Frakture terbuka subayo.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jgkjgjk

Citation preview

PATAH TULANG TERBUKA

PAGE 3

HYPERBARIC OXYGEN sebagai TERAPI TAMBAHAN pada kasusFRAKTUR TERBUKA dengan FIKSASI INTERNA

DEFINISI :

Patah tulang terbuka ialah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan dengan perlukaan didaerah fracture, disertai kerusakan tulang dan jaringan lunaknya

KLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKA : Fraktur terbuka menurut RAMON GUSTILO dibagi menjadi 3 GRADE : Grade I: Perlukaan kurang dari 1 cm dan luka relative bersih tanpa kerusakan jaringan yang berarti, fraktur biasanya simple atau comminutif minimal.

Grade II : Perlukaan lebih dari 1 cm tanpa kerusakan jaringan yang luas dengan derajat kememaran yang sedang, umumnya fraktur simple atau comminutif sedang.

Grade III : Perlukaan disertai kerusakan luas pada jaringan lain seperti kerusakan kulit , otot dan neurovasculair atau fraktur comminutif berat atau segmental tanpa melihat besarnya perlukaan

Grade III A: Yaitu bila setelah dilakukan debredement luka pada tulang yang patah dapat ditutup secara adekuat.

Grade III B: Yaitu bila kerusakan jaringan lunak yang luas ( exstesif ) dan atau kehilangan jaringan lunak disertai contaminasi berat dan stripping periost , sehingga tulang transparan sesudah debredement. Maka penutupan kulit dilakukan dengan skin graft atau biodressing.

Grade III C: Yaitu bila fraktur terbuka disertai cidera neuro vasculair yang harus diperbaiki tanpa melihat luasnya kerusakan jaringan lunak .

Anamnese:

Ada riwayat trauma dengan fraktur terbuka.

Bagaimana kejadiannya.

Kapan terjadi dan apa yang telah dilakukan.

Lokalisasi fraktur : Diafisis, Metafisis, Epifisis.

Bagaimana perlukaan kulit dan jaringan lunak lainnya.

Besarnya kerusakan : Complet atau incomplit.

Bentuk garis fraktur, jenis dan kedudukannya.

Vitalitas bagian distal trauma dengan melihat ada tidaknya gangguan neurovasculer.

Pemeriksaan Lokal ( Local Examination ) Look :

Skin : ada luka dan oedema daerah trauma.

Shape : Pembengkaan dan deformitas.

Position : terdapat malposition terutama bila frakture dekat sendi.

Feel :

Skin : Nyeri tekan setempat dan sumbu

Soft tissues : nyeri tekan yang dalam, perdarahan dan acral dingin ,parese/paralyse pada cedera neurovascular.

Bone : Adanya cripitasi

Movement :

Aktif : terdapat gangguan aktif dari penderita

Pasif : Adanya fals movement

Power : Functio leasaGangguan Neurovascular:

Akibat

Trauma langsung pada neurovasculair

Posisi fragmen yang menekan, menusuk atau merusak sistem syaraf atau vasculair.

Kerusakan pada syaraf :

Neuropraxia.

Axonotemesis

neurotemesisGangguan vasculair berupa perdarahan:

Gejalanya sebagai berikut :

Nyeri pada extensi dan flexi jari-jari.

Denyut nadi menurun atau menghilang.

Pembengkaan.

Kesemutan atau parasthesia.

Kelumpuhan berupa parese atau paralyse.

Contohnya :

Volkmanns Ischaemic Contractur ( elbow).

Anterior Compartment Syndrome ( Cruris )

Segera harus dilakukan dekompresi surgical dengan Fasciotomi atau Explorasi vasculer.

Pemeriksaan Radiologi :

Segi konfigurasinya :

Simple, kominutif atau segmental.

Transversal, oblique atau spiral.

Kompresi fraktur

Segi kedudukannya :

Pada epifisis, metafisis atau diafisis.

Bagaimana pergeseran kedudukan fragmen.

Apakah ada dislokasi sendi

Pemeriksaan lain dengan :

Ultrasonogrofi, MRI

PENGOBATAN : Tindakan segera yang harus dilakukan ada 4 R :

1. Recognition : adalah upaya untuk membuat diagnose sebaik- baiknya. 2. Reduction : Reposisi reduksi merupakan suatu tindakan untuk mengembalikan kepada posisi semula agar dapat berfungsi kembali sebaik-baiknya , bila mungkin sebaik mungkin. 3. Retaining Immobilisasi : adalah tindakan untuk mengistirahatkan anggota atau dengan alat yang dipasang hingga terjadi kesembuhan. 4. Rehabilitation : adalah tindakan atau upaya untuk mengembalikan kemampuan dari anggota atau alat yang sakit ataupun cedera agar dapat berfungsi kembali.

Rehabilitasi Lingkup gerak sendi

Mencegah terjadinya Atrofi ( disused atrophy atau sudeck reflex sympathetic dystrophy ).

Rehabilitasi dimulai secara:

Isometric exercise otot

Kalau fixasi stabil bisa langsung:

- Isotonic

- Isokenetic

Pada kerusakan jaringan lunak, perlu ditunggu atau lakukan imobilisasi 3 6 minggu, pada anggota yang terkena.

Mekanisme HBO Terapi pada fraktur terbuka

a. Tekanan oksigen :

Pada P O2 pada daerah fraktur terbuka, biasanya menurun dan jarang melebihi 25 mmHg. Penelitian binatang oleh Hunt dan Mader menunjukan P O2 pada fraktur terbuka tidak lebih dari 23 mmHg, pada tulang normal 45 mmHg.

Hipoperfusi dan inflamasi sekunder terjadi akibat tekanan oksigen yang rendah sehingga menimbulkan peningkatan tekanan intramedular pada fraktur terbuka dengan akibat menghambat pertumbuhan callus dan mudah mengalami infeksi.

HBO ( O2 100%, 2 ATA) dapat meningkatkan P O2 sampai 109 mmHg pada fraktur terbuka.

b. Mekanisme pertahanan selular tubuh:

Mekanisme pertahanan selular tubuh yang pertama adalah polymorphonuclear (PMN) merupakan respons pertama yang memerangi infeksi bakteri pada fraktur terbuka.

Phagositic killing pada kuman aerob menurun pada tekanan oksigen yang rendah (Mader).

Dengan HBO tekanan oksigen pada fraktur terbuka mencapai 109 mmHg, kondisi ini dapat memberikan fungsi fagosit bakteri.

Mader juga membuktikan, dengan peningkatan tekanan oksigen sampai 150 mmHg dan 760 mmHg dapat membunuh kuman Staphylococcus aureus dalam jumlah besar.

c. Superoxide dismutase dan catalase : Superoxide dismutase dan catalase merupakan mekanisme enzimatik yang digunakan oleh bakteri aerob untuk menurunkan toksik radikal oksigen pada fraktur terbuka .

Pada Anaerobic organisme dan organisme mikroaerofilik kurang kemampuannya untuk memproduksi enzim ini.

Dengan terapi HBO kuman Anaerob sangat sensitif terhadap radikal oksigen pada intraselular dan ekstraselular .

d. Terapi HBO menghambat alpha toxin (potentially lethal toxin) Kuman Clostridium menghasilkan alpha toxin yang mempunyai kemampuan untuk merusak membran sel dan meningkatkan permeabilitas kapilar pada fraktur terbuka .

Terapi HBO akan menghambat alpha toxin dari Kuman clostridium.

HBO merupakan bakterisidal pada sebagian besar spesies clostridium. Pada penelitian in vitro HBO mempunyai mekanisme membunuh secara tidak langsung pada bacteri clostridium perfringen melalui lekosit PMN mekanisme.e. HBO merangsang aktivitas fibroblast.

Fibroblast tidak dapat mensintesis kolagen dalam membentuk callus pada daerah fraktur terbuka saat tekanan oksigen kurang dari 20 mmHg (normal 45 mmHg ).

Dengan HBO terapi peningkatan tekanan oksigen sampai 109 mmHg menghasilkan fungsi yang normal.

f. Golongan antibiotic Aminoglikosid Golongan Aminoglikosit seperti: gentamisin, tobramisin, amikasin, metilmisin dan beberapa golongan sulfonamid digunakan untuk Infeksi Aerob Gram Negatif.

Antibiotika ini aktivitasnya menurun karena tidak dapat melakukan penetrasi pada daerah fraktur terbuka sebagai akibat dari tekanan oksigen yang rendah.

Dengan HBO akan meningkatkan aktivitas antibiotika tersebut sebagai fungsi bakterisid.

PENELITIAN :

Yang menjadi obyek penelitian disini ialah fraktur terbuka pada tulang-tulang panjang

Pada fraktur terbuka tulang2 panjang menurut Literatur hanya grade I + II yang kejadiannya sebelum 6 jam yang dapat dikerjakan internal fixation setelah debredement yang baik (Bila tidak memenui syarat dilakukan External Fixation).

Pada penelitian kami seluruhnya frakture terbuka Grade I + II + III yang belum mengalami infeksi dikerjakan Debredement lalu Internal fixation dan Post Operasi dilakukan HBO terapi

DI RSAL DR MINTOHARJO DAN RSAL MARINIR CILANDAK DARI JANUARI 2004 sampai JUNI 2005 DI RSAL DR MINTOHARJO : DIKERJAKAN

KASUS BEDAH ORTHOPAEDI ADA 465 KASUS

KASUS FRAKTUR TERBUKA ADA 81 KASUS

DIPASANG INTERNAL FIXATION DAN POST OP DILAKUKAN HBO TERAPI ADA 36 KASUS

DI RSAL MARINIR CILANDAK : DIKERJAKAN

KASUS BEDAH ORTHOPAEDI ADA 275 KASUS

KASUS FRAKTUR TERBUKA ADA 45 KASUS

DIPASANG INTERNAL FIXATION DAN POST OP DILAKUKAN HBO TERAPI ADA 23 KASUS

HASIL :

JUMLAH YANG DIPASANG INTERNAL FIXATION DAN POST OP HBO TERAPI 59 KASUS

HASILNYA BAIK 54 KASUS ( 92 %)

MASIH MENGALAMI INFEKSI 5 KASUS ( 8 % )

PATAH TULANG TERBUKADr. Subagyo, Sp B, Sp BOI.DEFINISI :Patah tulang terbuka ialah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan dengan perlukaan didaerah fracture, disertai kerusakan jaringan lunak dan tulangnya.

II.KLASIFIKASI :

Fraktur terbuka menurut RAMON GUSTILO dibagi menjadi 3 GRADE :

Grade I:Perlukaan kurang dari 1 cm dan luka relative bersih tanpa kerusakan jaringan yang berarti ; fraktur biasanya simple atau comminutif minimal.

Grade II:Perlukaan lebih dari 1 cm tanpa kerusakan jaringan yang luas flap atau avulsi dengan derajat kememaran yang sedang, umumnya fraktur simple atau comminutif sedang.Grade III:Perlukaan disertai kerusakan luas pada jaringan lain seperti kerusakan kulit , otot dan neurovasculair atau fraktur comminutif berat atau segmental tanpa melihat besarnya perlukaan .Grade III dibagi menjadi :

Grade III A:Yaitu bila setelah dilakukan debredement luka pada tulang yang patah dapat ditutup secara adekuat.

Grade III B:Yaitu bila kerusakan jaringan lunak yang luas ( exstesif dan atau kehilangan jaringan lunak disertai contaminasi berat dan stripping periost , sehingga tulang transparan sesudah debredement. Maka penutupan kulit dilakukan dengan skin graft atau biodressing.

Grade III C:Yaitu bila fraktur terbuka disertai cidera arteri yang harus diperbaiki tanpa melihat luasnya kerusakan jaringan lunak . Ada 4 Hal ( 4 R ) yang harus Diperhatikan :

1. Recognition : adalah upaya untuk membuat diagnose sebaik- baiknya. 2. Reduction : Reposisi reduksi merupakan suatu tindakan untuk mengembalikan kepada posisi semula agar dapat berfungsi kembali sebaik-baiknya , bila mungkin sebaik mungkin. 3. Retaining Immobilisasi : adalah tindakan untuk mengistirahatkan anggota atau alat yang sakit hingga terjadi kesembuhan. 4. Rehabilitation : adalah tindakan atau upaya untuk mengembalikan kemampuan dari anggota atau alat yang sakit ataupun cedera agar dapat berfungsi kembali.Fraktur terbuka merupakan fraktur yang potentially infected , oleh karena itu perlu dilakukan tindakan segera.

Menurut Frederich perlukaan yang dapat dilakukan penjahitan primer setelah dilakukan debredement adalah 6 8 jam setelah kejadian , sedang tindakan untuk melakukan osteo syntesis diperlulan waktu lebih singkat yang disebut Golden Period yaitu 4 - 6 jam.

*Fraktur terbuka Grade III biasanya timbul akibat :1.Fraktur segmental terbuka akibat kecelakaan lalu lintas.

2.Fraktur yang terjadi didaerah yang kotor.

3.Fraktur pada Luka tembak.

4.Fraktur dengan gangguan neurovasculair.

5.Traumatik Amputasi.

6.Fraktur terbuka yang sudah lebih dari 8 jam.

7.Fraktur dalam keadaan Mass disaster atau perang. Gejala klinik :

Anamnese:

Ada riwayat trauma dengan fraktur terbuka.

Bagaimana kejadiannya.

Kapan terjadi dan apa yang telah dilakukan.

Lokalisasi fraktur : Diafisis, Metafisis, Epifisis.

Perlukaan kulit dan jaringan lunak lainnya.

Besarnya kerusakan : Complet atau incomplit.

Bentuk garis fraktur, jenis dan kedudukannya.

Vitalitas bagian distal trauma dengan melihat ada tidaknya gangguan neurovasculer. Look :

Skin : ada luka dan oedema daerah trauma.

Shape : Pembengkaan dan deformitas.

Position : terdapat malposition terutama bila frakture dekat sendi.

Feel :

Skin : Nyeri tekan setempat dan sumbu

Soft tissues : nyeri tekan yang dalam, perdarahan dan acral dingin ,parese/paralyse pada cedera neurovascular.

Bone : Adanya cripitasi

Movement :

Aktif : terdapat gangguan aktif dari penderita

Pasif : Adanya fals movement

Power : Functio leasa

Gangguan Neurovascular:

Akibat

Trauma langsung pada neurovasculair

Posisi fragmen yang menekan, menusuk atau merusak sistem syaraf atau vasculair.

Kerusakan pada syaraf :

Neuropraxia.

Axonotemesis

Neurotemesis Gejalanya sebagai berikut :

Nyeri pada extensi dan flexi jari-jari.

Denyut nadi menurun atau menghilang.

Pembengkaan.

Kesemutan atau parastesia.

Kelumpuhan berupa parese atau paralyse.

Contohnya :

Volkmanns Ischaemic Contractur ( elbow).

Anterior Compartment Syndrome ( Cruris )

Segera harus dilakukan dekompresi surgical dengan Fasciotomi atau Explorasi vasculer. Pemeriksaan Radiologi :

Segi konfigurasinya :

Simple, kominutif atau segmental.

Transversal, oblique atau spiral.

Kompresi fraktur

Segi kedudukannya :

Pada epifisis, metafisis atau diafisis.

Bagaimana pergeseran kedudukan fragmen.

Apakah ada dislokasi sendi

Pemeriksaan lain dengan :

Ultrasonogrofi, MRI

Fraktur terbuka merupakan fraktur yang potentially infected , oleh karena itu perlu dilakukan tindakan segera.

Menurut Frederich perlukaan yang dapat dilakukan penjahitan primer setelah dilakukan debredement adalah 6 8 jam setelah kejadian .

Sedang tindakan untuk melakukan osteo syntesis diperlulan waktu lebih singkat yang disebut Golden Period yaitu 4 - 6 jam.

Fase Shock ( 5 20 menit ) dimana terjadi relaksasi otot dan hypoesthesia dpt reposisi tanpa narcose.

III GEJALA KLINIK :

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan terdiri dari :1.Basic Trauma Life Support, Resusitasi Kardiorspirasi ( BTLS ), yaitu tindakan minimal yang dapat dikerjakan dilapangan ( prehospital ) dan pada cedera musculoskeletalnya.2.ATLS ( Advance Trauma Life Support ) :

a.Airway

b.Breathing.

c.Circulation.

d.Disability.

e.Exposure.

f.Fasility.

IV.PENGOBATAN :

Tindakan segera yang harus dilakukan ada 4 R :

1. Recognition : adalah upaya untuk membuat diagnose sebaik- baiknya.

2. Reduction : Reposisi reduksi merupakan suatu tindakan untuk mengembalikan kepada posisi semula agar dapat berfungsi kembali sebaik-baiknya , bila mungkin sebaik mungkin.

3. Retaining Immobilisasi : adalah tindakan untuk mengistirahatkan anggota atau alat yang sakit hingga terjadi kesembuhan.

4. Rehabilitation : adalah tindakan atau upaya untuk mengembalikan kemampuan dari anggota atau alat yang sakit ataupun cedera agar dapat berfungsi kembali.

Fraktur terbuka sebagian besar adalah akibat kecelakaan lalu lintas , oleh karena itu perlu diperhatikan cedera penyerta dibagian luka lainnya terutama kepada , dada , abdomen , panggul , dan system neurovasculair.Ada 5 B yang harus diingat yaitu :

1. Breating.

2.Bloodcirculation Bleeding.

3.Brain.

4. Bowel, Bladder , Baby.

5.Bone.

Prinsip Pengobatan yang perlu diperhatikan adalah (Gustilo)

1.Dilaksanakan sebagian tindakan emergency.

2. Dilakukan evaluasi keadaan yang menimbulkan kegawatan kelangsungan hidup ( life treatening injury ).

3.Pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat.

4. Debredement dan irrigasi yang cukup /dilution is a solution to pollution

5. Stabilisasi fraktur .

6. Penutupan luka yang baik.

7. Bila perlu Cancelous bone grafting.

8.Rehabilitasi anggota yang terkena.

9.Rehabilitasi pasien seutuhnya.

Pada fraktur terbuka derajat I dan II dilakukan ORIF ( Open reduction dan internal fixation ) , sebagaimana pada fraktur tertutup , setelah dilakukan debredement yang baik , sedangkan pada fraktur terbuka derajat III dibagi lagi dalam beberapa cara :

III ADimana setelah melaksanakan debredement masih dapat dilakukan penutupan luka pada tulang yang patah secara adekuat. Disamping itu patah yang terjadi berupa fraktur segmental dan comminutif tanpa memperhatikan derajat ukuran luka.

III B.Dimana terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas ( intensif ) dan atau kehilangan jaringan lunak disertai contaminasi berat dan stripping periost sehingga tulang terpapar. Maka perlu penutupan kulit dengan skin graft atau biodressing.

III C. Fraktur terbuka disertai cedera arteria yang harus diperbaiki tanpa melihat luasnya kerusakan jaringan lunak. Pada subtype ini hampir selalu diperlukan tidakan amputasi, disebabkan akibat adanya kegagalan circulasi arteria, terutama bila kerusakan arterinya tidak diperbaiki segera ( 4 - 6 jam setelah kejadian ) dan dilakukan juga tindakan fasciotomy. Fraktur terbuka derajat III sangat potensial terjadi infeksi.Di Rumah Sakit tindakan yang disiapkan di kamar bedah ialah :

1.Debredement adalah tindakan untuk membersikan luka dari debris (corpus alienum dan jaringan non vital ) seperti pada :

a.Kulit tepi yang compangcamping , tak berdarah lagi dilakukan eksisi tepi luka dan jaringan lunak subkutis.

b.Otot dilakukan eksisi pada otot yang warnanya sudah berubah , tidak kontraktil pada rangsangan.

c.Tulang dilakukan pencucian dan pembersihan pada ujung fragmen tulang dan fragmen kecil yang lepas dari periost dibuang (yang disebut besar kecil fragmen adalah ukuran diameter tulang yang fraktur ).

d.Syaraf cukup dibersihkan sebaik mungkin.

e. Vasculair ialah arteri yang vital tidak dibuang, sedangkan vena yang

masih bisa diklem dapat dibuang atau diambil untuk graft.

2.Reposisi terbuka secara a vue :

Untuk dapat reposisi secara a vue , kalau perlu luka dapat diperlebar dengan membuat incisi baru , Tindakan ini sekali gus untuk menentukan cara fiksasi penggunaan implant, baik yang bersifat splinting , adaptasi , fiksasi yang stabil , tension band method atau fiksasi luar (fiksator externa atau gibs ).

3.Retaining :

Retaining adalah tindakan immobilisasi atau fiksasi untuk mempertahankan hasil reposisi , baik dengan fiksasi interna maupun externa.

* Fiksasi interna dilakukan dengan beberapa cara :

a.Splinting termasuk ini ialah intramedullary nailing , ini untuk mempertahankan kedudukan sesudah reposisi.

b.Adaptasi atau netralisasi termasuk ini dengan K wire, screw, plate screw dengan tujuan untuk mempertahan kedudukan.

c.Stabilisasi dengan atau tanpa compressi , termasuk penggunaan plate screw dalam dan pada tehnik tertentu seperti butters atau DCP dengan tujuan agar hasil reposisi dapat dipertahankan tetap stabil dan sendi dapat mulai digerakkan untuk mencegah kekakuan.

d.Tension Band termasuk penggunaan wire atau tanpa K wire dengan tujuan agar fraktur distraksi yang biasanya terjadi pada daerah dekat persendian tempat origo dan insertion otot dapat dipertahankan. Gerakan segera dapat dilakukan untuk mencegah kekakuan sendi serta memberikan kompresi pada fragmen fraktur dengan tujuan untuk mempercepat penyembuhan.

*Fiksasi externa biasanya dipergunakan untuk mempertahankan kedudukan fraktur hasil reposisi dimana jaringan lunak banyak yang rusak dan perlu perawatan khusus , biasanya pada fraktur terbuka grade III B atau grade III C.* REHABILITASI :

Re berarti mengembalikan, Habilitasi (ability) berarti kemampuan. Rehabilitasi berarti upaya mengembalikan kemampuan anggota yang cidera atau alat gerak yang sakit agar dapat berfungsi kembali.

Falsafah lama Rehabilitasi : upaya tindakan setelah tindakan kuratif yaitu mengatasi permasalahan bila terjadi sequellae atau kecacatan.

Kecacatan seperti timbulnya kekakuan sendi adalah sebagai akibat imobilisasi yang lama pada penanganan fraktur, yang dapat dicegah apabila rehabilitasi dilakukan secara dini saat tindakan kuratif, pada kasus tertentu tindakan elektif dapat dilakukan sebelumnya, sehinggga dapat dicegah sebagai Fracture disease

*Rehabilitasi adalah untuk mencegah timbulnya gangguan fungsi, yaitu:1. Lingkup gerak sendi

2. Atrofi (disused atrophy atau sudeck reflex sympathetic dystrophy). Rehabilitasi dimulai secara:

3. Isometric exercise otot

4. Kalau fixasi stabil bisa langsung:

-. Isotonic

-. Isokenetic

Pada kerusakan jaringan lunak, perlu ditunggu atau lakukan imobilisasi 3 6 minggu, pada anggota yang terkena.*Terapi HBO pada fraktur terbuka

Pada saat ini kita mulai memakai HBO ( Hyperbaric Oksigen Therapy ) sebagai therapy tambahan ( Ajuvant Therapy ) untuk fraktur terbuka setelah seluruh therapy definitive dikerjakan dengan baik.

Secara umum semua trauma termasuk fracture terbuka akan menyebabkan hipoksia local yang diikuti dengan iskemia jaringan, lesi vaskuler , nekrosis ujung fragmen tulang yang patah dan gangguan proces metabolic selluler dengan akibat akan terjadi gangguan perfusi serta oksigenasi jaringan lunak dan tulang.Oksigen hyperbaric adalah tekanan oksigen lebih dari 1 atmosfer yang menyebabkan tekanan oksigen pada jaringan juga meningkat , sehingga gradient difusi oksigen kedalam sel akan meningkat . Erythrocyt akan lebih mudah menyesuaikan bentuk dengan dinding kapiler yang telah rusak sehingga dapat dilaluinya dan turut membantu tranportasi oksigen ke daerah fraktur . Oksigen yang larut tersebut akan masuk ke ekstravaskuler dan ruang intraselluler dengan cara difusi dan kemudian dapat dipergunakan oleh sel-sel yang mengalami hipoksia oleh karena fraktur terbuka. Selanjutnya akan meningkatkan metabolisme enzimatik dalam sel serta aktifitas metabolic dari fungsi osteogenesis. Terapi HBO pada fraktur terbuka telah dibuktikan secara in vitro dan invivo dan mekanisme HBO therapy pada fraktur terbuka dapat diterangkan melalui beberapa mekanisme sebagai berikut :a. Tekanan oksigen :

Pada tekanan oksigen pada daerah fraktur terbuka, biasanya menurun dan jarang melebihi 25 mmHg. Penelitian binatang oleh Hunt, Kivisaari dan Mader menunjukan tekanan oksigen pada fraktur terbuka tidak lebih dari 23 mmHg, pada tulang normal 40 mmHg.

HBO ( oksigen 100%, 2 ATA) dapat meningkatkan tekanan oksigen sampai 104 mmHg pada fraktur terbuka, sedangkan pada tulang normal 322 mmHg.

Hipoperfusi dan inflamasi sekunder terjadi akibat tekanan oksigen yang rendah sehingga terjadi peningkatan tekanan intramedular pada fraktur terbuka yang kemungkinan mengalami infeksi, dimana pus dan debris mengisi system Havers dan medullary canal.b. Mekanisme pertahanan selular tubuh: Mekanisme pertahanan selular tubuh yang pertama adalah polymorphonuclear (PMN) merupakan respons pertama yang memerangi infeksi bakteri pada fraktur terbuka.

Phagositic killing pada kuman aerob menurun pada tekanan oksigen yang rendah (Mader).

Dengan HBO tekanan oksigen pada fraktur terbuka mencapai 109 mmHg, kondisi ini dapat memberikan fungsi fagosit bakteri.

Mader juga membuktikan, dengan peningkatan tekanan oksigen sampai 150 mmHg dan 760 mmHg dapat membunuh kuman Staphylococcus aureus dalam jumlah besar.

c. Superoxide dismutase dan catalase :

Seperoxide dismutase dan catalase merupakan mekanisme enzimatik yang digunakan oleh bakteri aerob untuk menurunkan toksik radikal oksigen pada fraktur terbuka yang terinfeksi.

Pada Anaerobic organisme dan organisme mikroaerofilik kurang kemampuannya untuk memproduksi enzim ini.

Kuman Anaerob sangat sensitif terhadap radikal oksigen pada intraselular dan ekstraselular selama terapi HBO.

d. Terapi HBO menghambat alpha toxin (potentially lethal toxin) Terapi HBO akan menghambat alpha toxin dari organisme clostridial yang merusak membran sel dan meningkatkan permeabilitas kapilar pada fraktur terbuka yang terinfeksi.

HBO merupakan bakterisidal pada sebagian besar spesies clostridial. Pada penelitian in vitro HBO mempunyai mekanisme membunuh secara tidak langsung pada bacteri clostridium perfringen melalui lekosit PMN mekanisme.e. HBO merangsang aktivitas fibroblast. Fibroblast tidak dapat mensintesis kolagen dalam membentuk callus pada daerah fraktur terbuka yang terinfeksi saat tekanan oksigen kurang dari 20 mmHg.

Peningkatan oksigen sampai 200 mmHg menghasilkan fungsi yang normal.f. Golongan antibiotic Aminoglikosid Golongan Aminoglicosit seperti: gentamisin, tobramisin, amikasin, metilmisin dan beberapa golongan sulfonamid digunakan untuk infeksi aerob Gram negatif.

Antibiotika ini tidak dapat melakukan mempenetrasi pus pada daerah fraktur terbuka yang terinfeksi sehingga aktivitasnya menurun sebagai akibat dari tekanan oksigen yang rendah.

Dengan HBO akan meningkatkan aktivitas bakterisidal dari antibiotika tersebut.