112
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada serta untuk menghadapi era globalisasi, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bersikap professional. Untuk itu, dewasa ini banyak sekali program atau kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam dunia kerja. Bagi mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Ekskursi Industri Tambang (Kuliah Lapangan II) ini merupakan salah satu wujud kesiapan dari lembaga pendidikan agar lulusannya mampu eksis di dunia kerja. 1.2. Latar Belakang Sesuai dengan kurikulum Pendidikan Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral (FTM) UPN “Veteran” Yogyakarta, mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan yang menempuh semester IV diwajibkan untuk mengikuti matakuliah Ekskursi Industri Tambang (Kuliah Lapangan II) dengan kegiatan utama adalah kunjungan ke Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 1 >

Kuliah Lapangan Kaot'z

  • Upload
    kaotz

  • View
    1.347

  • Download
    12

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kuliah Lapangan Kaot'z

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Umum

Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada

serta untuk menghadapi era globalisasi, maka dibutuhkan sumber daya manusia

yang berkualitas dan bersikap professional. Untuk itu, dewasa ini banyak sekali

program atau kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia yang mampu bersaing dalam dunia kerja.

Bagi mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi

Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Ekskursi

Industri Tambang (Kuliah Lapangan II) ini merupakan salah satu wujud kesiapan

dari lembaga pendidikan agar lulusannya mampu eksis di dunia kerja.

1.2. Latar Belakang

Sesuai dengan kurikulum Pendidikan Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas Teknologi Mineral (FTM) UPN “Veteran” Yogyakarta, mahasiswa

Jurusan Teknik Pertambangan yang menempuh semester IV diwajibkan untuk

mengikuti matakuliah Ekskursi Industri Tambang (Kuliah Lapangan II) dengan

kegiatan utama adalah kunjungan ke beberapa industri pertambangan yang ada di

Indonesia. Kegiatan Ekskursi Industri Tambang ini berbobot 1 SKS.

Dengan adanya Ekskursi Industri Tambang ini, mahasiswa diharapkan

mendapatkan suatu hal yang dapat dipelajari agar kelak dapat menjadi insinyur

yang profesional serta sebagai penunjang apa yang telah didapatkan pada mata

kuliah Pengantar Teknologi Mineral.

Di dalam kegiatan Ekskursi Industri Tambang, mahasiswa diperkenalkan

dengan kondisi lokasi penambangan secara langsung agar mahasiswa dapat

mengetahui bagaimana kegiatan penambangan dilaksanakan.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 1 >

Page 2: Kuliah Lapangan Kaot'z

1.3. Maksud Dan Tujuan

Ekskursi Industri Tambang ini dimaksudkan untuk mengenalkan secara

langsung kepada mahasiswa tentang macam pekerjaan di perusahaan-perusahaan

tambang, sehingga mahasiswa mengetahui cara penggalian, pemuatan,

pengangkutan, pengolahan serta pemasaran beberapa jenis bahan galian.

Kegiatan ini juga memberikan gambaran secara langsung kepada

mahasiswa tentang pekerjaan sarjana tambang di lapangan, sehingga mereka dapat

menentukan sikap dalam menekuni pendidikan dibidang pertambangan. Dengan

adanya Ekskursi, diharapkan mahasiswa dapat membandingkan teori-teori yang

diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya di lapangan, juga melatih

dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan serta kerja sama di antara

mahasiswa dalam menghadapi persoalan.

1.4. Waktu

Ekskursi Industri Tambang 2008 dilaksanakan pada bulan Februari dan

Maret 2009 dan dibagi menjadi Tiga gelombang. Gelombang I dilaksanakan pada

tanggal 16 – 18 Februari 2009 , gelombang II dilaksanakan pada tanggal 23 – 25

Februari 2009 dan gelombang III dilaksanakan pada tanggal 2 – 4 Maret 2009.

Kegiatan Ekskursi Industri Tambang gelombang II dilaksanakan pada

tanggal 23 – 25 Februari 2009 dengan obyek yang dikunjungi meliputi daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

1.5. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Ekskursi Industri Tambang 2009 yaitu mengunjungi perusahaan-

perusahaan tambang yang ada di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa

Tengah, dan Jawa Timur, antara lain:

1. Unit penambangan dan pengolahan batugamping keprus di PT. Sugih

Alamanugroho, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Batu mulia di unit bina industri batu mulia (UBIBAM) ” Sri Giri Sejati ”

Giriwoyo, Wonogiri.

3. Penambangan dan pengolahan marmer di PT. Industri Marmer Indonesia

Tulungagung (IMIT), Tulungagung, Jawa Timur.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 2 >

Page 3: Kuliah Lapangan Kaot'z

4. Pengolahan pasir silika di PT. Jara Silika, Tuban, Jawa Timur.

5. Penambangan batugamping dan pembuatan semen di pabrik semen PT. Semen

Gresik, Tuban, Jawa Timur.

1.6. Manfaat

Beberapa manfaat yang dapat kami peroleh dari kegiatan ini antara lain :

Mengenal lebih jauh sejarah atau profil mengenai perusahaan yang

bersangkutan.

Menambah pemahaman kami mengenai kegiatan–kegiatan yang dilakukan

perusahaan–perusahaan tambang tersebut.

Menambah pengetahuan tantang peralatan–peralatan pertambangan yang

digunakan, teknik–teknik pemasaran yang dipakai perusahaan tersebut.

Mengetahui gambaran pekerjaan apa saja yang akan kami hadapi nantinya

sebagai sarjana tambang.

Kami dapat membandingkan antara teori yang diberikan di kampus dengan

kenyataan lapangan yang ada.

Memupuk tali persaudaraan dan kerjasama antar mahasiswa.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 3 >

Page 4: Kuliah Lapangan Kaot'z

BAB IIPENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATUGAMPING KEPRUS

DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO GUNUNGKIDUL

2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Kuari batugamping yang diusahakan oleh PT. Sugih Alamanugroho terletak

di dusun Bedoyo, kecamatan Ponjong, kabupaten Gunungkidul, propinsi Daerah

Istimewah Yogyakarta. Dari kota Yogyakarta, lokasi penambangan dan pengolahan

dapat ditempuh melalui jalur Yogyakarta – Wonosari dengan jarak 42 km,

kemudian diteruskan dari Wonosari ke desa Bedoyo sejauh 15 km. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1.

Sumber : www.bakusurtanal.go.idGambar 2.1.

Lokasi PT. Sugih Alamanugroho

Sejarah dari PT. Sugih Alamanugroho adalah berdiri pada tahun 1991,

tetapi mulai beroperasi tahun 1992 walaupun hanya percobaan industri. Akhirnya

mulai pertengahan tahun tersebut, perusahaan itu telah dapat memproduksi

batugamping 100–120 ton perhari. Bentuk dari PT. Sugih Alamanugroho sendiri

merupakan sebuah badan usaha yang berbentuk Penanaman Modal Dalam Negeri.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 4 >

Page 5: Kuliah Lapangan Kaot'z

Penyebaran batugamping lunak atau yang dikenal dengan nama “keprus di

desa Bedoyo sangat luas. SIPD batugamping yang dipunyai PT. Sugih

Alamanugroho mencakup daerah seluas 24,9 Ha, meliputi 7 bukit yaitu :

1. Gunung Sidowayah

2. Gunung Tumpeng

3. Gunung Pokerso

4. Gunung Dhuwur

5. Gunung Pangonan

6. Gunung Kendil

7. Gunung Dengkeng

Cadangan seluruhnya yang dipunyai sebesar 43.321.170 m3 dengan

kapasitas produksi 80 ton per hari.

2.2. Keadaan Geologi

Batuan penyusun di daerah ini terdiri atas batugamping kristalin dan batu

“keprus”. Batugamping kristalin merupakan batuan yang dominan dan dapat

ditemukan hampir di seluruh daerah Ponjong, berwarna putih kecoklatan sampai

abu-abu, keras, kompak dan membentuk permukaan yang kasar. Satuan

batugamping ini diperkirakan termasuk kedalam Formasi Wonosari yang berumur

Miosen Tengah sampai Miosen Atas.

Keprus sendiri merupakan batugamping nonklastis yang secara megaskopis

berwarna putih sampai kekuningan, tersusun atas cangkang-cangkang moluska,

koral, foraminifera, berbutir sedang sampai sangat kasar, agak sarang (porous) dan

lunak. Satuan batu keprus diperkirakan termasuk kedalam Formasi Wonosari yang

berumur Miosen Atas bagian atas.

Struktur geologi yang muncul di daerah Bedoyo adalah rekahan-rekahan

yang berpola tidak simetris, sedangkan pada batugamping non klastis terdapat

banyak rongga-rongga.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 5 >

Page 6: Kuliah Lapangan Kaot'z

2.3. Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan

Batugamping keras yang merupakan lapisan penutup berwarna putih

kecoklatan sampai abu-abu. Jenis lapisan penutup tersebut adalah batugamping

bioherm. Lapisan ini tebalnya kira-kira 3 meter. Dari hasil pengujian sifat fisik

dan mekanik yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Batuan UPN “Veteran”

Yogyakarta terhadap lapisan tanah penutup didapat hasil seperti pada tabel 2.1. di

bawah ini :

Tabel 2.1. Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik di Lab. Mekanika Batuan UPN

“Veteran” Yogyakarta Terhadap Lapisan Tanah Penutup

Parameter Pengujian Nilai

Bobot isi asli 2,273 gr/cm3

Kuat tekan uniaksial 358,673 kg/cm2

Kohesi batuan 5,290 kg/cm3

Sudut geser dalam 14,86o

Sumber: Lab. Mekanika Batuan Teknik Pertambangan UPN “veteran” Yogyakarta

Batugamping keprus di Bedoyo umumnya berwarna putih bersih sampai dengan

putih kekuningan. Pengujian terhadap sifat fisik dan mekanik batugamping keprus

didapatkan dilihat pada tabel 2.2. di bawah ini :

Tabel 2.2. Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik di Lab. Mekanika Batuan

UPN “Veteran” Yogyakarta Terhadap Batugamping Keprus

Parameter Pengujian Nilai

Bobot isi asli 2,088 gr/cm3

Kuat tekan uniaksial 272,960 kg/cm2

Kohesi batuan 1,657,290 kg/cm3

Sudut geser dalam 25,17o

Sumber: Lab. Mekanika Batuan Teknik Pertambangan UPN “veteran” Yogyakarta

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 6 >

Page 7: Kuliah Lapangan Kaot'z

2.4. Genesa Batugamping Keprus

Batugamping dapat terbentuk melalui beberapa cara, yaitu secara organik,

secara klastis (mekanik) dan secara kimia :

1. Batugamping organik : jenis ini paling banyak dijumpai di alam, berasal dari

pengendapan cangkang kerang dan moluska lainnya, foraminifera, ganggang,

atau dari kerangka binatang dank oral/terumbu karang. Ciri khas batugamping

jenis ini umumnya kristalin dan sering muncul pola-pola terumbu dan sisa-sisa

cangkang binatang lunak.

2. Batugamping klastis : jenis ini material asalnya sama dengan pembentukan

batugamping organik, hanya saja telah mengalami perombakan, kemudian

diendapkan lagi di tempat lain. Ciri khas dari batugamping jenis ini adalah

adanya fragmen-fragmen butiran.

3. Batugamping kimiawi : jenis ini terjadi dalam kondisi iklim dan suasana

lingkungan tertentu, dalam air laut maupun air tawar. Ciri khas batugamping

jenis ini adalah kristalin, bahkan sering besar-besar seperti pada kalsit.

Dari ketiga genesa batugamping di atas, maka dapat disimpulkan bahwa di

daerah Bedoyo termasuk dalam jenis batugamping klastis yang jenis material

asalnya sama dengan pembentukan batugamping organik. Di PT. Sugih

Alamanugroho sendiri terdapat batugamping yang berlapis dan tidak berlapis

dimana batugamping yang berlapis lebih putih dengan derajat keputihan 86 %

dari batugamping yang berlapis-lapis.

Batuan batugamping keprus diperkirakan termasuk ke dalam formasi

Wonosari yang berumur Miosen Tengah sampai Miosen Atas. Secara megaskopis,

batugamping keprus berwarna putih sampai kekuningan, berarti dapat digolongkan

ke dalam batugamping organik, yaitu batugamping yang berasal dari pengendapan

cangkang moluska, foraminifera, ganggang atau kerangka binatang dan koral atau

terumbu karang.

Ciri umumnya yaitu sering muncul pola-pola terumbu serta sisa cangkang

binatang lunak. Syarat utama terbentuknya batugamping adalah terlebih dahulu

tumbuhnya binatang karang yang merupakan faktor utama. Adapun syarat

tumbuhnya binatang karang antara lain :

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 7 >

Page 8: Kuliah Lapangan Kaot'z

Kedalaman laut maksimum 76 m

Air jernih, sinar matahari dapat masuk

Temperatur 25-30º C

Kadar garam (salinity) = 27 per mil

Bila persyaratan tumbuhan dan binatang karang terpenuhi, maka di dalam

laut akan tumbuh binatang karang hingga mencapai permukaan air laut. Karena

proses geologi, dasar laut dapat mengalami penurunan, dapat juga mengalami

kenaikan.

Apabila dasar laut turun dan kedalaman laut memenuhi persyaratan, maka

binatang karang akan tumbuh. Proses ini dapat terjadi beberapa kali, sehingga tebal

dari endapan karang ini dapat mencapai lebih dari 200 m. Karena proses alami

maka karang yang bertumpuk-tumpuk ini lama kelamaan akan berubah menjadi

batugamping. Apabila terjadi proses pengangkatan maka terjadilah pegungungan

yang tediri dari batugamping. Karena karang yang bertumpuk tumpuk tersebut

mendapat sinar matahari yang cukup maka kekerasannya lebih lunak dari

batugamping pada umumnya maka dinamakan batugamping keprus.

Secara khusus proses terjadinya batugamping keprus (High Calcium

Carbonat/ HCC), adalah sebagai berikut:

Genesanya hampir sama dengan batugamping. Ketika sudah terbentuk

binatang karang, terjadi proses kenaikan dasar laut, hingga binatang karang muncul

ke permukaan. Bila munculnya pada saat musim aride/sinar matahari cukup terik

dan panjang, maka karang yang muncul akan mengalami pelapukan dan mengalami

pengayaan. Karena proses alami, maka terbentuklah batugamping yang relatif

lunak dan mempunyai kadar CaCO3 yang cukup tinggi (>95 %). Inilah yang

disebut dengan batugamping keprus.

Proses HCC : CaCO3 dipanaskan à CaO +CO2

CaO + air à Ca(OH)2 direaksikan kembali dengan CO2

dengan reaksi:

Ca(OH)2 + CO2 à CaCO3 + H2O

HCC ( proses HCC ini terjadi di alam )

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 8 >

Page 9: Kuliah Lapangan Kaot'z

2.5. Eksplorasi

Eksplorasi batugamping yang umumnya dikerjakan adalah untuk

menghitung volume cadangan dan mengetahui kualitas cadangan. Sedangkan

kegiatan awal berupa pencarian endapan (prospeksi) umumnya jarang dilakukan,

karena endapan batugamping sudah diketahui keberadaannya dan mudah

ditemukan. Tahapan kegiatan eksplorasi antara lain yaitu :

1. Pemetaan Topografi

Suatu kegiatan eksplorasi yang mempelajari, mengetahui, dan menggambarkan

keadaan area yang akan ditambang, agar kita mengetahui keaadan daerah yang

akan kita tambang secara keseluruhan.

2. Pengambilan Conto Bongkah

Suatu kegiatan eksplorasi yang bertujuan mengambil conto dalam bentuk

bongkahan menggunakan sumur uji yang tujuannya untuk mengetahui

penyebaran di permukaan.

3. Pemboran Inti

Pemboran yang dilakukan untuk mengambil conto material yang akan ditambang

guna dianalisa kualitasnya.

4. Analisa conto

Yang dianalisa ada tiga : yaitu analisa kimia, sifat fisik batuan dan mekanika

batuan. Kegiatan eksplorasi yang meneliti kualitas material yang akan kita

tambang baik secara sifat fisik, mekanik, dan struktur kimianya.Dari analisa

kimia akan diketahui kandungan CaCO3: 98,5%; MgO : 0,1 -1,1 % dan juga

untuk mengetahui kandungan kalsium karbonat yaitu 55 %.

5. Perhitungan Cadangan

Menghitung jumlah cadangan yang terdapat pada daerah tersebut agar kita dapat

mengetahui berapa banyak serta kira-kira cadangan tersebut dapat kita tambang

berapa lama.

Secara umum tujuan diadakan eksplorasi adalah sebagai pertimbangan

sebelum melakukan penambangan, karena kegiatan ini membutuhkan perhitungan

yang tepat sehingga hasil dan keuntungan yang didapat bisa maksimal. Eksplorasi

geofisika kadang-kadang juga dilakukan untuk menentukan geometri endapan

batugamping, sebelum dilakukan pemboran inti.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 9 >

Page 10: Kuliah Lapangan Kaot'z

2.6. Penambangan

Kegiatan penambangan meliputi kegiatan pembersihan lahan, lapisan

penutup, baru kegiatan utama penambangan yang terdiri dari pembongkaran,

pemuatan dan pengangkutan. Yang menjadi kendala dalam penambangan adalah

pada saat musim hujan sehingga kegiatan hanya berlangsung 80%.

Sistem penambangan yang digunakan PT. Sugih Alamanugroho adalah

sistem kuari yaitu suatu sistem penambangan terbuka untuk bahan galian industri.

Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir dan koral dikupas

terlebih dahulu dengan menggunakan bulldozer atau power scrapper. Proses

penambangan meliputi kegiatan sebagai berikut:

2.6.1. Pembersihan lahan (Land Clearing)

Pembersihan lahan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum

pengupasan lapisan penutup. Kegiatan ini dikerjakan bila pada suatu lahan yang

akan ditambang terdapat pohon-pohon besar atau semak-semak, sehingga jika tidak

dilakukan pembersihan lahan akan mengganggu kegiatan pengupasan lapisan tanah

penutup.

Pembersihan lahan yang dilakukan oleh PT. Sugih Alamanugroho

adalah pembersihan ilalang yang menutupi cadangan batugamping di bawahnya,

sehingga tidak mengganggu proses pengupasan lapisan tanah penutup. Karena

kondisi daerah penambangannya berbentuk perbukitan, maka proses penambangan

dimulai dari bagian atas. Disamping itu, dibuat juga lubang-lubang dengan maksud

apabila musim penghujan luncuran batuan akan tertampung pada lubang tersebut

sehingga batuan tidak masuk ke lahan-lahan pertanian di sekitar lokasi

penambangan.

Secara terperinci alat-alat yang digunakan dalam proses penambangan di

PT. Sugih Alamanugroho adalah :

1. Hydraulic Rock Breaker ( HRB ) : 1 unit

2. Backhoe excavator : 2 unit

3. Dump truck : 3 unit (kapasitas 20 ton)

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 10 >

Page 11: Kuliah Lapangan Kaot'z

2.6.2. Pengupasan Lapisan Penutup (Stripping Over Burden)

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengupas lapisan tanah penutup

sehingga batugamping yang memenuhi syarat dapat ditambang dengan mudah.

Lapisan penutup ini dapat berupa tanah, batuan lapuk atau batuan yang

menutupi bahan galian yang akan ditambang.

Rasio over burden adalah 5% sedangkan batugampingnya mencapai 95%.

Ketebalan over burden bervariasi, umumnya 10 m pada wilayah datar, sedang

pada lereng-lereng ketebalannya sekitar 5-6 m.Di PT. Sugih Alamanugroho,

lapisan penutup berupa batugamping keras. Fungsi dari lapisan tanah penutup

ini sebagian nantinya akan digunakan untuk mereklamasi kembali daerah

penambangan.Pengupasan dilakukan dengan bantuan Hydraulic Rock Breaker,

dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2.Hydraulic Rock Breaker

2.6.3. Pembongkaran (Loosening)

Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari

batuan asalnya agar material tersebut dapat lepas atau terbongkar sehingga

mudah untuk dilakukan penanganan selanjutnya. Kegiatan pembongkaran

berlangsung 8 jam per hari dengan total pembongkaran 100 m3.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 11 >

Page 12: Kuliah Lapangan Kaot'z

Pembongkaran merupakan suatu kegiatan untuk melepaskan suatu

material dari batuan asalnya agar material tersebut dapat lepas atau terbongkar

sehingga mudah untuk dilakukan penanganan selanjutnya. Pembongkaran

untuk batugamping yang keras atau keprus yang keras dilakukan dengan

hydraulic rock breaker (seperti pada gambar 2.3), sedangkan untuk keprus

yang lunak cukup dengan menggunakan backhoe. PT. Sugih Alamanugroho

juga pernah melakukan pembongkaran dengan menggunakan bahan peledak,

tetapi sekarang tidak dilakukan lagi, karena biayanya yang terlalu besar.

Gambar 2.3

Hydraulic Rock Breaker

2.6.4. Pemuatan (Loading)

Pemuatan merupakan kegiatan pemindahan material hasil pembongkaran

ke alat angkut. Alat muat yang dapat digunakan antara lain Backhoe dan Bucket

Excavator. Alat muat yang biasanya digunakan di PT. Sugih Alamanugroho

adalah: backhoe. Hasil bongkaran biasanya dikumpulkan terlebih dahulu yang

kemudian dimuat ke alat angkut (Lihat gambar 2.4).

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 12 >

Page 13: Kuliah Lapangan Kaot'z

Gambar 2.4 Proses Pemuatan Batugamping

Alat angkut yang dipakai untuk membawa hasil bongkaran ke tempat

pengolahan antara lain adalah dump truck yang berukuran kecil atau colt diesel.

2.6.5. Pengangkutan (Hauling)

Alat angkut yang digunakan berupa Dump Truck yang jumlahnya 3 unit,

yang berfungsi mengangkut material hasil bongkaran ke tempat penimbunan

sementara (stock pile) sebelum dibawa ke pengolahan.

2.7. Penjemuran

Material yang berasal dari lokasi penambangan ditumpuk di stock pile,

kemudian diratakan setelah bagian atas sudah mengering kemudian dilakukan

pembalikan, lokasi stock pile ini diberi atap fiber agar uap air yang naik tidak jatuh

lagi ke material. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terutama

pada musim hujan dapat meningkat sampai 88%, karena idealnya kadar air untuk

pengolahan hanya sekitar 3% saja dari 12 % sebelum penjemuran . Tujuan dari

penjemuran ini adalah untuk mengurangi kandungan air dalam batugamping agar

Single Toggle Jaw Crusher tidak mengalami kesulitan dalam meremukan

bongkahan batugamping.

Dilakukan di stock pile yang terbuat dari bahan fiber. Untuk musim

kemarau, batu gamping keprus akan kering dalam waktu 3 hari, sedangkan musim

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 13 >

Page 14: Kuliah Lapangan Kaot'z

penghujan proses pengeringan akan memakan waktu mencapai 1 minggu. Setelah

batugamping keprus selesai mengalami proses pengeringan, maka pengolahan siap

dilakukan. (Lihat gambar 2.5)

Gambar 2.5 Proses Penjemuran Batugamping

2.8. Pengolahan

Pengolahan batugamping keprus dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran

dan spesifikasi batugamping yang sesuai dengan permintaan pasar. Untuk saat ini,

PT. Sugih Alamanugroho memproduksi 3 produk batugamping dengan ukuran -

800 mesh, +1200 mesh dan -1.200 mesh. Dimana mesh adalah banyaknya lubang

dalam satu inch panjang.

Sebelum masuk ke dalam proses peremukan, terlebih dahulu dilakukan

penjemuran seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Batugamping yang

berukuran 15-35 cm dimasukkan ke dalam jaw crusher untuk proses peremukan

awal yang akan menghasilkan produk berukuran 1-5 cm. Produk dari jaw crusher

masuk ke dalam hammer mill dengan pengangkutan menggunakan belt conveyor.

Di dalam hammer mill ini nantinya batugamping selanjutnya akan

diremukan menjadi material yang lebih halus lagi. Hasil produk dari hammer mill

kemudian masuk ke dalam siklon yang dengan bantuan blower untuk memisahkan

bentuk serbuk atau tepung yang berukuran 800 mess dan 1200 mesh. (Lihat

gambar 2.6)

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 14 >

Page 15: Kuliah Lapangan Kaot'z

Gambar 2.6Siklon yang Digunakan Oleh PT.SAA

Material yang agak kasar akibat adanya blower akan jatuh ke bawah dalam

ukuran ayakan 800 mesh kemudian didapatkan ukuran -800 mesh dan +800 mesh.

Sedangkan yang berukuran -800 mesh akan ke atas masuk ke siklon yang kedua

dengan ukuran ayakan 1200 mesh dan akan didapatkan ukuran -1200 mesh dan

+1200 mesh akhirnya akan masuk ke dalam kantong sesuai dengan ukuran yang

dikehendaki. (Lihat gambar 2.7)

Gambar 2.7

Produk batugamping

Jenis peralatan pengolahan yang digunakan di PT. Sugih Alamanugroho

antara lain : Jaw Crusher, Hammer Mill, Grinder (mesin gundo) dan Cyclone.

Untuk mekanisme kerja alat –alat tersebut di atas dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jenis Alat dan Mekanisme kerja (gambar 2.7)

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 15 >

Page 16: Kuliah Lapangan Kaot'z

Jenis Alat Mekanisme kerja

Jaw Crusher Proses penghancurannya menggunakan gaya tekan

(Compression)

Hammer Mill Proses penghancurannya menggunkan gaya pukulan

(Impaction) dan Shearing stress.

Grinder Proses penghancurannya menggunakan shearing

stress.

Cyclon Mengelompokkan (mengklasifikasikan) ukuran butir

berdasarkan media angin.

Sumber : Hand Out Pengolahan Bahan Galian

Gambar 2.7

Alat-Alat Pengolahan Batugamping

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram alir pengolahan

batugamping keprus berikut ini:

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 16 >

Page 17: Kuliah Lapangan Kaot'z

ROM

Dump truck

Stock Pile

manual

Raw material

15-35 cm

belt conveyor

Single toggle jaw crusher

Splitter

Hammer mill Hammer mill

Belt conveyor Belt conveyor

Pullvarizer blower Pullvarizer blower

Siklon I Siklon I

-800# +800# -800# +800#

siklon II siklon II

-1200# +1200# -1200# +1200#

Gambar 2.8Diagram Pengolahan Batugamping

2.9. Pemasaran dan Pemanfaatan

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 17 >

Page 18: Kuliah Lapangan Kaot'z

Setelah melalui proses pengolahan, maka didapatkan batugamping dengan

ukuran 800 mesh dan 1200 mesh dengan kapasitas produksi 120 ton perhari (jika

musim kemarau) dan 100 ton perhari (jika musim hujan).

Batugamping hasil dari pengolahan dikemas dalam ukuran 25 kg, 30 kg,

dan 50 kg. Adapun manfaat dari batugamping, antara lain :

Untuk industri cat

Pemutih kertas

Paralon

Bahan bangunan

Pemasaran batugamping ini belum memasuki tahap ekspor, baru

didistribusikan di Indonesia. Biasanya pemasaran ini sudah bekerjasama dengan

perusahaan–perusahaan sehingga PT. Sugih Alamanugroho adalah sebagai

penyedia bahan baku industri untuk perusahaan yang lain seperti Nippon Paint,

salah satu perusahaan cat.

2.10. Tenaga kerja

Jumlah tenaga kerja di PT. Sugih Alamanugroho ± 130 orang termasuk

pimpinan, staf karyawan, dan security. Untuk sistem operasi kerja di lapangan

berlangsung selama kurang lebih 7 jam perhari yang dimulai pada pukul 07.00

WIB. Jumlah tenaga kerja di lapangan terdiri dari 2 operator, 2 helper, 3 driver.

Sisanya di pengolahan.

Untuk jaminan keselamatan kerja, maka semua tenaga kerja yang ada di PT.

Sugih Alamanugroho didaftarkan ke Jamsostek.

2.11. Reklamasi

Panambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi, seperti

pada bentuk lahan, kondisi tanah, kualitas air, debu, getaran, perubahan vegetasi

dan fauna, dan lain sebagainya. Reklamasi antara lain bertujuan untuk mencegah

dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan

penambangan.

Reklamasi bekas lahan penambangan dilakukan dengan membuat lubang-

lubang galian ukuran 1 x 1x 1 meter, yang selanjutnya diisi dengan tanah yang

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 18 >

Page 19: Kuliah Lapangan Kaot'z

mengandung humus agar dapat ditanami dengan pohon-pohonan. Sedangkan

cekungan-cekungan yang cukup dalam ditimbun dengan lapisan penutup.

Untuk menghindari adanya longsor ke tempat penduduk, maka model

penambangannya dibuat menyerupai benteng yang kemudian ditanami rumput

gajah. Sedangkan untuk menghindari longsor ke medan kerja, maka pada proses

penggalian diusahakan tidak sampai membentuk cekungan, maksimal tegak lurus.

Selain itu PT. Sugih Alamanugroho juga melakukan perluasan wilayah

industri dengan tidak melupakan kegiatan revegetasi/reklamasi, misalnya saja

dengan penanaman pohon sukun, jati, lamtoro ubi kayu dan lainnya.

BAB IIIUBIBAM, GIRIWOYO, WONOGIRI, JAWA TENGAH

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 19 >

Page 20: Kuliah Lapangan Kaot'z

3.1. Profil UBIBAM Giriwoyo, Wonogiri-Jawa Tengah

UBIBAM (Unit Bina Industri Batu Mulia) Giriwoyo berdiri karena adanya

kerjasama antara Pusri dan Kecamatan Giriwoyo Sendiri sehingga namanya

menjadi UBIBAM Srigiri Sejati, dimana kata “Sri“ diambil dari kata Pusri dan

“Giri” adalah tempat UBIBAM itu sendiri yaitu Kecamatan Giriwoyo.

Sumber : www.bakusurtanal.go.idGambar 3.1.

Lokasi UBIBAM Srigiri Sejati

3.2.1 Pengertian Batu Mulia

Batu mulia adalah semua jenis mineral dan batuan yang mempunayi sifat

fisik dan kimia yang khas, serta digunakan untuk perhiasan dan bahan dekorasi

atau hiasan. Definisi batu mulia sulit ditentukan dalam batasan yang jelas/pasti

tetapi lebih banyak didasarkan atas nilai penting dalam dunia perdagangan. Bahkan

saat ini istilah batu mulia sudah mulai diterapkan juga kepada seluruh mineral atau

batuan yang apabila diproses melalui pemotongan atau pembentukan dan

penggosokan dapat dijadikan batu hias. Dilihat dari kekerasannya, umumnya batu

mulia atau setengah mulia mempunyai kekerasan lebih dari 5,5 pada skala Mohs.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jenis Mineral dan Kekerasannya

Nama Mineral Kekerasan

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 20 >

Page 21: Kuliah Lapangan Kaot'z

Talc 1

Gypsum 2

Kalsit 3

Kalsedon 4

Obsidian 5

Batu Fosil Kayu 6

Agate/Gasper 7

Batu Karmelian 8

Ruby 9

Intan 10Sumber : Manajemen UBIBAM Srigiri Sejati.

Di dalam perdagangan, batu mulia digolongkan menjadi tiga golongan,

yaitu jenis batu permata (precious stones), jenis batu setengah/semi permata (semi-

precious stones) dan jenis batu hias (ornamental stones).

Batu permata atau batu hias dapat memiliki nama yang beraneka ragam,

mulai dari nama mineral atau batuan, nama ilmiah, nama perdagangan sampai

kepada nama julukan/khusus. Nama yang disebut terakhir biasanya muncul atas

dasar pertimbangan warna, tekstur atau motif, bahkan kadang-kadang mengandung

unsur kepercayaan suatu daerah/bangsa.

3.3. Genesa Batu Mulia

Genesa batu mulia tidak jauh berbeda dengan pembentukan batuan atau

mineral secara umum. Pada umumnya, batu mulia dapat terjadi melalui proses

diferensiasi magma, proses metamorfisma dan sedimentasi.

3.3.1. Batu Mulia Yang Terbentuk Dari Proses Diferensiasi Magma

Proses ini sering disebut sebagai proses pembentukan batuan beku, yaitu

mengalirnya cairan magma ke/mendekati permukaan bumi dalam bentuk

plutonik, vulkanik ataupun hidrotermal. Ketika cairan magma berupaya

menerobos ke permukaan bumi, terjadilah kontak dengan batuan di

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 21 >

Page 22: Kuliah Lapangan Kaot'z

sekelilingnya, sehingga terjadilah reaksi-reaksi fisika dan kimia tertentu disertai

dengan penurunan temperature di dalam tubuh magma tersebut.

Pada proses pendinginan ini, baik yang berukuran kecil maupun besar

sampai terjadi keseimbangan, yaitu manakala magma sudah betul-betul dingin.

Pada tingkat kristalisasi akhir, sisa magma yang lebih encer karena lebih

banyak mengandung gas atau uap, dapat masuk ke dalam rekahan batuan,

membentuk pegmatite atau urat-urat. Sebagian gas ini akan membentuk lubang-

lubang yang pada akhirnya dapat terisi oleh berbagai jenis mineral.

Jenis-jenis batu mulia yang terbentuk dari proses ini antara lain : Intan,

Zircon, Peridotit, Turmalin, Topaz, Agat, Jasper, Opal, dan lain sebagainya.

3.3.2. Batu Mulia Yang Terbentuk Dari Proses Metamorfosa

Panas, tekanan, cairan dan gas atau uap yang dilepas oleh magma yang

menuju permukaan bumi terserap oleh batuan di sekitarnya dan akan

membentuk mineral-mineral baru yang disebut mineral metamorfik. Pada

umumnya disepanjang daerah yang termasuk kompleks “mélange” berpotensi

besar untuk ditemukannya batu mulia, yang terbentuk jauh di kedalaman kerak

bumi (metamorfosa kontak dan metamorfisma regional), yang terseret keluar

hingga ke permukaan bumi. Di Pulau Jawa, endapan batu mulia jenis ini dapat

ditemukan di banyak tempat, khususnnya di jawa bagian selatan, seperti di

Pandeglang Selatan, Lebak, Sukabumi, Tasikmalaya, Kebumen, Klaten,

Wonogiri, Pacitan, dan lain sebagainya.

Batu mulia jenis metamorfosa antara lain : Garnet, Jade (giok), Corundum,

Turmalin, Kuarsit dan lain sebagainya.

3.3.3. Batu Mulia Yang Terbentuk Dari Proses Sedimentasi

Batuan beku dan batuan metamorfosa dengan kandungan batu mulianya

yang muncul kepermukaan bumi akan mengalami pelapukan akibat pengaruh

air, udara (oksigen atau karbon dioksida), perubahan temperature yang ekstrim

atau akibat pengaruh organisme. Hancuran batuan serta pelapukannya kemudian

diangkut oleh media air atau media lain (es, angina, pengaruh gravitasi) menuju

anak sungai, lembah atau laut. Akibat perbedaan sifat fisik dan kimia mineral,

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 22 >

Page 23: Kuliah Lapangan Kaot'z

proses pelapukan ini meliputi liberasi, pengelompokan, gradiasi dan

pengendapan batu mulia pada tempat-tempat tertentu. Contoh yang terkenal dari

endapan batu mulia jenis ini adalah keterdapatan intan di Kalimantan.

Bongkahan-bongkahan atau butiran-butiran batu mulia yang sering ditemukan di

sungai-sungai atau pantai dapat terbentuk dari proses pelapukan dan sedimentasi.

Beberapa jenis batu mulia hasil sedimentasi (atau yang telah mengalami

sedimentasi) antara lain : Intan, Safir, Zircon, Rubi dan lain sebagainya.

3.4. Penambangan

Penambangan batu mulia ada bermacam cara, dari yang paling sederhana

hingga yang berteknologi tinggi atau modern. Penambangan intan di Kimberley

(Afrika Selatan) merupakan salah satu contoh penambangan modern, dengan

tambang dalam (underground mining) hingga kedalaman lebih dari 1,5 km.

Pada umumnya penambangan batu mulia di Indonesia termasuk

penambangan yang sederhana (tradisional) atau bahkan sangat sederhana (tingga

mengambil dan memilih dari sungai atau pantai). Peralatan sederhana yang sering

digunakan untuk menambang dan mengangkut antara lain : cangkul, keranjang,

timba dan kerekan, tangga kayu/bambu.

Beberapa metode penambangan dengan tambang dalam (dengan membuat

sumuran) dan/atau dengan menggunakan semprot juga bisa ditemukan di

Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Lebak dan Tasikmalaya. Untuk

penambangan di daerah Giriwoyo, UBIBAM menggunakan jasa masyarakat

setempat yaitu dengan membeli hasil penambangan batu mulia dari rakyat.

3.5. Pengolahan

Pengolahan batu mulia umumnya dimulai dari pemotongan bahan mentah

(bongkah atau butiran) untuk mengecilkan ukuran atau sesuai model yang akan

dibuat, dengan menggunakan alat potong khusus. Selama pemotongan ini

seringkali ditambahkan air sebagai pendingin gergaji potong. Proses selanjutnya

adalah membentuk model yang akan dibuat atau membuat faced sehingga

menghasilkan bentuk-bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Proses terakhir

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 23 >

Page 24: Kuliah Lapangan Kaot'z

(finishing) adalah menghaluskan atau mengkilapkan serta membuat rangkaian batu

mulia ini menjadi perhiasan atau ornament yang menarik.

Gambar 3.1.

Mesin Amplas 20”

Peralatan yang biasa digunakan untuk pengolahan batu mulia dapat dilihat

pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Berbagai Macam Peralatan Yang Digunakan Untuk Pengolahan Batu Mulia

Peralatan Kegunaan

Mesin potong dengan

diameter pisau 4”, 14”,

20” dan 24”

Digunakan untuk membelah batu mulia atau mendekatkan

pada bentuk aslinya. Dapat juga untuk mengetahui bagus

atau tidaknya batu mulia.

Mesin gerinda Untuk membentuk batu mulia

Mesin amplas Untuk menghaluskannya

Mesin faced Untuk membentuk sudut-sudut simetris seperti pada berlian

Mesin ultrasonic Untuk melubangi batu mulia dengan diameter lubang 0,1–

0,5 mm, guna pembuatan liontin, kalung, dan sebagainya.

Bor Mekanik Untuk melubangi batuan dengan diameter 0,5-15 cm.

Mesin poles Untuk memberikan kilap pada batuan.

Sumber:Manajemen UBIBAM

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 24 >

Page 25: Kuliah Lapangan Kaot'z

3.6. Pemasaran dan Pemanfaatan

Hasil pengolahan batu mulia berupa :

1. Perhiasan (gelang, giwang, kalung, liontin, dan lain-lain)

2. Kerajinan (berupa binatang, buah-buahan, logo)

3. Asesoris (hiasan pada sudut ruangan)

Jenis mineralnya : Agate, carnelian, Obsidian, Onix, Ametis atau Kecubung

dan Fosil kayu. Produk dipasarkan di dalam maupun luar negeri tergantung

pesanan dari para konsumen.

Gambar 3.2.

Hasil Produk UBIBAM Giriwoyo

3.7. Tenaga Kerja

Tenaga kerja di Ubibam relatif sedikit 10 orang tenaga kerja karena tidak

turun langsung ke lokasi penambangan melainkan hanya ada pada lokasi

pengolahan batu mulia.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 25 >

Page 26: Kuliah Lapangan Kaot'z

BAB IVPENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN MARMER

DI PT. INDUSTRI MARMER INDONESIA TULUNGAGUNG

4.1 Profil perusahaan

PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung terletak di desa Besole,

kecamatan Besuki, kabupaten Tulungagung. Dari kota Tulungagung kira-kira

berjarak 26 km kearah selatan melewati jalan Tulungagung-Pantai Popoh (lihat

gambar 3.1).

Sumber : www. bakusurtanal.go.id

Gambar 4.1

Lokasi PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung

Pada saat perjajahan Indonesia, Belanda telah melakukan penelitian dan

menambang marmer di Tulungagung Selatan yang dikenal dengan Marmer Wajak

Tulungagung. Marmer ini tidak lain adalah marmer yang ditambang dan diproses

dari deposit marmer yang berada di desa Besole, kecamatan Besuki, kabupaten

Tulungagung, yang pada saat ini ditambang dan diolah oleh PT. Industri Marmer

Indonesia Tulungagung.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 26 >

Page 27: Kuliah Lapangan Kaot'z

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia

melakukan penelitian ulang di deretan pegunungan Kapur Selatan, khususnya di

daerah Besole dan sekitarnya. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa

deposit marmer cukup besar dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan

bangunan lantai dan ornamen dinding.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan dilandasi adanya Keputusan

Presiden No. 461 Tahun 1961, pada tahun 1961 Pemerintah menetapkan berdirinya

Proyek Marmer Tulungagung di desa Besole. Proyek marmer ini merupakan

perintis industri marmer di Indonesia dan berkembang maju sehingga pada tanggal

12 Mei 1971 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1961

tentang perubahan status proyek marmer tersebut, berubah menjadi Badan Usaha

Milik Negara (Persero) PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung.

Atas pertimbangan bahwa komoditas marmer bukan merupakan kebutuhan

hajat hidup orang banyak dan industri marmer telah mampu dilakukan oleh swasta,

maka pada tahun 1994, Pemerintah menjual seluruh saham perusahaan BUMN

(Persero) PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung kepada pihak swasta

nasional.

4.2 Genesa Marmer

Marmer merupakan bahan industri ubahan (metamorfosa) batugamping,

kalsit maupun dolomite yang menyebabkan terjadinya kristalisasi sebagai akibat

pengaruh suhu dan tekanan yang diakibatkan oleh proses-proses geologi. Proses ini

terbentuk 30-60 juta tahun yang lalu atau berumur kwarter-tersier.

Komposisi kimia marmer sama dengan batugamping yaitu CaCO3, kadang-

kadang terdapat unsur Mg yang berasal dari dolomite. Warna marmer yang umum

adalah keputihan atau krem. Adanya beberapa unsur pengotor pada marmer akan

menghasilkan warna-warna yang berbeda, seperti kemerahan, kehitaman,

kecoklatan dan kehijauan.

Sering kali jejak-jejak binatang laut mesih terlihat pada marmer. Hal ini

umumnya ditemui pada marmer muda yang sebenarnya adalah merupakan gamping

kristalin, bukan marmer dalam arti yang sesungguhnya.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 27 >

Page 28: Kuliah Lapangan Kaot'z

Batuan yang ada di Tulungagung dikelompokkan berdasarkan atas

kwalitasnya, yaitu :

a) Batu Kawi, batu marmer yang kwalitasnya paling bagus

b) Batu Bromo, peralihan antara batu Kawi dan Batu Kelud

c) Batu Kelud, batu marmer yang kwalitasnya buruk.

d) Batu Wilis

e) Batu Toba

f) Batuan Dieng

Gambar 4.2Batu Marmer

4.3 Geologi dan Karakteristik Marmer Tulungagung

Batu pualam atau lebih dikenal dengan marmer berasal dari bahasa Yunani

marmaros yang berarti “batu yang asli”.

Deposit batuan marmer di Tulungagung terletak dalam deretan pegunungan

Kapur Selatan yang karena adanya proses geologi yang menguntungkan di daerah

ini terbentuklah deposit marmer dalam jumlah besar.

Marmer di Besole termasuk jenis marmer yang berbutir sangat halus,

struktur padat dengan kuat tekan tinggi dan keausan rendah. Warna dasar adalah

gading, dengan beberapa nuansa dari warna terang hingga gelap. Berdasarkan

warnanya marmer di PT. IMIT dapat dibedakan berdasarkan nama-nama gunung,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 28 >

Page 29: Kuliah Lapangan Kaot'z

Tabel 4.1. Jenis Marmer dan Warnanya

Jenis Marmer Warna

Kawi :Kawi Agung Kawi Aneka

Berwarna putih bersihBerwarna putih kekuningan

Wilis Warnanya ptih kekuningan dengan ada bintiknya.

Dieng Warnanya putih agak kemerah-merahan.

Bromo Warnanya putih agak kehitaman

Kelud Warnanya gelap dengan bintik-bintik rekat dan

merupakan warna yang jelek.

Hasil pengujian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan

dan Barang Teknik, Bandung menunjukkan mutu marmer di tambang Besole-

Tulungagung telah memenuhi syarat mutu SII No. 0379-80, yaitu :

Kuat tekan rata-rata : 1.225 kg/cm2

Penyerapan air : 0,49 %

Ketahanan aus rata-rata : 0,046 mm/menit

Kekekalan bentuk : baik, tidak cacat.

4.4 Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi (detil) yang umum dilakukan pada endapan marmer

adalah:

Pemetaan topogrofi dan situasi.

Penyelidikan geofisika untuk mengetahui geometri dan kedudukan

endapan.

Pengambilan conto sederhana (rock chip, hand specimen atau bongkah).

Melakukan pemboran inti (coring)

Menganalisa conto fisik, optic dan mekanik untuk mengetahui kualitas dari

bahan galian.

Menghitung potensi sumber daya maupun cadangan.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 29 >

Page 30: Kuliah Lapangan Kaot'z

4.5 Penambangan

Kegiatan penambangan marmer merupakan serangkaian kegiatan yang

dimaksudkan untuk memisahkan sebagian marmer dari bataun induknya dengan

memperhatikan dimensi blok tertentu. Metode pembongkaran yang umum

digunakan adalah dengan cara digergaji dengan gergaji kawat intan, pemboran

rapat atau dengan peledakan (presplitting atau smooth blasting).

Secara umum kegiatan pembongkaran batu marmer ada tiga jenis yaitu :

1. Pembongkaran dengan penggergajian, alat yang dipakai antara lain :

Jack hammer, yaitu alat bor yang bekerja secara tumbuk putar dimana fungsi

untuk membuat jalur kawat pomotong dan juga untuk pemboran rapat guna

mereduksi marmer hasil penggergajian kawat intan.

Gergaji kawat intan (Diamond wire saw)

Alat pembajian serta palu (hammer)

Dongkrak

Derek (Crane)

Kompresor

2. Pembongkaran dengan pemboran rapat, alat yang digunakan antara lain :

Jack hammer dan fasilitas lain seperti jack leg dan rel untuk pemboran

mendatar.

Alat pembajian serta palu (hammer)

Dongkrak

Derek (Crane)

Kompresor

3. Pembongkaran dengan pemboran dan peledakan, alat dan bahan yang dipakai

antara lain :

Jack hammer

Derek (Crane)

Kompresor

Bahan peledak

Marmer hasil pembongkaran dengan kawat intan sangat besar, untuk itu

dilakukan reduksi ukuran menjadi blok-blok mermer yang lebih kecil dengan cara

dibor rapat, agar memudahkan dalam pengangkutan. Selanjutnya blok-blok marmer

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 30 >

Page 31: Kuliah Lapangan Kaot'z

ini dibawa ke tempat pengolahan. Pada umumnya besarnya rendemen (yang dapat

diolah) hanya 18 %. Karena hasil penambangan ada rongga-rongga yang

menyebabkan marmer tidak dapat dimanfaatkan.

Sedangkan untuk PT. IMIT sendiri, metode penambangan yang digunakan

yaitu tambang terbuka. Kegiatan penambanganya dengan memisahkan sebagian

marmer dari batuan induknya dengan bentuk dimensi blok tertentu. Adapun proses

penambangannya dilakukan dengan cara membor bukit–bukit marmer

menggunakan alat jack hammer dengan tenaga compressor. Pemboran dilakukan

secara vertikal dan horizontal dimana lubang–lubang bor tersebut akan saling

bertemu (lihat gambar 4.3). Pemboran horizontal berdimensi 15 meter sedangkan

untuk vertikal 5-6 meter ,pemboran yang dimulai dari horisontal lalu vertical ini

harus bertemu di satu titik untuk kemudian dimasukkan gergaji intan (diamond

wire saw) ke dalam lubang tersebut setelah gergaji intan dimasukkan kemudian

diputar (biasanya geometrinya 14 m). dengan ditarik mundur oleh alat penarik

sampai batuan terlepas dari batuan induknya. Gergaji tersebut mempunyai mata

rantai berupa intan dengan panjang rantai sekitar 60 meter. Kemudian didongkrak

dengan dongkrak yang berkekuatan 1500 ton. Agar blok marmer yang telah

didongkrak tidak hancur jatuh ke bawah maka bagian bawahnya dilapisi dengan

lapisan tanah setebal 2 m. Blok yang telah jatuh tersebut dibuat blok yang lebih

kecil berukuran 150 cm x 110 cm x 120 cm memakai jack hammer. Agar mudah

dalam pengangkutannya, selanjutnya diangkut ke bagian pengolahan menggunakan

dump truck.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 31 >

Page 32: Kuliah Lapangan Kaot'z

Gambar 4.3Penambangan Marmer di Tulungagung

Alat yang dipergunakan dalam penambangan bahan galian marmer adalah

sebagai berikut:

1. Jack hammer, yaitu alat bor yang bekerja secara tumbuk putar dimana berfungsi

untuk membuat jalur kawat pemotong dan juga untuk pemboran rapat guna

mereduksi marmer hasil penggergajian kawat intan.

2. Gergaji kawat intan (diamond wire saw).

3. Alat pembagian serata palu (hammer).

4. Derek (derrick crane)

5. Compressor

6. Dongkrak dengan daya dorong 1500 ton

Proses pembongkaran untuk penambangan ini memiliki tahapan kegiatan

yang relatif sama dengan kegiatan pembentukan jenjang awal. Dengan tahapan

awal dilakukan pemboran tembus berdiameter lubang 10 cm dengan menggunakan

alat jack hammer dengan tenaga compressor ,pemboran ini dilakukan secara

horisontal dan vertikal. Pemboran horizontal berdimensi 15 meter sedangkan untuk

vertikal 5-6 meter ,pemboran yang dimulai dari horisontal lalu vertikal lalu ini

harus bertemu di satu titik untuk kemudian dimasukkan rantai baja intan (diamond

wire saw) ke dalam lubang tersebut setelah rantai baja dimasukkan kemudian

diputar dengan ditarik mundur oleh alat penarik sampai batuan terlepas dari batuan

induknya. Rantai tersebut mempunyai mata rantai berupa intan dengan panjang

rantai sekitar 60 meter.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 32 >

Page 33: Kuliah Lapangan Kaot'z

Marmer yang telah digergaji direbahkan dengan cara didongkrak dengan

alat berkekuatan 1500 ton, hendaknya pada saat merebahkan diberi penyangga

seperti gundukan tanah, lumpur maupun pasir dengan ketinggian setengah

meter.dengan maksud bongkahan yang dihasilkan tidak pecah.

4.6 Pengolahan dan Rendemen

Prinsip pengolahan batu marmer pada dasarnya terdiri atas dua hal, yaitu

mereduksi ukuran dan memoles (dengan katalis tertentu). Reduksi ukuran

dilakukan dengan menggergaji marmer sesuai dengan produk yang dibutuhkan

pasar, sedangkan memoles dimaksudkan untuk menghilangkan cacat serta

membuat permukaan marmer menjadi lebih licin dan mengkilat. Ada kalanya

marmer yang dipotong dengan ukuran tertentu tanpa dilakukan pemolesan, karena

konsumen menghendaki permukaan yang kasar dianggap mempunyai nilai estetika

yang tinggi, khususnya untuk ornamen dinding. (Lihat gambar 3.4)

Gambar 4.4Alat-Alat Pengolahan Marmer

Proses pengolahan marmer adalah sebagai berikut:

1) Bongkahan dari tambang, dipotong dengan menggunakan alat-alat/mesin-mesin

pemotong, ada beberapa jenis mesin pemotong yaitu ;

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 33 >

Page 34: Kuliah Lapangan Kaot'z

Mesin pemotong Diaga. Produk Jerman, dalam sekali pemotongan

memerlukan waktu 18 jam, dengan hasil 30 lembar slep (potongan).

Mesin Thunder Bolt / block cutter / mini block cutter, buatan tahun 1900,

produk Italia, dengan jumlah potongan satu lembar, waktu pemotongan 5

menit.

2) Block marmer yang dimasukkan kedalam cutter dan menghasilkan block dengan

ukuran tebal 4,8 cm.

3) Hasil dari pemotongan di atas dibawa ke mesin splitter, yaitu alat pemotong

ganda, untuk menggandakan marmer menjadi dua lembar sama besar, dengan

pemotongan halus.

4) Selanjutnya dimasukkan kedalam mesin calibrating (mesin perata) dan

menghasilkan produk yang berukuran 2,0 cm dan 1,8 cm.

5) Kemudian dioven untuk proses pengeringan. Pengeringan ini juga dilakukan

guna mengetahui bagian yang cacat pada marmer tersebut.

6) Selanjutnya ditambal dengan polisher yang dicampur dengan pengeras

(katalis).

7) Kemudian dimasukkan ke dalam oven yang dilengkapi dengan blower.

8) Lalu dimasukkan ke dalam mesin poles tesmec untuk mengkilapkan marmer.

9) Setelah itu marmer dipoles sesuai dengan kebutuhan pasar.

10) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan aliran pengolahan marmer.

Ukuran standar jual dari marmer yang diproduksi PT. Indutri Marmer

Indonesia adalah 60 x 60 x 18 cm, dengan ukuran minimal 20 x 30 cm. Pada saat

pengolahan, marmer diberi serbuk intan dan gergaji yang digunakan diberi air agar

debu tidak beterbangan dan gergaji tetap awet.

Ada kalanya marmer hanya dipotong dengan ukuran tertentu tanpa

dilakukan proses pemolesan, karena konsumen menghendaki permukaan yang

kasar dan dianggap mempunyai nilai estetika yang tinggi, khususnya untuk

ornamen dinding.

Ukuran – ukuran batu marmer yang ada yang berbentuk ubin :

1. 30 x 30 x 2 cm

2. 40 x 20 x 2 cm

3. 40 x 40 x 2 cm

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 34 >

Page 35: Kuliah Lapangan Kaot'z

4. 60 x 30 x 2 cm

5. 60 x 40 x 2 cm

6. 60 x 90 x 2 cm

7. 60 x 120 x 2 cm

8. modul ukuran pesanan

Rendemen dari PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung yang berupa

batu-batu kecil diberikan kepada masyarakat untuk dimanfaatkan menjadi barang–

barang lain. Sedangkan limbah penggergajian dibuang dilapangan jika kering

diambil oleh masyarakat kemudian mereka giling dan dijual kepada pabrik yang

membutuhkan.

Limbah gergaji yang diperoleh dari proses pemotongan marmer ini banyak

mengandung CaCO3 yang dapat digunakan untuk menetralkan tanah yang akan

diubah menjadi lahan pertanian yang semula terlalu asam menjadi netral.

Pada umumnya besarnya rendemen (yang dapat diolah) hanya 18% karena

hasil penambangan ada rongga–rongga yang menyebabkan marmer tidak dapat

dimanfaatkan.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 35 >

Page 36: Kuliah Lapangan Kaot'z

Secara sederhana pengolahan marmer dapat dilihat di bawah ini:

Gambar 4.5Diagram Alir Pengolahan Marmer

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 36 >

Mesin pemotong (cutter)

Rata

Tidak halus

Tidak rata

Halus

MPZ

Poles dryer blower

Dryer

Katalis polisher

Poles halus

FinishingSemen putih

Mesin potong2 buah

ROM (Rum of Mine)

Poles kasar (blower)

Poles dryer blowerMPZPoles kasar (blower)DryerKatalis poliserPoles halusFinishing

Semen putihMesin potong

2 buahFinishing

Semen putih

Page 37: Kuliah Lapangan Kaot'z

4.7 Pemasaran dan Pemanfaatan Marmer

PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung menghasilkan empat jenis

produk, yaitu:

1. Kawi Agung dengan urat sejajar dan bermotif bunga.

2. Kawi Aneka dengan motif yang searah.

3. Toba dengan ciri khas flek berwarna biru.

4. Bromo dengan ciri bermotif trotol atau acak.

Kapasitas produksi perbulan adalah 20 m2, sedangakan kapasitas untuk

penambangan adalah 600-700 m2. Sebagian besar hasil produksi di ekspor ke

Taiwan, Amerika Serikat, Jepang dan Singapura. Sedangkan untuk pasaran lokal

antara lain ke Surabaya, Jakarta dan Semarang. Harga marmer di PT. IMIT yang

paling mahal Rp.100.000-Rp.125.000/meter, sedangkan yang murah Rp.75.000-

Rp.100.000/meter.

PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung memasarkan produknya ke

dalam negeri antara lain ke Surabaya, Semarang, dan Bandung, serta ke luar negeri

antara lain ke Taiwan dan Amerika.

Perwujudan penggunaan marmer hasil produksi PT. IMIT – Tulungagung,

Jawa Timur yaitu:

1. Pelapisan lantai, anak tangga , kolam dan dinding Kantor Gubernur DATI I

Propinsi Jawa Timur.

2. Pelapisan lantai, anak tangga, kolam, dinding gedung MPR/ DPR.

3. Pelapisan lantai, anak tangga, kolam dan dinding masjid Istiqal Jakarta.

4. Pelapisan Lantai, anak tangga, kolam, dan dinding gedung Manggala Wana

Bhakti Jakarta.

5. Pelapisan gedung dan lantai Gedung Wanita Surakarta.

6. Pelapisan gedung dan anak tangga Keraton Surakarta.

7. Pelapisan lantai dan dinding gedung Bank Bali Surabaya.

8. Pelapisan dinding dan kolam Hotel Ambarukmo di Yogyakarta.

9. Berbagai rumah, Bank–Bank, Hotel dan Gedung – gedung Negara yang tersebar

di seluruh Indonesia sebagai lambang dari mutu dan keindahan marmer

Tulungagung.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 37 >

Page 38: Kuliah Lapangan Kaot'z

10. Sebagai pakan ternak (traso), yang diambil dari hasil sampingan marmer

berupa pulp hasil penggergajian.

11. Sebagai hiasan / ornament-ornamen kerajinan, seperti meja, kalung, gantungan

kunci, patung dll,yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar yang juga

merupakan hasil sampingan dari pemotongan marmer berupa broker (pecahan-

pecahan), yang sudah tidak dapat dimanfaatkan oleh PT. IMIT.

4.8 Tenaga Kerja

Dengan berdirinya perusahaan pengolahan batu marmer tersebut,

memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar penambangan.

Sehingga dengan adanya aktifitas penambangan ini memberikan fungsi yang

signifikan dalam hal pengurangan unemployment (pengangguran).

Jumlah tenaga kerja di PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung adalah :

Tenaga kerja di penambangan : 88 orang

Bagian pengolahan : 109 orang

Bagian kantor : 300 orang termasuk security

Sedangkan sistem pembagian kerjanya adalah sistem shift (bergiliran)

sehingga penambangan dan pengolahan berjalan selama 24 jam dengan pembagian

jam kerja sebagai berikut :

- Shift I : 08.00 – 16.00

- Shift II : 16.00 – 24.00

- Shift III : 24.00 – 08.00

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 38 >

Page 39: Kuliah Lapangan Kaot'z

BAB VPENGOLAHAN PASIR KUARSA

DI PT. JARA SILIKA TUBAN

5.1. Lokasi dan Kesampaian

PT. Jara Silika Tuban berdiri tahun 1980. Lokasi pengolahan PT. Jara Silika

terletak di desa Kayen kecamatan Bancar kabupaten. Tuban. PT. Jara Silika Tuban

mempunyai 2 deposit yaitu 25 Ha di desa Lodan kulon kecamatan Sarang

kabupaten Rembang. Sedangkan deposit kedua yang mempunyai luas 4,025 Ha

terletak di desa Kayen kecamatan Bancar kabupaten Tuban. Jarak tempat

penambangan sampai ke tempat pengolahan kira–kira 70 km.

Di alam, pasir kuarsa banyak ditemukan dengan kemurnian yang bervariasi,

tergantung dari proses pembentukannya. Pada umumnya senyawa pengotor

tersebut terdiri atas oksida besi, oksida kalsium, oksida alkali, oksida magnesium,

lempung dan zat organik hasil pelapukan hewan dan tumbuhan. Material pengotor

ini akan memberi warna pada pasir kuarsa dan melalui pasir kuarsa tersebut dapat

diperkirakan derajat kemurniannya. Pasir kuarsa yang mempunyai kemurnian lebih

tinggi biasanya tidak berwarna (colorless) sampai keputihan.

Pada umumnya, pasir kuarsa terendapkan dalam distribusi yang melebar,

dengan ukuran butir yang berbeda mulai dari fraksi ukuran halus (0,06 mm) sampai

dengan fraksi ukuran kasar (2 mm).

5.2. Genesa Pasir Kuarsa

Pasir Kuarsa berasal dari rombakan atau pelapukan batauan asal yang

bersifat asam dengan mineral utama kuarsa dan feldspar. Batuan asam yang banyak

mengandung mineral kuarsa dan feldspar ini merupakan sumber utama bagi

endapan pasir kuarsa mineral feldspar yang lebih mudah lapuk akan melepaskan

ikatan antar kristal kuarsa dan feldspar menghasilkan residu bagi mineral kuarsa.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 39 >

Page 40: Kuliah Lapangan Kaot'z

Hasil pelapukan ini kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang

diendapkan ditepi-tepi sungai, danau ataupun laut.

Di alam, pasir kuarsa banyak ditemukan dengan kemurnian yang bervariasi,

tergantung dari proses pembentukannya. Pada umumnya senyawa pengotor

tersebut terdiri atas oksida besi, oksida kalsium, oksida alkali, oksida magnesium,

lempung dan zat organik hasil pelapukan hewan dan tumbuhan. Material pengotor

ini akan memberi warna pada pasir kuarsa, dan melalui pasir kuarsa tersebut dapat

diperkirakan derajat kemurniannya. Pasir kuarsa yang mempunyai kemurnian lebih

tinggi biasanya tidak berwarna (colorless) sampai keputihan.

5.3. Mineralogi

Secara umum, pasir kuarsa Indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai

berikut:

SiO2 : 55,3 – 99,89% CaO : 0,01 – 3,24%

Fe2O3 : 0,01 – 9,14% MgO : 0,01 – 0,26%

Al2O3 : 0,01 – 18,00% K2O : 0,01 – 17%

TiO2 : 0,01 – 0,49%

Sedangkan sifat–sifat fisik mineral kuarsa (pasir kuarsa) antara lain:

Warna : bening, keputihan atau warna lain tergantung

pengotornya

Kekerasan : 7 (skala Mohs)

Specific Grafity : 2,65

Titik lebur : 1715 °C

Bentuk kristal : hexagonal

5.4. Eksplorasi

Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk menentukan letak,

penyebaran dan ketebalan melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi, geofisika

(tahanan jenis, potensi diri, seismic) dan lain-lain.

Untuk eksplorasi rinci dapat dilakukan dengan melakukan pemboran, sumur

uji (test pit) atau kanal (trenches). Penyelidikan dilakukan untuk tempat yang

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 40 >

Page 41: Kuliah Lapangan Kaot'z

berada di lembah purba, sungai, danau atau laut. Hasil dari kegiatan ini antara lain

berupa conto pasir kuarsa untuk dianalisa guna menentukan kualitas endapan.

Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan perkalian antara luas sebaran

endapan dengan rata-rata ketebalan. Rata-rata ketebalan dapat dihitung dari hasil

pemboran tangan, sumur uji atau parit uji, sedangkan luas penyebaran dapat

dihitung dengan menggunakan metode polygon atau triangular grouping.

5.5. Penambangan

Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan

sederhana, peralatan mekanis ataupun dengan tambang semprot, tergantung pada

letak dan penyebaran endapan. Tahapan penambangan meliputi pengupasan lapisan

tanah penutup, pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan.

5.5.1. Pengupasan (Stripping)

Pengupasan bertujuan untuk membersihkan lapisan tanah penutup dengan

menggunakan peralatan sederhana (cangkul, sekop, belincong dan lain-lain)

ataupun alat mekanis (bulldozer yang dilengkapi garu, scrapper, shovel dan

lain-lain). Pemilihan jenis peralatan ini tergantung pada kondisi lapangan dan

skala produksi yang diinginkan. (Lihat gambar 5.1)

Gambar 5.1

Bulldozer

5.5.2.

Pembongkaran

Pembongkaran bertujuan untuk membebaskan endapan dari batuan

induknya yang padat/keras. Namun pada pasir kuarsa, umumnya merupakan

endapan lepas yang mudah dibongkar, sehingga selain peralatan manual

maupun peralatan mekanis dan tekanan air tinggi juga dapat digunakan.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 41 >

Page 42: Kuliah Lapangan Kaot'z

5.5.3. Pemuatan

Kegiatan ini merupakan kegiatan pemindahan material hasil

pembongkaran ke alat angkut. Hasil bongkaran biasanya dikumpulkan dahulu

sebelum dimuat ke alat angkut. Alat muat sederhana dengan tenaga manusia

seperti cangkul, sekop dan ikrak bisa digunakan untuk produksi yang kecil,

sedangkan untuk produksi dengan skala yang lebih besar digunakan wheel

loader dan backhoe.

5.5.4. Pengangkutan

Untuk alat angkutnya dapat digunakan dump truck, pikulan, gerobak, lori

dan lain-lain. Pengangkutan material dari tempat penambangan menuju ke

tempat pengolahan bisa dikatakan jauh, yaitu 60-70 km. Alat yang digunakan

adalah dump truck.

Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Jara Silika, Tuban yaitu

menggunakan sistem penambangan terbuka dan berjenjang. Kegiatan

eksploitasi dilakukan secara manual, karena berhubungan dengan lingkungan

agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi.

Perlu diketahui bahwa PT. Jara Silika, Tuban memiliki dua daerah

konsensi penambangan berbentuk tanah negara :

a) Lodan Kulon, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang ( Jawa Tengah ),

dengan luas areal 25 ha. Dan jaraknya 70 km dengan lokasi penambangan.

b) Desa Kayen Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban ( Jawa Timur ) dengan

luas arel 4,025 ha. Dan jaraknya 60 km dengan lokasi pengolahan.

Proses penambangan dimulai dengan pembersihan lahan lalu dilanjutkan

dengan pengupasan lapisan tanah penutup (top soil) setebal ± 5m. Pengupasan

tanah penutup menggunakan excavator PC–200, kemudian tanah penutup tadi

dikumpulkan di suatu tempat dan nantinya akan digunakan untuk reklamasi

area penambangan.

Tahap selanjutnya yaitu menggunakan bulldozer untuk meratakan jalan di

area penambangan. Setelah itu dilakukan kegiatan penggalian menggunakan

peralatan yang sederhana seperti cangkul, sekop, belinco, dan sebagainya.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 42 >

Page 43: Kuliah Lapangan Kaot'z

Kemudian pasir kuarsa diangkut menggunakan truck berkapasitas 50–60 ton.

PT. Jara Silika, Tuban hanya memiliki 4 unit truck, sehingga PT. Jara Silika,

Tuban menyewa truck dari masyarakat setempat guna memenuhi kapasitas

produksi pasir kuarsa. Untuk biaya akomodasinya sendiri sebesar Rp

27.000,00/ton (untuk Jawa Timur) dan Rp 35.000,00/ton (untuk Jawa Tengah).

Dalam proses penambangan pasir kuarsa, PT. Jara Silika, Tuban dikenai

pajak eksploitasi. Untuk penambangan yang berada di Jawa Timur dikenai

pajak sebesar Rp 10.000,00/ton dan untuk penambangan yang berada di

daerah Jawa Tengah dikenai pajak sebesar Rp 14.000,00/ton. Selain itu juga

perusahaan dikenai sewa tanah negara dimana di Jawa Timur berupa sewa

sebesar Rp 150.000,00 tiap hektar, sedangkan di Jawa Tengah berupa

kontribusi sebesar Rp 500,00/ton.

5.6. Pengolahan

Pasir silika dari ROM dibawa dengan menggunakan belt conveyor menuju

ke hopper (mesin pencuci) dengan tujuan untuk memisahkan pasir kuarsa dari

mineral pengotornya. Dari hopper kemudian dibawa Rotary screen ditambahkan

air, maka material dengan ukuran > 8 mesh akan terpisah menjadi tailing

sedangkan ukuran < 8 mesh akan lolos dan melewati pipa menuju screw

classifierI. (Lihat gambar 5.2)

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 43 >

Page 44: Kuliah Lapangan Kaot'z

Gambar 5.2

Rotary Screen

Setelah itu dimasukkan ke dalam pompa pulp. Di dalam pompa pulp

terdapat Screw classifier yang berfungsi mengangkat pasir kuarsa yang telah

terpisah dari mineral pengotornya ke atas, sedangkan air yang sudah tercampur

dengan mineral pengotornya akan bergerak ke bawah. Screw classifier I akan

memisahkan antara air, pasir dan lempung yang selanjutnya menuju ke scrub

reguler untuk menghaluskan dan mengaduk pasir silika tersebut. Hasilnya akan

masuk ke screw classifier II dan masuk ke tromol screen dengan ditambahkan air.

Pada tahap ini pasir kuarsa juga dipisahkan berdasarkan ukurannya. (Lihat gambar

4.3).

Gambar 5.3 Spiral Classifier

Setelah itu dimasukkan ke dalam mixer. Setelah itu masuk ke dalam over

flow yang memiliki cara kerja sama seperti over flow yang sebelumnya. Setelah itu

dimasukkan ke dalam rotary screen yang berukuran 30 mesh.

Pasir kuarsa dimasukkan ke dalam conveyor. Selanjutnya dengan

menggunakan bucket elevator pasir kuarsa dimasukkan ke dalam reville

(penggetar) yang akan menggetarkannya dan memasukkannya ke dalam rotary

dryer, disini pasir kuarsa dikeringkan dengan pemanasan api hingga mencapai suhu

100-150o C dengan tujuan untuk mengurangi kadar air yang dikandungnya. Proses

pemanasan yang dilakukan biasanya pada suhu 1050 C.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 44 >

Page 45: Kuliah Lapangan Kaot'z

Setelah itu didinginkan dengan memanfaatkan conveyor. Setelah itu

dipisahkan di dalam rotary screen dan dengan ayakan manual antara pasir kuarsa

yang berukuran < 30 mesh dan berukuran > 30 mesh. Pengayakan secara manual

terhadap pasir kuarsa masih dilakukan di PT. Jara Silica, karena hasilnya yang

lebih memuaskan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram proses

pengolahan pasir kuarsa.

Gambar 5.5

Tungku pemanas

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 45 >

Page 46: Kuliah Lapangan Kaot'z

Secara sederhana proses pengolahan Pasir Silika sebagai berikut:

ROM

Belt Conveyor

Silo/Hopper

Rotary Screen

Penampungan (-8 mesh) Belt Conveyor Tailing

Pompa isap

Classifier+Screw

Pasir Tailing (Clay+Air)

Air bersih Classifier

Rotary Screen

Pasir (-24 mesh) Class (+24 mesh)

Pompa isap

Classifier Halus Kasar

Kasar Halus Pengayakan manual

(-24 mesh)

Bucket Elevator Silo/Hopper Halus Kasar (>24 mesh)

Belt Conveyor

Rotary Drier Pendingin Rotary Screen

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 46 >

Page 47: Kuliah Lapangan Kaot'z

Gambar 5.6Digram Pengolahan Pasir Silika

Untuk data analisis pengeringan pasir kuarsa dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1

Analisis Pengeringan Pasir Kuarsa Pada Suhu 1050 C

Parameter Unit Hasil Metode Percobaan

LOI (10000 C)

SiO2

Al2O3

Fe2O3

CaO

MgO

Na2O

K2O

TiO2

%

%

%

%

%

%

%

%

%

2,01

91,24

1,68

0,27

1,98

0,05

0,07

0,48

<0,01

Gavimetry

Gravimetry

AAS

AAS

AAS

AAS

AAS

AAS

Spectropholometry

Beberapa jenis peralatan yang digunakan di dalam pengolahan pasir kuarsa antara

lain :

Loader : Sebagai alat batu penumpahan material ke hopper (seringkali

digantikan dengan tenaga manusia).

Hopper : Untuk penampungan sementara dan pengumpan ke unut pencucian

(classifier)

Tromol screen : Digunakan untuk menyaring kotoran (rumput, akar dan batu-

batu) pada unit pencucian, atau untuk sizing

Classifier : Untuk mencuci pasir kuarsa, yang dilengkapi dengan screw

Pompa dan Pipa : Digunakan untuk mengalirkan air, pulp (air + pasir kuarsa) dan

Lumpur (lempung)

Rotary drier : Untuk mengeringkan pasir kuarsa dari unit pencucian.

Screen : Untuk memilah-milah pasir kuarsa sesuai ukuran yang diinginkan

Belt conveyor dan Bucket elevator : Untuk mengangkut material padat atau

butiran.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 47 >

Page 48: Kuliah Lapangan Kaot'z

Proses pengolahan pasir kuarsa dapat bermacam-macam, sesuai spesifikasi

yang diinginkan. Tahapan pengolahan yang umum antara lain adalah : pencucian,

pengecilan ukuran dan pengayakan. Namun demikian pasir kuarsa kadang-kadang

ada juga yang langsung dapat digunakan ataupun tanpa pengecilan ukuran butir.

Kadang-kadang ukuran pasir kuarsa dari tempat penambangan (ROM) dan

hasil pengayakan tidak selalu dapat memenuhi ukuran dari permintaan pasar,

sehingga diperlukan proses penggerusan (grinding).

5.7. Pemasaran dan Pemanfaatan

Pasir silika pada umumnya dimanfaatkan untuk pembuatan kaca, sand

glasting, water treatment baik pada rumah tangga maupun industri, pada industri

keramik pasir silika digunakan sebanyak 5%-10%. Dan juga dapat digunakan

dalam pembuatan semen sebagai salah satu bahan utama pembuatan semen yaitu

sebanyak 4 %.

Produk pasir kuarsa dari PT. Jara Silika, Tuban telah dipasarkan di daerah

Yogyakarta, Jakarta, dan Surabaya. Dengan harga tiap tonnya Rp 70.000,00 untuk

yang kasar dan Rp 100.000,00 untuk yang halus.

Pemanfaatan pasir kuarsa ukuran kasar dalam kehidupan sehari-hari antara

lain dapat dipergunakan sebagai:

1 . Sebagai bahan campuran untuk membuat semen,

2 . Sebagai proses pembuatan kaca.

1 . Membuat filter air.

3 . Menghilangkan perkaratan pada mesin-mesin peralatan pabrik.

Adapun klasifikasi pemanfaatan pasir kuarsa ukuran halus, yaitu :

1. Pasir silica halus, digunakan untuk keramik dan kaca.

2. Pasir silika kasar, digunakan untuk pengecoran, cetakan, filter air, blasting, dan

penyemprotan besi.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 48 >

Page 49: Kuliah Lapangan Kaot'z

5.8. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang ada adalah 80, dengan jam kerja yang dibuat

shift. Shift pagi dimulai jam 08.00-17.00, sedangkan shift malam 20.00-05.00.

Tenaga kerja yang ada di PT. Jara Silika ini diambil dari penduduk sekitar

pengolahan pasir silika dengan tujuan untuk menyerap tenaga kerja dan

meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitarnya.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 49 >

Page 50: Kuliah Lapangan Kaot'z

BAB VIPEMBUATAN SEMEN DI PT. SEMEN GRESIK. Tbk

PABRIK TUBAN

Semen adalah salah satu bahan bangunan/kontruksi yang sangat penting dan banyak

dibutuhkan masyarakat. Semen dibuat dari campuran beberapa bahan galian, yaitu

batugamping, tanah liat, pasir kuarsa, gypsum dan pasir besi. Pada pembahasan

selanjutnya, laporan ini hanya membahas tentang bahan baku utama untuk membuat

semen, yaitu batugamping.

6.1. Profil Singkat PT. Semen Gresik

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. pabrik Tuban berstatus BUMN pada

tanggal 26 September 1994, terletak di Desa Sumberarum, kecamatan Kerek,

Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Lokasi dari kota Tuban mengarah ke barat daya

berjarak sekitar 15 km.

Sebagai perusahaan publik, PT. Semen Gresik Tbk. bertanggungjawab

memenuhi harapan masyarakat pemegang saham, dikelola secara transparan, dan

pantas dibandingkan dengan perusahaan lain. Dengan sumber daya manusia yang

dilandasi filosofi dan dorongan untuk berprestasi, bersaing, dan bertanggungjawab,

PT. Semen Gresik Tbk. menerapkan tiga landasan utama dunia usaha (triple bottom

line) agar mampu bertahan dan berkembang, yaitu :

1. Menjaga pertumbuhan kinerja keuangan dengan peningkatan efisiensi dan

produktivitas.

2. Menegakkan etika bisnis, dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance (GCG ).

3. Menangani masalah-masalah sosial dan lingkungan, dengan menerapkan sistem

manajemen lingkungan secara konsisten dan menjalin hubungan yang harmonis

dengan masyarakat sekitar.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 50 >

Page 51: Kuliah Lapangan Kaot'z

Adapun sejarah singkat mengenai PT. SEMEN GRESIK Tbk. :

Pabrik semen gresik diresmikan tanggal 7 Agustus 1957, merupakan pabrik semen

pertama yang dibangun setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan

menjadi badan usaha milik Negara dengan kapasitas 250.000 ton semen per tahun.

8 Juli 1991 Tercatat di pasar modal PT. Semen Gresik Tbk. merupakan BUMN

pertama yang go public dengan menjual 27% (40 juta) lembar saham kepada

masyarakat.

24 September 1994 Peresmian pabrik Tuban I dengan kapasitas 2,3 juta ton semen

per tahun dan kemudian meningkat menjadi 4,1 juta ton semen per tahun.

15 September 1995 Pengubahan komposisi kepemilikan saham. Mengadakan

konsolidasi dengan PT. Semen Padang dan PT. Semen Tonasa.

29 Mei 1996 Semen Gresik memperoleh Sertifikat Sistem Manejemen Mutu ISO

9002.

10 September 1996 Peresmian Pabrik Semen Tonasa IV yang berkapasitas 2,3 juta

ton semen per tahun. Kapasitas semen Gresik menjadi 10, 8 juta ton semen per

tahun.

17 April 1997 Peresmian Pabrik Tuban II dengan kapasitas 2,3 juta ton semen per

tahun. Kapasitas terpasang Semen Gresik menjadi 13, 1 juta ton semen pertahun.

20 Maret 1998 Peresmian Pabrik Tuban III dengan kapasitas 2,3 juta ton semen

per tahun, sehingga produksi Semen Gresik meningkat menjadi 14,9 juta ton semen

pertahun.

17 September 1998 Pemerintah melepas 14% sahamnya Di Semen Gresik melalui

penawaran terbuka kepada mitra strategis yang dimenangkan oleh Cemex S.A. de

C.V., sebuah perusahaan semen dunia yang berpusat di Meksiko dan pada

perkembangannya saham yang dimiliki Cemex dibeli oleh Rajawali Group.

Februari 1999 Peresmian Pabrik Indarung V berkapasitas 2,3 juta ton semen per

tahun. Kapasitas Semen Gresik meningkat menjadi 17,2 juta ton semen pertahun.

30 September 1999 Perubahan komposisi kepemilikan saham.

21 Maret 2001 Semen Gresik memperoleh Sertifikat Sistem Manejemen

Lingkungan ISO 14001.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 51 >

Page 52: Kuliah Lapangan Kaot'z

Targer produksi semen PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Pabrik Tuban II pada

tahun 2002 lalu adalah sebesar 1.700.000 ton.

Gambar 6.1

Struktur Pemegang Saham PT. Semen Gresik

(Sumber: Buku Profil Perusahaan, PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.)

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 52 >

Rajawali Group25,53 % PEMERINTAH

51,01 %

PT. SEMEN GRESIKTbk

PT. SEMEN PADANG

99%

PT. SEMEN TONASA99,99%

PT. KAWASAN IND. GRESIK 65%

PT. INDUSTRI KEMASAN 60%

PT. UNITED TRACTORS 56,65%

PT. VARIA USAHA 24,95%

PT. SWADAYA GRAHA 25%

PT. ETERNIT GRESIK 17,57%

PT.SEPAKTIM BATAMTAMA 85%

PT.BIMA SAPAJA ABADI 40%

PT. NAGARI DEUCORINDO 20%

PT. IGASAR 12%

PT. SUMUT PERKASA SEMEN 10%

MASYARAKAT23,46 %

Page 53: Kuliah Lapangan Kaot'z

6.2. Eksplorasi

Eksplorasi batugamping dilakukan bertahap, meliputi kegiatan sebagai

berikut :

1. Pembuatan peta topografi dan peta situasi

2. Penyelidikan geofisika, untuk mengetahui geometrid an letak endapan

3. Pengambilan conto bongkah (rock chips, hand specimen, conto bongkah)

4. Pengambilan conto dengan pemboran inti

5. Menganalisa conto fisik dan kimiawi untuk mengetahui kualitas sebagai dasar

dalam menentukan spesifikasi

6. Menghitung potensi sumberdaya maupun cadangan

6.3. Bahan Galian Batugamping

Batugamping merupakan salah satu mineral industri yang banyak

digunakan oleh sector industri ataupun kontruksi dan pertanian. Dalam industri

semen, batugamping merupakan bahan utama (lebih dari 75 %), disamping tanah

liat dan bahan-bahan lainnya.

6.3.1 Pembentukan Batugamping Secara Organik

Sebagian besar batugamping di alam terbentuk secara organik, yaitu dari

pertumbuhan terumbu karang, pengendapan cangkang kerang dan moluska lainnya,

foraminifera dan ganggang.

Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan laut yang

memenuhi syarat sebagai berikut:

Laut dangkal (<200 m).

Air laut jernih tidak ada sedimentasi lumpur atau pasir dari daratan.

Arus laut tidak terlalu kuat.

Sinar matahari melimpah setiap waktu.

Apabila dasar laut mengalami penurunan yang terus–menerus (proses

geologi) dengan kecepatan penurunan sebanding dengan kecepatan pertumbuhan

terumbu karang atau pengendapan cangkang kerang dan moluska lainnya,

kemungkinan akan menghasilkan endapan batugamping yang tebal.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 53 >

Page 54: Kuliah Lapangan Kaot'z

Apabila penurunan dasar laut terlalu cepat, maka terumbu karang akan

terhenti pertumbuhannya karena sinar matahari tidak mampu menembus sampai

kedalaman laut yang besar. Selanjutnya mungkin akan tertimbun oleh sedimen lain

(lempung atau pasir) sampai kedalaman tertentu hingga sinar matahari dapat

mencapai dasar laut, sehingga memungkinkan terumbu karang untuk tumbuh lagi,

yang di kemudian hari dapat menghasilkan endapan batugamping kembali. Proses

seperti ini akan menghasilkan selang–seling perlapisan batugamping dengan

sedimen lainnya.

6.3.2 Pembentukan Batugamping Secara Mekanik

Batugamping yang terbentuk secara mekanik sebenarnya berasal dari

terumbu karang atau pengendapan cangkang kerang dan moluska lainnya, hanya

saja telah mengalami penghancuran (erosi dan transportasi, baik yang terjadi di laut

maupun di darat) yang kemudian diendapkan di tempat lain yang lebih rendah, dan

umumnya tidak terlalu jauh dari batuan asalnya.

Ciri khas dari batugamping yang terbentuk secara mekanik adalah tekstur

yang berbutir.

6.3.3 Pembentukan Batugamping Secara Kimiawi

Pembentukan endapan batugamping secara kimiawi umumnya terjadi akibat

pelarutan batugamping dan pengendapan kembali. Batugamping dengan komposisi

CaCO3 bila terkena asam humus dari pembusukan bahan – bahan organik, air hujan

yang mengandung CO2 atau hujan asam akan mudah larut.

CaCO3 + CO2 + H2O ↔ Ca(HCO3)2 + CO2

Ca(HCO3)2 larut dalam air, apabila CO2 + H2O menguap, maka akan

terbentuk lagi CaCO3.

Pengendapan kembali CaCO3 ini dapat terjadi karena perubahan pH dan

perubahan suhu.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 54 >

Page 55: Kuliah Lapangan Kaot'z

6.4. Penambangan Batugamping

Penambangan batugamping yang dilakukan PT. Semen Gresik Pabrik

Tuban berlokasi di quarry Tuban I, II, dan III adalah sistem tambang terbuka,

dengan garis dasar sekitar 30 m dari permukaan air laut. Dengan tinggi jenjang 6 m

dan kemiringan 600 sampai dengan 800.

Kegiatan penambangan batugamping yang dilakukan meliputi kegiatan

pembersihan lahan (Land claering) dan pengupasan lapisan tanah penutup

(Stripping overburden), kegiatan pemboran (Drilling), peledakan (Blasting),

pemuatan (Loading), dan kegiatan pengangkutan (Hauling).

1. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Stripping Over burden).

Kegiatan awal penambangan yaitu pembersihan areal penambangan sehingga

memudahkan dilakukan kegiatan selanjutnya. Setelah kegiatan pembersihan

lahan selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan pengupasan lapisan tanah

penutup. Dilakukan dengan menggunakan backhoe maupun bulldozer hingga

batugamping yang akan ditambang terlihat.

Hasil dari pengupasan lapisan tanah penutup ini akan ditempatkan di suatu lahan

yang sudah ditentukan guna keperluan penanaman bibit penghijauan.

2. Pemboran (Drilling), Peledakan (Blasting) dan Pemuatan (Loading).

Kegiatan pembongkaran yang dilakukan pada ketiga quarry menggunakan

sarana pemboran dan peledakan. Peledak yang digunakan adalah bahan peledak

ANFO.

Pemboran untuk membuat lubang ledak menggunakan crawler rock drill (CRD),

sedangkan peledakan menggunakan data-data sebagai berikut:

Pola pemboran = staggered drill pattern

Geometri lubang ledak :

Diameter lubang = 3,5 inchi

Burden (B) = 3 m

Spasi (S) = 3,5 m

Sub drilling = 1 m

Kedalaman = 6 m (kemiringan 800)

Steming (T) = 1 m

PC = 5 m

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 55 >

Page 56: Kuliah Lapangan Kaot'z

Loading density = 4,1 kg/ m

Jenis bahan peledak :

a. Bahan peledak utama = Amonium Nitrat + Fuel Oil

b. Primer = Power Gel Magnum 3151 + Electrik

Detonator

Alat bor = Crawler Rock Drill (CRD)

(Lihat gambar 6.2)

Gambar 6.2Kegiatan Peledakan Pada Penambangan Batugamping

3. Penggalian dan pemuatan

Penggalian dan pemuatan pada PT. Semen Gresik menggunakan alat berat, seperti

backhoe dan power shovel.

4. Kegiatan Pengangkutan (Hauling).

Alat angkut yang digunakan oleh PT. Semen Gresik untuk mengangkut batu

kapur dari lokasi penambangan menuju tempat penimbunan (stock yard) adalah

Dump Truck dengan kapasitas 20 ton.

5. Peremukan

Dilakukan dengan menggunakan crusher dengan tujuan mendapatkan ukuran

yang diinginkan.

6.5. Penambangan Tanah Liat

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 56 >

Page 57: Kuliah Lapangan Kaot'z

Kegiatan penambangan tanah liat meliputi kegiatan pembersihan lahan

(Land clering) dan pengupasan lapisan tanah penutup (Striping overburden),

kegiatan penggalian (Loosening), pemuatan (Loading), dan kegiatan pengangkutan

(Hauling).

1. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Striping Over Burden)

Sebelum dilakukan penggalian tanah liat, maka pada areal yang masih ditumbuhi

semak belukar dibersihkan dahulu dengan menggunakan Bulldozer. Kegiatan ini

dimaksudkan agar penambangan yang akan dilakukan bersih dari akar-akar

rumput maupun tumbuhan lainnya. Setelah kegiatan pembersihan lahan selesai

dilakukan, maka dilanjutkan dengan pengupasan lapisan tanah penutup.

Hasil dari pengupasan lapisan tanah penutup ini akan ditempatkan di suatu lahan

yang sudah ditentukan guna keperluan penanaman bibit penghijauan.

2. Kegiatan Penggalian (Loosening) dan Pemuatan (Loading)

Untuk kegiatan penggalian pada penambangan tanahliat menggunakan Back

Hoe.

6.6. Bahan Baku dan Macam Semen

Bahan baku dari semen adalah Batugamping, Tanah liat, Pasir kuarsa, Pasir

besi, Gipsum. Dan macam semen yang dihasilkan adalah:

a. Semen Type I ( Ordinary Portland Cemen )

Merupakan semen hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi

umum, seperti kontruksi bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus,

antara lain bangunan, perumahan, gedung – gedung bertingkat, jembatan jalan,

dll

b. Portland Pozzoland

Merupakan semen campuran yang menggunakan pozzolan sebagai tambahan

pada campuran terak dan gipsum pada proses penggilingan akhir. Semen ini

sesuai bangunan yang memerlukan pengecoran beton masa, dan irigasi,

bangunan tepi laut, pengolah limbah dan sebagainya yang memerlukan

ketahanan sulfat panas hidrasi sedang.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 57 >

Page 58: Kuliah Lapangan Kaot'z

6.7. Pembuatan Semen

Kebutuhan batugamping yang diperlukan adalah 30.000 ton per hari

sedangkan untuk tanah liat adalah 8.000 ton per hari.

Langkah-langkah dalam pembuatan semen di PT. Semen Gresik secara

garis besar sebagai berikut ;

1. Penyiapan BahanBaku

Beberapa bahan baku yang harus disiapkan adalah;

Batu Gamping (80 %); Diambil, diangkut dan kemudian dihancurkan dengan

alat pemecah batu gamping hingga ukurannya menjadi 5 cm lalu disimpan di

tempat penyimpanan batu gamping.

Tanah liat (15%); Diambil, diangkut dan kemudian dikeringkan untuk

menurunkan kadar air menjadi maksimum 1% sebelum disimpan di dalam alat

penyimpan tanah liat.

Pasir Silika (4%) ; Tanah liat di PT. Semen Gresik Tuban memiliki kadar silika

yang cukup tinggi sehingga untuk pasir silikanya sendiri mereka tidak

mendatangkan dari luar.

Pasir Besi (1%) ; Pasir besi diperoleh dari PT. Freeport Indonesia yang berupa

sleg yaitu hasil pengolahan dari tembaga.

2. Penggilingan Awal

Pengolahan batugamping untuk bahan semen diawali dengan pengecilan bongkah

batugamping menjadi ukuran 5 cm. Batugamping ini kemudian dicampur

bersama–sama dengan tanah liat, pasir kuarsa dan pasir besi lalu disimpan dalam

silo–silo pencampuran (homogenezing silos).

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 58 >

Page 59: Kuliah Lapangan Kaot'z

Skema pengolahan Semen di PT. Semen Gresik adalah sebagai berikut:

Gambar 6.3Skema Pembuatan Semen

3. Pembakaran

Serbuk tersebut kemudian diumpankan kedalam pemanas awal kemudian dibakar

di dalam tanur putar dengan panas 1.350 – 1.4000 celcius hingga menjadi terak

(klinker) dan didinginkan secara mendadak, kemudian disimpan di tempat

penyimpanan terak (klinker storage) . Hasil pembakaran tersebut kemudian

didinginkan secara mendadak dan terak tersebut disimpan di dalam silo

penyimpanan terak

4. Penggilingan Akhir

Dengan persentase 96% terak dan 4% gypsum, kedua bahan tersebut digiling

sampai dengan derajat kehalusan tertentu menjadi semen.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 59 >

Page 60: Kuliah Lapangan Kaot'z

5. Distribusi

Semen tersebut disimpan di dalam silo penyimpan semen, kemudian

dikemas dan siap didistribusikan baik melalui darat dan laut dalam bentuk curah

maupun kantong.

Berikut adalah gambar beberapa bangunan pengolahan semen di PT. Semen

Gresik Tuban.

gambar 6.4 Beberapa Bangunan Pengolahan Semen

Produk semen PT. Semen Gresik ada beberapa macam, namun yang paling

banyak diproduksi adalah semen Portland Jenis-1 (OPC) dan Portland Pozzolan

Cement (PPC).

Semen Portland jenis-1 adalah semen hidrolis yang dibuat dengan

menggiling terak semen Portland dengan gypsum. Semen jenis ini digunakan untuk

bangunan umum dengan kekuatan tekan tinggi yang tidak memerlukan persyaratan

khusus.

Semen Portland Pozzolan Cement (PPC) adalah semen hidrolis yang dibuat

dengan menggiling terak semen Portland, gypsum dan bahan Pozzolan. Semen jenis

II digunakan untuk bangunan umum seperti pada semen Portland Jenis-1 dan

bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang.

6.8. Pemasaran dan Pemanfaatan

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 60 >

Page 61: Kuliah Lapangan Kaot'z

Sejak tahun 1998, kapasitas terpasang Semen Gresik sebesar 17,2 juta ton

semen per tahun terdiri dari,

Semen Gresik 8,2 juta Ton

Semen Padang 5,5 juta Ton

Semen Tonasa 3,5 juta Ton

Pemasaran produk semen Gresik didukung oleh ribuan distributor dan

subdistributor diseluruh tanah air. Fasilitas tersebut antara lain mencakup terminal

distribusi, unitpengantongan, pembuatan semen untuk mengalokasikan hasil

produksi ke pasar yang paling menguntungkan serta sentralisasi operasi penunjang.

Semen Gresik mengoperasikan 20 gudang penyangga yang tersebar strategis di

kota–kota besar di seluruh Jawa dan Bali.

Secara nyata di masyarakat, semen adalah bahan bangunan yang sangat

dibutuhkan peran keberadaannya untuk membuat sebuah bangunan menjadi lebih

kokoh, antara lain:

a) Sebagai bahan bangunan bertingkat tinggi dan perumahan.

b) Sebagai bahan pembuatan jembatan dan jalan raya.

c) Sebagai landasan Bandar Udara.

d) Sebagai beton pracetak dan pratekan.

e) Sebagai elemen bahan bangunan.

f) Sebagai bahan bangunan di lingkungan garam seperti dermaga dan bangunan irigasi.

g) Sebagai bahan bangunan untuk beton dengan volume besar seperti

bendungan.

6.9. Tenaga Kerja

Semen Gresik dikelola oleh Dewan Direksi sebanyak 6 orang, terdiri 4

orang Direksi termasuk Direktur Utama dari Indonesia dan 2 orang dari Cemex

(Rajawali Group). Dalam melaksanakan tugasnya Dewan direksi diawasi oleh

Dewan Komisaris sebanyak 5 orang yang terdiri dari dari 3 orang termasuk

Direktur Utama dan Komisaris Independen berasal dari Indonesia, serta 2 orang

dari Cemex (Rajawali Group).

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 61 >

Page 62: Kuliah Lapangan Kaot'z

Selain itu masih banyak lagi pimpinan anak perusahaan dari PT. Semen

Gresik sendiri. Ribuan tenaga tenaga kerja mampu diserap oleh perusahaan ini.

Dengan ini membuktikan bahwasannya selain untuk menghasilkan produksi semen,

perusahaan berusaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai

bidang, baik dalam bidang ketenagakerjaan, pendidikan, pembangunan, dll. Tenaga

kerja dibina dan senantiasa dilakukan juga ditingkatkan, baik melalui in house,

training, diskusi, seminar, pendidikan, pelatihan dan studi banding, baik di dalam

maupun di luar negeri.

6.10 Lingkungan Tambang dan Pabrik

Penambangan batu kapur dan tanah liat dapat mengubah lingkungan fisik,

mekanik, dan kimia seperti bentuk lahan, debu, perubahan vegetasi dan fauna,

kualitas air, dan sebagainya, maka sudah pasti diadakan reklamasi. Di PT. Semen

Gresik Tuban telah dilakukan penghijauan untuk lahan-lahan yang sudah selesai

ditambang, menutup cekungan-cekungan yang dalam dengan lapisan tanah penutup

kembali. Disekitar lingkungan tambang diberikan kesempatan kepada masyarakat

sekitar untuk bertani atau berkebun tanaman palawija. Untuk mengurangi polusi

udara, perusahaan telah membuat alat penghisap debu dan kotoran. Di sekitar

pabrik dipenuhi pepohonan sebagai wujud dari penghijauan.

PT. Semen Gresik Tbk. sangat memperhatikan keadaan lingkungan

disekitar areal penambangan dan pabrik. Bentuk kepedulian tersebut antara lain

diwujudkan melalui penanggulangan limbah pabrik dan kegiatan pemantauan

lingkungan yang meliputi pemantauan emisi debu, udara ambient, permukaan air

tanah, mutu baku air, mutu air bawah tanah dan air limbah.

Di Tuban terdapat 3 pabrik yang masing-masing memproduksi 2,3 juta ton

dan manajemen tambang di PT Semen Gresik mengadakan sertifikasi dan kursus.

Pada PT Semen Gresik terdapat 2 departemen yang ada, yaitu :

UTSG : bertanggung jawab masalah operasi dan peralatan.

DPPT : bertanggung jawab mengawasi UTSG dan perencanaan

reklamasi

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 62 >

Page 63: Kuliah Lapangan Kaot'z

Mereka memiliki rencana–rencana terhadap lingkungan, sebagai bentuk

kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar. Hal ini diwujudkan dengan adanya

manajemen lingkungan:

1. Monitoring groud vibration, memantau kebisingan dan emisi debu yang ada.

Setiap bulan mereka berkoordinasi dengan DPPL. Tingkatnya diukur oleh balai

kesehatan propinsi.

2. Pengukuran serta monitoring WPC.

3. Reklamasi kuari, dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi dampak

negatif terhadap lingkungan yang disebabkan oleh adanya kegiatan

penambangan.

Selain itu untuk menghindari terjadinya pencemaran udara dalam proses

produksinya, pabrik Semen Gresik dilengkapi dengan peralatan penangkap debu

yang canggih, yaitu electrostatic precipitators.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 63 >

Page 64: Kuliah Lapangan Kaot'z

BAB VIIBAHASAN KHUSUS

7.1. PT. SUGIH ALAMANUGROHO

Sebelum dilakukan penambangan batugamping di PT. Sugih Alamanugroho,

dilakukanlah eksplorasi secara umum yang dimaksudkan untuk menghitung volume

cadangan dan mengetahui kualitas cadangan. Sedangkan kegiatan awal berupa

pencarian endapan (Prospeksi) jarang dilakukan karena endapan batugamping sudah

diketahui keberadaannya dan mudah ditemukan. Setelah dilakukan kegiatan

eksplorasi, selanjutnya dilakukanlah kegiatan penambangan dan pengolahan.

Proses penambangan kuari batugamping keprus dilakukan mulai dari gunung

Sidowayah. Hal ini dilakukan karena letak gunung ini dekat dengan tempat

pengolahan. Selain itu apabila gunung Sidowayah selesai ditambang akan

mempermudah proses penambangan gunung-gunung yang lainnya. Proses

penambangan kuari batugamping keprus yang dilakukan, sebetulnya tidak sesuai

dengan metode penambangan kuari yang benar. Pada kondisi lapangan terlihat proses

pengambilan material batugamping keprus dilakukan dari dasar bukit, dari segi

keselamatan kerja dan efisiensi alat hal ini merupakan metode penambangan yang

salah, seharusnya metode penambangan dilakukan mulai dari bagian bukit yang

teratas hingga ke bagian bawah bukit.

7.2. UNIT BINA INDUSTRI BATU MULIA (UBIBAM) GIRIWOYO, WONOGIRI

UBIBAM merupakan sejenis badan usaha yang bergerak pada bidang

kerajinan dan produk lainnya dari batu mulia, namun seiring semakin meningkatnya

permintaan pasar akan ketersediaan batu mulia dalam berbagai bentuk dan fungsi,

dirasa perlu agar UBIBAM bekerjasama dengan pihak lain agar industri ini

berkembang semakin besar.

Dahulu pembeli barang-barang yang terbuat dari batu mulia tersebut

didapatkan melalui pameran-pameran, serta pemesanan langsung ke pihak UBIBAM,

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 64 >

Page 65: Kuliah Lapangan Kaot'z

sehingga dituntut adanya suatu promosi ke berbagai pihak untuk lebih mengenalkan

mengenai UBIBAM serta produk-produk yang dihasilkannya.

Sedangkan pada saat ini produk dari UNIBAM dipasarkan ke luar kota dan

dieksi diekspor dengan persentasi 25 % untuk dalam negeri dan 75 % untuk luar

negeri.

7.3. PT. INDUSTRI MARMER INDONESIA TULUNGAGUNG (IMIT)

Kegiatan penambangan marmer merupakan serangkaian kegiatan yang

dimaksudkan untuk memisahkan sebagian marmer dari batuan induknya dengan

memperhatikan dimensi blok tertentu. Metode penambangan bahan galian marmer

termasuk dalam metode tambang terbuka, khususnya adalah metode kuari.

Pembongkarannya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu secara

konvensional, cara pemboran dan pembajian, cara pemboran dan peledakan, cara

pemboran rapat dengan gergaji kawat intan.

Tahapan yang harus dilewati dari serangkaian kegiatan penambangan, adalah

tahap persiapan, pembongkaran, pemuatan dan pengangkuatan. Pembongkaran

marmer dapat dilakukan dengan 4 alternatif, yaitu pembongkaran konvensional,

dengan pemboran dan pembajian, dengan pemboran rapat, dan dengan gergaji kawat

intan. Keempat alternatif tersebut di atas dapat dipilih berdasarkan kemudahan,

produk yang diharapkan dan biaya. Pembongkaran yang dilakukan oleh PT. Industri

Marmer Indonesia Tulungagung adalah dengan menggunakan gergaji kawat intan

(diamond wire saw).

Pembongkaran yang dilakukan di PT. Industri Marmer Indonesia

Tulungagung terhadap marmer adalah dengan menggunakan gergaji kawat intan.

Sebelum digergaji, terlebih dahulu dilakukan pemboran jalur kawat. Pemboran jalur

kawat ini dibuat mendatar, kemudian dilakukan pelurusan untuk menentukan titik

pemboran berikutnya dengan menggunakan unting-unting yang berbentuk parabola.

Selanjutnya pemboran tegak diujung lubang bor mendatar. Penentuan titik yang tidak

cermat, mengakibatkan tidak bertemunya antar lubang bor. Umumnya digunakan

mata bor berdiameter 54 mm. setelah lubang bor ketiga titik saling bertemu, maka

rangkaian kawat intan dimasukkan ke lubang bor.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 65 >

Page 66: Kuliah Lapangan Kaot'z

Pernggergajian mendatar dilakukan terlebih dahulu, sebab jika sebaliknya

maka rangkaian kawat intan akan terhimpit bongkah batuan. Kemudian kawat intan

yang telah melingkar pada batuan dilingkarkan juga pada roda putar (fly wheel)

mesin wire saw, setelah itu baru dilakukan penyambungan terhadap kedua ujung dari

rangkain tersebut dengan menggunakan alat penjepit kawat. Gerakan penggergajian

bergerak mundur dan hasil yang diperoleh berupa balok besar dengan bidang belah

yang rata.

Untuk merobohkan balok marmer yang telah terpotong tersebut digunakan

dongkrak dengan kapasitas 180 ton dan pada tanah tempat jatuhnya balok dilapisi

dengan lumpur yang tebal sehingga balok tidak pecah. Karena balok marmer yang

dipotong berasal dari gunung marmer, sehingga ukuran balok yang diperoleh sama

dengan 250 x 180 m dengan berat kurang lebih 450 ton. Waktu yang diperlukan

untuk merobohkan balok marmer adalah 4 hari 4 malam.

Kemudian balok tersebut diangkat ke atas alat angkut berupa truk dengan

menggunakan dereck crane dan dibawa ke unit pengolahan untuk diproses lebih

lanjut.

Pada proses pengolahan dan pembentukan marmer menjadi bentuk dan

ukuran yang diinginkan, pasti banyak menghasilkan serbuk-serbuk marmer yang

begitu halus ukurannya. Serbuk-serbuk halus ini banyak mengandung CaCO3.

Serbuk marmer ini dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Pemanfaatannya

adalah bahwa serbuk marmer ini banyak mengandung CaCO3 yang dapat

menetralkan tanah pertanian yang kondisinya terlalu asam ataupun terlalu basa.

Serbuk-serbuk marmer ini dapat dikumpulkan dan dimanfaatkan kembali, sehingga

dapat meningkatkan pendapatan dari pabrik yang mengolahnya.

7.4. PT . JARA SILIKA

Tempat pengolahan pasir kuarsa yang dimiliki oleh PT. Jara Silika terletak

jauh dari lokasi penambangannya. Hali ini dikarenakan adanya kesulitan dalam

penyediaan air untuk proses pengolahan pasir kuarsa.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 66 >

Page 67: Kuliah Lapangan Kaot'z

7.5. PT. SEMEN GRESIK Tbk. TUBAN

Proses penambangan yang dilakukan oleh PT. Semen Gresik Tbk.

merupakan penambangan terbuka. Proses penambangannya meliputi:

1 Pemboran dan peledakan.

2 Pembersihan semak-semak dan tumbuhan penutup lapisan tanah.

3 Penggalian dan pemuatan.

4 Peremukan.

5 Pengangkutan.

Pemboran untuk membuat lubang ledak menggunakan crawler rock drill

(CRD). Pada proses peledakan yang dilakukan oleh PT. Semen Gresik Tbk. setiap

harinya dapat menggunakan berton-ton bahan peledak.

Kegiatan peledakan terhadap bukit-bukit batugamping dapat menimbulkan

roman muka bumi yang bentuknya berbeda dari keaadaan semula. Dengan kata lain

bentuk permukaan bumi yang pada awalnya berbukit-bukit dapat menjadi rata.

Keadaan ini sebenarnya dapat dimanfaatkan beberapa tahun ke depan bila

batugamping yang ada di daerah tersebut telah habis. Pemanfaatan ini misalnya lahan

yang rata tersebut dapat digunakan sebagai lahan perumahan, dapat didirikan

lapangan yang luas misalnya lapangan sepak bola maupun lapangan golf. Sehingga

lahan bekas penambangan tersebut tidak ditinggalkan begitu saja apabila sumbernya

telah habis, tetapi dapat digunakan untuk membangun sarana lain yang lebih berguna

bagi masyarakat.

Secara keseluruhan dengan adanya kegiatan penambangan yang dilakukan

dapat meningkatkan perekonomian dari masyarakat sekitar. Masyarakat yang semula

memiliki pekerjaan utama sebagai seorang petani, dengan adanya kegiatan

pertambangan mereka dapat ikut bekerja di dalamnya. Mereka dapat menjadi pekerja

dimana mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang biasa digunakan untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 67 >

Page 68: Kuliah Lapangan Kaot'z

BAB VIIIPENUTUP

8.1 Kesimpulan

1. PT. Sugih Alamanugroho, Wonosari

Secara teknis, PT. Sugih Alamanugroho memakai metode tambang terbuka. Hal

ini disebabkan karena letak endapan batugamping yang sangat dekat dengan

permukaan tanah. Proses penambangannya dimulai dari proses eksplorasi, yaitu

mencari, menganalisa, mengukur besarnya cadangan yang ada.

PT. Sugih Alamanugroho, agar sebaiknya pekerja diberi masker yang lebih

baik, agar dapat menyaring dan mencegah butiran batugamping yang berukuran

1200 mesh atau lebih kecil agar tidak masuk ke dalam saluran pernapasan

PT. Sugih Alamanugroho, agar sebaiknya menyiapkan masker buat mahasiswa

yang akan berkunjung agar debu tidak masuk ke dalam saluran pernapasan.

Tahapan dari penambangan yang dilakukan oleh PT. Sugih Alamanugroho

yaitu :

Pembersihan lahan dari vegetasi

Pengupasan tanah penutup

Pembongkaran material

Pemuatan

Pengangkutan material menuju tempat pengolahan

2. Unit Bina Industri Batu Mulia (UBIBAM) Giriwoyo, Wonogiri

Pembeli barang-barang yang terbuat dari batu mulia tersebut dahulu didapatkan

melalui pameran-pameran, serta pemesanan langsung ke pihak UBIBAM.

Produk dari UNIBAM dipasarkan dengan persentasi 25 % untuk dalam negeri

dan 75 % untuk luar negeri.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 68 >

Page 69: Kuliah Lapangan Kaot'z

3. PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung

Penambangan di PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung termasuk

penambangan secara terbuka. Penambangan dilakukan dengan memotong bukit

menggunakan gergaji kawat intan sehingga bukit yang dipotong menjadi blok-

blok kecil yang mudah dibawa ke tempat pengolahan.

PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung, sebaiknya pemotongan blok

dilakkukan di tempat lain agar ancaman longsor atau tertimpa blok marmer dapat

diantisipasi.

Marmer yang tidak bisa diolah diberikan kepada masyarakat sekitar agar dapat

dibuat barang lain yang memiliki nilai sehingga masyarakat sekitar juga

mendapatkan tambahan penghasilan. Selain itu tailing dari pengolahan juga

dapat digunakan oleh industri lain sebagai bahan baku atau bahan campuran.

4. PT. Jara Silika Tuban

PT. Jara Silika adalah industri pengolahan pasir silika yang tidak melakukan

penambangan sendiri akan tetapi PT. Jara Silika membeli dari penduduk yang

menambang dan kemudian mengirimkan memakai dump truck.

Lokasi penambangan yang jauh dari pengolahan, menyebabkan pembengkakan

ongkos angkut oleh PT. Jara Silika.

5. PT. Semen Gresik Tuban

PT. Semen Gresik Tbk Pabrik Tuban melakukan penambangan dan pengolahan

bahan-bahan dasar pembuatan semen sekaligus. Jadi bisa dikatakan bahwa bahan

dasar yang digunakan hampir semua tidak berasal dari perusahaan lain. Adapun

metode yang digunakan pada kegiatan penambangan adalah system tambang

terbuka. Semua koordinasi system pelaksanaan pengolahan telah memakai

komputer agar memudahkan control operasional.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 69 >

Page 70: Kuliah Lapangan Kaot'z

8.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan ;

1. PT. Sugih Alamanugroho, Wonosari

PT. Sugih Alamanugroho, agar sebaiknya pekerja diberi masker yang lebih baik,

agar dapat menyaring dan mencegah butiran batugamping yang ukuran dari butir

debu batu gamping sangatlah kecil agar tidak masuk ke dalam saluran

pernapasan.

2. Unit Bina Industri Batu Mulia (UBIBAM) Giriwoyo, Wonogiri

UBIBAM perlu memperbanyak hasil industrinya misalnya dengan menyajikan

motif-motif yang berbeda-berbeda yang dapat menarik perhatian pasaran dalam

maupun luar negri. Dan memperbanyak relasi dari perusahaan-perusahaan lainnya

untuk mempermudah melakukan pemasaran hasil produksi batu mulia.

3. PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung

PT. IMIT haruslah lebih memperhatikan keselamatan kerja para pekerjanya yang

berada pada bagian penambangan dan keselamatan serta kesehatan warga yang

bermukim di dekat daerah penambangan misalnya dengan memindahkan kegiatan

pemotongan blok tepat berada di bawah tempat pemotongan bukit yang

menggunakan gergaji kawat intan ketempat yang lebih aman dan mencri jalan

jalur pengangkutan yang tidak berdekatan dengan pemukiman warga setempat.

4. PT. Jara Silika Tuban

Limbah hasil dari pengolahan pasir kuarsa di PT. Jara Silika yang berupa tanah

liat sebaiknya digunakan juga untuk pembuatan batubata yang dapat bermanfaat

untuk melakukan pambangunan rumah-rumah penduduk setempat atau bahkan

untuk memperluas pabrik.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 70 >

Page 71: Kuliah Lapangan Kaot'z

5. PT. Semen Gresik, Tuban

Sebelum melakukan peledakan sebaiknya untuk melakukan pencampuran

Amunium Niktrat dan Solar yang pas hal tersebut bertujuan agar peledakan dapat

berjalan sesuai dengan yang diinginkan serta hasil dari peledakan mendapat hasil

yang diinginkan pula.

Kegiatan peledakan haruslah dikurangai misalnya peledakan dilakukan untuk

membongkar batuan yang keras saja dan untuk memperkecil ukuran/memecah

batuan cukup dengan menggunakan alat berat. Hal tersebut bertujuan untuk

menekan biaya yang keluar untuk membeli bahan-bahan peledak.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 71 >

Page 72: Kuliah Lapangan Kaot'z

DAFTAR PUSTAKA

Inmarlinianto & Hartono. Buku Petujuk Lapangan Ekskursi Tambang TA 2006/ 2007. Jurusan Teknik Pertambangan UPN “Veteran” Yogyakarta. 2008.

M. Winanto Ajie M & Indah Setyowati. Rekayasa Bahan Galian Industri. Jurusan Teknik Pertambagan UPN “Veteran” Yogyakarta. 1999.

Nur Ali Amri & Abdul Rauf. Kajian Pengembangan Industri Marmer di Desa Totogan Kecamatan Sadang kabupaten Kebumen. Jurusan Teknik Pertambagan UPN “Veteran” Yogyakarta. 2000.

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 72 >

Page 73: Kuliah Lapangan Kaot'z

ROM (15 – 35 cm)

Single Toggle Jaw Crusher

SPLITTER

Hammer Mill

Hammer Mill

Pulvorizer

Cyclone800 mesh

Cyclone1200 mesh

Hammer Mill

Cyclone800 mesh

Pulvoriser

LAMPIRAN A

PENGOLAHAN BATUGAMPING KEPRUS

DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 73 >

Page 74: Kuliah Lapangan Kaot'z

LAMPIRAN B

DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN MARMER

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 74 >

Mesin pemotong (cutter)

Rata

ROM (Rum of Mine)

Tidak halus

Tidak rata

Halus

MPZ

Poles dryer blower

Poles kasar (blower)

Dryer

Katalis polisher

Poles halus

FinishingSemen putih

Mesin potong2 buah

Page 75: Kuliah Lapangan Kaot'z

LAMPIRAN C

DIAGRAM PENGOLAHAN PASIR KUARSA

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 75 >

Pencucian dengan air

Misal: cyclone

Scrubbing (pencucian dengan kekentalan tinggi)

Air Lempung kotor

Air Sisa lempung dan oksida Fe

Pemisahan magnetik

pengayakan

Mineral magnetik

Pasir kuarsa dengan spesifikasi tertentu

Pasir kuarsa dari alam

Pencucian dengan cyclone

Page 76: Kuliah Lapangan Kaot'z

LAMPIRAN D

OPERASI PENAMBANGAN KUARI BATUGAMPING

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 76 >

Riping/dozingBulldozer D-156

DrillingRock drill

BreakingHRB, excavator PC-200

MuckingBulldozer D-156

LoadingExcavator PC-750-5/BH

HaulingDump truck – 20 ton

CrusherHammer mill

Stock pile

Unloading hopper crusher

Preparasi

end

Page 77: Kuliah Lapangan Kaot'z

LAMPIRAN E

DIAGRAM ALIR PROSES PEMBUATAN SEMEN

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 77 >

LimestoneCrushed materials

MIX STORAGE

RAW MILLAdded with silica sand Added with

iron sand

HOMOGINIZING SILO

KLINKER/ TERAK

ROTARY KILINBurned with coal

ClayCrushed materials

FINISH MILL

CEMENT

Added with gypsum

Page 78: Kuliah Lapangan Kaot'z

LAMPIRAN F

PETA POTENSI KABUPATEN TUBAN

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 78 >

Page 79: Kuliah Lapangan Kaot'z

LAMPIRAN G

PETA POTENSI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Muh. Fathin Firaz, Ekskursi Industri Tambang-2009 < 79 >