LATIHAN TERAPEUTIK

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    1/78

    1

    LATIHAN TERAPEUTIK

    DITERJEMAHKANDARIBUKUDENGANJUDULPHYSICAL

    MEDICINEANDREHABILITATION4THEDITIONHALAMAN403-426

    PEMBIMBING :

    DR. JALALIN SP.RM

    DEPARTEMEN REHABILITASI MEDIK

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    RSUP MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

    2012

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    2/78

    ANGGOTA KELOMPOK :

    Ajeng Intan Estrie Amanda, S.Ked 04104705279

    Dyan Destriyanah, S.Ked 04104705307

    Retti Ria Mustika, S.Ked 04104705243

    Widya Meiliani, S.Ked 04104705349

    Annisa Permatasari, S.Ked 04108705053

    Nefvi Desqi Andriani, S.Ked 04108705074Shahmila Serangan, S.ked 04108705098

    Istiqlal Miftahul Jannah, S. Ked 04114705048

    Tristina, S. Ked 04114705007

    Komariah, S.Ked 04114705015

    Nevinia Ann Robert, S.Ked 04114708102Santhi.K, S.Ked 04114708100

    Virginia Majestika S., S.Ked 04114708086

    2

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    3/78

    PRINSIP-PRINSIPUMUM

    Peningkatan aktivitas fisik dan kemampuan

    kardiorespiratori telah terbukti dapat :

    1. menurunkan resiko kematian akibat penyakit jantung

    koroner dan juga kematian akibat penyebab lain.

    2. menunjukkan bahwa menjalankan aktivitas fisik dengan

    intensitas sedang secara teratur akan bermanfaat untuk

    kesehatan.

    setiap orang dewasa di Amerika Serikat melakukan

    aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 30 menit,

    dianjurkan setiap hari.3

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    4/78

    CONT

    Prisip dalam menganjurkan latihan :

    1. Prinsip spesifisitas dari respon metabolik suatu latihan terjadi

    di kelompok otot-otot yang digunakan. Lebih lanjut, bentuk

    perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh cara dan intensitasdari latihan.

    2. Prinsip periodisasai tercermin dalam pentingnya

    menggabungkan istirahat yang adekuat seimbang denganberatnya latihan.

    4

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    5/78

    SISTEMENERGI

    Energi yang digunakan sebagai bahan baker proses

    biologis berasal dari penghancuran adenosine

    triphosphate (ATP) yang berasal dari simpanan energi

    kimiawi dalam ikatan dua fosfat dari molekul ATP.

    Ketika melakukan kerja, ikatan dari 2 fosfat akhir lepas

    sehingga menghasilkan energi dan panas:

    ATPaseATP ADP+Pi+energi

    5

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    6/78

    SISTEMKREATININFOSFAT

    Ketika simpanan ATP yang terbatas hampir habis selamalatihan intensitas tinggi (5-10 detik), sistem kreatinin

    fosfat menyediakan fosfat energi tinggi dari kreatinin

    fosfat untuk refosforisasi ATP dari ADP:

    Kreatinin Kinase

    ADP+Kreatinin fosfat ATP + Kreatinin

    6

    Karena hanya melibatkan satu reaksi tunggal, sistem inidapat menghasilkan ATP dalam waktu yang amat cepat.

    Karena suplai kreatinin fosfat di otot yang terbatas,

    jumlah ATP yang dapat diproduksi juga terbatas.

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    7/78

    GLIKOLISISCEPAT(SISTEMASAMLAKTAT)

    Glikolisis menggunakan karbohidrat dalam bentuk

    glikogen otot sebagai sumber bahan bakar.

    Hasilnya, hanya sedikit ATP yang dihasilkan secara

    anaerobik dan asam laktat dihasilkan sebagai hasil

    sampingan dari reaksi.

    Selama beberapa tahun, Asam laktat dianggap

    membatasi aktivitas fisik dengan menumpuk di otot

    dan menyebabkan kelelahan dan menurunkan

    performa.

    Laktat diproduksi dan digunakan secara berkelanjutan

    di dalam kondisi aerobic. Ini disebut lingkaran laktat

    sel ke sel 7

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    8/78

    SISTEMOKSIDASIAEROB

    Sistem oksidasi aerob merupakan proses yang

    kompleks dan membutuhkan waktu 2 sampai 3 menit

    untuk penyesuaian dengan perubahan intensitas

    latihan

    Kontribusi jalur anaerob (sistem kreatinin fosfat dan

    glikolisis) untuk metabolisme energi berbanding

    terbalik terhadap durasi dan intensitas dari suatu

    aktivitas.

    8

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    9/78

    LATIHAN KARDIOVASKULAR

    Fisio log i K ardiorespirator i

    Sistem kardiorespiratori terdiri dari jantung, paru,

    dan pembuluh darah.

    Tugas utama dari sistem ini adalah mengantar kan

    oksigen dan nutrien ke sel, bersamaan dengan

    membuang sisa metabolisme untuk mencapai

    keseimbangan internal.

    9

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    10/78

    FUNGSI JANTUNG

    Laju Jantung

    1. Laju jantung normal saat istirahat adalah sekitar 60-80 denyut permenit.

    2. Laju jantung akan meningkat secara linier sesuai pekerjaan danpenggunaan oksigen selama latihan.

    3. Laju jantung juga dipengaruhi oleh usia, posisi tubuh, kebugaran, tipeaktivitas, ada atau tidaknya penyakit jantung, obat-obatan, volumedarah, dan faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban.

    4. Denyut nadi maksimum selama latihan dapat melebihi 200 kali/m,bergantung pada usia dan beratnya latihan.

    5. Pada latihan dinamis, denyut nadi meningkat sebanding denganbeban kerja relatif. Denyut nadi maksimum (HR

    max

    ) menurunbergantung pada usia, sedangkan pada pria dan wanita sehat dapatdiperkirakan dengan rumus berikut: HRmax = 220 usia.

    6. Terdapat variasi yang cukup besar dalam rumus tersebut pada usiatertentu, dengan standar deviasi 10 kali/m.

    10

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    11/78

    CONT

    Volume Sekuncup

    1. Volume sekuncup (stroke volume/SV) adalah jumlah

    darah yang dipompa dari ventrikel kiri dalam satu kali

    denyut. Volume sekuncup merupakan selisih antara

    volume akhir diastolik dan volume akhir sistolik.

    Pengisian diastolik (preload) yang semakin besarakan meningkatkan volume sekuncup. Faktor-faktor

    yang mengganggu arus keluar ventrikel (afterload)

    akan menurunkan volume sekuncup.

    2. Volume sekuncup lebih banyak pada pria dibandingwanita.

    11

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    12/78

    CONT

    Pada saat istirahat dalam posisi tegak, volume sekuncup

    bervariasi antara 60 sampai 100 mL/denyut, dengan nilai

    maksimum 100 sampai 120 mL/denyut.

    Selama latihan, volume sekuncup meningkat dengan

    kapasitas kerja hampir maksimum yaitu setara dengan

    sekitar 50% kapasitas aerobik.

    Lalu volume sekuncup mulai stabil, dan peningkatan beban

    kerja selanjutnya tidak menyebabkan peningkatan volume

    sekuncup

    Volum e sekun cup jug a dipengaruhi oleh posis i tubu h, dimana lebih besar pada

    posis i sup inasi atau ter lentang dan lebih keci l pada pos is i tegak. Lat ihan stat is

    (lat ihan beban) juga menyebabkan volume sekunc up sedik i t m enurun akibat

    mening katnya tekanan intratorakal .12

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    13/78

    A LIRANDARAH

    Saat istirahat, 15%-20% curah jantung didistribusikan

    ke otot rangka, dan sisanya ke organ viseral, otak dan

    jantung.

    Selama latihan, 85%-90% curah jantung secara selektif

    didistribusikan ke otot yang bekerja dan menjauhi kulit

    serta vaskularisasi organ visera.

    Perbedaan kadar oksigen antara pembuluh darah arteri

    dan vena disebut perbedaan oksigen arteriovenosa

    (the arteriovenous oxygen difference).

    Pengambilan oksigen pada saat istirahat adalah sekitar

    25%, tetapi pada latihan maksimun pengambilan

    oksigen dapat mencapai 75%. 13

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    14/78

    CONT..

    A liran B alik Vena

    Kontraksi otot rangka yang bertindak sebagai pompa

    terhadap struktur yang mengelilinginya, termasuk

    pembuluh darah vena bagian dalam, yang mendorong

    darah kembali ke jantung Otot polos sekitar venula yang berkontraksi,

    menyebabkan venokonstriksi. Hal ini meningkatkan

    tekanan vena, sehingga mempertahankan aliran darah

    menuju jantung Kontraksi diafragma selama latihan menyebabkan

    penurunan tekanan intratorakal, memfasilitasi aliran

    darah dari area abdomen dan ekstremitas bawah. 14

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    15/78

    CONT..

    Tekanan Darah

    Tekanan darah adalah daya dorong pada aliran darah.

    Tekanan darah sistolik (Systolic Blood Pressure/SBP)adalah daya dorong maksimum aliran darah terhadap

    dinding arteri saat otot jantung berkontraksi (sistolik).Tekanan darah sistolik normal saat istirahat adalah kurangdari 130 mmHg.

    Tekanan darah diastolik (Diastolic Blood Pressure/DBP)

    adalah daya dorong aliran darah terhadap dinding arterisaat otot jantung relaksasi (diastolik). Tekanan darahdiastolik normal saat istirahat adalah kurang dari 85 mmHg.

    15

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    16/78

    CONT

    Konsiderasi Postu ral

    Dalam posisi terlentang (supinasi), gravitasi tidak

    mempengaruhi aliran darah balik jantung, sehingga

    tekanan darah sistolik lebih rendah.

    Ketika tubuh dalam posisi tegak, gravitasi bekerja

    melawan aliran darah balik jantung, sehingga

    tekanan darah sistolik meningkat.

    Pada orang sehat, tekanan darah diastolik tidak

    berubah secara signifikan bila dipengaruhi oleh

    posisi tubuh tertentu.16

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    17/78

    CONT

    Pengaruh lat ihan lengan versus lat ihan tungkai

    Pada derajat konsumsi oksigen yang sama, denyut nadi,

    tekanan darah sistolik, dan tekanan darah diastolik lebih

    tinggi pada latihan lengan dibandingkan latihan tungkai.

    Hal ini disebabkan oleh massa otot lengan yang lebih

    kecil, sehingga persentase massa otot yang terlibat lebih

    besar untuk melakukan pekerjaan.

    Selain itu, latihan lengan kurang efisien secara mekanis

    dibandingkan latihan tungkai.17

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    18/78

    CONT

    Venti lasi Paru

    Ventilasi paru (Ve) adalah volume udara yang

    mengalami pertukaran per menit, umumnya saat

    istirahat sekitar 6 L/menit pada pria dewasa normal.

    Namun, pada latihan berat, Ve meningkat 15-25 kali

    dibandingkan saat istirahat.

    Peningkatan Ve umumnya berbanding lurus dengan

    peningkatan konsumsi oksigen (VO2) dan karbon

    dioksida yang dihasilkan (VCO2).18

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    19/78

    CONT

    Ambang Anaerobik

    Ambang anaerobik menandakan terjadinya metabolikasidosis selama latihan, dan ditentukan olehpengukuran kadar laktat darah.

    Hal ini dapat ditentukan secara non-invasif yaknidengan pengukuran gas ekspirasi selama uji latihan,terutama Ve dan produksi karbondioksida (VCO2).

    Ambang anaerobik menandakan laju kerja ataukonsumsi oksigen tertinggi dimana kebutuhan energimelebihi kemampuan sirkulasi untuk mempertahankanmetabolisme aerobik. 19

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    20/78

    CONT

    Kon sum si Oksigen Maksimum

    Pengukuran kemampuan kardiopulmoner yang diakui

    yaitu dengan kapasitas aerobik, atau VO2max.

    Konsumsi oksigen saat istirahat (250 mL/menit) dibagi

    dengan berat badan (70 kg) menghasilkan kebutuhan

    energi saat istirahat, 1 MET (sekitar 3.5 mL/kg/menit).

    20

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    21/78

    CONT..

    Pulse Oksigen

    Pulse oksigen (mL/denyut) adalah perbandingan VO2(mL/menit) terhadap denyut nadi (kali/menit), saatkeduanya diukur bersamaan.

    Pulse oksigen meningkat seiring meningkatnya bebankerja.

    Nilai pulse oksigen yang rendah selama latihanmenunjukkan denyut nadi yang berlebihan padabeban kerja dan menjadi indikator adanya penyakit

    jantung.21

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    22/78

    RESPIRATORYQUOTIENTDANRASIO

    PERTUKARANGASPERNAPASAN

    Respiratory quotient (RQ) adalah perbandingan CO2yang dihasilkan

    oleh metabolisme selular terhadap O2 yang dikonsumsi jaringan.

    Rasio pertukaran gas pernapasan (respiratory exchange ratio/RER)

    menunjukkan pertukaran CO2 dan O2 paru-paru pada saat istirahat

    dan selama latihan.

    Rasio pertukaran gas pernapasan juga berkisar antara 0.7 sampai

    1.0 saat istirahat.

    Selama latihan berat, rasio pertukaran gas pernapasan dapat

    melebihi 1.0 karena peningkatan aktivitas metabolik tidak diimbangi

    dengan VO2 dan CO2 tambahan yang berasal dari derivat bikarbonat

    buffer asam laktat. 22

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    23/78

    PENGARUH LATIHAN GERAK BADAN (EXERCISE

    TRAINING)

    Sistem Kardiovaskuler

    Efek dari latihan rutin terhadap aktivitas kardiovaskuler

    dapat dikelompokkan ke dalam perubahan yang terjadisaat istirahat, latihan submaksimum dan latihan

    maksimum.

    Latihan teratur juga dapat mempengaruhi sejumlahparameter fisiologis.

    23

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    24/78

    CONT

    Detraining

    Perubahan yang disebabkan oleh latihan secara teratur,umumnya hilang setelah 4-8 minggu masa libur latihan

    (detraining).

    Overtraining

    Overtraining fatigue syndrome merupakan penurunan

    performa pada olahraga tertentu yang berkepanjang an,

    umumnya berlangsung lebih dari 2 minggu.

    24

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    25/78

    RESEP TERAPI LATIHAN

    Resep terapi latihan ini dirancang untuk :

    1. meningkatkan kebugaran fisik,

    2. meningkatkan kesehatan dengan mengurangi faktor

    risiko terjadinya penyakit kronis, dan

    3. menjamin keamanan selama latihan.

    Tujuan mendasar dari resep terapi latihan ini adalah

    untuk mengubah perilaku kesehatan personal agar

    menjadi kebiasaan dalam aktivitas fisik.

    25

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    26/78

    KOMPONEN TERAPI LATIHAN

    Mode adalah bentuk atau jenis latihan tertentu.

    Pemilihan mode harus berdasarkan hasil yang ingin

    dicapai, dengan fokus pada latihan yang

    memungkinkan partisipasi individu berkelan jutan danmenyenangkan.

    Intensitas adalah kesulitan fisiologis relatif dari beban

    latihan. Intensitas dan durasi latihan berkaitan danberbanding terbalik satu sama lain.

    26

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    27/78

    PENGARUH LATIHAN REGULERPADA AKTIVITAS

    KARDIOVASKULAR

    Perubahan saat Istirahat Denyut jantung berkurang, diikuti dengan menurunnya tonus simpatis, peningkatan tonus

    parasimpatis, dan penurunan intrinsik dari nodus sinoatrial.

    Stroke Volume meningkat diikuti dengan meningkatnya kontraktilitas miokard

    Curah jantung tidak berubah saat istirahat.

    Penggunaan Oksigen tidak berubah saat istirahat.103,108

    Perubahan saat kerja Submaximal

    Denyut jantung berkurang, pada setiap beban kerja yang diberikan, karena stroke volumemeningkat dan penurunan simpatik.

    Stroke volume meningkat karena kontraktilitas miokard meningkat.

    Curah jantung tidak berubah secara signifikan karena kebutuhan oksigen untuk beban kerjayang tetap sama. Output jantung yang sama juga dihasilkan, namun, dengan detak jantungyang lebih rendah dan stroke volume yang lebih tinggi.

    Konsumsi oksigen submaksimal tidak berubah secara signifikan karena kebutuhan oksigenjuga sama dengan beban kerja yang tetap.

    Perbedaan oksigen arteriovena (avO2) meningkat selama kerja submaksimal.

    Level Laktat mengalami penurunan karena efisiensi metabolisme meningkatkan laktatklirens.103,108

    27

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    28/78

    CONT

    Perubahan saat Kerja Maksimal

    Denyut jantung maksimal tidak berubah dengan latihan.

    Peningkatan Stroke volume karena kontraktilitas meningkat dan / atau ukuran

    jantung meningkat.

    Cardiac output maksimal meningkat karena stroke volume meningkat.

    Konsumsi oksigen maksimal (VO2max) meningkat terutama karena stroke

    volume meningkat.

    Kemampuan dari mithocondria untuk menggunakan oksigen meningkat.

    Durasi atau waktu adalah panjang dari sesi latihan.

    Frekuensi mengacu pada jumlah sesi latihan per hari dan per minggu.

    Progres adalah peningkatan aktivitas selama latihan, yang, dari waktu ke

    waktu, merangsang adaptasi.

    28

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    29/78

    PELATIHANUNTUK KETAHANAN KARDIORESPIRASI

    Ketahanan sistem Kardiorespirasi adalah

    kemampuan untuk menerima, menyampaikan, dan

    menggunakan oksigen.

    Hal ini tergantung pada fungsi sistem

    kardiorespirasi (jantung dan paru-paru) dan

    kapasitas metabolisme seluler.

    29

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    30/78

    PERUBAHAN FISIOLOGIS SETELAH PROGRAM

    LATIHAN REGULER

    Tekanan darah

    Volume darah Perubahan

    Darah Lipid Komposisi Tubuh

    Perubahan biokimia

    Perubahan Sistem Energi

    30

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    31/78

    GEJALADARI LATIHANYANGBERLEBIHAN

    Menurunnya kualitas kerja atau kinerja latihan

    secara mendadak

    Kelelahan yang ekstrim

    Peningkatan denyut jantung istirahatAwal terjadinya akumulasi laktat darah

    Perubahan suasana hati (mood)

    Penurunan berat badan

    Insomnia

    Cedera terkait dengan latihan berlebih

    31

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    32/78

    REKOMENDASI ACSM UNTUK PELATIHAN DAYA

    TAHAN KARDIORESPIRASI

    TIPE/CARA

    Perbaikan terbaik dalam daya tahan kardiorespirasi terjadi

    ketika kelompok otot besar terlibat dalam aktivitas aerobik

    secara teratur.

    Berbagai kegiatan dapat dimasukkan ke dalam program

    latihan untuk meningkatkan kenyamanan dan

    meningkatkan kepatuhan.

    Kegiatan yang sesuai mencakup berjalan, jogging,

    bersepeda, dayung, panjat tangga, dansa aerobik

    ("aerobik"), olahraga air, dan ski.45, 108.121 32

    INTENSITAS

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    33/78

    INTENSITAS

    Menghitung Intensitas.

    Metode yang paling umum digunakan dalam pengaturan intensitas

    latihan untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugarankardiorespirasi adalah dengan menggunakan HR dan RPE.

    Metode Heart Rate.

    Bila memungkinkan, penting sekali untuk melakukan pengukuranHRmax selama latihan progresif, karena HRmax dapat menurun sesuai

    dengan usia. HRmax dapat diperkirakan dengan menggunakan

    persamaan berikut: HRmax = 220 - umur. Estimasi ini memiliki varians

    yang signifikan, dengan standar deviasi 10 denyut/menit.

    METODE HEART RATE MAKSIMAL.

    Salah satu metode lama dalam menetapkan kisaran HR sasaran

    adalah dengan menggunakan persentase HRmax tersebut. 33

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    34/78

    CONT

    METODE CADANGAN HEART RATE.

    Metode ini juga dikenal sebagai metode Karvonen. untuk

    mendapatkan kisaran target. Oleh karena itu kisaran

    target adalah sebagai berikut:

    Low target HR = [(HRmax HRrest) x 0.50] + HRrest

    High target HR = [(HRmax HRrest) x 0.85] + HRrest

    Intensitas latihan yang tepat adalah salah satu carayang paling aman dan kompatibel dengan gaya hidup

    jangka panjang untuk individu aktif tersebut dan

    mencapai hasil yang diinginkan dalam batasan waktu

    yang diberikan dari sesi latihan.34

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    35/78

    LAMANYAWAKTU

    Durasi dapat diukur dengan durasi masa aktivitas fisik

    ataupun melalui jumlah kalori total yang digunakan. Satu hubungan dosis-respon ada antara jumlah kalori yang

    digunakan selama menjalankan aktivitas dengan manfaatkesehatan dan kebugaran.

    Aktivitas fisik dapat terus-menerus atau intermiten

    terakumulasi selama sehari melalui satu atau lebih sesikegiatan yang berlangsung lebih dari 10 menit. .

    ACSM merekomendasikan jumlah berikut untukmenggambarkan aktivitas fisik orang dewasa padaumumnya: 1000kcal/minggu (atau kira-kira 150min/minggu

    atau 30min/sehari) Bagi kebanyakan orang dewasa, kuantitas yang lebih besar

    dari latihan (seperti 2000kcal/minggu atau 250min/mingguatau 50 hingga 60min/sehari) menghasilkan manfaatkesihatan yang lebih positif.

    35

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    36/78

    Frekuensi

    Seperti yang dinyatakan di atas, aktivitas dapatdilakukan terus menerus atau intermiten dan akumulasi

    selama satu hari melalui lebih dari satu sesi kegiatan

    yang berlangsung lebih dari 10 menit.

    ACSM merekomendasikan latihan 3 sampai 5 hariseminggu .

    Orang Kurang AC bisa mendapatkan keuntungan dari

    intensitas yang lebih rendah, lebih pendek durasi

    latihan yang dilakukan pada frekuensi yang lebih tinggiper hari atau per minggu.

    36

    P

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    37/78

    PERKEMBANGAN

    Keadaan perkembangan tergantung pada status kesehatandan kebugaran, tujuan individu, dan tingkat kepatuhan..

    Frekuensi, intensitas, dan/atau durasi dapat ditingkatkanuntuk memastikan usaha berlebihan.

    ACSM mencatatkan bahawa peningkatan masa dalam 5hingga 10 menit pada setiap 1 hingga 2 minggu dalam 4

    hingga 6 minggu yang pertama adalah wajar bagi seorangdewasa yang sehat.

    Izin Medis

    Latihan senaman kemungkinannya tidak sesuai untuksemua.

    Tahap saringan yang disyorkan untuk sebelum memulakanatau meningkatkan sesuatu program senaman bergantungkepada risiko untuk individu tersebut dan insensitas aktivitifizikal yang dirancang.

    37

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    38/78

    PENILAIAN PRASENAMAN

    Penilaian prasenaman oleh doctor adalah lebih menyeluruh dan harusmerangkumi sejarah pesakit dan kepastian bahawa pesakit memerlukan ujiansenaman tekanan.

    Sejarah Pesakit

    Corak senaman dahulu dan sekarang

    Perbincangan motivasi dan halangan untuk menjalankan senaman

    Kepercayaan mengenai risiko dan manfaat senaman

    Pilihan jenis aktiviti senaman

    Ulasan faktor risiko penyakit jantung: Sejarah keluarga untuk penyakit jantung sebelum umur 50 tahun

    Penyakit kencing manis, hipertensi, merokok dan hiperlipidemia

    Cara hidup sedentari dan obesitas

    Pengehadan fizikal

    Masalah perubatan terkini (jantung, pulmonary, dan musculoskeletal)

    Sejarah gejala disebabkan senaman (sakit dada, sesak nafas, dan kegatalan) Pertimbangan masa dan penjadualan

    Sokongan masyarakat untuk senaman

    Ubat yang diambil sekarang

    38

    IDENTIFIKASI MEREKA YANG PERLU STRESS TEST

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    39/78

    IDENTIFIKASI MEREKAYANG PERLU STRESS TEST

    LATIHAN

    Indikasi untuk tes stres olahraga menurut American College of Cardiology dan AmericanHeart Association adalah sebagai berikut:

    Untuk mengevaluasi pasien untuk penyakit arteri koroner dicurigai (angina pektoris yangkhas dan atipikal)

    Untuk mengevaluasi pasien untuk penyakit arteri koroner diketahui setelah infark miokardatau intervensi

    Untuk mengevaluasi pasien dengan keterbatasan paru dicurigai atau dikonfirmasi

    Untuk mengevaluasi sehat, individu tanpa gejala dalam kategori berikut:- Individu yang berisiko tinggi seperti pekerjaan sebagai pilot, petugas pemadamkebakaran, penegak hukum, dan petugas angkutan massal

    Pria lebih tua dari 40 tahun dan wanita lebih tua dari 50 tahun yang menetap danberencana untuk memulai olahraga berat

    Individu dengan beberapa faktor risiko jantung atau penyakit kronis bersamaan

    Untuk mengevaluasi kapasitas latihan pada pasien dengan penyakit jantung katup(kecuali stenosis aorta berat)

    Individu dengan gangguan irama jantung karena alasan berikut:o Untuk mengevaluasi respon terhadap pengobatan latihan-induced aritmiao Untuk mengevaluasi respon dari tingkat-adaptif pengaturan alat pacu jantung

    Pedoman ACSM dirangkum dalam Kotak 18-5 dan Tabel 18-2 dan 18-3. Kontraindikasiuntuk melakukan pengujian tercantum dalam Kotak 18-6.

    39

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    40/78

    FISIOLOGI OTOT

    Setiap otot skeletal dibentuk oleh banyak serat otot,

    yang diameternya berukuran dari 10 hingga 80m.

    Filamen miosin dan aktin berinterdigitate separa,

    menyebabkan miofibril mempunyai band cerah dan

    gelap berselang-seli. Band yang cerah hanya

    mempunyai filamen aktin dan dirujuk sebagai 1 band(kerana mereka adalah isotropik kepada cahaya

    polarisasi).

    Hujung filament aktin terikat dengan cakera Z.

    Bahagian miofibril atau seluruh serat otot antara 2cakera Z adalah sarcomere.

    40

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    41/78

    CONT

    Fisio log i Pengecu tan Otot

    Mekanisme Filamen Luncur

    Pengecutan otot berlaku disebabkan mekanismefilamen luncur.

    Pengecutan otot ini dimulakan dengan perlepasan

    asetilkolin daripada saraf motor. Asetilkolin ini

    membuka saluran protein dalam membran serat otot.

    41

    G U T P

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    42/78

    GEJALA UTAMAATAU TANDA PENYAKIT

    CARDIOPULMONARY

    Kesakitan atau ketidakselesaan (atau keadaan yang samadengannya) pada bahagian dada, leher, rahang, lengan,atau bahagian lain yang bersifat iskemia.

    Sesak nafas ketika dalam keadaan rehat atau kerja yangsikit.

    Rasa pening atau pengsan

    Orthopnoea atau paroxysmal nocturnal dyspnoea

    Edema pergelangan kaki

    Debaran jantung atau tachycardia

    Claudication sekali-sekala

    Jantung berbisik yang diketahui

    Kelelahan luar biasa atau sesak nafas dalam aktiviti biasa42

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    43/78

    TIPE SERABUTOTOT

    Serabut Tipe 1 (oksidatif lambat) paling sesuai untuk beraktivitasyang membutuhkan metabolisme aerobik.

    Serabut tipe 2 (berkedut cepat) paling aktif selama kegiatan yangmembutuhkan kekuatan dan kecepatan. Serabut tipe 2 selanjutnyadikategorikan ke dalam tipe 2A (glikolitik oksidatif, cepat) dan tipe 2B(glikolitik cepat). Tipe 2A merupakan jenis hibrida yangmempertahankan beberapa kapasitas oksidatif.

    Selama aktivitas anaerobik, serabut oksidatif lambat (tipe 1)digunakan hampir secara eksklusif pada intensitas di bawah 70%dari VO2max. Selain intensitas ini, jalur anaerobik distimulasi. PadaVO2max, tipe 1 dan tipe 2 diandalkan, dan terjadi pemakaian oksigensecara sekunder untuk metabolisme aerobik.

    Selama kontraksi isometrik, serabut tipe 2 umumnya digunakanketika kekuatan melebihi 20% dari kontraksi volunter maksimal. Jikaberkelanjutan untuk waktu yang lama, unit tipe 2 dapat digunakanpada ambang batas bawah 20% kontraksi volunter maksimal. 43

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    44/78

    ORIENTASI SERABUTOTOT

    Otot-otot paralel memiliki serat yang tersusun sejajar

    dengan panjang otot dan menghasilkan berbagai gerakyang lebih besar dibandingkan otot berukuran sama dengan

    susunan yang tegak lurus dengan panjang otot. Otot-otot ini

    memiliki serabut pendek yang tersusun miring ke tendon

    mereka (mirip dengan susunan bulu),

    Jenis kontraksi otot

    1. Kontraksi isometrik adalah kontraksi di mana tidak ada

    perubahan panjang otot.

    2. Kontraksi konsentris terjadi ketika otot memendek.3. Kontraksi eksentrik terjadi ketika otot memanjang.

    4. Kontraksi isokinetik terjadi ketika kontraksi otot dilakukan

    pada kecepatan konstan. 44

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN DAN

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    45/78

    FAKTORYANG MEMPENGARUHI KEKUATANDAN

    KINERJA OTOT

    Penentu kekuatan

    Kemampuan otot untuk menghasilkan kekuatan secaralangsung berbanding terbalik dengan luas daerah otot.

    Hubungan antara panjang-tegangan

    Kekuatan maksimum dari kontraksi terjadi ketika otot beradapada saat panjang otot mengalami relaksasi normal.

    Efisiensi (persentase energi yang dikonversikan kedalam suatupekerjaan bukan panas) terjadi pada kecepatan kontraksisekitar 30% dari maksimum.

    Hubungan antara tenaga putaran-kecepatan

    Sebagian besar kekuatan dihasilkan oleh otot selama kontraksieksentrik yang cepat (pemanjangan). Sebagian kecil kekuatandihasilkan selama kontraksi konsentrik yang cepat

    (pemendekan).

    45

    P L

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    46/78

    PENGARUHDARI LATIHAN

    Membuat otot mampu lebih baik untuk mengontrolbeban yang lebih besar.

    Adaptasi neural

    Sistem saraf mencukupi unit motor terbesar denganstimulasi frekuensi yang tinggi untuk mencukupi

    kebutuhan kekuatan untuk mengatasi kelebihan

    resistensi.

    Hipertrofi otot

    46

    ANJURAN LATIHAN

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    47/78

    ANJURANLATIHAN

    Kemajuan dalam program pelatihan dapat mencakuppeningkatan jumlah angkat berat (latihan gerakan cepat yangberlawanan), peningkatan pengulangan, atau peningkatankecepatan latihan.

    Biasanya istilah yang digunakan untuk menyatakan tingkatkekuatan seseorang salah satunya adalah pengulanganmaksimum (RM),

    Latihan progresif dan berlawanan

    Protokol terkenal termasuk DeLorme, Oxford dan metode

    DAPRE (daily adjusted progressive resistance exercise)

    Penting untuk dicatat bahwa tidak satupun dari tiga jenisprogram pelatihan resistif telah bertekad untuk menjadiunggul daripada yang lain.

    47

    PENINGKATKAN JUMLAH PENGULANGAN ATAU

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    48/78

    PENINGKATKAN JUMLAH PENGULANGANATAU

    TINGKAT

    Penting untuk mengembangkan kekuatan otot adalahdengan berolahraga ke titik kelelahan. Kedua programpengulangan berat badan tinggi - rendah dan berat badanrendah-tinggi bisa efektif dalam mencapai kekuatanasalkan hasil latihan kelelahan otot.

    Pengulangan jauh lebih harus dilakukan dengan bobotrendah untuk mencapai titik kelelahan.

    Jumlah pekerjaan mekanik diperlukan oleh berat badanrendah-tinggi dengan latihan pengulangan untukmencapai kelelahan otot mungkin jauh lebih besardaripada selama latihan berat badan yang lebih tinggi.

    48

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    49/78

    Efek Penuaan

    Meskipun sebelumnya diyakini bahwa kekuatan

    pelatihan pada yang tetua adalah hanya untuk belajar

    atau faktor saraf, laporan juga menunjukkan bahwa

    otot-otot orang tua dapat menunjukkan hipertrofi setelah

    latihan kekuatan.

    Latihan untuk Pengurangan Lemak

    Ambang batas untuk perubahan berat badan

    tampaknya menjadi 30 menit latihan per hari, dengan

    kerugian lebih ditandai dengan mencatat 60 menit / hari.

    49

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    50/78

    ACSM PEDOMAN RESEP LATIHAN KEKUATAN-

    PELATIHAN

    Kekuatan otot dan daya tahan dapat dikembangkan

    dengan latihan baik dinamis dan statis. Kedua bentuk

    memiliki indikasi, tetapi untuk orang-orang yang paling

    dinamis latihan dianjurkan.

    Teknik khusus untuk setiap latihan harus erat dipatuhi.

    Keduanya yaitu mengangkat (konsentris) dan

    menurunkan (eksentrik) fase latihan resistensi harusdilakukan secara terkendali.

    50

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    51/78

    FLEKSIBILITAS

    Lebih khusus, fleksibilitas telah didefinisikan sebagai"tamasya dicapai total (dalam batas-batas rasa sakit)

    dari bagian tubuh melalui jangkauan dari motion.

    Dari sudut pandang perkembangan, fleksibilitas yang

    terbesar adalah selama masa bayi dan anak usia dini.Fleksibilitas mencapai tingkat minimal antara 10 dan 12

    tahun.

    Mencapai berbagai fungsional gerak maksimal

    merupakan tujuan penting dari banyak rejimen latihanterapi.

    51

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    52/78

    PENENTU FLEKSIBILITAS

    Faktor-faktor penentu mobilitas sendi dapat dibagimenjadi faktor statis dan dinamis.

    1. Faktor statis meliputi jenis jaringan yang terlibat, jenis

    dan keadaan subunit kolagen dalam jaringan, adaatau tidak adanya peradangan, dan suhu jaringan.

    2. Faktor-faktor dinamis meliputi variabel neuromuskuler

    seperti kontrol otot sukarela dan panjang-ketegangan

    "termostat" dari unit musculotendinous, serta faktoreksternal seperti rasa sakit yang terkait dengan

    cedera.104

    52

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    53/78

    FAKTORSTATIS

    Jaringan yang paling penting berkaitan denganfleksibilitas adalah unit otot -tendon, yang merupakan

    target utama dari latihan fleksibilitas

    Otot dapat menanggapi gaya yang digunakan atauperegangan dengan pemanjangan permanen.

    Sebaliknya, otot saat istirahat memiliki kecenderungan

    untuk mempersingkat karena elemen kontraktilnya.

    53

    FAKTOR-FAKTOR DINAMIS

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    54/78

    FAKTOR-FAKTOR DINAMIS

    Mungkin yang paling menentukan klinis dan fisiologis

    yang dinamis faktor penentu fleksibilitas adalahketegangan panjang otot termostat atau sistem kontrol

    arus balik.

    Faktor rumit tambahan adalah bahwa reseptor di unit

    musculotendinous disebut organ tendon Golgi bertindakuntuk menghambat kontraksi otot pada titik tekanan

    kritis pada struktur.

    Kontribusi relatif dari faktor otot statis dan faktor saraf

    dinamis untuk fleksibilitas tetap sedikit kontroversial.

    54

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    55/78

    PENILAIAN FLEKSIBILITAS

    Fleksibilitas umumnya dinilai dalam hal jangkauan

    gerak sendi.

    Metode yang digunakan saat menggunakan

    goniometer, serta rentang normal gerak yang dihadapi

    dengan metode ini, adalah distandardisasikan baik.

    Sebuah Flexometer Leighton terdiri dari lingkaran dial

    berputar ditandai dalam derajat dan pointer diimbangi

    untuk tetap vertikal.

    Pengganti electrogoniometerpotensiometer untuk

    sebuah busur derajat.

    55

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    56/78

    Metode Peregangan

    Pencegahan dari luka dan pengobatan luka sendispesifik, serta keberadaan dan efek nyeri atau kejang

    otot, memerlukan modifikasi program.

    Peregangan bisa berbahaya, dan bisa menyebabkan

    cedera yang signifikan jika salah dilakukan.

    Seperti halnya bentuk latihan terapi, pelatihan

    fleksibilitas harus didekati dalam sebuah program yang

    bertujuan memenuhi kebutuhan fungsional spesifik

    individu.

    56

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    57/78

    Bal ist ik

    a) Peregangan balistik menggunakan aplikasi cepatberulang dari gaya dalam manuver memantul atau

    menghentak.

    b) Selain itu, peningkatan pesat yang berlaku dapat

    menyebabkan luka.

    c) Sebuah contoh akan menjadi 10-hitungan sentuhan

    jari kaki memantul dipopulerkan pada 1970-an, tetapi

    sejak ditinggalkan karena kurangnya efikasi dan risiko

    cedera.

    57

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    58/78

    Pasif

    Peregangan pasif dilakukan dengan pasangan atau

    terapis yang menerapkan peregangan untuk sebuahrelaksasi sendi atau ekstremitas.

    Statis

    Peregangan statis menerapkan kekuatan stabil untuk

    jangka waktu 15 sampai 60 detik. Metode ini adalah

    jenis yang paling mudah dan paling aman pada tipe

    peregangan.

    58

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    59/78

    FASILITASINEUROMUSKULAR

    Efektivitas peregangan diberikan oleh teknik fasilitasineuromuskuler telah didokumentasikan dalam beberapapenelitian.

    Metode ini biasanya membutuhkan seorang terapisterlatih,pembantu, atau pelatih.

    Kegiatan khusus yang paling sering digunakan meliputi teknikhold-relax dan contract-relax, ditandai dengan kontraksiisometrik atau konsentris dari unit musculotendinous diikutidengan peregangan pasif atau statis.

    Kontraksi prestretch diduga memfasilitasi relaksasi danfleksibilitas melalui termostat panjang-ketegangan ototdibahas sebelumnya dalam bab ini.

    59

    ACSM PEDOMAN RESEP DARI LATIHAN UNTUK

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    60/78

    ACSM PEDOMAN RESEPDARI LATIHANUNTUK

    FLEKSIBILITAS MUSKULOSKELETAL

    Fungsi optimal muskuloskeletal memerlukan rentang

    gerak yang memadai yang dijaga dalam semua sendi.

    Terutama penting adalah pemeliharaan fleksibilitas di

    punggung belakang dan otot paha posterior.

    Beberapa latihan peregangan umum tidak bisa

    mempengaruhi pada semua orang, terutama mereka

    dengan cedera sebelumnya, insufisiensi sendi, ataukondisi lain yang dapat menempatkan mereka pada

    risiko cedera.60

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    61/78

    Plyometr ics

    Plyometrics adalah tambahan yang relatif baru

    dengan alat-alat yang lengkap dari latihan terapi.

    Kelas ini digunakan terutama latihan dalam pelatihan

    atlet.

    Pendukung plyometrics menganjurkan itu karena

    pencegahan penguatan otot dan efek pencegahan

    cedera.

    Latihanplyometricdidefinisikan secara umum secara

    singkat, manuver peledak yang terdiri dari61

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    62/78

    Propioseptif

    1. Propioseptif menandakan proses dimana informasitentang posisi dan pergerakan bagian tubuh

    berhubungan dengan sistem saraf pusat.

    2. Pentingnya propriosepsi untuk pencegahan cedera

    dan rehabilitasi dari cedera adalah berlaku umum.3. Cara hidup dengan melatih propioseptif, secara

    definisi, mencari untuk meningkatkan rasa pada

    sendi dan posisi tubuh.

    62

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    63/78

    Teknik Neurofasiltator

    Kelainan fungsi sistem saraf pusat menunjukkan suatu

    tantangan yang unik baik untuk pasien maupun untuk

    tim perawatan.

    Fasilitator Neuromuscular Propioseptif

    Bentuk terapi ini menggunakan tahanan yang secara

    tidak langsung memfasilitasi gerakan.

    63

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    64/78

    Brunnstrom

    Teknik ini menggunakan resistensi dan reaksi postural

    primitif untuk memfasilitasi pola gerakan gross sinergisdan meningkatkan tonus otot selama pemulihan awal dari

    cedera sistem saraf pusat.

    BobathTeknik Bobaths menggunakan pola refleks

    penghambatan gerakan untuk menghambat tonus

    meningkat. Pola-pola inhibisi, yang umumnya antagonis

    terhadap pola sinergis primitif, yang dilakukan tanpa

    perlawanan.

    64

    PARA LANSIA

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    65/78

    PARA LANSIA

    Para lansia dapat menunjukkan perbaikan dalam

    kapasitas aerobik dan kekuatan otot ketika diberi

    stimulus pelatihan yang memadai.

    Latihan resistensi dapat memungkinkan individu lansia

    untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih

    mudah dan melawan hilangnya otot dan kerapuhan

    dalam 'tua tua "orang.

    Prinsip-prinsip umum yang sama resep excercise

    berlaku untuk individu dari segala usia. Berbagai

    kesehatan65

    KONTRAINDIKASI TERHADAP LATIHAN AEROBIK

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    66/78

    KONTRAINDIKASITERHADAP LATIHAN AEROBIK

    SELAMA KEHAMILAN

    Kontraindikasi absolut

    Penyakit jantung hemodinamika yang signifikan

    Penyakit paru bersifat membatasi

    Serviks atau cerclage yang tidak kompeten

    Kehamilan multiple yang beresiko untuk persalinan

    prematur

    Perdarahan yang terus menerus pada trimester kedua

    atau ketiga Plasenta previa setelah kehamilan 26 minggu

    Ruptur membran

    Preeklamsia atau hipertensi akibat kehamilan66

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    67/78

    CONT

    Kontraindikasi Relatif

    Anemia berat Aritmia jantung maternal

    Bronkitis kronis

    Diabetes tipe 1 tidak terkontrol

    Obesitas yang ekstrim

    Underweight yang ekstrim (indeks massa tubuh

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    68/78

    MENGHENTIKAN OLAHRAGADAN MENCARI SARAN

    MEDIS SELAMA KEHAMILAN

    Perdarahan vagina

    Dispnea sebelum pengerahan

    Pusing

    Sakit kepala Nyeri dada

    Kelemahan otot

    Nyeri atau bengkak pada betis (perlu untuk

    menyingkirkan thrombophlebitis)

    Kelahiran prematur

    Berkurangnya gerakan janin

    Kebocoran cairan amnion

    68

    ANAK-ANAK

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    69/78

    ANAK ANAK

    Anak-anak dan remaja diberikan instruksi yang tepat dan

    pengawasan.

    Karena sistem thermoregulator belum matang, pemuda

    harus berolahraga di lingkungan thermonetral dan

    terhidrasi.

    Anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan dan

    tidak aktif secara fisik mungkin tidak mampu mencapai 60

    minit/hari aktivitas fisik.

    Upaya harus dilakukan untuk mengurangi kegiatan

    sedentary (misalnya, televisi dan video game) dan

    meningkatkan kegiatan-kegiatan yang mempromosikankegiatan seumur hidup dan kebugaran (yaitu, berjalan dan

    bersepeda).69

    PENYAKIT VASKULER PERIFER

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    70/78

    PENYAKIT VASKULER PERIFER

    Pasien dengan penyakit vaskuler perifer mengeluh nyeri

    iskemik (klaudiasi) selama beraktifitas, merupakan hasil

    dari ketidaksesuaian antara ketersediaan dan kebutuhan

    oksigen pada otot yang aktif.

    Gejala yang ditimbulkan berupa rasa terbakar, sakit,

    kebal, atau keram.

    Nyeri biasanya dirasakan pada daerah betis, tetapi dapat

    dimulai dari bagian bokong dan menyebar turun ke kaki.

    70

    DIABETES

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    71/78

    Jika pasien dengan kontrol yang tidak adekuat atau hanya

    saat hiperglikemi tanpa ketosis, latihan dapat menurunkan

    konsentrasi gula darah dan menurunkan dosis insulin yangdibutuhkan.

    Hipoglikemi tidak hanya saat latihan, tetapi sampai 4

    sampai 6 jam setelah latihan. resiko hipoglikemi dapatdiminimalkan dengan memperhatikan beberapa hal berikut

    :

    1. Memantau gula darah secara berkala ketika memulai

    suatu program latihan.2. Mengurangi dosis insulin (dengan 1 sampai 2 unit dari

    yang diresepkan dokter) atau meningkatkan asupan

    karboidrat (10 sampai 15 g karbohidrat setiap latihan 30

    menit) sebelum latihan

    71

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    72/78

    KESIMPULAN

    latihan yang tepat dan meminimalkan resiko

    terjadinya luka.

    Populasi khusus, (orang muda, orang tua,dan orang yang memiliki penyakit menetap)

    membutuhkan program latihan yang

    dimodifikasi untuk memaksimalkankeamanan.

    72

    REFERENSI

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    73/78

    REFERENSI

    American college of obstetricans dan gynecologist: exercise during

    pregnancy and the post partum period, Washington, DC, 1994, American

    college of obstetricians and gynecologist.

    American college of obstetricans dan gynecologist: exercise during

    pregnancy and the post partum period, Obstet gynecol 99 : 171-173, 2002.

    [anonymous] : summary of the second report of the national cholesterol

    education program (NCEP) expert panel on detection, evaluation, and

    treatment of high blood cholesterol in adult (Adult treatment panel II), JAMA269 (23) : 3015-3023, 1993.

    August GP, Caprio S, Fennoy L et al: prevention and treatment of pediatric

    obesity : an endocrine society clinical practice guideline based on expert

    opinion, J Clin Endocrinol Metab 93 (12) : 4576-4599. 2009

    Barrack RL, Skinner H, cook S, et al: effect of articular disease and totalknee arthoplasty on knee joint-position sense, J neurophysiol 50(3) : 684-

    687, 1983.

    Barrett DS: proprioception and function after anterior cruciate

    reconstruction, J Bone Joint Surg Br 73 (5) : 833-837, 1991. 73

    CONT

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    74/78

    Robbert M, Mackey M, schenkelshoek D: biomecanical analysis of drop and

    countermovement jumps, eur J Appl Physiol 54:566-573,1986.

    Bosco C, Komi PV: potensiation of the mechanical behavior of the human

    skeletal muscle through prestretching, acta phisiol scand 106(4):467-472,

    1979.

    Bosco C, Tihani J, Komi P: store and recoil of elastic energy in slow and fast

    types of human skeletal muscles, acta physiol scand 116: 343-349, 1982.

    Brunnstrom S: movement therapy in hemiplegia, new york, 1971,Harper &

    row.

    Bryant S: flexibility and stretching, physician sports med 12:171,1984

    Cady LD Jr. Thomas PC, karwasky RJ: Program for increasing health and

    physical fitness of fire fighters, J Occup Med 27(2): 110-114,1985.

    Cavagna G, Dusman B, margaria R: positive work done by a previously

    stretched muscle, J Appl physiol 24:21-32,1968.

    Cavagna G, Dusman B, margaria R: effects of negative work on the amount

    of positive work performed by an isolated muscle, J Appl physiol 20:157-158,

    1965.

    Chu D: Jumping into plyometrics, champaign, 1998, human kinetics.74

    CONT

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    75/78

    CONT

    Ciullo JV: biomechanics of the musculotendinous unit, clin sports med 2:71,

    1983.

    Corbin c: flexibility, clin sports med 3:101-117, 1984.

    Craib MW , Mitchell VA, Fields KB, et al: the association between flexibility

    and running economy in sub-elite male distance runners med sci sports

    exerc 28:737-743, 1996.

    Cramer IT, Housh TJ, Johnson GO, et al: acute effects of static stretching

    on peak torque in women, J. Strength cond res 18:236-241, 2004.

    Cramer IT, Housh TJ, Weir JP, et al: acute effects of static stretching on

    peak torque, mean power output, electromyography and

    mechanomiography, eur J Appl physiol 93: 530-539, 2005.

    Cureton T : Flexibility as an aspect of physical fitness. Res Q 12: 381-390,

    1951. DAmbrosia R, Drez d: prevention and treatment of running injuries

    thorafare, 1982, charles slack.

    75

    CONT

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    76/78

    CONT

    Delateur BJ: therapeutic exercise to develop strength and endurance in

    kottke FJ, Stillwell GK, Lehmann JF , editors : krusens handbook of

    physical medicine and rehabilitation, philadelphia, 1982, saunders.

    Delateur BJ: therapeutic exercise. In Braddom RL, editor : physical

    medicine and rehabilitation, phyladelphia , 1996, saunders.

    Delateur BJ, Lehmann JF, Fordyce WE : a test of the delorme axiom, arch

    phys med rehabil 49:245-248, 1968.

    Demaree SR, Powers SK, lawler JM: fundamental of exercise metabolismin roitman JL , Haver EJ, Herridge M, et al, editors : ACSM resource

    manual for guidelines for excercisetesting and prescription, phyladelphia ,

    2001, Lippincott williams & Wilkins.

    Dempsey FC, Butler FL, Williams FA: No need for a pregnant pause:

    physical activity may reduce the occurrence of gestational diabetesmellitus and preeclampsia, Exerc Sport Sci rev 33:141-149,2005.

    Deschenes M, Kraemer W:Performance and physiologic adaptations to

    resistance exercise, Am I Phys Med Rehabil 81 (suppl 11): S3-S16, 200276

    CONT

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    77/78

    CONT

    Deuster P, Keyser D: Basics in exercise physiology. In OConnorF, Sallis

    R, Wilder R, et al, editors: sports medicine: just the facts, New York,

    2005, McGraw Hill.

    Devries H: Electromyograpihic observation of effects of static stretching

    upon muscular distress, Res Q 32: 468-479,1960.

    Devries H, Housh T: Prevention of muscular distress after exercise. ' Res

    Q 32:177-185. I960.

    DeVries II, Iloush II: Evaluation of static stretching procedures forimprovement of flexibility, Res O 33:222-229, 1962.

    DeVries II, Iloush II: I'hysiology of exercise for physical education.

    athleius and txercise science, ed r>. Dubuque, I A. 1994, William C .

    Brown.

    DeVries HA, Whistle RA. Bulbuhan K I r.inquili/ci ellect of exercise. IAcute effects ol moderate aciobic exercise on spinal reflex activation Kr

    level. Am I I'hys Med60:57-66. 1981

    Daucette S, Globe E : I Ihe effect of exercise on patellar tracking in lateral

    ft patellar compression syndrome. Am / /Ins Mnf 20 4 34-440. 1992.77

  • 7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK

    78/78

    78