27
HUBUNGAN TERAPEUTIK (DOKTER – PATIENT RELATIONSHIP) Luthfi Rusyadi, SKM., MH.Kes., M.Sc,

HUBUNGAN TERAPEUTIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HUBUNGAN TERAPEUTIK

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN TERAPEUTIK

HUBUNGAN TERAPEUTIK (DOKTER – PATIENT RELATIONSHIP)

Luthfi Rusyadi, SKM., MH.Kes., M.Sc,

Page 2: HUBUNGAN TERAPEUTIK

HUBUNGAN DOKTER - PASIEN

Prinsip utama hubungan• Autonomy• Beneficience• Non maleficience• Justice

Page 3: HUBUNGAN TERAPEUTIK

HUBUNGAN DOKTER – PASIEN• Prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien,

terutama hak otonomi pasien (the rights to self determination) -- melahirkan inform consent

• Prinsip Beneficience, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien.

• Prinsip non Maleficience, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan memperburuk keadaan pasien, “primum non nocere” atau “above all do no harm”.

• Prinsip Justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam besikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice)

Page 4: HUBUNGAN TERAPEUTIK

HUBUNGAN DOKTER – PASIEN

• Veracity (berbicara benar, jujur dan terbuka)• Fidelity (loyalitas dan promise keeping)• Privacy (menghormati hak privasi pasien)• Confidentially (menjaga kerahasiaan pasien)

Page 5: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Perjalanan Sifat Hubungan :

• Paternalistik -- kebapakan, dengan prinsip moral utama adalah: beneficence

• Kontraktual (1972-1975)• Virtue -- Inform consent

Konsekuensi suatu hubungan-- Hak & Kewajiban

Page 6: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Esensi

• Hubungan yang unik• Berlangsung hubungan biomedis aktif-pasif• Di sisi lain ada tuntutan hubungan setara

berdasar kepercayaan.

Page 7: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Hubungan biomedis aktif-pasif / hubungan medik

• Dokter : pihak yang mempunyai keahlian di bidang kedokteran

• Pasien :orang sakit yang membutuhkan bantuan dokter• Superioritas dokter jelas terlihat• Hanya ada kegiatan dokter, pasien tetap pasif• Tampak berat sebelah dan tidak sempurna

Page 8: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Hubungan atas dasar kepercayaan

• Percaya bahwa dokter akan berupaya maksimal• Percaya terhadap kredibilitas (expertness &

trusworthiness)• Tanpa adanya kepercayaan pasien, upaya

penyembuhan dokter akan sia-sia• Hubungan dokter-pasien

Page 9: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Pola dasar hubungan dokter dan pasien

• Mutual Participation• Guidance – Cooperation• Activity – passivity

Page 10: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Mutual Participation

• Berdasarkan pemikiran, setiap manusia memiliki harkat & martabat yang sama

• pada pasien medical check up/penyakit kronis• Pasien secara sadar aktif dan berperan dalam

pengobatan terhadap dirinya• Tidak dapat diterapkan pada pasien

berpendidikan&sosial rendah, pada anak, gangguan mental

Page 11: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Guidance – Cooperation• Membimbing kerjasama seperti orang tua &

remaja• Apabila keadaan pasien tidak terlalu berat• Pasien tetap sadar dan memiliki perasaan

serta kemauan sendiri• Dokter tidak semata-mata menjalankan

kekuasaan• kerjasama pasien diwujudkan dg turuti

nasehat/anjuran dokter

Page 12: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Activity – passivity

• Pola hubungan seperti orang tua-anak• Pola hubungan klasik• Dokter seolah dapat sepenuhnya melaksanakan

ilmunya tanpa campur tangan pasien• Motivasi altruistic (untuk kepentingan umum)• Berlaku pada pasien yang keselamatan jiwanya

terancam,tidak sadar, gangguan mental berat

Page 13: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Hak Dan Kewajiban Pasien

The rights to health careThe rights to self determination

Hak Pasien Dalam Pengobatan

Page 14: HUBUNGAN TERAPEUTIK

World Medical Association - Declaration of Lisbon on the Rights of the Patient (1991):

• Hak memilih dokter secara bebas• Hak dirawat oleh dokter yang bebas dalam membuat

keputusan klinis dan etis• Hak untuk menerima atau menolak pengobatan

setelah menerima informasi yang adequate• Hak untuk dihormati kerahasiaan dirinya• Hak untuk mati secara bermartabat• Hak untuk menerima atau menolak dukungan

spiritual atau moral

Page 15: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Undang-Undang Kesehatan:

• Hak atas informasi• Hak atas second opinion• Hak untuk memberikan persetujuan atau

menolak suatu tindakan medis• Hak untuk kerahasiaan• Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan• Hak untuk memperoleh ganti rugi

Page 16: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Hak Pasien Dalam Pengobatan

Merupakan hak asasi, The Right of Self Determination (pilihan)

Karena kondisinya, pasien berada pada posisi yang lebih lemah

Hubungan yang terjadi biasanya lebih bersifat paternalistik (kebapakan)

Perlu payung undang-undang untuk melindungi pasien

Dulu tidak perlu

Page 17: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Menurut konsep WHO terdapat tambahan hak pasien yang berupa :

• mendapatkan pelayanan medis tanpa mengalami diskriminasi

• menerima atau menolak untuk dilibatkan dalam penelitian, dan jika bersedia ia berhak memperoleh informasi yang jelas tentang penelitian tersebut

• mendapat penjelasan tentang tagihan biaya yang harus dia bayar

Page 18: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Kewajiban Pasien dalam pelayanan Medis

memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya

mematuhi nasehat dan petunjuk dokter mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana

pelayanan kesehatan memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang

diterima( Pasal 53 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran)

Page 19: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Hubungan hukum antara dokter dan pasien

Page 20: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Hubungan karena kontrak (transaksi terapeutik)

Hubungan paternalistik vs hubungan seimbang/partner Dokter dan pasien masing-masing mempunyai

kebebasan dan mempunyai kedudukan yang setara Kedua pihak mengadakan perikatan/perjanjian kedua pihak harus melaksanakan peranan atau

fungsinya Peranan tersebut bisa berupa hak dan kewajiban. Dalam kontrak terapeutik, hubungan dimulai dengan

tanya jawab (anamnesis)

Page 21: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Tindakan medik tidak bertentangan dengan hukum bila memenuhi syarat :

• mempunyai indikasi medis, untuk mencapai suatu tujuan yang konkret

• dilakukan menurut aturan-aturan yang berlaku di dalam ilmu kedokteran.

• harus sudah mendapat persetujuan dulu dari pasien

Page 22: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Dalam ilmu hukum dikenal dua jenis perjanjian, yaitu:

• Resulta at verbintenis, yang berdasarkan hasil kerja

• Inspanning verbintenis, yang berdasarkan usaha yang maksimal.

Page 23: HUBUNGAN TERAPEUTIK

variasi objek perjanjian medis :

• Medical Check up• Imunisasi• Keluarga Berencana• Usaha penyembuhan penyakit• Memperpanjang hidup• Rehabilitasi

Page 24: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Hubungan Karena Undang-Undang (Zaakwarneming)

• Apabila pasien dalam keadaan tidak sadar• dokter dapat bertindak atau melakukan upaya

medis tanpa seizin pasien• menurut ketentuan pasal 1354 KUH Perdata

disebut Zaakwarneming

Page 25: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Kesetaraan dalam hubungan dokter-pasien

Dokter maupun pasien memiliki hak yang sama untuk mengutarakan maksud dan harapannya

Hubungan dokter-pasien bukanlah merupakan hubungan atasan-bawahan

Dokter tidak boleh memperlakukan pasien sebagai objek dari pekerjaannya

Dokter diharapkan memberikan peluang kepada pasien untuk mengutarakan dan menerima informasi dengan jelas dan bebas sehingga terbinalah komunikasi yang efektif dan efisien

Perlu dilakukan juga penyuluhan atau edukasi agar menjadi pasien yang cerdas

Page 26: HUBUNGAN TERAPEUTIK

TINDAK SENGKETA MEDIK

• Sengketa Pidana Medik• Sengketa Perdata Medik

Dokter- Subyek hukum----

Tindakan profesi

Tindakan Non Profesi

KODEKI

Administratif

Pidana

Perdata

Page 27: HUBUNGAN TERAPEUTIK

Tindak Pidana Medik

• Menipu Pasien (Pasal 378 KUHP)• Tindak Pelanggaran Kesopanan (Pasal 290, 294,

285,286 KUHP)• Sengaja membiarkan pasien tidak tertolong (Pasal 322

KUHP)• Pengguguran kandungan tanpa indikasi medik (Pasal

299, 348,349 KUHP)