikat Pemilih Mengambang 17PENDIDIKAN�H2015, APK PAUD Ditarget 75 Persen 18

MANCANEGARA�Sanksi Lawan Sanksi Pascareferendum Crimea 20DAERAH�Pantai Dipenuhi Vila, Nelayan Makin Terhimpit 22

KESEHATAN�Gagal Ginjal Akibat Jaringan Nefron Tak Berfungsi Optimal 24LENSA�Nyepi di Kuta 26OLAHRAGA�Warisan Sang Profesor 28

KRIMINAL� Petualangan Tersangka I Wayan Suwetra Curi Pakan Ternak untuk Biaya Sekolah Anak dan ’’Tajen’’ 32LINGKUNGAN�Hutan Disulap Jadi Kebun 36PARIWISATA�Pariwisata Bali Tumbuh Masif Khawatir ”The Last Paradise” 38EVENT�Indonesia Bisa 40WISATA SPIRITUAL�’’Malukat’’ di Beji Waringin Pitu Kapal 42TRADISI�Janger Maborbor di Desa Yangapi Tarian Persembahan Tolak Marabahaya 44PROPERTI�Menyegarkan Mata dengan Kolam Mungil 46GAYA HIDUP�Teknologi Picu Pergeseran Dinamika Keluarga 48DESTINASI�Hotel di Bali Harus Tampil Beda 50

Page 4: Majalah Bali Post Edisi 31

4

31 Maret - 6 April 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana, Ngurah Kertanegara, Manik

Astajaya, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino, Syamsudin Karim,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Jalan Berlubang Menuju Petang

Taman Kota bagi Warga

Tertibkan PKL

Jalan dari Batunya Baturiti menuju ke Petang sudah bagus, terima kasih Pem-kab Tabanan. Namun sayang cuma sampai dekat Pura Kancing Gumi, setelah

itu menuju ke Petang masih banyak berlubang alias kurang baik dilewati mobil pariwisata yang notabena mobil bagus. Jadi Pemkab Badung harus malu dengan Pemkab Tabanan karena PAD Badung paling tinggi di Bali mungkin di Indonesia. Jangan kalah dengan kabupaten yang lain, itu jalan banyak dilewati turis-turis Eropa, mereka senang alam pedesaan serta meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. Harap segera dilanjutkan penggarapan jalan tersebut. Semoga didengar oleh bapak-bapak yang duduk dan berwenang di atas.

AstawaDenpasar

Fungsi taman kota yang dibangun pada masing-masing kabupaten/kota khususnya di Bali hendaknya terus dilestarikan dan bisa memberikan

kontribusinya kepada warganya. Sebab ada taman kota sama sekali tidak diper-hatikan, dalam kondisi tidak terurus kelihatan kering, rumputnya pun tumbuh subur kurang mendapat perhatian. Taman kota mestinya ditata dengan menanam tumbuhan bunga apa saja sehingga kelihatan lestari, indah dan menyenangkan. Misalnya, Taman Kota Lumintang Denpasar sekalipun sebelumnya kelihatan jorok, dan kumuh. Jika benar-benar diperhatikan Taman Kota Lumintang sekarang manfaatnya benar-benar dirasakan warga Denpasar dan sekitarnya. Apalagi ada lintasan olahraga yang ditata begitu rapi dan besih. Tentu bisa memberikan inspirasi bagi pengunjungnya untuk mencari keteduhan pikiran, keheningan jiwa sambil berolahraga untuk menjadi sehat.Taman kota dengan warna-warni bunga-bungaan yang hidup subur menjadi suatu inspirasi positif tatkala harus berada pada ruang dan waktu yang memberikan kesegaran, lahir dan batin. Bagi masyarakat keban-yakan sangat diperlukan ada ruang seperti taman kota. Untuk itu masing-masing kabupaten hendaknya menyediakan taman kota apalagi kalau bisa disertai lintasan olahraga. Tidak semata membangun gedung megah, tetapi perlu disediakan ruang hijau untuk masyarakat.

I Made Jara AtmajaJl. Nusa Indah, Gang II/3 Denpasar

PKL menjamur. Saya mohon kepada Dinas Satpol PP Kota Denpasar agar menertibkan PKL di malam hari yang berjualan di atas got maupun di

trotoar di seputaran Jl. Buana Raya dan Jl. Permata Hijau, karena pembelinya parkir di sembarangan tempat sehingga mengganggu kenyamanan berlalu lintas. Mohon ditindak lanjuti.

Pak PutuJl. Buana Raya Denpasar

Page 5: Majalah Bali Post Edisi 31

5

Page 6: Majalah Bali Post Edisi 31

6

K I L A S B E R I T A

31 Maret - 6 April 20146

Angin kecang melanda sebagian besar wilayah Bali , Rabu (19/3) . Akibat peristiwa ini,

sebuah bangunan di Pura Puseh Desa Yeh Embang, Jembrana roboh. Bangunan yang roboh, yakni bale pasandekan. Informasi yang dihimpun, pusaran angin ini dilihat oleh masyarakat sekitar pukul 17.00 wita.

Angin berputar membentuk pusaran selama kurang lebih lima menit. Sebuah bale pasandekan yang baru rampung dikerjakan Desember 2013 lalu kini hancur. Selain itu sejumlah bangunan lain juga mengalami kerusakan.

Saksi mata I Komang Kertha Gunawan (43) menyebutkan, an-

gin kencang tersebut datang dari arah tenggara lantas berputar di sekitar Desa Yeh Embang Kangin dan Yeh Embang. Selanjutnya angin bergerak ke arah barat laut dan sempat merobohkan pohon perindang di Banjar Pasar, Yeh Embang.

Bendesa Adat Yehembang I Gusti Ngurah Gede Aryana (43) mengaku telah meninjau Pura Puseh dan meminta warga desa pakraman bergotong royong membersihkan bangunan yang roboh. Di sisi lain, Perbekel Yeh Embang Made Semadi men-gatakan, dari pendataan belum ada laporan adanya korban jiwa akibat musibah itu.

� Suryadharma

PARISADA Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, para sulinggih, anggota Komisi IV DPRD Bali dan akademisi mendatangi Polda Bali. Mereka mempertanyakan rencana penyerahan pratima yang masih disimpan di Rumah Penyimpanan Barang Sitaan (Rupbasan) di Jalan Ratna, Denpasar kepada warga Italia, Roberto Gamba.

Kedatangan mereka diterima Wakapolda Bali Brigjen I Gusti Ngurah Rahardja Subyaktha beserta jajarannya, Senin (17/3). Wakapolda Bali mengung-kapkan, proses penyerahan pratima atau barang yang disita dari Roberto Gamba ke museum harus melalui prosedur yang jelas. ‘’Jika ada ditemukan pratima atau benda suci lainnya pasti akan kami amankan dulu. Begitu juga sebaliknya jika sebagian dari barang-barang itu adalah koleksi pribadi, bukan pratima, kami tak bisa menguasai,’’ ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, para pangempon pura susah memastikan, jika pratima yang diamankan dari tangan warga Italia itu milik pangempon pura. Pasalnya, sebagian besar pratima telah dipermak ulang. anggota Komisi IV DPRD Bali Cok Asmara mengungkapkan, barang-barang cagar budaya atau pratima yang dititipkan di Rupbasan diharapkan agar dilimpahkan ke Museum Bali.

Hal itu mengacu pada UU No. 11 Tahun 2010, Pasal 1 ayat (1) tentang Cagar Budaya adalah wari-san budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar bu-daya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

� Manik Astajaya

Angin Kencang Robohkan Pura

Soal ’’Pratima’’

PHDI Datangi Polda Bali

MBP/olo

MBP/eka

Page 7: Majalah Bali Post Edisi 31

7

31 Maret - 6 April 2014 7

SEKITAR dua ratus pedagang mendatangi gedung Dewan Kop-erasi Daerah (Dekopinda) Buleleng di Jalan Udayana, Singaraja, Selasa (18/3). Pedagang ini diundang untuk mengikuti sosialisasi rencana Pemk-ab Buleleng yang akan merevitalisasi Pasar Anyar, Singaraja. Pedagang ini menyatakan menolak rencana tersebut karena dianggap pasar terbesar di Buleleng itu masih layak untuk digunakan hingga 30 tahun ke depan. Mereka justru menyarankan, program revitalisasi itu untuk Pasar Banyuasri, Kecamatan Buleleng.

Sosialisasi akhirnya dibuka den-gan dipandu Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah (PD) Pasar Ka-bupaten Buleleng Gede Putu Satwi-kayadnya. Sementara narasumber yang memaparkan materi masing-

masing Kepala Dinas Koperasi, Per-dagangan, dan Perindustrian (Kadis-kopdagprin) Ni Made Arnika dan Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setkab Buleleng I Ketut Suparto.

Sosialisasi berjalan alot dan peda-gang tampak menyimak dengan baik pemaparan rencana revitalisasi Pasar Anyar yang diagendakan oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana tahun 2015 mendatang. Pada sesi tanya jawab, salah satu perwakilan pedagang Wayan Seregig yang dikenal vokal dalam pengelolaan pasar ini dengan lantang menyatakan menolak revitalisasi Pasar Anyar. Dia beralasan karena melihat konstruksi bangunan dan kondisi ling-kungan pasar masih cukup bagus dan layak ditempati oleh pedagang.

� Mudiarta

MANTAN Bupati Bangli I Nen-gah Arnawa dan mantan sekretaris pribadinya Cokorda Istri Tresna Dewi mengajukan peninjauan kembali (PK) atas vonis bersalah dalam kasus korupsi bantuan desa adat. Arnawa dan Tresna Dewi menjalani sidang perdana PK di Pengadilan Tipikor Denpasar, Rabu (19/3).

Keduanya membawa sejumlah alat bukti atau novum yang belum pernah dimunculkan oleh jaksa penuntut umum. “Kami membawa novum SP2D atau Surat Pencairan Dana. Sebetulnya ada tujuh SP2D, tetapi yang dulu diajukan jaksa hanya enam. Ada juga rekaman dalam bentuk CD

berdurasi 10 sampai 20 menit, isinya adalah pengakuan bupati baru yang menggunakan sisa dana bantuan un-tuk kepentingan bantuan yang lain,’’ ujar Arnawa didampingi Kuasa Huku-mnya Teuku Rizkiansah dkk.

Arnawa sebelumnya didakwa kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial Bangli senilai Rp 1,395 miliar dari total dana bansos Rp 3 miliar lebih pada tahun 2010 lalu. Majelis Hakim pimpinan IGAB Komang Wijaya Adhi menyatakan Arnawa bersalah dan dijatuhi hukuman 6 tahun penjara. Sementara Sekprinya divonis 4 tahun penjara.

� Rindra

SEDIKITNYA 16 nyawa melayang akibat berdesak-desakan dalam sebuah acara ajang pencarian kerja atau job fair untuk mencari kandidat karyawan Badan Imigrasi Nigeria. Insiden memilukan ini terjadi Minggu (16/3) di Stadion Nasional Nigeria. Menteri Dalam Negeri Abba Moro mengatakan, insiden ini terjadi karena para pelamar tidak sabar. Moro mengatakan, banyak pelamar yang melompati pagar.

Perilaku tak tertib inilah yang memicu kerusuhan dan membuat sejumlah orang terinjak-injak. Namun demikian, aktivis pendidikan Nigeria justru menyalah-kan pihak penyelenggara yang dianggap tidak profe-sional dalam menjalankan tugasnya. Sebanyak 65 ribu pelamar memenuhi stadion. Padahal, kapasitas stadion hanya untuk 60 ribu orang. Hal ini membuat stadion kelebihan daya tampung sehingga penyelenggara tidak bisa memberikan keamanan yang memadai.

Pengangguran menjadi masalah serius bagi Nigeria. Ada sekitar 41 juta penganggur dari total penduduk dari total 170 juta penduduk Nigeria. Sementara itu, dalam bursa kerja tersebut, Badan Imigrasi hanya menyedia-kan 4.556 lowongan saja.

� Agustoni/ap

Sodorkan Bukti SP2D, Arnawa Ajukan PK

MBP/eka

Pedagang Tolak Revitalisasi Pasar Anyar

MBP/mud

’’Job Fair’’ Membeludak,16 Orang Tewas Terinjak

Page 8: Majalah Bali Post Edisi 31

8

8 31 Maret - 6 April 2014

L A P O R A N U T A M A

Alih fungsi lahan di Bali sudah sangat mengkhawatirkan. Semua komponen mengkhawatirkan hal tersebut. Seiring dengan alih fung-

si lahan itu, keberadaan subak juga menjadi ancaman. Bali akan kehilangan identitas. Bali akan kehilangan taksu pariwisata. Karena roh pariwisata adalah pertanian yang juga sumber dari budaya Bali.

Tak hanya pejabat dan wakil rakyat, maraknya alih fungsi lahan juga membuat khawatir petani. Kekhawatiran bukan lagi masalah penyusutan lahan, subak yang menjadi warisan dunia kian terancam punah. Kekhawatiran itu disampaikan Klian Subak Umelemek, Klungkung Wayan Sulendra.

Sulendra mengatakan, ancaman alih fungsi lahan sangat mendesak untuk disikapi serius oleh eksekutif. “Begitu besar ancaman ini, namun tak ada yang peduli. Kalau semua begini, siapa nanti yang melindungi lahan pertanian. Lama-lama subak bisa bubar,” ungkapnya.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta menanggapi keluhan petani tersebut dengan serius. Bahkan lebih keras lagi. Ia malah lang-sung menyodok aparat terbawah; bendesa. Kata dia, para pengembang atau makelar tanah sangat mudah memperoleh persetujuan dari warga melalui bendesa. Jika sudah de-mikian, pihaknya sebagai kepala daerah juga makin kesulitan dalam menyikapi masalah ini. Malah berpotensi menimbulkan benturan pemerintah dengan masyarakat.

Wabup Made Kasta juga khawatir dengan ancaman ini. Bahkan, pihaknya menyayang-kan, ada bendesa dan klian banjar yang mengklaim bisa mengeluarkan izin kepada para pengembang. Seperti pengembang ka-wasan perumahan yang melakukan pengeru-kan di Tukad Jinah. “Sejak kapan bendesa bisa mengeluarkan izin?,” katanya. Bahkan, Kasta menyebut ada sejumlah oknum per-bekel ternyata merangkap menjadi makelar. Sehingga, para pengembang bisa dengan mudah melegalkan proyek perumahan tanpa izin di wilayahnya.

Dosen Fakultas Pertanian Unud Dr. Gusti Alit Susanta Wirya, Sp., M.Agr. juga me-

nyoroti alih fungsi lahan tersebut. Ditemui Jumat lalu, ia yang didampingi I Putu Su-diarta, S.P., M.Si., Ph.D. mengatakan, kalau pemerintah benar-benar berpihak kepada petani, semestinya lahan pertanian bebas pajak. Pajak yang terus naik membuat petani berat.

Di samping itu, pemerintah diharapkan mengatur dan menjaga tata ruang sawah sehingga tidak disasar pengembang. “Intinya petani harus dilindungi dan dibuat sejahtera. Bila hal itu dilakukan, kecil kemungkinan petani mau menjual lahannya,” tambah Sudiarta. Demikian pula pemerintah harus menindaklanjuti aturan yang telah dibuat dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaannya. Pemerintah jangan berhenti pada aturan semata tanpa ada pengawasan di lapangan. Menurut Sekretaris DPC KHTI Badung Ir. I Ketut Sugiana, sawah merupa-kan bagian dari sistem pertanian di Bali dan memiliki fungsi ekonomis, sosiologis, dan ekologis. Selain itu, sistem pertanian di Bali merupakan sebuah peradaban orang Bali yang menjadi kultur bersifat spesifik.

Sementara pelaku pariwisata Bagus Sudibya, malah menyoroti kepada pemer-intah dalam menjaga kelestarian pertanian Bali. Kata dia, sesuai data BPS Provinsi Bali, kontribusi pajak pariwisata di Bali per tahun Rp 50 triliun, terpungut Rp 3 triliun dan untuk Badung yang terpungut Rp 2 triliun. Misal-nya dari Rp 2 triliun dialokasikan 10 persen saja untuk petani, nilainya Rp 200 miliar per tahun. “Petani di Bali perlu subsidi. Pemer-intah Amerika Serikat mengeluarkan uang banyak untuk mensubsidi petani. Jepang juga begitu,” tegasnya.

Selain itu, kata Bagus, data BPS juga menyebutkan uang yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman wisatawan Rp 10 triliun per tahun. Sedangkan Bali baru bisa meng-cover Rp 3,7 triliun, sedangkan sisanya Rp 6,3 triliun di-datangkan dari luar. “Sebenarnya kita kurang cakap,” ujar Sudibya.

Dekan Fakultas Pertanian Unud Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S. mengatakan, kalau investasi pertanian ditingkatkan, SDM-nya

harus di didik. Regulasi untuk pertanian saat ini sangat bagus. “Jangan samakan petani di Bali dengan wilayah lain,” tambahnya.

Dari pantauan, kendala sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan dan perkebunan di Karangasem, karena perhatian pemerintah terhadap sektor itu sangat kurang. Itu terbukti dari kecilnya alokasi anggaran yang diberikan dari tahun ke tahun.

Kepala BPS Karangasem Dra. A.A. Raka Suarningsih dalam pemaparannya ke-tika Musrenbang menyatakan pertumbuhan ekonomi petani hanya 0,89 persen. Padahal, masyarakat Karangasem yang bekerja atau menggeluti sektor pertanian merupakan se-bagian besar penduduk atau mencapai 47,24 persen, dari total penduduk 457.204 jiwa.

Bupati Karangasem I Wayan Geredeg mengakui alokasi anggaran sektor pertanian masih kecil. Dia mengatakan mulai 2015, bakal dialokasikan lebih tinggi. ‘’Kita harap-kan alokasi anggaran untuk pertanian bisa 10 persen dari total anggaran di luar untuk gaji pegawai,’’ katanya.

Geredeg mengatakan, tidak ada salahnya, memberikan subsidi kepada petani. ‘’Saya sudah berdiskusi dengan Pak Ketua DPRD Karangasem (I Gede Dana - red),’’ katanya. Gede Dana pun menyampaikan, pihaknya sudah sejak dulu terus memperjuangkan agar sektor pertanian diberikan alokasi anggaran lebih besar.

Hal serupa juga dialami Klungkung. Se-tiap tahun Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Klungkung, menyatakan terjadi-

Bali TerancamKehilangan ’’Taksu’’

Page 9: Majalah Bali Post Edisi 31

9

31 Maret - 6 April 2014 9

MBP/wawan

Deretan vila mengepung lahan persawahan.

Peraturan Vs ’’Aturan’’

alih fungsi lahan produktif seluas 10 hektar. Akibatnya, Klungkung masih kekurangan 600 ton beras per tahun. “Klungkung masih kekurangan beras 600 ton per tahun, dengan asumsi 180.000 warga Klungkung semuanya makan nasi,” kata Janapria.

Dampak ancaman ketahanan pangan ini paling terasa di Kecamatan Nusa Penida. Warga di sejumlah desa masih bertahan dengan pangan lain selain nasi, seperti jag-ung dan ubi-ubian. Di sana juga nyaris tidak ada lahan pertanian untuk menghasilkan beras. Dengan tantangan berat alih fungsi lahan yang semakin marak, kekurangan 600 ton beras per tahun nampaknya masih sulit dipenuhi. Bahkan, dikhawatirkan kekurangan pangan akan semakin besar di tahun-tahun mendatang.

Kekhawatiran terhadap merosotnya ket-ahanan pangan cukup berasalan. Dari catatan Bali Post, memperlihatkan produksi padi di Klungkung tahun 2007 sebanyak 37.613 ton, tahun 2008 turun menjadi 35.536 ton, tahun 2009 sempat naik sedikit menjadi 36.294 ton. Namun, memasuki tahun 2010, produksi padi kembali anjlok menjadi 32.132 ton dan hal serupa juga terjadi di tahun 2011 menjadi 31,472 ton. Produksi padi sempat naik lagi pada tahun 2012 sebesar 33.740 ton. Namun, kembali anjlok pada tahun 2013 sebesar 29.401 ton.

� Pusat Data

SAWAH, subak dan dunia pertanian Bali saat ini merana. Ancaman kepunahan terus mendera tiap tahun. Ratusan hektar bahkan ribuan hektar sawah di Bali sudah beralih fungsi. Tidak saja berubah untuk fasilitas umum seperti jalan, balai banjar, pura, wantilan dll, tetapi ancaman paling kuat alih fungsi untuk perdagangan (ruko) dan pemukiman baru.

Tak pelak sejumlah subak di Denpasar sudah tinggal nama atau hanya tinggal Pura Bedugulnya saja. Hamparan areal sawahnya sudah sirna. Termasuk di Kuta kini sudah tidak ada lagi namanya lahan pertanian, hilang, sirna dan terus merambat ke seluruh daerah di Bali. Tiga daerah paling rawan alih fungsi sawah setelah Den-pasar yakni Badung, Gianyar dan Tabanan. Apalagi di Tabanan sudah lama dibuat Museum Subak yang memberi tanda lembaga tradisional pengairan sawah di Bali ini bakalan punah bila tidak ada upaya serius menyelamatkannya.

Langkah penyelamatan sawah di Bali tidak sebatas untuk menjaga ketahanan pangan daerah, tetapi jauh lebih mendalam lagi yakni menjaga budaya daerah. Nyaris semua kegiatan masyarakat Bali berawal dari sawah. Kegiatan seperti mapeed ngaturang sarin pantun, masaba, ngusaba nini dan sebagainya, semuanya terkait kegiatan pertanian. Bahkan, kemajuan pariwisata Bali pun awalnya karena keindahan daerah pedesaan dengan sawahnya berterasering. Termasuk kegiatan nandur padi (tanam padi), matekap, panen padi dengan anai-anai dll, yang sangat menarik bagi wisatawan mancanegara.

Sudah seharusnya penyelamatan sawah-sawah di Bali dibuatkan payung hukum atau pun perda yung mampu menekan alih fungsi lahan. Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota mesti menggelorakan semangat keberadaan sawah abadi di satu kawasan hamparan persawahan. Dibuat peraturan yang menekankan tidak boleh ada alih fungsi sawah, apalagi di daerah hulu. Penerapannya mesti tegas. Pemer-intah daerah diharapkan serius menyikapi soal ini tanpa ada kompromi. Bisa saja masyarakat menjual lahan di lokasi tersebut, tetapi tidak dibolehkan beralih fungsi, tetap dalam bentuk sawah. Di sinilah peran pemerintah memberi kemudahan bagi pemilik sawah. Salah satunya dengan membebaskan pajak atau dalam jangka tertentu pemerintah sudah bisa membebaskan sawah tersebut menjadi aset daerah.

Sebenarnya pihak pemerintah dan pengamat pun sudah mengetahui berbagai teori dalam penyelamatan sawah. Bahkan perda-perda yang dikeluarkan sudah mengatur dengan ketat persoalan itu. Hanya saja kenyataannya di lapangan tidaklah demikian. Para pengembang tetap dengan mudahnya membebaskan sawah untuk disulap menjadi pemukiman dengan mengkavleing-kavelingnya. Luasan satu kaveling dibuat satu are dan paling luas dua are. Dengan tipe rumah lahan satu are menjadi incaran pembeli, laris bak pisang goreng.

Kondisi itulah membuat para pengembang makin “galak” membebaskan lahan. Kenapa demikian? Di sinilah tampaknya pemerintah mesti kuat menangkal godaan. Peraturan yang dibuat dengan berbagai pertimbangan guna menyelamatkan lahan-lahan produktif mesti dijaga dengan kuat, serius dan bertanggung jawab. Jangan sampai peraturan dikalahkan oleh “aturan” (persembahan, pemberian atau hadiah) yang datang dari investor. Bila kondisi itu tetap terjadi, maka upaya melestarikan sawah, subak dan pertanian Bali ke depannya akan semakin sulit, dengan mudah diobrak-abrik investor. Dampaknya akan sangat luas, tidak saja dari sisi ketahanan pangan Bali makin lemah, juga budaya Bali akan punah dan subak dipastikan tinggal kenangan. Akhirnya juga, peralatan pengelolaan sawah hanya akan ditemukan anak cucu kita di museum subak. Bahkan, gara-gara sawah habis, maka sektor pariwisata yang diunggulkan Bali pun pada akhirnya terpuruk, wisatawan tak mau datang lagi. Mengingat wisatawan datang ke Bali sebagian besar ingin melihat uniknya budaya Bali dengan masyarakatnya yang ramah. Maka langkah menyelamatkan lahan sawah yang kini mulai didengungkan pemerintah daerah patut diapresiasi dan segera di-lakukan saat ini tanpa menunggu sawah-sawah itu habis terkaveling-kaveling.

� Alit Purnata

Page 10: Majalah Bali Post Edisi 31

10

MBP/wawan

Objek wisata Ceking, Tegallalang, menjual panorama tera-sering persawahan.

L A P O R A N U T A M A

31 Maret - 6 April 201410

Bali dikenal dunia, salah satunya karena adanya subak. Sehingga tidak salah subak telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia

oleh UNESCO. Ketua BOA Dr. Ni Luh Kartini dan perwakilan Yayasan Sawah Bali Phyllips Kaplan menyesalkan pertanian Bali tak dikelola secara maksimal.

Phyllips Kaplan mengatakan, subak tidak ada tanpa sawah, begitu juga seba-liknya. Oleh karena itu, sawah harus di-jaga dengan baik. “Dulu, Amerika Serikat punya masalah sama seperti Bali. Petani punya utang, pajak tinggi, dan akibatnya tidak bisa hidup. Tetapi sekarang perta-nian di sana sangat maju karena disubsidi pemerintah,” tegasnya.

Kaplan menambahkan, untuk menye-lamatkan subak di Bali, secara bertahap pihaknya bekerja sama dengan anggota subak. Misalnya, saat ini bekerja sama dengan Subak Malung, Ubud, Gianyar. Bukan beli lahan, tetapi hak pakai lahan dan digunakan mengembangkan pertanian organik serta untuk menjaga kelestarian

subak. “Kami sangat menghargai budaya dan hukum adat di Bali. Kami mengem-bangkan pertanian konvensional ke or-ganik. Kami melakukan pendampingan secara berkelanjutan,” kata Kaplan.

Dr. Kartini menegaskan, subak merupa-kan warisan leluhur yang mesti dijaga dan dilestarikan. Pada 1984 Bali bisa surplus beras dan setelah itu terjadi penurunan hasil, kualitas, dan produktivitas beras. Hal itu disebabkan terjadinya pergeseran sistem subak dan penanaman padi yang dilakukan tanpa fase sehingga tanah tidak bisa bernapas. “Kalau kondisi ini tidak cepat disikapi, kita akan kehilangan subak. Ini adalah ancaman,” tegas Kartini.

Subak itu, menurut Kartini, sebenarnya dibuat untuk kemandirian pangan, ket-ahanan pangan, dan kedaulatan pangan. Tetapi sekarang bergeser dan mestinya dikembalikan ke sistemnya. Apalagi hasil penelitian para ahli, beras impor men-gandung zat klorin, bleaching, formalin, dan borak. “Ini sangat ngeri. Menurut para peneliti, setelah 15 tahun mengonsumsi-

nya akan mengakibatkan kanker. Apakah kita diam saja? Kita harus kembali kepada subak untuk mempertahankan ketahanan pangan,” tandasnya.

Kata dia, kualitas dan produktivitas la-han pertanian semakin tidak subur karena banyak menggunakan pupuk kimia. Pada 1990, WHO mengumumkan 20 persen air susu ibu mengandung pestisida dan sel-sel tubuh anak masa depan akan dipenuhi racun. Sistem pertanian terpadu dengan menggunakan pupuk organik harus di-galakkan. Mengonsumsi pangan organik lebih aman dan sehat.

Oleh karena itu, perlindungan SDA per-tanian harus dilakukan dan itu domainya pemerintah. Selain itu, SDM harus diting-katkan kualitasnya terkait sistem pertanian dan teknologi terbaru. Teknologi yang dipakai tepat guna dan ramah lingkungan. Pasar produk organik harus disediakan karena petani akan kesulitan pemasarkan hasil panen organiknya.

� Ngurah

Petani di AS Saja Disubsidi

Page 11: Majalah Bali Post Edisi 31

BALI sebagai kawasan destinasi pari-wisata internasional, ketersediaan dan dukungan infrastruktur yang memadai memegang peranan penting. Sayangnya sejauh ini pembangunan infrastruktur tidak merata di seluruh wilayah Bali dan masih lebih banyak terpusat di Bali Selatan.

Dalam konsepsi “pohon yang tumbuh di tanah Bali” sebagaimana diperkenalkan dan dicetuskan Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya, aspek infrastruktur memegang peranan penting untuk me-nyalurkan mineral (kesejahteraan) ke seluruh bagian pohon tersebut (ke seluruh wilayah Bali dan seluruh masyarakat Bali). Karenanya, perjuangan agar Bali mendapat perhatian lebih dan khusus menjadi salah satu fokus dan prioritas perjuangan Arjaya yang kini mencalonkan diri ke DPD-RI. Pria yang identik dengan ciri khas ber-udeng poleng baik dalam keseharian mupun foto pencalonan DPD-RI itu sadar betul seluruh wilayah Bali perlu sentuhan infrastruktur sebagai peng-gerak perekonomian masyarakat.

Arjaya yang merupakan putra to-koh PDI-P (alm) Nyoman Lepug itu punya gagasan dan pe- mikiran vi-sioner bagaimana set-iap wilayah di Bali ini

mampu terkoneksi dengan baik dan den-gan jarak tempuh yang tidak lebih dari 2 jam antarkabupaten/kota, sebab wilayah Bali ini kecil dan sempit, namun memang belum terkoneksi dengan infrastruktur memadai.

Menurut Arjaya infrastruktur yang pal-ing urgen direalisasikan adalah rencana pembangunan bandara di Bali Utara. Ke-mudian yang urgen juga bagaimana ada jalan tembus menghubungkan Bali Timur, Bali Barat, Bali Utara dan Bali Selatan. “Kita harus merealisasikan pembangunan jalan tembus Mengwi-Gilimanuk, Mengwi-Singaraja dan Mengwi-Karangasem. Jalan lingkar juga harus diperbanyak. Misalnya jalan lingkar Tohpati-Kusamba harus di-lanjutkan sampai nyambung keliling Bali,” tegas politisi PDI-P asal Sanur itu.

Melaju ke DPD-RI, Arjaya membawa misi besar untuk mewujudkan Bali memi-liki dua bandara baru yakni bandara di Buleleng dan bandara di Nusa Penida. Misi ini bukanlah mission impossible (musta-hil) namun merupakan suatu kenyataan yang segera terwujud jika memang ada keteguhan hati dan komitmen bersama semua pihak mulai dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, wakil rakyat di lembaga legislatif, senator di DPD-RI dan stakeholeder terkait. “Bali butuh dua

bandara yakni di Buleleng dan Nusa Penida guna mempercepat pemerataan pembangunan di Bali. Tetapi ini butuh

dukungan semua pihak,” tegasnya. Menurutnya, Nusa Penida mer-

upakan daerah kepulauan dan untuk mempercepat pengem-bangannya maka memang dibutuhkan bandara. Seiring pembangunan infrastruk-tur, potensi pariwisata Nusa

Penida harus terus digali dan dikembangkan. “Harus ada komitmen dan keseriu-

san pemerintah untuk memper-juangkan pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat Nusa Penida khususnya juga mendorong pengemban-gan potensi pariwisata yang ada. Sehingga

Nusa Penida bisa menjadi “surga baru” bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata tanpa menghilangkan taksu pulau yang dikelilingi banyak pura tersebut dan lautan indah tersebut,” kata Arjaya yang kisah serta kiprah maupun perjuangan politiknya dan membangun kesejahteraan rakyat terdokumentasikan lewat buku biografi berjudul “Made Arjaya, Nyawa Bali,” itu.

Dalam konsepsi “pohon yang tumbuh di tanah Bali” sebagaimana diperkenal-kan Arjaya, selain bagaimana berjuang mendapatkan infrastruktur, perjuangan mendapatkan otonomi khusus (otsus) juga menjadi target Bali. Otsus ini guna merebut buah pariwisata yang dihasilkan Bali dari keunikan dan kekhasan adat budaya serta pola kehidupan masyarakat Bali. Perjuangan mendapatkan otsus ini dalam perspektif Arjaya merupa-kan bagian integral untuk menjaga Bali dengan kelestarian kehidupan adat, bu-daya yang bernafaskan kehidupan agama Hindu Bali. “Bali harus mendapatkan otsus untuk merebut buah pariwisata ini,” ucapnya.

Ditambahkan, dalam otsus ini ada dua hal penting yang sepenuhnya dikelola di provinsi yakni masalah kependudukan dan tata ruang sebab wilayah Bali ini kecil.

� Widana

31 Maret - 6 April 2014 11

A D V E R T O R I A L

’’Udeng Poleng’’ Arjaya

Perjuangkan Otsus dan InfrastrukturBali Perlu Dua Bandara

Arjaya

lapisan masyarakat

sorohprofesi

agam

a

agam

a agama

Page 12: Majalah Bali Post Edisi 31

12

Megawati selaku Ketua Umum DPP PDI-P memandatkan Jokowi sebagai calon Presiden Republik Indonesia. Keputu-

san Megawati ini direspons positif banyak pihak termasuk pasar saham. Penunjukkan Joko Widodo, mantan Wali Kota Solo yang kini Gubenur DKI Jakarta ini pun dinilai me-wakili representasi harapan publik. Rakyat mendambakan pemimpin merakyat.

Pencalonan Joko Widodo sebagai capres merupakan momentum baru bagi PDI-P dan republik ini. Kehadirannya dipentas politik nasional telah lama membuat rakyat men-dambakan sosok sederhana dan merakyat. Umumnya calon presiden adalah pemilik partai atau setidaknya Ketua Umum partai. Namun, keputusan Megawati mencalonkan Joko Widodo menepis banyak isu. Langkah ini membuktikan PDI-P tak krisis kader. PDI-P juga tidak mengkultuskan Megawati sebagai satu-satunya ikon partai. Pilihan PDI-P kali ini juga membuktikan PDI-P benar -benar memberi ruang kepada wong cilik untuk berdaulat mengelola negeri.

Di lain pihak, riak-riak politik mereaksi pencalonan Joko Widodo juga bergaung. Partai Golkar dan Demokrat mengaku tak keder menghadapi manuver PDI-P. Ger-indra yang mengusung Prabowo bahkan mengungkit perjanjian Batu Tulis. Prabowo mereaksi keputusan Megawati. Bahkan, ada komponen yang merencanakan melayang-kan gugatan hukum terhadap pencalonan penggemar musik kadas ini.

Merespons pencalonan Joko Widodo, kader banteng di Bali menyatakan keputu-san Megawati Soekarnoputri yang memberi mandat Joko Widodo sebagai calon presiden merupakan keputusan besar. “Ini peristiwa besar. Ini keputusan yang ditunggu-tunggu rakyat Indonesia,” kata Gusti Agung Astrid Putri Kartika selaku koordinator perkumpu-lan relawan pendukung Jokowi.

Menurut dia, keputusan untuk men-capreskan Jokowi merupakan keputusan te-pat. Sebab, menurut perempuan yang akrab disapa Gung Tri, saat ini rakyat merindukan figur kepemimpinan yang peduli nasib mere-ka. Gung Tri menjelaskan, masyarakat sudah

frustrasi dipecundangi pemimpin yang ada saat ini. ‘‘Indonesia butuh kepemimpinan baru yang peduli rakyat,” tegasnya. Ia meya-kini kader banteng dan rakyat Bali akan mendukung Jokowi. Namun, pilihan politik dalam pilres tentunya tak bisa dipaksakan. Namun, Joko Widodo layak diapresiasi sebagai pilihan yang tepat.

Politisi PDI-P Imam Soroso meminta seluruh kader PDI-P menghormati keputu-san Ketua Umum PDI-P Megawati Soeka-rnoputri yang memutuskan Gubernur DKI Jakarta Jokowi sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014 mendatang. “Ketua umum sudah memutuskan Jokowi maju sebagai Capres PDI-P untuk pemilu presiden 2014. Keputusan tersebut hendaknya dihormati dan seluruh kader dan simpatisan partai. Hindari wacana yang mempertanyakan putusan tersebut karena akan mengganggu soliditas kader,” kata Imam Suroso.

Dikatakannya, keputusan mencalonkan Jokowi sebagai capres, menurut Imam, didasari pertimbangan yang cukup kompre-hensif dari ketua umum.

31 Maret - 6 April 201412

P O L I T I K

Jokowi, Representasi Harapan Publik

Page 13: Majalah Bali Post Edisi 31

13

“Pertimbangan Ibu Megawati atas keputusan tersebut tidak didasari atas ke-inginan pribadi. Itu jelas sekali dasarnya untuk kepentingan rakyat,” jelasnya.

Hanya para negarawan yang bisa mengambil keputusan penting dan strategis seperti itu. “Jika ketua umum tidak seorang negarawan tidak mungkin seperti itu kepu-tusannya karena ini masalah kekuasaan,” ujar dia.

Di lain pihak, Wakil Ketua DPP Partai Golkar Agung Laksono menyatakan, pen-capresan Joko Widodo tak usah direaksi berlebihan. Menurutnya, saat ini memang banyak pihak yang menilai bahwa dengan pencapresan Jokowi, maka PDI Perjuan-gan sulit dikalahkan. Selain itu, ada juga yang menyebut bahwa tak perlu lagi ada saingan Jokowi karena ia sudah menang. Tetapi, Agung menolak pendapat terse-but. “Dalam politik setiap hari selalu ada perkembangan,’’ ujarnya. Ia mengingatkan kader Golkar agar tidak kalah sebelum bertanding.

Capres Partai Gerindra Prabowo Subi-anto mengaku kecewa berat kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri

yang memberi mandat kepada Jokowi dalam Pilpres 2014. Ia mengatakan sebelumnya Megawati Sukarnoputri telah bersepakat dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Batu Tulis Bogor 2009 lalu, bahwa Megawati Soekarno putri mendukung pencalonan

Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada pemilu presiden tahun 2014? Menurut Prabowo, penetapan Capres Joko Widodo oleh Megawati telah melanggar perjanjian antara Partai Gerindra dengan PDI-P pada tahun 2009.

� Dira/Widana/Wandy

Aliansi mendukung Jokowi sebagai presiden.

Page 14: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201414

A D V E R T O R I A L

PENINGKATAN produk domestik re-gional bruto (PDRB) Kabupaten Badung dan pendapatan per kapita masyarakat di Badung ternyata disertai pula den-gan pemerataan pendapatan. Kondisi ini dapat dilihat dari indikator tingkat kesenjangan atau gini ratio di Badung yang menunjukkan tren penurunan dari 0,3385 pada tahun 2011 menjadi 0,3258 pada tahun 2012. Sedangkan gini ratio pada tahun 2013 masih dalam proses perhitungan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Gini ratio yang lebih kecil dari 0,5 dan trennya yang mendekati angka nol ini mengindikasikan rendahnya ketimpangan pendapatan di Kabupaten Badung.

Dalam pidato pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2013 yang disampaikan Bu-pati Badung A.A. Gde Agung pada rapat paripurna DPRD Badung, belum lama ini disebutkan, selain gini ratio, jika dilihat dari aspek distribusi pendapatan berdasar-

kan kriteria Bank Dunia, data menunjuk-kan bahwa proporsi pendapatan yang diperoleh kelompok 40 persen penduduk berpendapatan terbawah pada tahun 2011 sebesar 19,10 persen dan tahun 2012 naik menjadi 19,75 persen. Sedangkan tahun 2013 masih dalam perhitungan. Proporsi yang diperoleh kelompok 40 persen pen-duduk berpendapatan terbawah tersebut masih berada di atas angka 17 persen dari total pendapatan, sehingga berdasarkan kriteria Bank Dunia, pemerataan penda-patan di Kabupaten Badung tergolong tinggi atau ketimpangan distribusi penda-patan tergolong rendah.

“Pada hakikatnya capaian-capaian tersebut tidak terlepas dari kontribusi bidang pertanian dalam arti luas, UMKM dan pariwisata. Oleh sebab itulah pada tahun 2013 dilaksanakan berbagai pro-gram/kegiatan yang berorientasi pada peningkatan aktivitas dan produktivitas masyarakat di berbagai sektor strategis

tersebut,” kata Bupati Gde Agung.Khusus mengenai pengembangan

UMKM termasuk koperasi dan LPD, Gde Agung menilai kesemuanya itu memiliki peranan yang amat penting dalam menggerakkan sektor riil dan per-ekonomian masyarakat, termasuk dalam penciptaan peluang usaha baru, serta penyerapan tenaga kerja. Oleh sebab itu secara berkelanjutan Pemkab Badung telah melakukan program/kegiatan da-lam rangka fasilitasi dan pendampingan agar lembaga/usaha mikro tersebut dapat terus berkembang dengan baik. Upaya pendampingan bahkan perlindungan juga dilakukan agar usaha-usaha besar yang berdiri di Kabupaten Badung tidak meng-gusur keberadaan usaha kerakyatan terse-but, melainkan saling melengkapi dan mendukung sesuai peran dan kapasitasnya masing-masing.

� Humas Badung

MBP/Eka

Ketimpangan pendapatan di Kabupaten Badung tergolong rendah. Hal ini merupakan kontribusi dari produktivitas masyarakat Badung yang salah satunya dalam sektor pertanian.

Rendah, Ketimpangan Pendapatan di Kabupaten Badung

Page 15: Majalah Bali Post Edisi 31

KONDISI Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali kian ter-tekan. Melemahnya kondisi ekonomi Indonesia perlu diantisipasi dengan berbagai terobosan strategis. Pemerin-tah pusat dan daerah harus berani mem-berikan insentif lebih kepada pelaku UMKM agar mampu bertahan dalam menghadapi tekanan ekonomi global.

Insentif menjadi penting mengingat tantangan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diberlakukan pada akhir 2015 makin dekat. Indonesia harus memperkuat sektor UMKM melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap produk-produk dari sektor tersebut. “Dalam menghadapi pasar tunggal ASEAN, perhatian Indonesia sebaiknya dipusatkan pada penguatan UMKM dengan menerapkan SNI se-cara luas terhadap produk dari sektor tersebut,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto.

Suryo mengatakan, penerapan SNI khususnya untuk sektor UMKM juga bukanlah hal yang mudah, mengingat hal tersebut memerlukan biaya yang

besar, namun memang harus dilakukan khususnya dalam menghadapi MEA 2015 mendatang. “Teknologi merupa-kan kata kunci dalam upaya melakukan standarisasi mutu produk UMKM, na-mun di sisi lain kita juga mengetahui bahwa teknologi yang tersedia di pasar harganya tidak murah,” ujarnya.

Suryo berharap pemerintah perlu memusatkan lembaga-lembaga peneli-tian milik negara dan perguruan tinggi untuk mendukung penerapan teknologi khususnya untuk sektor UMKM.

Di lain pihak, pengamat perbankan dan UMKM Bali Drs. Ida Bagus Kade Perdana, MM. menegaskan, UMKM merupakan penggerak utama pereko-nomian. Untuk itu, pemerintah sewa-jarnya memberikan bantuan kepada ribuan pelaku UMKM di Bali.

“Melonjaknya angka inflasi dalam beberapa bulan terakhir membuat biaya produksi pelaku UMKM mengalami lonjakan. Mengatasi hal ini diperlukan insentif, bisa berbentuk kemudahan pa-jak, bantuan permodalan dengan bunga murah, kemudahan birokrasi dalam pengurusan izin,” ungkapnya.

Menurutnya, lonjakan inflasi yang

berujung pada turunya daya beli masyarakat juga memengaruhi penu-runan penjualan produk-produk ribuan UMKM. Kondisi ini menjadi tekanan bagi para pengusaha, sehingga pemer-intah harus mendorong ekspor dan investasi sehingga pergerakan ekonomi menjadi lebih cepat. “Kalau pemerin-tah adem ayem saja maka UMKM akan memasuki masa yang sangat sulit,” ujarnya.

Pengamat ekonomi Unwar Drs. I Wayan Arjana, M.M. juga menga-takan, selama ini pemerintah belum maksimal mendampingi pengusaha UMKM secara menyeluruh. Harusnya pemerintah membantu penyerapan produk yang dihasi lkan UMKM, sehingga mereka bisa bertahan dan berkembang tidak berkutat di seputar itu saja. “Saya berharap pemerintah memperhatikan dari pelaku usaha yang terkecil, yakni penghasil bahan baku, produsen hingga produk yang dihasilkan pengusaha lokal sampai ke tangan kosumen, sehingga mereka bisa bertahan.

� Dira/Parwata

E K O N O M I

Menuju Standardisasi Produk UMKM

Page 16: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201416

O P I N I

Kualitas demokrasi pada Pileg 2014 masih diragu-kan masyarakat. Pasalnya, dalam urusan kualitas, visi-

misi serta dan komitmen, kalitas para caleg masih diragukan oleh masyarakat. Setidaknya itu terungkap dari hasil jajak pendapat Bali Post yang dilansir, Senin (17/3) lalu. Banyak ca-leg dinilai hanya menjadi pelengkap kuota politik, sehingga hanya menjadi ‘’politisi’’ penghibur dan pelengkap kuota. Keyakinan terhadap terjadinya rekayasa dan manipulasi dukungan politik justru masih subur di tengah masyarakat.

Saat ini ribuan orang maju sebagai calon anggota dewan untuk dipilih rakyat pada Pileg 9 April mendatang. Tetapi sangat sedikit yang benar-benar peduli dengan rakyat. Maka banyak caleg mengumbar janji melalui baliho-baliho dan bertatap muka langsung kepada masyarakat, memberi iming-iming, memberi bantuan ini-itu, baik dalam bentuk uang maupun barang.

Model transaksional seperti ini masih pola lama. Pola perekrutan calon pun masih gaya lama. Banyak caleg bukan karena disiapkan sejak awal (kaderisasi), melainkan karena popularitas dan faktor uang. Ini membuktikan perekrutan caleg oleh partai masih asal-asalan.

Rakyat memerlukan tampilnya calon-calon wakil rakyat yang berkualitas, pu-nya kreativitas dan inovatif memecahkan persoalan bangsa di masa depan. Mampu memberdayakan masyarakat sehingga menjadi lebih maju dan sejahtera. Orang-orang yang kreatif dan inovatiflah yang akan mampu mengubah sesuatu yang tidak berguna menjadi bernilai lebih. Amabile dkk. (1996: 1154) mendefinisi-kan inovasi dan hubungannya dengan kreatifitas: Semua inovasi diawali dengan ide-ide kreatif. Kreatifitas adalah titik awal untuk sebuah inovasi.

Kreativitas dan inovasi diperlukan

pada semua bidang tanpa terkecuali, termasuk dalam bidang politik, budaya, agama, pendidikan, kesehatan, dan se-bagainya. Roh atau taksu kewirausahaan tidak hanya terbatas pada dunia ekonomi, melainkan juga pada dunia sosial, politik, dan birokrasi, misalnya, kewirausahaan sosial adalah upaya untuk memberdaya-kan masyarakat agar bisa mengubah diri sendiri baik dari segi ekonomi maupun dalam kehidupan sosial. Kewirausahaan politik adalah bagaimana membuat ke-hidupan politik berjalan jujur, transparan, dan memberikan dampak bagi kesejahter-aan rakyat. Sedangkan kewirausahaan birokrasi adalah membentuk birokrasi da-pat berfungsi sebagai pelayan masyarakat yang semestinya melayani dengan baik.

Kebijakan otonomi daerah pada ting-kat kabupaten sebenarnya sudah cukup untuk membentuk generasi yang mandiri di daerahnya, hanya saja jika kreatifitas

generasi muda dapat ditumbuhkan dan dikembangkan sesuai dengan potensi daerahnya masing-masing.

Dalam konteks pembangunan Indo-nesia yang memiliki keanekaragaman potensi daerah, mungkin pola pem-bangunan komparatif akan menjadi pilihan yang tepat.

Ada contoh lain yang dapat kita cermati untuk cerminan, semisal Sin-gapura dengan mindset niaganya yang kental dan Jepang dengan invensi teknologi yang canggih, walaupun sumber daya alam yang terbatas na-mun mampu tampil sebagai negara maju. Sumber daya manusianya yang kreatif dan inovatif itulah sebenarnya modal untuk mengelola bangsa ini menuju bangsa yang mandiri dan berdaulat. Pendekatan roh dan jiwa kewirausahan dipercaya menjadi pe-luru yang mumpuni untuk hal tersebut. Roh yang lemah, jiwa yang tak ber-daya dipercaya akan dapat dipulihkan dengan paradigma baru yang bernama roh dan jiwa kewirausahaan. Budaya religius sebuah bangsa akan menjadi

tumpul jika kreatifitas tidak dipacu, dan pastinya tidak akan menjadi inovatif. Moto bekerja dan berdoa perlu ditamba-han unsur kreatif dan inovatif sehingga akan terbentuk moto baru yakni ‘bekerja yang kreatif dan inovatif diiringi dengan doa yang optimis’ menuju kehidupan yang mandiri.

Bangsa yang kreatif dan inovatif selalu memandang segala permasalahan sebagai pemicu untuk melahirkan karya-karya kreatif sebagai usaha dan solusi untuk mengatasi permasalahan bangsa secara inovatif, guna menuju kehidupan bangsa yang lebih produktif dan bermartabat.

Penulis, dosen tetap pada Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomika & Humaniora Universitas Dhyana Pura, kandidat Doktor Pariwisata Universitas Udayana, Bali.

Mencari Caleg Kreatif dan Inovatif

Page 17: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 17

J A J A K P E N D A PAT

Masa kampanye pileg masih berlangsung. Parpol dan para caleg pun masih adu strategi menjaring dukungan

politik. Proses politik lewat kampanye ini diharapkan membuka ruang komu-nikasi dan sosioalisasi antara caleg dan masyarakat pemilih. Namun, sepekan menjelang pencoblosan jumlah massa mengambang tanpa pilihan pasti masih tinggi. Potensi ini pun dibidik politisi yang berharap menduduki kursi wakil rakyat. Sayangnya, keraguan pemilih atas kualitas, dedikasi dan komitmen partai politik dan caleg merealisasikan janji politik, membuat politik masih ragu-ragu. Partisipasi pemilih untuk mencoblos pada 9 April nanti juga tergantung pendekatan politik para politisi.

Demikian terungkap ketika Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat terkait dengan kualitas para calon wakil rakyat. Terkait dengan pilihan politik

pada Pileg 9 April mendatang, 42 persen responden mengaku sudah punya pilihan politik. Umumnya kelompok ini adalah para kader partai dan relasi dari caleg yang bertarung. Kelompok ini juga me-ngaku mengabaikan pilihan partai namun akan berpihak pada kepentingan soroh, kelompok dan berdasarkan hubungan kekerabatan.

Sedangkan, 21 persen lainnya mengaku belum punya pilihan. Mereka mengaku masih menunggu perkembangan politik. Para pemilih mengambang ini mengaku belum tertarik pada strategi kampanye yang dilakukan para politisi. Mereka masih mengutarakan ambisinya untuk dipilih tanpa mau memaparkan lebih detail program kerjanya jika terpilih. Ba-nyak calon justru datang dengan tawaran-tawaran finansial, sehingga kelompok pemilih mengambang ini belum mau menentukan pilihan. Kelompok pemilih ini umumnya kalangan profesional dan

generasi muda. Kelompok profesional umumnya mengaku tidak tertarik dengan gaya politisi yang hanya berharap du-kungan tanpa kemampuan menjabarkan strategi pelayanan publik.

Selebihnya 17 persen responden me-ngaku ragu-ragu dalam menyikapi pileg kali ini. Responden mengaku belum memiliki ketertarikan pada figur atau par-pol tertentu termasuk belum memutuskan akan memilih atau tidak pada pileg nanti. Sedangkan 18 persen responden lainnya memastikan diri tidak akan memilih pada Pileg 2014. Sedangkan 2 persen respon-den lainnya tak memberikan jawaban apa pun terhadap hal ini.

Terkait dengan kualitas figur caleg, berdasarkan tabulasi atas jawaban yang masuk, 60 persen responden menilai kualitas caleg belum memadai. Walaupun banyak caleg dengan gelar akademis yang membanggakan, namun dari sisi kecerdasan mengakomodasi permasala-

han sosial budaya Bali justru diragukan. Selain itu, banyak politisi yang bertarung pada pemilu 2014 merupakan caleg gagal. Artinya banyak ca-leg yang kini bersaing sudah pernah merasakan kegagalan bersaing pada pemilu sebel-umnya, sehingga kehadirannya kali juga rentan sebagai politisi penghibur.

Selebihnya, 36 persen res-ponden mengatakan, masih ada harapan baru untuk melakukan perbaikan demokarsi. Sejum-lah caleg dikenal memiliki komitmen dan memang dekat dengan masyarakat. Menu-rut responden walaupun ada ribuan caleg yang bersaing, namun pemilih harus tetap cerdas dalam memberikan dukungan politik. Sedangkan, 4 persen responden lainnya tak memberikan respons atas pertanyaan ini.

� Dira Arsana

Memikat Pemilih Mengambang

SUD

AH

BEL

UM

RA

GU

TIDA

K TA

HU

GOLP

UT

42%

21%17% 18%

2%

N = 598grafis/de wiryawan

Setelah Anda mengamati kualitas caleg yang tampil pada Pemilu

2014, apakah anda sudah yakin punya pilihan bulat untuk men-

gantarkan caleg ke kursi Dewan?

Page 18: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201418

P E N D I D I K A N

Tahun 2015 mendatang, Kemente-rian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan angka partisipasi kotor (APK)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencapai 75 persen. Ini berarti, 70 persen anak usia dini (usia 3-6 tahun) di seluruh Indonesia sudah harus menikmati layanan PAUD. Target yang dicanangkan Kemendikdub tersebut sesuai dengan kes-epakatan bersama negara-negara berkem-bang pada konvensi Dakkar Tahun 2000. Guna merealisasikan target APK PAUD 75 persen di tahun 2015 tersebut, Ke-mendikbud berupaya memperluas gera-kan PAUDisasi hingga kecamatan bahkan desa melalui jalinan kemitraan dengan organisasi yang ada di masyarakat.

“Kemdikbud harus bermitra dengan organisasi yang ada di masyarakat untuk merealisasikan target tersebut. Saat ini, sudah ada 22 organisasi mitra Kemendik-bud dan PKK salah satu dari organisasi mitra yang dapat menjangkau semua level di masyarakat,” kata Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbud Erman Syamsuddin, beberapa waktu lalu.

Lantas, bagaimana dengan kesiapan Pemprov Bali untuk merealisasikan target tersebut? Menurut Kepala Dinas Pendidi-

kan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali TIA Kusuma Wardhani, S.H., M.H., Disdikpora Provinsi Bali dan Disdikpora kabupaten/kota di Bali saat ini tengah berupaya meningkatkan pelayanan pendidikan anak usia dini. Pasalnya, jumlah anak usia dini (usia 3-6 tahun) di Bali yang sudah terlayani layanan PAUD belum begitu menggembirakan. Dari total jumlah anak usia 3-6 tahun di seluruh Bali yang tercatat 267.366 orang, baru 111.116 orang anak saja yang sudah menikmati layanan PAUD atau angka par-tisipasi kotor (APK) PAUD baru di level 54,69 persen. Ini berarti, hampir separuh anak usia dini di Bali belum menikmati layanan PAUD tersebut. ”Terus terang, sampai saat ini APK PAUD di Bali belum mencapai 75 persen. Namun, kami tetap berupaya untuk merealisasikan target tersebut,” kata Kusuma Wardhani kepada Bali Post, Jumat (21/3) lalu.

Meskipun APK PAUD Bali relatif masih rendah, Kusuma Wardhani me-ngatakan dalam rentang waktu beberapa tahun terakhir APK PAUD Bali sebe-narnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada awal 2005 lalu, APK PAUD Bali baru berada di level 7,41 persen. Angka itu melonjak menjadi 53,46 persen pada tahun 2011 dan data terakhir

(tahun 2012) APK PAUD Bali sudah men-capai 54,69 persen. ”Peningkatan APK itu merupakan pertanda meningkatnya kesadaran masyarakat Bali memberikan layanan PAUD kepada putra-putrinya,” katanya.

Wardhani menambahkan, 111.116 orang anak usia dini yang sudah terlayani PAUD itu tersebar pada 3.272 lembaga PAUD yang ada di Bali. Dilihat dari se-baran kabupaten/kota, jumlah lembaga PAUD tertinggi berada di Kota Denpasar yakni mencapai 661 lembaga. Sementara itu, jumlah lembaga PAUD di Kabupaten Tabanan tercatat 515 lembaga, Buleleng (384 lembaga), Karangasem (358), Badung (355), Jemberana (333), Gianyar (257), Klungkung (246) dan Bangli memiliki 163 lembaga PAUD. Dia menegaskan, pening-katan APK PAUD perlu didorong terus mengingat PAUD menempati posisi sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. ”Usia 3-6 tahun ini merupa-kan usia keemasan bagi perkembangan anak manusia. Jika dididik secara benar pada usia emas itu, semua kecerdasan dan potensi anak akan terstimulasi yang sangat berguna bagi masa depan mereka,” katanya mengingatkan.

� Sumatika

2015, APK PAUD Ditarget 75 Persen

Saat ini, hampir separuh anak usia dini di Bali belum menikmati layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Disdikpora Bali dan Disdikpora ka-

bupaten/kota tengah mengintensifkan gerakan PAUD guna meraealisasikan

target APK PAUD 75 persen pada akhir 2015 mendatang.

MBP/sumatika.

Page 19: Majalah Bali Post Edisi 31

Bulan Mei hingga September adalah bulan-bulan penerimaan calon mahasiswa baru. Hanya sangat disayangkan informasi

soal perguruan tinggi (PT) yang baik atau sehat itu belum banyak diketahui masyarakat.

Pemerintah melalui Dikti ingin memberi akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (PT). Khusus untuk wilayah Bali, NTB dan NTT, Kopertis Wilayah VIII memiliki kapasitas un-tuk menyampaikan informasi kepada masyarakat soal PT yang baik dan sehat yang disebut clean and clear.

Koordinator Kopertis Wilayah VIII Prof. I Nyoman Sucipta didampingi Sek-retaris Pelaksana Kopertis VIII Dr. Slamet Sholeh, M.Sc., dan Kasubag Keuangan Drs. Wayan Suarjaya, MAP. berharap masyarakat pertimbangkan PT yang dipi-lihnya disesuaikan dengan kelengkapan sumber belajar, sarana-prasarana dan kelengkapan yang memadai agar tujuan pendidikan tinggi dapat tercapai.

Di wilayah Kopertis VIII (Bali, NTB dan NTT), kata dia, terdapat 144 PTS dengan 606 program studi dan 11 PTN. Informasi PT ini dapat diperoleh dari situs Pangkalan Data Pendidikan Tinggi dengan alamat forlap.dikti.go.id. Dalam situs tersebut, masyarakat memeroleh informasi tentang profil PT meliputi SK pendirian, alamat dan kontak, serta daftar prodi yang dimiliki.

Untuk setiap prodi, masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai profil prodi meliputi SK pendirian, deskripsi prodi, daftar dosen dan mahasiswa, dan rasio dosen-mahasiswa. Masyarakat bisa melihat rasio dosen-mahasiswa di sebuah prodi dan membandingkan dengan keten-tuan yang menyebutkan batas maksimum rasio dosen-mahasiswa adalah 1:30 untuk bidang IPA dan 1:45 untuk bidang IPS. Termasuk mempertanyakannya ke-beradaan mahasiswa agar jangan sampai

belajar di prodi yang tidak berizin.Di samping itu, kata Prof. Sucipta,

masyarakat wajib mempertimbangkan akreditasi prodi yang dapat diperoleh dari laman BAN PT dengan alamat ban-pt.kemdikbud.go.id. Akreditasi ini syarat izin menerbitkan ijazah. Untuk kondisi PTS di Kopertis VIII, kata Prof. Sucipta, bisa diper-

oleh dari situs direktori.kopertis8.org. Hal penting yang perlu dipertimbang-

kan masyarakat adalah tentang program studi di luar domisili. Sesuai aturan, prodi hanya boleh menjalankan kegiatan pembelajaran di dalam daerah domisili yang tercantum dalam SK pendirian. Bila sebuah prodi menjalankan PBM di luar domisili tanpa izin, maka proses pem-belajaran tersebut dinyatakan ilegal, dan ijazah yang diperoleh dinyatakan tidak memberikan efek sipil apa pun. Tidak dapat digunakan untuk pendaftaran PNS/ABRI, kenaikan pangkat. Misalnya, PT di Denpasar membuka pembelajaran di Karangasem.

Juga perlu diketahui keberadaan dan izin yayasan yang menyelenggarakan sebuah PTS. Badan penyelenggara ini harus memiliki akta notaris. Mengh-adapi PTS yang sedang berada dalam kondisi konflik, Kopertis Wilayah VIII tidak memberikan pelayanan apa pun. Jika konflik itu berkepanjangan Kopertis

bisa mengusulkan kepada Menteri untuk mencabut izin PT tersebut.

Prof. Sucipta menegaskan pada akh-irnya masyarakatlah yang menentukan PTN dan PTS pilihannya. Setelah Pemilu Ditjen Dikti dan Kopertis akan men-gumumkan PTN dan PTS yang sehat. Makanya jeda waktu ini harus dipakai oleh PTN dan PTS untuk membenahi data melalui pangkalan data PT sekaligus seba-gai dasar untuk self evaluation bagi PT.

� Sueca

31 Maret - 6 April 2014 19

Bagaimana Menemukan Perguruan Tinggi Sehat?

Koordinator Kopertis VIII Prof. Nyoman Sucipta (kanan) bersama Sekpel Dr. Slamet Sholeh.

andalaWiyataM

Page 20: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201420

M A N C A N E G A R A

Uni Eropa dan AS sedang mempersiapkan sanksi bagi Rusia sambil menanti kepu-tusan Presiden Vladimir Putin

pascavoting Crimea. Hasil referendum menunjukan Crimea ingin keluar dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.

Kremlin sebelumnya menyambut baik hal tersebut namun negara Barat dan Ukraina menegaskan ketidak-setujuan atas sikap Rusia tersebut. Voting Crimea berpotensi menciptakan konflik berkepanjangan antara Barat dengan Rusia dan mungkin dapat menjadi penghambat bagi pereko-nomian dunia.

Ketakutan internasional muncul saat Presiden Rusia Vladimir Putin tengah

mempersiapkan invasi ke Ukraina bagian timur dan Crimea setelah militer diulti-matum untuk menyerah. Rencana Rusia dikhawatirkan membuat ekonomi global kembali terjun ke dalam krisis.

Menteri luar negeri Uni Eropa akan melakukan pertemuan hdan kemungki-

nan akan berlakukan pembekuan aset dan larangan visa bagi penduduk Rusia dan Ukraina yang terkait dengan kasus Crimea. Bahkan akan ada sanksi lebih lanjut untuk Rusia. Presiden AS, Barack Obama, telah menyetujui pemberian sanksi kepada Rusia. Menteri keuangan AS, Jacob J. Lew, tengah mengkaji ke-bijakan yang dapat termasuk pembekuan aset ataupun larangan aktivitas bisnis

dengan Rusia.Negara-negara G7 juga telah men-

geluarkan pernyataan bersama yang mengecam tindakan Rusia atas Ukraina. G7 juga menyatakan tidak akan ber-partisipasi pertemuan G8. Menteri Keuangan negara G7 menyatakan akan memberikan dukungan finansial untuk Ukraina.

Sebaliknya Rusia siap membalas sanksi terhadap Uni Eropa dan AS, jika mereka menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap negara tersebut. “Kita berharap sanksi hanya menyasar sanksi politik dan bukan paket luas yang akan mempenga-ruhi perdagangan ekonomi,” kata Deputi Menteri Pembangunan Ekonomi, Aleksey Likhachev. “Sanksi kita, tentu saja akan seimbang,” tambahnya.

Salah satu cara rencana Rusia untuk melindungi diri dari pending sanksi adalah dengan meningkatkan perdagan-gan dengan mata uang lain dan bukan dolar AS. “Kita perlu meningkatkan volume perdagangan yang dilakukan dalam bentuk mata uang nasional. Sebabnya, dalam kaitannya dengan Cina, India, Turki dan negara-negara lain, haruskah kita bernegosiasi dalam dolar? Mengapa kita harus melaku-kan itu? Kita harus menandatangani kesepakatan dalam bentuk mata uang nasional, ini berlaku untuk energi, minyak, gas, dan segala sesuatu yang lain,” jelas Alexey Ulyukaev, Menteri Pembangunan Ekonomi.

Duma, parlemen Rusia membuat undang-undang baru untuk memung-kinkan Moskow membekukan aset peru-sahaan Barat dan individu dalam sanksi yang wajib setelah referendum Crimea. RUU itu akan memberikan wewenang kepada presiden dan memberi peluang bagi pemerintah untuk mempertahankan kedaulatan dari segala ancaman. Jadi akankah sanksi dibalas sanksi?

� Gugiek Savindra

Sanksi Lawan SanksiPascareferendum Crimea

Page 21: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 21

JEJARING sosial Twitter akhirnya diblokir di Turki. Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan sebelumnya men-gancam akan memblokir seluruh jaringan sosial yang diduga menjadi tempat bere-darnya rekaman penyadapan pemerin-tahan dan merusak reputasi pemerintah menjelang digelarnya pemilihan umum.

Konon beberapa postingan di Twitter menunjukkan beberapa bukti rekaman suara dan dokumen korupsi yang terjadi di pemerintahan pimpinan Erdogan. Ia menilai tindakannya itu sebagai langkah perlindungan untuk pemerintahan. Dua pekan lalu, Erdogan juga sudah menutup Facebook dan YouTube.

“Kami akan menghapus semuanya. Masyarakat internasional silakan mau mengatakan apa, saya tidak peduli sama sekali. Semua orang bisa melihat betapa kuatnya Republik Turki,” ujar Erdogan.

Sebelumnya, Erdogan menuduh pen-

dukung Fethullah Gulen, cendekiawan Muslim Turki di AS yang menyebarkan rekaman palsu percakapannya itu. Erdo-gan menilai Twitter gagal untuk mengha-pus sejumlah link terkait sesuai dengan yang diperintahkan pengadilan Turki.

Pengguna internet Turki dengan cepat menemukan cara-cara mereka sendiri untuk menghindari pemblokiran link yang berisi rekaman percakapan tentang korupsi di lingkaran Erdogan itu. Mereka beberapa kali mengganti hashtag dengan #TwitterisblockedinTurkey dan dengan cepat menjadi trending topik dunia.

Kantor Erdogan mengatakan bahwa Twitter tidak merespons perintah pe-ngadilan Turki untuk menghapus beberapa tautan, dan memaksa Ankara untuk bertin-dak. Menurut Penasihat Perdana Menteri untuk urusan Press, official Twitter hingga saat ini mengabaikan putusan pengadilan yang menuntut mereka menghilangkan

beberapa tautan atau link.Beberapa rekaman baru-baru ini mun-

cul bukan hanya di Twitter, tetapi juga di Facebook dan YouTube yang konon menunjukkan Erdogan secara ilegal ikut campur dalam urusan politik, hukum, bisnis, dan media.

Bulan lalu, Turki memperketat kon-trol hukum kontroversial lewat inter-net, meningkatkan kekhawatiran besar terhadap kebebasan berbicara. Dan hal ini memungkinkan pihak berwenang untuk memblokir akses ke halaman web tanpa perintah pengadilan sebelumnya. Menanggapi pemblokiran itu, Twitter Inc dalam sebuah pernyataan mengkon-firmasi adanya laporan bahwa situsnya telah dilarang di Turki. Twitter belum mengomentari isu ini. Ada sekitar 10 juta pengguna Twitter di Turki.

� Gugiek Savindra

PM Turki Blokir ”Twitter”

Page 22: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201422

D A E R A H

Kehidupan para nelayan di pesisir Jembrana nampaknya masih jauh dari kata sejahtera. Kemiskinan selalu melekat da-

lam keseharian warga pesisir ini. Bahkan beberapa desa pesisir di Jembrana ini, boleh dibilang menjadi penyumbang pal-ing banyak jumlah penduduk miskin.

Sumber pendapatan yang bergantung pada cuaca dan hasil tangkapan di laut menjadi salah satu pemicu kemiskinan itu. Bahkan para nelayan tradisional kini juga dihadapkan dengan seabrek persoalan yang semakin meminggirkan mereka. Ketua Himpunan Nelayan Selu-ruh Indonesia (HNSI) Jembrana, Made Widanayasa mengatakan salah satu permasalahan yang dihadapi nelayan tra-disioal saat ini adalah keterbatasan lahan untuk sandar perahu.

Di Perancak misalnya, pesatnya pem-bangunan vila-vila tepi pantai menghimpit kehidupan para nelayan tradisional. Lahan tepi pantai untuk menambatkan jukung semakin sempit. Bahkan mereka terpaksa numpang di lahan-lahan yang sudah dimi-liki pemodal dari luar Perancak. Lahan kosong di tepi pantai desa yang mayoritas bermata pencaharian nelayan itu sudah jauh menyusut, berganti beton-beton pen-

angkal ombak milik vila-vila yang makin marak berdiri di dekat pantai.

Hanya sedikit yang menyisakan lahan kosong milik warga lokal. Itupun dara-tannya sudah mulai berkurang lantaran terkena abrasi. Selain itu, risiko yang paling rentan masyarakat di pesisir ada-lah abrasi. Hampir sebagian besar tanah masyarakat nelayan yang berada di tepi pantai rawan abrasi.

Seperti di Desa Candikusuma, Per-ancak, Cupel, Pengambengan hingga Gilimanuk. “Tanah mereka rentan terkena abrasi yang semakin lama semakin ganas. Sedangkan untuk perlindungan lahan (senderan) itu sangat sulit,” tukasnya. Tempat sandar yang dulu luas dan dimi-liki warga lokal, kini sudah dibeli orang luar Perancak. Bahkan berganti vila dan senderan beton.

“Belum lagi abrasi yang semakin mengancam daratan, mereka terdesak di tempat mereka sendiri,” ujarnya. Untuk melindungi nasib nelayan itu, HNSI mengusulkan agar dibentuk Perda yang melindungi nelayan, termasuk lahan tambat perahu nelayan. Selain itu, nelayan juga dihadapkan permasalahan lain yang membuat nelayan tradisional terpinggir-kan. Seperti penyerobotan lahan tangkap

mereka oleh kapal penangkap ikan mau-pun budidaya mutiara.

Padahal sejatinya dalam UU sudah jelas tercantum batasan-batasan melalui zona-zona tangkap. “Lahan tangkapan yang begitu luas di laut, tentu juga banyak risiko yang dihadapi. Hasilnya sedikit tapi risikonya besar. Belum lagi cuaca buruk yang kerap merugikan serta mengancam nelayan,” ujarnya.

Di Jembrana, bantuan dari Kemente-rian Kelautan dan Perikanan sejatinya sudah dirasakan. Baik itu dalam bentuk bantuan mesin dan alat tangkap maupun lainnya. Tetapi dalam pelaksanaannya tidak tepat sasaran. Bantuan itu justru nyaplir dan tidak mengena ke masyarakat nelayan khususnya. Ia mencontohkan pro-gram listrik nelayan yang dari pengama-tan HNSI tidak tepat sasaran.

Para nelayan yang semestinya berhak dan memiliki rumah kecil justru tidak memperoleh. HNSI berharap ada perlind-ungan hukum bagi nelayan melalui Perda. Ada perhatian dari Pemerintah Provinsi Bali melalui peraturan daerah (Perda). “Paling tidak ada bantuan bagi kelompok nelayan seperti halnya subak,” ujarnya.

� Surya Dharma

Aktivitas nelayan tradisional di desa pesisir di Jembrana. Perkembangan zaman serta serbuan investor semakin mendesak kehidupan nelayan tradisional.

Pantai Dipenuhi Vila, Nelayan Makin Terhimpit

Page 23: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 23

PENDAPATAN nelayan tradisional Jembrana tidak bisa lepas dari cuaca yang tidak menentu. Bahkan terkadang mereka tidak mempunyai pendapatan sama sekali. Meski demikian cuaca yang tidak menentu tak menghalangi nelayan tradisional di Jembrana untuk melaut. Mereka terpaksa melaut guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Beberapa nelayan di Air Kuning, Kecamatan Jembrana, mengaku tetap melaut walaupun cuaca tidak menentu. “Kalau tidak melaut, tidak makan kita. Cuaca buruk ini sudah terlalu lama, sekarang sudah saatnya kami tetap melaut,” ujar Hamdan, nelayan di desa pesisir itu.

Apalagi beberapa nelayan terlilit utang dan harus membayar kredit pinja-man akibat dampak dari paceklik ikan. Sayangnya ada yang melalui rentenir dengan bunga yang mencekik. Kredit ha-rian ini kendati mencekik memberi celah

hidup bagi mereka. “Mereka (rentenir) tidak mau tahu, kita melaut atau tidak. Yang jelas harus ada uang untuk setor. Makanya terpaksa harus nekat melaut,” tambahnya.

Sebenarnya mereka tidak ingin mem-injam, apalagi kepada rentenir yang bunganya cukup mencekik. Tetapi saat paceklik ikan, keberadaan bank harian itu cukup membantu. Sehingga mereka dituntut harus tetap memiliki uang setiap hari walaupun hujan angin.

Dalam sehari melaut, Hamdan men-gaku hanya memperoleh penghasilan tidak lebih dari Rp 20 ribu. Itupun bila banyak tangkapan ikan. Kalau tidak ada tangkapan ikan, mereka hanya bisa pasar-ah. Belum lagi masalah lain seperti alat tangkap rusak misalnya jaring ikan putus akibat arus laut yang cukup deras.

Upaya lain juga dilakukan para ne-layan di Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana selain melaut. Para nelayan

di desa ini berusaha mencari pekerjaan lain untuk menghidupi keluarganya. Be-berapa ada yang memilih bekerja sebagai sebagai pengayah tukang bangunan, pe-ngelupas kelapa, dan beberapa pekerjaan serabutan lainnya. Bahkan ada beberapa yang beralih menjadi buruh tani.

“Ya banyak yang kabur nyari peker-jaan lain, walaupun hasilnya tidak seberapa. Nanti kalau cuacanya sudah membaik baru kita melaut lagi,” ujar salah satu nelayan asal Banjar Yeh Kun-ing, Desa Yeh Kuning I Made Rinata (40). Di sisi lain, banyak pula nelayan yang benar-benar menganggur lantaran buruknya situasi di laut. Mereka memilih menservis jukung yang biasa digunakan melaut. Hal ini dilakukan semata-semata hanya untuk mengisi waktu luang, meng-ingat mereka juga tidak mendapatkan pekerjaan sambilan.

� Surya Dharma

Jukung nelayan di Yeh Kuning bersandar lantaran cuaca buruk.

Rezeki Tergantung Cuaca

Page 24: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201424

K E S E H ATA N

Aktivitas cuci darah, dewasa ini tidak asing lagi di masyarakat. Kegiatan ini sudah sangat fa-miliar di telinga warga. Cuci

darah ini wajib harus dilakukan bila ada penderita yang mengalami penyakit gagal ginjal. Ternyata, cuci darah saat ini tidak hanya dialami dan dapat menyerang

orang yang sudah berusia lanjut.

M a s y a r a k a t , tidak tertutup k e m u n g k i -nannya men-galami gagal fungsi gin-jalnya pada usia belasan alias remaja.

M a u t i d a k mau, un-

t u k

mengobati gagal ginjal itu, melakukan cuci darah.

Gagal ginjal pada remaja, tidak ber-hubungan langsung dengan faktor ge-netik. Artinya, gagal ginjal ini, tidak disebabkan bawaan atau keturunan. Sesungguhnya, penyakit gagal ginjal ini dikarenakan infeksi ginjal. Infeksi ginjal itu memicu peradangan atau disebut glomerulus nefritis.

Prof. Dr. dr. Gede Raka Widana, SpPD-KGH, konsultan ginjal dan hiper-tensi ini mengatakan, terjadinya penyakit gagal ginjal pada usia remaja, disebabkan infeksi ginjal, karena Glomerulus nefri-tis. Glomerulus nefritis kata Prof. Raka bisa terjadi secara perlahan-lahan. Jika pelan-pelan dampak yang dimunculkan, maka gejalanya disebut Glomerulus ne-fritis akut. Sedangkan gagal ginjal yang dampaknya sangat cepat mengakibatkan sakit sangat parah, disebut glomerulus nefritis kronis. ‘’Radang ginjal ini ter-jadi karena adanya penyakit pada keke-balan tubuh salah satu autoimun,’’ tutur Prof. Raka Autoimun merupakan suatu kondisi dimana reaksi kekebalan yang salah. Seharusnya imun dalam tubuh,

bertugas menyerang benda asing atau kuman yang masuk ke ginjal. Akibat

kelainan autoimun itu tidak bekerja optimal, maka memunculkan

penyakit pada ginjal itu. Implikasi dari sistem imun yang tidak baik ini justru menyerang tubuh itu sendiri. Salah satu organ yang sangat rentan terkena im-bas akibat kondisi autoimun tidak baik itu adalah gijal. Dik-takan, ada dua jalur penyerangan pada ginjal dari kondisi

autoimun. Pertama, ada kondisi yang memancing kekebalan, sehingga muncul antibody, menyerang komponen yang tidak baik pada ginjal, sehingga muncul antibodi, menyerang komponen yang tidak baik pada ginjal. Menurutnya, pada jalur lainnya adalah kondisi dimana antibodi mengikat antigen. Pada proses selanjutnya mengendap pada ginjal, atau disebut imun komplek. ‘’Endapan ini merangsang terjadi radang pada ginjal. Kebanyakan kondisi radang inilah yang diderita pasien gagal ginjal yang me-nyerang usia anak-anak hingga remaja,’’ imbuh Raka.

Gagal ginjal akibat Glomerulus nefri-tis kata Prof. Raka cukup banyak terjadi di masyarakat. Rentang usianya berkisar 15 – 40 tahun. Tercatat pada data di RS Sanglah, pasien yang mengalami gagal ginjal akibat Glomerulus nefritis sekitar 20 pasien dari pasien cuci darah di RS Sanglah. ‘’Ada 30 pasien cuci darah rutin. Jadi sekitar 60 pasien cuci darah disebabkan Glomerulus nefritis,’’ ujar Raka. Gagal ginjal itu memang di-sebabkan peradangan yang menyerang jaringan nefron yang ada pada ginjal itu. Sebetulnya, jaringan nefron ini berfungsi menyerap racun dan menghasilkan urin yang tergantikan oleh jaringan ikat. Normalnya jaringan nefron pada ma-nusia sekitar 200 ribuan. Namun akibat terjadi radang di ginjal ini, maka nefron bisa berkurang sangat ekstrim bahkan mencapai nol. Jangankan nol, jika masih tersisa taraf 15 persen saja jaringan nefron tersebut, maka dapat disimpulkan pasien itu terindikasi gagal ginjal. Solusinya, dia harus menjalani cuci darah. ‘’Keban-yakan pasien di Bali khususnya, datang saat jaringan nefronnya sudah sangat berkurang. Bahkan tidak sedikit sampai nol,’’ jelas Raka.

� Wira Sanjiwani

Gagal Ginjal Akibat Jaringan Nefron Tak Berfungsi Optimal

Prof. Dr. dr. Gede Raka Widana, SpPD-KGH

Page 25: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 25

GAGAL ginjal yang menimpa remaja sesungguhnya akibat radang yang terjadi pada ginjalnya. Sebenarnya radang ginhal ini bisa dicegah jika su-dah terdeteksi sejak awal. Namun, kata Prof. Raka, deteksi dini radang ginjal khususnya pada anak-anak di Indonesia ini belum dilakukan, karena itu belum ada datanya. Alasannya, upaya mence-gah gagal ginjal ini, belum menjadi peemriksaan wajib.

‘’Kalau di luar negeri seperti Korea dan Jepang, anak usia sekolah sudah menhalani pemeriksaan dini khususnya radang ginjal ini,’’ jelas Prof. Raka. Pe-meriksaan dini radang ginjal ini berupa screening urine atau pemeriksaan air kencing di laboratorium. Pemeriksaan ini untuk mengetahui kadar proteinnya. Dari pemeriksaan ini jika kadar proteinnya tinggi, maka anak tersebut direkomen-dasikan menjalani pemeriksaan lebih lanjut, untuk mengetahui factor-faktor apa yang memicu tingginya protein itu. Setelah gejala-gejalanya diketahui, baru

dilakukan proses pengobatan secara seksama. ‘’Jika sudah diobati sejak awal, tentunya penyakit radang pada ginjal ini bisa dicegah,’’ garansi Prof. Raka.

Meski bukan menjadi pemeriksaan wajib, screening air kencing ini sudah bisa dilakukan di Indonesia termasuk Bali. Idealnya, saran Prof. Raka, screen-ing urin ini dilakukan saat anak masuk usia sekolah TK maupun SD. Inti-nya, jika sejak dini atau awal dilaku-kan secreening urine itu, maka akan lebih baik. Upaya ini sebagai langkah antisipasi atau pencegah awal. Di ten-gah relative banyaknya, orang terkena radang ginjal / penyakit gagal ginjal ini, maka cara dan metode pemeriksaan dini, mutlak harus dilakukan. Sesungguhnya, sudah ada langkah-langkah antisipasi. Hanya belum dilakukan secara missal. Konsekuensinya, harus berani melaku-kan terobosan-terobosan ini utamanya menggelar pemeriksaan screening urine sejak balita.

Pentingnya screening urine ini kata

Prof. Raka, untuk mengetahui penyakit radang ginjal lebih awal dan dini. Lebih dini diketahui lebih baik. Dikatakan penyakit gagal ginjal pada tahap awal memang cenderung tidak menunjukkan gejala apapun. Karena itu, si penderita tampak sehat-sehat saja. Mereka pun bisa melakukan aktivitasnya sebagaimana orang sehat. Tetapi, ketika sudah masuk pada stadium yang lanjut dan kondisi ginjalnya buruk, barulah pasien tersebut merasakan sakitnya, seiring gejalanya dengan mudah terdeteksi. ‘’Biasanya kasus penyakit gagal ginjal di Bali. Pada umumnya pasien itu baru datang berobat setelah masuk pada stadium akhir. Itu ditunjukkan pada jaringan nefronnya sudah banyak berkurang. Bahkan ban-yak jaringan nefronnya sudah mencapai kondisi nol. Dalam hal ini, tidak ada alternative lain sebagai solusi kecuali pasien itu wajib menjalani cuci darah,’’ jelas Prof. Raka

� Wira Sanjiwani

Perlu ”Screen” Urine Sejak Usia Dini

Page 26: Majalah Bali Post Edisi 31

L E N S A

Perayaan Nyepi berlangsung, Senin (31/3). Tampak seorang pecalang di Pan-tai Kuta, Badung. Pantai berpasir putih

yang terkenal di seluruh dunia dan selalu dipadati wisatawan asing dan domestik melakukan berbagai aktivitas, seperti berjemur, surfing, maupun berenang,

tampak senyap untuk sehari.

NYEPI DI KUTA

Page 27: Majalah Bali Post Edisi 31

MBP/Eka

Page 28: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201428

O L A H R A G A

Tanpa trofi selama 9 tahun, tak mengurangi derajat Arsenal Arsene Wenger sebagai salah pelatih yang paling senior dan

dihormati di kompetisi Liga Utama Inggris. Revolusi yang dilakukan pria Prancis itu berhasil mengubah the Gunners menjadi salah satu klub yang diperhitungkan di kompetisi domestick dan Eropa.

Koran Inggris Evening Standart pernah

menurunkan judul “ARSENE WHO?’’ saat Arsenal mengumumkan pelatih barunya pada September 1996. Namun 17 tahun kemudian, pendukung klub Gudang Peluru itu menjadi saksi kepiawaian pria Prancis dalam meracik tim.

Wenger meninggalkan klub Liga Jepang Nagoya Grampus Eight dan publik Inggris tak mengenal sosok pria Prancis kelahiran Alsace, timur laut Prancis 22 Oktober 1949. Hasil pemain senior Arsenal pun gelisah

menghadapi metode baru bawaan Wenger termasuk program diet ketat dan pemanasan yang intensif dan rutin sebelum latihan.

Salah satu keputusan yang sempat diprotes pemain adalah larangan men-gonsumsi cokelat setelah pertandingan, padahal itu telah menjadi kebiasaannya di klub yang kala itu bermarkas di Highbury. Protes sempat merebak namun dengan pendekatannya ala guru sekolahan itu bisa diredam.

MBP/rtr

Arsene Wenger melatih Arsenal sejak 1996 dan menjadikan klub Kota London itu sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

Warisan sang Profesor

Page 29: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 29

Disiplin keras dan ketat baru memper-lihatkan hasilnya dua tahun kemudian saat Arsenal memenangkan trofi ganda Liga Utama Inggris dan Piala FA 1998 dan kemu-dian diulangi lagi pada 2002. Namun tahun yang paling cemerlang adalah 2004, ketika mereka tak terkalahkan dalam semusim.

Memang sejak kalah adu penalti mela-wan Manchester United pada final Piala FA melawan Manchester United, tak ada lagi trofi yang mampir ke tangan mereka.

Highbury yang dibangun 1913, dirubuh-kan dan dijadikan komplek apartemen dan rumah mewah “Highbury Square” pada 2006. Wenger dkk menempati rumah baru

di “Emirates Stadium.”Wenger tetap berkuasa meski pemain

silih berganti datang dan pergi meninggal-kan klubnya. Mantan Wakil Dewan Klub Arsenal, David Dein menjuluki Wenger se-bagai “Pekerja yang penuh keajaiban hasil membuat perubahan pada sebuah klub.

Sedangkan mantan bek Liverpool yang kini menjadi pembawa acara televisi, Jamie Caragher menyebut Wenger sebagai pria yang mengubah gaya permainan sepak bola Inggris. Lewat doktrin penguasaan bola dan passing Arsenal memang berbeda karakternya dengan klub-klub lainnya di Liga Inggris.

Namun julukan yang tak pernah luntur adalah Le Professeur atau Sang Profesor. Itu adalah kebanggaan Arsenal untuk me-nyaingi Manchester United dengan The Master-nya Sir Alex Ferguson.

Dan memang demikian sang Profesor itu. Selagi remaja ia membela klub FC Duttlenheim dan Mutzig pada tahun 70-an. Ia menjalani karier sebagai pemain senior di klub Mulhouse pada (1973) dan Strasbourg (1975) dan mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari Universitas Stras-bourg pada 1974.

Pendidikan formal itu membantu caran-ya dalam memimpin sebuah tim mencapai kesuksesan. Monaco misalnya, klub terse-but berhasil meraih gelar juara Liga Prancis (L1) dan Piala Prancis pada 1995.

Klub Jepang Nagoya tertarik untuk mendapatkan jasanya, namun Wenger hanya bertahan semusim di Timur Jauh. Ar-senal menggaetnya pada 1996 untuk meng-gantikan Bruce Rioch. “Pada awalnya, saya berpirki, apa yang diketahui pria ini tentang sepak bola?” ujar bek dan kapten Arsenal Tony Adams. “Dia memakai kacamata dan lebih mirip sebagai guru sekolahan.”

Wenger membuktikan bahwa dirinya tidak sekedar guru sekolahan. Saat itu Fer-guson dan MU menjadi kekuatan superior di kompetisi dan Wenger mulai memper-lihatkan rivalitasnya. Dan itu diturunkan pada pemain-pemainnya yang selalu meng-hasilkan pertandingan bersejarah dalam setiap duel “Arsenal vs MU.”

Manuvernya adalah dengan membawa sederet pemain Prancis untuk memuluskan gaya kepemimpinannya. Ia tak mau kalah saat Newcastle United membeli Alan Shearer 24,86 juta dolar AS yang merupa-kan rekor pemain termahal saat ini.

Wenger memborong trio Prancis Nicolas Anelka, Patrick Vieira dan Emmanuel Petit

dengan harga setengah dari total uang yang dikeluarkan Newcastle untuk Shearer. Trio Prancis itu menjadi instrumen kejayaan Arsenal saat mengawinkan gelar Liga dan Piala FA pada musim 1997-1998.

Anelka kemudian dijual dan uang di-pakai untuk mendatangkan Thierry Henry dari Juventus. Dan musim superior itu pun tiba saat Henry memimpin Arsenal tak terkalahkan sepanjang musim 2003-2004. Rekor tersebut merupakan yang pertama sejak Preston North End pada 1889.

Sejak itu Arsenal seperti menjadi mag-net bagi pemain-pemain dunia. Mereka yang menikmati kepemimpinan Wenger termasuk Marc Overmars, Fredie Ljung-berg, Robert Pires, Cesc Fabregas, Samir Nasri dan juga Robin van Persie.

Namun setelah kekalahan atas Barce-lona di final Liga Champions 2006, prestasi Arsenal terus menurun. Bahkan trofi Liga Utama tak pula jatuh ke genggaman klub itu selama 9 tahun kemudian.

Musim ini Wenger membuat kejutan dengan menggaet pengatur serangan dari Jerman Mesut Ozil seharga 42,5 juta pound dari Real Madrid. Arsenal pun kembali menjadi ancaman klub papan atas seperti Chelsea, Manchester City dan Liverpool dalam perburuan gelar juara.

Meski pelatih Chelsea Jose Mourinho menyebut Wenger sebagai “spesialis kega-galan” di awal kompetisi namun Wenger adalah pria yang tak bisa diabaikan semen-gat “ketagihan kemenangannya’’.

“Kepentingan kami adalah pertandingan berikutnya. Obat kami adalah pertandingan berikutnya, harapan untuk pertandingan selanjutnya dan hasrat untuk pertandingan yang akan datang,” kata Wenger mengung-kapkan rahasia dalam meraih kemenangan dan melupakan kekalahan, seperti diung-kapkan pada Agence France-Presse.

Apa pun hasilnya, Wenger sukses menjalankan kepemimpinannya. Arsenal menjadi merek global dengan pendukung di setiap penjuru dunia. “Gaya permainan timnya dan memiliki stadion yang penuh penonton setiap pekan, menunjukkan dia adalah pelatih yang luar biasa bagi sebuah klub,” puji seteru utamanya Ferguson yang pensiun dari MU akhir musim lalu.

Wenger yang kini menjadi pelatih ter-lama di kompetisi Liga Inggris, merayakan pertandingan ke-1000 melawan Chelsea, Sabtu (15/3) lalu.

� Yudi Winanto

Page 30: Majalah Bali Post Edisi 31

O L A H R A G A

31 Maret - 6 April 201430

PRESTASI atlet vovinam Indonesia mengalami penurunan pada SEA Games di Myanmar, Desember tahun lalu. Tim Merah Putih hanya mampu mendulang dua keping medali emas, padahal ketika menjadi tuan rumah SEA Games 2011,

sukses merebut lima emas.Hasil tersebut ditengarai tidak lepas

dari berkurangnya jumlah atlet yang diberangkatkan ke Myanmar. Pasalnya, dari 35 pesilat yang menjalani latihan, 15 orang dicoret oleh KONI Pusat pada saat-

saat terakhir akibat minimnya anggaran. Keputusan tersebut membuat para atlet kecewa sehingga tidak konsen mengh-adapi pertandingan. ”Kalau atlet tidak dikurangi, kan menambah medali emas masih terbuka,” ungkap pelatih vovinan Ni Made Suparmi di Denpasar beberapa hari lalu.

Kemunduran prestasi itu tidak mem-buat Suparmi berhenti membina asu-hannya. Ia justru semakin termotivasi melatih agar mampu melahirkan atlet yang bisa mengembalikan kejayaan vovi-nam Indonesia di kancah internasional. Wanita kelahiran Denpasar, 27 Juni 1977 ini berharap atlet vovinam nasional dan mantan atlet nasional ikut membagi ilmu dan pengalamannya kepada atlet muda yang ada di seluruh Bali. Dengan demikian, vovinam semakin berkembang dan setiap daerah tingkat II memiliki atlet berprestasi.

Melihat perkembangan vovinam di Bali dan Indonesia yang cukup baik, dia berharap olahraga bela diri asal Vietnam yang belum begitu lama masuk ke Indo-nesia ini dipertandingkan di PON. ‘’Di SEA Games saja dipertandingkan, kenapa di PON tidak? Ini menjadi tugas kami karena PON merupakan ajang olahraga besar,” papar pegawai Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Denpasar ini.

Suparmi mengawali kariernya dari cabang pencak silat pada 1999. Kejuaraan pertama yang diikutinya adalah Kejurnas di Jakarta dengan meraih medali perung-gu. Pada tahun yang sama di SEA Games Brunei Darussalam, ia mampu menggaet perak. Medali emas baru bisa direbutnya pada Pra-PON di Jakarta dan PON 2000 di Surabaya.

PON 2000 merupakan ajang nasional terakhir yang diikutinya, pasalnya men-jelang SEA Games 2001 dirinya men-galami cedera. ”Sejak kejadian itu saya memutuskan berhenti sejenak untuk masa pemulihan,” terangnya.

Pada 2011, Suparmi mendapat tawaran menjadi pelatih vovinam. Kesempatan itu tidak disia-siakannya. Hingga sekarang ia adalah pelatih vovinam Bali dan tim nasional.

� Putu Eka Parananda

Ni Made Suparmi

Vovinam Masuk PON

Nama : Ni Made SuparmiTempat/Tgl Lahir : Denpasar, 27 Juni 1977Pekerjaan : Dispenda Dinas Pendapatan Kota DenpasarSuami : Wayan Mariana WandiraAnak : 1. Arcisia Ananandani Wandira (12) 2. Jusnu Bajas Sangga Wandira (10)

3. Komang Anom Jangkar Bajaskara Wandira (5)

MBP/nan

Page 31: Majalah Bali Post Edisi 31
Page 32: Majalah Bali Post Edisi 31

Beralasan punya utang dan untuk biaya sekolah anaknya, ter-sangka I Wayan Suwetra alias Wayan Jan (42) nekat mencuri

pakan ayam. Menariknya, dia beraksi kali ini saja, tetapi sebelumnya juga pernah melakukan hal yang sama hingga dia dipenjara.

Ketika beraksi di kandang milik I Made Adnyana di Banjar Tegal, Sembung, Mengwi, Badsung, Selasa (18/3) lalu sekitar pukul 17.00, Suwetra mesti kem-bali berurusan dengan hukum. Garong asal Banjar Sulangai, Petang, Badung ini, ditangkap setelah menggasak hampir 1 ton pakan ayam.

Di hadapan Kapolsek Mengwi Kom-pol I Nengah Sumadi, didampingi Kanit Reskrim I Gusti Ngurah Yudistira, Rabu (19/3) lalu, tersangka Suwetra mengaku bahwa, selain untuk membiayai sekolah anaknya dan membayar utang, uang hasil penjualan pakan ayam curiannya hendak dipakai matajen (judi sabung ayam). “Saya terbelit utang karena masih menci-cil motor. Selain itu saya memiliki utang Rp 20 juta. Itulah alasan mengapa saya nekat mencuri,” ujar pria yang sehari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan ini sambil menangis sesenggukan.

Sedangkan menurut Kompol I Nengah Sumadi, tertangkapnya Wayan Jan be-rawal dari laporan pemilik kandang ayam I Made Adnyana, yang mengaku kehilan-gan sekitar 15 zak atau hampir 1 ton pakan ayam. “Korban mengalami kerugian lebih dari Rp 5 juta,” tegas Kapolsek.

Mengenai kronologi penangkapan pria dua istri dan tiga anak ini, Kompol Sumadi menyebutkan, bermula saat tersangka hendak menjual pakan ayam hasil curiannya di salah satu toko di Desa Luwus, Baturiti, Tabanan. Saat itu secara kebetulan korban yakni Adnyana juga berada di toko tersebut. Begitu dipergoki korban, tersangka malah melarikan diri pulang ke rumahnya.

Di tempat terpisah, polisi yang men-

gantongi ciri-ciri dan identitas si pencuri, segera mendatangi rumah tersangka Suwetra. Tak perlu waktu lama, petugas Polsek Mengwi akhirnya berhasil me-nangkap residivis yang baru saja ke luar dari LP Gianyar ini di Desa Sulangai, Petang. Selain mengamankan tersangka, polisi juga menyita beberapa barang bukti berupa 11 zak pakan ayam dengan isian 50 kg, motor Yamaha Jupiter Z hitam nopol DK 2248 OC, satu tang dan satu senter. “Sebelumnya, tersangka pernah terlibat kasus pencurian di beberapa tempat di Gianyar. Sedangkan empat zak pakan ayam lainnya diduga sudah dijual tersangka,” tandas Kompol Sumadi.

Ketika ditanya mengenai harga pakan ternak curiannya yang dijual, tersangka Suwetra mengatakan seharga Rp 200 ribu/zak dari harga aslinya di atas Rp 300 ribu. Tersangka mengaku, menggasak pakan ternak hampir 1 ton tersebut dengan cara mendatangi peternakan ayam ras yang tidak dijaga pemiliknya. Begitu melihat situasi aman, dia segera beraksi. Dengan menggunakan tang, Suwetra memotong terali pagar di pintu masuk kandang. Usai merusak terali, dia segera masuk, lalu memikul pakan ayam, dan disembunyikan di tempat aman. “Setelah terkumpul, saya kemudian bonceng dengan motor,” tegas kuli bangunan ini.

Menariknya, tersangka memang dike-nal sebagai garong spesialis pakan ternak. Selain beraksi di Mengwi, Badung, dia juga pernah menggasak pakan ternak di Bangli, Klungkung, dan Gianyar. Dengan demikian Suwetra memang jago, karena dia mampu melarikan beberapa zak pakan ternak dengan motornya.

Sebelum beraksi, tersangka keliling dulu menaiki motor bernopol DK 2248 OC. Begitu melihat barang berharga yang dapat disikat, tersangka segera beraksi. Setiap beraksi, dia biasanya menggan-deng 2 zak pakan ternak untuk diboyong ke rumahnya. Sebagian lagi dititipkan di sejumlah toko. Keesokan harinya setelah

beraksi, barulah Suwetra menuju toko tempatnya menitipkan hasil curian.

Menurut Kapolsek Mengwi Kompol I Nengah Sumadi, sejatinya cukup banyak terjadi kasus pencurian ternak di Mengwi, Baturiti dan Marga, Tabanan. Tetapi Ka-polsek belum dapat memastikan apakah pencurinya juga tersangka Suwetra atau ada pencuri lainnya.

Terkait kasus pencurian pakan ternak di Klungkung, Bangli, dan Gianyar, Kompol Sumadi menyebutkan, terjadi sekitar tiga tahun lalu. Sedangkan yang terjadi di Ba-turiti dan Marga, baru-baru ini. Yang jelas akibat ulahnya, tersangka Suwetra tidak jadi membiayai sekolah anaknya, matajen, maupun membayar utang-utangnya. Dia kini kembali mendekam di sel polisi untuk proses hukum selanjutnya.

� Wayan Wiadnyana

31 Maret - 6 April 201432

K R I M I N A L

Petualangan Tersangka I Wayan Suwetra

Curi Pakan Ternak untuk Biaya Sekolah Anak dan ’’Matajen’’

Tersangka I Wayan Suwetra alias Wayan Jan (kanan) diinterogasi Kapolsek Mengwi Kom-pol I Nengah Sumadi gara gara menggasak

pakan ternak di Mengwi.

Page 33: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 33

DUNIA pendidikan kita lagi-lagi tercoreng. Seorang guru olahraga di SDN 3 Singakerta, Ubud, Gianyar, I Nyoman Bw (50), Jumat (14/3) lalu tega mencabuli lima siswinya yang rata-rata baru berusia 12 tahun. Ketika itu para murid disuruh mengikuti keg-iatan olahraga sore hari di luar jadwal, tanpa pemberitahuan kepada kepala sekolah (kasek) setempat. Nah, saat itulah Bw mengerjai murid-muridnya hingga terjadi pencabulan. Kejadian ini tentu mengakibatkan kita prihatin, karena sosok guru yang mestinya ditiru dan digugu, malah berbuat kurang ajar terhadap para siswinya.

Kronologi kejadiannya, berawal ke-tika sejumlah siswa/siswi kelas 6 SDN 3 Singakerta ada kegiatan olahraga sore hari yang diasuh I Nyoman Bw di luar jam pelajaran sekolah. Para siswa ke-mudian datang ke sekolah sekitar pukul 14.00. Setibanya di sekolah, dua siswi masing-masing NLW dan SAE dipang-gil sang guru olahraga ini supaya masuk ruang perpustakaan. Di sana, tersangka mengatakan bahwa kedua siswi tersebut disenangi makhluk halus. Untuk meng-hilangkan pengaruh tersebut, sang guru memerintahkan kedua siswinya men-jalani acara ritual terlebih dahulu. Saat itulah tersangka Bw beraksi. Pertama-tama dia meluluri tubuh kedua sisiwinya dengan bunga. Selanjutnya kedua siswi yang baru bau kencur tersebut dicabuli. Tersangka Bw juga memperlakukan hal yang sama kepada tiga siswi lainnya yakni NMV, NMA, dan NMF.

Kasus guru bejat ini akhirnya terkuak setelah korban, NLW, pukul 16.00 tiba-tiba menangis sepulang sekolah. Hal ini kontan membuat orangtuanya keheranan. Setelah diusut, NLW akh-irnya mengaku bahwa dia dicabuli guru olahraganya. Hal serupa juga terbong-kar pada korban lainnya.

Mendapat kabar kurang mengenak-kan, salah seorang ayah korban IWS, kemudian segera mendatangi kepala sekolah I Nyoman Arka, S.Ag. untuk menanyakan kejadian yang menimpa sang anak. Kasek kemudian minta IWS

supaya menjelaskan dulu permasalah-annya. IWS bercerita bahwa anaknya mengaku dicabuli guru olahraganya di sekolah. Mengingat hari sudah malam, sang Kepala Sekolah lalu menyarankan orangtua korban datang ke sekolah ke-esokan harinya saja.

Kemudian pada Jumat (14/3) pagi, begitu sampai di sekolah, tersangka I Nyoman Bw ditanya Kepala Sekolah perihal kejadian yang menimpa se-jumlah siswinya di sekolah. Awalnya tersangka tak mau terus terang me-ngakui perbuatannya. Dia saat itu hanya mengaku mendatangkan para korban ke sekolah untuk tambahan belajar. Tetapi setelah dipertemukan dengan orangtua korban, sang guru cabul yang sudah berusia setengah abad ini akhirnya me-ngakui juga perbuatannya. Bahkan saat itu tersangka mengaku khilaf. Kontan orangtua korban emosi, bahkan hendak menganiaya tersangka.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tersangka Bw segera digiring ke Mapolsek Ubud, lanjut dikirim ke Polres Gianyar untuk di-tangani petugas Unit PPA Reskrim.Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP I Gede Mustika, seizin Kapolres AKBP I Komang Sandi Arsana, ketika dimintai konfirmasi mengungkapkan bahwa me-mang benar pihaknya menerima laporan kasus pencabulan siswi SD tersebut. Awalnya, hanya tiga orang yang me-lapor, tetapi kemudian bertambah men-jadi dua korban lagi.

Sedangkan Kepala Sekolah I Nyoman Arka, S.Ag. saat ditanya perihal kasus pencabulan ini mengatakan bahwa guru olahraga tersebut melakukan kegiatan belajar-mengajar di luar jam pelajaran sekolah (sore hari) tanpa izin dari dirinya selaku Kasek. “Dia (tersangka) tidak per-nah bilang ada kegiatan di luar jam sekolah sehingga saya tidak tahu,” jelasnya. Arka mengaku baru tahu ada kasusnya setelah dia dicari orangtua korban, NLW, warga Banjar Tebongkang, Desa Singakerta, Ubud.

Ulah bejat sang guru olahraga ini bakal berbuntut panjang. Selain dijerat

hukum, sang guru yang menyandang PNS ini juga akan kena sanksi dari Dinas Pendidikan dan Olahraga Ka-bupaten Gianyar. Bahkan kalangan orangtua korban, dan prajuru desa set-empat mengusulkan agar guru tersebut dipindahkan saja ke sekolah lain, agar tidak menimbulkan trauma berat bagi kalangan siswi, khususnya korban pencabulan.

Untuk menghindari trauma bagi korban dan menghindari terulangnya kasus serupa, petugas Pusat Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Gianyar kemudian turun ke SDN 3 Singakerta untuk memberikan bimbingan. Di halaman sekolah set-empat, para siswa kelas 5 dan 6 yang didampingi para guru, diberikan bimbin-gan penyegaran. Pada intinya, para siswa diharapkan hati-hati dengan bujuk rayu seseorang, apalagi orang tidak dikenal. “Anak-anak hati-hati dengan seseorang, apalagi tidak dikenal, bila menjanjikan atau mengiming-imingi sesuatu seperti uang atau permen. Jangan mau ya,” jelas seorang petugas.

Tak ketinggalan Kadis Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Gianyar, di-dampingi Kepala Desa Singakerta, juga meninjau sekolah setempat. Khusus tersangka Bw, dia sudah ditahan di Mapolres Gianyar. Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 882 UU No. 2 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Gianyar Dewa Nyoman Alit Mudiarta ketika ditanya perihal sanksi yang akan dijatuhkan kepada tersangka Bw mengaku, masih menunggu keputu-san dari penegak hukum. “Sanksi pasti kami akan berikan kepada pelaku. Kami masih menunggu hasil dari penegak hukum yang kini memprosesnya,” jelas Dewa Nyoman Alit Mudiarta.

� Yuliantara

Teganya Guru Olahraga Cabuli Lima Siswinya

Page 34: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201434

K R I M I N A L

PEREDARAN narkoba kini tak hanya marak di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Denpasar, tetapi juga su-dah merambah kota kabupaten, bahkan pedesaan. Buktinya, aparat Satnarkoba Polres Tabanan meringkus tiga tersangka kasus narkoba yakni Victor Tanone (35) alias Victor, Jefri Baun (32) alias To’o,

dan Moch. Danny Herlambang (23). “Mereka disangkakan atas kepemili-kan, menguasai, dan membawa, serta mengedarkan narkotika jenis sabu-sabu (SS),” ujar Wakapolres Tabanan Kom-pol I Dewa Made Adnyana, didampingi Kasatnarkoba AKP Surya Atmaja, Selasa (18/3) lalu.

Ketiga tersangka ditangkap di tempat berbeda pada Minggu (16/3). Bermula dari penyelidikan petugas satnarkoba setelah mendapat informasi dari masyarakat bahwa Victor yang beralamat di Banjar Tegal Kepuh, Desa Kabakaba, Kediri ini, sering melakukan transaksi narkoba di Banjar Cark Padang, Desa Nyambu, Kediri.

Polres Tabanan Ringkus Tiga Tersangka Kasus SS

MBP/gagah prahadita

Wakapolres Tabanan Kompol I Dewa Made Adnyana didampingi Kasatnarkoba AKP Surya Atmaja ketika menggeber kasus narkoba berikut barang bukti dan tiga tersangkanya, Selasa (18/3) lalu.

Page 35: Majalah Bali Post Edisi 31

“Gede Hardy Ucapkan Terima Kasih Kepada Masyarakat Bali, Optimistis

Targetkan 2 juta Kunjungan Per-Bulan Di Semester Pertama 2014”

GRUP Hardys / GH Holdings melalui salah satu dari 9 core business Grup Hardys yakni HardysRetail (PT Hardys Retailindo) kembali menandatangani perjanjian kerja sama modal kerja senilai Rp 100 miliar dengan Bank Permata.

Kepastian kerja sama tersebut disam-paikan langsung oleh Abdi Negara, S.Sos., Corporate Secretary & Business Develop-ment Director yang didampingi oleh Made Widana, S.E., Finance Director GH Holdings seusai penandatangan perjanjian kredit ber-tempat di Head Office GH Holdings, Jalan Tukad Pakerisan 100 X, Panjer-Denpasar, pada Jumat (14/3).

Menurut Abdi, kerja sama dengan Bank Permata di atas merupakan bagian dari Rencana Kerja Perusahaan untuk mendorong pertumbuhan bisnis 2 digit dengan target kunjungan Pelanggan Setia Hardys sebesar 2 Juta kunjungan per bulan di semester pertama tahun 2014 di seluruh HardysMalls yang ada di Bali. “Kami optimistis, dengan situasi ekonomi yang semakin kondusif saat ini akan mendorong pertumbuhan bisnis Grup Hardys utamanya HardysRetail secara signifikan,” ungkapnya.

Dari pihak Bank Permata hadir Assistant Vice President/Senior Relationship Manager, Bapak Eddy yang didampingi Rizky Alfa

Bramanto selaku Cash Management Sales Eswan Praman Resta dan Rita Utari Pri-hartini selaku Legal officer.

Dalam sambutan singkatnya, Eddy me-nyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama yang telah terbangun antara Grup Har-dys Holdings dengan Bank Permata. Disam-paikan Eddy, kerja sama yang telah diinisiasi melalui skema invoice financing ini harus terus berlanjut dan semakin ditingkatkan di masa depan. “Jika ada permasalahan sekecil apapun, mohon dikomunikasikan sehingga kedepan kerja sama ini tetap bisa berjalan baik,” ungkapnya.

Ir. Gede Agus Hardyawan, President Director sekaligus Founder GH Holdings mengungkapkan, kerjasama modal kerja dengan Bank Permata akan lebih diar-ahkan kepada peningkatan pelayanan kepada Pelanggan Setia Hardys melalui perse-diaan barang (service level) sehingga mampu mencapai target kunjungan pelanggan sebesar 2 juta kunjungan setiap bulan pada Semester I 2014.

Masih menurut pengusa-ha Lulusan Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB) yang akrab disapa Gede Hardy tersebut, Grup Hardys Holdings men-gucapkan terima kasih atas

dukungan yang diberikan oleh masyarakat Bali dan seluruh stakeholder dan pemerin-tah daerah maupun pusat. ”Kami akan terus berusaha untuk menjadi bagian dari sejarah dan masyarakat Bali,” pungkasnya.

Dihubungi terpisah, President Com-missioner GH Holdings Ketut Rukmini, S.P., mengungkapkan hal senada, menurut lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini kepercayaan yang diberikan oleh stakeholder maupun stakeholder kepada GH Holdings, tidak terlepas dari dukungan dan kecintaan masyarakat Bali kepada Grup Hardys sejak pertama didirikan 11 Juli 1997 silam. “Itu adalah spirit dan modal terbesar kami,” un-gkapnya singkat.

GH Holdings Tanda Tangani Kesepakatan Modal Kerja dengan Bank Permata Rp 100 Miliar

Saat mengintai Victor, sekitar pukul 12.00 hingga 14.45, yang muncul justru orang lain yang tak lain tersangka Jefri. Pria yang beralamat di Banjar Untal-untal, Desa Dalung Kaja, Kuta Utara, Badung ini, segera berhenti di depan Salon Budi’s. Gerak-geriknya mencurigakan, sehingga polisi segera mendekatinya.

Kedatangan polisi rupanya membuat Jefri gelagapan. Dia kemudian membuang sesuatu di lantai teras di depan salon. Ke-tika ditanya tentang sesuatu yang dibuang tadi, Jefri menyebut SS. Tanpa banyak kata, polisi menggelandang Jefri ke Polres Tabanan.

Dalam penggeledahan dan interogasi lebih lanjut, Jefri mengatakan jika bahwa seberat 0,3 gram (kotor) tersebut milik Victor. Jefri mengaku hanya disuruh Vic-tor mengantarkan barang haram tersebut

kepada seseorang di depan Salon Budi’s.Berdasarkan keterangan Jefri, polisi

segera melanjutkan pengembangan kasus hingga akhirnya berhasil menangkap Vic-tor. Dari kedua tersangka tersebut, polisi menyita barang bukti berupa satu paket SS 0,3 gram dan sebuah HP Mito T-177.

Dalam pengembangan lebih lajut, polisi mendapatkan satu nama lain yang disebut-sebut kedua tersangka sebagai sumber mendapatkan SS. Menurut Jefri dan Victor, barang haram tersebut didapat dari Danny yang beralamat di Monang Maning, Peme-cutan Kelod, Denpasar Barat.

Upaya polisi memburu Danny akhirnya membuahkan hasil. Sekitar pukul 22.00, polisi melihat kehadiran Danny dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio biru nopol DK 2791 IX berhenti di pinggir jalan di depan Bengkel Victoy di Banjar Tegal

Kepuh, Desa Kabakaba, Kediri, Tabanan.Singkat cerita, polisi lalu melakukan

pemeriksaan dan pengeledahan, hingga kemudian ditemukan satu paket SS 0,3 gram (bruto) yang menempel di celana dalamnya.

Selain SS, polisi juga menyita barang bukti lainnya dari tangan Danny, antara lain sebuah HP BB, sebuah sepeda motor Mio, dan celana dalam merah.

Wakapolres Tabanan Kompol Adnyana mengatakan, ketiga tersangka kemudian dijerat Pasal 112 ayat (1) UU No. 35 Ta-hun 2009 tentang narkotika. UU tersebut mengancam mereka dengan hukuman penjara minimal empat tahun, maksimal 12 tahun. Dendanya minimal Rp 800 juta, dan maksimal Rp 8 miliar.

� Gagah

Gede Hardy bersama Assistant Vice President/Senior Relation-ship Manager Bapak Eddy didampingi Finance Director Made

Widana, S.E., dan Perwakilan Direksi Bank Permata

Page 36: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201436

L I N G K U N G A N

Kawasan hutan Bali Barat yang meliputi Jembrana dan Bule-leng kelestariannya makin memprihatinkan. Banyak yang

sudah terjamah manusia dan berubah fungsi. Dari data di UPT KPH Bali Ba-rat, luas kawasan hutan Bali Barat seluas 66.000 hektar (Jembrana dan Tabanan),

sekitar 22.000 hektar atau 30 persen lahan kritis. Sebagian besar berada di Jembrana.

Hutan Bali Barat penyumbang pal-ing dominan daratan hijau di Bali. Dari total luas hutan di Bali 130 ribu hektar, belum memenuhi 30 persen luasan hijau ideal. Sayangnya, kepedulian terhadap hutan tak setara dengan fungsi hutan itu. Kawasan hutan lindung yang semestinya tidak boleh dijamah, kini disulap menjadi kebun-kebun masyarakat. Kondisi ini sudah menjadi rahasia umum. Bahkan terjadi transaksi jual-beli lahan di hutan. Pada tahun 2008 lalu, pemerintah daerah bersama TNI, polisi dan masyarakat

mencoba melakukan gerakan perabasan tanaman produksi di dalam hutan. Operasi dilakukan dari Melaya hingga Pekutatan. Dari operasi itu, banyak tanaman produksi kebun yang sengaja ditanam di dalam hutan. Bahkan ditemui gubuk-gubuk tempat tinggal para pengawen yang ber-jarak belasan kilometer dari batas hutan.

Gubuk-gubuk itupun ikut dibongkar. Saat itu, para pengawen sempat tiarap, tidak ada yang berani masuk hutan. Tanaman yang mereka tanam di dalam hutan habis dirabas.

Sayangnya, upaya itu tidak lagi ber-lanjut. Sehingga kini sangat mudah mendapati orang keluar-masuk kawasan hutan. Lantas ke mana para polisi penjaga hutan?

Kepala UPT KPH Bali Barat, Nyoman Serakat beberapa waktu lalu mengatakan sistem penegakkan penjagaan hutan tidak lagi mengedepankan represif. UPT lebih mengedepanan pendekatan adat dan so-sialisasi. Diakui pengawenan memang

sering terjadi. UPT berupaya agar tidak terjadi penebangan kayu hutan. Saat ini di Jembrana sudah disetujui empat desa mendapatkan program hutan desa. Pro-gram itu memberikan keleluasaan kepada masyarakat desa berpartisipasi menjaga dan memanfaatkan hutan. Desa adat yang membuat awig-awig dan tanaman apa saja yang boleh ditanam dan dibagi bagi masyarakat.

Tetapi selama belum ada izin, wilayah itu sejatinya tidak boleh dimanfaatkan. Apalagi sampai ada upaya pengkavel-ingan hutan. Empat desa yang diberikan restu dari Menteri Kehutanan adalah Tu-kadaya, Kelurahan Pendem, Pengeragoan dan Yeh Sumbul. Dari empat desa itu, Desa Tukadaya menjadi pilot project.

Belum BerjalanProgram hutan desa hingga saat ini

belum berjalan alias mandek. Kajian teknis untuk program ini sudah mulai digarap di desa, tetapi hingga mendekati batas akhir tahun 2014 ini ternyata masih jalan di tempat. Seperti diterapkan di Desa Tukadaya. Mendadak, kepengurusan PKSM (Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat) diganti. Pemerhati hutan di Tukadaya Putu Sujana mengatakan, dari 365 hektar hutan yang diusulkan pada tahun 2011 lalu untuk Hutan Desa, hanya disetujui oleh Kementerian Kehutanan seluas 295 hektar. ‘’Konsepnya tanpa menebang apa pun. Memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami pohon produksi,’’ terangnya.

Sayangnya, program itu belum ber-jalan. Bahkan kini kepengurusan untuk program desa itu bukan orang yang peduli hutan. Semestinya program ini sudah bisa berjalan pada akhir tahun ini. Fungsi hu-tan di Tukadaya sangat memprihatinkan dan di antaranya sudah gundul. Setiap musim kemarau, kawasan gundul hutan ini mudah terlihat. Sungai kering dan tanaman merangas. Bahkan ada aktivitas di dalam hutan sebelum program Hutan Desa dijalankan. ‘’Semestinya tidak ada kegiatan apa pun, apalagi menebang,’’ pungkasnya.

� Surya Dharma

Hutan Disulap Jadi Kebun

Kawasan hutan lindung yang semestinya tak boleh dijamah, malah disulap menjadi kebun pisang.

Page 37: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 37

BAGI masyarakat kebanyakan, hutan tak lebih dari sebuah lahan yang ditum-buhi pepohonan. Padahal, hutan sejatinya sumber kehidupan bagi masyarakat. Ka-bupaten Bangli selama ini dikenal sebagai hulunya Bali memiliki kawasan hutan cukup luas. Luas hutan saat ini mencapai 9.341,28 ha. Terdiri dari hutan lindung 6.239,01 ha, hutan produksi 453,00 ha, dan hutan wisata alam 2.649,27 ha. Keberadaan hutan tersebut selama ini diakui menyuplai air dan udara bersih ke seluruh Bali.

Keberadaan hutan di Bangli baru 28 persen dari di bawah rata-rata ideal 30 persen. Sejumlah persoalan yang dihadapi mulai dari maraknya perambahan ka-wasan hutan hingga minimnya perhatian pemerintah terhadap hutan.

Di Bangli, hutan banyak terdapat di kawasan Kintamani. Namun hutan ini dikepung maraknya aksi perambahan. Hutan di lereng Gunung Batur yang sehar-usnya dikonservasi justru disulap menjadi lahan perkebunan hortikultura masyarakat. Warga sekitar menanam tomat, cabai dan tanaman lainnya. Tak hanya itu, kawasan hutan justru banyak dibanguni bangunan semipermanen. Tepatnya di sekitar Pura Jati yang sengaja dibangun warga untuk

tempat peristirahaatan saat berlang-sungnya karya di pura setempat. Jumlah bangunan semipermanen di sepanjang wilayah hutan konservasi itu kini men-capai 517 buah.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Bali, Ketut Catur Marbawa, yang khusus mengelola kawasan hutan wisata alam beberapa waktu lalu tidak menampik kenyataan itu. Menurut Ca-tur, kondisi alih fungsi lahan itu sudah terjadi sangat lama, sebelum kawasan taman wisata alam Gunung Batur Bukit Payang itu dikelola oleh KSDA. Pihak KSDA baru mulai mengelola kawasan itu sejak 2010.

Menyikapi maraknya alih fungsi la-han, pihaknya selama ini telah berusaha mencarikan solusi bersama dinas terkait. Sebab, permasalahan alih fungsi hutan di kawasan itu tidak hanya terjadi di kawasan hutan konservasi yang dikelola oleh KSDA, juga hutan yang dikelola oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (P3) Bangli. Bahkan, pihaknya juga telah mengimbau kepada Pemkab Bangli, maupun pemangku ke-pentingan lainnya agar tak menjadikan kawasan itu sebagai objek politik dengan memberikan sejumlah fasilitas pertanian.

Sebab, keberadaan petani yang membuka kawasan perkebunan tersebut termasuk ilegal.

Hal senada diungkapkan pihak Kes-atuan Pengelola Hutan (KPH) Bali Timur. KPH Bali Timur merupakan satuan yang khusus mengelola kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Kepala UPT KPH Bali Timur, Muntalib, ditemui beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya selama ini telah melakukan sejumlah upaya un-tuk menjaga keberadaan hutan. Seperti melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa tindakan perambahan hutan se-cara ilegal adalah melanggar. Selain itu, pihaknya rutin melakukan penertiban sesuai mekanisme. Sebelumnya anggota DPRD Bangli Nyoman Adnyana menilai, perhatian pemerintah Provinsi Bali men-jaga dan memelihara keberlangsungan hutan selama ini masih sangat minim. ‘’Hanya masyarakat lokal yang disuruh menjaga dan melestarikan hutan. Pada-hal hutan tersebut memberi kontribusi terhadap daerah lainnya di Bali. Ironis-nya bentuk riil oleh Pemerintah Provinsi untuk menjaga dan melestarikan hutan belum ada,’’ keluhnya.

� Swasrina

Hutan Terus Dirambah

Penjarahan kayu hutan membuat kawasan hutan di wilayah Kediasan, Jembrana gundul. Areal hutan juga dijadikan lahan perkebun-an sehingga kawasan resapan air terus menyusut.

Page 38: Majalah Bali Post Edisi 31

P A R I W I S A T A

31 Maret - 6 April 201438

Kualitas wisa tawan ke Bali pada era 80-an ter-catat memiliki spending money atau pengeluaran

wisatawan selama berlibur mencapai 300 dolar per orang dengan length of stay (lama tinggal) pada menca-pai 14 hari. Sekarang wisman yang datang tinggi mencapai 3 juta per tahun, namun justru spending money wisatawan rendah hanya mencapai 100 dolar per orang dengan length of stay mencapai 3 hari.

Ketua Gabungan Industri Pari-wisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya mengatakan, dengan pengembangan pariwisata secara masif itu membuat citra Pulau Dewata sebagai objek wisata yang mahal lambat laun akan terkikis dengan banyak hotel bertarif mu-rah. Selain merusak citra, apakah diperlukan 10 juta orang turis da-tang ke Bali. “Saya nilai itu tidak perlu, bahkan seharusnya diterapkan pembatasan pelancong yang datang supaya daerah ini tidak rusak kar-ena kelebihan daya tampung dan infrastruktur tidak menunjang,” ucapnya.

Menurutnya, para pihak pengam-bil kebijakan seharusnya melibatkan atau set idaknya mendengarkan masukan dari para pelaku industri pariwasata sebagai pengguna dari produk peraturan yang dihasilkan. Keterl ibatan dunia usaha pari-wisata dalam penentuan kebijakan dalam pengembangan pariwisata di Bali bertujuan untuk mencipta-kan pembangunan sektor tersebut yang berkesinambungan. Bukan sebaliknya hanya untuk kepentingan sesaat yang menyebabkan kerusakan sehingga mengancam keberlangsun-gan. Seperti yang terjadi di wilayah selatan, khususnya di wilayah Kuta, pembangunan di sana lebih me-mentingkan kuantitas dibandingkan

kualitas sehingga banyak bermun-culan hotel dengan tarif murah. “Hentikan juga pembangunan hotel baru, karena menimbulkan ketidak-seimbangan alam di Pulau Dewata. Sebagai destinasi wisata dunia, Bali seharusnya memiliki akomodasi pariwisata yang berkualitas dengan bersandarkan pada pariwisata bu-daya,” katanya.

Dia berpendapat, pariwisata Bali harus berkuali tas dengan tetap berpegang teguh pada pariwisata budaya. Bukan pariwisata man made atau pariwisata yang dibuat manusianya sendiri. Pariwisata Bali harus merubahan paradigma, dari wisata massal menjadi wisata minat khusus. Pengembangan pariwisata minat khusus akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bali secara keseluruhan.

Kalangan pariwisata mengin-gatkan pemerintah untuk t idak melacurkan pariwisata Bali dengan menambah akomodasi tanpa mem-perhitungkan daya dukung Bali. Bedasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, jumlah kamar hotel di Bali tercatat mencapai 80 ribu kamar di mana hampir 50 ribu kamar terfokus di Bali Selatan terutama di Kabupaten Badung. Dengan jumlah kamar yang mencapai 80 ribu, Bali yang terkenal dengan The Last Paradise dikuatir-kan menjadi The Lost Paradise.

Sekjen PHRI Denpasar A.A. Ngurah Adhi Ardhana menyatakan, menghitung daya dukung pariwisata Bali tidak cukup hanya bercermin pada jumlah akomodasi semata, namun juga harus mengacu pada kualitas pariwisata. “Jadi jumlah kamar hotel di Bali sudah sangat berlebihan dibandingkan dengan wisatawan yang datang ke Bali dan ini hanya berpusat di Bali Selatan, jika nanti ditambah destinasi baru

dengan ribuan kamar lagi di Teluk Benoa akan memperpuruk iklim pariwisata,” ungkapnya.

Dia meminta pemerintah berhati-hati dalam mengeluarkan statemen dengan menyatakan, Bali membu-tuhkan banyak kamar untuk me-menuhi kebutuhan wisatawan saat berlangsungnya event besar yang diagendakan di Bali. “Terus saat tidak ada event besar seperti APEC siapa yang akan mengisi kamar yang kosong. Dengan 80 ribu kamar yang ada ditambah lagi sekitar 100 ribu yang tidak tercatat, saya kira Bali tidak perlu mereklamasi laut untuk menampung 25 juta wisatawan,” tegasnya.

Dia berharap pemerintah mem-pertimbangkan masuknya inves-tor-investor besar ke Bali, karena investasi besar di Bali selama ini lebih banyak dimiliki pemodal luar akibatnya tidak menimbulkan multiplier effect bagi pembangunan Bali. Kondisi ini tercermin dari masih tingginya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran di Bali. Contohnya, jumlah penduduk mis-kin di Bali pada bulan Maret 2012 mencapai 168,78 ribu orang (4,18 persen) dengan komposisi 91,44 ribu orang di daerah perkotaan dan 77,34 ribu orang di daerah pedesaan. Walau di tengah pesatnya pertumbu-han ekonomi Bali, jumlah penduduk miskin pada bulan September 2012 tidak mengalami penurunan yang signifikan. Jumlah penduduk miskin pada bulan September 2012 menca-pai 160,95 ribu orang (3,95 persen), dengan komposisi 93,25 ribu orang di daerah perkotaan dan 67,71 ribu orang di daerah pedesaan. Tingkat kemiskinan hanya turun 0,22 persen dibandingkan kondisi Maret 2012 yang mencapai 4,18 persen.

� Parwata

Pariwisata Bali Tumbuh Masif

Khawatir ”The Last Paradise”

Page 39: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 39

Jadi ”The Lost Paradise”

MBP/dok

Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi pintu gerbang utama ke Pulau Dewata. Hampir 90 persen lebih

wisatawan yang berkunjung melewati gerbang tersebut dibandingkan melalui jalur laut.

Page 40: Majalah Bali Post Edisi 31

E V E N T

31 Maret - 6 April 201440

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan menghubungi bagian Iklan

Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

INDONESIA BISA - EGM Divisi Business Service Telkom Yusron Hariadi (2 kanan) didampingi GM Witel Bali Selatan Ketut Budi Utama (kanan) dan GM Community DBS Ache (kiri) meluncurkan program SME Indone-sia Bisa : Bangkitkan Inovasi dan Semangat Wirausaha belum lama ini. Bersamaan dengan launching ini sekaligus dilaksanakan dialog dengan tema “SME Indonesia Bisa”.

MBP/Wawan

SERAHKAN KERIS - Pimpinan Kelompok media Bali Post Satria Naradha, menyerahkan keris kepada para pecalang untuk

menjaga palemahan alam Bali, Selasa (18/3) lalu di Shankara Resto, Sanur.

MBP/Edi

NEW SUPRA - Suasana peluncuran New Honda Supra X125 FI, Minggu (16/3). PT Astra Honda Motor (AHM) melalui Astra Mo-tor Main Dealer Bali memperbaharui model legendaris seri Supra

X dengan meluncurkan New Honda Supra X 125 FI. Model ini memiliki tampilan terbaru dan mesin handal yang telah mengadopsi

teknologi injeksi PGMFI serta beragam fitur terbaik di kelasnya.

MBP/ist

Page 41: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 41

UNDI KEJUTAN - Man-ager Marketing Commu-nications Telkomsel Area Jawa Bali Riva Moreno (tengah merah) ber-sama jajaran Telkomsel melakukan pengundian hadiah Program Kejutan Isi Pulsa Periode Ketiga Tahun 2013 disaksikan I Nyoman Alit Puspadma sebagai notaris, Wakapol-sek Kuta Nyoman Gatra, dan perwakilan Dinas Sosial Provinsi Bali Ni Nyoman Suweni di Gra-PARI Mall Bali Galeria, Kuta, belum lama ini.

MBP/Wawan

PRODUK ORGANIK - Pameran produk organik dilak-sanakan di Shankara Resto, Sanur belum lama ini.

SERAHKAN KARIKATUR - Pimpinan Kelompok Media

Bali Post Satria Naradha me-nyerahkan karikatur kepada

dua pakar pertanian yang menjadi narasumber dalam

dialog dengan tema “Penyela-matan Alam dan Pertanian di Bali”, yakni Phyllips Caplan

dan Ni Luh kartini, Selasa (18/3) lalu di Shankara Resto,

Sanur.

MBP/Edi

KUNJUNGI BALI POST - Pengurus Ikatan Wanita Pengusaha In-donesia (IWAPI) Badung melakukan kunjungan ke Bali Post yang di-

terima langsung Pimpinan Kelompok Media Bali Post Satria Naradha.

MBP/Wawan

MBP/ist

Page 42: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201442

W I S A T A S P I R I T U A L

MBP/Budarsana

Page 43: Majalah Bali Post Edisi 31

Desa Kapal sebagai salah satu desa tradisional di Bali yang kaya akan keunikan adat dan budaya. Desa ini memiliki

tradisi perang ketupat, makotek, dan Pura Sada yang konon dibangun pada tahun 830 masehi. Desa Kapal juga terkenal dengan kerajinan gerabah tradisional. Dan yang paling unik memiliki Beji Waringin Pitu memi-liki banyak sisi eksotis dan mistik.

Menurut cerita masyarakat di sana, Beji Waringin Pitu diyakini masyarakat Hindu sebagai tempat suci bertuah untuk maruwat segala kemalangan manusia. Hanya dengan menghaturkan pejati dan kelapa sep-erti kelapa (bungkak nyuh gadang dan nyuh gading), setelah itu mereka bisa melakukan palukatan di beji.

Beji ini tersembunyi dalam rimbun beringin dan menjadi tempat pemujaan Dewa Wisnu dan Dewi Gangga. Di pura ini Dewi Gangga disebut sebagai Betari Manik Galih ketika menunjuk-kan kekuasaan dalam bidang pengoba-tan. Karena itu beji ini menjadi terkenal sebagai mata air penyembuh penyakit juga untuk kesehatan.

Beji berarti tempat permandian yang biasanya terletak di dekat sumber air dan disucikan. Waringin adalah pohon beringin yang hidup di areal beji tersebut. Sedangkan Pitu berarti tujuh pancuran. Jadi Beji Waringin Pitu merupakan tempat pemandian yang memiliki 7 pan-curan mata air keramat yang berada di bawah pohon beringin.

Ketujuh pancuran itu datang dari pertemuan 3 sumber mata air. Ketujuh pancoran itu bukanlah pancoran biasa, melainkan sebagai tempat malukat

(membersihkan diri secara niskala) diri dan rumah tempat tinggal. “Beji Waringin Pitu diyakini masyarakat luas sebagai tempat suci bertuah untuk malukat, meru-wat segala leteh (kemalangan manusia),” ucap salah satu petani yang sedang meng-

garap lahan persawahannya.

� BudarsanaLAPORAN

www.bali-travelnews.com

esa Kapal sebagai salah satu desa tradisional di Bali yang

(membersihkan diri secara niskala) diridan rumah tempat tinggal “Beji Waringin

garap lahan persawahannya.

’’Malukat’’ di BejiWaringin Pitu Kapal

Beji Waringin Pitu, tempat suci untuk mohon ke-sembuhan dan baik untuk kesehatan.

Page 44: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201444

T R A D I S I

Salah satu tarian sakral yang ‘’bersinggungan’’ dengan bara api di Kabupaten Bangli adalah Janger Maborbor. Tarian itu

masih dilestarikan oleh masyarkat Ban-jar Metra, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, tarian sakral yang biasa dipentaskan dengan menginjak-injak bara api tersebut merupakan tar-ian persembahan untuk penolak wabah penyakit dan marabahaya.

Sesuai namanya, Janger Maborbor adalah sebuah tarian yang ditarikan oleh sejumlah pasangan penari. Seba-gaimana janger pada umumnya, tari Janger Maborbor ditarikan oleh lima hingga sepuluh pasang atau lebih penari laki-laki dan perempuan. Tarian Janger

Maborbor juga memadukan unsur gerak dan nyanyian. Uniknya, dalam puncak pementasan, para penari akan menari sambil bermain-main dengan bara api atau dalam istilah Bali disebut dengan maborbor.

Tokoh masyarakat setempat Nyoman Sutami menjelaskan, saat menginjak-injak bara api, para penari yang biasanya terdiri atas tujuh hingga sepuluh pasang penari tersebut sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri alias kesurupan. Mereka kesurupan sesuunan yang berada di Pura, di mana tarian itu digelar. “Pada puncak tarian, setelah Jero Tapakan atau Jero Mangku menghaturkan sesajen dan mempersiapkan tumpukan bara api di hadapan penari, maka para penari akan langsung beraksi dalam kondisi tidak

sadarkan diri. Mereka akan menginjak-injak bahkan ada juga yang memakan bara api tersebut,” paparnya.

Kendati melakukan hal-hal yang cukup membahayakan, namun hingga saat ini belum pernah seorang penari pun yang mengaku mengalami luka bakar. Jangankan tubuhnya, sehelai pakaian yang dikenakan penari pun seakan tidak tersentuh bara api. Para penari yang belum menginjak dewasa itu akan pulih kesadarannya setelah semua bara api padam dan kemudian di-perciki tirta oleh pemangku. “Jika orang sadar, dipastikan akan mengalami luka bakar hebat jika memainkan tarian ini. Dan mereka akan kembali sadar setelah diperciki tirta dan yang merasukinya telah kembali,” imbuhnya.

Janger Maborbor di Desa Yangapi

Tarian Persembahan

Para pemangku me-nyiapkan bara api untuk pementasan Tari Janger

Maborbor.

Page 45: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 2014 45

Sutami mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan tarian yang disakralkan masyarakat Desa Yangapi itu mulai ada. Sepengetahuannya, awal muasal tarian ini datang di Banjar Bukti, tepatnya di Pura Penyimpenan Dukuh Bukti. Tarian tersebut awalnya dipentaskan sebagai wujud penolak wabah penyakit dan marabahaya. “Awalnya masyarakat di Desa Yangapi sempat terkena wabah penyakit. Oleh masyarakat saat itu kemudian dipersembahkanlah tarian Janger Maborbor yang pertama kali digelar di sebuah pura di Banjar Bukti. Setelah itu masyarakat kembali sehat. Hingga kemu-dian, sampai saat ini tarian tersebut tetap digelar sebagai penolak wabah dan mara-bahaya,” jelasnya.

Dari sanalah akhirnya masyarakat meyaki-ni kalau tarian itu harus selalu dipertunjukkan

ketika menyelenggarakan upacara yadnya.Dia menambahkan, karena sangat diya-

kini sebagai penolak wabah dan maraba-haya, masyarakat setempat bahkan tidak berani kalau dalam menyelenggarakan upacara yadnya di pura, tidak menggelar pertunjukan tarian sakral Janger Maborbor. Masyarakat khawatir, apabila tidak meng-gelar tari ini akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti musibah, wabah penya-kit dan lain sebagainya.

Sementara itu, eksistensi tari Janger Maborbor di tengah masyarakat masih bisa dirasakan keberadaannya. Seiring dengan berkembangnya waktu, Janger Maborbor yang awalnya hanya dipentaskan setiap Kajeng Kliwon Uwudan sebagai wujud pe-nolak wabah dan marabahaya itu, kini juga sudah bisa menjadi sebuah tari pertunjukan.

Tentunya dengan syarat semua perlengka-pan dan sesaji yang menjadi persyaratan harus terpenuhi.

Sutami mengatakan, bukti eksistensi tersebut seperti yang terlihat saat pemen-tasan tari Janger Mabobor di Lapangan Kapten Mudita, dalam memeriahkan penyambutan pergantian tahun baru, baru-baru ini. Tak hanya itu, tarian asli Banjar Bukti, Desa Yangapi, tersebut juga pernah ditarikan di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) beberapa tahun lalu. “Sampai saat ini masih tetap dilestarikan. Dan, di Desa Yangapi sendiri kini sudah ada dua sekaa janger yang melestarikannya, yakni di Banjar Bukti dan satunya lagi di Sukajiwa,” ungkapnya.

� Swasrina

Tolak Marabahaya

Page 46: Majalah Bali Post Edisi 31

31 Maret - 6 April 201446

T R A D I S I P R O P E R T I

Selain taman yang rindang dan asri, rumah akan terasa lebih segar dengan keberadaan sebuah kolam ikan kecil. Apalagi, desain

kolam cukup cantik di mana di pinggir-pinggirnya dihiasi aneka tanaman hias cantik sementara liukan ikan koi atau maskoki aneka warna indah menari di dalamnya. Namun, dalam kepercayaan beberapa masyarakat, ada larangan membuat kolam di dalam rumah. Itu juga dipercayai masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu. Sementara menurut kepercayaan masyarakat lain seperti Cina, kehadiran kolam dianggap membawa hawa sejuk dan segar karena ada unsur air dan tanamannya.

Bagi masyarakat Bali (Hindu), ke-hadiran kolam di dalam rumah dianggap dapat mengundang hal-hal negatif. Ada yang mengatakan air kolam pada malam hari terutama saat purnama dipakai bercermin mahluk gaib seperti leak, jin, memedi dan sejenisnya. Bahkan, kolam yang dibuat dengan menggali pakarangan dipercaya bisa dihuni jin atau dedemit dan dapat mendatangkan sakit penghuninya. Secara logika, air dalam kolam kecil memang disenangi anak kecil sehingga

dapat menyebabkan pilek, masuk angin dan sejenisnya.

Bagi mereka yang antara percaya dan tidak dengan hal itu namun terlanjur ‘’ngotot dan ngiler’’ ingin ada kolam di rumahnya, menyiasatinya dengan membuat kolam kecil di dalam rumah tanpa harus menggali pertiwi (tanah). Solusinya, dengan membuat kolam menyerupai bak air. Lalu, agar makhluk-makhluk yang tidak diinginkan (negatif) tak menjadikan kolam ajang ‘’bermain’’ mereka, kolam diisi tanaman tunjung/teratai yang dipercaya bisa mengusir mahluk/aura negatif tadi. Sementara dalam kepercayaan masyarakat tertentu seperti Cina, kehadiran ikan koi, maskoki, arwana, lohan malah dipercaya membawa berkah dan rezeki bagi pemiliknya.

Terlepas dari aneka kepercayaan itu, kehadiran kolam kecil dengan aneka ikan hias di dalam rumah minimal akan menyegarkan mata penghuni maupun tamu yang berkunjung. Walaupun, rumah kecil atau mungil. Fungsi utama membuat taman kolam minimalis di dalam rumah adalah untuk membuat ruang di dalam rumah menjadi sejuk dan segar seperti di alam bebas. Apalagi gerakan dan aneka

ragam warna yang menghiasi ikan men-imbulkan suasana rumah yang berbeda bagi penghuninya. Dengan menatap gera-kan ikan-ikan selama beberapa menit, di-percaya dapat menghilangkan stres akibat aktivitas sehari penuh. Sementara telinga kita akan dihibur suara gemericik air yang mengalir atau jatuh ke dalam kolam atau yang ditimbulkan dari gerakan ikan-ikan hias. Tak heran jika penghuni rumah maupun tamu yang berkunjung terkadang seakan terkena magnet dari kolam kecil itu sehingga betah berlama-lama duduk atau sekadar memandangi cana ikan-ikan hias di sana.

Dalam membuat kolam ikan di dalam rumah, ada beberapa aspek yang mesti diperhatikan untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan. Hal yang pertama adalah aliran air pembuangan. Aliran pembuangan air kolam harus dibuat di dasar kolam dengan tutupan yang mudah dibuka dan tutup kembali. Tutupan ini bisa menggunakan karet atau besi yang tidak mudah karat. Fungsinya, supaya kolam gampang dibersihkan dan air serta kotoran dapat terbuang dengan baik.

Kolam juga perlu mendapat sinar ma-tahari langsung supaya tidak terlalu lem-bab. Selain itu, sinar matahari membuat ikan bisa berkembang bagus. Upayakan lokasi kolam berada dekat dengan sumber air agar ketika selesai dibersihkan dapat segera diisi kembali. Sumber air bisa disediakan dengan menbuat kran air di dekat kolam ikan. Air yang digunakan sebaiknya air tanah, bukan dari air PAM untuk menjaga PH air dan ikan-ikan tidak sampai keracunan.

Sebaiknya bahan untuk membuat ko-lam menggunakan semen atau batu yang padat sehingga mudah dibersihkan. Selain itu, supaya tampilan tampak cantik dan berfungsi baik. Untuk dasar kolam, se-men harus dicampur dengan pasir dengan komposisi yang pas. Sebaiknya semennya lebih banyak dibandingkan pasir agar dasar kolam lebih kuat dan tahan bocor.

� Sugiarta/dari Berbagai Sumber

”Menyegarkan” Mata dengan Kolam Mungil

Page 47: Majalah Bali Post Edisi 31

MEMELHARA ikan di rumah me-mang menyenangkan. Selain memper-kaya suasana rumah, adanya ikan juga akan menyegarkan kembali pikiran yang sudah digunakan seharian. Rumah kecil atau mungil bukanlah hambatan atau batasan untuk membuat kolam ikan di dalam rumah. Kita bisa membuat dan menghadirkan kolam ikan minimalis yang indah di dalam rumah minimalis.

Untuk membuat kolam ikan yang sempurna, pilihlah sudut rumah yang dianggap menjadi favorit. Pemilihan sudut favorit ini dimaksudkan agar kita merasa nyaman ketika duduk berceng-krama dengan ikan-ikan. Sudah tentu, dengan anggota keluarga ataupun teman dekat yang kebetulan datang bertamu ke rumah kita. Kolam ikan bisa dibuat di halaman depan atau bagian belakang rumah. Apabila samping rumah masih tersedia tanah yang cukup, juga bisa dimanfaatkan.

Bila posisi atau sudut favorit sudah didapatkan, mulailah memikirkan bentuk kolam yang akan dibuat. Saat ini ada be-berapa bentuk kolam ikan yang populer. Ada yang berbentuk persegi, persegi panjang, lingkaran, opal, tak beraturan atau meniru bentuk pulau tertentu yang popular, Misalnya Pulau Bali. Namun untuk rumah mungil atau minimalis, se-baiknya memilih bentuk kolam persegi atau persegi panjang agar bisa menyatu dengan konsep desain yang diterapkan. Atau, bisa juga dengan mengikuti sudut atau pojok rumah yang dipilih sebagai lokasi kolam. Bisa juga membuat kolam ikan dengan bentuk yang lain dengan menambahkan beberapa tanaman hias.

Mengingat rumah yang minimalis serta keterbatasan akibat lahan yang sempit/sedikit, ukuran kolam sebaiknya memperhatikan lingkungan sekitarnya. Jangan terlalu besar ataupun terlalu kecil. Apabila ukuran kolam ikan terlalu besar, akan menimbulkan suatu ketidakseim-bangan dengan sekitarnya. Begitupun juga sebaliknya jika ukuran kolam ikan terlalu kecil.

Mengingat kolam yang dibuat adalah kolam ikan, maka kesehatan dan kebu-garan ikan menjadi yang paling utama harus diperhatikan. Sebab, liak-liuk ikan yang segar dengan aneka warnanya yang

cerah itulah daya tarik utama kolam yang dibuat. Karenanya, kebersihan air tetap harus dijaga agar ikan-ikan hidup den-gan sehat di dalamnya. Untuk menjaga kejernihan air kolam, kita bisa melaku-kannya dengan teknik filterisasi. Sisa air kolam dialirkan ke suatu bak yang diisi filter untuk dijernihkan kembali. Air dari bak berisi filter tadi yang sudah jernih lantas dialirkan kembali menuju kolam ikan.

Aliran air inilah yang menghasilkan suara gemericik menambah indah audio sekitar kolam. Untuk itu, aliran air ini bisa dibuatkan semacam air terjun atau melalui bebatuan di tebing terjal dan jatuh melalui pancuran. Air yang jatuh melalui pancuran ataupun air terjun ini akan menghasilkan gelembung oksigen yang diperlukan bagi kesehatan dan ke-bugaran ikan di dalam kolam. Ikan-ikan akan meliuk-liuk dan bercanda berkeru-mun mencari percikan air tadi. Di situlah letak keindahan dan kenikmatannya.

Selain menggunakan teknik filterisasi, kita juga bisa menjernihkan atau mem-bersihkan air kolam dengan menanam tumbuhan air sebagai filterisasi alami. Misalnya, kita bisa menanam teratai atau lotus, kapu-kapu atau jenis tanaman air lainnya. Dengan teknik ini kualitas air kolam akan terus terjaga, ikan punya tempat berteduh saat panas matahari menerpa sekaligus mencari makanan di sana. Jangan lupa untuk menambahkan bebatuan alam di dasar kolam ikan. Se-lain berfungsi sebagai pemanis kolam, penggunaan batu alam seperti zeolite dan andesit juga berfungsi untuk menyerap amonia dan nitrit yang ada di air kolam. Kedua zat ini berasal dari kotoran ikan dan akan menjadi racun apabila jumlah-nya melampaui batas. Sementara untuk menghilangkan bau amis air kolam akibat keberadaan ikan-ikan hias itu, kita bisa menempatkan arang batok kelapa dalam jumlah tertentu di sudut-sudut tersem-bunyi kolam. Sewaktu-waktu taburkan sedikit garam dapur untuk menambah kebugaran ikan.

Jika lahan memang sudah tidak me-mungkinkan lagi untuk membuat kolam ikan di dalam rumah sementara hasrat memiliki kolam atau menyaksikan canda ikan menggebu, tak ada pilihan lain se-

lain membuat atau membeli akuarium. Bagi kebanyakan orang, memelihara ikan di akuarium bisa menjadi alternatif untuk lahan rumah yang sempit. Akuarium dirasa sudah cukup untuk memberikan suasana lain di dalam rumah. Pilihan akuarium pun beragam, bisa membuat sendiri atau membeli yang sudah jadi pasaran. Ini pun tersedia beragam pili-han, ada yang lengkap dengan berbagai pilihan ikan hiasnya beserta filter, pompa air dan lampu penerangannya. Bahkan, kini tersedia akuarium dengan variasi air terjun di dalamnya sehinga tampak begitu indah dan menawan. Cuma, kepuasan menyaksikan canda ikan den-gan gemericik air di akuarium jelas beda dengan di kolam.

� Sugiarta/dari Berbagai Sumber

MBP/net

Yang Mungil di Rumah Minimalis

Page 48: Majalah Bali Post Edisi 31

G A Y A H I D U P

31 Maret - 6 April 201448

Kehadiran produk canggih telepon seluler menimbulkan dampak sosial yang tinggi. Pergeseran dinamika hidup ini juga ber-

dampak pada keharmonisan hubungan rumah tangga. Penelitian terbaru tentang dampak perkembangan teknologi menun-jukkan setengah dari pengguna teknologi merasakan tekanan pada hubungan kelu-arga.

Rekayasa teknologi pun belakangan iba-rat pisau bermata dua. Kehadirannya bisa membantu merekatkan hubungan keluarga, tetapi bisa juga mengancam dan membuat renggang hubungan antara anak dan orang-tua. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan sekalipun anak-anak menyukai teknologi, setengah dari mereka merasakan tekanan pada hubungan keluarga.

The Halifax Insurance Digital Home In-dex menemukan 60 persen orangtua merasa waktu yang digunakan anak-anak mereka untuk mengakses teknologi berpengaruh pada waktu yang dihabiskan dengan kelu-arga dan teman-teman.

Index tahunan kedua The Halifax Insur-ance Digital Home mengeksplorasi peng-gunaan teknologi pada 1.000 orangtua dan

anak-anak mereka yang berusia 7-17 untuk memahami bagaimana teknologi memen-garuhi kehidupan keluarga.

Hasil studi ini menemukan saat ini anak-anak memiliki perangkat elektronik dan sepertiga dari mereka memeriksa ponsel dalam satu jam. Dua per tiga anak-anak bahkan mengaku menggunakan perangkat mereka di tempat tidur, termasuk ponsel dan tablet. Tampaknya mereka sulit mematikan perangkat ini. Perilaku always on ini me-nyebabkan pergeseran dinamika keluarga.

Lebih dari sepertiga dari anak-anak bahkan menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga sekalipun di bawah atap yang sama.

Bahkan sepertiga dari orangtua dan anak-anak mereka mengaku menggunakan perangkat teknologi di meja makan.

Studi ini juga menemukan sekitar 30 persen anak-anak mengklaim orangtua memberikan contoh buruk pada mereka soal penggunaan teknologi. Misalnya, menghabiskan rata-rata tiga jam sehari menonton televisi. “Teknologi modern adalah bagian dari kehidupan kontemporer dan tercermin dalam cara keluarga meng-gunakannya. Namun, hal ini menjadi jelas

bahwa sejumlah anak-anak dan orang muda menggunakan teknologi secara berlebihan,” ujar sikolog pendidikan Dr. Kairen Cullen, seperti dilansir Female First. Dr. Cullen mengatakan, saat ini orangtua harus ber-adaptasi dengan iklim komunikasi yang berbeda. Mereka juga harus memastikan percakapan terbuka dan bermakna dengan anak-anak mereka, yang telah tumbuh dengan media sosial.

Menurutnya, komunikasi virtual tidak akan pernah menggantikan kontak tatap muka keluarga. Tak hanya itu, hasil studi juga menemukan teknologi ternyata mem-pengaruhi praktek pengasuhan. Sekitar dua per tiga orangtua menghibur anak-anak mereka dengan perangkat teknologi. Namun, lebih dari setengah dari orangtua merasa prihatin atas banyak waktu yang anak mereka habiskan untuk menggunakan perangkat. Kemudian, sekitar 35 persen orangtua mengaku tidak tahu bagaimana anak-anak menggunakan perangkat yang ditempatkan di ruangan mereka dan kha-watir bahwa mereka tidak dapat mengontrol penggunaannya.

� Pusat Data

Teknologi Picu Pergeseran Dinamika Keluarga

Page 49: Majalah Bali Post Edisi 31

ANDA ingin kulit tetap mulus? Jika ya, maka keinginan Anda ini tergolong wajar. Di tengah makin panasnya bumi dan anomali cuaca yang tak menentu, menjaga kesehatan kulit jelas bukan pekerjaan mudah. Salah-salah bisa keriput. Resep sederhana untuk menjaga kulit tetap mulus adalah dengan selektif mengkonsumsi makanan. Singkirkan makanan manis, olahan dan ubah diet Anda merupakan kiat jitu untuk tetap tampil cantik. Setidaknya menurut ahli nutrisi sekaligus model Katherine Elyse Blake, makanan yang Anda konsumsi merupakan rahasia awet muda Anda.

Katherine mengatakan, makanan adalah faktor terpenting agar kulit terlihat muda dan bersinar. Ia percaya, gula adalah salah satu stessor yang menimbulkan masalah pada kulit seperti jerawat. Gula juga dapat meningkatkan munculnya keriput.

Ia menjelaskan, kurangnya nutrisi pada lapisan kulit yang lebih tipis, dapat men-

gurangi regenerasi kulit, meningkatkan kerusakan yang mengarah pada tanda-tanda penuaan dan mengurangi kadar kolagen pro-tein. Menurutnya, sedikit perubahan dalam diet dan gaya hidup dapat memperlambat munculnya keriput dan garis-garis halus di kulit. Misalnya, minum lebih banyak air, menghindari makanan olahan dan beralih ke gandum karbohidrat. “Penuaan adalah proses alamiah dan tak terelakkan, namun ada tin-dakan pencegahan yang bisa kita lakukan, misalnya perubahan gaya hidup yang dapat membantu kita memperlambatnya,” ujar Katherine seperti dilansir Female First.

Kemudian, lanjut ia, kulit adalah organ paling luas dalam tubuh kita dan sangat pent-ing untuk menjaganya tetap sehat, terpelihara dan terhidrasi. “Dengan mengikuti tips, Anda dapat melakukan langkah tepat untuk menin-gkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan dan memperlambat tanda-tanda penuaan,” kata Katherine.

Berikut adalah sejumlah tips ala Katherine untuk menahan munculnya keriput di antaran-ya, hindari menambahkan gula pada makanan dan minuman manis seperti sereal, teh dan kopi; Kurangi jumlah karbohidrat olahan dalam diet Anda dan gantilah dengan beras merah dan kacang-kacangan. Labu siam dan ubi jalar juga merupakan pengganti yang baik; Minum banyak air. Tempatkan botol berisi air di dekat tempat kerja Anda dan bawalah satu botol air dalam tas Anda. Ini akan menjaga kulit Anda terhidrasi dengan baik.

� Pusat Data

Gula Memicu Keriput

Melon sangat bagus untuk elastisitas kulit.

Page 50: Majalah Bali Post Edisi 31

D E S T I N A S I

50 31 Maret - 6 April 2014

LAPORAN www.bali-travelnews.com

Keberadaan fasilitas pariwisata, terutama hotel kian hari semakin bertambah di Bali. Konsepnya juga bervariasi mulai dari modern, tradisional dan kombinasi. Namun, sebagai hotel yang dibangun

di Bali, ada baiknya selalu tampil beda dan senantiasa menonjolkan kekhasan. “Hotel di Bali harus punya ciri khas agar taksu dan auranya tidak pudar,” ungkap Resort Manager Wapa di Ume, I Gusti Ngurah Swijana.

Sebagai pengelola hotel di jantung pariwisata Ubud, Swi-jana menyampaikan bahwa hotel yang unik di Bali adalah hotel yang punya konsep tradisional. “Pada dasarnya tamu yang datang ke Ubud berasal dari negara dengan tingkat kesibukan dan stres yang tinggi. Maka dari itu, konsep re-

sort yang kami ciptakan adalah konsep tradisional, damai, asri, tentram dan jauh dari kebisingan,” katanya.

Tamu yang datang ke Bali, sambungnya, adalah mereka yang ingin menikmati Bali. Jadi, mereka seyogyanya disu-guhkan dengan kedamaian misalnya taman hotel yang hijau alami, suasana hotel yang tenang dan keadaan sekitar hotel yang bersih dan ramah lingkungan. “Hotel maupun resort di kawasan Ubud sebagian besar menjual view terutama sawah. Kalau di Wapa di Ume sendiri kami tonjolkan view sawah dan Organic garden,” jelasnya.

“Untuk menciptakan suasana hijau natural di sekitar hotel, kami buatkan organic garden. Tujuannya, selain memberikan kesan asri, juga memberikan pengetahuan bagi tamu yang menikmati liburannya di Bali. Organic garden ini berisi tanaman sayur dan rempah yang bebas bahan kimia, di mana hasilnya akan di gunakan di restoran sendiri. Tentu hal ini jarang ditemui pada hotel-hotel di negara mereka.”

Selain itu, tegas Swijana, untuk menekankan kesan tradisional dan damai, kamar juga di set up tanpa televisi. Harapannya, agar tamu benar-benar pure menikmati liburan dan bisa tidur tenang tanpa diganggu berita dan hiburan. Inilah cara kami memberikan kesan dan pengalaman bagi tamu yang tinggal di Ubud.

Swijana menyampaikan, tidak hanya bagian hotel yang memengaruhi suasana tetapi juga lingkungan di luar hotel. “Hotel yang berdiri di lingkungan desa akan sering berh-adapan dengan masyarakat setempat. Oleh sebab itu, kera-mahtamahan dan kesopanan dari penduduk desa sepatutnya dipertahankan. Apalagi, di daerah pedesaan masih sangat kental dengan budaya baik sosial seperti gotong royong dan juga adat seperti upacara keagamaan,” ujarnya.

Menurutnya, hotel yang ada di Bali sebaiknya tidak melupakan konsep tradisional baik berupa bangunan fisik maupun suasana. Hotel boleh saja memiliki konsep modern, namun jangan sampai melupakan suasana Bali. Terlebih, semua hotel harus memiliki ciri khas karena dari kekhasan itu bisa membuat hotel tampil beda. Selain itu, hotel juga harus memiliki konsep Tri Hita Karana untuk menjaga keseimbangan antara Tuhan, manusia dan lingkungan. “Apabila konsep yang kita jual mencerminkan image Bali mereka pasti kembali lagi pada kedatangan berikutnya dan menjadikan hotel pilihannya sebagai rumah kedua. Namun, jika kita tidak bisa menjaga kekhasan dan konsep tradisional ini. Maka lambat laun pariwisata kita akan ditinggalkan oleh wisatawan karena mereka tidak mendapat pengalaman unik yang tidak bisa mereka rasakan di negaranya,” tegasnya.

� Ocha

Hotel di Bali Harus Tampil Beda

I Gusti Ngurah Swijana

Page 51: Majalah Bali Post Edisi 31
Page 52: Majalah Bali Post Edisi 31