27
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI DIWILAYAH DESA TATAH PEMANGKIH BARU RT. 01 KECAMATAN TATAH MAKMUR DI Susun Oleh : NAMA : Hadi Subhan, S.Kep NIM : 15.NS.097

LP HIPERTENSI FIX.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LP HIPERTENSI FIX.doc

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI DIWILAYAH DESA TATAH

PEMANGKIH BARU RT. 01 KECAMATAN TATAH MAKMUR

DI Susun Oleh :

NAMA : Hadi Subhan, S.Kep

NIM : 15.NS.097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN

2015

Page 2: LP HIPERTENSI FIX.doc

A. Definisi

Hipertensi Menurut JNC (joint national commite) adalah tekanan darah yang lebih

tinggi dari 140/90 mmHg. Menurut WHO bahwa hipertensi adalah tekanan darah

dengan sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 95 mmHg. Hipertensi adalah

peninggian tekanan darah di atas normal.

1. Merupakan golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme

kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan tubuh.

2. Apabila hipertensi tak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ lain

yang berhubungan dengan system tersebut. Semakin tinggi tekanan darah,

lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit kardiovaskuler.

3. Penyulit pada jantung dan segala manifestasi kliniknya disebut “penyakit

jantung hipertensif”

B. kalsifikasi

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic

Normal Dibawah 130 mmhg Dibawah 85 mmhg

Normal tinggi 130-139 mmhg 85-89 mmhg

Stadium 1

(hipertensi ringan)140-159 mmhg 90-99 mmhg

Stadium 2

(hipertensi sedang)160-179 mmhg 100-109 mmhg

Stadium 3

(hipertensi berat)180-209 mmhg 110-119 mmhg

Stadium 4

(hipertensi maligna)210 mmhg atau lebih 120hg atau lebi

Klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik, yaitu:

1. Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg.

2. Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110-119 mmHg.

3. Hipertensi derajat III, yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHg.

Page 3: LP HIPERTENSI FIX.doc

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah,yang apabila tidak

diobati akan menimbulkan kematian dalam 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,

hanya 1 dari 200 orang yang menderita hipertensi.

Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada

setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,

sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah

melalui arteri tersebut. karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk

melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya

tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah

menebal dan kaku karena arteriosklerosis. dengan cara yang sama, tekanan

darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil

(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau

hormon di dalam darah.

Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan

darah. hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu

membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. volume darah dalam tubuh

meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. 

C. Etiologi

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi

terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan

perifer.

Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport

Na.

2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan

darah meningkat.

3. Stress Lingkungan.

4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua

sertapelabaran pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

Page 4: LP HIPERTENSI FIX.doc

1. Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti

genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin

angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.

2. Hipertensi Sekunder

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.

Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

D. Patofisiologi

Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita mungkin tidak

menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi

perjalanan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat

gejala, sifatnya nonspesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Kalau hipertensi

tetap tidak diketahui dan tidak dirawat, maka akan mengakibatkan kematian

karena payah jantung, infark miokard, stroke atau payah ginjal. Mekanisme

bagaimana hipertensi dapat mengakibatkan kelumpuhan atau kematian berkaitan

langsung dengan pengaruh pada jantung dan pembuluh darah. Peningkatan

tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari

ventrikel kiri; akibatnya beban kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi

hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kontraksi. Akan tetapi kemampuan

ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertropi kompensasi

akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin

terancam oleh semakin parahnya aterosklerosis koroner . bila proses

aterosklerosis berlanjut maka suplai oksigen miokar berkurang. Kebutuhan

miokardium akan meningkat akibat hipertropi ventrikel dan peningkatan beban

kerja jantung, akhirnya menyebabkan angina atau infark miokardium. Sekitar

separuh kematian karena hipertensi adalah akibat infark miokard atau payah

jantung

Page 5: LP HIPERTENSI FIX.doc
Page 6: LP HIPERTENSI FIX.doc

E. Manifestasi klinik

1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan darah dalam rongga kepala.

2. gejala khas hipertensi

3. Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina seperti perdarahan, eksudat

(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah dan pada kasus berat

dapat terjadi edema pupil ( edema discus opticus ).

4. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

5. Sering kencing pada malam hari karena peningkatan aliran darah ginjal dan

filtrasi glomerulus.

6. Edema dan pembengkakan akibat peningkatan tehanan kapiler.

7. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

8. Sakit kepala

9. Epistaksis

10. Pusing / migrain

11. Rasa berat ditengkuk

12. Sukar tidur

13. Mata berkunang kunang

14. Lemah dan lelah

15. Muka pucat

16. Suhu tubuh rendah

F. Komplikasi

1. Penyakit jantung ( gagal jantung, kematian mendadak, kardiomiopati ) dan

aritmia

2. Stroke

3. Penyakit jantung koroner

4. Angina pectoris

5. Anaurisma aorta (( kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan dilatasi

hingga 1,5 kali lebih besar dan berisiko untuk ruptur), sering mengakibatkan

kematian mendadak.

Page 7: LP HIPERTENSI FIX.doc

6. Kematian otot jantung

7. Gagal ginjal, menyebabkan oedema yang sering dijumpai pada hypertensi

kronik.

8. Oedema pupil

9. Penebalan retina ( retinopati: penyakit mata yang menyebabkan kebutaan )

10. Perdarahan retina (mata menjadi kabur sampai buta )

11. Encefalopaty ( Kerusakan otak ) dapat terjadi koma serta kematian.

G. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Laborat

a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume

cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :

hipokoagulabilitas, anemia.

b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.

c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan

oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada

DM.

2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang

P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan

ginjal.

5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran

jantung.

H. Penatalaksanaan medis

1. Tujuan umum pengobatan hypertensi ialah pengendalian hypertensi untuk

memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang usia.

2. Pada penyakit jantung hipertensif pengobatan ditujukan untuk :

a. Pengobatan kausatif ialah pengobatan hipertensi.

Page 8: LP HIPERTENSI FIX.doc

b. Pencegahan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri dan regresi hipertrofi ventrikel

kiri apabilah sudah terjadi.

c. Pencegahan dan pangobatan penyakit jantung insufisiensi, disfungsi

ventrikel kiri, diastolic, maupun sistolik dan disritmia kordis.

3. Secara teoritis penurunan tekanan darah dengan mengurangi afterload akan

mengurangi tegangan dinding ventrikel kiri dan menyebabkan pengurangan

massa ventrikel kiri.

4. Regresi hipertrofi ventrikel kiri dapat dilakukan dengan pengobatan non

farmakologis dan farmakologis. Pengobatan non farmakologis dapat berupa

penurunan berat badan dan diet rendah garam. Pengobatan farmakologis

untuk regresi hipertrofi ventrikel kiri pada hipertensi berdasarkan penelitian

yang didapatkan ACE inhibitor, beta-blocker, antagonis kalsium dan diuretik

mengurangi massa ventrikel kiri dan ternyata ACE inhibitor menunjukkan

pengobatan yang paling efektif.

Penatalaksanaan Non Farmakologis

11 DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat

menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin

dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.

11 Aktivitas

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan

denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,

jogging,bersepeda atau berenang.

Penatalaksanaan Farmakologis

Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

4. Tidak menimbulakn intoleransi.

5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

Page 9: LP HIPERTENSI FIX.doc

6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi

sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis

kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

I. Penatalaksanaan keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas/ Istirahat

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

b. Sirkulasi

Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup

dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.

Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis,

tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit

pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)

pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.

c. Integritas Ego

Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress

multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue

perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan

menghela, peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau

riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).

e. Makanan/cairan

Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,

lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir

ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

Page 10: LP HIPERTENSI FIX.doc

f. Neurosensori

Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital

(terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah

beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan

kabur,epistakis).

Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi

bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

g. Nyeri/ ketidaknyaman

Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung), sakit kepala.

h. Pernafasan

Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja

takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan

sputum, riwayat merokok.

Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan

bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.

i. Keamanan

Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,

vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

b. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen.

c. Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral

d. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih

e. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit

dan perawatan diri

Page 11: LP HIPERTENSI FIX.doc

Perencanaan

No.Diagnosa

keperawatan

Perencanaan

Tujuan (NOC) Intervensi Rasional

1 Resiko tinggi

terhadap

penurunan curah

jantung b.d

peningkatan

afterload,

vasokonstriksi,

iskemia miokard,

hipertropi

ventricular

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan klien mau

berpartisipasi dalam

aktivitas yang

menurunkan TD/beban

kerja jantung dengan

KH :

- TD dalam rentang

individu yang dapat

diterima

- Irama dan frekuensi

jantung stabil dalam

rentang normal

Pantau TTD

-Catat keberadaan,kualitas denyutan

sentraldan perifer

-Auskultasi tonus jantung dan bunyi

nafas

Perbandingan dari tekanan

memberikan gambaran yang lebih

lengkap tentang keterlibatan/bidang

masalah vascular.

-Denyutan karotis,jugularis,radialis

dan femolarismungkin

teramati/terpalpasi.Denyut pada

tungkai mungkin

menurun,mencerminkan efek dari

vasokontriksi(peningkatan SVR) dan

kongesti vena.

 -S4 umumnya terdengar pada pasien

hipertensi berat karena adanya

hipermetrofi atrium(peningkatan

volume/tekananatrium)Perkembangan

S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel

dan kerusakan fungsi,adanya

krakles,mengi dapat mengindikasikan

Page 12: LP HIPERTENSI FIX.doc

-Amati warna

kulit,kelembaban,suhu,dan masa

pengisian kapiler

-Catat edema umum/tertentu

-Berikan lingkungan tenang dan

nyaman,kurangi aktivitas/keributan

lingkungan .batasi jumlah pengunjung

dan lamanya tinggal.

-Pertahankan pembatasan aktivitas

seperti istirahat ditempat

tidur/kursi;jadwal periode istirahat

tanpa gangguan;bantu pasien

melakukan perawatan diri sesuai

kebutuhan.

kongesti paru skunder terhadap

terjadinya atau gagal ginjal kronik.

-adanya pucat,dingin,kulit lembab dan

masa pengisian kapiler lambat

mungkin berkaitan dengan

vasokontriksi atau mencerminkan

dekompensasi/penurunan curah

jantung

-Dapat mengindikasikan gagal

jantung,kerusakan ginjal atau

vascular.

-Membantu untuk menurunkan

rangsang simpatis;meningkatkan

relaksasi

-Menurunkan stress dan ketegangan

yang mempengaruhi tekanan darah

dan perjalanan penyakit hipertensi.

Page 13: LP HIPERTENSI FIX.doc

-Lakukan tindakan-tindakan nyaman

seperti pijatan punggung dan

leher,miringkan kepala di tempat tidur.

-Anjurkan tehnik relaksasi,panduan

imajinasi ,aktivitas pengalihan.

-Pantau respon terhadap obat untuk

mengontrol tekanan darah

-Mengurangiketidaknyamanan dan

dapat menurunkan rangsang

simpatis.

-Dapat menurunkan rangsangan yang

menimbulkan stress,membuat efek

tenang,sehingga menurunkan TD.

-Respon terhadap terapi obat

“stepeed”(yang terdiri atas

diuretic.inhibitorsimpatis dan

vasodilator)tergantung pada individu

dan efek sinergis obat.karena efek

samping tersebut,maka penting untuk

menggunakan obat dalam jumlah

paling sedikit dan dosis paling rendah.

2 Intoleran aktivitas

b.d kelemahan

umum

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan klien klien

-Kaji respon klien terhadap

aktivitas,perhatian frekuensi nadi lebih

dari20 X per menit di atas frekuensi

menyebutkan parameter membantu

dalam mengkaji respons fisiologi

terhadap stres aktivitas dan bila ada

Page 14: LP HIPERTENSI FIX.doc

ketidakseimbangan

antara suplai dan

kebutuhan oksigen.

mampu melakukan

aktivitas yang

ditoleransi KH :

-Klien berpartisipasi

dalam aktivitas yang

diinginkan/diperlukan

-melaporkan

peningkatan dalam

toleransi aktivitas yang

dapat diukur

-menunjukkan

penurunan dalam tanda

– tanda intoleransi

fisiologi

istirahat ;peningkatan TD yang nyata

selama/sesudah

aktivitas,dispnea,nyeri dada;keletihan

dan kelemahan yang

berlebihan;diaphoresis;pusing atau

pingsan.

-Intruksikan pasien tentang tehnik

penghematan energi,mis;

menggunakan kursi saat mandi,duduk

saat menyisir rambut atau menyikat

gigi,melakukan aktifitas dengan

perlahan.

-Berikan dorongan untuk melakukan

aktivitas/perawatan diri bertahap jika

dapat ditoleransi .berikan bantuan

sesuai kebutuhan.

merupakan indikator dari kelebihan

kerja yang berkaitan dengan tingkat

aktivitas.

-Tehnik menghemat energi

mengurangi penggurangan energy

juga membantu keseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen.

-kemajuan aktifitas bertahap

mencegah peningkatan kerja jantung

tiba- tiba.memberikan bantuan hanya

sebatas kebutuhan akan mendorong

kemandirian dalam melakukan

aktivitas.

3 Nyeri ( sakit

kepala ) b.d

peningkatan

tekanan vaskuler

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan nyeri

-mempertahankan tirah baring selama

fase akut

-berikan tindakan non farmakologi

untuk menghilangkan sakit kepala

-meminimalkan

stimulasi/meningkatkan relaksasi

-tindakan yang menurunkan tekanan

vaskuler serebral dan yang

Page 15: LP HIPERTENSI FIX.doc

serebral berkurang dengan KH :

-Klien melaporkan

nyeri/ketidaknyamanan

hilang/terkontrol

mis; kompres dingin pada dahi,pijat

punggung dan leher,tenang,redupkan

lampu kamar lampu kamar,tehnik

relaksasi(panduan imajinasi,diktraksi)

dan aktifitas waktu senggang.

-Hilangkan/minimalkan aktivitas

vasokontriksi yang dapat

meningkatkan sakit kepala mis;

mengejan saat BAB,batuk panjang

dan membungkuk.

-Bantu pasien dalam ambulasi sesuai

kebutuhan

-berikan cairan, makanan

lunak,perawatan mulut yang teratur

bila terjadi pendarahan hidung  atau

kompres hidung telah dilakukan untuk

menghentikan pendarahan

-kolaborasi  pemberian obat

memperlambat/memblok respon

simpatis efektif dalam menghilangkan

sakit kepala dan komplikasinya.

-Aktivitas yang meningkatkan

vasokontriksi menyebabkan sakit

kepala pada adanya peningkatan

tekanan vascular serebral.

-pusing dan penglihatan kabur sering

berhubungan dengan sakit

kepala.pasien juga dapat mengalami

episode hipotensi postural.

-meningkatkan kenyamanan

umum.kompres hidung dapat

mengganggu proses menelan atau

membutuhkan napas dengan mulut

,menimbulkan stagnasi sekresi oral

dan mengeringkan membrane

mukosa.

-munurunkan/mengontrol nyeri dan

menurunkan rangsang system saraf

Page 16: LP HIPERTENSI FIX.doc

analgesik,

- kolaberasi pemberian obat

Antiansietas mis;

lorazepanm(ativan),diazepam,(valium)

simpatis.

-dapat mengurangi ketegangan dan

ketidaknyamanan yang diperberat

oleh stress.

4 Nutrisi lebih dari

kebutuhan tubuh

b.d masukan

berlebih

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan nutrisi klien

cukup/optimal sesuai

kebutuhan dengan KH :

- Berat badan klien

dalam batas ideal

-Kaji pemahaman pasien tentang

hubungan langsung antara hipertensi

dan kegemukan

-Bicarakan pentingnya menurunkan

masukan kalori dan batasi masukan

lemak,garam,dan gula,sesuai indikasi.

-kegemukan adalah resiko tambahan

pada tekanan darah tinggi karena

disproporsi antara kapasitas aorta

dan peningkatan curah jantung

berkaitan dengan peningkatan massa

tubuh.

-Kesalahan kebiasaan makan makan

menujang terjadinya ateroskerosis

dan kegemukan.

5 Kurangnya

pengetahuan b.d

kurangnya informasi

tentang proses

penyakit dan

perawatan diri

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan terjadi

peningkatan

pengetahuan pada

-Kaji kesiapan dan hambatan dalam

belajar.termasuk orang terdekat.

-kesalahan konsep dan menyangkal

diagnose karena perasaan sejahtera

yang sudah lama dinikmati

mempengaruhi minat pasien

dan/orang terdekat untuk mempelajari

penyakit,kemajuan,dan prognosis.bila

Page 17: LP HIPERTENSI FIX.doc

klien dengan KH :

-Klien paham dengan

tentang proses

penyakit dan regimen

pengobatan

-Terapkan dan nyatakan batas TD

normal.jelaskan tentang hipertensi

dan efeknya pada jantung,pembuluh

darah ,ginjal dan otak.

-Hindari mengatakan TD normal dan

gunakan istilah”terkontrol dengan baik

“saat menggambarkan tekanan darah

pasien TD pasien dalam batas yang

normal.

pasien tidak menerima realitas bahwa

membutuhkan pengobatan

continue,maka perubahan prilaku

tidak akan dipertahankan.

Memberikan dasar untuk pemahaman

tentang peningkatan TD dan

mengklarisifikasi istilah medis yang

sering digunakan.pemahaman bahwa

TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala

adalah ini untuk memungkinkan

pasien melanjutkan pengobatan

meskipun ketika merasa sehat.

-Karena pengobatan untuk pasien

hipertensi adalah sepanjang

kehidupan,maka dengan

penyampaian ide”terkontrol”akan

membantu pasien untuk memahami

kebutuhan untuk melanjutkan 

pengobatan/medikasi.

Page 18: LP HIPERTENSI FIX.doc

DAFTAR PUSTAKA

Siauw, Soen L, Hipertensi, Cet. I, Debora Publishers, 1994, Jakarta

Smith, Tom, Dr, Tekanan Darah Tinggi, Arcan, 1991, Jakarta

Watts, David H, Terapi Medik, Edisi 17, EGC, 1984, Jakarta.