Upload
therisya-karmila
View
324
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan hasil kuesioner yang dilakukan tim advokasi biro 3 kajian strategis advokasi dan kaderisasi KMFH udayana 2013
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bicara tentang kesadaran hukum pada hakekatnya adalah bicara tentang
manusia secara umum, bukan bicara tentang manusia dalam lingkungan
tertentu atau manusia dalam profesi tertentu seperti hakim, jaksa, polisi dan
sebagainya.
Manusia sejak dilahirkan sampai meninggal dari dulu sampai sekarang,
dimana mana, selalu mempunyai kepentingan. Kepentingan adalah suatu
tuntutan yang diharapkan untuk dipenuhi.
Akan tetapi kenyataannya sepanjang sejarah, dimana-mana kepentingan
manusia itu selalu diancam atau diganggu oleh bahaya yang ada
disekelilingnya. Dalam perjalanan hidupnya manusia selallu diganggu oleh
sesama manusia: pencurian, penipuan, perkosaan, perzinahan, pembunuhan
atau oleh binatang buas, atau bencana alam seperti tsnunami, lumpur panas
atau taufan tiada hentinya.
Maka oleh karena itu manusia menginginkan adanya perlindungan
kepentingan-kepentingannya terhadap ancaman-ancaman bahaya sepanjang
masa.Perlindungan kepentingan terhadap bahaya-bahaya disekelilingnya itu
terpenuhi dengan terciptanya antara lain kaedah (peraturan) hukum. Dengan
terciptanya kaedah hukum itu manusia merasa lebih telindungi terhadap
ancaman bahaya di dekelilingnya. Jadi fungsi kaedah hukum itu melindungi
kepentingan manusia dan sesamanya (masyarakat). Meskipun demikian
bahaya akan selalu mengancam kepentingannya.
Manusia sadar dan yakin bahwa kaedah hukum itu untuk melindungi
kepentingan manusia dan sesamanya terhadap ancaman bahaya di
sekelilingnya. Oleh karena itu setiap manusia mengharapkan agar hukum
dilaksanakan dan dihayati oleh semua manusia agar kepentingannya dan
1
kepentingan masyarakat terlindungi terhadap bahaya yang ada di
sekelilingnya.
Dengan demikian maka kesadaran hukum adalah kesadaran bahwa hukum itu
melindungi kepentingan manusia dan oleh karena itu harus dilaksanakan serta
pelanggarnya akan terkena sanksi. Pada hakekatnya kesadaran hukum adalah
kesadaran akan adanya atau terjadinya “kebatilan” atau “onrecht”, tentang
apa hukum itu atau apa seharusnya hukum itu. Kesadaran hukum adalah
sumber segala hukum.
Dengan perkataan lain kesadaran hukum itu ada pada setiap manusia, karena
setiap manusia berkepentingan kalau hukum itu dilaksanakan, dihayati karena
dengan demikian kepentingannya akan terlindungi. Kalau hukum itu
dilaksanakan atau dihayati, tidak dilanggar, maka kepentingan saya,
kepentingan orang lain, kepentingan masyarakat terlindungi. Dengan
demikian kesadaran hukum bukan monopoli dari sarjana hukum saja, bukan
hanya harus dimiliki oleh hakim, jaksa dan polisi saja, tetapi pada dasarnya
ada pada diri setiap manusia baik ia terpelajar maupun tidak.
Asas hukum yang berbunyi “setiap orang dianggap tahu akan undang-
undang” menunjukkan bahwa kesadaran hukum itu pada dasarnya ada pada
diri setiap manusia. Asas hukum merupakan persangkaan, merupakan
sebagian dari cita-sita manusia, sebagai sesuatu yang tidak nyata, suatu
presumption yang banyak terdapat didunia hukum. Setiap orang dianggap
tahu akan undang-undang agar melaksanakan dan menghayatinya, agar
kepentingan kita atau masyarakat terlindungi terhadap gangguan atau bahaya
dari sekitarnya, meskipun kenyataannya tidak tahu. Bahkan asas hukum
tersebut mengasumsikan asas hukum lain yang berbunyi “ketidak tahuan akan
undang-undang tidak merupakan alasan pema’af” (“ignorantia leges excusat
neminem”). Dipelosok desa yang terpencil seorang pencuri ayam diajukan
dimuka pengadilan. Ia tidak dapat membela diri untuk tidak dihukum, dengan
mengatakan bahwa ia buta huruf dan tidak tahu kalau ada Kitab Undang-
undang Hukum Pidana yang mengancam pencuri ayam dengan hukuman
penjara. Seorang suami terpelajar melaporkan isterinya meninggal hanya agar
supaya dapat nikah lagi. Dalam hati kecilnya, kalau ia mau jujur, ia akan
2
menilai perbuatannya itu tidak terpuji, melanggar hukum. Seharusnya ia sadar
(hukum) bahwa hal itu tidak baik, melanggar hukum, meskipun ia tidak
pernah tahu akan adanya Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan PP no.45
tahun 1990.
Laporan ini merupakan hasil dari penelitian kuesioner yang membahasa
mengenai kesadaran hukum masyarakat di Desa Sembung, Kecamatan
Mengwi, Kabupaten Badung, Bali dan lebih mengkhusus pada Banjar
Pempatan. Hal itulah yang mendasari penulisan hasil penelitian kuesioner
yang berjudul “Kesadaran Hukum Masyarakat Secara Umum”.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang telah dan akan dicapai pada penulisan dan penelitian hasil
kuesioner pada Banjar Pempatan, Desa Sembung, Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Badung, Bali diantaranya:
1.2.1 Guna mengetahui tingkat kesadaran hukum di dalam Banjar
Pempatan.
1.2.2 Sebagai salah satu bagian dari kegiatan Kerja Sosial 2013 oleh
Komite Fakultas Hukum Universitas Udayana.
1.2.3 Sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam rangka pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
1.2.4 Menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan Mahasiswa terhadap
lingkungan sekitar.
1.2.5 Menanamkan pemahaman serta kepedulian hukum antara
mahasiswa dengan masyarakat.
1.2.6 Membantu pelaksanaan pembangunan hukum masyarakat desa
dalam bentu partisipasi aktif.
1.3 Tempat dan Waktu Kegiatan
Adapun penyebaran kuesioner dilakukan pada:
Bertempat di : Banjar Pempatan, Desa Sembung, Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Badung.
3
Waktu : Sabtu, 5 Oktober 2013 pukul 12.00 wita -14.00 wita
1.4 Peserta dan Koresponden Kuesioner
Peserta yang menyebarkan kuesioner serta mewawancarai koresponden adalah
peserta yang terdaftar dalam acara Kerja Sosial 2013, sedangkan koresponden
sendiri adalah warga yang bermukim di Banjar Pempatan, Desa Sembung,
Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
1.5 Sistematika Singkat Kuesioner
Adapun penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Mahasiswa dibagi berpasangan sehingga dalam mewawancarai warga, satu
orang warga dalam satu KK diwawancarai oleh dua orang mahasiswa. Hal ini
dikarenakan perbandingan antara tolah mahasiswa sebagai peserta dengan
total warga dalam Banjar Pempatan yakni 2:1.
4
BAB II
PENGOLAHAN DATA KUESIONER
Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam
kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang
atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi
yang diperlukan oleh peneli]ti (Mardalis: 2008: 66). Penelitian ini menggunakan
angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat secara
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan
yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975)
Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab
secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987) Angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data ( I.
Djumhur, 1985 ) Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data
yang tidak memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut
Sukardi, 1983 ). Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus
dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden
(Bimo Walgito, 1987). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian
pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban
secara tertulis.
Pada kali ini, tim Advokasi menggunakan sistem pengambilan data yang mana
pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner tersebut tediri dari sebagai berikut:
a. Pertanyaan langsung vs Pertanyaan tidak langsung
Perbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak
Langsung ialah terletak pada tingkat kejelasan suatu pertanyaan dalam
mengungkap informasi khusus dari responden. Pertanyaan Langsung
5
menanyakan informasi khusus secara langsung dengan tanpa basa-basi
(direct), dimana jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa
zmenggunakan perantara. Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan
informasi khusus secara tidak langsung (indirect), dimana Jawaban angket
itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari
sumber pertama.
Contoh :
Pertanyaan Langsung: Apakah Saudara mengenal tersangka pembunuhan?
Pertanyaan Tidak Langsung: Bagaimana pendapat saudara terhadap
pembunuhan yang dilakukan oleh budi?
a. Pertanyaan Khusus v.s Pertanyaan Umum
Pertanyaan Khusus menanyakan hal-hal yang khusus yang dibutuhkan
oleh penulis. Sedang Pertanyaan Umum biasanya menanyakan informasi
mengenai identitas dari koresponden. Lebih baik pertanyaan dimulai dari
umum ke khusus.
Contoh pertanyaan :
Pertanyaan Khusus: Apakah saudara mengenal sistem Kanban?
Pertanyaan Umum: Berapa umur anda?
b. Pertanyaan Tentang Fakta v.s Pertanyaan Tentang Opini
Pertanyaan tentang fakta yang menghendaki jawaban dari responden
berupa fakta; sedang Pertanyaan tentang opini menghendaki jawaban yang
bersifat opini. Pada praktiknya dikarenakan responden mungkin
mempunyai memori yang tidak kuat ataupun dengan sadar yang
bersangkutan ingin menciptakan kesan yang khusus; maka Pertanyaan
tentang fakta belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang bersifat
faktual.
Demikian halnya dengan pertanyaan yang menanyakan opini belum tentu
sepenuhnya menghasilkan jawaban yang mengekspresikan opini yang
jujur. Hal ini terjadi karena responden mendistorsi opininya didasarkan
pada adanya “tekanan sosial” untuk menyesuaikan diri dengan keinginan
social dan lingkungannya.
6
Contoh:
Pertanyaan Tentang Fakta: Majalah apa yang anda sukai?
Pertanyaan Tentang Opini: Mengapa saudara menyukai majalah Aneka?
c. Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya v.s. Pertanyaan dalam bentuk
kalimat pernyataan.
Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya memberikan pertanyaan langsung
kepada responden dimana jawaban yang diperoleh dapat beraneka ragam;
sedang pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan menyediakan
jawaban persetujuannya.
Contoh:
Pertanyaan dalam bentuk kalimat tanya: Apakah saudara setuju dengan
pemilihan rector secara langsung?
Pertanyaan dalam bentuk kalimat pernyataan: Pemilihan rector secara
langsung akan dilaksanakan.
Jawabannya: a. setuju b. tidak setuju
7
BAB III
ANALISIS DATA
Dimana dalam kuesioner terdapat 15 soal yang terdiri atas 12 soal objektif dan 3
soal esay yang harus di isi oleh mahasiswa peserta KERSOS dengan hasil
wawancara oleh masyarakat banjar pempatan, desa sembung, kecamatan
mengwi,badung. Berikut hasil analisis data dari masing-masing soal.
1. Pada soal ini membahas mengenai kepemilikan surat-surat administrasi
kependudukan pada masyarakat, Dari pertanyaan yang ada, masyarakat
banjar tersebut diatas ada 70,6% yang menyatakan bahwa mereka telah
memiliki surat-surat administrasi kependudukan secara lengkap, berikut
datanya:
Diagram 3.1 Mengenai Data Kepemilikan Surat Administrasi Kependudukan
2. Soal berikut menanyakan mengenai bagaimana proses pembuatan surat-
surat administrasi tersebut, dan dari data yang ada sebanyak 88,6%
memilih untuk mengurus sendiri pembuatan surat-surat tersebut.
Diagram 3.2 Mengenai Proses Pembuatan Surat Administrasi Kependudukan
8
3. Soal ini membahas tentang biaya proses administrasi kependudukan
dimana biaya administrasi tersebut telah di gratiskan oleh Pemerintah
Pusat. Dan Sebanyak 69,3% masyarakat telah mengetahui bahwa proses
tersebut tidak dipungut biaya.
Diagram 3.3 Mengenai Pengetahuan Masyarakat tentang Biaya Kepengurusan
4. Soal berikut masih berhubungan dengan soal sebelumnya, dimana
membahas mengenai tindakan yang akan diambil oleh penduduk yang
belum memproses surat kependudukannya dan tidak mengetahui tentang
biaya kepengurusan surat-surat tersebut gratis, dan sebanyak 64,8%
menjawab akan segera memproses administrasi kependudukan tersebut.
Diagram 3.4 Mengenai Kesiapan masyarakat untuk proses kepengurusan
5. Soal berikut diperuntukkan untuk penduduk yang sudah menikah, dan
membahas mengenai kepemilikan dan keaslian dari akta nikah dan
sebanyak 78% menyatakan bahwa telah memiliki dan yakin akan keaslian
dari akta nikahnya.
Diagram 3.5 Mengenai Kepemilikan dan Keaslian akta nikah
9
6. Soal berikut membahas tentang sifat kepemilikan tanah oleh penduduk
setempat, dimana dalam sehari-hari dapat berupa hak milik, hak sewa
pakai, serta warisan. Sebanyak 89,5% menyatakan bahwa sifat
kepemilikannya adalah hak milik dan warisan.
Diagram 3.6 mengenai Sifat Kepemilikan tanah
7. Soal berikut menanyakan tentang telah didaftarkannya atau tidak serta
kepemilikan sertifika tanah tersebut, dan sebanyak 86,2% menyatakan
bahwa tanah tersebut telah didaftarkan dan memiliki sertifikat atas tanah.
Diagram 3.7 mengenai sertifikasi tanah
8. Soal berikut mengenai pengetahuan koresponden tentang tanah ayahan
desa. Dan sebanyak 64,9% koresponden menyatakan bahwa mengetahui
tentang tanah ayahan desa.
10
Diagram 3.8 mengenai tanah ayahan desa
9. Soal berikut membahas tentang pengetahuan warga terhadap keberadaan
tanah ayahan desa yang berada di Desa Sembung, dan sebanyak 63,6%
menyatakan bahwa warga mengetahui letak tanah ayahan desa tersebut
yaitu di selatan desa.
Diagram 3.9 mengenai letak tanah ayahan desa
10. Soal berikut membahas mengenai pengetahuan penduduk tentang tindakan
KDRT yang sedang marak terjadi di masyarakat secara umum, dan
sebanyak 63,2% warga menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang
KDRT.
Diagram 3.10 mengenai KDRT
11
11. Pertanyaan berikut membahas tentang KDRT yang pernah terjadi baik
melihat, mendengar maupun mengalaminya secara langsung, dan sebanyak
86,2% menyatakan bahwa tidak pernah mengalami tindakan KDRT
tersebut.
Diagram 3.11 mengenai tindakan nyata KDRT
12. Pertanyaan berikut mengenai tindakan kekerasan terhadap pembantu
rumah tangga apakah merupakan tindakan KDRT, dan sebanyak 79,8%
menjawab bahwa memang merupakan tindakan KDRT.
Diagram 3.12 mengenai kekerasan terhadap pembantu rumah tangga
13. Pertanyaan selanjutnya merupakan pertanyaan essay, yang membahas
tentang tindakan yang bagaimana dapat disebut sebagai tindakan DRT,
dan melalui kuesioner dapat diketahui bahwa mayoritas warga mengetahui
bahwa KDRT merupakan tindakan yang menyimpang yang dilakukan
dalam lingkup rumah tangga.
14. Pertanyaan berikut masih merupakan pertanyaan essay,yang membahas
tentang bagaimana hukuman yang pantas bagi pelaku tindakan KDRT, dan
banyak koresponden menyatakan agar melaporkan ke pihak yang
berwajib, dalam hal ini adalah pihak kepolisian.
12
15. Pertanyaan terakhir berikut membahas mengenai tata cara penyelesaian
yang berlaku, dimana hukum adat dan hukum modern memiliki tata cara
penyelesaian yang berbeda. Dari pertanyaan ini dapat diketahui bahwa
koresponden lebih banyak memilih menindaklanjuti dengan tata cara
hukum adat karena dianggap lebih efektif.
13
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian analisis data kuesioner diatas, dapat diketahui beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
4.1 secara umum sebagian besar warga telah memiliki dan melengkapi identitas
melalui administrasi kependudukan dan lebih cenderung untuk memproses dengan
sendirinya.
4.2 Secara mayoritas warga yang telah menikah juga memiliki akta nikah, dan
warga yang memiliki tanah telah bersertifikat dan sifat tanah tersebut adalah tanah
warisan.
4.3 Secara umum warga juga mengetahui tentang tanah ayahan desa dan letak
tanah tersebut.
4.4 secara mayoritas, warga mengetahui tentang tindakan KDRT dan warga juga
tidak pernah mengalami tindakan tersebut.
4.5 secara umum warga juga menyatakan bahwa hukum adat dinilai lebih efektif
untuk menindaklanjuti masalah hukum daripada hukum modern.
14
LAPORAN HASIL KUESIONER
PENELITIAN ADVOKASI
KESADARAN HUKUM MASYARAKAT SECARA UMUM
BANJAR PEMPATAN, DESA SEMBUNG, KEC. MENGWI, BADUNG
KERJA SOSIAL 2013
KOMITE MAHASISWA FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
15
DI SUSUN OLEH :
Team Advokasi KERSOS 2013
- Therisya Karmila (koor)
- Dyah Ayu Sukma
- Yeremia Sinaga
- Irvan Cipayung
- Ida Bagus Wahyu
- Wisnu Diatmika
- Narayana
- Wanda Dwipayana
- Julian Albert
16
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL KUESIONER
PENELITIAN ADVOKASI
KESADARAN HUKUM MASYARAKAT SECARA UMUM
BANJAR PEMPATAN, DESA SEMBUNG, KEC. MENGWI, BADUNG
Denpasar, 7 Oktober 2013
Panitia Pelaksana KERSOS 2013
Fakultas Hukum UNUD
Ketua, Koor. Advokasi,
I Gusti Ngurah Adityanatha Therisya Karmila
KM. 213048 KM. 213026
Mengetahui,
Fakultas Hukum UNUD KMFH - UNUD
Pembantu Dekan III, Sekretraris Jendral,
I Wayan Suardana.,SH.,MH Yuda Purwantara
NIP.19571231 198602 1 101 KM. 212031
17
RINGKASAN
Salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh Tim Advokasi Kerja Sosial 2013
dalam rangka pelaksanaan progam kerja tahunan wajib adalah melakukan
penelitian advokasi dengan cara menyebarkan kuesioner pada tempat yang di
fokuskan untuk kegiatan Kerja Sosial. Yang mana kegiatan kali ini dilakuan di
salah satu banjar yaitu Banjar Pempatan, Desa Sembung, Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Badung, Bali.
Dengan mengambil tema “Kesadaran Masyarakat Secara Umum” diperoleh
beberapa informasi yang dapat kita jadikan acuan dasar di desa tersebut
bagaimana efektifitas hukum berlaku, yakni sebagai berikut:
4.1 secara umum sebagian besar warga telah memiliki dan melengkapi identitas
melalui administrasi kependudukan dan lebih cenderung untuk memproses dengan
sendirinya.
4.2 Secara mayoritas warga yang telah menikah juga memiliki akta nikah, dan
warga yang memiliki tanah telah bersertifikat dan sifat tanah tersebut adalah tanah
warisan.
4.3 Secara umum warga juga mengetahui tentang tanah ayahan desa dan letak
tanah tersebut.
4.4 secara mayoritas, warga mengetahui tentang tindakan KDRT dan warga juga
tidak pernah mengalami tindakan tersebut.
4.5 secara umum warga juga menyatakan bahwa hukum adat dinilai lebih efektif
untuk menindaklanjuti masalah hukum daripada hukum modern.
18i
DAFTAR ISI
RINGKASAN .............................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................ii
PENDAHULUAN .......................................................................................1
PENGOLAHAN DATA KUESIONER ......................................................5
ANALISIS DATA .......................................................................................8
KESIMPULAN ...........................................................................................13
LAMPIRAN
19ii