20
BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Tidur merupakan suatu kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat, tidur merupakan proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh untuk istirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh (Morhead, Johnson & Mass, 2006). Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 2006). Tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar dan sehat sesudah

Lp Gangguan Pola Tidur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pola tidur

Citation preview

Page 1: Lp Gangguan Pola Tidur

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Tidur merupakan suatu kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat

yang tidak bermanfaat, tidur merupakan proses yang diperlukan

manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan

sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh untuk

istirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan

biokimiawi tubuh (Morhead, Johnson & Mass, 2006).

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana

seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang

sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 2006).

Tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses

penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat untuk menyimpan

energi, meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses

penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi

bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa

segar dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang

cukup sangat penting untuk kesehatan (Suyono, 2008).

B. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya

hubungan mekanisme screablea yang secara bergantian

mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan

Page 2: Lp Gangguan Pola Tidur

bangun. Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf

pusat, saraf perifer endokrin kardio vaskular, respirasi

muskuloskeletal. Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau

direkam dengan Electroencephalogram (EEG), untuk aktifitas listrik

otak electromiogram (EMG), untuk pengukuran tonus otot dan

electroculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata.

Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara

dua mekanisme cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan

menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating

system (RAS) dibagian batang otak atas mempunyai sel-sel khusus

dalam mempertahankan kesadaran RAS memberikan stimulus

visual, auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus

dari korteks serebri yaitu emosi, proses, pikir.

C. Etiologi

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu

untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan

kebutuhannya. Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan tidur :

a. Penyakit : Seorang yang mengalami sakit, memerlukan waktu

tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit

menjadikan pasien kurang tidur.

Page 3: Lp Gangguan Pola Tidur

b. Lingkungan : Pasien yang biasa tidur pada keadaan terang dan

nyaman, kemudian terjadi perubahan-perubahan suasana

makan dan menghambat tidurnya.

c. Motivasi : Motivasi berpengaruh untuk menimbulkan keinginan

untuk tetap bangun dan waspada menahan ngantuk.

d. Kelelahan : Apabila kelelahan dapat memperpendek periode

pertama dari tahap REM ( Rapid Eye Movement )

e. Kecemasan : Keadaan cemas meningkatkan saraf simpatis,

sehingga mengganggu tidur.

f. Alkohol : Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang

tahan minum alcohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas

marah.

g. Obat – obatan : Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan

gangguan tidur antara lain : Diuretik : menyebabkan

insomnia, Anti depresan : supresi REM, Kafein : meningkatkan

saraf simpatis, Beta Bloker : menimbulkan insomnia dan

Narkotika : mensupresi REM

D. Klasifikasi

1. Tidur NREM (Norapid Eye Movement) / Tidur Gelombang Lambat

Merupakan tidur yang nyaman dan dalam, dalam tidur ini

gelombang otak lebih lambat dibandingkan orang sadar atau

tidak tidur. Hal ini ditandai dengan mimpi berkurang, keadaan

Page 4: Lp Gangguan Pola Tidur

istirahat, tekanan darah turun, kecepatan nafas turun,

metabolisme menurun, dan gerak bola mata lambat.

Tahap – tahap tidur NREM

Tahap I

Merupakan tahap transmisi antara bangun dan tidur

dengan ciri rileks, masih sadar dengan lingkungan, rasa

mengantuk, bola mata bergerak ke kanan dan ke kiri,

frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, dapat bangun

dengan segera. Tahap ini berlangsung sekitar lima menit.

Tahap II

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus

menurun. Tahap ini ditandai dengan mata menetap, denyut

jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh

menurun, metabolisme menurun. Tahap ini berlangsung

pendek dekitar 5 – 10 menit.

Tahap III

Merupakan tahap tidur yang ditandai melambatnya denyut

nadi, frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya disebabkan

oleh dominasi sistem saraf parasimpatis dan sulit bangun.

Tahap IV

Tahap ini ditandai dengan menurunnya denyut jantung dan

pernafasan, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak

otot mata cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot

turun.

2. Tidur REM (Rapid Eye Movement)

Page 5: Lp Gangguan Pola Tidur

Berlangsung pada tidur malam selama ±5 – 20 menit.

Periode pertama terjadi selama 80 – 100 menit namun jika

kondisiorang tersebut sangat lelah maka awal tidur sangat

cepat.

Bangun (Pratidur)

NREM I Tidur REM

NREM II NREM II

NREM III NREM III

NREM IV

Gambar. Siklus tidur (sumber : Potter & Perry, 2009)

E. Manifestasi Klinis

Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan

menimbulkan gejala seperti adanya perubahan-perubahan pada

siklus tidur biologiknya, daya tahan tubuh menurun serta

menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang

konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi

keselamatan diri sendiri atau orang lain.

Gejala tidur REM adalah sebagai berikut :

- Biasanya disertai dengan mimpi aktif

- Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak NREM

- Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan yang

menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistema

pengaktivasi retikularis

Page 6: Lp Gangguan Pola Tidur

- Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur

- Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak

teratur

- Mata cepat tertutup dan terbuka

F. Komplikasi

a. Efek psikologis. Dapat berupa gangguan memori, gangguan

berkonsentrasi , irritable, kehilangan motivasi, depresi, dan

sebagainya.

b. Efek fisik/somatik. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot,

hipertensi, dan sebagainya.

c. Efek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu,

seperti susah mendapat promosi pada lingkungan kerjanya,

kurang bisa menikmati hubungan sosial dan keluarga.

d. Kematian. Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam

memiliki angka harapan hidup lebih sedikit dari orang yang

tidur 7-8 jam semalam. Hal ini mungkin disebabkan karena

penyakit yang menginduksi insomnia yang memperpendek

angka harapan hidup.

G. Gangguan Kebutuhan Istirahat Tidur

Ada beberapa gangguan atau masalah dalam kebutuhan tidur

yaitu :

a. Insomnia

Page 7: Lp Gangguan Pola Tidur

Ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat, baik

kualitas maupun kuantitas. Proses gangguan tidur ini

kemungkinan disebabkan adanya rasa khawatir atau tekanan

jiwa.

b. Hipersomnia

Gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan.

c. Parasomnia

Kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola

tidur seperti somnambulis (berjalan-jalan dalam tidur) yang

banyak terjadi pada anak-anak.

d. Enuresis

Gangguan tidur yang disebabkan oleh enuresis (mengompol),

umumnya terjadi pada anak-anak.

e. Apnea tidur dan mendengkur

Mendengkur yang disertai dengan apnea dapat menjadi

masalah dalam tidur karena jika terjadinya apnea dapat

mengacaukan saat bernapas dan bahkan bisa menyebabkan henti

napas, maka dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah

menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.

f. Narcolepsi

Keadaan tidur yang tidak dapat dikendalikan (mengantuk

berat). Ini merupakan suatu gangguan neurologis.

H. Patofisiologi

Page 8: Lp Gangguan Pola Tidur

Reseptor menerima impuls / rangsangan kemudian dibawa ke

medulla spinalis kemudian masuk ke formasi retikularis dilanjutkan

ke pons dan masuk ke medula oblongata kemudian diteruskan ke

hipotalamus yang menyebabkan menurunya fungsi panca indra dan

sampai masuk ke korteks serebri, sehingga ditafsirkan /

disampaikan kembali ke formasi retikularis dilanjutkan ke medulla

spinalis dan dipersepsikan untuk tidur.

I. Pemeriksaan Fisik

Reseptor menerima impuls

Medulla spinalis

Formasi retikulasi

Pons

Medulla oblongata

hipotalamus

Fungsi panca indera ↓

Korteks serebri

Tidur

Page 9: Lp Gangguan Pola Tidur

a) Kaji penampilan wajah klien, adakah lingkaran hitam disekitar

mata, mata sayu, konjungtiva merah, kelopak mata bengkak,

wajah terlihat kusut dan lelah

b) Kaji perilaku klien : cepat marah, gelisah, perhatian menurun,

bicara lambat, postur tubuh tidak stabil

c) Kaji kelelahan fisik, fatique, letargi

J. Pemeriksaan Penunjang

1. Electroencephalogram (EEG) untuk aktifitas listrik otak,

Electromiogram (EMG) untuk pengukuran tonus otot, dan

electroculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata.

2. Saturasi O2 dan ECG untuk mengatahu adanya sleep apnea.

K. Penatalaksanaan Umum

Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

a. Terapi non farmakologi

Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan

karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek

ketergantungan. Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain :

- Terapi relaksasi

Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang

dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa

pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan pernapasan,

aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.

- Terapi tidur yang bersih

Page 10: Lp Gangguan Pola Tidur

Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan

nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan

tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.

- Terapi pengaturan tidur

Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita

mengikuti irama sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita

harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya

- Terapi psikologi/psikiatri

Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress

berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan

oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri

- Mengubah gaya hidup

Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari

rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu

untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan

gunung.

b. Terapi Farmakologi

Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-

obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh

dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan

untuk penanganan gangguan tidur antara lain :

- Golongan obat hipnotik

- Golongan obat antidepresan

Page 11: Lp Gangguan Pola Tidur

- Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin

- Golongan obat antihistamin.

L. Kebutuhan dan Pola Tidur Normal

Durasi dan kualitas tidur beragam di antara orang-orang dari

semua kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup tidur 4

jam, tapi tidak dengan yang lain.

Tabel pola tidur normal berdasarkan tingkat usia

USIATingkat

Perkembangan

Kebutuhan Tidur

Pola Tidur Normal

0 – 1 bulan

Masa Neonatus 14-18 jam/hari

50% REM dan 1 siklus tidur rata-rata 45-60 menit

11 – 18 bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari

20-30% REM dan tidur sepanjang

malam

18 bulan – 3 tahun Masa Anak 11-12 jam/hari

25% REM dan tidur sepanjnag malam +

tidur siang

3-6 tahun

Masa Prasekolah 11 jam/hari 20% REM

6-12 tahun

Masa Sekolah 10 jam/hari 18,5% REM

12-18 tahun

Masa Remaja 8,5 jam/hari 20% REM

18-40 tahun

Masa Dewasa Muda

7-8 jam/hari 20-25% REM

40-60 tahun

Masa Paruh Baya 7 jam/hari 20% REM dan

sering sulit tidur

60 tahun keatas

Masa Dewasa Tua 6 jam/hari 20-25% REM dan

sering sulit tidur

M.Diagnosa Keperawatan

Page 12: Lp Gangguan Pola Tidur

1. Gangguan pola tidur

2. Ketidaknyamanan

3. Anxietas

4. Intoleransi aktivitas

N. Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan

NOC(Tujuan dan Kriteria

Hasil)

NIC(Intervensi)

1. Gangguan pola tidurDefinisi : terganggunya lama waktu tidur dan kualitas tidur karena factor eksternalBatasan karakteristik:1.Kesulitan untuk fungsi

aktivitas2.Kesulitan untuk tidur3.Merasa tidak bisa

beristirahat4. Tidak sengaja

bangunFaktor yang berhubungan :1. Penyebab kekacauan

oleh teman sekitar2. Pertahanan

lingkungan (e. g ambein, sinar lampu/kegelapan, temperature, lingkungan yang tidak familiar)

3. Imobilisasi 4. Privasi tidak

tercukupi5. Tidak sembuhnya

pola tidur (karena tenaga kesehatan, tindakan medis, dan sleep partner)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan klien dapat menunjukkan pola tidur yang adekuat dengan kriteria hasil :1.

batas normal 6-8 jam/hari

2.dalam batas normal

3.tidur atau istirahat

4.hal-hal yang meningkatkan tidur

Peningkatan tidur1. Pantau pola

tidur2. Monitor

TTV3. Kaji fakor

penyebab gangguan tidur

4. Ciptakan lingkungan yang nyaman

5. Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur

6. Monitor kebutuhan tidur klien

2 KetidaknyamananDefinisi : merasa tidak tenang, lega, dan kelebihan fisik, psikospiritual, lingkungan,

Confort Status1. Kesehatan fisik2. Control tanda gejala3. Kesehatan psikologis4. Dukungan social dari

Relaxation Therapy1. Jelaskan terapi relaksasi

yang sesuai dan manfaatnya, kekurangan serta macam relaksasi

Page 13: Lp Gangguan Pola Tidur

kultur, and dimensi socialBatasan karakteristik :1. Perubahan dalam pola

tidur2. Cemas3. Menangis4. Tidak puas dalam

situasi5. Gejala disstres6. Merasa panas7. Merasa dingin8. Merasa tidak nyaman9. Merasa lapar10.Ketidakmampuan dalam

beristirahat11.GatalFaktor yang berhubungan1.Gejala akibat penyakit2.Ketidakcukupan dalam

control lingkungan3.Ketidakcukupan privacy4.Ketidakcukupan sumber

(keuangan, social, pengetahuabn)

5.Ketidakcukupan mengontrol situasi

6. Regimen pengobatan

keluarga5. Kemampuan spiritual

yang tersedia (seperti music, meditasi, dan nafas dalam, dll)

2. Tentukan relaksasi apa yang bermanfaat sebelumnya

3. Serankan asumsi individu mengenai posisi yang nyaman

4. Antisipasi kebutuhan untuk relaksasi

5. Kembangkan tipe teknik relaksasi pada individu, jika perlu

3 AnxietasDefinisi : Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyalini merupakan peringatan adanya ancaman yangakan datang dan memungkinkan individu

Anxiety controlKriteria Hasil :1. Klien mampu

mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk

3. mengontol cemas4. Vital sign dalam batas

normal5. Postur tubuh, ekspresi

wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

Anxiety Reduction1. Gunakan pendekatan

yang menenangkan2. Nyatakan dengan jelas

harapan terhadap pelaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

4. Pahami prespektif pasien terhdap situasi stress

5. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

6. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

7. Dorong keluarga untuk menemani anak

Page 14: Lp Gangguan Pola Tidur

untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakanDitandai dengan1. Gelisah2. Insomnia3. Resah4. Ketakutan5. Sedih6. Fokus pada diri7. Kekhawatiran8. Cemas

8. Lakukan back / neck rub9. Dengarkan dengan

penuh perhatian10. Identifikasi tingkat

kecemasan11. Bantu pasien

mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

12. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,

13. ketakutan, persepsi14. Instruksikan pasien

menggunakan teknik relaksasi

15. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

4 Intoleransi aktivitasDefinisi : Ketidakcukupan energu secara fisiologis maupun psikologis untuk meneruskan atau menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas sehari hari.Batasan karakteristik :1. melaporkan secara

verbal adanya kelelahan atau kelemahan.

2. Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas

3. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia

4. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.

Faktor factor yang

Self Care : ADLsKriteria Hasil :1. Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR

2. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

Energy Management1. Observasi adanya

pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

2. Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan

3. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan

4. Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat

5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

6. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas

7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasie

Page 15: Lp Gangguan Pola Tidur

berhubungan 1. Tirah Baring atau

imobilisasi2. Kelemahan

menyeluruh3. Ketidakseimbanga

n antara suplei oksigendengan kebutuhan

4. Gaya hidup yang dipertahankan

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. & KIMAtsuru, S. 2014. NANDA International Nursing

Diagnosis: Definitions & Clasification, 2015-2017. Oxford: Wiley

Blackwell

Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., et al. 2006. Nursing

Outcomes Classification (NOC) Fourth Edition. Missouri: Mosby

Page 16: Lp Gangguan Pola Tidur

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan

Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC

Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Mediaction.

Potter, Patricia A. dan Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan

Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika

Suyono, S. 2008. Ilmu penyakit dalam Jilid 2, Edisi ketiga. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI

Tarwoto, dan Wartorah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Jakarta : Salemba Indika.