LP Frakture Femur MAMIQ

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fraktur

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANFRAKTUR FEMUR DI INSTALASI RAWAT DARURATRSUD dr. MOHAMAD SALEH KOTA PROBOLINGGOOleh :Aditya Andriana A, S.Kep.1401.14901.002PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADAMALANG2015TINJAUAN TEORIPENGERTIANFraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan. (E. Oerswari, 2004 : 144). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347).Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar. Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi infeksi (Sjamsuhidajat, 2004 : 1138).Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok (FKUI, 2006:543)Fraktur olecranon adalah fraktur yang terjadi pada siku yang disebabkan oleh kekerasan langsung, biasanya kominuta dan disertai oleh fraktur lain atau dislokasi anterior dari sendi tersebut (FKUI, 2006:553).Anatomi femurPENYEBAB ( ETIOLOGI )Menurut Sachdeva (2006), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga yaitu :Cedera traumatikCedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang pata secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.Fraktur Patologik Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan berikut :Tumor tulang (jinak atau ganas) : pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali dan progresif.Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri.Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh defisiensi diet, tetapi kadang-kadang dapat disebabkan kegagalan absorbsi Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.Secara spontan : disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.KLASIFIKASI FRAKTUR FEMURFraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar..Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragemen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukan di kulit, fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat, yaitu :Derajat ILuka kurang dari 1 cmKerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada tanda luka remuk.Fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif ringan.Kontaminasi ringan. Derajat IILaserasi lebih dari 1 cmKerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulseFraktur komuniti sedang.Derajat IIITerjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot dan neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi.Fraktur completePatah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergerseran (bergeser dari posisi normal).Fraktur incompletePatah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.Jenis khusus frakturBentuk garis patahGaris patah melintangGaris pata obliqGaris patah spiralFraktur kompresiFraktur avulseJumlah garis patahFraktur komunitif garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.Fraktur segmental garis patah lebih dari satu tetapi saling berhubunganFraktur multiple garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan.Bergeser-tidak bergeserFraktur tidak bergeser garis patali kompli tetapi kedua fragmen tidak bergeser.Fraktur bergeser, terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut di lokasi fragmen (Smeltzer, 2001:2357)TANDA dan GEJALA ( MANIFESTASI KLINIS ) DeformitasDaya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :Rotasi pemendekan tulangPenekanan tulangBengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang berdekatan dengan frakturEchumosis dari Perdarahan SubculaneousSpasme otot spasme involunters dekat frakturTenderness/keempukanNyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)Pergerakan abnormalShock hipovolemik hasil dari hilangnya darahKrepitasi (Black, 2008 : 199).PATOFISIOLOGIFraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. COP menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan ganggguan rasa nyaman nyeri.Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu. Disamping itu fraktur terbuka dapat mngenai jaringan lunak yank kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan integritas kulit.Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma gangguan metabolic, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Baik fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mngenai tulang sehingga akan terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu, disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yank kemungkinan dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan udara luar.Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh. ( Sylvia, 2004 : 1183 ).KOMPLIKASIKomplikasi awal setelah fraktur adalah syok yang berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cidera, emboli lemak, yang dapat terjadi dalam 48 jam atau lebih, dan sindrom kompartemen, yang berakibat kehilangan fungsi ektremitas permanent jika tidak ditangani segera, komplikasi lainnya adalah infeksi, tromboemboli yang dapat menyebabkan kematian beberapa minggu setelah cidera dan koagulopati intravaskuler diseminata ( KID ).Syok hipovolemik atau traumatic, akibat pendarahan ( baik kehilangan darah eksterna maupun tak terlihat ) dan kehilangan cairan ekstrasel ke jaringan yang rusak dapat terjadi pada fraktur ektremitas, toraks, pelvis, dan vertebra karena tulang merupakan organ yang sangat vaskuler, maka dapaler terjadi kehilangan darah dalam jumlah yang besar sebagai akibat trauma, khususnya pada fraktur femur pelvis.Penanganan meliputi mempertahankan volume darah, mengurangi nyeri dan diderita pasien, memasang pembebatan yang memadai, dan melindungi pasien dari cedera lebih lanjut.Sindrom Emboli Lemak.Setelah terjadi fraktur panjang atau pelvis,fraktur multiple,atau cidera remuk dapat terjadi emboli lemak,khususnya pada dewasa muda 20-30th pria pada saat terjadi fraktur globula lemat dapat termasuk ke dalam darah karma tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karma katekolamin yang di lepaskan oleh reaksi setres pasien akan memobilitasi asam lemak dan memudahkan terjadiya globula lemak dalam aliran darah. Globula lemak akan bergabung dengan trombosit membentuk emboli, yang kemudian menyumbat pembuluh darah kecil yang memasok otak, paru, ginjal dan organ lain awitan dan gejalanya, yang sangat cepat, dapat terjadi dari beberapa jam sampai satu minggu setelah cidera gambaran khansya berupa hipoksia, takipnea, takikardia, dan pireksia.PENATALAKSANAANTindakan penanganan fraktur dibedakan berdasarkan bentuk dan lokasi serta usia. Berikut adalah tindakan pertolongan awal pada penderita fraktur : Kenali cirri awal patah tulang memperhatikan riwayat trauma yang terjadi karena benturan, terjatuh atau tertimpa benda keras yang menjadi alasan kuat pasien mengalami fraktur.Jika ditemukan luka yang terbuka, bersihkan dengan antiseptic dan bersihkan perdarahan dengan cara dibebeat atau diperban.Lakukan reposisi (pengembalian tulang ke posisi semula) tetapi hal ini tidak boleh dilakukan secara paksa dan sebaiknya dilakukan oleh para ahli dengan cara operasi oleh ahli bedah untuk mengembalikan tulang pada posisi semula.Pertahankan daerah patah tulang dengan menggunakan bidai atau papan dari kedua posisi tulang yang patah untuk menyangga agar posisi tetap stabil.Berikan analgetik untuk mengaurangi rasa nyeri pada sekitar perlukaan.Beri perawatan pada perlukaan fraktur baik pre operasi maupun post operasi.PATHWAY FRACTURE FEMURSpontanFraktur femurPatologikASUHAN KEPERAWATANPengkajian Identitas: Nama pasien:Umur:Jenis kelamin:Suku /Bangsa :Pendidikan:Pekerjaan:Alamat:Keluhan utamaPada umumnya keluhan utama fraktur femur adalah rasa nyeri yang hebat. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:Provoking IncidentQuality of PaintRegionSeverity (Scale) of PainTime:::::Faktor presipitasi nyeri adalah trauma pada bagian paha.Rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat menusuk-nusuk.Rasa sakit bisa reda dengan immobilisasi atau dengan istirahat, rasa sakit tidak menjalar atau menyebar, dan rasa sakit terjadi di bagian paha yang mengalami patah tulang.Rasa nyeri yang dirasakan klien secara subjektif antara skala 2-4 pada rentang skala pengukuran0-4Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari / siang hari.Riwayat PenyakitRiwayat Penyakit SekarangKronologi terjadinya trauma yang menyebabkan patah tulang paha, pertolongan apa yang telah didapatkan, apakah sudah berobat ke dukun? Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain.Riwayat Penyakit DahuluPenyakit-penyakit tertentu seperti Kanker Tulang dan penyakit Pagets yang menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung. Selain itu, penyakit Diabetes dengan luka di kaki sangat beresiko terjadinya Osteomyelitis akut maupun kronik dan juga Diabetes menghambat proses penyembuhan tulang.Riwayat Penyakit KeluargaPenyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit patah tulang paha adalah faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik.Riwayat Psikososial SpiritualMerupakan respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga / masyarakat.Pola Persepsi dan Konsep DiriDampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketakutan akan kecacatan akibat frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image). Pemeriksaan FisikKeadaan Umum:Kesadaran penderita: apatis, spoor, koma, gelisah, compos mentis, tergantung pada keadaan klien.Kesakitan, keadaan penyakit: akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus fraktur biasanya akut.Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan lokal baik fungsi maupun bentuk.B1(Breathing)Pada klien dengan fraktur femur pemeriksaan pada sistem pernapasan inspeksi pernapasan tidak ada kelainan. Palpasi thorax didapatkan taktil premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak didapatkan bunyi nafas tambahan.B2(Blood)Inspeksi : tidak tampak iktus jantung. Palpasi : nadi meningkat, iktus tidak teraba. Auskultasi : suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur-mur.B3(Brain)Tingkat kesadaran, biasanya compos mentisMuka : wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. Tidak ada lesi, simetris, tidak ada edema.Mata : tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis (apabila klien dengan patah tulang tertutup, karena tidakterjadi perdarahan). Pada klien dengan fraktur terbuka dengan banyaknya perdarahan yang keluar biasanya konjungtiva didapatkan anemis.Sistem sensorik, pada klien faktur femur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedangkan pada indera yang lain tidak timbul gangguan, begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur.B4(Bladder)Kaji keadaan urine meliputi warna, jumlah dan karakteristik urine termasuk berat jenis urine, biasanya klien fraktur femur tidak ada kelainan pada sistem urine.B5(Bowel)Abdomen.Inspeksi: bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.Palpasi: turgor baik, tidak ada depands muskuler, hepar tidak teraba.Perkusi: suara tymphani.Auskultasi: peristaltic usus normal20 kali / menit.Inguinal-Genetalia-Anus : tidak ada hernia, tidak ada pembesaran lympe, tak ada kesulitan BABB6(Bone)Adanya fraktur pada femur akan mengganggu secara lokal baik fungsi motorik, sensorik dan peredaran darah.Look:Sistem Integumen : terdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak, edema, nyeri tekan. Didapatkan adanya pembengkakan hal-hal yang tidak biasa (abnormal), deformitas, perhatikan adanya kompartemen sindrom pada lengan bagian distal fraktur femur. Apabila terjadi open fraktur di dapatkan adanya tanda-tanda trauma jaringan lunak sampai pada kerusakan integritas kulit. Pada fraktur oblik, spiral atau bergeser yang mengakibatkan pemendekan batang femur. Adanya tanda-tanda cidera dan kemungkinan keterlibatan bekas neurovaskuler (saraf dan pembuluh darah). Paha seperti bengkak/edema. Perawat perlu mengkaji apakah dengan adanya pembengkakan pada tungkai atas yang mengganggu sirkulasi peredaran darah ke bagian bawahnya. Terjebaknya otot, lemak, saraf dan pembuluh darah dalam sindroma kompartemen pada fraktur femur adalah perfusi yang tidak baik pada bagian distal pada jari-jari kaki, tungkai bawah pada sisi fraktur bengkak, adanya keluhan nyeri pada tungkai, timbulnya bula yang banyaknya menyelimuti bagian bawah dari fraktur femur.Feel:Adanya nyeri tekan (tenderness) dan krepitasi pada daerah paha.Move:Terdapat keluhan nyeri pada pergerakanPola Tidur dan Istirahat:Semula klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu dan kebutuhan tidur klien.1. DIAGNOSA KEPERAWATANNyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur).Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuse.Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas.Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive.Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan patah tulang.Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan terhadap informasi, terbatasnya kognitifINTERVENSI KEPERAWATAN (NANDA)NoDiagnosaTujuanIntervensi1Nyeri akut b/d agen injuri fisik, frakturSetelah dilakukan Asuhan keperawatan . jam tingkat kenyamanan klien meningkat, tingkat nyeri terkontrol dg KH:Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3.Ekspresi wajah tenang.Klien dapat istirahat dan tidur v/s dbn Manajemen nyeri :Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.Kurangi faktor presipitasi nyeri.Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non farmakologis).Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri..Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil.Administrasi analgetik :.Cek program pemberian analgetik; jenis, dosis, dan frekuensi.Cek riwayat alergi.Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal.Monitor TV Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.2Resiko terhadap cidera b/d kerusakan neuromuskuler, tekanan dan disuseSetelah dilakukan askep jam terjadi peningkatan Status keselamatan Injuri fisik Dg KH :Bebas dari cidera Pencegahan Cidera Memberikan posisi yang nyaman untuk Klien:Berikan posisi yang aman untuk pasien dengan meningkatkan obsevasi pasien, beri pengaman tempat tidur.Periksa sirkulasi periper dan status neurologiMenilai ROM pasienMenilai integritas kulit pasien.Libatkan banyak orang dalam memidahkan pasien, atur posisi 3Sindrom defisit self care b/d kelemahan, frakturSetelah dilakukan akep jam kebutuhan ADLs terpenuhi dg KH:Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari.Kebersihan diri pasien terpenuhiBantuan perawatan diri Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diriMonitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan.Beri bantuan sampai pasien mempunyai kemapuan untuk merawat diri.Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya.Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin4Risiko infeksi b/d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive, frakturSetelah dilakukan asuhan keperawatan jam tidak terdapat faktor risiko infeksi dan infeksi terdeteksi dg KH:Tidak ada tanda-tanda infeksiAL normal Kontrol infeksi :Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.Batasi pengunjung bila perlu.Intruksikan kepada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan sesudahnya.Gunakan sabun anti miroba untuk mencuci tangan.Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung.Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat.Lakukan perawatan luka, dainage, dresing infus dan dan kateter setiap hari.Tingkatkan intake nutrisi dan cairan berikan antibiotik sesuai program.Jelaskan tanda gejala infeksi dan anjurkan u/ segera lapor petugasProteksi terhadap infeksiMonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.Monitor hitung granulosit dan WBC.Monitor kerentanan terhadap infeksi..Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.Inspeksi kondisi luka, insisi bedah.Ambil kultur, dan laporkan bila hasil positip jika perlu.Dorong istirahat yang cukup.Dorong peningkatan mobilitas dan latihan sesuai indikasi5Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan terhadap informasi, keterbatan kognitifSetelah dilakukan askep . Jam pengetahuan klien meningkat dg KH:Klien dapat mengungkapkan kembali yg dijelaskan.Klien kooperatif saat dilakukan tindakanPendidikan kesehatan : proses penyakitKaji pengetahuan klien.Jelaskan proses terjadinya penyakit, tanda gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi.Berikan informasi pada keluarga tentang perkembangan klien.Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.Diskusikan pilihan terapi.Berikan penjelasan tentang pentingnya ambulasi diniJelaskan komplikasi kronik yang mungkin akan muncuDAFTAR PUSTAKADoenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.NANDA, Nursing Diagnoses: Definition and classification 2005-2006, NANDA International, Philadelphia, 2005.