65
GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 TAHUN DI SD PISANGAN 3 PADA TAHUN 2015 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Arif Syafa’at NIM: 1112103000019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK

USIA 9 – 12 TAHUN DI SD PISANGAN 3 PADA TAHUN 2015

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA

KEDOKTERAN

OLEH :

Arif Syafa’at

NIM: 1112103000019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …
Page 3: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …
Page 4: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …
Page 5: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil ‘alamin segenap puji dan syukur saya hantarkan kepada kehadirat

ALLAH SWT, atas segala karunia yang telah diberikan kepada saya serta atas izin dan ridho-

Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya yang berjudul

“GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 – 12 TAHUN

DI SD PISANGAN 3 PADA TAHUN 2015”. Saya sadar bahwa tanpa bantuan serta

bimbingan dari berbagai pihak, mungkin akan terasa berat dan sulit untuk menyelesaikan

penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, Sp. OT, M. Epid selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Semua dosen saya yang telah membimbing serta memberikan kesempatan kepada saya

untuk menambah ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di Program Studi

Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. dr. Riva Auda, Sp.A, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan dr. Erfira, Sp. M selaku

dosen pembimbing II yang telah senantiasa meluangkan waktu, mengorbankan tenaga

serta pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun serta

menyelesaikan penelitian ini.

5. dr. Yanti Susianti, Sp.A (K) dan dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad, M.Kes selaku dewan

penguji.

6. Kepala Sekolah Dasar Cirendeu 02 dan Kepala Sekolah Dasar Pisangan 3 yang telah

mengijinkan saya untuk mengambil data penelitian serta membantu untuk

kelangsungan dari penelitian ini.

7. Kepada kedua orang tua saya, Ermanto, SH. dan Nelwati Rusdi yang selalu

memberikan semangat melalui kata – kata bijaknya, selalu menyebutkan nama

anaknya didalam setiap do’a yang diucapkan, serta kasih saying yang telah diberikan

kepada saya, sehingga anaknya diberi kemudahan dalam menjalankan segala urusan.

8. Kepada kakak – kakak saya yang tercinta, Rhama Eka Putra, Suci Lestari, Fajrul

Islami, dan Fitriani, serta adik – adik yang tersayang, Qotrunnada Salsabila, Harun

Page 6: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

vi

Hanif al Rasyid, dan Zahida Qalbi Nadhifa. Terima kasih banyak atas dukungan,

semangat dan do’anya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

9. Teman – Teman seperjuangan dalam kelompok penelitian yang selalu senantiasa untuk

saling bekerjasama dalam menyelesaikan penelitian ini.

10. Kepada kelompok modul reproduksi, HELLO yang selalu memberikan semangat dan

dukungan agar penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

11. Kepada Yunisa, Azwar, Vio, Hesty, Adichita, dan Jamal yang meluangkan waktunya

untuk memberikan semangat serta masukan hingga dapat diselesaikannya penelitian

ini.

12. Keluarga besar PSPD 2012, yang merupakan teman seperjuangan serta sejawat yang

telah berjalan bersama melalui berbagai rintangan dan hambatan serta selalu kompak

dan solid dalam urusan pertemanan hingga dapat merajut mimpi bersama di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga ALLAH SWT akan membalas segala kebaikan dari seluruh pihak yang

membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini data

memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu khususnya bidang kedokteran dan

penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk dilakukannya penelitian lanjutan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Page 7: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

vii

ABSTRAK

Arif Syafa’at. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran Gangguan Pola Tidur Pada

Anak Usia 9 – 12 Tahun Di Sekolah Dasar Pisangan 3 Pada Tahun 2015.

Tidur merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh individu dengan tujuan untuk

mengistirahatkan tubuh serta pikiran. Anak - anak merupakan subjek yang memiliki tingkat

risiko tinggi untuk terjadinya gangguan pola tidur dikarenakan waktu tidur yang kurang. Data

penelitian mengenai hal ini sangat terbatas, terutama di wilayah Tangerang Selatan. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran gangguan pola tidur pada anak usia 9 –

12 tahun di Sekolah Dasar Pisangan 3, Ciputat, Tangerang Selatan. Desain penelitian ini

bersifat deskriptif dengan metode cross sectional (potong lintang). Sampel diambil secara

simple random sampling dengan menggunakan kuesioner sleep disturbance scale for children

(SDSC) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hasil sampel yang didapat oleh

peneliti adalah sebanyak 84 anak. Dari 84 sampel, didapatkan sebanyak 32 anak (38.1%)

mengalami gangguan terhadap pola tidur dan 52 anak (61.9%) tidak mengalami gangguan

terhadap pola tidur. Dari 32 anak yang mengalami gangguan tidur, jenis kelamin didominasi

oleh perempuan sebanyak 21 anak (65.6%). Kelompok usia terbanyak dimiliki oleh kelompok

usia 10 tahun sebanyak 10 anak (11.9%). Kelompok kelas terbanyak dimiliki oleh kelas 4 SD

sebanyak 15 anak (17.9%). Pada penelitian ini menunjukkan terdapat variasi dari hasil

gangguan pola tidur.

Kata Kunci : Kualitas tidur, gangguan pola tidur, anak usia 9 – 12 tahun

Page 8: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

viii

ABSTRACT

Arif Syafa’at. Medical Education Program. Overview Sleep Patterns Disorders of

Childhood of Age 9 – 12 Years at Primary School Pisangan 3 at 2015.

Sleep is an action taken by an individual with aim to rest the body and mind. During the sleep

process takes place, will cause some functions of the body is stopped temporarily. Child is a

subject that has a high risk level for the disruption of sleep patterns due less sleep. The research

data on this subject is very limited, especially in the area of South Tangerang. This study aims

to determine how the prevalence of sleep patterns disorder in children of age 9 - 12 years in

primary school Pisangan 3, Ciputat. This research is using a descriptive study design with cross

sectional method. Samples were taken by simple random sampling using questionnaires sleep

disturbance scale for children (SDSC), which has been translated into Indonesian language.

The result of samples obtained by researchers are 84 childrens. From 84 samples, obtained a

total of 32 children (38.1%) experienced a disruption of sleep patterns and 52 children (61.9%)

did not experience any disruption to sleep patterns. Of the 32 children who have sleep disorders,

for group sex dominated by women with 21 children (65.6%). In the age group most owned by

10-year age group with 10 children (11.9%). At the class group with the highest samples is

owned by the 4th grade with 15 children (17.9%). In this study shows there are many variation

of the results of disruption of sleep patterns.

Keywords : Quality of sleep, disruption of sleep patterns, child of age 9 – 12 years

Page 9: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ..……….….………………………………………….. ii

LEMBAR PERSETUJUAN .….….….……………………………………………. iii

LEMBAR PENGESAHAN …….….….…………………………………………... iv

KATA PENGANTAR ..………….……………………….……………………….... v

ABSTRAK ..……………....…………………...…………………………………... vii

DAFTAR ISI ..………………….……………...…………………………………... ix

DAFTAR BAGAN ……..……….….…………...…………………………………. xi

DAFTAR TABEL …......……….….…………...…………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR ..……….…...………...…………………………..………... xiii

DAFTAR SINGKATAN ...…….……………….……………………………….... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .……….……………...………...……………………….... xv

BAB I. PENDAHULUAN ....…...….….……………………………………………. 1

1.1.Latar Belakang ...…..….….……………………………………………………… 1

1.2.Rumusan Masalah ………………………………………………………....…….. 2

1.3.Tujuan Penelitian …………………………….….………………………………. 2

1.3.1. Tujuan Umum ………………………………………………………. 2

1.3.2. Tujuan Khusus ……………………………………………………… 3

1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………… 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……..…………………………………………… 4

2.1. Tidur ……………………...…………………………………………………….. 4

2.1.1. Definisi Tidur ………………………………………………………… 4

2.1.2. Fisiologi Tidur ………………………………………………………... 5

2.1.3. Tahapan Tidur ………………………………………………………... 6

2.1.3.1. Fase Non – REM …………………………………………….. 6

2.1.3.2. Fase REM ……………………………………………………. 7

2.1.4. Fungsi Hormon Selama Tidur ………………………………………... 8

2.1.5. Irama Sirkadian …………………………………………………….… 9

2.1.6. Kebutuhan Tidur ……………………………………………………. 10

2.1.7. Kualitas Tidur ………………………………………………………. 12

2.1.7.1. Definisi Kualitas Tidur ……………………………………... 12

2.1.7.2. Metode Pengukuran Kualitas Tidur ………………………… 13

2.1.8. Klasifikasi Gangguan Tidur ………………………………………… 15

2.1.9. Kerangka Teori & Kerangka Konsep …………………………..…… 19

2.1.9.1. Kerangka Teori ……………………………………………... 19

2.1.9.2. Kerangka Konsep …………………...……………………… 19

2.1.10. Definisi Operasional ………………………………………………… 20

BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………..……….. 23

1.1. Desain Penelitian ……………………………………………………………… 23

1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………………….. 23

Page 10: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

x

1.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………………………. .23

1.3.1. Populasi dan Sampel yang diteliti ……………………………………... 23

1.3.2. Jumlah Sampel ………………………………………………………… 23

1.3.3. Kriteria Sampel ………………………………………………………... 24

1.3.3.1. Kriteria Inklusi …………………………………………………… 24

1.3.3.2. Kriteria Eksklusi …………………………………………………. 24

1.3.4. Cara Pengambilan Sampel Data ………………………………………. 24

1.4. Instrumen Penelitian …………………………………………………………... 25

1.5. Cara Kerja Penelitian ………………………………………………………….. 26

1.5.1. Anggaran Penelitian …………………………………………………… 26

1.5.2. Alur Penelitian ………………………………………………………… 27

1.5.3. Etik Penelitian …………………………………………………………. 28

1.6. Analisis Data …………………………………………………………………... 28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………….. 29

4.1. Hasil …………………………………………………………………………… 29

4.1.1. Karakteristik Responden Penelitian ………………………………… 29

4.1.2. Gambaran Pola Tidur ……………………………………………….. 30

4.2. Pembahasan …………………………………………………………………… 34

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN …………………...…………………………. 38

5.1. Simpulan ………………………………………………………………………. 38

5.2. Saran …………………………………………………………………………... 38

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 40

LAMPIRAN ………………………………………………………………………. 42

Page 11: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Kerangka Teori ………………………………………...….….….….…. 19

Bagan 2.2. Kerangka Konsep ………………………………………………………. 19

Bagan 3.1. Alur Penelitian …………………………………………………………. 27

Page 12: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kebutuhan Tidur Manusia …………………………………………... 12

Tabel 2.2. Definisi Operasional ………………………………………………... 20

Tabel 3.1. Distribusi Sampel Penelitian ………………………………………... 25

Tabel 3.2. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ……………………………… 25

Tabel 3.3. Anggaran Penelitian ………………………………………………… 26

Tabel 4.1. Distribusi Responden …………………………………..…………… 29

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kelas Responden ……..………………………. 30

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Gangguan Pola Tidur Pada Responden ……….. 30

Tabel 4.4. Rincian Gangguan Pola Tidur Pada Responden …………………….. 30

Tabel 4.5. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin ……………. 31

Tabel 4.6. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Kelas …………………….. 31

Tabel 4.7. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Usia Siswa ……………….. 32

Tabel 4.8. Rincian Gangguan Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelas …… 32

Tabel 4.9. Rincian Gangguan Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia …...... 33

Page 13: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus NREM dan REM Selama Tidur ………………………………. 8

Gambar 2.2. Gambaran Proses Irama Sirkadian ………………………………….. 10

Gambar 4.1. Distribusi Gangguan Pola Tidur Pada Responden …………………... 34

Gambar 4.2. Rincian Gangguan Tidur ……………………………………………. 35

Gambar 4.3. Gambaran Gangguan Pola Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 36

Gambar 4.4 Gangguan Pola Tidur Berdasarkan Usia …………………………….. 37

Page 14: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

xiv

DAFTAR SINGKATAN

UIN : Universitas Islam Negeri

FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

REM : Rapid Eye Movement

NREM : Non – Rapid Eye Movement

RAS : Reticular Activating System

BSR : Bulbar Synchronizing Region

ACTH : Adrenocorticotropic Hormon

TSH : Thyrotropin Stimulating Hormone

PEFR : Peak Expiratory Flow Rate

ACG : Actigraphy

PSG : Polysomnography

EEG : Electroencephalography

SDSC : Children’s Sleep Disturbance Scale

SD : Sekolah Dasar

SPSS : Statistical Package for Social Sciences

ARAS : Ascending Reticular Activating System

Page 15: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Kuesioner Penelitian …………...…………………………………………… 42

Lampiran 2.

Kuesioner SDSC …..…….……………………………………………...…... 46

Lampiran 3.

Curriculum Vitae ……………………………………………………………. 50

Page 16: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidur merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh individu dengan tujuan untuk

mengistirahatkan tubuh serta pikiran. Selama proses tidur berlangsung, akan menyebabkan

beberapa fungsi tubuh dihentikan sementara waktu. Tidur merupakan aktivitas yang pasti

akan dialami oleh setiap individu. 1, 2

Tidur juga merupakan gambaran dari suatu tingkah laku dari individu, yang

ditandai dengan berkurangnya aktivitas pergerakan dari individu, namun ini sifatnya

reversible (kembali lagi) bila diberi rangsangan dari luar. Pengurangan pergerakan dari

individu tersebut akan diiringi dengan menurunnya tingkat kesadaran. 1, 2

Kualitas tidur sebuah komponen yang sangat berpengaruh untuk proses

pertumbuhan serta perkembangan seorang anak. Apabila kualitas tidur baik, maka proses

regulasi dari hormon akan bekerja dengan optimal selama waktu tidur berlangsung. Tidur

yang baik adalah tidur yang berlangsung selama kurang lebih sepertiga hari (± 8 jam) tanpa

terputus – putus dan tanpa disertai perasaan yang kurang nyaman selama tidur berlangsung.

Pada saat itulah berlangsung proses pertumbuhan dan perkembangan anak – anak yang

optimal. Pelepasan hormon yang terjadi saat tidur terbukti berkaitan dengan proses

pertumbuhan dan perkembangan anak. 3, 4

Kualitas tidur setiap individu umumnya tidak sama satu dengan yang lainnya.

Kualitas tidur menjadi tidak baik saat terjadi gangguan tidur. Gangguan tidur tersebut bisa

dalam bentuk kualitas, kuantitas, serta durasi waktu pada individu. Penelitian yang

dilakukan oleh Bruni, dkk (1996) menunjukkan sekitar 46% anak sekolah dasar mengalami

gangguan tidur dengan tipe memulai dan mempertahankan tidur. Prevalensi yang cukup

tinggi pada gangguan tidur ini sangat mempengaruhi kualitas tidur anak. 3 - 5

Penelitian epidemiologi berbasis sekolah menunjukkan bahwa gangguan tidur

sering dijumpai pada anak. Kesulitan untuk memulai tidur atau mempertahankan tidur

Page 17: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

2

terjadi pada sekitar 10% - 20% anak berusia 8 - 9 tahun, gangguan tidur yang berhubungan

dengan pernafasan terjadi sekitar 1% - 3% pada anak usia sekolah dan mengantuk yang

berlebihan di siang hari tampaknya menyebabkan masalah nyata pada sekitar 10% anak

usia sekolah. 6, 7

Anak - anak merupakan subjek yang memiliki tingkat risiko tinggi untuk terjadinya

gangguan pola tidur dikarenakan waktu tidur yang kurang. Anak - anak juga kebanyakan

memanfaatkan teknologi yang telah ada seperti gadget, internet, komputer, serta televisi

yang menyebabkan mereka menunda waktu tidurnya hingga terjadi gangguan pada waktu

tidur. Fase anak- anak merupakan fase proses tumbuh kembang terjadi, dikarenakan

terdapat perubahan secara fisik dan juga mental. Tentu saja pada perubahan fisik itu sendiri

memerlukan kualitas kehidupan anak yang sesuai sehingga perubahan fisik tersebut dapat

dicapai dengan baik. Penelitian yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui

bagaimana gambaran pola tidur pada anak sekolah dasar. Dengan dibentuknya penelitian

ini diharapkan dapat membantu untuk mencegah terjadinya peningkatan prevalensi

gangguan pola tidur sejak dini. 5, 6, 8

1.2 Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang yang telah tercantum, maka dapat dibentuk rumusan

masalah penelitian yaitu bagaimana prevalensi gangguan pola tidur pada anak sekolah

dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum :

Mengetahui prevalensi gangguan pola tidur pada anak sekolah dasar.

Page 18: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

3

1.3.2 Tujuan Khusus :

a. Mengetahui prevalensi gangguan tidur pada anak SD Pisangan 3,

Tanggerang Selatan.

b. Mengetahui prevalensi gangguan tidur pada anak SD Pisangan 3,

Tanggerang Selatan berdasarkan jenis kelamin.

c. Mengetahui prevalensi gangguan tidur pada anak SD Pisangan 3,

Tanggerang Selatan berdasarkan usia.

d. Mengetahui prevalensi gangguan tidur pada anak SD Pisangan 3,

Tanggerang Selatan berdasarkan kelas.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah ilmu dari penelitian peneliti serta mampu mengaplikasikan ilmu

yang peneliti miliki selama menjalani pendidikan di S1 Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Masyarakat

Membantu masyarakat untuk mengetahui akan dampak dari pola tidur yang kurang

baik serta mengubah pola tidur anak -anak yang buruk menjadi baik.

c. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan sebagai referensi untuk dilakukannya penelitian lanjutan.

Page 19: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tidur

2.1.1. Definisi Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan bawah sadar individu yang masih bisa

dibangunkan dengan melakukan pemberian rangsangan, baik sensoris ataupun dengan

rangsangan yang lain. Tidur adalah masa istirahat bagi tubuh dan pikiran, di mana kemauan

serta kesadaran individu menurun dan sebagian fungsi tubuh dihentikan. Hal ini akan

ditandai dengan pergerakan pada postur tubuh mengalami penurunan namun akan

reversible bila diberi rangsangan dari luar. 1, 9

Dari pengertian tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa tidur merupakan suatu

tindakan saat individu tersebut mengistirahatkan anggota tubuhnya hingga mendapatkan

hasil yang optimal (tubuhnya terisi energi kembali setelah tidur). Tidur memiliki pola

tersendiri. Terdapat beberapa hal yang meliputi pola tidur tersebut, antara lain : 1, 10

- Jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun.

- Irama tidur.

- Frekuensi tidur dalam sehari.

- Mempertahankan kondisi tidur.

- Kepuasan tidur.

Untuk jumlah lama waktu tidur ini semakin lama akan semakin menurun beriringan

dengan pertambahan usia. Untuk bayi yang baru lahir memiliki total tidur 16 hingga 20

jam/hari, untuk anak – anak memiliki total tidur 10 hingga 12 jam perhari, lalu ketika

memasuki usia di atas 10 tahun akan menjadi 9-10 jam perhari, dan pada orang dewasa

akan menjadi kira – kira 7 hingga 7,5 jam perhari. 1, 11

2.1.2. Fisiologi Tidur

Selama 1 hari (24 jam), manusia mempunyai waktu tidur normal, yaitu selama 6

hingga 10 jam. Pola tidur manusia dipengaruhi oleh umur. Hal ini dapat dilihat dengan

terdapatnya gambaran yang khas pada kelompok usia, yaitu: 12, 13

Page 20: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

5

Kelompok Usia Bayi

Pada kelompok usia bayi, secara keseluruhan memiliki waktu tidur yang

lebih lama dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Pada bayi baru lahir,

durasi tidur total dalam sehari adalah 14-16 jam. Tidur fase Rapid Eye Movement

(REM) pada bayi merupakan fase yang sangat lama dari total tidur dengan

mengorbankan fase Non Rapid Eye Movement (NREM) tahap tiga. 12, 13

Kelompok Usia Dewasa

Pada kelompok usia dewasa, terjadi beberapa tahapan, yaitu : 12, 13

- Fase NREM tahap satu, dianggap sebagai transisi antara bangun dan

tidur. Fase ini terjadi setelah jatuh tertidur dan selama periode ini,

biasanya terjadi 2-5% dari total waktu tidur.

- Fase NREM tahap dua, terjadi selama periode tidur dan terjadi 45-

55% dari waktu tidur total.

- Fase NREM tahap tiga, terjadi pada sepertiga pertama malam dan

merupakan 5-15% dari total waktu tidur. REM merupakan 20-25%

dari waktu tidur total dan terjadi pada 4-5 episode sepanjang malam.

Kelompok Usia Lanjut

Pada kelompok usia lanjut, tidur yang terjadi pada fase NREM tahap dua

akan meningkat, sedangkan pada fase NREM tahap tiga, waktu tidur akan

berkurang. 12, 13

Aktivitas tidur dikontrol oleh dua sistem pada batang otak, yaitu oleh Reticular

Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS terletak dalam

mesenfalon dan di bagian atas dari pons. Fungsi RAS adalah untuk memberi stimulus

visual, pendengaran, nyeri dan sensori raba, kemudian untuk mempertahankan

kewaspadaan dan kesadaran, serta menerima stimulus dari korteks serebri, termasuk

rangsangan proses berfikir dan emosi. Pada keadaan sadar, RAS akan melepaskan hormon

katekolamin seperti norepinefrin, sedangkan pada keadaan tidur, BSR akan mengeluarkan

hormon serotonin yang berasal dari sel khusus pada pons dan batang otak. 13, 14

Page 21: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

6

2.1.3. Tahapan Tidur

Tidur merupakan suatu tindakan yang sangat berpengaruh bagi individu. Tidur juga

merupakan gambaran dari suatu tingkah laku dari individu itu sendiri, yang ditandai dengan

berkurangnya aktivitas pergerakan dari individu tersebut, namun ini sifatnya reversible

(kembali lagi) bila diberi rangsangan dari luar. Ketika telah terjadi pengurangan pergerakan

dari individu tersebut, pastinya juga akan diiringi dengan menurunnya tingkat kesadaran

serta beberapa fungsi tubuh akan berkurang. 15

Tahapan tidur terbagi menjadi dua, yaitu : 12, 16 - 18

1) Fase NREM disebut juga fase quiet sleep.

2) Fase REM disebut juga fase active sleep.

2.1.3.1. Fase Non - REM

Pada fase NREM ini juga terbagi dalam empat tahap, yaitu tahap N1 hingga

tahap N4. 15, 19

Tahap 1

Ini merupakan tahap awal individu memulai untuk tertidur. Bisa dikatakan

ini merupakan fase antara saat individu terjaga dengan fase akan mulai

tertidur. Dalam tahap 1 ini akan berlangsung dengan waktu yang sangat

singkat, antara 5 hingga 10 menit. Rata – rata orang tertidur pada menit

ketujuh. Tahap ini adalah tahap yang sangat mudah terganggu dari

rangsangan luar karena merupakan tahap yang sangat mudah untuk individu

terbangun. Awal fase ini akan ditandai dengan kelopak mata tertutup,

diiringi dengan berkurangnya tonus otot serta akan terlihat pergerakan bola

mata ke kanan dan ke kiri. Individu bisa merasakan adanya sensasi seperti

tersentak atau terjatuh dikarenakan oleh kontraksi otot yang timbul secara

spontan (hypnic myoclonia). 15, 19

Tahap 2

Tahap ini merupakan lanjutan tahap 1. Pada tahap ini bisa dikatakan bahwa

individu tersebut mulai tertidur. Biasanya tahapan ini berlangsung antara 10

hingga 30 menit. Otot tonus yang mulanya berkurang, sekarang menjadi

Page 22: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

7

lebih berkurang (rileks), detak jantung menjadi lambat secara perlahan,

aktivitas yang dilakukan oleh otak pun akan menjadi singkat dan cepat

namun berirama (Sleep Spindle) serta gerakan dari bola mata terhenti. Suhu

tubuh pun ikut turun secara perlahan. Individu yang sudah berada pada

tahap ini agak susah bila dibangunkan. 15, 19

Tahap 3 dan 4

Kedua tahap ini merupakan tahapan yang paling dalam dari NREM.

Individu akan susah dibangunkan. Namun perbedaan dari kedua tahapan ini

adalah dari kedalaman tidur individu tersebut. Pada tahapan ini, ketika

individu tersebut diberi rangsangan dari luar agar dia bangun dari tidurnya,

maka pada saat dia terbangun, akan mengalami disorientasi sesaat

dikarenakan aktivitas otak sangat lambat, sehingga membutuhkan beberapa

menit untuk dilakukannya penyesuaian terhadap lingkungan. Pada bagian

yang paling dalam dari tahap ini, aliran darah akan lebih banyak diarahkan

menuju ke otot, dengan tujuan agar energi fisik pada tubuh terisi kembali.

15, 19

Selama tahapan Deep Sleep dari fase NREM, tubuh akan melakukan pembentukan

ulang (regeneration) dan memperbaiki sel – sel tubuh serta memperkuat dari kekebalan

tubuh individu tersebut. 15, 19

2.1.3.2. Fase REM

Pada fase REM, biasanya akan dimulai ketika memasuki menit ke 70 hingga

90 menit setelah individu tertidur. Fase REM merupakan fase yang lebih dalam

dibandingkan dengan NREM. Selama fase REM, akan terjadi pergerakan bola mata

atau bisa disebut berkedut serta pola pernapasan menjadi tidak teratur dan juga

irama jantung menjadi meningkat. REM merupakan fase saat individu bisa

merasakan mimpi. Otak akan memberikan perintah pada otot – otot tubuh untuk

tidak bergerak, khususnya untuk ekstremitas pada individu tersebut. Saat individu

mengalami mimpi, ekstremitas tidak bergerak. 15, 18, 19

Siklus dari fase NREM dan REM ini terjadi berulang selama individu

tertidur, setidaknya individu tersebut melewati 3 tahapan dalam NREM sebelum

Page 23: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

8

memasuki fase REM. Biasanya perputaran dari fase NREM ke fase REM

membutuhkan waktu berkisar antara 1 hingga 2 jam. Dan pada orang yang tidur

normal, siklus ini bisa berulang sekitar 3 hingga 4 kali dalam satu malam. 15, 18, 19

Gambar 2.1. Siklus NREM dan REM Selama Tidur 15

Sumber : Sleepdex, 2009

2.1.4. Fungsi Hormon Selama Tidur

Siklus tidur memiliki hubungan dengan hormon pada tubuh, seperti hormon

pertumbuhan, prolaktin, dan kortisol. Hormon pertumbuhan disekresi pada awal periode

tidur lelap, yaitu pada tahap 3 dan tahap 4. Hormon pertumbuhan akan dihambat selama

fase tidur REM. Sedangkan hormon prolaktin mencapai puncaknya antara jam 05.00 dan

07.00 pagi. Sekresi hormon kortikosteroid terjadi pada malam hari, dan dapat berubah

sesuai dengan siklus tidur – bangun dari individu. Bila pola tidur berubah, sekresi kortisol

yang awalnya normal, akan berubah secara bertahap untuk melakukan penyesuaian atau

resinkronisasi dengan siklus yang baru. 4, 20, 21

Sekresi hormon kortisol dan adrenokortikotropik (ACTH) akan mengikuti irama

sirkadian dengan puncaknya adalah pada pagi hari yaitu 6 - 8 jam tidur sampai 1 jam setelah

bangun dengan titik terendah pada malam hari. Thyrotropin-stimulating hormone (TSH)

juga memiliki hubungan dengan irama sirkadian. Puncak dari TSH terjadi pada malam hari

Page 24: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

9

dan awal siklus tidur. Renin juga meningkat selama tidur tetapi akan menurun secara relatif

selama tidur REM. Jadi kerja hormon selama tidur bergantung pada tiga faktor utama, yaitu

irama sirkadian, siklus bangun – tidur, serta tahapan tidur NREM / REM. 4, 20

2.1.5. Irama Sirkadian

Tidur merupakan salah satu cara bagi individu untuk melepaskan kelelahan jasmani

serta rohani. Dengan tidur, semua perasaan lelah dapat dikurangi dan akan menyebabkan

kembalinya tenaga serta semangat yang sebelumnya terkuras oleh aktivitas yang telah

dijalani. Semua makhluk hidup memiliki irama kehidupan yang sesuai serta bekerja

seharian selama 24 jam tanpa henti. Irama ini biasanya disebut sebagai irama sirkadian. 21

Istilah “Sirkadian” berasal dari bahasa Latin circa, yang artinya “sekitar” dan diem

/ dies, yang artinya “hari”. Jadi, irama sirkadian adalah suatu proses biologis dari sebuah

makhluk hidup yang akan berulang terjadi selama satu hari penuh. Irama sirkadian ini

sangat berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup, dan irama ini juga terjadi makhluk

hidup mengalami proses tidur. 21

Irama sirkadian memiliki beberapa kriteria, yaitu : 21

Irama tersebut terjadi berulang satu kali selama sehari.

Irama tersebut mampu bertahan tanpa adanya gangguan dari lingkungan luar.

Irama tersebut dapat disetarakan dengan waktu setempat.

Irama tersebut mampu menunjukkan kompensasi suhu yang terjadi pada saat itu.

Page 25: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

10

Gambar 2.2 Gambaran Proses Irama Sirkadian 21

Sumber : “The Body Clock Guide to Better Health”. 2000

Irama sirkadian diatur oleh hipotalamus. Terjadinya penurunan dari irama sirkadian

sebelum pagi hari bertujuan untuk membantu otak agar tetap bisa tidur selama semalam,

sehingga terjadi proses restorasi (pemulihan). Fungsinya untuk mencegah individu bangkit

lebih awal dari tidurnya. Suhu tubuh dikendalikan oleh hipotalamus dan proses

peningkatan suhu tubuh lebih dominan terjadi di siang hari menjelang petang serta

penurunan suhu tubuh lebih dominan terjadi di malam hari menjelang pagi hari. Untuk

individu yang sehat, mereka memiliki variasi dari irama sirkadian. Arus puncak ekspirasi

maksimal / Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) puncaknya terjadi pada sore hari dan

terendahnya terjadi pada saat menjelang subuh. 22 – 24

2.1.6. Kebutuhan Tidur

Kebutuhan tidur pada setiap manusia berbeda – beda. Hal tersebut disebabkan oleh

tingkat perkembangan manusia yang tidak sama. 25

Pada kelompok bayi yang berusia 0 hingga 2 bulan, mereka akan memiliki pola

tidur yang tidak teratur hingga mencapai usia 6 – 8 minggu. Hal ini dipengaruhi oleh rasa

lapar pada bayi. Tidur pada bayi ini sifatnya aktif, dikarenakan saat tertidur dapat dilihat

Page 26: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

11

bayi tersenyum serta melakukan beberapa pergerakan badan. Untuk waktu tidurnya terjadi

pada saat siang hari dan malam hari. Setelah memasuki usia 2 hingga 12 bulan, durasi tidur

bayi akan bertambah, khususnya pada malam hari. Pada siang hari, jumlah tidurnya yang

awalnya berjumlah 3 sampai 4 kali akan berubah menjadi 1 sampai 2 kali di akhir tahun

pertama. Pada usia 1 sampai 3 tahun, sifat tidurnya akan berkurang pada pagi hari dan siang

harinya akan memiliki kebutuhan tidur sekitar 1,5 jam hingga 3,5 jam. 1, 6, 25

Setelah melewati masa bayi, lalu berlanjut ke masa anak – anak. Saat anak berusia

3 hingga 6 tahun, biasanya tidak ditemukan tidur pada saat siang hari, dikarenakan pada

usia ini merupakan usia aktif bagi anak – anak. Disaat malam hari, pada kelompok usia ini

memungkinkan munculnya ketakutan ketika ingin tidur. Kemudian, pada anak usia 6

hingga 12 tahun, merupakan usia bagi anak untuk memasuki bangku sekolah dasar. Pada

masa sekolah, akan terjadi peningkatan aktivitas yang akan berpengaruh pada durasi tidur.

Pada masa sekolah, anak – anak juga akan sering berinteraksi dengan televisi, komputer,

dan gadget. Hal tersebut akan mempengaruhi waktu tidur anak pada malam hari dan

berakibat anak mengantuk pada siang harinya. Setelah memasuki usia 12 hingga 18 tahun,

mereka akan memasuki masa remaja. Pada masa remaja, mereka akan lebih memiliki

aktivitas yang lebih dibandingkan saat masih masa anak - anak yang nantinya

mengakibatkan waktu tidurnya berkurang. 1, 6, 25

Seiring terjadinya pertambahan usia, maka akan berpengaruh pada waktu tidurnya.

Untuk melihat kebutuhan tidur berdasarkan kelompok usia lainnya, dapat dilihat pada tabel

berikut ini. 25

Page 27: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

12

Tabel 2.1 Kebutuhan tidur manusia

Usia Tingkat Perkembangan Kebutuhan Tidur

0 – 1 bulan Bayi baru lahir 14 – 18 jam/hari

1 bulan - 18 bulan

Masa Bayi

12 – 14 jam/hari

18 bulan - 3 tahun

Masa Anak

11 – 12 jam/hari

3 tahun - 6 tahun

Masa Prasekolah

11 jam/hari

6 tahun - 12 tahun

Masa Sekolah

10 jam/hari

12 tahun - 18 tahun Masa Remaja

8,5 jam/hari

18 tahun - 40 tahun

Masa Dewasa 7 – 8 jam/hari

40 tahun - 60 tahun Masa Muda Paruh Bayi 7 jam/hari

60 tahun ke atas

Masa Dewasa Tua

6 jam/hari

Sumber: Hidayat A.A. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, 2006. 25

2.1.7. Kualitas tidur

2.1.7.1. Definisi Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan sebuah fenomena yang sangat kompleks.

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kualitas tidur, antara lain : 3, 26

Penilaian terhadap lama waktu tidur.

Kualitas tidur.

Masa laten tidur.

Gangguan tidur.

Efisiensi tidur.

Disfungsi tidur pada siang hari.

Penggunaan obat tidur.

Jadi apabila salah satu dari ketujuh hal tersebut mengalami gangguan, maka

akan mengakibatkan terjadinya penurunan terhadap kualitas tidur. Untuk penilaian

lama waktu tidur dapat dinilai dari waktu tidur yang sebenarnya dialami seseorang

pada malam hari. Pada penilaian terhadap kualitas tidur dinilai bagaimana

seseorang menilai rata-rata kualitas tidurnya. Pada masa laten tidur, akan dilakukan

penilaian. Penilaianya dimulai dari berapa menit yang diperlukan seseorang di

Page 28: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

13

tempat tidur sebelum akhirnya tertidur dan apakah orang tersebut tidak dapat tidur

selama 30 menit. Pada penilaian gangguan tidur, dinilai dengan cara apakah

seseorang terbangun dari tidurnya pada saat tengah malam atau bangun pagi yang

terlalu cepat, bangun tidur untuk pergi ke kamar mandi, kesulitan saat bernafas,

batuk atau mendengkur, merasa kedinginan, merasa kepanasan, mengalami mimpi

buruk, merasa sakit dan alasan lainnya yang mengganggu tidur. 3, 26

Penilaian terhadap efisiensi tidur dinilai ketika seseorang biasanya memulai

tidur pada malam hari dan ketika seseorang biasanya bangun di pagi hari, serta

dinilai juga ketika seseorang tertidur pulas di malam hari. Selanjutnya penilaian

terhadap disfungsi tidur pada siang hari yang dinilai dengan melihat seberapa sering

timbul masalah yang mengganggu anda terjaga sadar saat mengikuti pelajaran di

sekolah, makan, dan beraktivitas sosial, serta dinilai juga seberapa banyak masalah

yang membuat seseorang tidak antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dan

yang terakhir, pada penilaian terhadap penggunaan obat tidur hanya ditujukan pada

penilaian seberapa sering seseorang mengkonsumsi obat - obatan yang berguna

untuk membantu proses tidurnya. 3, 26

2.1.7.2. Metode Pengukuran Kualitas Tidur

Terdapat beberapa metode untuk mengukur kualitas tidur. Yang pertama

secara obyektif, terdapat dua metode, yaitu aktigrafi (ACG) dan polisomnografi

(PSG). Pengukuran kualitas tidur dengan metode aktigrafi (ACG) menggunakan

informasi pada aktivitas motorik sehingga akan memberikan hasil perkiraan dari

kualitas tidur. Dengan metode ACG, dapat diketahui bahwa keadaan tidur - bangun

bervariasi dari aktivitas motorik. Pemeriksaan ACG menggunakan beberapa

peralatan kecil yang diletakkan pada tangan. Kemudian alat tersebut akan merekam

serta menyimpan data aktivitas motorik. Pemeriksaan ACG akan memberikan hasil

yang baik bila digabungkan dengan data subyektif. 17, 27

Page 29: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

14

Adapun kelemahan dari pemeriksaan ACG, yaitu : 17, 27

Gerakan malam hari dapat disalah artikan sebagai keadaan terjaga.

Kurang peka untuk mendeteksi keadaan terjaga, beberapa subyek

dengan masalah sulit untuk memulai tidur yang berbaring dengan

tenang di tempat tidur dapat disalah artikan sebagai keadaan tidur.

Pemeriksaan ACG hanya dapat memberikan perkiraan kualitas tidur.

Sehingga, pemeriksaan ACG tidak diindikasikan untuk diagnosis pada setiap

masalah tidur. 27

Pemeriksaan dengan metode PSG didasarkan pada rekaman EEG. Setelah

dilakukannya pemeriksaan, akan muncul hasil pemeriksaan yang memberikan

informasi lengkap tentang perubahan keadaan tidur - bangun. Maka dari itu PSG

dianggap sebagai standar baku emas untuk penelitian tentang tidur. Walaupun

dianggap sebagai standar baku emas, pada pemeriksaan PSG ini memiliki beberapa

kekurangannya, seperti peralatan tidak praktis, scoring PSG tergantung pada

penilaian subyektif dari rekaman EEG, dan PSG pada umumnya dilakukan di

laboratorium tidur, yang dapat mempengaruhi kualitas tidur. 17

Yang kedua, untuk menilai kualitas tidur, dapat menggunakan metode

subyektif dengan menggunakan kuesioner atau interview. Banyak peneliti yang

menggunakan metode ini karena kuesioner mudah dibuat dan telah dianalisis. Salah

satu kuesioner yang telah divalidasi dan dinilai realibitasnya adalah the Children’s

Sleep Disturbance scale (SDSC). Dengan metode ini, peneliti meminta orang tua

responden untuk mengisi kuesioner dengan mengingat pola tidur anak mereka.

Melalui metode SDSC dapat mendeteksi gangguan tidur dan jenis gangguan tidur

yang dialami oleh anak usia 6-15 tahun. Metode ini sering digunakan karena

memiliki prinsip analisis komponen yang kuat, normalitas yang distandarisasi, dan

usia yang dipakai sesuai dengan subyek yang akan diteliti. Serta pada saat

pemberian kuesioner kepada orang tua, kuesioner ini telah di terjemahkan kedalam

bahasa Indonesia agar mudah dipahami. 28

Page 30: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

15

2.1.8. Klasifikasi Gangguan Tidur

A. Dissomnia

Merupakan suatu keadaan seseorang ,mengalami gangguan proses saat hendak

tidur (jatuh tidur), gangguan selama proses tidur terjadi dan bangun yang terlalu

dini atau gabungan dari salah satu yang telah disebutkan.11, 29

a. Gangguan Tidur Spesifik

Narkolepsi

Biasanya ditandai dengan individu tertidur secara mendadak dengan

waktu yang relatif singkat, sekitar 10 hingga 20 menit. Ketika telah

selesai, penderita akan merasa segar namun akan terulang kembali

dengan kisaran 2 – 3 jam kemudian. Pada penderita narkolepsi, akan

didapati gambaran penurunan fase REM sebesar 30 – 70%. Fase

yang akan dimulai terlebih dahulu pada penderita narkolepsi yaitu

fase REM. 11, 29

Macam – macam narkolepsi : 11, 29

- Narkolepsi kataplesia adalah tonus otot hilang sementara

baik sebagian atau keseluruhan otot tubuh.

- Hypnagogic adalah halusinasi auditorik / visual

- Sleep paralysis adalah Otot volunteer mengalami paralis saat

memasuki tidur

Mioklonus Nokturnal

Ini merupakan suatu gangguan pergerakan anggota gerak badan

yang terjadi secara periodik dan berulang selama tidur. Anggota

yang paling sering terkena yaitu pada bagian ekstremitas bawah.

Gambaran yang tampak yaitu ekstensi pada ibu jari dan fleksi

sebagian pada area sendi lutut dan tumit. Gerakan yang terjadi

sangatlah singkat, kisaran 0,5 – 5 detik, namun bisa berulang dalam

kurun waktu 20 – 60 detik atau bisa juga terjadi terus menerus dalam

beberapa menit ataupun jam. Biasanya sering terjadi saat individu

memasuki fase NREM. 11, 29

Page 31: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

16

Ekboms Syndrome

Merupakan suatu sindrom yang berhubungan dengan ekstremitas

bawah. Awalnya akan ditandai dengan adanya sensasi pada

ekstremitas bawah yang menjadi kaku dan terjadi sebelum individu

memasuki tidur. Ekboms syndrome ini sangat erat hubungnya

dengan mioklonus nocturnal. Saat ekboms syndrome terjadi, akan

tampak pergerakan kaki yang secara periodik yang diiringi dengan

sensasi nyeri akibat dari kejang otot pada M. tibialis dextra dan

sinistra. Oleh karena hal tersebut, penderita akan selalu mendorong

– dorong kakinya. 11, 29

Sleep Apnea

Sleep apnea merupakan suatu gangguan yang berhubungan dengan

sistem pernapasan dan terjadi pada saat individu tertidur. Gangguan

pernapasan ini terjadi selama 10 detik atau bahkan bisa melebihi dari

10 detik. Apabila individu tersebut mengalami lebih dari lima kali

episode dari sleep apnea dalam satu jam selama satu malam, bisa

dikatakan bahwa pada individu tersebut terjadi sleep apnea yang

patologis. 11, 12, 29, 30

b. Gangguan Irama Sirkadian

Merupakan gangguan yang menyebabkan pasien tidak dapat tidur

serta bangun pada waktu yang dikehendaki oleh pasien tersebut, walaupun

jumlah waktu tidurnya tetap. Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan

irama sirkadian, diantaranya yaitu suhu tubuh, fungsi ginjal, plasma darah,

urin, serta psikologis dari pasien. 13

Kegunaan dari irama sirkadian ini adalah untuk mengatur siklus dari

bangun serta tidur dari individu. Tidur berlangsung selama sepertiga hari (8

jam), sedangkan sisanya digunakan untuk beraktivitas (16 jam). Irama

sirkadian dapat terganggu bila terjadi pergeseran irama sirkadian antara

lama waktu tidur regular dengan waktu tidur irregular. 13

Page 32: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

17

B. Parasomnia

Merupakan suatu gangguan yang melibatkan aktivitas fisik yang tidak

diharapkan dan terjadi di saat malam hari ketika tidur atau pada waktu di antara

bangun dan tidur. Kejadian ini paling sering ditemukan pada anak – anak (5% -

15%) serta ketika dewasa akan berkurang angka kejadiannya (3%). 11, 29

Terdapat 2 hal yang mampu menyebabkan terjadinya parasomnia, diantaranya

yaitu apabila individu tersebut mengalami sleep deprivation (Kurang tidur) serta

stress psikososial. Biasanya parasomnia terjadi pada saat stadium transmisi antara

bangun dan tidur (tahap 3 dan 4). Pada penderita parasomnia, dapat dilihat

terjadinya penurunan kesadaran serta amnesia akan gejala yang terjadi saat

parasomnia. 11, 29

Sleep Terror

Pada pasien ini dapat dilihat ciri – cirinya seperti saat tertidur, pasien

berteriak secara mendadak, disertai suara tangisan dan akan tampak

ekspresi ketakukan diiringi dengan pergerakan. Hal ini terjadi disaat

memasuki sepertiga malam saat tidur sewaktu penderita memasuki

fase NREM tahap 3 dan 4. Biasanya pasien tetap terjaga, namun

dalam keadaan disorientasi atau bisa juga diikuti dengan sleep

walking. Pada pemeriksaan fisik data dilihat penderita ini akan

mengalami perubahan sistem otonomnya, seperti takikardi, sesak

napas, pupil dilatasi, serta keringat dingin. 11, 12, 30

Sleep Walking

Sleep Walking adalah suatu gangguan yang terjadi saat pasien masih

dalam keadaan tertidur. Pasien tersebut berjalan, tetapi tidak

dikehendaki oleh alam sadar pasien sendiri. Pada penderita sleep

wakling, dapat dilihat beberapa hal yang dilakukannya, seperti

pasien terbangun dari tempat tidur, lalu berjalan dan kadang –

kadang bisa membuka pintu dan menutupnya kembali serta bisa jadi

saat melakukan tindakan tersebut, pasien kembali memasuki fase

tidur yang normal. Pada pasien sleep walking, terjadi gangguan pada

fase NREM tahap 3 dan 4. Hal ini dapat berlangsung pada sepertiga

Page 33: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

18

malam hari selama tidur. Sewaktu sleep walking terjadi, pasien tidak

akan memberikan respon saat seseorang berusaha berkomunikasi

dan susah untuk dibangunkan. 11, 23

Mimpi Buruk

Mimpi buruk ini terjadi saat pasien memasuki fase REM dan muncul

pada sepertiga malam hari di akhir tidur. Pada penderita mimpi

buruk, pasien mampu mengingat serta menceritakan tentang mimpi

yang dialaminya kepada orang terdekatnya. Biasanya penderita

mimpi buruk akan tampak pasien menggumam atau bisa jadi tidak

menggumam dan disertai adanya pergerakan tubuh di saat masih

tertidur. Saat pasien terbangun dari tidurnya, dia akan cepat terjaga

serta untuk pasien sadar sepenuhnya dan keadaan orientasinya baik.

11, 23

Page 34: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

19

2.1.9. Kerangka Teori & Kerangka Konsep

2.1.9.1. Kerangka Teori

Bagan 2.1. Kerangka Teori

2.1.9.2. Kerangka Konsep

Bagan 2.2. Kerangka Konsep

Page 35: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

20

2.1.10. Definisi Operasional

Tabel 2.2. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran

1 Usia Anak Anak berusia 9 – 12 tahun yang

memenuhi persyaratan dari kuesioner

Kuesioner 9 Tahun

10 Tahun

11 Tahun

12 Tahun

Kategori

Ordinal

2 Jenis Kelamin Jenis kelamin responden dalam

penelitian

Kuesioner Laki – Laki

Perempuan

Kategori

Nominal

3

Gangguan Pola Tidur kumpulan gejala yang sering

diketahui dengan adanya gangguan

dalam bentuk kuantitas, kualitas dan

durasi waktu tidur pada seseorang

Kuesioner sleep

disturbance scale for

children (SDSC)

1. Mengalami gangguan pola

tidur jika skor nilai > persentil

50

2. Tidak mengalami gangguan

pola tidur jika skor nilai ≤

persentil 50

Kategori

Ordinal

4 Gangguan memulai &

mempertahankan tidur

Gangguan pada saat memulai dan

mempertahankan posisi untuk tidur

Kuesioner sleep

disturbance scale for

children (SDSC)

1. Mengalami gangguan jika skor

nilai instrumen pertanyaan no

1,2,3,4,5,10,11 > persentil 60

2. Tidak Mengalami gangguan

jika skor nilai instrumen

Kategori

Ordinal

Page 36: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

21 Tabel 2.2. Definisi Operasional (Lanjutan)

pertanyaan no 1,2,3,4,5,10,11

≤ persentil 60

5 Gangguan pernafasan

saat tidur

Gangguan pernafasaan saat tidur

sedang berlangsung

Kuesioner sleep

disturbance scale for

children (SDSC)

1. Mengalami gangguan jika skor

nilai instrumen pertanyaan no

13,14,15 > persentil 60

2. Tidak Mengalami gangguan

jika skor nilai instrumen

pertanyaan no 13,14, 15 ≤

persentil 60

Kategori

Ordinal

6 Gangguan kesadaran Gangguan kesadaran saat tidur sedang

berlangsung

Kuesioner sleep

disturbance scale for

children (SDSC)

1. Mengalami gangguan jika skor

nilai instrumen pertanyaan no

17, 20, 21 > persentil 60

2. Tidak Mengalami gangguan

jika skor nilai instrumen

pertanyaan no 17, 20, 21 ≤

persentil 60

Kategori

Ordinal

7 Gangguan transisi

tidur - bangun

Gangguan pada proses perpindahan

posisi dari tertidur menuju bangun /

sadar

Kuesioner sleep

disturbance scale for

children (SDSC)

1. Mengalami gangguan jika skor

nilai instrumen pertanyaan no

6,7,8,12,18,19 > persentil 60

2. Tidak Mengalami gangguan

jika skor nilai instrumen

Kategori

Ordinal

Page 37: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

22 Tabel 2.2. Definisi Operasional (Lanjutan)

pertanyaan no 6,7,8,12,18,19 ≤

persentil 60

8 Gangguan somnolen

berlebihan

Gangguan pada tingkat kesadaran

sesaat hendak bangun dari tidur

Kuesioner sleep

disturbance scale for

children (SDSC)

1. Mengalami gangguan jika skor

nilai instrumen pertanyaan no

22,23,24,25,26 > persentil 60

2. Tidak Mengalami gangguan

jika skor nilai instrumen

pertanyaan no 22,23,24,25,26

≤ persentil 60

Kategori

Ordinal

9 Hiperhidrosis saat

tidur

Gangguan sistem ekskresi yang

berlebihan pada kulit sehingga

menjadi keringat berlebih

Kuesioner sleep

disturbance scale for

children (SDSC)

1. Mengalami gangguan jika skor

nilai instrumen pertanyaan no

9,16 > persentil 60

2. Tidak Mengalami gangguan

jika skor nilai instrumen

pertanyaan no 9,16 ≤ persentil

60

Kategori

Ordinal

Page 38: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode cross sectional (potong lintang) bersifat

deskriptif. Hal ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kasus kejadian gangguan tidur

pada anak sekolah dasar berusia 9 hingga 12 tahun. 31

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pisangan 3, dengan

menggunakan data primer (kuesioner). Waktu penelitian ini berlangsung dari Maret

hingga Mei 2015.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi dan Sampel yang diteliti

Populasi target adalah anak yang berusia 9 – 12 tahun yang

berpendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pisangan 3. Populasi terjangkau adalah

anak yang berusia 9 – 12 tahun di Sekolah Dasar Negeri Pisangan 3 yang

bersedia menjadi responden dalam penelitian. Sampel penelitian adalah

responden yang menduduki bangku sekolah dasar yang berada di kelas 3, 4, 5,

dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Pisangan 3 Tahun Pelajaran 2014/2015.

3.3.2. Jumlah Sampel

Untuk jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, ditentukan

dengan cara Simple Random Sampling. Jumlah sampel dihitung dengan

menggunakan rumus deskriptif – kategorik tidak berpasangan. Penentuan

perhitungan besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus : 31

𝑁 = 𝑍α2 x P x Q

d2

Berdasarkan perhitungan rumus di atas, maka besar sampel yang

diambil dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut :

Diketahui :

Page 39: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

24

Deviat baku alfa sebesar 10%, sehingga Zα = 1,64

Proporsi kategori variable yang diteliti P = 0,556 32

Q = 1-P, Maka didapatkan Q = 0,444

Nilai d (presisi) ditetapkan sebesar 10% = 0,1

Dengan memasukkan nilai – nilai di atas pada rumus, diperoleh :

= (1,642 x 0,556 x 0,444)

0,12

= 66

Maka, dari hasil hitung menggunakan rumus, sampel yang diteliti

berjumlah 66 anak dan ditambah 10%, maka jumlah pasien yang diteliti sebesar

73 anak di Sekolah Dasar Pisangan 3 , Tanggerang Selatan.

3.3.3. Kriteria Sampel

3.3.3.1. Kriteria Inklusi

Anak yang berusia 9 – 12 tahun yang berada di kawasan Sekolah

Dasar Negeri Pisangan 3.

Bersedia menjadi responden dengan persetujuan orang tua.

3.3.3.2. Kriteria Eksklusi

Tidak mengisi semua kuosioner dengan lengkap

Tidak melanjutkan penelitian (drop out).

3.3.4. Cara Pengambilan Sampel Data

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sistem

random sampling. Siswa dipilih sesuai dengan proporsional sampling yaitu

banyaknya sampel yang diambil pada tiap kelas berdasarkan jumlah siswa yang

berada pada kelas tersebut. Perhitungan banyaknya sampel di dalam 1 kelas

dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

Jumlah siswa di kelas X Jumlah sampel

Jumlah siswa kelas 3,4,5,6

Page 40: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

25

Tabel 3.1. Distribusi Sampel Penelitian

Kelas Jumlah siswa di kelas Sampel dalam 1 kelas

3A 39 39/276 x 80 = 11

3B 39 39/276 x 80 = 11

4A 42 42/276 x 80 = 12

4B 42 42/276 x 80 = 12

5A 30 30/276 x 80 = 9

5B 30 30/276 x 80 = 9

6A 27 27/276 x 80 = 8

6B 27 27/276 x 80 = 8

Setelah banyaknya jumlah sampel yang di dapat di kelas, maka tahap

selanjutnya adalah pemilihan sampel di dalam kelas berdasarkan nomer urut

absen siswa. Pemilihan sampel selanjutnya dilakukan dengan melakukan

undian pada sampel sebanyak jumlah sampel yang dibutuhkan di dalam kelas.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah menggunakan kuesioner sleep

disturbance scale for children (SDSC). Kuesioner ini telah dilakukan uji validasi dan

reabilitas ulang untuk mengukur gangguan tidur pada siswa Sekolah Dasar di daerah

Tanggerang Selatan. Berikut hasil dari uji validitas dan reabilitas kuesioner penelitian

ini. 28

Tabel 3.2. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Variabel Item Pertanyaan R Tabel Alpha Cronbach

Pola gangguan tidur 26 Pertanyaan 0.396 0.785

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pertanyaan tentang pola

ganguan tidur adalah valid dan reliable. Oleh karena itu, kuesioner SDSC dapat

digunakan untuk mengukur gangguan pola tidur pada siswa Sekolah Dasar di subjek

penelitian dan dapat digunakan berulang kali pada subjek yang berbeda.

Page 41: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

26

3.5 Cara Kerja Penelitian

Pengambilan data primer berdasarkan kuesioner. Sampling dilakukan dengan

cara mengambil data kuesioner yang disebarkan ke kelas 3, 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar

Negeri Pisangan 3 Tahun Ajaran 2014/2015 sesuai dengan jumlah sampel yang telah

ditentukan. Pemilihan responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

3.5.1 Anggaran Penelitian

Tabel 3.3. Anggaran Penelitian

No. Keterangan Total Biaya (Rp)

1. Biaya Souvenir 250.000

2. Biaya Pengambilan Data Kuesioner 250.000

3. Biaya Tak Terduga 500.000

Total Biaya 1.000.000

Page 42: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

27

3.5.2 Alur Penelitian

Bagan 3.1. Alur Penelitian

Page 43: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

28

3.5.3 Etik Penelitian

Mengajukan usulan penelitian kepada komisi etik dengan kelengkapan berkas,

terdiri atas :

Surat usulan dari institusi.

Protokol Penelitian.

Daftar tim penelitian.

Informed consent.

Kuesioner.

Memberikan informed consent kepada subjek penelitian dan institusi terkait.

3.6 Analisis Data

Data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan langsung melalui

penyebaran kuesioner dari sampel yang memenuhi kriteria inklusi di Sekolah Dasar

Negeri Pisangan 3, Tangerang Selatan. Pengolahan data penelitian ini menggunakan

software statistic, yaitu semua data yang telah terkumpul akan dicatat serta dilakukan

editing dan coding untuk kemudian dimasukkan ke dalam program Statistical Package

for Social Sciences (SPSS) dengan tahapan sebagai berikut :

a. Pengkodean (coding)

b. Pengolahan data (editing)

c. Pemasukan data (entry)

d. Pembersihan data (cleaning)

Kemudian data diolah lebih lanjut dan kemudian data akan disajikan dalam

bentuk teks, grafik, dan tabel.

Page 44: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Untuk proses penyebaran kuesioner, dilakukan sebanyak 3 kali

penyebaran kuesioner. Hal ini disebabkan pada sampel penelitian hanya

beberapa siswa yang mengembalikan kuesioner tepat pada waktunya. Oleh

karena itu, peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada siswa yang

belum mendapatkan kuesioner hingga memenuhi dari jumlah target

sampel penelitian.

4.1.1. Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik diri responden dalam penelitian ini terdiri dari umur,

jenis kelamin, dan kelas responden. Berikut gambaran karakteristik umur

responden siswa. Diketahui bahwa rata-rata umur responden adalah 10,14

tahun dengan standar deviasi sebesar 1,066 tahun (10,14 ± 1,066) dan

umur responden tertinggi adalah 12 tahun dan paling rendah 9 tahun.

Selanjutnya jenis kelamin responden dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Distribusi Responden

Jenis Kelamin N Persentase (%)

Laki-Laki 34 40,5

Perempuan 50 59,5

Berdasarkan tabel 4.1, responden penelitian berjenis kelamin laki-

laki sebesar 40,5% dan perempuan sebesar 59,5%. Responden penelitian

ini didominasi oleh perempuan. Selain distribusi frekuensi berdasarkan

jenis kelamin, responden penelitian juga dibagi berdasarkan kelompok

kelas. Berikut tabel 4.2. tentang distribusi frekuensi kelas responden.

Page 45: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

30

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kelas Responden

Kelas N Persentase (%)

3 SD 20 23,8

4 SD 28 33,3

5 SD 20 23,8

6 SD 16 19,1

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa responden terbanyak dari

kelas 4 SD sebesar 33,3% dan responden terkecil berasal dari kelas 6 SD

dengan persentase sebesar 19,1%.

4.1.2. Gambaran Pola Tidur

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Gangguan Pola Tidur Pada Responden

Gangguan Pola Tidur N Persentase (%)

Ada Gangguan Pola Tidur 32 38,1

Tidak Ada Gangguan Pola Tidur 52 61,9

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa sebanyak 32 responden

(38,1%) memiliki gangguan pola tidur sedangkan 52 responden (61,9%)

tidak memiliki gangguan pola tidur. Untuk rincian dari 32 responden yang

memiliki gangguan pola tidur, dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Rincian Gangguan Pola Tidur Pada Responden

Gangguan Pola Tidur N Persentase (%)

Gangguan Memulai dan Mempertahankan Tidur 12 37,5

Gangguan Kesadaran 7 21,9

Gangguan Pernafasan Saat Tidur 11 34,4

Gangguan Transisi Tidur – Bangun 10 31,2

Gangguan Somnolen Berlebihan Saat Tidur 10 31,2

Gangguan Hiperhidrolisis Saat Tidur 12 37,5

Berdasarkan tabel 4.4, didapatkan bahwa responden terbanyak

adalah gangguan untuk memulai dan mempertahankan tidur, serta

Page 46: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

31

gangguan hiperhidrolisis saat tidur sebesar 37,5%. Selanjutnya tabel di

bawah ini akan menggambarkan gangguan tidur berdasarkan jenis

kelamin.

Tabel 4.5. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Gangguan Pola Tidur Total

Ada Tidak Ada

N % N % N %

Laki-Laki 11 13,1 23 27,4 34 40,5

Perempuan 21 25 29 34,5 50 59,5

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa siswa yang berjenis

kelamin laki-laki memiliki gangguan tidur lebih sedikit (13,1%)

dibanding kelompok perempuan yang memiliki gangguan pola tidur

(25%). Selanjutnya tabel 4.6. akan menggambarkan gangguan tidur

berdasarkan kelas.

Tabel 4.6. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Kelas

Kelas

Gangguan Pola Tidur Total

Ada Tidak Ada

N % N % N %

3 SD 3 3,6 17 20,2 20 23,8

4 SD 15 17,9 13 15,5 28 33,3

5 SD 6 7,1 14 16,7 20 23,8

6 SD 8 9,5 8 9,5 16 19

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa ada perbedaan yang

signifikan jumlah kelompok yang mengalami gangguan tidur

berdasarkan kelas. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa yang

mengalami gangguan tidur yang berbeda signifikan. Siswa kelas 4 SD

memiliki gangguan tidur lebih banyak (17,9%) dibanding dengan siswa

kelas 3, 5 dan 6. Selanjutnya gangguan tidur berdasarkan umur akan

dijelaskan pada tabel 4.7.

Page 47: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

32

Tabel 4.7. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Usia Siswa

Umur

Gangguan Pola Tidur Total

Ada Tidak Ada

N % N % N %

9 Tahun 9 10,7 21 25,0 30 35,7

10 Tahun 10 11,9 14 16,7 24 28,6

11 Tahun 7 8,3 11 13,1 18 21,4

12 Tahun 6 7,1 6 7,1 12 14,3

Berdasarkan tabel 4.7, kelompok usia 10 tahun adalah kelompok

yang memiliki paling besar mengalami gangguan tidur dengan

persentase sebesar 11,9%. Selanjutnya untuk rincian gangguan tidur

berdasarkan jenis kelamin dan kelas pada sampel dapat dilihat pada

tabel 4.8.

Tabel 4.8. Rincian Gangguan Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin

dan Kelas

Jenis

Kelamin

Gangguan Pola Tidur Total

Ada Tidak Ada

N % N % N %

Laki – Laki

3 SD 2 18,2 6 26,1 8 23,5

4 SD 4 36,3 5 21,7 9 26,5

5 SD 3 27,3 6 26,1 9 26,5

6 SD 2 18,2 6 26,1 8 23,5

Perempuan

3 SD 1 4,8 11 37,9 12 24

4 SD 11 52,3 8 27,6 19 38

5 SD 3 14,3 8 27,6 22 22

6 SD 6 28,6 2 6,9 8 16

Page 48: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

33

Berdasarkan tabel 4.8, Untuk rincian gangguan pola tidur

berdasarkan jenis kelamin dan kelas, pada laki – laki paling banyak

dimiliki oleh anak kelas 4 SD yaitu 4 anak (36,3%) dan untuk jenis

kelamin perempuan paling banyak dimiliki oleh anak kelas 4 SD yaitu

11 anak (52,3%). Selanjutnya untuk rincian gangguan tidur berdasarkan

jenis kelamin dan usia pada sampel dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Rincian Gangguan Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin

dan Usia

Jenis

Kelamin

Gangguan Pola Tidur Total

Ada Tidak Ada

N % N % N %

Laki – Laki

9 Tahun 4 36,4 9 39,1 13 38,2

10 Tahun 2 18,2 2 8,7 4 11,8

11 Tahun 4 36,4 8 34,8 12 35,3

12 Tahun 1 9 4 17,4 5 14,7

Perempuan

9 Tahun 5 23,8 12 41,4 17 34

10 Tahun 8 38,1 12 41,4 20 40

11 Tahun 3 10,3 3 10,3 6 22

12 Tahun 5 23,8 2 6,9 7 14

Berdasarkan tabel 4.9, Untuk rincian gangguan pola tidur

berdasarkan jenis kelamin dan usia, pada laki – laki paling banyak

dimiliki oleh anak usia 9 dan 11 tahun, yaitu 4 anak (36,4%) dan untuk

jenis kelamin perempuan paling banyak dimiliki oleh anak usia 10

tahun, yaitu 8 anak (38,1%).

Page 49: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

34

4.2 Pembahasan

Gangguan pola tidur merupakan suatu keadaan saat individu

memiliki risiko terjadinya perubahan jumlah serta kualitas pola istirahat.

Dampak yang akan diberikan adalah ketidaknyamanan serta akan

mengganggu gaya hidup individu tersebut. Terdapat sebuah komponen

penting dari tidur, yaitu ascending reticular activating system (ARAS)

yang berfungsi sebagai pengatur dari fisiologi tidur. Bila terjadi gangguan

pada ARAS, akan menyebabkan meningkatnya keadaan terjaga serta

mengurangi kemungkinan untuk tertidur. Pada anak – anak, interaksi

sosial, masalah interaksi antara anak dengan orang tua dan karakteristik

temperamen memegang peranan penting untuk kualitas tidur. 1, 14

Gangguan tidur merupakan kumpulan gejala yang sering diketahui

dengan adanya gangguan dalam bentuk kuantitas, kualitas, dan durasi

waktu tidur pada seseorang. Gangguan – gangguan tersebut adalah

gangguan memulai tidur, gangguan mempertahankan tidur, gangguan

pernafasan, dan gangguan kesadaran. 5, 11, 29

Pada penelitian ini, dari 84 anak yang dijadikan sampel, didapatkan

32 anak (38,1%) yang mengalami gangguan pola tidur dan 52 anak

(61,9%) yang tidak memiliki gangguan pola tidur. Dari 32 anak yang

memiliki gangguan pola tidur, 12 anak (37,5%) mengalami gangguan

untuk memulai serta mempertahankan tidur. Terdapat 7 anak (21,9%)

mengalami gangguan kesadaran. Terdapat 11 anak (34,4%) mengalami

gangguan pernafasan saat tidur.

Gambar 4.1. Distribusi Gangguan Pola Tidur Pada Responden

Page 50: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

35

Gambar 4.2. Rincian Gangguan Tidur

Penelitian MCF Tanjung mendapatkan beberapa hal yang mampu

mempengaruhi kualitas tidur pada anak, seperti suara bising dan keadaan

rumah tangga yang padat, penggunaan obat – obatan, atau alkohol.

Penyakit kronis seperti asma, alergi, dan dermatitis atopi juga dapat

mengganggu tidur. Berbagai kebiasaan serta perilaku juga dihubungkan

dengan gangguan tidur seperti sering menonton televisi atau menonton di

saat akan tidur. Pada anak – anak, interaksi sosial, serta karakteristik

temperamen individu memegang peranan penting dalam kualitas tidur.

Kualitas tidur anak juga dipengaruhi oleh masalah interaksi anak dengan

orang tua. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Benoit, didapati

sebanyak 57% dari anak dengan masalah tidur, memiliki hubungan yang

tidak baik dengan ibunya.6

Jenis kelamin juga mempengaruhi macam – macam gangguan tidur

yang dapat dialami oleh individunya masing – masing. Perempuan lebih

sering terkena gangguan tidur dibandingkan dengan laki – laki.

Berdasarkan hasil penelitian Meir H. Kryger, perempuan mengalami

kondisi stress yang diakibatkan oleh perubahan fisik dan hormonal

sepanjang siklus dari kehidupannya, misalnya fase menstruasi. Apabila

perempuan dalam keadaan stress yang berlebihan, tubuhnya akan

memproduksi hormon kortisol secara berlebihan yang nantinya akan

menyebabkan perempuan susah tidur dan terus terjaga. Selain dari

penelitian Meir H. Kryger, terdapat seorang ahli medis yang fokus

Page 51: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

36

menangani masalah tidur, yaitu Terry Cralle. Kualitas tidur seseorang

mempengaruhi bagaimana kebiasaaan mereka makan dan sebaliknya,

pengaruh dari jenis makanan tertentu terhadap tidur. Terdapat studi di

Australia yang menegaskan, bahwa konsumsi makanan yang pedas

mampu mempengaruhi kualitas tidur. Hal ini menyebabkan durasi tidur

serta kualitas tidur yang buruk pada 34% responden. Sementara penelitian

di University of Chicago, menemukan bahwa individu yang tidur malam

hanya 4 jam, lebih mungkin memilih makanan yang mengandung

karbohidrat tinggi, dan manis dibandingkan makanan sehat. Makanan

dengan karbohidrat tinggi tentu memiliki nilai kalori yang tinggi. Kalori

merupakan suatu bahan bakar yang diperlukan tubuh, sehingga tidak bisa

membuat individu cepat tidur dan pasti akan terjaga sejenak. Hal ini

karena makanan yang mengenyangkan akan memberi stimulus untuk

melakukan suatu pekerjaan, bukannya tidur. Tentunya hal ini akan

menyebabkan kualitas tidur menjadi tidak baik. Dan yang sering

mengalami hal tersebut adalah perempuan. Dari 32 sampel penelitian yang

mengalami gangguan pola tidur, terdapat 21 sampel perempuan (65,6%)

yang mengalami gangguan pola tidur, sedangkan pada sampel laki – laki

hanya 11 (34,4%) orang yang mengalami gangguan tidur. 33, 34

Gambar 4.3. Gambaran Gangguan Pola Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada anak, gangguan tidur malam hari yang biasanya terjadi adalah

seperti gelisah, sering terbangun, rewel, dan mengigau. Biasanya

gangguan tersebut akan berkungang gejalanya ketika anak beranjak

menuju usia 7 tahun, namun tidak semua gejala tersebut akan menghilang

Page 52: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

37

pada anak tersebut. Gangguan tidur yang tersering pada anak usia 9 hingga

12 tahun adalah insomnia. Gejala yang sering terlihat pada anak adalah

anak akan sukar memejamkan matanya. Lalu sebelum hendak tidur, anak

akan bolak – balik di tempat tidur untuk mencari posisi tidur yang

nyaman. Kemudian, saat tengah malam, anak terbangun dan beberapa saat

kemudian tertidur kembali, biasanya disertai mengigau, menangis, atau

berteriak. Pada sampel penelitian, terdapat 32 anak yang memiliki

gangguan pola tidur berdasarkan umur dari sampel. Sampel yang

terbanyak itu terdapat pada anak usia 10 tahun, yaitu sebanyak 10 anak

(11,9%), sedangkan yang terkecil adalah anak berusia 12 tahun, sebanyak

6 anak (7,1%). 5, 11, 29

Gambar 4.4. Gangguan Pola Tidur Berdasarkan Usia

Penelitian ini berupa deskriptif observatif, peneliti melakukan

pengambilan data sampel dengan cara melakukan penyebaran kuesioner

dan wawancara. Namun dalam penelitian ini terdapat beberapa

kekurangan, seperti :

Waktu pengambilan data yang terbatas.

Banyak sampel penelitian yang menghilangkan berkas

kuesioner.

Banyak sampel penelitian yang mengembalikan kuesioner

tidak tepat pada waktunya.

Pengisian data kuesioner tidak dilakukan di tempat,

sehingga hasil bisa menjadi bias.

Page 53: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

38

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Subjek penelitian yang mengalami gangguan pola tidur sebesar 38,1%, dengan jenis

gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur, serta

gangguan hiperhidrolisis saat tidur sebesar 37,5%.

Subjek penelitian yang mengalami gangguan pola tidur berdasarkan kelompok jenis

kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar 65,6%, yang didominasi oleh anak

perempuan pada kelas 4 SD sebanyak 11 anak.

Subjek penelitian yang mengalami gangguan pola tidur berdasarkan kelompok usia

terbanyak adalah kelompok usia 10 tahun sebesar 11,9%, dengan jumlah anak laki – laki

sebanyak 2 orang dan anak perempuan sebanyak 8 orang.

Subjek penelitian yang memiliki gangguan pola tidur berdasarkan kelompok kelas

terbanyak adalah kelas 4 SD sebesar 17,9%, yang didominasi oleh anak perempuan

sebanyak 11 anak.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang diberikan sebagai berikut:

a. Bagi Masyarakat

Kepada orang tua yang memiliki anak dengan gangguan tidur, dihimbau untuk mengontrol

pola tidur anaknya, dikarenakan pola tidur yang tidak baik bagi anak, akan berpengaruh

terhadap proses tumbuh kembang anak. Orang tua juga disarankan untuk memperhatikan

tentang keadaan fisik anak sesaat setelah mereka selesai bersekolah, agar dapat mencegah

proses terganggunya pola tidur anak. Diharapkan agar orang tua selalu mengawasi jenis

makanan anaknya sebelum akan memulai tidur dikarenakan mampu mempengaruhi

kualitas tidur serta apabila anak merasa stress akan pelajaran yang diterimanya disekolah,

maka ajak anak untuk bersantai hingga stress tersebut hilang dan tidak menjadi gangguan

pada pola tidur anak.

Page 54: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

39

b. Bagi Pemerintah

Indonesia merupakan negara yang memiliki basis kurikulum terbanyak untuk masalah

pendidikan, dikarenakan hal tersebut mampu mempengaruhi keadaan emosional anak.

Disarankan untuk pemerintahan agar kurikulum pendidikan anak jangan dibuat melebihi

batas kemampuan dari anak – anak agar tidak menyebabkan anak menjadi stress dan

mengganggu pola tidur anak.

c. Bagi Peneliti

Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan untuk mendapatkan sampel yang lebih

bervariatif dan menghindari homogenitas data. Alangkah baiknya dilakukan pengambilan

sampel dengan jumlah yang lebih besar pada lokasi yang berbeda serta mengembangkan

kriteria inklusi dari sampelnya. Dan diharapkan pada penelitian ini bisa menjadi informasi

tambahan yang berguna bagi penelitian berikutnya untuk dikembangkan lagi.

Page 55: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

40

DAFTAR PUSTAKA

1. Briones B, Adams N, Starauss M, Rosenberg C. Sleepiness and health : Relationship

between sleepiness and general health status, sleep. 1996; 19:583-8.

2. Wongvipat N. Bangun dari Tidur yang Menyehatkan [Internet]. [Jakarta]: Yayasan

Spiritia; 2006 [Diperbaharui 30 Desember 2006; disitasi pada 16 September 2015]

tersedia di: http://www.spiritia.or.id/cst/bacacst.php?artno=1083&menu=masmenu

3. Wavy W. The Relationship between Time Management, Perceived Stress, Sleep

Quality and Academic Performance among University Students. Hongkong Baptist

University: Hongkong; 2008 [Disitasi pada 16 September 2015]. Tersedia di :

http://libproject.hkbu.edu.hk/trsimage/hp/06636306.pdf 4. Spiegel K, Leproult R, Van Cauter E. Impact of sleep debt on metabolic and endocrine

function. Lancet 1999; 354:1435-9. 5. Bruni O, Fabrizi P, Ottaviano S, Cortesi F. Prevalence of Sleep Disorders in Childhood

and Adolescence. Department of Developmental Neurology and Psychiatry, University

of Rome. 1997; 17:492-8. 6. Tanjung MFC, Sekartini R. Masalah Tidur Pada Anak. Sari Pediatri : Jakarta; 2004

[Disitasi 16 September 2015]. Tersedia di : http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/6-3-8.pdf 7. Chervin RD, Archbold KH, Panahi P, Pituch KJ. Sleep problems seldom addressed at

two general pediatric clinics, Pediatrics. 2001; 107:1375-80. 8. Hysing M, Pallesen S, Stormark KM. Sleep and use of electronic devices in

adolescence: results from a large population-based study. BMJ Open 2015;5: e006748. 9. Sleep. (n.d.) Dorland's Medical Dictionary for Health Consumers [Internet]. Saunders:

American Illustrated Medical Dictionary; 21 Maret 2007 [Disitasi 16 September 2015]

; Tersedia di : http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/sleep

10. Prayitno, A. Jurnal Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan

penatalaksanaannya. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas

Trisakti, 2002; 21:23-30.

11. Robert A. W. Human sleep and its disorders. University of Pennsylvania. 2013; 36: 87-

107.

12. Sullivan CE. Disorder of breathing in sleep. Modern Medicine of Australia 1990;

45:241-7.

13. Japardi I. Jurnal Gangguan Tidur. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara, 2002; 1:1-11.

14. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. Belmont, CA, Brooks/Cole,

Cengage Learning, 2013. 15. Sleepdex. Stages of Sleep. [Internet]. [Austin]: Sleepdex Trademark; 2014

[Diperbaharui 27 April 2014; disitasi 16 September 2015]. Tersedia di:

http://www.sleepdex.org.

16. Moore CA, Karacan I, Wieten RL. Basic science of sleep. In: Kaplan HI, Sadock BJ,

ed. Comprehensive textbook of psychiatry, 5th ed. Baltimore; William & Wilkins,

1988. p. 86-92.

17. Keenan SA. Polysomnography technical aspect in adolescent and adult. J Clin

Neurophysiol 1992; 9:21 – 31.

18. Siegel JM. The REM sleep-memory Consolidation Hypothesis, Science. 2001;

294:1058-63.

19. Shirakawa S, Hori T. A Manual of Standardized Terminology, Techniques, and Scoring

System for Sleep Stages in Human Subjects. Los Angeles, Brain Information

Service/Brain Research Institute, UCLA,2001; 55:305-10.

Page 56: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

41

20. Van Cauter E, Leproult R, Plat L. Age-related changes in slow wave sleep and

relationship with growth hormone and cortisol levels in healthy men. Jama. 2000;

284:861-8. 21. Smolensky M, Lamberg L. The Body Clock Guide to Better Health. Henry Holt and

Company. 2000. p. 30-7.

22. Pack Al, Kline LR, Hendricks JC, Morrison AR. Control of respiratory during sleep. In

: Fishman AP, ed. Pulmonary diseases an disorders. 4th ed. Toronto: Mc Graw Hill;

2008. p. 1627-1727.

23. Suzanne M, Steven G. Normal Sleep, Sleep Physiology, and Sleep Deprivation.

[Disitasi 16 September 2015]. : http://emedicine.medline.com.

24. Markov D, Goldman M. Normal Sleep and Circardian rhythms: Neurobiologic

Mechanism Underlying Sleep and Wakefulness. [Disitasi 16 September 2015].

Tersedia di: http://jdc.jefferson.edu.

25. Alimul H, Aziz A. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan

proses. Jakarta : Salemba Medika. 2006. p. 206-19.

26. Smyth, C. The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). [Disitasi 16 September 2015].

Tersedia di: http://hartfordign.org/publications/trythis/issue06_1.pdf

27. Pollack C, Tryon W, Nagaraja H, Dzwonczyk R. How accurately does wrist actigraphy

identify the states of sleep and wakefulness? Sleep. 2001; 24:957-65.

28. Bruni O, Ottaviano S, Guidetti V, Romoli M, Innocenzi M, Cortesi F. The sleep

disturbance scale for children construction and validation of an instrumen to evaluate

sleep disturbance in childhood and adolescent. J Sleep Res. 1996; 5:251-61.

29. Benoit D, Zeanah CH, Boucher C, Minde KK. Sleep disorders in early childhood:

asscociation with in secure maternal attachement. J of the American Acad of Child &

Adolescent Psychiatry. 1992; 31:86-93.

30. Tobin M. Sleep-disordered breathing, control of breathing, respiratory muscles,

pulmonary function testing. Am J Respir Crit Care Med. 2003; 169:254-64.

31. Dahlan, S. Langkah – langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan

Kesehatan: Seri 3, Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto; 2008. p. 97-103.

32. Damayanti, S. Hubungan pola tidur dengan kelebihan berat badan pada remaja di SMA.

Jember: Universitas Jember; 2012; 1:3-4.

33. Meir H. Kryger. Principles and Practice of Sleep Medicine, 5th Edition. England:

Elsevier; 2011. p. 1254-77.

34. Terry Cralle. Power of Sleep [Internet]. [Virginia]: Media Planet; 2015 [Diperbaharui

1 Juni 2015; disitasi 16 September 2015]. Tersedia di: http://www.terrycralle.com

Page 57: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

42

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN STUDI DESKRIPTIF TENTANG GANGGUAN POLA

TIDUR PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN

Assalamu’alaikum Wr.Wb Bapak/Ibu yang terhormat. Saya, Arif Syafa’at, mahasiswa

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012 sedang

melakukan sebuah penilitian tentang prevalensi gangguan pola tidur pada anak usia 9 - 12

tahun. Kuesioner ini dapat membantu untuk mengetahui pola tidur anak dari Bapak/Ibu dengan

lebih baik. Selain itu juga dapat mengetahui ada atau tidaknya nya gangguan tidur pada anak

Bapak/Ibu. Identitas Bapak/Ibu serta anak Bapak/Ibu akan saya rahasiakan. Dengan ini saya

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk menjadi

responden dalam penelitian saya ini.

Informasi anak

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan

Informasi orang tua

IBU

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

BAPAK

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Page 58: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

43

Jawablah semua pertanyaan yang diajukan dengan mempertimbangkan kebiasaan tidur anak

Bapak/Ibu dalam 6 bulan terakhir, saat anak Bapak/Ibu dalam keadaan sehat. Perubahan kebiasaan

tidur karena anak sakit tidak termasuk.

A. Isilah pertanyaan berikut ini dengan melingkari atau memberi tanda silang pada point a

sampai e yang dianggap mewakili kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu.

1. Apakah saat musim ujian anak anda memiliki waktu tidur lebih sedikit?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

2. Jika jawaban anda “YA” pada pertanyaan no. 1, berapa jam anak anda tidur malam hari?

_________ Jam

3. Apakah saat musim liburan anak anda memiliki waktu tidur lebih banyak?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

4. Jika jawaban anda “YA” pada pertanyaan no. 3, berapa jam anak anda tidur malam hari?

____________Jam

B. Isilah pernyataan berikut ini yang paling sesuai dengan kebiasaan tidur anak anda

pada saat tidurnya.

1. Berapa jam biasanya anak anda tertidur dimalam hari?

a. 9-11 Jam

b. 8-9 Jam

c. 7-8 Jam

d. 5-7 Jam

e. ≤ 5 jam

2. Berapa lama setelah ke tempat tidur anak anda biasanya tertidur?

a. ≤ 15 detik

b. 15-30 detik

c. 30-45 detik

d. 45-60 detik

e. ≥ 60 detik

Page 59: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

44

Pilihlah Jawaban dengan cara melingkari salah satu nomor yang terdapat pada

pertanyaan di bawah ini. Untuk skornya :

1. Tidak Pernah

2. Jarang (1-2 kali perbulan atau kurang)

3. Kadang-kadang (1-2 kali perminggu)

4. Sering (3-5 kali perminggu)

5. Selalu (setiap hari)

No Pertanyaan Skala

1 Anak Bapak/Ibu susah untuk disuruh tidur di malam hari 1 2 3 4 5

2 Anak Bapak/Ibu sulit untuk tidur pada malam hari setelah

berada di atas tempat tidur

1 2 3 4 5

3 Anak Bapak/Ibu merasa takut ketika mau tidur pada

malam hari

1 2 3 4 5

4 Bagian tubuh anak Bapak/Ibu tampak tersentak/tiba-tiba

bagian tubuhnya bergerak saat tidur pada malam hari

1 2 3 4 5

5 Anak melakukan gerakan-gerakan berulang seperti

menggerakkan atau menggelengkan kepala selama tidur

pada malam hari

1 2 3 4 5

6 Anak Bapak/Ibu pernah merasakan mimpi di tidur malam

hari menjadi nyata

1 2 3 4 5

7 Anak Bapak/Ibu berkeringat sangat banyak ketika tertidur 1 2 3 4 5

8 Anak Bapak/Ibu terbangun dari tidur lebih dari 2 kali tiap

malam

1 2 3 4 5

9 Setelah terbangun pada malam hari, anak menjadi susah

untuk tertidur kembali

1 2 3 4 5

10 Tangan dan kaki anak Bapak/Ibu pernah tersentak atau

berganti posisi saat tidur

1 2 3 4 5

11 Anak Bapak/Ibu mengalami kesulitan bernapas (sesak)

pada malam hari

1 2 3 4 5

12 Anak Bapak/Ibu sering merasa terengah-engah atau tidak

mampu bernapas saat tidur pada malam hari

1 2 3 4 5

13 Anak Bapak/Ibu mendengkur/ mengorok saat tidur pada

malam hari

1 2 3 4 5

14 Anak Bapak/Ibu berkeringat banyak sepanjang malam 1 2 3 4 5

15 Bapak/ibu pernah melihat anaknya berjalan sambil tidur 1 2 3 4 5

16 Bapak/Ibu pernah melihat anaknya berbicara (mengigau)

sambil tidur

1 2 3 4 5

17 Bapak/Ibu pernah melihat gigi anaknya

menggertak/berbunyi saat tidur

1 2 3 4 5

18 Anak terbangun dari tidur sambil berteriak atau

kebingungan dan sulit disadarkan, tapi anak tidak bisa

ingat ketika pagi harinya

1 2 3 4 5

Page 60: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

45

19 Anak Bapak/Ibu mengalami mimpi buruk namun tidak

dapat mengingatnya keesokan harinya

1 2 3 4 5

20 Anak Bapak/Ibu sulit bangun pada pagi hari 1 2 3 4 5

21 Anak Bapak/Ibu bangun di pagi hari dan merasa lelah 1 2 3 4 5

22 Anak Bapak/Ibu tidak bisa untuk bergerak atau

ketindihan saat bangun pada pagi hari

1 2 3 4 5

23 Pada merasa mengantuk pada siang hari 1 2 3 4 5

24 Anak tiba-tiba tertidur pada situasi yang tidak seharusnya

(contoh: ketika makan, berada dalam toilet,dll)

1 2 3 4 5

Page 61: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

46

Lampiran 2

Appendix A. SLEEP DISTURBANCES SCALE FOR CHILDREN

INSTRUCTIONS: This questionnaire will allow to your doctor to have a better understanding of the sleep-

wake rhythm of your child and of any problems in his/her sleep behavior. Try to answer every question; in

answering, consider each question as pertaining to the past 6 months of the child’s life. Please answer the

questions by circling or striking the number 1 to 5. Thank you very much for your help.

Name:____________________________________ Age:_________ Date:_________

1. How many hours of sleep does your child get on most nights.

1

9-11 hours

2

8-9 hours

3

7-8 hours

4

5-7 hours

5

less than 5 hours

2. How long after going to bed does your child usually fall asleep

1

less than 15'

2

15-30'

3

30-45'

4

45-60'

5

more than 60'

5 Always (daily)

4 Often (3 or 5 times per week)

3 Sometimes (once or twice per week)

2 Occasionally (once or twice per month or less)

1 Never

3. The child goes to bed reluctantly 1 2 3 4 5

4. The child has difficulty getting to sleep at night 1 2 3 4 5

5. The child feels anxious or afraid when falling asleep 1 2 3 4 5

6. The child startles or jerks parts of the body while falling asleep 1 2 3 4 5

7. The child shows repetitive actions such as rocking or head banging while falling asleep 1 2 3 4 5

8. The child experiences vivid dream-like scenes while falling asleep 1 2 3 4 5

9. The child sweats excessively while falling asleep 1 2 3 4 5

10. The child wakes up more than twice per night 1 2 3 4 5

11. After waking up in the night, the child has difficulty to fall asleep again 1 2 3 4 5

12. The child has frequent twitching or jerking of legs while asleep or often changes position during the night or kicks the covers off the bed.

1 2 3 4 5

13. The child has difficulty in breathing during the night 1 2 3 4 5

Page 62: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

47

14. The child gasps for breath or is unable to breathe during sleep 1 2 3 4 5

15. The child snores 1 2 3 4 5

16. The child sweats excessively during the night 1 2 3 4 5

17. You have observed the child sleepwalking 1 2 3 4 5

18. You have observed the child talking in his/her sleep 1 2 3 4 5

19. The child grinds teeth during sleep 1 2 3 4 5

20. The child wakes from sleep screaming or confused so that you cannot seem to get through to him/her, but has no memory of these events the next morning

1 2 3 4 5

21. The child has nightmares which he/she doesn’t remember the next day 1 2 3 4 5

22. The child is unusually difficult to wake up in the morning 1 2 3 4 5

23. The child awakes in the morning feeling tired 1 2 3 4 5

24. The child feels unable to move when waking up in the morning 1 2 3 4 5

25. The child experiences daytime somnolence 1 2 3 4 5

26. The child falls asleep suddenly in inappropriate situations 1 2 3 4 5

Disorders of initiating and maintaining sleep (sum the score of the items 1,2,3,4,5,10,11)

Sleep Breathing Disorders (sum the score of the items 13,14,15)

Disorders of arousal (sum the score of the items 17,20,21)

Sleep-Wake Transition Disorders (sum the score of the items 6,7,8,12,18,19)

Disorders of excessive somnolence (sum the score of the items 22,23,24,25,26)

Sleep Hyperhydrosis (sum the score of the items 9,16)

Total score (sum 6 factors’ scores)

After summing the scores for the different scales report the values in the scoring sheet in order to obtain

a sleep profile

Page 63: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

48

Appendix B. SDSC Scoring Sheet

Name:________________________________________________ Age:________________

T score DIMS SBD DA SWTD DOES SHY TOTAL T score

100+ 26+ 11+ 8+ 21+ 20+ 74+ 100+

99 25 20 73 99

98 72 98

97 71 97

95 24 19 19 70 95

94 7 69 94

93 23 10 18 18 10 68 93

90 66 90

89 22 65 89

88 17 64 88

86 21 9 17 9 63 86

85 16 62 85

84 16 61 84

82 20 6 60 82

81 15 59 81

80 8 58 80

79 19 8 15 57 79

77 14 56 77

76 18 55 76

75 14 7 54 75

73 17 13 53 73

72 7 52 72

70 16 5 13 51 70

69 12 6 50 69

Page 64: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

49

68 49 68

67 48 67

66 15 12 47 66

64 14 6 11 5 46 64

63 45 63

62 11 10 44 62

60 13 43 60

59 42 59

58 12 5 4 10 9 4 41 58

56 40 56

55 39 55

54 11 9 38 54

53 8 37 53

51 4 3 36 51

50 10 8 7 35 50

49 34 49

47 9 3 33 47

46 6 32 46

45 8 3 7 2 31 45

42 5 29 42

41 7 6 28 41

40 27 40

38 2 4 1 26 38

Page 65: GAMBARAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA ANAK USIA 9 12 …

50

Lampiran 3

Curriculum Vitae

Identitas :

Nama : Arif Syafa’at

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 10 Juli 1994.

Agama : Islam.

Alamat : Alai Timur V no. 8 RT 002 RW 008 Kel. Alai Parak Kopi

Kec. Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat.

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1999 – 2000 : TK. Bhayangkara II Gajah Mada.

2000 – 2006 : SD Pertiwi 3 Padang.

2006 – 2009 : SMP Negeri 25 Padang Belanti Raya.

2009 – 2012 : SMA Negeri 10 Padang.

2012 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.