51
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien untuk mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu komunikasi terapeutik memegang peranan penting memecahkan masalah yang dihadapi pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi proposional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien pada komunikasi terapeutik terdapat dua komonen penting yaitu proses komunikasinya dan efek komunikasinya. Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi untuk personal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar petugas kesehatan dengan pasien. Menurut Purwanto komunikasi terapeutik merupakan bentuk keterampilan dasar utnuk melakukan wawancara dan penyuluhan dalam artian wawancara digunakan pada saat petugas kesehatan melakukan pengkajian member penyuluhan kesehatan dan perencaan perawatan. B. Tujuan komunikasi terapeutik Menurut Purwanto tujuan dari komunikasi terapeutik : 1

MAKALAH TERAPEUTIK 7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH TERAPEUTIK 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan

hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien untuk mengenal kebutuhan pasien dan

menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh

karena itu komunikasi terapeutik memegang peranan penting memecahkan masalah yang

dihadapi pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi proposional yang

mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien pada komunikasi terapeutik terdapat

dua komonen penting yaitu proses komunikasinya dan efek komunikasinya. Komunikasi

terapeutik termasuk komunikasi untuk personal dengan titik tolak saling memberikan

pengertian antar petugas kesehatan dengan pasien.

Menurut Purwanto komunikasi terapeutik merupakan bentuk keterampilan dasar

utnuk melakukan wawancara dan penyuluhan dalam artian wawancara digunakan pada

saat petugas kesehatan melakukan pengkajian member penyuluhan kesehatan dan

perencaan perawatan.

B. Tujuan komunikasi terapeutik

Menurut Purwanto tujuan dari komunikasi terapeutik :

1. membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran

mempertahakan kekuatan egonya.

2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada

3. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindakan yang efektif dan

mempengaruhi orang lai lingkungan fisik dan dirinya. Dalam mencapai tujuan ini

sering sekali perawat memenuhi kendala komunikasi yaitu :

a. Tingkah laku perawat

Dirumah sakit pemerintah maupun swasta, perawat memegang peranan

penting; tingkah laku; gerak-gerik perawat selalu dinilai oleh masyarakat.

Bahkan sering juga surat kabar memuat beritaberita tentang perawat rumah

1

Page 2: MAKALAH TERAPEUTIK 7

sakit. Bertindak yang tidak sebenarnya. Dipandang oleh klien perawat judes,

jahat dan sebagainya.

b. Perawatan yang berorientasi Rumah sakit

Pelaksanaan perawatan difokuskan pada penyakit yang diderita klien semata,

sedangkan psikososial kurang mendapat perhatian. Tujuan pelaksaan perawatan

yang sebenarnya yaitu manusia seutuhnya yang meliputi bio, psiko dan sosial.

i. Bio : Kebutuhan dasar, makan minum, oksigen dan perkembangan

keturunan.

ii. Psiko : Jiwa, perawat supaya turut membantu memecahkan

masalah yang ada hubungnnya dengan jiwa

iii. Sosial : Perawat juga mengetahui kebiasaan-kebiasaan, adat

istiadat dari klien di dalam masyarakat.

c. Perawat kurang tanggap terhadap kebutuhan, keluhan-keluhan, serta kurang

memperhatikan apa yang dirasakan oleh klien sehingga menghambat

hubungan baik.

Saya sudah hampir 20 tahun menjadi perawat di rumah sakit ini, walaupun gaji

saya kecil tapi saya dituntut untuk bekerja keras melayani para pasien sering kali saya

mendapat cacian dari pasien karena saya terlambat memberikan pelayanan. Hal ini sering

terjadi kalau saya piket malam karena keterbatasan jumlah perawat yang piket kemudian

permintaan pelayanan dari pasien banyak sehingga kami kewalahan melayaninya dan

berdampak pada keterlambatan pelayanan ujar suster T.

Sehingga sering kali karena terlambat kami menerima cacian dari pasien dan

takala kami menerangkan alasannya kenapa kami telat terus kami minta pengertaian dari

pasiean untuk bersabar malah pasien sering mensalah artikan kata-kata kami sehingga

kami kadang mendapat julukan suster cerewet atau suster judes “ tambahnya. Hal inilah

yang sering terjadi sehingga dapat menghambat terjalinnya komunikasi terapeutik yang

harmonis diantara perawat dan pasien.

C. Manfaat Komunikasi Terapeutik

1. Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dg pasien melalui hubungan

perawat-klien

2

Page 3: MAKALAH TERAPEUTIK 7

2. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah & mengevaluasi

tindakan yg dilakukan oleh perawat

D. Macam-Macsm Komunikasi Terapeutik

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan

memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.

Menurut Potter dan Perry (1993) dalam Purba (2003), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan

yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.

Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen

(1995) dalam Purba (2003) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal

yang dimanifestasikan secara terapeutik.

1. Komunikasi Verbal

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di

rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan

tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata

adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan,

membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.

Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat

seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan

tiap individu untuk berespon secara langsung.

Komunikasi Verbal yang efektif harus:

a.  Jelas dan ringkas

Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin

sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil keniungkinan teijadinya

kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan

mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan

lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang

disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana,

kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang

mengekspresikan ide secara sederhana.

3

Page 4: MAKALAH TERAPEUTIK 7

b. Perbendaharaan Kata (Mudah dipahami)

Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu

menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam

keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat

menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari

informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien.

Daripada mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru paru

anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya

mendengarkan paru-paru anda”.

c. Arti denotatif dan konotatif

Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang

digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide

yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu

kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis

untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi

dengan keperawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah

untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan

terapi, terapi dan kondisi klien.

d. Selaan dan kesempatan berbicara

Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan

komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok

pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang

menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara

dengan cepat sehingga kata-kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk

menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk

mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan

dengan memikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya,

menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan.

Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu

lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang.

4

Page 5: MAKALAH TERAPEUTIK 7

e. Waktu dan Relevansi

Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang

menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi.

Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat

dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat

harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula

komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan

berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.

f. Humor

Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa tertawa membantu

pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan

meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional

terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) dalam Purba (2006) melaporkan

bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang

menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit,

mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan

humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak

mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

2. Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering

digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan

memo, laporan, iklan di surat kabar dan lain- lain.

Prinsip-prinsip komunikasi tertulis terdiri dari :

a. Lengkap

b. Ringkas

c. Pertimbangan

d. Konkrit

e. Jelas

f. Sopan

g. Benar

5

Page 6: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Fungsi komunikasi tertulis adalah:

a. Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik, misalnya; persetujuan operasi.

b.  Alat pengingat/berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang telah

diarsipkan.

c. Dokumentasi historis, misalnya surat dalam arsip lama yang digali kembali untuk

mengetahui perkembangan masa lampau.

d. Jaminan keamanan, umpamanya surat keterangan jalan.

e. Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat perintah, surat

pengangkatan.

Keuntungan Komunikasi tertulis adalah:

a. Adanya dokumen tertulis

b.  Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman

c. Dapat meyampaikan ide yang rumit

d.  Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan

e.  menyebarkan informasi kepada khalayak ramai

f. Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi lisan.

g. Membentuk dasar kontrak atau perjanjian

h. Untuk penelitian dan bukti di pengadilan

Kerugian Komunikasi tertulis adalah:

a. Memakan waktu lama untuk membuatnya

b. Memakan biaya yang mahal

c. Komunikasi tertulis cenderung lebih formal

d. Dapat menimbulkan masalah karena salah penafsiran

e. Susah untuk mendapatkan umpan balik segera

f. Bentuk dan isi surat tidak dapat di ubah bila telah dikirimkan

g. Bila penulisan kurang baik maka akan membingungkan Si pembaca.

6

Page 7: MAKALAH TERAPEUTIK 7

3. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata.

Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.

Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan

saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non verbal

menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan

menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.

Morris (1977) dalam Liliweni (2004) membagi pesan non verbal sebagai berikut:

a. Kinesik

Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan dalam bentuk

bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh. Perhatikan bahwa dalam pengalihan

informasi mengenai kesehatan, para penyuluh tidak saja menggunakan kata-

kata secara verbal tetapi juga memperkuat pesan-pesan itu dengan bahasa

isyarat untuk mengatakan suatu penyakit yang berbahaya, obat yang mujarab,

cara memakai kondom, cara mengaduk obat, dan lain-lain.

b. Proksemik

Proksemik yaitn bahasa non verbal yang ditunjukkan oleh “ruang” dan “jarak”

antara individu dengan orang lain waktu berkomunikasi atau antara individu

dengan objek.

c.  Haptik

Haptik seringkali disebut zero proxemics, artinya tidak ada lagi jarak di antara

dua orang waktu berkomunikasi. Atas dasar itu maka ada ahli kumunikasi non

verbal yang mengatakan haptik itu sama dengan menepuk-nepuk, meraba-

raba, memegang, mengelus dan mencubit. Haptik mengkomunikasikan relasi

anda dengan seseorang.

d. Paralinguistik

Paralinguistik meliputi setiap penggunaan suara sehingga dia bermanfaat

kalau kita hendak menginterprestasikan simbol verbal. Sebagai contoh, orang-

orang Muang Thai merupakan orang yang rendah hati, mirip dengan orang

jawa yang tidak mengungkapkan kemarahan dengan suara yang keras.

Mengeritik orang lain biasanya tidak diungkapkan secara langsung tetapi

7

Page 8: MAKALAH TERAPEUTIK 7

dengan anekdot. Ini berbeda dengan orang Batak dan Timor yang

mengungkapkan segala sesuatu dengan suara keras.

e. Artifak

Kita memehami artifak dalam komunikasi komunikasi non verbal dengan

pelbagai benda material disekitar kita, lalu bagaimana cara benda-benda itu

digunakan untuk menampilkan pesan tatkala dipergunakan. Sepeda motor,

mobil, kulkas, pakaian, televisi, komputer mungkin sekedar benda. Namun

dalam situasi sosial tertentu benda-benda itu memberikan pesan kepada orang

lain. Kita dapat menduga status sosial seseorang dan pakaian atau mobil yang

mereka gunakan. Makin mahal mobil yang mereka pakai, maka makin tinggi

status sosial orang itu.

f. Logo dan Warna

Kreasikan perancang untuk menciptakan logo dalam penyuluhan merupaka

karya komunikasi bisnis, namun model keija m dapat ditirn dalam komunikasi

kesehatan. Biasanya logo dirancang untuk dijadikan simbol da suatu karaya

organisasi atau produk da suatu organisasi, terutama bagi organisasi swasta.

Bentuk logo umumnya berukuran kecil dengan pilihan bentuk, warna dan

huruf yang mengandung visi dan misi organisasi.

g. Tampilan Fisik Tubuh

Acapkali anda mempunyai kesan tertentu terhadap tampilan fisik tubuh dari

lawan bicara anda. Kita sering menilai seseorang mulai dari warna kulitnya,

tipe tubuh (atletis, kurus, ceking, bungkuk, gemuk, gendut, dan lain-lain).Tipe

tubuh itu merupakan cap atau warna yang kita berikan kepada orang itu. Salah

satu keutamaan pesan atau informasi kesehatan adalah persuasif, artinya

bagaimana kita merancang pesan sedemikian rupa sehingga mampu

mempengaruhi orang lain agar mereka dapat mengetahui informasi,

menikmati informasi, memutuskan untuk membeli atau menolak produk

bisnis yang disebarluaskan oleh sumber informasi. (Liliweri, 2007:108).

8

Page 9: MAKALAH TERAPEUTIK 7

E. Prinsip Komunikasi Terapeutik

Prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers

1. Perawatan mengenal dirinya

2. Komunitas harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya, dan

menghargai

3. Perawat harus memahami dan menghayati nilai yang dianut klien

4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan klien

5. Perawat harus menciptakan suasana yang nyaman

6. Perawat harus memotivasi klien

7. Perawat harus menguasai perasaannya sendiri

8. Memahami betul arti empati

9. Berpegang pada etika

10. Bertanggung jawab

11. Alturism

Prinsip komunikasi terapeutik menurut Suryani

1. Hubungan perawat dank lien saling menguntungkan

2. Perawat harus menghargai keunikan klien

3. Perawat harus mampu menjaga harga dirinya dan harga diri klien

4. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust)

Prinsip kominikasi terapeutik menurut Purwanto

1. Klien harus merupakan focus utama dari interaksi

2. Tingkah laku professional

3. Membuka diri

4. Hubungan social dengan klien harus dihindari

5. Kerahasiaan klien harus dijaga

6. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman

7. Implementasi intervensi berdasarkan teori

8. Memelihara interaksi yang tidak menilai

9. Beri petunjuk klien untuk mengintrepetasikan kembali pengalaman secara

rasional

9

Page 10: MAKALAH TERAPEUTIK 7

10. Telusuri interaksi verbal klien melalui statement klarifikasi dan hindari

perubahan subyek atau topic jika perubahan isi topic merupakan sesuatu yang

sangat menarik klien

Prinsip komunikasi terapeutik menurut DE VITO

1. Sikap kesejatian

Menghindari membuka dir i yang ter la lu dini sampai dengan

anak menunjukkan kesiapan untuk berespon positif terhadap keterbukaan,

sikapkepercayaan kita pada anak.

2. Sikap empati

Bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi anak danorang

tua.

3. Sikap hormat

Bentuk s ikap yang menunj ukkan adanya suatu kepedul ian

atau perhatian, rasa suka dan menghargai klien. Misalnya : senyum pada saat

yangtepat , melakukan jabat tangan atau sentuhan yang lembut

dengan seizin komunikan.

4. Sikap Konkret

Bentuk s ikap dengan menggu nakan terminologi yang spesif ik

dan bukan abstrak pada saat komunikasi.

F. Komponen Komunikasi

Komponen-komponen Komunikasi Ada 5 faktor yang berperan dalam

berkomunikasi. Kelima faktor tersebut antara lain :

a. Komunikator (Pembawa berita)

Bisa individu, keluarga maupun kelompok yang mengambil inisiatif  dalam

menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yangmenjadi

sasarannya. Komunikator bisa juga berarti tempat berasalnya sumber  pengertian

yang dikomunikasikan.

b. Message (Pesan)

Merupakan berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-

lambang, pembicaraan, gerakan dan sebagainya. Message bisa berupagerakan,

10

Page 11: MAKALAH TERAPEUTIK 7

sinar, suara lambaian tangan, kibaran bendera, atau tanda-tanda lai n

dengan interpretasi yang tepat akan memberikan arti dan makna tertentu. Dirumah

sakit message bisa berupa nasehat perawat, hasil konsultasi pada status pasien,

laporan, dan sebagainya.

c. Komunikan (Penerima berita)

Merupakan objek sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yangmenerima berita

atau lambang. Bisa berupa pasien, individu, keluarga maupun masyarakat.

d. M e d i a

Sarana tersebut bisa meliputi, pendengaran (lambang berupa suara), penglihatan

(lambang berupa gambar, sinar), penciuman (lambang berupa bau),rabaan (lambang

yang berupa rangsangan rabaan).

e. F e e d b a c k

Merupakan arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya aruskomunikasi.

Hal ini bisa juga dijadikan patokan sejauh mana pencapaian dari pesan yang telah

disampaikan.

G. Tahap interaksi pada komunikasi terapeutik

a. Tahap Prainteraksi

Mengumpulkan data tentang kl ien dengan mempelajar i s ta tus

a tau bertanya kepada orangtua tentang masalah yang ada.

b. Tahap Perkenalan

Memberi salam dan senyum pada klien, melakukan validasi , mencari k e b e n a r a n

d a t a y a n g a d a , m e n g o b s e r v a s i , m e m p e r k e n a l k a n n a m a

d e n g a n tujuan, waktu dan menjelaskan kerahasiaan klien

c. Tahap Kerja

Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya karena akanmemberitahu tentang hal

yang kurang dimengerti dalam komunikasi, selain itu juga menanyakan keluhan

utama.

d. Tahap Terminasi

11

Page 12: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil,memberikan

reinforcement posi t i f , t indak lanjut , kontrak, dan

mengakhir iwawancara dengan cara yang baik

Wood mengatakan pada umumnya hubungan antar pribadi

berkembang melalui tahap-tahap yaitu :

1. Tahap awal atau tahap orientasi pada tahap ini antara petugas

dan pasien terjadi kontak dan pada tahap iini penampilan fisik

begitu penting karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati.

Kualitas-kualitas lain seperti sifat bersahabat kehangatan,

keterbukaan dan dinamisme juga terungkap. Yang dapat

dialkukan pada terapi ini menurut purwanto ialah pengenalan,

mengidentifikasi masalah dan mengukur tingkat kecemasan diri

pasien.

2. Tahap lanjutan adalah tahap pengenalan lebih jauh, menurut

purwanto (1994: 25) dialkukan untuk meningkatkan sikap

penerimaan satu sama lain untuk mengatasi kecemasan,

melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada,

menurut De Vito (1997:24) komunikasi pada tahap ini

mengikatkan pada diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan

juga mengungkapkan diri kita. Pada tahap ini termasuk pada

tahap persahabatan yang menghendaki agar kedua pihak harus

merasa mempunyai kedudukan yang sama, dalam artian ada

keseimbangan dan kesejajaran kedudukan.

Argyle dan Henderson dalam Liliweri (1997:55) mengemukakan,

persahabatan mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

1. membagi pengalaman agar kedua pihak merasa sama-sama puas

dan sukses

2. menunjukan hubungan emosional

3. membuat pihak lain menjadi senang

4. membantu sesama kalau dia berhalangan untuk suatu urusan

12

Page 13: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Purwanto (1994:26) mengatakan pada tahap komunikasi

terapeutik ini harus (1) melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah

yang ada (2) meningkatkan komunikasi (3) mempertahankan tujuan

yang telah disepakati dan mengambil tindakan berdasarkan masalah

yang ada. Secara psikologis komunikasi yang bersifat terapeutik akan

membuat pasien lebih tenang, dan tidak gelisah.

Tahapan terminasi menurut purwanto (1994:26) pada tahap ini terjadi

pengikatan antar pribadi yang lebih jauh, merupakan fase persiapan mental

untuk membuat perencanaan tentang kesimpulan perawatan yang didapat

dan mempertahankan batas hubungan yang ditentukan, yang diukur antara

lain mengantisipasi masalah yang akan timbul karena pada tahap ini

merupakan tahap persiapan mental atas rencana pengobatan, melakukan

peningkatan komunikasi untuk mengurangi ketergantungan pasien pada

petugas. Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan antara petugas

dengan klien.

Menurut Uripni (1993: 61) bahwa tahap terminasi dibagi dua, yaitu

terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara adalah akhir

dari setiap pertemuan, pada terminasi ini klien akan bertemu kembali pada

waktu yang telah ditentukan, sedangkan terminasi akhir terjadi jika klien

selesai menjalani pengobatan.

Penjelasan Perawat-Klien Baru datang

Yang perlu dijelaskan oleh perawat kepada klien yang baru datang

adalah meliputi :

1. Peraturan-peraturan rumah sakit

2. peraturan jam berkunjung

3. peraturan makan sehari 3 kali

4. makanan yang perlu dimakan (dietnya) atau bila ada keluarga yang

membawa makanan sendiri

5. bel dimeja bila keperluan memanggil perawat

6. jam kunjungan dokter

13

Page 14: MAKALAH TERAPEUTIK 7

7. bagi klien yang bisa jalan, perlu diberitahu tempat kamar mandi, WC

dan sebagainya.

8. waktu jam mandi

9. Memperkenalkan teman klien sekamar (klien di bed sebelahnya).

Budi Pekerti Dalam Keperawatan

Budi pekerti keperawatan merupakan salah satu pendorong kekuatan

(stimulus) bagi perawat dalam melaksanakan tugasnya setiap hari. Karena

dari budi pekertilah yang menentukan martabat/derajat tinggi rendahnya

sifat manusia itu sendiri.

Kejujuran

Untuk keberhasilan suatu pekerjaan tergantung pada manusia yang

jujur dalam menjalankannya. Lebih-lebih pekerjaan di rumah sakit, di mana

hidup dan mati sering tergantung pada hal-hal yang remeh saja. Orang yang

jujur dapat menjamin kekekalan persahabatan, keberesan pekerjaan dan

kehormatan. Mempertebal kejujuran itu bukan suatu usaha yang mudah. Hal

ini memerlukan latihan intensif dari athun ke tahun yang sabar. Jujur serta

bertanggung jawab dalam mengurus klien setiap hari. Dalam dunia

keperawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas sekali. Jujur dalam

kelakuan dan tindakan serta pembicaraan adalah penting untuk klien dan

lingkungannya.

Kejujuran dalam keperawatan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) :

1. Jujur terhadap pekerjaan misalnya mengenai pengobatan,

laporan-laporan yang berhubungan dengan keadaan pasien.

2. jujur terhadap lingkungan. Hal ini penting karena perawat dalam

melaksanakan pekerjaannya setiap hari selalu berhubungan

dengan orang banyak. Hendaknay jangan sekali-kali memiliki

atau menggunakan barang orang lain secara tidak sah tanpa ijin

14

Page 15: MAKALAH TERAPEUTIK 7

pemiliknya. Kejujuran ini penting bagi perawat itu sendiri

maupun bagi rumah sakit dan masyarakat umum.

3. Jujur dalam perkataan. Tidak membohong, melaporkan hal

sebenarnyatentang keadaan klien kepada atasan secara benar.

Tidak menceritakan kejengkelan orang lain ataupun mengadu

domba.

Kejujuran dalam menunaikan tugas bagi perawat sangat penting

karena bertalian dengan keselamatan jiwa pasien. Mengisi status atau

daftar mengenai pasien harus tepat dan yakin akan ketepatannya.

Menuliskan suhu klien tidak bisa dikira-kira begitu saja karena

mengacaukan diagnosis nantinya tindakan demikian tidak jujur

namanya. Jika menemukan kesalahan dalam mengambil tindakan atau

dalam pelaksanaan tugas, hendaknya segera lapor kepada atasan atau

kepala ruangan. Sehingga kesalahan itu dapat segera

dibetulkan/diperbaiki atau sekurang-kurangnya bisa disederhanakan.

Bila menemukan perawat tidak jujur dalam arti kata memalsukan

laporan atau membuat laporan tidak betul sehingga fatal bagi pasien

seharusnya tidak diberi tanggung jawab atau diskors sama sekali dari

tugas-tugasnya. Karena menjadi perawat tidak boleh sembrono dalam

bertindak.

H. Teknik Komunikasi Terapeutik

1. Mendengarkan dg penuh perhatian

2. Menunjukkan penerimaan

3. Menanyakan pertanyaan yg berkaitan

4. Open-ended question

5. Mengulang ucapan klien dg kata-kata sendiri

6. Mengklarifikasi

7. Memfokuskan

8. Menyatakan hasil observasi

9. Menawarkan informasi

15

Page 16: MAKALAH TERAPEUTIK 7

10. Diam ( memelihara ketenangan )

11. Meringkas

12. Memberikan penghargaan

13. Menawarkan diri

14. Memberikan kesempatan pd klien utk memulai pembicaraan

15. Menganjurkan utk meneruskan pembicaraan

16. Menempatkan kejadian scr berurutan

17. Memberikan kesempatan pd klien utk menguraikan persepsi

18. Refleksi

19. Assertive (mengekspresikan pikiran & perasaan diri)

20. Humor

I. Proses Komunikasi terapeutik

Proses ini terdiri dari unsur komunikasi prinsip komunikasi dan tahapan komunikasi.

Unsur komunikasi terdiri dari :

Sumber komunikasi yaitu pengirim pesan atau sering disebut komunikator yaitu orang

yang menyampaikan atau menyiapkan pesan. Komunikator dalam makalah ini adalah para

perawat yang tugas utamanya ialah membantu pasien dalam mengatasi masalah sakit akut, sakit

kronis, dan memberikan pertolongan pertama pada pasien dalam keadaan gawat darurat.

Komunikator memiliki peranan penting untuk menentukan keberhasilan dalam

membentuk kesamaan persepsi dengan pihak lain dalam makalah ini ialah pasien. Kemampuan

komunikator mencakup keahliaan atau kredibilitas daya tarik dan keterpercayaan merupakan

faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan keberhasilan dalam melakukan komunikasi

(TAN, 1981:104).

Unsur komunikasi terapeutik selain komunikator, yaitu pesan merupakan salah satu unsur

penting yang harus ada dalam proses komunikasi. Tanpa kehadiran pesan, proses komunikasi

tidak terjadi. Komunikasi akan berhasil bila pesan yang disampaikan tepat, dapat dimengerti, dan

dapat diterima komunikan.

Moore dalam Rakhmat (1993:297) mengemukakan bahwa keberhasilan komunikasi

sangat ditentukan oleh daya tarik pesan. Effendy (2000:41) mengatakan bahwa komunikasi akan

berhasil bila pesan yang disampaikan memenuhi syarat sebagai berikut:

16

Page 17: MAKALAH TERAPEUTIK 7

1. Pesan harus direncanakan

2. Pesan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua belah pihak

3. Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima

4. Pesan harus berisi hal-hal yang mudah difahami

5. Pesan yang disampaikan tidak samar-samar.

Prinsip komunikasi terapeutik

Komunikasi interpersonal yang terapeutik mempunyai beberapa

prinsip yang sama dengan komunikasi interpersonal De Vito yaitu

keterbukaan, empati, sifat mendukung sikap positif dan kesetaraan.

J. Perbedaan Komunikasi Terapeutik dengan Komunikasi Sosial

1. Komunikasi terapeutik :a. Terjadi antara nurse ‘n klien atau anggota tim kesehatan lainnya.b. Komunikasi ini umumnya lebih akrab, karena mempunyai tujuan, dan berfokus pd

pasien yg membutuhkan bantuanc. Nurse secara aktif mendengarkan & memberi respon kepada klien dg cara

menunjukkan sikap mau menerima & mau memahaminya2. Komunikasi Sosial :

a. Terjadi setiap hari antar-orang per orangb. Komunikasi bersifat dangkal, tidak mempunyai tujuanc. Lebih banyak terjadi dlm pekerjaan, aktifitas sosial, dlld. Pembicara tidak mempunyai focus tertentu, hanya kebersamaan dan rasa senange. Dapat direncanakan tetapi juga dapat tidak direncanakan

17

Page 18: MAKALAH TERAPEUTIK 7

BAB IIIRole Play

BAB III

B. Roleplay

Asslm...kami dari kelompok 10 akan menampilkan rolepaly mengenai komunikasi

terapeutik yang dilakukan perawat terhadap pasiennya.Roleplay ini akan dimainkan oleh :

Pasien : Muhammad Riduan

Perawat : Monicha Edita Prima

Keluarga Pasien : M. Reza Azmei

Leader : Janiati

Pasien tiba di rumah sakit Medika tadi pagi sekitar jam 03:00 dan diinapkan sementara di

ruangan Unit Gawat Darurat.Pagi ini pasien dipindahkan ke ruangan Melati no.7,pasien ini

bernama Bapak Riduan Burhanuddin,berumur 45 tahun.Dari pemeriksaan yang dilakukan pasien

ini mengalami demam yang sangat tinggi dan timbul bercak-bercak merah di kulitnya. Pasien

18

Page 19: MAKALAH TERAPEUTIK 7

didiagnosa menderita DBD (Demam Berdarah ).Pasien ini masih mampu memberi respon

terhadap setiap stimulus yang diberikan kepadanya, baik berupa respon berbicara maupun gerak

tubuhnya.Berikut ini kami akan menampilkan roleplaynya.

Perawat : “Assalammuala’ikum....”.

(sambil tersenyum).

Keluarga : “Wa’alaikumsalam.....”.

(Pasien diam dan terlihat lemah )

Perawat : “Perkenalkan nama saya suster Monika...(sambil tersenyum)”.

“Saya akan membantu bapak selama berada di rumah sakit ini”.

“Oh...iya Pak untuk mempermudah dan memperlancar proses

pengobatan Bapak disini, boleh saya tahu nama Bapak siapa...?”

(sambil tersenyum).

Pasien :( Pasien hanya diam....sambil meringis)

Keluarga : “Namanya Pak Ridwan Burhanudin”.

(sambil tersenyum ramah...).

Perawat : “Bapaknya senang dipanggil apa?”

Pasien : ( Pasien tidak menjawab...)

Keluarga : “Bapak biasanya dipanggil Pak Ridwan...Sus...”.

Perawat : “Oh....Kalau begitu saya panggil Pak Ridwan saja ya...”.

(sambil tersenyum ramah)....

Pasien : ( Pasien mengangguk...)

Perawat : “Hmm...Mas ini siapanya Pak Ridwan...?”

Keluarga : “Oh saya anaknya Sus...”.

(sambil tersenyum...).

Perawat : “Hmm..Terima kasih atas informasinya Pak, dengan tahu siapa nama

Bapak, Jadi saya enak memanggil Bapak...”.

“Pak, Bapak sekarang berada di Rumah Sakit Medika Ruangan Melati

No.7, semoga bapak merasa nyaman selama disini....”.

(sambil tersenyum....).

Pasien : (Pasien tersenyum....).

19

Page 20: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Keluarga : “Iya, Sus...”.

(sambil tersenyum ramah...).

Perawat : “Permisi Pak, saya mau bertanya sebelum Bapak masuk

rumah sakit apa keluhan-keluhan yang bapak rasakan.....?”

(Perawat mulai mengintrogasi....).

Pasien : “Saya sering menggigil, Panasnya tinggi...Sus...!”

(wajah pasien memelas dan berbicara dengan nada rendah )

Keluarga : “Iya. Sus....Kemarin. Panasnya sangat tinggi dan kulit Bapak mulai

timbul seperti bercak-bercak merah”. (wajah keluarga kelihatan khawatir).

Perawat : “Oh....Sejak kapan bapak mulai demam panas..?” dan suka

menggigil.....?” (perawat empati......).

Pasien : “Tiga hari yang lalu...Sus...!”

(suara pasien parau.....).

Keluarga : “Tapi, demam panasnya yang tinggi baru kemarin Sus....”.

(keluarga kelihatan khawatir...).

Perawat : “Menurut Bapak apa yang menyebabkan Bapak suka menggigil dan

upaya apa saja yang telah Bapak lakukan untuk mengurangi rasa

menggigil Bapak itu”. (Perawat kelihatan serius...).

Pasien : “Saya merasa dingin...sekali Sus..., tapi tidak tahu apa sebabnya.”

(Pasien merintih....).

Keluarga : “Selama di rumah, Bapak hanya meminum obat penurun panas

biasa...Sus...”. (keluarga berusaha menjelaskan....).

Perawat : “Pak untuk mengetahui keluhan-keluhan yang bapak rasakan..., saya

akan melakukan pengukuran suhu tubuh dan tekanan darah bapak....!”

(Perawat menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan....).

Pasien : (Pasien hanya menganggukkan kepala...).

Perawat : “Bapak tenang saja ya pak, selama saya periksa....!”

(Perawat menyiapkan alat....).“Permisi ya... Pak saya mau mengukur

suhu tubuh bapak dulu!” (sambil tersenyum ramah kepada pasien....).

“Bapak mau melakukan sendiri atau saya bantu Pak....?” (Perawat sambil

memegang alat....).

20

Page 21: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Pasien : “Maaf saya dibantu saja Sus...!”

(Pasien kelihatan lemah hampir tidak berdaya.... ).

Perawat : “Baiklah.... Pak”.(Perawat tersenyum.....). (Beberapa menit

kemudian......).

Perawat : “Hmm.... baiklah pak saya sudah melakukan pengukuran suhu tubuh

Bapak”. “ Sekarang kita periksa tekanan darah Bapak ya!” (sambil

mempersiapkan tensi.....).

Pasien : “Baiklah ....Sus...”.

(Beberapa menit kemudian....).

Perawat : “Baiklah Pak ternyata suhu tubuh Bapak 40*C dan tekanan darah Bapak

70/60mmHg”. (Perawat menerangkan kepada keluarga dan pasien....).

Keluarga : “Jadi, Bapak sakit apa ya...Sus...?”

“Jadi, bagaimana pengobatannya .....Sus...?”

(keluarga kelihatan panik sekali....).

Perawat : “Mas tenang saja, karena saya belum konsultasi dengan dokternya, jadi

saya belum tahu penyakitnya. (Perawat menenangkan pasien dan

keluarga....).

Pasien & Keluarga : “Terima kasih....Sus...”.

(Pasien dan keluarga menjawab serentak...)

Keluarga : “Jadi apa yang harus kami lakukan Sus?”

(wajah keluarga memelas.....).

Perawat : “Begini saja mas....,karena obatnya belum diambil, kita kompres

Bapaknya dulu ya....untuk menurunkan panasnya....!” (Perawat

mempersiapkan alat......).

“Maaf ....Pak saya kompres dulu ya....!”

(Perawat mengompres pasien.....). “Mas....bisa tolong saya...?” “Selama

saya pergi mas....kompres dulu ya....Bapaknya...!” “Seperti ini ya....mas

kompresnya....!” (Perawat memperagakan cara mengompres kepada

keluarga pasien....). “Coba mas....lakukan....!” (sambil tersenyum....).

Keluarga : “Begini ya....Sus...?”

(Keluarga kelihatan sudah mengerti.....).

21

Page 22: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Perawat : “Iya....Mas nanti kalau kompresnya sudah kering nanti celupkan lagi ya

waslapnya...!” (Beberapa menit kemudian.....). “Bagaimana keadaan

Bapak setelah di kompres....?”

“Apa Bapak merasa lebih enakan.....?”

Pasien : “Masih sama....Sus....!”

(Pasien kelihatan lemah.....).

Perawat : “Baiklah Pak.....saya ukur lagi ya suhu tubuh Bapak...!”

(Perawat mempersiapkan alat...).

Pasien : “Iya.....Sus...!”

(Pasien kelihatan....pasrah....).

Perawat : “Oh.....iya...Pak mau saya bantu lagi atau Bapak sendiri yang

mengukurnya?” (sambil tersenyum...ramah...).

Pasien : “Dibantu saja...Sus...!” (suara pasien parau.....).

Perawat : “Baiklah.....Pak saya ukur ya.....!” (Beberapa menit kemudian....).

“Pak....suhu tubuh Bapak belum ada perubahan”.”Mas....kompres terus

Bapaknya seperti yang saya ajarkan tadi ya....!” “Maaf.....Pak saya tinggal

dulu ya....sekitar 1 jam lagi saya kembali”. ”Mas....tolong di jaga ya

Bapaknya....! ”Nanti saya lihat perubahan suhu tubuh Bapak dan tindakan

apa yang tepat untuk Bapak”.

Pasien & keluarga : “Iya....Sus...”.

(Pasien dan keluarga menjawab serentak.....).

Perawat : “Saya permisi dulu ya....Pak....”.

“Sampai jumpa nanti.....Assalammuala’ikum....”.

(Sambil tersenyum.....ramah).

22

Page 23: MAKALAH TERAPEUTIK 7

BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN

PENGKAJIAN KEPEAWATAN KESEHATAN JIWARuang rawat :

I. IDENTITAS KLIEN Nama/ Jenis Kelamin : Umur :Tanggal masuk RS : No CM :Alamat : Pendidikan :Status Perkawinan : Pekerjaan :Sumber Data : Suku :Bentuk tubuh :

II. ALASAN MASUK

III. FAKTOR PRESDISPOSISI1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

( ) ya,tahun ( ) tidak2. Pengobatan sebelumnya kemana :3. Trauma

23

Page 24: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Usia Pelaku Korban SaksiAniaya FisikAniaya SeksualPenolakanKekerasan dalam keluargaTindakan KriminalJelaskan :

4 Adakah anggota keluarga yang mengalami ganguang jiwa? ( )ya ( ) tidakHubungan keluarga :Gejala:Riwayat pengobatan:

5 Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan? (perceraian/perpisahan/konflik dsb)

IV FAKTOR PRESPITASI

V PRESEPSI DAN HARAPAN KLIEN DAN KELUARGA1. PRESEPSI KLIEN ATAS MASALANYA

2. PRESEPSI KELUAGA TAS MASALAHNYA

3. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH

4. HARAPAN KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH

24

Page 25: MAKALAH TERAPEUTIK 7

VI. KOPING DAN HARAPAN KLIEN/KELUARGA1. Koping klien terhadap masalah yang dihadapi

2. Koping keluarga terhadap masalah klien

VII. PEMERIKAAN FISIK1. TD mmHg N x/menit S oC P x/menit

2. Berat Badan kg TB Cm

3. Keluhan Fisik

VIII. KELUARGA GENOGRAM

1. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

2. PRESEPSI PERAN DALAM KELUARGA

3. PRESEPSI GANGGUAN KELUARGA

IX. PSIKOSOSIAL1. KONSEP DIRI

Citra Tubuh

Identitas

Peran

Ideal diri

25

Page 26: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Harga diri

2. HUBUNGAN SOSIALOrang yang berarti

Peran serta dalam kehdupan masyarakat/kelompok

Hambatan hubugan dengan orang lain

3. PENDIDIKAN DAN PERKEJAAN

4. GAYA HIDUP

5. BUDAYA

6. SPIRITUALNilai dan keyakinan

Kegiatan Ibadah

X. STATUS MENTAL1. penampilan ( ) tidak rapi ( ) penggunaan pakaian tidak sesuai ( ) cara berpakaian tidak seperti biasaJelaskan :

26

Page 27: MAKALAH TERAPEUTIK 7

2 Aktifitas motorik( ) lesu ( ) tik ( ) gelisah ( )tremor( )tegang ( )grimasem ( ) agitasi ( ) kompulsifJelaskan :

3 Alam perasaan( ) sedih ( ) kuatir ( ) gembira berlebihan ( ) Ketakutan ( )putus asaJelaskan :

4 EFEK( ) labil ( ) datar ( ) tumpul ( ) tidak sesuaiJelaskan :

5 Interaksi selama wawancara

( ) bermusuhan ( )deensif ( ) curiga( ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggungJelaskan ;

6. Persepsin : halusinasi

( ) pengecapan ( ) pendengaran ( ) perabaan ( )pengelihatan

Jelaskan :

7. Isi piker

( ) obsesi ( ) depersonalisasi ( ) pikiran magis

( ) phobia ( ) ide yang terkait ( ) hipokondria

Waham

( ) agama ( ) nihilistis ( ) curiga ( ) control piker

( ) somatic ( ) sisip piker ( ) kebesaran ( ) siar piker

Jelaskan :

8. Arus pikir

( ) sirkumstansial ( ) flight of idea ( ) perseverasi

( ) tangensial ( ) blocking ( ) kehilangan asosiasi

Jelaskan :

27

Page 28: MAKALAH TERAPEUTIK 7

9. Tingkat kesadaran

( ) bingung ( ) stupor ( ) disorientasi orang

( ) sedasi ( ) disorientasi waktu ( ) disorientasi tempat

Jelaskan :

10. Memori

( ) gangguan daya ingat jangka panjang ( ) gangguan daya ingat saat ini

( ) gangguan daya ingat jangka pendek ( ) konfabulasi

Jelaskan :

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung

( ) mudah beralih ( ) tidak mampu berkonsentrasi ( ) tidak mampu berhitung

12. Kemampuan penilaian

( ) gangguan ringan ( ) gangguan bermakna

Jelaskan :

13. Daya tilik diri

( ) mengingkari penyakit yang diderita ( ) menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :

XI. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

( ) makanan ya tidak ( ) transportasi ya tidak

( ) keamanan ya tidak ( ) tempat tinggal ya tidak

( ) perawatan kesehatan ya tidak ( ) uang ya tidak

( ) pakaian ya tidak

Jelaskan :

2. Kegiatan hidup sehari – hari

28

Page 29: MAKALAH TERAPEUTIK 7

a. Perawatan diri

Bantuan Total Bantuan Minimal

( ) mandi

( ) kebersihan

( ) makan

( ) BAK / BAB

( ) ganti pakaian

Jelaskan :

b. Nutrisi

Apakah anda puas dengan pola makan anda : ( ) ya ( ) tidak

Apakah anda makan memisahkan diri :

( ) ya, jelaskan ( ) tidak

Frekuensi makan sehari : x sehari frekuensi kudapan sehari : x

sehari

Nafsu makan : ( ) meningkat ( ) menurun ( ) berlebihan ( ) sedikit –

sedikit

Berat badan : ( ) meningkat ( ) menurun

Berat Badan Terendah : kg Berat Badan Tertinggi :

kg

Jelaskan :

c. Tidur

Apakah ada masalah tidur :

Apakah merasa segar setelah bangun tidur :

Apakah ada kebiasaan tidur siang :

Lama tidur siang : jam

Apa yang menolong tidur :

29

Page 30: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Tidur malam : bangun jam :

Apakah ada gangguan tidur :

( ) sulit untuk tidur ( ) bangun terlalu pagi ( )

sonambulisme

( ) terbangun saat tidur ( ) gelisah saat tidur ( ) berbicara saat

tidur

Jelaskan :

3. Kemampuan klien dalam :

Mengantisipasi kebutuhan sendiri ( ) ya ( ) tidak

Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri ( ) ya ( ) tidak

Mengatur penggunaan obat ( ) ya ( ) tidak

Melakukan pemeriksaan kesehatan ( ) ya ( ) tidak

Jelaskan :

4. Klien memiliki system pendukung

Keluarga : ya tidak

Terapis : ya tidak

Teman sejawat : ya tidak

Kelompok social : ya tidak

Jelaskan :

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ? ( ) ya ( )

tidak

Jelaskan :

XII. ASPEK MEDIK

Diagnosa Medik :

Terapi Medik :

30

Page 31: MAKALAH TERAPEUTIK 7

XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

FORMAT ANALISA DATA

No. Data Subyektif dan Data Obyektif Masalah Keperawatan

31

Page 32: MAKALAH TERAPEUTIK 7

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA MAHASISWA :

NAMA PASIEN / RUANG :

NO MEDREK :

HARI/TANGGAL :

HARI KE / PERTEMUAN KE :

FASE :

I. PROSES KEPERAWATAN

1. KONDISI KLIEN

(Gambarkan kondisi klien pada saat terakhir bertemu)

DO:

DS :

32

Page 33: MAKALAH TERAPEUTIK 7

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

(Tuliskan diagnose keperawatan yang akan diatasi pada pertemuan ini berdasarkan data di

atas, tulis diagnose ke berapa)

SP ………. (Sebutkan Sp keberapa yang akan dilaksanakan)

3. TUJUAN KEPERAWATAN

(Tuliskan tujuan khusus keperawatan. yang akan dicapai pada pertemuan ini sesuai dengan

dignosa dan SP yang dimaksud)

4. TINDAKAN KEPERAWATAN

(Tuliskan tindakan keperawatan secara teroritis dari tujuan keperawatan di atas yang akan

diselesaikan pada pertemuan ini)

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

(Penjabaran dari semua tindakan keperawatan, buat semua dalam bentuk kalimat langsung)

1. ORIENTASI

Salam terapeutik

33

Page 34: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Memperkenalkan diri

Membuka pembicaraan dengan topic umum

Evaluasi / validasi kontrak (topic,waktu, tempat)

2. KERJA

(Penjabaran tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada pertemuan dengan kalimat

langsung)

3. TERMINASI

Evaluasi perasaan klien setelah berbincang-bincang

34

Page 35: MAKALAH TERAPEUTIK 7

Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini

Tindak lanjut (dalam bentuk kalimat langsung)

(PR untuk klien) ------ diingat/ditulis dengan melihat hasil evaluasi. Bila klien belum

bisa menyebutkan/paham, beri PR untuk mengingat/memahami (topic berikutnya

masih ini). Bila klien sudah paham, beri PR berkaitan dengan topic yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya

Kontak untuk pertemuan yang akan datang (topic, waktu, tempat)

35

Page 36: MAKALAH TERAPEUTIK 7

BAB V

PENUTUP

36

Page 37: MAKALAH TERAPEUTIK 7

DAFTAR PUSTAKA

37