Laporan Kuliah Lapangan 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    1/31

    Laporan Kuliah Lapangan 2

    PANAS BUMI

    DESA BOBO KABUPATEN HALMAHERA BARAT

    KELOMPOK II

    KETUA : RAHMAT ADI SUTONO

    ANGGOTA : RAHMAN FAHRI

    ROSMAWATI SIREGAR

    ASWIR RADEN

    RUKIA MAUDUL

    SURI HANDAYANI

    JULTIA DUKO

    JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

    (UMMU)

    2015

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    2/31

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat

    dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Lapangan 2.

    Tak lupa pula shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad

    SAW karena beliaulah yang telah mendorong umatnya sehingga lebih berkembang

    seperti sekarang.

    Terima kasih penulis ucapkan pada keluarga, dosen pembimbing dan berbagai

    pihak yang telah membantu sehingga Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik

    meskipun masih terdapat banyak kekurangan.

    Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan masih terdapat banyak

    kekurangan, untuk itu penulis memerlukan perbaikan dari berbagai pihak demi

    kelengkapan Laporan yang dibuat ini. Akhir kata, penulis berharap Laporan yang

    dibuat dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

    Ternate, Maret 2015

    Penulis

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    3/31

    3

    DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL

    KATA PENGANTAR............................................................................. i

    DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv

    DAFTAR TABEL ................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

    I.1. Latar Belakang ....................................................................... 1

    I.2. Rumusan Masalah .................................................................. 2

    I.3. Batasan Masalah .................................................................... 2

    I.4. Tujuan Kuliah Lapangan ........................................................ 3

    I.5. Manfaat Kuliah Lapangan ...................................................... 3

    BAB II TINJAUAN UMUM ............................................................. 4

    II.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah ............................................. 4

    II.2. Topografi ................................................................................ 6

    II.3. Morfologi .............................................................................. 7

    II.4. Kondisi Geologi ..................................................................... 7

    BAB III TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 8

    III.1. Sumber Daya Panas Bumi .................................................... 8

    III.2. Terbentuknya Sumber Daya Panas Bumi............................... 8

    III.3. Karakteristik Panas Bumi ....................................................... 10

    III.4. Manifestasi Panas Bumi ......................................................... 10

    III.5. Maifestasi Air Panan .............................................................. 11

    BAB IV KEGIATAN LAPANGAN .................................................. 14

    IV.1. Pengamatan Panas Bumi dan Kenampakan Geologi

    ` Yang Terbentuk ...................................................................... 14

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    4/31

    4

    BAB V PEMBAHASAN ................................................................... 21

    V.1. Pengukuran Jurus Dan Kemiringan Struktur Geologi ........... 21

    V.2 Pengukuran Dan Pengamatan Suhu Air Panas ....................... 21

    BAB VI PENUTUP ............................................................................. 23

    VI.1 Kesimpulan............................................................................. 23

    VI.1. Saran ....................................................................................... 23

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 60

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    5/31

    5

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    II.1. Peta Kesampaian Daerah Halmahera Barat .................................... . 5

    II.2. Peta Topografi ................................................................................. . 6

    III.1. Model Sistem Panas Bumi .............................................................. 9

    III.2. Manifestasi Panas Bumi Permukaan ............................................... 11

    III.3. Skema Terjadinya Manifestasi Air Panas dan Uap Panas............... 12

    IV.1. Pengamatan Topografi dan Vegetasi Jalur Tracking ...................... 14

    IV.2. Pengambilan Data Koordinat .......................................................... 18

    IV.3. Pengambilan Data Bidikan Kompas Geologi .................................. 18

    IV.4. Pengukuran Jarak Antar Titik.......................................................... 19

    IV.5. Pengukuran Jurus dan Kemiringan.................................................. 19

    IV.6. Pengukuran Temperatur Air Panas ................................................. 20

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    6/31

    6

    DAFTAR TABEL

    Gambar Halaman

    III.1. Suhu Air Panas ............................................................................... . 27

    IV.1. Pengambilan Data Koordinat dan Pengamatan Daerah Sekitar ...... 28

    V.1. Data Pengukuran Temperatur Air Panas ......................................... 29

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    7/31

    7

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Panas bumi berasal dari kata Geoyang berarti bumi dan Thermalyang berarti

    panas. Secara umum panas bumi adalah sumber energi yang berasal dari panas

    alamiah dari dalam bumi.

    Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas,

    uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik

    semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk

    pemanfaatannya diperlukan proses pengolahan (Saptadji, 1998).

    Suatu sistem panas bumi (hidrotermal) terdiri dari beberapa parameter geologi

    yaitu sumber panas, zona reservoir, zona penudung, sumber fluida dan siklus

    hidrologi. Sumber panas yang dimaksud adalah masa panas pada aliran fluida panas

    atau sebagai pembawa panas ke permukaan yang akan berinteraksi dengan sistem air

    tanah bawah permukaan dan terperangkap dalam zona reservoir yang permeabel.

    Pada umumnya masa panas berbentuk aliran konduksi atau konveksi yang

    berhubungan dengan kontak sentuh hasil kegiatan vulkanisme dan tektonik.

    Perangkap fluida panas pada umumnya berupa lapisan batuan yang karena pengaruh

    tektonik atau perubahan gaya gerak struktur geologi (sesar, kekar) akan membentuk

    rekahan-rekahan (fractures) sebagai permeabilitas pada zona reservoir. Aliran fluida

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    8/31

    8

    panas muncul ke permukaan melalui suatu saluran yang dapat berupa struktur geologi

    atau bidang perlapisan batuan, berupa manifestasi panas bumi seperti mata air panas,

    lapangan solfatara dan fumarol, serta batuan ubahan hasil interaksi antara fluida

    panas dengan batuan di sekitarnya.

    Penyelidikan ini dasarnya adalah konsep geologi yang berhubungan dengan

    pembentukan sumber daya panas bumi, diharapkan dapat terbentuk suatu model

    geologi, model hidrotermal dan sumber panas. Kelengkapan model-model ini

    dipadukan dengan hasil penyelidikan geokimia dan geofisika akan memberikan

    kontribusi untuk pembuatan model sistem geotermal dan penentuan lokasi daerah

    prospek untuk penyelidikan selanjutnya.

    I.2 Rumusan Masalah

    Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

    berikut :

    1. Untuk mengetahui bentuk penyebaran air panas.

    2. Untuk mengetahui berapa suhu pada air panas pada daerah Bobo.

    3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya air panas

    pada daerah Bobo.

    I.3 Batasan masalah

    Dalam kulia lapangan ini permasalahan hanya dibatasi pada penerapan untuk

    air tanah yang terindikasi dengan panas bumi sehingga terjadinya air panas.

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    9/31

    9

    I.4 Tujuan Kuliah Lapangan

    Tujuan kuliah lapangan ini adalah :

    1. Untuk mengetahui pola penyebaran air panas.

    2. Untuk mengetahui air tanah yang terindikasi dengan panas bumi sehingga

    terjadinya air panas.

    3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya .

    I.5 Manfaat Kuliah Lapangan

    I.5.1. Untuk Mahasiswa

    Menambah wawasan dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya

    dalam bidang pertambangan.

    I.5.2. UntukAkademik

    Hasil Kuliah Lapangan 2 ini diharapkan dapat dikonsumsi oleh publik

    maupun para akademisi dan dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk

    penelitian yang selanjutnya.

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    10/31

    10

    BAB II

    TINJAUAN LOKASI

    II.1 Lokasi Kuliah Lapangan dan Kesampaian Daerah

    Lokasi kegiatan kuliah lapangan pada air panas yaitu didaerah Bobo

    Kecamataan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Secara

    geografis daerah tersebut terletak antara E 12503382

    05450 N sampai

    125033262

    05423

    a. Ternate - Jailolo(DesaGuaemadu)

    Ternate Jailolo dengan menggunakan kappal kayu dengan waktu tempuh

    kurang lebih 2 jam atau dengan menggunakan speed boat dengan waktu

    tempuh kuranglebih 1 jam.

    b. Jailolo(DesaGuaemadu)Desa Bobo

    Jailolo(DesaGuaemadu) - Desa Bobo ditempuh dengan menggunakan jalan

    darat kendaraan roda dua atau pun roda empat dengan waktu tempuh kurang

    lebih 20 menit.

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    11/31

    6

    Gambar II.1

    Peta Kesampaian Daerah

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    12/31

    1

    II.2. Topografi

    Kondisi topografi daerah Kuliah Lapangan 2, umumnya adalah daerah

    perbukitan atau pergunungan bekas gunung api bahkan masih ada beberapa yang

    masih aktif karena Kec. Jailolo merupakan salah satu daerah yang berada pada zona

    busur magmatik.dari hasil pengamatan pada titik awal pengambilan titik koordinat

    Topografi yang landai, dan setelah sampai ke bibir pantai topografinya curam

    dikarenakan daerah sekitar terjadi erosi atau pengikisan air laut, kemudian dari

    topografi tersebut kita dapat melewati berbagai macam batuan, di antaranya, breksi,

    konglomerat, pumais, atau batu apung dengan struktur yang berfariasi, disamping itu

    juga terdapat endapan tuff.

    Sumber : Global Mapper

    Gambar II.2 Peta Topografi

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    13/31

    2

    II.3. Morfologi

    Kondisi morfologi daerah Kuliah Lapangan 1 Desa bobo Desa Bukumatiti

    berdasarkan bentuk bentang alam, dikelompokkan menjadi 2 (Dua) satuan morfologi.

    yaitu:

    a. Satuan morfologi Kerucut Gunungapi (SG), menempati hampir sepanjang garis

    pantai. Ketinggiannya antara 500 - 1500 m dpl, Daerah ini berupa areal hutan

    lindung dan perkebunan masyarakat, batuannya adalah Batu Gunung api

    Holosen (Desa Bobo Kec. Jailolo) Serta Batuan Aluvium (Desa Bukumatiti)

    b. Satuan morfologi Pedataran (SP) menempati bagian anatara lereng-lereng

    gunung api dengan ketinggian antara 0 - < 50 m dpl. Kemiringan lereng 0

    hingga < 5 Wilayah ini menjadi areal pemukiman penduduk, ladang penduduk

    dan perkebunan masyarakat. Batuannya adalah satuan batu gunung api

    holeson serta aluvium.

    II.4. Kondisi Geologi

    Secara regional deretan pulau yang ada dari selatan Halmahera sampai ke

    Barat termasuk dalam Busur Halmahera Salah satu diantaranya kec.Jailolo adalah

    merupakan jalur gunung api atau deretan pulau yang berada pada zona busur

    magmatik

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    14/31

    3

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    III.1 Sumber Daya Panas Bumi

    Panas bumi adalah sumber daya alam berupa energi panas terbarukan, bersifat

    sustainable dan ramah lingkungan dalam pengeksploitasiannya dan tidak

    menimbulkan dampak lingkungan (pencemaran) yang signifikan, yang tersimpan

    dalam lapisan kerak bumi, berasal dari pemanasan oleh magma terhadap fluida

    (air,uap dan gas) dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.

    Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas,

    uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik

    semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk

    pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. (Definisi Undang-Undang No.27

    Tahun 2003 tentang Panas Bumi).

    Produk panas bumi meliputi :

    - energi

    - uap dan air panas (air tanah)

    - mineral.

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    15/31

    4

    III.2. Terbentuknya Sumber Daya Panas Bumi

    Sistim panas bumi konvensional (hidrotermal) terbentuk oleh adanya kontak

    panas yang berasal dari dalam bumi (magma) dengan air yang sebagian besar berasal

    dari permukaan tanah/curah hujan. Fluida panas berusaha naik ke permukaan bumi

    melalui zona-zona retakan atau rekahan yang disebabkan peningkatan tekanan fluida .

    Pada suatu kedalaman tertentu, fluida panas ini terkumpul dalam batuan lulus

    air (permeable) yang disebut sebagai reservoir panas bumi. Selanjutnya sebagian

    fluida panas tersebut naik ke permukaan melalui zona-zona lemah (rekahan) dan

    membentuk manifestasi kenampakan panas bumi yang berupa mata air panas,

    fumarola, kolam lumpur panas, solfatar dan lain-lain. (Contoh sistem Gambar.1

    Model System Panas Bumi Daerah Lempur-Kerinci)

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    16/31

    5

    Gambar 1. Sistim Panas Bumi

    MODEL SYSTEM PANASBUMI

    DAERAH LEMPUR - KERINCI

    Gambar.III.1 Model System Panas Bumi

    III.3. Karakteristik Panas Bumi

    Karakteristik panas bumi di Indonesia diklasifikasikan menjadi 2 kategori,

    yaitu: prospek panas bumi yang berkaitan dengan gunung api aktif dan prospek panas

    bumi yang berkaitan dengan gunung api Kuarter yang sudah tidak aktif dan berumur

    lebih tua.

    Prospek panas bumi yang berkaitan dengan gunung api aktif umumnya

    mempunyai temperatur tinggi dan kandungan gas magmatik yang cukup besar serta

    permeabilitas bawah permukaan yang relatif kecil, sedangkan prospek panas bumi

    yang berkaitan dengan gunung api Kuarter memiliki prospek yang luas dan

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    17/31

    6

    Gambar III.2 Manifestasi panas bumi permukaan

    permeabilitas reservoar yang lebih besar akibat perkembangan struktur geologinya

    yang telah matang (Budihardi, 1998).

    III.4. Manifestasi Panas Bumi

    Dalam SNI 13-6983-2004, manifestasi panas bumi didefinisikan sebagai

    segala bentuk gejala panas bumi di permukaan yang berkaitan dengan aktivitas panas

    bumi, seperti mata air panas, fumarola, solfatara, tanah panas, batuan ubahan dan

    lain-lain.

    Manifestasi panas bumi di permukaan diperkirakan terjadi karena adanya

    perambatan panas dari bawah permukaan atau karena adanya rekahan-rekahan yang

    memungkinkan fluida panas bumi (uap dan air panas) mengalir ke permukaan. Bukti

    kegiatan panas bumi dinyatakan oleh manifestasi-manifestasi di permukaan.

    (Sumber: SNI 13-6983-4004)

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    18/31

    7

    Beberapa manifestasi menjadi penting untuk diketahui karena dapat digunakan

    sebagai indikator dalam penentuan suhu reservoarpanas bumi, diantaranya:

    III.5. Manifestasi Air Panas

    Mata air panas didefinisikan sebagai pusat pengeluaran air tanah yang muncul

    dipermukaan sebagai arus aliran air, dengan temperatur lebih tinggi dari pada

    temperatur air tanah normal. Mata air panas dapat terbentuk dalam beberapa

    tingkatan mulai dari rembesan hingga menghasilkan air dan uap panas yang dapat

    dimanfaatkan secara langsung (pemanas ruangan, rumah, pertanian atau air mandi)

    atau penggerak turbin listrik dan yang paling penting adalah bahwa dengan

    menghitung atau mengukur suhunya dapat diperkirakan besaran keluaran energi

    panas (thermal energy output) dari reservoardi bawah permukaan (Todd, 1960).

    Muffer &

    Cataldi

    (1978)

    Benderiter &

    Cormy

    (1990)

    Heanel, Rybach &

    Stegna

    (1988)

    Hochestei

    n (1990)

    Entalpi rendah < 90C 150C > 225C

    Tabel III.1. Suhu Air Panas Manifestasi

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    19/31

    8

    (Sumber: Todd, 1960)

    Gambar I I I .3 Skema Terjadinya Manif estasi Ai r Panas dan Uap Panas

    Sumber air bisa dari tanah atau dari air yang berasal dari reservoartersebut.

    Bila air tersebut berasal dari reservoarpanas bumi maka air tersebut hampir selalu

    bersifat netral. Disamping itu air tersebut umumnya jemih dan berwarna kebiruan.

    Bila air tersebut berasal dari air tanah yang menjadi panas karena pemanasan oleh uap

    panas maka air yang terdapat di dalam kolam air panas umumnya bersifat asam. Sifat

    asam ini disebabkan karena tejadinya oksidasi H2 didalam uap panas. Kolam air

    panas yang bersifat asam (acidpools) umumnya berlumpur dan kehijau-hijauan.

    Kolam air panas yang bersifat asam mungkin saja terdapat diatas suatu reservoarair

    panas.

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    20/31

    9

    BAB IV

    KEGIATAN LAPANGAN

    IV.1 Pengamatan Panas Bumi dan Kenampakan Geologi Yang Terbentuk

    Kegiatan di Desa Bobo merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengamati

    indikasi adanya panas bumi di daerah tersebut. Kegiatan yang dilakukan untuk

    mengawasi indikasi dimulai dengan melakukan tracking dari jalan utama menuju ke

    tempat tujuan. Selama melakukan kegiatan ini ada beberapa data yang telah diambil

    dalam perjalanan menuju tempat indikasi panas bumi. Pengambilan data tersebut

    antara lain :

    1. Pengamatan topografi dan vegetasi disepanjang area tracking. Hal diamati

    adalah bentuk permukaan dan tumbuhan yang terdapat di daerah tersebut.

    Gambar IV.1

    Pengamatan topografi dan vegetasi pada jalur tracking

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    21/31

    10

    2. Pengambilan data koordinat yang digunakan untuk membuat peta lintasan

    perjalanan selama kegiatan.

    Tabel IV.1

    Pengambilan Data Koordinat dan Pengamatan Daerah Sekitarnya

    North East Titik Jarak Vegetasi Topografi

    322647 116582 1 12 m Pohon Kelapa Landai

    322640 116579 2 30 m Pohon Kelapa Landai

    322617 116584 3 30 m Pohon Kelapa Landai

    322585 116575 4 30 m Pohon Kelapa Landai

    322553 116573 5 30 m Pohon Kelapa Landai

    322521 116574 6 30 m Pohon Kelapa Landai

    322491 116576 7 30 m Pohon Kelapa Landai

    322468 116575 8 30 m Pohon Kelapa Landai

    322431 116582 9 30 m Pohon Kelapa Landai

    322407 116596 10 24 m Pohon Kelapa Landai

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    22/31

    11

    322392 116612 11 30 m Pohon Kelapa Landai

    322363 116619 12 19 m Pohon Kelapa Landai

    322345 116628 13 26 m Pohon Kelapa Landai

    322322 116634 14 25 m Pohon Kelapa Landai

    322316 116659 15 16 m Pohon Kelapa Landai

    322311 116674 16 30 m Pohon Kelapa Landai

    322279 116670 17 15 m Pohon Kelapa Landai

    322266 116659 18 15 m Pohon Kelapa Landai

    322250 116660 19 21m Pohon Kelapa Landai

    322228 116657 20 30 m

    Pohon Bakau, Bambu,

    Kelapa

    Landai

    322203 116671 21 30 m

    Pohon Bakau, Bambu,

    KelapaLandai

    322174 116682 22 30 m

    pohon mangga, kelapa,

    coklatLandai

    322142 116684 23 23 m pohon cengkeh, kelapa, Landai

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    23/31

    12

    pisang

    322123 116695 24 30 m

    pohon cengkeh, kelapa,

    pisang

    Landai

    322097 116705 25 30 m pohon kelapa, pala, mangga Landai

    322063 116721 26 30 m pohon kelapa, pala, mangga Landai

    322036 116724 27 30 m pohon kelapa, cengkeh Landai

    322007 116729 28 30 m pohon kelapa, cengkeh Landai

    321978 116730 29 23 m pohon cengkeh, bambu Landai

    321960 116714 30 13 m pepohonan curam

    321951 116711 31 30 m vegetasi pantai landai

    321942 116747 32 16 m vegetasi pantai landai

    321943 116764 33 25 m vegetasi pantai landai

    321916 116763 34 30 m vegetasi pantai landai

    321924 116792 35 19 m vegetasi pantai landai

    321915 116811 36 30 m vegetasi pantai landai

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    24/31

    13

    321921 116838 37 30 m vegetasi pantai landai

    321930 116866 38 30 m vegetasi pantai landai

    321940 116892 39 30 m vegetasi pantai landai

    321936 116923 40 30 m vegetasi pantai landai

    321908 116950 41 30 m vegetasi pantai landai

    321889 116965 42 30 m vegetasi pantai landai

    321863 116978 43 14 m vegetasi pantai landai

    321884 116985 44 30 m vegetasi pantai landai

    321864 117010 45 30 m vegetasi pantai landai

    321872 117036 46 30 m vegetasi pantai landai

    321861 117063 47 7 m vegetasi pantai landai

    321861 117086 48 30 m vegetasi pantai landai

    321849 117098 49 30 m vegetasi pantai landai

    321833 117122 50 30 m vegetasi pantai landai

    321822 117150 51 14 m vegetasi pantai landai

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    25/31

    14

    321814 117162 52 - vegetasi pantai landai

    Gambar IV.2

    Pengambilan Data Koordinat

    3. Pengambilan data bidikan dari kompas geologi juga digunakan untuk

    menentukan arah dalam pembuatan peta lintasan perjalanan.

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    26/31

    15

    Gambar IV.3

    Pengambilan data bidikan kompas geologi

    4. Pengukuran jarak antar titik dengan menggunakan alat ukur untuk mengetahui

    panjang lintasan yang telah dilalui.

    Gambar IV.4

    Pengukuran jarak antar titik

    5. Pengukuran jurus dan kemiringan pada struktur geologi yang terbentuk akibat

    poroses perlipatan batuan sedimen.

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    27/31

    16

    Gambar IV.5

    Pengukuran jurus dan kemiringan

    6. Pengamatan dan pengukuran suhu air yang menerobos dari dalam tanah. Ini

    dilakukan untuk memastikan bahwa di tempat tersebut ada indikasi panas

    bumi

    Gambar IV.6

    Pengukuran temperature air panas

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    28/31

    17

    BAB V

    PEMBAHASAN

    V.1. Pengukuran Jurus Dan Kemiringan Sruktur Geologi

    Pengukuran jurus dan strike dilakukan untuk mengetahui arah dan kemiringan

    dari struktur geologi yang diamati, struktur geologi tersebut ditemukan pada

    koordinat N 0321940 0116892. Hasil pengukuran yang didapatkan adalah dip 40 dan

    strike 85N. Struktur yang terbentuk sangat Nampak sehingga mudah untuk diamati.

    V.2. Pengukuran Dan Pengamatan Suhu Air Panas

    Dari Pengukuran suhu di tempat hydrothermal dapat dilihat pada table di

    bawah ini :

    Table V.1

    Data pengukuran temperature air panas

    North East

    Titik

    Pengamatan

    Suhu

    321922 116852 1 44

    321925 116852 2 44

    321937 116878 3 53

    321925 116932 4 54

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    29/31

    18

    321402 116961 5 68

    321866 117012 6 63

    321880 117058 7 76

    321858 117068 8 62

    321833 117107 9 65

    321801 117153 10 66

    Pengukuran dilakukan pada aliran air panas yang menerobos keluar dari

    bawah permukaan. Air panas tersebut merupakan hasil dari proses hydrothermal yang

    terjadi, sedang temperature panasnya bersumber langsung dari permukaan bumi.

    Selain itu dari hasil pengukuran temperature dapat dilihat bahwa terdapat

    perbedaantemperatur di tiap titik pengaukuran, hal ini diakibat adanya perbedaan

    kondisi batuan masing-masing.

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    30/31

    19

    BAB VI

    PENUTUP

    VI.1. Kesimpulan

    Darai hasil pengamatan lapangan dan pengukuran suhu yang telah kami

    lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan ataupun penurunan temperature

    tergantung pada kondisi batuan masing-masing. Panas bumi yang memiliki

    temperature tertinggi terdapat pada koordinat 52 N 321880 117058 dengan

    temperature 76C, sedangkan suhu terendah terdapat pada koordinat 52 N 321922

    116852 dan 52 N 321925 116852 dengan suhu 44C.

    VI.2. Saran

    Pada dasarnya kegiatan Kuliah Lapangan 2 ini berjalan baik, hanya saja kami

    selaku peserta kegiatan masih mendapat beberapa kendala seperti kurang sosialisai

    dari panitia tentang lokasi dan sumberdaya apa yang akan kami amati nantinya, untuk

    itu penulis menyarankan agar pelaksanaan kegiatan Kuliah Lapangan setelahnya

    dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan informasi kepada peserta tentang

    lokasi dan sumbrdaya yang akan diamati agar para peserta dapat mempersiapkan diri

    maupun refensinya untuk proses selanjutnya.

  • 7/25/2019 Laporan Kuliah Lapangan 2

    31/31

    DAFTAR PUSTAKA

    Data Hasil Pengukuran Lapangan