Upload
dwi-ita
View
54
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kuliah Lapangan Teknik Sipil
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan jaman yang semakin maju membuat manusia dituntut untuk
terus memenuhi kebutuhannya yang semakin hari semakin meningkat. Tidak hanya
kebutuhan dalam lingkup kecil namun juga kebutuhan yang mencakup lingkungan
untuk kemaslahatan hidup manusia. Salah satu tuntutan tersebut ialah pemenuhan
bangunan-bangunan yang berperan penting dalam memudahkan kehidupan manusia.
Cabang ilmu yang mempelajari tentang hal tersebut ialah teknik sipil.
Teknik sipil adalah cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang merancang,
membangun, merenovasi, operasi dan pemeliharaan bangunan/infrastruktur, yang
juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Ilmu teknik sipil
dapat dikelompokan menjadi 5 cabang yaitu Teknik Struktur, Teknik Hidro, Teknik
Transportasi, Geoteknik dan Manajemen Konstruksi. Masing-masing bidang teknik
sipil tersebut saling berhubungan dan saling mendukung. Dalam pelaksanaan kuliah
lapangan, hanya 2 cabang dari ilmu teknik sipil tersebut yang dikaji. Kedua cabang
tersebut antara lain Teknik Struktur dan Teknik Hidro.
Teknik struktur adalah cabang ilmu sipil yang mempelajari masalah struktural
dari materi yang digunakan untuk pembangunan. Sebuah bentuk bangunan mungkin
dibuat dari beberapa pilihan jenis material seperti baja, beton, kayu, kaca atau bahan
lainnya. Setiap bahan tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Ilmu bidang
struktural mempelajari sifat-sifat material itu sehingga pada akhirnya dapat dipilih
material mana yang cocok untuk jenis bangunan tersebut. Dalam bidang ini dipelajari
lebih mendalam hal yang berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan, jalan,
jembatan, terowongan dari pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan.
Sedangkan Teknik Hidro adalah cabang ilmu sipil yang mempelajari air, distribusi,
pengendalian dan permasalahannya.
1
Mencakup bidang ini antara lain cabang ilmu hidrologi air (berkenaan dengan
cuaca, curah hujan, debit air sebuah sungai dsb), hidrolika (sifat material air, tekanan
air, gaya dorong air dsb) dan bangunan air seperti pelabuhan, irigasi,
waduk/bendungan (dam), kanal. Dalam laporan ini akan dibahas tiga bangunan
cakupan dari dua cabang tersebut.
1.2 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan bahwa hal yang diteliti
dalam laporan ini berupa bidang struktural dan hidrologi dari ilmu teknik sipil yang
berupa Jembatan Bantar, bangunan air Waduk Sermo, dan bangunan gedung
Fakultas Geografi UGM.
1.3 Batasan Penelitian
Dari kelima cabang ilmu teknik sipil, yang akan dibahas dalam laporan ini
hanya bangunan dari dua cabang ilmu teknik sipil, yaitu bangunan teknik struktur
dan teknik hidro.
1.4 Tujuan
Tujuan dari kuliah lapangan yang dilakukan antara lain:
1.4.1 mengenalkan secara langsung bangunan-bangunan teknik sipil dari
berbagai cabangnya yaitu bangunan hidro dan bangunan struktur
kepada mahasiswa,
1.4.2 memberikan gambaran mengenai realisasi dari kuliah struktur
bangunan yang selama ini diterima.
2
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Kuliah lapangan yang dilakukan diadakan pada:
1. Hari : Sabtu
2. Tanggal : 17 Desember 2011
3. Waktu pukul : 07.30 WIB s/d 16.00 WIB
dan dilakukan di tiga lokasi, yaitu:
1. Lokasi I : perbatasan antara Kabupaten Kulonprogo dan
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Lokasi II : Kawasan Bukit Menoreh, Dusun Sermo, Desa
Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
3. Lokasi III : Sekip Utara Jalan Kaliurang Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.6 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ialah survei lapangan atau kuliah langsung praktik di
lapangan. Dalam kuliah lapangan ini mahasiswa melakukan penelitian dan
pengamatan secara visual, mencatat dan mendokumentasikan semua fakta dan
temuan di lapangan yang di anggap penting dan untuk dikaji dan di analisis.
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Variabel Penelitian
Dalam kuliah lapangan yang dilakukan terdapat 3 variabel yang
diteliti, yaitu:
1. Jembatan Bantar di Kabupaten Bantul
2. Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo, dan
3. Gedung Fakultas Geografi UGM di Sekip Utara Jalan Kaliurang.
3
1.7.2 Sumber Data
Data-data yang terdapat di laporan ini diperoleh dari:
1. Informasi atau penjelasan langsung oleh dosen pembimbing,
asisten pendamping kuliah lapangan, dan narasumber yang secara
langsung terlibat dalam pengawasan pelaksanaan proyek.
2. Data-data dari internet maupun data yang berupa rekaman
penjelasan dosen pembimbing kuliah lapangan.
4
Jembatan Bantar I, Suspension Cable Bridge
BAB III
PEMBAHASAN
1.8 Jembatan Bantar
Jembatan merupakan satu struktur sarana penyambung jalan yang dibangun
di atas sebuah cekungan, baik cekungan itu berupa lubang besar (jurang), sungai,
selat, atau bahkan laut. Jembatan berfungsi untuk memudahkan perhubungan
manusia dari daratan yang satu ke daratan yang lain. Salah satu jembatan yang
diamati dalam kuliah lapangan yang dilakukan pada 17 Desember 2011 di
Yogyakarta ialah Jembatan Bantar. Jembatan Bantar terdiri dari lima jembatan yang
berbeda yang letaknya berjajar membentang sejauh 220 m diatas Sungai Progo.
Dalam laporan ini, hanya akan dibahas tiga jembatan bantar saja sesuai dengan
survei kuliah lapangan yang hanya mengkaji tiga Jembatan Bantar, yaitu Jembatan
Bantar I, II dan III.
1.8.1 Jembatan Bantar Lama (I)
Jembatan Bantar Lama yang sering juga dinamakan Jembatan Bantar I
berada di sisi paling utara dari semua (kompleks) Jembatan Bantar yang
dikategorikan menjadi Jembatan Bantar I, II, dan III. Jembatan Bantar I
merupakan Suspension Cable Bridge.
5
Fondasi tiang beton bertulang konstruksi baja
Jembatan Bantar Lama (I) dalam keseluruhan tampilan dan
konstruksinya berbeda dengan Jembatan Bantar II dan III. Jembatan Bantar
Lama yang diduga dibangun pada masa kolonial ini (sekitar tahun 1920) atau
berumur sekitar 67 tahun ini membentang di atas Sungai Progo. Sebuah
sungai yang menjadi pembatas wilayah Kabupaten Sleman dan Bantul di sisi
timur dan Kabupaten Kulon Progo di sisi barat. Bentangan Jembatan Bantar
Lama ini memiliki ukuran panjang sekitar 220 meter. Lebar jembatan ±5
meter.
Ketinggian jembatan dari permukaan air Sungai Progo ±25 meter. Jika
diamati, konstruksi utama dari Jembatan Bantar Lama terdiri atas bentangan
baja yang bertumpu pada tiang beton bertulang yang ditanam di ruas sungai.
Konstruksi baja tersebut diperkuat dengan bentangan kawat baja pilin dengan
diameter sekitar 5 cm. Bentangan kawat baja yang menjadi penyangga beban
gantung atau tekan ini berjumlah 9 buah pada masing-masing sisi jembatan.
Dengan demikian kawat baja keseluruhannya berjumlah 18 buah. Kecuali
beban tekan disangga oleh bentangan kawat baja, beban vertikal dan vertikal
yang didapatkan oleh jembatan ini juga disangga oleh konstruksi tiang di
kanan kiri sisi jembatan, persilangan baja yang mengalasi jembatan, dan tiang
penyangga di bagian bawah jembatan.
6
konstruksi utama batang baja bentangan kawat baja pilin
Plat baja berbentuk lengkung ¼ lingkaran Tumpuan sistem roda
Untuk menguatkan perekatan antarbaja tersebut digunakan sistem
kuncian dengan menggunakan mur baut yang bisa dibuka tutup dan sistem
kuncian mati dengan las maupun klem. Jika diamati maka akan terlihat begitu
banyak tonjolan atau pentolan sekrup dan mur menghiasi permukaan batang-
batang baja yang digunakan sebagai konstruksi utama jembatan ini.
Kedelapan belas kawat baja pilin yang bertugas membantu menyangga beban
tekan ini juga berfungsi sebagai penyangga (menggantung) jembatan.
Untuk mengunci ujung-ujung kawat baja tersebut digunakan plat baja
lengkung setengah lingkaran yang sekaligus juga berfungsi sebagai bibir-bibir
jembatan, baik di sisi timur maupun sisi barat. Kawat-kawat baja tersebut
ditumpangkan dan mengikuti lengkungan bibir jembatan dan dimasukkan ke
dalam struktur beton bertulang di bagian tiang jembatan paling pinggir.
Untuk lebih menguatkan dan mengunci kawat baja tersebut digunakan banyak
sekrup dan baut yang mematikan posisi kawat baja di atas plat baja lengkung
tersebut. Jembatan ini juga dilengkapi dengan sistem roda atau roll pada
keempat ujungnya. Hal tersebut berfungsi untuk membuang beban dan
getaran yang didapatkan oleh jembatan tersebut.
7
Kerusakan-kerusakan Jembatan Bantar I
Jembatan Bantar II
Saat ini jembatan tersebut fungsi utamanya sudah digantikan dengan
jembatan konstruksi baru yg letaknya berdampingan (Jembatan Bantar II dan
III) yang melayani kendaraan umum dan kendaraan yang berbobot berat. Hal
ini selain disebabkan oleh usia jembatan yang sudah tua juga banyak
kerusakan yang terjadi pada jembatan ini. Misalnya badan jalan yang
berlubang, dan beberapa bagian jembatan yang nampak sudah berkarat dan
tidak memungkinkan lagi untuk menahan beban optimum, lebar jembatan
juga sudah tidak mampu menampung arus lalulintas saat ini sehingga kini
Jembatan Bantar Lama nyaris tidak difungsikan kecuali hanya untuk
kendaraan roda dua.
1.8.2 Jembatan Bantar II
Di sebelah timur Jembatan Bantar I ini dibangun Jembatan Bantar II
untuk menggantikan Jembatan Bantar I karena jembatan gantung tersebut
dinilai telah cukup tua untuk dilewati kendaraan yang volumnya semakin
meningkat. Jembatan yang dibangun adalah jembatan dengan struktur rangka
(truss). Jembatan Bantar II ini merupakan jembatan dengan dinding rangka
dan tipe warren truss.
8
Ikatan angin berfungsi untuk menahan gaya-gaya horizontal seperti gempa
Gelagar melintang
pilar
Braching berfungsi untuk menahan gaya horizontal
sendi
fondasi
Jembatan truss atau rangka terdiri dari batang-batang yang
membentuk susunan segitiga yang saling terhubung dan sejajar. Rangka dapat
menahan beban yang lebih berat untuk bentang yang lebih lebar dan jarak
yang lebih jauh. Ada berbagai jenis cara untuk membuat kerangka ini, namun
begitu, semuanya menggunakan prinsip penggiliran elemen tegangan dan
tekanan. Penentuan besar batang dan peletakannya dapat diketahui dengan
perhitungan analisis struktur, sehingga dapat diketahui letak batang tarik dan
tekannya. Bagian atas kerangka selalunya mengalami tekanan, manakala
bagian bawahnya mengalami tegangan. Plat lantai langsung ditumpu gelagar
melintang. Gelagar melintang ditumpu struktur rangka. Struktur rangka
ditumpu oleh tumpuan. Tumpuan ditumpu oleh pilar. Pilar ditumpu oleh
fondasi dan fondasi ditumpu oleh tanah. Air sungai dibawah jembatan
membantu untuk menguatkan fondasi.
9
Jembatan Bantar III
Sambungan yang dipakai ada tiga jenis, yaitu menggunakan las, baut,
dan paku keeling. Kelebihan dari jembatan bertipe truss atau rangka baja ini
antara lain adalah bobotnya yang lebih ringan sehingga dapat mengurangi
beban akibat beban mati atau berat sendirinya. Selain itu, jembatan kerangka
lebih hemat dalam penggunaan bahan
1.8.3 Jembatan Bantar III
Jembatan III pada pelaksanaannya di lapangan digunakan jembatan
balok pratekan bentuk I, dan akan dimodifikasi menjadi jembatan busur
rangka baja dengan batang tarik bentang 200 m. Dipilihnya konstruksi
rangka busur untuk jembatan ini karena merupakan bentang efektif dari
konstruksi jembatan bentang panjang, sehingga tidak diperlukan pilar
jembatan. Sedangkan untuk model busurnya sendiri adalah untuk mengurangi
momen lentur pada jembatan sehingga penggunaan bahan menjadi lebih
efisien dibandingkan gelagar parallel. Bentuk busur akan menambah nilai
artistik pada jembatan tersebut.
Selain itu, akan digunakan batang tarik, yaitu reaksi horizontal busur
dipikul oleh lantai kendaraan. Dalam hal ini gelagar utama pemikul lantai
kendaraan direncanakan memikul momen lentur dan gaya aksial tarik.
10
Waduk Sermo
Pada proses perencanaan jembatan rangka ini nantinya akan mengacu
pada peraturan RSNI T–02-2005 untuk menentukan segala pembebanan yang
bekerja pada struktur jembatan tersebut dan berdasarkan AISC-LRFD untuk
analisa perhitungan upper strukturnya yang seluruhnya menggunakan bahan
dari baja. Dalam membangun fondasi Jembatan Bantar, yang harus
diperhatikan secara lebih adalah arus air serta muatan yang dibawa air selebar
200 meter tersebut serta kekokohan tanah tempat ditanamnya fondasi. Tiang
fondasi yang terlalu panjang akan menyebabkan jembatan lebih rapuh apabila
debit air sangat besar, serta muatan seperti batu dan pasir yang dibawa arus
juga besar. Oleh karena itu, tiang fondasi jembatan diperpendek dengan cara
membuat semacam plat lantai yang menghubungkan tiang fondasi bawah
dengan tiang fondasi atas.
1.9 Waduk Sermo
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan
dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk
tersebut penuh. Satu-satunya waduk yang ada di propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Waduk Sermo berada di Kawasan Bukit Menoreh, tepatnya di
Dusun Sermo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo atau
kurang lebih 5 km di sebelah barat kota Wates. Pembangunan Waduk Sermo
diselesaikan dalam waktu dua tahun delapan bulan (1 Maret 1994 hingga Oktober
1996) dan biaya pembangunan menghabiskan dana Rp22 miliar.
11
Untuk pembangunan waduk ini, Pemda Kulonprogo memindahkan 107 KK
bertransmigrasi — 100 KK ditransmigrasikan ke Tak Toi Bengkulu dan tujuh kepala
keluarga ditransmigrasikan ke PIR kelapa sawit Riau. Sejak diresmikan pada tanggal
20 November 1996 oleh Presiden Soeharto, Waduk Sermo menjadi penyangga air
bagi pertanian di bawahnya sekaligus menjadi objek wisata yang menarik. Waduk
Sermo yang berada di Desa Hargowilis ini dibuat dengan membendung Kali
Ngrancah. Dasar dari waduk sermo itu adalah Formasi Nanggulan (banyak batupasir
kuarsa, dan juga batulempung yang Moluska-nya melimpah). Dinding waduknya
sebagian besar adalah Formasi Andesit Tua. Bendung tipe urugan tersebut diurug
dari batuan andesit yang quarry nya juga dari Formasi Andesit Tua di sekitar waduk.
Tujuan pembangunan waduk ini adalah untuk suplesi sistem irigasi daerah
Kalibawang yang memiliki cakupan areal seluas 7.152 Ha. Sistem irigasi tersebut
merupakan interkoneksi dari beberapa daerah irigasi. Waduk Sermo ini terdiri dari
bendungan utama yang merupakan tipe urugan batu berzona atau rock fill dengan inti
kedap air yang biasanya dibuat dengan clay atau lumpur yang dipadatkan. Puncak
bendungan memiliki elevasi +141,60 m dan volume urugan 568 meter3. Coffer Dam
dengan tipe urugan batu dan selimut kedap air yang memiliki elevasi mercu +105 m.
Bangunan pelimpah dengan tipe “ogee” tanpa pintu yang memiliki lebar pelimpah 26
m, elevasi mercu 136,60 m, peredam energi bak lontar dan lantai peredam energi.
Bangunan terowongan dengan bentuk tapal kuda dengan diameter 4,2 myang
memiliki kapasitas 179,50 m3/s, elevasi inlet 89 m dan elevasi outlet 84 m.
Waduk Sermo
Lebar atas 800 m
Lebar bawah 250 m
Panjang 190 m
Tinggi 58,60 m
Tampungan 25 juta m3
Luas genangan 157 hektar
Badan bendungan didesain untuk menampung ketinggian air. Fondasi dinding
melebar agar tekanan kecil. Bendungan diisi lapisan lempung, padat dan lapisan
tahan air pada bagian bawahnya.
12
Intake, bangunan tempat pengambilan air
pengaliran air dari waduk
Dalam waduk dan sekitarnya terdapat bangungan yang disebut intake. Intake
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat pengambilan air untuk dialirkan ke
tempat-tempat yang memerlukan air. Didalam intake, puluhan meter didalam air,
dibawah tanah, ada pipa pipa yang meghubungkan intake dengan saluran saluran air
disekitar waduk. Di pipa inilah air dari intake dialirkan. Apabila volume air melebihi
kapasitas waduk, maka diperlukannya suatu bangunan pelimpah atau spillway yang
berfungsi melimpahkan kelebihan air ke sungai terdekat. Karena apabila volume air
di dalam waduk melebihi kapasitas dan tidak ada bangunan pelimpahnya bendungan
tersebut rentan jebol, dan dapat merusak struktur bendungan itu sendiri. Pelimpahan
air ke sungai, penampungan air di waduk dapat mencegah banjir di daerah sekitar
waduk.
Keistimewaan bendungan tipe urugan:
1. Pembangunannya dapat dilaksanakan pada harnpir semua kondisi geologi
dan geografi yang dijumpai.
2. Bahan-bahan untuk tubuh bendungan dapat digunakan batuan yang
terdapat di sekitar lokasi calon bendungan.
13
Proses Pembangunan Gedung Fakultas Geografi UGM
Kelemahan tipe bendungan ini adalah tidak mampu menahan limpasan diatas
mercunya, di mana limpasan yang terjadi dapat menyebabkan longsoran pada lereng
hilir yang dapat mengakibatkan jebolnya bendungan. Air di bendungan urugan juga
rentan merembes. Apabila kecepatan air melampaui batas, maka air akan membawa
partikel dan menggerus bagian bawah sehingga berongga. Jika dibandingkan dengan
bendungan beton, daya rembesan bendungan beton ini lebih kecil. Perawatan
bendungan beton nyaris tidak diperlukan dan daya tahannya lama. Bendungan
urugan yang memerlukan perawatan yang baik, karena daya rembesan yang lebih
besar dari pada daya rembesan bendungan beton.
1.10 Gedung Fakultas Geografi UGM
Universitas Gadjah Mada saat ini sedang melaksanakan proyek pembangunan
gedung tujuh lantai yaitu Gedung Fakultas Geografi yang dikerjakan oleh PT Adhi
Karya. Sampai bulan Desember 2011, pembangunannya telah mencapai 2 lantai,
yaitu basement dan lantai dasar.
2 Bangunan ini dengan slap dan modul pra cetak yang bagian atasnya
dicor ditempat. Kolom bangunan berukuran 70 cm x 70 cm. Setiap kolom,
pembangunannya dapat menghabiskan biaya hingga lima juta rupiah. Kolom terbuat
dari beton dengan proses adonan yang sudah dibuat dalam mobil molen yang
kemudian dituang ke dalam cetakan kolom yang sudah siap dicor dengan bantuan
tower crane.
14
rangka kolom, balok dan plat lantai rangka kolom
3 Cetakan kolom yang digunakan yaitu cetakan berbahan dasar kayu
dan juga baja. Setelah pengisian sedikit demi sedikit bahan beton ke dalam cetakan
kolom, langkah selanjutnya yaitu pengadukan bahan beton dengan menggunakan
vibrator yang dimasukkan ke dalam cetakan kolom tersebut. Vibrator berfungsi
untuk memadatkan bahan beton agar gelembung udara di dalam bahan tersebut dapat
menguap atau keluar sehingga struktur beton ketika sudah membeku atau dingin
menjadi benar-benar padat. Pengisian dan pengadukan bahan beton ke dalam cetakan
kolom dilakukan berulang kali sampai cetakan terisi penuh. Beton yang sudah jadi
disiram dengan air. Tujuannya agar air di dalam beton tidak keluar dan membuat
beton tersebut menjadi kokoh. Di dalam masing-masing kolom terdapat besi
berdiameter 7 mm sebagai penyangga kolom tersebut serta besi ulir model ulir/sirip.
Dalam waktu 4 jam, beton sudah dapat dibangun.
Pembangunan gedung ini pada setiap lantainya dikatakan menghabiskan lima
milyar rupiah terhitung hanya untuk strukturnya saja. Estimasi waktu
pembangunannya 42 hari untuk satu lantai, namun pekerja dapat mengerjakannya
dalam waktu 30 hari. Dengan pekerja yang dikerahkan pada proyek ini, setiap
harinya pekerja dapat mengerjakan pengecoran sebanyak empat kolom. Plat lantai
(horizontal) baru bisa dibuka setelah 4-5 hari.
15
Mobil molen, tempat pengadukan bahan beton
Proses pemasukan bahan
Cetakan beton dari baja
Cetakan beton dari kayu16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan kuliah lapangan yang telah dilakukan, penulis
menyimpulkan:
1. Ketiga bangunan sipil yang diamati dalam kuliah lapangan merupakan
bangunan yang termasuk ke dalam 2 cabang dari ilmu teknik sipil yaitu
Teknik Struktur dan Teknik Hidro. Jembatan Bantar dan Gedung Fakultas
Geografi UGM termasuk ke dalam cabang ilmu sipil Teknik Struktur,
sedangkan Waduk Sermo termasuk ke dalam cabang ilmu sipil Teknik Hidro.
2. Setiap bangunan memiliki struktur yang berbeda-beda. Setiap struktur
masing-masing bangunan disesuaikan dengan fungsinya, dengan
mempertimbangkan berbagai aspek.
4.2 Saran
Sebagai mahasiswa teknik sipil, diharapkan ilmu yang didapat tak sebatas
materi-materi yang disampaikan dosen saat kuliah saja. Karena justru ilmu yang
diberikan akan lebih mudah dipahami bila mahasiswa secara langsung dapat melihat
bagaimana proses dan wujud yang sebenarnya di lapangan. Pengetahuan di lapangan
akan lebih berguna daripada sekedar menganut teori, meskipun tak dapat dipungkiri
teori adalah salah satu penentu suatu proyek dapat sukses dilaksanakan. Sebelum
mengikuti kuliah lapangan, mahasiswa harus melakukan berbagai persiapan terlebih
dahulu. Mulai dari persiapan fisik karena kuliah lapangan menyita banyak energi,
hingga persiapan untuk mencatat penjelasan/informasi dari dosen pembimbing
maupun asisten pendamping kuliah lapangan.
17
18