Upload
afrianto-akhmad
View
71
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
diare
Citation preview
LAPORAN KASUS DIARE AKUT DENGAN MARASMIC KWASHIORKOR
Disusun Oleh:
1. Akhmad Afrianto
2. Bela Bagus Setiawan
3. Dadan Fakhrurijal
4. Febrina Dwi Haryani
5. Herizko Silvano K
6. Yudis Liling S KEPANITAAN UMUM ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit utama pada balita di Indonesia adalah penyakit diare, diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150 430/1000 penduduk setahunnya. Diare merupakan buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah > 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensi > 3 kali.1
Beberapa faktor yang menyebabkan diare,diantaranya :11. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas, dsb. Infeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.b. Infeksi parenteral yaitu indeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti otitis media akut, tonsilofaringitis, dsb.
2. Faktor malabsorbsi: malabsorbsi karbohidrat, malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein
3. Faktor makanan : makanan basi, beracun,alergi terhadap makanan tertentu.
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.
Pada dasarnya diare akut maupun kronis dapat mengakibatkan kehilangan cairan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolic, hipokalemia, dsb), gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah), hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.1Cara penularan diare pada umumnya adalah secara oro-fecal melalui makanan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen, dan kontak langsung tangan dengan penderita atau baran-barang yang telah tercemar tinja penderita, atau tidak langsung melalui lalat. Di dalam bahasa Inggris maka terdapat 4 F di dalam cara penularan diare ini yaitu food (makanan), feces (tinja), finger (jari tangan), and fly (lalat)Prevalensi diare klinis adalah 9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi di Provinsi NAD dan terendah di DI Yogyakarta. Kasus diare di sebagian besar provinsi (75%) terdeteksi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan. Hanya 7 provinsi (Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan) kasus diare lebih banyak dideteksi berdasarkan gejala klinis. Beberapa provinsi mempunyai prevalensi diare klinis >9% (NAD, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan Papua). Dehidrasi merupakan salah satu komplikasi penyakit diare yang dapat menyebabkan kematian. Secara nasional, proporsi responden diare klinis yang mendapat oralit adalah 42,2%. Dua belas provinsi mempunyai proporsi pemberian oralit kurang dari proporsi nasional, terendah ditemukan di Banten (29,4%).
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka pada laporan kasus ini akan lebih banyak dibahas mengenai penyakit diare akut dengan dehidrasi dan gizi buruk, sehingga dapat diharapkan memberikan informasi dan menambah pengetahuan yang benar kepada pasien,keluarga maupun masyarakat.
BAB II
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIENNama anak : An. Ivan
Jenis kelamin: Laki laki
Umur
: 7 bulan
Alamat
: Jl. Wonodri Agama
: Islam
No. CM
: A0110987
Tgl. masuk RS: 9 Juli 2012
AYAH
IBUNama Ayah: Ranto
Nama Ibu: Nurjanah
Umur
: 35th
Umur
: 30 th
Pekerjaan
: Tukang jam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan
: SD
Pendidikan: SD
Alamat
: Jl. Wonodri
Alamat : Jl. WonodriAgama
: Islam
Agama
: IslamB. ANAMNESISAnamnesa dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu anak pada hari Senintanggal 9 Juli 2012 pukul 13.00 WIB di Ruang IGD Rumah Sakit1. Keluhan Utama: Diare2. Riwayat Penyakit Sekarang: Saat masuk RS pasien datang dengan keluhan diare selama 4 hari. 4 hari SMRS pasien diare dengan konsistensi tinja cair, berwarna kuning, bau tidak asam, lendir (-), darah (-) ampas (+), tinja keluar tidak menyemprot. Pasien diare 4-6 kali dalam sehari dengan jumlah gelas, mual muntah (-), demam (-), nafsu makan menurun, kejang (-).
2 hari SMRS pasien mengalami keluhan diare dengan konsistensi cair, berwarna kuning, bau tidak asam, lendir(-) darah (-), ampas (+), tinja keluar tidak menyemprot. Pasien diare 5-10 kali dalam sehari dengan jumlah gelas tiap kali diare,mual muntah (-) demam (-), nafsu makan menurun, kejang (-), BAK berkurang .
Pada saat masuk RS pasien tampak lemas, mengantuk, dan sudah BAB selama 3 kali, dengan konsistensi cair,berwarna kuning, bau tidak menyangat, lendir (-), darah(-), ampas (+), nafsu makan berkurang, mual muntah (-), demam (-).
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat diare
: (+) usia 3 bulan Riwayat demam > 3 hari: disangkal
Riwayat ISPA
: (+) usia 4 bulan Riwayat operasi
: disangkal
Riwayat trauma
: disangkal
Riwayat batuk lama
: disangkal
Riwayat kejang
: disangkal
Riwayat masuk RS
: disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat batuk lama
: disangkal
Riwayat diare
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal5. Riwayat kehamilan :
An. I adalah anak ke-2 dari 2 bersaudara. Anak pertama, riwayat kehamilanya tidak ditanyakan. Selama hamil ibu tidak mengalami gangguan kesehatan. Pemeriksaan ANC 5 kali di bidan. Konsumsi jamu disangkal. Ibu mengkonsumsi vitamin dan kapsul penambah darah. Imunisasi TT 1 kali sebelum nikah dan 2 kali selama kehamilan6. Riwayat persalinan: Anak pertama berumur 3 tahun, ditolong bidan dan cukup bulan, lahir normal.Anak kedua persalinan normal, BBL 3 kg, panjang badan 50 cm cukup bulan, ditolong oleh bidan, langsung menangis.7. Riwayat pasca persalinan: ibu tidak kontrol ke bidan lagi, anak tidak pernah periksa di Posyandu, tidak punya KMS8. Riwayat imunisasi
Macam imunisasiFrekuensiUmurKeterangan
BCG
Hepatitis B1 kali
1 kali00
KesanImunisasi dasar tidak lengkap
9. Riwayat Gizi :
UmurMakananJumlahFrekuensi
0-1 bulanAnak hanya diberikan ASI, setelah itu ASI tidak keluarSemau anak
1-6 bulan6-7 bulanSusu formula
Bubur instan
Pisang kerok
Nasi tim, tidak ditambah sayur dan lauk2 sdm dlm 60 cc air
1 sdm
pisang
mangkuk2 kali, tidak selalu habis2 kali1 kali
2 kali, tidak habis
KesanKualitas dan kuantitas kurang
10. Riwayat tumbuh kembang:
Pertumbuhan BB Lahir
: 3 kg BB Sekarang:
: 3,3 kg
PB Lahir
: 50 cm PB Sekarang
: 63 cm
BB/U
: -5,5 SD ( berat badan sangat rendah/ Gizi Buruk)
TB/U
: -2,4 SD ( panjang badan pendek/Pendek)
BB/TB
: -4,5 SD ( sangat kurus)Kesan : pertumbuhan anak tidak sesuai dengan umur Perkembangan Senyum spontan: 2 bulan Miring
: 5 bulan Tengkurap
: 6 bulan
Mengucapkan bapa: 7 bulan Duduk
: belum bisa Kesan: perkembangan sesuai dengan umur11. Riwayat sosial ekonomi
Ayah penderitan bekerja sebagai tukang jam, ibu tidak bekerja dan menanggung 2 orang anak, penghasilan tidak menentu. Pengobatan di tanggung JamkesmasKesan : sosial ekonomi kurang12. Riwayat Lingkungan
Sumber air menggunakan air PAM. Untuk kebutuhan sehari-hari air dimasak terlebih dahulu. Memiliki kamar mandi sendiri. Dalam penyajian susu dengan dot/botol, sebelumnya di rebus terlebih dahulu dan cuci tangan.Silsilah Keluarga
Keterangan : (garis putus tinggal serumah)
Laki-laki
Anak Ivan
PerempuanC. PEMERIKSAAN FISIK:Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin tanggal 9 Juli 2012 pukul 14.00 WIBKeadaan Umum
: tampak lemas, tampak sangat kurus. Kesadaran
: somnolen
Vital sign:
RR
: 30x/ menit, abdominal
Nadi
: 120x/ menit, isi dan tegangan cukup, regular
Suhu
: 37,1oC (axilla)
Status internus
Kulit
: pucat (+), turgor kulit melambat. Kepala
: messosefal, UUB sangat cekung, lingkar kepala 39 cm. Rambut : tipis, kemerahan, mudah dicabut
Mata
: reflek pupil (+/+), pupil isokor dengan diameter 3mm
konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-), air mata (-/-) mata cekung (+/+). Hidung
: deformitas (-), secret (-), mukosa hiperemis (-)
napas cuping hidung (-), konka hiperemis (-)
Telinga: discharge (-), aurikula hiperemis (-) membrane timpani intak
Mulut
: bibir sianosis (-), lidah kotor (-), bibir kering (+)
Tenggorok: T 1-1, faring hiperemis (-), kripte melebar (-), detritus (-)
pseudomembran (-), jaringan granulose pada faring (-)
Leher
: bentuk simetris, deviasi trakea (-)
warna kulit sama dengan sekitar
pembesaran kelenjar limfe (-)PARU: Anterior
Inspeksi : gerakan dada simetris statis dinamis, warna kulit sesuai dengan sekitar, tidak tampak otot bantu pernafasan, retraksi (-) Palpasi: stem fremitus sulit dinilai
Perkusi: sonor seluruh lapang paru Auskultasi: suara dasar vesikuler, suara tambahan: ronchi (-/-), wheezing (-/-)Kesan : dalam batas normalPosterior
Tidak dilakukan
JANTUNG: Inspeksi: ictus cordis tak tampak,
Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V LMCS, tidak melebar, tidak kuat angkat
Perkusi: batas inferior sinistra : SIC V LMCS
batas inferior dextra : SIC V LPSD
batas superior dextra : SIC II LPSS batas pinggang jantung : SIC III LPSS
Auskultasi: bunyi jantung I dan II murni, tidak ada suara jantung tambahan
Kesan: konfigurasi jantung dalam batas normal
ABDOMEN: Inspeksi: bentuk cekung, warna sesuai dengan kulit sekitar, spider navy (-), umbilikus tidak menonjol, gambaran usus tampak/darm countour (+). Auskultasi: bunyi peristaltik 8x/menit
Perkusi: timpani di seluruh lapangan abdomen, pekak sisi (+), pekak alih (-), pekak hepar (-) Palpasi: nyeri tekan (-), turgor kulit melambat, hepar tidak teraba ginjal tidak teraba, lien tidak teraba, defance muscular(-)GENITALIA: Laki-laki dalam batas normal, belum di sirkumsisi, testis sudah turun, phimosis (-)EKTREMITAS :SuperiorInferior
Akral dingin
Oedem
Sianosis
Muscle wasting
Crazy pavement dermatosis
Baggy pant-/-
-/-
-/-
+/+
+/+-/-
+/+ (non pitting)
-/-
+/+
+/+
+
NOPEMERIKSAANHASILNILAI NORMAL
1.Tes darah rutin :
Hemoglobin Tombosit
Leukosit
Eritrosit
Laju Endap Darah 10.1
261.000 13.900
3.6.106NormalL: 12-17,5 P: 11,5-16 g/dl
150.000-400.000/ mm3
4.000-11.000/ mm3
4-6 juta/ mm3
L < 15 P < 20 mm/jamAnemia
Leukositosis
2. Dif. Count :
Eosinofil
Basofil
Monosit limfosit0 %
0 %
2 %
30 %2-6 %
0-1 %
2-8 %
20-40 %
3. Tes tinja
Makroskopis
warna
bau
darah
lendir
ampas
buih
Mikroskopis
darah
bakteri
cacing
amoeba
lemak
KH
Protein
eritrosit
lekosit Kuning
Tidak menyengat
(-)
(-)
(-)
(-)
(+2)
(-)
(-)
(+1)
(+1)
(-)
(-)
(-)Bakteri + 2
4. Elektrolit:
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium120 mmol/l
2,7 mmol/l
101 mmol/l
2,38 mmol/l135-155 mmol/l3,6-5,5 mmol/l95-108 mmol/l3,6-5,5 mmol/lHiponatremia
Hipokalemia
Hipokalsemia
D. PEMARILSAAN PENUNJANG
E. DAFTAR MASALAH1. Diare 4 hari
2. Nafsu makan menurun
3. BAK kurang
4. Imunisasi tidak lengkap
5. Kualitas makan kurang
6. Ekonomi kurang
7. Kesadaran somnolen
8. Status gizi buruk
9. Perawakan pendek
10. Sangat kurus
11. Ubun-ubun besar sangat cekung
12. Rambut kemerahan, mudah rontok
13. Konjungtiva anemis
14. Mata cekung
15. Tidak ada air mata
16. Bibir kering
17. Iga menggantung (gambang)
18. Perut cekung
19. Gambaran usus (+)
20. Oedem ekstrimitas inferior non pitting
21. Turgor kulit melambat
22. Muscle wasting
23. Baggy pants
24. Crazy pavement dermatosis
25. Anemia
26. Leukositosis
27. Hiponatremi
28. Bakteri tinja (+)
29. Hipokalemi
30. Hipokalsemi Masalah AktifMasalah pasif
1. Diare akut dengan dehidrasi berat (1,2,3,7,11,13,14,15,21,25,26,27,28,29,30) 2. Marasmic kwashiorkor (8,9,10,12,17,18,19,20,22,23,24)
1. Ekonomi kurang 2. Imunisasi dasar tidak lengkap
3. Kualitas makanan kurang
F. INITIAL PLANS1. Diare akut dengan dehidrasi berat Subjektif : faktor infeksi, malabsobsi, makanan, psikologisObjektif : -
Terapi
:
Rehidrasi dengan Pemberian infus:1 jam pertama diberi RL 30 ml/kg BB( 100 ml.
5 jam kemudian diberi RL 70 ml/kg BB ( 230 ml. Monitoring vital sign, balance cairan dan derajat dehidrasinya selama 15 30 menit jika nadi belum teraba diberikan tetesan infus lebih cepat. Sesudah 3 4 jam berikan oralit 15 ml setelah anak mau minum dan tablet zink 20 mg/hari selama 10 hari. Setelah 6 jam monitoring kembali vital sign, balance cairan dan derajat dehidrasiEdukasi : Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit anak dan tanda-tanda dehidrasi Menyarankan kepada keluarga untuk tetap memberi makanan dan cairan kepada anak setiap habis BAB dengan oralit Menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan dalam penyajian makanan kepada anak.2. Marasmic kwashiorkor Subjektif: sangat kurus, perut cekung, iga gambang, rambut tipis
kemerahan mudah dicabut, baggy pant, crazy pavement
dermatosis, muscle wasting.Objektif : gizi buruk
Terapi
:
10 Langkah Prinsip Dasar Pengobatan Marasmus Kwashiorkor
1. Pengobatan/Pencegahan Hipoglikemia Hipoglikemia dan hipotermia biasanya terjadi bersamaan seringkali sebagai tanda adanya infeksi. Bila hipotermi (suhu axilla atau rectal 25x/menit dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi volume pemberian formula.Setelah normal kembali, ulangi menaikkan volume seperti di atas.
Setelah periode transisi dilampaui, anak diberi makanan/formula dengan jumlah tidak terbatas dan sering, energi : 150-220 Kkal/kgBB/hari, protein 4-6 gram/kgBB/hari, bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula, karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.
Pemantauan setelah periode transisi : kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan berat badan : timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan, evaluasi kenaikan BB setiap minggu. Bila kenaikan BB:
a. kurang ( 1 tahun : 200.000 SI, 6-12 bulan : 100.000 SI, < 6 bulan : 50.000 SI, kecuali bila dapat dipastikan anak sudah mendapat suplementasi vitamin A pada 1 bulan terakhir. Bila ada tanda / gejala defisiensi vitamin A, berikan vitamin dosis terapi.
9. Memberikan Stimulasi Sensorik Dan Dukungan Emosional
Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenanya berikan: kasih sayang, suasana lingkungan yang ceria, terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit/hari, aktifitas fisik segera setelah sembuh dan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb).
10. Tindak Lanjut Di Rumah
Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB anak sudah mencapai 80% BB/U, dapat dikatakan anak sembuh. Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah setelah penderita dipulangkan.Edukasi orang tua untuk :
a. Melakukan kunjungan ulang setiap minggu, periksa secara teratur di Puskesmas
b. Pelayanan di PPG untuk memperoleh PMT-Pemulihan selama 90 hari. dan berat badan anak selalu ditimbang setiap bulan secara teratur di posyandu / puskesmas.
c. pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang padat
d. penerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau Posyandu
e. Pemberian suntikan imunisasi sesuai jadwalf. Anjurkan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau 100.000 SI ) sesuai umur anak setiap Bulan Februari dan AgustusPEMBAHASANKasus yang dibahas adalah diare. Dimana diare diartikan sebagai baung air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensi lebih dari 3 kali.1 Pada kasus diatas, pasien datang tampak lemas, mengantuk, dan sudah BAB selama 3 kali ebelum datang kerumah sakit, dengan konsistensi cair,berwarna kuning, dan berampas. Definisi diare yang diberikan oleh depkes RI (2003) adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi feses melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi baung air besar (BAB) lebih banyak dri biasanya ( lazimya 3 kali atau lebih dalam sehari).Pada anamnesis didapatkan keluhan muncul pada 4 hari yang lalu, BAB 4-6x/ hari dengan konsistensi cair, berwarna kuning, dan terdapar ampas, jumlah feses sebanyak seperempat gelas sekali BAB.
Dan 2 hari ysng lalu gejala semakin meningkat dimana, buang air besar 5 sampai 10 kali perhari dengan konsistensi cair, berwarna kuning, dan terdapat ampas, jumlah feses sebanyak setengah gelas sekali buang air besar. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan, nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 30x/menit, suhu rectal : 37,1 C, lingkar kepala 39 cm, status gizi didapatkan berat badan 3,3 kg panjang badan 63 cm, pasien dikatakan dalam katagori gizi buruk dikarenakan pada pengukur z skore : BB/U : -5,5 SD ( berat badan sangat rendah/ Gizi Buruk), TB/U: -2,4 SD ( panjang badan pendek/Pendek), BB/TB: -4,5 SD ( sangat kurus).
Pemeriksaan status fisik didapatkan ubun-ubun cekung, rambut berwarna merah dan mudah dicabut, mata cekung, conjungtiva anemis (+), air mata tidak keluar, bibir kering, iga menggambang. Pemeriksaan pada ektremitas di dapatkan muscle wasting, edem tipe non pitting pada ektremitas inferior, baggy pant, crazy pavement dermatosis.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil pemeriksaan darah, hemoglobin turun, leukosit meningkat, pada pemeriksaan elektrolit di dapatkan hiponatremi,hipo kalsemi dan hipo kalemi.Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, maka pasien didiagnosis diare akut dengan dehidrasi berat . Kemudian dilakukan penatalaksanaan, rehidrasi dengan Pemberian infus cairan RL, 1 jam pertama diberi 100 ml, 2 6 jam selanjutnya diberikan cairan infus RL sebanyak 230 ml, kemudian Monitoring vital sign, balance cairan dan derajat dehidrasinya selama 15 30 menit jika nadi belum teraba diberikan tetesan infus lebih cepat. Sesudah 3 4 jam berikan oralit 15 ml setelah anak mau minum dan tablet zink 10 mg/hari selama 10 hari. Setelah 6 jam monitoring kembali vital sign, balance cairan dan derajat dehidrasi.Untuk penatalaksanaan Marasmic Kwashiorkor dilakukan dengan 10 prinsip pengobatan yaitu : pengobatan/pencegahan hipoglikemia, pengobatan/pencegahan hipotermia, pengobatan/pencegahan dehidrasi, koreksi gangguan keseimbangan elektrolit, pengobatan dan pencegahan infeksi, pemberian makanan, fasilitasi tumbuh kejar, koreksi defisiensi mikro nutrien, memberikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional dan tindak lanjut di rumah.RESUME
An. I usia 7 bulan datang dengan keluhan diare selama 4 hari yang lalu sampai pasien datang ke RS.
Awal mula 4 hari sebelum datang ke rumah sakit pasien mengeluh diare dengan konsistensi tinja cair berwarna kuning , bau tidak menyangat, ampas (+), tinja mengucur 4-6 kali per hari dengan jumlah gelas, nafsu makan menurun.2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan frekuensi BAB menjadi 5-10 kali per hari dan jumlah bertambah menjadi gelas, nafsu makan semakin menurun dari hari sebelumnya. Pada saat masuk rumah sakit pasien sudah BAB 3 kali pada saat pagi hari dan nafsu makan menurun, pasien tampak lemas dan mengantuk.Riwayat dahulu ibu pasien mengaku anaknya pernah mengalami diare dan ISPA. Pemberian gizi anak tidak begitu baik hal tersebut dapat dilihat dari penambahan berat badan anak dari lahir (3kg) sampai 7 bulan menjadi 3,3 kg. berdasarkan z-score anak tampak kurus dan pendek.
Pemeriksaan status fisik didapatkan ubun-ubun cekung, rambut berwarna merah dan mudah dicabut, mata cekung, conjungtiva anemis (+), air mata tidak keluar, bibir kering, iga menggambang. Pemeriksaan pada ektremitas di dapatkan muscle wasting, edem tipe non pitting pada ektremitas inferior, baggy pant, crazy pavement dermatosis.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil pemeriksaan darah, hemoglobin turun, leukosit meningkat, pada pemeriksaan elektrolit di dapatkan hiponatremi,hipo kalsemi dan hipo kalemi.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien mengalami diare akut dengan dehidrasi berat (konsensus anak) dan disertai anak marasmic kwashiorkor. Penanganan pada pasien ini yaitu penanganan diare akut dengan dehidrasi berat meliputi rehidrasi. Untuk penatalaksanaan Marasmic Kwashiorkor dilakukan dengan 10 prinsip pengobatan yaitu : pengobatan/pencegahan hipoglikemia, pengobatan/pencegahan hipotermia, pengobatan/pencegahan dehidrasi, koreksi gangguan keseimbangan elektrolit, pengobatan dan pencegahan infeksi, pemberian makanan, fasilitasi tumbuh kejar, koreksi defisiensi mikro nutrien, memberikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional dan tindak lanjut di rumah.DAFTAR PUSTAKADepkes RI. 2008. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Jakarta: DepkesDepkes RI. 2010. Manajemen Terpadu Balita Sakit, Jakarta: Depkes
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Ilmu Anak jilid 1. Jakarta : FKUI
23