37
LAPORAN KASUS “ DIARE AKUT DENGAN MARASMIC KWASHIORKOR ” Disusun Oleh: 1. Akhmad Afrianto 2. Bela Bagus Setiawan 3. Dadan Fakhrurijal 4. Febrina Dwi Haryani 5. Herizko Silvano K 6. Yudis L. KEPANITAAN UMUM ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN 0

LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

LAPORAN KASUS

“ DIARE AKUT DENGAN MARASMIC KWASHIORKOR ”

Disusun Oleh:

1. Akhmad Afrianto

2. Bela Bagus Setiawan

3. Dadan Fakhrurijal

4. Febrina Dwi Haryani

5. Herizko Silvano K

6. Yudis L.

KEPANITAAN UMUM ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2012

0

Page 2: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu penyakit utama pada balita di Indonesia adalah penyakit diare,

diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150 – 430/1000 penduduk setahunnya.

Diare merupakan buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer

dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila

frekuensi buang air besar sudah > 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1

bulan dan anak, bila frekuensi > 3 kali.1

Beberapa faktor yang menyebabkan diare,diantaranya :1

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

utama diare pada anak. Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, shigella,

campylobacter, yersinia, aeromonas, dsb. Infeksi virus : enterovirus,

adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.

b. Infeksi parenteral yaitu indeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan,

seperti otitis media akut, tonsilofaringitis, dsb.

2. Faktor malabsorbsi: malabsorbsi karbohidrat, malabsorbsi lemak, malabsorbsi

protein

3. Faktor makanan : makanan basi, beracun,alergi terhadap makanan tertentu.

4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

Pada dasarnya diare akut maupun kronis dapat mengakibatkan kehilangan

cairan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan

keseimbangan asam-basa (asidosis metabolic, hipokalemia, dsb), gangguan gizi

sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah),

hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.1

Cara penularan diare pada umumnya adalah secara oro-fecal melalui makanan

minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen, dan kontak langsung tangan

dengan penderita atau baran-barang yang telah tercemar tinja penderita, atau tidak

1

Page 3: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

langsung melalui lalat. Di dalam bahasa Inggris maka terdapat 4 F di dalam cara

penularan diare ini yaitu food (makanan), feces (tinja), finger (jari tangan), and fly

(lalat)

Prevalensi diare klinis adalah 9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi di

Provinsi NAD dan terendah di DI Yogyakarta. Kasus diare di sebagian besar provinsi

(75%) terdeteksi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan. Hanya 7 provinsi (Banten,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Barat dan Sulawesi Selatan) kasus diare lebih banyak dideteksi berdasarkan gejala

klinis. Beberapa provinsi mempunyai prevalensi diare klinis >9% (NAD, Sumatera

Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengara

Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua

Barat dan Papua). Dehidrasi merupakan salah satu komplikasi penyakit diare yang

dapat menyebabkan kematian. Secara nasional, proporsi responden diare klinis yang

mendapat oralit adalah 42,2%. Dua belas provinsi mempunyai proporsi pemberian

oralit kurang dari proporsi nasional, terendah ditemukan di Banten (29,4%).

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka pada laporan kasus ini

akan lebih banyak dibahas mengenai penyakit diare akut dengan dehidrasi dan gizi

buruk, sehingga dapat diharapkan memberikan informasi dan menambah pengetahuan

yang benar kepada pasien,keluarga maupun masyarakat.

2

Page 4: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

BAB II STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN Nama anak : An. Ivan

Jenis kelamin : Laki – laki

Umur : 7 bulan

Alamat : Jl. Wonodri

Agama : Islam

No. CM : A0110987

Tgl. masuk RS : 9 Juli 2012

AYAH IBU

Nama Ayah : Ranto Nama Ibu : Nurjanah

Umur : 35th Umur : 30 th

Pekerjaan : Tukang jam Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Alamat : Jl. Wonodri Alamat : Jl. Wonodri

Agama : Islam Agama : Islam

B. ANAMNESIS Anamnesa dilakukan secara alloanamnesis kepada ibu anak pada hari

Senintanggal 9 Juli 2012 pukul 13.00 WIB di Rumah Sakit

1. Keluhan Utama: Diare

2. Riwayat Penyakit Sekarang:

Saat masuk RS pasien datang dengan keluhan diare selama 4 hari.

4 hari SMRS pasien diare dengan konsistensi tinja cair, berwarna

kuning, bau tidak asam, lendir (-), darah (-) ampas (+), tinja keluar tidak

3

Page 5: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

menyemprot. Pasien diare 4-6 kali dalam sehari dengan jumlah ¼ gelas,

mual muntah (-), demam (-), nafsu makan menurun, kejang (-).

2 hari SMRS pasien mengalami keluhan diare dengan konsistensi cair,

berwarna kuning, bau tidak asam, lendir(-) darah (-), ampas (+), tinja

keluar tidak menyemprot. Pasien diare 5-10 kali dalam sehari dengan

jumlah ½ gelas tiap kali diare,mual muntah (-) demam (-), nafsu makan

menurun, kejang (-), BAK berkurang .

Pada saat masuk RS pasien tampak lemas, mengantuk, dan sudah BAB

selama 3 kali, dengan konsistensi cair,berwarna kuning, bau tidak

menyangat, lendir (-), darah(-), ampas (+), nafsu makan berkurang, mual

muntah (-), demam (-).

3. Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat diare : (+) usia 3 bulan

Riwayat demam > 3 hari : disangkal

Riwayat ISPA : (+) usia 4 bulan

Riwayat operasi : disangkal

Riwayat trauma : disangkal

Riwayat batuk lama : disangkal

Riwayat kejang : disangkal

Riwayat masuk RS : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga:

Riwayat batuk lama : disangkal

Riwayat diare : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

4

Page 6: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

5. Riwayat kehamilan :

An. I adalah anak ke-2 dari 2 bersaudara. Anak pertama, riwayat

kehamilanya tidak ditanyakan. Selama hamil ibu tidak mengalami gangguan

kesehatan. Pemeriksaan ANC 5 kali di bidan. Konsumsi jamu disangkal. Ibu

mengkonsumsi vitamin dan kapsul penambah darah. Imunisasi TT 1 kali

sebelum nikah dan 2 kali selama kehamilan

6. Riwayat persalinan:

Anak pertama berumur 3 tahun, ditolong bidan dan cukup bulan, lahir

normal.Anak kedua persalinan normal, BBL 3 kg, panjang badan 50 cm

cukup bulan, ditolong oleh bidan, langsung menangis.

7. Riwayat pasca persalinan: ibu tidak kontrol ke bidan lagi, anak tidak

pernah periksa di Posyandu, tidak punya KMS

8. Riwayat imunisasi

Macam imunisasi Frekuensi Umur KeteranganBCGHepatitis B

1 kali1 kali

00

Kesan Imunisasi tidak lengkap sesuai umur

9. Riwayat Gizi :

Umur Makanan Jumlah Frekuensi0-1 bulan Anak hanya diberikan

ASI, setelah itu ASI tidak keluar

Semau anak

1-6 bulan

6-7 bulan

Susu formula

Bubur instanPisang kerokNasi tim, tidak ditambah sayur dan lauk

2 sdm dlm 60 cc air1 sdm½ pisang½ mangkuk

2 kali, tidak selalu habis2 kali1 kali2 kali, tidak habis

Kesan Kualitas kurang

5

Page 7: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

10. Riwayat tumbuh kembang:

Senyum spontan : 2 bulan

Miring : 5 bulan

Tengkurap : 6 bulan

Mengucapkan “bapa” : 7 bulan

Duduk : belum bisa

11. Riwayat sosial ekonomi

Ayah penderitan bekerja sebagai tukang jam, ibu tidak bekerja dan

menanggung 2 orang anak, penghasilan tidak menentu. Pengobatan di

tanggung Jamkesmas

Kesan : sosial ekonomi kurang

12. Riwayat Lingkungan

Sumber air menggunakan air PAM. Untuk kebutuhan sehari-hari air dimasak

terlebih dahulu. Memiliki kamar mandi sendiri. Dalam penyajian susu

dengan dot/botol, sebelumnya di rebus terlebih dahulu dan cuci tangan.

Silsilah Keluarga

Keterangan : (garis putus tinggal serumah)

Laki-laki Anak Ivan

Perempuan

6

Page 8: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

C. PEMERIKSAAN FISIK:

Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin tanggal 9 Juli 2012 pukul 14.00 WIB

Keadaan Umum : tampak lemas, tampak sangat kurus.

Kesadaran : somnolen

Vital sign:

RR : 30x/ menit, abdominal

Nadi : 120x/ menit, isi dan tegangan cukup, regular

Suhu : 37,1oC (axilla)

Status Gizi

BB Lahir : 3 kg

BB Sekarang: : 3,3 kg

PB Lahir : 50 cm

PB Sekarang : 63 cm

BB/U : -5,5 SD ( berat badan sangat rendah/ Gizi Buruk)

TB/U : -2,4 SD ( panjang badan pendek/Pendek)

BB/TB : -4,5 SD ( sangat kurus)

Kesan : pertumbuhan anak tidak sesuai dengan umur

Status internus

Kulit : pucat (+), turgor kulit melambat.

Kepala : messosefal, UUB sangat cekung, lingkar kepala 39 cm.

Rambut : tipis, kemerahan, mudah dicabut

Mata : reflek pupil (+/+), pupil isokor dengan diameter 3mm

konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-), air mata (-/-)

mata cekung (+/+).

Hidung : deformitas (-), secret (-), mukosa hiperemis (-)

cuping hidung (-), konka hiperemis (-)

7

Page 9: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

Telinga : discharge (-), aurikula hiperemis (-)

membrane timpani intak

Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-), bibir kering (+)

Tenggorok : T 1-1, faring hiperemis (-), kripte melebar (-), detritus (-)

pseudomembran (-), jaringan granulose pada faring (-)

Leher : bentuk simetris, deviasi trakea (-)

warna kulit sama dengan sekitar

pembesaran kelenjar limfe (-)

PARU:

Anterior

Inspeksi : gerakan dada simetris statis dinamis, warna kulit sesuai dengan

sekitar, tidak tampak otot bantu pernafasan, retraksi (-)

Palpasi : stem fremitus sulit dinilai

Perkusi : sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan: ronchi (-/-), wheezing (-/-)

Kesan : dalam batas normal

Posterior

Tidak dilakukan

JANTUNG:

Inspeksi : ictus cordis tak tampak,

Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V LMCS, tidak melebar, tidak kuat angkat

Perkusi : batas inferior sinistra : SIC V LMCS

batas inferior dextra : SIC V LPSD

batas superior dextra : SIC II LPSS

batas pinggang jantung : SIC III LPSS

Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni, tidak ada suara jantung tambahan

Kesan : konfigurasi jantung dalam batas normal

8

Page 10: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

ABDOMEN:

Inspeksi : bentuk cekung, warna sesuai dengan kulit sekitar, spider navy (-),

umbilikus tidak menonjol, tampak gambaran usus Down Counture,

briut (-)

Auskultasi : bunyi peristaltik 8x/menit

Perkusi : timpani di seluruh lapangan abdomen, pekak sisi (+), pekak alih (-),

pekak hepar (-)

Palpasi : nyeri tekan (-), turgor kulit melambat, hepar tidak teraba

ginjal tidak teraba, lien tidak teraba, defance muscular(-)

GENITALIA:

Laki-laki dalam batas normal, belum di sirkumsisi, testis sudah turun, phimosis (-)

EKTREMITAS :

Superior Inferior

Akral dinginOedemSianosisMuscle wastingCrazy pavement dermatosis Baggy pant

-/--/--/-+/++/+

-/-+/+ (non pitting)

-/-+/++/++

NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

9

Page 11: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

1. Tes darah rutin : Hemoglobin Tombosit Leukosit Eritrosit Laju Endap

Darah

10.1 261.000 13.9003.6.106

Normal

L: 12-17,5 P: 11,5-16 g/dl150.000-400.000/ mm3

4.000-11.000/ mm3

4-6 juta/ mm3

L < 15 P < 20 mm/jam

Anemia

Leukositosis

2. Dif. Count : Eosinofil Basofil Monosit

limfosit

0 %0 %2 %30 %

2-6 %0-1 %2-8 %20-40 %

3. Tes tinja Makroskopis warna bau darah lendir ampas buih

Mikroskopis darah bakteri cacing amoeba lemak KH Protein eritrosit lekosit

KuningTidak

menyengat(-)(-)(-)

(-)(+2)(-)(-)

(+1)(+1)(-)(-)(-)

Bakteri + 2

4. Elektrolit:-Natrium-Kalium-Klorida-Kalsium

120 mmol/l2,7 mmol/l101 mmol/l2,38 mmol/l

135-155 mmol/l3,6-5,5 mmol/l95-108 mmol/l3,6-5,5 mmol/l

HiponatremiaHipokalemia

Hipokalsemia

D. PEMARILSAAN PENUNJANG

E. DAFTAR MASALAH

1. Diare 4 hari 2. Nafsu makan menurun

10

Page 12: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

3. BAK kurang

4. Imunisasi tidak lengkap

5. Kualitas makan kurang

6. Ekonomi kurang

7. Kesadaran somnolen

8. Status gizi buruk

9. Perawakan pendek

10. Sangat kurus

11. Ubun-ubun besar sangat

cekung

12. Rambut kemerahan, mudah

rontok

13. Konjungtiva anemis

14. Mata cekung

15. Tidak ada air mata

16. Bibir kering

17. Iga menggantung (gambang)

18. Perut cekung

19. Gambaran usus (+)

20. Oedem ekstrimitas inferior non

pitting

21. Turgor kulit melambat

22. Muscle wasting

23. Baggy pants

24. Crazy pavement dermatosis

25. Anemia

26. Leukositosis

27. Hiponatremi

28. Bakteri tinja (+)

29. Hipokalemi

30. Hipokalsemi

Masalah Aktif Masalah pasif

1. Diare akut dengan dehidrasi berat

(1,2,3,7,11,13,14,15,21,25,26,27,28,29,30)

2. Marasmic kwashiorkor

(8,9,10,12,17,18,19,20,22,23,24)

1. Ekonomi kurang

2. Imunisasi dasar tidak

lengkap

3. Kualitas makanan kurang

F. INITIAL PLANS

1. Diare akut dengan dehidrasi berat

11

Page 13: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

Subjektif : faktor infeksi, malabsobsi, makanan, psikologis

Objektif : -

Terapi :

Rehidrasi dengan Pemberian infus:

1 jam pertama diberi RL 30 ml/kg BB 100 ml.

5 jam kemudian diberi RL 70 ml/kg BB 230 ml.

Monitoring vital sign, balance cairan dan derajat dehidrasinya selama 15 –

30 menit jika nadi belum teraba diberikan tetesan infus lebih cepat.

Sesudah 3 – 4 jam berikan oralit 15 ml setelah anak mau minum dan tablet

zink 20 mg/hari selama 10 hari.

Setelah 6 jam monitoring kembali vital sign, balance cairan dan derajat

dehidrasi

Edukasi :

Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit anak dan tanda-tanda

dehidrasi

Menyarankan kepada keluarga untuk tetap memberi makanan dan cairan

kepada anak setiap habis BAB dengan oralit

Menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan dalam penyajian

makanan kepada anak.

2. Marasmic kwashiorkor

Subjektif : sangat kurus, perut cekung, iga gambang, rambut tipis

kemerahan mudah dicabut, baggy pant, crazy pavement

dermatosis, muscle wasting.

Objektif : gizi buruk

Terapi :

10 Langkah Pri nsip Dasar Pengobatan Marasmus Kwashiorkor

1. Pengobatan/Pencegahan Hipoglikemia

12

Page 14: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

Hipoglikemia dan hipotermia biasanya terjadi bersamaan seringkali sebagai

tanda adanya infeksi.

Bila hipotermi (suhu axilla atau rectal <36C atau rectal). maka memeriksa

kadar gula darah.

Bila kadar gula darah dibawah 50 mg/dl, berikan:

a. 50 ml “bolus” (pemberian sekaligus) glukosa 10% atau larutan sukrosa

10% (1 sdt gula dalam 5 sdm air) secara oral atau pipa naso-gastrik.

b. Selanjutnya berikan larutan tsb. setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali

berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam).

c. Berikan antibiotika

d. Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan malam

Pemantauan:

a. Bila kadar glukosa darah rendah, ulangi pemeriksaan gula darah dengan

darah dari ujung jari atau tumit setelah 2 jam.

b. Sekali diobati, kebanyakan anak akan stabil dalam 30 menit

c. Bila gula darah turun lagi sampai <50 mg/dl, ulangi pemberian 50 ml

(bolus) larutan glukosa 10% atau sukrosa, dan teruskan pemberian setiap

30 menit sampai stabil.

2. Pengobatan / Pencegahan Hipotermia

Bila suhu ketiak <36Cperiksalah suhu dubur. Bila suhu dubur <36C :

a. Segera beri makanan cair/formula khusus (mulai dengan rehidrasi bila

perlu)

b. Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala,

letakkan dekat lampu atau pemanas atau peluk anak di dada ibu, selimuti

(metoda kanguru).

Pemantauan:

a. Periksa suhu dubur setiap 2 jam sampai suhu mencapai >36,5C, bila

memakai pemanas ukur setiap 30 menit

13

Page 15: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

b. Pastikan anak selalu terbungkus selimut sepanjang waktu, terutama

malam hari

c. Raba suhu anak

d. Bila ada hipotermia, periksa kemungkinan hipoglikemia.

Pencegahan:

a. Segera beri makan / formula khusus setiap 2 jam

b. Sepanjang malam selalu beri makan

c. Selalu diselimuti dan hindari keadaan basah (baju, selimut, alas tempat

tidur)

d. Hindari paparan langsung dengan udara (mandi atau pemeriksaan medis

terlalu lama).

3. Pengobatan/Pencegahan Dehidrasi

Memberikan larutan garam/elektrolit khusus yaitu Resomal. Tidak mudah untuk

memperkirakan status dehidrasi pada KEP berat/gizi buruk dengan menggunakan

tanda-tanda klinis saja. Jadi, anggap semua anak KEP berat/gizi buruk dengan

diare encer mengalami dehidrasi sehingga harus diberi:

a. Cairan Resomal / pengganti sebanyak 5 ml/KgBB setiap 30 menit selama 2

jam secara oral atau lewat pipa nasogastrik.

b. Selanjutnya beri 5–10 ml/kg/jam untuk 4–10 jam berikutnya; jumlah tepat

yang harus diberikan tergantung berapa banyak anak menginginkannya dan

banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan muntah.

c. Ganti Resomal/cairan pengganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formula

khusus sejumlah yang sama bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.

14

Page 16: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

Pemantauan:

Lakukan penilaian atas kemajuan proses rehidrasi setiap ½-1 jam selama 2

jam pertama, kemudian setiap jam untuk 6-12 jam selanjutnya dengan

memantau: denyut nadi, pernafasan, frekwensi kencing, frekwensi diare /

muntah.

Pencegahan:

a. Bila diare encer berlanjut:Teruskan pemberian formula khusus

b. Ganti cairan yang hilang dengan Resomal / pengganti (jumlah + sama)

c. Sebagai pedoman, berikan Resomal/pengganti sebanyak 50-100 ml

setiap kali buang air besar cair

d. Bila masih mendapat ASI, teruskan.

4. Koreksi Gangguan Keseimbangan Elektrolit

Pada semua KEP berat terjadi kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar

Na plasma rendah. Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg) sering terjadi

dan paling sedikit perlu 2 minggu untuk pemulihan. Ketidakseimbangan

elektrolit ini ikut berperan pada terjadinya edema (jangan obati edema dengan

pemberian diuretikum). Berikan :

Tambahan Kalium 2-4 mEq/kg BB/hari (= 150-300 mg KCl/kgBB/hari)

Tambahkan Mg 0.3-0.6 mEq/kg BB/hari (= 7.5-15 mg MgCl2 /kgBB/hari)

Untuk rehidrasi, berikan cairan rendah natrium (Resomal/pengganti)

Siapkan makanan tanpa diberi garam/rendah garam.

Tambahan K dan Mg dapat disiapkan dalam bentuk larutan yang

ditambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20 ml larutan tersebut pada 1

liter formula, dapat memenuhi kebutuhan K dan Mg. (Lihat lampiran 6 untuk

cara pembuatan larutan).

15

Page 17: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

5. Pengobatan Dan Pencegahan Infeksi

Pada KEP berat / gizi buruk, tanda yang biasanya menunjukkan adanya

infeksi seperti demam seringkali tidak tampak.Karenanya pada semua KEP

berat/gizi buruk beri secara rutin:

Antibiotik spektrum luas

Vaksinasi Campak bila umur anak >6 bulan dan belum pernah diimunisasi

(tunda bila ada syok). Ulangi pemberian vaksin setelah keadaan gizi anak

menjadi baik.

Catatan:

Beberapa ahli memberikan metronidazol (7.5 mg/kg, setiap 8 jam selama 7 hari)

sebagai tambahan pada antibiotik spektrum luas guna mempercepat perbaikan

mucosa usus dan mengurangi resiko kerusakan oksidatif dan infeksi sistemik

akibat pertumbuhan bakteri anaerobik dalam usus halus.

6. Pemberian Makanan

Pemberian makanan dengan kandungan energi dan protein cukup untuk

memenuhi metabolisme basal. Pemberian nutrisi pada fase stabilisasi ini adalah :

porsi kecil tapi sering dengan formula laktosa rendah dan hipo/iso-osmolar,

memberikan secara oral/nasogastrik dengan energi 80-100 kal/kgBB/hari, protein

1-1.5 g/kgBB/hari, cairan 130 ml/kgBB/hari (100 ml/kgBB/hari bila terdapat

edema), bila masih mendapat ASI, tetap diberikan tetapi setelah pemberian

formula. Formula khusus seperti F-WHO 75 yang dianjurkan dan jadwal

pemberian makanan harus disusun sedemikian.

Selama fase stabilisasi, diare secara perlahan berkurang dan BB mulai naik,

tetapi pada penderita dengan edema BB-nya akan menurun dulu bersamaan

dengan menghilangnya edema, baru kemudian BB mulai naik.

16

Page 18: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

7. Fasilitasi Tumbuh Kejar

Transisi secara perlahan dianjurkan untuk menghindari risiko gagal jantung

dan intoleransi saluran cerna yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi

makanan dalam jumlah banyak secara mendadak. Pada periode transisi,

dianjurkan untuk merubah secara perlahan-lahan dari formula khusus awal

ke formula khusus lanjutan:

a. Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per

100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein

2.9 gram per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi

bubur/makanan keluarga dapat digunakan asalkan dengan kandungan

energi dan protein yang sama.

b. Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit

formula tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgBB/kali

(=200 ml/kgBB/hari).

Pemantauan pada masa transisi: frekwensi nafas, frekwensi denyut nadi.

Bila terjadi peningkatan detak nafas >5x/menit dan denyut nadi >25x/menit

dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi volume pemberian

formula.Setelah normal kembali, ulangi menaikkan volume seperti di atas.

Setelah periode transisi dilampaui, anak diberi makanan/formula dengan

jumlah tidak terbatas dan sering, energi : 150-220 Kkal/kgBB/hari, protein

4-6 gram/kgBB/hari, bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga

beri formula, karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk

tumbuh-kejar.

Pemantauan setelah periode transisi : kemajuan dinilai berdasarkan

kecepatan pertambahan berat badan : timbang anak setiap pagi sebelum

diberi makan, evaluasi kenaikan BB setiap minggu. Bila kenaikan BB:

a. kurang ( <50 g/minggu ), perlu re-evaluasi menyeluruh : cek apakah

asupan makanan mencapai target atau apakah infeksi telah dapat diatasi.

17

Page 19: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

b. baik ( 50 g/minggu ), lanjutkan pemberian makanan

8. Koreksi Defisiensi Mikro Nutrien

Semua KEP berat menderita kekurangan vitamin dan mineral. Walaupun anemia

biasa dijumpai, jangan terburu-buru memberikan preparat besi (Fe), tetapi tunggu

sampai anak mau makan dan berat badannya mulai naik (biasanya setelah

minggu ke-2). Pemberian besi pada masa awal dapat memperburuk keadaan

infeksinya.

Berikan setiap hari: suplementasi multivitamin, asam folat 1 mg/hari (5 mg pada

hari pertama), seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari, tembaga (Cu) 0.2 mg/kgBB/hari. Bila

BB mulai naik : Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferrosus 10 mg/kgBB/hari,

vitamin A oral pada hari I : umur > 1 tahun : 200.000 SI, 6-12 bulan : 100.000 SI,

< 6 bulan : 50.000 SI, kecuali bila dapat dipastikan anak sudah mendapat

suplementasi vitamin A pada 1 bulan terakhir. Bila ada tanda / gejala defisiensi

vitamin A, berikan vitamin dosis terapi.

9. Memberikan Stimulasi Sensorik Dan Dukungan Emosional

Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku,

karenanya berikan: kasih sayang, suasana lingkungan yang ceria, terapi bermain

terstruktur selama 15 – 30 menit/hari, aktifitas fisik segera setelah sembuh dan

keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb).

10. Tindak Lanjut Di Rumah

Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB anak sudah mencapai 80% BB/U,

dapat dikatakan anak sembuh. Pola pemberian makan yang baik dan

stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah setelah penderita dipulangkan.

Edukasi orang tua untuk :

a. Melakukan kunjungan ulang setiap minggu, periksa secara teratur di

Puskesmas

18

Page 20: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

b. Pelayanan di PPG untuk memperoleh PMT-Pemulihan selama 90 hari.

dan berat badan anak selalu ditimbang setiap bulan secara teratur di

posyandu / puskesmas.

c. pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien

yang padat

d. penerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau Posyandu

e. Pemberian suntikan imunisasi sesuai jadwal

f. Anjurkan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau

100.000 SI ) sesuai umur anak setiap Bulan Februari dan Agustus

PEMBAHASAN

Kasus yang dibahas adalah diare. Dimana diare diartikan sebagai baung air

besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak

dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih

19

Page 21: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensi

lebih dari 3 kali.1

Pada kasus diatas, pasien datang tampak lemas, mengantuk, dan sudah BAB

selama 3 kali ebelum datang kerumah sakit, dengan konsistensi cair,berwarna kuning,

dan berampas. Definisi diare yang diberikan oleh depkes RI (2003) adalah penyakit

yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi feses melembek sampai

mencair dan bertambahnya frekuensi baung air besar (BAB) lebih banyak dri

biasanya ( lazimya 3 kali atau lebih dalam sehari).

Pada anamnesis didapatkan keluhan muncul pada 4 hari yang lalu, BAB 4-6x/

hari dengan konsistensi cair, berwarna kuning, dan terdapar ampas, jumlah feses

sebanyak seperempat gelas sekali BAB.

Dan 2 hari ysng lalu gejala semakin meningkat dimana, buang air besar 5

sampai 10 kali perhari dengan konsistensi cair, berwarna kuning, dan terdapat ampas,

jumlah feses sebanyak setengah gelas sekali buang air besar.

Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan, nadi 120 x/menit, frekuensi nafas

30x/menit, suhu rectal : 37,1 C, lingkar kepala 39 cm, status gizi didapatkan berat

badan 3,3 kg panjang badan 63 cm, pasien dikatakan dalam katagori gizi buruk

dikarenakan pada pengukur z skore : BB/U : -5,5 SD ( berat badan sangat rendah/

Gizi Buruk), TB/U: -2,4 SD ( panjang badan pendek/Pendek), BB/TB: -4,5 SD

( sangat kurus).

Pemeriksaan status fisik didapatkan ubun-ubun cekung, rambut berwarna

merah dan mudah dicabut, mata cekung, conjungtiva anemis (+), air mata tidak

keluar, bibir kering, iga menggambang. Pemeriksaan pada ektremitas di dapatkan

muscle wasting, edem tipe non pitting pada ektremitas inferior, baggy pant, crazy

pavement dermatosis.

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil pemeriksaan darah,

hemoglobin turun, leukosit meningkat, pada pemeriksaan elektrolit di dapatkan

hiponatremi,hipo kalsemi dan hipo kalemi.

20

Page 22: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, maka pasien didiagnosis

diare akut dengan dehidrasi berat . Kemudian dilakukan penatalaksanaan, rehidrasi

dengan Pemberian infus cairan RL, 1 jam pertama diberi 100 ml, 2 – 6 jam

selanjutnya diberikan cairan infus RL sebanyak 230 ml, kemudian Monitoring vital

sign, balance cairan dan derajat dehidrasinya selama 15 – 30 menit jika nadi belum

teraba diberikan tetesan infus lebih cepat. Sesudah 3 – 4 jam berikan oralit 15 ml

setelah anak mau minum dan tablet zink 10 mg/hari selama 10 hari. Setelah 6 jam

monitoring kembali vital sign, balance cairan dan derajat dehidrasi.

Untuk penatalaksanaan Marasmic Kwashiorkor dilakukan dengan 10 prinsip

pengobatan yaitu : pengobatan/pencegahan hipoglikemia, pengobatan/pencegahan

hipotermia, pengobatan/pencegahan dehidrasi, koreksi gangguan keseimbangan

elektrolit, pengobatan dan pencegahan infeksi, pemberian makanan, fasilitasi tumbuh

kejar, koreksi defisiensi mikro nutrien, memberikan stimulasi sensorik dan dukungan

emosional dan tindak lanjut di rumah.

RESUME

An. I usia 7 bulan datang dengan keluhan diare selama 4 hari yang lalu sampai

pasien datang ke RS.

Awal mula 4 hari sebelum datang ke rumah sakit pasien mengeluh diare dengan

konsistensi tinja cair berwarna kuning , bau tidak menyangat, ampas (+), tinja

mengucur 4-6 kali per hari dengan jumlah ¼ gelas, nafsu makan menurun.

21

Page 23: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan frekuensi BAB menjadi

5-10 kali per hari dan jumlah bertambah menjadi ½ gelas, nafsu makan semakin

menurun dari hari sebelumnya. Pada saat masuk rumah sakit pasien sudah BAB 3 kali

pada saat pagi hari dan nafsu makan menurun, pasien tampak lemas dan mengantuk.

Riwayat dahulu ibu pasien mengaku anaknya pernah mengalami diare dan

ISPA. Pemberian gizi anak tidak begitu baik hal tersebut dapat dilihat dari

penambahan berat badan anak dari lahir (3kg) sampai 7 bulan menjadi 3,3 kg.

berdasarkan z-score anak tampak kurus dan pendek.

Pemeriksaan status fisik didapatkan ubun-ubun cekung, rambut berwarna merah

dan mudah dicabut, mata cekung, conjungtiva anemis (+), air mata tidak keluar, bibir

kering, iga menggambang. Pemeriksaan pada ektremitas di dapatkan muscle wasting,

edem tipe non pitting pada ektremitas inferior, baggy pant, crazy pavement

dermatosis.

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil pemeriksaan darah, hemoglobin

turun, leukosit meningkat, pada pemeriksaan elektrolit di dapatkan hiponatremi,hipo

kalsemi dan hipo kalemi.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien

mengalami diare akut dengan dehidrasi berat (konsensus anak) dan disertai anak

marasmic kwashiorkor. Penanganan pada pasien ini yaitu penanganan diare akut

dengan dehidrasi berat meliputi rehidrasi. Untuk penatalaksanaan Marasmic

Kwashiorkor dilakukan dengan 10 prinsip pengobatan yaitu : pengobatan/pencegahan

hipoglikemia, pengobatan/pencegahan hipotermia, pengobatan/pencegahan dehidrasi,

koreksi gangguan keseimbangan elektrolit, pengobatan dan pencegahan infeksi,

pemberian makanan, fasilitasi tumbuh kejar, koreksi defisiensi mikro nutrien,

memberikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional dan tindak lanjut di rumah.

22

Page 24: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2008. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Jakarta:

Depkes

Depkes RI. 2010. Manajemen Terpadu Balita Sakit, Jakarta: Depkes

Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Ilmu

Anak jilid 1. Jakarta : FKUI

23

Page 25: LK Diare Dg Marasmic Kwashiokor

24