6
A. Konstipasi merupakan dimana terjadi penurunan motilitas (pergerakan) usus, yang ditandai dengan kesulitan buang air besar (BAB). Setiap orang memang memiliki kapasitas motolitas usus sendiri, namun bila setelah 3 hari, masih sulit BAB, maka kotoran akan menjadi keras dan makin sulit dikeluarkan. Konstipasi biasa terjadi karena adanya proses penyerapan air yang cukup tinggi di dalam usus sehingga feses menjadi kering dan keras. Penyebab utama konstipasi adalah kebiasaan untuk menahan- nahan atau menunda-nunda buang air besar dan kurang memakan-makanan berserat. Konstipasi yang kronis dapat memicu terjadinya hemaroid. Di dalam medis dikenal dua bentuk pokok konstipasi, yaitu : a. Konstipasi yang disebabkan oleh gangguan fungsi / konstipasi simple / konstipasi temporer Konstipasi yang disebabkan gangguan fungsi yang simple, dapat terjadi secara akut ataupun kronis. Konstipasi jenis ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a) Rektal Statis (Dyschesia) Suatu kebiasaan defekasi yang salah dapat menyebabkan timbulnya konstipasi dan dapat menjadi kronis. Akibatnya, rektum akan

Konstipasi (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konstipasi (1)

A. Konstipasi

merupakan dimana terjadi penurunan motilitas (pergerakan) usus, yang

ditandai dengan kesulitan buang air besar (BAB). Setiap orang memang

memiliki kapasitas motolitas usus sendiri, namun bila setelah 3 hari, masih

sulit BAB, maka kotoran akan menjadi keras dan makin sulit dikeluarkan.

Konstipasi biasa terjadi karena adanya proses penyerapan air yang cukup

tinggi di dalam usus sehingga feses menjadi kering dan keras. Penyebab

utama konstipasi adalah kebiasaan untuk menahan-nahan atau menunda-

nunda buang air besar dan kurang memakan-makanan berserat. Konstipasi

yang kronis dapat memicu terjadinya hemaroid.

Di dalam medis dikenal dua bentuk pokok konstipasi, yaitu :

a. Konstipasi yang disebabkan oleh gangguan fungsi / konstipasi simple /

konstipasi temporer

Konstipasi yang disebabkan gangguan fungsi yang simple, dapat

terjadi secara akut ataupun kronis. Konstipasi jenis ini dapat dibagi

menjadi dua, yaitu :

a) Rektal Statis (Dyschesia)

Suatu kebiasaan defekasi yang salah dapat menyebabkan

timbulnya konstipasi dan dapat menjadi kronis. Akibatnya, rektum

akan menjadi insentif sehingga refleks defekasi akan tidak mudah

terjadi.

Contoh kebiasaan yang salah misalnya sering menunda

defekasi,tidak teraturnya waktu defekasi,karena kesibukan dan

yang lainnya.

Pada konstipasi rektal atau dyschesia, gangguan terletak pada

rektum dan passage dari kolon masih normal.

Dyschesia juga dapat terjadi pada penderita yang pada saat

defekasi merasa nyeri, misalnya abses pada anus sehingga

penderita takut untuk melakukan defekasi. Pada usia lanjut,

dyschesia juga dapat muncul.

Page 2: Konstipasi (1)

b) Kolon Statis

Pada konstipasi jenis ini, passage di kolon mengalami gangguan

atau mengalami hambatan hal ini menjadi penyebab dari kesulitan

defekasi. Kebiasaan makan makanan yang mengandung atau

sedikit selulose misalnya salak,pala dapat menyebabkan konstipasi.

Selain itu intake cairan yang kurang dan dehidrasi juga dapat

menyebabkan konstipasi.

b. Konstipasi sebagai gejala suatu penyakit / konstipasi simtomatik

Konstipasi dapat muncul akibat gejala suatu penyakit yang akut

ataupun kronis.

a) Konstipasi sebagai gejala penyakit akut

1. Dehidrasi

Dehidrasi yang sering dialami akan berdampak kesulitan

defekasi. Selain itu penyakit infeksi akut yang disertai dengan

panas misalnya pneumonia,meningitis juga akan menimbulkan

gejala konstipasi.

2. Obstruksi intestinal akut

3. Apendisitis akut

b) Konstipasi sebagai gejala penyakit kronis

1. Penyakit atau kelainan dari traktus gastrointestinalis

2. Kelainan pada pelvis yang biasanya kompresi mekanis pada

rektum atau kolon

B. Terapi Konstipasi

a. Terapi Non Farmakologi

a) Latihan BAB

Hendaknya BAB pada waktu yang tepat sama setiap harinya.

Waktu yang optimal untuk BAB adalah di pagi hari setelah

berjlaan dan sarapan sehingga saat aktivitas kolon sangat tinggi.

Pasien juga disaranakan untuk tidak mengedan berlebihan.

Page 3: Konstipasi (1)

b) Tingkatkan asupan serta dan cairan

Rekomendasi jumlah asupan setiap harinya adalah 20-25 gram.

Jumlah hidrasi yang cukup amat penting untuk menjaga pergerakan

usus.

c) Meningkatkan aktifitas fisik regular

Suatu studi khorot menyebutkan, latihan fisik 2-5 kali per minggu

menurunkan resiko konstipasi hingga 35%.

b. Terapi Farmakologi

a) LAKSATIF (Pencahar)

Bulk laxative

Laksative yang mengandung psillium, pectin, plantago atau

selulose. Jenis laksative ini menyerap air sehingga melunakkan

tinja. Paling bermanfaat diberikan kepada konstipasi fungsional

namun tidak akan menolong pada kasus konstipasi trasit lambat

dan disfungsi anorektal. Efeknya menimbulkan kembung dan

produksi gas berlebih.

Laksative osmotik

Laksative yang mengandung garam (magnesium hidroksida,

sodium bifosfat) yang akan meningkatkan sekresi air ke dalam

usus. Juga bisa mengandung latulosa, sorbitol, manitol, dan

pliotilen glikol (PEG).

Laksative Stimulan

Laksative stimulan meningkatkan pergerakan usus dan sekresi ke

dalam usus

Agen Prokinetik

Tegaserod, kolsisin dan misoprostol akan mempercepat waktu

transit tinja dan meningkatkan frekuensi BAB.

c. Operasi

Reaksi atau pemotongan kolon secara total dan pemotongan bagian

ileorektum kadang-kadang diperlukan pada yang konstipasi berulang

pada pasien konstipasi transit tanpa disfungsi anorektal yang gagal

Page 4: Konstipasi (1)

menjalani terapi faramologi maupun non farmakologi.Komplikasi

setelah operasi :

a) Gangguan pada usus kecil

b) Diare

c) Inkontinensi

C. Cara mencegah konstipasi

a. Makan makanan tinggi serat (yang sudah pasti kita ketahui).

Sumber serat antara lain adalah buah-buahan, roti gandum utuh,

atau sereal. Serat dalam makanan akan membentuk massa kotoran

(feces) sehingga mengembang dan mudah dikeluarkan.

b. Minum minimal 8 gelas air sehari, kecuali anda memiliki kondisi

medis yang mengharuskan anda membatasi asupan cairan.

Minuman seperti kopi dan teh memiliki efek dehidarsi sehingga

harus dihindari hingga pola defekasi anda sudah normal.

c. Olahraga teratur

d. Jangan terlalu sering menahan BAB

Referensi :

Dari buku perpus

http://konstipasi.org/ diakses 15.17 28/04/14